perancangan engine generator control panel menggunakan

advertisement
PERANCANGAN ENGINE GENERATOR CONTROL PANEL
MENGGUNAKAN QUANTUM PLC
Denis.1, Ir. Tejo Sukmadi, M.T2
Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
Email : [email protected]
1
2
Abstrak
Dewasa ini, dimana hampir seluruh aspek kehidupan manusia sudah disentuh oleh teknologi yang
di suplai oleh energi listrik, dimana energi listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi
manusia,Maka dari itu ketersediaan energi listrik harus tetap terjaga. Hal ini tentunya harus didukung
dengan sistem ketenagalistrikan yang baik dengan peralatan dan SDM yang handal.
Sistem ketenagalistrikan yang dimulai dari pembangkitan, transmisi, dan distribusi harus tetap
dijaga kehandalannya serta kualitasnya. Peralatan-peralatan yang digunakan harus tetap dirawat agar
dapat tetap berfungsi dengan baik. Peralatan-peralatan tersebut dapat berupa Motor, Generator, Kondenser
(pada pembangkitan), konduktor, isolator, spacer (pada transmisi), peralatan-peralatan pada Gardu
Induk seperti, PMT, PMS, Trafo-trafo,
sistem proteksi, SCADA (Supervisory Control And Data
Acquisition), dll. Beberapa peralatan tersebut adalah hanya sebagian dari banyak peralatan didalam
ketenagalistrikan.
Maka dari itu, perlu adanya perawatan dan pengontrolan dan monitoring Generator sebagai
usaha atas pemeliharaan equipment yang berada dalam system pembangkitan Tenaga Listrik. Perawatan
Generator terdiri dari inspeksi, perbaikan, penyempurnaan, penyetelan, pengujian, dll. Inspeksi harian
dilakukan selama generator beroperasi. Semua diperiksa dari luar untuk mengetahui apakah ada sesuatu
yang tidak beres, dan jika ternyata terdapat sesuatu yang tidak beres, maka akan segera ditangani.
Kata Kunci : Engine Generator Control Panel, PLC, Perancangan.
utama yakni, dari jaringan. Sehingga
ketika jaringan mengalami gangguan
peralatan yang ada pada pusat
pembangkit maupun Gardu Induk
tetap dapat beroperasi. Misalnya,
peralatan SCADA dan Relay untuk
sistem proteksi. Selain itu juga dapat
digunakan sebagai backup suplai
utama. Untuk mensuplai peralatan AC
maka tegangan
DC dari Batere
diubah menjadi tegangan AC melalui
Inverter.
EGCP
(Engine
Generator
Control Panel) adalah suatu peralatan
yang dibutuhkan untuk sebuah
rangkaian control pengendali sebuah
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk menghasilkan listrik yang
akan dikonsumsi, maka kita harus
membutuhkan suatu pembangkit.
Pembangkit yang baik, adalah
pembangkit
yang
perawatannya
dilakukan secara berkala agar tetap
menghasilkan kualitas tenaga listrik
yang baik. Dalam hal ini Generator
sebagai “Main Equipment” dimana
Generator adalah peralatan yang
menghasilkan energy listrik yang akan
kita konsumsi sehari- hari.
Generator
set
(Genset)
berfungsi sebagai backup suplai AC
1
genset. Pada saat ini telah banyak
beredar kontrol-kontrol genset dari
berbagai merk dan type. Selain itu
memiliki fungsional yang bermacammacam pula, diantaranya:
 Start/ Stop Engine Genset
 Automatic Main Failure
 AMF + Automatic Transfer Switc
 AMF + ATS dan Synchronizing .
