Tata-laksana Terkini Asma Akut dengan Terapi Inhalasi Definisi Asma Asma adalah .... gangguan inflamasi kronik hipersensitifitas bronkus bronkokonstriksi yang reversibel dengan atau tanpa pengobatan GINA 2012 Gejala ASMA: hanya puncak dari gunung es1 GEJALA ASMA Obstruksi saluran napas • Batuk • Sesak napas • Mengi (wheezing) • Dada rasa tertekan • Bronkokonstriksi • Edema bronkus • Hiper-sekresi mukus • Keterlibatan sel-sel inflamasi – eosinofil, dll Hiper-responsif bronkus Inflamasi saluran napas 1. Warner O. Am J Resp Crit Care Med 2003; 167: 1465–1466. Faktor Resiko terjadinya Asma Inflamasi Hiper-reaktif saluran napas Gangguan aliran udara pernapasan Faktor resiko terjadi eksaserbasi Gejala Asma (sesak napas, mengi, dada tertekan, batuk) Patologi Asma Asma merupakan penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan hiper-responsif saluran napas: short-term consequences. .and long-term consequences Gejala & obstruksi saluran napas karena: Bronkokonstriksi Sumbatan mukus Udema mukosa Infiltrasi/aktivasi sel inflamasi Bousquet J et al. Am J Respir Crit Care Med 2000;161:1720–1745; GINA Report 2012 (www.ginasthma.org); Beckett PA et al. Thorax 2003;58:163–174 Remodelling: Peningkatan vaskularisasi Gangguan sel epitel Peningkatan massa otot polos saluran napas (hyperplasia) Penebalan membran basalis retikular Eksaserbasi Asma (serangan asma) “Suatu episode dari sesak napas, batuk, mengi dan rasa tertekan di dada atau kombinasi dari gejalagejala tersebut yang terjadi secara progresif dan cepat” GINA Updated 2012 Tujuan dari Penatalaksanaan Eksaserbasi Asma (asma akut) • Membebaskan obstruksi jalan napas dan hipoksemia secepat mungkin • Mencegah kekambuhan Catatan: makin cepat pengobatan dimulai, makin mudah mengatasi serangan . GINA 2012 Keparahan dari Eksaserbasi Asma* GINA 2012 Sesak napas Berbicara dalam Kewaspadaan Frek. Pernapasan Otot Bantu Napas dan Retraksi Suprasternal Wheezing Nadi/menit Pulsus paradoksus % APE yg diprediksi setelah bronkodilator awal PaO2 (on air)** dan / atau PaCO2** SaO 2 % (on air)** Mild (ringan) Berjalan Moderate (sedang) Berbicara Infant-softer; Menangis pendek; Sulit makan Severe (berat) Beristirahat Bayi berhenti menyusui Dapat berbaring Duduk lebih nyaman Membungkuk kedepan Kalimat lengkap Kalimat tdk lengkap Kata-kata Mungkin gelisah Biasanya gelisah Usually agitated Meningkat Meningkat Sering > 30/min Frekuensi pernapasan norm al dari anak-anak pada saat tidak tidur (bangun): Usia Frek. norm al <bulan 2 months < 60/menit 2-12 bulan < 50/menit 1-5 tahun < 40/menit 6-8 tahun < 30/menit Biasanya tidak ada Biasanya ada R espiratory arrest immitent Biasanya ada Sedang, sering hanya pada Keras Biasanya keras akhir ekspirasi < 100 100-200 >120 Penuntun batas dari denyut nadi normal pada anak-anak: Bayi 2-12 bulan - Angka normal < 160/menit Anak belum sekolah 1-2 tahun < 120/menit Anak usia sekolah 2-8 tahun < 110/menit Tidak ada Mungkin ada Sering ada < 10 m m Hg 10-25 m mHg > 25 mmHg (dewasa) 20-40 mmHg (anak) > 80% ± 60-80% < 60% yg diprediksi (< 100 L/m enit dewasa) atau respon <2 jam terakhir Normal, biasa tdk diperlukan > 60 mmHg < 60 mmHg; mungkin sianosis Ngantuk atau Bingung Pergerakan