dukungan keluarga dan harga diri pasien kanker payudara di rsup h

advertisement
DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN
KANKER PAYUDARA
DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Christine Handayani Siburian*, Sri Eka Wahyuni**
* Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU
**Dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas
Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara
Jl. Prof. Mass No.3 Kampus USU Medan 20155, INDONESIA
Phone: 081397326686
E-mail: [email protected]
Abstrak
Dukungan keluarga adalah suatu dukungan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari
keluarganya dan harga diri merupakan hasil penilaian berupa penerimaan atau penolakan individu
terhadap dirinya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga
dengan harga diri pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H. Adam Malik
Medan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi. Pengambilan sampel
menggunakan teknik Purposive Sampling dan sampel yang didapat adalah 30 orang. Instrumen
penelitian berupa kuesioner yang mencakup data demografi dan pernyataan mengenai dukungan
keluarga dan harga diri. Pengumpulan data berlangsung selama bulan Februari sampai Maret 2012.
Uji korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Spearman. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dukungan keluarga mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga diri
pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan, kekuatan
hubungan sedang dan berpola positif (p = 0,027, r = 0,403). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin tinggi harga diri pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya
adalah mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri pasien kanker payudara yang menjalani
kemoterapi.
Kata Kunci: Dukungan keluarga, harga diri, kanker payudara
PENDAHULUAN
Kanker merupakan suatu kondisi
dimana sel telah kehilangan pengendalian
dan mekanisme normalnya, sehingga
mengalami pertumbuhan yang tidak
normal, cepat dan tidak terkendali, serta
mengancam nyawa individu penderitanya
(Baradero, 2007). Kanker payudara
merupakan jenis kanker yang paling
sering ditemui di kalangan wanita
sedunia, meliputi 16% dari semua jenis
kanker yang diderita oleh kaum wanita.
Jumlah pasien kanker payudara di RSUP
H. Adam Malik Medan sebanyak 1713
orang pada tahun 2009 , 1724 orang pada
tahun 2010. Melihat dari jumlahnya
bahwa adanya peningkatan jumlah pasien
kanker payudara pada tahun 2009 dan
tahun 2010 di RSUP H. Adam Malik
Medan.
Pasien yang menderita kanker
payudara mengalami banyak perubahan.
Perubahan
tersebut
bukan
hanya
perubahan fisik saja tetapi juga berisiko
mengalami
perubahan-perubahan
terhadap harga dirinya (Hartati 2008).
Harga diri adalah hasil penilaian individu
terhadap dirinya sendiri. Penilaian ini
menyatakan suatu sikap yang berupa
penerimaan
atau
penolakan
dan
menunjukkan seberapa besar individu itu
percaya bahwa dirinya mampu, berarti,
berhasil, dan berharga (Lubis, 2009).
Menurut Anggraini (2006) pasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi
mengekspresikan
ketidakberdayaan,
merasa tidak sempurna, merasa malu
dengan
bentuk
payudara,
ketidakbahagian, merasa tidak menarik
lagi, perasaan kurang diterima oleh orang
lain, merasa terisolasi, takut, berduka,
berlama-lama
di
tempat
tidur,
ketidakmampuan
fungsional,
gagal
memenuhi kebutuhan keluarga, kurang
tidur, sulit konsentrasi, kecemasan dan
depresi.
Berdasarkan survey awal yang
dilakukan peneliti terhadap 6 orang
penderita kanker payudara yang menjalani
kemoterapi di Poli Bedah Onkologi RSUP
H. Adam Malik Medan dan bersama
keluarganya pada tanggal 27 dan 28
Oktober 2011, 4 orang menunjukkan
respon merasa malu dengan bentuk
payudara, takut apabila pengobatan tidak
berhasil, keadaan yang lemah, merasa
tidak berdaya, merasa tidak menarik lagi,
murung, merasa dikucilkan di masyarakat,
sangat membutuhkan dukungan dari
keluarga terutama dari anak dan
suaminya.
Pasien
kanker
payudara
membutuhkan dukungan keluarga karena
berdasarkan Chandra (2009), dukungan
keluarga sangat berpengaruh terhadap
kesehatan mental anggota keluarganya.