Kebanyakan EGCP telah di desain
dari pabrik untuk bekerja/ beroperasi
secara
otomatis
menurut
jenis
gangguannya, EGCP bekerja berdasarkan
komponen komponen penyusunnya seperti
AVR, Diode Fault Detector, Power Factor
Controller,
Automatic
Synchronizer,
Under Frequency Relay, dll. Disini penulis
akan mencoba merancang sebuah Engine
Generator Control Panel Menggunakan
Sebuah Quantum PLC
II. DASAR TEORI
Engine Generator Control Panel
atau yang biasa kita sebut dengan
Generator Control Panel adalah panel
listrik yang fungsi utamanya untuk
mengoperasikan
generator
yang
meliputi starting , running, stoping,
emergency stop dan dilengkapi
dengan proteksi dan monitoring baik
proteksi dan monitoring terhadap
diesel engine maupun terhadap
alternator (generator).
Proteksi terhadap engine antara
lain meliputi :
- Low oil pressure
- High water temperature
- High Oil Temperature
- Over / Under speed
- Low voltage battery
Proteksi terhadap alternator
antara lain meliputi :
- Over/under voltage
- Over/under Frekuensi
- Over current
- Overload
- Over temperature
- Reverse Power
- Unbalancing Voltage
- Unbalancing current
- Earth Fault
Peralatan-peralatan yang
menyusun sebuah Engine Generator
Control Panel:
 Panel View
 Generator Management Relay
 AVR (Auto Voltage Regulator)
 Diode Failure Detector
 Under Frequency Relay
 VAR/ Power Factor Controller
 Auto Synchronizer
 Digital Control
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan laporan kerja
praktek ini adalah untuk mengetahui
prinsip kerja serta komponen-komponen
yang terdapat di dalam Engine Generator
Control Panel, serta dapat merancang
secara sederhana sebuah Engine Generator
Control Panel dengan menggunakan
Quantum PLC.
1.3 Pembatasan Masalah
Makalah
ini
disusun
untuk
mempelajari karakteristik , cara kerja serta
komponen-komponen yang terdapat dalam
Engine Generator Control Panel, serta
mencoba merancang sebuah Engine
Generator Control Panel. Jadi di dalam
makalah ini tidak dibahas mengenai
simulasi pemrograman PLC beserta
aplikasinya.
2
AVR secara otomatis dikarenakan
dilengkapi dengan peralatan seperti alat
yang digunakan untuk pembatasan
penguat minimum ataupun maximum yang
bekerja secara otomatis
Gambar 1 Engine Generator Control Panel
Tampak Depan.
Gambar 3 Diagram AVR
Diode Failure Detector
Diode Failure Detector (DFD)
adalah suatu komponen yang terdapat
pada EGCP yang berfungsi untuk
mendeteksi diode yang tidak bekerja
ataupun rusak. Alat ini bekerja
berdasarkan level arus ripple dari
keluaran exiter. Diode Failure
Detector
akan
mengindikasikan
apakah diode rusak atau tidak, Jika
ternyata terdapat kerusakan diode,
maka Diode Failure Detector akan
mendeteksi kerusakan diode tersebut
dan akan mengambil langkah ataupun
antisipasi terhadap Generator yang
bekerja.
Menurut sensor pendeteksi yang
tertanam pada Diode Failure Detector,
terdapat 2 jenis kerusakan diode,
yaitu:
 Open Dioda
Apabila terjadi open diode, maka
Diode
Failure
Detector
akan
mendeteksi diode tersebut lalu arus
medan
akan
meningkat,
tetapi
Generator masih tetap berjalan, pada
keadaan ini/ pada status ini Generator
Gambar 2 General Layout Engine Generator
Control Panel
2.1 Prinsip Kerja Masing-masing
Komponen pada EGCP
AVR (Auto Voltage Regulator)
Prinsip kerja dari AVR adalah
mengatur arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Apabila tegangan output generator
di bawah tegangan nominal tegangan
generator, maka AVR akan memperbesar
arus penguatan (excitacy) pada exciter.
Dan juga sebaliknya apabila tegangan
output Generator melebihi tegangan
nominal generator maka AVR akan
mengurangi arus penguatan (excitacy)
pada exciter. Dengan demikian apabila
terjadi perubahan tegangan output
Generator akan dapat distabilkan oleh
3
tidak berada dalam tingkat resiko yang
tinggi.
