bab iii rancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan

advertisement
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH
DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Perubahan paradigma pembangunan sebagai akibat dari reformasi, dimana
sebelumnya lebih berorientasi pada pertumbuhan dengan sistem sentralistik yang
begitu kuat, telah berubah ke sistem desentralisasi yang lebih berorientasi ke arah
pemerataan, telah mulai memberikan dampak yang lebih baik bagi perkembangan
pembangunan daerah. Kegiatan pembangunan daerah yang begitu cepat, telah
memberikan dampak perkembangan perekonomian yang begitu luas. Hal ini
sebagai akibat dari pelaksanaan otonomi daerah yang telah memberikan
kewenangan yang lebih besar kepada daerah dalam mengelola keuangan daerah
untuk pelaksanaan pembangunan. Namun demikian masih menyisakan berbagai
permasalahan mendasar yang menuntut perhatian khusus dalam pembangunan
ke depan, diantaranya kurang mengindahkan asas-asas pembangunan yang
berkelanjutan, nilai tambah produk masih rendah (produk primer), birokrasi
pemerintahan daerah yang belum mampu mengikuti kaedah pemerintahan yang
baik, dan masih tingginya tingkat ketergantungan pembiayaan pembangunan
daerah.
Dengan memperhatikan berbagai permasalahan tersebut, dalam rangka
mewujudkan visi dan menjalankan misi, arah kebijakan sesuai dengan RPJP
Nasional kemudian RPJP Daerah Kota Pekanbaru, arah kebijakan ekonomi kota
Pekanbaru adalah bagian dari arah kebijakan pembangunan kota Pekanbaru yaitu
memajukan perekonomian masyarakat yang diarahkan pada:
1. Meningkatkan
pendapatan masyarakat agar mampu memenuhi kehidupan
yang layak.
2. Memperlancar arus investasi yang dapat membuka kesempatan kerja bagi
masyarakat.
3. Meningkatkan daya saing produk-produk masyarakat kota Pekanbaru untuk
mengurangi ketergantungan pada produk import.
4. Meningkatkan kerjasama perekonomian guna mendorong masuknya modal
asing.
5. Membangun infrastruktur
ekonomi yang memadai bagi terselenggaranya
usaha ekonomi masyarakat, antara lain pembangunan pasar induk, Terminal
III - 1 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
Cargo, Pelabuhan bongkar muat, serta pengembangan kawasan industri di
kota Pekanbaru terutama kawasan industri Tenayan sebagai prioritas utama.
6. Pengembangan
kelembagaan
yang
mendukung
kemajuan
ekonomi
masyarakat, yang di dukung Sumber Daya Manusia yang terlatih dan
profesional.
7. Penegakan hukum dan regulasi yang tegas dalam dinamika perekonomian
sehingga tidak menimbulkan ekonomi biaya tinggi.
8. Memperluas akses terhadap sumber permodalan meningkatkan kemampuan
menyerap dan mengaplikasikan teknologi yang mampu menciptakan nilai
tambah (Value added), memperluas dan mengembangkan sistem informasi
yang mampu diakses dengan mudah dan cepat oleh pelaku ekonomi.
9. Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi yaitu dengan
melakukan upaya pengembangan dan pemberdaya ekonomi yang berbasis
kerakyatan yang lebih kokoh melalui penyediaan fasilitas yang memadai,
menumbuh-kembangkan aktivitas perekonomian yang berakar dari nilai-nilai
dasar dalam kehidupan masyarakat yang cenderung heterogen namun tetap
bercirikan Melayu, menumbuh kembangkan pasar-pasar tradisional yang
berkualitas.
10. Mendorong tabungan masyarakat untuk memperluas kesempatan investasi
dan pembukaan lapangan usaha.
3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah tahun 2012 dan Perkiraan Tahun 2013-2014
Di tahun 2012 perekonomian kota Pekanbaru terus meningkat bersama
meningkatnya konsumsi masyarakat dan investasi. Hal ini dapat ditunjukkan
oleh angka Produk Domestik Ragional Bruto (PDRB) atau pun indikator ekonomi
yang lainnya. Struktur perekonomian di dominasi oleh sektor tersier karena
sekitar 50% dari total PDRB di dominasi oleh sektor tersier dimaksud. Upaya
Pengembangan sektor-sektor lainnya, terutama sektor sekunder diharapkan
akan memacu terjadinya transformasi sektoral, sehingga struktur ekonomi akan
menjadi lebih kokoh, seimbang dan dinamis.
Pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru secara makro
tahun 2012
menunjukkan pertumbuhan ke arah yang posisitf. Pertumbuhan PDRB Kota
Pekanbaru pada tahun 2012 sebesar 10,57%. Besarnya pertumbuhan ekonomi
Kota Pekanbaru ini merupakan perpaduan masing-masing sektor yang ada.
Pertumbuhan dari sektor-sektor yang dominan seperti keuangan, persewaan
III - 2 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
dan jasa perusahaan 11, 16% perdagangan 12,61% dan sektor angkutan dan
komunikasi 14,24%.
Sektor tersier tetap menjadi sektor yang pertumbuhannya paling tinggi.
Sektor ini adalah sektor yang terus mendapat aliran investasi sesuai dengan
perkembangan perdagangan dan jasa di Kota Pekanbaru
yang terus
memberikan indikasi ke arah yang positif, ditambah lagi dengan pelaksanaan
Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-18 yang lebih banyak terpusat di kota
Pekanbaru.
