Immanuel Kant - Afid Burhanuddin

advertisement
 TOKOH FILSAFAT ABAD MODERN
Immanuel Kant
oleh: Kiki Rizeki
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu hal yng terpenting dalam hidup kita, tidak ada namanya
terlambat untuk mengenyam pendidikan. Di dalam pengetahuan ini tidak bisa lepas dari
yang namanya ilmu, banyak sekali ilmu yang kita pelajari dan kita ketahui, dan ilmu itu
datang atau dihasilkan dari berbagai ilmuwan. Cabang dari ilmu-ilmu namanya filsafat, jadi
ketika kita belajar tentang ilmu apa saja, kita tidak bisa lepas dari yang namanya filsafat.
Dalam sejarah filsafat ada saat-saat yang dianggap penting sebagai patokan suatu
era atau zaman, karena selain memiliki zaman atau khas yaitu suatu aliran, filsafat bisa
meniggalkan pengaruh yang sangat bersejarah pada peradaban manusia. Istilah filsafat, yaitu
berfikir untuk memecahkan masalah dengan mencari akar permasalahan dari berbagai segi
atau kita tidak boleh gegabah dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Filsafat abad
modern menggambarkan suatu zaman yang baru di tengah-tengah suatu perkumpulan bangsa
yang baru, yaitu bangsa eropa barat. Kita hendaknya tau tentang filsafat, karena filsafat
adalah induk dari berbagai ilmu. Dan kita supaya menjadi manusia yang baik hendaknya
mempunyai ilmu yang baik pula.
Disini saya akan membahas tentang seseorang yang telah berjasa dalam
kelangsungan hidup kita sekarang, melalui filsafatnya dia memberikan motivasi-motivasi
serta ajaran ajaran yang baik untuk kita contoh. Kita hidupini tidak lepas dari sejarah dan
masa lalu, dan disini saya akan membahas tentang filsuf Immanuel Kant, seorang filsuf dari
abad modern. Di dalam makalah saya ini, saya akan memaparkan kehidupan Immanuel
Kant, perannya dalam ilmu pengetahuan, perjuangan serta karya-karya berupa buku yang
telah dia buat. Semoga apa yang saya tulis disini mampu menginspirasi kita semua untuk
lebih semangat lagi dalam mencari ilmu pengetahuan.
BIOGRAFI TOKOH
Immanuel Kant dilahirkan di Koenisberg, suatu kota di Prussia timur pada tanggal
22 April 1724, dari keluarga pembuat dan penjual alat-alat dari kulit untuk keperluan
menunggang kuda. Semula nama Kant ditulis dengan Cant, tetapi karena adanya perubahan
ejaan yang menentukan bahwa huruf C dibaca seperti S, maka untuk tidak membuat ragu
orang yang mengenalnya, nama itu ditulis seperti dikenal sekarang. Dari ibunya, Kant
mendapat mendapat pengaruh agama yang beraliran Pietisme, ialah suatu aliran dalam
agama yang menghendaki suatu ketaan yang mendalam dari pemeluknya. Itulah sebabnya
Kant besar kepercayaanya kepada Tuhan hanya kehadiranya di gereja sangat terbatas pada
hari-hari besar agama saja.
Riwayat Pendidikan Immanuel Kant
− Pada masa kecilnya mula-mula Kant memasuki Collegium Friedericianum di
Koenigsberg dari tahun 1732 sampai tahun 1740.
− Kemudian ia pindah ke universitas I Koenisberg, awalnya belajar teologi, tetapi setelah
belajar selama enam tahun ia pindah mempelajari filsafat
Kiki Rezeki | 2012 | Immanuel Kant
1
− Kant baru menyelesaikan studinya pada tahun 1755, karena ia terpaksa bekerja jadi guru
privat di beberapa keluarga bangsawan demi kelangsungan studinya, selama kira-kira
Sembilan tahun.
− Selama lima belas tahun sejak ia lulus ia menjadi dosen yang luar biasa di universitas
Koenisberg. Disamping itu sejak tahun 1766 ia menjadi asisten perpustakaan, sehingga
dari pendapatanya itu ia teringankan dalam hal biaya hidupnya.
− Sejak tahun 1770 ia diangkat menjadi professor dalam logika dan metafisika. Dan
jabatan itu dipegangnya sampai ia meninggal. Mata kuliah itu dibinanya lebih dari 40
tahun, bahkan disamping mata kuliah itu, ia juga memberikan mata kuliah lain,
diantaranya: geografi, antropolgi, teologi, dan filsafat moral.