 Short Circuit Dioda
Apabila terjadi Short Circuit pada
diode, maka Diode Failure Detector akan
mendeteksi diode tersebut dan akan
membutuhkan peningkatan arus eksitasi
untuk mempertahankan tegangan pada
alternator. Exiter Regulator Tegangan
akan rusak apabila kondisi ini terus
menerus atau berlangsung secara kontinyu,
maka dari itu output dari detector akan trip
dan generator/mesin akan mati.
maka semakin baik beban tersebut.
Power Factor suatu beban dinyatakan
dengan cos ɸ, jadi harga tertinggi dari
suatu power factor adalah 1 dan harga
terendahnya ialah 0. Power factor
akan bernilai 1 jika antara arus dan
tegangan pada suatu beban adalah
sefasa, dan akan bernilai 0 jika
berbeda fasa 900. Dengan mengacu
pada hal tersebut, maka pengaturan
power factor dilakukan dengan
mendeteksi beda fasa yang terjadi
antara tegangan dan arus yang
mengalir ke beban.
Gambar 4 Wiring Diagram DFD
Gambar 6 Function Block Diagram Power
Factor Controller
Under Frequency Relay
Under Frequency Relay berfungsi
untuk mendeteksi frekuensi yang ada pada
system tenaga listrik dan menjaga
keseimbangan antara beban dengan daya
yang disalurkan dengan cara melepas
beban.
Auto Synchronizer
Auto Synchronizer adalah
peralatan/komponen yang terdapat
pada Engine Generator Control Panel
yang berfungsi untuk mensinkronkan
frekuensi, tegangan, dan beda sudut
fasa antara Generator dengan Bus bar,
atau antar ke 2 generator. Auto
Synchronizer
dilengkapi
dengan
penyinkronan otomatis dari sebuah
generator dengan waktu yang relative
cukup singkat, dengan mengontrol
frekuensi melalui servomotor listrik
atau Motorized Potensiometer.
Gambar 5 Cara Kerja UVR
VAR/ Power Factor Controller
Power
Factor
Controller
adalah alat yang digunakan untuk
mengatur besarnya daya reaktif yang
dikonsumsi suatu beban. Semakin
tinggi power factor suatu beban,
4
ACOS
bekerja
secara
elektrononik dan dapat diatur sesuai
dengan ketentuannya missal yang
terlihat pada gambar 8 diatas.
 Dapat
digunakan
untuk
pengaturan low oil pressure. Apabila
tekanan oli rendah pada mesin, maka
multialarm bias mendeteksi melalui
oil pressure sensor yang diletakan
pada mesin. Apabila mesin kita
dilengkapi dengan solenoid, maka
mesin akan mati sendirinya. Ini
disebabkan karena apabila indicator
low oil pressure menyala pada
multialarm, maka terjadinya tekanan
oli rendah akan menimbulkan
polaritas negative pada no.7 yang
menyebabkan relai K2 tereksitasi
kemudian menggerakan solenoid dan
mematikan mesin.
 Apabila
terjadi
over
temperature, maka indicator over
temperature akan menyala. Hal ini
menyebabkan terjadinya polaritas
negative pada no 7 sehingga
menyebabka relay K2 tereksitasi dan
menggerakana
solenoid
dan
mematikan mesin secara otomatis
 Oil Meter merupakan alat
penunjukan dari tekanan oli pada
mesin
 Temperature Meter merupakan
alat penunjukan temperature pada
mesin
 Hour Meter digunakan untuk
mengetahui jam kerja mesin
 Push Button S9 berfungsi
sebagai emergency stop
Gambar 7 Diagram Rangkaian Auto
Synchronizer dalam mempararel Generator ke
Beban
2.2 Proteksi Terhadap Engine
ACOS (Automatic Change Over
Switch)
ACOS merupakan panel pengendalian
Generator yang berguna sebagai panel
system pengamanan Generator. Proteksi
pada mesin Generator ada 2 macam yaitu:
 Pengamanan Alarm
Bertujuan memberitahukan kepada
operator bahwa ada sesuatu yang tidak
normal dalam operasi mesin generator dan
agar operator segera bertindak.