thoracoabdominal paradoksal Tidak ada wheezing Bradikardia Tidak ada mengesankan kecapaian otot pernapasan < 45 m mHg < 45 mmHg > 45 mmHg:m ungkin gagal napas > 95% 91-95% < 90% Hipercapnea (hipoventilasi) berkembang lebih m udah pada anak-anak daripada dewasa dan remaja * Note: Keberadaan dari beberapa parameter, tetapi tidak sem uanya, mengindikasikan klasifikasi um um dari eksaserbasi. ** Note: Kilopascals juga digunakan secara internasional; konversi telah disesuaikan pada keadaan ini. Ref. GINA Updated 2012 Penanganan Asma Eksaserbasi di Rumah Sakit Penilaian Awal Anamnesis, PF (auskultasi, penggunaan otot bantu napas, denyut jantung, frekuensi napas), APE atau VEP1 , saturasi oksigen, dan tes lain yang diperlukan Terapi Awal • Oksigen sampai tercapai saturasi O2 > 90% (95% pada anak-anak) • Inhalasi β2-agonis kerja cepat secara terus menerus selama 1 jam. • Steroid sistemik jika tidak ada respons segera, atau jika pasien sebelumnya sudah menggunakan steroid oral atau jika derajat keparahan sudah berat • Sedasi merupakan kontra-indikasi terapi asma eksaserbasi. Penilaian Ulang setelah 1 jam APE, saturasi Q2, tes lain yang diperlukan GINA 2012 lanjutan . Penilaian Ulang stlh 1 jam Derajat Sedang Derajat Berat • APE 60-80% dari yang diperkirakan • Pem. Fisik : gejala sedang, penggunaan otot bantu pernapasan • Oksigen • Inhalasi β2-agonis dan anti-kolinergik setiap 60 menit • Glukokortikosteroid oral • Teruskan terapi 1-3 jam jika ada perbaikan • APE < 60% dari yang diperkirakan • PF: gejala berat saat istirahat, retraksi dada • Riwayat faktor resiko mendekati asma yang fatal • Tidak ada perbaikan setelah terapi awal • Oksigen • Inhalasi β2 -agonis dan anti-kolinergik • Glukokortikosteroid sistemik • Magnesium IV Penilaian Ulang stlh 1-2 jam Respons baik selama 1-2 jam GINA 2012 Respons tidak baik selama 1-2 jam Respons buruk selama 1-2 jam Respons Baik • Bertahan 60 menit setelah terapi terakhir • PF : normal • APE > 70% • Tidak stres • Saturasi O2 > 90% (95% pada anak-anak) Respons tidak lengkap • • • • Resiko tinggi asma fatal PF: gejala ringan-sedang APE < 60% Saturasi O2 tidak membaik Pulangkan ke Rumah • Lanjutkan β2-agonis inhalasi • Pertimbangkan steroid oral • Pertimbangkan inhaler kombinasi • Edukasi pasien: Cara pakai obat yang benar Buat rencana aksi Follow-up teratur Rawat Rumah Sakit (acute care setting) • Oksigen • Inh β2-agonis ± anti-kolinergik • Steroid sistemik • Magnesium IV • Monitor APE, saturasi O2 , nadi Perbaikan Kriteria bisa dipulangkan • jika APE > 60% dari yang diperkirakan • Kondisi tetap pada saat terapi oral / inhalasi Tidak membaik Respons jelek • Resiko tinggi asma fatal • PF: gejala berat, kesadaran menurun, kebingungan • APE < 30% • PCO2 > 45mm Hg • PO2 < 60mm Hg Rawat di ICU • Oksigen • Inh β2-agonis + anti-kolinergik • Steroid IV • Pertimbangkan β2 -agonis IV • Pertimbangkan teofilin IV • Intubasi dan ventilasi mekanik jika perlu Rawat di ICU Jika tidak ada perbaikan setelah 6-12 jam Terapi yang tidak direkomendasi untuk pengobatan serangan : • Sedatif (harus dihindari) • Obat Mukolitik (memperburuk batuk) • Terapi fisik dada/fisioterapi (menambah ketidaknyaman pasien) • Hidrasi dengan cairan dalam