Tabel 3.2
Perkembangan Indikator Ekonomi Makro
Kota Pekanbaru 2011-2013
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Indikator Makro Ekonomi
PDRB
Harga berlaku
Harga Konstan
Tingkat Pertumbuhan
Ekonomi/PDRB (%)
Tingkat Inflasi (%)
Tahun 2011
Realisasi
Tahun 2012
Tahun 2013*
45.257.046.38
9.913.360.31
56.015.818.42
10.961.317,98
66.115.614.65
11.949.339,22
9,05
10,57
9,01
2,81
3,80
3,95
306.187,69
7.021,14
7.784.709,28
371.649,44
12.543,992,86
11.608.079,35
2.978.484,26
342.223,75
8.324,97
8.230.830,86
420.784,78
17.767.311,49
14.191.505,99
3.474.757,94
381.767,37
9.139.290,44
9.139290,44
470.790,59
21.242.417,10
17.509.500,83
4.119.689,11
6.090.878,08
7.213.334,63
8.404.294,11
3.566..044,28
4.167.816,22
4.838.377,09
28.596,747,45
35,359,949,52
859.012,49
1.105,720.88
11.074.303.21
14.261,977.87
1.093.616.02
7.524.124.18
18.152.734,84
14,109,769.72
18.510.864,65
1.411.420,84
9.631.207,86
24.312.042,85
0.06
-
44.524.213,48
53.435.127,36
61.383.660,90
78,72
71.67
99,89
648,05
79,16
71,88
99,90
652,20
79,47
Struktur PDRB Pendekatan
Produksi atau Sektoral ( Harga
berlaku)
-Pertanian
-Pertambangan dan Penggalian
-Industri pengolahan
-Listrik,gas dan air bersih
-Bangunan
-Perdagangan , hotel dan restoran
-Angkutan dan komunikasi
-Keuangan,sewa dan jasa
perusahaan
-Jasa-jasa servis
Struktur PDRB Pendekata
pengeluaran ( Harga berlaku)
-Pengeluaran konsumsi rumah
tangga
-Pengeluaran konsumsi lembaga
swasta Nirlaba
-Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
-Pembentukan Modal Tetap Bruto
-Perubahan Stok
-Ekspor
-Impor
Besaran ICOR (Incremental Capital
Output Ratio)
Pendapatan perkapita ( Harga
berlaku)
Indeks Pembangunan Manusia
Indeks harapan hidup
Indeks pengetahuan
Indeks daya beli
Sumber: Pendapatan Ekonomi Regional Kota Pekanbaru Menurut Lapangan
Usaha 2009-2013(* angka Sementara)
III - 3 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
Dalam tahun 2013 situasi makro perekonomian Kota Pekanbaru
menunjukkan perkembangan yang relatif stabil dan tidak akan jauh berbeda
dengan tahun 2012 namun kemungkinan akan melambat. Ditahun 2013 sepi
dari dari ivent berskala nasional, namun dari sisi investasi dan perdagangan,
diindikasikan meningkat dimana tumbuhnya usaha-usaha ritel berskala besar
yang investasinya ratusan miliar rupiah.
Dari kontribusi secara sektoral masing-masing yang antara lain sektor
pertanian, pertambangan dan penggalian serta
listrik gas dan air bersih
mempunyai kontribusi yang relative cukup kecil terhadap PDRB Kota
Pekanbaru.
Namun
demikian
tetap memiliki
nilai
yang
strategis
bagi
pembangunan kota Pekanbaru. Sektor-sektor di luar sebagaimana disebutkan di
atas mempunyai peranan besar terhadap PDRB Kota Pekanbaru, yang secara
luas sebagai pemacu kegiatan-kegiatan perekonomian di kota Pekanbaru,
terutama
perdagangan,
Hotel,
Restoran,
Pengangkutan,
komunuikasi,
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (Sektor tersier), yang akhirnya akan
bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi kota Pekanbaru. Data
secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1
Sektor Ekonomi Kota Pekanbaru
Tahun 2011- 2013
NO
1
2
2011
Tahun
2012
Sektor Primer
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
3,74
3,88
3,66
3,94
3,68
3,69
Sektor Sekunder
Industri Pengolahan
Listrik,Gas dan Air Bersih
Bangunan
5,46
3,31
9,04
4,76
6,09
9,26
6,93
6,12
9,18
SEKTOR
3
2013*
Sektor Tersier
Perdagangan,Hotel,Restoran
10,08
12,61
9,76
Pengangkutan dan Komunikasi
10,11
14,24
10,01
Keuangan,Persewaan dan jasa
10,50
11,16
9,05
Perusahaan
Jasa-Jasa
8,32
8,52
8,13
PDRB
9,05
10,57
9,01
Sumber : Sumber: Pendapatan Ekonomi Regional Kota Pekanbaru Menurut
Lapangan Usaha 2009-2013(* angka Sementara)
III - 4 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
Untuk perkembangan ekonomi tahun 2014 perlu menjadi perhatian
adalah pengaruh situasi, kondisi dan stabilitas sosial politik Kota Pekanbaru,
mengingat akan dilaksanakan Pemilu legislativ dan Pemilhan Presiden. Kota
Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau dalam menghadapi pesta demokrasi
dimaksud harus dapat menjaga stabilitas sosial politik dalam menjaga
keberlangsungan kegiatan pasar untuk pertumbuhan ekonomi. Namun secara
umum dari waktu-ke waktu kondisi sosial politik kota Pekanbaru cukup stabil
sehingga relative lebih aman. Dengan demikian keberlangsungan kegiatan
pasar akan berjalan dengan baik sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi.
3.1.2. Tantangan dan prospek perekonomian daerah tahun 2014 dan 2015
Perekonomian Kota Pekanbaru mencerminkan perekonomian Provinsi
Riau secara umum, sehingga pergerakan yang terjadi pada perekonomian Kota
Pekanbaru akan mempengaruhi perekonomian Riau. Perekonomian Kota
Pekanbaru juga tergantung pada perkembangan perekonomian nasional.
Berdasarkan kondisi riil perekoniomian Kota Pekanbaru tahun 2012 dan
proyeksi tahun 2013 maka prospek dan tantangan perekonomian tahun 2014
dan 2015 dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Ekonomi Kota Pekanbaru tahun 2014 diproyeksikan akan relative sama
sama dengan dengan tahun 2013. Hal ini di dorong oleh perbaikan
perekonomian nasional, peningkatan konsumsi karena membaiknya daya
beli masyarakat serta perkiraan peningkatanpermintaan domestic karena
imbas pelaksanaan Pemilu tahun 2014. Dengan demikian perekonomian
diharapkan relative stabil diharapkan tumbuh pada angka 10,54 – 10,57
persen.
