FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR MEREK HONDA (Studi Kasus Konsumen Sepeda Motor Merek Honda di Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan) Oleh Nurcahyo NIM : 104081002511 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR MEREK HONDA (Studi Kasus Konsumen Sepeda Motor Merek Honda di Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Nurcahyo NIM : 104081002511 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Dr.Yahya Hamja, MM NIP.19490602 197803 1 001 Drs. Slamet Riyadi, MM NIP.150 039 085 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF Hari ini Kamis Tanggal 19 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Nurcahyo NIM: 104081002511 dengan judul Skripsi “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR MEREK HONDA” (Studi Kasus Konsumen Sepeda Motor Merek Honda di Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 19 Maret 2009 TIM PENGUJI UJIAN KOMPREHENSIF Prof.Dr. Ahmad Rodoni, MM Ketua Suhendra,S.Ag,MM Sekretaris Prof.DR H.Abdul Hamid, MS Penguji Ahli LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini Rabu Tanggal 17 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Nurcahyo Nim: 104081002511 dengan judul Skripsi “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR MEWREK HONDA”(Studi Kasus Konsumen Sepeda Motor Merek Honda di Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan)”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Sayarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 17 Maret 2010 TIM PENGUJI UJIAN SKRIPSI Pembimbing I Pembimbing II Dr. Yahya Hamja, MM NIP.19490602 197803 1 001 Drs. Slamet Riyadi, MM NIP. 150 039 085 Penguji Ahli I Penguji Ahli II Prof. Dr. H Abdul Hamid, MS NIP.19570617 19503 1 002 Suhendra, SAg, MM NIP.19711206 2003 121 001 SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nurcahyo NIM : 104081002511 Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis / Manajemen Dengan ini menyatakan bahwa skripsi adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan, dan analisis saya sendiri serta bukan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain. Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan. Demikian pernyataaan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya. Jakarta, 17 Maret 2010 Nurcahyo ABSTRACT This research aim to know about factors influencing consumer buy brand motorcycle Honda. This research data obtained by propagating questionnaire to 131 brand motorcycle consumer Honda in Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Method determination of sample is non-probability sampling, that is drawdown of sample not random, by the way of Convenient sampling for getting sample easily ( Uma Sekaran, 2006:136). Technique in data collecting by the way of distribution of questionnaire directly to respondent. Amount of variables which checked is 37 variables. Of data analyzed use analysis of factor with SPSS 13.0 For Windows. Research earnings yield indicate that out of 37 variable which analyzed with factor analysis model is 9 the formed factor, factor influencing consumer in buying motor Honda, that is factor of 1 cultural social ( assess eigenvalue 27,996%), Factor of 2 psychology and person ( assess eigenvalue 7,754), factor of 3 brand ( assess eigenvalue 5,894%), factor of 4 service ( assess eigenvalue 5,452%), factor of 5 product ( assess eigenvalue 4,263%), factor of 6 price ( assess eigenvalue 3,770%), factor of 7 promotion ( assess eigenvalue 3,301%),faktor 8 distribution ( assess eigenvalue 3,137%), factor of 9 trust ( assess eigenvalue 2,745%), Keyword: Buying decision and brand motorcycle Honda. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen membeli sepeda motor merek Honda. Data penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 131 konsumen motor sepeda merek Honda di Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Metode penentuan sampel adalah non-probability sampling, yaitu penarikan sampel secara tidak acak, dengan cara Convenien sampling untuk mendapatkan sampel dengan mudah (Uma Sekaran, 2006:136). Teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden. Jumlah variabel yang diteliti adalah 37 variabel. Data diolah dengan menggunakan analisis faktor dengan alat bantu SPSS 13.0 For Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 37 variabel yang dianalisa dengan model analisis faktor ada 9 faktor yang terbentuk, faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli motor Honda, yaitu faktor 1 sosial budaya (nilai eigen value 27,996%), Faktor 2 Pribadi dan Psikologi (nilai eigenvalue 7,754), faktor 3 merek (nilai eigenvalue 5,894%), faktor 4 pelayanan (nilai eigen value 5,452%), faktor 5 produk (nilai eigen value 4,263%), faktor 6 harga (nilai eigen value 3,770%), faktor 7 promosi (nilai eigen value 3,301%), faktor 8 tempat (nilai eigen value 3,137%), faktor 9 kepercayaan (nilai eigen value 2,745%), Kata kunci: Keputusan pembelian dan sepeda motor merek Honda. KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji hanya milik Allah Robb semesta alam, yang telah menghamparkan bumi tanpa batas dan mendirikan langit tanpa tiang penyangga, yang menguasai kerajaan langit dan bumi, yang memberikan begitu banyak kenikmatan iman, kenikmatan Islam, dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat teriring salam kepada qudwah hasanah, suri tauladan Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan kita mengenai indahnya nilai-nilai tarbiyah Islamiyah, yang membawa risalah kebenaran kepada umat manusia, membawa cahaya kebenaran, rahmatan lil’alamiin, kepada keluarga beliau, dan para sahabatnya. Alhamdulillah penulis telah menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir pendidikan starata satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari tanpa bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak akan pernah selesai, untuk itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan jazakumullah khairankatsiran terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua Orang Tuaku Bapak Kasih Wahono dan Mama Yuni tercinta yang memiki peran yang sangat penting dan tak terkira, yang telah memberikan do’a tulus ikhlas, motivasi, dan kasih sayang serta dukungan moril dan materiil kepada penulis untuk tetap semangat. 2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Indo Yama Nasarudin , SE, MAB, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Lies Suzanawaty, SE, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM, selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, kesabaran, yang telah memberikan pengarahan, dan bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Bapak Drs. Slamet Riyadi, MM, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah mengajarkan ilmu yang tak ternilai, hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Segenap staf akademik dan staf perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Saudara-saudaraku di Lembaga Dakwah Kampus dan KAMMI Komisariat UIN Syahid Jakarta. (Rizki R, Altaf SE, Herdy, Roditullah, Syawal, Sani SE, Yayan S SE, Farid, Asep, Asbah SE, Finda SE, Annisa SE, Fitroh SE, Budi K (FST), Uci (FST), Siti (FST), Tofik (FST), dll yang belum bisa disebutkan satu persatu), yang begitu besar perhatiannya, motivasinya, peranannya dalam memberikan pendidikan imaniyah, keislaman, dan Indahnya Ukhuwah Islamiyah selamat berjuang untuk sebuah cita-cita besarmu. 10. Saudara-saudaraku alumni SMAN 3 Wonogiri (Aziz, Hendy, Yogi, Mulia, Irvan, Didit, Siswanto, Agung dan Danang), Teman-teman di UNS, UMS, AMIKOM Yogyakarta, teman – teman kelasku Manajemen C angkatan 2004 (Sulis, Ramdhan Arif, Imam S, Denis, Miftah, Vivi, Leni, Annisa, Iik, Rahman K, Sugih, dll yang belum bisa disebutkan satu persatu). Temen-temen Manajemen Pemasaran ( Edwin, Pany, Ekowati, dll). yang telah memberikan do’a, semangatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. 11. All team skripsi (Mama, Bapak, Mas Jadi, Suheri, Firza, dll) dan Bengkel resmi Honda Gintung (Ibu Ria). 12. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, jazakallah atas segala dukungannya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak. Jakarta, Maret 2010 Penulis DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. DATA PRIBADI 1. Nama : Nurcahyo 2. Tempat/Tanggal Lahir: Wonogiri / 14 Juni 1985 3. Agama : Islam 4. Telp : 0813 87 55 9230 / 021 96919657 5. Alamat : Jl. Pahlawan No. 11A Rt.01/Rw.07 Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. II. PENDIDIKAN 1. SD SD Negeri Kerjo Kidul II 1992-1998 2. SLTP SLTP Negeri 2 Wonogiri 1998-2001 3. SMA SMA Negeri 3 Wonogiri 2001-2004 4. S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2004-2010 III. PENGALAMAN ORGANISASI 2000-2001 : Anggota Pramuka SLTP N 2 Wonogiri. 2001-2002 : Anggota Pramuka Ambalan Bratasena-Srikandi SMA N 3 Wonogiri. 2001-2002 : 8 Inti OSIS SMA N 3 Wonogiri. 2001-2002 : Anggota ROHIS SMA N 3 Wonogiri. 2002-2003 : Paskibraka Kabupaten Wonogiri. 2004-2007 : LDK SYAHID Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. DAFTAR ISI Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... i Abstract .......................................................................................................... ii Abstrak ........................................................................................................... iii Kata Pengantar ................................................................................................ iv Daftar Isi ......................................................................................................... vii Daftar Tabel .................................................................................................... ix Daftar Gambar ................................................................................................. xii Daftar Lampiran............................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................... 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................ 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Pemasaran ....................................................... 10 B. Bauran Pemasaran............................................................... 11 1. Product (Produk) .......................................................... 12 2. Price (Harga) ................................................................ 14 3. Place (Distribusi)........................................................... 14 4. Promotion (Promosi) ..................................................... 15 C. Perilaku Konsumen............................................................. 16 D. Merek ................................................................................. 27 E. Keputusan Pembelian.......................................................... 29 F. Penelitian Terdahulu ........................................................... 33 G. Kerangka Pemikiran............................................................ 35 H. Hipotesis ............................................................................. 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................... 41 B. Metode Penentuan Sampel .................................................. 41 C. Metode Pengumpulan data .................................................. 42 D. Metode Analisis .................................................................. 43 1. Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................... 43 2. Kosep Dasar Analisis Faktor ......................................... 44 E. Batasan Operasional Variabel ............................................. 48 BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian......................... 51 1. Profil Kecamatan Ciputat Timur.................................... 51 2. Sekilas Tentang PT Astra Honda Motor (AHM)............ 52 B. Pembahasan Hasil Kuesioner .............................................. 58 C. Pembahasan Analisis Faktor................................................ 87 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ........................................................................ 115 B. Implikasi............................................................................. 116 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 118 LAMPIRAN ................................................................................................... 122 DAFTAR TABEL Nomor Keterangan Hal 1.1 Data AISI ...................................................................................... 3 3.1 Tingkat penilaian jawaban ............................................................. 42 3.2 Instrumen penelitian ...................................................................... 49 4.1 Proporsi responden berdasar jenis kelamin ..................................... 58 4.2 Proporsi responden berdasar tingkat usia ........................................ 59 4.3 Proporsi responden berdasar jenis pekerjaan .................................. 59 4.4 Proporsi responden berdasar kepemilikan ...................................... 60 4.5 Proporsi responden berdasar pemakaian ......................................... 61 4.6 Proporsi responden berdasar pengeluaran konsumen untuk biaya sehari-hari dalam 1 bulan ...................................................... 61 4.7 Ketahanan mesin(Q1) ..................................................................... 62 4.8 Kenyamanan produk (Q2) .............................................................. 63 4.9 Penggunaan BBM yang irit(Q3) ..................................................... 63 4.10 Fitur-fitur yang lengkap (Q4) ......................................................... 64 4.11 Kecepatan yang tinggi (Q5) ........................................................... 65 4.12 Penampilan produk (Q6)................................................................. 65 4.13 Persepsi harga (Q7)......................................................................... 66 4.14 Harga diskon (Q8) ......................................................................... 67 4.15 Purna jual produk tinggi (Q9) ......................................................... 67 4.16 Harga yang bersaing (Q10) ............................................................ 68 4.17 Wilayah geografis (Q11) ................................................................ 69 4.18 Mencerminkan kesejahteraan dalam lingkungan (Q12) .................. 69 4.20 Lingkungan (Q14) ......................................................................... 71 4.21 Pengaruh keluarga (Q15) ............................................................... 71 4.22 Pengaruh teman (Q16) .................................................................... 72 4.23 Peran (Q17) .................................................................................... 73 4.24 Nilai status sosial (Q18).................................................................. 73 4.25 Motivasi (Q19) .............................................................................. 74 4.26 Pengetahuan tentang produk (Q20) ................................................. 75 4.27 Pengalaman (Q21) .......................................................................... 75 4.28 Perkerjaan (Q22)............................................................................. 76 4.29 Kondisi ekonomi (Q23) ................................................................... 77 4.30 Gaya hidup (Q24) ........................................................................... 77 4.31 Usia (Q25) ..................................................................................... 78 4.32 Logo yang ditimbulkan (Q26)......................................................... 79 4.33 Merek yang berkualitas (Q27)......................................................... 79 4.34 Merek yang dapat diadalkan (Q28) ................................................. 80 4.35 Merek Honda memiliki citra yang baik (Q29) ................................. 81 4.36 Ketersediaan barang (Q30) ............................................................. 81 4.37 Pilihan tempat (Q31) ...................................................................... 82 4.38 Jarak tempat pembelian (Q32) ........................................................ 83 4.19 4.39 Kemudahan suku cadang (Q33) ...................................................... 83 4.40 Frekuensi munculnya iklan (Q34) ................................................... 84 4.41 Keramahan dan penampilan penjual/petugas dalam memperkenalkan produk Honda (Q35) ........................................... 85 4.42 Sikap dan pelayanan petugas dalam penjualan produk Honda (Q36) 4.43 Penjual yang komunikatif terhadap konsumen (Q37) ..................... 86 4.44 Hasil Uji Validitas Item-total statistics ............................................ 88 4.45 Hasil uji reliabilitas ......................................................................... 89 4.46 KMO and Bartlett’s Test................................................................. 90 4.47 Nilai MSA ...................................................................................... 91 4.48 Nilai Communalities ....................................................................... 93 4.49 Total Variance Explained................................................................ 99 4.50 Component Transformation Matrix................................................. 113 DAFTAR GAMBAR Nomor Keterangan Hal 2.1 Model perilaku konsumen............................................................... 17 2.2 Hirarki kebutuhan menurut Maslow ............................................... 24 2.3 Kerangka pemikiran ....................................................................... 38 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Keterangan Hal 1. Component Matrix(a). ....................................................................... 123 2. Rotated Component Matrix(a). .......................................................... 124 3. Interpretasi faktor. ............................................................................. 125 4. Kuesioner Penelitian. ......................................................................... 126 5. Hasil kuesioner jawaban responden untuk uji validitas. ..................... 130 6. Hasil kuesioner jawaban responden untuk penelitian.......................... 131 7. Surat Keterangan Riset ..................................................................... 133 BAB I PENDAHULUAN D. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan persaingan dunia bisnis saat ini semakin ketat, kebijakan dan strategi dari perusahaaan-perusahaan juga mengalami banyak inovasi dan kreatifitas, sebuah kepercayaan dan loyalitas dari konsumen sangatlah berarti bagi perusahaan dan tentunya dengan penjualan yang dilakukan, perusahaan ingin mendapat profit atau keuntungan yang maksimal. Peran pemasaran sangat penting bagi sebuah perusahaan, seperti yang dikemukakan Kotler dan Keller (2007) “keberhasilan keuangan sering tergantung pada kemampuan pemasaran. Operasi keuangan, akunting, dan fungsi bisnis lainnya sesungguhnya tidak berarti kalau tidak ada permintaan akan produk dan jasa sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba.” (Kotler dan Keller, 2007: 4). Dengan kata lain pemasaran merupakan ujung tombak bagi sebuah perusahaan. Semakin dinamisnya dunia pemasaran, serta mengingat penduduk Indonesia konsumtif maka menjadi sasaran “empuk” para pebisnis untuk menawarkan dan menjual produk ataupun jasanya untuk mencapai profit yang maksimal. Mereka juga menyadari bahwa keuntungan semata tidaklah cukup untuk dapat bertahan dalam persaingan bisnisnya, maka berbagai cara dilakukan untuk mempertahankan pangsa pasarnya dan kelanjutan bisnisnya. Seperti halnya dalam dunia otomotif, persaingan bisnis sangat besar, perebutan pangsa pasar semakin ketat, sehingga perusahaan otomotif melakukan berbagai macam strategi untuk meningkatkan dan mengembangkan produknya. Dikutip dalam http://www.okezone.com/, bahwa data penjualan sepeda motor nasional selama semester I-2008 tumbuh sebesar 44,3 persen menjadi 2.116.993 unit dibanding periode yang sama tahun lalu. Honda masih merajai pasar motor nasional melonjaknya penjualan motor ini justru menepis anggapan bahwa kenaikan harga bahan bakar akan menurunkan minat masyarakat untuk membeli sepeda motor. Selain itu, kenaikan BI rate menjadi 8,5 persen beberapa waktu lalu, ditenggarai juga menjadi pemicu. Sejak kemarin, BI rate bahkan sudah naik 0,25 basis poin menjadi 8,75 persen. "Kenyataannya justru berbalik, nampaknya orang-orang malah membeli motor sebagai solusi transportasi yang ekonomis. Bahkan jika dibanding naik angkutan umum sekali pun," kata Sigit Kumala, General Manager Marketing Division Astra Honda Motor (AHM). Selama tahun 2008 Honda tetap memimpin pasar sepeda motor di Indonesia dengan jumlah penjualan 2.874.576 unit dan mengalami pertumbuhan (growth) 34,3% dibandingkan tahun 2007, dengan pangsa pasar mencapai 46,2 %. Dari data AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) tahun 2008 menunjukkkan bahwa angka tersebut juga merupakan angka pencapaian tertinggi selama satu tahun yang pernah dicapai selama ini. Ini semua membuktikan bahwa Honda tetap sebagai pemimpin dalam bisnis sepeda motor di Indonesia. dari data AISI terlihat jelas secara total tahun 2008, pencapaian Honda jauh di atas Y dan competitor yang lain. Honda melaju semakin kencang dengan meninggalkan Y sekitar 410.000 unit di tahun 2008 dari 308,000 unit di tahun 2007. Tabel.1.1 Data AISI Brand HONDA Motor Y Motor S Others Unit 2,874,576 2,465,546 793,754 81,983 M/S 46.2% 39.7% 12.8% 1.3% Sumber: Data AISI 2008 Sepeda motor Honda sendiri sudah ada di Indonesia sejak tahun 1969, yang diimpor dalam kondisi CBU (Completely Build-Up). Pada tahun 1971 berdirilah PT Federal Motor yang merupakan pabrik perakitan sepeda motor Honda sekaligus pabrik sepeda motor pertama di Indonesia, dan sejak tahun 2000 merger menjadi PT Astra Honda Motor sebagai perusahaan PMA dengan komposisi kepemilikan saham 50% PT Astra International Tbk dan 50% Honda Motor Co. Ltd. Sejak saat itu dimulailah perkembangan industri sepeda motor di Indonesia yang dipelopori oleh Honda. Sejak awal Honda sudah menggunakan mesin jenis 4 tak atau 4 langkah, yang dikenal sangat handal dan efisien dalam pengoperasiannya. Daya tahan mesin Honda