Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1

advertisement
Jurnal Cakrawala Akuntansi
Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 79-94
ISSN 1979-4851
http://jca.unja.ac.id
PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS,
DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) PADA PERUSAHAAN LQ-45 YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2012
Reka Maiyarni1), Susfayetti2), Misni Erwati3)
1)2)3)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan
leverage terhadap pengungkapan corporate social responsibility (CSR) secara simultan dan parsial. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012.
Sampel diperoleh dengan metode purposive sehingga diperoleh 10 perusahaan LQ45 selama periode penelitian.
Analisis data menggunakan analisis data panel dengan Eviews 6.01. Model penelitian dianalisis setelah terbebas dari
asumsi klasik. Hasil analisis statistik diperoleh simpulan bahwa profitabilitas, likuiditas dan leverage berpengaruh
negatif signifikan terhadap pengungkapan CSR, sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR.
Kata kunci: Pengungkapan corporate social responsibility (CSR), Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Likuiditas,
Leverage
Informasi sosial perusahaan tercermin dalam
bersangkutan dengan sumber daya alam wajib
corporate social responsibility (CSR). Sebuah
menjalankan CSR. Implementasi atas peran
gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi
tanggung jawab sosial tersebut diatur dalam Pasal
dihadapkan pada tanggungjawab yang berpijak
74
pada singel bottom line, yaitu nilai perusahaan
pelaksanaannya harus dilaporkan dalam laporan
(corporate value) yang direfleksikan dalam
tahunan perusahaan (pasal 66 ayat 2c). CSR juga
kondisi keuangan saja. Tapi tanggungjawab
diatur dalam UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang
perusahaan harus berpijak pada triple bottom
Penanaman Modal terkait dengan perusahaan
lines yaitu juga memperhatikan masalah sosial
yang terdaftar di pasar modal. Regulasi tersebut
dan lingkungan. Bukan lagi sebagai sebuah
menjelaskan kewajiban bagi setiap penanam
entitas yang hanya mementingkan dirinya sendiri
modal untuk melaksanakan CSR, menghormati
saja melainkan sebuah entitas yang wajib
tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan
melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan
usaha penanaman modal, dan mematuhi semua
sosialnya berdasarkan prinsip kemitraaan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
kerjasama.
UU
Nomor
40Tahun
2007,
dan
Ikatan Akutansi Indonesia (IAI) dalam
Di Indonesia, praktik CSR semakin menguat
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
terutama setelah diberlakukannya UU No.40
Nomor 1 paragraf sembilan secara implisit
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT)
menyarankan
pasal 1 point 3 yang menyebutkan bahwa PT
tanggungjawab akan masalah sosial sebagai
yang menjalankan usaha di bidang dan/atau
berikut: “Perusahaan dapat pula menyajikan
79
untuk
mengungkapkan
80 Maiyarni, Susfayetti, Erwati, Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan, ....
laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan
reaksi sosial memerlukan gaya manajerial untuk
nilai tambahan (value added statement), khusus
membuat
bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan
keuntungan. Hubungan antara profitabilitas dan
hidup memegang peranan penting dan bagi
CSR adalah bahwa ketika perusahaan memiliki
industri yang menganggap pegawai sebagai
laba
kelompok pengguna laporan yang memegang
menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang
peranan penting” (Erdanu:2010).
dapat mengganggu informasi tentang sukses
Kemampuan
perusahaan
suatu
yang
perusahaan
tinggi,
perusahaan
memperoleh
(manajemen)
untuk
keuangan tersebut. Sebaliknya ketika tingkat
menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan
profitabilitas rendah perusahaan akan berharap
nilai pemegang saham dan merupakan indikator
pengguna laporan akan membaca “good news”
dari keberhasilan operasi perusahaan. Heinze
kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini peneliti
(1976) dalam Anggraini (2006) menjelaskan
mencoba
profitabilitas
yang
memiliki laba positif (tidak berlaba negatif)
membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel
sebagai kriteria pengambilan sampel seperti yang
untuk
dilakukan Prihastuti (2008).
juga
merupakan
mengungkapkan
faktor
pertanggungjawaban
sosial kepada pemegang saham. Semakin tinggi
menggunakan
Hubungan
perusahaan
profitabilitas
yang
dengan
tingkat profitabilitas maka manajer akan semakin
pengungkapan CSR merupakan yang hal sulit
terdorong untuk mengungkapkan infomasi lebih
untuk dipahami. Penelitian Widianingsih (2011)
terperinci
sebab
dan Veronica (2008) menemukan profitabilitas
investor
mengenai
memperkuat
mereka
kondisi
ingin meyakinkan
profitabilitas
keuangan
untuk
(laba) berpengaruh secara signifikan terhadap
perusahaan.
pengungkapan sosial (CSR). Perusahaan dengan
Robins (2005) dalam Pian (2010) menekankan
profitabilitas
bahwa perolehan laba adalah tetap merupakan
pengungkapan CSR dengan anggapan aktivitas
tujuan utama perusahaan, karena tanpa laba, tidak
CSR bukanlah aktivitas yang merugikan dan
akan ada sumber daya untuk kegiatan CSR. Bila
tidak
keuntungan yang diperoleh tinggi maka akan
perusahaan. Pada sisi lain beberapa penelitian
memberikan keyakinan pada perusahaan untuk
seperti
menggunakan kelebihan dana tersebut untuk
Anggraini (2006), Adhelia (2008), Prihastuti
kegiatan CSR.
