1. PENDAHULUAN Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan RI

advertisement
1.
PENDAHULUAN
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor
707/Menhut – II/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang
Penetapan Jenis Tanaman Hutan yang Benihnya Wajib diambil
dari Sumber Benih Bersertifikat dan Daftar Sumber Benih
Nasional, Jati merupakan salah satu jenis terpilih.
Jati (Tectona grandis) merupakan jenis tanaman
komersial yang telah lama dibudidayakan di Indonesia,
terutama di Pulau Jawa. Kelebihan Jati terletak pada keawetan,
kekuatan dan tekstur yang indah, sehingga memiliki nilai jual
yang tinggi.
2.
ASPEK BOTANIS
A. MORFOLOGI TANAMAN
Bunga majemuk, membentuk malai yang terdiri atas
bunga kecil, berwarna putih dan berbulu halus. Panjang
malai 40 – 70 cm, lebar 40 – 80 cm. Bunga berumah dua,
bermahkota gandeng 6 – 7 lembar. Daun bulat telur
terbalik dengan tangkai sangat pendek. Ukuran besar daun
bervariasi, daun jati muda memiliki panjang 80 – 100 cm
dan lebar 60 – 70 cm. Semakin tua, ukuran daunnya
menjadi lebih kecil, panjang sekitar 20 cm dan lebar 15 cm.
Buah tersusun atas selaput yang berasal dari kelopak
bunga, berwarna hijau dan lama kelamaan berubah
menjadi hijau kemerahan, tidak tertutup, selaput makin
lama makin kering. Di dalam buah berisi biji berbulu halus
yang sangat keras, berbentuk agak pipih dengan diameter 5
– 24 mm. Tiap biji berisi inti beruang 3,4,6 atau 7 berwarna
putih kekuningan.
Bentuk batang segi empat pada jati muda,
perubahan dari segi empat ke bulat umumnya terjadi pada
umur 3 – 4 tahun. Bentuk tajuk tak beraturan sampai bulat
telur. Warna kulit coklat kuning keabu-abuan, terpecahpecah mengikuti alur memanjang. Tebal kulit bagian bawah
8 – 12 mm, sedangkan bagian atas 2 – 4 mm.
B. PENYEBARAN DAN SYARAT TUMBUH
Di Indonesia, Jati terdapat di sebagian Pulau Jawa
dan beberapa kepulauan kecil seperti di Muna, Kangean,
Sumba dan Bali. Tempat tumbuh yang optimal antara 0 700 m dari permukaan laut.
Jati tumbuh baik pada tanah yang sarang,
mengandung Ca dan P cukup serta PH tanah antara 6 – 8.
Kondisi lingkungan yang baik adalah daerah dengan
musim kering yang nyata (meski bukan syarat mutlak),
curah hujan antara 1200 – 3000 mm/tahun. Intensitas
cahaya cukup tinggi, 75 – 100% dan suhu berkisar 22 – 31
0
C.
3.
PENGADAAN BIBIT JATI
A. Secara Generatif
Buah Jati yang sudah matang terdapat dari bulan
Juni – Desember. Tingkat produksi benih Jati per pohon
bervariasi antara 0,5 – 3 kg.
Syarat biji yang baik untuk pembibitan :
- Pohon induk memiliki kenampakan luar yang baik, sehat,
pertajukan rindang.
- Pengumpulan benih dilakukan pada bulan September –
November
- Diameter biji minimal 14 mm
- Biji berasal dari Jati Sungu, Jati Minyak, bukan Jati Kapur
- Pada tanah berbonita baik, pengumpulan biji dimulai
pada tegakan umur 20 tahun, sedang untuk tanah
berbonita rendah, pengumpulan biji dimulai pada
tegakan umur 30 tahun.
Ciri benih yang telah diunduh disimpan dalam wadah
0
yang tertutup rapat, temperature harus di bawah 20 C
dengan kelembaban relative kurang dari 60%.
Ekstraksi benih dilakukan dengan cara : buah dijemur
sampai kadar air, menjadi 10 – 12% atau sekitar 2 hari
hingga sungkup buah kering. Agar sungkup buah terlepas,
buah dimasukkan ke dalam karung, lalu dinjak-injak.
Pemisahan kotoran dan benih dilakukan dengan cara
menampinya.
Agar semai yang dihasilkan berkualitas baik, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
- Viabilitas dan vigoritas benih harus baik
- Media tabur harus baik
- Media sapih harus baik dan cukup besar
- Semai-semai yang disapih harus dipilih yang keadaannya
baik.
- Penyapihan harus dilakukan dengan benar sehingga
semai tidak rusak.
- Pemeliharaan di persemaian baik di bak tabur maupun di
bedeng sapih harus baik.
Bibit yang ditanam harus sehat, tinggi 20 – 50 cm
dan dari fisik memiliki kenampakan daun yang hijau segar,
cerah, daun utuh (tidak diserang penggerek daun), batang
lurus dan akar siap untuk dipindah ke lapangan untuk
mencari zat hara sendiri.
STUMP
Merupakan bibit tanaman yang berasal dari semai,
sebagian batang dan akarnya dipotong dengan maksud
ditanam di lapangan. Stump memiliki sisa akar baru segera
terbentuk.
Tanaman dari stump memiliki tingkat keberhasilan
rata-rata 90%. Keunggulan penanaman dengan stump
antara lain stump dapat langsung ditanam daripada semai
karena stump lebih tahan terhadap kekeringan, pembuatan
mudah dan cepat, ukuran dan besarnya stump yang
terbatas memudahkan pengangkutannya.