 Pengaman Trip
Berfungsi
untuk
menghindarkan
mesin generator dari kemungkinan
kerusakan karena ada system yang
berfungsi tidak normal maka mesin akan
stop secara otomatis.
Gambar 8 Skema Rangkaian Cara Kerja
ACOS
5
Beberapa Komponen penting
penyusun suatu PLC adalah:
a) Catu Daya
Catu daya bisa terangkai secara
langsung di PLC atau dapat berupa
unit tambahan. Biasanya tegangan
yang dibutuhkan oleh PLC adalah
24 VDC, 120 VDC atau 220 VAC,
sedangkan arus yang dibutuhkan
untuk mengaktifkan PLC adalah 420 mA
b) Central Processing Unit
CPU merupakan bagian yang
paling penting dari sebuah PLC.
Bagian ini dapat disebut sebagai
pusat pengolah data yang biasanya
terdiri atas mikroprosesor dan
memori. Seluruh program yang
didownload akan diproses pada
bagian ini.
c) Modul I/O
Modul I/O adalah komponen
antar muka PLC yang terhubung
dengan perangkat field. Modul
input biasanya terdiri dari sensor
dan tranducer yang biasanya
digunakan untuk mengambil suatu
data lapangan. Modul output
terhubung pada actuator atau relay.
d) Perangkat Pemrograman
Perangkat
pemrograman
merupakan komponen tambahan,
artinya tidak terhubung langsung
pada field. Perangkat ini berupa
computer yang didalamnya terdapat
suatu software untuk melakukan
pemrograman terhadap PLC.
III. Perancangan Engine Generator
Control
Panel
Menggunakan
Quantum PLC
3.1 Programmable
Logic
Control
(PLC)
Programmable
Logic
Controllers (PLC)
adalah
komputer
elektronik yang mudah digunakan (user
friendly) yang memiliki fungsi kendali
untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan
yang beraneka ragam . Definisi PLC
menurut Capiel (1982) adalah “Sistem
elektronik yang beroperasi secara dijital
dan didisain untuk pemakaian di
lingkungan industri, dimana sistem ini
menggunakan memori yang dapat
diprogram untuk penyimpanan secara
internal
instruksi-instruksi
yang
mengimplementasikan
fungsi-fungsi
spesifik
seperti
logika,
urutan,
perwaktuan, pencacahan dan operasi
aritmatik untuk mengontrol mesin atau
proses melalui modul-modul I/O dijital
maupun analog”.
Berdasarkan dari namanya, konsep
PLC adalah sebagai berikut:
 Programmable
Menunjukkan kemampuan dalam hal
memori untuk menyimpan program yang
telah dibuat yang dengan mudah diubahubah fungsi atau kegunaannya.
 Logic
Menunjukkan kemampuan dalam
memproses input secara aritmatik dan
logic (ALU), yakni melakukan operasi
membandingkan,
menjumlahkan,
mengalikan,
membagi,
mengurangi,
negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
 Controller
Menunjukkan kemampuan dalam
mengontrol dan mengatur proses sehingga
menghasilkan output yang diinginkan.
6
ditampilkan, baik secara analog
maupun digital. Alarm dan warning
dapat ditampilkan dengan berbagai
perbandingan nilai dari data di
lapangan.
Jika
dibutuhkan
pengontrolan
langsung
oleh
operator untuk mengatasi masalah
di lapangan, Vijeo Citect dapat
menerima input dari operator dan
meneruskannya ke PLC.
Gambar 9 Komponen Penyusun Sebuah
PLC
3.2
Software Pendukung
So Collaborative (SoCo)
So Collaborative (SoCo) adalah
packaging brand yang digunakan pada
solusi yang ditawarkan oleh Schneider
Electric. Package ini menggambarkan
integrasi dan kolaborasi dari softwaresoftware yang digunakan. SoCo berisi
software-software yang akan dijelaskan
sebagai berikut.
