PENGARUH RASIO AKTIVITAS, RASIO SOLVABILITAS, RASIO PASAR, INFLASI DAN KURS TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH (STUDI PADA SAHAM SYARIAH YANG TERGABUNG DALAM KELOMPOK ISSI PADA SEKTOR INDUSTRI TAHUN 2011-2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh ANNISA AMALIA FAIRUZ NIM 1113086000009 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. DATA PRIBADI 1. Nama Lengkap : Annisa Amalia Fairuz 2. Tempat Lahir/Tgl. Lahir : Jakarta, 25 Mei 1995 3. Agama : Islam 4. Jenis Kelamin : Perempuan 5. Status : Belum Menikah 6. Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa 7. Kewarganegaraan : Indonesia 8. Golongan Darah :B 9. Tinggi & Berat Badan : 155cm & 45kg 10. Alamat Rumah : Jl. Rawa Lele Rt.006/001 No. 1 Pegadungan-Kalideres Jakarta Barat 11830 II. III. 11. No. Hp : 087883653312 12. Email : [email protected] PENDIDIKAN FORMAL 1. SD Negeri Pegadungan 06 Pagi Jakarta Tahun 2007 2. SLTP 186 Jakarta Tahun 2010 3. SMA Al-Huda IECM Jakarta Tahun 2013 4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2017 PENGALAMAN ORGANISASI 1. Sekretaris OSIS SMA Al-Huda Jakarta Tahun 2012-2013 2. Ketua SEISDance (Saman Fakultas Ekonomi dan Bisnis) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014-2015 iv 3. Koordinator Departemen Komunikasi dan Informasi HMJ Ekonomi Syariah Tahun 2013-2014 4. Bendahara Kuliah Kerja Nyata (KKN) KOPRAL 036 di Desa Wargajaya, Cigudeg-Bogor 25 Juli-25 Agustus 2016. IV. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Achmad Fauzi 2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Januari 1969 3. Ibu : Yayah Zakiyah 4. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 30 Januari 1971 13. Alamat : Jl. Rawa Lele Rt.006/001 No. 1 Pegadungan-Kalideres Jakarta Barat 11830 5. Anak ke dari : 1 dari 2 bersaudara v ABSTRACT This study aims to analyze the ratio of performance, solvency ratios, market ratios, inflation and exchange rate on stock returns of companies at ISSI in the industrial sector. The data used is secondary data using method. Using Eviews 9 program to get an overview that includes the relationship between one variable with another variable. The sample in this study consisted of 18 companies consistent in ISSI for 5 years from 2011-2015 with purposive sampling as sampling method. The result of this research is that the DER and PBV variables have a significant influence on partial stock return at level of significance less than 5%. While TATO, Inflation and Exchange did not have a partially significant influence. Results of regression analysis simultaneously obtained that TATO, DER, PBV, Inflation and Exchange rate jointly affect the stock return. The prediction ability of these three variables to stock return is 92.99% while the rest 7.01% is influenced by other factors not included in the research model. Keywords: TATO, DER, PBV, Stock Return, Inflation, Exchange Rate, ISSI vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio pasar, inflasi dan kurs terhadap return saham perusahaan pada ISSI di sektor industri. Data yang digunakan merupakan data sekunder dan metode yang digunakan yaitu analisis regresi data panel dengan bantuan program Eviews 9 untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 18 perusahaan yang konsisten terdaftar di ISSI selama 5 tahun dari 20112015 dengan purposive sampling sebagai metode pengambilan sampel. Hasil penelitian ini adalah bahwa variabel DER dan PBV memiliki pengaruh yang signifkan terhadap return saham secara parsial pada level of significance kurang dari 5%. Sedangkan TATO, Inflasi dan Kurs tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial. Hasil analisis regresi secara simultan diperoleh bahwa TATO, DER, PBV, Inflasi dan Kurs secara bersama-sama mempengaruhi return saham. Kemampuan prediksi dari ketiga variabel tersebut terhadap return saham sebesar 92,99% sesangkan sisanya 7,01% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Kata Kunci : TATO, DER, PBV, Return Saham, Inflasi, Kurs, ISSI vii KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia serta hidayah-Nya kepada alam semesta dan juga telah memberikan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan tugas akhhir ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita semua dari kebodohan menuju jalan yang terang benderang. Tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berdoa dan berusaha, seperti salah satu hadist Rasulullah “Man Jadda Wa Jadda” yang artinya barang siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapatkan hasil. Alhamdulillah, penelitian penulis sebagai tugas akhir masa kuliah yang berjudul “Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Pasar, Inflasi dan Kurs Terhadap Return Saham Syariah yang Tergabung Dalam Kelompok Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2011-2015” telah peulis selesaikan dengan segenap kemampuan penulis dan sebaik-baiknya. Penelitian skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan masa studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa banyak orang-orang disekitar penulis yang terus memberikan semangat serta dukungan dengan segala viii daya dan upaya agar penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Sebagai penghoratan dan kebanggaan penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan saya rezeki untuk dapat kuliah di Universitas ini dan segala nikmat yang telah Allah berikan yang harus patut disyukuri dan dimudahkan dalam menyelesaikan skripsi ini. Tanpa ridho dan berkah-Mu semua ini sulit untuk terjadi. 2. Kedua orang tuaku untuk segala kasih sayangnya yang tulus tiada henti, Ibuku tersayang Yayah Zakiyah dan Ayahku tersayang Achmad Fauzi atas segala ketulusanmu, kesabaranmu dalam membesarkanku serta didikanmu dalam mengajarkan berbagai hal hingga sampai saat ini. Terimakasih banyak atas jasa-jasa mu selama ini baik dukungan materi maupun nonmateri untuk dapat melancarkan studi ini yang tidak bisa terbalaskan atas apa yang Ibu dan Ayah lakukan. Hanya sebuah doa yang bisa ku panjatkan untuk kedua orangtuaku melalui do’a “Rabbigfirlii Waliwalidayya Warhamhumaa Kamaa Rabbayani Shogiiraa” 3. Terimakasih untuk adikku satu-satunya yang tersayang walaupun sering berantem percayalah kakak menyayangimu yaitu Fahmi Huwaidi yang telah menjadi tempat keluhan dan luapan emosi penulis saat suka dan duka selama pengerjaan skripsi ini semoga kita selalu menjadi anak yang selalu berbakti kepada orang tua dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Terimakasih juga untuk kakak sepupuku yaitu Novy Rachmawati, Naufal Rachman dan Aditha Nuraprianti yang telah menjadi kakak terhebat dan selalu memberikan dukungan positif bagi penulis. Dan tak terlupakan untuk ix para sepupu yaitu Firda Bean, Zahra, Putri dan Serlyn yang sudah setia memberikan dukungan bagi penulis. 4. Dr. Arief Mufraini selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semoga dapat memajukan dan mengembangkan FEB jauh lebih baik lagi. 5. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk memberi araan, masukan dan evaluasi agar dapat diselesaikannya penulisannya skripsi ini dengan baik semoga Allah SWT mencatat segala amal kebaikannya sebagai ibadah dan selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah semoga dapat menjadi ketua jurusan yang lebih baik lagi dalam memajukan Jurusan Ekonomi Syariah. 6. Terimakasih kepada Dosen-dosen Ekonomi Syariah yang pernah mengajari saya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Materi yang kalian sampaikan sangat membantu saya dalam memahami materi perkuliahan. Semoga ini dapat menjadi nilai ibadah dan semoga Allah SWT membalas semua jasamu. 7. Sahabat-sahabat tersayang selama kuliah, Hani Kurniawaty Effendi, Siti Muzdalifah yang sering disebut “trio” oleh teman-teman, terimakasih banyak penulis ucapkan kepada kalian yang telah menjadi sahabat terbaik dari masa awal kuliah hingga sekarang yang telah berbagi keadaan baik suka, duka, canda, tawa, saling support, saling mendoakan dan selalu ada x dikala sahabatnya membutuhkan dukungan serta berjuang bersama-sama dalam mengerjakan tugas akhir ini. 8. Terimakasih banyak untuk “Rekan” Perjuangan saya Al Ikhsan Saing yang telah banyak membantu apapun kendala yang saya alami dan selalu mendo’akan dalam mengerjakan tugas akhir ini. Semoga ini dapat menjadi nilai ibadah dan semoga Allah SWT selalu meridhoi apapun segala kegiatamu serta semoga Allah SWT selalu melancarkan studimu nanti. 9. Serta teman-teman seperjuangan Ekonomi Syariah A angkatan 2013 yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Terimakasih Annisa Devy Maharani, Vika Fatimatuh Zahro, Dita Fathiani, Hilyatun Nafisah, Munjiah, Mega Fitira, Ida Fitriani, Umi, Abie Ayub, Abie Sentani, Ridho Afrianto, Harish Ahmadi, Azzam, Fadhil, Aziz, Reza Vindra, dan teman-teman Eksyar A lainnya, yang telah saling support dan mendoakan dalam mengerjakan tugas akhir ini semangat terus dan semoga kita bisa wisuda bareng dan semoga apapun yang kita kerjakan selalu dalam Ridho Allah SWT. 10. Terima kasih untuk teman-teman SEISDance angkatan 2013, Farida Yunita, Rizky Oktaviani, Dhini, Erna, Virly, Firda, Farah, Fika, Rehan, Mutia, Zahra, Sita untuk waktu luang segala canda tawanya, pengalaman berharga dan do’a nya semoga Allah SWT membalas semua jasa-jasa kalian, see you on top. 11. Teman-teman masa kuliah Kak Ulfa Rianti yang telah bersedia memberikan masukan sekaligus membimbingan dalam penyelesaian skripsi ini, Kak Anek, Kak Suci, Kak Ari, Kak Annisa Daud, Kak Fitri, Kak Albab, Aulia, xi dan kawan-kawan, terimakasih untuk waktu luangnya, semangatnya dan dukungannya sehingga skripsi ini selesai semoga ini menjadi amal ibadah yang dicatat oleh Allah SWT. 12. Sahabat-sahabat terbaikku dari sahabat dari SD-SMA, ASAAM ada Ayu, Serlyn, Anna, Annisa, Muthia, D’Gengs ada Iie, Mima, Ibad, Darwin, Febri, dan ANSHAGIDANA ada Ina, Bule, Giyot, Dante dan Ondol yang telah memberikan doa dan semangat serta menjadi penghibur penulis dalam mengerjakan skripsi ini. Semoga sukses untuk kalian. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis, oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Jakarta, 4 Mei 2017 Annisa Amalia Fairuz NIM. 1113086000009 xii DAFTAR ISI COVER LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH.......................... iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... iv ABSTRACT ..................................................................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .....................................................................................viii DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah...................................................................................13 C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 14 D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 16 A. Saham Syariah dan Indonesian Stock Sharia (ISSI) ................................16 B. Return Saham .........................................................................................17 C. Analisis Keuangan ................................................................................. 18 D. Rasio Aktivitas .......................................................................................19 xiii 1. Total Assets Turnover (TATO)............................................................ 19 E. Rasio Solvabilitas....................................................................................... 20 1. Debt to Equity Ratio (DER)................................................................. 20 F. Rasio Pasar................................................................................................. 21 1. Price to Book Value (PBV).................................................................. 21 G. Inflasi.......................................................................................................... 22 H. Kurs............................................................................................................ 24 I. Keterkaitan Antar Variabel........................................................................ 25 1. Hubungan Total Assets Turnover (TATO) terhadap Return Saham.... 25 2. Hubungan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham......... 26 3. Hubungan Price to Book Value (PBV) terhadap Return Saham.......... 27 4. Hubungan Inflasi terhadap Return Saham........................................... 28 5. Hubungan Kurs terhadap Return Saham............................................. 29 J. Penelitian Terdahulu.................................................................................. 29 K. Kerangka Berfikir....................................................................................... 34 L. Hipotesis..................................................................................................... 37 BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 39 A. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................... 39 B. Metode Pengumpulan Data........................................................................ 40 C. Populasi...................................................................................................... 40 D. Teknik Pengolahan Data............................................................................ 41 E. Metode Analisis Data................................................................................. 42 1. Penentuan Model Estimasi................................................................... 43 xiv a. Common Effect Pooled Least Square (PLS) ................................ 44 b. Fixed Effect Model (FEM) .......................................................... 45 c. Random Effect Model (REM) ....................................................... 45 2. Tahapan Analisis Data ...................................................................... 46 a. Uji Chow .....................................................................................46 b. Uji Hausman ................................................................................ 47 3. Uji Asumsi Klasik .............................................................................48 a. Uji Multikolinearitas ....................................................................49 b. Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 50 c. Uji Autokorelasi ...........................................................................50 d. Uji Normalitas .............................................................................51 4. Pengujian Signifikan ..........................................................................51 a. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) .................... 51 b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) ..................................... 52 2 c. Uji Koefisien Determinasi (R ) ....................................................52 F. Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 53 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ......................................... 56 A. Gambaran Umum Objek Penelitian........................................................ 56 1. Perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia ................................ 56 2. Perkembangan Total Assets Turnover (TATO) ................................. 58 3. Perkembangan Debt to Equity Ratio (DER) ...................................... 59 4. Perkembangan Price to Book Value (PBV) ....................................... 61 5. Perkembangan Return Saham ........................................................... 62 xv 6. Perkembangan Inflasi ........................................................................ 63 7. Perkembangan Kurs .......................................................................... 65 B. Analisis Data ..........................................................................................66 1. Pemilihan Model Regresi Data Panel ................................................ 67 2. Uji Asumsi Klasik .............................................................................71 a. Uji Multikolinearitas ....................................................................71 b. Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 72 c. Uji Autokorelasi ...........................................................................73 3. Pengujian Hipotesis dengan Analisa Regresi Data Panel ................... 74 a. Pengaruh Variabel TATO, DER dan PBV terhadap Return Saham secara Parsial (Uji t) ....................................................................74 a) Pengaruh TATO terhadap Return Saham............................... 75 b) Pengaruh DER terhadap Return Saham ................................. 75 c) Pengaruh PBV terhadap Return Saham ................................. 76 d) Pengaruh Inflasi terhadap Return Saham ................................76 e) Pengaruh Kurs terhadap Return Saham ................................. 77 b. Pengaruh Variabel TATO, DER dan PBV terhadap Return Saham secara Simultan (Uji F) .............................................................. 77 c. Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square) ................................ 79 4. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 80 BAB V PENUTUP............................................................................................ 