Modul Agama Islam [TM4]. - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
KULIAH
AGAMA ISLAM
EKSISTENSI ISLAM
DI INDONESIA
Fakultas
Program Studi
Kode MK
Disusun Oleh
TEKNIK\
Teknik Industri
90002
ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I
Abstract
Kompetensi
Untuk memahami perkembangan Islam Dalam
di Indonesia saat ini, mau tidak mau
perkuliahan
mempelajari
ini
eksistensi
anda
Islam
akan
di
harus diruntut jauh ke belakang, sejak Indonesia, Kedatangan dan penyebaran
kedatangan
Islam
di
Indonesia. Islam di Indonesia yang penuh damai
Terjadinya proses penyebaran agama dengan budaya lokal. Organisasi sosial
Islam di kepulauan Nusantara ditandai keagamaan dan organisasi pemuda dan
oleh akomodasi terhadap nilai-nilai pelajar Islam di Indonesia. Pada bagian
budaya
lokal
yang
kemudian akhir Anda akan mempelajari peran
membentuk semacam tradisi Islam yang umat Islam di Indonesia
khas
Indonesia.
mempengaruhi
Banyak
hal
pembentukan
yang
tradisi
tersebut.
Proses masuknya nilai-nilai Islam dalam
kehidupan masyarakat Nusantara pada
masa-masa
sampai
awal
dengan
kedatangan
adanya
Islam
gerakan
pembaharuan Islam menimbulkan dan
menciptakan pola tingkah laku dalam
bidang sosial-politik, ekonomi, budaya,
dan lainnya. Sosialisasi nilai-nilai Islam
dengan
budaya
lokal
dan
adanya
gerakan pembaharuan Islam oleh kaum
reformis
Beratnya
dengan
sistem
membentuk
pendidikan
sikap
dan
karakteristik muslimin Indonesia yang
beragam.
2015
2
KULIAH AGAMA ISLAM
ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2015
3
KULIAH AGAMA ISLAM
ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pembahasan
EKSISTENSI ISLAM DI INDONESIA
(ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I)
Umat islam Indonesia sebagai komponen mayoritas bangsa, mempunyai peran dan
tanggung jawab yang besar bagi tercapainya cita-cita nasional masyarakat adil dan makmur
berdasarlam Pancasila dan UUD 1945.
Sehubungan dengan misi yang mulia ini, umat Islam bertanggung jawab penuh
terhadap pengembangan dan penataan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Tanggung jawab seperti itu, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
posisinya sebagai kaum Muslimin dan warga negara Indonesia.
Umat Islam Indonesia perlu menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari nation
Indonesia. Sementara kenyataan menunjukan bahwa sebagai suatu bangsa, Indonesia
mempunyai heterogenitas tertinggi secara fisik (negara kepulauan); maupun dalam soal
keragaman suku, bahasa daerah, adat istiadat, dan bahkan agama. Kenyataan ini bukan
saja merupakan sesuatu yang sudah given, tapi merupakan pertimbangan utama bagi umat
Islam dalam merealisasikan ide-ide dan karya nasionalnya di berbagai bidang. Dengan
demikian, demi perkembangan, pertumbuhan dan masa depan Indonesia sendiri, umat
Islam sebagai mayoritas diharapkan memberikan konstribusi dan tanggung jawabnya secara
maksimal, sesuai dengan posisi dan perannya.
Untuk bisa memenuhi harapan tersebut, umat Islam Indonesia perlu memiliki
kesadaran sejarah (historical conciousness); yakni kesadaran bahwa segala sesuatu
mengenai tatanan hidup manusia ada sangkut pautnya dengan perbedaan zaman dan
tempat. Ini menuntut pemahaman yang benar dan utuh (khaffah) terhadap keluasan ajaranajaran Islam, di samping kecerdasan dan kearifan yang tinggi untuk membaca tanda-tanda
dan perubahan zaman. Selain itu diperlukan juga wawasan yang kontekstual dalam
memadukan gagasan keislaman dan keindoneisaan. Dengan kata lain, umat Islam
Indonesia dituntut untuk “menterjemahkan” Islam untuk dan dalam setting Indonesia.
