Sekretariat Negara Republik Indonesia UPAYA MEMPERTAHANKAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Kamis, 29 Januari 2009     Ditengah krisis global yang melanda dunia, Indonesia menunjukkan prestasi yang cemerlang. Kecemerlangan tersebut ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi yang pada tahun 2008 sebesar 6,2 persen, hanya mengalami penurunan 0,1 persen dibanding tahun 2007. Padahal Negara-negara lain mengalami perlambatan perekonomian yang cukup signifikan. Misalnya negara Amerika yang pada tahun 2007 pertumbuhan ekonominya sebesar 2,5 persen mengalami perlambatan hingga menjadi 0,7 persen pada tahun 2008 triwulan III. Hal yang sama terjadi juga pada Jepang yang pada triwulan III 2008, pertumbuhan ekonominya justru -0,1 persen padahal pada 2008 pertumbuhan ekonomi Jepang sebesar 2 persen. Singapura bahkan mengalami perlambatan yang sangat signifikan, yakni dari 5,4 persen pada 2007 menjadi -0,6 persen pada 2008 triwulan III.  Hal ini dapat dimengerti karena dari negara-negara maju itulah krisis global terjadi. AS merupakan negara yang mengawali terjadinya krisis melalui kredit macet perumahan.    Resesi global berpotensi makin memburuk pada tahun 2009 ini. Resiko inflasi akibat melonjaknya harga komoditi pangan dunia sempat mengancam. Namun kini ancaman tersebut berubah menjadi ancaman deflasi. Pada Januari 2009 Indonesia pun mengalami deflasi sebesar 0,04 persen. Ancaman deflasi ini tak bisa di anggap remeh karena cukup berbahaya dan dapat mengakibatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang cukup besar.    Indonesia salah satu negara yang diduga rentan terhadap dampak krisis dikarenakan hutang jangka pendek yang melebihi cadangan devisanya. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan karena bisa memicu pelarian modal dalam negeri sehingga akan berakibat terjadinya krisis likuiditas. Apalagi belum adanya blankat guarantee yang menjamin seluruh pinjaman di dalam negeri. Sampai saat ini Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hanya menjamin sebesar Rp 2 milyar per nasabah per bank. Sementara negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia memberikan jaminan seluruh tabungan nasabah di bank. Dengan demikian rentan sekali terjadi pelarian modal ke negara tetangga meskipun yang terjadi hanyalah goncangan minim dalam sektor perbankan.    Pemerintah Indonesia telah menyiapkan beberapa langkah taktis untuk menghindari terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi yang terlalu tajam. Beberapa langkah tersebut adalah dengan memperkuat sektor finansial dan melalui kebijakan fiskal. Adapun memperkuat sektor finansial dilakukan melalui perubahan mengenai perluasan jenis aset bank yang dapat dijadikan agunan untuk mendapatkan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) dari BI. Pemerintah juga mengeluarkan Perpu tentang Jaring Pengaman Sektor Keuangan (JPSK) yang berfungsi sebagai pencegahan dan penanganan krisis, yakni dalam hal krisis likuiditas, mengalami solvabilitas atau kegagalan pelunasan.    Sementara itu, langkah kebijakan fiskal yang ditempuh adalah dengan  melanjutkan konsolidasi fiskal; ekspansi anggaran untuk infrastruktur, pendidikan dan kemiskinan; tax stimulus melalui penerapan UU Pajak Penghasilan, fasilitas PPh, PPN DTP dan BM DTP; serta subsidi terarah untuk pertanian (pupuk, benih) dan energi (BBM, LPG, listrik).    Stimulus-stimulus fiskal tersebut diharapkan dapat mendorong sektor konsumsi sehingga pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan.  Secara teoritis, stimulus fiskal tersebut dapat bekerja dalam jangka pendek, sehingga efeknya akan segera terlihat. Dengan demikian pemerintah tetap optimis mematok pertumbuhan ekonomi di 2009 sebesar 6 persen pada APBN 2009. Optimisme tersebut didukung dengan perbaikan di beberapa bidang, yakni utang sektor publik yang terus menurun sejak tahun 2000. Termasuk di dalamnya pemberantasan korupsi sehingga iklim investasi makin kondusif, perbaikan infrastruktur, dan pembenahan birokrasi. Langkah ini setidaknya membuat Indonesia bisa http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 26 October, 2017, 04:53 Sekretariat Negara Republik Indonesia melesat pada posisi lebih baik ketika kepercayaan pasar telah kembali.  ( Ibnu Purna / Hamidi / Prima ) http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 26 October, 2017, 04:53