MODUL PERKULIAHAN KULIAH AGAMA ISLAM EKSISTENSI ISLAM DI INDONESIA Fakultas Program Studi Kode MK Disusun Oleh TEKNIK\ Teknik Industri 90002 ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Abstract Kompetensi Untuk memahami perkembangan Islam Dalam di Indonesia saat ini, mau tidak mau perkuliahan mempelajari ini eksistensi anda Islam akan di harus diruntut jauh ke belakang, sejak Indonesia, Kedatangan dan penyebaran kedatangan Islam di Indonesia. Islam di Indonesia yang penuh damai Terjadinya proses penyebaran agama dengan budaya lokal. Organisasi sosial Islam di kepulauan Nusantara ditandai keagamaan dan organisasi pemuda dan oleh akomodasi terhadap nilai-nilai pelajar Islam di Indonesia. Pada bagian budaya lokal yang kemudian akhir Anda akan mempelajari peran membentuk semacam tradisi Islam yang umat Islam di Indonesia khas Indonesia. mempengaruhi Banyak hal pembentukan yang tradisi tersebut. Proses masuknya nilai-nilai Islam dalam kehidupan masyarakat Nusantara pada masa-masa sampai awal dengan kedatangan adanya Islam gerakan pembaharuan Islam menimbulkan dan menciptakan pola tingkah laku dalam bidang sosial-politik, ekonomi, budaya, dan lainnya. Sosialisasi nilai-nilai Islam dengan budaya lokal dan adanya gerakan pembaharuan Islam oleh kaum reformis Beratnya dengan sistem membentuk pendidikan sikap dan karakteristik muslimin Indonesia yang beragam. 2015 2 KULIAH AGAMA ISLAM ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2015 3 KULIAH AGAMA ISLAM ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pembahasan EKSISTENSI ISLAM DI INDONESIA (ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I) Umat islam Indonesia sebagai komponen mayoritas bangsa, mempunyai peran dan tanggung jawab yang besar bagi tercapainya cita-cita nasional masyarakat adil dan makmur berdasarlam Pancasila dan UUD 1945. Sehubungan dengan misi yang mulia ini, umat Islam bertanggung jawab penuh terhadap pengembangan dan penataan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tanggung jawab seperti itu, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari posisinya sebagai kaum Muslimin dan warga negara Indonesia. Umat Islam Indonesia perlu menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari nation Indonesia. Sementara kenyataan menunjukan bahwa sebagai suatu bangsa, Indonesia mempunyai heterogenitas tertinggi secara fisik (negara kepulauan); maupun dalam soal keragaman suku, bahasa daerah, adat istiadat, dan bahkan agama. Kenyataan ini bukan saja merupakan sesuatu yang sudah given, tapi merupakan pertimbangan utama bagi umat Islam dalam merealisasikan ide-ide dan karya nasionalnya di berbagai bidang. Dengan demikian, demi perkembangan, pertumbuhan dan masa depan Indonesia sendiri, umat Islam sebagai mayoritas diharapkan memberikan konstribusi dan tanggung jawabnya secara maksimal, sesuai dengan posisi dan perannya. Untuk bisa memenuhi harapan tersebut, umat Islam Indonesia perlu memiliki kesadaran sejarah (historical conciousness); yakni kesadaran bahwa segala sesuatu mengenai tatanan hidup manusia ada sangkut pautnya dengan perbedaan zaman dan tempat. Ini menuntut pemahaman yang benar dan utuh (khaffah) terhadap keluasan ajaranajaran Islam, di samping kecerdasan dan kearifan yang tinggi untuk membaca tanda-tanda dan perubahan zaman. Selain itu diperlukan juga wawasan yang kontekstual dalam memadukan gagasan keislaman dan keindoneisaan. Dengan kata lain, umat Islam Indonesia dituntut untuk “menterjemahkan” Islam untuk dan dalam setting Indonesia. Patut disyukuri bahwa perkembangan yang ada dewasa ini menunjukan bangkitnya kesadaran umat Islam Indonesia untuk kembali memainkan misi kekhalifahannya dalam mengisi dan memantapkan arah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2015 