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan
dan penerimaan keluarga terhadap
penderita yang sakit. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang kuat
antara keluarga dan status kesehatan
anggotanya dimana peran keluarga sangat
penting bagi setiap aspek perawatan
kesehatan anggota keluarga, mulai dari
strategi-strategi hingga fase rehabilitasi
(Mubarak, dkk, 2009). Hal inilah yang
menyebabkan peneliti tertarik untuk
meneliti hubungan dukungan keluarga
dengan harga diri pasien kanker payudara
yang menjalani kemoterapi di RSUP H.
Adam Malik Medan.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui dukungan keluarga
pada pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi di RSUP H. Adam
Malik Medan, harga diri pada pasien
kanker
payudara
yang
menjalani
kemoterapi di RSUP H. Adam Malik
Medan dan hubungan dukungan keluarga
dengan harga diri pada pasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi di
RSUP H. Adam Malik Medan.
METODE
Penelitian menggunakan desain
penelitian deskriptif korelasi. Populasi
dari penelitian ini adalah pasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi di
RSUP H. Adam Malik Medan. Sampel
berjumlah 30 orang dengan menggunakan
teknik Purposive Sampling yang kriteria
inklusinya adalah wanita yang menderita
kanker
payudara
yang
menjalani
kemoterapi, sudah menjalani kemoterapi
kedua, dapat berkomunikasi dengan baik
dan bersedia menjadi sampel pada
penelitian ini.
Instrumen yang digunakan yaitu
kuesioner data demografi, kuesioner harga
diri yang dimodifikasi dari Self-Esteem
Questionnaire” dan kuesioner dukungan
keluarga yang sesuai dengan tinjauan
pustaka. Instrumen ini telah reliabel yaitu
nilai reliabel kuesioner dukungan
keluarga sebesar 0,955 dan nilai reliabel
kuesioner harga diri sebesar 0,757 dengan
demikian instrumen layak digunakan.
Analisa data yang dipakai dalam
penelitian ini yaitu: analisa univariat dan
analisa bivariat. Analisa univariat untuk
menganalisis data demografi, variabel
independen yaitu dukungan keluarga dan
variebel dependen yaitu harga diri.
Analisa bivariat untuk menerangkan
keeratan hubungan antara dua variabel
dengan menggunakan uji korelasi
Spearman.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Karakteristik Responden
Pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi di RSUP H. Adam
Malik Medan rata-rata berusia 49 tahun
dan rata-rata sudah menjalani kemoterapi
ke 4. Mayoritas responden sudah menikah
(80%) dengan tingkat pendidikan terakhir
terbanyak
lulusan
SMA
(46,7%).
Sebagian besar responden memiliki
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga
(50%) dengan penghasilan keluarga setiap
bulannya antara Rp1.000.000 sampai
Rp1.500.000 (46,7%) serta kebanyakan
responden mengalami sakit antara 6 bulan
sampai 1 tahun (40%) dan di atas 1 tahun
(40%) (lihat Tabel 1).
Tabel 1. Karakteristik Pasien Kanker
Payudara yang Menjalani
Kemoterapi
Karakteristik Responden
Status
a. Belum Menikah
b. Menikah
c. Janda
Pendidikan
a. Tidak Sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Perguruan Tinggi
Pekerjaan
a. Pegawai Negeri/
TNI/ Polri
b. Ibu Rumah Tangga
c. Pegawai Swasta
d. Lain-lain
Penghasilan Keluarga
a. < Rp 1.000.000
b. Rp 1.000.000 – Rp
1.500.000
c. > Rp 1.500.000
Lama Sakit
a. < 6 Bulan
b. 6 Bulan - 1 Tahun
c. > 1 tahun
2.
f
%
1
24
5
3,3
80
16,7
1
9
2
14
4
3,3
30
6,7
46,7
13,3
5
15
8
2
16,7
50
26,7
6,7
8
14
8
26,7
46,7
26,7
6
12
12
20
40
40
Dukungan Keluarga Pasien Kanker
Payudara
yang
Menjalani
Kemoterapi
Dukungan keluarga pasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi
secara keseluruhan, sebagian besar
responden
mendapatkan
dukungan
keluarga cukup sebesar 56,7% (17 orang)
(lihat Tabel 1).
Tabel 2. Dukungan Keluarga Pasien
Kanker
Payudara
yang
Menjalani Kemoterapi
Dukungan Keluarga
f
%
Dukungan Keluarga Baik
11 36,7
Dukungan Keluarga Cukup
17 56,7
Dukungan Keluarga Kurang
2
6,7
3.