Patut disyukuri bahwa perkembangan yang ada dewasa ini menunjukan bangkitnya
kesadaran umat Islam Indonesia untuk kembali memainkan misi kekhalifahannya dalam
mengisi dan memantapkan arah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2015
4
KULIAH AGAMA ISLAM
ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kesadaran tersebut akan mempunyai dampak yang panjang bagi perjalanan dan masa
depan bangsa Indonesia. Hasil yang tampak nyata sekarang ini ialah adanya kenyataan
bahwa Islam di Indonesia semakin diterima dan dihayati, Oleh kalangan yang semakin luas,
sebagai salah satu sumber utama pembinaaan nilai-nilai bersama yang akan terus
melandasi pembangunan bangsa secara menyeluruh sebagai suatu “Pembangunan
manusia seutuhnya”.
Dengan kata lain sebagai salah satu pendukung dan sumber utama pembinaan nilainilai keindonesiaan, Islam diharapkan untuk terus tampil dengan tawaran-tawaran kultural
yang produktif dan konstruktif; khususnya dalam pengisian nilai-nilai keindonesiaan menurut
kerangka Pancasila, yang telah menjadi kesepakatan luhur dan merupakan kerangka acuan
bersama bangsa Indonesia. Lebih jauh lagi, Islam juga semakin diharapkan dapat
menawarkan dirinya sebagai sumber pengembangan dan pelestarian kelembagaan nilainilai itu melalui berbagai pranata karenanya harus mencerminkan keunggulan itu dalam
sikap-sikap yang mulia dan penuh dengan semangat leadership yang tinggi; tidak egois, tapi
altruis.
Umat Islam adalah kuat, Karenanya tidak perlu menunjukan tingkah laku seperti
orang yang lemah dan dihinggapi rasa rendah diri. Puncak kepribadian umat Islam ialah
bahwa dalam mencari kehormatan ia hanya bersanda kepada Tuhan: “Barang siapa
menghendaki kehormatan, maka sesungguhnya hanya Allah yang menjadi pemilik
kehormatan itu. Kepada-Nya lah naik ide-ide yang baik, dan Dia menghargai tinggi amal
perbuatan yang saleh” (QS. Fathir (35): 10)
KEDATANGAN DAN PROSES PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA
Untuk memahami perkembangan Islam di Indonesia saat ini, mau tidak mau harus
diruntut jauh ke belakang, sejak kedatangan Islam di Indonesia. Terjadinya proses
penyebaran agama Islam di kepulauan Nusantara ditandai oleh akomodasi terhadap nilainilai budaya lokal yang kemudian membentuk semacam tradisi Islam yang khas Indonesia.
Banyak hal yang mempengaruhi pembentukan tradisi tersebut.
Proses masuknya nilai-nilai Islam dalam kehidupan masyarakat Nusantara pada
masa-masa awal kedatangan Islam sampai dengan adanya gerakan pembaharuan Islam
menimbulkan dan menciptakan
pola tingkah laku dalam bidang sosial-politik, ekonomi,
budaya, dan lainnya. Sosialisasi nilai-nilai Islam dengan budaya lokal dan adanya gerakan
2015
5
KULIAH AGAMA ISLAM
ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pembaharuan Islam oleh kaum reformis dengan sistem pendidikan Beratnya membentuk
sikap dan karakteristik muslimin Indonesia yang beragam.
Kedatangan Islam Di Indonesia
Di kalangan sejarawan timbul perbedaan pendapat tentang sejarah Islam di
Indonesia. Rickles
menyimpulkan, walaupun masa masuknya Islam ke Indonesia merupakan periode
terpenting dalam sejarah Indonesia, namun informasi tentang periode ini masih kurang jelas.
Sehingga De Graaf, Misalnya, setelah meneliti berbagai kepustakaan mengambil
kesimpulan:
Secara umum, ada dua pendapat tentang masuknya Islam ke Indonesia:
A. Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-8 Miladiyah. Sebagian besar pendapat ini
didukung oleh para ilmuan muslim di Indonesia dan Malaysia
B. Islam baru masuk ke Indonesia pada abad ke-13, sebagaimana dikemukakan oleh
sebagian besar ilmuwan asing.
Pendapat pertama berdasarkan argumentasi bahwa sejak abad ke-4 miladiyah telah
terdapatjalur transportasi internasional. Dan pada saat yang sama pelabuhan-pelabuhan di
Jawa dan Sumatera sering disinggahi kapal-kapal asing untuk berdagang rempah-rempah,
sebagaimana dikatakan sejarawan Prof. Dr. Taufik Abdullah.