84 A. Kesimpulan ........................................................................................... 84 B. Saran ...................................................................................................... 86 xvi DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................88 LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 92 xvii DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Perkembangan Saham Syariah di Bursa Efek Indonesia......................... 4 Tabel 1.2 Data Return Saham, TATO, DER, PBV, Inflasi dan Kurs pada tahun 2011-2015................................................................................................................ 8 Tabel 1.3 Sampel Perusahaan yang Tergabung dalam Kelompok ISSI Sektor Aneka Industri........................................................................................................ 12 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.............................................................................. 29 Tabel 4.1 Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Common Effect (PLS).......... 67 Tabel 4.2 Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Fixed Effect............... 68 Tabel 4.3 Uji Chow................................................................................................ 69 Tabel 4.4 Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Random Effect........... 69 Tabel 4.5 Hasil Uji Hausman................................................................................. 71 Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas..................................................................... 71 Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas................................................................. 72 Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi........................................................................... 73 Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi setelah di diferensiasi........................................ 74 Tabel 4.10 Tabel Uji t............................................................................................ 75 Tabel 4.11 Tabel Uji F........................................................................................... 78 Tabel 4.12 Koefisien Determinasi.......................................................................... 79 Tabel 4.13 Tabel Hubungan Variabel Independen Terhadap Return Saham......... 80 xviii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................34 Gambar 4.1 Perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia dan Jakarta Islamic Index 2011–2015 ............................................................................................... 57 Gambar 4.2 Perkembangan Total Assets Turnover 2011–2015 ..........................58 Gambar 4.3 Perkembangan Debt to Equity Ratio 2011–2015 ........................... 60 Gambar 4.4 Perkembangan Price to Book Value 2011–2015 .............................. 61 Gambar 4.5 Perkembangan Return Saham 2011–2015 ...................................... 63 Gambar 4.6 Perkembangan Inflasi 2011-2015 .................................................... 64 Gambar 4.7 Perkembangan Kurs 2011-2015 ......................................................65 xix BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan harta. Dalam konsep islam dinyatakan bahwa semua harta dan benda seluruh alat produksi hakikatnya adalah mutlak milik Allah SWT (Rodoni, 2009:29). Kemudian Allah SWT telah menyerahkan harta kekayaan kepada manusia untuk diatur dan dibagikan kepada mereka karena itulah manusia telah diberi hak untuk memiliki dan menguasai harta tersebut. Sebagaimana firman-Nya: “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman diantara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al-Hadid:7) Perolehan seorang atas harta tersebut sama dengan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk memanfaatkan serta mengembangkan harta, yang antara lain yang menjadi milikinya. Sebab ketika seseorang memiliki harta dan mendiamkan hartra secara tidak produktif dan 1 menumpuk kekayaan adalah perbuatan yang sangat tidak dibenarkan. Sebagaimana firman-Nya: “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan akan dikalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi . Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Ali Imran[3] : 180) Kewajiban melakukan upaya kerja produksi dan pengembangan harta kekayaan melalui investasi. Salah satu bentuk usaha dalam melakukan investasi adalah dengan terjun berinvestasi di pasar modal syariah. Pasar modal syariah merupakan salah satu bentuk usaha alternatif investasi dengan saham syariah yang menjadi instrumen investasi yang menyatakan bukti penyertaan kepemilikan dalam perusahaan-perusahaan yang berbasis syariah. Pasar modal berdasarkan Undang-undang Pasar Modal (UUPM) Nomor 8 Tahun 1995 menyatakan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. 2 Dalam UUPM tersebut tidak dipisahkan antara pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional. Tumbuhnya pasar modal syariah di Indonesia yang ditujukkan dengan semakin beragamnya sarana dan produk investasi diharapkan dapat memenuhi alternatif berinvestasi bagi masyarakat sesuai keinginannya. Pasar Modal mempunyai peranan penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara. Salah satunya pasar modal di Indonesia merupakan pasar modal yang mengalami perkembangan pesat. Investor menjadi salah satu pendorong dari kegiatan Pasar Modal yang mempercayakan dananya untuk di investasikan di pasar modal (Chuzaimah dan Amalina, 2014:189). Pasar modal syariah di Indonesia memiliki perkembangan yang cukup pesat walaupun masih terbilang baru jika dibandingkan dengan pasar modal konvensional yang lebih dulu lahir tepatnya pada tahun 1912. Perkembangan tersebut diawali dengan terbitnya Reksa Dana Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT. Danareksa Investment Management, selanjutnya Jakarta Islamic Index yang diluncurkan oleh Bursa Efek Indonesia yang bekerja sama dengan PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 2000. Kemudian selain indeks saham syariah JII, Bursa Efek Indonesia kembali meluncurkan indeks saham syariah yaitu yang bernama Indonesian Sharia Stock Index (ISSI). Peluncuran indeks saham syariah ini dimaksudkan agar para investor memiliki wadah untuk berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah. 3 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diluncukan pada 12 Mei 2011 merupakan indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Walaupun secara historis memang Indeks Saham Syariah ini tergolong masih baru namun perkembangan ISSI ini sejak diluncurkan pada tahun 2011 mengalami kenaikan hingga tahun 2014. Perkembangan saham ISSI ini jika dibandingkan dengan Indeks Saham Syariah yang lain seperti, JII bisa dilihat pada tabel 1.1 berikut : Tabel 1.1 Perkembangan Saham Syariah di Bursa Efek Indonesia TAHUN 2011 2012 2013 2014 2015 ISSI (Miliar Rp) JII (Miliar Rp) 1.968.091,37 2.451.334,37 2.557.846,77 2.944.676,98 2.600.850,72 1.414.983,81 1.671.004,23 1.672.099,91 1.993.172,70 1.737.290,98 Sumber Data : Otoritas Jasa Keuangan Pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa pada kurun waktu 2012 hingga 2014 perkembangan saham ISSI menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. Begitu hal nya dengan perkembangan saham JII pada tahun 2012-2014 hanya mengalami sedikit kenaikan. Dari mulai dibentukanya ISSI pada tahun 2011, ISSI maupun JII selalu mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Akan tetapi jika dibandingkan dengan jumlah kenaikan ISSI dengan JII tetap saham ISSI selalu unggul dari JII. Kemudian pada tahun 2014 hingga 2015 saham ISSI mengalami 4 penurunan yang cukup signifikan dan pada tahun 2016 per November saham ISSI maupun JII mengalami kenaikan kembali. Ditandai dengan ISSI sebesar 3.291.469,29 dan JII sebesar 2.188.781,13. Investasi adalah penundaan asset atau dananya saat ini untuk mendapatkan tingkat pengembalian (return) yang akan didapatkan di masa yang akan datang (Chuzaimah dan Amalina, 2014:189). Kegiatan investasi yang dilakukan investor pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu investasi pada obyek yang mempunyai resiko dan obyek yang bebas resiko. Investasi pada obyek yang mempunyai resiko, yakni investasi pada obyek yang tingkat return aktualnya di masa depan masih mengandung unsur ketidakpastian. Sedangkan investasi pada obyek yang bebas resiko merupakan investasi pada obyek yang mempunyai tingkat return di masa depan sudah bisa dipastikan saat ini. Harga saham dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal terdiri dari tingkat pertumbuhan GDP, tingkat inflasi, tingkat suku bunga perbankan, nilai tukar mata uang, serta harga-harga komoditas khususnya untuk saham-saham berbasis komoditas seperti perusahaan pertambangan dan pertanian. Faktor internal terdiri dari kinerja perusahaan, rencana penerbitan saham baru, dan adanya masalah hukum yang dapat menimbulkan implikasi terhadap perkembangan usaha perusahaan (Gregorius Sihombing, 2008:163). Akan tetapi terdapat suatu prinsip umum di dalam manajemen keuangan yang dapat dipahami, bahwa setiap investasi yang memiliki 5 potensi resiko terlalu tinggi akan menghasilkan return yang tinggi pula (high risk, high return) (Sugiarto, 2011). Oleh karena itu, diperlukan berbagai studi untuk mempelajari secara seksama tentang jenis-jenis kendala baik yang bersifat teknis maupun non teknis berkaitan dengan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia (Sutedi, 2011). Dalam melakukan investasi di saham syariah, investor akan menilai berbagai aspek untuk mendapatkan keputusan investasi. Hermi dan Kurniawan (2011) mengemukakan bahwa investasi dalam bentuk saham memiliki resiko yang sangat besar, oleh karena itu investor harus dapat memilih dengan baik saham yang akan dibelinya. Hal ini menunjukkan bahwa investor membutuhkan informasi yang cukup mengenai kinerja perusahaan yang akan digunakan dalam mengambil keputusan investasi saham. Menurut Jogiyanto (2008) terdapat dua macam analisis untuk menentukan nilai saham, yaitu terdiri dari informasi yang bersifat fundamental dan informasi yang bersifat teknikal. Salah satu alternatif untuk mengetahui informasi keuangan yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk memprediksi harga atau return saham di pasar modal, termasuk kondisi keuangan perushaan di masa depan yang berupa faktor fundamental dapat dengan cara melakukan analisis rasio keuangan (Tuasikal, 2002). Emamgholipur, et al. (2013) mengemukakan bahwa tujuan utama dari investasi di saham perusahaan adalah “peningkatan kekayaan” yang 6 dicapai melalui “return saham”. Return saham adalah salah satu faktor paling penting dalam memilih investasi terbaik. Investor bertujuan mendapatkan return dan mencoba untuk mendapatkan informasi nilai return saham perusahaan di masa mendatang. Salah satu metode yang paling umum untuk menganalisis informasi keuangan adalah menggunakan rasio keuangan. Untuk memprediksi return saham banyak faktor yang dapat digunakan sebagai parameter, berbaagai macam faktor tersebut antara lain adalah melalui informasi keuangan perusahaan dan informasi pasar atau saham. Informasi fundamental adalah informasi yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yang umumnya ditunjukkan dalam laporan keuangan yang merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan. Ada lima aspek keuangan yang penting dianalisis, yakni likuiditas (liquidity), aktivitas atau aktiva (activity or aset), utang (debt) atau solvabilitas (solvability) atau leverage, profitabilitas (profitability) dan nilai pasar (market value) (Mardiyanto, 2009:54). Rasio-rasio keuangan tersebut digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan memprediksi return saham di pasar modal. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus-menerus (Nopirin, 2000:25). Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terusmenerus. Kenaikan harga tersebut yang nantinya akan berdampak 7 mempengaruhi harga saham suatu perusahaan dimana dampak tersebut secara tidak langsung juga mempengaruhi tingkat return yang di dapat oleh para investor yang berinvestasi di pasar modal. Menurut Triyono (2008), kurs (exchange rate) atau nilai tukar adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang, misalnya perbandingan antara nilai mata uang rupiah dengan dollar AS. Analisis Fundamental yang digunakan dalam penelitian ini untuk memprediksi return saham adalah berupa rasio, yaitu Rasio Aktivitas yang diwakili oleh Total Assets Turnover (TATO), Rasio Solvabilitas yang diwakilli oleh Debt to Equity Ratio (DER) dan Rasio Pasar yang diwakili oleh Price to Book Value (PBV). Untuk melihat perkembangan masingmasing rasio dan faktor eksternal bisa dilihat tabel berikut ini : Tabel 1.2 ` Data Return Saham, TATO, DER, PBV, Inflasi dan Kurs pada tahun 2011 – 2015 Variabel NO Tahun TATO DER (%) PBV(Rp) Return Saham Inflasi Kurs (%) (%) 1 2011 17,669 19,3 17312,2 4,23911 3,79 8735,5 2 2012 18,756 16,2 17193,6 5,33615 4,30 9333,5 3 2013 17,997 19,7 15489,6 0,17684 8,38 10339 4 2014 17,382 18,3 22964,8 2,83992 8,36 11818 5 2015 15,190 20,8 21791,4 -2,67517 3,35 13325 Sumber Data : Bursa Efek Indonesia, www.duniainvestasi.com, Data Diolah 8 Berdasarkan pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa nilai Total Asset Turnover (TATO) pada tahun 2011 mencapai sebesar 17,669 Juta Rupiah. Kenaikan terjadi pada tahun 2012 Total Assets Turnover (TATO) mencapai sebesar 18,765 Juta Rupiah yang kemudian di tahun 2013 menjadi 17,997 Juta Rupiah. Pada tahun 2013-2014 nilai Total Assets Turnover mengalami sedikit penurunan juga dari 17,997 Juta Rupiah pada tahun 2013 menjadi 17,3821 Juta Rupiah di tahun 2014. Pada tahun 2014-2015 nilai Total Assets Turnover mengalami penurunan dari 17,3821 di tahun 2014 menjadi 15,1890 di tahun 2015 akan tetapi penurunan juga dialami oleh Indeks ISSI sebesar Rp. 343,826. Pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa DER pada tahun 2011 – 2012 mengalami penurunan sebesar 19,3 menjadi 16,2 persen. Pada tahun 2012-2013 DER mengalami kenaikan sebesar 3,4 persen dari 16,2 menjadi 19,7 persen. Sedangkan nilai return saham syariah ISSI mengalami penurunan yang cukup berarti dari 5,33615 menjadi 0,17684. Pada tahun 2013-2014 nilai DER mengalami penurunan sebesar 1,3 persen dari 19,7 menjadi 18,3 persen. Lain hal dengan nilai return saham syariah mengalami peningkatan dari 0,17684 menjadi 2,83992. Pada tahun 2014-2015 nilai DER mengalami peningkatan dari 18,3 menjadi 20,8 persen. Sedangkan pada tahun 2014-2015 nilai return saham syariah mengalami penurunan dari 2,83992 menjadi -267517. 9 Pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa PBV pada tahun 2011-2013 nilai PBV mengalami penurunan dari 17312,2 menjadi 15489,6. Lain hal pada tahun 2013-2014 PBV mengalami kenaikan dari 15489,6 menjadi 22964,8. Penurunan terjadi lagi pada tahun 2014-2015 dari 22964,8 menjadi 21791,4. Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa tingkat inflasi dari tahun 2011-2015 mengalami fluktuatif. Pada tahun 2013 dan 2014, inflasi jauh melampaui batas target inflasi. Jika tingkat inflasi semakin naik terus-menerus akan berdampak pada penurunan kinerja ekonomi Indonesia. Apabila kinerja perekonomian Indonesia semakin menurun, akan mempengaruhi investor dalam berinvestasi termasuk investasi dipasar modal. Berdasarkan tabel 1.2 di atas, tingkat kurs dari tahun 2011-2015 semakin meningkat yang berarti bahwa untuk mendapatkan 1 dollar AS membutuhkan rupiah semakin banyak. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dollar AS semakin melemah. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dapat menyebabkan menurunnya kinerja ekonomi Indonesia sehingga dapat mempengaruhi minat investor dalam berinvestasi di pasar modal. Banyaknya penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan tentang variabel-variabel yang dipilih dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Diantara penelitian terdahulu yang memberikan kesimpulan berbeda. Penelitian Farkhan (2013) dan Ulupui (2007) 10 menyimpulkan bahwa Total Asset Turnover (TATO) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Namun penelitian Kusumo (2011) mengatakan bahwa Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh signifikan positif terhadap return saham. Penelitian Christine (2012) menyimpulkan bahwa Debt to Equity Rasio (DER) memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan menurut Farkhan (2012) dan Mursidah (2012) Debt to Equity Rasio tidak mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap return saham. Penelitian Dhita (2010) menyimpulkan bahwa Price Book Value (PBV) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan menurut penelitian Syeh (2016) Price Book Value (PBV) berpengaruh terhadap return saham. Penelitian Karim (2015) dan Putu (2013) menyimpulkan bahwa inflasi mempunyai pengaruh terhadap return saham. Sedangkan penelitian menurut penelitian Siska (2015) dan Susiani (2016) menyimpulkan bahwa inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham. Penelitian Karim (2015) dan Darminto, dkk (2014) juga menyimpulkan bahwa Kurs mempunyai pengaruh terhadap return saham. Saham Syariah yang dipilih sebagai sampel adalah saham yang tergabung dalam kelompok ISSI yang merupakan sebuah kelompok 11 saham syariah yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Berikut tabel sampel perusahaan saham dalam kelompok ISSI pada sektor industri: Tabel 1.3 Sampel Perusahan yang Tergabung dalam Kelompok ISSI Sektor Aneka Industri NO NAMA PERUSAHAAN KODE 1 Polychem Indonesia Tbk. ADMG 2 Sepatu Bata Tbk. BATA 3 Indo Kordsa Tbk. BRAM 4 Goodyear Indonesia Tbk. GDYR 5 Gajah Tunggal Tbk. GJTL 6 Indo-Rama Synthetics INDR 7 Indospring Tbk. INDS 8 KMI Wire & Cable Tbk. KBLI 9 Kabelindo Murni Tbk. 10 Multi Prima Sejahtera Tbk. 11 Multistrada Arah Sarana Tbk. 12 Nipress Tbk. NIPS 13 Ricky Putra Globalindo Tbk. RICY 14 Selamat Sempurna Tbk. SMSM 15 Sunson Textile Manufacture Tbk. SSTM 16 Tifico Fiber Indonesia Tbk. TFCO 17 Nusantara Inti Corpora Tbk. UNIT KBLM LPIN MASA 12 18 Voksel Electric Tbk. VOKS Mengingat perkembangan investasi saham syariah dalam industri pasar modal syariah di Indonesia yang sekarang sedang berkembang cukup pesat. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai analisis faktor-faktor fundamental seperti rasio aktivitas, solvabilitas, pasar, inflasi dan kurs terhadap return saham syariah agar para investor dapat informasi ketika ingin melakukan kegiatan investasi pada saham syariah. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Pasar, Inflasi dan Kurs Terhadap Return Saham Syariah yang Tergabung Dalam Kelompok Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2011-2015” II. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh TATO, DER, PBV, Inflasi dan Kurs secara parsial terhadap return pada saham syariah dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2011-2015? 2. Apakah terdapat pengaruh TATO, DER, PBV, Inflasi dan Kurs secara simultan terhadap return pada saham syariah dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2011-2015? 13 III. Tujuan Penelitian Penelitiam ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh Total Assets Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), Inflasi dan Kurs terhadap Return Saham Syariah yang tergabung dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan kajian skripsi ini secara umum adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh Total Assets Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Inflasi dan Kurs terhadap return saham syariah dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) jika dianalisa secara parsial 2. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh Total Assets Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Inflasi dan Kurs terhadap return saham syariah dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) jika dianalisa secara simultan IV. Manfaat Penelitian Melalui tulisan ini penulis berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1) Teoritis a. Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi, memperluas informasi dan wawasan dalam 14 mengembangkan penelitian pada bidang manajemen, akuntansi, investasi dan khususnya dalam keuangan syariah. b. Peneliti Peneliti diharapkan dapat mengetahui pengaruh masingmasing proksi rasio aktivitas, solvabilitas (leverage) dan rasio pasar di atas dalam mempengaruhi return saham perusahan-perusahaan yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) 2) Praktis a. Investor Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan berinvestasi dari variabel yang diteliti, manakan yang memiliki pengaruh terhadap peningkatan return saham perusahaan syariah yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Saham Syariah dan Indonesian Stock Sharia Index (ISSI) Menurut Hamid (2009) produk investasi berupa saham pada prinsipnya sudah sesuai ajaran islam di dalam literatur-literatur tidak terdapat istilah atau pembedaan antara saham yang syariah dengan non syariah tetapi saham sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan dapat dibedakan menurut kegiatan usaha dan tujuan pembelian saham tersebut. Saham-saham perusahaan yang listing di dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan saham-saham yang sesuai syariah. Saham syariah adalah saham dari perushaan (emiten) yang dalam operasionalnya sesuai dengan kaidah syariat islam. Kriteria saham bisa dikategorikan tidak melanggar ketentuan syariah adalah berdasarkan 2 (dua) (Gozali, 2005) yaitu : 1) Perusahaan yang keberadaannya tidak bertentangan dengan syariat islam. perusahaan yang tidak bertentangan dengan syariat islam yaitu perusahaan dengan bidang usaha dan manajemen yang tidak bertentangan dengan syariat islam, serta memiliki produk yang halal. Perusahaan yang memproduksi minuman keras atau perusahaan keuangan konvensional tidak memenuhi kategori ini. 2) Semua saham yang diterbitkan memiliki hak yang sama. Saham adalah bukti kepemilikan atas sebuah perushaan, maka peran setiap pemilik saham 16 ditentukan dari jumlah lembar saham yang dimilikinya. Namun pada kenyataannya ada perusahaan yang menerbitkan 2 (dua) macam saham, yaitu saham biasa dan saham preferen yang tidak punya hak suara namun punya hak untuk mendapatkan deviden yang sudah pasti. Tentunya hal ini bertentangan dengan aturan syariat islam tentang bagi hasil. Maka saham yang sesuai dengan syariat islam adalah saham yang setiap pemiliknya mempunyai hak yang proposional sesuai dengan jumlah lembar saham dimilikinya. Bapepam dan LK sejak November 2007 telah mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang berisi daftar saham syariah yang ada di Indonesia. DES diharapkan dapat mempermudah masyarakat untuk mengetahui saham-saham apa saja yang termasuk saham syariah karena DES adalah satu-satunya rujukan tentang daftar saham syariah di Indonesia. Keberadaan DES tersebut ditindak lanjuti oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan meluncurkan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tanggal 12 Mei 2011. Saham konstituen ISSI update per 4 Desember 2016 terdapat 331 emiten yang terdaftar. Beberapa diantaranya yang terdaftar merupakan emiten perusahaan aneka industri. B. Return Saham Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya (Ang, 1997). Setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan yang sebagai return baik langsung maupun yang 17 tidak langsung. Dalam melakukan investasi, seorang investor akan mempertimbangan 2 (dua) hal, yaitu expected return (tingkat kembalian yang diharapkan) dan risk (resiko) yang terkandung dalam alternatif investasi yang dilakukan. Return saham adalah harapan dari investor dari dana yang diinvestasikan melalui saham, dimana hasilnya berupa yield dan capital gain (loss) (Hartono, 2010). Menurut (Chuzaimah dan Amalina, 2014) capital gain (loss) adalah keuntungan atau kerugian yang diterima dari investasi berdasarkan selisih harga beli dan harga jual. Yield adalah persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Perusahaan selalu bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan memaksimalkan kekayaan pemegang saham (investor). Karena akan ada hubungan timbal balik yaitu jika perusahaan menghasilkan laba yang besar maka investor akan semakin menyukai untuk menanamkan sahamnya diperusahaan tersebut dan investor pun akan mendapatkan feedback berupa return saham yang semakin besar. C. Analisis Keuangan Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Menurut Jogiyanto (2008) terdapat dua macam analisis untuk menentukan nilai saham, yaitu terdiri dari informasi yang bersifat fundamental dan informasi yang bersifat teknikal. Salah satu alternatif untuk mengetahui informasi keuangan yang 18 dihasilkan dapat bermanfaat untuk memprediksi harga atau return saham di pasar modal, termasuk kondisi keuangan perusahaan di masa depan yang berupa faktor fundamental dapat dengan cara melakukan analisis rasio keuangan (Tuasikal, 2002). Menurut Fabozzi (1999) menyatakan bahwa dalam analisis sekuritas ada dua pendekatan yang digunakan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental didasarkan pada dua model dasar penilaian sekuritas yaitu earning multiplier dan assets value, sedangkan analisis teknikal secara umum memfokuskan perhatian pada perubahan volume dan harga pasar sekuritas. Analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan tentang efektivitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasaran (Dhita, 2009). Untuk menganalisis kinerja perusahaan dapat digunakan rasio keuangan yang terbagi dalam, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio pasar. Sedangkan analisis teknikal menggunakan data perubahan harga dimasa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas dimasa yang akan datang. D. Rasio Aktivitas Rasio efisiensi atau rasio pemanfaatan aktiva sebutan lainnya dari rasio aktivitas. Menurut Van Home (2005), “Rasio aktivitas (activity ratio) adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya”. 1) Total Assets Turnover (TATO) Total Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efisiensinya seluruh aktiva perusahaan digunakan 19 untuk menunjang kegiatan penjualan (Ang, 1997). Perputaran total aktiva menunjukkan sejauh mana perusahaan dapat mengoptimalkan aktivanya. Nilai Total Assets Turnover yang tinggi ini menunjukkan perusahaan dapat mengoptimalkan aktivanya (Hanafi, 2005). Menurut Atmaja (2008) Total Assets Turnover (TATO) secara otomatis dirumuskan sebagai berikut : Total Assets Turnover = Penjualan Aktiva Total Penjualan : Penjualan bersih perusahaan Aktiva Total : Total asset perusahaan pada periode laporan akhir tahun E. Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas atau biasa sering disebut rasio leverage. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Menurut Van Horne (2005) rasio leverage adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang (dana pihak luar). Semakin besar jumlah pendanaan yang berasal dari kreditor, semakin tinggi resiko perusahaan tidak dapat membayar seluruh kewajiban beserta bunganya. Bagi pemegang saham, semakin tinggi rasio leverage, semakin rendah tingkat pengembalian yang akan diterima pemegang saham karena perusahaan harus melakukan pembayaran bunga sebelum laba dapat dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden. Rasio leverage yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio (DER) adalah 20 perbandingan total hutang dengan total modal sendiri. Perhitungan Debt to Equity Rasio (DER) dirumuskan sebagai berikut (Sugiono, 2009:71) : Rumus : Debt to Equity Ratio = Total Hutang Total Modal Nilai Debt to Equity Ratio yang tinggi, ini menunjukkan bahwa resiko keuangan perusahaan tinggi, dan hal ini akan mengakibatkan para calon investor akan mengindari karena hanya sedikit return yang diperoleh (Hermawan, 2012) F. Rasio Pasar Menurut Hanafi (2005) rasio pasar adalah rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku perusahaan. Rasio ini lebih banyak berpengaruh pada investor (atau calon investor), meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini. Rasio pasar merupakan rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi prestasi perusahaan di pasar modal. Jenis rasio pasar antara lain : 1. Price to Book Value (PBV) Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Menurut Bringham (1999) PBV mengukur nilai yang diberikan oleh pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh. Semakin tinggi rasio ini berarti pasar semakin percaya akan 21 prospek perusahaan tersebut, begitu pula sebaliknya. Perhitungan Price to Book Value (PBV) dirumuskan sebagai berikut (Sugiono, 2009:84) : PBV = Harga Pasar Per Saham Nilai Buku Per Saham Dimana : Nilai Buku Per Saham = Total Ekuitas Jumlah Saham Beredar G. Inflasi Inflasi adalah kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk-produk secara keseluruhan sehingga terjadinya penurunan daya beli masyarakat (Tandelilin, 2010:342). Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali apabila kenaikan itu meluas pada barang lainnya. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas (overheated). Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply (cosh push inflation), dari sisi permintaan (demand pull inflation), dan dari ekspektasi inflasi. Faktor-faktor terjadinya cosh push inflation dapat disebabkan oleh 22 depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah (administered price), dan terjadi negative supply shocks akibat bencana alam dan terganggunya distribusi. Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat, diantaranya: a. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin. b. Inflasi yang tidak akan menciptakan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan mennyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. c. Tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil 23 menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah. H. Kurs Kurs atau nilai tukar (Foreign Exchange rate) mencerminkan berapa unit dari mata uang lokal yang dapat dipergunakan untuk membeli mata uang lainnya. Dampak dari perubahan nilai tukar atas suatu bisnis tidak hanya dilihat dari penguatan atau pelemahan suatu mata uang, tetapi juga dengan memperhatikan apakah negara tersebut adalah net exporter atau net importer (Werner R. Murhadi, 2009: 21). Perubahan nilai tukar dipengaruhi oleh banyak faktor seperti yang diungkapkan Madura (dalam Werner R. Murhadi, 2009: 21) yaitu tingkat suku bunga, inflasi, jumlah 59 uang beredar, defisit perdagangan, perilaku bank sentral yang terkait dengan independensi bank sentral, dan harapan pasar (market expectation). Kurs rupiah dengan kurs mata uang asing akan mempengaruhi harga saham emiten. Hal ini bisa terjadi karena kurs rupiah akan mempengaruhi penjualan perusahaan (terutama untuk emiten yang berorientasi bisnis ekspor), Cost Of Good Sold (mempengaruhi pembelian bahan baku apabila diperoleh dari impor), dan rugi kurs. Khusus untuk rugi kurs, terutama bagi perusahaan yang memiliki kewajiban dalam mata uang asing, akan sangat terpengaruh oleh depresiasi maupun apresiasi rupiah. Menurunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (Dolar Amerika) berdampak terhadap meningkatnya biaya impor bahan baku dan peralatan yang dibutuhkan perusahaan sehingga mengakibatkan meningkatnya biaya 24 produksi, atau dengan kata lain melemahnya nilai tukar rupiah terhadap US Dollar memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi nasional yang pada akhirnya menurunkan kinerja saham di pasar saham (Heru Nugroho, 2008: 16). I. Keterkaitan Antarvariabel a. Hubungan Total Assets Turnover (TATO) terhadap Return Saham Total Assets Turnover (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efisiensi seluruh aktiva perusahaan yang digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan. Perputaran total aktiva menunukkan bagaimana efektivitas perushaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dalam kaitannya untuk mendapat laba. Kinerja perusahaan yang semakin baik mencerminkan dampak pada harga saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan harga saham yang tinggi akan memberikan return yang semakin besar. Dalam penelitian Farkhan (2013) dan Ulupui (2007), Total Assets Turnover (TATO) memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Dikarenakan dalam aktivitas perushaan yang rendah pada tingkat pernjualan tertentu, akan berdampak pada semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva yang tidak produktif, sehingga menyebabkan total assets turnover (TATO) menjadi turun. 25 Sedangkan dalam penelitian Kusumo (2011) bahwa total assets turnover (TATO) memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap return saham. Nilai TATO yang besar oleh perusahaan memiliki kemampuan untuk menjual produk dengan cepat. Semakin cepatnya perputaran aset perusahaan hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki potensi yang besar untuk mendapatkan keuntungan dan mengalami pertumbungan, sehingga hal ini dapat menarik investor. b. Hubungan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas). Debt to Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengukur seberapa besar modal yang dimiliki untuk menjamin hutangnya. Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) menunjukan semakin besar biaya hutang yang harus dibayar perusahaan sehingga profitabilitas berkurang. Karena dengan tingginya Debt to Equity Ratio (DER) maka Earning Per Share (EPS) akan turun dikarenakan berkurangnya keuntungan yang diterima oleh pemegang saham. Hal ini dapat membuat minat para investor menurun karena berdampak negatif terhadap return saham. Menurut hasil penelitian Farkhan (2013), Kusumo (2011) dan Ulupui (2007), Debt to Equity Ratio (DER) bahwa Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap return 26 saham. Tidak adanya pengaruh DER terhadap return saham disebabkan sebagian investor hanya menganggap bahwa perusahaan yang memiliki prospek keberanian yang baik untuk menggunakan hutang yang tinggi dalam struktur modalnya, maka proporsi hutang yang semakin tinggi akan menyebabkan fixed payment yang tinggi dan akan menimbulkan resiko kebangkrutan. c. Hubungan Price to Book Value (PBV) terhadap Return Saham Price to Book Value (PBV) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar dari suatu saham terhadap nilai bukunya. Perusahaan yang memiliki rasio Price to Book Value (PBV) tinggi menunjukkan adanya kecenderungan kinerja perusahaan yang baik. Hal ini disebabkan nilai pasar sahamnya lebih besar daripada nilai bukunya. Oleh sebab itu, reputasi perusahaan ke depan akan semakin membaik. Seiring dengan reputasi yang baik tersebut, maka nilai perusahaan pun turut mengalami kenaikan sehingga membuat jumlah permintaan saham semakin tinggi. Tinggi nya permintaan saham, maka otomatis harga saham akan turut naik. Bagi investor, naiknya harga saham berarti kenaikan pula pada return yang akan diperolehnya. Hal ini dikarenakan return merupakan selisih antara harga saham periode tahun ini dengan harga periode tahun sebelumnya. 