Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 79-94 ISSN 1979-4851 http://jca.unja.ac.id PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PERUSAHAAN LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2012 Reka Maiyarni1), Susfayetti2), Misni Erwati3) 1)2)3) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan leverage terhadap pengungkapan corporate social responsibility (CSR) secara simultan dan parsial. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012. Sampel diperoleh dengan metode purposive sehingga diperoleh 10 perusahaan LQ45 selama periode penelitian. Analisis data menggunakan analisis data panel dengan Eviews 6.01. Model penelitian dianalisis setelah terbebas dari asumsi klasik. Hasil analisis statistik diperoleh simpulan bahwa profitabilitas, likuiditas dan leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan CSR, sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Kata kunci: Pengungkapan corporate social responsibility (CSR), Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage Informasi sosial perusahaan tercermin dalam bersangkutan dengan sumber daya alam wajib corporate social responsibility (CSR). Sebuah menjalankan CSR. Implementasi atas peran gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi tanggung jawab sosial tersebut diatur dalam Pasal dihadapkan pada tanggungjawab yang berpijak 74 pada singel bottom line, yaitu nilai perusahaan pelaksanaannya harus dilaporkan dalam laporan (corporate value) yang direfleksikan dalam tahunan perusahaan (pasal 66 ayat 2c). CSR juga kondisi keuangan saja. Tapi tanggungjawab diatur dalam UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang perusahaan harus berpijak pada triple bottom Penanaman Modal terkait dengan perusahaan lines yaitu juga memperhatikan masalah sosial yang terdaftar di pasar modal. Regulasi tersebut dan lingkungan. Bukan lagi sebagai sebuah menjelaskan kewajiban bagi setiap penanam entitas yang hanya mementingkan dirinya sendiri modal untuk melaksanakan CSR, menghormati saja melainkan sebuah entitas yang wajib tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan usaha penanaman modal, dan mematuhi semua sosialnya berdasarkan prinsip kemitraaan dan ketentuan peraturan perundang-undangan. kerjasama. UU Nomor 40Tahun 2007, dan Ikatan Akutansi Indonesia (IAI) dalam Di Indonesia, praktik CSR semakin menguat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) terutama setelah diberlakukannya UU No.40 Nomor 1 paragraf sembilan secara implisit Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) menyarankan pasal 1 point 3 yang menyebutkan bahwa PT tanggungjawab akan masalah sosial sebagai yang menjalankan usaha di bidang dan/atau berikut: “Perusahaan dapat pula menyajikan 79 untuk mengungkapkan 80 Maiyarni, Susfayetti, Erwati, Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan, .... laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan reaksi sosial memerlukan gaya manajerial untuk nilai tambahan (value added statement), khusus membuat bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan keuntungan. Hubungan antara profitabilitas dan hidup memegang peranan penting dan bagi CSR adalah bahwa ketika perusahaan memiliki industri yang menganggap pegawai sebagai laba kelompok pengguna laporan yang memegang menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang peranan penting” (Erdanu:2010). dapat mengganggu informasi tentang sukses Kemampuan perusahaan suatu yang perusahaan tinggi, perusahaan memperoleh (manajemen) untuk keuangan tersebut. Sebaliknya ketika tingkat menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan profitabilitas rendah perusahaan akan berharap nilai pemegang saham dan merupakan indikator pengguna laporan akan membaca “good news” dari keberhasilan operasi perusahaan. Heinze kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini peneliti (1976) dalam Anggraini (2006) menjelaskan mencoba profitabilitas yang memiliki laba positif (tidak berlaba negatif) membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel sebagai kriteria pengambilan sampel seperti yang untuk dilakukan Prihastuti (2008). juga merupakan mengungkapkan faktor pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Semakin tinggi menggunakan Hubungan perusahaan profitabilitas yang dengan tingkat profitabilitas maka manajer akan semakin pengungkapan CSR merupakan yang hal sulit terdorong untuk mengungkapkan infomasi lebih untuk dipahami. Penelitian Widianingsih (2011) terperinci sebab dan Veronica (2008) menemukan profitabilitas investor mengenai memperkuat mereka kondisi ingin meyakinkan profitabilitas keuangan untuk (laba) berpengaruh secara signifikan terhadap perusahaan. pengungkapan sosial (CSR). Perusahaan dengan Robins (2005) dalam Pian (2010) menekankan profitabilitas bahwa perolehan laba adalah tetap merupakan pengungkapan CSR dengan anggapan aktivitas tujuan utama perusahaan, karena tanpa laba, tidak CSR bukanlah aktivitas yang merugikan dan akan ada sumber daya untuk kegiatan CSR. Bila tidak keuntungan yang diperoleh tinggi maka akan perusahaan. Pada sisi lain beberapa penelitian memberikan keyakinan pada perusahaan untuk seperti menggunakan kelebihan dana tersebut untuk Anggraini (2006), Adhelia (2008), Prihastuti kegiatan CSR. (2008); Yulfaida dan Zhulaikha (2012); Suta dan Teori perusahaan stakeholder bukanlah mengatakan entitas yang yang bermanfaat Devina tinggi bagi (2004), melakukan keberlangsungan Sembiring (2005), bahwa Laksito (2012) tidak menemukan pengaruh hanya signifikan profitabilitas perusahaan terhadap beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun pengungkapan informasi sosial (CSR). harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang terkait dan/atau terkena dampak dari yang berfungsi untuk mengklasifikasikan besar keberadaan perusahaan. Dari teori tersebut kecilnya suatu entitas. Secara umum, perusahaan lahirlah konsep tanggungjawab sosial perusahaan besar akan mengungkapkan informasi sosial atau (CSR). Bowman dan Haire dalam Johan (2011) tanggung jawab sosial lebih banyak daripada Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1 Februari 2014, hal. 79-93 perusahaan kecil. Hal ini dapat dijelaskan secara Tingkat dimana perusahaan dapat dengan cepat teoritis bahwa perusahaan besar merupakan memenuhi kewajiban lancarnya dari aktiva lancar entitas bisnis yang tidak lepas dari resiko tekanan atau politis yang lebih besar dibandingkan perusahaan kewajiban jangka pendek. Melalui likuiditas kecil. Tekanan politis ialah tekanan untuk entitas dapat dipandang kinerja manajemen dalam bisnis yang banyak disoroti oleh masyarakat luas mengelola keuangan perusahaan. Perusahaan agar lebih mengungkapkan tanggungjawab sosial yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi adalah (CSR) perusahaan atas aktivitas usahanya terhadap kemampuan usaha yang dapat untuk segera memenuhi lingkungan sekitarnya. Bahwa dengan adanya kewajiban-kewajiban pengungkapan aktivitas sosial yang lebih besar Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang merupakan tinggi pengurangan biaya politis bagi akan lebih jangka memenuhi pendeknya. banyak melakukan perusahaan, sehingga perusahaan dalam jangka pengungkapan sosial daripada perusahaan yang waktu panjang bisa terhindar dari biaya yang mempunyai tingkat likuiditas yang rendah. Hal sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat. ini didasarkan dari pengharapan bahwa secara Sebagai variabel yang banyak digunakan untuk finansial perusahaan yang kuat akan lebih banyak menjelaskan pengungkapan sosial (CSR) yang mengungkapkan informasi daripada perusahaan dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan. yang lemah. Ukuran perusahaan dikaitkan dengan teori agensi, Kemampuan perusahaan dengan likuiditas perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan tinggi akan berhubungan dengan pengungkapan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi sosial yang tinggi. Dengan likuiditas yang tinggi yang berarti perusahaan mempunyai kemampuan untuk lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Perusahaan besar merupakan membiayai emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang berkaitan dengan pengungkapan sosial (CSR). lebih besar merupakan pengurangan biaya politis Sehingga sebagai wujud tanggungjawab sosial perusahaan mengungkapkan kegiatan sosial yang dilakukan Sembiring (2005). Cowen et al (1987) dalam dengan lebih luas. Penelitian Widianingsih Devina (2004) menyatakan perusahaan yang (2011) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa lebih besar terhadap masyarakat akan memiliki likuiditas mempengaruhi luas pengungkapan pemegang saham yang mungkin memperhatikan sukarela (CSR). Sejalan dengan penelitian Suta program sosial yang dibuat perusahaan dan dan Laksito (2012) likuiditas berpengaruh negatif laporan tahunan akan menyebarkan informasi secara signifikan terhadap luas pengungkapan tangungjawab sosial tersebut. sukarela perusahaan. Bertolak belakang dengan Likuiditas melakukan perusahaan lebih kegiatan mampu yang untuk menunjukkan Adhelia (2008), Prihastuti (2008), dan Badjuri kemampuan perusahaan dalam menjaga aktivitas (2011) menyatakan tidak berhasil menemukan operasional. pengaruh yang signifikan antara tingkat likuiditas mencerminkan perusahaan dan Dapat dikatakan kesehatan suatu likuiditas perusahaan. dengan pengungkapan sosial (CSR). 81 82 Maiyarni, Susfayetti, Erwati, Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan, .... Ketergantungan perusahaan terhadap hutang dalam membiayai kegiatan operasinya tercermin perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi. dalam Leverage. Sebagai gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki sehingga dapat dilihat tingkat Leverage merupakan pengukur besarnya perusahaan, aktiva yang dibiayai dengan hutang. Adhelia resiko (2008) membuktikan dalam penelitiannya bahwa tak tertagihnya suatu utang. Melalui Leverage dapat variabel diukur sejauh mana perusahaan menggunakan terhadap pengungkapan sosial (CSR) perusahaan. utang sebagai sumber pembiayaannya. Tingkat Suta dan Laksito (2012) membuktikan leverage leverage yang tinggi akan cenderung lebih berpengaruh negatif secara signifikan terhadap banyak melakukan pengungkapan sosial (CSR), luas pengungkapan sukarela (CSR) perusahaan. karena berusaha Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan menjelaskan mengapa tingkat utang perusahaan Veronica (2008), Prihastuti (2008) dan Sitepu cenderung tinggi. Ada pendapat lain mengatakan (2009) bahwa secara parsial leverage tidak bahwa semakin tinggi leverage, kemungkinan memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah besar perusahaan akan mengalami pelanggaran informasi sosial yang diungkapkan. Tapi hasil terhadap kontrak utang, maka manajer akan yang berbeda seperti yang dinyatakan dalam berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih penelitian yang dilakukan Sembiring (2005); tinggi Anggraini (2006); Yulfaida dan Zhulaikha (2012) pihak manajemen dibandingkan laba akan di masa depan (Sembiring:2005). berpengaruh signifikan menemukan bahwa leverage tidak berpengaruh Adanya pinjaman atau hutang menuntut adanya pertanggungjawaban perusahaan baik dalam leverage pemakaian pinjaman. Kreditor mengenai keadaan maupun (CSR). pengembalian memerlukan informasi BEI merupakan 45 perusahaan dengan dengan kinerja keuangan terbaik. Namun