(2008); Yulfaida dan Zhulaikha (2012); Suta dan
Teori
perusahaan
stakeholder
bukanlah
mengatakan
entitas
yang
yang
bermanfaat
Devina
tinggi
bagi
(2004),
melakukan
keberlangsungan
Sembiring
(2005),
bahwa
Laksito (2012) tidak menemukan pengaruh
hanya
signifikan profitabilitas perusahaan terhadap
beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun
pengungkapan informasi sosial (CSR).
harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala
yang terkait dan/atau terkena dampak dari
yang berfungsi untuk mengklasifikasikan besar
keberadaan perusahaan. Dari teori tersebut
kecilnya suatu entitas. Secara umum, perusahaan
lahirlah konsep tanggungjawab sosial perusahaan
besar akan mengungkapkan informasi sosial atau
(CSR). Bowman dan Haire dalam Johan (2011)
tanggung jawab sosial lebih banyak daripada
Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1 Februari 2014, hal. 79-93
perusahaan kecil. Hal ini dapat dijelaskan secara
Tingkat dimana perusahaan dapat dengan cepat
teoritis bahwa perusahaan besar merupakan
memenuhi kewajiban lancarnya dari aktiva lancar
entitas bisnis yang tidak lepas dari resiko tekanan
atau
politis yang lebih besar dibandingkan perusahaan
kewajiban jangka pendek. Melalui likuiditas
kecil. Tekanan politis ialah tekanan untuk entitas
dapat dipandang kinerja manajemen dalam
bisnis yang banyak disoroti oleh masyarakat luas
mengelola keuangan perusahaan. Perusahaan
agar lebih mengungkapkan tanggungjawab sosial
yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi adalah
(CSR)
perusahaan
atas
aktivitas
usahanya
terhadap
kemampuan
usaha
yang
dapat
untuk
segera
memenuhi
lingkungan sekitarnya. Bahwa dengan adanya
kewajiban-kewajiban
pengungkapan aktivitas sosial yang lebih besar
Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang
merupakan
tinggi
pengurangan
biaya
politis
bagi
akan
lebih
jangka
memenuhi
pendeknya.
banyak
melakukan
perusahaan, sehingga perusahaan dalam jangka
pengungkapan sosial daripada perusahaan yang
waktu panjang bisa terhindar dari biaya yang
mempunyai tingkat likuiditas yang rendah. Hal
sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat.
ini didasarkan dari pengharapan bahwa secara
Sebagai variabel yang banyak digunakan untuk
finansial perusahaan yang kuat akan lebih banyak
menjelaskan pengungkapan sosial (CSR) yang
mengungkapkan informasi daripada perusahaan
dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan.
yang lemah.
Ukuran perusahaan dikaitkan dengan teori agensi,
Kemampuan perusahaan dengan likuiditas
perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan
tinggi akan berhubungan dengan pengungkapan
yang lebih besar akan mengungkapkan informasi
sosial yang tinggi. Dengan likuiditas yang tinggi
yang
berarti perusahaan mempunyai kemampuan untuk
lebih
luas
untuk
mengurangi
biaya
keagenan tersebut. Perusahaan besar merupakan
membiayai
emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang
berkaitan dengan pengungkapan sosial (CSR).
lebih besar merupakan pengurangan biaya politis
Sehingga
sebagai wujud tanggungjawab sosial perusahaan
mengungkapkan kegiatan sosial yang dilakukan
Sembiring (2005). Cowen et al (1987) dalam
dengan lebih luas. Penelitian Widianingsih
Devina (2004) menyatakan perusahaan yang
(2011) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa
lebih besar terhadap masyarakat akan memiliki
likuiditas mempengaruhi luas pengungkapan
pemegang saham yang mungkin memperhatikan
sukarela (CSR). Sejalan dengan penelitian Suta
program sosial yang dibuat perusahaan dan
dan Laksito (2012) likuiditas berpengaruh negatif
laporan tahunan akan menyebarkan informasi
secara signifikan terhadap luas pengungkapan
tangungjawab sosial tersebut.
sukarela perusahaan. Bertolak belakang dengan
Likuiditas
melakukan
perusahaan
lebih
kegiatan
mampu
yang
untuk
menunjukkan
Adhelia (2008), Prihastuti (2008), dan Badjuri
kemampuan perusahaan dalam menjaga aktivitas
(2011) menyatakan tidak berhasil menemukan
operasional.
pengaruh yang signifikan antara tingkat likuiditas
mencerminkan
perusahaan
dan
Dapat
dikatakan
kesehatan
suatu
likuiditas
perusahaan.
dengan pengungkapan sosial (CSR).
81
82 Maiyarni, Susfayetti, Erwati, Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan, ....
Ketergantungan perusahaan terhadap hutang
dalam membiayai kegiatan operasinya tercermin
perusahaan dengan struktur modal seperti itu
lebih tinggi.
dalam Leverage. Sebagai gambaran mengenai
struktur
modal
yang
dimiliki
sehingga
dapat
dilihat
tingkat
Leverage merupakan pengukur besarnya
perusahaan,
aktiva yang dibiayai dengan hutang. Adhelia
resiko
(2008) membuktikan dalam penelitiannya bahwa
tak
tertagihnya suatu utang. Melalui Leverage dapat
variabel
diukur sejauh mana perusahaan menggunakan
terhadap pengungkapan sosial (CSR) perusahaan.
utang sebagai sumber pembiayaannya. Tingkat
Suta dan Laksito (2012) membuktikan leverage
leverage yang tinggi akan cenderung lebih
berpengaruh negatif secara signifikan terhadap
banyak melakukan pengungkapan sosial (CSR),
luas pengungkapan sukarela (CSR) perusahaan.
karena
berusaha
Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
menjelaskan mengapa tingkat utang perusahaan
Veronica (2008), Prihastuti (2008) dan Sitepu
cenderung tinggi. Ada pendapat lain mengatakan
(2009) bahwa secara parsial leverage tidak
bahwa semakin tinggi leverage, kemungkinan
memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah
besar perusahaan akan mengalami pelanggaran
informasi sosial yang diungkapkan. Tapi hasil
terhadap kontrak utang, maka manajer akan
yang berbeda seperti yang dinyatakan dalam
berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih
penelitian yang dilakukan Sembiring (2005);
tinggi
Anggraini (2006); Yulfaida dan Zhulaikha (2012)
pihak
manajemen
dibandingkan
laba
akan
di
masa
depan
(Sembiring:2005).
berpengaruh
signifikan
menemukan bahwa leverage tidak berpengaruh
Adanya pinjaman atau hutang menuntut
adanya pertanggungjawaban perusahaan baik
dalam
leverage
pemakaian
pinjaman.