2. Khusus tahun 2014 ini dilaksanakan pesta demokrasi dalam rangka
Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Presiden. Dari aspek pengeluaran
belanja kondisi ini akan memberi pengaruh terhadap perekonomian Kota
Pekanbaru dimana menyebabkan meningkatnya belanja Pemerintah,
Khususnya Pemerintah Kota Pekanbaru dalam pelaksanaan pesta demokrasi
dimaksud. Tetapi di sisi lain kondisi sosial politik ini akan memberi pengaruh
terhadap ekonomi kota Pekanbaru terutama perkembangan investasi yang
juga sangat dipengaruhi oleh kondisi stabilitas sosial politik. Maka dari itu
aspek keamanan dan stabilitas sosial politik di tengah masyarakat harus
terjaga supaya keberlangsungan kinerja ekonomi daerah tetap stabil dan
III - 5 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
tetap tumbuh. Situasi ini menjadi factor penentu juga selain berpatokan
ketersediaan infrastruktur penanaman modal.
3. Pada tahun 2014 ini dan 2015 mendatang merupakan tahun percepatan
pencapaian program pembangunan sehubungan dengan target Rencana
Program Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru. Kondisi ini akan
mengakibatkan
meningkatnya
belanja
pembangunan
pemerintah
sehubungan dengan target pencapaian dimaksud. Harapan dari kondisi ini
perkembangan ekonomi Kota Pekanbaru terus terjaga dan terus meningkat.
Tetapi disebalik itu penjagaan terhadap tingkat inflasi harus tetap terus
terjaga.
4. Pada tahun 2015 sepinya ivent-ivent yang berskala nasional maupun
internasional di kota Pekanbaru, menciptakan iklim investasi yang lebih
kondusif merupakan tantangan yang cukup berat karena ini menyangkut
beberapa peraturan baik tingkat pusat maupun daerah. Perbaikan iklim
investasi perlu dilakukan pemerintah daerah dengan mensikapi atas
perbaikan di bidang pertaturan perundang-undangan di daerah, perbaikan
pelayanan dan penyederhanaan birokrasi. Pembangunan infrastruktur serta
promosi potensi pembangunan daerah untuk
menarik minat investor
berinvestasi dalam pembangunan, harus terus digalakkan. Hal ini akan
berdampak pada penyediaan lapangan kerja dan berimplikasi pada
peningkatan pertumbuhan ekonomi.
5. Meningkatkan
pertumbuhan
sektor-sektor
ekonomi
dominan,
yang
bertumpu pada peran usaha masyarakat (UMKM) dan pihak swasta.
Pertumbuhan ekonomi dengan percepatan yang lebih tinggi, memberikan
dampak terjaganya stabilitas ekonomi makro. Dengan pembenahan yang
sungguh-sungguh pada sektor riil, diharapkan akan dapat mendorong
peningkatan investasi dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas
dengan fokus utama untuk menurunkan tingkat pengangguran dan
kemiskinan. Dalam hal ini diperlukan strategi kebijakan yang tepat dengan
menempatkan
prioritas
pengembangan
pada
sektor-sektor
yang
mempunyai efek daya ungkit yang tinggi dalam menciptakan kesempatan
kerja.
6. Menyediakan infrastruktur yang cukup dan layak serta berkualitas. Hal ini
merupakan prasyarat agar dapat menarik investor yang berdampak
terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi dan berkelanjutan. Ketersediaan
III - 6 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
infrastruktur yang tidak memadai akan menjadi kendala bagi masuknya
investasi.
7. Meningkatkan partisipasi swasta melalui kemitraan antara pemerintah,
masyarakat dan swasta (Publik Private Partnership). Tantangan ini menjadi
cukup penting karena terbatasnya sumberdaya pemerintah daerah dalam
pembiayaan pembangunan, terutama terkait dengan efisiensi pembiayaan
investasi dan penyediaan infrastruktur yang bervariasi dan berkualitas.
8. Meningkatkan pelayanan dan penyediaan fasilitas ekonomi seperti pasar
dan kawasan khusus berupa pasar induk serta penataan secara memadai
bagi pelaku ekonomi dan masyarakat luas untuk mendukung kegiatan bisnis
Kota Pekanbaru, disamping menciptakan lapangan kerja.
9. Mengembangkan
program-program
bagi
usaha-usaha
mikro
dengan
menyediakan modal awal (stimulan) melalui pendekatan pemberian
pinjaman kelompok, dalam rangka membangun modal sosial kolektif serta
meningkatkan kepemilikan dan pembentukan modal lojkal di Kota
Pekanbaru.
a. Pengembangan koperasi di berbagai bidang dan lokasi usaha di Kota
Pekanbaru sebagai bentuk bisnis yang dimiliki dan dikelola bersama-sama
sehingga berperan penting dalam peningkatan ekonomi masyarakat yang
menjadi anggota selain sebagai pembuka kesempatan kerja.
j.
Membangun promosi bersama dalam memasarkan potensi daerah dengan
melalui kerjasama pemerintah dengan pemerintah, dan pemerintah dengan
swasta serta masyarakat.
Secara garis besar gambaran ekonomi kota Pekanbaru untuk tahun
2014-2015, prospeknya akan dipengaruhi perkembangan lingkungan baik
secara eksternal maupun internal.
3.2.
Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
maka dalam pengelolaan keuangan daerah harus sesuai dengan prosedur,
III - 7 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
dilaksanakan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisensi,
ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan
azas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Pengelolaan keuangan
daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang salah satunya
diwujudkan dalam bentuk Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Kabijakan dalam pengelolaan keuangan daerah memegang peranan yang
sangat strategis dalam mencapai sasaran pembangunan daerah karena
keuangan daerah
merupakan instrumen penting kebijakan fiskal daerah.
Kabijakan desentralisasi fiskal daerah mengandung tiga misi utama yaitu :
1. Menciptakan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumberdaya.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat.
3. Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut serta
(berpartisipasi) dalam proses pembangunan.
Desentralisasi
fiscal
mempunyai
dampak
langsung
terhadap
pertumbuhan ekonomi yang tinggi apabila desentralisasi fiskal dipusatkan pada
pengeluaran/belanja
publik.