bagaimana meyakinkan bahwa debitor dapat memenuhi dengan pengungkapan CSR pada perusahaan- kewajibannya saat jatuh tempo. Seiring dengan perusahaan tersebut? Oleh karena itu, penelitian tuntutan kreditor terhadap informasi tersebut, ini perusahaan dengan leverage yang tinggi akan karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan melakukan CSR pada perusahaan yang terdaftar di Indeks pengungkapan komperehensif. Semakin tinggi debitor Perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ45 untuk semakin finansial terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial yang lebih tinggi leverage, kemungkinan transfer mencoba meneliti mengenai LQ45 BEI. kemakmuran dari kreditor (Meek, et al., 1995 TINJAUAN PUSTAKA dalam Suta dan Laksito, 2012). Jensen dan Corporate Sosial Responsibility (CSR) Meckling (1976) dalam Sembiring (2005) teori pengaruh Corporate social merupakan leverage yang tinggi akan mengungkapkan lebih berkembang secara global dan penerapannya banyak telah merambah ke semua sektor. Perusahan yang karena biaya keagenan konsep yang (CSR) keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan informasi, sebuah responsibility tengah Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1 Februari 2014, hal. 79-93 mengadopsi dan menjalankan konsep ini telah 1. Sustainability, berkaitan dengan bagaimana mendapatkan perhatian dari kalangan kreditor perusahaan dalam melakukan aktivitas tetap (secara khusus perbankan) dan kalangan investor memperhitungkan keberlanjutan sumber daya (secara khusus dalam dunia pasar modal). dimasa Menurut Handoko (2003) yang mendefinisikan sustainability berputar pada keberpihakan dan tanggung upaya jawab sosial perusahaan berarti depan. Dengan bagaimana manajemen mempertimbangkan dampak sosial sumber dan ekonomi didalam pembuatan keputusannya. generasi masa datang. Tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu komitmen berkelanjutan tetap memperhatikan 2. Accountability, merupakan upaya perusahaan terbuka dan bertangungjawab atas aktifitas dan yang telah dilakukan. Akuntabilitas akan berkontribusi secara positif kepada karyawannya, dijadikan sebagai media bagi perusahaan komunitas, dan lingkungan sekitarnya serta membangun image dan network terhadap para masyarakat luas. Sedangkan menurut Pearce dan pemangku kepentingan. untuk dari agar memanfaatkan suatu perusahaan yang daya society demikian, berperilaku etis Robinson yang dialih bahasakan oleh Bachtiar 3. Transparancy, merupakan satu hal yang amat dan Christine (2008) tanggungjawab sosial penting bagi pihak eksternal, berperan untuk perusahaan mengurangi adalah gagasan bahwa suatu asimetri informasi, perusahaan memiliki tugas untuk melayani kesalahpahaman, khususnya informasi dan masyarakat pertanggungjawaban berbagai dampak dari sekaligus kepentingan keuangan pemegang sahamnya. Menurut Hadi (2011) corporate social lingkungan. Klasifikasi tanggungjawab sosial perusahaan responsibility adalah satu bentuk tindakan yang menurut Hadi (2011) dibagi sebagai berikut: berangkat dari pertimbangan etis perusahaan 1. Lingkungan, berupa investasi untuk yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, pengelolaan limbah, pencegahan terjadinya yang dibarengi dengan peningkatan kualitas pencemaran, keamanan lingkungan sekitar, hidup bagi karyawan berikut keluarganya, serta riset sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat berhubungan dengan lingkungan perusahaan. sekitar dan masyarakat secara lebih luas. lingkungan dan hal lain yang 2. Community, berupa bantuan perbaikan dan Ranah tanggung jawab sosial perusahaan penerangan jalan, bantuan koperasi dan UKM, mengandung dimensi yang sangat luas. Untuk itu, bantuan kesehatan, bantuan air bersih, bantuan dalam rangka memudahkan pemahaman dan kegiatan kepemudaan, bantuan bencana alam, penyederhanaan, banyak ahli mencoba menggaris bantuan keagamaan dan hari besar, serta bawahi prinsip dasar yang terkandung dalam bantuan-bantuan lainnya. tangung jawab sosial perusahaan. David (2008) 3. Employee, berupa jaminan kesehatan bagi dalam Hadi (2011) menguraikan prinsip-prinsip karyawan, peningkatan keterampilan tangung jawab sosial menjadi tiga yaitu: pendidikan dan pelatihan, tunjangan, insentif 83 84 Maiyarni, Susfayetti, Erwati, Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan, .... dan imbalan pensiun bagi karyawan pasca selama kerja, penciptaan suasana kerja yang kondusif, Karyawan tidak dianggap dan lain-lain. perusahaaan, 4. Product, berupa research dan development, memiliki prosedur produksi dan mengacu kesehatan konsumen, produk, sosialisasi layanan tentang di tetapi perusahaan tersebut. sebagai sebagai asset bagian dari masyarakat yang memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan. pada standar kualitas produk, jaminan kualitas dan bekerja Panduan pelaporan yang banyak digunakan aduan perusahaan sebagai standar pelaporan saat ini kesehatan adalah GRI (Global Reporting Intiative). GRI produk pada konseumen. diwujudkan dalam bentuk kerangka pelaporan 5. Energy, berupa penggunaan perlengkapan yang harus dilakukan perusahaan. Ada tiga fokus hemat energi, membangun energi alternatif, pengungkapan GRI, antara lain: indikator Kinerja bantuan listrik untuk masyarakat sekitar, Ekonomi pelatihan penghematan energi, penggantian terdiri dari 9 item, indikator Kinerja Lingkungan peralatan (environment performance indicator) terdiri dari yang sudah usang untuk penghematan energi. 