Untitled - Universitas Dian Nuswantoro

advertisement
EVALUASI PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT KEN
SARAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016
Mei Saputri *), Maryani Setyowati **)
*)
**)
Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Staff Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Email : [email protected]
ABSTRACT
Policies regarding outpatient admissions procedures have been set by the hospital.
Every hospital employee shall implement procedures outpatient service according the
policy. Outpatient admissions officer did not followed several aspect in this prosedural
policy. This would cause patient complaints such as length of the queue in outpatient
admissions. The purpose of this study was to evaluate outpatient admissions service in
Ken Saras Hospital in 2016.
This study was an observational descriptive study. The object of research is the
outpatient visit in January of 2016 (7835 patients). This study Observed 11 officers with 10
samples of patients in each officer. The research instrument used observation and
interview guides. Data were analyzed in descriptive.
Based on results study, outpatient registration departement in Ken Saras Hospital in
2016, 9 officers not graduated from Diploma of Medical Records, 6 officers have been
following all aspect in the Standard Operational Procedure of the outpatient admissions, in
material aspect sometimes computer in outpatient admissions was broken, some officers
was not follow the whole procedure on outpatient admissions such as officers not greet the
patient and family during registration services, officers not give an explanation about
outpatient medical services workflow, some patient's complaints because of length of the
queue in the outpatient admissions and officers have lack of sympathetic attidue towards
patients. all these things would be affected the quality of hospital services.
RS Ken Saras should provide a printer on each outpatient admissions in order to
facilitate patient admissions and improve computer facilities which often damaged. Revise
the Standard Operational Procedure that contains about service time admissions standard,
including the distribution of medical record documents. Supervise the officers in order to fill up
the response time.
Keywords: Outpatient admissions , workflow procedures, Standard
Operational Procedure
ABSTRAK
Prosedur tetap merupakan kebijakan yang telah di tetapkan oleh rumah sakit dimana
terdapat ketentuan tupoksi maupun peran setiap pegawai rumah sakit serta tata cara atau
prosedur yang harus dilaksanakan. Petugas pendaftaran rawat jalan di Rumah Sakit Ken Saras
tidak melaksanakan beberapa aspek yang telah ditetapkan dalam prosedur tetap. Hal ini akan
menyebabkan keluhan-keluhan pasien yaitu lamanya antrian pasien. Sehingga akan berdampak
buruk pada mutu pelayanan Rumah Sakit dimata pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan di Rumah Sakit Ken Saras pada Tahun
2016.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasi dan
wawancara. Subjek penelitian 11 orang petugas pendaftaran, objek penelitian yaitu kunjungan
pasien rawat jalan pada bulan Januari tahun 2016 sebanyak 7835 pasien dengan dilakukan
pengamatan kepada 10 petugas dimana setiap satu petugas mendapatkan 10 sampel kepatuhan
terhadap SOP. Instrumen penelitian menggunakan pedoman observasi dan pedoman wawancara.
Data dianalisis secara deskriptif dan selanjutnya dibandingkan dengan teori untuk ditarik
kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian di unit pendaftaran pasien rawat jalan RS Ken Saras tahun 2016
pada karakteristik petugas terlihat pada tingkat pendidikan petugas bahwa 9 petugas bukan
berasal dari D3 Rekam Medis, 6 petugas telah melaksanakan aspek-aspek yang tercantum di
dalam SOP, pada aspek sarana seringkali komputer yang digunakan untuk mendaftar pasien
sering rusak sehingga menghambat proses pendaftaran, pada aspek kepatuhan petugas terhadap
protap masih tedapat beberapa hal yang belum dilaksanakan yaitu petugas tidak memberi salam
kepada pasien atau keluarga pasien dan kurangnya penjelasan alur terhadap pasien sehingga
seringkali pasien harus kembali ke loket untuk menanyakan apa selanjutnya yang harus dilakukan,
pada pelayanan pendaftaran pasien ditemukan keluhan pasien karena lamanya antrian dan sikap
simpati petugas terhadap pasien masih kurang karena hal tersebut sangat berpengaruh pada mutu
pelayanan rumah sakit.
