BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengenalan wajah adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi seseorang. Pengenalan wajah umumnya dilakukan dengan membandingkan citra wajah dengan citra wajah yang dikenali sebelumnya. Pengenalan wajah dianggap memiliki potensi lebih dibandingkan bagian tubuh lain pada manusia karena pengenalan wajah adalah cara paling umum yang dilakukan manusia untuk mengenali identitas orang lain. Selain itu proses akuisisi data yang relatif lebih mudah jika dibandingkan bagian tubuh lain seperti sidik jari dan retina mata. Pengenalan wajah mungkin merupakan hal yang mudah bagi manusia namun pada kenyataannya pengenalan wajah merupakan hal yang sulit dilakukan bahkan untuk mesin cerdas seperti komputer. Hal tersebut dikarenakan mesin tidak memiliki otak seperti yang dimiliki manusia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh David Hubel dan Torsten Wiesel terhadap sistem penglihatan pada kucing, dari penelitian tersebut ditunjukan bahwa otak memiliki sel saraf yang khusus yang dapat merespon fitur-fitur lokal yang spesifik dari suatu scene. Manusia tidak menyadari bahwa dunia itu sebenarnya merupakan bagian bagian yang terpisah dikarenakan saraf-saraf penglihatan manusia dapat menggabungkan sumber-sumber berbeda menjadi sebuah pola/pattern yang memiliki makna. Oleh sebab itu agar mesin dapat melakukan pengenalan wajah 1 2 dengan baik, masalah utama yang dihadapi adalah bagaimana cara untuk mengekstraksi fitur-fitur berarti itu dari citra, menaruhnya ke dalam sebuah representasi yang berguna dan melakukan sejenis klasifikasi pada pola-pola tersebut. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan pengenalan wajah namun pendekatan terbaik adalah pendekatan appearancebased. Pendekatan appearance-based atau pendekatan holistic umumnya membuat representasi citra dengan mengektrasi fitur-fitur dari citra wajah secara keseluruhan. Permasalahan yang kemudian muncul adalah dimensionalitas dari semua citra yang nantinya akan sangat besar. Namun beberapa metode statistika seperti Principal Component Analysis (PCA) dapat digunakan untuk mereduksi dimensionalitas dengan membuat representasi citra yang disebut eigenface. Dengan adanya eigenface dapat menghilangkan korelasi di antara citra masingmasing individu. Hingga saat ini PCA tetap menjadi salah satu metode pengenalan wajah yang tetap digunakan karena performa dalam pengenalan wajah termasuk cukup baik. Selain PCA, salah satu metode statistik yang menarik yaitu Independent Component Analysis (ICA). ICA adalah sebuah metode statistik yang digunakan untuk memisahkan dua atau lebih variabel acak yang tercampur menjadi variabel-variabel yang independent. Awalnya ICA digunakan untuk menyelesaikan permasalahan cocktail party problem dimana sinyal dari semua audien tercampur dan sangat sulit dibedakan. Namun seiring perkembangannya, ICA yang merupakan generalisasi PCA juga dapat digunakan untuk melakukan pengenalan wajah. Berbeda dengan PCA yang hanya menghilangkan korelasi 3 antar tiap piksel dari citra wajah yang berada pada orde dua statistika, ICA lebih membuat piksel-piksel menjadi independen dengan menghilangkan ketergantungan pada orde yang lebih tinggi (M. S. Bartlett et al, 2002). Peneilitian ini dilakukan untuk mengukur seberapa baik performa yang dihasilkan oleh metode ICA. ICA nantinya akan digunakan untuk pengenalan wajah pada citra yang memiliki perbedaan pose, iluminasi, dan citra dengan berbagai densitas noise. Selain itu dalam penelitian ini, dampak dari pemilihan distance measure seperti cityblock, euclidean dan cosine jika digunakan untuk KNearest Neighbor juga diteliti . 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dihasilkan berdasarkan latar belakang tersebut adalah sebagai berikut: 1. Peneilitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa baik performa yang dihasilkan metode ICA untuk melakukan pengenalan wajah, khususnya untuk citra dengan perbedaan pose, iluminasi dan noise. 1.3 Tujuan Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menunjukan performa yang dihasilkan oleh ICA jika digunakan untuk mengenali citra yang memiliki perbedaan pose wajah, iluminasi, dan citra yang didalamnya terdapat noise dengan berbagai densitas. 2. Menunjukan perbandingan performa yang dihasilkan antara metode ICA dan metode PCA. 4 1.4 Manfaat Manfaat yang diharapkan dapat dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan perangkat lunaksistem pengenalan wajah. 2. Dihasilkan suatu referensi yang dapat digunakan peneliti lain khususnya peneliti yang menggunakan metode ICA untuk pengenalan wajah. 1.5 Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah: 1. Metode yang digunakan untuk pengenalan wajah pada peneilitian ini adalah metode Independent Component Analysis. 2. Metode Principal Component Analysis digunakan sebagai pembanding performa yang dihasilkan oleh metode Independent Component Analysis. 3. Citra wajah yang digunakan untuk pengenalan wajah pada penelitian ini adalah citra yang didapat dari Ollivety Research Laboratory Database of Faces dan Yale Face Database B.