4 KULIAH AGAMA ISLAM ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kesadaran tersebut akan mempunyai dampak yang panjang bagi perjalanan dan masa depan bangsa Indonesia. Hasil yang tampak nyata sekarang ini ialah adanya kenyataan bahwa Islam di Indonesia semakin diterima dan dihayati, Oleh kalangan yang semakin luas, sebagai salah satu sumber utama pembinaaan nilai-nilai bersama yang akan terus melandasi pembangunan bangsa secara menyeluruh sebagai suatu “Pembangunan manusia seutuhnya”. Dengan kata lain sebagai salah satu pendukung dan sumber utama pembinaan nilainilai keindonesiaan, Islam diharapkan untuk terus tampil dengan tawaran-tawaran kultural yang produktif dan konstruktif; khususnya dalam pengisian nilai-nilai keindonesiaan menurut kerangka Pancasila, yang telah menjadi kesepakatan luhur dan merupakan kerangka acuan bersama bangsa Indonesia. Lebih jauh lagi, Islam juga semakin diharapkan dapat menawarkan dirinya sebagai sumber pengembangan dan pelestarian kelembagaan nilainilai itu melalui berbagai pranata karenanya harus mencerminkan keunggulan itu dalam sikap-sikap yang mulia dan penuh dengan semangat leadership yang tinggi; tidak egois, tapi altruis. Umat Islam adalah kuat, Karenanya tidak perlu menunjukan tingkah laku seperti orang yang lemah dan dihinggapi rasa rendah diri. Puncak kepribadian umat Islam ialah bahwa dalam mencari kehormatan ia hanya bersanda kepada Tuhan: “Barang siapa menghendaki kehormatan, maka sesungguhnya hanya Allah yang menjadi pemilik kehormatan itu. Kepada-Nya lah naik ide-ide yang baik, dan Dia menghargai tinggi amal perbuatan yang saleh” (QS. Fathir (35): 10) KEDATANGAN DAN PROSES PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA Untuk memahami perkembangan Islam di Indonesia saat ini, mau tidak mau harus diruntut jauh ke belakang, sejak kedatangan Islam di Indonesia. Terjadinya proses penyebaran agama Islam di kepulauan Nusantara ditandai oleh akomodasi terhadap nilainilai budaya lokal yang kemudian membentuk semacam tradisi Islam yang khas Indonesia. Banyak hal yang mempengaruhi pembentukan tradisi tersebut. Proses masuknya nilai-nilai Islam dalam kehidupan masyarakat Nusantara pada masa-masa awal kedatangan Islam sampai dengan adanya gerakan pembaharuan Islam menimbulkan dan menciptakan pola tingkah laku dalam bidang sosial-politik, ekonomi, budaya, dan lainnya. Sosialisasi nilai-nilai Islam dengan budaya lokal dan adanya gerakan 2015 5 KULIAH AGAMA ISLAM ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pembaharuan Islam oleh kaum reformis dengan sistem pendidikan Beratnya membentuk sikap dan karakteristik muslimin Indonesia yang beragam. Kedatangan Islam Di Indonesia Di kalangan sejarawan timbul perbedaan pendapat tentang sejarah Islam di Indonesia. Rickles menyimpulkan, walaupun masa masuknya Islam ke Indonesia merupakan periode terpenting dalam sejarah Indonesia, namun informasi tentang periode ini masih kurang jelas. Sehingga De Graaf, Misalnya, setelah meneliti berbagai kepustakaan mengambil kesimpulan: Secara umum, ada dua pendapat tentang masuknya Islam ke Indonesia: A. Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-8 Miladiyah. Sebagian besar pendapat ini didukung oleh para ilmuan muslim di Indonesia dan Malaysia B. Islam baru masuk ke Indonesia pada abad ke-13, sebagaimana dikemukakan oleh sebagian besar ilmuwan asing. Pendapat pertama berdasarkan argumentasi bahwa sejak abad ke-4 miladiyah telah terdapatjalur transportasi internasional. Dan pada saat yang sama pelabuhan-pelabuhan di Jawa dan Sumatera sering disinggahi kapal-kapal asing untuk berdagang rempah-rempah, sebagaimana dikatakan sejarawan Prof. Dr. Taufik Abdullah. Pada Abad ke-7 telah terbentuk pemukiman