bab 2 landasan teori - FTP Directory Listing

advertisement
10
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
TEORI DASAR / UMUM
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai definisi dari jaringan komputer,
klasifikasi jaringan komputer, tipe-tipe topologi jaringan komputer, media
transmisi yang digunakan untuk membuat jaringan, serta penjelasan mengenai
model OSI ( Open System Interconnection ) yang merupakan standarisasi dari
jaringan komputer.
2.1.1 DEFINISI JARINGAN KOMPUTER
Menurut Tanenbaum, jaringan komputer merupakan penggabungan teknologi komputer dan komunikasi yang merupakan sekumpulan komputer berjumlah banyak yang terpisah-pisah akan tetapi saling
berhubungan dalam melaksanakan tugasnya. (Tanenbaum,2003)
Jaringan komputer atau network adalah sebuah sistem yang terdiri
atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama
untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer
adalah:
11
•
Membagi sumber daya, misalnya membagi printer, CPU, memori,
ataupun harddisk
• Komunikasi, misalnya e-mail , instant messanging, chatting .
• Akses informasi, misalnya web browsing .
2.1.2 KLASIFIKASI JARINGAN KOMPUTER
Berdasarkan daerah jangkauannya, jaringan dapat dibagi menjadi
tiga macam yaitu:
1. Local Area Network ( LAN )
Menurut Tanenbaum, Local Area Network merupakan jaringan yang
hanya mencakup beberapa kilometer saja seperti jaringan dalam sebuah
perusahaan atau jaringan dalam rumah. LAN memungkinkan pengguna
untuk berbagi akses ke file - file yang sama dan menggunakan printer
secara
lebih
efisien,
serta
membentuk
komunikasi
internal.
(Tanenbaum,2003)
2. Metropolitan Area Network ( MAN )
Metropolitan Area Network biasanya terdiri atas dua atau lebih LAN
dalam satu area geografis yang cakupan antara LAN dan WAN.
Menurut Tanenbaum, Metropolitan Area Network
mencakup area
geografis sebuah kota seperti jasa televisi kabel dalam sebuah kota dan
12
sebuah
bank
dengan
banyak
kantor
cabang
di
satu
kota.
(Tanenbaum,2003)
3. Wide Area Network ( WAN )
Menurut Tanenbaum, Wide Area Network merupakan jaringan yang
memiliki luas jangkauan yang sangat besar, biasanya meliputi sebuah
negara atau benua. (Tanenbaum,2003). Beberapa teknologi WAN yang
banyak dijumpai: modem, Integrated Services Digital Network
(ISDN), Digital Subscriber Line (DSL), frame relay .
Berdasarkan jenisnya dapat dibedakan menjadi:
1. Point-to-Point Network
Point-to-Point Network merupakan sebuah jaringan yang transmisi
datanya dimulai dari sebuah node dan bertransmisi ke satu atau lebih
node tujuan, namun bukan ke setiap node yang ada di jaringan. Wide
Area Network merupakan point-to-point network.
2. Broadcast Network
Menurut Tanenbaum, jaringan broadcast adalah jaringan yang
memiliki saluran komunikasi tunggal yang dipakai bersama-sama oleh
semua mesin yang ada pada jaringan. Sistem ini memungkinkan
pengalamatan suatu paket ke semua tujuan. (Tanenbaum,2003) Cara
pentransmisian ini mirip dengan cara pentransmisian sinyal televisi
13
maupun signal radio.
2.1.3 TOPOLOGI JARINGAN KOMPUTER
Topologi mendefinisikan peta dari jaringan. Topologi jaringan
secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu topologi
fisikal dan topologi logikal.
2.1.4 TOPOLOGI FISIKAL
Terdapat beberapa macam topologi fisikal, antara lain:
1. Topologi Bus
Merupakan sebuah arsitektur jaringan di mana satu set client terhubung
pada satu kabel utama (backbone) yang dinamakan bus. Jaringan bus
adalah cara yang paling sederhana untuk menghubungkan banyak
client, namun masalah yang paling sering dihadapi adalah pada saat dua
client akan mengirimkan data pada saat yang bersamaan pada bus yang
sama.
Gambar 2.1 Topologi Bus
14
2. Topologi Star
Merupakan salah satu topologi yang paling umum digunakan. Jaringan
star terdiri atas sebuah switch utama yang bertugas seperti router yang
mentransmisikan data.
Gambar 2.2 Topologi Star
3. Topologi Ring
Merupakan sebuah topologi jaringan dimana tiap-tiap node terhubung
ke dua node lainnya, sehingga akan membentuk sebuah cincin.
Topologi ring kurang efisien jika dibandingkan dengan topologi star
karena pada topologi ini data harus melalui banyak titik sebelum data
mencapai tujuan.
15
Gambar 2.3 Topologi Ring
4. Topologi Mesh
Topologi mesh adalah sebuah cara untuk men-route data, suara, dan
instruksi di antara node-node. Memungkinkan koneksi secara terusmenerus dan mengkonfigurasi ulang di seputar path yang rusak atau
terblok dengan cara “hopping” dari satu node ke node lainnya sampai
mencapai tujuan. Topologi mesh adalah subclass dari mobile ad hoc
networking ( MANET ).
Gambar 2.4 Topologi Mesh
2.1.5
TOPOLOGI LOGIKAL
Topologi logikal menggambarkan bagaimana media tersebut
diakses host untuk mengirim data. Secara umum, terdapat dua jenis
topologi logikal, yaitu:
1. Broadcast
16
Pada topologi ini, semua host dapat mengirim data ke semua yang
lain melalui media dalam jaringan. Prinsip pada topologi ini adalah
First Come First Serve .
2. Token Passing
Topologi token passing mengontrol akses jaringan dengan melewatkan
token elektronik kepada tiap host secara bergilir. Ketika host menerima
token, maka host tersebut dapat mengirim data. Jika tidak ada data yang
dikirim maka token tersebut dilewatkan ke host berikutnya dan proses
ini berulang terus-menerus. Penggunaan token passing dapat ditemukan
pada Token Ring dan Fiber Distributed Data Interface (FDDI).
2.1.6 ALAMAT IP
Alamat IP adalah alamat software, bukan alamat hardware.
