Task Force Program Pendalaman Pasar Keuangan

advertisement
Nanang Hendarsah
Direktur
Task Force Program Pendalaman Pasar Keuangan
Jakarta, 1 Juni 2015
2
1
2
3
4
5
Tujuan Penyempurnaan Ketentuan
Skema Transaksi Cross Currency Swap (CCS)
Skema Transaksi Dengan Settlement
secara Netting
Perubahan PBI No. 16/16/PBI/2014
Perubahan PBI No. 16/17/PBI/2014
3
1
4
Memperdalam pasar valas domestik, dengan cara:
Mendorong efisiensi pasar (pasar valuta asing)
Meningkatkan volume pasar melalui peningkatan transaksi
derivatif
Meningkatkan fleksibilitas transaksi (instrumen, tenor,
penyelesaian)
Mendukung transaksi lindung nilai (hedging)
Mendukung Stabilitas Nilai Tukar
Mendukung peningkatan perdagangan dan investasi di dalam negeri, melalui
peningkatan kemudahan (fleksibilitas) bertransaksi di pasar valuta asing
5
2
6
CCS adalah : Kesepakatan antara 2 (dua) pihak utk melakukan pertukaran
serangkaian pembayaran bunga (interest payment) dalam mata uang yg
berbeda. Pertukaran bunga ini karena perbedaan antara suku bunga yg fixed
atau floating
Tujuan : lindung nilai atas suatu portofolio atau kewajiban terhadap
pergerakan nilai tukar mata uang dan suku bunga
Arus kas CCS : Akibat adanya perbedaan mata uang dan pergerakan nilai
tukar, maka tidak dapat dilakukan netting dari principal sehingga arus kas
CCS bukan saja pembayaran bunga tetapi juga pertukaran principal pada
awal dan akhir kontrak
7
Sebelum tahun 2000’an, banyak bank membuka posisi CCS untuk kepentingan
trading (spread) yang terus di roll over untuk jangka waktu relatif panjang, tanpa
economic underlying.
Kondisi saat ini spekulasi atau trading CCS sudah tidak dapat dilakukan karena
ketentuan underlying.
Kasus-kasus CCS dimasa lalu lebih disebakan oleh perlakukan pencatatan yang
tidak dilakukan marking to market atas posisi derivatif (termasuk CCS).
Saat ini pencatatan derivatif wajib dilakukan “Mark to Market Valuation”
CCS digunakan oleh Bank sebagai media utk memperoleh funding USD jangka
panjang.
Penggunaan CCS oleh nasabah digunakan untuk hedging atas eksposur valas dan
suku bunga.
Untuk melakukan CCS diperlukan kesiapan dalam hal membukukan dan valuasi
transaksi CCS sehingga resiko dapat dimonitor dan terukur.
Resiko CCS disebabkan resiko kredit kepada nasabah (default) sehingga nasabah
gagal bayar terhadap kontrak CCS nya (bukan resiko karena CCS).
CreditorCreditoroffshore
i$US
8
Asumsi:
Asumsi:
- Tenor CCS 1 tahun,
tahun, bunga per 6 bulan
- Kurs USD/IDR=13000
- TDTD-Transaction Date
Borrow $1
mio
Nasabah
(Debitur)
Debitur)
Nasabah
(Debitur)
Debitur)
IDR 13
bio + i
IDR
$1mio
TD
IDR 13
bio
IDR 13
bio + i
IDR
12m
6m
$1mio
+ i$
Bank
Nasabah
(Debitur)
Debitur)
$1mio
+ i$
Bank
Bank
9
BANK
$1
juta
$1
juta
CCS USD/IDR
(Spot fixing
Principal 13.000)
TD
12m
6m
Rp 13
miliar
Rp 13
miliar
NASABAH
Nilai tukar utk konversi principal di awal
dan akhir transaksi sama (terdapat
kepastian kurs USD/IDR)
10
BANK
$
10k
CCS USD/IDR
(Spot fixing
Principal 13.000)
TD
$
10k
12m
6m
Rp 747
Juta
Rp 747
Juta
NASABAH
Nilai tukar utk konversi bunga pada setiap
periode pembayaran/penerimaan
tergantung harga pasar
11
1
Loan
USD
2
3
4
5
Bayar bunga dalam USD
Bayar pokok dalam USD
Terima pokok dalam USD
Hedge
dengan CCS
Terima bunga dalam USD
1
2
3
4
5
Bayar bunga dalam IDR
Bayar pokok dalam IDR
1
Loan
IDR
2
3
4
Bayar bunga dalam IDR
Bayar pokok dalam IDR
5
• Kombinasi loan USD
dengan CCS
(USD/IDR), sama
artinya memiliki loan
dalam IDR.