Pada Abad ke-7 telah terbentuk pemukiman orang-orang Islam di pantai barat laut
Sumatra, yaitu di Barus, daerah penghasil kapur barus terkenal. Selain itu, dari tulisantulisan orang-orang Arab, ditemukan indikator sudah terjalinnya hubungan antara orang
Arab dengan penduduk Nusantara.
Penyebaran Islam secara pesat di kepulauan Nusantara diperkirakan baru terjadi
pada abad ke-13 dan menjadi kekuatan kebudayaan/agama yang utama pada abad ke-16
M. Sebelumnya, terbatas antara pendatang yang beragama Islam dengan penduduk
pribumi. Setelah abad ke-13 M, aktivitas penyebaran agama Islam menjadi misi kerajaan
Islam Nusantara yang sudah memeluk Islam. Yang dapat dijadikan bukti adalah temuan
berupa batu nisan di Sumatra, berasal dari Sultan Malik Shah (meninggal pada tahun 1297).
Batu nisan itu bertuliskan “Sultan Malik ”.
2015
6
KULIAH AGAMA ISLAM
ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Menurut catatan perjalanan Ibnu Batutah, seorang pengembara Arab, dalam
perjalanan pulang dari Cina pada tahun 1347 M, ia singgah di sumatra. Di sana ia dijamu
oleh seorang raja yang beragama Islam, Sultan Malik Zahir, dengan meriah. Artinya sudah
ada komunitas Muslim dalam waktu yang cukup lama.
Sedangkan soal dari manakah Islam masuk ke Indonesia, menurut Azyumardi azra
ada tiga teori tentang asal Islam di Asia Tanggara:
A. Islam datang langsung dari Arab, tepatnya dari Hadramut.
B. Islam datang melalui India
C. Islam datang dari benggali (Benglades)
Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya tidak ada tempat khusus
mengingat sifat internasionalisme Islam. Tempat asal itu bisa saja gabungan dari Arab,
Persia, dan India, dan mungkin juga Cina.
Islam masuk dan menyebar di Indonesia melalui kontak kalangan pedagang asing
dengan penduduk asli, terjadi melalui para sufi yang mengikuti para pedagang. Islam yang
disebarkan para sufi tersebut bersifat mistis, dan faktor ini ternyata mempercepat proses
penyebaran islam. Fansuri, Nuruddin Ar-Raniri pada abad ke-17. Di pulau Jawa,
penyebaran Islam dilakukan olah Wali Songo, yang juga Sufi.
Islam di Indonesia banyak berkompromi dengan budaya lokal. Sufisme dapat
dikatakan mewakili segi Intelektual agama Islam di masa terjadinya kemunduran peradaban
Islam di bidang politik dan militer karena serangan pihak Barat. Kelompok Sufi berjasa
menjaga eksistensi dan spirit agama Islam untuk kemudian menyebarkan agama Islam ke
tempat-tempat lain seperti untuk kemudian menyebarkan agama Islam ke tempat-tempat
lain seperti ke Indonesia tanpa penaklukan militer seperti yang terjadi di kawasan lain di
masa jaya pasukan militer Islam.
Banyaknya kompromi antara ajaran-ajaran Islam dan unsur-unsur lokal itu membuat
islam di Indonesia, lebih memiliki kekhasan warna Indonesia daripada Islam ditempattempat lain, karena secara geografis Islam Indonesia adalah negeri Muslim yang paling jauh
dari pusat-pusat Islam di Timur Tengah dan Indonesia adalah negeri Muslim yang sedikit
mengalami proses Arabisasi.
Marshall G.S. Hodson dalam The Venture Of Islam, mengatakan bahwa Islam telah
demikian mempengaruhi budaya Indonesia dengan sangat mengesankan dibidang
2015
7
KULIAH AGAMA ISLAM
ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kemasyarakatan dan kenegaraan. Sedang menurut Nurcholish Madjid, unsur-unsur Islam
sangat tampak dalam perumusan nilai-nilai Pancasila seperti konsep-konsep tentang adil,
adab, rakyat, hikmat, musyawarah, dan wakil, bahkan dapat disebutkan bahwa rumusan sila
keempat Pancasila itu sangat mirip dengan ungkapan dalah bahasa Arab yang sering
dijadikan dalil dan pegangan oleh para ulama yaitu kalimat “musyawarah pangkal
kebijaksanaan” (ra’sul hikmah al-musyurah).