Desentralisasi
fiskal
yang
diukur
dengan
pengeluaran pemerintah daerah menyebabkan pertumbuhan ekonomi secara
signifikan di daerah-daerah. Dengan adanya transfer dana dari pemerintah pusat
dan
kewenangan
yang
luas
kepada
daerah
untuk
mengelola
dan
mengoptimalkan potensi-potensi yang ada, memberi efek positif terhadap
pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah daerah mempunyai kelebihan (kesempatan lebih luas)
dengan membuat anggaran perbelanjaan agar lebih efisien dengan memenuhi
kebutuhan masyarakat karena lebih mengetahui keadaan riil yang terjadi dan
dibutuhkan oleh masyarakat. Penganggaran pada belanja bidang infrastruktur
dan sektor sosial pada pemerintah daerah akan memacu pertumbuhan ekonomi
lokal. Pertumbuhan ekonomi yang dipacu oleh pengeluaran pemerintah dan
swasta berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja. Untuk
menyerap besarnya laju pertumbuhan tenaga kerja yang cendrung meningkat
terus-menerus, diperlukan upaya-upaya yang mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi melalui investasi baik oleh pemerintah maupun swasta, karena investasi
tidak hanya menciptakan permintaan tetapi juga memperbesar kapasitas
produksi. Dengan meluasnya kesempatan kerja, akses masyarakat untuk
III - 8 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
mendapatkan penghasilan makin besar. Dengan meningkatnya penghasilan
masyarakat
maka
dampak
adanyapeningkatankesejahteraan
yang
lebih
masyarakat
karena
luas
dapat
adalah
memenuhi
kebutuhan primernya (sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan)
bahkan kebutuhan sekunder dan tersiernya. Seiring dengan meningkatnya
kesejahteraan masyarakat maka tingkat kemiskinan di masyarakatpun akan
berkurang.
Selain terus memprioritaskan pelaksanaan kebijakan desentralisasi fiscal,
Pemerintah hendaknya juga mendukung dan melaksanakan kebijakan reformasi
dalam administrasi keuangan daerah dimana antara lain tercermin dalam
penyusunan anggaran berbasis kinerja, sebagai salah satu langkah perubahan
dalam upaya membangun sebuah pemerintahan yang transparan dan akuntabel.
Oleh karena itu pengelolaan APBD harus melalui tiga tahapan penting yaitu mulai
dari
penganggaran,
pelaksanaan
dan
pengawasan/pengendalian.
Dalam
paradigma baru dalam manajemen pengelolaan keuangan daerah, perencanaan
harus memenuhi karakterestik sebagai berikut :
a. Berorientasi pada kepentingan publik/masyarakat luas.
b. Disusun berdasarkan pendekatan kinerja.
c. Mempunyai keterkaitan yang erat antara pengambil kebijakan di DPRD dengan
perencanaan operasional oleh Pemerintah Daerah dan penganggaran pada
unit kerja (SKPD).
d. Terdapat upaya-upaya untuk mensinergikan hubungan antara APBD, system
dan prosedur pengelolaan keuangan daerah, lembaga pengelolaan keuangan
daerah dan unit-unit pengelola layanan publik dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan
pertumbuhan
hal-hal
ekonomi
dan
tersebut
di
atas
pemantapan
guna
stabilitas
mendukung
ekonomi
upaya
daerah,
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta pelayanan
umum kepada masyarakat, maka kebijakan anggaran dalam tahun 2014 di kota
Pekanbaru diarahkan untuk :
1. Mewujudkan
APBD
yang
sehat
dan
berkelanjutan
dengan
tetap
memperhatikan dan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dan
capaian-capaian yang menjadi target RPJM Daerah, kondisi objektif dan isu-isu
III - 9 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
strategis serta karakterestik daerah, sehingga dapat memberi dorongan
terhadap pertumbuhan perekonomian daerah.
2. Optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah, peningkatan efisiensi dan
efektifitas belanja daerah serta peningkatan dan perbaikan manajemen
keuangan daerah.
3. Memantapkan kondisi ketahanan fiskal yang berkelanjutan dengan cara :
melanjutkan langkah-langkah konsolidasi fiskal dengan menjaga tingkat defisit
yang terkendali dari aspek pembiayaan daerah.
4. Mengatasi masalah-masalah mendasar yang menjadi prioritas pembangunan
tahun 2014 yaitu : (a) Pembangunan infrastruktur daerah yang mencakup
pemenuhan kebutuhan listrik dan air bersih bagi masyarakat, pembangunan
sarana dan prasrana perhubungan, pengembangan dan pemeliharaan jaringan
transportasi dan pengendalian banjir. (b) Peningkatan manajemen dan
pelayanan pendidikan melalui upaya peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan, pembinaan lembaga-lembaga pendidikan, serta pembangunan
dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan. (c) Peningkatan
manajemen pelayanan kesehatan masyarakat melalui penambahan sarana dan
prasarana kesehatan dan peningkatan cakupan pelayanan kesehatan. (d)
Pembinaan olahraga, kesenian, dan keagamaan sebagai pengembangan
fungsi pendidikan. (e) Pembinaan pemuda dan masyarakat dalam rangka
pengembangan olahraga, kesenian, ketaqwaan dan kebudayaan daerah.
(f)
Penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan sosial. (g)
Peningkatan kemampuan dan kualitas tenaga kerja serta pengembangan
kewirausahaan. (f) Pengembangan ekonomi masyarakat yang mencakup
pembangunan sarana dan prasarana perdagangan serta pengembangan dan
pembinaan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). (g)
Peningkatan
daya
dukung
lingkungan
yang
mencakup
perencanaan
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang, rehabilitasi kawasan
lindung, pemeliharaan dan pengembangan RTH. (h) Peningkatan kualitas
penyelenggaraan
pemerintahan
melalui
peningkatan
kemampuan
dan
keterampilan aparatur, peningkatan ketaqwaan, pengembangan teknologi
informasi, pengembangan administrasi kependudukan serta pembangunan
sarana pelayanan publik. (i) Peningkatan kerjasama dan peranan setiap
pemangku kepentingan dalam pembangunan daerah (j) Peningkatan iklim
infestasi dan pengembangan kawasan industri.