PEMIKIRAN TOKOH
Immanuel Kant dilahirkan di Prusia timur. Kant besar di tengah-tengah kemiskinan.
Dia adalah anak keempat dalam keluarganya. Kant memiliki lima saudara perempuan dan
satu orang saudara laki-laki. Ayah Kant adalah seorang tukang potong tali kulit yang
cekatan. Dan ibunya, Frau Kant adalah seorang perempuan Jerman yang tidak mendapatkan
pendidikan formal namun memiliki kecerdasan alamiah yang luar biasa. Kecerdasan inilah
yang turun dalam diri Immanuel Kant.
Kant dibesarkan dalam suasana Pietist (sebuah gerakan yang semula berasal dari
aliran gereja Lutheran di Jerman pada abad ke -17, yang menekankan ajaranya pada
kehidupan agama formal yang ortodoks). Sejak usia delapan sampai enam belas tahun Kant
belajar disekolah Pietist local. Disinilah kecerdasan yang luar biasa dan kehausanya untuk
terus belajar mulai terganggu akibat terlalu banyak nasihat-nasihat religious yang dia dengar.
Kebenciannya atas ajaran resmi agama tetap tinggal pada dirinya sampai akhir hidupnya.
Pada usia 18 tahun, kant memasuki universitas Koinsberg sebagai mahasiswa
teologi. Pada mulanya Kant mendapat bantuan keungan dari gereja Pietist lokal untuk
kuliahnya, tetapi dia juga berusaha untuk membiayai sendiri dengan cara memberikan les
kepada teman kuliahnya yang agak ketinggalan. Tetapi Kant menjadi sangat bosan dengan
teologi, dan menunjukan minatnya pada matematika dan fisika. Dia membaca newton hingga
terbukalah matanya pada ilmu pengetahuan dan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan yang
diungkapkan dalam buku newton, mulai dari astronomi hingga zoology. Ilmu pengetahuan
yang didasari eksperimen hanya bisa diakomodasikan dalam suatu empiris, yakni filsafat
yang mendasarkan pengetahuan kita atas dunia ini dan pengalaman. Pada tahun 1746, ketika
Kant berusia 22 tahun, ayahnya meninggal dunia hingga ia akhirnya meninggalkan bangku
kuliah sebelum sempat meraih gelar. Selama Sembilan tahun berikutnya, Kant membiayai
dirinya sendiri dengan memberikan les kepada keluarga kaya disekitar wilayah pedesaan.
Pada tahun 1755, pada usia 31 tahun Kant akhirnya berhasil meraih gelar sarjana
dari Universitas Konigsberg berkat kebaikan seorang dermawan Pietist. Kant memang
termasuk filsuf yang perkembanganya terlambat. Setelah mendapatkan gelarnya akhirnya
Kant memperoleh jabatanya di universitas sebagai seorang privatdozent (dosen junior).
Jabatan ini dipegangnya selama lima belas tahun, sebuah jabatan academis yang tidak
mengenal bayaran yang pantas. Kant memberikan kuliah di bidang matematika dan fisika,
serta menerbitkan sejumlah isalah dalam berbagai persoalan ilmu pengetahuan. Yang
menjadi bakat alamiah Kant adalah berspekulasi. Dalam bidang filsafat rasionalistik,
gagasan-gagasan Kant sebagian besar dipengaruhi oleh Newton dan Leibniz. Kant terjebak
untuk melakukan spekulasi pada system yang menyelimuti alam semesta serta berkehendak
Kiki Rezeki | 2012 | Immanuel Kant
2
untuk mempertanyakan intelektual terbesar pada zamanya itu dengan caranya sendiri.
Menurut Leizbin, dunia fisik dari sebab dan akibat membuktikan harmoni yang ada dalam
tujuan moral dunia. Dengan membaca pandangan Leizbin ini Kant memandang peran
kemanusiaan yang tidak semata-mata di dalam alam belaka, melainkan jauh dari itu,
kemanusiaan berperan melampaui apa yang menjadi tujuan utama dari alam semesta.