Proses Penyebaran Islam di Indonesia
Keberhasilan diterimanya ajaran Islam dalam kehidupan sosial penduduk Indonesia
dan akhirnya dapat membentuk tradisi tersendiri yang mengabungkan tradisi Islam dan
tradisi lokal dapat dilihat dari dua sudut :
A. Sifat Islam yang universal dan mengajarkan persamaan dan kebebasan, serta
sifat yang mampu mengakomodasi kepercayaan lama
B. Terdapat hubungan yang baik di antara para penyebar agama Islam dengan
penduduk setempat, karena para penyebar agama tersebut menerangkan bahwa
Islam sebagai ajaran yang universal mewajibkan para penganutnya ikut
menyebarkan ajaran ini dengan cara-cara damai kepada orang lain.
A.H. Jones dalam bukunya “Islam di Dunia Melayu”, menulis Islam di Indonesia
berpangkal pada kota-kota pelabuhan, seperti Samudra Pasai, Malaka, dan kota-kota
pelabuhan lain di pesisir utara Jawa seperti Demak, kecuali unutk kerajaan Minangkabau di
Sumatra Tengah. Di kota-kota pelabuhan tersebut, Islam merupakan fenomena istana.
Istana menjadi sumber pengembangan Islam sehingga melahirkan banyak Intelektual islam
yang dekat dengan para penguasa istana, seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin, Nuruddin
Ar-Raniri, dan abdul rauf Al-Sankili. Para intelektual ini memiliki keilmuan yang luas
sehingga terkenal di luar negeri.
Di wilayah yang Islamnya sudah menjadi kepercayaan para raja dan bangasawan, di
kota-kota banyak dibangun sekolah-sekolah, pusat pendidikan, dan sarana ibadah seperti
masjid. Orang-orang dari daerah pedalaman yang ingin mendalami agama pergi ke kota
sehingga kota-kota di wilayah kerajaan islam menjadi pusat pendidikan dan budaya Islam
yang dinamis. Terjadi hubungan yang dinamis dan serasi antara istana, pedagang dan para
penceramah.
Proses penyebaran Islam terjadi lewat beberapa saluran:
2015
8
KULIAH AGAMA ISLAM
ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
A. Saluran perdagangan. Pada awalnya, Islamisasi terjadi melalui kontak para pedangang
dengan pribumi. Pemukiman muslim yang mereka dirikan di pesisir pantai cepat
berkembang karena tingkat mereka dirikan di pesisir pantai cepat berkembang karena
tingkat ekonomi mereka rata-rata bertambah baik dengan ikut sertanya golongan
bangsawan dalam perdagangan tersebut.
B. Saluran perkawinan. Ketika jumlah umat Islam semakin banyak sementara penghasilan
mereka relatif tinggi, banyak di antara putri pribumi dari keluarga bangsawan maupun
rakyat biasa merasa tertarik dan ingin menikah dengan mereka. Sebelum menikah, para
wanita ini masuk Islam terlebih dahulu. Dalam perkembangannya, para wanita-wanita
dari keturunan keluarga Muslim pun menikah dengan kaum pribumi.
C. Saluran tasawuf. Para penyebar Islam, yaitu para sufi, mengajarkan ajaran-ajaran Islam
dengan melakukan “adaptasi” dengan kepercayaan yang sudah dikenal luas
masyarakatnya. Dengan demikian, Islam mudah dimengerti dan dipahami
D. Saluran pendidikan. Berdirinya lembaga-lembaga pendidikan mempercepat ajaran yang
sudah dikenal luas masyarakatnya. Dengan demikian, Islam mudah dimengerti dan
dipahami.