Gambar 10 Logo Vijeo Citect 7.20
Vijeo Citect 7.20
Vijeo Citect adalah software yang
digunakan oleh Schneider Electric
untuk membuat user interface atau HMI
serta menjalankan fungsi dari SCADA.
Pada SCADA, Vijeo Citect bertukar
informasi
dengan
RTU
(Remote
Terminal Unit) untuk menyampaikan
data yang telah diolah kepada operator.
Di dalam Vijeo Citect juga terdapat
Vijeo Citect Process Analyst, tools yang
berfungsi untuk menganalisa proses
lengkap dengan visualisasinya. Tools
ini dapat menampilkan analisa dalam
bentuk data report yang kompeherensif
dari
suatu
plant,
yang
akan
memudahkan operator untuk melakukan
sebuah tindakan.
Vijeo Citect mampu mengolah
data raw dari sensing devices untuk
Gambar 11 Tampilan Citect Project Editor
Untuk Simulasi, Vijeo Citect
menyediakan fitur runtime yang
dapat digunakan bersama-sama
dengan
simulasi
Unity
Pro.
Simulasi
gabungan ini
lebih
komperensif dalam menguji suatu
kinerja system.
7
fitur pilihan yang digunakan untuk
aktifitas:
 Perancangan, modifikasi dan
penyimpanan deskripsi konfigurasi
dari semua device pada sebuah
ISLAND (Sebuah sebutan untuk
suatu kumpulan device) yang
fungsi-fungsinya dikerjakan dalam
mode offline. Walaupun modifikasi
mungkin dilakukan dengan online.
 Monitoring
kemampuan
Island, mengatur nilai data, dan
membangun file binary yang
mendeskripsikan
karakteristik
Island.
Unity Pro XL 6.1
Unity Pro adalah software yang
digunakan oleh Schneider Electric
untuk pemrograman, pengendalian, dan
debugging PLC. Secara spesifik, Unity
Pro dirancang bersifat fully compatible
dengan PLC buatan Schneider Electric
antara lain : Modicon M340, Premium
dan Quantum. Ketiga PLC tersebut
memiliki beberapa perbedaan, seperti
kapasitas memory, jumlah port, dan
redundancy. Software ini yang akan kita
gunakan pada perancangan Engine
Generator Control Panel menggunakan
Quantum PLC.
Gambar 12 Logo Unity Pro XL
Gambar 13 Logo Advantys Configuration
Dalam Pemrograman PLC, Unity
Pro menyediakan penggunaan berbagai
bahasa seperti berikut ini:
 Instruction List (IL)
 Structured Text (ST)
 Ladder Diagram (LD)
 Funtion Block Diagram (FBD)
 Sequential Function Chart (SFC)
Gambar 14 Tampilan Advantys
Advantys Configurator
Advantys Configurator adalah
software yang mendukung system
distribusi I/O Advantys, sebuah system
modular yang terdesain untuk mesinmesin industry. Software ini merupakan
8
3.3 Hardware
3.4 Rancangan Cara Kerja Engine
Generator Control Panel
Modicon Quantum Platform
Modicon Quantum Platform adalah
produk automation platform dari
Schneider
Electric
yang
menggabungkan otomatisasi dari suatu
proses yang menggunakan Quantum
PLC. PLC ini dalam perakitannya sudah
menggunakan Prosesor Pentium dan
Phoenix sebagai Prosesor tambahan
yang ditanamkan pada PLC ini. Di
dalam perakitannya PLC ini tersambung
dengan Distributed I/O.