Pada saat bersamaan, minat Kant pada bidang filsafat ilmu pengetahuan telah
membawanya untuk membaca karya filsuf Skotlandia, David Hume. Kant sangat terkesan
pada kekukuhan Hume akan pengalaman sebagai basis bagi semua pengetahuan, namun
demikian Kant tidak setuju sepenuhnya dengan Hume. Menurut Hume, semua yang kita
alami adalah sebuah rangkaian persepsi, dan dengan demikian maka segala macam hal
seperti sebab dan akibat, benda-benda, bahkan kendali dari tangan tuhan ssang pencipta pun
hanyalah suatu prasangka atau kepercayaan. Kant juga terpesona oleh daya tarik emosoianal
Rousseau. Sebagai filsuf romantic pertama yang tidak akademis dibandingkan dengan filsuffilsuf lainnya. Rousseau percaya bahwa ekspresi personal lebih banyak melalui emosi
ketimbaang pemikiran rasional. Akan tetapi hingga sejauh itu semua unsure yang saling
berlainan ini (Newton, Leibniz, Hume, Rousseau)masih belum memberikan dampak yang
berarti bagi Kant. Hingga munculah filsafat yang sejati, dan diperlukan waktu yang cukup
panjanguntuk mewujudkan itu.
Kant menulis sebuah buku satiris yang yang menimbulkan tanda tanya, yakni buku
berjudul Dreams of a Ghost-Seer elucidated by Means of Metaphysical Dreams. “GhostSeer” yang ia maksudkan dalam judul tersebut adalah mistikus Swedia yang penuh khayalan,
Swedenborg, yang menjadi terkenal karena deskripsinya akan perjalanan panjangnya
melewati surga dan neraka. Gaya penulisan Kant sangat bertele-tele, menjengkelkan dan
sulit dimengerti. Berbeda dengan saat ia memberikan kuliah, dia memberikan berbagai
gagasan, kebijaksanaan, dan pengetahuan yang mengesankan. Kuliah-kuliah yang diberikan
Kant digemari banyak penggemarnya, sehingga ia menjadi cepat terkenal, dan hal ini
didukung pula dengan mengalirnya berbagai risalah Kant tentang berbagai subyek ilmu
pengetahuan. Hal ini terus berlangsung selama tiga puluh tahun sehingga mengantarkan
Kant menjadi guru akademis pertama di dalam bidang geografi. Selain itu, Kant juga
memberikan kuliah dalam bidang filsafat. Dari cara berbicaranya ia membuat orang percaya
betapa Kant telah melakukan perjalanan yang begitu jauh melalui wilaya etika dan
epistemology yang penuh bahaya, bahkan melampaui Utima Thule (jarak terjauh) logika
hingga seperti metafisika. Sementara itu, risalah mengenai berbagai hal lain yang lebih bisa
diterima seperti peledak, pertahanan militer, dan teori tentang angkasa raya tetap mengalir
lancer dari mata penanya. Walaupun begitu, Kant tetap saja ditolak untuk menjadi professor
di Universitas Konigsberg. Dugaan mengatakan bahwa banyak professor disana yang tidak
suka pada Kant. Apapun alasanya Kant sangat menyukai Konigsberg. Kesimpulan ini bisa
ditarik dari kenyataan bahwa Kant pernah menolak tawaran dari Universitas Berlin untuk
menjadi professor dalam bidang puisi..
Untunglah pada tahun 1770 kebijakan di Universitas Koigsberg melembek, dan
Kant pun diangkat sebagai professor dalam bidang logika dan metafisika. Pada usia 46 tahun
Kant menjadi semakin kritis terhadap Leibniz serta seluruh murid rasionalis Leibniz yang
telah sekian lama memberikan pengaruh kuat dalam filsafat Jerman. Empirisme Hume
tampaknya tak bisa dipungkiri lagi, bahkan dengan segala keenggananya Kant pun bisa
diyakinkan oleh skeptisime Hume. Pada tahun 1781 akhirnya Kant menerbitkan karyanya
Critiqueof Pure Reason yang secara umum dianggap sebagai karya besarnya. Dalam
Kiki Rezeki | 2012 | Immanuel Kant
3
karyanya Kant memutuskan untuk mencantumkan argument-argumen yang menarik serta
contoh konkret yang mengesankan untuk menghindari terlalu tebalnya buku. Namun
demikian, anda tidak bisa memungkiri betapa karya Kant sangatlah luar biasa. Tujuan Kant
adalah memulihkan metafisika. Dia setuju dengan Hume dan para empiris lain tentang tidak
adanya gagasan yang sudah dari sananya. Tetapi ia menolak pernyataan bahwa segala
pengetahuan berasal dari pengalaman. Kaum empiris berpendapat bahwa semua pengetahuan
harus bersesuain dengan pengalaman, dan dengan cemerlang Kant membalikkan pernyataan
ini dengan menyatakan bahwa semua pengalaman harus bersesuaian dengan pengetahuan.