Kreditor
mengenai
keadaan
maupun
(CSR).
pengembalian
memerlukan
informasi
BEI merupakan 45 perusahaan dengan dengan
kinerja keuangan terbaik. Namun bagaimana
meyakinkan bahwa debitor dapat memenuhi
dengan pengungkapan CSR pada perusahaan-
kewajibannya saat jatuh tempo. Seiring dengan
perusahaan tersebut? Oleh karena itu, penelitian
tuntutan kreditor terhadap informasi tersebut,
ini
perusahaan dengan leverage yang tinggi akan
karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan
melakukan
CSR pada perusahaan yang terdaftar di Indeks
pengungkapan
komperehensif.
Semakin
tinggi
debitor
Perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ45
untuk
semakin
finansial
terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial
yang
lebih
tinggi
leverage,
kemungkinan
transfer
mencoba
meneliti
mengenai
LQ45 BEI.
kemakmuran dari kreditor (Meek, et al., 1995
TINJAUAN PUSTAKA
dalam Suta dan Laksito, 2012). Jensen dan
Corporate Sosial Responsibility (CSR)
Meckling (1976) dalam Sembiring (2005) teori
pengaruh
Corporate
social
merupakan
leverage yang tinggi akan mengungkapkan lebih
berkembang secara global dan penerapannya
banyak
telah merambah ke semua sektor. Perusahan yang
karena
biaya
keagenan
konsep
yang
(CSR)
keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan
informasi,
sebuah
responsibility
tengah
Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1 Februari 2014, hal. 79-93
mengadopsi dan menjalankan konsep ini telah
1. Sustainability, berkaitan dengan bagaimana
mendapatkan perhatian dari kalangan kreditor
perusahaan dalam melakukan aktivitas tetap
(secara khusus perbankan) dan kalangan investor
memperhitungkan keberlanjutan sumber daya
(secara khusus dalam dunia pasar modal).
dimasa
Menurut Handoko (2003) yang mendefinisikan
sustainability berputar pada keberpihakan dan
tanggung
upaya
jawab
sosial
perusahaan
berarti
depan.
Dengan
bagaimana
manajemen mempertimbangkan dampak sosial
sumber
dan ekonomi didalam pembuatan keputusannya.
generasi masa datang.
Tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu
komitmen
berkelanjutan
tetap memperhatikan
2. Accountability, merupakan upaya perusahaan
terbuka dan bertangungjawab atas aktifitas
dan
yang telah dilakukan. Akuntabilitas akan
berkontribusi secara positif kepada karyawannya,
dijadikan sebagai media bagi perusahaan
komunitas, dan lingkungan sekitarnya serta
membangun image dan network terhadap para
masyarakat luas. Sedangkan menurut Pearce dan
pemangku kepentingan.
untuk
dari
agar
memanfaatkan
suatu
perusahaan
yang
daya
society
demikian,
berperilaku
etis
Robinson yang dialih bahasakan oleh Bachtiar
3. Transparancy, merupakan satu hal yang amat
dan Christine (2008) tanggungjawab sosial
penting bagi pihak eksternal, berperan untuk
perusahaan
mengurangi
adalah
gagasan
bahwa
suatu
asimetri
informasi,
perusahaan memiliki tugas untuk melayani
kesalahpahaman, khususnya informasi dan
masyarakat
pertanggungjawaban berbagai dampak dari
sekaligus
kepentingan
keuangan
pemegang sahamnya.
Menurut Hadi (2011) corporate social
lingkungan.
Klasifikasi tanggungjawab sosial perusahaan
responsibility adalah satu bentuk tindakan yang
menurut Hadi (2011) dibagi sebagai berikut:
berangkat dari pertimbangan etis perusahaan
1. Lingkungan,
berupa
investasi
untuk
yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi,
pengelolaan limbah, pencegahan terjadinya
yang dibarengi dengan peningkatan kualitas
pencemaran, keamanan lingkungan sekitar,
hidup bagi karyawan berikut keluarganya, serta
riset
sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat
berhubungan dengan lingkungan perusahaan.
sekitar dan masyarakat secara lebih luas.
lingkungan
dan
hal
lain
yang
2. Community, berupa bantuan perbaikan dan
Ranah tanggung jawab sosial perusahaan
penerangan jalan, bantuan koperasi dan UKM,
mengandung dimensi yang sangat luas. Untuk itu,
bantuan kesehatan, bantuan air bersih, bantuan
dalam rangka memudahkan pemahaman dan
kegiatan kepemudaan, bantuan bencana alam,
penyederhanaan, banyak ahli mencoba menggaris
bantuan keagamaan dan hari besar, serta
bawahi prinsip dasar yang terkandung dalam
bantuan-bantuan lainnya.
tangung jawab sosial perusahaan. David (2008)
3. Employee, berupa jaminan kesehatan bagi
dalam Hadi (2011) menguraikan prinsip-prinsip
karyawan,
peningkatan
keterampilan
tangung jawab sosial menjadi tiga yaitu:
pendidikan dan pelatihan, tunjangan, insentif
83
84 Maiyarni, Susfayetti, Erwati, Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan, ....
dan imbalan pensiun bagi karyawan pasca
selama
kerja, penciptaan suasana kerja yang kondusif,
Karyawan tidak dianggap
dan lain-lain.
perusahaaan,
4. Product, berupa research dan development,
memiliki prosedur produksi dan mengacu
kesehatan
konsumen,
produk,
sosialisasi
layanan
tentang
di
tetapi
perusahaan
tersebut.
sebagai
sebagai
asset
bagian
dari
masyarakat yang memiliki tanggung jawab
terhadap lingkungan.
pada standar kualitas produk, jaminan kualitas
dan
bekerja
Panduan pelaporan yang banyak digunakan
aduan
perusahaan sebagai standar pelaporan saat ini
kesehatan
adalah GRI (Global Reporting Intiative). GRI
produk pada konseumen.
diwujudkan dalam bentuk kerangka pelaporan
5. Energy, berupa penggunaan perlengkapan
yang harus dilakukan perusahaan. Ada tiga fokus
hemat energi, membangun energi alternatif,
pengungkapan GRI, antara lain: indikator Kinerja
bantuan listrik untuk masyarakat sekitar,
Ekonomi
pelatihan penghematan energi, penggantian
terdiri dari 9 item, indikator Kinerja Lingkungan
peralatan
(environment performance indicator) terdiri dari
yang
sudah
usang
untuk
penghematan energi.