Pengalamatan IP ditujukan untuk memungkinan host di dalam sebuah
jaringan bisa berkomunikasi dengan host pada jaringan yang berbeda,
tanpa memperdulikan tipe dari LAN yang digunakan oleh host yang
berpartisipasi. (Lammle, 2005)
2.1.6.1 SKEMA HIERARKI PENGALAMATAN IP
Alamat IP terdiri atas 32 bit informasi. Bit ini terbagi
menjadi 4 bagian, yang dikenal sebagai octet atau byte, dimana
masing-masing terdiri atas 1 byte (8 bit). Pengalamatan IP dapat
17
digambarkan dengan tiga metode:
• Dotted - decimal , seperti 172.16.30.56
• Biner, seperti 10101100.00010000.00011110.00111000
• Heksadesimal, seperti AC.10.1E.38
Pengalamatan 32-bit IP adalah pengalamatan yang
terstruktur, kebalikan dari pengalamatan flat. Keuntungan dari
pengalamatan terstruktur ini adalah kemampuannya yang bisa
menangani pengalamatan yang sangat besar, yaitu 4,3 Milyar.
Skema pengalamatan hierarki terstruktur oleh network dan host
atau network , subnet dan host .
2.1.6.2 PENGALAMATAN NETWORK
Alamat network memberikan identifikasi unik untuk setiap
jaringan. Setiap mesin pada jaringan yang sama menggunakan
atau berbagi alamat network yang sama sebagai bagian dari
pengalamatan IP. Alamat node memberikan identifikasi secara
unik pada setiap mesin di dalam network . Bagian dari alamat
ini haruslah unik karena alamat node mengidentifikasikan
sebuah mesin tertentu yang merupakan group . Dapat juga
disebut dengan alamat host .
Terdapat tiga jenis class yang digunakan dalam pengalamatan
18
jaringan, yaitu class A, class B, dan class C.
8 bits
8 bits
8 bits
8 bits
Class A:
Network
Host
Host
Host
Class B:
Network
Network
Host
Host
Class C:
Network
Network
Network
Host
Gambar 2.5 Rangkuman tiga class network
• Class A
Di dalam jaringan class A, byte pertama digunakan untuk
menunjukkan alamat network, dan tiga byte sisanya digunakan
untuk alamat host. Pada class ini, bit pertama dari byte pertama
harus selalu off atau bernilai 0. Ini berarti alamat class A adalah
semua nilai antara 0 dan 127. Formatnya adalah network.host.
host.host, atau jika digantikan dengan binari akan menjadi:
0XXXXXXX. host.host.host
Jika pada byte pertama tanda ‘X’ diganti dengan 0 maka akan
menjadi : 00000000 = 0 . Dan jika tanda ‘X’ diganti dengan 1
maka akan menjadi : 01111111 = 127.
• Class B
Pada jaringan class B, dua byte pertama menunjukkan alamat
19
network dan dua byte selebihnya digunakan untuk alamat host.
Pada class ini, bit pertama dari byte pertama harus selalu dalam
kondisi on, tapi bit kedua harus selalu dalam kondisi off. Ini
berarti alamat class B adalah semua nilai antara 128 dan 191.
Formatnya
adalah
network.network.host.host,
atau
jika
digantikan dengan binary akan menjadi : 10XXXXXX.
XXXXX host.host. Jika pada byte pertama tanda ‘X’ diganti
dengan 0 maka akan menjadi : 10000000 = 128 .
Dan jika tanda ‘X’ diganti dengan 1 maka akan menjadi :
10111111 = 191 .
• Class C
Tiga byte pertama dari pengalamatan jaringan class C di
gunakan untuk alamat network, dengan hanya menyisakan satu
byte kecil untuk alamat host. Pada class ini, 2 bit pertama dari
byte pertama harus selalu dalam kondisi on, tapi bit ketiga harus
selalu dalam kondisi off. Ini berarti alamat class C adalah semua
nilai antara 192 dan 223. Formatnya adalah network.network
network.host, atau jika digantikan dengan binari akan menjadi :
110XXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX.host
Jika pada byte pertama tanda ‘X’ diganti dengan 0 maka akan
menjadi:
11000000 = 192. Dan jika tanda ‘X’ diganti dengan 1 maka
20
akan menjadi : 11011111 = 223
2.1.7 MODEL OPEN SYSTEM INTERCONNECTION (OSI)
Pada mulanya, komputer diciptakan dengan standar perusahaan
masing–masing. Ini terjadi karena adanya persaingan antar perusahaan.
Sehingga, antar komputer yang berbeda standarnya sulit untuk
berkomunikasi. Untuk mengatasi masalah ini, International Organization
for Standardization (ISO) menciptakan model jaringan agar dinamakan
Open System Interconnection (OSI), model inilah yang menjadi model
primer dalam komunikasi jaringan. OSI terdiri dari tujuh layer yang
terpisah, tapi saling berhubungan, setiap bagian mendefinisikan bagaimana
informasi berjalan melalui jaringan. Dalam arsitektur berlayer komunikasi
antara dua layer yang berhubungan menggunakan paket data yang disebut
protocol data unit (PDU). (Stallings,2004)
Berikut penjelasan tiap – tiap layer dari OSI layer bawah ke atas:
• Physical Layer
Physical Layer mencakup interface fisik antara peralatan dan peraturan
dimana setiap bit berpindah dari satu ke lainnya .
• Data link Layer
Data link Layer bertujuan untuk membuat physical link menjadi lebih
reliable dan menyediakan suatu cara untuk mengaktivasi, menjaga, dan
21
menonaktifkan suatu link. Service utama yang yang disediakan oleh
layer data link terhadap layer di atasnya adalah suatu error detection
dan control .
• Network Layer
Network Layer tersedia untuk transfer informasi antara end system
pada suatu jaringan komunikasi. Pada layer ini sistem komputer
berdialog dengan network untuk menjelaskan alamat tujuan dan untuk
merequest beberapa fasilitas jaringan.
• Transport Layer
Transport Layer menyediakan suatu mekanisme untuk menukar data
antara end system. Transport layer juga dapat digunakan untuk
mengoptimasikan kegunaan dari service network dan menyediakan
suatu kualitas permintaan dari layanan untuk entitas session.
• Session Layer
Session Layer mengatur dialog antar jaringan. Tugas lain yang spesifik
adalah penyelarasan yang dilakukan saat pengiriman data. Layer ini
juga mensinkronisasi dialog diantara dua host layer presentation dan
mengatur pertukaran data.