27 Menurut penelitian Chuzaimah dan Amalina (2014) bahwa Price to Book Value (PBV) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham. Dengan kata lain semakin tinggi nilai suatu perusahaan maka akan membuat jumlah permintaan saham semakin tinggi. Jika permintaan saham tinggi, harga saham pun akan turut naik. Bagi investor, naiknya harga saha berarti kenaikkan pula pada return yang akan diperolehnya. Hal tersebut dikarenakan return merupakan selisih antara harga saham periode ini dengan harga saham sebelumnya. d. Hubungan Inflasi terhadap Return Saham Pasar dikatakan efisien apabila terdapat korelasi antara harga saham dengan informasi pasar (Jogiyanto, 2010). Seorang investor tidak hanya menganalisis keadaan pasar. Informasi pasar yang berupa peningkatan inflasi mengindikasikan bahwa pasar dalam kondisi yang tidak sehat sehingga resiko untuk berinvestasi menjadi meningkat. Tingkat inflasi tentunya akan mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Semakin tinggi inflasi menunjukkan bahwa resiko untuk berinvestasi cukup besar sehingga permintaan terhadap saham akan menurun dan akibatnya tingkat return saham akan semakin menurun. Menurut Nelson (1976) melakukan penelitian mengenai pengaruh antara return saham dengan tingkat inflasi menyimpulkan bahwa tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap return saham. Sedangkan penelitian menurut penelitian Siska (2015) dan Susiani 28 (2016) menyimpulkan bahwa inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham. e. Hubungan Kurs terhadap Return Saham Kurs merupakan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Informasi pasar mengenai melemahnya nilai tukar rupiah membawa pengaruh negatif pada pasar ekuitas karena pasar ini menjadi kurang menarik bagi investor. Pialang saham, investor dan pelaku pasar modal biasanya sangat lebih berhati-hati dalam menentukan posisi dalam membeli atau posisi dalam menjual jika nilai tukar mata uang tidak stabil. Jika tingkat suku bunga naik, maka investor cenderung akan menabung daripada melakukan investasi di pasar modal karena resiko menabung lebih kecil daripada resiko berinvestasi dalam bentuk saham (Pudyastuti, 2000) J. Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian terdahulu mengenai analisis pengaruh Total Assets Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book to Value (PBV), Inflasi dan Kurs terhadap Return Saham Syariah dalam kelompok Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). 29 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu NO 1. 2. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Chuzaimah dan Nur Amalina (2014) Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap Return Saham Syariah Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Kelompok JII Tahun 20072011 Farkhan Pengaruh dan Ika Rasio (2012) Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Metode Penelitian Persamaan Perbedaan TATO, CR, ROA, DER, PBV, dan JII Return Saham Syariah DER, TATO Return Saham CR, dan ROA Hasil Penelitian Secara simultan, Current Ratio, Total Assets Turnover, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, dan Price to Book Value berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial, variabel independen yang meliputi CR, TATO, DER, ROA, dan PBV menunjukkan bahwa hanya variabel DER, ROA, dan PBV berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan CR dan TATO tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap return saham. PER, Secara simultan, menunjukan bahwa variabel CR, DER, TAT, ROA dan PER berpengaruh signifikan terhadap variabel ROE. Secara parsial, menunjukan hanya variabel 30 3. Stella (2009) Pengaruh Price To Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Price To Book Value Terhadap Harga Pasar Saham Debt To Price To Equity Earning Ratio, Price Ratio, To Book Return On Value Assets, Harga Pasar Saham dan Analisis Regresi Data Panel 4. Shaista Arshad dan Syed Aun Raza Risvi (2013) The Impact of Global Financial Shocks to Islamic Indices: Speculative Influence of Indeks Saham Syariah dan Shocks. CWFS, IWRLD, IAP, dan IWEM. Return On Assets (ROA) dan Price Earning Ratio (PER) yang mem punyai pengaruh signifikan ( terhadap return saham. Adapun yang lainnya variabel CR, DER, dan TAT tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap return saham, karena mempunyai nilai alpha lebih besar dari 0,05 atau 5%. Hasil Regresi Data Panel, PER berperangruh positif signifikan terhadap harga pasar saham. DER berpengaruh negatif signifikan terhadap harga pasar saham. ROA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga pasar saham. Dan PBV berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. IAP kebal terhadap guncangan spekulatif di jasa keuangan global serta aset keuangan Islam (indeks saham) 31 Fundamental Changes? 5. Raden Mas Analisis Gian (2011) Penagruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Non Bank DER, TATO, dan Return Saham ROA, CR, Analisis Regresi Linear Berganda 6. Rizkary Roslianti dan Leo Herlamban g (2014) DER, TATO, Return Saham ROA, Analisis Regresi Linear Berganda Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham (Studi Pada Emiten Saham Syarah Sektor Manufaktur Yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang stabil meskipun terjadi gejolak keuangan. Secara parsial, ROA, DER, CR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sedangkan TATO memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham dengan arah positif. Secara simultan, model regresi ini memberikan makna terhadap pengaruh ROA, DER, CR dan TATO secara bersama-sama terhadap return saham. Secara parsial, ROA berpengaruh signifikan terhadap returm saham. DER dan TATO berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. Sedangkan secara simultan ROA, DER dan TATO berpengaruh signifikan terhadap return saham. 32 (ISSI) Tahun 2011-2012) 7. Ida Nuryana (2013) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Jakarta PBV, DER, EPS, DPS, TATO dan PER, DPR, Return DY, CR, Saham LR, OPM, NPM, ITO, ROI, ROE, Analisis Regresi Linear Berganda 8. Putu Imba Nidianti (2013) Pengaruh DER, Inflasi ROA Faktor dan Suku Internal dan Bunga Eksternal Perusahaan Terhadap Return Saham Food And Beverages Di Bursa Efek Indonesia Secara parsial, ada 5 variabel yang berpengaruh signifikan terhadap return saham antara lain EPS, DER, TATO GPM dan ROI. Sedangkan secara simultan, dapat disimpulkan bahwa variabelvariabel EPS, DER TATO, GPM dan Return Saham mempunyai tingkat keberartian yang signifikan dalam persamaan regresi. Secara parsial ada variabel Inflasi, DER, Suku Bunga berpengaruh terhadap Return Saham dan sedangkan variabel ROA terbukti tidak berpengaruh terhadap Return Saham Syariah. Secara simultan keempat variabel tersebut secara bersama-sama mempengaruhi signifikan terhadap return saham. 33 K. Kerangka Berfikir Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 34 Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan. Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi 7 tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang (Jogiyanto, 2000). Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini sangat penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan juga digunakan sebagai landasan penghitungan return ekspektasi di masa yang akan datang. Dengan menggunakan analisis data panel peneliti ini akan menguji pengaruh Total Assets Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), Inflasi dan Kurs terhadap Return Saham Syariah yang tergabung dalam kelompok Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Penelitian ini menggunakan metodologi time series dengan data cross section yang menggunakan analisis data panel. Data panel (pool) yang merupakan gabungan antara data runtun waktu (time series) dengan data silang (cross section). Oleh karena itu, data panel memiliki gabungan karakteristik yaitu data yang terdiri atas beberapa obyek dan meliputi beberapa waktu (Winarno, 2011). Umumnya pendugaan parameter dalam analisis regresi dengan data cross section dilakukan menggunakan pendugaan metode kuadrat kecil atau disebut Ordinary Least Square (OLS). Langkah pertama dalam melakukan analisis regresi data panel adalah pendekatan Common Effect (Pooling Least Square). Pada model ini 35 digabungkan data cross section dan data times series. Kemudian digunakan metode OLS terhadap data panel tersebut. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling sederhana dibandingkan dengan kedua pendekatan lainnya. Dengan pendekatan ini kita tidak bisa melihat perbedaan antar individu dan perbedaan antar waktu karena intercept maupun slope dari model sama. Terlihat bahwa baik intercept maupun slope tidak berubah baik antara individu maupun antar waktu. Langkah yang kedua yakni dengan pendekatan Efek Tetap (Fixed effect). Dalam menganalisis data runtut waktu, kita dapat memakai asumsi berdasarkan kriteria berikut ini. Teknik yang paling sederhana mengasumsikan bahwa data gabungan yang ada, menunjukkan kondisi yang sesungguhnya. Hasil analisis regresi dianggap berlaku pada semua objek pada semua waktu. Selanjutnya adalah dengan Pendekatan Efek Random (Random effect). Efek random digunakan untuk mengatasi kelemahan model efek tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu, metode efek random menggunakan residual, yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar objek. Setelah itu adalah pemilihan model regresi panel dimana terdapat 2 uji yakni uji Chow dan uji Hausman. Kedua uji tersebut yang nantinya akan menentukan apakah hasil olahan regresi data panel akan menggunakan model fixed atau random effect. 36 Kemudian setelah pemilihan model tersebut lanjut ketahap uji selanjutnya yakni uji asumsi klasik dimana di dalam uji asumsi klasik tersebut terdapat 4 uji yaitu ada uji Multikolinearitas, uji Autokorelasi, uji Heteroskedastisitas dan uji Normalitas. Masuk ke tahap akhir yakni uji signifikansi dengan melakukan interpretasi dengan uji t, uji F dan koefisien determinasi. L. Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis statistik atau hipotesis nol yang bertujuan untuk memeriksa ketidakbenaran sebuah dalil atau teori selanjutnya akan ditolak melalui bukti-bukti yang sah (Hamid, 2010:16). Berdasarkan uraian latar belakang dan tinjauan pustaka, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Diduga adanya pengaruh secara parsial antara Total Assets Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), Inflasi dan Kurs terhadap Return Saham Syariah dalam kelompok Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). 2. Diduga adanya pengaruh secara simultan antara Total Assets Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), Inflasi dan Kurs terhadap Return Saham Syariah dalam kelompok Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah saham-saham yang tergabung dalam kelompok Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada sektor industri pada periode 2011-2015. Penelitian ini menggunakan analisis pendekatan kuantitatif dari data-data perusahaan emiten yang tergabung dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Untuk jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi 2 variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini. Kedua variabel tersebut adalah variabel dependen yang diwakili oleh Return Saham Syariah ISSI serta variabel independen diwakili oleh TATO, DER, PBV, Inflasi dan Kurs. Data rasio keuangan dari perusahaan emiten dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Semua data ini diperoleh dari instansi-instansi terkait, yaitu Indonesian Capital Market Directory (ICMD), www.idx.id, www.duniainvestasi.com, dan website masing- masing perusahaan yang diteliti. 39 B. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Library Research yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan variabel penelitian, dalam hal ini yaitu : 1. Data Laporan Keuangan suatu perusahaan pada periode 2011-2015 yang bersumber pada Bursa Efek Indonesia (BEI) 2. Data harga saham suatu perusahaan pada periode 2011-2015 yang bersumber www.duniaivestasi.com C. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah seluruh saham syariah yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Sampai 2016 ada sekitar 331 saham yang berbasis syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah. Sampel penelitian menggunakan sebagian perusahaan untuk dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Dalam teknik ini sampel harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Saham-saham yang terdaftar di ISSI selama periode 2011-2015 2. Saham-saham yang konsisten secara berturut-turut selama periode tahun 2011-2015 3. Menerbitkan laporan keuangan tahunan selama periode penelitian 4. Perusahaan memiliki informasi tanggal publikasi laporan keuangan selama periode penelitian 40 Sampel Perusahan yang Tergabung dalam Kelompok ISSI Sektor Aneka Industri NO D. NAMA PERUSAHAAN KODE 1 Polychem Indonesia Tbk. ADMG 2 Sepatu Bata Tbk. BATA 3 Indo Kordsa Tbk. BRAM 4 Goodyear Indonesia Tbk. GDYR 5 Gajah Tunggal Tbk. GJTL 6 Indo-Rama Synthetics INDR 7 Indospring Tbk. INDS 8 KMI Wire & Cable Tbk. KBLI 9 Kabelindo Murni Tbk. KBLM 10 Multi Prima Sejahtera Tbk. LPIN 11 Multistrada Arah Sarana Tbk. MASA 12 Nipress Tbk. NIPS 13 Ricky Putra Globalindo Tbk. RICY 14 Selamat Sempurna Tbk. SMSM 15 Sunson Textile Manufacture Tbk. SSTM 16 Tifico Fiber Indonesia Tbk. TFCO 17 Nusantara Inti Corpora Tbk. UNIT 18 Voksel Electric Tbk. VOKS Teknik Pengolahan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini akan diolah dengan menggunakan Microsoft Excel dan Eviews 9. 41 E. Metode Analisis Data Untuk menjawab permasalahan yang telah ditetapkan, maka dalam menganalisis permasalahan (data) penulis akan menggunakan metode regresi Data Panel. Data panel (pool) yang merupakan gabungan antara data runtun waktu (time series) dengan data silang (cross section). Oleh karena itu, data panel memiliki gabungan karakteristik yaitu data yang terdiri atas beberapa obyek dan meliputi beberapa waktu (Winarno, 2011). Umumnya pendugaan parameter dalam analisis regresi dengan data cross section dilakukan menggunakan pendugaan metode kuadrat kecil atau disebut Ordinary Least Square (OLS). Uji regresi data panel ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen yang terdiri dari Total Asets Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), Inflasi dan Kurs terhadap variabel dependen return saham perusahaan di ISSI. Menurut Wibisono (2005) keunggulan regresi data panel antara lain: pertama, panel data mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara eksplisit dengan mengizinkan variabel spesifik individu. Kedua, kemampuan mengontrol heterogenitas ini selanjutnya menjadikan data panel dapat digunakan untuk menguji dan membangun model perilaku lebih kompleks. Ketiga, data panel mendasarkan diri pada observasi cross section yang berulang-ulang (time series) sehingga metode data panel cocok digunakan sebagai study of dynamic adjustment. Keempat, tingginya jumlah observasi memiliki implikasi pada data yang lebih informatif, lebih variatif, 42 dan kolinearitas (multikol) antara data semakin berkurang dan derajat kebebasan (degree of freedom/df) lebih tinggi sehingga dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien. Kelima, data panel dapat digunakan untuk mempelajari model-model perilaku yang kompleks. Dan keenam, data panel dapat digunakan untuk meminimalkan bias yang mungkin ditimbulkan oleh agregasi data individu (Agus T.B dan Imammudin Y, 2015) Model regresi data panel dalam penelitian ini adalah: Yti = α + b1X1ti + b2X2ti + b3X3ti + b4X4ti + b5X5ti + e Keterangan : Y = Variabel dependen (Return saham perusahaan di ISSI) α = Konstanta X1 = Variabel Independen 1 (Total Asets Turnover) X2 = Variabel Independen 2 (Debt to Equity Ratio) X3 = Variabel Independen 3 (Price to Book Value) X4 = Variabel Independen 4 (Inflasi) X5 = Variabel Independen 5 (Kurs) e = error term t = waktu i = perusahaan 1) Penentuan Model Estimasi Dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data pabel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, antara lain (Dedi, 2012): 43 a. Common Effect atau Pooled Least Square (PLS) Merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana karena hanya mengkombinasikan data time series dan cross section. Pada model ini tidak perhatikan dimensi waktu maupun individu sehingga diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Metode ini bisa menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) atau teknik kuadrat kecil untuk mengestimasi model data panel. Untuk model data panel, sering diasumsikan βit = β yakni pengaruh dari perubahan dalam X diasumsikan bersifat konstanta dalam waktu kategori cross section. Secara umum, bentuk model linear yang dapat digunakan untuk memodelkan data panel adalah : Yit = Xitβit + eit Dimana: Yit adalah observasi dari unit ke-i dan diamati pada periode waktu ke-t (yakni variabel dependen yang merupakan suatu data panel) Xit adalah variabel independen dari unit ke-i dan diamati pada periode waktu ke-t disini diasumsikan X it memuat variabel konstanta 44 eit adalah komponen error yang diasumsikan memiliki harga mean 0 dan variansi homogen dalam waktu serta independen dengan Xit. b. Fixed effect Model (FEM) Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat diakomodasi dari perbedaan intersepnya. Model Fixed effect adalah teknik mengestimasikan data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intercep. Intercep antar perusahaan, perbedaan intercep bisa terjadi karena perbedaan budaya kerja, manajerial, dan insentif. Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi tetap antara perusahaan dan waktu. Pendekatan dengan variabel dummy ini dikenal dengan sebutan least square dummy variabels (LSDV). Persamaan Fixed effect Model dapat ditulis sebagai berikut : Yit = Xitβ + Ci + ..... + εit Dimana: Ci = variabel dummy c. Random effect Model (REM) Model ini mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungking saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Pada model Random effect perbedaan intercep diakomodasi oleh error terms masing-masing perusahaan. Keuntungan menggunakan model Random 45 effect yakni menghilangkan heteroskedastisitas. Model ini juga disebut dengan teknik Generalized Least Square (GLS). Sebagai estimastornya, berikut bentuk persamaannya adalah: = Xitβ + Vit Yit Dimana Vit = Ci + Di + εit Ci diasumsikan bersifat independent and identically distributed (iid) normal dengan mean 0 dan variansi Ϭ 2 c (komponen cross section) Di diasusikan bersifat iid normal dengan mean 0 dan variansi Ϭ 2 d (komponen time series error). Εit diasumsikan bersifat iid dengan mean 0 dan variansi Ϭ 2) 2 e Tahapan Analisis Data Untuk menganalisis data panel diperlukan uji spesifikasi model yang tepat untuk menggambarkan data. Uji tersebut yaitu: a. Uji Chow Uji chow adalah pengujian untuk menentukan model apa yang akan dipilih antara common effect model atau fixed effect model. Hipotesis uji chow adalah: H0 : common effect model (pooled OLS) H1 : fixed effect model (LSDV) Hipotesis nol pada uji ini adalah bahwa intersep sama atau dengan kata lain model yang tepat untuk regresi data panel adalah common effect dan hipotesis alternatifnya adalah intersep 46 tidak sama atau model yang tepat untuk regresi data panel adalah fixed effect. Nilai Statistik F hitung akan mengikuti distribusi statistik F dengan derajat kebebasan (degree of freedom) sebanyak m untuk numeratordan sebanyak n-k untuk denumerator. M merupakan jumkah restriksi atau pembatasan di dalam model tanpa variabel dummy. Jumlah restriksi adalah jumlah individu dikurang satu. N merupakan jumlah observasi dan k merupakan jumlah parameter jumlah parameter dalam model fixed effect. Jumlah observasi (n) adalah jumlah individu dikali dengan jumlah periode, sedangkan jumlah parameter dalam model fixed effect (k) adalah jumlah variabel ditambah jumlah individu. Apabila nilai F hitung lebih besar dari F kritis maka hipotesis nol ditolak yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah model fixed effect. Dan sebaliknya, apabila nilai F hitung lebih kecil dari F kritis maka hipotesis nul diterima yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah model common effect. b. Uji Hausman Uji Hausman adalah uji yang digunakan untuk memilih model yang terbaik antara fixed effect model atau random effect model. Uji Hausman ini didasarkan pada ide bahwa Least 47 Squares dummy Variabels (LSDV) dalam metode fixed effect dan Generalized Least Square (GLS) dalam metode Random effect adalah efisien sedangkan Ordinary Least Square (OLS) dalam metode Common Effect tidak efisien. Yaitu dengan menguji hipotesis berbentuk : H0 : E(Ci | X) = E (u) = 0 atau terdapat random effect model H1 : fixed effect model Statistik uji Hausman mengikuti distribusi statistik ChiSquare dengan derajat kebebasan (df) sebesar jumlah variabel bebas. Hipotesis nolnya adalah bahwa model yang tepat untuk regresi data panel adalah model Random effect dan hipotesis alternatifnya adalah model yang tepat untuk regresi data panel adalah model Fixed effect. Apabila nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kritis Chi-Square maka hipotesis no ditolak yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah model Fixed effect. Dan sebaliknya, apabila nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai kritis Chi-Squares maka hipotesis nol diterima yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah model Random effect. 3) Uji Asumsi Klasik Dengan pemakaian metode Ordinary Least Squared (OLS), untuk menghasilkan nilai parameter model penduga yang lebih tepat, maka 48 diperlukan pendekteksian apakah model tersebut menyimpang dari asumsi klasik atau tidak, deteksi tersebut terdiri dari: a. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel bebas dapat dinyatakan sebagai kombinasi kolinier dari variabel yang lainnya. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam regresi ini ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Cara mendeteksi adanya multikolineritas dilakukan dengan uji Variance Inflation Factor (VIF) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: Jika VIF > dari 10, maka antar variabel bebas (independent variabel) terjadi persoalan multikolinearitas (Gujarati, 1993). Menurut Rosadi (2011) cara untuk mengetahui multikolinearitas dalam suatu model. Salah satunya adalah dengan melihat koefisien korelasi hasil output komputer. Jika terdapat keofisien korelasi yang lebih besar dari 0,9 makan terdapat gejala multikolinearitas. Untuk mengatasi masalah multikolinearitas, satu variabel independen yang memiliki korelasi dengan variabel independen lain harus dihapus. Dalam hal metode GLS, model ini sudah diantisipasi dari multikolinearitas. 49 b. Uji Heteroskedastisitas Suatu model regresi dikatakan terkena heterokedastisitas apabila terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dan satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas. Jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Adanya sifat heterokedastisitas ini dapat membuat penaksiran dalam model bersifat tidak efisien. Umumnya masalah heterokedastisitas lebih biasa terjadi pada data cross section dibandingkan dengan time series (Gujarati, 1978). Untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas, dalam hal ini akan dilakukan dengan cara melihat grafik scatterplot. Jika dalam grafik terlihat ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasi telah terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbuh Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2001:69). c. Uji Autokorelasi Pengujian asumsi ke-tiga dalam model regresi linear klasik adalah uji autokorelasi. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengaganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka 50 dinamakan ada problem autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson. Apabila nilai Durbin Watson berada pada daerah dU sampai 4-dU dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung autokorelasi. d. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel bebas, variabel tidak bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan menggunakan metode jarque-bera (JB). Apabila nilai JB lebih kecil dari 2 maka data berdistribusi normal atau jika probabilitas lebih besar dari 5% maka data berdistribusi normal. Menurut Ajija, Shochrul Rohmatul dkk (2011) uji normalitas hanya digunakan jika jumlah observasi adalah kurang dari 30, untuk mengetahui apakah error term mendekati distribusi normal. Jika jumlah observasi lebih dari 30, tidak perlu dilakukan uji normalitas. Sebab, distribusi sampling error term telah mendekati normal. 4) Pengujian Signifikan a. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan signifikansi dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian parsial terhadap koefisien regresi secara parsial menggunakan uji-t pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan dalam analisis (α) 5% dengan 51 ketentuan degree of freedom (df) = n-k, dimana n adalah besarnya sampel, k adalah jumlah variabel. Dasar pengembalian keputusan adalah: Jika t-hitung < t-tabel : H0 diterima dan H1 ditolak Jika t-hitung > t-tabel : H0 ditolak dan H1 diterima b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel independen yaitu Total Assets Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), Inflasi dan Kurs secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan uji F pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan (α) 5% dengan degree of freedom (df1) = k-1, degree of freedom (df2) = n-k. dasar pengambilan keputusan adalah : Jika f-hitung < F-tabel : H0 diterima dan H1 ditolak : H0 ditolak dan H1 diterima Jika f-hitung > F-tabel 2 c. Uji Koefisien Determinasi (R ) 2 Koefisien determinasi R pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. 2 2 independen dalam Nilai koefisien determinasi diantara 0 dan 1 (0 < R < 1), nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel menjelaskan variasi variabel independen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel independen memberikan hampir semua 52 informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi model dependen (Gujarati, 2003). Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, suatu pengukur kelayakan yang sesuai lainnya telah dikembangkan. Ukuran yang merupakan modifikasi dari R 2 ini memberikan penalti bagi penambahan variabel penjelas yang tidak menurunkan residual secara 2 signifikan. Ukuran ini diesbut adjusted R (Doddy, 2012). F. Operasional Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel 1) Yang menjadi variabel terikat (Y) adalah return saham Return saham adalah yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini karena return saham dipengaruhi oleh adanya variabel bebas. Return saham adalah nilai perubahaan saham antara periode tertentu dengan periode sebelumnya dibandingkan dengan periode tertentu yang dinyatakan dalam bentuk persentase dan merupakan persentase kekayaan pemegang saham untuk suatu jangkat waktu. Return saham dapat diukur dengan rumus : Rit (%) = (Pit – Pit-1) x 100% Pit-1 Dimana : Ri = return saham 53 Pit = harga saham penutupan periode t Pit-1 = harga saham penutupan periode t-1 2) Yang menjadi variabel bebas (X) adalah rasio keuangan Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2005) (X). Variabel bebas (X) sebagai berikut : a. Rasio Aktivitas Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan investasi dan sumber daya ekonomis untuk menghasilkan penjualan yang menguntungkan. Pengukuran rasio aktivitas meliputi : 1) Total Assets Turnover (X1) Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiennya penggunaan seluruh aktiva perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualan. b. Rasio Solvabilitas Adalah rasio keuangan yang mengukur sebarapa jauh perusahan dibiayai dengan hutang. Pengukuran rasio solvabilitas meliputi : 1) Debt to Equity Ratio (X2) Adalah rasio antara total hutang dengan modal sendiri yang dinyatakan dengan persentase. 54 c. Rasio Pasar Adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat atau pemegang saham. Pengukuran rasio pasar meliputi : 1) Price to Book Value (PBV) (X3) Merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. 3) Yang menjadi variabel bebas (X) adalah Faktor Eksternal a. Inflasi Inflasi merupakan kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk-produk secara keseluruhan sehingga terjadi penurunan daya beli masyarakat (Tandelilin, 2010:342). b. Kurs Kurs atau yang sering disebut dengan nilai tukar mata ang adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik atau dapat juga dikatakan harga mata uang domestik terhadap mata uang asing (Simorangkir dan Suseno, 2004:4). 55 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia telah mengalami banyak kemajuan, hal ini disampaikan oleh Friderica (2016) bahwa pangsa pasar saham syariah lebih dominan dibandingkan dengan non syariah. Terlihat dari jumlah saham di Bursa Efek Indonesia yang masuk dalam kategori saham syariah sebanyak 318 efek atau 61% dari total saham. Selain hal itu, perkembangan pasar modal syariah juga tercermin dari dikeluarkannya Fatwa Nomor 80 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. Penerbitan fatwa tersebut akan melalui proses panjang oleh BEI dan MUI. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) akan menjadi acuan bagi investor untuk berinvestasi di saham, khususnya saham syariah. ISSI juga menjadi acuan utama yang menggambarkan kinerja seluruh saham yang tercatat di BEI, yang membantu menghilangkan kesalahpahaman masyarakat yang menganggap saham syariah hanya terdiri dari 30 saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII). 56 Gambar 4.1 Perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia dan Jakarta Islamic Index 2011-2015 ISSI DAN JII 3.500.000,00 3.000.000,00 2.500.000,00 2.000.000,00 1.500.000,00 1.000.000,00 500.000,00 0,00 2011 2012 2013 2014 2015 ISSI Sumber : www.ojk.co.id Gambar diatas merupakan perkembangan dari Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2011 sampai tahun 2015. Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa ISSI pada tahun 2011 hingga 2014 mengalami pertumbuhan disetiap tahunnya terutama pada tahun 2014 mengalami kenaikan yang cukup drastis. Di tahun 2015 mengalami penurunan, disebabkan efek dari kondisi ekonomi global yang masih belum bisa sepenuhnya stabil. Begitupun dengan perkembangan JII yang mengalami pertumbuhan ditiap periode nya dari tahun 2011 sampai tahun 2015. Akan tetapi di tahun 2015 JII juga mengalami penuruan yang disebabkan oleh kondisi ekonomi yang tidak stabil mengakibatkan harga-harga komoditas memburuk serta moderasi perekonomian Cina dan beberapa negara di Eropa. 57 2. Perkembangan Total Assets Turnover (TATO) Total assets turnover merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Total assets turnover juga merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsudin, 2009:19). Jadi semakin besar total assets turnover maka semakin baik yanng artinya bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Gambar 4.2 Perkembangan Total Assets Turnover 2011 –2015 TATO 20 15 10 5 0 2011 2012 2013 2014 2015 TATO Sumber : www.idx.co.id Data diolah 58 Dilihat pada gambar 4.2 bahwa Total Asset Turnover (TATO) pada tahun 2011 hingga tahun 2012 sempat mengalami peningkatan, itu berarti aktiva dari perusahaan-perusahaan ISSI pada sektor industri mengalami perputaran lebih cepat sehingga perusahaan-perusahaan tersebut memperoleh laba yang lebih cepat. Total assets turnover tahun 2012 mengalami penurunan hingga tahun 2015 yang disebabkan karena dalam aktivitas perusahaan yang rendah pada tingkat penjualan tertentu, akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva yang tidak produktif, sehingga dapat menyebabkan Total Assets Turnover (TATO) menjadi turun. Dampak lainnya juga dapat disebabkan karena pada saat perekonomian kurang baik atau terjadinya inflasi yang nantinya berdampak pada return saham. 3. Perkembangan Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas yang dimiliki perusahaan untuk mendanai usaha yang dimiliki perusahaan. Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) suatu perusahaan menandakan bahwa perusahaan tersebut menggunakan hutang yang besar sebagai sumber pendanaan perusahaan, sehingga menyebabkan resiko perusahaan semakin tinggi. 59 Gambar 4.3 Perkembangan Debt to Equity Ratio 2011 –2015 DER 25 20 15 10 5 0 2011 2012 2013 2014 2015 DER Sumber : www.idx.co.id Data diolah Dilihat pada gambar 4.3 bahwa Debt to Equity Ratio (DER) tiap tahunnya mengalami fluktuatif. Awal periode penelitian pada tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Kenaikan terjadi pada tahun 2013 yang hampir sama nilai nya dari periode ditahun 2011. Periode tahun 2014 hingga 2015 mengalami kenaikan. Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) maka suatu perusahaan menandakan bahwa perusahaan tersebut menggunakan hutang yang besar sebagai sumber pendanaan perusahaan, sehingga menyebabkan risiko perusahaan semakin tinggi. 60 4. Perkembangan Price to Book Value (PBV) Price to Book Value (PBV) merupakan rasio antara harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Berdasarkan data yang diperoleh, Price to Book Value (PBV) untuk periode tahun 2011-2015 dapat dilihat pada gambar 4.4. Gambar 4.4 Perkembangan Price to Book Value 2011 –2015 PBV 25000 20000 15000 10000 5000 0 2011 2012 2013 2014 2015 PBV Sumber : www.idx.co.id Data diolah Berdasarkan gambar 4.4 dapat diketahui bahwa nilai Price to Book Value (PBV) yang tertinggi terjadi pada awal tahun 2014. Sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah terjadi pada tahun sebelumnya yakni pada tahun 2013. 61 Price to Book Value (PBV) mengalami fluktuatif dari tahun ke tahun. Penurunan drastis terjadi pada tahun 2013 setelah itu mengalami stuck dari tahun 2011 ke 2012. Lalu terjadi peningkatan dari tahun 2013 hingga tahun 2014 yang cukup signifikan. Kemudian mengalami penurunan yang tidak terlalu berarti pada tahun 2015. 