Menurut Kant, ruang dan waktu merupakan sesuatu yang subjektif. Tanpa ruang
dan waktu kita tidak bisa membuat pengalaman kita menjadi masuk akal. Tetapi masih ada
unsure lain yang membantu kita mengerti melalui pemahaman kita tanpa tergantung pada
pengalaman, hal itu mencakup kualitas (quality), kuantitas (quantity), dan hubungan
(relation). Ruang dan waktu, beserta kategorinya (yang mencakup gagasan seperti pluralitas,
hubungan sebab-akibat, dan keberadaan atau eksistensi) hanya dapat diterapkan pada
fenomena pengalaman kita. Dengan cara ini Kant justru menghancurkan semua argument
yang berkaitan dengan ada atau tidaknya tuhan. Jadi masalah yang sesungguhnya adalah
bahwa kita tidak dapat menerapkan kategori semacam eksistensi itu kedalam suatu inentitas
yang tidak empiris.
Tujuh tahun setelah menerbitkan karyanya yang berjudul critique of Pure Reason
tersebut, Kant menerbitkan karyanya yang lain dengan judul Critique of Partical Reason. Di
dalam karyanya ini Kant kembali mempermasalhkan Tuhan yang sebelumnya dianggap tak
bisa dibicarakan karena tidak tergolong dalam kategori. Disini Kant tidak lagi mencari dasar
metafisis bagi persepsi, namun mencari dasar tersebut bagi moralitas. Apa yang Kant cari
adalah hukum moral yang fundamental. Dalam hal ini, kebaikan (good), dan kejahatan (evil)
bukanlah hal yang dipermasalahkan oleh Kant. Pada kenyataanya, akhirnya Kant
menyimpulkan hanya adanya sebuah prinsip tunggal: yakni “imperatif kategoris” (kategori
yang tidak bisa dihindari). Imperative kategori ini memberikan kerangka kerja bagi
pemikiran etis / penalaran praktis kita tanpa membrinya isi moral tertentu. Imperative
kategoris Kant menyatakan: “bertindaklah sesuai dengan sebuah prinsip yang pada saat
bersamaan prinsip tersebut anda kehendaki akan menjadi hukum universal”.
Prinsip ini membawa Kant pada suatu keyakinan bahwa kita seyogyanya bertindak
sesuai dengan kewajiban kita, bukan menurut perasaan kita, sebuah kesimpulan yang sangat
sulit diterima. Umpamanya Kant menyatakan bahwa nilai moral dari suatu tindakan
selayaknya tidak ditentukan menurut akibat-akibat yang ditimbulkan, namun hanya
didasarkan pada sejauh mana tindakan itu selaras dengan kewajiban yang
melatarbelakanginya. Ini terang-terangan tidak masuk akal karena moralitas semata-mata
dikaitkan dengan apa yang berlaku di masyarakat dan bukan dengan niat baik yang dimiliki
seorang individu.
Pada tahun 1790, ketika Kant berumur 58 tahun, ia menerbitkan karya
spektakulernya yang ketiga dan yang terakhir dengan judul Critique of Judgment. Kant
berdalih bahwa keberadaan seni mensyaratkan adanya seniman, dan mealalui keindahan
dunialah kita dapat mengenali pencipta yang mulia. Seperti yang telah ia suratkan
sebelumnya, kita mengenali karya-karyaTuhan pada bintang-bintang yang ada dilangit
maupun suara hati kita untuk melakukan kebaikan. Sama halnya dengan teori persepsi dan
teori etikanya, Immanuel Kant berusaha memberikan dasar metafisis bagi teorinya tentang
keputusan estetik.
Kiki Rezeki | 2012 | Immanuel Kant
4
Immanuel Kant melanjutkan dalilnya dengan mengutarakan bahwa hanya melalui
kesatuan dan konsistensi alamlah ilmu pengetahuan menjadi mungkin. Berkaitan dengan
gagasan ini, ia juga mengutarakan bahwa alam mempunyai tujuan. Sifat alam yang
mempunyai tujuan itu merupakan “konsep apriori yang istimewa”.