orang-orang Islam di pantai barat laut Sumatra, yaitu di Barus, daerah penghasil kapur barus terkenal. Selain itu, dari tulisantulisan orang-orang Arab, ditemukan indikator sudah terjalinnya hubungan antara orang Arab dengan penduduk Nusantara. Penyebaran Islam secara pesat di kepulauan Nusantara diperkirakan baru terjadi pada abad ke-13 dan menjadi kekuatan kebudayaan/agama yang utama pada abad ke-16 M. Sebelumnya, terbatas antara pendatang yang beragama Islam dengan penduduk pribumi. Setelah abad ke-13 M, aktivitas penyebaran agama Islam menjadi misi kerajaan Islam Nusantara yang sudah memeluk Islam. Yang dapat dijadikan bukti adalah temuan berupa batu nisan di Sumatra, berasal dari Sultan Malik Shah (meninggal pada tahun 1297). Batu nisan itu bertuliskan “Sultan Malik ”. 2015 6 KULIAH AGAMA ISLAM ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Menurut catatan perjalanan Ibnu Batutah, seorang pengembara Arab, dalam perjalanan pulang dari Cina pada tahun 1347 M, ia singgah di sumatra. Di sana ia dijamu oleh seorang raja yang beragama Islam, Sultan Malik Zahir, dengan meriah. Artinya sudah ada komunitas Muslim dalam waktu yang cukup lama. Sedangkan soal dari manakah Islam masuk ke Indonesia, menurut Azyumardi azra ada tiga teori tentang asal Islam di Asia Tanggara: A. Islam datang langsung dari Arab, tepatnya dari Hadramut. B. Islam datang melalui India C. Islam datang dari benggali (Benglades) Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya tidak ada tempat khusus mengingat sifat internasionalisme Islam. Tempat asal itu bisa saja gabungan dari Arab, Persia, dan India, dan mungkin juga Cina. Islam masuk dan menyebar di Indonesia melalui kontak kalangan pedagang asing dengan penduduk asli, terjadi melalui para sufi yang mengikuti para pedagang. Islam yang disebarkan para sufi tersebut bersifat mistis, dan faktor ini ternyata mempercepat proses penyebaran islam. Fansuri, Nuruddin Ar-Raniri pada abad ke-17. Di pulau Jawa, penyebaran Islam dilakukan olah Wali Songo, yang juga Sufi. Islam di Indonesia banyak berkompromi dengan budaya lokal. Sufisme dapat dikatakan mewakili segi Intelektual agama Islam di masa terjadinya kemunduran peradaban Islam di bidang politik dan militer karena serangan pihak Barat. Kelompok Sufi berjasa menjaga eksistensi dan spirit agama Islam untuk kemudian menyebarkan agama Islam ke tempat-tempat lain seperti untuk kemudian menyebarkan agama Islam ke tempat-tempat lain seperti ke Indonesia tanpa penaklukan militer seperti yang terjadi di kawasan lain di masa jaya pasukan militer Islam. Banyaknya kompromi antara ajaran-ajaran Islam dan unsur-unsur lokal itu membuat islam di Indonesia, lebih memiliki kekhasan warna Indonesia daripada Islam ditempattempat lain, karena secara geografis Islam Indonesia adalah negeri Muslim yang paling jauh dari pusat-pusat Islam di Timur Tengah dan Indonesia adalah negeri Muslim yang sedikit mengalami proses Arabisasi. Marshall G.S. Hodson dalam The Venture Of Islam, mengatakan bahwa Islam telah demikian mempengaruhi budaya Indonesia dengan sangat mengesankan dibidang 2015 7 KULIAH AGAMA ISLAM ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kemasyarakatan dan kenegaraan. Sedang menurut Nurcholish Madjid, unsur-unsur Islam sangat tampak dalam perumusan nilai-nilai Pancasila seperti konsep-konsep tentang adil, adab, rakyat, hikmat, musyawarah, dan wakil, bahkan dapat disebutkan bahwa rumusan sila keempat Pancasila itu sangat mirip dengan ungkapan dalah bahasa Arab yang sering dijadikan dalil dan pegangan oleh para ulama yaitu kalimat “musyawarah pangkal kebijaksanaan” (ra’sul hikmah al-musyurah). Proses Penyebaran Islam di Indonesia Keberhasilan diterimanya ajaran Islam dalam kehidupan sosial