AGROHIDROLOGI DAN MANAJEMEN DAS PENGELOLAAN DAS Ada Beberapa istilah yang perlu dipahami dalam hal pengertian yang terkandung didalamnya berkaitan dengan pengelolaan DAS, antara lain: a. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu daerah tertentu yang bentuk dan sifat alamnya sedemikian rupa, sehingga merupakan kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang melalui daerah tersebut dalam fungsinya untuk menampung air yang berasal dari curah hujan dan sumber air lainnya dan kemudian mengalirkannya melalui sungai utamanya (single outlet). Satu DAS dipisahkan dari wilayah lain disekitarnya (DAS – DAS lain) oleh pemisah dan topografi, seperti punggung perbukitan dan pegunungan; b. Sub DAS adalah bagian DAS yang menerima air hujan dan mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai utama. Setiap DAS terbagi habis kedalam Sub DAS – Sub DAS; c. Wilayah Sungai (WS) atau wilayah DAS adalah suatu wilayah yang terdiri dari dua atau lebih DAS yang secara geografi dan fisik teknis layak digabungkan sebagai unit perencanaan dalam rangka penyusunan rencana maupun pengelolaannya; d. Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengendalikan hubungan timbal balik antara sumber daya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktifitasnya, dengan tujuan membina kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatkan kemanfaatan sumber daya alam bagi manusia secara berkelanjutan; e. Rencana Pengelolaan DAS Terpadu merupakan konsep pembangunan yang mengakomodasikan berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dijabarkan secara menyeluruh dan terpadu dalam suatu rencana berjangka pendek, menengah maupun panjang yang memuat perumusan masalah spesifik di dalam DAS, sasaran dan tujuan pengelolaan, arahan kegiatan dalam pemanfaatan, peningkatan dan pelestarian sumber daya alam air, tanah dan vegetasi, pengembangan sumber daya manusia, arahan model pengelolaan DAS, serta sistem monitoring evaluasi kegiatan pengelolaan DAS; f. Pengelolaan DAS terpadu adalah proses formulasi dan implementasi suatu kegiatan yang menyangkut pengelolaan sumber daya alam dan manusia dalam suatu DAS dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi dan kelembagaan di dalam dan sekitar DAS termasuk untuk mencapai tujuan sosial tertentu; g. Tata air DAS adalah hubungan kesatuan individual unsur-unsur hidrologis yang meliputi hujan, aliran permukaan dan aliran sungai, peresapan, aliran air tanah dan evapotranspirasi dan unsur lainnya yang mempengaruhi neraca air suatu DAS; h. Lahan kritis adalah lahan yang keadaan fisiknya demikian rupa sehingga lahan tersebut tidak dapat berfungsi secara baik sesuai dengan peruntukannya sebagai media produksi maupun sebagai media tata air; i. Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah (RLKT) adalah upaya manusia untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan daya dukung lahan agar berfungsi optimal sesuai dengan peruntukannya. Dalam pengelolaan DAS harus jelas tujuan dan sasaran yang diinginkan. Sasaran pengelolaan DAS yang ingin dicapai pada dasarnya berupa: a. Terciptanya kondisi hidrologis yang optimal; b. Meningkatnya produktivitas lahan yang diikuti oleh perbaikan kesejahteraan masyarakat; c. Terbentuknya kelembagaan masyarakat yang tangguh dan muncul dari bawah (bottom-up) sesuai dengan sosial budaya setempat; d. Terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan dan berkeadilan. Oleh karena itu perumusan program dan kegiatan disamping harus berorientasi pada pencapaian tujuan dan sasaran, juga harus disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi dengan mempertimbangkan pergeseran paradigma, karateristik DAS, peraturan / perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip dasar pengelolaan DAS. Uraian secara sistematis dan rinci tentang pengelolaan DAS terpadu disajikan dalam kerangka pikir sebagaimana tertera pada SIKLUS HIDROLOGI adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Hidrologi (berasal dari Bahasa Yunani: Yδρoλoγια, Yδωρ+Λoγos, Hydrologia, "ilmu air") adalah cabang ilmu teknik sipil yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas air di seluruh Bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air. Orang yang ahli dalam bidang hidrologi disebut hidrolog, bekerja dalam bidang ilmu bumi dan ilmu lingkungan, serta teknik sipil dan teknik lingkungan. Domain hidrologi meliputi hidrometeorologi, hidrologi air - permukaan, hidrogeologi, manajemen limbah dan kualitas air, dimana air memiliki peranan penting. Oseanografi dan meteorologi tidak termasuk karena air hanya satu dari aspek penting lainnya. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda: Evaporasi / transpirasi : Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah : Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. Air Permukaan merupakan Air yang bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai – sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. KONSERVASI DAN PENGELOLAAN SUNGAI 1. Konservasi daerah pengaliran sungai Teknologi yang dilakukan dalam konservasi ini yaitu: o Metode vegetatif yaitu menggunakan tanaman untuk mengurangi daya perusak hujan yang jatuh, sehingga mengurangi aliran permukaan dan erosi. Yang termasuk dalam metode ini yaitu reboisasi yaitu penanaman pohon di kawasan hutan dan luar hutang dengan menggunakan tanaman tahunan o Metode sipil yaitu pembuatan bangunan sipil untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi, dan meningkatkan kegunaan tanah, serta memperbesar infiltrasi air kedalam tanah. Yang termasuk dalam metode ini yaitu : bendungan pengendali, waduk, tanggul, teras, pembuatan irigasi pada daerah pertanian, guludan, dll. 2. Teknologi Pengendalian Banjir Banjir yang terjadi secara rutin setiap tahun merusak dataran daerah sekitar sungai. Untuk menanggulangi banjir maka upaya yang perlu ditingkatkan antara lain : • Meningkatkan fungsi waduk • Meningkatkan kapasitas sungai dengan kanalisasi antar sungai • Memperbaiki kondisi muara sekaligus menggali potensinya. • Mengendalikan aliran sungai hilir • Pemeliharaan tanggul 3. Teknologi Penangulangan Kerusakan Sungai Bahan galian golongan C, yaitu pasir, kerikil, batu bongkah, batu pecah, tras, kapur dan tanah merupakan bahan bangunan yang sangat vital dalam pembangunan prasarana fisik dalam peyiapan lahan maupun bangunan. Badan sungai yang rusak karena proses degradasi akibat penggalian pasir memerlukan beberapa upaya pengendalian yaitu : Penyusunan pedoman teknis penambangan golongan C pada sungai Penyusunan peta pada bagian atau ruas sungai yang dapat atau boleh ditambang dengan persyaratannya. Pengembangan aplikasi bottom controller untuk bangunan air dan bangunan bawah jembatan. 4. Teknologi Konservasi Air Tanah Salah satu tekniknya yaitu : Recharge air tanah dengan cara penampungan dan peresapan air hujan pada perumahan sehingga selain mengubah air tanah juga mencegah banjir local. Teknologi waduk recharge yang dapat menyerap air hujan dan air permukaan untuk imbuhan air tanah. Selain upaya konservasi ketersediaan air tanah, diperlukan pula konservasi kualitanya karena bukti pada beberapa daerah urban dan industri terjadi pencemaran air tanah. AGROHIDROLOGI DAN MANAJEMEN DAS \ OLEH: BRAM FONENDI D1A009025 AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2010