III - 10 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Berdasarkan hasil analisa kondisi ekonomi daerah dan kajian terhadap
tantangan dan prospek perekonomian daerah, selanjutnya dilakukan analisis
dan proyeksi sumber-sumber pendpatan daerah yang kemudian dituangkan ke
dalam tabel 3.3. Realisasi dan proyeksi target pendapatan daerah sebagai
berikut :
III - 11 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
Tabel 3.3
Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2012 s.d 2013
Dan proyeksi Pendapatan Kota Pekanbaru
Tahun 2014 s.d 2016
No
Uraian
1
2
4.1
4.1.1.
4.1.2.
4.1.3.
4.1.4.
4.2.
4.2.1.
4.2.2.
4.2.3.
4.3.
4.3.1
4.3.3.
4.3.4.
4.3.5
Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang Sah
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
Bukan
Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Lain-Lain Pendapatan Daerah
Yang Sah
Dana Hibah
Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi
dan Pemerintah Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus
Bantuan Keuangan Pemerintah
Provinsi
Realisasi
Tahun 2012
3
Realisasi
Tahun 2013
4
312,234,466,194
221,990,528,940
55,342,960,873
2,499,653,904
368,031,799,789
245,975,150
75,434,765,084
3,101,221,685
430.017.652.026
290.939.702.442
80.383.363.288
6.853.107.771
1,037,438,534,336
607,142,075,491
326,038,249,569
14,950,000,000
1.242.628.942.567
757.983.836.151
365.399.854.199
21.224.796.238
32,401,322,477
43,520,663,011
51.841.478.525
89,308,209,276
98.020.455.979
1,238,475,235,191
592,356,641,191
1,285,983,616,704
525,109,244,704
622,184,684,000
23,933,910,000
738,107,469,000
22,766,903,000
809.987.156.000
34.232.573.000
776,411,106,000
24,935,100,000
1.137.492.315.923
58.238.563.937
296,873,359,061
338,702,000,830
487.887.803.911
474,405,626,976
512.406.315.126
158,704,056,466
168,164,572,830
209.524.715.421
209,294,041,976
275.651.150.882
125,977,654,000
160,439,428,000
194..482.545.000
250,951,585,000
212.064.925.823
12,191,648,595
10,098,000,000
10.266.000.000
14,160,000,000
24.690.238.421
Sumber : TAPD Kota Pekanbaru
*Setelah perubahan
III - 12 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
Realisasi
Tahun 2014
5
1.442.020.314.838
597.800.585.838
Indikatif 2015*
6
1,103,301,044,000
301,954,838,000
Indikatif 2016
7
1.791.653.949.618
595,923.069.758
Berdasarkan data di atas untuk tahun anggaran 2012 – 2013 dari semua
pendapatan tersebut, yang memberikan kontribusi cukup besar terutama,
berasal dari Pemerintah Pusat berupa Dana Perimbangan (DAU dan DBH).
Berdasarkan proyeksi untuk tahun anggaran 2014, 1015 dan 2016, kontribusi
dari PAD memberikan sumbangan yang cukup berarti dari sisi pendapatan. Hal
ini menunjukkan bahwa, Pemerintah Kota Pekanbaru untuk pembiayaan
operasional pemerintahan dan pembangunan tidak hanya tergantung dari
Pemerintah Pusat, terutama untuk membiayai Belanja Pegawai berupa gaji dan
operasional lainnya juga sangat ditentukan dari PAD sendiri. Dari kondisi
tersebut maka pengelolaan pendapatan daerah khususnya PAD harus lebih
dimaksimalkan dengan mengoptimalkan sumber yang ada serta menggali
potensi-potensi sumber pendapatan daerah yang belum tergali.
3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
3.2.2.1 Arah kebijakan pendapatan daerah
Tuntutan peningkatan Pendapatan Daerah semakin besar seiring dengan
banyaknya kewenangan pemerintah pusat yang dilimpahkan kepada daerah
serta tuntutan dari target-target capaian program pembangunan daerah
dalam upaya memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui program dan
kegiatan pembangunan daerah.
Secara garis besar ada 2 (dua) sumber pendapatan Kota Pekanbaru yang
memegang peranan penting dalam penerimaan daerah yaitu Pertama,
sumber pendapatan yang pelaksanaannya ditetapkan melalui pelaksanaan
Peraturan
Daerah
(PERDA)
dalam
setiap
tahunnya.
Kedua, sumber
pendapatan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) dari Pemerintah Pusat.
Pendapatan daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) di Kota Pekanbaru diperoleh dari berbagai sumber, di
antaranya berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dari Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, dari Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA), dari
Dana Alokasi Umum (DAU), dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana Bagi Hasil)
dan dari Lain-lain Pendapatan yang Sah.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58
tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri
III - 13 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, Komponen Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru terdiri dari :
A. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
1. Pajak Daerah;
Dalam upaya pungutan dan peningkatan PAD, Pemerintah Kota
Pekanbaru saat ini telah memiliki Peraturan Daerah tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah yang telah
diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2011,
Tarif Pajak Daerah diatur
sebagai berikut :
a. Tarif
Pajak Hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh
persen);
b. Tarif Pajak Restoran ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh
persen);
c. Tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 35%(tiga puluh
lima persen). Khusus untuk Hiburan berupa pagelaran busana, kontes
kecantikan, diskotik, karaoke, klab malam, permainan ketangkasan,
panti pijat, dan mandi uap/spa, tarif Pajak Hiburan dapat ditetapkan
paling tinggi sebesar 75 % (tujuh puluh lima persen). Khusus Hiburan
kesenian rakyat/tradisional dikenakan tarif Pajak Hiburan ditetapkan
paling tinggi sebesar 10 % (sepuluh persen);
d. Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling tinggi sebesar 25% (dua puluh
lima persen);
e. Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 10%
(sepuluh persen);
f. Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ditetapkan paling tinggi
sebesar 10%(sepuluh persen);
g. Tarif Pajak Parkir ditetapkan paling tinggi sebesar 30% (tiga puluh
persen);
h. Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan paling tinggi sebesar 20 % (dua
puluh persen);
i. Tarif Pajak Sarang Burung Walet ditetapkan paling tinggi sebesar 10%
(sepuluh persen);
III - 14 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
j. Tarif Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan ditetapkan paling
tinggi sebesar 5 % (lima persen).
k. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan
sebesar 0,1 % untuk NJOP di bawah Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah).