Harga Diri Pasien Kanker Payudara
yang Menjalani Kemoterapi
Harga diri pasien kanker payudara
yang menjalani kemoterapi secara
keseluruhan,
mayoritas
responden
memiliki harga diri tinggi yaitu sebesar
60% (18 orang) (lihat Tabel 2).
Tabel 3. Harga Diri Pasien Kanker
Payudara yang Menjalani
Kemoterapi
Harga Diri
f
%
Harga Diri Tinggi
18
60
Harga Diri Rendah
12
40
4.
Hubungan
Dukungan
Keluarga
dengan Harga Diri Pasien Kanker
Payudara
yang
Menjalani
Kemoterapi
Hasil penelitian didapat koefisien
korelasi (r) antara dukungan keluarga
dengan harga diri pasien kanker payudara
yang menjalani kemoterapi yaitu (r) 0,403
dengan tingkat signifikasi (p) 0,027. Hal
ini menggambarkan bahwa terdapat
hubungan
yang
bermakna
antara
dukungan keluarga dengan harga diri
pasien kanker payudara yang menjalani
kemoterapi
dimana
kekuatan
hubungannya sedang yang berpola positif,
dalam arti semakin tinggi dukungan
keluarga maka semakin tinggi juga harga
diri pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi (lihat Tabel 3).
Tabel 4. Hubungan Dukungan Keluarga
dengan Harga Diri Pasien
Kanker
Payudara
yang
Menjalani Kemoterapi
Variabel
r
p value
Dukungan Keluarga
0,403 0,027*
Harga Diri
*p value < 0,05
Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa mayoritas dukungan keluarga
cukup untuk pasien kanker payudara.
Hasil penelitian ini didukung oleh Admin
(2011) yang berpendapat bahwa peran
keluarga sangat penting dalam perawatan
pasien
dimana
keluarga
berusaha
meningkatkan semangat hidup dan
komitmen pasien untuk tetap menjalani
pengobatan terutama untuk pasien kanker
payudara. Hal ini juga dinyatakan oleh
Rachmawati (2009) bahwa dukungan
sosial keluarga dapat memberikan hasil
yang positif terhadap kesehatan dan
kesejahteraan pada pasien kanker
payudara. Hal yang sama dinyatakan oleh
Admin (2011) bahwa dukungan positif
yang diberikan keluarga dapat membuat
pasien kanker payudara lebih kuat dalam
melawan kanker tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi mayoritas memiliki
harga diri tinggi karena pasien kanker
payudara memiliki penilaian yang positif
(penerimaan) terhadap dirinya. Harga diri
sangat dipengaruhi dengan lamanya suatu
penyakit atau semakin kronisnya suatu
penyakit. Makin kronis suatu penyakit
yang mengganggu kemampuan dalam
aktivitas yang menunjang perasaan
berharga, maka makin besar pengaruhnya
pada harga diri. Penyakit kronis
membutuhkan perubahan pola perilaku
yang telah lama diterima dan dijalani,
maka individu mempunyai kesempatan
untuk mengantisipasi berduka (Potter &
Perry, 2005). Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan bahwa
sebagian besar pasien menderita kanker
payudara selama 6 bulan keatas dimana
mereka memiliki harga diri tinggi.
Penelitian ini juga didukung oleh Lubis
(2009) bahwa ketika pasien mampu
menerima keadaan dirinya, baru ia akan
mempunyai harga diri yang tinggi. Pasien
yang memiliki harga diri yang tinggi
dapat melawan pengaruh negatif dari
kanker.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dukungan keluarga mempunyai hubungan
yang signifikan (p=0,027) dengan harga
diri pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi dimana kekuatan
hubungannya sedang (r=0,403) yang
berpola positif. Hasil tersebut dapat
diartikan bahwa semakin tinggi dukungan
keluarga maka semakin tinggi harga diri
pasien kanker payudara yang menjalani
kemoterapi. Hasil penelitian ini didukung
oleh Dalami (2010) peran serta keluarga
sangat penting untuk penyembuhan
pasien, karena keluarga merupakan sistem
pendukung yang terdekat bagi pasien.
