BAB V KESIMPULAN Kudeta Mesir 2013 telah

advertisement
BAB V
KESIMPULAN
Kudeta Mesir 2013 telah memperlihat bentuk dari standar ganda politik luar
negeri AS. AS selama ini dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi demokrasi
seolah melanggar nilai demokrasi itu sendiri. Kemenangan IM sebagai political Islam
di dalam panggung demokrasi Mesir 2012 telah menunjukkan bahwa gerakan politik
Islam
mampu
memanfaatkan
demokrasi
untuk
mencapai
kepentingannya.
Kemenangan IM juga akan mendeskripsikan posisi politik dan posisi Mesir di dalam
kawasan Timur Tengah kedepannya. Kemenangan Ikhwanul Muslimin (IM) sebagai
kelompok political Islam pasca Arab Spring juga akan menjadi ancaman bagi AS
yang membawa ideologi Islam pada implementasi kepentingan nasional Mesir serta
kolaborator domestik yang mereka buat. Hal itulah yang tidak bisa diterima oleh AS,
hal ini diakibatkan oleh bentuk dari standar ganda politik luar negeri AS yang
terkonfigurasi ke dalam beberapa cara dan isu. Isu bangkitnya gerakan political Islam
seperti IM yang sejalan dengan fenomena the Arab Spring membuat AS merumuskan
implementasi yang berbeda dalam penerapan politik luar negerinya.
Kepentingan AS yang terlalu luas dan hegemoni di Mesir, membuat alasan
AS untuk memilih bersikap standar ganda. Benturan kepentingan antara menegakkan
demokrasi dan menjaga kepentingan geopolitik dan geoekonomi di Mesir membuat
AS harus memilih untuk bersikap standar ganda. Hal ini tentu bertolak belakang
dengan prinsip politik luar negeri AS yang menjunjung tinggi kebebasan dan HAM,
namun standar ganda membuat adanya kesenjangan antara prinsip dan praktek politik
luar negeri yang sengaja dicipta oleh AS pada masalah ini.
Tanggapan AS terhadap peristiwa kudeta Mesir memang membingungkan.
AS disatu sisi menyatakan keprihatinan, namun disisi lain menghargai kompleksitas
situasi yang terjadi di Mesir. Muhammad Mursi yang terpilih sebagai Presiden dalam
pemilu yang demokratis, dalam pandangan AS telah menjalankan pemerintahan
secara tidak inklusif dan tidak menghormati pandangan semua rakyat Mesir. AS
menganggap suara perubahan banyak dikemukakan oleh kebanyakan rakyat Mesir
109
meskipun seruan perubahan itu masih dalam perdebatan di Mesir itu sendiri. Dan
respon yang dianggap sangat kontroversi dari Gedung Putih ialah keberadaan dan
intervensi militer Mesir terhadap pemerintahan Mursi yang dinilai oleh AS sebagai
jalan untuk menyelesaikan perbedaan politik dan membuka jalan kesempatan untuk
melakukan rekonsiliasi serta kembali ke jalur demokrasi.
Momentum juga sangat memengaruhi standar ganda yang dipilih oleh AS.
Momentum yang dihadapi oleh Obama, yakni kebangkitan gerakan politik Islam
sebagai dampak dari peristiwa the Arab Spring dan kondisi politik Mesir pasca
kemenangan Mursi membuat AS memanfaatkan kesempatan ini untuk bersikap
standar ganda dengan tujuan mengembalikan hegemoni nya di Timur Tengah,
khususnya Mesir. Obama memiliki kepentingan untuk menjaga stabilitas dengan
Mesir, yakni menjaga agar Mesir tetap berdamai dengan Israel, menjaga jalur
perdagangan minyak yang melewati Terusan Suez, dan memastikan kelompok radikal
Islam tidak meluas dan membuat kerusahan atas nama anti-Barat. AS dengan sikap
standar gandanya memastikan bahwa Mesir hanya menjalani transisi untuk
mengembalikan proses demokrasi, bukan memboikot salah satu kelompok politik
namun bekerjasama dengan pihak militer yang membunuh pendukung Mursi tanpa
mendeklarasikan militer terlibat dalam peristiwa itu.
Sikap AS untuk memilih standar ganda dalam kasus kudeta Mesir tentu
sebelumnya telah melihat pertimbangan pilihan dan konsekuensi yang akan dihadapi
oleh AS. Pertimbangan pilihan dan konsekueni itulah yang dapat ditelaah melalui
pendekatan model aktor rasional dalam perumusan politik luar negeri suatu negara.
Pilihan AS sudah jelas yakni dengan bersikap standar ganda, namun konsekuensi
yang akan diterima oleh AS yakni pudarnya makna demokrasi yang selama ini
dijunjung oleh AS dan terjadinya pelanggaran HAM akibat intervensi militer Mesir di
dalam masalah tersebut. Selain keberadaan IM sebagai gerakan politik Islam yang
membuat AS memilih untuk bersikap standar ganda ialah sikap sekutu-sekutu AS di
Timur Tengah seperti: Israel, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab yang menjadi
pertimbangan AS untuk memilih sikap tersebut. Negara sekutu AS tersebut memang
110
memiliki kepentingan dan pengalaman sejarah yang buruk dalam hal perkembangan
gerakan politik Islam.
Selain itu, apa yang dapat ditelaah dari model aktor rasional dalam standar
ganda AS ialah: pertama, standar ganda yang dipilih oleh AS berkaitan erat dengan
kepentingan nya secara khusus di Mesir dan segara umum di kawasan Timur Tengah.
Kedua, sifat ini dipilih oleh AS karena masalah kudeta Mesir berasal dari
pemerintahan Mursi yang belum bisa dikatakan berdiri secara demokrasi seutuhnya,
tidak bisa mengakomodir semua golongan, serta melanggar hak-hak minoritas.
Ketiga, sifat AS yang mengutuk keras intervensi militer Mesir terhadap masalah
tersebut yang mengakibatkan banyaknya terjadi pelanggaran HAM, namun tetap
menganggap hal tersebut sebagai sebuah transisi untuk mengembalikan nilai
demokrasi yang seutuhnya di Mesir. Keempat, AS menyebutkan bahwa sikap standar
gandanya tersebut sebagai sikap tidak berada di pihak manapun, baik pihak oposisi,
militer, maupun pendukung Mursi di Mesir.
Standar ganda merupakan suatu fenomena yang sering ditunjukkan oleh
negara-negara Barat terhadap menanggapi negara kompetitor nya maupun negara
Dunia ke tiga. Perilaku standar ganda juga menambahkan dinamika konstelasi politik
internasional sehingga menambah beberapa penyesuaian dalam memahami perilaku
tersebut. Perilaku standar ganda dalam politik dan hubungan internasional dapat
ditelaah melalui tindakan politik luar negeri yang diambil oleh suatu negara, selain itu
penyesuaian baru dalam menelaah fenomena ini ialah penyesuaian normatif dan nilainilai internasional dalam melihat fenomena tersebut. keberadaan standar ganda yang
sering mengaburkan normatif dan nilai-nilai internasional menjadikan fenomena ini
dapat dikonstruksi bahkan didekonstruksikan sehingga menambah khazanah dalam
menelaah fenomena tersebut dalam disiplin ilmu hubungan internasional.
111
Download