• Presentation Layer
Layer ini bertugas untuk mengubah kode atau data yang dikirim oleh
22
aplikasi pengirim menjadi format yang lebih universal. Di penerima,
layer ini bertanggung jawab memformat kembali data ke data. Jika
diperlukan pada layer ini dapat menterjemahkan beberapa data fomat
yang berbeda, kompresi dan enkripsi.
• Application Layer
Layer ini adalah layer yang paling dekat dengan user, layer ini
menyediakan sebuah layanan jaringan kepada pengguna aplikasi. Layer
ini berbeda dengan layer lainnya yang dapat menyediakan layanan
kepada layer lain.
2.1.8 MODEL TCP/IP
Arsitektur protokol TCP/IP merupakan hasil dari penelitian
protokol dan pengembangan dilakukan pada jaringan percobaan packetswitched, ARPANET, yang didanai DARPA, dan secara umum ditujukan
sebagai satu set protokol TCP/IP. Set protokol ini terdiri atas sekumpulan
besar protokol yang telah diajukan sebagai standard internet oleh IAB.
(Stallings,2004).
Model TCP/IP terdiri atas lima layer, yaitu:
• Physical Layer
Physical layer meliputi antar muka fisik diantara alat transmisi data dan
media transmisi atau jaringan, layer ini bekerja dengan menspesifikasi
23
karakteristik dari media transmisi, dasar dari sinyal, kecepatan data, dan
sebagainya.
• Network Access Layer
Meliputi pertukaran data antara end system (server, workstation, dan
sebagainya) dan jaringan dimana sistem itu terhubung. Komputer yang
mengirim harus menyediakan jaringan dengan alamat dari komputer
yang dituju, agar jaringan dapat mengirimkan data pada alamat yang
benar.
• Internet Layer
Internet layer hampir sama dengan network access layer namun
internet layer menggunakan protokol internet untuk menyediakan
fungsi routing yang meliputi banyak jaringan. Protokol ini tidak hanya
pada end system saja tetapi bekerja di router .
• Host-to-host Layer
Layer ini disebut juga Transport Layer berfungsi untuk menjamin agar
data yang dikirim sampai ke alamat tujuan, dan data yang diterima
sama dengan data yang dikirim.
• Application Layer
Berisi logika yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai aplikasi
user, misalkan aplikasi untuk mengirim file, modul yang terpisah
24
diperlukan secara khusus untuk aplikasi tersebut.
2.1.9 DATA COMMUNICATIONS
Komunikasi data adalah pertukaran data antara dua perangkat
melalui semacam bentuk perantara contohnya adalah kabel. Untuk dapat
melakukan komunikasi data, perangkat komunikasi harus menjadi bagian
dari sistem komunikasi terdiri dari kombinasi perangkat keras (peralatan
fisik) dan perangkat lunak (program). efektivitas sistem komunikasi data
tergantung pada empat karakteristik mendasar, yaitu : delivery, accuracy,
timeliness, jitter.
1. Delivery
Sistem harus mengirimkan data ke tujuan yang tepat. Data harus
diterima oleh alat dan user yang dikehendaki dan hanya oleh device
dan user tersebut.
2. Accuracy
Sistem harus mengirimkan data secara akurat. Data yang telah diubah
di dalam transmisi dan dibiarkan salah tidak akan bermanfaat.
3. Timeliness
Sistem harus mengirimkan data tepat pada waktunya. Data yang
terlambat dikirim tidak akan berguna. Pada kasus video dan audio,
25
ketepatan pengiriman berarti mengirimkan data dengan urutan yang
sama seperti pada saat diproduksi dan tanpa terjadi delay yang
signifikan.
4. Jitter
Jitter merupakan istilah yang menunjukan variasi waktu penerimaan
paket data. Misalnya ketidakseimbangan delay pada saat penerimaan
paket Data audio dan video. Sistem Komunikasi data memiliki 5
komponen :
Gambar 2.6 Lima Komponen Komunikasi Data
1. Message
Message adalah informasi (Data) yang di komunikasikan, yang
bentuknya dapat berupa teks, angka, gambar, audio, dan video.
2. Sender
Sender adalah alat yang mengirimkan pesan data yang dapat berupa
komputer, workstation, telepon, kamera video, dan lain-lain.
26
3. Receiver
Receiver adalah alat yang menerima pesan. Bentuk umum receiver
adalah komputer, workstation, telepon, televisi, dan lain-lain.
4. Transmission Medium
Media transmisi adalah jalur fisik dimana pesan berpindah dari sender
ke receiver. Contoh dari media transmisi misalnya twisterd-pair wire,
coaxial cable, fibre-optic cable, dan gelombang radio.
5. Protocol
Protokol adalah seperangkat peraturan yang mengatur komunikasi data
dimana protokol merepresentasikan sebuah kesepakatan antara
perangkat yang sedang berkomunikasi. Tanpa protokol, 2 alat
komunikasi dapat dihubungkan namun tidak dapat melakukan
komunikasi.
2.2
TEORI KHUSUS
Pada bagian ini akan dijelaskan lebih khusus mengenai bandwidth,
management bandwidth, router, switch dan teori token bucket management.
2.2.1 BANDWIDTH
Bandwidth adalah besaran yang menunjukkan seberapa banyak
data yang dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah network. Istilah
27
ini berasal dari bidang teknik listrik, di mana bandwidth menunjukkan
total jarak yang berkisar diantara jarak tertinggi dan terendah sinyal pada
saluran komunikasi (band).
Terdapat dua jenis bandwidth, yaitu :
1. Digital Bandwidth, adalah jumlah atau volume data yang dapat
dikirimkan melalui sebuah saluran komunikasi dalam satuan bits per
second tanpa distorsi.
2. Analog Bandwidth, adalah perbedaan antara frekuensi terendah dengan
frekuensi tertinggi dalam sebuah rentang frekuensi yang diukur dalam
satuan Hertz (Hz) atau siklus per detik, yang menentukan berapa banyak
informasi yang bisa ditransimisikan dalam satu saat.
2.2.2 Management Bandwidth
Manajemen bandwidth adalah suatu alat yang dapat digunakan
untuk management dan mengoptimalkan berbagai jenis jaringan dengan
menerapkan layanan Quality Of Service (QoS) untuk menetapkan tipetipe lalu lintas jaringan.