• Hal ini terjadi karena
kewajiban bunga
dalam USD sdh
tercover dengan
penerimaan bunga
USD dari CCS
12
3
13
Dampak netting dapat mendorong efisiensi dan penurunan risiko
transaksi valas, bila dibandingkan dengan pergerakan dana pokok secara
penuh
Settlement Risk
Credit Risk
Liquidity Risk
Operational Risk
Gross
- $5 @ 13000 = Rp.65000
+ $2 @ 13500 = Rp.27000
Nasabah A
Bank A
+ $3 @ 12500 = Rp 37500
Net Settlement:
Nasabah menerima $ 0
Nasabah membayar Rp500
EFICIENCY
FLEXIBILITY
14
FULL DELIVERY SETTLEMENT
Penyelesaian transaksi melalui pemindahan dana pokok secara penuh,
penuh, yaitu penyerahan dana
secara riil untuk masingmasing-masing transaksi jual dan/
dan/atau transaksi beli valuta asing terhadap
Rupiah sebesar nilai penuh nominal transaksi atau ekuivalennya
Nasabah membeli Forward $ 1 jt
Trade Date 5 Jun
Kurs: 13000
+ Buy Fwd
Maturity Date
5 Sep
+ Buy Fwd
• Bank membayar kepada
Nasabah sebesar $ 1 Jt
• Nasabah membayar kepada
bank sebesar Rp.13 milyar
(13000 * $1 jt)
$1 jt @ 13000
NETTING SETTLEMENT
Penyelesaian transaksi tanpa pergerakan dana pokok (notional amount) sehingga yang
diselesaikan hanya perhitungan selisih kurs dengan notional amount.
Nasabah membeli Forward $ 1 jt
Maturity Date 5 Sep
Kurs: 13500
+ Buy Fwd
+ Buy Fwd
$1 jt
- Sell Spot
Netting
Trade Date 5 Jun
Kurs: 13000
Bank membayar kepada
Nasabah sebesar (13500 –
13000) * $1 Jt = Rp.500 jt
15
4
16
16
Pelarangan Bank memberikan kredit atau pembiayaan dalam valuta
asing dan/
dan/atau dalam Rupiah untuk kepentingan transaksi derivatif,
derivatif,
Interpretasi pasal 17 PBI No. 16/16/PBI/2014 tentang Transaksi Valuta Asing
terhadap Rupiah antara Bank dengan Pihak Domestik:
“Melarang Bank memberikan kredit atau pembiayaan dalam valuta asing
dan/atau dalam Rupiah untuk kepentingan transaksi derivatif, kecuali
transaksi derivatif yang dilakukan dalam rangka ekspor impor”
a. Transaksi derivatif dilakukan dengan bank yang sama
Kredit
Bank A
CCS
Debitur
b. Transaksi derivatif dilakukan dengan bank lain
CCS
Bank A
Kredit
Debitur
Bank B
Pelaku pasar memerlukan klarifikasi apakah transaksi tersebut dapat
dilakukan berdasarkan ketentuan existing ?
17
2. Kewajiban mitigasi risiko
bank yang dapat
melakukan transaksi
valas/IDR (termasuk CCS)
1. Definisi Transaksi
valas/IDR & Transaksi
Derivatif valas/IDR
4. Kredit atau pembiayaan
Bank untuk kegiatan
perdagangan dan
investasi, dapat menjadi
underlying transaksi
derivatif valas/IDR dalam
rangka lindung nilai oleh
nasabah.
Pokok-pokok
Penyesuaian
PBI
16/16/PBI/2014
3. Penegasan cakupan
underlying perdagangan
dan investasi termasuk
perkiraan pendapatan dan
biaya (income and cost
estimation)
18
Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah adalah transaksi jual beli
valuta asing terhadap Rupiah dalam bentuk:
a. Transaksi Spot,
pot, termasuk transaksi yang dilakukan dengan valuta
today dan/atau valuta tomorrow;
tomorrow;
b. Transaksi Derivatif Valuta Asing Terhadap Rupiah yang standar (plain
vanilla), dalam bentuk forward, swap, option, dan cross currency
swap (CCS).
