BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman globalisasi sekarang ini, sekat-sekat yang membatasi wilayah antar-negara sudah mulai hilang. Dengan didukung oleh kemajuan teknologi informasi, maka dunia akan menjadi tanpa batas. Perubahan budaya lokal dan sosial akibat revolusi informasi ini tidak dapat dielakkan lagi. Munculnya globalisasi sangat berdampak pada semua hal termasuk ekonomi. Para pelaku bisnis tidak lagi membatasi diri pada lintas barang dan jasa untuk pasar lokal, melainkan pada pasar dunia yang lebih global. Globalisasi mengakibatkan budaya sebagian besar masyarakat dunia mengalami perubahan, terutama yang tinggal diperkotaan. Indonesia yang merupakan bagian dari dunia tidak dapat lepas dari globalisasi. Perubahan ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya produk dan jasa yang diimpor dari berbagai negara ke Indonesia maupun yang diekspor dari Indonesia untuk bisa berkiprah di luar negeri. Pemasaran dengan sistem dan aktivitasnya mampu mengakrabkan konsumen dengan produk dan nama-nama merek perusahaan yang ditawarkan. Konsumen mulai dikenalkan dan dipengaruhi dengan janji-janji yang ditunjukkan dalam berbagai nama merek sebagai simbol dari suatu produk (Yunita Anggarini, 2001). Simbolisme produk adalah apakah makna suatu produk atau merek bagi konsumen dan bagaimanakah pengalaman konsumen ketika membeli dan menggunakannya. Peneliti konsumen menyadari bahwa sebagian produk memiliki 1 ciri-ciri simbolisme dan bahwa pengkonsumsiannya lebih bergantung pada makna sosial dan psikologis ketimbang dari utilitas fungsionalnya. Misalnya, toko sepatu yang didominasi oleh merek-merek besar seperti Puma, Reebook, Adidas, dan Bata, dan akan sangat sulit untuk menentukan perbedaan nyata diantara sepatusepatu tersebut kecuali pada disain sepatu, warna, model, dan label merek. Disini tampak jelas bahwa nama merek suatu produk memiliki makna dan menyimbolkan nilai-nilai yang berbeda bagi konsumen (Peter dan Olson, 2000). Jika konsumen tidak mempunyai pengalaman dengan suatu produk, konsumen tersebut cenderung untuk ”mempercayai” merek yang disukai atau yang terkenal. Para konsumen sering menganggap merek-merek yang terkenal baik dan pantas dibeli karena adanya jaminan penuh terhadap kualitas, keandalan, dan pelayanan (Schiffman dan Kanuk, 2004). Beberapa nama merek yang semula terasa asing dan ofensif, mulai disukai dan bahkan lebih jauh lagi dapat membanggakan hati para pemakainya. Dan akhirnya, hal ini terjadi juga pada masyarakat konsumen Indonesia yang tumbuh beriringan dengan sejarah globalisasi ekonomi dan transformasi kapitalisme konsumsi, yang ditandai dengan menjamurnya merek asing pada berbagai macam produk di pasaran dan konsumen Indonesia sekarang mulai bergeser dari kesukaan pada merek lokal ke merek asing. Kepercayaan dan perasaan menyukai merek asing nampak mempengaruhi persepsi dan sikap konsumen terhadap produk. Merek asing mempunyai dampak yang sangat signifikan pada persepsi dan sikap konsumen terhadap produk tertentu. Konsumen menjadi lebih percaya dengan produk-produk buatan luar negeri dibanding dengan buatan Indonesia sendiri atau merek lokal. Produk 2 dengan nama asing dipandang memiliki kualitas dan prestise yang lebih dibanding produk lokal. Identifikasi merk memberikan rangsangan tambahan untuk menjadi bahan pertimbangan konsumen. Identifikasi merek untuk berbagai produk dapat mempermudah pembelian konsumen dan memungkinkan terjadinya proses pengembangan loyalitas (Peter dan Olson, 2000). Beberapa peneliti telah menguji pengaruh pemakaian merek asing pada persepsi dan sikap konsumen. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemakaian merek asing terbukti mempengaruhi sikap dan persepsi konsumen pada produk tertentu. Namun disisi lain, merek-merek asing yang banyak berkembang dipasaran tidak terlepas dari asal negara merek produk tersebut berasal. Pengaruh ”negara asal” (Country of Origin) tempat dimana suatu produk dibuat, kelihatan terjadi karena para konsumen sering sadar bahwa perusahaan atau merek tertentu dihubungkan dengan negara tertentu. Dan efek ”negara asal” tersebut mempengaruhi bagaimana para konsumen menilai kualitas dan merek-merek mana yang akhirnya akan mereka pilih (Schiffman dan Kanuk, 2004). Industri fashion sebagai bagian dari ekonomi dunia juga tidak dapat lepas dari globalisasi. Industri fashion yang semakin berkembang karena semakin banyaknya produk fashion merek luar negeri yang masuk ke Indonesia menyebabkan konsumen dalam memilih produk fashion tidak hanya melihat fungsi dari produk tersebut, tapi juga model, warna, gaya, dan gengsi yang ditunjukkan pembeli. Dengan niat membeli yang tidak hanya melihat fungsi dari produk yang ingin dibeli dapat diketahui bahwa sekarang ini persepsi tentang merek terutama merek asing yang telah dipersepsikan sebagai barang yang memiliki kualitas yang 3 lebih bagus dibandingkan produk lokal dan dapat meningkatkan prestise seseorang lebih berperanan penting untuk dijadikan referensi dalam pemilihan suatu produk. Di industri sepatu sebagai bagian dari industri fashion terdapat banyak merek, baik merek yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Sepatu yang terbagi atas sepatu sport, sepatu pesta, sepatu sandal memiliki segmen pasar, model, warna, desain, kualitas, merek asing yang berbeda-beda. Sepatu dengan merek asing seperti Nike, Adidas, Puma, Ghost, Bata dan Converse sudah dipercayai konsumen sebagai sepatu yang memiliki kualitas, model, dan desain yang bagus, serta dapat meningkatkan gengsi pemakainya. Begitu banyaknya merek asing di industri sepatu sekarang ini yang begitu banyak berkembang di Indonesia sehingga menarik untuk diteliti. Penelitian ini menggunakan sepatu sport Adidas, merek sepatu terkenal yang berasal dari Eropa sebagai objek penelitian. Sepatu sport Adidas digunakan sebagai objek penelitian untuk mengukur seberapa besar merek asing dapat mempengaruhi niat membeli konsumen. Dari penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk memilih judul ”ANALISIS PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN DAN MEREK ASING TERHADAP NIAT MEMBELI KONSUMEN PADA PRODUK ADIDAS DI YOGYAKARTA” 1.2. Rumusan Masalah 1. Diantara variabel Country of origin dan Merek asing, manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap niat membeli konsumen. 4 2. Apakah tingkat pendapatan konsumen yang berbeda mempengaruhi niat membeli konsumen. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan antara Country of origin dan Merek asing terhadap niat membeli konsumen pada produk Adidas di Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui apakah tingkat pendapatan konsumen yang berbeda mempengaruhi niat membeli konsumen. 1.4 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Objek yang diteliti adalah produk sepatu Adidas 2. Daerah penelitian adalah Kotamadya Yogyakarta khususnya kecamatan gondokusuman. 3. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada masalah merek asing dan Country of origin terhadap niat membeli konsumen. 4. Yang dimaksud niat membeli adalah keinginan konsumen untuk memiliki suatu barang. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi produsen, sebagai sumber data atau informasi untuk penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama dan supaya mereka dapat mengetahui pengaruh Merek asing dan Country of origin pada niat membeli konsumen terhadap produk, dengan demikian Adidas 5 akan tetap menjaga kualitas produk yang dihasilkan, sehingga image yang selama ini telah dibangun dan yang telah tertanam dibenak pikiran konsumen tidak hancur. Dan diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu masukan dan bahan pertimbangan untuk menentukan langkah selanjutnya dan meningkatkan penjualan yang mengutungkan dimasa yang akan datang. 6