volume yg banyak untuk dewasa dan remaja (mungkin diperlukan pada anak-anak dan bayi) • Antibiotik (bukan mengobati serangan tetapi diindikasikan untuk pasien yang juga mempunyai pneumonia atau infeksi bakteri seperti sinusitis) Pengobatan Utama untuk Eksaserbasi Asma (asma akut) • Penggunaan berulang dari Beta 2agonis kerja singkat • Menggunakan kortikosteroid lebih awal • Oksigen GINA 2012 Apa peranan steroid? Perbandingan APE pada steroid dan non-steroid grup AVG PEFR (l/min) 350 300 CS group Non CS group 250 200 150 100 50 0 0 20 mins 4 hrs Tobing NH. Bagian Pulmonologi FKUI, 1992 8 hrs 12 hrs 16 hrs 20 hrs 24 hrs Efek steroid terhadap sel Structural cells Inflammatory cells Eosinophil Epithelial cell Numbers (apoptosis) Cytokines mediators T-lymphocyte Endothelial cell Cytokines Leak Mast cell Glucocorticoids Numbers Airway smooth muscle Macrophage β2-receptors Cytokines Mucus gland Dendritic cell Mucus secretion Numbers Barnes. JACI 1998 Konsentrasi Sistemik dari Kortikosteroid pada penggunaan jangka panjang Efek Samping yang tidak diinginkan Bioavailabilitas Oral (steroid inhalasi vs non-inhalasi) Steroid Fluticasone propionate Budesonide Dexamethasone Prednisolone Bioavailabilitas < 1% 11% > 80% > 80% Semakin rendah bioavailabilitas, semakin aman obat tersebut º Harding SM,Respir Med 1990;84 (Suppl A)25-29 º Al Habet S,Rogers HJ,Br J Pharmacol 1980;10:503-508 º Ryrfeldt A,Anderson P et al,Eur J Resp Dis 1982;122:86-95 Selektivitas Tinggi pada Reseptor Glukokortikoid º Data on file ,Allen & Handburys Limited (PCN : 050) º Skidmore I,Allergy 1992;47 :346 Peranan ICS pada asma akut • ICS lebih aman dibandingkan steroid sistemik • Steroid sistemik perlu waktu 4-24 jam: – ↑ fungsi paru – ↓ perawatan rumah sakit • ICS memberikan efek yang lebih cepat (1-2jam) ketika diberikan dalam dosis multipel dengan interval waktu <30 menit selama 90-120 menit. Rodrigo GJ, Rapid effect of ICS on Acute Asthma. Chest 2006;130:1301-1311 Bagaimana perbandingan efikasi FP nebules dibandingkan steroid sistemik? FP Nebules vs Prednisolone untuk eksaserbasi akut asma • R, DB, Paralel, studi 7-hari pada anak-anak dengan eksaserbasi asma • 320 anak - anak usia 4 - 16 tahun diberikan FP nebules 2000 µg/hr atau prednisolon oral • Dosis Prednisolone : 2 mg/kg/hari selama 4 hari kemudian 1 mg/kg/hari selama 3 hari Manjra et al. Respir Med 2000 FP Nebules vs prednisolon pada eksaserbasi asma 260 250 240 230 220 210 200 190 180 170 160 150 p=0.034 FP 2000 µg/hari Prednisolon 2 mg/kg - 4 hari, 1 mg/kg - 3 hari 1 2 3 4 5 Hari setelah eksaserbasi Manjra et al. Respir Med 2000 6 7 Comparison efficacy of fluticasone nebulized versus methyl prednisolon IV in acute severe asthma Atika Sari, Faisal Yunus, dkk. Majalah Kedokteran Indonesia 2005 Perubahan nilai PEFR sebelum dan sesudah pemberian steroid p > 0,05 0,5 mg FP nebules diberikan 3x pada menit 0, menit 20 dan menit 40 Atika Sari, Faisal Yunus, dkk. Maj Kedokt Indonesia 2005 125 mg Metil Prednisolon IV diberikan pada menit 0 Apakah kita harus selalu memakai kombinasi Salbutamol + anti-kolinergik dibandingkan salbutamol saja? Apa perlu menambahkan inhalasi antikolinergik ke β2 agonis dalam mengobati asma akut