E. Saluran kesenian. Penyebaran ajaran Islam juga dilakukan lewat atraksi budaya dan
kesenian yang menarik minat penduduk yang sebelumnya memeluk agama Hindu
seperti pertunjukan wayang di Jawa. Contohnya, Sunan Kalijaga, adalah seorang ahli
agama yang dikenal sangat pandai memainkan wayang di mana ia mementaskan ceritacerita Mahabharata dan Ramayana dengan memasukkan dan menyelipkan pesanpesan Islam, sehingga pada akhirnya banyak penduduk yang masuk Islam karena
tersentuh pendekatan dan ajaran Islam yang disampaikan oleh Sunan Kalijaga
F. Saluran politik. Lewat lembaga kerajaan Islam meluas ke tengah penduduk seperti di
Maluku dan Sulawesi Selatan. Setelah raja dan kaum bangsawan memeluk agama
Islam, masyarakat kemudian mengikuti jejaknya. Untuk mengukuhkan kekuasaannya,
kerajaan-kerajaan Islam yang baru berdiri memperluas wilayahnya dengan menaklukkan
daerah-daerah lain. Pada umumnya, kaum bangsawan maupun penduduk daerahdaerah yang ditaklukkan tersebut kemudian masuk Islam.
PERAN ORGANISASI SOSIAL KEAGAMAAN DAN ORGANISASI PELAJAR PEMUDA
ISLAM
Organisasi Sosial Keagamaan
Keberadaan organisasi sosial kemasyarakatan Islam sangat strategis di Indonesia.
Ormas bertugas untuk melakukan pengembangan rakyat bawah (grass root) sebagai
2015
9
KULIAH AGAMA ISLAM
ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
strategi perjuangan umat sehingga Islam akan lebih mudah tersebar ke segala aspek
kehidupan umat agar Islam akan lebih mudah tersebar ke segala aspek kehidupan umat
agar Islam dapat tampil dengan tawaran-tawaran kultural yang produktif, konstruktif serta
mampu menyatakan diri sebagai pembawa kebaikan untuk semua umat manusia.
Pengembangan umat yang dilakukan ormas lewat berbagai aktivitas seperti: pendidikan,
dakwah keagamaan secara kontekstual, kesehatan, amal usaha, dah seterusnya.
A. Nahdlatul Ulama
Keterbelakangan baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa
Indonesia akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, telah menggugah
kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangakan martabat bangsa ini, melalui jalan
pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan
“Kebangkitan Nasional”. Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana
setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa
lain. Sebagai jawabannya, muncullah berbagai oraganisasi pendidikan dan pembebasan.
Kalangan pesantren yang selama ini gigih melawan kolonialisme, merespon
kebangkitan nasional tersebut dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti Nahdlatul
Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada 1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan taswirul
afkar atau dikenal juga dengan “Nahdlatul Fikri” (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana
pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian didirikan
Nahdlatul Tujjar, (pergerakan kaum saudagar).
Serikat itu dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya
Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi
lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.
Ketika Raja Ibnu Saud hendak menerapkan mazhab tunggal yakni mahzab Wahabi
di Mekkah, serta hendak menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam maupun pra
Islam, yang selama ini banyak diziarahi karena dianggap bid’ah. Namun gagasan tersebut
ditolak oleh kalangan pesantren yang selama ini membela keberagaman pemahaman
menolak pembatasan bermazhab dan penghancuran warisan peradaban tersebut.
Untuk lebih sistematis memperjuangkan aspirasi dalam membela keberagaman dan
untuk mengantisipasikan perkembangan zaman. Maka setelah berkoordinasi dengan
berbagai kyai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama
Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 (13 Januari 1926). Organisasi
ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy’ari sebagai Rais Akbar.
2015
10
KULIAH AGAMA ISLAM
ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Aktivitas organisasi NU
1. Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa
persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam berbedaan.
2. Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai
Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa berbudi luhur, berpengetahuan luas.
3. Di bidang sosial-budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan
yang sesuai dengan nilai ke-Islaman dan kemanusiaan.
4. Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil
pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat.
5. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
B. Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah organisasi sosial-keagamaan yang ruang lingkupnya sangat
luas, menyentuh seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Ia tidak pernah absen dalam percaturan kehidupan kemasyarakatan. Prof. Mukti Ali
menyebutnya dengan “gerakan seribu wajah ”. Pada awalnya tujuan utama Muhammadiyah
merupakan gerakan pembaharuan Islam di Indonesia, kemudian berkembang tidak hanya
memberantas penyelewengan ajaran agama islam, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup
umat. Dr.Kuntowijoyo menyebut Muhammadiyah sebagai “gejala kota”.