6. Other,
berupa
(economic
performance
indicator)
30 item, dan indikator Kinerja Sosial (social
penghargaan-penghargaan
performance indicator) terdiri dari 40 item.
corporate social responsibility, dan annual
Indikator
tersebut
report award.
kategori
yaitu:
Sementara itu, kegiatan pokok CSR meliputi
terbagi
kinerja
dalam
beberapa
ekonomi,
kinerja
lingkungan, praktek tenaga kerja dan pekerjaan
sebagai berikut Hadi (2011):
yang
1. Corporate philanthropy, merupakan kegiatan
masyarakat/sosial, serta tanggungjawab produk.
perusahaan
yang
berupa
sumbangan-
sumbangan dan kegiatan sosial tetapi tidak
dimasukkan
ke
dalam
rumusan
strategi
perusahaan.
layak,
hak
azazi
manusia,
Profitabilitas
Setiap
perusahaan
mendapatkan
profit/laba
mengharapkan
yang
maksimal.
Profitabilitas merupakan suatu perhitungan yang
2. Came related marketing, misalnya perusahaan
bertujuan
untuk
mengetahui
tingkat
laba
menyisikan sebagian dari hasil penjualan
diperoleh perusahaan berdasarkan komponen-
produknya
komponen yang ada dalam perusahaan tersebut.
untuk
disumbangkan
kepada
yayasan atau lembaga tertentu.
3. Minority
support
perusahaan
mengukur kemampuan perusahaan meghasilkan
memberikan perhatian kepada kelompok-
keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan
kelompok masyarakat yang kurang mendapat
modal
perhatian,
menggunakan profit margin, return on asset
misalnya
programs,
Menurut Hanafi dan Halim (2007) profitabilitas
masyarakat
miskin,
kelompok ras tertentu, atau penyandang cacat.
4. Socially responsible employment, perusahaan
saham
tertentu.
Diukur
dengan
(ROA), dan return on equity (ROE).
Menurut
Sutrisno
(2009)
profitabilitas
memberikan kesempatan bagi karyawan untuk
adalah kemampuan menghasilkan keuntungan
melakukan
dengan semua modal yang bekerja di dalamnya.
tugas-tugas
kemasyarakatan
Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1 Februari 2014, hal. 79-93
Pengukurannya
menggunakan
profit
margin
relatif
lebih
stabil
dibandingkan
(NPM), return on asset (ROA), return on
penjualan bersih dan kapitalisasi pasar.
investment (ROI), return on equity (ROE), dan
Likuiditas
earning per share (EPS). Sedangkan menurut
Likuiditas
merupakan
indikator
Harahap (2009) profitabilitas menggambarkan
mengenai
kemampuan
membayar semua kewajiban keuangan jangka
perusahaan
mendapatkan
laba
kemampuan
suatu
dengan
dalam
melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada
pendek
seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah
menggunakan
karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.
Menurut pendapat Munawir (2004) likuiditas
Beberapa
yang
adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
digunakan adalah margin laba (profit margin),
memenuhi kewajiban keuangannya yang harus
return on asset (ROA), return on equity (ROE),
dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk
return on total asset, basic earning power,
memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.
earning per share, dan contribution margin.
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban
Ukuran Perusahaan
keuangannya
pengukuran
profitabilitas
Ukuran perusahaan menunjukkan seberapa
pada
perusahaan
saat
jatuh
tempo
dengan
aktiva
lancar
yang
tersedia.
tepat
pada
waktunya
berarti
perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, dan
besar informasi yang terdapat didalamnya,
perusahaan
sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak
kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila
manajemen mengenai pentingnya informasi, bagi
perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran
eksternal
internal
ataupun aktiva lancar yang lebih besar dari
perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan,
hutang lancarnya atau hutang jangka pendek.
makin banyak informasi yang terkandung di
Sebaliknya jika perusahaan tidak dapat segera
dalam perusahaan, dan makin besar pula tekanan
memenuhi kewajiban keuangannya pada saat
untuk mengolah informasi tersebut, sehingga
ditagih,
pihak manajemen perusahaan akan memiliki
keadaan illikuid.
perusahaan
maupun
dikatakan
berarti
mampu
perusahaan
memenuhi
tersebut
dalam
kesadaran yang lebih tinggi mengenai pentingnya
Kasmir (2008) menyatakan likuiditas atau
informasi, dalam mempertahankan eksistensi
sering disebut modal kerja digunakan untuk
perusahaan. Supriadi (2010) dalam Virgo (2011)
mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan.
menyatakan terdapat tiga cara mengukur ukuran
Likuiditas menganalisa dan menginterprestasikan
perusahaan, yaitu: total aktiva yang diambil dari
posisi keuangan jangka pendek, tapi juga sangat
neraca akhir tahun, penjualan bersih yang diambil
membantu bagi manajemen untuk mengecek
dari laporan laba rugi akhir dan kapitalisasi pasar
efisiensi modal kerja yang digunakan dalam
yang diambil dari harga saham akhir tahun dikali
perusahaan, juga penting bagi kreditor jangka
dengan jumlah saham beredar. Dari ketiga cara
panjang dan pemegang saham yang akhirnya atau
tersebut, peneliti menggunakan total aktiva dalam
setidak-tidaknya ingin mengetahui prospek dari
mengukur ukuran perusahaan karena nilai aktiva
deviden dan pembayaran bunga di masa yang
85
86 Maiyarni, Susfayetti, Erwati, Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan, ....
akan datang. Dapat dipahami bahwa likuiditas
perusahaan akan masuk dalam kategori extreme
menunjukkan
perusahaan
leverage (utang ekstrem), yaitu perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit
atau kewajiban yang segera jatuh tempo dengan
untuk melepaskan beban utang tersebut. Karena
sumber jangka pendeknya. Semakin tinggi
itu perusahaan harus menyeimbangkan berapa
likuiditas maka semakin tinggi kemampuan
utang yang layak diambil dan darimana sumber-
perusahaan membayar hutang-hutang jangka
sumber yang dapat dipakai untuk membayar
pendeknya.