pada anak & remaja? A systematic review • Penambahan dosis multipel antikolinergik terhadap inhalasi β2 agonis bermanfaat pada penatalaksanaan awal asma eksaserbasi yang berat pada anak dan remaja (VEP1 <55% dari yang diprediksi) • Bagi kelompok anak & remaja yang menderita asma eksaserbasi ringan – sedang, tidak ada manfaat penambahan antikolinergik terhadap β2 agonis • Hanya ada sedikit bukti ilmiah yang mendukung penambahan antikolinergik terhadap setiap inhalasi β2 agonis, tanpa melihat tingkat keparahan pasien Plotnick LH & Ducharme FM. BMJ 1998;317:971-977 Uji klinis acak tentang penambahan IB terhadap salbutamol & CS pada anak-anak yang dirawat karena asma eksaserbasi akut • Metoda desain: acak, DB, placebo-controlled • Intervensi: 80 anak (1-18 thn) diacak untuk mendapatkan nebulisasi ipratropium bromide 250 mcg atau NaCl isotonik 1 mL. Semua anak menerima nebulisasi salbutamol dan CS sistemik • Hasil pengukuran: – Primer: skor asma klinis tervalidasi (setiap 6 jam selama 36 jam) – Sekunder: FEV1, saturasi O2, Σ dosis obat inhalasi, waktu untuk menginhalasi obat dan lama perawatan rumah sakit Goggin N, et al. Arch Pediatr Adolesc Med 2001;155:1329-1334 GINA 2012 Uji klinis acak tentang penambahan IB terhadap salbutamol & CS pada anak-anak yang dirawat karena asma eksaserbasi akut Goggin N, et al. Arch Pediatr Adolesc Med 2001;155:1329-1334 GINA 2006 Uji klinis acak tentang penambahan IB terhadap salbutamol & CS pada anak-anak yang dirawat karena asma eksaserbasi akut • Hasil: – Tidak ada perbedaan signifikan (p=0.07) antara kedua grup dalam hal skor asma seluruh waktu. – Tidak ada perbedaan signifikan antara kedua grup dalam hal hasil sekunder. • Data keamanan: – Rata-rata denyut jantung pada grup ipratropium bromida berkisar 6-10 denyut/menit lebih cepat dibandingkan grup plasebo (p=0.01) • Kesimpulan: penambahan IB terhadap salbutamol dan CS pada pengobatan anak-anak yang dirawat karena asma menunjukkan tidak ada manfaat. Goggin N, et al. Arch Pediatr Adolesc Med 2001;155:1329-1334 GINA 2006 Apa yang harus diperhatikan saat pasien akan dipulangkan? Pasien yang akan dipulangkan • Pemberian inhalasi SABA prn sampai pasien kembali ke kondisi sebelum eksaserbasi • Ipratropium tidak memberikan manfaat setelah keadaan akut selesai dan sebaiknya dihentikan • Pasien harus mulai diberikan atau dilanjutkan pemberian steroid inhalasi • Cek cara pemakaian obat termasuk teknik memakai alat-alat inhalasi • Cari tahu faktor pencetus eksaserbasi dan ajarkan cara menghindarinya Kesimpulan • Asma merupakan penyakit yang terdiri atas 2 komponen utama: inflamasi & bronkokonstriksi • Penanganan utama serangan asma yaitu: mengatasi hipoksemia, mengatasi bronkokonstriksi dan mencegah kekambuhan • Berdasarkan guideline dan meta-analisa: terapi awal serangan asma adalah inhalasi SABA (tidak perlu dikombinasikan dengan anti-kolinergik) • Steroid inhalasi menjadi alternatif terapi asma akut karena potensi efek samping yang lebih kecil dan efek kerja yang lebih cepat • Beberapa literatur menunjukkan steroid inhalasi memunyai efikasi yang sebanding dengan steroid sistemik. Oleh karena asma terdiri atas 2 komponen gejala yaitu: inflamasi & bronkokontriksi