Maksud dari manajemen bandwidth adalah bagaimana menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan menggunakan
sebuah PC Router. Manajemen bandwidth memberikan kemampuan
28
untuk mengatur bandwidth jaringan dan memberikan level layanan sesuai
dengan kebutuhan dan prioritas sesuai dengan permintaan pelanggan.
2.2.3 Quality of Service (Qos)
Quality of Service (QoS) adalah kemampuan untuk menggambarkan suatu tingkatan pencapaian didalam suatu sistem komunikasi data.
QoS
biasanya
digunakan
untuk
mengukur
sekumpulan
attribut
performansi yang telah di spesifikasikan dan biasanya diasosiasikan
dengan suatu servis. Pada jaringan berbasis IP, IP QoS mengacu pada
performansi dari paket-paket IP yang lewat melalui satu atau lebih
jaringan.
QoS didesain untuk membantu pemakai menjadi lebih produktif
dengan memastikan bahwa dia mendapatkan performansi yang handal
dari aplikasi-aplikasi berbasis jaringan.
QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan
layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi
yang berbeda-beda. QoS merupakan suatu tantangan yang cukup besar
dalam jaringan berbasis IP dan internet secara keseluruhan. Tujuan dari
QoS adalah untuk memuaskan kebutuhan - kebutuhan layanan yang
berbeda, yang menggunakan infrastruktur yang sama. QoS menawarkan
kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan jaringan yang
disediakan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
29
2.2.3.1 Terminologi Qos
Terminologi Qos diklasifikasikan ke dalam 3 area, antara
lain layanan (service), jaringan (network), dan manjemen
(management).
1. QoS yang berhubungan dengan kualitas layanan (service)
terdiri dari kecepatan pemrosesan (speed), tingkat ketepatan
(accuracy), tingkat kepastian atau jaminan (dependability),
ketersediaan (availability), keandalan (reliability), kemudahan
(simplicity) dan sebagainya.
2. QoS yang berhubungan dengan jaringan (network) terdiri dari
network accessibility, connection accessibility, connection error
probability, connection failure probability, misrouting probability
bit error ratio, transmission performance dan sebagainya.
3. QoS yang berhubungan dengan manajemen (management)
terdiri dari resource management, class of service, customer
relationship management, benchmark, service level agreement,
time between interruptions, interruption duration, mean time
between interruption, mean time to restoration, fault coverage,
repair coverage, maintenance, disaster recovery, complaint,
directory service dan sebagainya.
30
2.2.3.2 Kualitas Jaringan
Pada
jaringan
terdapat
berbagai
factor
yang
mempengaruhi kualitas jaringa antara lain faktor manusia dan
faktor teknis. Faktor manusia terdiri dari kestabilan layanan
(stability of service), ketersediaan layanan (availability of
service), jeda waktu (delay), informasi pengguna dan lain-lain.
Sedangkan faktor teknis terdiri dari keandalan (reliability),
scalability, effectiveness, maintainability, grade of service dan
lain-lain.
Transmisi sebuah paket data yang melewati jaringan dari
transmitter
sampai
receiver
akan
mengalami
berbagi
permasalahan, di antaranya :
1. Low Throughput
Throughput akan dipengaruhi oleh tipe data-stream pada
jaringan. Tipe data-stream tertentu bisa saja membutuhkan
prirotas lebih tinggi dalam jaringan jika dibandingkan
dengan tipe data-stream lain. Misalkan data multimedia
(video dan audio).
31
2. Dropped Packets
Router akan membuang paket (drop) jika terdapat paket
yang rusak atau paket tersebut sampai pada saat buffer
router penuh. Ini menyebabkan pengiriman ulang terhadap
paket tersebut, ini dapat menyebabkan terjadinya delay pada
aliran transmisi tersebut.
3. Errors
Paket error terkadang disebabkan oleh bit-error oleh
gangguan sinyal gelombang radio (pada jaringan wireless).
Apabila receiver menerima dan mendeteksi paket tersebut
error, maka paket tersebut akan dibuang (drop) dan akan
meminta transmiter untuk mengirim ulang paket tersebut.
4. Latency
Sebuah paket bisa saja melewati berbagai rute untuk
menghindari terjadinya kemacetan (congestion) sehingga
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai ke
tujuan. Hal ini akan sangat mempengaruhi latency.
32
5. Jitter
Jitter merupakan variasi delay setiap paket. Hal ini akan
sangat berpengaruh terhadap kualitas streaming audio atau
video.
6. Out of order delivery
Hal ini terjadi apabila suatu paket yang dikirimkan melalui
router yang berbeda, memungkinkan untuk sampai pada
tujuan dan mengakibatkan paket diterima tidak sesuai
dengan urutan paket yang dikirim.
2.2.3.3 Qos pada IP Network
Untuk menyediakan QoS pada IP Network, IP Router
perlu dilengkapi dengan berbagai fungsi tambahan. Pertama,
sebuah host harus melakukan resource reservation pada router
sepanjang jalur menuju tempat pengiriman melalui signaling
protocol. Request tersebut akan melalui sebuah rute dimana
router dapat menawarkan jalur terbaik, yang disebut dengan
QoS Routing. Setiap router sepanjang jalur melakukan
admission control untuk menentukan apakah request tersebut
diterima atau ditolak.
33
Apabila permintaan resource reservation tersebut
diterima, maka router akan siap untuk menerima aliran data
dari host. Pada saat aliran data dikirim dan diterima oleh router,
router perlu melakukan classifying terhadap semua paket yang
diterima menjadi per-flow queue atau per-class queue, lalu
menerapkan policing untuk melihat apakah paket tersebut
menggunakan resource yang berlebihan dari resource yang
diminta, dan terakhir melakukan scheduling untuk memastikan
paket tersebut mendapatkan alokasi bandwidth.
2.2.3.4 Komponen Qos
Terdapat 6 komponen dari QoS yang perlu diperhatikan
dalam membangun jaringan yang memiliki Qos, antara lain :
1. Signaling Protocol
Merupakan
protokol
umum
yang
digunakan
untuk
melakukan komunikasi antar router dengan tujuan untuk
resource reservation. Salah satu protokol yang sering
digunakan adalah Resource ReserVation Protocol (RSVP)
yang digunakan oleh aplikasi untuk melakukan reservasi
terhadap resource pada suatu jaringan. Contoh lain adalah
protokol Common Open Policy Service (COPS), yaitu
protokol query-response yang sederhana yang digunakan di
34
dalam policy management system yang merupakan bagian
dari arsitektur QoS Management.
