03-potensi filtrat buah buni antidesma bunius

advertisement
12 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
POTENSI FILTRAT BUAH BUNI (Antidesma bunius) TERHADAP
AKTIVITAS PENGHAMBATAN TAHAP PEMBELAHAN SEL EMBRIO
BULU BABI (Diadema antillarum)
Oleh :
Lina Sundayani
Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram
Jurusan Analis Kesehatan Mataram
Abstrak: Perubahan kode genetik (mutasi) pada sel menyebabkan terjadinya suatu proses fisiologis yang abnormal, salah satunya pada proses tahapan pembelahan sel. Sel yang meningkat pembelahannya mengindikasikan adanya pertumbuhan sel yang ganas dan tidak terkendali. Pemberian terapi yang digunakan untuk
mengendalikan pertumbuhan sel yang ganas biasanya berasal dari obat sitostatika yang berperan sebagai zat
antimitosis. Namun pemberian obat sitostatika dalam jangka panjang memiliki efek samping, oleh karena itu
perlu pencarian zat alternatif dari bahan alam yang mempunyai potensi sebagai zat antimitosis, salah satunya
adalah buah buni (Antidesma bunius). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi filtrat buah
buni (Antidesma bunius) terhadap aktivitas penghambatan tahap pembelahan sel embrio bulu babi (Diadema
antillarum). Rumusan masalah yang dijawab dalam penelitian ini adalah “apakah ada potensi filtrat buah
buni (Antidesma bunius) terhadap aktivitas penghambatan tahap pembelahan sel embrio bulu babi (Diadema
antillarum) ?”. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratorik di laboratorium. Data yang diperoleh
mengenai ada tidaknya potensi filtrat buah buni terhadap aktivitas penghambatan tahap pembelahan sel
embrio bulu babi dianalisa secara deskriptif. Dosis konsentrasi filtrat buah buni (Antidesma bunius) yang
digunakan dalam penelitian ini adalah konsentrasi 5%, 7,5%, 11,2%, 16,7% dan 25%. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa pada konsentrasi terendah (5%) dari filtrat buah buni yang digunakan dapat menghambat pembelahan sel embrio bulu babi sampai tahap blastula sedangkan pada konsentrasi tertinggi (25%)
yang digunakan, dapat menghambat pembelahan sel embrio bulu babi pada tahap zigot.
Kata Kunci : Filtrat buah buni (Antidesma bunius), tahap pembelahan sel, embrio bulu babi (Diadema
antillarum).
PENDAHULUAN
Pembelahan sel yang meningkat mengindikasikan adanya sel kanker. Kanker disebut juga neoplasma ialah penyakit pertumbuhan sel yang terjadi
karena dalam tubuh timbul dan berkembang biak
sel-sel baru yang bentuk, sifat dan kinetiknya berbeda dari sel normal asal. Sel yang baru itu liar, terlepas dari sistem kendali pertumbuhan normal sehingga merusak bentuk dan fungsi organ yang terkena.
Sel neoplasma terjadi karena ada mutasi atau transformasi sel normal akibat adanya kerusakan gen
yang mengatur pertumbuhan dan differensiasi sel
(Sukardja, 2000).
Pemberian terapi atau pengobatan yang dilakukan saat ini banyak menggunakan obat anti kanker
yang dinamakan obat sitostatika. Umumnya obat
anti kanker sangat toksis, sehingga penggunannya
harus dengan sangat hati-hati dan atas indikasi yang
tepat. Pemberian dalam jangka panjang juga memberikan efek samping pada organ vital sepeti jantung, ginjal serta gangguan pada sum-sum tulang
yang menyebabkan penurunan lekosit (lekopenia)
dan penurunan jumlah trombosit (Sukardja, 2000).
Melihat efek samping yang dapat ditimbulkan,
perlu pencarian suatu alternatif tentang zat yang da-
pat menghambat terjadinya pembelahan sel kanker
(anti mitosis) yang saat ini mulai difokuskan pada
banyak tanaman dan buah-buahan yang mengandung
antioksidan. Diduga antioksidan yang terdapat pada
buah-buahan dapat memelihara sel dari barbagai
kerusakan.