6. Other, berupa (economic performance indicator) 30 item, dan indikator Kinerja Sosial (social penghargaan-penghargaan performance indicator) terdiri dari 40 item. corporate social responsibility, dan annual Indikator tersebut report award. kategori yaitu: Sementara itu, kegiatan pokok CSR meliputi terbagi kinerja dalam beberapa ekonomi, kinerja lingkungan, praktek tenaga kerja dan pekerjaan sebagai berikut Hadi (2011): yang 1. Corporate philanthropy, merupakan kegiatan masyarakat/sosial, serta tanggungjawab produk. perusahaan yang berupa sumbangan- sumbangan dan kegiatan sosial tetapi tidak dimasukkan ke dalam rumusan strategi perusahaan. layak, hak azazi manusia, Profitabilitas Setiap perusahaan mendapatkan profit/laba mengharapkan yang maksimal. Profitabilitas merupakan suatu perhitungan yang 2. Came related marketing, misalnya perusahaan bertujuan untuk mengetahui tingkat laba menyisikan sebagian dari hasil penjualan diperoleh perusahaan berdasarkan komponen- produknya komponen yang ada dalam perusahaan tersebut. untuk disumbangkan kepada yayasan atau lembaga tertentu. 3. Minority support perusahaan mengukur kemampuan perusahaan meghasilkan memberikan perhatian kepada kelompok- keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan kelompok masyarakat yang kurang mendapat modal perhatian, menggunakan profit margin, return on asset misalnya programs, Menurut Hanafi dan Halim (2007) profitabilitas masyarakat miskin, kelompok ras tertentu, atau penyandang cacat. 4. Socially responsible employment, perusahaan saham tertentu. Diukur dengan (ROA), dan return on equity (ROE). Menurut Sutrisno (2009) profitabilitas memberikan kesempatan bagi karyawan untuk adalah kemampuan menghasilkan keuntungan melakukan dengan semua modal yang bekerja di dalamnya. tugas-tugas kemasyarakatan Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1 Februari 2014, hal. 79-93 Pengukurannya menggunakan profit margin relatif lebih stabil dibandingkan (NPM), return on asset (ROA), return on penjualan bersih dan kapitalisasi pasar. investment (ROI), return on equity (ROE), dan Likuiditas earning per share (EPS). Sedangkan menurut Likuiditas merupakan indikator Harahap (2009) profitabilitas menggambarkan mengenai kemampuan membayar semua kewajiban keuangan jangka perusahaan mendapatkan laba kemampuan suatu dengan dalam melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada pendek seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah menggunakan karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Menurut pendapat Munawir (2004) likuiditas Beberapa yang adalah kemampuan suatu perusahaan untuk digunakan adalah margin laba (profit margin), memenuhi kewajiban keuangannya yang harus return on asset (ROA), return on equity (ROE), dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk return on total asset, basic earning power, memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. earning per share, dan contribution margin. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban Ukuran Perusahaan keuangannya pengukuran profitabilitas Ukuran perusahaan menunjukkan seberapa pada perusahaan saat jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia. tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, dan besar informasi yang terdapat didalamnya, perusahaan sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila manajemen mengenai pentingnya informasi, bagi perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran eksternal internal ataupun aktiva lancar yang lebih besar dari perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan, hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. makin banyak informasi yang terkandung di Sebaliknya jika perusahaan tidak dapat segera dalam perusahaan, dan makin besar pula tekanan memenuhi kewajiban keuangannya pada saat untuk mengolah informasi tersebut, sehingga ditagih, pihak manajemen perusahaan akan memiliki keadaan illikuid. perusahaan maupun dikatakan berarti mampu perusahaan memenuhi tersebut dalam kesadaran yang lebih tinggi mengenai pentingnya Kasmir (2008) menyatakan likuiditas atau informasi, dalam mempertahankan eksistensi sering disebut modal kerja digunakan untuk perusahaan. Supriadi (2010) dalam Virgo (2011) mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. menyatakan terdapat tiga cara mengukur ukuran Likuiditas menganalisa dan menginterprestasikan perusahaan, yaitu: total aktiva yang diambil dari posisi keuangan jangka pendek, tapi juga sangat neraca akhir tahun, penjualan bersih yang diambil membantu bagi manajemen untuk mengecek dari laporan laba rugi akhir dan kapitalisasi pasar efisiensi modal kerja yang digunakan dalam yang diambil dari harga saham akhir tahun dikali perusahaan, juga penting bagi kreditor jangka dengan jumlah saham beredar. Dari ketiga cara panjang dan pemegang saham yang akhirnya atau tersebut, peneliti menggunakan total aktiva dalam setidak-tidaknya ingin mengetahui prospek dari mengukur ukuran perusahaan karena nilai aktiva deviden dan pembayaran bunga di masa yang 85 86 Maiyarni, Susfayetti, Erwati, Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan, .... akan datang. Dapat dipahami bahwa likuiditas perusahaan akan masuk dalam kategori extreme menunjukkan perusahaan leverage (utang ekstrem), yaitu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit atau kewajiban yang segera jatuh tempo dengan untuk melepaskan beban utang tersebut. Karena sumber jangka pendeknya. Semakin tinggi itu perusahaan harus menyeimbangkan berapa likuiditas maka semakin tinggi kemampuan utang yang layak diambil dan darimana sumber- perusahaan membayar hutang-hutang jangka sumber yang dapat dipakai untuk membayar pendeknya. utang. Secara umum digunakan untuk mengukur kemampuan Menurut Harahap suatu likuiditas antara lain: debt to total assets, debt to equity perusahaan ratio, time interest earned ratio, cash flow menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. coverage, long-term