penduduk Indonesia dan akhirnya dapat membentuk tradisi tersendiri yang mengabungkan tradisi Islam dan tradisi lokal dapat dilihat dari dua sudut : A. Sifat Islam yang universal dan mengajarkan persamaan dan kebebasan, serta sifat yang mampu mengakomodasi kepercayaan lama B. Terdapat hubungan yang baik di antara para penyebar agama Islam dengan penduduk setempat, karena para penyebar agama tersebut menerangkan bahwa Islam sebagai ajaran yang universal mewajibkan para penganutnya ikut menyebarkan ajaran ini dengan cara-cara damai kepada orang lain. A.H. Jones dalam bukunya “Islam di Dunia Melayu”, menulis Islam di Indonesia berpangkal pada kota-kota pelabuhan, seperti Samudra Pasai, Malaka, dan kota-kota pelabuhan lain di pesisir utara Jawa seperti Demak, kecuali unutk kerajaan Minangkabau di Sumatra Tengah. Di kota-kota pelabuhan tersebut, Islam merupakan fenomena istana. Istana menjadi sumber pengembangan Islam sehingga melahirkan banyak Intelektual islam yang dekat dengan para penguasa istana, seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin, Nuruddin Ar-Raniri, dan abdul rauf Al-Sankili. Para intelektual ini memiliki keilmuan yang luas sehingga terkenal di luar negeri. Di wilayah yang Islamnya sudah menjadi kepercayaan para raja dan bangasawan, di kota-kota banyak dibangun sekolah-sekolah, pusat pendidikan, dan sarana ibadah seperti masjid. Orang-orang dari daerah pedalaman yang ingin mendalami agama pergi ke kota sehingga kota-kota di wilayah kerajaan islam menjadi pusat pendidikan dan budaya Islam yang dinamis. Terjadi hubungan yang dinamis dan serasi antara istana, pedagang dan para penceramah. Proses penyebaran Islam terjadi lewat beberapa saluran: 2015 8 KULIAH AGAMA ISLAM ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id A. Saluran perdagangan. Pada awalnya, Islamisasi terjadi melalui kontak para pedangang dengan pribumi. Pemukiman muslim yang mereka dirikan di pesisir pantai cepat berkembang karena tingkat mereka dirikan di pesisir pantai cepat berkembang karena tingkat ekonomi mereka rata-rata bertambah baik dengan ikut sertanya golongan bangsawan dalam perdagangan tersebut. B. Saluran perkawinan. Ketika jumlah umat Islam semakin banyak sementara penghasilan mereka relatif tinggi, banyak di antara putri pribumi dari keluarga bangsawan maupun rakyat biasa merasa tertarik dan ingin menikah dengan mereka. Sebelum menikah, para wanita ini masuk Islam terlebih dahulu. Dalam perkembangannya, para wanita-wanita dari keturunan keluarga Muslim pun menikah dengan kaum pribumi. C. Saluran tasawuf. Para penyebar Islam, yaitu para sufi, mengajarkan ajaran-ajaran Islam dengan melakukan “adaptasi” dengan kepercayaan yang sudah dikenal luas masyarakatnya. Dengan demikian, Islam mudah dimengerti dan dipahami D. Saluran pendidikan. Berdirinya lembaga-lembaga pendidikan mempercepat ajaran yang sudah dikenal luas masyarakatnya. Dengan demikian, Islam mudah dimengerti dan dipahami. E. Saluran kesenian. Penyebaran ajaran Islam juga dilakukan lewat atraksi budaya dan kesenian yang menarik minat penduduk yang sebelumnya memeluk agama Hindu seperti pertunjukan wayang di Jawa. Contohnya, Sunan Kalijaga, adalah seorang ahli agama yang dikenal sangat pandai memainkan wayang di mana ia mementaskan ceritacerita Mahabharata dan Ramayana dengan memasukkan dan menyelipkan pesanpesan Islam, sehingga pada akhirnya banyak penduduk yang masuk Islam karena tersentuh pendekatan dan ajaran Islam yang disampaikan oleh Sunan Kalijaga F. Saluran politik. Lewat lembaga kerajaan Islam meluas ke tengah penduduk seperti di Maluku dan Sulawesi Selatan. Setelah raja dan kaum bangsawan memeluk agama Islam, masyarakat kemudian mengikuti jejaknya. Untuk mengukuhkan kekuasaannya, kerajaan-kerajaan