Antioksidan yang banyak terdapat pada buahbuahan adalah antosianin. Antosianin merupakan
pigmen yang dapat memberikan warna biru, ungu,
violet, magenta, merah dan oranye pada bagian tanaman seperti buah dan sayuran. Buah yang memiliki Antosianin yang cukup tinggi adalah buah buni.
Buah buni segar seberat 100 gr mengandung antosianin sebesar 529 mg/100 gr. Kandungan lain dari
buah buni antara lain polifenol, asam fenolat, dan
polifenol netral seperti kuersetin, katekin, rutin,
kaemferol dan lain-lain (Anonim, 2010).
Antosianin yang terkandung dalam buah buni
menunjukkan kemampuan dalam menangkal radikal
SOR (Spesies Oksigen Reaktif): O2* (radikal superoksida) dan OH* (radikal hidroksil) serta radikal
stabil DPPH (difenilpikrihidrasil). Antioksidan lain
seperti polifenol, asam fenolat, vitamin C dan polifenol netral seperti kuersetin, rutin, katekin, dan
_______________________________________________
Volume 7, No. 3, Mei 2013
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
kaemferol yang terkandung dalam buah buni juga
mempunyai mekanisme keja tersendiri dalam memelihara sel. Efek antioksidan dapat memelihara sel
dari kerusakan terutama dalam proses mengendalikan tahap pembelahan sel (Muchtadi, 2009; Anonim, 2010).
Penelitian mengenai aktifitas suatu zat anti
kanker banyak menggunakan hewan coba bulu babi.
Hal ini dilihat dari pemodelan linier pada tahap
pembelahan sel secara binair dari satu sel, menjadi
dua sel, empat sel dan seterusnya menjadi 2n, berlangsung cepat seperti sel kanker. Tahap deskriptif
berdasarkan jumlah sel dan pengaturan di embrio
digunakan untuk memungkinkan para peneliti untuk
membandingkan hasil antara percobaan. Tahap
pembelahan embrio dijelaskan berdasarkan jumlah
sel, diikuti oleh blastula (rongga sentral dikelilingi
oleh lapisan epitel) dan gastrula (pembentukan
arkenteron) (Anonim, 2001; Sukardja 2000).
Studi pendahuluan mengenai kemampuan filtrat
buah buni dalam menghambat tahap pembelahan sel
menunjukkan bahwa dengan pemberian filtrat buah
buni konsentrasi 25% mampu menghambat pembelahan sel embrio bulu babi sampai tahap zigot. Namun, berapa jumlah sel yang membelah dan terhambat pembelahannya dengan menggunakan variasi
konsentrasi filtrat buah buni, untuk membuktikan
potensi filtrat buah buni dalam menghambat tahapan
pembelahan sel embrio bulu babi masih belum diketahui. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
mengenai “Potensi Filtrat Buah Buni (Antidesma
bunius) terhadap Aktivitas Penghambatan Tahap
Pembelahan Sel Embrio Bulu Babi (Diadema antilarum)”.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat penelitian pengujian penghambatan sel
embrio bulu babi dengan filtrat buah buni dilaksanakan di Laboratorium Cytohistotekhnologi Jurusan
Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Mataram
yang dilaksanakan pada bulan Mei - Juli 2011.
Tempat pengambilan hewan percobaan bulu
babi dilaksanakan di perairan Pantai Sire, Lombok
Utara dan tempat pengambilan sampel buah buni
dilaksanakan di Kelurahan Gomong, Kota Mataram.
Bulu babi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah bulu babi yang sudah dewasa dan mempunyai
gonad, dengan kriteria umur berkisar antara 5-8 tahun sedangkan Buah buni yang digunakan adalah
buah buni yang sudah matang dengan warna khas
ungu.
Penelitian ini merupakan penelitian eksploratorik di laboratorium, yaitu penelitian yang menguraikan atau menggambarkan suatu keadaan dalam suatu
fenomena yang belum pernah dilaporkan sebelumnya (Notoatmodjo, 2005; Budiarto, 2004).
Media Bina Ilmiah 13
Penelitian ini menguraikan tentang potensi filtrat buah buni (Antidesma bunius) terhadap aktifitas
penghambatan tahap pembelahan sel embrio bulu
babi (Diadema antillarum).