debt to total capitalization, Likuiditas cash flow adequancy dan fixed payment coverage menggambarkan dapat (2009) kemampuan dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos ratio. aktiva lancar dan hutang lancar. Pengukuran Leverage menunjukkan seberapa besar likuiditas yang digunakan terdiri dari rasio lancar kebutuhan dana perusahaan yang dibelanjai (current ratio), rasio cepat (quick ratio), rasio kas dengan hutang. Penggunaan dana hutang bagi (aktiva lancar), rasio kas atas utang lancar, rasio perusahaan tersebut mempunyai tiga dimensi aktiva lancar dan total aktiva, serta aktiva lancar menurut Sutrisno (2009) yaitu : (1) pemberi dan total utang. kredit akan menitik beratkan pada besarnya Leverage jaminan atas kredit yang diberikan, (2) dengan Leverage merupakan pengukur besarnya menggunakan dana hutang, maka apabila aktiva yang dibiayai dengan hutang dimana perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva besar berasal dari kreditor.. Leverage dapat dikatakan perusahaan keuntungannya akan meningkat, dan sebagai pinjaman sehingga suatu perusahaan (3) dapat membeli lebih banyak aktiva dibandingkan mendapatkan dana tanpa kehilangan yang disediakan pemilik perusahaan melalui pengendalian perusahaannya. Pengukuran investasi mereka. Dengan kata lain, mengukur leverage yang digunakan terbagi atas total debt to perbandingan antara dana yang disediakan oleh total asset ratio, debt to equity ratio, time interest pemilik perusahaan dengan dana yang berasal earned ratio, fixed charge coverage ratio, dan dari kreditur perusahaan. Melalui leverage ini debt service ratio. dari beban dengan tetapnya penggunaan maka hutang, pemilik pemilik juga mencerminkan tingkat resiko keuangan perusahaan. Fahmi (2011) dalam Virgo (2011) leverage Pengembangan Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan penelitian mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai terdahulu dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu dikembangkan hipotesis sebagai berikut: tinggi akan membahayakan perusahaan karena yang telah diuraikan, maka Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1 Februari 2014, hal. 79-93 H1: Profitabilitas berpengaruh terhadap corporate penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di social responsibility (CSR) Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam LQ-45 periode H2: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap 2008 sampai 2012. Pemilihan sampel dilakukan corporate social responsibility (CSR) dengan menggunakan teknik purposive sampling. H3: Likuiditas berpengaruh terhadap corporate Dalam penelitian ini kriteria yang ditetapkan social responsibility (CSR) adalah sebagai berikut: H4: Leverage berpengaruh terhadap corporate 1. Perusahaan LQ-45 yang mempublikasikan social responsibility (CSR). laporan keuangan lengkap (termasuk catatan atas laporan keuangan) dari 2009 sampai 2012 di Bursa Efek Indonesia atau www.idx.co.id METODA PENELITIAN Model penelitian dirumuskan dalam regresi linier berganda untuk mengukur pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas dan 2. Perusahaan dalam LQ-45 yang terdaftar dalam ICMD dan menghasilkan laba positif secara berturut-turut dari 2009 sampai 2012. leverage terhadap luas pengungkapan CSR. Jenis data yang digunakan adalah data Sesuai dengan hipotesis yang diuji dalam sekunder. Data yang dimaksud merupakan data penelitian ini, maka persamaan regresi linear laporan keuangan perusahaan lengkap dengan berganda adalah sebagai berikut: catatan CSRI = α + β1 ROAi.t + β2 Sizei.t + β3 CRi.t + β4 DTAi.t + ei.t atas laporan keuangan yang dipublikasikan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam LQ-45 dengan times series dari 2009 sampai 2012 serta berisi data untuk Keterangan: profitablitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan CSRI = corporate social responsibility (CSR) leverage yang diambil dari Indonesia Capital α Market Directory 2009 sampai 2012. = konstanta β1- β4 = koefisien regresi Variabel ROAi.t = profitabilitas Operasional Variabel Sizei.t = ukuran perusahaan Variabel Terikat CRi.t Penelitian dan Pengukuran = likuiditas Variabel terikat pada penelitian ini DTAi.t = leverage adalah corporate social responsibility (CSR) ei.t terkait = error dengan aktivitas sosial perusahaan. Instrumen pengungkapan CSR diukur dengan Metoda Pengumpulan Data proksi CSRDI (corporate social responsibility Penelitian ini menggunakan data sekunder, disclosure index) berdasarkan GRI (global yang diperoleh dari Indonesian Capital Market reporting initiatives). Indikator GRI terdiri dari 3 Directory (ICMD), situs yahoo finance, serta fokus pengungkapan, yaitu ekonomi, lingkungan, database yang terdapat pada situs resmi Bursa dan sosial sebagai dasar sustainability reporting. Efek Indonesia. Populasi yang digunakan dalam 87 88 Maiyarni, Susfayetti, Erwati, Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan, .... Pengukuran CSRDI menggunakan Profitabilitas content analysis dalam mengukur variety dari menggunakan CSRDI. Content pengukuran analysis CSRDI digunakan ROA penelitian untuk manajemen menunjukkan metode kemampuan perusahaan sudah banyak memperoleh pendapatan dari pengelolaan asset penelitian-penelitian yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Rasio ini sebelumnya. Pendekatan ini pada dasarnya menunjukkan penggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap perusahaan dalam menggunakan asetnya. seberapa item CSR diberi skor 1 jika diungkapkan, dan ROA = Laba bersih skor 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor Total Aktiva dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor (Erdanu:2010). untuk Rumus ini adalah yang dalam dalam setiap perusahaan perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut: besar dalam efektivitas b. Ukuran Perusahaan (Size) Ukuran perusahaan adalah alat untuk mengukur suatu perusahaan berdasarkan aturan tertentu. Ukuran perusahaan ditentukan CSRDI = ∑n berdasarkan penjualan, total aktiva, tenaga kerja, 79 dan lain-lain. Konsisten dengan penelitian Pian Keterangan: (2010) pada penelitian ini ukuran perusahaan CSRI = Corporate Social Responsibility Index diukur perusahaan n total assets yang akan ditransformasikan dalam log natural of total = Jumlah item pengungkapan yang assets value untuk menyamakan nilai dengan dipenuhi 79 dengan variabel lain karena total assets lebih besar = Total seluruh item GRI dibandingkan variabel-variabel lain dalam penelitian ini. Variabel Bebas a. Profitabilitas Size = ln total asset value Sebagai hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan keputusan yang dilakukan perusahaan, c. Likuiditas Likuiditas menunjukkan kemampuan rasio ini digunakan sebagai alat pengukur atas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka kemampuan pendeknya. Hal ini berarti semakin tinggi rasio perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Penelitian sebelumnya ukuran yang likuiditas digunakan (2006), keuangannya. Perusahaan yang memiliki kondisi Widianingsih (2011), Suta dan Laksito (2012) keuangan yang kuat akan mengungkapkan lebih menggunakan profit margin sebagai pengukur. banyak informasi dibandingkan perusahaan yang Devina (2004), Adhelia (2008), Veronica (2008) kondisi keuangannya lemah. Di dalam penelitian menggunakan pengukur sebelumnya Adhelia (2008), Badjuri (2011), profitabilitas. Yulfaida dan Zhulaikha (20012) Widianingsih (2011) serta Suta dan Laksito serta Sembiring (2005) menggunakan pendapatan (2012) sama-sama menggunakan current ratio per-lembar saham (earning per-share). (CR) sebagai pengukur tingkat likuiditas. berbeda-beda. ROA Anggraini sebagai maka semakin kuat kondisi Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1 Februari 2014, hal. 79-93 CR = Aktiva Lancar diperoleh model regresi sebagai berikut: Hutang Lancar CSRI = 0,68 - 0,2499 ROA - 0,19327 DTA 0,0187 CR – 0,0112 Size d. Leverage Leverage adalah gambaran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka Analisis Hasil Regresi panjang maupun kewajiban jangka pendek. a. Pengaruh Semakin besar modalnya leverage maka dalam akan semakin struktur luas Profitabilitas Pengungkapan Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) mengungkapkan informasinya. Leverage diukur Pada hasil regresi bahwa nilai probabilitas dengan membandingkan total kewajiban dengan ROA sebesar 0,0000 atau lebih kecil dari 0,005 total aktiva seperti yang dilakukan Suta dan sehingga H1 diterima. Dengan demikian dapat Laksito (2012). disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh DTA = Total Kewajiban signifikan terhadap pengungkapan CSR. Tetapi Total Aktiva dari hasil koefisien regresi bertanda negative, yang berarti dengan adanya pengaruh dari PEMBAHASAN profitabilitas terhadap pengungkapan Statistik Deskriptif CSRmengindikasi kan bahwa perusahaan yang Dari hasil pengolahan data, diperoleh mempunyai profitabilitas rendah cenderung untuk nilai rerata CSRI selama periode pengamatan melakukan pengungkapan CSR yang lebih (2009-2012) adalah sebeasr 17,57%, rerata ROA banyak perusahaan sebesar 15,13%, rerata nilai DTA profitabilitasnya yang rendah. Sebaliknya, jika sebesar 34,91%, dan rerata nilai CR sebesar perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi, 283,93%. Nilai rerata CSRI cenderung meningkat tidak terlalu tergantung dengan pengungkapan setiap tahun. CSR. Hal ini didukung dengan argumentasi Hasil Regresi Model Penelitian bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba Model penelitian diolah dengan yang dan lebih tinggi, luas, untuk perusahaan menutupi (manajemen) menggunakan regresi data panel yang dilakukan menganggap tidak perlu melaporkan hal yang dengan terlebih dahulu melakukan pemilihan dapat mengganggu informasi tentang sukses model yang terbaik. Kemudian setelah diperoleh keuangan Common Effect Models yang akan dilakukan profitabilitas rendah, diharap para pengguna pengujian asumsi klasik. Regresi dianalisis laporan akan membaca “good news” kinerja CSR dengan White- perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung Heteroskedasticity Consistent Standard Error teori yang menyatakan bahwa dengan adanya and Variance, maka diperoleh model yang laba terbebas melakukan pengungkapan CSR yang luas. menggunakan dari masalah opsi multikolinieritas, heteroskedastisitas, maupun autokorelasi maka yang perusahaan. tinggi maka Sebaliknya, manajemen bila akan 89 90 Maiyarni, Susfayetti, Erwati, Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan, .... Menurut Gray, et al, (1995) dalam Sembiring karena dilakukan oleh perusahaan juga akan selalu lebih pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR) luas. Kondisi ini mengindikasikan bahwa untuk perusahaan dengan mendapat legitimasi, perusahaan besar tidak akan profitabilitas dalam periode yang sama, tetapi selalu melakukan pengungkapan CSR yang lebih mungkin berhubungan dengan laba periode yang banyak agar mempunyai pengaruh pada pihak- lalu (lagged profit). Penjelasan yang mungkin pihak dari hasil ini adalah bahwa tidak hanya mempunyai kepentingan terhadap perusahaan. perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang Hal ini dikarenakan CSR bukan lagi menjadi bagus saja yang merasa perlu melakukan sekedar kegiatan, tetapi merupakan sebuah pengungkapan sosial sebagai hasil dari tingginya kewajiban bagi perusahaan yang