(CCS).
Transaksi Derivatif Valuta Asing Terhadap Rupiah adalah transaksi yang
didasari oleh suatu kontrak atau perjanjian pembayaran yang nilainya
merupakan turunan dari nilai tukar valuta asing dan Rupiah, atau
gabungan turunan dari nilai tukar valuta asing dan Rupiah dan suku
bunga (valuta asing dan Rupiah), sepanjang bukan merupakan
structured product valuta asing terhadap Rupiah.
19
Dalam melakukan kegiatan Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah, Bank wajib:
wajib:
a.
memiliki pedoman internal tertulis sebagaimana dimaksud dalam ketentuan otoritas perbankan yang
mengatur tentang transaksi derivatif dan penerapan manajemen risiko Bank;
b.
memenuhi ketentuan otoritas perbankan yang mengatur mengenai kategori Bank yang dapat
melakukan kegiatan transaksi valuta asing;
asing
c.
PBI No 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
melakukan markmark-toto-market untuk Transaksi Derivatif Valuta Asing Terhadap Rupiah sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan otoritas perbankan yang mengatur mengenai transaksi derivatif dan
penerapan manajemen risiko Bank; dan
f.
PBI No. 11/25/PBI/2009 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bank Umum
melakukan self assessment mengenai kesiapan manajemen risiko Bank sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan otoritas perbankan yang mengatur mengenai transaksi derivatif dan tingkat
kesehatan Bank Umum;
e.
PBI 14/26/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha Bank Umum Berdasarkan Modal Inti
menerapkan manajemen risiko secara efektif sebagaimana dimaksud dalam ketentuan otoritas
perbankan yang mengatur mengenai penerapan manajemen risiko Bank;
d.
PBI No. 11/25/PBI/2009 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bank Umum
PBI 7/31/PBI/2005 tentang Transaksi Derivatif
memberikan edukasi tentang Transaksi Derivatif Valuta Asing Terhadap Rupiah kepada Nasabah untuk
pelaksanaan kegiatan Transaksi Derivatif Valuta Asing Terhadap Rupiah.
20
Underlying Transaksi perdagangan barang dan jasa dan/
dan/atau investasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi juga perkiraan pendapatan
dan biaya (income and expense estimation)
estimation).
Pemberian kredit atau pembiayaan Bank dalam valuta asing dan/atau
dalam Rupiah untuk kegiatan perdagangan dan investasi,
investasi, dapat menjadi
Underlying Transaksi dari Transaksi Derivatif Valuta Asing Terhadap
Rupiah dalam rangka lindung nilai.
nilai.
21
5
22
SAAT INI
Jangka waktu transaksi derivative paling singkat 1 (satu) minggu,
yang dihitung berdasarkan tanggal dimulai transaksi derivative,
sampai dengan jatuh waktu transaksi derivative dan paling lama
dengan jangka waktu investasi
Persyaratan transaksi derivative dengan jangka waktu paling singkat
1 (satu) minggu sebagaimana yang dimaksud pada pasal 7 huruf d
dikecualikan untuk transaksi forward beli valuta asing (oleh bank)
terhadap rupiah antara bank dengan pihak asing dalam rangka
penyelesaian transaksi investasi
23
SAAT INI
DERIVATIVE JUAL $ OLEH ASING
(Tenor < 1 minggu)
Transaksi Derivatif
JualUSD/IDR
Fwd/Swap/Option
Bank
Domestik
Pihak Asing
Trade
$
Settlements 3 hari
Rp
Vostro
Account RP
Custodian
Diperbolehkan
Settlements 3 hari
Rp
Beli
SSB
Securities
Firm
24
Kebutuhan Menghapus
Larangan Derivative Beli
Tenor < 1 minggu oleh
Pihak Asing
SAAT INI
LARANGAN TRANSAKSI DERIVATIVE BELI $
OLEH PIHAK ASING (Tenor < 1 minggu)
Transaksi Derivatif
JualUSD/IDR
Fwd/Swap/Option
Bank
Domestik
•
Kebutuhan FX derivatif
pihak asing tidak hanya
tenor jk. panjang, namun
terdapat kebutuhan utk
tenor-tenor jk.pendek
terutama utk
menyesuaikan dengan
setlement SSB
•
Equality treatment bagi
pihak asing pd saat
pembelian SSB dan
penjualan SSB
•
Dimasa lalu terdpt FX
derivatif jk.pendek (O/N,
T/N swap) yg dilakukan
utk spekulasi, namun hal
tsb saat ini sdh tidak
dimungkinkan krn
kewajiban underlying dan
larangan structured
products.