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8
Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis,
Kemudian dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan.
Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tatasosial dan pendidikan
masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Sebagai dampak positif dari organisasi ini, telah
banyak didirikan ruas sakit dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia.
Sebagai organisasi yang modern, Muhammadiyah juga melakukan pembaruan
pendidikan dengan mengadopsi model pendidikan kalangan Kristen dan kolonialis dengan
tetap mempertahankan nilai Islam dengan mendirikan lembaga pendidikan modern. Menurut
Mitsuo Nakamura (1976), dengan model pendidikan seperti itu, Muhammadiyah secara
langsung membangkitkan kesadaran nasionalisme bangsa Indonesia, menyebarkan video
pembaruan secara luas, serta mempromosikan penggunaan ilmu praktis dari pengetahuan
modern.
2015
11
KULIAH AGAMA ISLAM
ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
C. Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI)
ICMI lahir pada tanggal 7 Desember 1990 di kampus Universitas Brawijaya Malang.
Prakasa pembentukannya berasal dari lima mahasiswa Unibraw yang merasa prihatin
karena tidak ada wadah yang mempersatukan cendekiawan muslim. Dengan semangat
muda dan idealisme yang tinggi mereka memprakarsai terselenggaranya simposium yang
dihadiri 512 orang cendekiawan muslim seluruh Indonesia. Simposium yang berjudul
“Simposium Nasional Cendekiawan Muslim Membangun Masyarakat Indonesia Abad XX” di
buka oleh Presiden Soeharto dan ditutup oleh Wakil Presiden Sudharmono. Sejarah
mencatat, dalam masa Orde Baru,inilah yang pertama kali bahwa sebuah pertemuan
cendekiawan dibuka oleh Presiden dan ditutup oleh Wakil Presiden.
Ketika ICMI lahir pada Desember 1990, ICMI dipandang sebagai kulminasi dari
perjuangan umat Islam Indonesia yang panjang dalam bersentuhan dengan modernisme.
Robert W Hefner menyebutkan bahwa lahirnya ICMI adalah cermin dari bangkitnya kelas
menengah muslim baru. Yakni sebuah lapisan umat Islam yang mempunyai komitmen tinggi
pada semangat intelektualisme dan profesionalisme dalam bebagai lapangan kehidupan.
ICMI sebagai refresentasi kelas menengah Muslim baru, memiliki posisi strategis untuk
menjadi kekuatan dan integrasi di mana masyarakat menginginkan tampilnya peran
cendekiawan untuk pencerahan dan penyampaian pesan Islam.
Di bidang sosial, ICMI berhasil menjadi salah satu simpul tempat bertemunya
berbagai komponen umat Islam. Dalam tubuh ICMI terdapat Dakwah, Persis, Birokrasi,
Cendekiawan Kampus, Purnawirawan ABRI, Pengusaha, Kyai dan Mahasiswa
Di bidang perekonomian umat Islam, ICMI berhasil mendorong terbentuknya Bank
Muamalat Indonesia (BMI), BPR Syariah dan berbagai BMT yang tersebar di seluruh
pelosok tanah air. Dan beberapa organisasi sosial keagamaan lain seperti : Persis, alIrsyad, Jami’at al-Kheir, Nahdlatul Wathan dan lembaga sosial-keagamaan lainnya.
Organisasi –organisasi Pelajar dan Pemuda Islam
2015
12
KULIAH AGAMA ISLAM
ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Menurut catatan M. Rusli Karim, paling tidak ada sembilan organisasi pelajar dan
pemuda yang beraspirasikan Islam. Organisasi Pelajar dan Pemuda Islam melakukan
kegiatan yang sifatnya menyangkut peningkatan akademis, wawasan keagamaan,
kenegaraan antar organisasi-organisasi tersebut antara lain :
A. Pelajar Islam Indonesia (PII)
B. Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)
C. Ikatan Pelajar Nadhlatul Ulama (IPNU)
D. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
E. Pergerakan Mahasiswa islam Indonesia (PMII)
F. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
G. Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor)
H. Pemuda Muhammadiyah
I.
