KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TENTANG HIPERTENSI KEHAMILAN DI DESA MAKMUR KECAMATAN TELUK MENGKUDU KABUPATEN SERDANG BERDAGAI TAHUN 2015 Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Diploma-III Ahli Madya Kebidanan OLEH: DATTA REHULINA 012/AB/048 PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA MEDAN 2015 KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TENTANG HIPERTENSI KEHAMILAN DI DESA MAKMUR KECAMATAN TELUK MENGKUDU KABUPATEN SERDANG BERDAGAI TAHUN 2015 Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Diploma-III Ahli Madya Kebidanan OLEH: DATTA REHULINA 012/AB/048 PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA MEDAN 2015 ABSTRAK Rentang tahun 2003-2009 penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, jauh dari target yang ingin dicapai. Pada tahun 2010 dan 2015 diperkirakan 125/100.000 kelahiran hidup dan 115/100.000 kelahiran hidup. Dalam Profil Kesehatan Indonesia 2010 diketahui bahwa eklampsia (24%) adalah persentase tertinggi kedua penyebab kematian ibu setelah perdarahan (28%). Dimana, kejang bisa terjadi pada pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol saat persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi kehamilan di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu. Hipertensi kehamilan adalah Kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik 30 mmHg atau 15 mmHg. Tekanan darah absolut 140/90 atau 160/110 yang diambil selang 6 jam dalam keadaan istirahat (Manuaba, 2008). Dimana, metode penelitiannya yaitu deskriptif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling sebanyak 40 responden ibu hamil. Teknik analisis data menggunakan teknik univariate dengan instrumen kuesioner. Hasil penelitian yang didapat yaitu mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 17 orang (42,5 %) dan minoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 9 orang (22,5 %). Diharapkan bagi petugas kesehatan khususnya agar mengembangkan penyuluhan terhadap ibu hamil tentang hipertensi kehamilan baik berupa penyebab, resiko, maupun cara penatalaksanaannya sehingga dapat mengurangi angka morbiditas dan mortalitas ibu serta bayi. Kata Kunci : Pengetahuan dan Hipertensi Kehamilan KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul “Gambaran Pengetahuan Dan Karakteristik Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdng Berdagai Tahun 2015”. Adapun tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas akhir program kurikulum pendidikan D-III Akademi Kebidanan STIKes Sumatera Utara, selain itu juga menambah pengetahuan, keterampilan, serta wawasan para mahasiswa yang langsung terjun ke masyarakat. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah penelitian ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa bantuan-bantuan, bimbingan dan kerja sama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Bapak Drs. Asman R. Karo-Karo, MM, selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. 2. Bapak Dr. H. Paul Sirait, SKM, MM, M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. 3. Ibu Evawani Martalena Silitonga, SKM, Msi, selaku Pembantu Ketua di Bidang Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. i 4. Bapak Donal Nababan, SKM, M.Kes, selaku Pembantu Ketua di Bidang Administrasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. 5. Bapak Dian Fajariadi, S. Kep, Ners selaku Pembantu Ketua di Bidang Akademik Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. 6. Ibu Vera Christina Hulu, SPsi, M.Kes, Psikolog selaku Ketua Program Studi DIII kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara 7. Ibu Noni Eriska Sipahutar, SST selaku pembimbing penulis yang senantiasa selalu meluangkan waktu kepada penulis untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 8. Seluruh Staf dan Dosen, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara yang telah membimbing dan mengajarkan banyak ilmu kepada penulis selama pendidikan. 9. Kepala Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdng Berdagai yang telah memberikan izin saya untuk melakukan penelitian 10. Yang sangat saya hormati dan cintai uami tercinta yang selalu memberikan dukungan do’a dan material setiap saat saya membutuhkan dan menyekolahkan saya ke jenjang Diploma III Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. Sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.. 11. Seluruh rekan – rekan mahasiswa Akademi Kebidanan STIKes-SU yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. ii 12. Buat teman-teman satu angkatan penulis yaitu stambuk 2012 Akademi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara, yang telah memberikan dan semangat bagi penulis, terima kasih atas kebersamaan yang telah kita lalui bersama-sama selama 3 tahun di asrama tercina STIKes SU. Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja selama ini dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca pada umumnya dan dapat berbagi informasi tentang kesehatan. Medan, Juni 2015 Penulis Datta Rehulina iii DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR ......................................................................................... DAFTAR ISI ........................................................................................................ DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... DAFTAR TABEL .............................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... i v viii ix x BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1.3 Tujuan penelitian .................................................................................. 1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................... 1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 1 1 4 5 5 5 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 2.1 Pengetahuan .......................................................................................... 2.1.1 Pengertian Pengetahuan ............................................................ 2.1.2 Tingkat Pengetahuan ............................................................... 2.1.3 Pengukuran Pengetahuan .......................................................... 2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan .................... 2.2 Karakteristik ibu hamil ......................................................................... 2.2.1 Tingkat Pendidikan ................................................................... 2.2.2 Pendapatan ................................................................................ 2.2.3 Umur ......................................................................................... 2.3 Hipertensi Kehamilan ........................................................................... 2.3.1 Pengertian Hipertensi Kehamilan ............................................. 2.3.2 Tanda-Tanda Hipertensi ........................................................... 2.3.3 Etiologi Hipertensi .................................................................... 2.3.4 Gejala ....................................................................................... 2.3.5 Hipertensi Kehamilan ............................................................... 2.3.6 Pembagian Hipertensi Dalam Kehamilan ................................. 2.3.7 Usaha Pencegahan Hipertensi................................................... 2.3.8 Penanganan Hipertensi Dalam Kehamilan ............................... 2.3.9 Cara Mengatasi Hipertensi ....................................................... 2.3.10 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Penderita Hipertensi Dalam Kehidupan Sehari-hari .................................................. 7 7 7 7 9 9 12 12 13 14 16 16 17 18 19 19 20 21 21 25 v 26 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................... 3.2 Defenisi Operasional........................................................................... 3.3 Etika Penelitian .................................................................................. 3.4 Jenis dan Desain Penelitian ................................................................ 3.4.1 Jenis Penelitian ........................................................................ 3.4.2 Desain Penelitian ..................................................................... 3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 3.5.1 Lokasi Penelitian ...................................................................... 3.5.2 Waktu Penelitian ....................................................................... 3.6 Populasi dan Sampel .......................................................................... 3.6.1 Populasi..................................................................................... 3.6.2 Sampel ...................................................................................... 3.7 Pengolahan Data Dan Analisa Data ................................................... 3.7.1 Pengolahan Data ....................................................................... 