berguna untuk keuntungan menjaga perusahaan (2005) disebabkan tentu tingkat pengungkapan informasi CSR yang tidak yang berhubungan diperoleh, yang tetapi mempunyai justru internal maupun kelangsungan eksternal hidup yang perusahaan, tingkat sehingga besar kecilnya ukuran perusahaan tidak profitabilitas yang rendah akan lebih berusaha mempengaruhi besarnya tingkat CSR (Marfu;ah untuk mengungkapkan kegiatan sosial (CSR), & Cahyo, 2011). Hasil penelitian ini sejalan yang disatu sisi menjadi salah satu kegiatan yang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pian dapat mengurangi keuntungan perusahaan, tetapi (2006), Veronica (2008), dan Sitepu (2009). di sisi lain dapat meningkatkan citra positif c. Pengaruh Likuiditas perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Pengungkapan hasil penelitian yang telah dilakukan Veronica Responsibility (CSR) (2008) dan Widianingsih (2011). Pengungkapan Corporate Corporate Hasil pengolahan statistic b. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Social Terhadap Social diperoleh nilai probabilitas CR sebesar 0,0000 atau lebih kecil dari 0,005 sehingga H3 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Likuiditas Responsibility (CSR) Hasil statistik menunjukkan bahwa nilai berpengaruh negatif terhadap probabilitas Size sebesar 0,1691 atau lebih besar pengungkapan dari H2 ditolak. Dengan mempunyai likuiditas yang tinggi berarti dapat demikian dapat disimpulkan bahwa secara ukuran memenuhi kegiatan operasionalnya, sehingga perusahaan terhadap peluang untuk melaksanakan kegiatan CSR juga pengungkapan CSR oleh perusahaan. Hal ini semakin besar. Pengaruh likuiditas yang negatif berarti jumlah total aktiva suatu perusahaan tidak menunjukkan bahwa perusahaan cenderung untuk mempengaruhi perusahaan dalam melaporkan tidak melakukan pengungkapan sosial, karena pengungkapan CSR. memiliki kinerja finansial yang baik, sehingga 0,005, sehingga tidak berpengaruh CSR. signifikan Perusahaan yang Hasil penelitian ini menemukan bahwa pengungkapan informasi sosial dalam laporan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang tahunan dianggap tidak mempengaruhi investor. signifikan terhadap pengungkapan CSR, yang Sehingga berarti semakin besar ukuran perusahaan belum mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk manajemen merasa tidak perlu Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1 Februari 2014, hal. 79-93 mengungkapkan CSR. Tetapi lain halnya dengan mempunyai biaya keagenan yang lebih tinggi. perusahaan yang memiliki likuiditas rendah. Semakin tinggi leverage perusahaan, semakin Manajemen penting tinggi kemungkinan transfer kemakmuran dari mengungkapkan CSR untuk menarik minat kreditor kepada pemegang saham dan manajer investor. Hasil penelitian ini sama dengan (Meek penelitian yang dilakukan oleh Widianingsih Nany:2010). Perusahaan memiliki mekanisme (2011). lain untuk mengurangi biaya keagenan selain dari perusahaan d. Pengaruh merasa Leverage Pengungkapan et al., 1995 dalam Mujiono dan Terhadap pengungkapan informasi dalam laporan tahunan. Social Kondisi tersebut diduga karena adanya sumber Corporate pendanaan internal yang kuat pada perusahaan, Responsibility (CSR) Dari hasil statistik menunjukkan bahwa nilai sehingga perusahaan tidak perlu melakukan probabilitas DTA sebesar 0,0000 atau lebih kecil pengungkapan sosial (CSR) untuk menarik dari 0,005 sehingga H4 diterima. Dengan investor maupun kreditor. Hasil penelitian ini demikian dapat disimpulkan bahwa leverage sama dengan penelitian yang dilakukan Suta dan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan Laksito (2012). CSR. e. Pengaruh Penelitian ini berhasil mendukung Profitabilitas, Ukuran pendapat Belkaoui dan Karpik (1989) yang Perusahaan, menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat Secara Simultan Terhadap Pengungkapan leverage yang tinggi akan mengungkapan lebih Corporate Social Responsibility (CSR) sedikit informasi CSR. Semakin tinggi tingkat leverage perusahaan, kemungkinan maka perusahaan semakin akan besar Hasil Likuiditas, penelitian sebelumnya yang memperlihatkan dan Leverage telah diuraikan bahwa secara melanggar simultan variabel independen yang terdiri dari perjanjian kredit sehingga perusahaan akan profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih leverage tinggi. Supaya laba yang dilaporkan lebih tinggi, pengungkapan CSR. Hal ini ditunjukkan dengan maka manajer harus mengurangi biaya-biaya nilai probability F-stat sebesar 0,000039 dimana termasuk biaya untuk mengungkapkan informasi nilai tersebut lebih kecil dari α yang ditetapkan CSR (Belkaoui dan Karpik, 1989). Hal ini yaitu 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan konsisten dengan Sulkowski et. al. (2010) yang bahwa menyatakan bahwa perusahaan dengan leverage likuiditas, yang tinggi cenderung memiliki lebih banyak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. berpengaruh profitabilitas, dan signifikan ukuran leverage terhadap perusahaan, secara simultan permasalahan hukum dan lingkungan, sehingga Dari hasil analisis data juga dapat dilihat akan mengurangi pengungkapan CSR dalam bahwa nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) laporan tahunannya. adalah sebesar 0,4528. Hal ini berarti bahwa Perusahaan yang memiliki proporsi utang lebih tinggi dalam struktur permodalan akan secara simultan keempat variabel yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan 91 92 Maiyarni, Susfayetti, Erwati, Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan, .... leverage mampu mempengaruhi pengungkapan CSR sebesar 45,28%, sedangkan sisanya 1. Bagi manajemen diharapkan dapat lebih lengkap dalam mengungkapkan informasi dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel kegiatan-kegiatan yang diteliti. berhubungan dengan kinerja keuangan dalam laporan perusahaan tahunan perusahaan yang dan SIMPULAN DAN SARAN mengungkapkan kegiatan tanggung jawab Simpulan social perusahaan (CSR) sebagai informasi Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah tambahan terkait dengan pelaporan kinerja dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: perusahaan kepada para stakeholder. 