2. Retribusi Daerah;
Prinsip dan sasaran yang Penetapan Tarif Retribusi, ditetapkan sebagai
berikut :
1. Retribusi Jasa Umum
Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Jasa Umum yang
bersangkutan,
kemampuan
masyarakat,
aspek
keadilan
dan
efektifitas, pengendalian atas pelayanan tersebut. Biaya penyediaan
jasa meliputi biaya operasi dan pemeliharaan, biaya bunga dan biaya
modal. Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya memperhatikan biaya
penyediaan jasa, penetapan tarif hanya untuk menutup sebagian
biaya.
2. Retribusi Jasa Usaha
Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif Retribusi Jasa
Usaha didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang
layak yaitu keuntungan yang diperoleh apabila pelayanan jasa usaha
tersebut dilakukan secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.
3. Retribusi Perizinan Tertentu
Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Perizinan tertentu
didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya
penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan yang meliputi
penerbitan
dokumen
izin,
pengawasan
dilapangan,,
penegakan
hukum, penatausahaan dan biaya dampak negatif dari oemberian izin
tersebut.
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan :
1. Bagian
Laba
atas
Penyertaan
Modal
pada
Perusahaan
Daerah/BUMD;
2. Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Swasta.
III - 15 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
4. Lain-Lain PAD yang Sah :
a. Hasil Penjualan Asset Daerah yang Tidak Dipisahkan;
b. Penerimaan Jasa Giro;
c. Penerimaan Bunga Deposito;
d. Pendapatan Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan;
e. Pendapatan Denda Pajak Daerah;
f. Pendapatan Denda Retribusi Daerah;
g. Penerimaan lain-lain.
Asumsi yang digunakan dalam target PAD Tahun Anggaran 2015
adalah :
1. Perkiraan Realisasi Penerimaan PAD tahun 2013 dan tahun 2014.
2. Pertumbuhan Ekonomi Pekanbaru Tahun 2012 mencapai 10,57%.
3. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Pekanbaru Tahun 2013 dan 2014.
4. Potensial Gain dari Dampak Pemberlakuan Kebijakan/Peraturan
Perundang-undangan (Efektifitas Pemberlakuan Tarif atau Perda
Baru/Revisi tentang Retribusi Daerah yang diperkirakan sebesar 10%).
5. Potensial
Lost
dari
Dampak
Pemberlakuan
Kebijakan/Peraturan
Perundang-undangan.
6. Intensifikasi serta Extra Effort PAD dari SKPD Penghasil sebesar 510% dari GAP antara Potensi dibandingkan dengan Target.
Selanjutnya pemerintah daerah harus terus melakukan upaya-upaya
untuk mengoptimalkan intensifikasi pemungutan pajak daerah dan retribusi
daerah, antara lain dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Memperluas basis penerimaan
Tindakan yang dilakukan untuk memperluas basis penerimaan antara lain
yaitu mengidentifikasi pembayar pajak baru / potensial dan jumlah
pembayar pajak, memperbaiki basis data objek, memperbaiki penilaian,
menghitung kapasitas penerimaan dari setiap jenis pungutan.
b. Memperkuat proses pemungutan
Upaya yang dilakukan dalam memperkuat proses pemungutan, yaitu
antara lain mempercepat penyusunan Peraturan-peraturan Daerah,
III - 16 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
mengubah tarif, khususnya tariff retribusi dan peningkatan SDM yang
melaksanakan pemungutan dan pengelolaan pajak dan retribusi tersebut.
c. Meningkatkan pengawasan
Pengawasan dapat ditingkatkan yaitu antara lain dengan melakukan
pemeriksaan secara insidentil / tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih
dahulu
(dadakan)
dan
berkala,
memperbaiki
proses
pengawasan,
menerapkan sanksi terhadap penunggak pajak serta meningkatkan
pembayaran pajak dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
pembayar pajak.
d. Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan
Tindakan yang dapat dilakukan antara lain memperbaiki prosedur
administrasi
pajak
melalui
penyederhanaan
administrasi
pajak,
meningkatkan efisiensi pemungutan dari setiap jenis pemungutan.
e. Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang lebih baik
Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan koordinasi dengan
instansi terkait khususnya instansi yang menangani pemungutan dan
pengelolaan pajak-pajak dan retribusi di Kota Pekanbaru.
B. Dana Perimbangan :
Dalam pelaksanaan Desentralisasi Fiskal dari pusat ke daerah,
komponen Dana Perimbangan merupakan sumber penerimaan daerah yang
sangat
penting,
karena
dana
perimbangan
merupakan
inti
dari
Desentralisasi Fiskal. Dana Perimbangan bertujuan untuk menciptakan
keseimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan antara
Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH),
Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Karena
Dana
Perimbangan
tersebut
merupakan
kewenangan
Pemerintah Pusat, maka yang perlu diupayakan oleh Pemerintah Daerah
Kota Pekanbaru, antara lain :
III - 17 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
a. Perbaikan pencatatan basis pajak
b. Mengusulkan kepada Direktorat Jenderal Pajak untuk menyesuaikan
Daftar Biaya Komponen Bangunan secara periodik dalam rangka
penentuan besarnya NJOP bangunan;
c. Memperbaiki data dasar yang digunakan dalam perhitungan dan
penetapan Dana Alokasi Umum (DAU) seperti : Data Kebutuhan Fiskal,
Data Kapasitas Fiskal, Jumlah Formasi dan Bezetting Belanja Pegawai.
Asumsi yang digunakan dalam prediksi target penerimaan dana
perimbangan untuk Tahun Anggaran 2015 adalah :
1. Target Dana Bagi Hasil berdasarkan perkiraan Alokasi yang akan
ditetapkan dan memperhatikan realisasi tahun-tahun sebelumnya.