utang. Secara umum digunakan untuk mengukur
kemampuan
Menurut
Harahap
suatu
likuiditas
antara lain: debt to total assets, debt to equity
perusahaan
ratio, time interest earned ratio, cash flow
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
coverage, long-term debt to total capitalization,
Likuiditas
cash flow adequancy dan fixed payment coverage
menggambarkan
dapat
(2009)
kemampuan
dihitung
melalui
sumber
informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos
ratio.
aktiva lancar dan hutang lancar. Pengukuran
Leverage
menunjukkan
seberapa
besar
likuiditas yang digunakan terdiri dari rasio lancar
kebutuhan dana perusahaan yang dibelanjai
(current ratio), rasio cepat (quick ratio), rasio kas
dengan hutang. Penggunaan dana hutang bagi
(aktiva lancar), rasio kas atas utang lancar, rasio
perusahaan tersebut mempunyai tiga dimensi
aktiva lancar dan total aktiva, serta aktiva lancar
menurut Sutrisno (2009) yaitu : (1) pemberi
dan total utang.
kredit akan menitik beratkan pada besarnya
Leverage
jaminan atas kredit yang diberikan, (2) dengan
Leverage merupakan pengukur besarnya
menggunakan
dana
hutang,
maka
apabila
aktiva yang dibiayai dengan hutang dimana
perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih
hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva
besar
berasal dari kreditor.. Leverage dapat dikatakan
perusahaan keuntungannya akan meningkat, dan
sebagai pinjaman sehingga suatu perusahaan
(3)
dapat membeli lebih banyak aktiva dibandingkan
mendapatkan
dana
tanpa
kehilangan
yang disediakan pemilik perusahaan melalui
pengendalian
perusahaannya.
Pengukuran
investasi mereka. Dengan kata lain, mengukur
leverage yang digunakan terbagi atas total debt to
perbandingan antara dana yang disediakan oleh
total asset ratio, debt to equity ratio, time interest
pemilik perusahaan dengan dana yang berasal
earned ratio, fixed charge coverage ratio, dan
dari kreditur perusahaan. Melalui leverage ini
debt service ratio.
dari
beban
dengan
tetapnya
penggunaan
maka
hutang,
pemilik
pemilik
juga mencerminkan tingkat resiko keuangan
perusahaan.
Fahmi (2011) dalam Virgo (2011) leverage
Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan penelitian
mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai
terdahulu
dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu
dikembangkan hipotesis sebagai berikut:
tinggi akan membahayakan perusahaan karena
yang
telah
diuraikan,
maka
Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1 Februari 2014, hal. 79-93
H1: Profitabilitas berpengaruh terhadap corporate
penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di
social responsibility (CSR)
Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam LQ-45 periode
H2: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
2008 sampai 2012. Pemilihan sampel dilakukan
corporate social responsibility (CSR)
dengan menggunakan teknik purposive sampling.
H3: Likuiditas berpengaruh terhadap corporate
Dalam penelitian ini kriteria yang ditetapkan
social responsibility (CSR)
adalah sebagai berikut:
H4: Leverage berpengaruh terhadap corporate
1. Perusahaan LQ-45 yang mempublikasikan
social responsibility (CSR).
laporan keuangan lengkap (termasuk catatan
atas laporan keuangan) dari 2009 sampai 2012
di Bursa Efek Indonesia atau www.idx.co.id
METODA PENELITIAN
Model penelitian dirumuskan dalam regresi
linier
berganda
untuk
mengukur
pengaruh
profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas dan
2. Perusahaan dalam LQ-45 yang terdaftar dalam
ICMD dan menghasilkan laba positif secara
berturut-turut dari 2009 sampai 2012.
leverage terhadap luas pengungkapan CSR.
Jenis data yang digunakan adalah data
Sesuai dengan hipotesis yang diuji dalam
sekunder. Data yang dimaksud merupakan data
penelitian ini, maka persamaan regresi linear
laporan keuangan perusahaan lengkap dengan
berganda adalah sebagai berikut:
catatan
CSRI = α + β1 ROAi.t + β2 Sizei.t + β3 CRi.t +
β4 DTAi.t + ei.t
atas
laporan
keuangan
yang
dipublikasikan dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dalam LQ-45 dengan times series dari
2009 sampai 2012 serta berisi data untuk
Keterangan:
profitablitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan
CSRI = corporate social responsibility (CSR)
leverage yang diambil dari Indonesia Capital
α
Market Directory 2009 sampai 2012.
= konstanta
β1- β4 = koefisien regresi
Variabel
ROAi.t = profitabilitas
Operasional Variabel
Sizei.t = ukuran perusahaan
Variabel Terikat
CRi.t
Penelitian
dan
Pengukuran
= likuiditas
Variabel terikat pada penelitian ini
DTAi.t = leverage
adalah corporate social responsibility (CSR)
ei.t
terkait
= error
dengan
aktivitas
sosial
perusahaan.
Instrumen pengungkapan CSR diukur dengan
Metoda Pengumpulan Data
proksi CSRDI (corporate social responsibility
Penelitian ini menggunakan data sekunder,
disclosure index) berdasarkan GRI (global
yang diperoleh dari Indonesian Capital Market
reporting initiatives). Indikator GRI terdiri dari 3
Directory (ICMD), situs yahoo finance, serta
fokus pengungkapan, yaitu ekonomi, lingkungan,
database yang terdapat pada situs resmi Bursa
dan sosial sebagai dasar sustainability reporting.
Efek Indonesia. Populasi yang digunakan dalam
87
88 Maiyarni, Susfayetti, Erwati, Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan, ....
Pengukuran
CSRDI
menggunakan
Profitabilitas
content analysis dalam mengukur variety dari
menggunakan
CSRDI.
Content
pengukuran
analysis
CSRDI
digunakan
ROA
penelitian
untuk
manajemen
menunjukkan
metode
kemampuan
perusahaan
sudah
banyak
memperoleh pendapatan dari pengelolaan asset
penelitian-penelitian
yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Rasio ini
sebelumnya. Pendekatan ini pada dasarnya
menunjukkan
penggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap
perusahaan dalam menggunakan asetnya.
seberapa
item CSR diberi skor 1 jika diungkapkan, dan
ROA = Laba bersih
skor 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor
Total Aktiva
dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh
keseluruhan
skor
(Erdanu:2010).
untuk
Rumus
ini
adalah
yang
dalam
dalam
setiap
perusahaan
perhitungan
yang
digunakan adalah sebagai berikut:
besar
dalam
efektivitas
b. Ukuran Perusahaan (Size)
Ukuran
perusahaan
adalah
alat
untuk
mengukur suatu perusahaan berdasarkan aturan
tertentu.