Islam yang baru berdiri memperluas wilayahnya dengan menaklukkan daerah-daerah lain. Pada umumnya, kaum bangsawan maupun penduduk daerahdaerah yang ditaklukkan tersebut kemudian masuk Islam. PERAN ORGANISASI SOSIAL KEAGAMAAN DAN ORGANISASI PELAJAR PEMUDA ISLAM Organisasi Sosial Keagamaan Keberadaan organisasi sosial kemasyarakatan Islam sangat strategis di Indonesia. Ormas bertugas untuk melakukan pengembangan rakyat bawah (grass root) sebagai 2015 9 KULIAH AGAMA ISLAM ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id strategi perjuangan umat sehingga Islam akan lebih mudah tersebar ke segala aspek kehidupan umat agar Islam akan lebih mudah tersebar ke segala aspek kehidupan umat agar Islam dapat tampil dengan tawaran-tawaran kultural yang produktif, konstruktif serta mampu menyatakan diri sebagai pembawa kebaikan untuk semua umat manusia. Pengembangan umat yang dilakukan ormas lewat berbagai aktivitas seperti: pendidikan, dakwah keagamaan secara kontekstual, kesehatan, amal usaha, dah seterusnya. A. Nahdlatul Ulama Keterbelakangan baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangakan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan “Kebangkitan Nasional”. Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai jawabannya, muncullah berbagai oraganisasi pendidikan dan pembebasan. Kalangan pesantren yang selama ini gigih melawan kolonialisme, merespon kebangkitan nasional tersebut dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada 1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan taswirul afkar atau dikenal juga dengan “Nahdlatul Fikri” (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian didirikan Nahdlatul Tujjar, (pergerakan kaum saudagar). Serikat itu dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota. Ketika Raja Ibnu Saud hendak menerapkan mazhab tunggal yakni mahzab Wahabi di Mekkah, serta hendak menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam maupun pra Islam, yang selama ini banyak diziarahi karena dianggap bid’ah. Namun gagasan tersebut ditolak oleh kalangan pesantren yang selama ini membela keberagaman pemahaman menolak pembatasan bermazhab dan penghancuran warisan peradaban tersebut. Untuk lebih sistematis memperjuangkan aspirasi dalam membela keberagaman dan untuk mengantisipasikan perkembangan zaman. Maka setelah berkoordinasi dengan berbagai kyai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 (13 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy’ari sebagai Rais Akbar. 2015 10 KULIAH AGAMA ISLAM ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Aktivitas organisasi NU 1. Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam berbedaan. 2. Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa berbudi luhur, berpengetahuan luas. 3. Di bidang sosial-budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang sesuai dengan nilai ke-Islaman dan kemanusiaan. 4. Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat. 5. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas. B. Muhammadiyah Muhammadiyah adalah organisasi sosial-keagamaan yang ruang lingkupnya sangat luas, menyentuh seluruh aspek kehidupan masyarakat. Ia tidak pernah absen dalam percaturan kehidupan kemasyarakatan. Prof. Mukti Ali menyebutnya dengan “gerakan seribu wajah ”. Pada awalnya tujuan utama Muhammadiyah merupakan gerakan pembaharuan Islam di Indonesia, kemudian berkembang tidak hanya memberantas penyelewengan ajaran agama islam, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup umat. Dr.Kuntowijoyo menyebut Muhammadiyah sebagai “gejala kota”. Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, Kemudian dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan. Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tatasosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Sebagai dampak positif dari organisasi ini, telah banyak didirikan ruas sakit dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia. Sebagai organisasi yang modern, Muhammadiyah juga melakukan pembaruan pendidikan dengan mengadopsi model pendidikan kalangan Kristen dan kolonialis dengan tetap mempertahankan nilai Islam dengan mendirikan lembaga pendidikan modern. Menurut Mitsuo Nakamura (1976), dengan model pendidikan seperti itu, Muhammadiyah secara langsung membangkitkan kesadaran nasionalisme bangsa Indonesia, menyebarkan video pembaruan secara luas, serta mempromosikan penggunaan ilmu praktis dari pengetahuan modern. 2015 11 KULIAH AGAMA ISLAM ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id C. Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) ICMI lahir pada tanggal 7 Desember 1990 di kampus Universitas Brawijaya Malang. Prakasa pembentukannya berasal dari lima mahasiswa Unibraw yang merasa prihatin karena tidak ada wadah yang mempersatukan cendekiawan muslim. Dengan semangat muda dan idealisme yang tinggi mereka memprakarsai terselenggaranya simposium yang dihadiri 512 orang cendekiawan muslim seluruh Indonesia. Simposium yang berjudul “Simposium Nasional Cendekiawan Muslim Membangun Masyarakat Indonesia Abad XX” di buka oleh Presiden Soeharto dan ditutup oleh Wakil Presiden Sudharmono. Sejarah mencatat, dalam masa Orde Baru,inilah yang pertama kali bahwa sebuah pertemuan cendekiawan dibuka oleh Presiden dan ditutup oleh Wakil Presiden. Ketika ICMI lahir pada Desember 1990, ICMI dipandang sebagai kulminasi dari perjuangan umat Islam Indonesia yang panjang dalam bersentuhan dengan modernisme. Robert W Hefner menyebutkan bahwa lahirnya ICMI adalah cermin dari bangkitnya kelas menengah muslim baru. Yakni sebuah lapisan umat Islam yang mempunyai komitmen tinggi pada semangat intelektualisme dan profesionalisme dalam bebagai lapangan kehidupan. ICMI sebagai refresentasi kelas menengah Muslim baru, memiliki posisi strategis untuk menjadi kekuatan dan integrasi di mana masyarakat menginginkan tampilnya peran cendekiawan untuk pencerahan dan penyampaian pesan Islam. Di bidang sosial, ICMI berhasil menjadi salah satu simpul tempat bertemunya berbagai komponen umat Islam. Dalam tubuh ICMI terdapat Dakwah, Persis, Birokrasi, Cendekiawan Kampus, Purnawirawan ABRI, Pengusaha, Kyai dan Mahasiswa Di bidang perekonomian umat Islam, ICMI berhasil mendorong terbentuknya Bank Muamalat Indonesia (BMI), BPR Syariah dan berbagai BMT yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Dan beberapa organisasi sosial keagamaan lain seperti : Persis, alIrsyad, Jami’at al-Kheir, Nahdlatul Wathan dan lembaga sosial-keagamaan lainnya. Organisasi –organisasi Pelajar dan Pemuda Islam 2015 12 KULIAH AGAMA ISLAM ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Menurut catatan M. Rusli Karim, paling tidak ada sembilan organisasi pelajar dan pemuda yang beraspirasikan Islam. Organisasi Pelajar dan Pemuda Islam melakukan kegiatan yang sifatnya menyangkut peningkatan akademis, wawasan keagamaan, kenegaraan antar organisasi-organisasi tersebut antara lain : A. Pelajar Islam Indonesia (PII) B. Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) C. Ikatan Pelajar Nadhlatul Ulama (IPNU) D. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) E. Pergerakan Mahasiswa islam Indonesia (PMII) F. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) G. Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) H. Pemuda Muhammadiyah I. Nasiyatul Aisyah (NA) PERAN UMAT ISLAM INDONESIA Para pemimpin dan cendekiawan Islam makin menyadari bahwa Islam adalah rujukan yang paling layak, sebagai sumber yang tak pernah kering untuk mengembangkan kehidupan umat manusia secara lebih damai, adil, selaras, dan berkemakmuran. Maka tak terlampau berlebihan kalau dikatakan bahwa kaum Muslimin sekarang memasuki tahap revolusi yang ketiga yakni revolusi mental dan intelektual. Dalam suasana demikian, pada masyarakat Muslim yang terbesar di dunia, adalah suatu keniscayaan bahwa semangat pembangunan masyarakat madani tumbuh di tengahtengah khalayak Muslim Indonesia. Dengan perkataan lain, umat Islam tak selaknya acuh tak acuh terhadap urusan pembangunan masyarakat madani ini. Mengingat keragaman keadaan umat, maka Muslim Indonesia yang berkepedulian sepatutnya menangani dua tugas sekaligus. Pertama, Mengentaskan dan memberdayakan para dhuafa dan meningkatkan taraf hidup serta intelektualitas mereka sehingga menjadi umat yang mumpuni. Kedua, Membangun masyarakat madani itu sendiri. Tak dapat yang satu menunggu yang lain. Keduanya harus dilakukan bersamaan itu akan merupakan sumbangan monumental umat Islam bagi bangsa ini, tak Cuma buat kaum sendiri. Kedua tugas itu jelas tak mudah dan cepat, walau Khalifah Umar bin Abdul Aziz dengan penuh pengorbanan sudah memberi contoh bagaimana mensejahterakan umat 2015 13 KULIAH AGAMA ISLAM ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id hanya dalam jangka waktu dua tahun. Nabi Muhammad pun memerlukan waktu satu dasawarsa lebih dari peletakan batu pertama hingga terbangunnya masyarakat Madani di Madinah. Terlebih dari masa sekarang mengingat hambatannya sudah mendunia akibat globalisasi yang melanda dengan derasnya. Menghadapi semua hambatan tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi, Nabi Muhammad menyebut tatanan seperti itu selayak mereka yang baru pulang berperang dari jihad kecil untuk memasuki jihad besar melawan hawa nafsu. Umat Islam harus bersatu. Sebagai langkah awal, umat Islam harus meyelesaikan berbagai konflik sektarian yang memecah-belah. Pada saat yang sama, umat harus menolak penindasan dan eksploitasi sesama, korupsi dan kerakusan, serta nasionalisme sempit dan mementingkan golongan sendiri. Muslim yang benar adalah mereka yang juga melindungi kemanusiaan, menghargai kehormatan wanita dan kesejahteraan anak-anak, memelihara integritas keluarga, membantu orang-orang yang kelaparan, dan hidup harmonis bersama lingkungan. Orang-orang Muslim yang modern adalah mereka yang bisa mengharmonisasi ajaran Islam yang bersumber dari wahyu dan tradisi pengetahuan sebagaimana yang diucapkan cendekiawan Muslim, Muhammad Abduh (1849-1905). Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menunjukan betapa Islam tidaklah bertentangan dengan kemajuan, modernitas, maupun praktisi masyarakat, dan negara berbasis ajaran dan peradaban Islam. 1. Konsistensi pada keimanan kepada Allah 2. Mewujudkan pemerintahan yang adil dan bisa dipercaya 3. Menumbuhkan tradisi berdemokrasi kepada rakyat 4. Mencintai ilmu pengetahuan dengan penuh semangat dan menguasainya 5. Melaksanakan pembangunan ekonomi yang berimbang dan menyeluruh 6. Meningkatkan kualitas hidup rakyat yang baik 7. Memberikan perlindungan terhadap hak-hak minoritas dan kaum perempuan 8. Mengintegrasikan nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya 9. Menyelamatkan sumberdaya alam dan lingkungan 10. Berusaha keras memaksimalkan kemampuan KAJIAN KASUS 2015 14 KULIAH AGAMA ISLAM ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Tauladan Bagi Umat KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari adalah dua sosok pribadi melegenda di tanah jawa. Pejuang yang berkontribusi penting terhadap bersatu dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selain menjadi pejuang, mereka adalah tokoh perintis pendiri dua organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Memang, kedua