Jumlah unit eksperimen pada penelitian ini
dilakukan dengan cara menentukan jumlah replikasi
pada masing-masing perlakuan sebanyak tiga kali
(triplo). Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah,
2010 yang menyatakan bahwa jumlah replikasi
minimal yang diperkenankan
pada penelitian
laboratorium yang dianggap dapat mewakili derajat
penelitian, keragaman bahan, alat, media dan
lingkungan percobaan serta biaya penelitian yang
tersedia. Unit eksperimen berjumlah 5 (perlakuan) x
3 (replikasi) sehingga didapatkan hasil sebanyak 15
unit eksperimen.
HASIL PENELITIAN
a.
Hasil
aktivitas
penghambatan
tahap
pembelahan sel embrio bulu babi (Diadema
antillarum) oleh filtrat buah buni (Antidesma
bunius) pada konsentrasi 5%.
Peneltian
ini
dilakukan
dengan
cara
menambahkan 25 µl sperma dan 125 µl sel telur
bulu babi di dalam beaker glass steril yang berisi 25
ml air laut steril. Setelah terbentuk membran
fertilisasi dilakukan pengamatan proses – proses
pembelahan sel pada kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan di bawah mikroskop. Hasil
pengamatan penghambatan aktivitas pembelahan sel
embrio bulu babi setelah penambahan filtrat buah
buni konsentrasi 5% dapat dilihat pada tabel .1.
Tabel 1. Hasil pengamatan pembelahan sel embrio
bulu babi (Diadema antillarum) oleh filtrat
buah buni (Antidesma bunius) konsentrasi
5%.
Keterangan:
∑
= Jumlah sel
_______________________________________
http://www.lpsdimataram.com
Volume 7, No. 3, Mei 2013
14 Media Bina Ilmiah
%
ISSN No. 1978-3787
= Prosentase tahap pembelahan sel
c.
Data dari tabel 1 Hasil penelitian ini juga
menunjukkan
pada
kelompok
perlakuan
perkembangan sel terhenti pada tahapan pembelahan
blastula, hal ini dibuktikan dengan hasil pengamatan
lanjutan setelah 2 hari bentuk sel masih dalam
bentuk blastula dan sampai pengamatan pada hari
kelima tidak terjadi perubahan bentuk blastula
menjadi gastrula.
b.
Hasil
aktivitas
penghambatan
tahap
pembelahan sel embrio bulu babi (Diadema
antillarum) oleh filtrat buah buni (Antidesma
bunius) pada konsentrasi 7,5%.
Kelompok perlakuan ini menggunakan filtrat
buah buni dengan konsentrasi 7,5%.
Hasil
pengamatan
berupa
penghambatan
tahapan
pembelahan sel embrio bulu babi (Diadema
antillarum) oleh filtrat buah buni (Antidesma
bunius) konsentrasi 7,5% dan prosentase (%)
pembelahan sel embrio bulu babi (Diadema
antillarum) yang terhambat dapat dilihat pada tabel
2
Tabel 2. Hasil pengamatan pembelahan sel embrio
bulu babi (Diadema antillarum) oleh filtrat
buah buni (Antidesma bunius) konsentrasi
7.5%.
Hasil aktivitas penghambatan tahap
pembelahan sel embrio bulu babi (Diadema
antillarum) oleh filtrat buah buni (Antidesma
bunius) pada konsentrasi 11,2%.
Aktivitas penghambatan tahap pembelahan sel
embrio bulu babi oleh filtrat buah buni konsentrasi
11,2% berupa penghambatan tahapan pembelahan
sel embrio bulu babi dan prosentase (%) pembelahan
sel embrio bulu babi yang terhambat pembelahannya
dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3. Hasil pengamatan pembelahan sel embrio
bulu babi (Diadema antillarum) oleh filtrat
buah buni (Antidesma bunius) konsentrasi
11.2%.
Keterangan:
∑ = Jumlah sel
% = Prosentase tahap pembelahan sel
Keterangan:
∑ = Jumlah sel
% = Prosentase tahap pembelahan sel
Data dari tabel 2. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan
pada
kelompok
perlakuan
perkembangan sel terhenti pada tahapan pembelahan
8 sel, hal ini dibuktikan dengan hasil pengamatan
lanjutan setelah 2,5 jam bentuk sel masih dalam
bentuk pembelahan 8 sel dan sampai pengamatan
pada hari kelima tidak terjadi perubahan bentuk sel.