benarbenar menjadi legenda di Indonesia. Honda terus berkembang dengan menawarkan produk-produk yang handal serta sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pada era harga BBM yang terus meningkat, Honda ternyata menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang membutuhkan sarana transportasi yang ekonomis namun tetap handal. Di beberapa daerah Indonesia, bahkan Honda sudah identik dengan sepeda motor. Orang menyebut sepeda motor dengan nama Honda, apapun merek sepeda motornya. Honda yang sudah dikenal dengan mesin yang irit BBM, tetap berupaya meningkatkan efisiensi mesin yang diproduksi. Ini terlihat dari penyempurnaan teknologi yang terus menerus dilakukan. Honda juga memiliki komitmen untuk selalu menghasilkan teknologi yang ramah lingkungan dimana sejak tahun 2002 seluruh produk sepeda motor Honda di Indonesia sudah memenuhi standar Euro II, serta memelopori mesin bersistem injeksi di Indonesia. Honda Supra X 125 PGM FI, merupakan sepeda motor bersistem injeksi pertama di Indonesia, yang diluncurkan di Indonesia. Dengan teknologi ini efisiensi mesin dapat lebih ditingkatkan, namun emisi yang dihasilkan dapat diturunkan. Dalam proses produksipun Honda tidak lagi menggunakan material bahan baku yang tidak ramah lingkungan, misalnya tidak menggunakan lagi bahan baku yang mengandung asbes (non asbestos), serta dalam proses pengecatan saat ini sudah menggunakan sistem CED yang berbahan dasar air yang sangat ramah lingkungan. Selama tahun 2008 saja tidak kurang dari 4 model baru yang diluncurkan AHM, yaitu CS-1, Beat, New Tiger dan Blade. Ini semua menunjukkan inovasi serta komitmen Honda sebagai trendsetter untuk memenuhi harapan serta keinginan konsumen yang berbeda terhadap sebuah sepeda motor. Bahkan untuk tipe Honda CS-1 adalah suatu model yang masuk dalam kategori sebagai spesies baru, yaitu tipe Bebek Sport, yang merupakan gabungan antara tipe bebek dan tipe sport. Atas inovasi model ini pula Honda CS-1 mendapatkan penghargaan sebagai Motorcycle of The Year untuk tahun 2008, dari tabloid sepeda motor bergengsi di Indonesia, Motorplus. Prestasi yang juga sangat membanggakan pada tahun 2008 yang lalu adalah keberhasilan pencapaian produksi 300.000 unit perbulan, yang berhasil diraih pada Bulan Agustus. Pada saat itu produksi berhasil mencapai angka 300.588, yang berarti tertinggi selama ini, untuk itu prestasi ini juga dicatat dalam rekor MURI sebagai pencapaian produksi industri sepeda motor per-bulannya di Indonesia. AHM nampaknya perlu berbangga hati, karena prestasi tertinggi ini sebenarnya tidak hanya untuk tingkat nasional saja, bahkan untuk tingkat regional ASEAN, pencapaian produksi ini merupakan prestasi tertinggi. Nama besar yang disandang saat ini tentunya tidak dicapai dengan mudah, namun diperlukan upaya kerja keras yang terus menerus untuk menghasilkan produk serta layanan berkualitas. Untuk mendukung pelayanan yang prima saat ini Honda memiliki jaringan penjualan (H1) 1600 show room, jaringan layanan bengkel (H2) lebih dari 3800 bengkel atau yang lebih dikenal dengan AHASS (Astra Honda Authorized Service Station) serta 6600 outlet penjualan suku cadang (H3). Jumlah jaringan ini merupakan jumlah jaringan pelayanan produk otomotif di Indonesia, jika dirata-ratakan saat ini minimal terdapat 1 bengkel AHASS di setiap kecamatan di seluruh Indonesia. Di tengah kondisi perekonomian yang penuh ketidak pastian pada tahun 2009 ini, Honda akan terus berkarya di bumi Indonesia untuk selalu mempersembahkan produk-produknya yang inovatif, berkualitas serta sesuai keinginan masyarakat. (Sumber: http://triomotor.co.id/ 2008 IT-Division Trio Motor diakses selasa, 01/20/2009). Dari pemaparan diatas, maka sebagai pemasar harus sepenuhnya memahami teori maupun realitas perilaku konsumen. Adapun perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis serta aspek atau stimuli-stimuli yang lain, misalnya ekonomi, teknologi, politik, dan lain sebagainya. Perlu diperhatikan dalam memahami perilaku konsumen, perilaku merek perlu dilakukan oleh para pemasar dan hal ini dapat dilaksanakan dengan membangun persepsi melalui jalur merek (brand equity). Ekuitas merek (brand equity) adalah seperangkat asset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama dan atau simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik bagi pemasar/perusahaan maupun pelanggan. Bagi pelanggan ekuitas merek dapat memberikan nilai dalam memperkuat interprestasi proses informasi, memupuk rasa percaya diri dalam pembelian, serta meningkatkan pencapaian kepuasan. Nilai ekuitas merek bagi pemasar/perusahaan dapat mempertinggi keberhasilan program pemasaran dalam memikat konsumen baru atau merangkul konsumen lama. Hal ini dimungkinkan karena dengan merek yang telah dikenal maka promosi yang dilakukan akan lebih efektif. (Refrinal,S.KH,MM:2 0 0 8 ) http://refrinal.blogspot.com/2008/01/sebuahpembelajara n-tentang-ekuitas.html. Perlu kita ketahui pula bahwa sebuah pemasaran tidak akan terlepas dari product, price, promotion dan place, yang sering disebut Marketing Mix atau bauran pemasaran, karena 4 komponen itulah yang merupakan alat yang digunakan perusahaan dalam mencapai tujuannya, yaitu membentuk karakteristik barang/jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Seperti yang dinyatakan oleh Fandy Tjiptono (2004) dalam artikel Ahmad Kurnia(2008), bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik barang/jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. (Sumber: http://elqorni.wordpress.com/2008/05/03/marketing-mix-danpromosi/. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan Ujianto Abdurachman dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Menimbulkan Kecenderungan Minat Beli Konsumen Sarung (Studi Perilaku Konsumen Sarung di Jawa Timur) Staf Pengajar Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, yaitu Fokus penelitian ini adalah faktor-faktor apa yang menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen terhadap produk sarung. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli produk sarung. Secara teoritik dapat dijelaskan bahwa proses pengambilan keputusan pembelian didahului oleh stimuli pemasaran dan stimuli lainnya yang dapat mempengaruhi minat beli sarung calon konsumen. Penelitian dilakukan di Gresik dan Pasuruan dan pengambilan sampel dilakukan secara purposive dan data dikumpulkan melalui kuesioner kepada sebanyak 120 responden. Kuesioner disusun dalam bentuk Skala Likert dan data dianalisis dengan menggunakan analisis faktor dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli sarung adalah kualitas, referensi, merk dan warna serta kemasan, harga, diskon dan hadiah. Dari keseluruhan faktor tersebut kualitas dan referensi merupakan faktor yang paling dominan. Sehingga dari permasalahan yang telah disampaikan diatas peneliti tertarik untuk meneliti kembali tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli suatu produk, penelitian ini akan dilakukan dalam bidang otomotif mengingat persaingan industri otomotif semakin ketat. Adapun judul penelitian untuk srikpsi MEMPENGARUHI ini adalah KONSUMEN “FAKTOR-FAKTOR DALAM MEMBELI YANG SEPEDA MOTOR MEREK HONDA” (Studi Kasus Konsumen Sepeda Motor Merek Honda di Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan)”. E. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan diatas maka perumusan masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah: faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda. F. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang sudah dipaparkan di atas, secara umum penelitian ini bermaksud untuk menganalisa faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda. 2. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan di atas, diharapkan penelitian ini dapat memberikan suatu manfaat yang nantinya menjadi bahan informasi atau sebagai referensi pihak lain, yaitu sebagai berikut: a. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi salah satu referensi penelitian, menambah khasanah keilmuan, menjadi tambahan informasi, dan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain. b. Memberikan kontribusi bagi perusahaan untuk menciptakan strategi pemasaran yang memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. c. Dengan adanya penelitian ini konsumen diharapkan akan mendapat informasi lebih terkait produk yang mereka beli. BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Manajemen Pemasaran Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. (Oey Liang Lee dalam Manulang 2005:5). Dalam bukunya Assauri (2004:5) menyatakan bahwa pemasaran sebagai usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) dalam Machfoedz (2007), adalah proses perencanaan dan penerapan konsepsi, penetapan harga, dan distribusi barang, jasa, dan ide untuk mewujudkan pertukaran yang memenuhi tujuan individu atau organisasi. Pemasaran mencakup berbagai aktivitas yang ditujukan pada rangkaian berbagai jenis barang, jasa, dan ide. Aktivitas ini meliputi pengembangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa oleh konsumen maupun industri pengguna. (Machfoedz, 2007: 49). Dalam bukunya, Kotler dan Keller (2007) menyebutkan bahwa pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Salah satu dari definisi pemasaran terpendek adalah “memenuhi kebutuhan secara menguntungkan”. Kita dapat membedakan definisi social dan manajerial tentang pemasaran. Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan pemasaran dalam masyarakat. Seorang pemasar mengatakan bahwa peran pemasaran adalah “menyerahkan standar hidup yang lebih tinggi.” Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan menurut definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai “seni menjual produk”. (Kotler dan Keller, 2007:6). Manajemen pemasaran menurut Kotler (2004:9) adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi. Sehingga dari uraian di atas, manajemen pemasaran dapat diartikan sebagai berikut, yaitu proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga, promosi dan distribusi barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. J. Bauran Pemasaran Seperti diketahui, strategi pemasaran adalah himpunan asas yang secara tepat, konsisten, dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang dituju (target market) dalam jangka panjang dan tujuan perusahaan jangka panjang (objective), dalam situasi persaingan tertentu. Dalam strategi pemasaran ini, terdapat strategi acuan atau bauran pemasaran (marketing mix), yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat komponen atau variabel pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Pengertian marketing mix adalah seperangkat keputusan operasional mengenai 4P, yaitu keputusan produk (product), keputusan harga (price), keputusan promosi (promotion), dan tempat (place). Marketing mix diharapkan menjadi pemikiran yang sederhana bagi manajer dalam membuat strategi pemasaran. (Sumarwan,dkk, 2009:196). Keempat unsur atau variabel strategi acuan / bauran pemasaran tersebut adalah sebagai berikut: 5. Product (Produk) Produk dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (dimanfaatkan, dikonsumsi, atau dinikmati). ( Machfoedz, 2007:73). Garvin dalam Umar (2005:93) menguraikan dimensi untuk kualitas produk berbentuk barang berwujud. Garvin menyatakan ada delapan dimensi untuk menentukan kualitas pada produk, yaitu : (1) Performance atau kinerja, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut. yang (2) Features atau fitur, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya. (3) Reliability atau kehandalan, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula. (4) Conformance atau kesesuaian, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi, yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan pada keinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan. (5) Durability atau daya tahan, yaitu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang. (6) Serviceability atau kemudahan perbaikan, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang. (7) Aesthetics atau keindahan, merupakan karakteristik yang bersifat subjektif mengenai nilai-nilai etestika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual. (8) Fit and Finish, suatu sifat subjektif, berkaitan dengan perasaaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas. 6. Price (Harga) Harga menurut Umar (2003:131) adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat yang didapat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama untuk semua pembeli. Dalam Kotler dan Armstrong (2004: 467) disebutkan bahwa keputusan penetapan harga rentan terhadap pengaruh dari serangkaian kekuatan lingkungan dan persaingan yang sangat rumit. Perusahaan menetapkan bukan satu harga tunggal, tetapi lebih berupa struktur penetapan harga (pricing structure) yang mencakup item-item produk yang sama. Struktur penetapan harga itu berubah dari waktu ke waktu karena produk bergerak mengikuti siklus hidup mereka. Perusahaan menyesuaikan harga produk agar dapat mencerminkan perubahan biaya dan permintaan serta agar dapat memperhitungkan berubah-ubahnya pembeli dan situasi pembelian, ketika lingkungan persaingan berubah, perusahaan mempertimbangkan kapan harus memprakarsai perubahan harga dan kapan harus menanggapi perubahan harga yang terjadi di pasar. 7. Place (Distribusi) Place yang dimaksud adalah saluran atau tempat distribusi barang, menurut Umar (2003) distribusi adalah sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka pada proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi pengguna atau konsumsi oleh konsumen pengguna industrial. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2004:508) saluran distribusi adalah sekumpulan organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses yang membuat produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. 8. Promotion (Promosi) Promosi mempunyai banyak arti, konotasi awalnya berasal dari bahasa latin yang artinya ”maju ke depan”dan kemudian dipersempit lagi bahwa promosi berkaitan dengan kegiatan komunikasi untuk mempengaruhi orang lain agar menerima ide, konsep, dan hal lainnya. (Angel et al.1991 tulisan Syofyan Rambe dalam Sumarwan,dkk 2009:109). Dari pengertian tersebut maka perusahaan juga harus berkomunikasi dengan para pelanggan sekarang dan calon pelanggan dan apa yang perusahaan komunikasikan hendaknya dipersiapkan dengan seksama agar sukses, tidak didasarkan pertimbangan untung-untungan. (Kotler dan Armstrong, 2004:600). Untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan strategi bauran promosi yang terdisi dari 4 kompenen utama, yaitu 1. Periklanan, menurut definisi The British Code of Advertising Practice (1979) dalam (Sumarwan, 2009:113) yaitu pembayaran untuk komunikasi kepada publik dengan tujuan untuk mempengaruhi pendapat atau perilaku publik yang menjadi sasaran. Kotler (2001) mendefinisikan iklan sebagai bentuk penyajian tidak personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh seorang sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. 2. Promosi penjualan (Sumarwan, 2009:114), menurut Paliwoda dan Ball et al, promosi penjualan berhubungan dengan aktivitas di point of sales displey dan demontrasi seperti leaflet, coba gratis, kontes,dan hadiah (misal beli satu dapat dua). 3. Hubungan masyarakat (Sumarwan, 2009:114), adalah komunikasi dan hubungan perusahaan dengan beragam masyarakat, termasuk pemerintah dimana perusahaan tersebut beroperasi. 4. Personal selling, merupakan alat promosi yang paling efektif pada tahap pembelian selanjutnya, khususnya dalam membangun preferensi, keyakinan, dan aksi pembeli. K. Perilaku konsumen Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran secara lebih baik daripada pesaing. Perilaku konsumen merupakan studi tentang individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan mendesposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Studi konsumen memberikan petunjuk untuk memperbaiki dan menyusun pesan, dan mengembangkan kegiatan pemasaran lain. Engel, Blackwell dan Miniard (1995:4) dalam Suryani (2008:6) mengatakan bahwa, “Consumer Behavior as a those activities direcly involved ini obtaining, consuming, and disposing of products and service, including the decision process that precede and follow these actions” Swastha dan Handoko (2000:10) dalam skripsi Heri Kurniawan (2006:19) mengatakan, perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu. Dari pengertian di atas maka perilaku konsumen merupakan tindakantindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakantindakan tersebut. Adapun model perilaku konsumen sebagai berikut: Gambar 2.1 Model perilaku konsumen Psikologi konsumen Rangsangan pemasaran Produk&jasa Harga Distribusi Komunikator Rangsangan lain Ekonomi Teknologi Politik Budaya Motivasi Persepsi pembelajaran memori Karakteristik Konsumen Budaya Sosial Personal Sumber: Kotler ed Indonesia: 2007:226 Proses Keputusan pembelian - Pengenalan masalah - Pencarian informasi - Penilaian alternative - Keputusan pembelian - Perilaku pasca pembelian Keputusan Pembelian - pilihan produk pilihan merek pilihan dealler jumlah pembelian - saat tepat melakukan pembelian - metode pembayaran Berikut ini faktor –faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian: a. Faktor kebudayaan Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya. Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh: 1) Budaya: Menurut Hawkins, et al (2007:43) dalam Suryani (2008:285) budaya diartikan sebagai komplek yang menyeluruh yang mencakup pengetahuan, keyakinan seni, hukum, moral, kebiasaan, dan kapabilitas lainya serta kebiasaan-kebiasaan yang dikuasai oleh individu sebagai anggota masyarakat. Dalam konteks pemahaman budaya dan pengaruhnya terhadap perilaku konsumen budaya didefinisikan sebagai keseluruhan dari keyakinan, nilai dan kebiasaan yang dipelajari oleh suatu kelompok masyarakat tertentu yang membantu mengarahkan perilaku konsumen. 2) Sub budaya Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan indentifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. (Kotler dan Keller, 2007: 214). 3) Kelas sosial Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku serupa. b. Faktor sosial Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu: 1) Kelompok acuan Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. (Kotler dan Keller, 2007: 217). 2) Keluarga Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. (Kotler dan Keller, 2007: 219). 3) Peran dan status Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya –keluarga, klub, organisasi. Kedudukan orang itu di masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang, masingmasing peran menghasilkan status. (Kotler dan Keller, 2007: 221). c. Faktor pribadi Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik individual yang merupakan perpaduan dari sifat, tempramen, kemampuan umum dan bakat yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh interaksi individu dengan lingkungan, (Suryani, 2008: 57). Dalam (Kotler dan Keller, 2007:222) dinyatakan bahwa keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, antara lain: 1) Umur dan tahap siklus hidup Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah, usia, dan gender orang dalam rumah tangga pada suatu saat. (Kotler dan Keller, 2007: 222). 2) Pekerjaan Perkerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pekerja kerah biru akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, dan kotak makan siang. Direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal, perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan country club, dan perahu layar besar. (Kotler dan Keller, 2007: 223). 3) Situasi ekonomi Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang: penghasilan yang dapat dibelanjakan (level, kestabilan, pola waktunya), tabungan dan aktiva (termasuk persentase aktiva yang lancar/liquid), utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terhadap kegiatan berbelanja atau menabung. Para pemasar barang yang peka terhadap harga terus-menerus memperhatikan kecenderungan penghasilan pribadi, tabungan, dan tingkat suku bunga. (Kotler dan Keller, 2007:223). 4) Gaya hidup dan nilai Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan ”keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu sistem kepercayaan yang melandasi sikap dan perilaku konsumen. Nilai inti itu jauh lebih dalam daripada perilaku atau sikap, dan pada dasarnya menentukan pilihan dan keinginan orang dalam jangka panjang. (Kotler dan Keller, 2007: 224). 5) Kepribadian dan konsep diri Masing-masing orang memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembelianya. Kepribadian adalah ciri bawaan psikologis manusia (human psychology traits) yang khas yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan dengan menunjukkan ciri bawaan serta kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan, bersosialisasi, pertahanan diri, dan kemampuan beradaptasi. Para konsumen sering memilih dan menggunakan merek yang memiliki kepribadian merek yang kosisten dengan kosep –diri aktual mereka sendiri (bagaimana seseorang memandang dirinya), walaupun dalam kasus yang sama pencocokan mungkin didasarkan pada konsepdiri- ideal (memandang dirinya ingin seperti apa) atau bahkan konsep – diri- orang lain (menganggap orang lain memandang dirinya seperti apa) dan bukannya citra diri aktual. (Kotler dan Keller, 2007: 223). d. Faktor psikologis Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang. Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor psikologi yang penting. 1) Motivasi Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan. Seorang konsumen tergerak untuk membeli suatu produk karena ada suatu yang menggerakkan. Proses timbulnya dorongan sehingga konsumen tergerak untuk membeli suatu produk itulah yang disebut motivasi (Suryani, 2008: 27), dalam Widjajakusuma dan Yusanto (2003:168) menyatakan motivasi adalah dorongan psikis yang ada dalam diri seseorang yang mendorong untuk berperilaku. Dalam Sutisno (2009:115) disebutkan, Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motvasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Sedangkan William J Stanton (1981:101) dalam Prabu Mangkunegara (2008:93), disebutkan bahwa ”Motivation as an energizing condition ofthe organism that serves to direct that organism toword the goal of certain class (motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia kearah suatu tujuan tertentu). Maslow di dalam Kotler dan Keller (2007) mengatakan karena kebutuhan manusia tersusun dalam hierarki, dari yang paling mendesak sampai yang paling kurang mendesak. Berdasarkan urutan tingkat kepentingannya, kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Orang akan berusaha memuaskan dulu kebutuhan mereka yang paling penting. Jika seseorang berhasil memuaskan kebutuhan yang penting, kemudian dia akan berusaha memuaskan kebutuhan yang terpenting berikutnya. (Kotler dan Keller, 2007: 227). Teori kebutuhan dari Abraham Maslow merupakan salah satu teori yang diperhatikan oleh manajer, karena sifatnya relatif sederhana dan praktis. Proposisi yang dikemukakan Maslow mengenai motivasi dalam kaitannya dengan perilaku manusia adalah sebagai berikut. (Winardi, 2001:32) dalam Suryani (2008:39). 