Ukuran
perusahaan
ditentukan
CSRDI = ∑n
berdasarkan penjualan, total aktiva, tenaga kerja,
79
dan lain-lain. Konsisten dengan penelitian Pian
Keterangan:
(2010) pada penelitian ini ukuran perusahaan
CSRI = Corporate Social Responsibility Index
diukur
perusahaan
n
total
assets
yang
akan
ditransformasikan dalam log natural of total
= Jumlah item pengungkapan yang
assets value untuk menyamakan nilai dengan
dipenuhi
79
dengan
variabel lain karena total assets lebih besar
= Total seluruh item GRI
dibandingkan
variabel-variabel
lain
dalam
penelitian ini.
Variabel Bebas
a. Profitabilitas
Size = ln total asset value
Sebagai hasil akhir bersih dari berbagai
kebijakan keputusan yang dilakukan perusahaan,
c. Likuiditas
Likuiditas
menunjukkan
kemampuan
rasio ini digunakan sebagai alat pengukur atas
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
kemampuan
pendeknya. Hal ini berarti semakin tinggi rasio
perusahaan
untuk
memperoleh
keuntungan. Penelitian sebelumnya ukuran yang
likuiditas
digunakan
(2006),
keuangannya. Perusahaan yang memiliki kondisi
Widianingsih (2011), Suta dan Laksito (2012)
keuangan yang kuat akan mengungkapkan lebih
menggunakan profit margin sebagai pengukur.
banyak informasi dibandingkan perusahaan yang
Devina (2004), Adhelia (2008), Veronica (2008)
kondisi keuangannya lemah. Di dalam penelitian
menggunakan
pengukur
sebelumnya Adhelia (2008), Badjuri (2011),
profitabilitas. Yulfaida dan Zhulaikha (20012)
Widianingsih (2011) serta Suta dan Laksito
serta Sembiring (2005) menggunakan pendapatan
(2012) sama-sama menggunakan current ratio
per-lembar saham (earning per-share).
(CR) sebagai pengukur tingkat likuiditas.
berbeda-beda.
ROA
Anggraini
sebagai
maka
semakin
kuat
kondisi
Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1 Februari 2014, hal. 79-93
CR = Aktiva Lancar
diperoleh model regresi sebagai berikut:
Hutang Lancar
CSRI = 0,68 - 0,2499 ROA - 0,19327 DTA 0,0187 CR – 0,0112 Size
d. Leverage
Leverage adalah gambaran kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
Analisis Hasil Regresi
panjang maupun kewajiban jangka pendek.
a. Pengaruh
Semakin
besar
modalnya
leverage
maka
dalam
akan
semakin
struktur
luas
Profitabilitas
Pengungkapan
Terhadap
Corporate
Social
Responsibility (CSR)
mengungkapkan informasinya. Leverage diukur
Pada hasil regresi bahwa nilai probabilitas
dengan membandingkan total kewajiban dengan
ROA sebesar 0,0000 atau lebih kecil dari 0,005
total aktiva seperti yang dilakukan Suta dan
sehingga H1 diterima. Dengan demikian dapat
Laksito (2012).
disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh
DTA = Total Kewajiban
signifikan terhadap pengungkapan CSR. Tetapi
Total Aktiva
dari hasil koefisien regresi bertanda negative,
yang berarti dengan adanya pengaruh dari
PEMBAHASAN
profitabilitas
terhadap
pengungkapan
Statistik Deskriptif
CSRmengindikasi kan bahwa perusahaan yang
Dari hasil pengolahan data, diperoleh
mempunyai profitabilitas rendah cenderung untuk
nilai rerata CSRI selama periode pengamatan
melakukan pengungkapan CSR yang lebih
(2009-2012) adalah sebeasr 17,57%, rerata ROA
banyak
perusahaan sebesar 15,13%, rerata nilai DTA
profitabilitasnya yang rendah. Sebaliknya, jika
sebesar 34,91%, dan rerata nilai CR sebesar
perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi,
283,93%. Nilai rerata CSRI cenderung meningkat
tidak terlalu tergantung dengan pengungkapan
setiap tahun.
CSR. Hal ini didukung dengan argumentasi
Hasil Regresi Model Penelitian
bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba
Model
penelitian
diolah
dengan
yang
dan
lebih
tinggi,
luas,
untuk
perusahaan
menutupi
(manajemen)
menggunakan regresi data panel yang dilakukan
menganggap tidak perlu melaporkan hal yang
dengan terlebih dahulu melakukan pemilihan
dapat mengganggu informasi tentang sukses
model yang terbaik. Kemudian setelah diperoleh
keuangan
Common Effect Models yang
akan dilakukan
profitabilitas rendah, diharap para pengguna
pengujian asumsi klasik. Regresi dianalisis
laporan akan membaca “good news” kinerja CSR
dengan
White-
perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung
Heteroskedasticity Consistent Standard Error
teori yang menyatakan bahwa dengan adanya
and Variance, maka diperoleh model yang
laba
terbebas
melakukan pengungkapan CSR yang luas.
menggunakan
dari
masalah
opsi
multikolinieritas,
heteroskedastisitas, maupun autokorelasi maka
yang
perusahaan.
tinggi
maka
Sebaliknya,
manajemen
bila
akan
89
90 Maiyarni, Susfayetti, Erwati, Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan, ....
Menurut Gray, et al, (1995) dalam
Sembiring
karena
dilakukan oleh perusahaan juga akan selalu lebih
pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR)
luas. Kondisi ini mengindikasikan bahwa untuk
perusahaan
dengan
mendapat legitimasi, perusahaan besar tidak akan
profitabilitas dalam periode yang sama, tetapi
selalu melakukan pengungkapan CSR yang lebih
mungkin berhubungan dengan laba periode yang
banyak agar mempunyai pengaruh pada pihak-
lalu (lagged profit). Penjelasan yang mungkin
pihak
dari hasil ini adalah bahwa tidak hanya
mempunyai kepentingan terhadap perusahaan.
perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang
Hal ini dikarenakan CSR bukan lagi menjadi
bagus saja yang merasa perlu melakukan
sekedar kegiatan, tetapi merupakan sebuah
pengungkapan sosial sebagai hasil dari tingginya
kewajiban bagi perusahaan yang berguna untuk
keuntungan
menjaga
perusahaan
(2005)
disebabkan
tentu tingkat pengungkapan informasi CSR yang
tidak
yang
berhubungan
diperoleh,
yang
tetapi
mempunyai
justru
internal
maupun
kelangsungan
eksternal
hidup
yang
perusahaan,
tingkat
sehingga besar kecilnya ukuran perusahaan tidak
profitabilitas yang rendah akan lebih berusaha
mempengaruhi besarnya tingkat CSR (Marfu;ah
untuk mengungkapkan kegiatan sosial (CSR),
& Cahyo, 2011). Hasil penelitian ini sejalan
yang disatu sisi menjadi salah satu kegiatan yang
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pian
dapat mengurangi keuntungan perusahaan, tetapi
(2006), Veronica (2008), dan Sitepu (2009).
di sisi lain dapat meningkatkan citra positif
c. Pengaruh
Likuiditas
perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Pengungkapan
hasil penelitian yang telah dilakukan Veronica
Responsibility (CSR)
(2008) dan Widianingsih (2011).
Pengungkapan
Corporate
Corporate
Hasil pengolahan statistic
b. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap
Social
Terhadap
Social
diperoleh nilai
probabilitas CR sebesar 0,0000 atau lebih kecil
dari 0,005
sehingga H3 diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Likuiditas
Responsibility (CSR)
Hasil statistik menunjukkan bahwa nilai
berpengaruh
negatif
terhadap
probabilitas Size sebesar 0,1691 atau lebih besar
pengungkapan
dari
H2 ditolak. Dengan
mempunyai likuiditas yang tinggi berarti dapat
demikian dapat disimpulkan bahwa secara ukuran
memenuhi kegiatan operasionalnya, sehingga
perusahaan
terhadap
peluang untuk melaksanakan kegiatan CSR juga
pengungkapan CSR oleh perusahaan. Hal ini
semakin besar. Pengaruh likuiditas yang negatif
berarti jumlah total aktiva suatu perusahaan tidak
menunjukkan bahwa perusahaan cenderung untuk
mempengaruhi perusahaan dalam melaporkan
tidak melakukan pengungkapan sosial, karena
pengungkapan CSR.
memiliki kinerja finansial yang baik, sehingga
0,005, sehingga
tidak
berpengaruh
CSR.
signifikan
Perusahaan
yang
Hasil penelitian ini menemukan bahwa
pengungkapan informasi sosial dalam laporan
ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang
tahunan dianggap tidak mempengaruhi investor.
signifikan terhadap pengungkapan CSR, yang
Sehingga
berarti semakin besar ukuran perusahaan belum
mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk
manajemen
merasa
tidak
perlu
Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1 Februari 2014, hal. 79-93
mengungkapkan CSR. Tetapi lain halnya dengan
mempunyai biaya keagenan yang lebih tinggi.
perusahaan yang memiliki likuiditas rendah.
Semakin tinggi leverage perusahaan, semakin
Manajemen
penting
tinggi kemungkinan transfer kemakmuran dari
mengungkapkan CSR untuk menarik minat
kreditor kepada pemegang saham dan manajer
investor. Hasil penelitian ini sama dengan
(Meek
penelitian yang dilakukan oleh Widianingsih
Nany:2010). Perusahaan memiliki mekanisme
(2011).
lain untuk mengurangi biaya keagenan selain dari
perusahaan
d. Pengaruh
merasa
Leverage
Pengungkapan
et
al.,
1995
dalam Mujiono dan
Terhadap
pengungkapan informasi dalam laporan tahunan.
Social
Kondisi tersebut diduga karena adanya sumber
Corporate
pendanaan internal yang kuat pada perusahaan,
Responsibility (CSR)
Dari hasil statistik menunjukkan bahwa nilai
sehingga perusahaan tidak perlu melakukan
probabilitas DTA sebesar 0,0000 atau lebih kecil
pengungkapan sosial (CSR) untuk menarik
dari 0,005 sehingga H4 diterima. Dengan
investor maupun kreditor. Hasil penelitian ini
demikian dapat disimpulkan bahwa leverage
sama dengan penelitian yang dilakukan Suta dan
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
Laksito (2012).
CSR.
e. Pengaruh
Penelitian
ini
berhasil
mendukung
Profitabilitas,
Ukuran
pendapat Belkaoui dan Karpik (1989) yang
Perusahaan,
menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat
Secara Simultan Terhadap Pengungkapan
leverage yang tinggi akan mengungkapan lebih
Corporate Social Responsibility (CSR)
sedikit informasi CSR. Semakin tinggi tingkat
leverage
perusahaan,
kemungkinan
maka
perusahaan
semakin
akan
besar
Hasil
Likuiditas,
penelitian
sebelumnya
yang
memperlihatkan
dan
Leverage
telah
diuraikan
bahwa
secara
melanggar
simultan variabel independen yang terdiri dari
perjanjian kredit sehingga perusahaan akan
profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan
berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih
leverage
tinggi. Supaya laba yang dilaporkan lebih tinggi,
pengungkapan CSR. Hal ini ditunjukkan dengan
maka manajer harus mengurangi biaya-biaya
nilai probability F-stat sebesar 0,000039 dimana
termasuk biaya untuk mengungkapkan informasi
nilai tersebut lebih kecil dari α yang ditetapkan
CSR (Belkaoui dan Karpik, 1989). Hal ini
yaitu 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
konsisten dengan Sulkowski et. al. (2010) yang
bahwa
menyatakan bahwa perusahaan dengan leverage
likuiditas,
yang tinggi cenderung memiliki lebih banyak
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
berpengaruh
profitabilitas,
dan
signifikan
ukuran
leverage
terhadap
perusahaan,
secara
simultan
permasalahan hukum dan lingkungan, sehingga
Dari hasil analisis data juga dapat dilihat
akan mengurangi pengungkapan CSR dalam
bahwa nilai koefisien determinasi (Adjusted R2)
laporan tahunannya.