3.7.2 Analisa Data.............................................................................. 3.8 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 3.8.1 Data Primer ............................................................................... 3.8.2 Data Sekunder ........................................................................... 3.8.3 Instrumen Penelitian ................................................................. 3.9 Aspek Pengukuran Data ..................................................................... 3.10 Jadwal Penelitian ................................................................................ 27 27 28 28 30 30 30 30 30 30 31 31 31 31 31 32 33 33 33 33 33 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 36 4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 36 4.1.1 Data Geografis .......................................................................... 36 4.1.2 Data Demografi ........................................................................ 36 4.1.3 Distribusi Karakteristik Responden Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 .................. 36 4.1.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan ............................................................... 38 4.1.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan 39 4.1.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Umur ................................ 41 4.1.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pendidikan ....................... 42 4.1.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan ......................... 43 4.1.9 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Hipertensi......................... 44 4.2 Pembahasan ........................................................................................ 45 4.2.1 Pengetahuan Ibu Tentang Hipertensi Kehamilan ..................... 45 vi 4.2.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Umur .................................. 4.2.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pendidikan.......................... 4.2.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan ............................ 4.2.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Hipertensi ........................... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 5.1 Kesimpulan......................................................................................... 5.2 Saran ................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii 46 47 48 49 50 50 52 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Kerangka Konsep Gambaran Pengetahuan Dan Karakteristik Ibu Hamil Tentang Hipertensi Dalam Kehamilan ................................................ 27 viii DAFTAR TABEL Tabel 3.10 Tabel Jadwal Penelitian Gambaran Pengetahuan Dan Karakteristik Ibu Hamil Tentang Hipertensi Dalam Kehamilan .................................... 35 Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015............................ 37 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan ...... 38 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan .......................................................................................... 39 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan .................... 40 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Umur ........................................................... 41 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pendidikan .................................................. 42 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan..................................................... 43 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Hipertensi .................................................... 44 ix DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : Informed Consent Lampiran II : Lembaran Kuisioner Penelitian Lampiran III : Lembar Kunci Jawaban Kuisioner Lampiran IV : Master Tabel Lampiran V : Surat Survei Awal Lampiran VI : Surat Balasan Survei Awal Lampiran VII : Balasan Surat Penelitian Lampiran VIII : Lembar Kegiatan Bimbingan Karya Tulis Ilmiah x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah tekanan darah atau denyut jantung yang lebih tinggi dari normal, disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah (vasokontriksi). Peristiwa kehamilan menyebabkan terjadi perubahan adaptasi fisiologi pada system kardiovaskuler ibu hamil untuk melindungi fungsi normal, memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh saat hamil dan menyediakan tubuh energi untuk perkembangan dan pertumbuhan janin, di mana penyakit hipertensi pada kehamilan berperan besar dalam morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal. Hipertensi diperkirakan menjadi komplikasi sekitar 7% sampai 10%. Kehamilan dengan hipertensi merupakan salah satu penyebab utama tinggi angka kematian ibu dan janin. (Anwar, 2010) Kehamilan adalah suatu hal yang dinantikan oleh setiap pasangan yang telah menikah. Namun tidak semua kehamilan dapat berjalan dengan lancar. Terdapat beberapa penyulit yang terjadi selama kehamilan sehingga dapat mengancam jiwa ibu maupun janin. Salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah hipertensi pada kehamilan. Penyakit ini menyebabkan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi, sehingga merupakan masalah kesehatan pada masyarakat. 1 2 Definisi hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg atau berdasarkan riwayat hipertensi sewaktu periksa kehamilan ke petugas kesehatan. Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering muncul selama kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2–3% kehamilan. Kejadian hipertensi pada kehamilan sekitar 5–15%, dan merupakan satu di antara 3 penyebab mortalitas dan morbiditas ibu bersalin di samping infeksi dan perdarahan, (Yudasmara, 2010). Beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi pada kehamilan antara lain: kekurangan cairan plasma akibat gangguan pembuluh darah, gangguan ginjal, gangguan hematologis, gangguan kardiovaskular, gangguan hati, gangguan pernafasan, sindrom HELLP (hemolysis, elevated liver enzymes, low platelet count), serta gangguan pada janin seperti pertumbuhan terhambat, prematuritas hingga kematian dalam rahim. Hipertensi pada kehamilan juga dapat berlanjut menjadi preeklamsia dan eklamsia yang dapat menyebabkan kematian pada ibu maupun janin (Yudasmara, 2010). World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2005 terdapat 536.000 wanita hamil meninggal akibat hipertensi pada saat persalinan di seluruh dunia. Angka Kematian Ibu (AKI) di Subsahara Afrika 270/100.000 kelahiran hidup, di Asia Selatan 188/100.00 kelahiran hidup dan di Asia Tenggara 35/100.000 (WHO, 2010). 3 Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2005, di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu 420/100.000 kelahiran hidup dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Singapura 14/100.000 kelahiran hidup, di Malaysia 62/100.000 kelahiran hidup dan di Thailand 110/100.000 kelahiran hidup. Di Vietnam 150/100.000 kelahiran hidup, di Filipina 230/100.000 kelahiran hidup dan Myanmar 80/100.000 kelahiran hidup (WHO,2010). Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 307/100.000 kelahiran hidup dan tahun 2009, 228/100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) di Sumatera Utara 379/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009 (SDKI, 2009) Berdasarkan laporan Depkes tahun 2009, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 226/100.000 kelahiran hidup. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih terlalu lambat untuk mencapai target Tujuan Pembangunan yaitu menurunkan angka kematian ibu tiga per empat selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2003-2009 penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, jauh dari target yang ingin dicapai pada tahun 2010 dan 2015 diperkirakan 125/100.000 kelahiran hidup dan 115/100.000 kelahiran hidup (Depkes RI,2009) Dalam Profil Kesehatan Indonesia 2010 diketahui bahwa eklampsia (24%) 4 adalah persentase tertinggi kedua penyebab kematian ibu setelah perdarahan (28%). Kejang bisa terjadi pada pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol saat persalinan. Hipertensi ini dapat terjadi karena kehamilan dan akan kembali normal bila kehamilan sudah berakhir. Namun, ada juga yang tidak kembali normal setelah bayi lahir. Kondisi ini akan menjadi lebih berat bila hipertensi sudah diderita ibu sebelum hamil. Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Sumatera Utara dalam 4 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan penurunan, dari 320 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2006 menjadi 315 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2007 menjadi 275 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2008 sebesar 260 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2009 sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Propsu,2009). Berdasarkan survey yang di lakukan peneliti bahwa jumlah ibu hamil yang ada di desa makmur kecamatan teluk mengkudu kabupaten serdang berdagai sebanyak 67 orang pada tahun 2014. Berdasarkan data dari posyandu dan pemeriksaan tekanan darah yang di lakukan diketahui bahwa ibu yang sedang hamil sering mengalami hipertensi kehamilan di dapat bahwa ibu hamil ada 40 orang yang terdiri dari 6 dusun dari bulan januari sampai april tahun 2015. Berdasarkan uraian di atas, terlihat banyaknya kasus hipertensi yang sering dialami ibu hamil, sehingga saya tertarik untuk melakukan penelitian tentang 5 “Gambaran Pengetahuan dan karakteristik ibu hamil tentang hipertensi kehamilan di desa makmur kecamatan teluk mengkudu”. 1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaaimana Gambaran Pengetahuan Dan Karakteristik Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu. 1.2 Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui Bagaaimana Gambaran Pengetahuan Dan Karakteristik Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu. 1.2.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi kehamilan. b. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik ibu hamil tentang hipertensi kehamilan. 1.3 Manfaat Penelitian a. Untuk Institusi Pendidikan Dapat menambah bahan referensi perpustakaan akademik kebidanan STIKES-SU dan juga dapat di jadikan sebagai bahan informasi khususnya tentang hipertensi kehaamilan. 6 b. Untuk Responden Dapat di pakai sebagai sumber informasi dan masukan khususnya bagi responden di desa makmur kecamatan teluk mengkudu tentaang bagaimana hipertensi kehamilan. c. Untuk Peneliti Dapat menambah wawasan dan kesempatan untuk penerapaan ilmu yang di peroleh peneliti selama kuliah di jurusan kebidanan STIKes Sumatera Utara dan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian tentang hipertensi kehamilan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar, pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior), (Notoatmodjo, 2011). 2.1.2 Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu : a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 7 8 a. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui. Dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. b. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. c. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. d. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 9 Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. e. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada (Notoatmodjo, 2011). 2.1.1 Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan - tingkatan diatas (Notoatmodjo, 2011). 2.1.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Lukman yang dikutip oleh Hendra (2008), ada beberapa faktor yang memperngaruhi pengetahuan, yaitu: a. Umur Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat ketika berumur belasan tahun. Selain itu, Abu Ahmadi (2001), juga 10 mengemukakan bahwa daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat disimpulkan bahwa bertambahnya umur dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. Untuk keperluan perbandingan maka WHO menganjurkan pembagian – pembagian umur sebagai berikut : 1. Menurut tingkat kedewasaan : a) 0 – 14 tahun : bayi dan anak - anak b) 15 – 49 tahun : orang muda dan dewasa c) 50 tahun ke atas : orang tua 2. Interval 5 tahun : a) Kurang dari 1 tahun, b) 1 – 4 tahun, c) 5 – 9 tahun, d) 10 – 14 tahun dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007). Menurut Depkes RI yang dikutip oleh Hardiwinoto, pembagian kategori umur, yaitu : 1. Masa balita : 0 – 5 tahun, 2. Masa kanak – kanak : 5 – 11 tahun, 3. Masa remaja awal : 12 – 16 tahun, 4. Masa remaja akhir : 17 – 25 tahun, 11 5. Masa dewasa awal : 26 – 35 tahun, 6. Masa dewasa akhir : 36 – 45 tahun, 7. Masa lansia awal : 46 – 55 tahun, 8. Masa lansia akhir : 56 – 65 tahun, 9. Masa manula : 65 – sampai atas (Depkes RI, 2009). b. Intelegensi Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berpikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berpikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia menguasai lingkungan (Khayan,1997). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan. c. Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, di mana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berpikir seseorang. d. Sosial budaya 12 Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. e. Pendidikan Menurut Notoatmodjo (2011), pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. f. Pengalaman Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu suatu cara memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Rahmahayani, 2010). 2.2 Karakteristik Ibu Hamil 2.2.1 Tingkat Pendidikan Secara umum pendidikan diartikan sebagai segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga 13 mereka, melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. (Notoatmodjo, 2003) Pendidikan dari asal kata “didik” berarti memelihara dan memberi latihan (ajar, pimpinan) mengenal akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok yang dalam proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. 2.2.2 Pendapatan Pendapatan adalah hasil pencaharian (usaha dan sebagainya) sesuatu yang didapatkan (dibuat dan sebagainya) yang sedianya belum ada dan sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia (Poerwadarminta, 2000). Pendapatan suatu keluarga ditentukan oleh jenis mata pencaharian dan keterampilan keluarga tersebut. Pendapatan keluarga erat kaitannya dengan ekonomi keluarga. Menurut Poewadarminta (2010) ekonomi adalah pengetahuan dan penyelidikan mengenai azas-azas penghasilan (produksi), pembagian (distribusi) dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian, perdagangan dsb) Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah, memenuhi kebutuhan sehari-hari dibandingkan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder (Notoatmodjo.2003) Pemerintah mengatur pengupahan melalui peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5/Per/Men/tahun 1989 tentang upah minimum. Upah minimum dibagi dalam 3 14 kriteria yaitu upah minimum regional, upah minimum sektor regional dan upah minimum sub sektoral regional. Dalam perkembangannya upah minimum dibagi 2 kriteria yaitu upah minimum Kabupaten/Kota baik Kabupaten yang ditetapkan setahun sekali oleh SK Gubernur Propinsi. Pada tahun 2009 upah tertinggi adalah di Kota Semarang, yakni sebesar Rp838.500 sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Brebes yang hanya Rp575.000 per bulan. (Dinnakertrans, 2010). 2.2.3 Umur Umur adalah lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan atau diadakan (Purwodarminto, 2009) Pengertian umur adalah umur pada saat ulang tahun terakhir (statistik kesehatan. 2010). Umur seorang ibu berkaitan dengan alat-alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah 20-35 tahun. Kehamilan di usia kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia karena diusia kurang dari 20 tahun secara biologis belum optimal, emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami goncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilan. Sedangkan pada umur 35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang menimpa diusia ni serat makin tua umur ibu maka akan terjadi kemunduran yang progresif dari endometrium sehingga untuk mencukupi kebutuhan nutrisi janin diperukan pertumbuhan plasenta yang lebih luas. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada umur dibawah 20 tahun 15 ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada umur 2029 tahun. Kematian meningkat sesudah umur 20-35 tahun (Witknjosatro, 2002). Umur seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau yang lebih dari 35 tahun, berisiko tinggi untuk melahirkan. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil harus siap fisik, mental, emosi, psikologi, sosial, dan ekonomi. (Ruswana, 2006). a. Umur ibu kurang dari 20 tahun Wanita disebut siap secara fisik jika ia telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya, yaitu sekitar umur 20 tahun. Ketika berhenti tumbuh, sehingga umur 20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik. Kehamilan pada umur kurang dari 20 tahun akan cenderung mengalami komplikasi, demikian pula anak yang dilahirkannya. Salah satunya adalah kelahiran bayi prematur. Hal ini terjadi karena dari segi biologis pertumbuhan dan perkembangan alat-alat reproduksi belum seluruhnya normal. b. Umur ibu lebih dari 35 tahun Wanita yang hamil pada umur 35 tahun atau lebih harus waspada terhadap risikorisiko yang mungkin terjadi sehingga sangat penting bagi ibu yang berumur lebih dari 35 tahun keatas mendapat perawatan selama kehamilan lebih dini yang tepat, sehingga kelainan tersebut tidak menyebabkan risiko besar baik ibu atau bayinya. Kehamilan risiko tinggi pada umur 35 tahun keatas adalah kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil dan bayi menjadi sakit dan / atau meninggal, sebelum 16 persalinan berlangsung. Banyak faktor risiko ibu hamil dan salah satu faktor yang penting adalah umur (Sinsin, 2008) Kendala yang mungkin terjadi pada kehamilan dengan umur kurang dari 20 tahun, yaitu (BKKBN, 2011) : 1) Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan kehamilannya termasuk kontrol kehamilan yang tidak rutin. Ini akan meningkatkan risiko kehamilan. Bahaya yang di timbulkan pada ibu hamil dengan risiko yang tinggi di antaranya adalah bayi prematur. 2) Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidakteraturan tekanan darah yang berdampak pada keracunan kehamilan serta kekejangan yang berakibat kematian. 3) Kehamilan umur muda (dibawah 20 tahun) berkaitan dengan munculnya kanker rahim. Risiko-risiko yang mungkin terjadi pada ibu yang hamil berumur 35 tahun atau lebih, antara lain (Saleh, Abdul, 2004) : Munculnya masalah kesehatan yang kronis Wanita yang hamil diatas umur 35 tahun, akan rawan dibandingkan yang berumur 20 tahun untuk menderita tekanan darah tinggi. 2.3 Hipertensi Kehamilan 2.3.1 Pengertian 17 Hipertensi kehamilan adalah adanya kenaikan tekanan darah melebihi batas normal yaitu tekanan darah ≥140/90 mmHg (Prawirohardjo, 2008). Menurut Prawirohardjo 2008, gangguan hipertensi pada kehamilan diantaranya adalah: a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan. b. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria. c. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai dengan koma. d. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi kronik disertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria. e. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalin, kehamilan dengan preeklamsi tetapi tanpa proteinuria. 2.3.2 Tanda-Tanda Hipertensi a. Protein Urin Protein urin menunjukkan komplikasi lanjut hipertensi dalam kehamilan dengan kerusakan ginjal sehingga beberapa bentuk protein lolos dalam urin. Protein dalam urin biasanya tidak lebih dari 0,3 gram dalam 24 jam. 18 Protein urin menunjukkan komplikasi hipertensi dalam kehamilan lanjut sehingga memastikan perhatian khusus (Manuaba, 2008). b. Edema Edema merupakan timbunan cairan tubuh yang tampak atau tidak tampak. Perhitungan kenaikan berat badan melebihi ½-1 kg/minggu dianggap patologis. Edema dijumpai di tibia, wajah, atau ruangan bahkan seluruh tubuh (anasarka) (Manuaba,2008). 2.3.3 Etiologi Hipertensi Etiologi yang jelas dari hipertensi dalam kehamilan belum terungkap karena tidak diketahui penyebab yang pasti (Manuaba, 2008). Faktor penyebab antara lain : a. Faktor Genetik/Herediter b. Adanya keturunan hipertensi. c. Faktor Imunologi d. Resiko gangguan hipertensi meningkat cukup besar pada keadaan-keadaan ketika pembentukan antibodi penghamnat terhambat tempat antigenik di plasenta mungkin terganggu. e. Faktor Gizi/Kekurangan Kalsium f. Kebutuhan kalsium bumil cukup tinggi untuk pembentukan tulang dan organ lain janin. Bila terjadi kekurangan kalsium, kalsium ibu hamil akan dikuras 19 untuk memenuhi kebutuhan sehingga terjadi pengeluaran kalsium dalam jaringan otot. 2.3.4 Gejala P ada umumnya gejala hipertensi didasarkan atas empat, yaitu : a. Peningkatan tekanan darah pada hipertensi > 90 mmHg pada tekanan darah siastolik 110 mmHg. b. Peningkatan tekanan darah pada kehamilan > 20 minggu c. Peningkayan tekanan darah pada kehamilan < 20 minggu d. Gejala tidak spesifik sebelum terjdinya komplikasi hipertensi 1) Sakit kepala 2) Kelelahan 3) Mual dan muntah pusing 4) Sesak nafas dan kegelisahan (Wolf, 2006). 2.3.5 Hipertensi Kehamilan Klasifikasi hiperetensi dapat dibagi empat, yaitu : a. Hipertensi Kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik 30 mmHg atau 15 mmHg. Tekanan darah absolut 140/90 atau 160/110 yang diambil selang 6 jam dalam keadaan istirahat (Manuaba, 2008). 20 b. Preeklamsia Tekanan darah sistolik 140 mmHg atau 40 mmHg dengan proteinuria (300mg/24 jam setelah 20 minggu gestasi) (Umar, 2008). c. Eklamsi Eklamasi pada umumnya timbul pada wanita hamil atau nifas dengan tanda-tanda pre-eklamsi. Pada wanita hamil yang menderita eklamsi timbul serangan kejang yang diikuti oleh koma (Prawirohardjo, 2002). d. Preeklamsisa Superimposed Proteinuria timbul setelah 20 minggu kehamilan pada wanita dengan hipertansi sebelumnya. Pada wanita hipertensi, terjadi proteinuria sebelum 20 minggu gestasi dengan proteinuria naik tiba-tiba 2-3 kali lipat. e. Hipertensi Kronik Tekanan darah sistolik atau sama dengan 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg yang telah ada sebelum kehamilan pada saat kehamilan 20 minggu pasca partus (Suhardjono, 2006). 2.3.6 Pembagian Hipertensi Dalam Kehamilan Adapun pembagian hipertensi dalam kehamilan, yaitu : a. Hipertensi Ringan 21 Bila tekanan darah sistoliknya berkisar antara 140-160 mmHg dan diastoliknya 90-100 mmHg. b. Hipertensi Sedang Bila tekana darah sistoliknya berkisar antara 160-180 mmHg dan tekanan diastoliknya berkisar antara 100-110 mmHg. c. Hiperetensi Berat Bila tekana darah sistoliknya berkisar antara >180 mmHg dan tekanan diastoliknya berkisar antara >110 mmHg. 2.3.7 Usaha Pencegahan Hipertensi Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan pencegahan yang baik (stop high blood pressure), antara lain dengan cara sebagai berikut : a. Mengurangi konsumsi garam b. Menghindari kegemukan (obesitas) c. Membatasi konsumsi lemak d. Olahraga teratur e. Makan banyak nuah dan sayur segar f. Tidak merokok dan tidak minum alkohol g. Latihan relaksasi atau meditasi h. Berusaha membina hidup yang positif (Gunawan, 2001) 22 2.3.8 Penanganan Hipertensi Dalam Kehamilan Penanganan hipertensi dalam kehamilan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Penanganan Nonfarmakologis Pada preeklamsia hipertensi kembali menjadi normal setelah melahirkan. Akan tetapi bagi janin, kelahiran sebelum waktunya (preterm) tidak meguntungkan. Untuk itu, walaupun bersiko penatalaksanaan konservatif dipilih menunggu agar janin dapat dilahirkan dalam keadaaab yang lebih baik. Pada kisaran tekanan darah 140-160 mmHg atau diastolik 90-99 mmHg dapat dilakukan pengobatan nonfarmakologik. Perawatan singkat dilakukan untuk didiagnosis dan menyingkirkan kemungkina preeklamsi, umur kehamilan dan resiko ibu ibu serta janinnya dapat berupa pengawasan yang ketat, pembatasan aktifitas fisiktirah baring miring ke kiri. Dalam keadaan ini dianjurkan diet tanpa pembatasan garam (Suhardjono, 2006). b. Pemberian obat anti hipertensi Jika tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih, berikan obat anti hipertensi. Tujuannya adalah untuk mempertahankan tekanan diastolik diantara 90-100 mmHg dan mencegah perdarahan serebral. Obat anti hipertensi tersebut adalah : 1) Berikan hidralazin 5 mg I.V pelan-pelan setiap 5 menit sampai tekanan darah turun. Ulangi setiap jam jika perlu atau berikan hidralazin 12,5 mg IM setiap 2 jam. 2) Jika hidraaIn tidak tersedia, berikan : 23 a) Labetolol 10 mg I.V 1. Jika respon tidak baik (tekanan diastolik tetap >110 mmHg) berikan labetolol 20 mg IV 2. Naikkan dosis sampai 40 mg dan 80 mg jika respon tidak baik sesudah 10 menit. b) Atau berikan nifedipine 5 mg sublingual, jika tidak baik dalam 10 menit, berikan tambahan 5 mg sublingual c) Metildopa 3x250-500 mg/hari (Saifuddin, 2002). 3) Penanganan hipertensi Adapun penanganan hipertensi adalah sebagai berikut : a) Rawat jalan 1. Diet biasa 2. Istirahat yang cukup 3. Beri obat 4. Periksa ulang sekali seminggu Sebagai pengobatan untuk mencegah timbulnya kejang-kejang dapat diberikan : 1. larutan sulfas magnesikus 40 % sebanyak 10 m (4 jam) dilarutkan secara intramuskular (IM) dan dapat dioulang setiap 6 jam 2. kolpromazin 50 mg intramuskular (IM) 3. diazepam 30 mg intramuskular (IM) b) Rawat inap 24 1. Anamnesa pemeriksaan umum, periksa obstetrik dalam pemeriksaan laboratorium urin 2. Tekanan darah diperiksa setiap hari dan besarnya dinilai 3. Keadaan janin diperiksa setiap hari dan besarnya dinilai 4. Penderita diingaykan untuk segera memberitahukan apabila sakit kepala, merasa mual, merasa nyeri di daerah epigastrium atau penderita gangguan penglihatan. c) Penanganan hipertensi ringan dalam kehamilan Kondisi ini dapat di atasi dengan berobat jalan (ambulatori ). Pasien ini diberikan nasehat untuk menunurunkan gejala klinis dengan tirah berbaring 2 x 2 jam/hari dengan posisi miring. Peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran darah menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan skemia plansenta, menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju ginjal dan meningkatkan produksi urine. Pasien juga di anjurkan untuk segera berobat bila terdapat gejala kaki bertambah berat (edema) , kepala pusing, gerakan janin terasa berkurang, mata makin kabur. Pengobatan tambahan meliputi diuretic ringan sehingga menambah produksi urine di imbangi banyak minum, lebih banyak istirahat tirah berbaring yang meningkatkan aliran darah menuju plasenta ginjal serta organ vital (Manuaba, 2008) 25 d) Penanganan hipertensi berat dalam kehamilan Dalam keadaan gawat