Gambar 16 Diagram Cara Kerja EGCP
Pada Gambar diatas dapat dilihat,
bahwa PLC memiliki inputan berupa
sensor Tegangan dan frekuensi, sensor
VAR serta sensor sudut fasa, nilai
settingan frekuensi ditetapkan di
dalam inputan sebesar 50 Hz, apabila
sudut fasa antar kedua generator
sudah sama, maka generator dapat
bekerja secara parallel, akan tetapi
apabila sensor sudut fasa tidak sama
maka PLC akan memerintahkan
kontaktor untuk trip atau memutus CB
Begitu juga pada pengaturan
Power Factor, inputan PLC akan
diatur nilai power factornya sebesar
0,8 apabila nilai power factor kurang
dari
0,8
maka
PLC
akan
memerintahkan untuk menambah
kapasitor bank
Pada pengaturan Frekuensi
apabila ternyata terdapat gangguan
dalam Sistem Tenaga Listrik dan
Frekuensi kurang dari 50% maka
PLC akan memerintahkan kontaktor
untuk trip atau melepas CB, akan
tetapi apabila frekuensi sudah normal,
dan generator siap untuk diparalel,
maka PLC memerintahkan kontaktor
untuk mengatur Governor Valve
Gambar 15 Quantum PLC
Quantum PLC memiliki system
arsitektur yang bersifat fleksibel, fleksibel
disini dapat berarti kita dapat dengan
mudah mengatur distribusi I/O sesuai
kebutuhan dan keinginan kita. Arsitektur
Fleksibel dari Quantum PLC dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
Gambar 16 Arsitektur Distribusi I/O
Quantum PLC
9



sebagai pengatur bahan bakar pada
Generator.
3.5 Modul-Modul Modicon Quantum
Platform
Dalam perancangan Engine Generator
Control Panel ini, modul-modul yang
digunakan ialah:
 140 CPS 41400 DC Power
Supply 48 V
 140 CPU 651 50 Processor
P166
 140
PTQ
104
S
Communicaton Server Module
(Using IEC 60870 5 104
Protocol)
 140 NOE 771 01 Ethernet
Module
 140 CRP 93x00 Remote I/O
head
 140 CRA 93x00 Remote I/O
Adapter Drop
 140 ERT 854 10 Digital Input
 140 DRA
840 00 Relay
Output Module
 140 XBE 100 00 Backplane
Expand

 140 PTQ 104 S
Adalah
modul
komunikasi
dengan menggunakan protocol IEC
60870 5 104. Dapat dikatakan
berperan sebagai gateway antara IEC
network dengan Quantum/ Unity
Backplane. Data transfer yang
dilakukan secara asinkron terjadi
antara Quantum Processor dengan
IEC network.
 140 NOE 771 01 Ethernet
Module
Merupakan modul Ethernet yang
digunakan untuk komunikasi modbus
TCP dalam melakukan I/O Scanning.
Dengan menggunakan modul ini
kondisi setiap Feeder pada suatu RTU
dapat dipantau melalui standard
komunikasi
Ethernet
TCP
IP
Network, NOE 771 terhubung pada
network Modbus RS-485 melalui
gateway E6X-100, dengan demikian
CPU Quantum dapat melakukan
komunikasi berupa metering dan
command dengan instrument yang ada
di SCADA yaitu PM 700 dan SEPAM
40.
3.6 Analisa dan Pembahasan Tiaptiap Modul

Processor: Pentium 166 MHz
RAM
: 2Mbyts
IEC Program Memory : 512
Kbytes, 7168 Kbytes (Max)
Communication Ports : 1 Modbus
RS 232, 1 Modbus plus RS 485, 1
USB, 1 Ethernet.
140 CPS 41400 DC 48 VDC
Merupakan modul Power Supply DC
48 V 8 A yang dioperasikan standalone
maupun summable untuk keperluan supply
arus yang lebih besar.

140 CPU 651 50 Processor
P166
Adalah Prosesor utama pada modicon
Quantum Automation Platform yang
mengolah data dan proses pada RTU,
fitur-fiturnya antara lain:
 140 CRP 93x 00 Remote
Merupakan RIO Head module
untuk komunikasi data bidirectional
antara backplane utama dengan
backplane RIO dengan menggunakan
RIO drop modul CRA 93xx 00.