Saran bagi RS Ken Saras yaitu setiap loket pendaftaran diberi printer agar
memperlancar proses pendaftaran pasien dan perbaikan untuk sarana komputer yang sering
mengalami error.perlunya revisi SOP dan memuat tentang standar waktu pelayanan pendaftaran
termasuk pendistribusian DRM. Dilakukan kontrol terhadap petugas agar selalu mengisi response
time
Kata Kunci
Kepustakaan
: TPPRJ, alur prosedur, Standar Operasional Prosedur
: 18 (1970 – 2014)
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah
sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
Pelayanan kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, dan memulihkan kesehatan. Pelayanan
kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif.
(1)
Salah satu unit layanan kesehatan di rumah sakit adalah rekam medis.
Rekam medis merupakan salah satu bukti tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan
oleh dokter dan dokter gigi. Di dalam rekam medis berisi data klinis pasien selama proses
diagnosis dan pengobatan (treatment). Oleh karena itu, setiap kegiatan pelayanan medis
harus mempunyai rekam medis yang lengkap dan akurat untuk setiap pasien dan setiap
dokter dan dokter gigi wajib mengisi rekam medis dengan benar, lengkap dan tepat
waktu.
(2)
Kegunaan utama rekam medis adalah sebagai bukti perjalanan penyakit pasien
dan pengobatan yang telah diberikan, alat komunikasi diantara para tenaga kesehatan
yang memberikan perawatan kepada pasien, sumber informasi untuk riset dan pendidikan,
serta sebagai sumber dalam pengumpulan data statistik kesehatan.
(3)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, alur dapat diartikan sebagai jalan atau
aturan yang benar, sedangkan prosedur merupakan bagian dari mutu pelayanan dan
akreditasi rumah sakit. Maka dengan adanya prosedur merupakan salah satu peningkatan
mutu pelayanan dan pencapaian nilai kualitas pelayanan rumah sakit. Selain itu prosedur
sering disebut protap atau prosedur tetap yang dimana merupakan pedoman yang dapat
memberi acuan bagi pola kerja yang terarah.
(4)
Prosedur tetap (Protap) merupakan suatu
kebijakan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit dimana terdapat ketentuan tugas pokok
dan fungsi maupun peran setiap pegawai rumah sakit serta tata cara atau prosedur yang
harus dilaksanakan. Protap memliki pengertian sebagai suatu proses kegiatan untuk
menyimpan dan menjajarkan dokumen rekam medis, serta melayani proses peminjaman
dan pengembalian dokumen rekam medis seorang pasien untuk keperluan tertentu di
instalasi rekam medis.
(5)
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti, ditemukan masalah yaitu belum
adanya standar waktu pelayanan pasien termasuk pendistribusian DRM, sehingga
pelayanan menjadi tidak terukur. Berdasarkan hal tersebut, dijumpai keluhan terhadap
lama waktu pelayanan pendaftaran. Sebenarnya telah ada kontrol untuk mengukur waktu
pelayanan pasien dengan cara penggunaan waktu tanggap (response time), akan tetapi
response time sering tidak dilengkapi bahkan tidak dilampirkan oleh petugas.
Dengan adanya kendala yang berpengaruh terhadap pelayanan pasien Rumah Sakit
Ken Saras inilah yang membuat ketertarikan bagi peneliti untuk melakukan analisa
pada masalah tersebut. Sehingga dalam pelaksanaan pelayanan pasien di Rumah
Sakit Ken Saras semakin tertib, cepat dan tepat waktu sesuai dengan kebijakan yang
telah ada, karena Rumah Sakit Ken Saras tergolong Rumah Sakit baru yang baru
didirikan Tahun 2007. Tujuan penelitian yaitu Mengevaluasi pelayanan pendaftaran
pasien rawat jalan di RS Ken Saras Tahun 2016
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yaitu deskriptif dengan metode observasi dan wawancara.