2. Qos Routing
QoS Routing menyediakan rute yang dinamis yang
ditentukan berdasarkan waktu dan panjang jalur. Router
melakukan pemilihan rute berdasarkan informasi dasar
seperti jumlah hop yang sedikit, delay, bandwidth, loss ratio
dan lain-lain.
3. Admission Control
Pemilihan rute yang terdekat akan memungkinkan terjadinya
kemacetan di suatu jalur tertentu, untuk itu perlu adanya
admission control yang mengatur apakah paket tersebut
boleh melewati rute tersebut atau tidak. Hal ini ditentukan
berdasarkan jumlah paket yang menumpuk pada jalur
tersebut, apabila jalur tersebut dipadati dengan paket yang
sedang menunggu antrian (macet), maka paket akan di-drop.
4. Packet Classification
Apabila jalur telah disepakati, melalui signaling protocol,
QoS Routing dan Admission Control, maka paket dapat
dikirimkan ke tujuan. Paket perlu diklasifikasikan.
35
5. Policing
Komponen ini mengatur hak-hak paket. Apakah paket
tersebut menggunakan resource yang berlebihan dari yang
disepakati. Jika paket tersebut melebihi penggunaan
resource-nya, maka paket tersebut akan di-drop atau diberi
jeda waktu (delay).
6. Scheduling
Tujuan umum adalah untuk melakukan resource sharing
antara kelas paket. Terdapat bermacam-macam algoritma
yang digunakan untuk scheduling, mulai dari yang
sederhana sampai yang rumit.
2.2.3.5
Arsitektur Qos
Terdapat 2 arsitektur dari QoS antara lain Integrated
Services (IntServ) dan Differential Services (DiffServ).
1. Integrated Services (IntServ)
Merupakan arsitektur yang lengkap yang dapat memenuhi
hampir seluruh kebutuhan QoS yang disebabkan oleh
critical network applications. Namun IntServ memerlukan
cost yang besar.
36
2. Differential Services (DiffServ)
Merupakan solusi sederhana dengan menyediakan layanan
yang berbeda berdasarkan level pengguna. Perbedaan
layanan tersebut mencakup bandwidth, delay dan lain-lain.
2.2.4 ROUTER
Router merupakan suatu alat atau program aplikasi yang berfungsi
menentukan pada titik mana suatu paket data harus diteruskan ke jaringan
yang lain. Router akan memilih jalan terdekat untuk melewatkan paket
aplikasi data.
Gambar 2.7 Router
Aplikasi-aplikasi yang berada pada router, jika telah terinstal pada
sebuah komputer dinamakan PC Router. Router memiliki kemampuan
melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin
memiliki banyak jalur diantara keduanya. Router yang saling terhubung
dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing
37
terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari
system ke sistem lain. Proses routing dilakukan secara hop by hop. IP
tidak mengetahui jalur keseluruhan menuju tujuan setiap paket. IP routing
hanya menyediakan IP address dari router berikutnya yang menurutnya
lebih dekat ke host tujuan.
2.2.5 PC ROUTER
Pengertian PC router adalah sebuah komputer yang dimodifikasi
sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai router. Untuk
membuat sebuah PC router tidak harus menggunakan komputer dengan
spesifikasi yang tinggi. Komputer dengan prosesor pentium dua, hard
drive 10 GB dan ram 64 serta telah tersedia LAN Card sudah bisa
digunakan sebagai PC router. Komputer yang dijadikan router ini harus
diinstal dengan sistem operasi khusus untuk router. Sistem operasi yang
populer untuk PC router saat ini adalah Mikrotik.
Gambar 2.8 PC Router Mikrotik
38
2.2.6 ROUTER OS
Produk utama dari Mikrotik adalah sistem operasi berbasis linux
yang dikenal sebagai Mikrotik RouterOS. Diinstal pada perangkat keras
milik perusahaan (RouterBoard), atau pada komputer yang berbasis x86,
ternyata itu merubah komputer menjadi sebuah router jaringan dan
menerapkan berbagai fitur tambahan, seperti firewall, layanan Virtual
Private Network (VPN) dan client, bandwidth shaping dan Quality of
Service (Qos), Wireless access point, dan fitur lainnya yang umum
digunakan ketika jaringan tak terhubung. Sistem ini juga dapat berfungsi
sebagai sistem hotspot berbasis Captive-Portal. Sistem operasi ini
memiliki lisensi untuk meningkatkan tingkat layanannya. Masing-masing
lisensi memiliki fitur-fitur yang berbeda di setiap tingkatannya. Sebuah
aplikasi Windows yang disebut Winbox menyediakan GUI (Graphical
User Interface) untuk konfigurasi dan memonitor RouterOS, namun
RouterOS juga memungkinkan akses melalui FTP, Telnet, dan secure
shell (SSH)
2.2.6.1 Fitur Router OS
RouterOS mendukung banyak aplikasi yang digunakan
oleh Internet Service Provider (ISP), contohnya OSPF, BGP,
Multiprotocol Label Swithcing (VPLS / MPLS). Produk ini
didukung oleh Mikrotik melalui forum dan wiki, memberikan
berbagai macam contoh konfigurasi. Router OS mendukung
39
Internet Protocol Version 4 (IPV4), serta Internet Protocol
Version 6 (IPV6).
Untuk perangkat lunak ini menyediakan dukungan secara
virtual untuk semua interface jaringan yang mendukung untuk
Linux kernel 2.6.16, kecuali wireless, di mana Atheros dan
Pricm chipset adalah satu-satunya perangkat keras (Hardware)
yang dukung pada versi 3.x.
2.2.6.2
Level Router OS
Mikrotik RouterOS hadir dalam berbagai level. Tiap level
memiliki kemampuannya masing-masing, mulai dari level 3,
hingga level 6. Secara singkat, level 3 digunakan untuk router
ber-interface ethernet, level 4 untuk wireless client atau serial
interface, level 5 untuk wireless AP, dan level 6 tidak
mempunyai limitasi apapun. Untuk aplikasi hotspot, bisa
digunakan level 4 (200 user), level 5 (500 user) dan level 6
(unlimited user).