10
Modul ini digunakan pada suatu RTU
apabila pada RTU tersebut terdapat modul
ERT 854 yang jumlahnya melebihi
kapasitas dari satu backplane sehingga
membutuhkan backplane tambahan.
IV. PENUTUP
4.1Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya
ambil dari kerja praktek yang saya
laksanakan di ASC SEA PT Schneider
Electric adalah sebagai berikut :
1.
Quantum PLC memiliki sistem
arsitektur
yang
bersifat
fleksibel yang dapat dengan
mudah kita atur distribusi I/O
nya sesuai keinginan kita
2.
Vijeo Citect adalah software
So Collaborative Schneider
Electric yang berfungsi untuk
membuat user interface atau
HMI
serta
menjalankan
fungsi dari SCADA
3.
Unity
Pro
XL
adalah
software So Collaborative
Schneider Electric yang
berfungsi
membuat
pemrograman, pengendalian,
dan debugging PLC.
4.
Advantys
Configuration
adalah
software
So
Collabrorative
Schneider
Electric yang mendukung
system
distribusi
I/O
Advantys, sebuah system
modular
yang
terdesain
untuk mesin-mesin industry.
5.
Dalam
kita
menentukan
suatu
modul
dalam
perancangan, sebaiknya kita
mempertimbangkan berbagai
aspek
baik
dari
segi
ekonomis
maupun
segi
keandalannya.
 140 CRA 93x 00 Remote I/O
Adapter Drop
CRA 93x 00 merupakan RIO Drop
modul yang digunakan dalam komunikasi
data bidirectional, modul CRA 93x selalu
berhubungan dengan modul CRP 93x pada
backplane utama.

140 ERT 854 10 DI
ERT 854 10 DI merupakan modul
“time stamp” system dengan 32 buah
input diskrit 24-125 VDC. Modul ini
memiliki 5 buah mode operasi
 140 DRA 840 00 Relay Outputs
Modul.
DRA 840 merupakan modul output
relay dengan 16 buah relay NO
Connection. Modul ini digunakan sebagai
digital output pada RTU sebagai command
pada CB yang terhubung dengan RTU
secara Hardwired.
 140 XBE 100 00 Backplane
Expander
XBE
100
merupakan
modul
backplane expander yaitu modul untuk
berkomunikasi antara secondary backplane
dengan CPU atau RIO drop adapter pada
primary backplane. Modul ini harus
terpasang pada masing-masing backplane
dan setiap backplane harus memiliki
supply tegangan sendiri. Kabel yang
digunakan untuk berkomunikasi antar
modul XBE 100 adalah kabel XCA 717
0X
11
4.2 Saran
1.
Untuk Hasil yang lebih maksimal,
sebaiknya mahasiswa melakukan Kerja
Praktik lebih dari 1 bulan agar mendapat
ilmu yang lebih dan mengerti PLC secara
lebih mendalam.
BIODATA PENULIS
Denis
Lahir
di
Prancis tanggal 17
April 1991. Dan
sekarang
penulis
masih melanjutkan
studi di Fakultas
Teknik
Elektro
Universitas Diponegoro dan mengambil
konsentrasi Teknik Tenaga Listrik.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Dian Artanto, 2010, 60 Aplikasi PLC
Mikro. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
[2] http://dunialistrik.blogspot.com/2009/06/avrautomatic-voltage-regulator.html
[3] http://gloopic.net/artikel/prasarana/gensetdan-acos-bagian-iii.html
[4] Generator Control Panel System and
Operation
[5] Woodward 723 Digital Control Product
Spesification, manual book.
[6]
Woodward: Instalation and Operation
Manual EGCP
[7] Instruction Manual For VAR/ Power
Factor Controller SCP 250. Penyaluran
dan Pusat Pengaturan Beban Jawa Bali
Semarang, November 2012
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Ir. Tejo Sukmadi, M.T
NIP. 19600223 198602 1 001
12
Download