5. Perkembangan Return Saham Return saham merupakan sebagai tingkat pengembalian keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Tanpa adanya keuntungan yang dapat di nikmati dari suatu kegiatan investasi, tentunya pemodal tidak akan mau repot-repot melakukan investasi, yang pada akhirnya tidak ada hasilnya. Harga saham mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak dimintai oleh para investor. Prestasi yang baik dicapai perushaan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan emiten. Berdasarkan data yang diperoleh serta data yang diolah, return saham untuk periode tahun 2011-2015 dapat dilihat pada gambar 4.5. 62 Gambar 4.5 Perkembangan Return Saham 2011 –2015 Return Saham 6 5 4 3 2 1 0 2011 2012 2013 Return Saham 2014 2015 Sumber : www.idx.co.id Data diolah Berdasarkan pada gambar 4.5 dapat diketahui bahwa return saham tertinggi terjadi pada tahun 2012. Sedangkan tingkat return saham yang terendah terjadi pada tahun 2013. Perusahaanperusahaan saham yang tergabung dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) khususnya pada sektor industri pada tahun 2013 mengalami penurunan dikarenakan pada saat tahun 2013 harga saham di sektor industri mengelami penurunan yang mengakibatkan return saham menjadi anjlok. 6. Perkembangan Inflasi Inflasi dapat didefinisikan sebagai kenaikan harga secara umum, atau penurunan nilai rupiah (di Indonesia). Jika ada kenaikan harga barang-barang dan jasa-jasa, maka sejumlah rupiah tertentu tidak dapat dibelikan sebanyak barang dan jasa yang dibeli sebelumnya. Dengan kata lain, nilai rupiah sekarang mengalami 63 penurunan daya beli, atau nilai nominalnya mengalami penyesuaian terhadap tingkat inflasi sekarang. Inflasi merupakan realitas sekarang dari kemungkinan berlanjut di masa datang dan terulang kembali sepanjang waktu, maka penting bagi investor dan pengambil kebijakan moneter mencoba untuk mencari aset apakah yang dapat digunakan untuk menghindari kerugian yang diakibatkan. Gambar 4.6 Perkembangan Inflasi 2011 –2015 INFLASI 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 2011 2012 2013 2014 2015 INFLASI Sumber : www.idx.co.id Data diolah Berdasarkan pada gambar di atas dapat diketahui bahwa dari tahun 2011-2015 Inflasi mengalami fluktuatif. Yakni ditandai dengan data yang bisa lihat di atas bahwa pada tahun 2013 dan 2014 menunjukkan bahwa tingkat inflasi yang tertinggi pada tahun tersebut. Dan titik inflasi terendah berada pada tahun 2015. 64 7. Perkembangan Kurs Nilai tukar rupiah atau disebut juga kurs rupiah adalah perbandingan nilai atau harga mata uang rupiah dengan mata uang lain. Perdagangan antar negara dimana masing-masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs (Salvatore, 2008). Gambar 4.7 Perkembangan KURS 2011 –2015 KURS 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 2011 2012 2013 2014 2015 KURS Sumber : www.idx.co.id Data diolah Berdasarkan pada gambar di atas dapat diketahui bahwa dari tahun 2011-2015 Kurs mengalami peningkatan. Pada tahun awal Kurs berada pada titik terendah, lalu naik pada tahun-tahun berikutnya. Di tahun 2015 adalah tahun yang tertinggi mengalami peningkatan dari tahun 2014. 65 B. Analisis Data Bab ini penulis menganalisis data yang digunakan. Data yang digunakan berupa variabel return saham, Total Assets Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), Inflasi dan Kurs. Objek dalam penelitian ini adalah perusaaan sektor aneka industri yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada periode 2011-2015 dan memenuhi kriteria yang berlaku bagi penerapan operasional variabel dengan teknik purposive sampling yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Sampel Perusahan yang Tergabung dalam Kelompok ISSI Sektor Aneka Industri NO NAMA PERUSAHAAN KODE 1 Polychem Indonesia Tbk. ADMG 2 Sepatu Bata Tbk. BATA 3 Indo Kordsa Tbk. BRAM 4 Goodyear Indonesia Tbk. GDYR 5 Gajah Tunggal Tbk. GJTL 6 Indo-Rama Synthetics INDR 7 Indospring Tbk. INDS 8 KMI Wire & Cable Tbk. KBLI 9 Kabelindo Murni Tbk. KBLM 10 Multi Prima Sejahtera Tbk. 11 Multistrada Arah Sarana Tbk. 12 Nipress Tbk. NIPS 13 Ricky Putra Globalindo Tbk. RICY 14 Selamat Sempurna Tbk. SMSM 15 Sunson Textile Manufacture Tbk. SSTM LPIN MASA 66 16 Tifico Fiber Indonesia Tbk. TFCO 17 Nusantara Inti Corpora Tbk. UNIT 18 Voksel Electric Tbk. VOKS 1. Pemilihan Model Regresi Data Panel Regresi data panel memiliki gabungan karakteristik yaitu data yang terdiriatas beberapa objek dan meliputi waktu. Data semacam ini memiliki keunggulan terutama karena bersifat robust (kuat) terhadap beberapa tipe pelanggaran yakni heterokedastisitas dan normalitas. Regresi data panel dapat dilakukan dengan tiga model yaitu pooled, fixed effect dan random effect. Masing-masing model memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan model tergantung pada asumsi yang dipakai peneliti dan pemenuhan syarat-syarat pengolahan data statistik yang benar sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara statistik. Oleh karena itu langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih model dari ketiga yang tersedia. Data panel yang telah dikumpulkan, diregresikan dengan menggunakan metode pooled yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.1 sedangkan untuk hasil regresi dengan model fixed effect dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.1 Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Common Effect (PLS) Variable TATO? DER? PBV? INFLASI? KURS? Coefficient 0.811041 0.338916 0.000209 0.373894 -0.006309 Std. Error t-Statistic 0.858188 0.945062 0.017769 19.07326 0.000211 0.989898 0.171993 2.173899 0.154429 -0.040851 Prob. 0.3473 0.0000 0.3250 0.0325 0.9675 67 R-squared 0.818568 Adjusted R-squared 0.810030 S.E. of regression 4.362041 Sum squared resid 1617.329 Log likelihood -257.6970 Durbin-Watson stat 0.550202 Sumber : Output Eviews Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. 3.807073 10.00799 5.837710 5.976588 5.893714 Tabel 4.2 Hasil Regresi Data Panel Menggunaan Model Fixed effect Variable C TATO? DER? PBV? INFLASI? KURS? Fixed Effects (Cross) _ADMG--C _BATA--C _BRAM--C _GDYR--C _GJTL--C _INDR--C _INDS--C _KBLI--C _KBLM--C _LPIN--C _MASA--C _NIPS--C _RICY--C _SMSM--C _SSTM--C _TFCO--C _UNIT--C _VOKS--C Coefficient -1.447895 3.073797 0.201376 0.000646 0.034584 0.021610 Std. Error t-Statistic 1.653347 -0.875736 1.568317 1.959934 0.020446 9.849165 0.000321 2.014636 0.187175 0.184767 0.125072 0.172783 Prob. 0.3843 0.0542 0.0000 0.0480 0.8540 0.8633 -1.288164 0.499002 1.140753 -3.664923 -1.003442 -3.832127 -0.692339 -5.000937 -3.136189 17.39377 -1.185692 -2.199378 -1.654912 11.12364 -1.181947 -4.585037 0.227226 -0.959302 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.947260 Mean dependent var 3.807073 68 Adjusted R-squared 0.929943 S.E. of regression 2.648951 Sum squared resid 470.1350 Log likelihood -202.0989 F-statistic 54.69944 Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber : Output Eviews S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 10.00799 5.002198 5.641039 5.259816 1.613777 Setelah hasil dari model common effect dan fixed effect diperoleh maka selanjutnya dilakukan uji chow. Pengujian tersebut dibutuhkan untuk memilih model yang paling tepat diantara model common effect dan fixed effect. Hasil dari uji chow dapat dilihat pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Uji Chow Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square Sumber : Output Eviews Statistic d.f. Prob. 9.560057 110.817156 (17,67) 17 0.0000 0.0000 Hasil dari uji chow pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai probabilitas cross section adalah 0,0000 atau < 0,05, maka H0 ditolak. Oleh karena itu model yang dipilih adalah fixed effect. Selanjutnya kita akan melakukan regresi dengan model random effect, untuk menentukan model mana yang tepat. Hasil regresi dengan menggunakan model random effect dapat dilihat pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Random effect Variabel C TATO? DER? PBV? Coefficient -0.287640 1.326124 0.257191 0.000498 Std. Error t-Statistic 1.525334 -0.188575 1.201726 1.103516 0.017326 14.84418 0.000217 2.288915 Prob. 0.8509 0.2730 0.0000 0.0246 69 INFLASI? KURS? Random Effects (Cross) _ADMG--C _BATA--C _BRAM--C _GDYR--C _GJTL--C _INDR--C _INDS--C _KBLI--C _KBLM--C _LPIN--C _MASA--C _NIPS--C _RICY--C _SMSM--C _SSTM--C _TFCO--C _UNIT--C _VOKS--C Cross-section random Idiosyncratic random 0.125555 0.052096 0.157705 0.124552 0.796136 0.418268 0.4282 0.6768 S.D. 2.752071 2.648951 Rho 0.5191 0.4809 -0.954990 1.011673 0.744177 -1.796920 -0.673745 -3.153210 -0.423332 -2.635412 -1.606625 9.550788 -1.541852 -1.383720 -1.040790 9.256225 -1.138601 -3.354392 -0.692438 -0.166838 Effects Specification Weighted Statistics R-squared 0.682912 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.664038 S.D. dependent var S.E. of regression 3.044332 Sum squared resid F-statistic 36.18221 Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber : Output Eviews 1.505246 5.252270 778.5084 0.785341 Pada tabel sebelumnya yang menggunakan fixed effect dan tabel di atas yang menggunakan model random effect, semuanya menunjukkan hasil variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu return saham. Namun belum dapat menentukan model mana yang akan kita gunakan. Oleh karena itu diperlukan uji hausman untuk 70 mengetahuinya. Pada tabel 4.5 disajikan hasil uji hausman yang telah dilakukan pengolahan menggunakan eviews 9. Tabel 4.5 Hasil Uji Hausman Test Summary Cross-section random Sumber : Output Eviews Chi-Sq. Statistic 30.946987 Chi-Sq. d.f. 5 Prob. 0.0000 Berdasarkan hasil uji hausman di atas, dapat dilihat dari nilai probabilitas Cross-section random yakni sebesar 0.0000 nilai tersebut lebih kecil dari 0.05, ini berarti H0 ditolak dan terima H1 sehinga model yang dipilih yakni Fixed effect Model (FEM). 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolineritas Salah satu cara untuk mengetahui multikolinearitas dalam suatu model adalah dengan melihat koefisien korelasi hasil output komputer. Jika terdapat koefisien korelasi yang lebih besar |0.9| maka terdapat gejala multikolinearitas. Berikut adalah hasil output koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas RETURN_SAHAM TATO 1 -0.213374 -0.213374 1 0.8827859 -0.2710910 0.1900193 -0.1667747 -0.0028304 0.0496833 0.0974847 -0.129571 Sumber : Output Eviews DER 0.882785 -0.271091 1 0.005427 -0.023556 0.110444 PBV 0.1900193 -0.166774 0.005427 1 -0.003892 0.045933 INFLASI -0.002830 0.0496833 -0.023556 -0.003892 1 0.088924 KURS 0.0974847 -0.129571 0.110444 0.045933 0.088924 1 71 Berdasarkan pengujian terhadap nilai koefisien korelasi di atas, masing-masing variabel mempunya nilai koefisien < 0.9, maka dapat disimpulkan bahwa model tidak mengalami masalah multikolinearitas. b. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan White Heteroskedasticity Test. Hasil yang diperlukan dari hasil uji ini adalah Obs*R-squared, dengan hipotesis sebagai berikut: H0 : Tidak ada Heteroskedastisitas H1 : Ada Heteroskedastisitas Apabila p-value Obs*R-square < 0.05, maka H0 ditolak sehingga tidak ada heteroskedastisitas pada model tersebut. Berikut tabel 4.7 menunjukkan hasil uji heteroskedastisitas: Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic 6.050003 Prob. F(19,70) 0.0000 Obs*R-squared 55.93675 Prob. Chi-Square(19) 0.0000 Scaled explained SS 242.6108 Sumber: Output Eviews Prob. Chi-Square(19) 0.0000 Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas di atas menunjukkan nilai p-value Obs*R-square 0,0000 < 0.05 sehingga dapat simpulkan bahwa H0 diterima artinya bahwa dalam penelitian ini tidak ada heteroskedastisitas atau data sudah bersifat homogen. 72 c. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Uji autokorelasi dapat dilihat dengan menggunakan uji Breusch-Godfrey. Autokorelasi merupakan korelasi antara variabel gangguan satu observasi dengan variabel gangguan observasi lain. Uji autokorelasi menggunakan uji Breusch-Godfrey. Penilaian dilihat dari nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah autokorelasi pada model tersebut. Berikut hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 17.94270 Prob. F(2,82) Obs*R-squared 27.39682 Prob. Chi-Square(2) Sumber: Output Eviews 0.0000 0.0000 Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,0000 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat masalah autokorelasi pada model tersebut. Untuk mengatasi autokorelasi tersebut, maka perlu dilakukan peningkatan standar diferensiasi dari tingkat dasar menjadi tingkat 1 atau first different. Persamaan juga harus diestimasi dengan diferensiasi tingkat 1 menjadi: d(y) = c + d(X1) + d(X2) + d(X3) Dimana: d = diferensiasi tingkat 1 73 = koefisien return saham y X1,X2,X3 = koefisien TATO, DER, PBV Setelah persamaan diestimasi dari standar diferensiasi tingkat dasar menjadi tingkat 1, maka diperoleh hasil pada tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi setelah di diferensiasi Tingkat 1 Variable Coefficient Std. Error C 0.012040 0.849665 Sumber: Output Eviews (Data Diolah) t-Statistic 0.014170 Prob. 0.9887 Berdasarkan tabel 4.9 di atas diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.9887 setelah diestimasi. Nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi pada model tersebut. 3. Pengujian Hipotesis dengan Analisa Regresi Data Panel a. Pengaruh Variabel TATO, DER, PBV, Inflasi dan Kurs terhadap Return Saham secara Parsial (Uji t) Untuk melihat besarnya pengaruh variabel fundamental perusahaan secara parsial terhadap return saham syariah digunakan Uji t. Pengujian parsial atau uji t ini digunakan untuk menguji pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependennya. Apabila nilai probabilitas f lebih kecil dari 0,05 maka hasilnya signifikan berarti terdapat pengaruh dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Uji 74 hipotesis secara parsial menggunakan uji t dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Tabel Uji t Variable Coefficient C -1.447895 TATO? 3.073797 DER? 0.201376 PBV? 0.000646 INFLASI? 0.034584 KURS? 0.021610 Sumber: Output Eviews Std. Error t-Statistic 1.653347 -0.875736 1.568317 1.959934 0.020446 9.849165 0.000321 2.014636 0.187175 0.184767 0.125072 0.172783 Prob. 0.3843 0.0542 0.0000 0.0480 0.8540 0.8633 Penjelasan dari tabel di atas adalah sebagai berikut: a) Pengaruh TATO terhadap Return Saham Hasil pengujian analisis regresi data panel menunjukkan hasil t-hitung untuk variabel independen TATO adalah sebesar 1,959934, sementara nilai t-tabel dengan α = 5% dan df = (n-k), df = 87 dimana nilai t-tabel adalah sebesar 1,66256 yang berarti bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel (1,959934 > 1,66256), kemudian jika dilihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar 0,0542 yang lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima. Hal ini berarti bahwa TATO tidak memiliki pengaruh terhadap return saham syariah. b) Pengaruh DER terhadap Return Saham Dapat dilihat hasil pengujian dari tabel di atas dengan analisis regresi data panel yang menunjukkan bahwa t-hitung untuk variabel independen DER adalah sebesar 9.849165, sementara nilai t-tabel adalah sebesar 1,66256 yang berarti bahwa nilai t-hitung lebih 75 besar dari nilai t-tabel (9.849165 > 1,66256), selain itu juga terlihat dari nilai probabilitas nya yaitu sebesar 0,0000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini menyatakan bahwa DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham syariah. c) Pengaruh PBV terhadap Return Saham Tabel 4.11 menunjukkan hasil dari uji t dengan analisis regresi data panel yang menunjukkan hasil t-hitung untuk variabel independen PBV adalah sebesar 2.014636 sementara nilai t-tabel dengan α = 5% adalah sebesar 1,66256 yang berarti bahwa nilai thitung lebih kecil dari nilai t-tabel sebesar (2.014636 > 1,66256) selain itu juga terlihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar 0.0480 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti menunjukkan bahwa PBV memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. d) Pengaruh Inflasi terhadap Return Saham Dilihat dari tabel di atas menunjukkan hasil dari uji t dengan analisis regresi data panel yang menunjukkan hasil t-hitung untuk variabel independen Inflasi adalah sebesar 0.184767 sementara nilai ttabel dengan α = 5% adalah sebesar 1,66256 yang berarti bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel sebesar (0.184767 < 1,66256) selain itu juga terlihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar 0.8540 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti menunjukkan bahwa Inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. 