Detail perbedaan masing-masing level dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
40
Gambar 2.9 Level RouterOS
2.2.7 SWITCH
Switch merupakan alat jaringan yang berada pada layer ke-2
(Data Link) pada OSI layer yang digunakan untuk menghubungkan
berbagai device jaringan atau segmen LAN ke dalam satu jaringan (yang
besar). Seperti pada Bridge, Switch mengenali dan meneruskan data
berdasarkan MAC Address. Setiap Network device yang ada akan
menciptakan suatu latency. Sifat khusus dari Switch adalah collision-free
diantara alat jaringan yang ada dan mendukung multiple simultaneous
conversation. Pada umumnya, LAN Switch menghubungkan Ethernet
LAN dengan kecepatan 10-Mbps dan 100-Mbps.
41
Gambar 2.10 Switch
Switch memiliki 2 forwarding technique, yaitu : store-andforward Switching dan cut-through Switching. Pada store-and-forward
Switching, frame data yang diterima Switch akan dikumpulkan terlebih
dahulu sebelum diteruskan ke tujuan, hal ini akan menyebabkan latency
bergantung pada besarnya frame data. Sedangkan cut-through Switching,
frame data yang diterima Switch dapat dikirimkan ke tujuan ketika frame
sudah cukup terkumpul untuk melakukan forwarding decision, hal ini
akan mengurangi latency pada Switch.
2.2.8 TRAFFIC SHAPING
Traffic shaping adalah sebuah mekanisme untuk mengontrol
jumlah dan kecepatan lalu lintas yang dikirimkan dalam sebuah jaringan.
Traffic shaping yang sering disebut sebagai packet shaping merupakan
pengontrol lalu lintas jaringan komputer untuk mengoptimalkan atau
menjamin kinerja jaringan. Traffic shaping biasanya diaplikasikan pada
42
traffic source untuk menjamin traffic yang dikirimkan agar pasti
mengikuti kebijakan yang telah dibuat.
Terdapat 2 macam traffic shaping, yaitu leaky bucket dan token bucket.
1. Leaky Bucket
Di analogikan sebuah ember yang memiliki suatu lubang kecil pada
bagian dasar, air akan mengalir dari ember tersebut pada kecepatan
yang tetap selama air tersedia di dalam ember. Kecepatan air yang
keluar tidak bergantung pada kecepatan ketika air dimasukkan ke
dalam ember dalam keadaan kosong. Air yang dimasukkan bisa
memiliki kecepatan yang berbeda, namun kecepatan air yang keluar
akan tetap. Sama seperti pada jaringan, teknik yang disebut leaky
bucket dapat memperhalus lalu lintas yang padat. Kepadatan tersebut
dapat disimpan dalam bucket dan dikirimkan keluar dengan kecepatan
tertentu.
Gambar 2.11 Leaky Bucket
43
Seperti tampak pada ilustrasi gambar diatas, diibaratkan suatu jaringan
mengalokasikan bandwidth sebesar 3Mbps untuk suatu host.
Penggunaan leaky bucket akan membentuk input traffic untuk
mematuhi komitmen yang telah dibuat. Host mengirimkan burst data
pada kecepatan 12Mbits selama 2 detik ( jumlah 24Mbits data ), dan
host akan diam selama 5 detik dan kemudian mengirimkan data pada
kecepatan rata-rata 2 Mbps selama 3 detik (jumlah 6 Mbits data),
Secara keseluruhan, host telah mengirimkan data sebesar 30Mbits
dalam 10 detik. Leaky bucket akan memperhalus lalu lintas dengan
mengirim data keluar pada kecepatan 3 Mbps dengan waktu yang sama
yaitu 10 detik. Tanpa Leaky bucket aliran data yang padat dapat
merusak jaringan dengan memakan bandwidth yang berlebih akibat
aktifitas host tersebut.
2. Token Bucket
Model pada Leaky Bucket sangat membatasi dengan menghiraukan
idle host. Contohnya ketika host tidak melakukan proses pengiriman
sejenak, bucket akan kosong. Namun ketika host memiliki aliran data
yang padata, leaky bucket hanya bekerja pada kecepatan rata-rata.
Waktu yang diperlukan selama host mengalami idle tidak terjadi
penghitungan. Di sisi lain, algoritma token bucket memungkinkan idle
host untuk menghitung proses yang akan datang ke dalam bentuk
token-token. Setiap satuan waktu tertentu, sistem akan mengirim
sebanyak n token pada kumpulan bucket. Sistem akan mengeluarkan
44
satu token untuk tiap paket data yang dikirimkan. Sebagai ilustrasi, jika
nilai n adalah 100 dan host idle selama 100 detik, bucket akan
mengumpulkan 10.000 token. Host sekarang dapat mengeluarkan
semua token dalam 1 detik sebanyak 10.000 paket data atau, host dapat
menggunakan 1000 detik untuk 10 paket data tiap detiknya. Dengan
kata lain, host dapat mengirimkan data yang padat selama bucket tidak
kosong. Token bucket dapat diilustrasikan dengan sebuah alat
penghitung. Ketika token ditambahkan, alat penghitung token akan
bergerak 1 angka. Dan tiap data yang dikirimkan, alat penghitung
token akan dikurangi 1. Ketika alat penghitung menunjukan angka 0,
host tidak dapat mengirimkan data.
Gambar 2.12 Token Bucket
45
2.2.9 HIERARCHICAL TOKEN BUCKET (HTB)
Hierarchichal Token Bucket adalah suatu classful qdisc yang
ditulis oleh martin Devera dengan sekumpulan konfigurasi yang lebih
sederhana dibanding CBQ (Class Based Queue). Secara konseptual, HTB
adalah suatu jumlah yang berubah-ubah dari token bucket yang diatur di
dalam suatu hirarki. Yang utama pada perangkat jaringan manapun
dikenal sebagai queuing disiplin qdisc root.
Ada 3 tipe kelas dalam HTB, yaitu : Root, Inner, dan leaf. Root class
berada di paling atas, dan semua trafik harus melewati kelas ini. Inner
class memiliki father classes dan daughter classes. Sedangkan leaf class
adalah class dimana memiliki father classes, tetapi tidak memiliki
daughter classes. Pada leaf classes, trafik dari layer yang lebih tinggi
disuntikkan mengikuti klasifikasi yang harus dilakukan menggunakan
filter, sehingga memungkinkan untuk membedakan jenis trafik dan
prioritas. Sehingga, sebelum trafik memasuki sebuah leaf class, harus
diklasifikasikan melewati filter dengan berbagai aturan yang berbeda.