Subyek Penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh petugas TPPRJ sebanyak 6
orang, 4 petugas filing dan 1 orang Kepala RM. Obyek penelitian dalam penelitian
ini yaitu kunjungan pasien rawat jalan pada bulan Januari Tahun 2016 yaitu
sebanyak 7835 pasien dan dilakukan pengamatan kepada 10 petugas dimana
setiap satu petugas mendapatkan 10 sampel kepatuhan terhadap SOP.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik petugas
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada petugas rekam medis bagian TPPRJ
Rumah Sakit Ken Saras Kabupaten Semarang sebanyak 10 orang petugas mengenai
karakteristik petugas, didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1
No
Nama
Usia
Jenis
Tingkat
Masa
Pelatihan
Petugas
(th)
Kelamin
Pendidikan
Kerja
(Pernah/Tidak)
(th)
1
A
28
Perempuan
SMA
1,5
Pernah
2
B
26
Perempuan
SMA
3
Pernah
3
C
28
Perempuan
SMA
1,3
Pernah
4
D
26
Laki-laki
D3
3 bulan
Tidak
5
E
20
Perempuan
SMA
3 bulan
Tidak
6
F
26
Perempuan
SMA
3
Pernah
7
G
30
Perempuan
DIII RMIK
5
Pernah
8
H
26
Perempuan
DIII Sastra
4
Pernah
9
I
21
Perempuan
SMA
1,5
Pernah
10
J
28
Perempuan
DI
3,5
Pernah
Berdasarkan tabel 1 Usia responden paling tua adalah 30 tahun, semakin
cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir dan bekerja.
(6)
Lama kerja responden paling lama 5 tahun,
semakin lama responden bekerja di perusahaan semakin berkomitmen
terhadap
perusahaan.
(6)
Tingkat
pendidikan
responden
7
responden
pendidikan terakhir SMA, 1 responden D1, 1 responden D3 Sastra, dan 1
responden D3 RMIK. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah
menerima informasi sehingga makin meningkat pula kinerja seseorang.
(5)
Pelatihan pernah diikuti oleh 9 responden, dan 2 orang responden belum
pernah mengikuti pelatihan. petugas yang memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi dan pernah mengikuti pelatihan rekam medis akan lebih baik kinerjanya
dibanding dengan petugas yang belum memiliki tingkat pendidikan rendah dan
belum pernah mengikuti pelatihan.
(9)
2. SOP pelayanan tempat pendaftaran pasien rawat jalan (TPPRJ)
SOP atau Prosedur tetap (Protap) merupakan suatu kebijakan yang telah
ditetapkan oleh rumah sakit dimana terdapat ketentuan tupoksi maupun peran setiap
pegawai rumah sakit serta tata cara atau prosedur yang harus dilaksanakan. Protap
memliki pengertian sebagai suatu proses kegiatan untuk menyimpan dan menjajarkan
DRM, serta melayani proses peminjaman dan pengembalian DRM seorang pasien
untuk keperluan tertentu di instalasi rekam medis.
(4)
Di TPPRJ Rumah Sakit Ken Saras
Kabupaten Semarang prosedur tetap telah disosialisasikan kepada petugas agar
petugas memahami isi protap yang ada. Dari hasil wawancara dengan responden,
prosedur tetap belum pernah direvisi sebelumnya. Petugas pendaftaran sebagian besar
telah melaksanakan prosedur tetap yang telah ditetapkan. Namun petugas seringkali
tidak menjalankan beberapa aspek dari salah satu SOP yang telah ditetapkan yaitu
memberi salam kepada pasien dan mempersilahkan pasien ke kasir. Hal ini akan
berdampak buruk bagi mutu pelayanan Rumah Sakit dimata pasien.
Belum ada standar waktu pelayanan pendaftaran termasuk dengan standar waktu
pendistribusian DRM yang tercantum pada SOP. Hal ini membuat pelayanan menjadi
tidak terukur karena tidak ada pedoman untuk batas waktu pelayanan. Sehingga
pelayanan menjadi lama dan menimbulkan keluhan dari pasien.