darurat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah berbaring kesatu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan untuk menghindari kejang (anti kejang), anti hipertensi, pemberian diuretic, pemberian infus dekstrose 5 %, dan pemberian antasida.tujuan pengobatan untuk menghindari terjadinya eklamsia, menghindari komplikasi ibu yangdappat mencakup stroke (Manuaba, 2008). e) Penanganan hipertensi akronis dalam kehamilan Pengobatan pada hipertensi kronis superimposed preeklamsia/eklamsia adalah di rumah sakit untuk evaluasi menyeluruh dan konsultasi ke departemen lainnya, pemeriksaan lengkap atau kultur. Dasar pengobatan terhadap kondisi ini adalah mempertahankan kehamilan, dan obat suportif sehingga kesejahteraan maternal lebih terjamin. Selain itu menurunkan tekanan darah sehingga terhindar dari komplikasi hipertensi dengan berbagai manifestasi klinisnya. (Manuaba, 2008) f) Penanganan hipertensi pada masa menyusui Semua obat anti hipertensi akan di eksresikan ke air susu ibu. Dari hasil penelitian tidak diperoleh efek yang merugikan pada janin bila diberi metildopa ataupun hidralazine, propranolol dan labetolol lebih sukai bila 26 penyekat reseptor bila harus diberikan, sedangkan ACE inhibitor dan ARB dilrang kerena adanya laporan yang tidak baik pada ginjal neonatus. Diuretika dapat mengurangi volume air susu (Umar, 2008) 2.3.9 Cara Mengatasi Hipertensi Mengubah pola hidup tetap merupakan faktor yang berperan besar dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi, sambil meningkatkan efek anti hipertensi. Langkah awal biasanya adalah mengubah pola hidup penderita antara lain sebagai berikut: a. Penderita hipertensi yang mengalami berat badan dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai ideal. b. Mengubah pola makan pada penderita hipertensi. c. Mengurangi pemakaian garam. d. Tidak minum alkohol e. Tidak merokok (Adib, 2009) 2.3.10 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Penderita Hipertensi Dalam Kehidupan Sehari-hari a. Bila hipertensi datang pertama kali pada trimester kedua, akan ditemukan tekanan darah yang mungkin masih dalam batas-batas normal, terutama pada penderita hipertensi ringan. b. Untuk wanita hamil, biasanya darahnya akan meningkat pada akhir kehamilan sehingga dapat dianggap penderita hipetensi. Hipertensi pada kehamilan perlu secepatnya diobati untuk menghindari terjadinya komplikasi 27 pada ibu dan janin. Komplikasi pada ibu dapat menimbulkan pre-eklamsia dan eklamsia, disamping komplikasi lainnya seperti pada wanita tidak hamil. Komplikasi pada janin berupa keguguran, hambatan pertumbuhan dalam rahim, kematian janin dalam kandungan dan kelahiran prematur. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Kerangkap konsep adalah hubungan atau kaitan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen, (Notoatmodjo, 2011). Variabel Independen Variabel Dependen Pengetahuan a. Baik b. Cukup c. kurang Hipertensi Kehamilan a. Berat b. Sedang c. Ringan Karakteristik ibu hamil a. b. c. d. Umur Paritas Pekerjaan pendidikan Gambar 3.1 Kerangka Konsep 28 29 3.1 Defenisi Operasional a. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar, pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. b. Karakteristik ibu hamil 1. Umur adalah Usia sekarang sampai ulang tahun terahir 2. Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan sorang anak, baik persalinan normal atau dengan sectio saeserea 3. Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan sehari hari guna memenuhi kebutuhan hidup. 4. Pendidikan adalah jejang pendidikan terakhir yang telah ditamatkan oleh responden. 3.2 Etika Penelitian Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. 30 Masalah yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Lembar Persetujuan ( Informened consent) Merupakan bentuk persetujuan antara penelitian dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed tersebutdi berikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampak jika subjek bersedia, maka mereka menandatangani lembaar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden, berupa informed tersebut antara : partisipasi responden, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang di butuhkan, komitmen,prosedur, pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah di hubungi. 2. Tanpa nama (Anamity) Masalah etika keperawatan merupakan maasalah yng memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan namaa responden pada lembar penelitian yang akan di sajikan. 3. Kerahasiaan (Confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil peneliti. 31 3.4 Jenis Dan Data Penelitian 3.4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah hanya memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal. Penelitian ini dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk mengetahui” Gambaran Pengetahuan Dan Karakteristik Ibu Haml Tentang Hipertensi Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Berdagai”. 3.4.2 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian survey yang bersifat analitik dengan desain cross seccional yaitu mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan dan karakteristik ibu hamil tentang hipertensi kehamilan 3.5 Lokasi dan Waktu penelitian 3.5.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian akan dilakukan di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu. 3.5.2 Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian akan dilakukan mulai dari bulan april sampai juni 2015. 32 3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang di teliti,(Notoatmodjo,2010). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu hamil di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu. 3.6.2 Sampel Sampel adalah sebagian kecil populasi yang di gunakan dalam uji untuk memperoleh informasi statistik mengenai keseluruhan populasi, (Budiaman Chandra,2011). Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 40 orang dimana keseluruhan dari popolasi dijadikan sampel. 3.7 Teknik pengolahan data dan analisa data 3.7.1 Pengolahan data Setelah data di kumpulkan, langkah selanjutnya adalah mengolah data sehinnga jelas sifatnya, adapun cara pengolahan data sebagai berikut : a. Editing (pemeriksaan data). Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atas pertanyaan. b. Coding (pemberian kode) Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan menggunakan perangkat software komputer. 33 c. Tabulating Memindahkan data dari daftar pertanyaan ke dalam tabel-tabel yang telah dipersiapkan. d. Entry Memasukan data yang telah di kumpulkan kedalam master tabel atau data komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontingisi. 3.6.2. Analisi data Pembahasan dengan menggunakan teori dan pustaka yang ada. Pengukuran variabel penelitian ini adalah memakai uji chis-Square. Analisa data yang di lakukan dengan meneliti presentase data yang telah terkumpul dan disajikan dalam distribusi frekuensi kemudian dicari besarnya persen untuk masing-masing jawaban responden , kemudian dilakukan dengan rumus ( ) df = (k-1) (b-1) Keterangan : X2 = harga Chi-Kuadrat f0 = frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi sesuai dengan keadaan) fh = frekuensi yang di harapkan, sesuai dengan teori (Arikunto, 2009) f = Nilai X 2 tabel 34 k = banyaknya kolom b = banyaknya baris 3.8 Metode Pengumpulan data 3.8.1 Data Primer Data primer yang digunakan merupakan hasil dari responden yang di peroleh dengan menggunakan kuesioner 3.8.2 Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang di peroleh dari Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu 3.8.3 Intrumen Penelitian Intrumen penelitian di susun dan di modifikasi peneliti dengan patokan responden, instrumen penelitian yang di gunakan dalam dalam penelitian ini adalah kuesioner. 3.9 Aspek Pengukuran Menurut arikunto (2010) meyatakan bahwa resentase bukan merupakan analisis deskriptif yang harus dinyatakan dalam sebuah predikat yang menunjukkan ada pernyataan keadaan ukuran dan kualitas. Oleh sebab itu, hasil penilainan yang berupa bilangan tersebut harus di ubah menjadi sebuah predikat yaitu baik, cukup, kurang, jika responden menjawab salah, maka di beri skor 0. Penelitian ini menggunakan aspek pengukuran dengan simpangan kuartil. Kuartil adalah data yang telah di susun menjadi sutu distribusi yang menjadi 4 bagian 35 yang sama antara kurtil (Q). Hal ini menunjukkan bahwa kuartil pertama disebut K1 merupakan 25% dari seluruh distribusi, K2 merupakan 50 % dan K3 merupakan 75% dari seluruh distribusi (Budiarto, 2002). a. perhitungan kuartil Q1=1/4(n+1)100% Q2=2/4(n+1) =1/4(100+1)% =2/4(n+1) =3/4(100=1) =1/4(01)% =2/4(101) =3/4(101) =25,25% =50,5% =75,75% =25% =50% 0 Q1 Q2 Q3 25 50 76 Gambar 3.7.1. pembagian Quartil Q3=3/4(n+1) 100 36 a. Kategori baik : >75%-100% Bila dari 10 pertanyaan dari responden dapat menjawab benar sebanyak 8-10 pertanyaan b. Kategori cukup : 50%-75% Bila dari 10 pertanyaan responden dapat menjawab benar Sebanyak 5-7 pertanyaan c. Kategori kurang : < 50% Bila dari 10 pertanyaan responden dapat menjawab benar sebanyak 0-4 pertanyaan 37 1.4 Jadwal Penelitian Tabel 3.10 Jadwal Penelitian Bulan No Kegiatan 1 Pengajuan judul 2 Survei awal 3 Bimbingan proposal 4 Sidang proposal 5 Perbaikan proposal 6 Penelitian 7 Bimbingan KTI 8 Sidang hasil Sep Okt Nov Des Jan 2014 2014 2014 2014 2015 Feb Mar Apr Mei Jun 2015 2015 2015 2015 2015 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Geografis Desa makmur seluas 350 Ha terletak 5 meter diatas permukaan laut dengan suhu 25 derajat celcius.Adapun batas desa makmur sebagai berikut : a. Sebelah Utara Dengan :Desa Pematang Hunting b. Sebelah Selatan Dengan :Desa Mata Pao c. Sebelah Barat Dengan :Desa Pasar Baru Dan Desa Mata Pao d. Sebelah Timur : Desa Pematang Pelintahan Kecamatan Sei Rampa 4.1.2 Data Demografi Penduduk desa makmur masyarakatnya terdiri dari berbagai etnis / suku, yaitu suku jawa, mandailing, minang, banjar, aceh, melayu, batak, karo, simalungun, nias dan Madura. 