Nasiyatul Aisyah (NA)
PERAN UMAT ISLAM INDONESIA
Para pemimpin dan cendekiawan Islam makin menyadari bahwa Islam adalah
rujukan yang paling layak, sebagai sumber yang tak pernah kering untuk mengembangkan
kehidupan umat manusia secara lebih damai, adil, selaras, dan berkemakmuran. Maka tak
terlampau berlebihan kalau dikatakan bahwa kaum Muslimin sekarang memasuki tahap
revolusi yang ketiga yakni revolusi mental dan intelektual.
Dalam suasana demikian, pada masyarakat Muslim yang terbesar di dunia, adalah
suatu keniscayaan bahwa semangat pembangunan masyarakat madani tumbuh di tengahtengah khalayak Muslim Indonesia. Dengan perkataan lain, umat Islam tak selaknya acuh
tak acuh terhadap urusan pembangunan masyarakat madani ini. Mengingat keragaman
keadaan umat, maka Muslim Indonesia yang berkepedulian sepatutnya menangani dua
tugas sekaligus.
Pertama, Mengentaskan dan memberdayakan para dhuafa dan meningkatkan taraf hidup
serta intelektualitas mereka sehingga menjadi umat yang mumpuni.
Kedua, Membangun masyarakat madani itu sendiri. Tak dapat yang satu menunggu yang
lain. Keduanya harus dilakukan bersamaan itu akan merupakan sumbangan monumental
umat Islam bagi bangsa ini, tak Cuma buat kaum sendiri.
Kedua tugas itu jelas tak mudah dan cepat, walau Khalifah Umar bin Abdul Aziz
dengan penuh pengorbanan sudah memberi contoh bagaimana mensejahterakan umat
2015
13
KULIAH AGAMA ISLAM
ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
hanya dalam jangka waktu dua tahun. Nabi Muhammad pun memerlukan waktu satu
dasawarsa lebih dari peletakan batu pertama hingga terbangunnya masyarakat Madani di
Madinah. Terlebih dari masa sekarang mengingat hambatannya sudah mendunia akibat
globalisasi yang melanda dengan derasnya.
Menghadapi semua hambatan tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi,
Nabi Muhammad menyebut tatanan seperti itu selayak mereka yang baru pulang berperang
dari jihad kecil untuk memasuki jihad besar melawan hawa nafsu.
Umat Islam harus bersatu. Sebagai langkah awal, umat Islam harus meyelesaikan
berbagai konflik sektarian yang memecah-belah. Pada saat yang sama, umat harus
menolak penindasan dan eksploitasi sesama, korupsi dan kerakusan, serta nasionalisme
sempit dan mementingkan golongan sendiri.
Muslim yang benar adalah mereka yang juga melindungi kemanusiaan, menghargai
kehormatan wanita dan kesejahteraan anak-anak, memelihara integritas keluarga,
membantu orang-orang yang kelaparan, dan hidup harmonis bersama lingkungan.
Orang-orang Muslim yang modern adalah mereka yang bisa mengharmonisasi
ajaran Islam yang bersumber dari wahyu dan tradisi pengetahuan sebagaimana yang
diucapkan cendekiawan Muslim, Muhammad Abduh (1849-1905).
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menunjukan betapa Islam tidaklah
bertentangan dengan kemajuan, modernitas, maupun praktisi masyarakat, dan negara
berbasis ajaran dan peradaban Islam.
1. Konsistensi pada keimanan kepada Allah
2. Mewujudkan pemerintahan yang adil dan bisa dipercaya
3. Menumbuhkan tradisi berdemokrasi kepada rakyat
4. Mencintai ilmu pengetahuan dengan penuh semangat dan menguasainya
5. Melaksanakan pembangunan ekonomi yang berimbang dan menyeluruh
6. Meningkatkan kualitas hidup rakyat yang baik
7. Memberikan perlindungan terhadap hak-hak minoritas dan kaum perempuan
8. Mengintegrasikan nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya
9. Menyelamatkan sumberdaya alam dan lingkungan
10. Berusaha keras memaksimalkan kemampuan
KAJIAN KASUS
2015
14
KULIAH AGAMA ISLAM
ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tauladan Bagi Umat
KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari adalah dua sosok pribadi melegenda di
tanah jawa. Pejuang yang berkontribusi penting terhadap bersatu dan tegaknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selain menjadi pejuang, mereka adalah tokoh perintis
pendiri dua organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan
Nahdlatul Ulama. Memang, kedua figure hebat ini penuh dengan inspiratif, patut menjadi
tauladan bagi khalayak umum.Sejarah dan keistimewaan KH. Ahmad Dahlan dan KH.