76 e) Pengaruh Kurs terhadap Return Saham Dilihat dari tabel 4.10 menunjukkan hasil dari uji t dengan analisis regresi data panel yang menunjukkan hasil t-hitung untuk variabel independen Kurs adalah sebesar 0.172783 sementara nilai t-tabel dengan α = 5% adalah sebesar 1,66256 yang berarti bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel sebesar (0.172783 < 1,66256) selain itu juga terlihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar 0.8633 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti menunjukkan bahwa Kurs tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. b. Pengaruh Variabel TATO, DER, PBV, Inflasi dan Kurs terhadap Return Saham secara Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Apabila nilai F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependennya. Apabila nilai F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada variabel independen yang mempengaruhi variabel dependennya. Uji hipotesis secara simultan menggunakan uji F, tertera pada tabel berikut: 77 Tabel 4.11 Tabel Uji F Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.947260 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.929943 S.D. dependent var S.E. of regression 2.648951 Akaike info criterion Sum squared resid 470.1350 Schwarz criterion Log likelihood -202.0989 Hannan-Quinn criter. F-statistic 54.69944 Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber: Output Eviews 3.807073 10.00799 5.002198 5.641039 5.259816 1.613777 Dengan hipotesis : H0 = tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel TATO, DER, PBV, Inflasi dan Kurs secara simultan terhadap return saham H1 = terdapat pengaruh signifikan antara variabel TATO, DER, PBV, Inflasi dan Kurs secara simultan terhadap return saham Berdasarkan hasil output Eviews di atas, nilai F hitung yaitu sebesar 54,69944 sementara F tabel dengan tingkat α = 5% adalah sebesar 2,69. Dengan demikian F hitung > F tabel (54,69944 > 2,71), kemudian juga terlihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar 0,000000 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar 0,05 sehingga H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel TATO, DER, PBV, Inflasi dan Kurs secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham, sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. 78 c. Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square) Koefisien determinasi (Adjusted R-Square) pada intinya adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai adjusted Rsquare yang mendekati satu berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.12: Tabel 4.12 Koefisien Determinasi Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.947260 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.929943 S.D. dependent var S.E. of regression 2.648951 Akaike info criterion Sum squared resid 470.1350 Schwarz criterion Log likelihood -202.0989 Hannan-Quinn criter. F-statistic 54.69944 Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber: Output Eviews 3.807073 10.00799 5.002198 5.641039 5.259816 1.613777 2 Berdasarkan tabel 4.13 besar angka Adjusted R-Square (R ) adalah 0.929943. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 92,99%. Atau dapat diartikan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 92,99% terhadap variabel depedennya. Sisanya 7,01% lainnya dipengaruhi faktor lain di luar model regresi tersebut. 79 4. Pembahasan Hasil Penelitian Analisis regresi yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui hubungan yang dapat diukut dari TATO, DER, PBV, Inflasi dan Kurs terhadap return saham. Berikut ini merupakan tabel yang merangkum hubungan yang terjadi pada variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 4.13 Tabel Hubungan Variabel Independen terhadap return saham Variabel Hubungan yang ditemukan Signifikansi Total Assets Turnover (TATO) Tidak ada pengaruh Tidak Signifikan Debt to Equity Ratio (DER) Berpengaruh Signifikan Price to Book Value (PBV) Berpengaruh Signifikan Tidak ada pengaruh Tidak Inflasi Signifikan Kurs Tidak ada pengaruh Tidak Signifikan Sumber: Output Eviews 1. Variabel Total Assets Turnover (TATO) Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara TATO dengan return saham sehingga peningkatan atau penurunan TATO tidak berpengaruh 80 terhadap return saham. Karena dalam aktivitas perusahaan yang rendah pada tingkat perjualan tertentum akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva yang tidak produktif sehingga dapat menyebabkan TATO menjadi turun. Hal ini menunjukkan bahwa investor melihat aset yang baru dianggap lebih efisien dibandingkan dengan aset lama karena adanya pengaruh teknologi yang semakin canggih dan jika keadaan inflasi maka aset bisa menjadi mahal atau turun yang dapat menyebabkannya naik turunnya return saham perushaan. Hal ini didukung oleh penelitian Rizkary (2014) dan Farkhan 2013 yang menyatakan TATO tidak berpengaruh terhadap return saham. 2. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) Hasil dari penelitian di atas menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara DER dengan return saham. Peningkatan dan penurunan DER sangat berpengaruh terhadap return saham. Hal ini mengidentifikasi bahwa dalam berinvestasi investor memperhatikan DER sebagai salah satu pertimbangan dalam mengambil keputusan investasinya. Informasi DER akan mempengaruhi kinerja saham dan menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Rasio ini merupakan rasio yang mengukur 81 kemamampuan kinerja perusahaan dalam mengembalikan hutang jangka panjangnya dengan melihat perbandingan antara total debt dengan total equity. Dari pandangan investor, semakin besar DER menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar sehingga tingkat resiko perusahaan semakin besar dalam memenuhi kewajiban hutangnya, yaitu membayar pokok hutang ditambah dengan bunganya. Hal ini membawa dampak pada menurunnya harga saham, return saham akan menurun sehinngga investor tidak responsif terhadap informasi ini dalam pengambilan keputusan investasinya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Prihantini (2009) dan Nugroho (2009) yang menunjukkan bahwa DER berpengaruh terhadap return saham. 3. Variabel Price to Book Value (PBV) Hasil dari penelitian menunjukkan memiliki pengaruh antara PBV dengan return saham. Tingkat rasio PBV yang semakin tinggi menandakan perushaan dinilai lebih tinggi oleh para investor. Apabila suatu perusahaan dinilai lebih tinggi oleh investor, maka harga saham perusahaan yang bersangkutan akan semakin meningkat di 82 pasar, yang pada akhirnya return saham tersebut akan semakin meningkat pula. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wahyudi (2003) yang hasilnya menunjukkan bahwa PBV memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. 4. Variabel Inflasi Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Penelitian ini didukung dari hasil penelitian Siska (2015) dan Susiani (2016) yang menyimpulkan bahwa inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. 5. Variabel Kurs Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kurs Rupiah terhadap US Dollar tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Tidak adanya pengaruh antara kurs terhadap return saham dikarenakan adanya suatu kemungkinan karena penelitian ini menggunakan data tahunan kurs maka dari itu intervalnya terlalu jauh sehingga antara kurs dengan return saham tidak ada pengaruh satu sama lain. 83 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian data tentang pengaruh rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio pasar yang masing-masing diproksikan oleh Total Assets Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) terhadap return saham perusahaan aneka industri yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia periode 2011-2015, maka pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Berdasarkan hasil estimasi model dapat diketahui : 1. Hasil pengujian analisis regresi data panel menunjukkan hasil t-hitung untuk variabel independen TATO adalah sebesar 1,959934, sementara nilai t-tabel dengan α = 5% dan df = (n-k), df = 87 dimana nilai t-tabel adalah sebesar 1,66256 yang berarti bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel (1,959934 > 1,66256), kemudian jika dilihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar 0,0542 yang lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima. Hal ini berarti bahwa TATO tidak memiliki pengaruh terhadap return saham syariah. 2. Dapat dilihat hasil pengujian dari tabel di atas dengan analisis regresi data panel yang menunjukkan bahwa t-hitung untuk variabel independen DER adalah sebesar 9.849165, sementara nilai t-tabel adalah sebesar 1,66256 yang berarti bahwa nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel (9.849165 > 1,66256), selain itu juga terlihat dari nilai 84 probabilitas nya yaitu sebesar 0,0000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini menyatakan bahwa DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham syariah. 3. Hasil dari uji t dengan analisis regresi data panel yang menunjukkan hasil t-hitung untuk variabel independen PBV adalah sebesar 2.014636 sementara nilai t-tabel dengan α = 5% adalah sebesar 1,66256 yang berarti bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel sebesar (2.014636 > 1,66256) selain itu juga terlihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar 0.0480 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti menunjukkan bahwa PBV memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. 4. Hasil dari uji t dengan analisis regresi data panel yang menunjukkan hasil t-hitung untuk variabel independen Inflasi adalah sebesar 0.184767 sementara nilai t-tabel dengan α = 5% adalah sebesar 1,66256 yang berarti bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel sebesar (0.184767 < 1,66256) selain itu juga terlihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar 0.8540 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti menunjukkan bahwa Inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. 5. Hasil dari uji t dengan analisis regresi data panel yang menunjukkan hasil t-hitung untuk variabel independen Kurs adalah sebesar 0.172783 sementara nilai t-tabel dengan α = 5% adalah sebesar 1,66256 yang berarti bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel sebesar (0.172783 < 1,66256) selain itu juga terlihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar 85 0.8633 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti menunjukkan bahwa Kurs tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. 6. Berdasarkan hasil output Eviews di atas, nilai F hitung yaitu sebesar 54,69944 sementara F tabel dengan tingkat α = 5% adalah sebesar 2,69. Dengan demikian F hitung > F tabel (54,69944 > 2,71), kemudian juga terlihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar 0,000000 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar 0,05 sehingga H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel TATO, DER, PBV, Inflasi dan Kurs secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham, sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen B. Saran Berikut ini adalah beberapa saran dari penulis bagi para peneliti yang ingin melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini : 1. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menggunakan faktor-faktor fundamental lainnya seperti rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan faktor makro ekonomi seperti inflasi, nilai tukar (kurs), suku bunga, jumlah uang beredar dan lain sebagainya sebagai predikator terhadap return saham. 2. Bagi calon investor yang ingin berinvestasi pada saham syariah, sebaiknya dapat mempertimbangan faktor TATO, DER dan PBV karena faktor tersebut memiliki pengaruh dalam jangka panjang maupun jangka pendek terhadap return saham syariah 86 perusahaan industri yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2011-2015. 3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya memperpanjang periode penelitian serta menambah jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) lainnya dan tidak hanya perusahaan yang terdaftar di ISSI saja. Karena semakin banyak sampel dan populasi yang diambil akan meningkatkan kualitas penelitian beserta hasilnya. 87 DAFTAR PUSTAKA Ajija, Shochrul Rohmatul dkk. “Cara Cerdas Menguasai Eviews”, Jakarta: Salemba Empat, 2011. Ang, R. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Askam, T. (September 2002). Penggunaan Informasi Akuntansi Untuk Memprediksi Return Carlo, M. A. (2014). Pengaruh ROE, DPR, dan PER pada Return Saham. EJurnal Akuntansi Universitas Udayana . Saham : Studi Terhadap Perusahaan Pemanufakturan dan Non-Pemanufakturan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 5 , 3. Chomah, B. I. (2014). Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Profitabilitas, Likuiditas, dan Pasar terhadap Return Saham Syariah Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2012-2014. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI . Chuzaimah dan Amalina, N. (2014). Analisis Faktor-faktor Fundamental Terhadap Return Saham Syariah Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2007-2011. Research Methods and Organizational Studies , 189-195. Emamgholipour, M. A. (2013). The Effects of Performance Evaluation Market Ratio on the Stock Return: Evidence from the Tehran Stock Exchange. 88 International Research Journal of Applied and Basic Sciences Vol 4, No. 3 , 696-703. Faizal, C. (2014). Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Nilai Pasar Terhadap Return Saham. Fatmawati, A. (2013). Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Pasar Terhadap Return Saham Perusahaan Grosir dan Retail yang Terdaftar dalam Daftar Efek Syariah. Skripsi Keuangan Islam UIN Yogyakarta . Firdaus, M. “Aplikasi Ekonometrika untuk Data Panel dan Time Series”, Bogor: IPB Press, 2011. Ghozali, A. (2005). Saham Syariah . Retrieved from Web Site Republika Tentang Pasar Modal: www.webmaster.com Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 1. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hamid, A. (2009). Pasar Modal Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. Hanafi, M. d. (2005). Analisis Laporan Keuangan . Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Hartono, J. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Keenam. Yogyakarta: BPFE. Hermi dan Kurniawan, A. (2011). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode 2008- 89 2010. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, dan Keuangan Publik Vol.6 No.2 , 83-95. Home, J. C. (2005). Accounting Economics. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Jogiyanto. (2008). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE UGM. Marifah, S. (2014). Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematis Terhadap Return Saham Perusahaan Pada JII. Skripsi Muamalat UIN JKT . Nachrowi, Djalal dan Hardius Usman. “Pendekatan populer dan praktis ekonometrika untuk analisis ekonomi dan keuangan”, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006. Riyanto, B. (2008). Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Roslianti, R., & Herlambang, L. (Juli, 2014). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham (Studi Pada Emiten Saham Syariah Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Indeks Saham Syariah Indonesia Tahun 2011-2012). JESTT Vol.1 No.7. Simorangkir, Iskandar dan Suseno. 2004. Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar, Seri Kebanksentralan No.12. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia (PPSK BI) Sugiarto, A. (2011). Analisa Pengaruh Beta, Size Perusahaan, DER, dan PBV Ratio Terhadap Return Saham. Jurnal Dinamika Akuntansi Vol.3 No.1 , 8-14. 90 Sutedi, A. (2011). Pasar Modal Syariah. Jakarta: Sinar Grafika. Syamsuddin, L. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Website : www.idx.co.id www.duniainvestasi.com m.