figure hebat ini penuh dengan inspiratif, patut menjadi tauladan bagi khalayak umum.Sejarah dan keistimewaan KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy`ari terungkap dari kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya, sejak kecil hingga menjelang wafatnya. Kebiasaan-kebiasaan inilah yang kemudian membentuk karakter dan ketokohan sang kyai. Kehidupan mereka tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Walaupun, mereka adalah anak Priyayi atau Kiai, untuk menyambung hidup mereka tidak berpangku tangan dengan orang lain. Untuk menafkahi keluarganya, KH. Ahmad Dahlan tidak bergantung pada siapa pun. Sejak kecil, ia telah diajari hidup mandiri oleh keluarganya. Karena itu, tidak heran ketika pun ia berkeluarga, ia mencoba mencari peruntungan dengan berdagang. Berdagang menjadi salah satu kebiasaan sehari-hari KH. Ahmad Dahlan selain berdakwah. Dagangan yang dibawa KH. Ahmad Dahlan biasanya kain batik. Di sela-sela waktu mengajar yang padat, di waktu-waktu senggang ketika tidak ada tamu, di sela-sela kegiatannya mengaji kitab dan menuliskannya kembali, KH. Hasyim Asy`ari tetap bersikap seperti umumnya manusia biasa yang bekerja untuk memberi nafkah kepada keluarga. Terbiasa pergi ke sawah dan ladangnya. Salah satu tujuannya adalah untuk memastikan tanaman dan budidaya ikannya dalam keadaan baik. Bagi KH. Hasyim Asy`ari memiliki usaha yang dikelola sendiri tidak menciderai perjuangan untuk mendidik umat, karena bekerja sendiri adalah perintah Islam juga. Dalam hal bersosial dengan sekitar, KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy`ari rupanya ada keseragaman. Kepribadian KH. Ahmad Dahlan yang supel, ramah, aktif, dermawan, dan suka menolong semakin mendorong kebiasaan dalam dirinya untuk mengenal dan dikenal oleh orang lain. Tidak salah kiranya bila silaturahim menjadi arena mempererat tali persaudaraan sangat disukai oleh KH. Ahmad Dahlan. Sebagai seorang ulama dan organisatoris, KH. Ahmad Dahlan tidak canggung untuk menyapa dan mengunjungi orang lain. 2015 15 KULIAH AGAMA ISLAM ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Bagi KH. Ahmad Dahlan, perbedaan adalah rahmat. Ia tidak akan mengusik perbedaan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat bila tidak bersinggungan dengan agama Islam yang diyakini kebenarannya. Sebaliknya, ia juga menyikapi perbedaan dengan mata jernih. Islam mengajarkan bagaimana umatnya untuk selalu bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan syariat yang telah ditetapkan. Salah satu kebiasaan KH. Hasyim Asy`ari selama menjadi pengasuh adalah silaturahim dengan tetangga dekat pesantren. Kebiasaan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap berdirinya pesantren, serta misi utama dakwah Islamiyah yang memang menjadi tanggung jawab yang diambil sejak mula-mula mendirikan pesantren Tebuireng. Silaturahim dipilih oleh KH. Hasyim Asy`ari sebagai salah satu metode mengakrabkan diri dan pesantren terhadap masyarakat yang saat itu masih awam dan bergelimang kemaksiatan. 2015 16 KULIAH AGAMA ISLAM ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Aning S. 2005. 100 tokoh yang mengubah Indonesia. Agromedia pustaka. Tanggerang. 2. Ancar C. 2006. Islam dan tantangan kemanusiaan abad XXI. Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta. 3. Azra, A. 2005. Jaringan Ulama: Timur Tengah dan Kepulaian Nusantara Abad XVII & XVIII (Akan Pembaharuan Islam Indonesia). Prenada Media. Jakarta. 4. Departemen Agama. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi. Departemen Agama. Jakarta. 5. Kuntowijoyo. 1997. Indentitas Politik Umat Islam. Mizan. Bandung 2015 17 KULIAH AGAMA ISLAM ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id