Kelompok kontrol yang diamati juga menunjukkan
perkembangan sel sampai bentuk gastrula.
_______________________________________________
Volume 7, No. 3, Mei 2013
Data dari tabel 3. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan
pada
kelompok
perlakuan
perkembangan tahapan pembelahan sel berhenti
pada tahapan pembelahan 4 sel. Hal ini dibuktikan
dengan hasil pengamatan lanjutan setelah 2 jam
bentuk sel masih dalam tahap 4 sel dan sampai
pengamatan pada hari kelima bentuk sel masih pada
tahap 4 sel. Kelompok kontrol juga menunjukkan
jumlah sel embrio bulu babi yang membelah pada
tahapan pembelahan pertama (menjadi 2 sel),
pembelahan kedua (menjadi 4 sel, 8 sel, 16 sel, dan
32 sel), bentuk blastula sampai ke bentuk gastrula
sebanyak 10 sel (100%).
d.
Hasil
aktivitas
penghambatan
tahap
pembelahan sel embrio bulu babi (Diadema
antillarum) oleh filtrat buah buni (Antidesma
bunius) pada konsentrasi 16,7%.
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
Aktivitas penghambatan tahap pembelahan sel
embrio bulu babi (Diadema antillarum) oleh filtrat
buah buni konsentrasi 16,7% berupa penghambatan
tahapan pembelahan sel embrio bulu babi (Diadema
antillarum) dan prosentase (%) pembelahan sel
embrio bulu babi (Diadema antillarum) yang
terhambat pembelahannya dapat dilihat pada tabel 4.
Media Bina Ilmiah 15
dalam bentuk zigot dan sampai pengamatan pada
hari kelima bentuk sel masih pada tahap zigot.
Tabel 5. Hasil pengamatan pembelahan sel embrio
bulu babi (Diadema antillarum) oleh filtrat
buah buni (Antidesma bunius) konsentrasi
25%.
Tabel 4. Hasil pengamatan pembelahan sel embrio
bulu babi (Diadema antillarum) oleh filtrat
buah buni (Antidesma bunius) konsentrasi
16,7%.
Keterangan:
∑ = Jumlah sel
% = Prosentase tahap pembelahan
PEMBAHASAN
Keterangan:
∑ = Jumlah sel
% = Prosentase tahap pembelahan sel
Data dari tabel 4 Hasil penelitian ini juga
menunjukkan
pada
kelompok
perlakuan
perkembangan tahapan pembelahan sel terhenti pada
tahap 2 sel. Semua sel yang diamati pada kelompok
kontrol juga terus berkembang sampai bentuk
gastrula.
e.
Hasil
aktivitas
penghambatan
tahap
pembelahan sel embrio bulu babi (Diadema
antillarum) oleh filtrat buah buni (Antidesma
bunius) pada konsentrasi 25%.
Hasil penelitian berupa penghambatan tahapan
pembelahan sel embrio bulu babi (Diadema
antillarum) oleh filtrat buah buni (Antidesma
bunius) dan prosentase (%) pembelahan sel embrio
bulu babi (Diadema antillarum) yang terhambat
pembelahannya dapat dilihat pada tabel .5.
Data dari tabel 5 Hasil penelitian ini
menunjukkan
pada
kelompok
perlakuan
perkembangan sel terhenti pada tahapan fertilisasi
atau bentuk zigot. Hal ini dibuktikan dengan
pengamatan lanjutan setelah 1 jam bentuk sel masih
Penelitian ini mempelajari tentang potensi yang
dimiliki oleh buah buni (Antidesma bunius) sebagai
zat antimitosis yang dapat menghambat aktivitas
dari pembelahan sel embrio bulu babi. Pengamatan
penghambatan proses pembelahan sel embrio bulu
babi dilakukan dengan memberikan berbagai kelompok perlakuan, filtrat buah buni dengan konsentrasi
yang telah ditentukan.
Antosianin yang terkandung dalam buah buni
matang dengan ciri khas buah berwarna ungu, yang
dicurigai juga mengandung komponen asam elagik
diduga ikut berperan penting dalam proses
penghambatan aktivitas pembelahan sel embrio bulu
babi (Diadema antillarum). Diketahui bahwa asam
elagik merupakan komponen fenolik yang
merupakan ciri khas buah berwarna ungu dan
beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa asam
elagik ini mampu melawan dan menghambat
pertumbuhan sel kanker sekaligus
dapat
menghentikan proses mitosis (perkembang biakan
sel) (Anonim, 2011).