1. Manusia merupakan makhluk yang serba berkeinginan. Manusia senantiasa menginginkan sesuatu dan lebih banyak. Jika suatu proses kebutuhan telah terpenuhi akan timbul kebutuhan baru dan proses ini tidak akan berhenti sebelum manusia meninggal. 2. Sebuah kebutuhan yang terpenuhi bukanlah sebuah motivator perilaku. Hanya kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi yang akan memotivasi individu untuk melakukan suatu perilaku atau tindakan tertentu. 3. Kebutuhan manusia tersusun secara berjenjang. Menurut Maslow dalam Suryani (2008) dinyatakan bahwa manusia memiliki lima macam kebutuhan yang tersusun secara berjenjang (hirarkis), mulai dari kebutuhan yang paling mendasar yaitu kebutuhan fisiologis hingga kebutuhan aktualisasi diri. Berikut ini gambar hirarki kebutuhan menurut Maslow: Gambar.2.2 Sumber: Kotler 2001:197 dalam skripsi kurniawan 2006:27 Adapun penjelasan sebagai berikut: 1. Kebutuhan fisiologis, Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang diperlukan individu untuk mempertahanakan hidup, contoh: makan, minuman, pakaian, istirahat, seks, dan lain-lain. 2. Kebutuhan rasa aman Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang diperlukan individu untuk melindungi dirinya baik secara fisik maupun psikologi, contoh: kebutuhan rasa aman dari serangan atau ancaman fisik, aspek finansial. 3. Kebutuhan sosial Kebutuhan untuk bersama, diterima, dan bergabung dengan konsumen lain serta masyarakat. 4. Kebutuhan akan pernghargaan Mencakup kebutuhan memperoleh prestasi, kepercayaan diri, penghargaan diri, dan penghargaan dari orang lain. 5. Kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, misalnya kreatifitas, minat, dan bakat. 2) Persepsi Persepsi adalah proses dimana dalam proses tersebut individu memilih, mengorganisasikan dan mengintepretasikan stimuli menjadi sesuatu yang bermakna. (Suryani 2008:97). Dalam skripsi Heri Kurniawan (2006), Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi. Orang dapat membentuk persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena 3 macam proses penerimaan indera, yaitu: a) Perhatian selektif Kecenderungan bagi manusia untuk menyaring sebagian besar informasi yang mereka hadapi, berarti bahwa pemasar harus bekerja cukup keras untuk menarik perhatian konsumen. b) Distorsi selektif Menguraikan kecenderungan orang untuk mengintepretasikan informasi dengan cara yang akan mendukung apa yang telah mereka yakini. c) Ingatan selektif Orang cenderung lupa akan sebagian besar hal yang mereka pelajari. Mereka cenderung akan mempertahankan atau mengingat informasi yang mendukung sikap dan keyakinan mereka. Karena adanya ingatan selektif. 3) Pengetahuan Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Pentingnya praktik dari teori pengetahuan bagi pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan memberikan peranan positif. 4) Memory Semua informasi dan pengalaman yang dihadapi orang ketika mereka mengarungi hidup dapat berakhir dalam memori panjang. Para psikolog kognitif membedakan memori jangka –pendek (STM –short-term memory) – satu gudang informasi sementara dan memori jangka panjang (LMT –longterm memory)-gudang yang lebih permanen. (Kotler dan Keller, 2007: 230). L. Merek Keahlian paling unik dari pemasaran adalah kemampuanya untuk menciptakan, memelihara, melindungi, dan meningkatkan merek. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2007) mendefinisikan merek sebagai berikut: “Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakan dari produk pesaing.” Sebuah nama merek memberikan identitas pada suatu produk atau jasa, menyediakan cara yang tepat untuk memahami manfaat utama merek tersebut secara rasional ataupun emosional. (Sumarwan, dkk, 2009: 29). Hermawan, Ancella Anitawati, Philip Kotler (1995:523) dalam Dahlan (2007). Menyatakan bahwa merek mengidentifikasikan penjual atau pembuat. Dalam UU Merek Dagang, penjual diberi hak eksklusif untuk menggunakan merek selamanya. Ini berbeda dari aktiva lainnya seperti paten dan hak cipta yang mempunyai batas waktu. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan tampilan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan tampilan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu. Tetapi merek lebih dari sekedar simbol. Merek dapat memiliki enam tingkat pengertian: 1. Atribut: Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu Mercedes menyatakan sesuatu yang mahal, dibuat dengan baik, terancang baik, tahan lama, bergengsi tinggi, nilai jual kembali yang tinggi, cepat, dan lain-lain. Perusahaan dapat menggunakan satu atau lebih atribut-atribut ini untuk mengiklankan, “Dirancang tidak seperti mobil manapun juga di dunia ini.” Ini berfungsi sebagai dasar untuk meletakkan posisi bagi memproyeksikan atribut lainnya. 2. Manfaat: Merek tidak saja serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk dikembangkan menjadi manfaat fungsional dan atau emosional. Atribut ‘tahan lama’ dapat dikembangkan menjadi manfaat fungsional, “Saya tidak ingin membeli mobil baru setiap beberapa tahun.” Atribut ‘mahal’ mungkin dapat dikembangkan menjadi manfaat emosional, “Mobil ini membuat saya penting dan dihargai.” Atribut dibuat dengan baik, dikembangkan menjadi manfaat fungsional dan emosional, “Saya akan tetap aman seandainya terjadi kecelakaan.” 3. Nilai: Merek juga menyatakan nilai produsen. Mercedes menyatakan kinerja tinggi, keamanan, prestise, dan lain-lain. Pemasar merek harus dapat mengetahui kelompok pembeli mobil yang mana mencari nilainilai ini. 4. Budaya: Merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya Jerman: terorganisasi, efisien, dan mutu tinggi. 5. Kepribadian: Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Jika merek merupakan orang, binatang, atau suatu obyek, apa yang akan terpikir oleh kita? Mercedes mencerminkan seorang pimpinan yang masuk akal (orang), singa yang memerintah (binatang), atau suatu tempat yang sederhana (obyek). Kadang-kadang merek mencerminkan kepribadian seorang yang terkenal. Pemakai: Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Kita akan terkejut melihat seorang sekretaris berumur 20 tahun mengendarai Mercedes. Yang kita harapkan adalah seorang manajer puncak berumur 55 tahun di belakang kemudi. Pemakai adalah orangorang yang menghargai nilai, budaya, dan kepribadian produk tersebut. http://dahlanforum. wordpress.com/2007/12/19/merek/ M. Keputusan Pembelian Setiap hari konsumen menggambil berbagai keputusan untuk membeli produk atau jasa. Perusahaan, khususnya perusahaan besar pada umumnya melakukan riset dengan cermat tentang keputusan konsumen membeli produk untuk mengetahui sesuatu yang dibeli oleh konsumen, tempat, alasan, dan cara mereka membeli serta tingkat harga yang mereka bayar. Mengkaji alasan perilaku pembelian konsumen dan proses keputusan untuk membeli bukan hal yang mudah karena alasan tersebut berada di dalam pikiran konsumen. Proses pembelian bermula jauh sebelum seseorang membeli suatu produk dan berlangsung lama sesudahnya. Ini mendorong produsen atau pemasar untuk fokus pada seluruh proses pembelian daripada sekedar pada proses pembelian. (Machfoedz, 2007: 61). Para rekayasawan Honda mengambil gambar video tentang para pembelanja yang memuat barang-barang makanan ke dalam bagasi mobil untuk mengobservasi kekecewaan mereka dan menghasilkan rancangan yang bisa memberikan solusi. Para sarjana pemasaran telah menyusun “model urutan tahap” proses keputusan pembeliaan melewati lima tahap, (Kotler dan Keller, 2007: 234). Penjelasan kelima tahap itu menurut beberapa ahli, adalah sebagai berikut: 1. Pengenalan kebutuhan. Hal ini konsumen akan mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli akan merasakan adanya perbedaan antara keadaan dia yang nyata dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan dapat dipicu oleh stimuli internal pada saat kebutuhan normal, seperti lapar, haus, dan hasrat seksual yang muncul hingga tingkat yang dapat menjadi pendorong. Dari pengalaman yang pernah terjadi, orang telah mempelajari cara mengatasi dorongan demikian dan memotivasinya ke arah yang diketahuinya akan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh stimuli eksternal. Iklan yang menawarkan suatu produk atau jasa dapat menjadikan seseorang menyadari kebutuhannya. Pada tahapan ini produsen atau pemasar perlu menetapkan faktor dan keadaan yang dapat memicu konsumen mengenali kebutuhannya. (Machfoez, 2007:62). 2. Pencarian Informasi. Konsumen, didasari atau tidak, akan mencari informasi. Jika motivasinya kuat dan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan harganya terjangkau olehnya, mungkin ia akan membelinya. Jika tidak maka konsumen itu barangkali hanya akan mengingat kebutuhan tersebut atau mencari informasi sebatas yang berkaitan dengan kebutuhannya. (Machfoez, 2007: 63) Ada empat sumber informasi yang didasarkan pada kelompok: Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan), sumber komersial (iklan, pedagang perantara, penjual, tenaga, pengemasan), sumber pengalaman (Penanganan, permeriksaan, pengunaan produk), sumber publik (media massa, organisasi ranting konsumen). (Kotler dan Susanto, 2000: 252). 3. Evaluasi Alternatif, Bagaimana konsumen memproses informasi mengenai merek yang bersaing dan membuat pertimbangan nilai yang terakhir. (Kotler dan Susanto, 253). Untuk mengetahui proses tersebut bukan hal yang mudah karena konsumen menempuh berbagai cara untuk mengevaluasi setiap situasi pembelian. Konsep dasar tertentu dapat membantu menerangkan setiap proses evaluasi konsumen. Pertama, diasumsikan bahwa setiap konsumen berusaha untuk memenuhi beberapa kebutuhan dan mencari manfaat tertentu yang dapat diperoleh dengan membeli produk atau jasa. Selanjutnya, konsumen memandang produk sebagai sekelompok ciri barang dengan berbagai kapasitas yang menawarkan manfaat untuk memenuhi kebutuhan. Kamera misalnya, ciri produk ini meliputi kualitas gambar yang baik, mudah digunakan, ukuran yang praktis, harga yang terjangkau, dan juga ciri-ciri lain. Konsumen akan menentukan alternative dalam memilih ciri produk yang manfaatnya sesuai dengan kebutuhan. Kedua, konsumen akan memperhatikan tingkat perbedaan pada setiap keunggulan sifat produk. Perbedaan dapat terletak di antara ciri produk dan keunggulannya, ciri keunggulan berasal dari penilaian konsumen ketika mereka berpikir tentang ciri produk. Meskipun demikian hal tersebut bukan yang terpenting bagi konsumen. Beberapa ciri suatu produk dapat menonjol, karena iklan yang dibaca oleh konsumen menyebutkan berbagai keunggulan sehingga mampu menempatkan pada peringkat teratas dalam pikiran konsumen. Diantara ciri-ciri suatu produk adakalanya ada yang terlupakan oleh konsumen, dan ketika ciri tersebut disebutkan maka akan mengingatkannya pada keunggulan. Produsen atau pemasar harus lebih memperhatikan arti penting ciri suatu produk daripada keunggulannya. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan ketetapan rasa percaya pada suatu merek dengan merinci setiap keungulannya. Pengembangan kepercayaan pada merek tertentu ini kemudian dikenal sebagai citra merek. Kepercayaan konsumen dapat bervariasi dari kebenaran ciri berdasarkan pengalaman dan dampak persepsi seletif, distorsi selektif, dan retensi selektif. (Machfoez, 2007:64). 4. Keputusan pembelian. Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. (Kotler dan Keller, 2007: 240). 5. Perilaku setelah pembelian, setelah konsumen membeli produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidak-puasan tertentu. Konsumen juga akan melakukan tindakan setelah pembelian dan menggunakan produk tersebut yang mendapat perhatian dari pemasar. (Kotler dan Susanto, 2000:258). N. Penelitian Terdahulu Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk mie instan merek sedaap (studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unmer Malang) oleh Herry Kurniawan Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Malang, 2006. Penelitian ini bertujuan untuk:1) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perilaku konsumen yang terdiri dari faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan untuk membeli produk mie instan merek sedaap, 2) Untuk mengetahui diantara faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi yang berpengaruh dominan terhadap keputusan mahasiswa untuk membeli produk mie instan merek sedaap. Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dan menggunakan sampel sebanyak 40 responden mahasiswa didapatkan hasil sebagai berikut: Dari hasil analisis didapatkan bahwa variabel faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara simultan/bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan (bermakna) terhadap keputusan pembelian produk mie instan merek Sedaap dan variabel psikologis mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian produk mie instan merk Sedaap. Penelitian selanjutnya adalah identifikasi faktor yang mempengaruhi frekuensi pembelian konsumen oleh Hotniar Siringoringo dan Yussy Amelia Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. Majalah Ekonomi Dan Komputer No.2 Tahun XIV-2006. Adapun penjelasannya sebagai berikut, berbelanja adalah kegiatan yang dilakukan oleh semua orang yang sudah mampu membuat keputusan. Sebagian orang menikmati proses rutinitas berbelanja, tapi sebagian lagi melakukannya hanya karena keterpaksaan. Supaya orang menikmati berbelanja dan semakin sering melakukan aktivitas ini, manajemen ritel menggunakan berbagai strategi. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengidentifikasi pembelanjaan faktor konsumen. yang mempengaruhi Hasil menunjukkan frekuensi bahwa kunjungan faktor yang mempengaruhi frekuensi kunjungan pembelanjaan adalah ketersediaan sarana/prasarana, letak yang strategis, keamanan dan kenyamanan yang dirasakan konsumen di toko yang dikunjungi, serta pemberian diskon. Faktor seperti mutu barang yang dijual, harga, pelayanan yang diberikan dan kelengkapan barang yang dijual tidak mempengaruhi frekuensi kunjungan pembelanjaan. Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen sarung (studi perilaku konsumen sarung di Jawa Timur) oleh Ujianto Abdurachman Staf Pengajar Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 6, No.1, Maret 2004: 34 - 53 Fokus penelitian ini adalah faktor-faktor apa yang menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen terhadap produk sarung. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli produk sarung. Secara teoritik dapat dijelaskan bahwa proses pengambilan keputusan pembelian didahului oleh stimuli pemasaran dan stimuli lainnya yang dapat mempengaruhi minat beli sarung calon konsumen. Penelitian dilakukan di Gresik dan Pasuruan dan pengambilan sampel dilakukan secara purposive dan data dikumpulkan melalui kuesioner kepada sebanyak 120 responden. Kuesioner disusun dalam bentuk Skala Likert dan data dianalisis dengan menggunakan analisis faktor dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli sarung adalah kualitas, referensi, merk dan warna serta kemasan, harga, diskon dan hadiah. Dari keseluruhan faktor tersebut kualitas dan referensi merupakan faktor yang paling dominan. O. Kerangka Pemikiran Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli atau calon pembeli agar bersedia membeli produk perusahaan. Karena itu sangat penting bagi manajer pemasaran untuk mengetahui perilaku pembeli dan pola pembelian mereka, sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan produknya secara lebih efektif. Perusahaan menghasilkan produk tidak untuk dipakai sendiri, melainkan untuk dijual kepada pemakai akhir atau diproses kembali untuk menghasilkan jenis produk lainnya. Oleh karena itu, dalam membuat suatu perencanaan pemasaran serta penetapan kebijakan/strategi pemasaran untuk dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran, haruslah dipelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan pembeli atau konsumen dan produk yang akan dijual kepada mereka. Tanpa mengetahui dan mengerti sifat, kebiasaan, dan keinginan mereka, perusahaan tidak akan mengetahui apa yang akan dipasarkan guna memenuhi kebutuhan mereka. (Assauri, 2004 :132). Pelaku pemasaran harus mengetahui pendekatan yang akan membantu mereka merumuskan strategi bauran pemasaran yang efektif. Berikut ini penjelasan mengenai bauran pemasaran (4 P), P yang pertama dan paling penting adalah positioning atau penetapan ancangan. Positioning yang efektif bisa berhasil hanya jika Anda memiliki produk yang bisa memuaskan kebutuhan. Tetapi, produk yang hebat tidak akan berarti apa-apa jika produk itu tersembunyi dan tidak ada seorangpun yang mengetahui keberadaanya. Produk harus dikomunikasikan kepada pelanggan sehingga hadirlah promosi. Setelah dunia mengetahui produk anda, produk tersebut harus dibuat agar selalu tersedia dan pelanggan bisa dengan nyaman membelinya, baik secara langsung dari perusahaan atau melalui penjual perantara seperti peritel. Ini adalah P untuk place (tempat). Ketika tiga P ini dikumpulkan, hal terakhir yang penting adalah menentukan harga untuk produk Anda. Tidak heran jika tiga elemen P pertama adalah biaya. Harga adalah satu-satunya elemen yang menghasilkan keuntungan di dalam bauran pemasaran. Setelah mengetahui biaya produk Anda, Anda bisa menentukan harga produk Anda dengan efektif. (Sunny dan Khoo Kheng, 2003: 116). Perlu diperhatikan dalam memahami perilaku merek perlu dilakukan oleh para pemasar dan hal ini dapat dilaksanakan dengan membangun persepsi melalui jalur merek (brand equity). Ekuitas merek (brand equity) adalah seperangkat asset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama dan atau simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik bagi pemasar/perusahaan maupun pelanggan. Bagi pelanggan ekuitas merek dapat memberikan nilai dalam memperkuat interprestasi proses informasi, memupuk rasa percaya diri dalam pembelian, serta meningkatkan pencapaian kepuasan. Nilai ekuitas merek bagi pemasar/perusahaan dapat mempertinggi keberhasilan program pemasaran dalam memikat konsumen baru atau merangkul konsumen lama. Hal ini dimungkinkan karena dengan merek yang telah dikenal maka promosi yang dilakukan akan lebih efektif. http://refrinal.blogspot.com/2008/01/sebuah-pembelajaran-tentang ekuitas.html). Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah model rangsangantangapan. Pemasaran dan rangsangan lingkungan memasuki kesadaran konsumen. Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis penting-motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori- secara fundamental mempengaruhi tangapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran. (Kotler dan Keller, 2007: 228). Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan dengan mempertahankan dan meningkatkan pelanggan. Mempertahankan pelanggan berarti perusahaan harus mampu memuaskan apa yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggannya melebihi apa yang diberikan pesaing, sedangkan meningkatkan pelanggan berarti perusahaan harus dapat menangkap setiap peluang yang ada melalui strategi pemasarannya untuk mendapatkan pelanggan baru. (Suryani, 2008:2). Setelah konsumen membeli produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidak-puasan tertentu. Konsumen juga akan melakukan tindakan setelah pembelian dan menggunakan produk tersebut yang mendapat perhatian dari pemasar. (Kotler dan Susanto, 2000:258). Gambar.2.3 Kerangka pemikiran Harga Distribusi Faktor 1 Promosi Merek Kebudayaan Sosial Faktor 2 Analisis Faktor DalamMembeli Sepedamotor Merek Honda Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Produk Faktor 3 Faktor 4 Psikologi Faktor ke-n Pribadi Keterangan: 1. Produk (Ujang Sumarwan, 2009:15 dan Husein Umar, 2005:93), dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu: ketahanan mesin, kenyamanan produk, penggunaan BBM yang irit, fitur-fitur yang lengkap, kecepatan yang tinggi, dan penampilan produk. 2. Harga (jurnal manajemen & kewirausahaan vol. 6, no. 1, maret 2004: 34 – 53 Ujianto Aburachman), dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu: persepsi harga, harga diskon, purna jual produk tinggi, dan harga yang bersaing. 3. Distribusi (Kotler dan Keller : 2007 dan skripsi Heri Kurniawan: 2006), dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu: ketersediaan barang, pilihan tempat, jarak tempat pembelian, dan kemudahan suku cadang. 4. Promosi (Ujang Sumarwan: 2009, Kotler dan Keller: 2007), dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu: Frekuensi munculnya iklan, Keramahan dan penampilan penjual/petugas dalam memperkenalkan produk Honda, Sikap dan pelayanan petugas dalam penjualan produk Honda, dan Penjual yang komunikatif terhadap konsumen. 5. Merek (Ujang Sumarwan,dkk.:2009), dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu: logo yang ditimbulkan, merek yang berkualitas, merek yang dapat diadalkan, merek Honda memiliki citra yang baik. 6. Kebudayaan (Kotler dan Keller: 2007), dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel, yaitu: wilayah geografis, mencerminkan kesejahteraan dalam lingkungan, dan rasa solidaritas. 7. Sosial (Kotler dan Keller: 2007), dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel, yaitu: lingkungan, pengaruh keluarga, pengaruh teman, peran, dan nilai status sosial. 8. Psikologi (Tatik Suryani: 2008, Kotler dan Keller: 2007), dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu: motivasi, pengetahuan tentang produk, dan pengalaman. 