3. Sarana dan prasana
Secara umum definisi sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu
proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak
tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang
diharapkan sesuai dengan rencana.
(10)
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti
bahwa sarana pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan Rumah Sakit Ken Saras meliputi :
a. Sarana komputer
Untuk setiap loket pendaftaran di sediakan sarana satu komputer dan satu
komputer untuk tempat distribusi DRM.
b. Sarana printer
1. Terdapat printer dot metric untuk mencetak struk pendaftaran yang berisi nomor
antrian dan poli yang dituju pasien.
2. Sarana kartu printer digunakan untuk mencetak KIB.
3. Sarana tombol antrian digunakan untuk mencetak kartu antrian
4. Sarana display digunakan untuk menampilkan nomor urut antrian yang
mendapatkan pelayanan kesehatan.
5. Telepon digunakan untuk berkomunikasi dengan poli.
c. Jenis formulir
1. KIB (Kartu Identitas Berobat)
2. KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien)
3. Buku Ekspedisi
4. Buku Register Pendaftaran
Tabel 2
Tabel Jumlah Sarana yang Tersedia di TPPRJ Rumah Sakit Ken Saras
No
Nama Sarana
Jumlah
1
Komputer
3
2
Printer struk pendaftaran
1
3
Printer KIB
1
Berdasarkan tabel 2, dari 2 loket yang tersedia masih ada beberapa kendala
mengenai sarana dan prasarana dalam pelayanan pasien diantaranya adalah :
a. Jumlah printer yang tersedia belum mencukupi karena untuk satu printer
digunakan bersama untuk dua loket. Hal tersebut dimaksudkan untuk efisiensi,
namun di sisi lain menghambat proses pelayanan pendaftaran. Hal ini karena
apabila ada proses pencetakan yang sama antara loket yang satu dengan
pasangannya tentu akan lama atau menunggu bergantian mencetak.Dan
sarana card printer juga hanya terdapat satu buah printer dan apabila petugas
mencetak harus meminta tolong petugas lain untuk mengambil kartu cetakan,
tentunya hal ini akan mengganggu konsentrasi petugas lain pada saat sedang
menjalankan tugasnya.
b. Komputer yang sering mengalami error sehingga menghambat proses
pendaftaran terhadap pasien.
c. Tempat untuk petugas distribusi yang sempit dan digunakan untuk akses jalan
keluar masuk petugas rekam medis yang lain sehingga pada saat melakukan
tugasnya petugas merasa kurang nyaman dengan kondisi yang ada.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas pendaftaran, didapatkan hasil
sebagai berikut :
Petugas A
Proses pendaftaran sudah cepat dibanding dengan
sebelumnya yang harus memanggil pasien satu persatu,
hanya saja komputernya sering error .
Petugas B
“Saya kalau mendaftar pasien baru dan membuatkan KIB harus
minta tolong petugas sebelah untuk mengambilkan hasil cetak
KIB, sedikit mengganggu kalau dia sedang mendaftarkan pasien.
Memang harusnya printer untuk buat KIB satu petugas diberi satu
printer. “
4. Kepatuhan petugas terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP)
Tabel 3
Hasil Checklist observasi kepatuhan petugas TPPRJ terhadap Standar Operasional Prosedur
(SOP)
No
Prosedur TPPRJ
Patuh
F
1
Petugas
menyiapkan 100
Tidak Patuh
%
F
Jumlah
%
100%
F
%
100
100%
100
100%
komputer dan catatan yang
diperlukan
2
Petugas
kepada
memberi
salam 63
63 %
37
37%
pasien/keluarga
pasien
3
Pasien mendaftar di TPPRJ
4
Petugas
menginput
identitas
pasien
komputer
100
100%
100
100%
data 100
100%
100
100%
di
dan memberi
nomor RM
5
Petugas
menyalin
data 100
100%
100
100%
100
100%
identitas pasien/KIUP
6
Petugas
mempersilahkan 50
50%
50
50%
pasien menuju kasir IRJA
7
Petugas mencatat status di
100
100%
100
100%
klinik 100
100%
100
100%
buku Register Pendaftaran
dan Buku Ekspedisi
8
Status dikirim sesuai
yang dituju
Dilihat dari hasil tabel 3 dapat dinyatakan bahwa sebagian besar petugas
patuh karena hampir semua prosedur memliki presentase kepatuhan 100%.