Rules dapat memfilter berbagai jenis services, IP address dan bahkan
Network Address. Proses ini dikenal dengan sebutan classifying process.
Lebih jauh, ketika traffic telah diklasifikasikan, traffic akan dijadwalkan
dan dibentuk. Untuk melakukan tugas ini, HTB menggunakan konsep
Token dan Bucket untuk mengontrol bandwidth yang digunakan dalam
46
sebuah link. Untuk menyesuaikan aliran, HTB menghasilkan Token dan
dequeue packets hanya dari bucket jika Token tersedia.
Gambar 2.13 Struktur Hierarchical Token Bucket
Teknik antrian HTB memberikan fasilitas pembatasan traffic pada
setiap level maupun klasifikasi. Bandwidth yang tidak terpakai bisa
digunakan oleh klasifikasi yang lebih rendah. Struktur HTB juga dapat
dilihat seperti suatu struktur organisasi, dimana pada setiap bagian
memiliki
wewenang
dan
mampu
membantu
bagian
lain
yang
memerlukan.
1.2.10 SIMPLE QUEUE dan QUEUE TREE
Perbandingan antara simple queue dan queue tree adalah simple
queue dimana semua paket akan diurutkan terlebih dahulu sehingga
harus melewati setiap queue yang ada sebelum paket menuju komputer
47
yang dituju, pada queue tree semua paket melewati trafik secara
bersamaan tanpa harus diurutkan terlebih dahulu, oleh karena itu simple
queue menghasilkan delay yang lebih lama. Simple queue mengatur
aliran paket data secara bidirectional (dua arah) baik unduh maupun
unggah, sedangkan queue tree hanya mengatur aliran data secara
directional (satu arah) sehingga dapat menambah queue untuk interface
(unduh atau unggah) secara terpisah.
2.2.11 TOKEN BUCKET MECHANISM
Token bucket merupakan algoritma yang digunakan untuk
mengontrol jumlah data yang diinjeksikan kedalam suatu jaringan
dengan membiarkan sejumlah data untuk dikirimkan. Token bucket
dapat dikatakan sebagai mekanisme kontrol yang mengontrol ketika
traffic dapat ditransmisikan, berdasarkan ada tidaknya token dalam
sebuah keranjang (bucket). Keranjang (bucket) disini hanya merupakan
bentuk imajinasi dari sebuah tempat yang mengizinkan sejumlah traffic
jaringan dapat ditransmisikan. Setiap keranjang memuat token, setiap
token merepresentasikan sebuah unit byte-byte atau paket tunggal dari
ukuran yang telah didefiniskan dari awal (predetermined size). Token
bucket sendiri merupakan definisi formal dari kecepatan transfer.
Kita asumsikan bahwa token bucket penuh. Hal ini akan
mengakibatkan jumlah token adalah cukup untuk menopang atau
menjaga kelangsungan lalu-lintas data (traffic) yang masuk. Jika
48
diasumsikan bahwa sebuah keranjang (bucket), dimana telah diisi oleh
token dengan pada kecepatan x setiap interval penyegaran (refresh).
Setiap token merepresentasikan 1 bit dari data. Untuk kesuksesan
sebuah pengiriman suatu paket data, harus ada kecocokan satu-satu
diantara bit dengan token. Sebagai akibatnya, ketika paket atau frame
datang di port atau interface, dan cukup token ada dalam keranjang
untuk mengakomodasi seluruh unit data, paket data akan menyesuaikan
dengan keadaan, dan oleh karena itu akan bergerak maju. Ketika paket
data sukses ditransmisikan. Token di dalam keranjang secara efektif
akan dihapus untuk kemampuan dalam mengirimkan paket data.
Administrator jaringan menspesifikasikan berapa jumlah token yang
dibutuhkan untuk mengirim sejumlah byte. Ketika token ada, aliran
paket dizinkan untuk mentransmisikan traffic. Jika tidak ada token
dalam keranjang, aliran data tidak akan mentransmisikan paket data.
Oleh karena itu, aliran data dapat mentransmisikan traffic sampai pada
kecepatan puncak jika terdapat cukup token dalam keranjang dan jika
pintu gerbangnya dikonfigurasikan secara wajar. Jumlah token sama
dengan ukuran data yang telah ditransmisikan yang dihapus dari
keranjang. Ilustrasi dari token bucket mechanism adalah sebagai berikut
49
Gambar 2.14 Ilustrasi Mekanisme Token Bucket
Algoritma dari Token Bucket mengikuti hal sebagai berikut :
1. Token ditambahkan setiap 1/r detik.
2. Keranjang dapat menampung paling banyak sejumlah b token. Jika
token datang ketika keranjang penuh, maka token tersebut akan ditolak
3. Ketika sebuah paket (network layer PDU) dari n byte datang, n token
dihapus dari keranjang, dan paket akan di kirimkan ke jaringan
4. Jika lebih sedikit token yang tersedia, tidak ada token yang akan
dihilangkan, dan paket data paket data tidak akan diteruskan. Algoritma
mengizinkan hingga b byte data, tetapi selama perjalanan paket output
50
yang dizinkan dibatasi oleh kecepatan konstan sebesar r. Jika kecepatan
traffic yang datang melebihi kecepatan yang telah dikonfigurasikan, dan
tidak terdapat token yang mencukupi dalam keranjang token untuk
mengakomodasi traffic yang masuk, kelebihan data akan menyebabkan
kerusakan dan akan dapat diatasi paket yang tidak diizinkan akan dapat
diperlakukan sebagai berikut :
1. Paketnya di-drop atau dihilangkan
2. Paket akan mengantri sampai waktu tertentu ketika tersedia token
yang cukup untuk ditransmisikan.
3. Ditransmisikan namun diberi tanda sebagai paket yang tidak
diizinkan sehingga ketika jaringan penuh atau overload, paket
tersebut akan di-drop.
Teknik antrian HTB memberikan fasilitas pembatasan trafik pada
setiap level ataupun klasifikasinya, sehingga bandwidth yang tidak
terpakai dapat digunakan oleh klasifikasi lain yang lebih rendah. Pada
antrian HTB mempunyai parameter yang menyusunnya dalam antrian
yaitu :
1. Rate
Parameter rate menetukan bandwidth maksimum yang bisa
digunakan oleh setiap class, jika bandwidth melebihi nilai “rate”,
maka paket data akan dipotong atau dijatuhkan (drop).