maka .... Asma Eksaserbasi Beta 2-agonis Kortikosteroid 2,5 mg Salbutamol BP 0,5 mg Fluticasone Propionate dalam 2,5 ml larutan NaCl isotonik dalam 2 ml NaCl isotonik Ventolin Nebules • Indikasi: Asma, PPOK, bronkokonstriksi sebab yang lain • Kontra Indikasi: hipersensitif komponen • Peringatan/perhatian khusus: tidak digunakan bersamaan beta blocker Ventolin Nebules Efek samping: - Tremor halus otot rangka - Palpitasi - Iritasi mulut & tenggorokan - Bronkospasme paradoksal - Sakit kepala OVERDOSIS: Antidotum yang dianjurkan saat overdosis salbutamol adalah β-bloker kardioselektif Ventolin Nebules Dosis ANAK dan DEWASA Dosis awal adalah 2.5 mg. Dapat ditingkatkan menjadi 5 mg. Pengobatan dapat diulang 4 kali sehari. Pada orang dewasa, dosis dapat diberikan sampai 40 mg/hari dengan pengawasan yang ketat di rumah sakit pada pasien obstruksi saluran napas berat Flixotide Nebules • Indikasi: Mengatasi Gejala & Eksaserbasi Asma • Kontra Indikasi: hipersensitif komponen • Peringatan/perhatian khusus: tidak digunakan tunggal untuk mengatasi bronkospasme akut tetapi dibutuhkan juga SABA (Ventolin Nebules) Flixotide Nebules • Efek samping: Kandidiasis pada mulut & tenggorokan Suara serak Bronkospasme paradoksal Kemungkinan terjadi efek samping sistemik: supresi adrenal, growth retardation, glaukoma, katarak, dll • Pencegahan efek samping: Kumur-kumur setelah nebulisasi Membersihkan mulut dan sekitarnya Bagi pasien yang kulitnya sensitif, oleskan vaselin di sekitar mulut sebelum nebulisasi Membersihkan alat secara rutin Dosis Usia Dosis Dewasa & Remaja >16 yrs 500 - 2000 mcg, 2x sehari Anak & Remaja 4-16 yrs 1000 mcg, 2 x sehari Tidak dibutuhkan penyesuaian dosis pada orang tua atau pasien dengan perburukan hati dan ginjal Obat Pengontrol Asma Seretide Diskus 100 Seretide Diskus 250 Seretide Diskus 500 50mcg SAL + 100mcg FP 50mcg SAL + 250mcg FP 50mcg SAL + 500mcg FP Seretide MDI 125 Seretide MDI 50 25mcg SAL + 125mcg FP 25mcg SAL + 50mcg FP Efek HPA-axis dari FP nebules vs Prednisolon oral pada Asma Anak Efek HPA-axis dari FP nebules pada asma anak • • R, DB, DD, CO study • 31 anak dengan rata-rata usia 8 thn diberikan FP nebules 2000 µg/hr atau prednisolon oral • Dosis prednisolon: 2 mg/kg/hr - 4 hari diikuti dgn 1 mg/kg/hr selama 3 hari Membanding efek (7-hari) dari FP nebules dan prednisolon oral pada ekskresi kortisol bebas dalam urin 24-j, paparan sistemik dan keamanan pada anak dengan eksaserbasi asma Ref : Price.J,et al. Respiratory medicine 96, issue 8, August 2002, 625-631 Efek HPA-axis dari FP nebules pada Asma Anak Urinary-free cortisol : creatinine ratio (ng:mg) FP group (n=28) Prednisolone group (n=29) Day 1 (pre-treatment) 14 12.8 Day 8 (7 days post-treatment) 9.2 5 Adjusted mean 8.9* 5 Assuming all values below the lower limit of detection = 2.5 ng/ml. Adjusted mean : mean after taking account of covariates which were included in the statistical analysis (e.g : age,sex,centre/country). * P = 0.001 compared with oral prednisolone FP nebules (1mg bd) secara bermakna kurang berefek pada ekskresi kortisol bebas dalam uri pada 24-j dibanding prednisolon oral. Ref :Price.J,et al. Respiratory medicine 96, issue 8, August 2002, 625-631