Namun masih ada aspek yang belum di patuhi oleh petugas yaitu Petugas memberi
salam kepada pasien/keluarga pasien, memiliki kepatuhan 63% dan Petugas
mempersilahkan pasien menuju kasir IRJA, memiliki kepatuhan 50%. Kepatuhan
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu patuh dan tidak patuh. Dikatakan patuh
apabila melaksanakan tindakan sesuai dengan ketentuan dan dikatakan tidak
patuh apabila melaksanakan tindakan tidak sesuai ketentuan.
(8)
5. Pelayanan pendaftaran pasien di TPPRJ
Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) disebut juga loket
pendaftaran,yang berfungsi atau peranannya dalam pelayanan kepada pasien
adalah sebagai pemberi pelayanan yang pertama kali diterima oleh pasien atau
keluarganya. Sehingga kualitas pelayanan atau baik buruknya mutu pelayanan
akan dinilai disini.
(9)
Di TPPRJ Rumah Sakit Ken Saras terdapat 2 loket
pendaftaran pasien. Dari kedua loket tersebut sebagian besar sudah melakukan
prosedur pelayanan sesuai prosedur atau standar yang telah ditetapkan oleh
Rumah Sakit Ken Saras. Sistem Penomoran di Rumah Sakit Ken Saras Kabupaten
Semarang menggunakan sistem Unit Numbering System (UNS), dimana pasien
diberi satu nomor rekam medis untuk seumur hidup dan sudah sesuai teori.
Hasil wawancara responden didapatkan beberapa kendala yang ada yaitu
pasien sering komplain karena belum dipanggil oleh perawat poli, hal itu
dikarenakan belum adanya standar waktu pelayanan temasuk pendistribusian
DRM. Sehingga pelayanan menjadi tidak terukur. Sebenarnya telah ada kontrol
untuk megukur waktu pelayanan pasien dengan cara penggunaan waktu tanggap
(response time), akan tetapi response time sering tidak dilengkapi bahkan tidak
dilampirkan oleh petugas. Karena saat terjadi tumpukan DRM petugas malas untuk
mengisi. Dengan adanya kendala yang berpengaruh terhadap pelayanan akan
membuat ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan. Kepuasan
pasien merupakan suatu keadaan yang sangat objektif yang terletak didalam diri
individu yang idealnya diungkapkan oleh diri sendiri atau oleh individu yang
bersangkutan. Walaupun subjektif tapi pada dasarnya penilaian itu dilandasi
pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi psikis waktu itu.
(11)
Karena pada
dasarnya setiap pasien yang datang untuk berobat ingin dilayani dengan baik,
cepat, dan ramah. Apabila pelayanan kurang maksimal akan membuat asumsi
buruk di mata masyarakat terhadap mutu pelayanan yang telah diberikan. Hal ini
dapat menyebabkan masyarakat enggan untuk datang kembali berobat.
A. Kesimpulan
1. Karakteristik petugas TPPRJ di Rumah Sakit Ken Saras Kabupaten
Semarang
a. Usia responden paling tua adalah 30 tahun, semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir
dan bekerja.
b. Lama kerja responden paling lama 5 tahun, semakin lama responden
bekerja di perusahaan semakin berkomitmen terhadap perusahaan.
c. Tingkat pendidikan responden 7 responden pendidikan terakhir SMA, 1
responden D1, 1 responden D3 Sastra, dan 1 responden D3 RMIK.
d. Pelatihan pernah diikuti oleh 9 responden, dan 2 orang responden belum
pernah mengikuti pelatihan.