Pemberian dosis dengan variasi konsentrasi
filtrat buah buni pada setiap perlakuan menunjukkan
adanya perbedaan hasil penghambatan pada setiap
tahapan pembelahan sel embrio bulu babi. Semakin
tinggi jumlah dosis filtrat buah buni yang diberikan,
semakin kuat aktivitas dari filtrat buah buni tersebut
dalam menghambat tahapan pembelahan sel embrio
_______________________________________
http://www.lpsdimataram.com
Volume 7, No. 3, Mei 2013
16 Media Bina Ilmiah
bulu babi. Hal ini dapat dilihat pada konsentrasi
tertinggi (25%) dari pemberian filtrat buah buni pada
kelompok perlakuan yang menunjukkan tidak
adanya kemampuan dari sel embrio bulu babi untuk
melangsungkan proses pembelahan atau sel embrio
bulu babi tetap pada tahap zigot. Perbedaan hasil
penghambatan tahapan pembelahan sel embrio bulu
babi ini diduga disebabkan karena adanya perbedaan
kuantitas dari kandungan atau zat aktif yang
berperan dalam proses penghambatan tahapan
pembelahan sel dari masing-masing konsentrasi
filtrat buah buni yang dibuat.
Kelemahan dari penelitian ini adalah sulitnya
untuk mengendalikan adanya kontaminasi protozoa,
sehingga pada proses pengamatan sel embrio bulu
babi sampai pada hari ke lima, terutama pada
kelompok kontrol, tidak ditemukan bentuk sel
sampai tahap pluteus karena bentuk gastrula pada
saat pengamatan banyak dirusak oleh protozoa.
Kontaminasi berpeluang besar terjadi saat
pengumpulan atau koleksi gamet meski bulu babi
yang akan diambil gametnya sudah dicuci dan
dibersihkan dengan air laut steril.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil
penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Filtrat buah buni dengan konsentrasi 5% mulai
menampakkan efek penghambatan tahap pembelahan sel embrio bulu babi pada tahap blastula.
2. Filtrat buah buni dengan konsentrasi 7,5%
mulai menampakkan efek penghambatan tahap
pembelahan sel embrio bulu babi pada tahap 4
sel sampai tahap pembelahan 8 sel.
3. Filtrat buah buni dengan konsentrasi 11,2%
mulai menampakkan efek penghambatan tahap
pembelahan sel embrio bulu babi pada tahap 2
sel sampai tahap pembelahan 4 sel.
4. Filtrat buah buni dengan konsentrasi 16,7%
mulai menampakkan efek penghambatan tahap
pembelahan sel embrio bulu babi pada tahap
zigot sampai tahap pembelahan 2 sel.
5. Filtrat buah buni dengan konsentrasi 25% dapat
menghambat pembelahan sel embrio bulu babi
pada tahap pembelahan zigot.
_______________________________________________
Volume 7, No. 3, Mei 2013
ISSN No. 1978-3787
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2001. Introduction to Sea Urchin Developm
ent. http://www.bio.davidson.edu/courses/ge
nomics/method/UrchDev.html 2001Introduc
tion to Sea Urchin Development. Diakses
pada tanggal 31 Maret 2011
Anonim. 2010. Antosianin Zat Fungsional di Buah
Buni.http://yissaprayogo.wordpress.com.
diakses 5 Februari 2011. Diakses pada
tanggal 5 Februari 2011
Anonim. 2011. Warna Ungu Ampuh Atasi Berbagai
Macam
Penyakit.
http:www.suaramedia.com/gayahidup/makanan/19631-manfaat-sehat- dibalik-warna-favorit-cleopatra.html. Diakses
pada tanggal 20 Maret 2011.
Budiarto, Eko. 2004. Metodologi Penelitian
Kedokteran Sebuah Pengantar. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Muchtadi, Deddy. 2009. Gizi Anti Penuaan Dini.
Bandung: Alfabeta.
Notoatmodjo,
Soekidjo.
2005.
Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Sukardja, I Dewa Gede. 2000. Onkologi Klinik Edisi
2. Surabaya: Airlangga University Press.
http://www.lpsdimataram.com
Download