9. Pribadi (Kotler dan Keller:2007), dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu: pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, dan usia. P. Hipotesis Faktor-faktor produk, harga, kebudayaan, sosial, psikologi, pribadi, merek, distribusi, dan promosi mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda di Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN F. Ruang Lingkup Penelitian Objek penelitian ini dilakukan kepada konsumen sepeda motor merek Honda di wilayah Ciputat Timur. Dalam penelitian ini membahas faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner secara langsung pada sampel yang dipilih dari suatu populasi dari objek. Pengumpulan data dilakukan pada bulan November s/d Desember 2009. G. Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen sepeda motor merek Honda di wilayah Kota Tangerang Selatan. Sampel dipilih dari suatu populasi dari objek penelitian di wilayah Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Metode Pengambilan sample yang digunakan non-probability sampling, yaitu (penarikan sampel secara tidak acak) dikembangkan untuk menjawab kesulitan yang ditimbulkan dalam menerapkan metode acak, terutama dalam kaitannya dengan pengurangan biaya dan permasalahan yang mungkin timbul dalam pembuatan kerangka sampel, dengan melalui cara convenien sampling untuk mendapatkan sampel dengan mudah, dengan tujuan apakah orang lebih menyukai satu produk. (Uma Sekaran, 2006: 136). Jadi, sampel ditentukan berdasarkan kemudahan dan kebutuhan bagi peneliti. H. Metode Pengumpulan data Penelitian ini mengunakan dua sumber data, yaitu data primer dan sekunder: A. Data primer Data primer yaitu data yang langsung didapat oleh peneliti melalui kuesioner maupun wawancara langsung dilapangan, eksperimen, dan observasi terhadap konsumen Honda yang berada di Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. B. Data sekunder Peneliti mendapatkan dari data yang sudah diolah oleh pihak ke tiga, dengan melalui buku, perpustakaan, pustaka, media elektronik atau sumber dari internet. Adapun jenis skala yang akan digunakan untuk menjawab pernyataan dalam kuesioner adalah metode skala likert, (Sekaran, 2006: 31) dimana skala likert yang didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju sengan pernyataan pada skala 5 titik dengan susunan sebagai berikut: Tabel.3.1 Tingkat penilaian jawaban No Jenis jawaban Bobot 1 SS = Sangat Setuju 5 2 S = Setuju 4 3 R = Ragu-ragu 3 4 TS = Tidak Setuju 2 5 STS = Sangat Tidak Setuju 1 I. Metode Analisis 3. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas digunakan untuk mengukur sudah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesinoner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. (Gozali, 2006:45). Teknik yang digunakan adalah korelasi product moment dari pearson yaitu : N ∑ XY-( ∑ X)( ∑ Y) rxy = N ∑ X 2 − (∑ X 2) ( N ∑ Y 2 −(∑ Y 2) Dimana : X = Pertanyaan nomor tertentu Y = Skor total N = Jumlah responden Uji hipotesis untuk validitas tiap butir pertanyaan suatu angket adalah sebagai berikut : Ho = Skor butir berkolerasi positif dengan skor faktornya H1 = Skor butir tidak berkolerasi positif dengan skor faktornya Dengan tingkat signifikan 5 % atau 0,05 dengan Rhasil ≤ Rtabel = maka Ho tidak ditolak, sedangkan jika Rhasil ≥ Rtabel = maka Hi butir pertanyaan valid. Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. (Gozali, 2006:45). Sarwono (2006) dalam bukunya telah dijelaskan, bahwa reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu, reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya (Jonathan Sarwono, 2006:218). Reliabilitas dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas Alpha, yaitu : Rn = ∑ σb 2 k 1− k −1 σ2 Dimana : Rn = Relatif instrumen K = Banyaknya pertanyaan ∑σb2 = Jumlah varians σ2 = varians total Dalam penelitian ini menggunakan model analisis faktor. Analisis faktor digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda. 4. Kosep Dasar Analisis Faktor Analisis faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas prosedur, utamanya dipergunakan untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel. (Supranto, 2004: 114). Dalam Sarwono (2006:202) dijelaskan bahwa, kegunaan utama analisis faktor ialah melakukan pengurangan data atau dengan kata lain melakukan peringkasan sejumlah variabel yang akan menjadi kecil jumlahnya. Pengurangan dilakukan dengan melihat interdependensi beberapa variabel yang dapat dijadikan satu yang disebut faktor. Sehingga ditemukan variabel-variabel atau faktor-faktor yang dominan atau penting untuk dianalisis lebih lanjut. Persamaan atau rumus analisis faktor adalah sebagai berikut : Xi = Ai1F1+Ai2F2+Ai3F3+Ai4F4+..........+ViUi Dimana : Xi = Variabel terstandar ke-i Ai1 = Koefisien regresi dari variabel ke-1 pada common faktor-i F = Common faktor Ui = Variabel unik untuk variabel ke-i Vi = Koefisien regresi terstandar dari variabel ke-1 pada common faktor unik ke-i M = jumlah common faktor Secara jelas common faktor dapat diformulasikan sebagai berikut : Fi = Wi1X1+Wi2X2+Wi3X3+.........+WikXk Dimana : Fi = Faktor ke-1 estimasi Wi = Bobot faktor atau skor koefisien faktor K = Jumlah variabel Prinsip utama analisis faktor adalah korelasi, maka asumsi-asumsi yang terkait dengan metode statistik korelasi : a. Besar korelasi atau korelasi antar independen variabel harus cukup kuat. b. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap variabel yang lain. c. Pengujian sebuah matriks korelasi diukur dengan besaran Bartlett Test of Sphericity atau dengan Measure Sampling Adequacy (MSA). Setelah sampel didapat dan diuji asumsi terpenuhi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan proses analisis faktor. Proses tersebut meliputi : a. Menguji variabel apa saja yang akan dianalisis b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, menggunakan Bartlett Test of Sphericity dan MSA c. Melakukan proses inti analisis faktor, yakni factoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya. d. Melakukan proses factor rotation, atau rotasi terhadap faktor yang terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu. e. Interpretasi atau faktor yang telah terbentuk, yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut. f. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah valid. Tahap pertama dalam analisis faktor adalah dengan menilai mana saja variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya. Pengujian ini dilakukan dengan memasukkan semua variabel yang ada, dan kemudian pada variabel-variabel tersebut dikenakan sejumlah pengujian. Logika pengujian adalah jika sebuah variabel memang mempunyai kecenderungan mengelompok dan membentuk sebuah faktor, variabel tersebut akan mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan variabel lain. Sebaliknya, variabel dengan korelasi yang lemah dengan variabel yang lain, akan cenderung tidak akan mengelompok dalam faktor tertentu. Uji KMO dan Bartlett Test, memiliki beberapa hal yaitu angka KMO haruslah berada diatas 0,5 dan signifikan harus berada di bawah 0,05. Sedangkan pada uji MSA angkanya haruslah berada pada 0 sampai 1, dengan kriteria : a. MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain. b. MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. c. MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya. Setelah satu atau lebih faktor terbentuk, dengan sebuah faktor berisi sejumlah variabel, mungkin saja sebuah faktor berisi sejumlah variabel yang sulit ditentukan akan masuk ke dalam faktor mana, maka proses selanjutnya adalah dengan melakukan proses rotasi yang akan memperjelas kedudukan sebuah variabel di dalam sebuah faktor. Dalam penentuan banyaknya faktor dapat ditentukan melalui berikut ini, nilai eigenvalue, scree plot, percentage of variance accounted for, split half reliability, dan significance test (Supranto, 2004:128). Sedangkan dua pendekatan dalam analisis faktor adalah principal component analysis dan common factor analysis. Di dalam principal component analysis jumlah varians dalam data yang terkandung dalam semua variabel asli dipertimbangkan. Sedangkan dalam common factor analysis, faktor hanya diperkirakan berdasarkan hanya pada common variance. Dan kebanyakan penelitian menggunakan principal component analysis. Alat terpenting untuk interpretasi terhadap faktor adalah rotasi faktor. Ada beberapa metode rotasi, yaitu; rotasi Orthogonal yaitu memutar sumbu 90 o. Proses rotasi Orthogonal dibedakan lagi menjadi Quartamax, varimax, dan Equamax. Rotasi Oblique yaitu memutar sumbu kekanan, tetapi tidak harus 90o. Proses rotasi Oblique dibedakan lagi menjadi Oblimin, Promax, dan Orthoblique, tidak ada aturan khusus kapan harus memilih rotasi Orthogonal atau Oblique. (Ghozali 2007: 268). J. Batasan Operasional Variabel Operasional variabel penelitian merupakan batasan pendefinisian dari serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan penelitian, dengan maksud menghindari kemungkinan adanya makna ganda, sekaligus mendefinisikan variabel-variabel sampai dengan kemungkinan pengukuran dan cara pengukurannya (Abdul Hamid, 2007:32). Jadi, operasional variabel penelitian merupakan penjabaran atau penjelasan mengenai variabel-variabel yang ada, dan juga merupakan penjelasan-penjelasan mengenai variabelvariabel yang menjadi kajian dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini terdiri dari 37 indikator yang akan dianalisis lebih lanjut. Tabel.3.2 Instrumen penelitian Variabel Sub Variabel Indikator Variabel skala Faktor- Produk(Ujang Ketahanan Mesin(Q1) Ordinal faktor Sumarwan, 2009:15 dan Kenyamanan Produk (Q2) Penggunaan BBM yang yang Huesin Umar,2005:93) irit(Q3) mempen Fitur-fitur yang lengkap (Q4) Kecepatan yang tinggi (Q5) garuhi Penampilan Produk(Q6) perilaku Harga (Jurnal Manajemen Persepsi harga (Q7) konsum & Kewirausahaan Vol. 6, Harga diskon (Q8) No. 1, Maret 2004: 34-53 Purna jual produk tinggi(Q9) en Ujianto Aburachman) Harga yang bersaing (Q10) dalam Kebudayaan Wilayah geografis (Q11) Mencerminkan kesejahteraan membeli (Kotler: 2007) dalam lingkungan (Q12) sepeda Rasa Solidaritas (Q13) motor Sosial (Kotler: 2007) Lingkungan (Q14) Pengaruh Keluarga (Q15) merek Pengaruh teman (Q16) Honda Peran (Q17) Nilai status sosial (Q18) Psikologi( Kotler: 2007 Motivasi (Q19) Pengetahuan tentang produk dan Tatik Suryani:2008) (Q20) Pengalaman (Q21) Pribadi (Kotler: 2007) Perkerjaan (Q22) Kondisi Ekonomi (Q23) Gaya hidup (Q24) Usia (Q25) Merek Logo yang ditimbulkan (Q26) Merek yang berkualitas (Q27) Merek yang dapat diandalkan (Ujang Sumarwan, dkk (Q28) Merek Honda memiliki citra :2009) yang baik (Q29) Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Distribusi(Kotler :2007, Heri Kurniawan 2006) Promosi(Ujang Sumarwan:2009) Ketersediaan barang (Q30) Pilihan tempat (Q31) Jarak tempat pembelian (Q32) Ordinal Ordinal Kemudahan Suku cadang (Q33) Frekuensi munculnya iklan (Q34) Keramahan dan penampilan penjual/petugas dalam memperkenalkan produk Honda (Q35) Sikap dan pelayanan petugas dalam penjualan produk Honda (Q36) Penjual yang komunikatif terhadap konsumen (Q37) Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil Kecamatan Ciputat Timur Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan profil Kecamatan Ciputat Timur. Letak wilayah Ciputat Timur sangat strategis, Kecamatan Ciputat Timur masuk dalam wilayah Kota Tangerang Selatan, Ciputat Timur memiliki luas wilayah 1.695,5 Ha/Km2. Kecamatan Ciputat Timur memiliki batas-batas wilayah, yaitu meliputi, batas utara berbatasan dengan kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Pesanggrahan (DKI Jakarta), sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pamulang, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Ciputat, dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Cilandak (DKI Jakarta) dan Kecamatan Limo (Depok). Adapun lahan yang digunakan di wilayah Kecamatan Ciputat Timur, antara lain lahan sawah (10 Ha), lahan darat/kering (510,5 Ha), lahan perkebunan (11,5 Ha), permukiman (1132,5 Ha), dan lahan yang digunakan untuk industri (104 Ha). Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Ciputat Timur terdiri dari 80.671 laki-laki dan 80.300 perempuan sehingga total jumlah penduduk 160.971 jiwa. Agama yang dianut penduduknya antara lain Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, Konghucu, dan aliran kepercayaan. Penduduknya pun memiliki berbagai macam profesi dan pekerjaan, antara lain, IRT, pelajar, POLRI, TNI, pensiunan, PNS, pedagang, petani, peternak, karyawan (BUMN/BUMD/SWASTA), buruh, guru, dosen, dokter, perawat, bidan, dan ada yang belum memiliki pekerjaan. Jenis pendidikan: tidak atau belum sekolah, belum tamat SD/Sederajat, tamat SD/Sederajat, SLTP/sederajat, SLTA/ Sederajat, Diploma III/Akademik, Diploma III/Strata I, Strata II, dan Strata III. Kecamatan Ciputat Timur terdiri dari beberapa kelurahan antara lain; Cempaka Putih, Rengas, Podok Ranji, Rempoa, Cirendeu, dan Pisangan. Untuk menunjang dibidang kesehatan, terdapat beberapa sarana prasarana dan jumlahnya, antara lain: rumah sakit (4), puskesmas (1), puskesmas pembantu (2), klinik umum, gigi/bersalin (23), rumah bersalin (8), dokter praktek (52), bidan praktek (34), dan posyandu (113). Selain itu Ciputat Timur juga memiliki berbagai penunjang bagi masyarakatnya, yaitu: sarana peribadatan, sarana olah raga, pendidikan, perdagangan, sarana hiburan dan penginapan, perbankan dan koperasi, jalan, dan jembatan, sehingga dapat membantu berbagai aktivitas warganya. 2. Sekilas Tentang PT Astra Honda Motor (AHM) Sepeda motor Honda sendiri sudah ada di Indonesia sejak tahun 1969, yang diimpor dalam kondisi CBU (Completely Build-Up). Pada tahun 1971 berdirilah PT Federal Motor yang merupakan pabrik perakitan sepeda motor Honda sekaligus pabrik sepeda motor pertama di Indonesia, dan sejak tahun 2000 merger menjadi PT Astra Honda Motor sebagai perusahaan PMA dengan komposisi kepemilikan saham 50% PT Astra International Tbk dan 50% Honda Motor Co. Ltd. Sejak saat itu dimulailah perkembangan industri sepeda motor di Indonesia yang dipelopori oleh Honda. Sejak awal Honda sudah menggunakan mesin jenis 4 tak atau 4 langkah, yang dikenal sangat handal dan efisien dalam pengoperasiannya. Daya tahan mesin Honda benar-benar menjadi legenda di Indonesia. Honda terus berkembang dengan menawarkan produk-produk yang handal serta sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pada era harga BBM yang terus meningkat, Honda ternyata menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang membutuhkan sarana transportasi yang ekonomis namun tetap handal. Di beberapa daerah Indonesia, bahkan Honda sudah identik dengan sepeda motor. Orang menyebut sepeda motor dengan nama Honda, apapun merek sepeda motornya. Honda yang sudah dikenal dengan mesin yang irit BBM, tetap berupaya meningkatkan efisiensi mesin yang diproduksi. Ini terlihat dari penyempurnaan teknologi yang terus menerus dilakukan. Honda juga memiliki komitmen untuk selalu menghasilkan teknologi yang ramah lingkungan dimana sejak tahun 2002 seluruh produk sepeda motor Honda di Indonesia sudah memenuhi standar Euro II, serta memelopori mesin bersistem injeksi di Indonesia. Honda Supra X 125 PGM FI, merupakan sepeda motor bersistem injeksi pertama di Indonesia, yang diluncurkan di Indonesia. Dengan teknologi ini efisiensi mesin dapat lebih ditingkatkan, namun emisi yang dihasilkan dapat diturunkan. Dalam proses produksipun Honda tidak lagi menggunakan material bahan baku yang tidak ramah lingkungan, misalnya tidak menggunakan lagi bahan baku yang mengandung asbes (non asbestos), serta dalam proses pengecatan saat ini sudah menggunakan sistem CED yang berbahan dasar air yang sangat ramah lingkungan. Selama tahun 2008 saja tidak kurang dari 4 model baru yang diluncurkan AHM, yaitu CS-1, Beat, New Tiger dan Blade. Ini semua menunjukkan inovasi serta komitmen Honda sebagai trendsetter untuk memenuhi harapan serta keinginan konsumen yang berbeda terhadap sebuah sepeda motor. Bahkan untuk tipe Honda CS-1 adalah suatu model yang masuk dalam kategori sebagai spesies baru, yaitu tipe Bebek Sport, yang merupakan gabungan antara tipe bebek dan tipe sport. Atas inovasi model ini pula Honda CS-1 mendapatkan penghargaan sebagai Motorcycle of The Year untuk tahun 2008, dari tabloid sepeda motor bergengsi di Indonesia, Motorplus. Prestasi yang juga sangat membanggakan pada tahun 2008 yang lalu adalah keberhasilan pencapaian produksi 300.000 unit perbulan, yang berhasil diraih pada Bulan Agustus. Pada saat itu produksi berhasil mencapai angka 300.588, yang berarti tertinggi selama ini, untuk itu prestasi ini juga dicatat dalam rekor MURI sebagai pencapaian produksi industri sepeda motor per-bulannya di Indonesia. AHM nampaknya perlu berbangga hati, karena prestasi tertinggi ini sebenarnya tidak hanya untuk tingkat nasional saja, bahkan untuk tingkat regional ASEAN, pencapaian produksi ini merupakan prestasi tertinggi. Nama besar yang disandang saat ini tentunya tidak dicapai dengan mudah, namun diperlukan upaya kerja keras yang terus menerus untuk menghasilkan produk serta layanan berkualitas. Untuk mendukung pelayanan yang prima saat ini Honda memiliki jaringan penjualan (H1) 1600 show room, jaringan layanan bengkel (H2) lebih dari 3800 bengkel atau yang lebih dikenal dengan AHASS (Astra Honda Authorized Service Station) serta 6600 outlet penjualan suku cadang (H3). Jumlah jaringan ini merupakan jumlah jaringan pelayanan produk otomotif di Indonesia, jika dirata-ratakan saat ini minimal terdapat 1 bengkel AHASS di setiap kecamatan di seluruh Indonesia. Di tengah kondisi perekonomian yang penuh ketidak pastian pada tahun 2009 ini, Honda akan terus berkarya di bumi Indonesia untuk selalu mempersembahkan produk-produknya yang inovatif, berkualitas serta sesuai keinginan masyarakat. (Sumber: http://triomotor.co.id/ 2008 IT-Division Trio Motor diakses selasa, 01/20/2009). Berdasarkan data resmi Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), PT Astra Honda Motor (AHM) berhasil melanjutkan kepemimpinannya di pasar kendaraan roda dua 2009 dengan angka penjualan 2.701.278 atau 46,2% terhadap total pasar motor nasional yang mencapai 5.852.040 unit. http://www.astra-honda.com/index.php diakses 10 Februari 2010. PT Astra Honda Motor merupakan sinergi keunggulan teknologi dan jaringan pemasaran di Indonesia, sebuah pengembangan kerja sama antara Honda Motor Company Limited, Jepang, dan PT Astra International Tbk, Indonesia. Keunggulan teknologi Honda Motor diakui di seluruh dunia dan telah dibuktikan dalam berbagai kesempatan, baik di jalan raya maupun di lintasan balap. Honda pun mengembangkan teknologi yang mampu menjawab kebutuhan pelanggan yaitu mesin "bandel" dan irit bahan bakar, sehingga menjadikannya sebagai pelopor kendaraan roda dua yang ekonomis. Tidak heran, jika harga jual kembali sepeda motor Honda tetap tinggi. Astra International memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang kebutuhan para pemakai sepeda motor di Indonesia, berkat jaringan pemasaran dan pengalamannya yang luas. Astra juga mampu memfasilitasi pembelian dan memberikan pelayanan purna jual sedemikian rupa sehingga brand Honda semakin unggul. Jenis Produk Motor Honda : Sepeda Motor : Honda Fit S, Honda Revo, Honda Blade, Honda Supra X 125, Honda Supra X 125 DD, Honda Supra X 125 PGM-FI, Honda City Sport 1, Honda Tiger, dan Honda Mega Pro Sekuter : Honda beat dan Honda vario Referensi Standar : JIS (Japan Industrial Standard) SII (Standar Industri Indonesia) SNI (Standar Nasional Indonesia) HES (Honda Engineering Standard) ISO 9001 ISO 14001 ISO 17025 OHSAS 18001 PT Astra Honda Motor, perusahaan yang menjalankan fungsi produksi, penjualan dan pelayanan purna jual yang lengkap untuk kepuasan pelanggan dan memiliki: Visi Kami senantiasa berusaha untuk mencapai yang terbaik dalam industri sepeda motor di Indonesia, untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas, dalam menyediakan alat transportasi yang berkualitas tinggi, sesuai kebutuhan konsumen, dengan harga yang terjangkau, serta didukung oleh fasilitas manufaktur terpadu, teknologi mutakhir, jaringan pemeliharaan, suku cadang dan manajemen kelas dunia. Misi Kami bertekad untuk menyediakan sepeda motor yang berkualitas tinggi dan handal sebagai sarana transportasi bagi masyarakat yang sesuai kebutuhan konsumen, pada tingkat harga yang terjangkau. B. Pembahasan Hasil Kuesioner Dalam pembahasan ini peneliti akan menjelaskan hasil kuesioner yang telah dianalisis. Kuesioner yang dianalisis adalah sebanyak 131 responden. Kuesioner disebar di lingkungan wilayah Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan dan diberikan kepada konsumen sepeda motor merek Honda. Adapun gambaran responden yang menjawab kuesioner dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Jenis kelamin Berikut ini adalah distribusi frekuensi responden berdasar jenis kelamin, yaitu sebagai berikut: Tabel.4.1 Proporsi responden berdasar jenis kelamin Keterangan Pria Wanita Total Frekuensi 115 16 131 Presentase 87,79% 12,21% 100% Sumber: Data primer yang telah diolah Berdasarkan tabel.4.1 di atas, proporsi responden berdasarkan jenis kelamin terbesar adalah pria yaitu sebanyak 115 orang, sedangkan responden wanita sebanyak 16 orang. Dengan data di atas maka dapat diindikasikan bahwa kecenderungan pria lebih banyak yang menggunakan sepeda motor Honda dari pada wanita. 2. Tingkat usia responden Berikut ini adalah distribusi frekuensi responden berdasar tingkat usia: Tabel.4.2 Proporsi responden berdasar tingkat usia Keterangan < 25 Tahun 25-35 Tahun > 35 Tahun Total Frekuensi 43 51 37 131 Presentase 32.82% 38,93% 28,24% 100% Sumber: Data primer yang telah diolah Berdasarkan table.4.2 di atas, proporsi responden berdasarkan tingkat usia adalah usia di bawah 25 tahun sebanyak 43 orang, sedangkan usia 25-35 tahun berjumlah 51 orang, dan usia diatas 35 tahun yang berjumlah 37 orang. Dari data diatas dapat diindikasikan bahwa kebanyakan konsumen yang membeli atau memakai sepeda motor Honda adalah usia 25-35 tahun, kemudian usia dibawah 25 tahun, dan terakhir adalah usia di atas 35 tahun, namun selisih jumlah berdasarkan umur tidak terlalu jauh. Sehingga sepeda motor Honda memang dapat diterima disegala usia dan ini menjadi peluang Honda atau PT Astra Honda Motor dalam membidik pangsa pasarnya. 