PUTERAN
Pada pembuatan puteran, pemindahan semai
dilakukan dengan mengikutkan tanah di sekililing tanaman,
untuk menghindari rusaknya bagian-bagian akar yang
masih rentan. Tinggi semai yang digunakan adalah 30 – 100
cm. Semakin muda, umur semai akan semakin tahan
terhadap perubahan yang terjadi akibat pemindahan.
B. Secara Vegetatif
Perbanyakan tanaman dilakukan tanpa melalui proses
perkawinan, tetapi dengan mengambil bagian tanaman.
1. Kultur Jaringan
Suatu metode perbanyakan tanaman dengan cara
mengisolasi bagian tanaman seperti sel, kelompok sel,
jaringan, organ, protoplasma, serta menumbuhkannya
dalam kondisi aseptic sehingga bagian-bagian tersebut
dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi
tanaman lengkap kembali.
2. Okulasi/Bud Grafting
Keberhasilan okulasi sangat ditentukan dari rekatnya
cambium kedua batang yang disambung.
3. Stek Pucuk
Keberhasilan stek pucuk dipengaruhi tingkat ketuaan
donor stek, media perakaran, suhu, kelembaban,
intensitas cahaya dan hormone pengatur tumbuh.
4.
5.
SUMBER BENIH
Sumber benih adalah suatu tegakan di dalam kawasan hutan
dan di luar kawasan hutan yang dikelola guna memproduksi
benih berkualitas. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan RI
No. : P.1/Menhut-II/2009, sumber benih dibedakan menurut
kualitas genetic dengan klasifikasi : tegakan benih
teridentifikasi, tegakan benih terseleksi, areal produksi benih,
tegakan benih provenan, kebun benih semai, kebun benih klon,
kebun pangkas.
TEKNIK PENANGANAN BENIH
a. Produksi Benih
Penanganan produksi benih jati melalui tahap/persyaratan
sebagai berikut :
1. Pengumpulan benih umumnya dilakukan di bawah
tegakan
2. Pengumpulan buah dilakukan minimal 12 kali dalam
satu musim
3. Berbungan pada bulan 6 – 10
4. Berbuah sepanjang tahun pada umumnya pemanenan
pada buan Mei – Nopember
5. Buah dapat mencapai kemasakan pada hari ke 120 –
150 setelah pembuahan
6. Kematangan buah dapat ditandai dengan jatuhnya
buah ke tanah karena digoyang atau jatuh sendiri.
b. Penyimpanan Benih
Cara penyimpanan benih sebagai berikut :
1. Benih disimpan dalam wadah hampa udara (misalnya
gelas tertutup rapat atau kantong plastic). Kadar air
diturunkan sampai 12% dan diletakkan dalam ruang
kering yang teduh dan sejuk daya simpannya mencapai
2 tahun.
0
2. Benih yang disimpan dalam ruangan dingin 0 – 4 C
dengan kadar air yang rendah daya kecambah dapat
dipertahankan 5 – 10 tahun.
PERSEMAIAN JATI
Faktor-faktor yang perlu dipenuhi oleh suatu areal
persemaian yaitu :
a. Letak persemaian harus dekat dengan jalan
b. Persemaian harus dengan dengan sumber mata air (danau,
telaga), sungai atau sumur buatan
c. Areal persemaian direkomendasikan memiliki topografi yang
datar atau rata
d. Letak persemaian dekat dengan kawasan penduduk
6.
PEMBUATAN KEBUN PANGKAS
Merupakan kebun yang digunakan sebagai sumber materi
vegetative dalam hal ini adalah bahan stek pucuk untuk pembuatan
bibit jati. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
a. Persiapan pembuatan kebun pangkas
b. Peralatan yang dibutuhkan
c. Pengadaan bibit bahan dasar kebun pangkas
d. Penanaman bibit di kebun pangkas
e. Pemeliharaan
7.
PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan penanaman
dan pemeliharaan antara lain :
a. Persiapan lahan dan penanaman dengan pengukuran dan
pemetaan, pengolahan lahan, serta pengajiran, pembuatan
lubang tanam dan pemupukan awal.
b. Pemupukan meliputi pemupukan dasar, pemupukan lanjutan
dan pemberian dolomite
c. Pemeliharaan dengan pembersihan gulma, penyulaman,
penyiraman, pemberantasan hama penyakit, wiwilan, serta
penjarangan.
Pola tanam yang telah diterapkan antara lain penanaman system
cemplongan,
penanaman
monokultur,
dan
penanaman
tumpangsari.
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS KEHUTANAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS
PERBENIHAN TANAMAN HUTAN
Jl. Gayungsari Barat 54 – 56
Telp. (031) 8282605 Fax. (031) 8282605
E-mail: [email protected]
S U R A B A Y A 60232
BUDIDAYA JATI (Tectona Grandis)
DENGAN BENIH/BIBIT
BERKUALITAS/BERSERTIFIKAT
8. HAMA DAN PENYAKIT
Gangguan pada pertumbuhan Jati antara lain :
a. Inger-inger (Neotermes tectona) dicirikan dengan adanya
gambol pada jarak 4 – 6 m dari tanah.
b. Penyakit layu disebabkan oleh bakteri Pseudomonas atau
Ralstonia solanacearum
c. Jamur upas disebabkan oleh Jamur Corticum salmonicolor
d. Defoliator disebabkan oleh Hyblea puera
e. Mati pucuk disebabkan oleh Jamur Phoma sp.
9. PEMANENAN
Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
a. Peneresan
b. Inventarisasi tegakan
c. Teknik penebangan (arah rebah kayu dan cara menebang)
d. Pembagian batang (bucking)
e. Penyaradan
f. Pengangkutan
g. Penyimpanan di TPK.
Diterbitkan dan digandakan oleh :
DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR
UPT. PERBENIHAN TANAMAN HUTAN
Sumber Dana APBD Provinsi Jawa Timur
Tahun 2013
Download