1. Profitabilitas berpengaruh negatif signifikan 2. Bagi investor sebagai bahan pertimbangan terhadap pengungkapan CSR. Hasil penelitian pengambilan keputusan. Dengan tidak hanya ini menunjukkan bahwa perusahaan yang melihat dari keuntungan yang dihasilkan mempunyai tingkat profitabilitas tinggi belum perusahaan, tapi juga melihat hubungan yang tentu lebih banyak mengungkapkan informasi diciptakan perusahaan dengan masyarakat CSR. disekitarnya. 2. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh 3. Bagi pemerintah diharapkan mampu terhadap pengungkapan CSR oleh perusahaan. merumuskan suatu undang-undang yang lebih Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar jelas tentang pengungkapan CSR mengingat ukuran tingkat perundang-undangan yang berlaku sekarang pengungkapan informasi CSR yang dilakukan masih belum memberikan suatu pedoman oleh perusahaan juga akan selalu lebih luas. yang memadai mengenai bagaimana dan 3. Likuiditas berpengaruh negatif signifikan informasi apa saja yang harus dilaporkan terhadap pengungkapan CSR. Semakin besar perusahaan mengenai pengungkapan CSR, tingkat likuiditas perusahaan akan semakin sehingga pengungkapan CSR yang dilaporkan rendah tingkat pengungkapan informasi CSR. oleh perusahaan masih dirasa kurang. perusahaan belum tentu 4. Leverage berpengaruh negative siginifikan 4. Bagi masyarakat sebagai pengontrol agar terhadap pengungkapan CSR. Hasil penelitian perusahaan tidak hanya berfokus pada tujuan ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan leverage yang tinggi akan mengungkapkan dengan mengabaikan hal yang berkaitan lebih sedikit informasi CSR. dengan lingkungan sekitarnya. perusahaan Tapi Saran mengingatkan akan Dari simpulan dalam penelitian ini, maka saran tanggungjawab sosialnya kepada lingkungan yang dapat dibuat adalah: sekitar dalam berbagai kegiatan. Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1 Februari 2014, hal. 79-93 DAFTAR PUSTAKA Adhelia, Hexa. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan (Studi pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar di BEI). Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Malang. Anggraini, Fr. R. R.. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada PerusahaanPerusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang, 23-26 Agustus 2006. Badjuri, Achmad. 2011. Faktor-faktor Fundamental, Mekanisme Corporate Governance, Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan Manufaktur dan Sumber Daya Alam di Indonesia. Dinamika Keuangan dan Perbankan. Universitas Stikubank. Daniri, M. A. 2008. Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Bag I), http://www.madaniri.com/2008/01/17/standarisasi-tanggung-jawab-sosialperusahaan- bag-i/. Diakses tanggal 5 Mei 2012. Devina, Florence. 2004. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Go Publik Di Bursa Efek Jakarta. Tesis Magister Akuntansi. Universitas Diponegoro. Erdanu, Yudho. 2010. Pengaruh Jenis Industri terhadap Luas Pengungkapan Tanggungjawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility (CSR), Yogyakarta: Graha Ilmu. Ismail, Solihin. 2008. Corporate Social Responsibility: From Charity Sustainability. Jakarta: Salemba Empat. Mujiono dan Nany M. 2010. Pengaruh Leverage, Saham Publik, Size, dan Komite Audit Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Surakarta. Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 2. No. 2. (2010). Pian, A. M. 2010. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Regulasi Pemerintah terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Laporan Tahunan Perusahaan di Indonesia, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Prihastuti, Theresia. 2008. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Voluntary Disclosure (Study Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta Tahun 2003-2006, Rangkuman Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. Surabaya. Sitepu, A. C. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Tahunan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan. Suta, A. Y. dan H. Laksito. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Informasi Sukarela Laporan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010), Jurnal Akuntansi Diponegoro. Volume 1, Nomor 1. Tristanti, L. L. dan Zulaikha. 2010. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan Sukarela Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010. Veronica, T. M.. 2008. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Wardani, P. Rr. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela. Fakultas Bisnis Universitas Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14, No. 1. Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility. Jawa Timur: Fascho Publising. Widianingsih, Y. P. N. 2011. Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Luas Pengungkapan Sukarela Laporan Tahunan Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Politeknosains Vol.X No.2, Surakarta. 93 94 Maiyarni, Susfayetti, Erwati, Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan, .... Yulfaida, D. dan Zhulaikha. 2012. Pengaruh Size, Profitabilitas, Profile, Leverage, dan Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Diponegoro, Volume 1, Nomor 1.