3. Jenis pekerjaan responden Berikut ini adalah distribusi frekuensi responden berdasar jenis pekerjaan. Tabel.4.3 Proporsi responden berdasar jenis pekerjaan Keterangan Pelajar/Mahasiswa Wiraswasta PNS Swasta Yang lainnya (TNI, IRT, Pesiunan) Total Sumber: Data primer yang telah diolah Frekuensi 26 27 8 60 10 131 Presentase 19.85% 20.61% 6.12% 45.80% 7.63% 100% Berdasarkan tabel.4.3 di atas, proporsi responden berdasarkan jenis pekerjaan, pelajar/mahasiswa sebanyak 26 orang, Wiraswasta sebanyak 27 orang, PNS sebanyak 8 orang dan Swasta 60 orang dan yang lainnya (TNI, IRT, dan Pensiunan) sebanyak 10 orang. Dari data diatas mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen yang membeli dan memakai Honda adalah pekerja swasta, wiraswasta dan pelajar/mahasiswa. 4. Dari Segi Kepemilikan Berikut ini adalah distribusi frekuensi responden berdasar kepemilikan, yaitu sebagai berikut: Table.4.4 Proporsi responden berdasar kepemilikan Keterangan Ya (memiliki) Tidak (Tidak memiliki) Total Frekuensi 131 0 131 Presentase 100% 0 100% Sumber: Data primer yang telah diolah Berdasarkan tabel.4.4 di atas, proporsi responden berdasarkan kepemilikan, jumlah total responden adalah 131 orang dan semua memiliki sepeda motor Honda. Dari data diatas maka dapat di jelaskan bahwa konsumen yang di jadikan objek penelitian adalah konsumen yang memiliki sepeda motor merek Honda. 5. Dari Segi Penggunaan/pemakaian Motor Honda Berikut ini adalah distribusi frekuensi responden berdasar pengunaan/pemakaian sepeda motor Honda, yaitu sebagai berikut: Tabel.4.5 Proporsi responden berdasar penggunaan/pemakaian Keterangan Sangat Sering Sering Tidak sering/jarang Sangat tidak sering Total Frekuensi 70 55 6 0 131 Presentase 53.44% 41.98% 4.58% 0 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Berdasarkan tabel.4.5 di atas, maka dapat di jelaskan bahwa dari 131 responden penggunaan/pemakaian sepeda motor motor Honda dapat dipetakan, dimana proporsi responden berdasar penggunaan/pemakaian sepeda motor merek Honda adalah sebagai berikut, responden yang menjawab sangat sering 70 orang, responden yang menjawab sering 55 orang, responden yang menjawab tidak sering/jarang adalah 6 orang dan sedangkan responden yang menjawab tidak sering tidak ada. 6. Dari segi pengeluaran konsumen untuk biaya sehari-hari dalam 1 bulan. Berikut ini adalah distribusi frekuensi responden berdasar pengeluaran konsumen sehari-hari dalam 1 bulan, yaitu sebagai berikut; Tabel.4.6 Proporsi responden berdasar pengeluaran konsumen untuk biaya sehari-hari dalam 1 bulan Keterangan < Rp500.000,Rp 500.000,- s/d Rp 1.000.000,> Rp 1.000.000 Total Sumber: Data Primer yang telah diolah Frekuensi 26 53 52 131 Presentase 19.85% 40.46% 39.69% 100 Berdasarkan tabel.4.6 di atas, maka dapat di jelaskan bahwa dari 131 responden pemakai motor Honda dapat dipetakan, dimana proporsi responden berdasar pengeluaran konsumen untuk biaya sehari-hari adalah sebagai berikut, responden yang mempunyai pengeluaran < Rp500.000,sebanyak 26 orang, responden yang mempunyai pengeluaran Rp 500.000,s/d Rp 1.000.000,- sebanyak 53 orang, responden yang mempunyai pengeluaran > 1.000.000,- sebanyak 52 orang. Distribusi jawaban responden berdasarkan ketahanan mesin, adalah sebagai berikut: Tabel.4.7 Ketahanan mesin (Q1) Frequency Valid Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 6 Ragu-ragu 13 Setuju 95 Sangat setuju 17 Total 131 Percent 0 4,6 9,9 72,5 13,0 100,0 Valid Percent 0 4,6 9,9 72,5 13,0 100,0 Cumulative Percent 0 4,6 14,5 87,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.7 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan ketahananan mesin, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 4,6% atau 6 orang menyatakan tidak setuju, 9,9% atau 13 orang menyatakan ragu-ragu, 72,5% atau 95 orang menyatakan setuju, dan 13,0% atau 17 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa ketahanan mesin mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan kenyamanan produk, adalah sebagai berikut: Tabel.4.8 Kenyamanan produk (Q2) Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total Frequency Percent 0 0 2 1,5 2 1,5 94 71,8 33 25,2 131 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 1,5 1,5 1,5 3,1 71,8 74,8 25,2 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.8 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan kenyamanan produk, diketahui bahwa diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, ,5% atau 2orang menyatakan tidak setuju, 1,5% atau 2 orang menyatakan ragu-ragu, 71,8% atau 94 orang menyatakan setuju, dan 25,2% atau 33 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa kenyamanan produk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan penggunaan BBM yang irit, adalah sebagai berikut: Tabel.4.9 Penggunaan BBM yang irit (Q3) Valid Sangat tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total Frequency 0 2 7 62 60 131 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Percent 0 1,5 5,3 47,3 45,8 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 1,5 1,5 5,3 6,9 47,3 54,2 45,8 100,0 100,0 Tabel.4.9 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan penggunaan BBM yang irit, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 5% atau 2 orang menyatakan tidak setuju, 5,3% atau 7 orang menyatakan raguragu, 47,3% atau 62 orang menyatakan setuju, dan 45,8% atau 60 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan BBM yang irit mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan fitur-fitur yang lengkap, adalah sebagai berikut: Tabel.4.10 Fitur-fitur yang lengkap (Q4) Frequency Percent Valid Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 4 3,1 Ragu-ragu 8 6,1 Setuju 93 71,0 Sangat setuju 26 19,8 Total 131 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 3,1 3,1 6,1 9,2 71,0 80,2 19,8 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.10 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan fitur-fitur yang lengkap, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 3,1% atau 4 orang menyatakan tidak setuju, 6,1% atau 8 orang menyatakan ragu-ragu, 71,0% atau 93 orang menyatakan setuju, dan 19,8% atau 26 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa fitur-fitur yang lengkap mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan kecepatan yang tinggi, adalah sebagai berikut: Tabel.4.11 Kecepatan yang tinggi (Q5) Valid Sangat tidak setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total Frequency Percent 1 ,8 13 9,9 32 24,4 67 51,1 18 13,7 131 100,0 Valid Cumulative Percent Percent ,8 ,8 9,9 10,7 24,4 35,1 51,1 86,3 13,7 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.11 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan kecepatan yang tinggi, diketahui bahwa 0,8% atau 1 orang menyatakan sangat tidak setuju, 9,9% atau 13 orang menyatakan tidak setuju, 24,4% atau 32 orang menyatakan ragu-ragu, 51,1% atau 67 orang menyatakan setuju, dan 13,7% atau 18 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa kecepatan yang tinggi mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan penampilan produk, adalah sebagai berikut: Tabel.4.12 Penampilan produk (Q6) Frequency Percent Valid Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 9 6,9 Ragu-ragu 21 16,0 Setuju 82 62,6 Sangat setuju 19 14,5 Total 131 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Valid Cumulative Percent Percent 0 0 6,9 6,9 16,0 22,9 62,6 85,5 14,5 100,0 100,0 Tabel.4.12 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan penampilan produk, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 6,9% atau 9 orang menyatakan tidak setuju, 16,0% atau 21 orang menyatakan ragu-ragu, 62,6% atau 82 orang menyatakan setuju, dan 14,5% atau 19 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa penampilan produk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasar persepsi harga, adalah sebagai berikut: Tabel.4.13 Persepsi harga (Q7) Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total Frequency 0 9 13 80 29 131 Percent 0 6,9 9,9 61,1 22,1 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 6,9 6,9 9,9 16,8 61,1 77,9 22,1 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.13 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan persepsi harga, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 6,9% atau 9 orang menyatakan tidak setuju, 9,9% atau 13 orang menyatakan ragu-ragu, 61,1% atau 80 orang menyatakan setuju, dan 22,1% atau 29 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen karena persepsi harga yang dimiliki oleh konsumen tersebut. Distribusi jawaban responden berdasar harga diskon, adalah sebagai berikut: Tabel.4.14 Harga diskon (Q8) Valid Sangat tidak setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total Frequency 1 26 40 55 9 131 Percent ,8 19,8 30,5 42,0 6,9 100,0 Valid Percent ,8 19,8 30,5 42,0 6,9 100,0 Cumulative Percent ,8 20,6 51,1 93,1 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.14 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan harga diskon, diketahui bahwa 0,8% atau 1 orang menyatakan sangat tidak setuju, 19,8% atau 26 orang menyatakan tidak setuju, 30,5% atau 40 orang menyatakan ragu-ragu, 42,0% atau 55 orang menyatakan setuju, dan 6,9% atau 9 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa harga diskon mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Berikut ini tabel distribusi jawaban responden berdasar purna jual produk tinggi. Tabel.4.15 Purna jual produk tinggi (Q9) Frequency Valid Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 9 Ragu-ragu 20 Setuju 82 Sangat setuju 20 Total 131 Percent 0 6,9 15,3 62,6 15,3 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 6,9 6,9 15,3 22,1 62,6 84,7 15,3 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.15 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan purna jual produk tinggi, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 6,9% atau 9 orang menyatakan tidak setuju, 9,9% atau 13 orang menyatakan ragu-ragu, 61,1% atau 80 orang menyatakan setuju, dan 22,1% atau 29 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa purna jual produk tinggi mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Berikut ini adalah distribusi jawaban responden berdasar harga yang bersaing. Tabel.4.16 Harga yang bersaing (Q10) Frequency Percent Valid Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 2 1,5 Ragu-ragu 6 4,6 Setuju 104 79,4 Sangat setuju 19 14,5 Total 131 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 1,5 1,5 4,6 6,1 79,4 85,5 14,5 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.16 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan harga yang bersaing, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 1,5% atau 2 orang menyatakan tidak setuju, 4,6% atau 6 orang menyatakan ragu-ragu, 79,4% atau 104 orang menyatakan setuju, dan 14,5% atau 19 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa harga yang bersaing mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Berikut ini adalah distribusi jawaban responden berdasar wilayah geografis Tabel.4.17 Wilayah geografis (Q11) Valid Sangat tidak setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total Valid Frequency Percent Percent 1 ,8 ,8 22 16,8 16,8 16 12,2 12,2 77 58,8 58,8 15 11,5 11,5 131 100,0 100,0 Cumulative Percent ,8 17,6 29,8 88,5 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.17 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan wilayah geografis, diketahui bahwa 0,8% atau 1 orang menyatakan sangat tidak setuju, 16,8% atau 22 orang menyatakan tidak setuju, 12,2% atau 16 orang menyatakan raguragu, 58,8% atau 77 orang menyatakan setuju, dan 11,5% atau 15 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa wilayah geografis mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasar mencerminkan kesejahteraan dalam lingkungan, adalah sebagai berikut Tabel.4.18 Mencerminkan kesejahteraan dalam lingkungan (Q12) Valid Sangat tidak setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Frequency 3 23 38 Percent 2,3 17,6 29,0 Valid Percent 2,3 17,6 29,0 Cumulative Percent 2,3 19,8 48,9 Setuju Sangat setuju Total 59 8 131 45,0 6,1 100,0 45,0 6,1 100,0 93,9 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.18 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan mencerminkan kesejahteraan dalam lingkungan, diketahui bahwa 2,3% atau 3 orang menyatakan sangat tidak setuju, 17,6% atau 23 orang menyatakan tidak setuju, 29,0% atau 38 orang menyatakan ragu-ragu, 45,0% atau 59 orang menyatakan setuju, dan 6,1% atau 8 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa, karena sepeda motor merek Honda dapat mencerminkan kesejahteraan dalam lingkungan, maka hal ini dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli Berikut ini adalah distribusi jawaban responden berdasarkan rasa solidaritas. Tabel.4.19 Rasa solidaritas (Q13) Valid Sangat tidak setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total Frequency 2 23 27 64 15 131 Percent 1,5 17,6 20,6 48,9 11,5 100,0 Valid Percent 1,5 17,6 20,6 48,9 11,5 100,0 Cumulative Percent 1,5 19,1 39,7 88,5 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.19 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan rasa solidaritas, diketahui bahwa 1,5% atau 2 orang menyatakan sangat tidak setuju, 17,6% atau 23 orang menyatakan tidak setuju, 20,6% atau 27 orang menyatakan ragu-ragu, 48,9% atau 64 orang menyatakan setuju, dan 11,5% atau 15 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa rasa solidaritas mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Berikut ini adalah distribusi jawaban responden berdasarkan lingkungan. Tabel.4.20 Lingkungan (Q14) Frequency Percent Valid Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 17 13,0 Ragu-ragu 21 16,0 Setuju 78 59,5 Sangat setuju 15 11,5 Total 131 100,0 Valid Percent 0 13,0 16,0 59,5 11,5 100,0 Cumulative Percent 0 13,0 29,0 88,5 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.20 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan lingkungan, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 13,0% atau 17 orang menyatakan tidak setuju, 16,0% atau 21 orang menyatakan ragu-ragu, 59,5% atau 78 orang menyatakan setuju, dan 11,5% atau 15 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Berikut ini adalah distribusi jawaban responden berdasarkan pengaruh keluarga. Tabel.4.21 Pengaruh keluarga (Q15) Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Frequency 0 19 15 85 12 Percent 0 14,5 11,5 64,9 9,2 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 14,5 14,5 11,5 26,0 64,9 90,8 9,2 100,0 Total 131 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.21 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan pangaruh keluarga, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 14,5% atau 19 orang menyatakan tidak setuju, 11,5% atau 15 orang menyatakan raguragu, 64,9% atau 85 orang menyatakan setuju, dan 9,2% atau 12 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan pembelian konsumen dapat dipengaruhi oleh pengaruh keluarga. Berikut ini adalah distribusi jawaban responden berdasarkan pengaruh teman. Tabel.4.22 Pengaruh teman (Q16) Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total Frequency Percent 0 0 9 6,9 16 12,2 91 69,5 15 11,5 131 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 6,9 6,9 12,2 19,1 69,5 88,5 11,5 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.22 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan pengaruh teman, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 6,9% atau 9 orang menyatakan tidak setuju, 12,2% atau 16 orang menyatakan ragu-ragu, 69,5% atau 91 orang menyatakan setuju, dan 11,5% atau 15 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan pembelian konsumen dapat dipengaruhi oleh pengaruh teman. Distribusi jawaban responden berdasarkan peran adalah sebagai berikut: Tabel.4.23 Peran (Q17) Frequency Valid Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 8 Ragu-ragu 16 Setuju 83 Sangat setuju 24 Total 131 Percent 0 6,1 12,2 63,4 18,3 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 6,1 6,1 12,2 18,3 63,4 81,7 18,3 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.23 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan peran, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 6,1% atau 8 orang menyatakan tidak setuju, 12,2% atau 16 orang menyatakan ragu-ragu, 63,4% atau 83 orang menyatakan setuju, dan 18,3% atau 24 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa peran mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan nilai status sosial adalah sebagai berikut: Table.4.24 Nilai status sosial (Q18) Valid Sangat tidak setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total Frequency Percent 5 3,8 22 16,8 28 21,4 69 52,7 7 5,3 131 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 3,8 3,8 16,8 20,6 21,4 42,0 52,7 94,7 5,3 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.24 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan nilai status sosial, diketahui bahwa 3,8% atau 5 orang menyatakan sangat tidak setuju, 16,8% atau 22 orang menyatakan tidak setuju, 21,4% atau 28 orang menyatakan raguragu, 52,7% atau 69 orang menyatakan setuju, dan 5,3% atau 7 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai status sosial mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan motivasi adalah sebagai berikut: Tabel.4.25 Motivasi (Q19) Frequency Valid Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 13 Ragu-ragu 24 Setuju 76 Sangat setuju 18 Total 131 Percent 0 9,9 18,3 58,0 13,7 100,0 Valid Percent 0 9,9 18,3 58,0 13,7 100,0 Cumulative Percent 0 9,9 28,2 86,3 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.25 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan motivasi, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 9,9% atau 13 orang menyatakan tidak setuju, 18,3% atau 24 orang menyatakan ragu-ragu, 58,0% atau 76 orang menyatakan setuju, dan 13,7% atau 18 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Berikut ini adalah distribusi jawaban responden berdasarkan pengetahuan tentang produk. Tabel.4.26 Pengetahuan tentang produk (Q20) Valid Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 3 2,3 Ragu-ragu 6 4,6 Setuju 77 58,8 Sangat setuju 45 34,4 Total 131 100,0 Valid Percent 0 2,3 4,6 58,8 34,4 100,0 Cumulative Percent 0 2,3 6,9 65,6 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.26 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan pengetahuan tentang produk, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 2,3% atau 3 orang menyatakan tidak setuju, 4,6% atau 6 orang menyatakan ragu-ragu, 58,8% atau 77 orang menyatakan setuju, dan 34,4% atau 45 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan tentang produk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Berikut ini adalah distribusi jawaban responden berdasarkan pengalaman. Tabel.4.27 Pengalaman (Q21) Frequency Percent Valid Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 2 1,5 Ragu-ragu 7 5,3 Valid Percent 0 1,5 5,3 Cumulative Percent 0 1,5 6,9 Setuju Sangat setuju Total 99 23 131 75,6 17,6 100,0 75,6 17,6 100,0 82,4 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.27 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan pengalaman, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 1,5% atau 2 orang menyatakan tidak setuju, 5,3% atau 2 orang menyatakan ragu-ragu, 75,6% atau 99 orang menyatakan setuju, dan 17,6% atau 23 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pengalaman mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Berikut ini adalah distribusi jawaban responden berdasarkan pekerjaan. Tabel.4.28 Perkerjaan (Q22) Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total Frequency Percent 0 0 2 1,5 10 7,6 88 67,2 31 23,7 131 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 1,5 1,5 7,6 9,2 67,2 76,3 23,7 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.28 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan pekerjaan, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 1,5% atau 2 orang menyatakan tidak setuju, 7,6% atau 10 orang menyatakan ragu-ragu, 67,2% atau 88 orang menyatakan setuju, dan 23,7% atau 31 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pekerjaan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan kondisi ekonomi adalah sebagai berikut: Tabel.4.29 Kondisi ekonomi (Q23) Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total Frequency Percent 0 0 13 9,9 14 10,7 82 62,6 22 16,8 131 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 9,9 9,9 10,7 20,6 62,6 83,2 16,8 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.29 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan kondisi ekonomi, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 9,9% atau 13 orang menyatakan tidak setuju, 10,7% atau 14 orang menyatakan raguragu, 62,6% atau 82 orang menyatakan setuju, dan 16,8% atau 22 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi ekonomi mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Berikut ini adalah distribusi jawaban responden berdasarkan gaya hidup. Tabel.4.30 Gaya hidup (Q24) Valid Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Sangat tidak setuju 2 1,5 1,5 1,5 Tidak Setuju 30 22,9 22,9 24,4 Ragu-ragu 25 19,1 19,1 43,5 Setuju Sangat setuju Total 63 11 131 48,1 8,4 100,0 48,1 8,4 100,0 91,6 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.30 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan gaya hidup, diketahui bahwa 1,5% atau 2 orang menyatakan sangat tidak setuju, 22,9% atau 30 orang menyatakan tidak setuju, 19,1% atau 25 orang menyatakan ragu-ragu, 48,1% atau 63 orang menyatakan setuju, dan 8,4% atau 11 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya hidup mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan usia, adalah sebagai berikut: Tabel.4.31 Usia (Q25) Frequency Percent Valid Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 6 4,6 Ragu-ragu 11 8,4 Setuju 90 68,7 Sangat setuju 24 18,3 Total 131 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 4,6 4,6 8,4 13,0 68,7 81,7 18,3 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.31 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan usia, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju,4,6% atau 6 orang menyatakan tidak setuju, 8,4% atau 11 orang menyatakan ragu-ragu, 68,7% atau 90 orang menyatakan setuju, dan 18,3% atau 24 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa usia mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan logo yang ditimbulkan. Tabel.4.32 Logo yang ditimbulkan (Q26) Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total Frequency Percent 0 0 7 5,3 11 8,4 88 67,2 25 19,1 131 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 5,3 5,3 8,4 13,7 67,2 80,9 19,1 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.32 