2. Untuk DAU ditargetkan berdasarkan alokasi DAU Tahun 2014.
3. DAK ditargetkan berdasarkan perkiraan Alokasi yang akan ditetapkan.
1. Dana Bagi Hasil
DBH bersumber dari pajak dan sumber daya alam yang diberikan oleh
pemerintah pusat. Dana Bagi hasil terdiri dari:
A. Dana Bagi Hasil Pajak :
Bagi Hasil Pajak meliputi: Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Bagi Hasil Pajak
Penghasilan Pasal 21, Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 25/29.
Khusus Bagi Hasil Pajak yang mencakup PBB dan BPHTB, dengan
munculnya
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Khusus tentang Pajak Bumi dan
Bangunan
didukung
dengan
ditetapkan
dan
diberlakukannya
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru nomor 8 Tahun 2011 tentang Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Maka PBB sudah murni
menjadi Pajak Daerah di Kota Pekanbaru sejak tahun 2012.
B. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak :
Sedang Bagi Hasil Bukan Pajak terdiri dari: Provisi Sumber
Daya
Hutan,
Iuran
Eksplorasi
dan
Eksploitasi,
Pungutan
Pengusahaan Perikanan dan Minyak Bumi.
Sumber dana perimbangan diharapkan dari optimalisasi Bagi
Hasil Pajak maupun Bukan Pajak. Optimalisasi Bagi Hasil Pajak
III - 18 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
berasal dari Pajak Penghasilan (PPh). Sedangkan Bagi Hasil Bukan
Pajak bersumber dari Sumber Daya Alam (SDA) Sektor Perikanan,
Sumber
Daya
Alam
(SDA)
Sektor
Minyak
dan
Gas
Bumi,
Pertambangan Umum dan Kehutanan.
2. Dana Alokasi Umum
DAU
oleh
Pemerintah
Pusat
dialokasikan
untuk
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota. DAU suatu daerah dialokasikan berdasarkan formula
yang terdiri atas celah fiskal dan alokasi dasar. Data yang digunakan
dalam penghitungan DAU diperoleh dari lembaga statistik Pemerintah
dan/atau lembaga Pemerintah yang berwenang menerbitkan data yang
dapat dipertanggungjawabkan. DAU suatu daerah otonom baru
dialokasikan setelah undang-undang pembentukan disahkan.
3. Dana Alokasi Khusus
Untuk besaran DAK ditetapkan setiap tahun dalam APBN. DAK
dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus
yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional.
C. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah :
Lain-lain pendapatan daerah yang sah dalam Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) di Kota Pekanbaru, keberadaannya sangat
menunjang/mendukung kemampuan pendanaan bagi Pemerintah Kota
Pekanbaru. Apalagi peningkatan pendapatan tidak sebanding dengan laju
kebutuhan operasional pemerintahan dan kebutuhan pembangunan yang
semakin tinggi, sejalan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan
kemajuan kota Pekanbaru. Maka dari itu lain-lain pendapatan daerah yang
sah, cukup berperan memberi kontribusi pendapatan bagi Pemerintah Kota
Pekanbaru. Lain-lain pendapatan yang sah itu terdiri dari :
a. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
1. Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB);
2. Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB);
3. Bagi Hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB);
4. Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan.
III - 19 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
b. Dana Penyesuaian
Untuk pemerintah kota Pekanbaru, dana Penyesuaian yang secara
umum diarahkan untuk program-program/kegiatan pendidikan yang
terdiri dari :
1.Dana penyesuaian tambahan penghasilan guru PNS daerah
2.Dana penyesuaian tunjangan profesi guru PNS daerah
3.2.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah
Kebijakan belanja daerah memprioritaskan terlebih dahulu pos belanja
yang wajib dikeluarkan, antara lain belanja pegawai, belanja bunga dan
pembayaran pokok pinjaman, belanja subsidi, serta belanja barang dan jasa
yang
wajib
dikeluarkan
penyelenggaraan
pada
pembangunan
tahun
yang
diprioritaskan
bersangkutan.
untuk
Belanja
melindungi
dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi
kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan
dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak
serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Peningkatan kualitas kehidupan
masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar
pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
Arah kebijakan belanja daerah akan dipergunakan untuk mendanai
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan belanja tidak lansung
dan belanja lansung. Belanja tidak lansung didasarkan atas kebijakan:
1. Belanja pegawai, dialokasikan untuk belanja kompensasi, dalam bentuk
gaji dan tunjangan serta pengahasilan lainnya yang diberikan kepada
Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. Belanja
pegawai dialokasikan juga untuk pemberian tunjangan daerah kepada PNS
dan PNS guru yang besarannya berdasarkan jabatan dan golongan yang
diatur dalam Peraturan Kepala Daerah.
2. Belanja Subsidi dialokasikan untuk membiayai penyaluran beras miskin
kepada masyarakat yang pelaksanaannya dikoordinir oleh Pemerintah
Kota Pekanbaru.
3. Belanja hibah diberikan dalam bentuk uang kepada pemerintah dan
instansi vertikal serta masyarakat dalam rangka mendukung program
III - 20 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
pembangunan
dilingkungan
Pemerintah
Kota
Pekanbaru
untuk
mewujudkan visi dan misi Kota Pekanbaru.
4. Belanja bantuan sosial dianggarkan untuk memberikan bantuan dalam
bentuk
uang
yang
bersifat
sosial
kemasyarakatan
kepada
kelompok/anggota masyarakat seperti organisasi sosial, yayasan, rumah
ibadah dan dianggarkan juga untuk pemberian bantuan kepada partai
politik yang besarannya sesuai dengan jumlah kursi yang ada di DPRD
Kota Pekanbaru.
5. Penyertaan Modal Daerah dianggarkan untuk pengembangan pelayanan
transportasi perkotaan melalui Perusahaan Daerah dan penyertaan modal
ke Bank Riau.
6. Belanja tidak terduga dialokasikan untuk kegiatan yang sifatnya tidak
dapat diprediksi, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah, serta
tidak biasa atau tanggap darurat.
Sedangkan arah kebijakan belanja langsung diarahkan untuk:
1. Belanja daerah bidang pendidikan dialokasikan sebesar minimal 20 (dua
puluh) persen lebih dari total APBD guna memenuhi amanat UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Belanja Program yang berskala besar, monumental dan berdampak luas
pada kepentingan publik yaitu berupa belanja daerah yang diprioritaskan
kepada kualitas Infrastruktur pelayanan, peningkatan infrastruktur jalan
dan jembatan, infrastruktur pendidikan, kesehatan dan sanitasi perkotaan
lainnya sebagaimana target RPJM daerah tahun 2015 dengan tetap
memperhatikan infrastruktur perkotaan.