adalah sebesar 0,4528. Hal ini berarti bahwa
Perusahaan yang memiliki proporsi utang
lebih tinggi dalam struktur permodalan akan
secara
simultan
keempat
variabel
yaitu
profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan
91
92 Maiyarni, Susfayetti, Erwati, Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan, ....
leverage mampu mempengaruhi pengungkapan
CSR
sebesar
45,28%,
sedangkan
sisanya
1. Bagi manajemen diharapkan dapat lebih
lengkap dalam mengungkapkan informasi
dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel
kegiatan-kegiatan
yang diteliti.
berhubungan dengan kinerja keuangan dalam
laporan
perusahaan
tahunan
perusahaan
yang
dan
SIMPULAN DAN SARAN
mengungkapkan kegiatan tanggung jawab
Simpulan
social perusahaan (CSR) sebagai informasi
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah
tambahan terkait dengan pelaporan kinerja
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
perusahaan kepada para stakeholder.
1. Profitabilitas berpengaruh negatif signifikan
2. Bagi investor sebagai bahan pertimbangan
terhadap pengungkapan CSR. Hasil penelitian
pengambilan keputusan. Dengan tidak hanya
ini menunjukkan bahwa perusahaan yang
melihat dari keuntungan yang dihasilkan
mempunyai tingkat profitabilitas tinggi belum
perusahaan, tapi juga melihat hubungan yang
tentu lebih banyak mengungkapkan informasi
diciptakan perusahaan dengan masyarakat
CSR.
disekitarnya.
2. Ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh
3. Bagi
pemerintah
diharapkan
mampu
terhadap pengungkapan CSR oleh perusahaan.
merumuskan suatu undang-undang yang lebih
Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar
jelas tentang pengungkapan CSR mengingat
ukuran
tingkat
perundang-undangan yang berlaku sekarang
pengungkapan informasi CSR yang dilakukan
masih belum memberikan suatu pedoman
oleh perusahaan juga akan selalu lebih luas.
yang memadai mengenai bagaimana dan
3. Likuiditas berpengaruh negatif signifikan
informasi apa saja yang harus dilaporkan
terhadap pengungkapan CSR. Semakin besar
perusahaan mengenai pengungkapan CSR,
tingkat likuiditas perusahaan akan semakin
sehingga pengungkapan CSR yang dilaporkan
rendah tingkat pengungkapan informasi CSR.
oleh perusahaan masih dirasa kurang.
perusahaan
belum
tentu
4. Leverage berpengaruh negative siginifikan
4. Bagi masyarakat sebagai pengontrol agar
terhadap pengungkapan CSR. Hasil penelitian
perusahaan tidak hanya berfokus pada tujuan
ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
leverage yang tinggi akan mengungkapkan
dengan mengabaikan hal yang berkaitan
lebih sedikit informasi CSR.
dengan
lingkungan
sekitarnya.
perusahaan
Tapi
Saran
mengingatkan
akan
Dari simpulan dalam penelitian ini, maka saran
tanggungjawab sosialnya kepada lingkungan
yang dapat dibuat adalah:
sekitar dalam berbagai kegiatan.
Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No. 1 Februari 2014, hal. 79-93
DAFTAR PUSTAKA
Adhelia, Hexa. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Sosial
dalam Laporan Tahunan Perusahaan (Studi pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar di BEI).
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Malang.
Anggraini, Fr. R. R.. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada PerusahaanPerusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang, 23-26
Agustus 2006.
Badjuri, Achmad. 2011. Faktor-faktor Fundamental, Mekanisme Corporate Governance, Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan Manufaktur dan Sumber Daya Alam di Indonesia.
Dinamika Keuangan dan Perbankan. Universitas Stikubank.
Daniri, M. A. 2008. Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Bag I), http://www.madaniri.com/2008/01/17/standarisasi-tanggung-jawab-sosialperusahaan- bag-i/. Diakses tanggal 5 Mei 2012.
Devina, Florence. 2004. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sosial dalam Laporan
Tahunan Perusahaan Go Publik Di Bursa Efek Jakarta. Tesis Magister Akuntansi. Universitas
Diponegoro.
Erdanu, Yudho. 2010. Pengaruh Jenis Industri terhadap Luas Pengungkapan Tanggungjawab Sosial (CSR
Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility (CSR), Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ismail, Solihin. 2008. Corporate Social Responsibility: From Charity Sustainability. Jakarta: Salemba
Empat.
Mujiono dan Nany M. 2010. Pengaruh Leverage, Saham Publik, Size, dan Komite Audit Terhadap Luas
Pengungkapan Sukarela, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Surakarta. Jurnal Dinamika Akuntansi
Vol. 2. No. 2. (2010).
Pian, A. M. 2010. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Regulasi Pemerintah terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) pada Laporan Tahunan Perusahaan di Indonesia, Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Prihastuti, Theresia. 2008. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas
Terhadap Voluntary Disclosure (Study Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa
Efek Jakarta Tahun 2003-2006, Rangkuman Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.
Surabaya.
Sitepu, A. C. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan
Tahunan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Suta, A. Y. dan H. Laksito. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan
Informasi Sukarela Laporan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010), Jurnal Akuntansi Diponegoro. Volume 1, Nomor 1.
Tristanti, L. L. dan Zulaikha. 2010. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan
Pengungkapan Sukarela Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2006-2010.
Veronica, T. M.. 2008. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial
pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma.
Wardani, P. Rr. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela. Fakultas Bisnis
Universitas Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14,
No. 1.
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility. Jawa Timur:
Fascho Publising.
Widianingsih, Y. P. N. 2011. Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Luas Pengungkapan Sukarela
Laporan Tahunan Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
Politeknosains Vol.X No.2, Surakarta.
93
94 Maiyarni, Susfayetti, Erwati, Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan, ....
Yulfaida, D. dan Zhulaikha. 2012. Pengaruh Size, Profitabilitas, Profile, Leverage, dan Ukuran Dewan
Komisaris Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Akuntansi Diponegoro, Volume 1, Nomor 1.
Download