51
2. Ceil
Parameter ceil di-set untuk menetukan peminjaman bandwidth antar
class (kelas), peminjaman bandwidth dilakukan kelas paling bawah
ke kelas di atasnya. Teknik ini disebut link sharing.
3. Random Early Detection (RED)
Random Early Detection atau bisa disebut Random Early Drop
biasanya digunakan untuk gateway/router backbone dengan tingkat
trafik yang sangat tinggi. RED mengendalikan trafik jaringan
sehingga terhindar dari kemacetan pada saat trafik tinggi berdasarkan
pemantauan perubahan nilai antrian minimum dan maksimum. Jika
isi antrian dibawah nilai minimum, maka mode ‘drop’ tidak berlaku,
saat antrian mulai terisi hingga melebihi nilai maksimum, maka RED
akan membuang (drop) paket data secara acak sehingga kemacetan
pada jaringan dapat dihindari. Pada antrian RED juga mempunyai
parameter yang menyusunnya, yaitu :
a. Min
Yaitu nilai rata-rata minimum antrian (queue).
b. Max
Nilai rata-rata maksimum antrian, biasanya dua kali nilai
minimum atau dengan rumus:
52
Max = bandwidth (bps) * latency (s)
c. Probability
Jumlah maksimum probabilitas penandaan paket data. Nilainya
berkisar antara 0.0 sampai dengan 1.0.
d. Limit
Batas paling atas antrian secara riil, jumlah paket data yang
melewati limit pasti dibuang. Nilai limit harus lebih besar
daripada ‘max’ dan dinyatakan dengan persamaan :
Limit = max + burst
e. Burst
Digunakan untuk menentukan kecepatan perhitungan nilai antrian
mempengaruhi antrian riil (limit). Bisa dihitung dengan
persamaan :
Burst = (min + min + max / 3 * avpkt)
f. Avpkt
Nilai rata – rata paket data/grafik yang melintasi gateway RED,
sebaiknya diisi 1000.
g. Bandwidth
Yaitu lebar bandwidth kartu Ethernet.
h. Ecn (Explicit Congestion Notification)
Parameter ini memberikan fasilitas gateway RED untuk
memberitahukan kepada client jika terjadi kemacetan.
53
Pengimplementasian
dari
algoritma
ini
dalam
platform,
mempunyai kekurangan dalam hal pengaturan clock (lacking the clock
resolution) dan membutuhkan penambahan token tunggal ke dalam
keranjang setiap 1/r detik sebagai alternatif formula. Jika kemampuan
token untuk memperbaharui ke dalam bucket adalah setiap S milisekon,
maka jumlah token yang dapat ditambahkan setiap milidetik adalah
(r*S)/1000.
Penggunaan Token Bucket Mechanism adalah pada jaringan area
lokal (Local Area Network). Salah satu aplikasi adalah penggunaan
token passing pada jaringan Token Ring dan FDDI (Fiber Distributed
Interface).
Berikut ini merupakan cara bekerjanya token ring :
1. Active master, dipilih berdasarkan proses yang disebut beaconing,
memasukan token (sebagai sebuah paket khusus terformat) ke
dalam jaringan cincin.
2. Token bersirkulasi mengelilingi cincin dan diregenerasi dan
dilewatkan oleh setiap workstation ( dalam jaringan token ring,
sebuah workstation memperolah data dari tetangga hulu (upstream
neighbor), meregenerasikan atau memperbaharui, dan dikirimkan
ke tetangga hilir (downstream neighbor).
3. Ketika workstation mempunyai data untuk dikirimkan, workstation
tersebut menunggu token lewat dan akan di-grab atau diambil atau
54
dari saluran, saluran kemudian di duduki (holding) sampai transmisi
dilakukan. workstation kemudian akan menginjeksikan data ke
dalam saluran.
4. Paket kemudian akan bersirkulasi sepanjang cincin dan akan
diperiksa dan diteruskan oleh masing-masing workstation. Ketika
workstation penerima menerima paket, paket tersebut kemudian
ditandai sebagai paket yang sudah diterima kemudian diteruskan
kembali dan diinjeksikan ke dalam jaringan. Penandaan ini
membuat pengirim data dapat mengetahui bahwa paket yang
dikirimkan
telah
diterima.
Pengirim
data
kemudian
akan
meninjeksikan kembali token ke dalam cincin. Untuk mencegah
workstation tertentu memonopoli jaringan, stasiun pentransmisi
dapat menduduki token (mentransmisikan paket data) dalam waktu
tertenu, yang disebut sebagai token hold time. Jika waktunya telah
habis sebelum stasiun dapat mentransmisikan seluruh informasi,
stasiun tersebut harus menhentikan transmisi dan menaruh token
baru
kedalam
ring
sehingga
workstation
lain
mempunyai
kesempatan untuk dapat berkomunikasi. Ketika token kembali ke
workstation tadi yang menunggu (yang kehabisan token holding
time) maka transmisi dapat kembali diteruskan.
55
Gambar 2.15 Token Passing pada Token Ring
Keuntungan token passing adalah dapat mengkalkulasikan
delay maksimum yang dapat diantisipasi dalam pergerakan sebuah
informasi antara dua titik dalam jaringan dan ini biasanya penting
dalam mendefinisikan waktu respon seperti dalam proses kontrol.
Sebagai contoh, pipa minyak mungkin mempunyai sensor dalam
jaringan pipa untuk mendeteksi kebocoran.
Perusahaan minyak menginginkan untuk mengetahui
waktu yang tepat berapa lama sensor dapat menyalakan alarm dari
sensor untuk mencapai stasiun kontrol agar dapat mematikan katup
untuk mengindari kebocoran pipa yang lebih parah ke lingkungan
luar. LAN dimana membutuhkan waktu untuk delay, maka kondisi
ini akan dapat bekerja dengan baik. Kekurangan dari token passing
adalah jika terjadi pada unidirectional ring (searah), sehingga akan
membutuhkan waktu yang lama untuk melewatkan token. Peralatan
harus menunggu sampai menerima token sebelum dikirimkan, dan
jika peralatan terjadi kerusakan maka ring tidak dapat melewatkan
token sampai jaringan diperbaiki (Jika terjadi kerusakan peralatan
maka kemungkinan terjadi kerusakan pada token). Sekarang,
56
hampir seluruh token mempunyai electrical shunt untuk mencegah
hal ini terjadi.
Download