2. Standar Operasional Prosedur (SOP) di Rumah Sakit Ken Saras Kabupaten
Semarang
SOP yang dibuat sudah sesuai teori. Terdapat 8 aspek yang ada di
TPPRJ. Sebagian besar petugas telah melaksanakan aspek-aspek yang
tercantum pada SOP.
3. Sarana dan prasarana
Sarana yang digunakan sudah lengkap namun jumlahnya kurang dan
komputer yang digunakan untuk mendaftar pasien sering eror sehingga
menghambat proses pendaftaran.
4. Kepatuhan petugas terhadap standar operasional prosedur (SOP) TPPRJ di
Rumah Sakit Ken Saras Kabupaten Semarang
Petugas TPPRJ sebagian besar sudah melaksanakan tugasnya sesuai
dengan SOP sehingga dikatakan patuh, tetapi ada beberapa aspek yang
belum dilaksanakan yaitu petugas tidak memberi salam kepada pasien atau
keluarga pasien dan petugas seringkali tidak mempersilahkan pasien untuk
menuju ke kasir IRJA. Sehingga pasien kembali lagi ke loket untuk
menanyakan alur yang harus dilakukan pasien.
5. Pelayanan pendaftaran pasien di TPPRJ
Pelayanan pendaftaran pasien sudah sesuai dengan alur prosedur.
Namun, seringkali ditemukan keluhan pasien karena belum dipanggil nomor
antrian di poli. Hal itu dikarenakan lamanya pendistribusian DRM. Sikap
simpati petugas kepada pasien atau keluarga pasien masih terasa kurang
karena petugas selalu tersenyum kepada pasien dan seringkali tidak
memberi salam kepada pasien, hal itu akan berdampak pada mutu
pelayanan rumah sakit. Akan tetapi petugas cukup tanggap dalam
memberikan pelayanan kepada pasien hal itu dapat dilihat ketika petugas
dengan tanggap mengatasi masalah yang ada.
B. Saran
Berdasarkan temuan masalah yang ditemukan pada saat melakukan penelitian,
maka penulis akan memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Setiap
loket
pendaftaran
diberi
printer
agar
memperlancar
proses
pendaftaran pasien dan perbaikan untuk sarana komputer yang sering
mengalami error.
2. Revisi SOP dan memuat tentang standar waktu pelayanan pendaftaran
termasuk pendistribusian DRM.
3. Dilakukan kontrol terhadap petugas agar selalu mengisi response time
Kontrol dilakukan untuk Kepala RM setiap harinya dengan maksud
membiasakan petugas untuk berperilaku tertib. Bila petugas mengabaikan
maka perlu diberi teguran. Bila memungkinkan, response time dapat dibuat
dalam SIMRS yang tercetak secara otomatis ke dalam lembar DRM.
DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Menteri Kesehatan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009, Tentang Rumah
Sakit. Jakarta. 2009.
2. Depkes RI. Buku Pedoman Catatan Medik Rumah Sakit. Direktorat Jendral
Pelayanan Medik. Jakarta. 1997.
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. 1996.
4. 5Indradi, Sudra Rano, Rekam Medis. Universitas Terbuka, Banten. 2013.
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis.
Jakarta. 1989
6. Huffman, Edna K., Health Information Management. Phisians Record Company Berwyn
Illinous. 1994.
7. Niven. Pengantar Untuk Perawat dan Profesional. EGC. Jakarta. 2008.
8. Sulistyorini, Pramudiyah Paras. Tinjauan Sistem Pelayanan Rekam Medis di Tempat
Pendaftaran Pasien Puskesmas Karangayu Semarang Tahun 2014. (jurnal rekam medis)
9.
Annisa Istiqomah, Tinjauan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal penyediaan
Dokumen Rawat Jalan di TPPRJ RSUD KRT.Setjonegoro Wonosobo Tahun 2016. (jurnal
rekam medis)
10. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pusat Sarana prasarana peralatan kesehatan.
Jakarta: Sekretariat Jendral, 2010.
11. Tjiptono, Fandy, Prinsip-prinsip Total Quality Service. Andi Offset, Yogyakarta. 2000.
Download