4.1.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 Adapun distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 adalah sebagai berikut : 38 39 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Ibu Hamil Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 No 1 2 3 4 Karakteristik Umur a. <20 Tahun b. 21-30 Tahun c. 31-40 Tahun d. >40 Tahun Jumlah Pendidikan a. SD b. SMP c. SMA d. Perguruan Tinggi Jumlah Pekerjaan a. Tidak Bekerja b. Bekerja Jumlah Hipertensi a. Berat (180/120 mmHg) b. Sedang (160/110 mmHg) c. Ringan (140/80 mmHg) Jumlah Frekuensi (F) Presentasi % 5 24 10 1 40 12,5 60 25 2,5 100 14 19 5 2 40 35 47,5 12,5 5 100 36 4 40 90 10 100 13 16 11 40 32.5 40 27.5 100 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwadari 40 responden, mayoritas responden dengan umur 21-30 tahun sebanyak 24 orang (60%) dan minoritas berumur <40 tahun sebanyak 1 orang (2,5%).Mayoritas responden berdasarkan pendidikan adalah SMP 20 orang (50%) dan minoritas responden berdasarkan pendidikan adalah Perguruan Tinggi sebanyak 2orang (5%). Mayoritas responden berdasarkan pekerjaan adalah tidak bekerja sebanyak 35 orang (87,5%) dan minoritas 40 berdasarkan pekerjaan adalah bekerja sebanyak 5 orang (12,5%). Mayoritas responden berdasarkan Hipertensi adalah sedang sebanyak 16 orang (40%) dan minoritas responden berdasarkan hipertensi adalah ringan sebanyak 11 orang (27,5%). 1.1.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 No 1 2 3 Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah F 10 16 14 40 % 25 40 35 100 Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang (40%) dan minoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 10 orang (20%). 1.1.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Terhadap Pertanyaan Hipertensi Kehamilan Distribusi Frekuensi Jawaban Hipertensi Kehamilan yaitu sebagai berikut : Responden 41 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pertanyaan Hipertensi Kehamilan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 No 1 Pertanyaan 2 Hipertensi hehamilan adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai kadar protein pada urin dan menghilang pada tiga bulan persalinan Hipertensi ringan dalam kehamilan adalah tekanan darah masih dalam batas normal Penanganan hipertensi sedang dalam kehamilan adalah segera membawa ke rumah sakit Cara penanganan hipertensi berat kehamilan adalah segera rujuk kerumah sakit Faktor penyebab hipertensi hehamilan Faktor gizi, keturunan dan kekurangan kalsium Gejala hipertensi dalam kehamilan yaitu peningkatan 3 4 5 6 tekanan darah pada kehamilan >20 minggu 7 Benar Jawaban % Salah % 11 27,5 29 72.5 24 60 16 40 27 67,5 13 32,5 22 55 18 45 18 45 22 55 15 37,5 25 62,5 26 65 14 35 28 70 12 30 19 47,5 21 52,5 26 65 14 35 Cara mencegah hipertensi dalam kehamilan yaitu mungurangi konsumsi garam 8 Cara penanganan hipertensi dalam hehamilan yaitu mengkonsumsi obat hipertensi 9 Akibat hipertensi dalam kehamilan ibu adalah eklamsia, Kematian pada ibu, preeklamsia,. 10 Akibat hipertensi terhadap janin adalah kematian janin dalam kandungan Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa mayoritas responden menjawab benar pada pertanyaan nomor 8 tentang Cara penanganan hipertensi dalam kehamilan yaitu mengkonsumsi obat hipertensi yaitu sebanyak 28 orang (70 %) dan 42 minoritas menjawab benar pada pertanyaan nomor 1 tentang Hipertensi hehamilan adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai kadar protein pada urin dan menghilang pada tiga bulan persalinan yaitu sebanyak 11 orang (27,5 %). 1.1.4 Distribusi Frekuensi HipertensiKehamilan Berdasarkan Umur Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan berdasarkan Umur Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Umur Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 Hipertensi Berat Sedang Ringan Total <20 tahun F % 1 2,5 1 2,5 3 7,5 5 12,5 Umur 21-30 tahun 31-40 tahun F % F % 10 25,0 2 5,0 11 27,5 3 7,5 3 7,5 5 12,5 24 60,0 10 25,0 >40 tahun F % 1 2,5 1 2,5 Total F 13 16 11 40 % 32,5 40,0 27,5 100,0 Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa dari 40 responden mayoritas responden dengan hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) denganmayoritasumur 21-30 tahun sebanyak 11 orang (27,5 %) dan minoritas responden dengan hipertensi ringan sebanyak 11 orang (27,5%)dengan minoritas umur > 40 tahun tidak ada (0 %). 43 1.1.5 Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pendidikan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pendidikan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pendidikan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 Pemndidikan Hipertensi Berat Sedang Ringan Total SD F 5 4 5 14 SMP % 12,5 10,0 12,5 35,0 F 6 8 5 19 % 15,0 20,0 12,5 47,5 SMA F 1 3 1 5 % 2,5 7,5 2,5 12,5 Perguruan Tinggi F % 1 2,5 1 2,5 2 5,0 Total F 13 16 11 40 % 32,5 40,0 27,5 100,0 Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil bahwa dari 40 responden mayoritas responden dengan hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) denganmayoritas pendidikan SMP yaitu 8 orang (20 %) dan minoritas responden dengan hipertensi ringan yaitu sebanyak 10 orang (27,5%) dengan pendidikan SMAtidak ada (0 %). 1.1.6 Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 44 Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pendidikan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 Hipertensi Berat Sedang Ringan Total Pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja F % F % 11 27,5 2 5,0 14 35,0 2 5,0 10 25,0 1 2,5 35 87,5 5 12,5 Total F 13 16 11 40 % 32,5 40,0 27,5 100,0 Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa mayoritas responden dengan hipertensi sedang sebanyak 18 orang (40%) denganmayoritas responden tidak bekerja yaitu sebanyak 14 orang (35 %) dan minoritas responden dengan hipertensi ringan sebanyak 11 orang (27,5 %) denganminoritas responden bekerja yaitu sebanyak 1 orang (2,5%). 1.1.7 Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pengetahuan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 adalah sebagai berikut : 45 Table 4.7 Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pengetahuan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 Hipertensi Berat Sedang Ringan Total Baik F 2 3 5 10 % 5,0 7,5 12,5 25,0 Pengetahuan Cukup F % 6 15,0 8 12,5 2 5,0 16 40,0 Kurang F % 5 12,5 5 12,5 4 10,0 14 35,0 Total F 13 16 11 40 % 32,5 40,0 27,5 100,0 Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa dari 40 responden mayoritas responden dengan hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) dengan mayoritas pengetahuan cukup yaitu sebanyak 8 orang (20%) dan minoritas responden dengan hipertensi ringan sebanyak 11 orang dengan minoritaspengetahuan baik 2 orang (5,0%). 1.2 Pembahasan 4.2.1 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan Berdasarkan hasil penelitian dari 40 responden menunjukkan bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang (40%) dan minoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 10 orang (25%). Hal ini sejalan dengan penelitian Sukmawati, dkk (2012) terhadap 35 responden yang berjudul gambaran pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi dalam kehamilan di wilayah kerja puskesmas meuraxa banda aceh tahun 2012 didapatkan 46 hasil bahwa Pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi dalam kehamilan kebanyakan berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 15 orang (42,8 %). Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar, pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2011). Hal ini didukung oleh Lukman yang dikutip oleh Hendra (2008) bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu umur, intelegensia, pengalaman, lingkungan, sosial budaya, dan pendidikan Menurut asumsi peneliti mayoritas responden berpengetahuan cukup dipengaruhi karena rasa ingin tahu responden tentang Hipertensi pada kehamilan sangat rendah. Hal ini disebabkan karena dari hasil penelitian mayoritas responden yang berpendidikan menengah sehingga daya tangkap atau pola pikIr responden rendah dan didiringi dengan pengetahuan responden yang menjadi cukup. Penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan tekanan darah terhadap ibu hamil sangat erat kaitannya dengan asupan nutrisi yang berlebihan yang dapat menyebabkan meningkatnya metabolisme dalam tubuh. Hal ini disebabkan pengkonsumsian makanan bergizi yang dibarengi frekuensi makan lebih dari 3 kali sehari dan pengkomsumsian makanan yang berlemak dan makanan yang berkalori tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan jawaban kuisioner pengetahuan diperoleh bahwa mayoritas responden menjawab Benar pada pernyataan No. 8 yaitu tentang 47 cara penanganan hipertensi dalam kehamilan yaitu dengan mengonsumsi obat hipertensi. Dalam hal ini, berarti responden mengetahui cara penanganan hipertensi hanya dengan minum obat, responden tidak mengerti tentang mengatur pola makan seperti menghindari makanan berlemak dan garam tinggi serta olahraga yang teratur dapat mengurangi risiko hipertensi. Selain itu, mayoritas responden menjawab “ Tidak” yaitu pernyataan No. 1 tentang pengertian hipertensi. Dari hal tersebut berarti responden tidak mengetahui sebenarnya hipertensi sehingga responden tidak menyadari jika mereka mengalami hipertensi. 4.1.2. Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Umur Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa dari 40 responden mayoritas responden dengan hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) dengan mayoritas umur 21-30 tahun sebanyak 11 orang (27,5 %) dan minoritas responden dengan hipertensi ringan sebanyak 11 orang (27,5%) dengan minoritas umur > 40 tahun sebanyak 0 orang (0 %). Umur adalah lamanya waktu hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan sampai berulang tahun yang terakhir. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola piker seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Notoatmodjo, 2003). Menurut Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat ketika berumur 48 belasan tahun. Selain itu, Abu Ahmadi (2001), juga mengemukakan bahwa daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Berdasarkan penelitian Zakiah, dkk (2012) terhadap 33 responden yang berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar didapatkan hasil bahwa mayoritas responden berumur 25-30 tahun yaitu sebanyak 13 responden (39,4%). Menurut Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat ketika berumur belasan tahun. Selain itu, Abu Ahmadi (2001), juga mengemukakan bahwa daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Menurut asumsi peneliti bahwa mayoritas responden pada karakteristik umur 21-30 tahun. Dimana, pada usia 21-30 tahun tersebut dapat dikategorikan sebagai masa karier/muda. Berbeda halnya dengan usia > 40 tahun yang bisa dikategorikan sebagai masa tua yaitu masa dimana sudah mulai terjadi penurunan fungsi-fungsi organ tubuh termasuk daya ingat seseorang. Hal ini menyebabkan tingkat pengetahuan responden tentang Hipertensi menjadi kurang. Akibatnya, responden kurang peduli untuk menjaga pola makan untuk menghindari terjadinya hipertensi seperti mengurangi makanan berlemak dan tinggi garam. Selain itu, sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa dalam maternitas umur ibu yang ekstrim yaitu dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun akan mempunyai risiko kehamilan termasuk 49 hipertensi. Pada usia dibawah 20 tahun masih mungkin mencapai pertumbuhan organ-organ yang berkaitan dengan kehamilan, sedangkan pada usia > 35 tahun sudah mulai terjadi penurunan fungsi pada uterus. Wanita yang lebih tua yaitu >35 tahun dengan bertambahnya usia akan menunjukkan peningkatan hipertensi, menghadapi risiko yang lebih besar untuk menderita hipertensi karena kehamilan. 4.2.2 Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan tabel 4.5. didapatkan hasil bahwa dari 40 responden mayoritas responden dengan hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) dengan mayoritas pendidikan SMP yaitu 8 orang (20 %) dan minoritas responden dengan hipertensi ringan yaitu sebanyak 11 orang (27,5%) dengan pendidikan SMA sebanyak 0 orang (0 %). Berdasarkan penelitian Zakiah, dkk (2012) terhadap 33 responden yang berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar didapatkan hasil bahwa mayoritas respondendengantingkat pendidikan SMU yaitu sebanyak 19 responden (57,6%). Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok yang dalam proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Menurut asumsi peneliti bahwa mayoritas responden pada tingkat pendidikan SMP yaitu dikarenakan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang semakin 50 meningkatkan tingkat seseorang pula. Dimana, dengan tingkat pendidikan yang cukup/tinggi menjadikan seseorang lebih banyak tahu dibandingkan dengan seseorang dengan tingkat pendidikan yang rendah. Sedangkan berdasarkan hasil analisa data diperoleh bahwa mayoritas responden berpendidikan menengah yaitu SMP, sehingga tingkat pengetahuan responden tergolong rendah dan kepedulian responden terhadap cara menghindari hipertensi seperti menjaga pola makan yang tinggi lemak dan garam pada kehamilan menjadi kurang sehingga hal ini menjadikan ibu hamil berisiko terjadinya hipertensi. 4.2.3 Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan tabel 4.6. didapatkan hasil bahwa mayoritas responden dengan hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) dengan mayoritas responden tidak bekerja yaitu sebanyak 14 orang (35 %) dan minoritas responden dengan hipertensi ringan sebanyak 11 orang (27,5 %) dengan minoritas responden bekerja yaitu sebanyak 1 orang (2,5%). Berdasarkan penelitian Sirait (2012) yang berjudul prevalensi hipertensi pada kehamilan di Indonesia dan berbagai faktor yang berhubungan (riset kesehatan dasar 2007) didapatkan hasil bahwa mayoritas responden responden yaitu sebesar 63,8% yang tidakbekerja dan minoritas yang bekerja sebesar 31,7%. Meskipun Chesley (1974), beberapa ahli menyimpulkan bahwa wanita dengan keadaan sosial ekonomi yang lebih baik akan lebih jarang menderita preeklampsia, bahkan setelah faktor ras turut dipertimbangkan. Tanpa mempedulikan hal tersebut, preeklampsia yang diderita oleh wanita dari kelarga mampu tetap saja bisa menjadi 51 berat dan membahayakan nyawa seperti halnya eklampsia yang diderita wanita remaja di daerah kumuh. Status sosial mempunyai risiko yang sama, tetapi kelompok masyarakat yang miskin biasanya tidak mampu untuk membiayai perawatan kesehatan sebagai mana mestinya. Bahkan orang miskin tidak percaya dan tidak mau menggunakan fasilitas pelayanan medis walupun tersedia. Hipertensi pada ibu hamil dengan status sosial ekonomi rendah lebih besar dibandingkan dengan yang tidak miskin. Keadaan ini mungkin berhubungan dengan asupan makanan. Umumnya pada kelompok yang kurang mampu asupan garam dalam makanannya lebih tinggi dibandingkan dengan yang mampu. Padahal konsumsi garam berkorelasi dengan peningkatan tekanan darah. Berdasarkan hasil penelitian, responden yang berisiko terjadinya hipertensi pada ibu hamil disebabkan karena nafsu makan meningkat, cara mengkomsumsi makanan yang tidak seimbang dan selama hamil sering makan makanan tinggi lemak dan kurang mengkomsumsi sayuran dan buah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Junaidi (2010) dibuktikan bahwa nutrisi merupakan ciri khas pada peningkatan tekanan darah, dan membuktikan bahwa faktor ini mempunyai keterkaitan yang erat dengan terjadinya peningkatan tekanan darah dikemudian hari. Asupan nutrisi ibu hamil yang tidak seimbang dengan aktifitas fisik yang dilakukan dapat menyebabkan sumber energi yang belebihan akan disimpan sebagai deposit lemak yang secara tidak langsung dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. 52 4.2.4 Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilan Berdasarkan Pengetahuan Berdasarkan tabel 4.7. didapatkan hasil bahwa dari 40 responden mayoritas responden dengan hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) dengan mayoritas pengetahuan cukup yaitu sebanyak 8 orang (20%) dan minoritas responden dengan hipertensi ringan sebanyak 11 orang dengan minoritas pengetahuan baik 2 orang (5%). Menurut Notoatmodjo (2010), Pengetahuan merupakan hasil “tahu” penginderaan ,manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui indra manusia yakni indra penglihatan, penciuman, perasa dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu tingkat pendidika, pengalaman, informasi, budaya sosial ekonomi. Menurut asumsi peneliti tingkat pengetahuan responden yang mengalami hipertensi secara langsung jauh lebih tinggi dibandingkan hanya sekedar “tahu” saja tanpa pernah mengalaminya. Hal ini dapat dikatakan sebagai sebuah pengalaman.dimana, pengalaman merupakan guru terbaik. Dari sini tampak bahwa ibu hamil dengan hipertensi memiliki pengetahuan yang kurang mengenai perawatan antenatal. Jadi kemungkinan ibu hamil jarang/tidak melakukan pemeriksaan kehamilan. Hasil penelitian ini menunjukkan rendahnya kesadaran ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke petugas kesehatan. Hal ini dapat terjadi akibat kurangnya pengetahuan mengenai tujuan pemeriksaan kehamilan, kurangnya peranan 53 institusi (puskesmas) dalam mempromosikan pelayanan antenatal, kurangnya dukungan masyarakat (suami, orang tua, dll) atau kurangnya kualitas pelayanan antenatal. Arifin dkk. menemukan bahwa pengetahuan ibu hamil, suami, ibu nifas dan orang tua terhadap pemeriksaan kehamilan, perawatan kehamilan dan tanda bahaya kehamilan sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden berpengetahuan cukup, tetapi kesadaran sikap ataupun tindakan responden untuk dating memeriksakan diri ke tenaga kesehatan yang disebabkan karena kurangnya dukungan keluarga termasuk orang tua ataupun suami dan jarak atau akses masyarakat ke fasilitas kesehatan yang jauh sehingga ibu hamil tidak mau dating memriksakan kehamilannya. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Tahun 2015 yang berjudul gambaran pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi kehamilan terhadap 40 responden didaptkan hasil adalah sebagai berikut : a. Berdasarkan tabelDistribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hipertensi Kehamilan didapatkan hasil bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang (40%) dan minoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 10 orang (25%). b. Berdasarkan tabel Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilanberdasarkan umur didapatkan hasil bahwa dari 40 responden mayoritas responden dengan hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) dengan mayoritas umur 21-30 tahun sebanyak 11 orang (27,5 %) dan minoritas responden dengan hipertensi ringan sebanyak 11 orang (27,5%) dengan minoritas umur > 40 tahun sebanyak 0 orang (0 %). Berdasarkan tabel Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilanberdasarkan pendidikan didapatkan hasil bahwa dari 40 responden mayoritas responden dengan hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) dengan mayoritas pendidikan SMP yaitu 8 orang (20 %) dan minoritas responden dengan 54 55 a. hipertensi ringan yaitu sebanyak 11 orang (27,5%) dengan pendidikan SMA sebanyak 0 orang (0 %). b. Berdasarkan tabel Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilanberdasarkan pekerjaan didapatkan hasil bahwa mayoritas responden dengan hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) dengan mayoritas responden tidak bekerja yaitu sebanyak 14 orang (35 %) dan minoritas responden dengan hipertensi ringan sebanyak 11 orang (27,5 %) dengan minoritas responden bekerja yaitu sebanyak 1 orang (2,5%). c. Berdasarkan tabel Distribusi Frekuensi Hipertensi Kehamilanberdasarkan pengetahuan didapatkan hasil bahwa dari 40 responden mayoritas responden dengan hipertensi sedang sebanyak 16 orang (40%) dengan mayoritas pengetahuan cukup yaitu sebanyak 8 orang (20%) dan minoritas responden dengan hipertensi ringan sebanyak 11 orang dengan minoritas pengetahuan baik 2 orang (5%). 5.1 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan disarankan kepada : a. Bagi STIKes Sumatera Utara Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai oleh mahasiswa untuk menambah informasi tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi kehamilan sehingga mempermudah penelitian selanjutnya. 56 b. Bagi Petugas Kesehatan Diharapkan bagi petugas kesehatan khususnya agar mengembangkan penyuluhan terhadap ibu hamil tentang hipertensi kehamilan baik berupa penyebab, resiko, maupun cara penatalaksanaannya sehingga dapat mengurangi angka morbiditas dan mortalitas ibu serta bayi. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar lebih memperdalam penelitian ini seperti dengan melakukan studi kasus tentang hipertensi kehamilan pada lokasi yang berbeda. d. Bagi Tempat Penelitian Diharapkan bagi tempat peneliti/puskesmas khususnya agar mengembangkan penyuluhan terhadap ibu hamil tentang hipertensi kehamilan baik berupa penyebab, resiko, maupun cara penatalaksanaannya mengurangi angka morbiditas dan mortalitas ibu serta bayi. sehingga dapat DAFTAR PUSTAKA Adib, M. (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi. Dianloka: Yogyakarta. Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. PT. Rineka Cipta: Jakarta Budiarto. (2002). Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. EGC: Jakarta. Budiasih. (2008). Hand Book Ibu Menyusui. Hayati Quality: Bandung Gunawan. (2006). Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Kanisius: Yogyakarta. Liewellyn. (2005). Setiap Wanita. Delaptarasa: Jakarta Manuaba, IBG. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan Kandungan KB Untuk Pendidikan Bidan. EGC: Jakarta. . (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana. EGC: Jakarta. Maria S, Anna. (2012). Prevalensi Hipertensi Pada Kehamilan Di Indonesia. https://www.google.co.id/search?q=jurnal+hipertensi+kehamilan.pdf.di akses pada tanggal 6 Juni 2015. Muninjaya. (2001). Manejemen Kesehatan Edisi 11. EGC: Jakarta Notoatmodjo, S. (2006). Metode Penelitian Kesehatan Suatu Pendekatan. Rineka Cipta: Jakarta. Prawiharjo. (2006). Majalah Obstetri Dan Ginekologi Indonesia. Indonesia Jurnal Of And Gynecology. Raiburn, W, F. (2001). Obstetri Ginekologi. Widya Medika: Jakarta. Riset Kesehatan Dasar. (2007). Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jl Percetakan Negara 29: Jakarta. Rejeki. (2012). Perilaku Patuh Perawatan Ibu Primigravida Dengan Kejadian Preeklamsia Berat Eklamsia Di RSUD Soewondo Kendal. Karya Tulis Ilmiah. Sirait. (2007). Prevalensi Hipertensi Pada Kehamilan Di Indonesia Dan Berbagai Faktor Yang Berhubungan. TIM: Jakarta. Susilawati. (2012). Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Di Rumah Bersalin Merga Waluya Surakarta. Karya Tulis Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Suhada Surakarta. Wijosantro, H. (2006). Ilmu Kebidanan. YBP-SP: Jakarta. Wolff. (2008). Hipertensi. Gramedia: Jakarta Zakiah. (2012). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu Dan Anak. Junal Keperawatan Vol. 1 No 5. STIKES Husada Medika. Zein. (2008). Penyakit-Penyakit Persalinan. USU press: Medan. Yang Mempengaruhi Kehamilan Dan Lampiran IV TABEL MASTER Gambaran Pengetahuan Dan Karakteristik Ibu Haml Tentang Hipertensi Kehamilan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Berdagai Tahun 2015 No Umur Pendidikan Pekerjaan Hipertensi Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 4 3 2 2 2 3 2 1 2 1 3 1 2 2 2 3 1 2 3 2 2 3 3 1 2 2 1 2 3 1 2 2 2 1 3 2 4 2 2 2 1 3 2 4 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 2 3 1 2 2 3 3 3 2 2 3 1 2 2 3 1 3 1 2 1 1 2 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 2 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 No Item Kuisioner Pengetahuan 3 4 5 6 7 8 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Skor Kategori 9 10 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 6 6 9 7 7 7 3 2 8 9 6 5 3 8 7 8 5 3 1 3 8 1 0 0 2 2 1 2 2 2 3 3 1 1 2 2 3 1 2 1 2 3 3 3 1 3 3 3 Tabel lanjutan No Umur Pendidikan Pekerjaan Hipertensi Responden 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 3 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 No Item Kuisioner Pengetahuan 3 4 5 6 7 8 9 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 Skor Kategori 7 5 8 9 6 4 6 6 4 7 7 3 3 4 8 8 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 Keterangan : a. Umur b. Pendidikan : c. Pekerjaan : d. Hipertensi : 1. < 20 tahun 1. SD 1. Tidak Bekerja 1. Berat 2. 21-30 tahun 2. SMP 2. Bekerja 2. Sedang 3. 31-40 tahun 3. SMA 4. > 40 tahun 4. Perguruan Tinggi 3. Ringan Lampiran IV TABEL MASTER Gambaran Pengetahuan Dan Karakteristik Ibu Haml Tentang Hipertensi Kehamilan Di Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Berdagai Tahun 2015 No Umur Pendidikan Pekerjaan Hipertensi Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 4 3 2 2 2 3 2 1 2 1 3 1 2 2 2 3 1 2 3 2 2 3 3 1 2 2 1 2 3 1 2 2 2 1 3 2 4 2 2 2 1 3 2 4 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 2 3 1 2 2 3 3 3 2 2 3 1 2 2 3 1 3 1 2 1 1 2 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 2 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 No Item Kuisioner Pengetahuan 3 4 5 6 7 8 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Skor Kategori 9 10 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 6 6 9 7 7 7 3 2 8 9 6 5 3 8 7 8 5 3 1 3 8 1 0 0 2 2 1 2 2 2 3 3 1 1 2 2 3 1 2 1 2 3 3 3 1 3 3 3 Tabel lanjutan No Umur Pendidikan Pekerjaan Hipertensi Responden 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 3 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 No Item Kuisioner Pengetahuan 3 4 5 6 7 8 9 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 Skor Kategori 7 5 8 9 6 4 6 6 4 7 7 3 3 4 8 8 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 Keterangan : a. Umur b. Pendidikan : c. Pekerjaan : d. Hipertensi : 1. < 20 tahun 1. SD 1. Tidak Bekerja 1. Berat 2. 21-30 tahun 2. SMP 2. Bekerja 2. Sedang 3. 31-40 tahun 3. SMA 4. > 40 tahun 4. Perguruan Tinggi 3. Ringan