Immanuel Kant cukup beruntung ketika menerbitkan buku ketiganya, tidak sperti
biasanya Prussia pada saat itu justru dippenuhi dengan suasana toleransi. Buku ketiganya ini
didedikasikan kepada Zedlith, menteri pendidikan dibawah kekuasaan Frederick Agung.
Immanuel kant sangat meiliki rasa hormat kepada raja, meskipun didalam hatinya
sebenarnya sang filsuf sangatlah revolusioner. Frederick Agung wafat pada tahun 1786, kini
Immanuel Kant berhadapan dengan keadaan yang sangat runyam, seorang Pietist
mengajukan tuduhan bahwa Immanuel Kant menyalahgunakan filsafatnya untuk
menyelewengkan alkitab. Ternyta ada seorang di kementrian yang mendalami buku Kant
yang berjudul Critique of Pure Reason dan menemukan bahwa buku tersebut menolak
seluruh bukti keberadaan Tuhan. Immanuel Kant dituntut untuk bersumpah tidak menulis
atau mengajar masalah religious lagi.
PENUTUP
Kita telah membahas tentang banyak hal mengenai Immanuel Kant, yaitu seorang
filsuf pada abad modern. Aktivitasnya adalah mengajar dan menulis buku geografi. Dasar
pemikiran atau aliran yang dianut Immmanuel Kant adalah Idealisme Theist yang
mempercayai bahwa tanpa adanya Tuhan, akal manusia itu tidak akan pernah ada. Minat
Immanuel Kant pada bidang filsafat ilmu sangatlah besar, sehingga Kant sangat tertarik
untuk membaca karya-kara filsuf lain.
Awal mula Kant tertarik pada ilmu pengetahuan adalah pada saat Kant membaca
Newton, hingga terbukalah pandangannya pada ilmu pengetahuan dan berbagai kemajuan
ilmu pengetahuan yang diungkapkan dalam buku newton, mulai dari astronomi hingga
zoology. Kant juga membaca karya Leizbin, dari sini Kant memandang peran kemanusiaan
yang tidak semata-mata di dalam alam belaka, melainkan jauh dari itu, kemanusiaan
berperan melampaui apa yang menjadi tujuan utama dari alam semesta. Selanjutnya ia
membaca karya-karya David Hume, seorang filsuf dari Skotlandia. Kant sangat terkesan
pada kekukuhan David Hume yang mempercayai bahwa pengalaman adalah basis bagi
semua pengetahuan.
Kant tidak begitu saja mempercayai teori Hume, dan dengan cemerlang Kant
membalikkan pernyataan ini dengan menyatakan bahwa semua pengalaman harus
bersesuaian dengan pengetahuan. Menurut Kant, ruang dan waktu merupakan sesuatu yang
subjektif. Tanpa ruang dan waktu kita tidak bisa membuat pengalaman kita menjadi masuk
akal. Tetapi masih ada unsur lain yang membantu kita mengerti melalui pemahaman kita
tanpa tergantung pada pengalaman, hal itu mencakup kualitas, kuantitas dan hubungan.
Ruang dan waktu, beserta kategorinya hanya dapat diterapkan pada fenomena pengalaman
kita
Setelah membaca dan memahami perjalanan hidup, pemikiran dan juga mengetahui
karya-karya Kant, seharusnya kita meniru semangat dan ketertarikan Kant dalam
mempelajari ilmu pengetahuan. Perjuangannya dalam menyelesaikan kuliah dengan
keterbatasan dana karena orang tuanya yang telah meninggal dunia akhirnya mengharuskan
dirinya untuk membiayai kuliah dan hidupnya sendiri. Kisah sepeerti itu seharusnya
Kiki Rezeki | 2012 | Immanuel Kant
5
memotivasi kita sebagai seorang mahasiswa untuk lebih semangat lagi dalam mencari ilmu
dan mengaplikasikannya kedalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Strathen, Paul, 1997. 90 Menit Bersama Immanuel Kant. Jakarta: PT Gelora Angkasa
Pratama.
*)
Penyusun
Nama
Mata Kuliah
Dosen
Prodi
: Kiki Rezeki
: Filsafat Ilmu
: Afid Burhanuddin, M.Pd.
: Pendidikan Bahasa Inggris, STKIP PGRI Pacitan.
Kiki Rezeki | 2012 | Immanuel Kant
6
Download