Oleh karena itu keluarga selalu dilibatkan
dalam perencanaan, perawatan dan
pengobatan,
persiapan
pemulangan
pasien, dan rencana perawatan tindak
lanjut di rumah. Pendapat yang sama
disampaikan oleh Suparyanto (2012)
menyatakan bahwa dukungan keluarga
tinggi dapat memiliki harga diri yang
lebih tinggi dimana peran keluarga
mempunyai pengaruh yang sangat tinggi
dalam harga diri. Sebuah keluarga yang
memiliki dukungan keluarga yang rendah
tidak mempunyai kemampuan dalam
membangun
harga
diri
anggota
keluarganya dengan baik. Keluarga akan
memberikan umpan balik yang negatif
dan berulang-ulang akan merusak harga
diri bagi penderita.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil penelitian didapat koefisien
korelasi (r) antara dukungan keluarga
dengan harga diri pasien kanker payudara
yang menjalani kemoterapi yaitu 0,403
dengan tingkat signifikasi (p) 0,027. Hal
ini menggambarkan bahwa terdapat
hubungan
yang
bermakna
antara
dukungan keluarga dengan harga diri
pasien kanker payudara yang menjalani
kemoterapi
dimana
kekuatan
hubungannya sedang yang berpola positif,
dalam arti semakin tinggi dukungan
keluarga maka semakin tinggi juga harga
diri pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi.
Pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi di RSUP H. Adam
Malik Medan menunjukkan bahwa 56,7%
mendapatkan dukungan keluarga yang
cukup dan 60% pasien memiliki harga diri
tinggi.
Saran
Pendidikan Keperawatan
Dukungan keluarga mempunyai
peranan yang sangat penting untuk
meningkatkan
kesehatan
anggota
keluarganya.
Hasil
penelitian
ini
diharapkan dapat menjadi tambahan
informasi dan bahan pengajaran mata
kuliah
keperawatan
keluarga
dan
keperawatan jiwa sehingga mahasiswa
mengetahui
pentingnya
pemberian
dukungan keluarga terhadap harga diri
pasien kanker payudara yang menjalani
kemoterapi.
Praktek Keperawatan
Perawat hendaknya mengidentifikasi
aspek positif pasien (kemampuan pasien)
dan memberikan reincformance positif
dalam melaksanakan asuhan keperawatan
pada pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi. Misalnya, perawat
memberikan
pujian
ketika
pasien
menjalani kemoterapi dengan teratur.
Perawat
juga
diharapkan
untuk
memberikan pendidikan kesehatan bagi
keluarga tentang pentingnya pemberian
dukungan keluarga seperti memberikan
saran dan semangat dalam meningkatkan
harga diri pasien serta memberitahukan
kepada keluarga bahwa dukungan tersebut
dapat mempercepat proses kesembuhan
pasien.
Penelitian Keperawatan
Penelitian ini tidak membahas
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi harga diri pasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi.
Oleh karena itu, diharapkan bagi peneliti
selanjutnya untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi harga diri.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2011). Cara Memotivasi Pasien
Kanker. Diunduh 23 Mei 2012 dari
http://www.4lifesistemimun.com
Anggraini, Y. T. (2006). Skripsi,
Kebutuhan
Dukungan
Sosial
Wanita Kanker Payudara di RSU
Dr. Pirngadi Medan. Tidak
Dipublikasikan
Baradero, M, dkk. (2007). Seri Askep
pada Klien Kanker. Jakarta:EGC
Chandra. (2009). Pengaruh Dukungan
Sosial
Keluarga
Terhadap
Kesembuhan
Penderita
Post
Teraumatic Stress Disorder (PTSD)
di Pusat Pelayanan Terpadu.
Diunduh 20 Februari 2012 dari
http://www.repository.usu.ac.id
Dalami, E. (2010). Konsep Dasar
Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: Trans Info Media
Hartati, A. S. (2008). Skripsi, Konsep Diri
dan Kecemasan Wanita Kanker
Payudara di Poli Bedah Onkologi
RSUP Haji Adam Malik Medan.
Diunduh 8 Oktober 2011 dari
http://www.repository.usu.ac.id
Lubis, N. L. dkk. (2009). Terapi Perilaku
Kognitif pada Pasien Kanker.
Medan: USU Press
Mubarak, W. I. dkk. (2009). Ilmu
Keperawatan Komunitas Konsep
dan Aplikasi. Jakarta: Salemba
Medika
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar
Fundamental
Keperawatan
Konsep, Proses, dan Praktik.
Jakarta: EGC
Rachmawati, Evy. (2009). Penting,
Dukungan Keluarga bagi Penderita
Kanker Payudara. Diunduh 13
November
20011
dari
http://kesehatan.kompas.com
Suparyanto. (2012). Konsep Dukungan
Keluarga. Diunduh 6 Mei 2012 dari
http://dr-suparyanto.blogspot.com
Download