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/16/03/17/o469gd383-mespertumbuhan-pasar-saham-syariah-indonesia-menggembirakan di akses pada pukul 21.03 wib 91 LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar 18 Saham ISSI Daftar Saham yang Masuk dalam Penghitungan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 1 Desember 2016 s.d review DES berikutnya oleh OJK (Lampiran Pengumuman BEI No.: Peng-00909/BELOPP/11-2016 tanggal 28 November 2016) NO NAMA PERUSAHAAN KODE KETERANGAN 1 Polychem Indonesia Tbk. ADMG Tetap 2 Sepatu Bata Tbk. BATA Tetap 3 Indo Kordsa Tbk. BRAM Tetap 4 Goodyear Indonesia Tbk. GDYR Tetap 5 Gajah Tunggal Tbk. GJTL Tetap 6 Indo-Rama Synthetics INDR Tetap 7 Indospring Tbk. INDS Tetap 8 KMI Wire & Cable Tbk. KBLI Tetap 9 Kabelindo Murni Tbk. KBLM Tetap 10 Multi Prima Sejahtera Tbk. LPIN Tetap 11 Multistrada Arah Sarana Tbk. MASA Tetap 12 Nipress Tbk. NIPS Tetap 13 Ricky Putra Globalindo Tbk. RICY Tetap 14 Selamat Sempurna Tbk. SMSM Tetap 15 Sunson Textile Manufacture Tbk. SSTM Tetap 16 Tifico Fiber Indonesia Tbk. TFCO Tetap 17 Nusantara Inti Corpora Tbk. UNIT Tetap 18 Voksel Electric Tbk. VOKS Tetap Sumber : www.idx.co.id 92 Lampiran 2 t-Tabel Titik Persentase Distribusi t (df = 81 –120) Pr df 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 0.25 0.50 0.67753 0.67749 0.67746 0.67742 0.67739 0.67735 0.67732 0.67729 0.67726 0.67723 0.67720 0.67717 0.67714 0.67711 0.67708 0.67705 0.67703 0.67700 0.67698 0.67695 0.67693 0.67690 0.67688 0.67686 0.67683 0.67681 0.67679 0.67677 0.67675 0.67673 0.67671 0.67669 0.67667 0.67665 0.67663 0.67661 0.67659 0.67657 0.10 0.20 1.29209 1.29196 1.29183 1.29171 1.29159 1.29147 1.29136 1.29125 1.29114 1.29103 1.29092 1.29082 1.29072 1.29062 1.29053 1.29043 1.29034 1.29025 1.29016 1.29007 1.28999 1.28991 1.28982 1.28974 1.28967 1.28959 1.28951 1.28944 1.28937 1.28930 1.28922 1.28916 1.28909 1.28902 1.28896 1.28889 1.28883 1.28877 0.05 0.10 1.66388 1.66365 1.66342 1.66320 1.66298 1.66277 1.66256 1.66235 1.66216 1.66196 1.66177 1.66159 1.66140 1.66123 1.66105 1.66088 1.66071 1.66055 1.66039 1.66023 1.66008 1.65993 1.65978 1.65964 1.65950 1.65936 1.65922 1.65909 1.65895 1.65882 1.65870 1.65857 1.65845 1.65833 1.65821 1.65810 1.65798 1.65787 0.025 0.050 1.98969 1.98932 1.98896 1.98861 1.98827 1.98793 1.98761 1.98729 1.98698 1.98667 1.98638 1.98609 1.98580 1.98552 1.98525 1.98498 1.98472 1.98447 1.98422 1.98397 1.98373 1.98350 1.98326 1.98304 1.98282 1.98260 1.98238 1.98217 1.98197 1.98177 1.98157 1.98137 1.98118 1.98099 1.98081 1.98063 1.98045 1.98027 0.01 0.02 2.37327 2.37269 2.37212 2.37156 2.37102 2.37049 2.36998 2.36947 2.36898 2.36850 2.36803 2.36757 2.36712 2.36667 2.36624 2.36582 2.36541 2.36500 2.36461 2.36422 2.36384 2.36346 2.36310 2.36274 2.36239 2.36204 2.36170 2.36137 2.36105 2.36073 2.36041 2.36010 2.35980 2.35950 2.35921 2.35892 2.35864 2.35837 0.005 0.010 2.63790 2.63712 2.63637 2.63563 2.63491 2.63421 2.63353 2.63286 2.63220 2.63157 2.63094 2.63033 2.62973 2.62915 2.62858 2.62802 2.62747 2.62693 2.62641 2.62589 2.62539 2.62489 2.62441 2.62393 2.62347 2.62301 2.62256 2.62212 2.62169 2.62126 2.62085 2.62044 2.62004 2.61964 2.61926 2.61888 2.61850 2.61814 0.001 0.002 3.19392 3.19262 3.19135 3.19011 3.18890 3.18772 3.18657 3.18544 3.18434 3.18327 3.18222 3.18119 3.18019 3.17921 3.17825 3.17731 3.17639 3.17549 3.17460 3.17374 3.17289 3.17206 3.17125 3.17045 3.16967 3.16890 3.16815 3.16741 3.16669 3.16598 3.16528 3.16460 3.16392 3.16326 3.16262 3.16198 3.16135 3.16074 93 119 120 0.67656 1.28871 1.65776 1.98010 2.35809 2.61778 3.16013 0.67654 1.28865 1.65765 1.97993 2.35782 2.61742 3.15954 94 Lampiran 3 Data Penelitian (Data Mentah) ID Tahun Return_saham TATO DER PBV _ADMG 2011 _ADMG Inflasi kurs 1,697674419 0,926488 1,039957 -0,13134 3,79 8735,56 2012 -0,370689655 0,814688 -0,45501 0,256671 4,3 9333,55 _ADMG 2013 -0,397260274 0,901171 -0,44083 0,985282 8,38 10399,07 _ADMG 2014 -0,25 0,963558 -0,25946 0,791964 8,36 11818,87 _ADMG 2015 -0,460606061 0,740157 -0,62231 0,256671 3,35 13325 _BATA 2011 -0,051724138 1,313449 0,457484 0,701631 3,79 8735,56 _BATA 2012 0,643835616 1,308898 0,491891 0,759968 4,3 9333,55 _BATA 2013 3,818181818 1,32581 2,879886 1,244823 8,38 10399,07 _BATA 2014 5,696969697 1,301766 4,376338 1,216472 8,36 11818,87 _BATA 2015 9,112359551 1,293733 7,043464 0,759968 3,35 13325 _BRAM 2011 2,909090909 1,144624 0,426955 -0,10409 3,79 8735,56 _BRAM 2012 4 0,756225 5,289431 2,44342 4,3 9333,55 _BRAM 2013 1,122641509 0,837425 1,340588 1,827281 8,38 10399,07 _BRAM 2014 3,524886878 0,67371 5,232052 2,538639 8,36 11818,87 _BRAM 2015 4,2 0,712276 5,896593 2,44342 3,35 13325 _GDYR 2011 -0,555813953 1,584913 1,772669 -7,0941 3,79 8735,56 _GDYR 2012 -0,59 1,641464 -0,35944 3,002567 4,3 9333,55 _GDYR 2013 -0,155555556 1,660354 -0,09369 -6,58171 8,38 10399,07 _GDYR 2014 -0,68 1,281014 -0,53083 -6,78285 8,36 11818,87 _GDYR 2015 -0,417735043 1,294039 -0,32281 3,002567 3,35 13325 _GJTL 2011 2,141361257 1,024856 1,607673 0,858495 3,79 8735,56 _GJTL 2012 0,808943089 0,977374 0,82767 -1,07201 4,3 9333,55 _GJTL 2013 -0,115789474 0,804711 -0,14389 0,02217 8,38 10399,07 _GJTL 2014 -0,109375 0,810737 -0,13491 -0,127 8,36 11818,87 _GJTL 2015 -0,805504587 0,740754 -1,08741 -1,07201 3,35 13325 _INDR 2011 -0,34 1,15727 1,316151 8,400636 3,79 8735,56 _INDR 2012 -0,361797753 1,084587 -0,33358 7,422694 4,3 9333,55 _INDR 2013 -0,404761905 1,032002 -0,39221 7,693769 8,38 10399,07 _INDR 2014 -0,459649123 0,987359 -0,46553 7,386495 8,36 11818,87 _INDR 2015 0,433962264 0,847413 0,512103 7,422694 3,35 13325 _INDS 2011 0,17979798 1,083592 0,802636 -0,18474 3,79 8735,56 _INDS 2012 1,763380282 0,887198 1,987584 -2,12324 4,3 9333,55 _INDS 2013 1,14 0,775066 1,470842 -0,4448 8,38 10399,07 _INDS 2014 1,077922078 0,817893 1,317925 -0,77465 8,36 11818,87 _INDS 2015 -0,539473684 0,649786 -0,83023 -2,12324 3,35 13325 _KBLI 2011 -0,955479452 1,699952 0,505047 -0,54672 3,79 8735,56 _KBLI 2012 -0,952344546 1,956788 -0,48669 -0,76758 4,3 9333,55 _KBLI 2013 -0,93364486 1,689721 -0,55254 -0,41514 8,38 10399,07 95 _KBLI 2014 -0,913125 1,918403 -0,47598 -0,50905 8,36 11818,87 _KBLI 2015 -0,66 1,715452 -0,38474 -0,76758 3,35 13325 _KBLM 2011 0,096153846 1,344967 1,631136 -0,64913 3,79 8735,56 _KBLM 2012 -0,278074866 1,411176 -0,19705 -0,69583 4,3 9333,55 _KBLM 2013 0,112676056 1,577544 0,071425 -0,42125 8,38 10399,07 _KBLM 2014 0,115107914 1,420684 0,081023 -0,51412 8,36 11818,87 _KBLM 2015 0,109243697 1,478806 0,073873 -0,69583 3,35 13325 _LPIN 2011 18,29824561 0,400061 0,330765 -0,93987 3,79 8735,56 _LPIN 2012 55,66666667 0,399010 139,512 -0,03152 4,3 9333,55 _LPIN 2013 30,64556962 0,39252 78,07396 -0,30405 8,38 10399,07 _LPIN 2014 39 0,388066 100,4983 -0,0149 8,36 11818,87 _LPIN 2015 39,71969697 0,240053 165,4625 -0,03152 3,35 13325 _MASA 2011 -0,772727273 0,604307 1,680249 7,457214 3,79 8735,56 _MASA 2012 -0,941176471 0,513832 -1,83168 2,233286 4,3 9333,55 _MASA 2013 -0,922 0,514876 2,255831 8,38 10399,07 _MASA 2014 -0,932258065 0,450899 -1,79072 2,067552 2,333489 8,36 11818,87 _MASA 2015 -0,934697674 0,396074 -2,35991 2,233286 3,35 13325 _NIPS 2011 -0,78 1,287753 1,690924 -4,32352 3,79 8735,56 _NIPS 2012 -0,748888889 1,339293 -0,55917 0,036356 4,3 9333,55 _NIPS 2013 -0,171794872 1,141102 -0,15055 -0,00925 8,38 10399,07 _NIPS 2014 0,15952381 0,841749 0,189515 0,2175 8,36 11818,87 _NIPS 2015 0,210826211 0,63827 0,330309 0,036356 3,35 13325 _RICY 2011 0,363636364 0,959976 0,833237 -1,08688 3,79 8735,56 _RICY 2012 0,539823009 0,890177 0,60642 -1,36592 4,3 9333,55 _RICY 2013 -0,464396285 0,886731 -0,52372 -1,22958 8,38 10399,07 _RICY 2014 -0,642710472 1,011461 -0,63543 -1,25093 8,36 11818,87 _RICY 2015 -0,625882353 0,927271 -0,67497 -1,36592 3,35 13325 _SMSM 2011 8,066666667 0,00159 0,694486 7,978175 3,79 8735,56 _SMSM 2012 13,51149425 1,458212 9,265795 8,467308 4,3 9333,55 _SMSM 2013 18,94219653 1,394967 13,57895 8,503102 8,38 10399,07 _SMSM 2014 26,29885057 1,497957 17,55648 8,714736 8,36 11818,87 _SMSM 2015 28,93710692 1,262517 22,92017 8,467308 3,35 13325 _SSTM 2011 -0,867647059 0,478015 1,820196 -0,34988 3,79 8735,56 _SSTM 2012 -0,946930693 0,683877 -1,38465 -1,32148 4,3 9333,55 _SSTM 2013 -0,977101449 0,715517 -1,07743 8,38 10399,07 _SSTM 2014 -0,978315789 0,671939 -1,36559 1,455960 -0,76374 8,36 11818,87 _SSTM 2015 -0,98907563 0,36831 -2,68544 -1,32148 3,35 13325 _TFCO 2011 1,777777778 1,03876 0,316327 9,01218 3,79 8735,56 _TFCO 2012 3,626865672 0,937500 3,868657 9,631057 4,3 9333,55 _TFCO 2013 5,329113924 0,842541 6,325047 9,019006 8,38 10399,07 96 _TFCO 2014 7,737864078 0,826471 9,36254 9,624064 8,36 11818,87 _TFCO 2015 16,30769231 0,587302 27,76715 9,631057 3,35 13325 _UNIT 2011 -0,4 0,338666 0,269628 -2,36182 3,79 8735,56 _UNIT 2012 -0,443548387 0,232866 -1,90474 4,390826 4,3 9333,55 _UNIT 2013 -0,5 0,221917 -2,2531 4,358697 8,38 10399,07 _UNIT 2014 -0,646666667 0,23256 -2,78064 4,595213 8,36 11818,87 _UNIT 2015 -0,711111111 0,256786 -2,76927 4,390826 3,35 13325 _VOKS 2011 1,733333333 1,280711 2,167326 0,316301 3,79 8735,56 _VOKS 2012 1,985507246 1,462932 1,357211 0,468697 4,3 9333,55 _VOKS 2013 1,96 1,283761 1,526764 0,022516 8,38 10399,07 _VOKS 2014 1,5 1,285881 1,166515 0,271093 8,36 11818,87 _VOKS 2015 2,769230769 1,040027 2,662653 0,468697 3,35 13325 97 Lampiran 4 Hasil Uji Common Effect Model Dependent Variable: RETURN_SAHAM? Method: Pooled Least Squares Date: 05/28/17 Time: 19:36 Sample: 2011 2015 Included observations: 5 Cross-sections included: 18 Total pool (balanced) observations: 90 Variable Coefficient TATO? DER? PBV? INFLASI? KURS? 0.811041 0.338916 0.000209 0.373894 -0.006309 R-squared 0.818568 Adjusted R-squared 0.810030 S.E. of regression 4.362041 Sum squared resid 1617.329 Log likelihood -257.6970 Durbin-Watson stat 0.550202 Std. Error t-Statistic 0.858188 0.945062 0.017769 19.07326 0.000211 0.989898 0.171993 2.173899 0.154429 -0.040851 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Prob. 0.3473 0.0000 0.3250 0.0325 0.9675 3.807073 10.00799 5.837710 5.976588 5.893714 98 Lampiran 5 Hasil Uji Fixed Effect Model Dependent Variable: RETURN_SAHAM? Method: Pooled Least Squares Date: 05/28/17 Time: 19:38 Sample: 2011 2015 Included observations: 5 Cross-sections included: 18 Total pool (balanced) observations: 90 Variable Coefficient C TATO? DER? PBV? INFLASI? KURS? Fixed Effects (Cross) _ADMG--C _BATA--C _BRAM--C _GDYR--C _GJTL--C _INDR--C _INDS--C _KBLI--C _KBLM--C _LPIN--C _MASA--C _NIPS--C _RICY--C _SMSM--C _SSTM--C _TFCO--C _UNIT--C _VOKS--C -1.447895 3.073797 0.201376 0.000646 0.034584 0.021610 Std. Error t-Statistic Prob. 1.653347 -0.875736 0.3843 1.568317 1.959934 0.0542 0.020446 9.849165 0.0000 0.000321 2.014636 0.0480 0.187175 0.184767 0.8540 0.125072 0.172783 0.8633 -1.288164 0.499002 1.140753 -3.664923 -1.003442 -3.832127 -0.692339 -5.000937 -3.136189 17.39377 -1.185692 -2.199378 -1.654912 11.12364 -1.181947 -4.585037 0.227226 -0.959302 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid 0.947260 0.929943 2.648951 470.1350 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion 3.807073 10.00799 5.002198 5.641039 99 Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) -202.0989 Hannan-Quinn criter. 5.259816 54.69944 Durbin-Watson stat 1.613777 0.000000 100 Lampiran 6 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Pool: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic Cross-section F Cross-section Chi-square 9.560057 110.817156 d.f. Prob. (17,67) 0.0000 17 0.0000 Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: RETURN_SAHAM? Method: Panel Least Squares Date: 05/28/17 Time: 19:38 Sample: 2011 2015 Included observations: 5 Cross-sections included: 18 Total pool (balanced) observations: 90 Variable Coefficient C TATO? DER? PBV? INFLASI? KURS? -1.004541 1.261924 0.341903 0.000199 0.395725 0.073728 R-squared 0.819330 Adjusted R-squared 0.808576 S.E. of regression 4.378702 Sum squared resid 1610.535 Log likelihood -257.5075 F-statistic 76.18720 Prob(F-statistic) 0.000000 Std. Error t-Statistic Prob. 1.687465 -0.595296 0.5532 1.147080 1.100118 0.2744 0.018529 18.45197 0.0000 0.000212 0.938603 0.3506 0.176501 2.242053 0.0276 0.205201 0.359298 0.7203 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 3.807073 10.00799 5.855722 6.022376 5.922927 0.560106 101 Lampiran 7 Hasil Uji Random Effect Model Dependent Variable: RETURN_SAHAM? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 05/28/17 Time: 19:39 Sample: 2011 2015 Included observations: 5 Cross-sections included: 18 Total pool (balanced) observations: 90 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient C TATO? DER? PBV? INFLASI? KURS? Random Effects (Cross) _ADMG--C _BATA--C _BRAM--C _GDYR--C _GJTL--C _INDR--C _INDS--C _KBLI--C _KBLM--C _LPIN--C _MASA--C _NIPS--C _RICY--C _SMSM--C _SSTM--C _TFCO--C _UNIT--C _VOKS--C -0.287640 1.326124 0.257191 0.000498 0.125555 0.052096 Std. Error t-Statistic Prob. 1.525334 -0.188575 0.8509 1.201726 1.103516 0.2730 0.017326 14.84418 0.0000 0.000217 2.288915 0.0246 0.157705 0.796136 0.4282 0.124552 0.418268 0.6768 -0.954990 1.011673 0.744177 -1.796920 -0.673745 -3.153210 -0.423332 -2.635412 -1.606625 9.550788 -1.541852 -1.383720 -1.040790 9.256225 -1.138601 -3.354392 -0.692438 -0.166838 Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random Rho 2.752071 0.5191 2.648951 0.4809 Weighted Statistics 102 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) 0.682912 0.664038 3.044332 36.18221 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat 1.505246 5.252270 778.5084 0.785341 Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid 0.765641 Mean dependent var 2089.127 Durbin-Watson stat 3.807073 0.292656 103 Lampiran 8 Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Untitled Test cross-section random effects Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Test Summary Cross-section random 30.946987 5 Prob. 0.0000 Cross-section random effects test comparisons: Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. TATO? DER? PBV? INFLASI? KURS? 3.073797 0.201376 0.000646 0.034584 0.021610 1.326124 0.257191 0.000498 0.125555 0.052096 1.015471 0.000118 0.000000 0.010163 0.000130 0.0829 0.0000 0.5282 0.3669 0.0074 t-Statistic Prob. Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: RETURN_SAHAM? Method: Panel Least Squares Date: 05/28/17 Time: 19:39 Sample: 2011 2015 Included observations: 5 Cross-sections included: 18 Total pool (balanced) observations: 90 Variable Coefficient C TATO? DER? PBV? INFLASI? KURS? -1.447895 3.073797 0.201376 0.000646 0.034584 0.021610 Std. Error 1.653347 -0.875736 0.3843 1.568317 1.959934 0.0542 0.020446 9.849165 0.0000 0.000321 2.014636 0.0480 0.187175 0.184767 0.8540 0.125072 0.172783 0.8633 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression 0.947260 0.929943 2.648951 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion 3.807073 10.00799 5.002198 104 Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 470.1350 -202.0989 54.69944 0.000000 Schwarz criterion 5.641039 Hannan-Quinn criter. 5.259816 Durbin-Watson stat 1.613777 105 Lampiran 9 Hasil Regresi Linear Berganda Dependent Variable: RETURN_SAHAM Method: Least Squares Date: 05/28/17 Time: 19:46 Sample: 1 90 Included observations: 90 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. 1.246795 18.48994 4.133636 0.350372 -0.090628 -0.246250 0.2159 0.0000 0.0001 0.7269 0.9280 0.8061 TATO DER PBV INFLASI KURS C 1.426042 0.343785 0.514206 0.072606 -2.56E-05 -0.850618 1.143766 0.018593 0.124396 0.207225 0.000282 3.454288 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.817453 0.806587 4.401389 1627.267 -257.9726 75.23109 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 3.807073 10.00799 5.866058 6.032712 5.933262 1.049108 106 Lampiran 10 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS 6.050003 Prob. F(19,70) 55.93675 Prob. Chi-Square(19) 242.6108 Prob. Chi-Square(19) 0.0000 0.0000 0.0000 Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 05/28/17 Time: 19:44 Sample: 1 90 Included observations: 90 Collinear test regressors dropped from specification Variable Coefficient Std. Error C TATO^2 TATO*DER TATO*PBV TATO*INFLASI TATO*KURS TATO DER^2 DER*PBV DER*INFLASI DER*KURS DER PBV^2 PBV*INFLASI PBV*KURS PBV INFLASI^2 INFLASI*KURS INFLASI KURS^2 556.9603 62.85529 6.515432 14.08886 2.453034 0.016838 -348.3292 0.010003 -0.257589 -0.176872 0.000510 -7.895534 0.506887 -0.404582 0.001698 -31.27116 8.745751 0.001543 -126.5829 -1.45E-06 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.621519 0.518789 39.80109 110888.9 -447.9458 6.050003 0.000000 224.9716 25.35896 2.449208 4.263916 5.063927 0.006599 85.25952 0.019309 0.305933 0.258900 0.000136 4.094844 0.303761 0.574787 0.000898 11.02554 5.729013 0.002222 80.74601 5.66E-07 t-Statistic Prob. 2.475692 2.478623 2.660220 3.304207 0.484413 2.551646 -4.085517 0.518026 -0.841979 -0.683169 3.761482 -1.928165 1.668702 -0.703882 1.890959 -2.836247 1.526572 0.694337 -1.567667 -2.570148 0.0157 0.0156 0.0097 0.0015 0.6296 0.0129 0.0001 0.6061 0.4027 0.4968 0.0003 0.0579 0.0996 0.4838 0.0628 0.0060 0.1314 0.4898 0.1215 0.0123 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 18.08074 57.37559 10.39880 10.95431 10.62281 1.847105 107 Lampiran 11 Hasil Uji Auotokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared 17.94270 Prob. F(2,82) 27.39682 Prob. Chi-Square(2) 0.0000 0.0000 Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 05/28/17 Time: 19:47 Sample: 1 90 Included observations: 90 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient TATO DER PBV INFLASI KURS C RESID(-1) RESID(-2) -0.269827 -0.053762 0.053246 0.049067 5.74E-05 -0.329017 0.633115 0.017488 R-squared 0.304409 Adjusted R-squared 0.245029 S.E. of regression 3.715347 Sum squared resid 1131.912 Log likelihood -241.6379 F-statistic 5.126485 Prob(F-statistic) 0.000073 Std. Error t-Statistic Prob. 0.969798 -0.278230 0.7815 0.018128 -2.965707 0.0040 0.105384 0.505256 0.6147 0.175330 0.279855 0.7803 0.000239 0.239789 0.8111 2.925722 -0.112457 0.9107 0.116151 5.450770 0.0000 0.105999 0.164984 0.8694 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat -3.68E-16 4.275967 5.547509 5.769714 5.637115 1.954121 108 Lampiran 12 Hasil Uji Autokorelasi setelah di estimasti 1 tingkat Dependent Variable: D(RETURN_SAHAM) Method: Least Squares Date: 05/28/17 Time: 19:50 Sample (adjusted): 2 90 Included observations: 89 after adjustments Variable C Coefficient Std. Error t-Statistic 0.012040 0.849665 0.014170 0.9887 R-squared 0.000000 Adjusted R-squared 0.000000 S.E. of regression 8.015720 Sum squared resid 5654.156 Log likelihood -311.0277 Durbin-Watson stat 2.196295 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Prob. 0.012040 8.015720 7.011859 7.039821 7.023129 109 Lampiran 13 Hasil Uji Multikolinearitas RETURN_SA HAM 1 -0.213374 0.8827859 0.1900193 -0.0028304 0.0974847 TATO DER -0.213374 0.882785 1 -0.2710910 -0.2710910 1 -0.1667747 0.005427 0.0496833 -0.023556 -0.129571 0.110444 PBV 0.1900193 -0.166774 0.005427 1 -0.003892 0.045933 INFLASI -0.002830 0.0496833 -0.023556 -0.003892 1 0.088924 KURS 0.0974847 -0.129571 0.110444 0.045933 0.088924 1 110