3. Belanja
kegiatan
tahun
jamak
(multiyears)
yaitu
kegiatan
yang
diselesaikan lebih dari setahun dan telah memperoleh persetujuan DPRD.
4. Belanja daerah yang diprioritaskan untuk penanggulangan kemiskinan
yang diaplikasikan kedalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri
Perkotaan
(PNPM-MP)
dan
dalam
bentuk
Pemberdayaan
Masyarakat Berbasis Rukun Warga (PMB-RW).
5. Belanja daerah yang diprioritaskan untuk penciptaan lapangan kerja.
Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah daerah yang
terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan.
III - 21 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
Tabel. 3.4
Realisasi dan Proyeksi (Pagu Indikatif) Belanja Daerah
Tahun 2012 s/d 2016
Kota Pekanbaru
NO
JENIS BELANJA
BELANJA DAERAH
Belanja Tidak Langsung
 Belanja Pegawai
 Belanja Subsidi
 Belanja Hibah
 Belanja Bantuan Sosial
 Belanja bagi hasil kepada
Provinisi/ Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
 Belanja bantuan keuangan
kepada Provinisi/ Kabupaten/
Kota dan Pemerintah Desa &
Partai Politik
 Belanja tidak terduga
2012
REALISASI
2013
PROYEKSI
2014
2015*
2016
741.425.802.169
661.565.640.065
250.000.000
48.751.186.104
29.959.000.000
-
846,505,891,899
724,244,817,770
10,749,998,000
94,229,519,755
15,879,464,175
-
1.005.093.878.594
945.169,448,030
18.500.000.000
39.565.223.200
260.000.000
-
1,286,586,300,122 1,363,578,092,570
1,211,881,511,381
1,320,990,592,570
36,085,788,741
10,587,500,000
2,236,500.000
25,000,000,000
9.000.000.000
5,000,000,000
-
899.976.000
879,961,199
849.425.904
1.000.000.000
1,000.000.000
1.082.798.000
522,131,000
749.781.460
1.000.000,000
1,000.000.000
763.550.741.906 1,092,356,837,585
1.504.976.544.075 1,938,862,729,484
1.337.771.907.447
2.342.865.786.041
-
Belanja Langsung
JUMLAH BELANJA
Sumber : TAPD Kota Pekanbaru
*Setelah Perubahan
III - 22 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
1.793,155,826,307 1.996,859,905,084
3,079,742,126,429 3,360,473,997,654
3.2.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah,
baik yang berasal dari penerimaan daerah maupun pengeluaran daerah, yang
perlu di bayar atau yang akan diterima kembali, yang dalam penganggaran
pemerintah
terutama
dimaksud
untuk
menutup
devisit
dan
atau
memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat
berasal dari pencairan sisa lebih perhitungan tahun yang lalu dan dari hasil
divestasi. Sementara pengeluaran pembiayaan antara lain
digunakan
penyertaan modal oleh pemerintah, untuk menutup defisit atau untuk
memanfaatkan surplus. Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap
penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun-tahun anggaran berikutnya.
Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan
untuk menutupi defisit anggaran yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja
daerah dibanding dengan pendapatan yang diperoleh. Kabijakan penerimaan
pembiayaan mencakup :
1. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA).
2. Pencairan Dana Cadangan.
3. Hasil Penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.
4. Penerimaan pinjaman daerah.
5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman.
6. Penerimaan piutang daerah.
7. Penerimaan dana bergulir.
8. Penerimaan hasil penarikan.
Kebijakan pengeluaran pembiayaan dapat ditempuh melalui :
1. Pembentukan dana cadangan.
2. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah.
3. Pembayaran pokok utang.
4. Pemberian pinjaman daerah.
5. Pemberian dana bergulir.
Pengeluaran Pembiayaan
Pada tahun anggaran 2015 arah kebijakan pengeluaran pembiayaan Kota
Pekanbaru akan melakukan pengeluaran menyertaan modal kepada BUMD.
III - 23 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
Tabel. 3.5
Realisasi dan Proyeksi (Pagu Indikatif) Penerimaan Pembiayaan Daerah
NO
JENIS PENDAPATAN
3.1.1
Sisa Perhitungan Anggaran Daerah
Tahun Sebelumnya (SiLPA)
3.1.2. Pencairan Dana Cadangan
3.1.3. Hasil penjualan kekayaan daerah yang
dipisahkan
3.1.4. Penerimaan pinjaman daerah
3.1.5. Penerimaan kembali pemberian
pinjaman
3.1.6. Penerimaan piutang daerah
Jumlah Penerimaan Pembiayaan Daerah
Sumber : TAPD Kota Pekanbaru
*Setelah perubahan
2012
105.227.424.642
REALISASI
2013
420,333,969,074
2014
486.548.195.811
PROYEKSI
2015*
486,596,921,117
PROYEKSI
2016
175,000,000,000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
105,227,424,624
420,333,969,074
486.548.195.811
486,596,921,117
175,000,000,000
Tabel. 3.6
Realisasi dan Proyeksi (Pagu Indikatif)
Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kota Pekanbaru
NO
JENIS PENDAPATAN
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
3.2.5
Pembentukan dana cadangan
Penyertaan modal (investasi) daerah
Pemberian pokok utang
Pemberian pinjaman daerah
Pembayaran utang kepada pihak ketiga
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan
REALISASI
2013
2012
PROYEKSI
2015*
2014
2016
15,642,900,000
9,160,922,423
20,000,000,000
-
-
22.000.000.000-
10,000.000.000
-
24,803,822,423
20,000,000,000
-
22.000.000.000
10,000.000.000
Sumber : TAPD Kota Pekanbaru
*Setelah perubahan
III - 24 | Rencana Kerja Pemerintah Daerah Perubahan (RKPD-P) Kota Pekanbaru Tahun 2015
Download