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan logo yang ditimbulkan, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 5,3% atau 7 orang menyatakan tidak setuju, 8,4% atau 11 orang menyatakan ragu-ragu, 67,2% atau 88 orang menyatakan setuju, dan 19,1% atau 25 orang menyatakan sangat setuju.Dapat ditarik kesimpulan bahwa logo yang ditimbulkan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan merek yang berkualitas. Tabel.4.33 Merek yang berkualitas (Q27) Frequency Percent Valid Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 4 3,1 Ragu-ragu 25 19,1 Setuju 80 61,1 Sangat setuju 22 16,8 Total 131 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 3,1 3,1 19,1 22,1 61,1 83,2 16,8 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.33 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan merek yang berkualitas, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 3,1% atau 4 orang menyatakan tidak setuju, 19,1% atau 25 orang menyatakan ragu-ragu, 61,1% atau 80 orang menyatakan setuju, dan 16,8% atau 22 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa merek yang berkualitas mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan merek yang dapat diandalkan, adalah sebagai berikut: Tabel.4.34 Merek yang dapat diandalkan (Q28) Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total Frequency Percent 0 0 2 1,5 15 11,5 90 68,7 24 18,3 131 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 1,5 1,5 11,5 13,0 68,7 81,7 18,3 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.34 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan merek yang dapat diandalkan, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 1,5% atau 2 orang menyatakan tidak setuju, 11,5% atau 15 orang menyatakan ragu-ragu, 68,7% atau 90 orang menyatakan setuju, dan 18,3% atau 24 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa merek yang dapat diandalkan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan merek Honda memiliki citra yang baik, adalah sebagai berikut: Tabel.4.35 Merek Honda memiliki citra yang baik (Q29) Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total Frequency 0 2 10 93 26 131 Percent 0 1,5 7,6 71,0 19,8 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 1,5 1,5 7,6 9,2 71,0 80,2 19,8 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.35 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan merek Honda memiliki citra yang baik, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 1,5% atau 2 orang menyatakan tidak setuju, 7,6% atau 10 orang menyatakan ragu-ragu, 71,0% atau 93 orang menyatakan setuju, dan 19,8% atau 26 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa merek Honda memiliki citra yang baik mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan ketersediaan barang, adalah sebagai berikut: Tabel.4.36 Ketersediaan barang (Q30) Frequency Percent Valid Cumulative Percent Percent Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total 0 1 2 92 36 131 0 ,8 1,5 70,2 27,5 100,0 0 ,8 1,5 70,2 27,5 100,0 0 ,8 2,3 72,5 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.36 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan ketersediaan barang, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 0,8% atau 1 orang menyatakan tidak setuju, 1,5% atau 2 orang menyatakan ragu-ragu, 70,2% atau 92 orang menyatakan setuju, dan 27,5% atau 36 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa ketersediaan barang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan pilihan tempat, adalah sebagai berikut: Tabel.4.37 Pilihan tempat (Q31) Frequency Valid Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 5 Ragu-ragu 3 Setuju 86 Sangat setuju 37 Total 131 Percent 0 3,8 2,3 65,6 28,2 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 3,8 3,8 2,3 6,1 65,6 71,8 28,2 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.37 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan pilihan tempat, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 3,8% atau 5 orang menyatakan tidak setuju, 2,3% atau 3 orang menyatakan ragu-ragu, 65,6% atau 86 orang menyatakan setuju, dan 28,2% atau 37 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pilihan tempat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan jarak tempat pembelian, adalah sebagai berikut: Tabel.4.38 Jarak tempat pembelian (Q32) Frequency Valid Sangat Tidak Setuju 0 Tidak Setuju 0 Ragu-ragu 11 Setuju 97 Sangat setuju 23 Total 131 Percent 0 0 8,4 74,0 17,6 100,0 Valid Percent 0 0 8,4 74,0 17,6 100,0 Cumulative Percent 0 0 8,4 82,4 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.38 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan jarak tempat pembelian, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 0% atau 0 orang menyatakan tidak setuju, 8,4% atau 11 orang menyatakan ragu-ragu, 74,0% atau 97 orang menyatakan setuju, dan 17,6% atau 23 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa jarak tempat pembelian mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan kemudahan suku cadang, adalah sebagai berikut: Tabel.4.39 Kemudahan suku cadang (Q33) Frequency Percent Valid Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 7 5,3 Ragu-ragu 17 13,0 Setuju 78 59,5 Sangat setuju 29 22,1 Total 131 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 5,3 5,3 13,0 18,3 59,5 77,9 22,1 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.39 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan kemudahan suku cadang, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 5,3% atau 7 orang menyatakan tidak setuju, 13,0% atau 17 orang menyatakan ragu-ragu, 59,5% atau 78 orang menyatakan setuju, dan 22,1% atau 29 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa kemudahan suku cadang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan frekuensi munculnya iklan, adalah sebagai berikut: Tabel.4.40 Frekuensi munculnya iklan (Q34) Frequency Percent Valid Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 9 6,9 Ragu-ragu 22 16,8 Setuju 84 64,1 Sangat setuju 16 12,2 Total 131 100,0 Valid Percent 0 6,9 16,8 64,1 12,2 100,0 Cumulative Percent 0 6,9 23,7 87,8 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.40 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan frekuensi munculnya iklan, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 6,9% atau 9 orang menyatakan tidak setuju, 16,8% atau 22 orang menyatakan ragu-ragu, 64,1% atau 84 orang menyatakan setuju, dan 12,2% atau 16 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa frekuensi munculnya iklan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan keramahan dan penampilan penjual/petugas dalam memperkenalkan produk Honda, adalah sebagai berikut: Tabel.4.41 Keramahan dan penampilan penjual/petugas dalam memperkenalkan produk Honda (Q35) Frequency Percent Valid Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 5 3,8 Ragu-ragu 41 31,3 Setuju 67 51,1 Sangat setuju 18 13,7 Total 131 100,0 Valid Percent 0 3,8 31,3 51,1 13,7 100,0 Cumulative Percent 0 3,8 35,1 86,3 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.41 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan keramahan dan penampilan penjual/petugas dalam memperkenalkan produk Honda, diketahui bahwa0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 3,8% atau 5 orang menyatakan tidak setuju, 31,3% atau 41 orang menyatakan ragu-ragu, 51,1% atau 67 orang menyatakan setuju, dan 13,7% atau 18 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa keramahan dan penampilan penjual/petugas dalam memperkenalkan produk Honda mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan sikap dan pelayanan petugas dalam penjualan produk Honda, adalah sebagai berikut: Tabel.4.42 Sikap dan pelayanan petugas dalam penjualan produk Honda (Q36) Frequency Percent Valid Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 3 2,3 Ragu-ragu 32 24,4 Setuju 78 59,5 Sangat setuju 18 13,7 Total 131 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 2,3 2,3 24,4 26,7 59,5 86,3 13,7 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.42 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan sikap dan pelayanan petugas dalam penjualan produk Honda, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 2,3% atau 3 orang menyatakan tidak setuju, 24,4% atau 32 orang menyatakan ragu-ragu, 59,5% atau 78 orang menyatakan setuju, dan 13,7% atau 18 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap dan pelayanan petugas dalam penjualan produk Honda mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Distribusi jawaban responden berdasarkan Penjual yang komunikatif terhadap konsumen adalah sebagai berikut: Tabel.4.43 Penjual yang komunikatif terhadap konsumen (Q37) Frequency Percent Valid Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 4 3,1 Ragu-ragu 33 25,2 Setuju 81 61,8 Sangat setuju 13 9,9 Total 131 100,0 Valid Cumulative Percent Percent 0 0 3,1 3,1 25,2 28,2 61,8 90,1 9,9 100,0 100,0 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah. Tabel.4.43 di atas menunjukkan distribusi pernyataan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda berdasarkan penjual yang komunikatif terhadap konsumen, diketahui bahwa 0% atau 0 orang menyatakan sangat tidak setuju, 3,1% atau 4 orang menyatakan tidak setuju, 25,2% atau 33 orang menyatakan ragu-ragu, 61,8% atau 61 orang menyatakan setuju, dan 9,9% atau 13 orang menyatakan sangat setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa penjual yang komunikatif terhadap konsumen mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. C. Pembahasan Analisis Faktor Berikut ini adalah penjelasan dan langkah-langkah mengenai hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis faktor. 1. Menentukan variabel yang akan dianalisa Awalnya ada empat puluh enam variabel, sembilan variabel yang dimungkinkan mirip atau memiliki makna ganda dihapuskan setelah di cek dan atas saran dari dosen pembimbing, karena untuk menghindari terlalu banyaknya faktor baru yang terbentuk dan sulitnya interpretasi hasil, sehingga Variabel dalam penelitian ini adalah sebanyak 37 variabel, adapun variabel untuk penelitian ini adalah dapat dilihat dalam BAB III hal 49 dalam tabel.3.2 pada instrumen penelitian. 2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan a. Uji validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. (Ghozali 2006: 45). Sejalan seperti yang dikatakan Sarwono, bahwa suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. (Sarwono, 2006: 218) Untuk mendapatkan data primer penulis melakukan penyebaran kuesioner secara langsung, data yang akan dianalisis sebanyak 131 responden, sedangkan data yang akan dianalisis untuk uji validitas dilakukan terhadap 53 responden dengan 37 butir pernyataan kuesioner. Output data SPSS dalam tabel 4.44 merupakan hasil uji validitas itemtotal statistics yang digunakan untuk menilai validitas dari masing-masing pernyataan, untuk melihat hasilnya dapat diketahui dari nilai Corrected Item-Total Correlation. Ghozali (2006: 45). Tabel 4.44 Hasil Uji Validitas Item-total statistics Ketahanan Mesin(Q1) Kenyamanan Produk (Q2) Penggunaan BBM yang irit(Q3) Fitur-fitur yang lengkap (Q4) Kecepatan yang tinggi (Q5) Penampilan Produk(Q6) Persepsi harga (Q7) Harga diskon (Q8) Purna jual produk tinggi(Q9) Harga yang bersaing (Q10) Wilayah geografis (Q11) Mencerminkan kesejahteraan dalam lingkungan (Q12) Rasa Solidaritas (Q13) Lingkungan (Q14) Pengaruh Keluarga (Q15) Pengaruh teman (Q16) Peran (Q17) Nilai status sosial (Q18) Motivasi (Q19) Pengetahuan tentang produk (Q20) Pengalaman (Q21) Perkerjaan (Q22) Kondisi Ekonomi (Q23) Gaya hidup (Q24) Usia (Q25) Logo yang ditimbulkan (Q26) Merek yang berkualitas (Q27) 133,74 133,26 133,26 133,62 134,09 133,87 133,60 134,38 133,55 133,64 134,04 Scale Variance if Item Deleted 254,737 257,583 259,006 252,778 252,241 248,848 259,205 251,278 257,868 257,965 243,037 . . . . . . . . . . . Cronbach's Alpha if Item Deleted ,935 ,934 ,936 ,934 ,934 ,933 ,937 ,934 ,936 ,935 ,932 134,43 246,443 134,53 134,13 133,98 133,85 133,98 134,43 134,08 133,43 133,66 133,79 133,89 134,42 133,83 133,57 133,83 246,369 247,886 249,019 245,477 248,173 245,173 245,840 254,789 248,844 249,629 252,756 242,747 243,682 249,827 247,336 ,638 . ,932 ,593 ,519 ,470 ,689 ,582 ,669 ,602 ,488 ,595 ,575 ,359 ,684 ,723 ,525 ,620 . . . . . . . . . . . . . . . ,933 ,933 ,934 ,932 ,933 ,932 ,933 ,934 ,933 ,933 ,935 ,932 ,931 ,933 ,932 Merek yang dapat diadalkan (Q28) Merek Honda memiliki citra yang baik (Q29) Ketersediaan barang (Q30) Pilihan tempat (Q31) Jarak tempat pembelian (Q32) 133,77 133,58 253,794 ,532 . ,933 253,632 ,537 . ,933 133,47 133,60 133,62 252,946 251,090 258,086 ,499 ,462 ,304 . . . ,934 ,934 ,935 Kemudahan Suku cadang (Q33) 133,81 246,194 ,547 . ,933 Frekuensi munculnya iklan (Q34) Keramahan dan penampilan penjual/petugas dalam memperkenalkan produk Honda (Q35) Sikap dan pelayanan petugas dalam penjualan produk Honda (Q36) Penjual yang komunikatif terhadap konsumen (Q37) 133,74 251,429 ,645 . ,933 133,96 250,152 ,559 . ,933 134,02 248,865 ,609 . ,933 133,91 250,549 ,531 . ,933 Scale Mean if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation ,391 ,439 ,216 ,504 ,451 ,571 ,160 ,454 ,237 ,343 ,671 Squared Multiple Correlation Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r table untuk degree or freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Pada penelitian ini jumlah sampelnya 53 dan besarnya df dapat dihiting 53-2 = 51, dengan df = 51 dan Alpha = 0,05 didapat r tabel = 0,2706. Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa ada 3 butir pernyataan yang tidak valid yaitu penggunaan BBM yang irit (Q3), persepsi harga (Q7), dan purna jual produk tinggi (Q9), namun penulis mengikutsertakan butir pernyataan tersebut atas saran dari dosen pembimbing, yaitu agar melakukan penelitian langsung dengan memperbaiki kalimat dari butir pernyataan. b. Uji reliabilitas menambah . sampel dan Uji reliabilitas ini adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu, untuk menguji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha. Reliabilitas suatu instrumen variabel dikatakan baik jika memiliki Cronbach Alpha > 0,6 (Ghozali,2004:41-42) Reliabilitas dapat dilihat pada tabel. 4.45 sebagai berikut Tabel.4.45 Hasil uji reliabilitas Cronbach' s Alpha ,926 Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ,927 N of Items 37 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah Berdasarkan tabel.4.45 diatas, nilai Cronbach Alpha 0,939 > 0.6, maka dapat disimpulkan bahwa ke 37 butir pernyataan sudah reliabel. Setelah melakukan pengujian validitas dan reliabilitas, Sehingga pernyatanpernyataan tersebut dapat digunakan untuk keperluan analisis berikutnya. Untuk melakukan analisis faktor persyaratan yang harus dipenuhi adalah nilai angka Measure of Sampling Adequacy (MSA) harus diatas 0.5. Hasil analisis penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.46, yaitu tabel KMO dan Bartleett’s. Berikut ini Tabel 4.46 KMO dan Bartlett’s Test: Tabel.4.46 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Approx. ChiSphericity Square Df Sig. ,838 2307,202 666 ,000 Sumber: Output SPSS yang telah diolah Berdasarkan hasil perhitungan tabel.4.46 di atas angka KMO Measure of Sampling Adequacy adalah sebesar 0,838 dengan signifikansi sebesar 0,000. Angka 0,838 di atas 0,5 dan signifikansi 0,000 lebih kecil dari angka 0,005 sehingga variabel dan data di atas dalam penelitian ini dapat dianalisis lebih lanjut. Ketentuan tersebut didasarkan pada kriteria sebagai berikut: a. Jika probabilitas (sig) < 0,05, maka variabel dapat dianalisis lebih lanjut. b. Jika probabilitas (sig) > 0,05, maka variabel tidak dapat dianalisis lebih lanjut. Setelah melihat nilai KMO dan Bartleett’s Testnya, maka akan disajikan nilai atau angka MSA, Angka MSA terdapat dalam tabel Anti Image Matriks yang terdapat pada Anti Image Correlation, yaitu angka korelasi yang bertanda “a” (arah dari kiri atas ke kanan bawah). Berikut ini tabel yang menunjukkan nilai MSA yang telah diteliti: Tabel.4.47 Nilai MSA Variabel Ketahanan Mesin(Q1) Kenyamanan Produk (Q2) Penggunaan BBM yang irit(Q3) Fitur-fitur yang lengkap (Q4) Kecepatan yang tinggi (Q5) Penampilan Produk(Q6) Persepsi harga (Q7) Harga diskon (Q8) Purna jual produk tinggi(Q9) Harga yang bersaing (Q10) Wilayah geografis (Q11) Mencerminkan kesejahteraan dalam lingkungan (Q12) Rasa Solidaritas (Q13) Lingkungan (Q14) Pengaruh Keluarga (Q15) Pengaruh teman (Q16) Peran (Q17) Nilai status sosial (Q18) Motivasi (Q19) Pengetahuan tentang produk (Q20) Pengalaman (Q21) Perkerjaan (Q22) Kondisi Ekonomi (Q23) Gaya hidup (Q24) Usia (Q25) Logo yang ditimbulkan (Q26) Merek yang berkualitas (Q27) Merek yang dapat diadalkan (Q28) Merek Honda memiliki citra yang baik (Q29) Ketersediaan barang (Q30) Pilihan tempat (Q31) Jarak tempat pembelian (Q32) Kemudahan Suku cadang (Q33) Frekuensi munculnya iklan (Q34) Keramahan dan penampilan penjual/petugas dalam memperkenalkan produk Honda (Q35) Sikap dan pelayanan petugas dalam penjualan produk Honda (Q36) Penjual yang komunikatif terhadap konsumen (Q37) Nilai MSA ,821 ,838 ,835 ,846 ,851 ,833 ,768 ,864 ,767 ,865 .850 ,877 ,903 ,868 ,781 ,832 ,826 ,818 ,849 ,793 ,842 ,868 ,862 ,905 ,843 ,853 ,886 ,831 ,879 ,690 ,797 ,827 ,858 ,795 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid ,841 Valid ,753 ,844 Valid Valid Validitas Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah Dalam tabel.4.47 dari ke 37 variabel yang ada, selanjutnya dapat dilihat nilai MSAnya. Angkanya harus berada pada 0 sampai 1, dengan kriteria : a. MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain. b. MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. c. MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya. Dari tabel diatas terlihat bahwa angka MSA dalam penelitian ini diatas 0,5 maka variabel dapat dianalisis secara keseluruhan lebih lanjut. 3. Melakukan Faktoring dan Rotasi Setelah semua variabel yang telah memenuhi syarat untuk dianalisis lebih lanjut maka langkah selanjutnya dalam analisis faktor, melakukan proses inti dari analisis faktor yaitu melakukan ekstraksi terhadap semua variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau beberapa faktor. Metode yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah Principal Component Analysis. Setelah diekstraksi terbentuklah 9 faktor. Dimana dalam satu faktor terdiri dari beberapa variabel dan mungkin saja sebuah variabel sulit untuk ditentukan akan masuk ke faktor mana. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan proses rotasi pada faktor yang terbentuk, sehingga memperjelas posisi sebuah variabel akan dimasukkan ke dalam faktor satu atau faktor yang lainnya. Metode yang digunakan dalam proses rotasi adalah varimax, varimax merupakan bagian dari metode rotasi orthogonal hal ini akan dibahas lebih lanjut. Nilai communalities menunjukkan berapa banyak dari varians dalam variabel-variabel yang telah dijelaskan oleh faktor-faktor yang diekstrak Tabel 4.48 Nilai Communalities Ketahanan Mesin(Q1) Kenyamanan Produk (Q2) Penggunaan BBM yang irit(Q3) Fitur-fitur yang lengkap (Q4) Kecepatan yang tinggi (Q5) Penampilan Produk(Q6) Persepsi harga (Q7) Harga diskon (Q8) Purna jual produk tinggi(Q9) Harga yang bersaing (Q10) Wilayah geografis (Q11) Mencerminkan kesejahteraan dalam lingkungan (Q12) Rasa Solidaritas (Q13) Lingkungan (Q14) Pengaruh Keluarga (Q15) Pengaruh teman (Q16) Peran (Q17) Nilai status sosial (Q18) Motivasi (Q19) Pengetahuan tentang produk (Q20) Pengalaman (Q21) Perkerjaan (Q22) Kondisi Ekonomi (Q23) Gaya hidup (Q24) Usia (Q25) Logo yang ditimbulkan (Q26) Merek yang berkualitas (Q27) Merek yang dapat diadalkan (Q28) Merek Honda memiliki citra yang baik (Q29) Ketersediaan barang (Q30) Pilihan tempat (Q31) Jarak tempat pembelian (Q32) Kemudahan Suku cadang (Q33) Frekuensi munculnya iklan (Q34) Keramahan dan penampilan penjual/petugas dalam memperkenalkan produk Honda (Q35) Sikap dan pelayanan petugas dalam penjualan produk Honda (Q36) Penjual yang komunikatif terhadap konsumen (Q37) Initial 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 Extraction ,704 ,619 ,633 ,590 ,628 ,690 ,643 ,550 ,596 ,438 ,612 ,697 ,743 ,696 ,634 ,745 ,685 ,677 ,694 ,704 ,542 ,693 ,467 ,646 ,604 ,636 ,639 ,554 ,632 ,739 ,441 ,707 ,495 ,644 1,000 ,754 1,000 1,000 ,854 ,771 Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah Ketentuan communalities adalah semakin besar nilai communalities sebuah variabel, maka semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk. Pada tabel 4.48 di atas dapat dilihat bahwa variabel ketahanan mesin(Q1) angkanya adalah 0,704 hal ini menunjukkan bahwa sekitar 70,4% varians dari variabel ketahanan mesin dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk (jika pada tabel component matrix ada sembilan component, yang berarti ada sembilan faktor yang terbentuk). Untuk variabel kenyamanan produk (Q2) sebesar 0,619 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 61,9% varians dari variabel kenyamanan produk dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel penggunaan BBM yang irit (Q3) sebesar 0,633 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 63,3% varians dari variabel penggunaan BBM yang irit dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel fitur-fitur yang lengkap (Q4) sebesar 0,590 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 59,0% varians dari variabel fitur-fitur yang lengkap dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel kecepatan yang tinggi (Q5) sebesar 0,628 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 62,8% varians dari variabel kecepatan yang tinggi dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel penampilan produk (Q6) sebesar 0,690 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 69,0% varians dari variabel penampilan produk dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel persepsi harga (Q7) sebesar 0,643 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 64,3% varians dari variabel persepsi harga dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel harga diskon (Q8) sebesar 0,550 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 55,0% varians dari variabel harga diskon dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel purna jual produk tinggi (Q9) sebesar 0,596 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 59,6% varians dari variabel purna jual produk dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel harga yang bersaing (Q10) sebesar 0,438 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 43,8% varians dari variabel harga yang bersaing dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel wilayah geografis (Q11) sebesar 0,612 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 61,2% varians dari variabel wilayah geografis dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel mencerminkan kesehateraan dalam lingkungan (Q12) sebesar 0,697 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 69,7% varians dari variabel mencerminkan kesejahteraan dalam lingkungan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel rasa solidaritas (Q13) sebesar 0,743 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 74,3% varians dari variabel rasa solidaritas dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel lingkungan (Q14) sebesar 0,696 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 69,6% varians dari variabel lingkungan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel pengaruh keluarga (Q15) sebesar 0,634 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 63,4% varians dari variabel pengaruh keluarga dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel pengaruh teman (Q16) sebesar 0,745 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 74,5% varians dari variabel pengaruh teman dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel peran (Q17) sebesar 0,685 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 68,5% varians dari variabel peran dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel nilai status sosial (Q18) sebesar 0,677 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 67,7% varians dari variabel nilai status sosial dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel motivasi (Q19) sebesar 0,694hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 69,4 % varians dari variabel motivasi dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel pengetahuan tentang produk (Q20) sebesar 0,704 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 70,4% varians dari variabel pengetahuan tentang produk dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel pengalaman (Q21) sebesar 0,542 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 54,2% varians dari variabel pengalaman dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel pekerjaan (Q22) sebesar 0,693 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 69,3% varians dari variabel pekerjaan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel kondisi ekonomi (Q23) sebesar 0,467 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 46,7% varians dari variabel kondisi ekonomi dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel gaya hidup (Q24) sebesar 0,646 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 64,6% varians dari variabel gaya hidup dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel usia (Q25) sebesar 0,604 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 60,4% varians dari variabel usia dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel logo yang ditimbulkan (Q26) sebesar 0,636 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 63,6% varians dari variabel logo yang ditimbulkan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel merek yang berkualitas (Q27) sebesar 0,639 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 63,9% varians dari variabel merek yang berkualitas dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel merek yang dapat diandalkan (Q28) sebesar 0,554 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 55,4% varians dari variabel merek yang dapat diandalkan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel merek Honda memiliki citra yang baik (Q29) sebesar 0,632 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 63,2% varians dari variabel merek honda memiliki citra yang baik dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ketersediaan barang (Q30) sebesar 0,739 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 73,9% varians dari variabel ketersediaan barang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel pilihan tempat (Q31) sebesar 0,441 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 44,1% varians dari variabel pilihan tempat dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel jarak tempat pembelian (Q32) sebesar 0,707 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 70,7% varians dari variabel jarak tempat pembelian dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel kemudahan suku cadang (Q33) sebesar 0,495 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 49,5% varians dari variabel kemudahan suku cadang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel frekuensi munculnya iklan (Q34) sebesar 0,644 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 64,4% varians dari variabel frekuensi munculnya iklan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel keramahan dan penampilan penjual/petugas dalam memperkenalkan produk Honda (Q35) sebesar 0,754 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 75,4% varians dari variabel keramahan dan penampilan penjual/petugas dalam memperkenalkan produk Honda dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel sikap dan pelayanan petugas dalam penjualan produk Honda (Q36) sebesar 0,854 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 85,4% varians dari variabel sikap dan pelayanan petugas dalam penjualan produk Honda dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel penjual yang komunikatif terhadap konsumen (Q37) sebesar 0,771 hal ini menunjukkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa sekitar 77,1% varians dari variabel penjual yang komunikatif terhadap konsumen dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Total Variance Explained adalah persentase varian konstruk ukur yang dapat dijelaskan oleh pembagian faktor. Dalam melihat faktor yang terbentuk, maka dapat dilihat pada nilai eigenvaluenya. Dalam pendekatan ini hanya faktor dengan nilai eigenvaluenya lebih besar dari 1 (satu) yang dipertahankan (eigenvaluenya>1), kalau lebih kecil dari satu maka tidak diikutsertakan dalam model. Jumlah angka eigenvaluenya susunannya selalu diurutkan pada nilai yang terbesar sampai yang terkecil. Dibawah ini merupakan tabel Total Variance Explained. Tabel 4.49 Total Variance Explaine Component Initial Eigenvalues Total % of Varian ce Cumulat ive % 1 10.359 27,996 2 2,869 7,754 3 2,181 4 Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Varian ce Cumul ative % 27,996 10.359 27,996 27,996 35,751 2,869 7,754 35,751 5,894 41,644 2,181 5,894 2,017 5,452 47,096 2,017 5 1,577 4,263 51,359 6 1,395 3,770 7 1,221 8 Rotation Sums of Squared Loadings % of Varian ce Cumul ative % 4,758 12,860 12,860 3,292 8,898 21,758 41,644 3,116 8,422 30,180 5,452 47,096 2,786 7,529 37,709 1,577 4,263 51,359 2,431 6,571 44,281 55,129 1,395 3,770 55,129 2,208 5,966 50,247 3,301 58,430 1,221 3,301 58,430 1,916 5,178 55,425 1,161 3,137 61,567 1,161 3,137 61,567 1,736 4,692 60,117 9 1,015 2,745 64,311 1,015 2,745 64,311 1,552 4,195 64,311 10 ,982 2,655 66,966 11 ,951 2,570 69,536 12 ,889 2,403 71,939 13 ,834 2,255 74,195 14 ,802 2,169 76,364 15 ,700 1,892 78,256 16 ,679 1,835 80,091 17 ,646 1,746 81,837 18 ,598 1,616 83,453 19 ,588 1,588 85,041 20 ,558 1,509 86,550 21 ,511 1,380 87,930 22 ,481 1,299 89,230 23 ,437 1,180 90,410 24 ,425 1,148 91,558 25 ,392 1,060 92,618 26 ,352 ,950 93,568 27 ,321 ,867 94,435 28 ,292 ,789 95,223 29 ,264 ,713 95,937 30 ,242 ,653 96,590 31 ,234 ,631 97,221 32 ,214 ,578 97,799 33 ,210 ,567 98,366 34 ,185 ,500 98,866 35 ,167 ,452 99,317 36 ,140 ,378 99,696 37 ,113 ,304 100,000 Total Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah Dari table.4.49 dapat dilihat bahwa terdapat 37 variabel (compenent) yang dimasukkan ke dalam analisis faktor, yaitu variabel variabel ketahanan mesin(Q1), variabel kenyamanan produk (Q2), variabel penggunaan BBM yang irit (Q3), variabel fitur-fitur yang lengkap (Q4), variabel kecepatan yang tinggi (Q5), variabel penampilan produk (Q6), variabel persepsi harga (Q7), variabel harga diskon (Q8), variabel purna jual produk tinggi (Q9), variabel harga yang bersaing (Q10), variabel wilayah geografis (Q11), variabel mencerminkan kesehateraan dalam lingkungan (Q12), variabel rasa solidaritas (Q13), variabel lingkungan (Q14), variabel pengaruh keluarga (Q15), variabel pengaruh teman (Q16), variabel peran (Q17), variabel nilai status sosial (Q18), variabel motivasi (Q19), variabel pengetahuan tentang produk (Q20), variabel pengalaman (Q21), variabel pekerjaan (Q22), variabel kondisi ekonomi (Q23), variabel gaya hidup (Q24), variabel usia (Q25), variabel logo yang ditimbulkan (Q26), variabel merek yang berkualitas (Q27), variabel merek yang dapat diandalkan (Q28), variabel merek honda memiliki citra yang baik (Q29), variabel ketersediaan barang (Q30), variabel pilihan tempat (Q31), variabel jarak tempat pembelian (Q32), variabel kemudahan suku cadang (Q33), variabel frekuensi munculnya iklan (Q34), variabel keramahan dan penampilan penjual/petugas dalam memperkenalkan produk Honda (Q35), variabel sikap dan pelayanan petugas dalam penjualan produk Honda (Q36), variabel penjual yang komunikatif terhadap konsumen (Q37). Tabel 4.49 di atas menunjukkan bahwa hanya 9 faktor yang terbentuk, karena dengan 1 faktor angka eigenvaluenya masih diatas 1, dengan 2 faktor angka eigenvaluenya masih diatas 1, dengan 3 faktor angka eigenvaluenya masih diatas 1, dengan 4 faktor angka eigenvaluenya masih diatas 1, dengan 5 faktor angka eigenvaluenya masih diatas 1, dengan 6 faktor angka eigenvaluenya masih diatas 1, dengan 7 faktor angka eigenvaluenya masih diatas 1, dengan 8 faktor angka eigenvaluenya masih diatas 1, dengan 9 faktor angka eigenvaluenya masih diatas 1, sedangkan yang lainnya dibawah 1, sehingga hasil yang didapat hanya terbatas 9 faktor saja. Setelah diketahui bahwa ada sembilan faktor yang paling optimal terbentuk, maka tahap selanjutnya adalah dengan melihat component matrix (a) dalam lampiran 1. Component mastrix (a) dalam lampiran 1 menunjukkan ke 37 variabel tersebut ada sembilan faktor yang terbentuk, yaitu faktor 1, faktor 2, faktor 3, faktor 4, faktor 5, faktor 6, faktor 7, faktor 8, dan faktor 9. Perlu diketahui bahwa matriks faktor awal atau component matrix ini jarang menghasil faktor yang bisa diinterpretasikan (diambil kesimpulannya) hal ini dapat dilihat variabel-variabel yang ada hanya mengumpul dalam satu faktor saja atau beberapa faktor saja hal ini menyulitkan untuk mengambil suatu kesimpulan, untuk memperjelas variabel yang lain sehingga masuk ke faktor mana maka dilakukan proses rotasi agar semakin jelas perbedaan sebuah variabel yang akan dimasukkan ke dalam faktor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Di dalam melakukan rotasi faktor, yang diinginkan dalam proses ini adalah agar setiap variabel mempunyai muatan (loading ) yang tidak nol atau signifikan dengan beberapa faktor saja, kalau mungkin hanya dengan satu faktor saja. Rotasi adalah untuk mengurangi jumlah faktor-faktor di mana variabel yang sedang diselidiki mempunyai loadings tinggi, rotasi membuat interpretasi analisis lebih mudah, untuk melihat hasil analisis proses rotasi dapat dilihat dalam Rotated Component Matrix(a) pada lampiran 2. Variabel-variabel yang masuk dalam tiap-tiap faktor adalah sebagai berikut: Faktor 1 terdiri dari variable harga diskon (Q8), variabel wilayah geografis (Q11), mencerminkan kesejahteraan dalam lingkungan (Q12), rasa solidaritas (Q13), lingkungan (Q14), nilai status sosial (Q18), motivasi (Q19), gaya hidup (Q24), usia (Q25). faktor 2 terdiri dari variabel pengaruh teman (Q16), variabel peran (Q17), variabel pengalaman (Q21), variabel pekerjaan (Q22), variabel kondisi ekonomi (Q23), variabel pilihan tempat (31), variabel jarak tempat pembelian (Q32). Faktor 3 terdiri dari variabel penggunaan BBM yang irit (Q3), variabel pengetahuan tentang produk (Q20), variabel merek yang berkualitas (Q27), variabel merek yang dapat diadalkan (Q28), merek honda memiliki citra yang baik (Q29). Faktor 4 terdiri dari variabel keramahan dan penampilan penjual/petugas dalam memperkenalkan produk Honda (Q35), variabel sikap dan pelayanan petugas dalam penjualan produk Honda (Q36), variabel penjual yang komunikatif terhadap konsumen (Q37). Faktor 5 terdiri dari variabel kenyamanan produk (Q2), variabel fitur-fitur yang lengkap (Q4), variabel kecepatan yang tinggi (Q5), variabel penampilan produk (Q6). Faktor 6 terdiri dari variabel persepsi harga (Q7), variabel purna jual produk tinggi (Q9), variabel Harga yang bersaing (Q10). Faktor 7 terdiri dari variabel kemudahan suku cadang (Q33), variabel frekuensi munculnya iklan (Q34). Faktor 8 terdiri dari variabel logo yang ditimbulkan (Q26), variabel ketersediaan barang (Q30). Faktor 9 terdiri dari variabel ketahanan mesin (Q1), dan variabel pengaruh keluarga (Q15). Setelah terbentuk faktor-faktor, namun variabel-variabel yang masuk ke dalam faktor baru ada perbedaan dengan prediksi sebelumnya, sehingga perlu ada nama faktor yang bisa representatif untuk variabel-variabel yang masuk ke dalam masing-masing faktor, dalam tahap ini cukup sulit dalam menentukan nama faktor yang terbentuk, namun tahap ini pemberian nama perlu dilakukan, adapun nama baru itu sebagai berikut: faktor 1 sosial budaya (nilai eigenvalue 27,996%), faktor 2 pribadi dan psikologi(nilai eigenvalue 7,754), faktor 3 merek (nilai eigenvalue 5,894%), faktor 4 pelayanan (nilai eigenvalue 5,452%), faktor 5 produk (nilai eigenvalue 4,263%), faktor 6 harga (nilai eigen value 3,770%), faktor 7 promosi (nilai eigen value 3,301%), faktor 8 distribusi (nilai eigenvalue 3,137%), dan faktor 9 kepercayaan (nilai eigenvalue 2,745%). Ringkasan dari masing-masing variabel yang masuk dalam faktorfaktor yang sudah terbentuk dapat dilihat dalam interpretasi faktor dalam lampiran 3. Adapun penjelasan faktor-faktor yang terbentuk adalah sebagai berikut: Faktor 1 sosial budaya (nilai eigenvalue 27,996%), merupakan faktor terbesar dalam mempengaruhi konsumen dalam membeli motor merek Honda, faktor ini memiliki pengaruh paling luas, terdiri dari variabel harga diskon (Q8) (loading 0.380) wilayah geografis (Q11) dengan loading 0.570, mencerminkan kesejahteraan dalam lingkungan (Q12) dengan loading 0.777, rasa solidaritas (Q13) dengan loading 0.782, lingkungan (Q14) dengan loading 0.627, nilai status sosial (Q18) dengan loading 0.807, motivasi (Q19) dengan loading 0.693, gaya hidup (Q24) dengan loading 0.631, usia (Q25) dengan loading 0.354. Harga diskon pada dasarnya indikator dari variabel harga namun ia memiliki kontribusi yang tinggi dalam faktor yang terbentuk dalam penelitian ini yaitu faktor sosial budaya, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut, harga diskon merupakan harga yang digemari oleh konsumen dalam pembelian, hal ini mengindikasikan bahwa harga diskon menjadi suatu kultur tersendiri, menjadi semacam adat istiadat dalam jual beli atau transaksi, sebagai contoh adalah sebagai berikut; pada moment-moment tertentu konsumen menginginkan adanya harga diskon (hari raya atau tahun baru), sehingga harga diskon menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Masyarakat yang mendiami suatu wilayah akan memiliki karakteristik tertentu, kosumen akan dipengaruhi kondisi geografis suatu wilayah yang mereka diami, kondisi geografis suatu wilayah menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan strategi pemasaran bagi suatu perusahaan. Mencerminkan kesejahteraan dalam lingkungan, menggambarkan bahwa konsumen tidak ingin terlihat terbelakang di mata masyarakat lainnya, sehingga ketika ia membeli suatu produk tertentu ia memilih barang yang memang dapat mencerminkan kesejahteraan hidupnya. Rasa solidaritas, hal ini menggambarkan bahwa seseorang ingin menunjukkan rasa solidaritasnya terhadap orang lain, ia berharap ketika membeli sepeda motor maka rasa solidaritas terhadap kelompok atau masyarakat menjadi lebih meningkat. Lingkungan berperan besar bagi konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk, ia akan melihat apakah produk itu dapat diterima di lingkungan ia tinggal ataukah menjadi bahan ejekan dilingkungannya. Memberikan status sosial yang baik menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam membeli sepeda motor, bagi mereka Honda telah memberikan suatu nilai status yang baik dalam bermasyarakat, sehingga konsumen tidak ragu lagi untuk membeli produk-produk dari Honda. Motivasi merupakan indikator dari faktor psikologi, namun ia memberikan nilai loading yang tinggi bagi faktor baru yang terbentuk yaitu sosial budaya, karena motivasi merupakan suatu dorongan yang bisa timbul dari dalam diri atau di luar dirinya. Honda telah memberikan nilai lebih berupa tingkat kepercayaan diri dan kepuasan bagi dirinya, sehingga dengan motivasi itulah ia memutuskan untuk membeli sepeda motor merek Honda. Sepeda motor merek Honda dipilih karena sesuai dengan gaya hidup sekarang, gaya hidup merupakan pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinetraksi dengan lingkungan. Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya, seseorang juga akan berinteraksi dengan orang lain. Dalam melakukan proses interaksi itu sepeda motor merek Honda dapat diterima disetiap kalangan usia, maka motor Honda menjadi pilihan utama konsumen untuk proses interaksi tersebut. Faktor 2 pribadi dan psikologi (nilai eigenvalue 7,754%) terdiri dari variabel pengaruh teman (Q16) (loading 0,746), variabel peran (Q17) dengan loading 0,525, variabel pengalaman (Q21) dengan loading 0,530, variabel pekerjaan (Q22) dengan loading 0,633, variabel kondisi ekonomi (Q23) dengan loading 0.594, variabel pilihan tempat (Q31) dengan loading 0,424, variabel jarak tempat pembelian (Q32) dengan loading 0,548. Keputusan pembeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik pribadi tersebut antara lain pekerjaan, keadaan atau kondisi ekonomi. Pekerjaan seseorang mempengaruhi pada pola konsumsinya, Ia membeli motor Honda karena sesuai dengan pekerjaan yang ia miliki, ia juga melihat kondisi ekonominya pada saat akan membeli, selain itu penghasilannya juga akan mempengaruhi pola konsumsinya. Variabel pengaruh teman, peran, dan pengalaman, ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi dan positif pengaruh teman-temannya dalam menyampaikan info terkait suatu produk maka ia akan menilai positif pula terhadap produk tersebut dan ia cenderung membeli barang atau produk itu. Sedangkan variabel peran, mengindikasikan bahwa dalam hidup bermasyarakat manusia memiliki peran tertentu, karena pada dasarnya peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang, ia mempunyai harapan bahwa dengan membeli motor Honda, ia dapat lebih banyak berperan dalam bermasyarakat atau lingkungan pekerjaannya. Variabel pengalaman, konsumen memiliki suatu pengalaman- pengalaman tertentu apakah itu baik ataukah buruk terhadap suatu produk, hal ini mengindikasikan bahwa ketika seseorang itu memiliki pengalaman yang baik maka ia akan cenderung mendekati atau memilih produk itu, sedangkan apabila ia mempunyai pengalaman buruk tentang produk itu maka ia akan menghindari atau menjauhi produk itu. Variabel pilihan tempat dan jarak tempat pembelian pada dasarnya variabel ini merupakan indikator dari marketing mix yaitu place (distribusi), namun inikator ini telah memberikan nilai yang tinggi terhadap faktor yang terbentuk di dalam penelitian ini, hal ini dapat dijelaskan bahwa secara individu konsumen menginginkan suatu tempat yang nyaman dalam membeli produk selain itu pilihan tempat ini mengindikasikan bahwa semakin baik tempat yang dipilih konsumen, maka konsumen menganggap bahwa kenyamanan, kelengkapan dan pilihan produknyapun sangat variatif, sehingga konsumen lebih suka dengan pilihan yang variatif tersebut, sedangkan variabel jarak yang dekat mengindikasikan bahwa konsumen berpikir semakin dekat jarak tempat pembelian semakin hemat waktu dan energi yang dikeluarkan konsumen, konsumen tidak harus kelelahan ke tempat yang jauh atau membuang waktunya karena alasan jarak yang jauh. Faktor 3 merek (nilai eigenvalue 5,894%), terdiri dari variabel penggunaan BBM yang irit (Q3) dengan loading 0.731, variabel pengetahuan tentang produk (Q20) dengan loading 0.807, variabel merek yang berkualitas (Q27) dengan loading 0.486, variabel merek yang dapat diadalkan (Q28) dengan loading 0.519, Merek Honda memiliki citra yang baik (Q29) dengan loading 0.561. Penggunaan BBM yang irit merupakan salah satu variabel indikator dari produk, namun dalam penelitian ini penggunaan BBM yang irit memberikan nilai loading yang tinggi terhadap faktor yang terbentuk, hal ini dapat dijelaskan bahwa, yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli motor salah satunya adalah BBM, konsumen tidak ingin boros dalam penggunaan BBM, sehingga faktor ini menjadi cukup penting bagi konsumen dalam membeli produk motor. Pilihan konsumen didasarkan pada pengetahuan tentang produk, semakin dia tahu tentang produk baik kelebihan atau kekurangannya, maka besar kemungkinan mereka akan menentukan pilihan terhadap produk yang mereka tahu. Sedangkan ketiga variabel, yaitu merek yang berkualitas, variabel merek yang dapat diandalkan, dan merek Honda memiliki citra yang baik. Hal ini mengambarkan bahwa semakin merek itu baik, dapat diandalkan dan berkualitas maka semakin dipertimbangkan konsumen dalam membeli produk, sehingga konsumen juga tidak akan mengambil resiko terlalu besar jika produk itu tidak bermerek dan tidak berkualitas. Faktor 4 pelayanan (nilai eigenvalue 5,452%), terdiri dari variabel keramahan dan penampilan penjual/petugas dalam memperkenalkan produk Honda (Q35) dengan loading 0.802, variabel sikap dan pelayanan petugas dalam penjualan produk Honda (Q36) dengan loading 0.870, variabel penjual yang komunikatif terhadap konsumen (Q37) dengan loading 0.797. Ketiga variabel diatas sangatlah penting untuk diperhatikan dan dipertahankan, sekali ada kesalahan dalam melakukan pelayanan terhadap konsumen maka akan terjadi kefatalan, karena konsumen akan melihat dan merasakan bagaimana ia diperlakukan oleh pihak produsen atau penjual. Karena pembeli adalah raja. Semakin tinggi dan baik pelayanan maka semakin besar pula tingkat keinginan konsumen dalam membeli produk itu, namun sebaliknya semakin kurang baik pelayanan, maka konsumen akan menjauhi produk bahkan tidak