Hasyim Asy`ari terungkap dari kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya, sejak kecil hingga
menjelang wafatnya. Kebiasaan-kebiasaan inilah yang kemudian membentuk karakter dan
ketokohan sang kyai.
Kehidupan mereka tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Walaupun,
mereka adalah anak Priyayi atau Kiai, untuk menyambung hidup mereka tidak berpangku
tangan dengan orang lain. Untuk menafkahi keluarganya, KH. Ahmad Dahlan tidak
bergantung pada siapa pun. Sejak kecil, ia telah diajari hidup mandiri oleh keluarganya.
Karena itu, tidak heran ketika pun ia berkeluarga, ia mencoba mencari peruntungan dengan
berdagang. Berdagang menjadi salah satu kebiasaan sehari-hari KH. Ahmad Dahlan selain
berdakwah. Dagangan yang dibawa KH. Ahmad Dahlan biasanya kain batik.
Di sela-sela waktu mengajar yang padat, di waktu-waktu senggang ketika tidak ada
tamu, di sela-sela kegiatannya mengaji kitab dan
menuliskannya kembali, KH. Hasyim
Asy`ari tetap bersikap seperti umumnya manusia biasa yang bekerja untuk memberi nafkah
kepada keluarga. Terbiasa pergi ke sawah dan ladangnya. Salah satu tujuannya adalah
untuk memastikan tanaman dan budidaya ikannya dalam keadaan baik. Bagi KH. Hasyim
Asy`ari memiliki usaha yang dikelola sendiri tidak menciderai perjuangan untuk mendidik
umat, karena bekerja sendiri adalah perintah Islam juga.
Dalam hal bersosial dengan sekitar, KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy`ari
rupanya ada keseragaman. Kepribadian KH. Ahmad Dahlan yang supel, ramah, aktif,
dermawan, dan suka menolong semakin mendorong kebiasaan dalam dirinya untuk
mengenal dan dikenal oleh orang lain. Tidak salah kiranya bila silaturahim menjadi arena
mempererat tali persaudaraan sangat disukai oleh KH. Ahmad Dahlan. Sebagai seorang
ulama dan organisatoris, KH. Ahmad Dahlan tidak canggung untuk menyapa dan
mengunjungi orang lain.
2015
15
KULIAH AGAMA ISLAM
ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bagi KH. Ahmad Dahlan, perbedaan
adalah rahmat. Ia tidak akan mengusik
perbedaan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat bila tidak bersinggungan dengan
agama Islam yang diyakini kebenarannya. Sebaliknya, ia juga menyikapi perbedaan dengan
mata jernih. Islam mengajarkan bagaimana umatnya untuk selalu bersikap dan bertingkah
laku sesuai dengan syariat yang telah ditetapkan.
Salah satu kebiasaan KH. Hasyim Asy`ari selama menjadi pengasuh adalah
silaturahim dengan tetangga dekat pesantren. Kebiasaan ini dilakukan dalam rangka
meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap berdirinya pesantren, serta misi utama
dakwah Islamiyah yang memang menjadi tanggung jawab yang diambil sejak mula-mula
mendirikan pesantren Tebuireng. Silaturahim dipilih oleh KH. Hasyim Asy`ari sebagai salah
satu metode mengakrabkan diri dan pesantren terhadap masyarakat yang saat itu masih
awam dan bergelimang kemaksiatan.
2015
16
KULIAH AGAMA ISLAM
ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Aning S. 2005. 100 tokoh yang mengubah Indonesia. Agromedia pustaka.
Tanggerang.
2. Ancar C. 2006. Islam dan tantangan kemanusiaan abad XXI. Pustaka Pelajar Offset.
Yogyakarta.
3. Azra, A. 2005. Jaringan Ulama: Timur Tengah dan Kepulaian Nusantara Abad XVII &
XVIII (Akan Pembaharuan Islam Indonesia). Prenada Media. Jakarta.
4. Departemen Agama. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi. Departemen
Agama. Jakarta.
5. Kuntowijoyo. 1997. Indentitas Politik Umat Islam. Mizan. Bandung
2015
17
KULIAH AGAMA ISLAM
ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download