Pihak Asing
$
Settlements 3 hari
Rp
Vostro
Account RP
Pasal 7 butir d :
Jangka waktu transaksi beli derivative
paling singkat 1 (satu) minggu, yang
dihitung berdasarkan tanggal dimulai
transaksi derivative, sampai dengan jatuh
waktu transaksi derivative dan paling lama
dengan jangka waktu investasi
Custodian
Settlements
3 hari
Rp
Jual
SSB
Securities
Firm
25
2. Pengaturan
persyaratan/kewajiban
bank yang dapat
melakukan transaksi
valas/IDR (termasuk CCS)
terkait mitigasi risiko
1. Memperluas Definisi
Transaksi valas/IDR &
Transaksi Derivatif
valas/IDR
Pokok-pokok
Penyesuaian PBI
16/17/PBI/2014
4. Menghapus persyaratan
jangka waktu minimum
transaksi derivatif 1
minggu
3. Memperluas cakupan
underlying perdagangan
dan investasi termasuk
perkiraan pendapatan
dan biaya (income and
cost estimation)
26
Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah adalah transaksi jual beli valuta asing
terhadap Rupiah dalam bentuk:
a. Transaksi Spot,
pot, termasuk transaksi yang dilakukan dengan valuta today
dan/atau valuta tomorrow;
tomorrow;
b. Transaksi Derivatif Valuta Asing Terhadap Rupiah yang standar (plain vanilla),
(CCS).
dalam bentuk forward, swap, option, dan cross currency swap (CCS).
Transaksi Derivatif Valuta Asing Terhadap Rupiah adalah transaksi yang didasari oleh suatu
kontrak atau perjanjian pembayaran yang nilainya merupakan turunan dari nilai tukar valuta
asing dan Rupiah, atau gabungan turunan dari nilai tukar valuta asing dan Rupiah dan suku
bunga (valuta asing dan Rupiah), sepanjang bukan merupakan structured product valuta
asing terhadap Rupiah.
27
Dalam melakukan kegiatan Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah, Bank wajib:
wajib:
a.
memiliki pedoman internal tertulis sebagaimana dimaksud dalam ketentuan otoritas perbankan yang
mengatur tentang transaksi derivatif dan penerapan manajemen risiko Bank;
b.
memenuhi ketentuan otoritas perbankan yang mengatur mengenai kategori Bank yang dapat
melakukan kegiatan transaksi valuta asing;
asing
c.
PBI No 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
melakukan markmark-toto-market untuk Transaksi Derivatif Valuta Asing Terhadap Rupiah sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan otoritas perbankan yang mengatur mengenai transaksi derivatif dan
penerapan manajemen risiko Bank; dan
f.
PBI No. 11/25/PBI/2009 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bank Umum
melakukan self assessment mengenai kesiapan manajemen risiko Bank sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan otoritas perbankan yang mengatur mengenai transaksi derivatif dan tingkat
kesehatan Bank Umum;
e.
PBI 14/26/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha Bank Umum Berdasarkan Modal Inti
menerapkan manajemen risiko secara efektif sebagaimana dimaksud dalam ketentuan otoritas
perbankan yang mengatur mengenai penerapan manajemen risiko Bank;
d.
PBI No. 11/25/PBI/2009 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bank Umum
PBI 7/31/PBI/2005 tentang Transaksi Derivatif
memberikan edukasi tentang Transaksi Derivatif Valuta Asing Terhadap Rupiah kepada Nasabah untuk
pelaksanaan kegiatan Transaksi Derivatif Valuta Asing Terhadap Rupiah.
28
Underlying Transaksi perdagangan barang dan jasa
dan/
dan/atau investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meliputi juga perkiraan pendapatan dan biaya (income and
expense estimation)
estimation).
29
29
Download