mau membeli produk itu. Faktor 5 Produk (nilai eigenvalue 4,263%), terdiri dari variabel kenyamanan produk (Q2) dengan loading 0.515, variabel fitur-fitur yang lengkap (Q4) dengan loading 0.695, variabel kecepatan yang tinggi (Q5) dengan loading 0.659, variabel penampilan produk (Q6) dengan loading 0.573. Semakin nyaman suatu produk sudah barang tentu konsumen akan membelinya, karena kenyamanan suatu produk akan memberikan tingkat kepuasan tersendiri bagi konsumen. Kelengkapan fitur dari suatu produk merupakan penunjang kelengkapan kualitas suatu produk. Pilihan tambahan yang dapat memperbaiki kemudahan penggunaan, keamanan, atau kenikmatan dari produk dapat menjadi sumber penting untuk diperhatikan. Semakin tinggi kelengkapan fitur, maka konsumen akan lebih memilihnya. Selan fiturfitur yang ada maka kecepatan menjadi pilihan konsumen dalam melakukan aktvitasnya, ia tidak ingin membuang-buang waktunya, maka kecepatan kerja suatu produk menjadi pilihan konsumen untuk menghemat waktu yang memang terbatas. Variabel penampilan produk, semakin bagus produk itu ditampilkan maka konsumen akan menilai bahwa produk ini berkualitas, memiliki keunikan serta nilai seni yang tinggi. Faktor 6 harga (nilai eigenvalue 3,770%), terdiri dari variabel persepsi harga (Q7) dengan loading 0.582, variabel purna jual produk tinggi (Q9) dengan loading 0.655, variabel harga yang bersaing (Q10) dengan loading 0.535. Variabel yang masuk didalamnya adalah persepsi harga, Harga mempengaruhi persepsi pelanggan atau konsumen. Harga yang rendah dapat memberi persepsi murahan, produk berkualitas rendah, sedangkan harga yang lebih tinggi mengesankan kualitas produk yang lebih baik. Selain itu variabel yang masuk dalam faktor harga adalah Honda memiliki purna jual produk yang tinggi, Honda memiliki harga purna jual yang tinggi dibanding dengan merek lain, konsumen tidak mau mengalami banyak kerugian, konsumen meniilai bila harga jual kembali tinggi maka konsumen akan memilihnya sedangkan apabila produk yang dijual kembali turun maka konsumen akan berfikir ulang untuk membeli produk tersebut. Harga bisa mempengaruhi persepsi pelangan atau konsumen, semakin produk itu memiliki harga yang bersaing dengan produk lain, maka konsumen akan menganggap produk itu memiliki kualitas yang baik dan terjamin mutunya bila harganya mampu bersaing dengan motor merek lain. Faktor 7 promosi (nilai eigenvalue 3,301%), terdiri dari variabel kemudahan suku cadang (Q33) dengan loading 0.485, variabel frekuensi munculnya iklan (Q34) dengan loading 0.659. Honda memiliki berbagai strategi untuk menjaga kualitas produknya, Honda sering mengiklankan suku cadang asli Honda sebagai sarana promosi kepada konsumen, suku cadang asli Honda sangat mudah didapat dan harganya relatif terjangkau artinya konsumen tidak terlalu sulit mendapatkannya, sehingga dengan menggunaan suku cadang yang asli dari Honda maka mesin ataupun produknya akan terjamin. Frekuensi munculnya iklan menjadi sarana komunikasi untuk menyampaikan produk-produk Honda termasuk suku cadang asli Honda, semakin sering iklan itu muncul maka kosumen akan mendapatkan berbagai macam informasi tentang produk-produk yang dikeluarkan Honda. Faktor 8 distribusi (nilai eigenvalue 3,137%), terdiri dari variabel logo yang ditimbulkan (Q26), variabel ketersediaan barang (Q30). Pada dasarnya logo merupakan bagian dari merek, namun logo memiliki kontribusi nilai loading yang tinggi terhadap faktor yang terbentuk, yaitu faktor distribusi, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut, semakin mudah dalam mengingat logo atau simbol suatu produk, maka semakin mudah pula ia mengenali jenis suatu produk, ketika merek itu dikenal maka konsumen mempunyai persepsi bahwa semakin terkenalnya suatu produk di masyarakat, maka produk itu akan mudah didapat atau dijumpai diberbagai tempat. Ketersediaan barang menjadi pilihan kosumen dalam memilih suatu produk, artinya karena Honda menjadi pemimpin pasar dan merupakan merek terkenal, sudah barang tentu produk-produk sepeda motor merek Honda dibutuhkan oleh konsumen, sehingga ketersediaan barang di pasaran harus terpenuhi agar konsumen tidak khawatir jika produk itu kehabisan, semakin banyak persediaan yang dimiliki, konsumen akan lebih responsif dalam membeli, sehingga keterediaan barang dipasaran harus diperhatikan bagi perusahaan. Faktor 9 kepercayaan (nilai eigenvalue 2,745%), terdiri dari variabel ketahanan mesin (Q1), dan variabel pengaruh keluarga (Q15). Ketahanan mesin merupakan indikator dalam menentukan kualitas suatu produk motor, semakin mesin itu kuat dan awet maka semakin besar peluang untuk menarik minat konsumen untuk membelinya, karena mereka percaya bahwa kualitas mesin Honda sangat baik, awet, dan kuat. Selain itu variabel pengaruh keluarga menjadi acuan kosumen dalam membeli produk, karena keluarga organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh, semakin besar pengaruh keluarga dalam meyakinkan produk maka konsumen dalam keluarga itu lebih yakin kepada keluarganya sehingga akan mempercayai terhadap produk yang belinya. Di bawah ini adalah tabel component transformation matrik, dalam tabel.4.50 ini akan diperlihatkan nilai korelasi faktor yang terbentuk. Tabel.4.50 Component Transformation Matrix Component 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 ,526 -,744 -,015 -,308 -,226 -,019 -,083 ,123 -,011 2 ,388 ,291 ,626 -,376 ,436 -,043 ,107 ,091 -,139 3 ,379 ,472 -,283 -,294 -,491 -,104 ,069 -,427 -,168 4 ,328 -,102 ,407 ,710 -,174 ,091 ,212 -,358 -,026 5 ,302 -,025 -,525 ,159 ,518 ,390 ,156 -,028 -,402 6 ,290 ,130 -,246 ,282 ,075 -,689 ,257 ,439 ,141 7 ,245 ,240 ,032 ,261 -,106 ,091 -,821 ,310 -,156 8 ,220 ,228 -,051 -,020 -,177 ,567 ,233 ,363 ,598 9 ,193 -,030 -,145 -,016 ,414 -,149 -,337 -,495 ,623 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. Sumber: Hasil output SPSS yang telah diolah Dalam tabel.4.50 terlihat angka-angka yang terdapat pada diagonal, antara component 1 dengan component 1, component 2 dengan component 2, component 3 dengan component 3, component 4 dengan component 4, component 5 dengan component 5, component 6 dengan component 6, component 7 dengan component 7, component 8 dengan component 8, component 9 dengan component 9, dapat dijelaskan bahwa pada diagonal faktor (Compenent) 1, 4, 5, 6, 7, dan 9 jatuh di atas angka 0,5 yaitu (0.526, 0.710, 0.518, -.689, -.821, dan 0.623), membuktikan bahwa keenam faktor (Compenent) yang terbentuk sudah tepat karena mempunyai korelasi yang tinggi dan sudah mewakili. Diagonal Compenent 2, 3, dan 8 menunjukkan angka dibawah 0.5 hal ini menunjukkan bahwa ada component lain pada masing-masing faktor yang mempunyai korelasi cukup tinggi. Pada faktor (component) 2, diagonalnya menunjukkan angka 0,291. Component 2 pada faktor-faktor 3, 5, 6, 8, dan 9 menunjukkan angka lebih kecil yaitu -.102, -.025, 0.130, 0.228, -.030, namun pada faktor 1, 4, dan 7 menunjukkan angka yang besar yaitu -.744, 0.472 dan 0.240. Pada faktor Component 3, diagonalnya menunjukkan angka -.283, Component 3 pada faktor-faktor 1, 6, 7, 8, dan 9 lebih kecil (-.015, -.246, .145, -.051, 0.032), pada faktor 2, 4, dan 5 menunjukkan angka lebih besar (0.626, 0.407 dan -.525). Sedangkan faktor Component pada faktor 8, diagonalnya menunjukkan angka 0.363, Component 8 pada faktor-faktor 1, 2, 4, 5, dan 7, menunjukkan angka lebih kecil ( 0.123, 0.091, -.358, .028, dan 0.310). Pada faktor 3, 6, dan 9 menunjukkan angka yang lebih besar yaitu (-.427, 0.439, dan -.495). BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan dari data tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda adalah sebagai berikut: 1. Faktor 1 sosial budaya (nilai eigenvalue 27,996%), merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda, karena faktor ini memiliki pengaruh paling luas dan memiliki nilai eigenvalue tertinggi. 2. Faktor 2 pribadi dan psikologi (nilai eigenvalue 7,754%), faktor kedua ini merupakan faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda. 3. Faktor 3 merek (nilai eigenvalue 5,894%), faktor merek merupakan faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda. 4. Faktor 4 pelayanan (nilai eigenvalue 5,452%), faktor pelayanan merupakan faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda. 5. Sedangkan faktor 5 produk (nilai eigenvalue 4,263%), faktor 6 harga (nilai eigenvalue 3,770%), faktor 7 promosi (nilai eigenvalue 3,301%), faktor 8 distribusi (nilai eigenvalue 3,137%), dan faktor 9 kepercayaan (nilai eigenvalue 2,745%), masing-masing merupakan faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda. B. Implikasi Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor 1 sosial budaya, faktor 2 pribadi, faktor 3 merek, faktor 4 pelayanan, faktor 5 kualitas produk, faktor 6 harga, faktor 7 komunikasi, faktor 8 persediaan, dan faktor 9 kepercayaan merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda, sehingga dengan temuan penelitian ini akan memberikan dampak atau implikasi kepada pihak-pihak tertentu, adapun implikasinya adalah sebagai berikut: 1. Bagi dunia penelitian, penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya, yaitu indikator-indikator apa saja yang masih menjadi daya tarik konsumen tentang keputusannya untuk membeli sebuah produk, secara khusus pembelian sepeda motor. 2. Bagi Perusahaan Honda atau PT Astra Honda Motor, dengan adanya penelitian ini bisa mengeluarkan strategi baru bagaimana mempertahankan pangsa pasarnya, dengan berbagai indikator-indikator yang telah dianalisa, maka membentuk faktor-faktor yang dapat dijadikan referensi untuk membuat kebijakan bagi perusahaan. 3. Bagi konsumen dengan adanya penelitian ini, maka konsumen akan melihat bagaimana perusahaan menjawab kebutuhan ataupun keinginan dari konsumen, antara lain: apakah Honda masih irit, berkualitas, dengan harga yang tepat, dan ekonomis. Maka keputusan konsumen akan membeli produk dari Honda lebih terbuka lebar apabila keinginan mereka terpenuhi. Dari hasil penelitian dan didasarkan pada kesimpulan yang ada, maka dapat dikemukakan bahwa dari 37 variabel dapat disarikan menjadi 9 faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda, maka bagi pihak Perusahaan dalam hal ini PT Astra Honda Motor (PT AHM), dapat memperhatikan faktor-faktor yang telah terbentuk, faktor-faktor itu antara lain adalah faktor 1 sosial budaya, faktor 2 pribadi dan psikologi, faktor 3 merek, faktor 4 pelayanan, faktor 5 produk, faktor 6 harga, faktor 7 promosi, faktor 8 distribusi, dan faktor 9 kepercayaan. DAFTAR PUSTAKA Abdurachman, Ujianto ,” Analisis Faktor-Faktor yang Menimbulkan Kecenderungan Minat Beli Konsumen Sarung (Studi Perilaku Konsumen Sarung di Jawa Timur),” Staf Pengajar Fakultas Ekonomi, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 6, No. 1, Maret 2004 34 – 5,3,Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya: 2004. Alim, Hanif Nur, “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Membeli Obat Di Apotik (Studi Kasus di Apotik “SEHAT”)”, Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Teknik, 2008. Arwani dan Kristyanto ,”Analisis Pengaruh Factor Bauran Pemasaran Dan Factor Individu Terhadap Keputusan Pembelian Memilih Bank Syariah Di Kota Malang”,Teknologi dan manajemen informatika, Vol 5, Nomor 2, Agustus, Malang, 2007. Assauri, Sofjan.”Manajemen Pemasaran, Dasar,Konsep, dan Strategi”, Ed.1.Cet 7, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004. Ferrinadewi, Erna, “Atribut Produk Yang Dipertimbangkan dalam Pembelian Kosmetik dan Pengaruhnya pada Kepuasan Konsumen Di Surabaya”, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7, No. 2, September: 139-151, 2005. Ghozali, Imam, ”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Cetakan IV, Semarang, 2006. Hamid, Abdul,”Buku Panduan Penulisan Skripsi”Fakultas ekonomi dan Ilmu Sosial, 2007. Ismail Yusanto, Muhammad, ” Pengantar Manjemen Syari’at”, PT Khourul Bayaan, Jakarta, 2003. Kotler, (terjemahan A.B. Susanto), “Manajemen Pemasaran di Indonesia”, Jilid1 Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta, 1999. _____, (terjemahan A.B. Susanto), “Manajemen Pemasaran di Indonesia”, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta, 2001. Kotler, Philip, ”Marketing Manajemen”, 10 th edition, Jilid I, Pt Indeks Jakarta, 2004. Kotler, Philip dan Amstrong, ”Dasar-dasar Pemasaran”, Edisi sembilan, Jilid 2, PT Indeks, Jakarta, 2004. Kotler,Philip dan Keller, Kevin Line,Edisi Bahasa Indonesia,”Manajemen Pemasaran”,Jilid 1, Ed 12,PT Indeks,2007. Kurniawan, Hery,”Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk Mie instan merek sedaap” (studi pada mahasiswa fakultas ekonomi unmer malang), Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Malang, 2006. Machfoedz, Mahmud, ”Pengantar Bisnis Modern”, Ed 1, PT ANDI,Yogyakarta, 2007. Manulllang, M, ”Dasar-dasar Manajemen”, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2005. Muhammad, Ardinal, “Analisis Factor Lingkungan Terhadap Keputusan Pembelian Telepon Genggam di Kalangan Mahasiswa Universitas Widayatama Bandung”, Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widayatama Bandung, 2005. MS, Mahrinasari,” Analisis Faktor Penentu Ekuitas Merek(Studi Pada Produk Tabungan, Tiga Bank Umum Terbesar Di Provinsi Lampung),”, Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Unila Jurnal Bisnis Dan Manajemen Vol. 2 No.3 Hal. 159 -256 Bandar Lampung Mei, 2006. Novianti,”Survey Keputusan Pembelian,”,Ed 07/Juli,jurnal ISIP ilmu social dan ilmu politik, Yayasan Kampus Tercinta, Jakarta, 2008. Noviani, Ismalia, “Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Garam Beryodium Di Rumah Tangga Di Desa Sumurgede Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun 2007”, Fakultas Ilmu Keolahragaan Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang, 2007. Prabu Mangkunegara, Anwar,”Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan”, Cet 8, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008. P Siagaan, Sondang, ”Manajemen Sumber Daya Manusia”, Ed 1, Cet 16, PT Bumi Aksara, 2008. Rangkuti, Freddy,”Riset Pemasaran”,cet ketujuh April, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005. Semuel, Kosasih, Novia, ”Perilaku dan Keputusan Pembelian Konsumen Restoran Melalui Stimulus 50% Dicount di Surabaya”, jurnal manajemen pemasaran, vol. 2, no. 2, Oktober 2007: 73-80. Sarwono, Jonathan, ”Analisis Data Penelitian Menggunakan SPPS”,Ed.1, PT ANDY, Yogyakarta, 2006. Sekaran,Uma,”Research Methods for Business Metodologi Penelitian untuk Bisnis”, Jilid 2, Ed 4, Salemba Empat, Jakarta,2006. Siringoringo, Hotniar dan Amelia, Yussy,” Identifikasi Faktor Yang Mempengaruhi Frekuensi Pembelian Konsumen, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 164241 [email protected], Majalah Ekonomi Dan Komputer No.2 Tahun XIV-2006. Sudiyarti dan Hanani,”Kajian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Membeli / Mengkonsumsi Buah Lokal)”, diakses melalui internet dengan alamat http://lecture.brawijaya.ac.id/ nuhfil/files/2009/03/makalah-jurnal.pdf,www.apli.or.id/download_pdf. php?id=13&PHPSESSID=5eb1245ae42ba092801e4abf8327fcd4,http://w ww.smecda.com/kajian/files/Jurnal_3_2008/02_Lestari.pdf. Sumarwan, dkk, ”Pemasaran Startegik - Stategi Untuk Pertumbuhan Perusahaan dalam Penciptaan Nilai bagi Pemegang Saham”,Ed Pertama, Inti Prima Promosindo, Jakarta, 2009. Suprapto, J,”Analisis Multivariat Arti & Interpretasi”. Cet Pertama, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2004. Suryani, Tatik, ”Perilaku Konsumen:Implikasi Pada Strategy Pemasaran”, Edisi pertama, Graah Ilmu, Yogyakarta, 2008. Sutisno, Edi, ”Manajemen Sumber Daya Manusia”, Ed Pertama, Cet ke 1, Kencana Media Group, Jakarta, 2009. TH Goh, Sunny dan Kheng-Hor, Khoo,”Marketing wise”, PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2003. Tedjakusuma,Ritawati, dkk ”Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian Air Minum Mineral di Kotamadya Surabaya”, Jurnal Penelitian Dinamika Sosial Vol. 2 No. 3 Desember : 48 -58, 2001. Urip Wahyuni, Dewi,” Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat”, Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Fatahillah Surabaya, Vol.10, No. 1, Maret 2008 hal 30-37. 2008. Umar, Husein, ” Business An Introduction”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003. Umar, Husein, ” Studi Kelayakan Bisnis”, Edisi tiga, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005. Wahyudian, at.al, ”Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Konsumsi Kopi dan Analisis Pemetaan beberapa merek Kopi dan Implikasinya pada Pemasaran Kopi”, IPB, Jurnal Manajemen & Agribisnis, Vol.1. No1 April:55-68: 2003. Lampiran 4 Kuesioner Penelitian Kepada : Bpk/Ibu/Sdr Ditempat Dalam rangka adanya penelitian untuk tugas akhir program Sarjana Strata 1 (S1) di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul skripsi “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR MEREK HONDA (Studi Kasus Konsumen Sepeda Motor Merek Honda di Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan)”, Saya mohon kesediaan Bpk/Ibu/Sdr berkenan mengisi angket yang telah saya sediakan di bawah ini. A. Petunjuk Pengisian Kuesioner. Isilah pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda (√) dalam salah satu kolom jawaban. Adapun makna alternative jawaban yang dimaksud adalah sebagai berikut: Keterangan SS S R TS STS (Sangat (Setuju) (Ragu- (Tidak (Sangat Tidak ragu) Setuju) Setuju) Setuju) B. Biodata Responden: Nama Responden :……………………………………………………………………….. 1. Jenis kelamin : Contreng (√)lingkaran salah satu saja o 1.Pria o 2.Wanita 2. Berapakah Usia anda? Contreng (√)lingkaran salah satu saja o Di bawah 25 tahun o 25 – 35 tahun o Di atas 35 tahun 3. Apa perkerjaan anda? Contreng (√)lingkaran salah satu saja o o o o Swasta o Yang lainnya sebutkan……………. o Pelajar/Mahasiswa Wiraswasta PNS Alamat : ………………………………………….tlp..……………..……………… ………….……. Kelurahan………………………………………………………………………….. ………………… Kecamatan………………………………………………………………………… …………………. C. PERNYATAAN KUESIONER 1. Apakah anda memiliki sepeda motor merek Honda? Contreng(√) salah satu jawaban o Ya o tidak 2. Seberapa seringkah anda menggunakan/memakai sepeda motor Merek Honda? Contreng(√) salah satu jawaban o Sangat sering o sering o Tidak sering/jarang o Sangat tidak sering Contreng (√)salah satu jawaban Anda di kotak yang telah disediakan Q PERNYATAAN 1 Mesin sepeda motor merek Honda tahan terhadap getaran. 2 Sepeda motor merek Honda nyaman saat dikendarai 3 Menurut saya sepeda motor merek Honda irit BBM SS S R TS STS 4 Sepeda motor merek Honda memiliki fitur khusus(seperti lampu yang terang,pengaman kunci, warna yang bervariasi, felg yang variatif) 5 Menurut saya,sepeda motor merek Honda memiliki kecepatan yang tinggi 6 Body sepeda motor merek Honda kokoh/kuat dan menarik 7 Harga motor merek Honda yang tinggi mencerminkan kualitas, performa dan reputasi merek yang handal 8 Sepeda motor merek Honda telah memberikan harga diskon yang sesuai dengan harapan saya 9 Menurut saya, Harga purna jual sepedamotor Honda tinggi 10 Sepeda motor merek Honda memiliki harga yang bersaing dengan motor merek lain. 11 Karena tempat tinggal saya semakin berkembang dan moderen, sehingga mendorong saya untuk membeli sepeda motor merek Honda. 12 Dengan membeli sepeda motor merek Honda, dapat mencerminkan kesejahteraan dan kemakmuran hidup saya, dalam bermasyarakat. 13 Dengan membeli sepeda motor merek Honda dapat meningkatkan rasa solidaritas terhadap teman-teman dan lingkungan 14 Sepeda motor merek Honda dapat diterima dilingkungan tempat tinggal saya, sehingga saya tertarik untuk membeli. 15 Saya membeli sepeda motor merek Honda, karena mendapat dukungan dari keluarga 16 Saya membeli sepedamotor merek Honda karena adanya informasi yang bernilai positif dari teman tentang Honda. 17 sepedamotor merek Honda, mempermudah saya untuk berperan aktif dalam lingkungan kerja maupun masyarakat 18 Dengan memiliki sepedamotor merek Honda dapat memberikan nilai status yang baik dalam bermasyarakat. 19 Saya termotivasi membeli sepeda motor merek Honda karena dapat meningkatkan kepuasan diri dan kepercayaan diri. 20 Saya membeli Honda karena saya mengetahui kelebihan sepeda motor Honda: irit BBM, produknya berkualitas. 21 Saya lebih memilih sepeda motor merek Honda karena memiliki pengalaman baik dan mendapat informasi yang bernilai positif tentang sepeda motor merek Honda. 22 Sepeda motor merek Honda sesuai dengan kebutuhan perkerjaan saya, misalnya(kekantor/ kekampus,…dll) 23 Saya memperhatikan kondisi keuangan pribadi dalam membeli sepeda motor merek Honda. 24 Saya memilih sepeda motor merek Honda karena sesuai dengan gaya hidup sekarang 25 Saya memakai Sepedamotor merek Honda karena dapat diterima disegala kalangan usia. 26 Saya dapat dengan cepat mengingat simbol atau logo merek Honda, karena logonya menjadi identitas pembeda dengan merek lain. 27 Menurut merupakan saya, sepeda merek motor Honda berkualitas tinggi dibanding sepedamotor merek lain 28 Menurut saya, sepeda motor merek Honda dapat diandalkan disetiap kondisi karena mempermudah perkerjaan/aktivitas saya. 29 Menurut saya sepeda motor Merek Honda memiliki citra yang baik karena produknya yang berkualitas 30 Menurut saya, sepeda motor merek Honda mudah didapat dan dibeli disemua dealer Honda yang telah banyak berdiri diberbagai tempat 31 Saya memilih tempat pembelian sepeda motor merek Honda yang terkenal dan memiliki fasilitas lengkap (misal: adanya tempat service yang nyaman) 32 Tempat pembelian sepeda motor merek Honda dapat ditempuh dengan cepat karena jaraknya dekat dan jalur aksesnya mudah. 33 Suku cadang sepeda motor merek Honda murah, mudah didapat dan kualitasnya terjamin. 34 Iklan Honda yang sering ditampilkan di media masa dan elektronik (TV) sangat menarik. 35 Petugas Honda telah memberikan penjelasan yang detail tentang sepeda motor merek Honda sehingga saya tertarik untuk membelinya. 36 SPG sepeda motor merek Honda sangat ramah dan berpenampilan menarik. 37 SPG sepeda motor merek Honda sangat komunikatif terhadap konsumen. 3. Berapakah biaya sehari-hari anda dalam satu bulan (listrik, makan, dll) yang tidak termasuk cicilan kendaraaan atau bayaran rumah? Contreng (√)dalam kolom, salah satu saja. Kurang dari Rp 500.000,Rp 500.000 – Rp 1000.000,Lebh dari Rp 1.000.000,Terima kasih, atas kerjasama yang baik diantara kita. Semoga kesuksesan selalu menyertai Saudara Hormat saya Nurcahyo Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta