11 BAB II KAJIAN TEORI A. DISIPLIN KERJA 1. Pengertian Disiplin

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORI
A. DISIPLIN KERJA
1. Pengertian Disiplin
Salah satu aspek dari kekuatan Sumber Daya Manusia (SDM)
dapat tercermin dalam sikap dan perilaku disiplin, karena disiplin memiliki
dampak yang kuat pada suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan
dalam mengejar tujuan yang direncanakan.
Seorang pekerja yang berdisiplin tinggi, masuk kerja tepat waktu,
demikian juga pulang tepat waktunya, selalu taat pada tata tertib, belum
akan efisien tugasnya jika tidak memiliki keahlian pada bidang tugasnya
Anoraga (2002). Selain itu didalam suatu organisasi, usaha-usaha untuk
menciptakan kedisiplinan selain adanya tata tertib atau peraturan yang
jelas juga, tata cara kerja sederhana dan dapat dengan mudah diketahui
oleh setiap anggota organisasinya.
Sutrisno (dalam Thaif, 2015) menunjukkan bahwa disiplin
menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada karyawan
kepada peraturan perusahaan. Jadi jika aturan atau peraturan yang ada di
perusahaan diabaikan, atau sering dilanggar, maka karyawan memiliki
disiplin kerja yang buruk. Sebaliknya, jika karyawan tunduk pada
ketentuan perusahaan, menggambarkan disiplin mereka kondisi baik.
Nitisemito (2010) mengartikan disiplin sebagai suatu sikap,
tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan
baik yang tertulis maupun tidak.
11
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
12
Menurut Heidjrachman dan Husnan (dalam Sinambela, 2016)
bahwa disiplin
adalah setiap perseorangan dan juga kelompok yang
menjamin adanya kepatuhan terhadap perintah dan berinisiatif untuk
melakukan suatu tindakan yang diperlukan seandainya tidak ada perintah.
Jaya (2016) bahwa disiplin dalam bekerja sangatlah penting sebab
dengan kedisiplinan tersebut diharapkan sebagian besar peraturan ditaati
oleh para anggota , bekerja sesuai dengan prosedur dan sebagainya
sehingga pekerjaan terselesaikan secara efektif dan efesien. Oleh karena
itu bila anggota tidak menggunakan aturan-aturan yang ditetapkan dalam
lembaga atau organisasi Polri, maka tindakan disiplin merupkan langkah
terakhir yang bisa diambil.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah
suatu aturan dimana seseorang harus mengikuti ketentuan yang ada dalam
organisasi tersebut atas kesadaran yang ada dalam tiap-tiap individu itu
sendiri dan bila dilanggar biasanya akan mendapatkan konsekuensi yang
ditanggung sendiri oleh pelanggar. Penegakan kedisiplinan sendiri
dilakukan karena untuk meninggkatkan nilai-nilai yang ada dalam
organisasi itu sendiri untuk mencapai suatu tujuan dalam tiap-tiap bagian
fungsi dalam organisasi tersebut.
2. Pengertian Disiplin Kerja
Anoraga (2009) bahwa disiplin kerja adalah suatu sikap, perbuatan
untuk selalu mentaati tata tertib dan didalamnya terdapat faktor waktu dan
kegiatan atau perbuatan.
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
13
Davis (dalam Mangkunegara, 2013) mengemukakan bahwa
“Disipline is management action to enforce orgazation standards”.
Berdasarkan pendapat Keith Davis, disiplin kerja diartikan sebagai
pelaksanaan untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.
Sinambela (2016) disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan
pegawai menaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang
berlaku. Dengan demikian disiplin kerja merupakan suatu alat yang
digunakan pimpinan untuk berkomunikasi dengan pegawai agar mereka
bersedia untuk mengubah perilaku mereka aturan main yang ditetapkan.
Mangkunegara & Octorend (2015) bahwa disiplin kerja adalah
kesadaran dan kesediaan untuk mematuhi semua peraturan perusahaan dan
norma-norma yang berlaku pada diri seseorang. Jadi kesiumpulannya
disiplin kerja merupakan upaya organisasi dalam memanajemen
perusahaan untuk melaksanakan atau mengeksekusi aturan atau peraturan
yang harus ditaati oleh semua karyawan tanpa terkecuali
Disiplin memiliki kaitan yang erat dengan peraturan-peraturan,
norma-norma
yang
berlaku
dalam
suatu
lingkungan,
khususnya
lingkungan perusahaan. Penerapan disiplin dalam suatu perusahaan
merupakan salah satu masalah personel yang paling sulit dihadapi
perusahaan. Menurut Siagian (dalam Ananta & Adnyani, 2016) bahwa
disiplin kerja merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para
anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan yang harus
ditaati dan standar yang harus dipenuhi. Disiplin kerja dirasakan penting,
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
14
karena jika karyawan tidak disiplin dapat menggangu kinerja karyawan
dan stabilitas organisasi.
Disiplin kerja adalah kemampuan kerja seseorang secara teratur
tekun secara terus menerus dan bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang
berlaku dengan tidak melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan
Sinambela (2016)
Dari definisi yang telah dikemukakan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa disiplin kerja adalah cara bagaimana seorang individu
dalam bekerja menaati peraturan yang ada dalam instansinya, dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai yang ada sehingga individu tersebut harus
menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bila dilanggar ada
sangsi yang akan diterima oleh individu tersebut
3. Indikator disiplin kerja
Hasibuan (dalam Sinambela, 2016) , indikator yang mempengaruhi
tingkat displin kerja anggota dalam suatu organisasi, diantaranya:
a. Tujuan dan kemampuan
Tujuan
dan
kemampuan
ikut
mempengaruhi
tingkat
kedisiplinan karyawan atau anggota. Tujuan yang akan dicapai harus
jelas dan ditetapkan secara ideal secara cukup menatang bagi
kemampuan seseorang. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang
dibebankan pada anggota harus sesuai dengan kemampuan anggota
bersangkutan,
agar
dia
bekerja
dengan
kemampuan
anggota
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
15
bersangkutan agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam
mengerjakannya.
b. Teladan pimpiman
Teladan
pimpinan
sangat
berperan
dalam
menentukan
kedisiplinan anggota karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan
oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik,
berdisiplin baik, jujur, adil serta sesuai kata dan perbuatan. Dengan
teladan pemimpin yang baik kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik.
Jika teladan pimpinan kurang baik (kurang berdisiplin) pada bawahan
pun akan kurang disiplin.
c. Balas jasa
Balas jasa (gaji kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan
anggotanya karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan
kecintaan karyawan terhadap instansinya. Jika kecintaan anggota
semakin baik terhadap pekerjaannya, kedisiplinan mereka akan
semakin baik pula. Untuk mewujudkan kediplinan anggota yang baik,
instansi harus memberikan balas jasa yang relative besar. Kedisiplinan
anggota tidak mungkin baik apabila balas jasa yang mereka terima
kurang memuaskan untuk memuaskan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya beserta keluarganya. Jadi balas jasa berperan penting untuk
menciptakan kedisiplinan anggota. Artinya semakin besar balas jasa
semakin baik kedisiplinan anggotanya.
d. Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujud kedisiplina anggota, karena
ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
16
diperlukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan
dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau
hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan anggota yang
baik. Pimpinan yang cakap dalam memimpin selalu berusaha bersikap
adil terhadap semua bawahannya. Dengan keadilan yang baik akan
menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Jadi keadilan harus
diterapkan dengan baik pada setiap lembaga supaya anggotanya baik
pula.
e. Waskat (pengawasan melekat)
Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan
paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan anggota. Dengan
waskat berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku,
moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini
berarti atasan harus selalu hadir ditempat kerja agar dapat mengawasi
dan memberikan petunjuk.
f. Sanksi hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam pemeliharaan
kedisiplinan anggota. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat,
anggota akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan instansi,
sikap dan perilaku indisipliner anggota akan berkurang.
Berat/ringannya sangsi hukuman yang akan diterapkan ikut
mempengaruhi baik/buruknya kedisiplinan anggota. Sangsi hukuman
harus ditetapkan berdasarkan perimbangan logis, masuk akal dan
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
17
diinformasikan secara jelas kepada semua anggota. Sangsi hukuman
seharusnya tidak terlalu ringan atau terlalu berat supaya hukuman itu
tetap mendidik anggota untuk mengubah perilaku. Sangsi hukuman
hendaknya cukup wajar
untuk setiap tingkatan yang yang
diindisipliner, bersifat mendidik dan menjadi alat motivasi untuk
memelihara kedisiplinan dalam lembaga instansi.
g. Ketegasan
Ketegasan
pimpinan
dalam
melakukan
tindakan
akan
mempengaruhi kedisiplinan anggota. Pimpinan harus berani dan tegas,
bertindak untuk menghukum setiap anggota yang indisipliner sesuai
dengan sangsi hukuman yang telah ditetapkan. Pimpinan yang diberani
bertindak tegas menerapkan hukuman bagi anggota yang indisipliner
akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahan. Dengan
demikian pimpinan akan dapat memelihara kedisiplinan anggotanya.
Sebaliknya apabila seorang pimpinan kurang tegas atau tidak
menghukum anggota yang indisipliner, sulit baginya untuk memelihara
kedisiplinan bawahannya, bahkan sikap indisipliner anggota semakin
banyak karena mereka berangkapan bahwa
peraturan dan sangsi
hukuman tidak berlaku lagi. Pimpinan yang tidak tegas menindak atau
menghukum anggota yang melanggar peraturan, sebaliknya tidak
usaha membuat peraturan atau tata tertib pada instansi lembaga
tersebut.
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
18
h. Hubungan kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama
anggota ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu lembaga
instansi. Hubungan-hubungan baik bersifat vertical maupun horizontal
yang terdiri dari direct single relationship, direct relationship dan
cross relationship hendaknya harmonis.
Pimpinan harus berusaha menciptakan suasana hubungan
kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertical maupun horizontal
diantara semua anggota. Terciptanya human relationship yang serasi
akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hal ini
akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada instansi lembaga. Jadi
kedisiplinan anggota akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan
dalam organisasi tersebut baik.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa indikator
disiplin kerja yaitu seseorang yang menghargai waktu dan tepat waktu
serta dapat mematuhi aturan yang berlaku dan taat kepada organisasi
dengan penuh kesadaran dan bukan karena terpaksa atau takut. Selain
itu juga mempunyai komitmen dan loyalitas terhadap organisasi serta
bagaimana sikap dalam bekerja dan sejauh mana pengetahuan
pemahaman dalam pekerjaannya.
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
19
4. Macam-Macam Disiplin Kerja
Ada 2 bentuk disiplin kerja, yaitu disiplin preventif dan disiplin
korektif, Mangkunegara (2013):
a. Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan
pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang
telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk
menggerakkan pegawai berdisiplin diri. Dengan cara prefentif pegawai
dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan.
b. Disiplin Korektif
Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai
dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap
mematuhi peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi
peraturan-peraturan sesuai denagn pedoman yang berlaku pada
perusahaan. Keith Davis berpendapat disiplin korektif memerlukan
perhatian proses yang seharusnya, yang berarti bahwa prosedur harus
menunjukkan pegawai harus bersangkutan benar-benar terlibat.
Keperluan proses yang seharusnya dimaksud adalah pertama, suatu
prasangka yang tak bersalah sampai pembuktian pegawai berperan
dalam pelanggaran. Kedua, hak untuk didengar dalam beberapa kasus
terwakilkan oleh pegawai lain. Ketiga disiplin itu dipertimbangkan
dalam hubungan dengan keterlibatan pelanggaran.
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
20
Jadi kesimpulannya bahwa dalam disiplin preventif bertujuan
untuk menggerakkan para pegawainya agar berdisiplin diri, dengan
cara prefentif pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturanperaturan perusahaan. Sedangkan disiplin korektif mengarahkan
pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk
mematuhi aturan yang sesuai dengan pedoman yang berlaku.
5. Aspek-Aspek Disiplin Kerja
Mathis & Jackson (2002), mengemukakan bahwa aspek-aspek
disiplin kerja yaitu ada 3:
a. Aspek pemahaman terhadap peraturan
Yaitu suatu perilaku untuk dapat memahami aturan-aturan yang
berlaku didalam suatu perusahaan bagi seluruh pegawai.
b. Aspek pemahaman terhadap disiplin diri
Yaitu suatu upaya yang beruwujud pengekangan, perkontrolan,
pengendalian dan pengawasan diri secara sadar dan bertanggung jawab
c. Aspek disiplin yang eksternal.
Yaitu suattu unsur-unsur yang berasal dari luar pribadi yang dapat
mempengaruhi tingkah laku pegawai didalam suatu perusahaan.
Nitisemito (2010) menggambarkan tentang aspek-aspek disiplin
kerja meliputi:
a. Aspek pemahaman terhadap peraturan
Yaitu suatu upaya yang dilakukan oleh pegawai untuk memahami
suatu reglemen perusahaan yang berisi tentang syarat-syarat kerja yang
berlaku bagi seluruh pegawai yang bekerja pada perusahaan
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
21
b. Aspek ketaatan
Yaitu kesanggupan seorang tenaga kerja untuk mentaati segala
kesanggupan, peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan
yang berlaku, menaati perintah kedinasan yang diberikan atasan yang
berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang
telah ditetapkan perusahaan maupun pemerintah baik secara lisan
maupun tertulis.
c. Aspek ketepatan waktu
Yaitu suatu upaya yang dilakukan oleh setiap pegawai untuk dapat
bekerja sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh pihak perusahaan
d. Aspek kejujuran
Yaitu ketulusan hati seseorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas
dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan
wewenang yang telah diberikan kepadanya
e. Aspek kesetiaan
Yaitu tekad untuk kesanggupan mentaati, melaksanakan dan
mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab. Tekad dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan
dengan sikap dan perilaku tenaga kerja yang bersangkutan dalam
kegiatan sehari-hari serta dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan
yang diberikan kepadanya. Kesetiaan tenaga kerja terhadap perusahaan
sangat berhubungan
dengan pengabdiannya. Pengabdian
yang
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
22
dimaksud adalah sumbangan pikiran dan tenaga yang ikhlas dengan
mengutamakan kepentingan publik diatas kepentingan pribadi.
f. Aspek tanggung jawab
Yaitu kesanggupan seseorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas
dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan
tepat waktu serta berani memikul resiko atas keputusan yang telah
diambilnya.
Amriany, Probowati, dan Atmadji (2004) diketahui bahwa aspekaspek kedisiplinan kerja mencakup hal-hal berikut ini :
a. Kehadiraan
Kehadiran karyawan yang datang tepat waktu tanpa alasan apapun,
baik secara fisik ataupun mental terhadap aktivitas yang ada
dikantornya.
b. Waktu Kerja
Melakukan pekerjaan yang dapat dilaksanakan siang hari atau malam
hari. Adapun 7 atau 8 jam kerja dalam sehari, 40 jam kerja dalam
seminggu dan 6 hari kerja dalam 1 minggu
c. Kepatuhan terhadap Perintah
Kepatuhan terjadi jika seseorang melakukan apa yang dikatakan
kepadanya.
d. Produktivitas Kerja
Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber
daya yang digunakan selama bekerja.
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
23
e. Kepatuhan terhadap Peraturan
Serangkaian aturan-aturan yang dimiliki kelompok dalam organisasi
akan membentuk keyakinan, sikap dan perilaku individu tersebut
menurut standard kelompok yang ada dalam suatu organisasi.
f. Pemakaian Seragam
Setiap karyawan terutama di lingkungan organisasi menerima seragam
kerja setiap dua tahun sekali.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
beberapa aspek disiplin kerja anggota yang meliputi:
a. Aspek penggunaan waktu kerja yaitu anggota mempergunakan waktu
kerja dengan sepenuhnya dan seefisien mungkin
b. Aspek kepatuhan terhadap peraturan yaitu anggota tidak melakukan
suatu hal yang dilarang oleh instansinya
c. Aspek keteraturan dan ketepatan waktu yaitu anggota datang dan
pulang sesuai dengan jam kerja yang berlaku diinstansi tersebut
d. Aspek keseriusan kerja yaitu anggota dalam melaksanakan tugasnya
dengan sungguh-sungguh agar tidak terdapat kesalahan kerja.
e. Aspek tanggung jawab pada pekerjaan yang diamanahkan oleh
anggota
6. Faktor-Faktor Displin Kerja
Disiplin kerja sangat penting dalam suatu perusahaan karena jika
tidak maka perusahaan akan kesulitan dalam melaksanakan program kerja
yang telah ditetapkan sebelumnya. Disiplin kerja merupakan suatu sikap
dan perilaku.
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
24
Menurut Siswanto (dalam Sinambela, 2016) berpendapat mengenai
faktor-faktor dari disiplin kerja adalah:
a. Frekuensi kehadiran
Salah satu tolak ukur untuk mengetahui tingkat kedisiplinan pegawai
adalah semakin tinggi frekuensi kehadiran atau rendahnya tingkat
kemangkiran maka pegawai tersebut telah memiliki disiplin kerja yang
tinggi.
b. Tingkat kewaspadaan
Pegawai yang dalam melaksanakan pekerjaannya selalu penuh
perhitungan dan ketelitian memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi
baik terhadap dirinya maupun terhadap pekerjaannya.
c. Ketaatan pada standar kerja
Dalam melaksanakan pekerjaannya seorang pegawai diharuskan
menaati semua standar kerja yang telah ditetapkan sesuai dengan
aturan dan pedoman kerja agar kecelakaan kerja tidak terjadi atau
dapat dihindari.
d. Ketaatan pada peraturan kerja
Hal yang dimaksudkan untuk kenyamanan dan kelancaran dalam
bekerja.
e. Etika kerja
Etika kerja diperlukan oleh setiap pegawai dalam melaksanakan
pekerjaannya agar tercipta suasana harmonis, saling menghargai
antarsesama pegawai.
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
25
7. Pelaksanaan sangsi disiplin kerja
Pelaksanaan
sangsi
terhadap
pelanggar
disiplin
dengan
memeberikan peringatan harus segera, konsisten dan interpersonal
Mangkunegara, (2013).
a. Pemberian peringatan
Anggota yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat
peringatan pertama, kedua dan ketiga. Tujuan pemberian peringatan
adalah agar anggota yang bersangkutan menyadari pelanggaran yang
telah dilakukannya.
b. Pemberian sangsi harus segera
Anggota yang melanggar disiplin harus segera diberikan sangsi yang
sesuai dengan peraturan organiasi yang berlaku. Tujuannya agar
anggota yang bersangkutan memahami sangsi pelanggaran yang
berlaku diinstansi lembaga.
c. Pemberian sangsi harus konsisten
Pemberian sangsi kepada anggota yang tidak disiplin harus konsisten.
Hal ini bertujuan agara anggota sadar dan menghargai peraturanperaturan yang berlaku di instansi tersebut.
d. Pemberian sangsi harus interpersonal
Pemberian sangsi pelanggar disiplin harus tidak membeda-bedakan
anggota, tua, muda, pria, wanita tetap diperlakukan sama sesuai
dengan tujuan peraturan yang berlaku, tujuan agar anggota menyadari
bahwa disiplin kerja berlaku untuk semua anggota dengan sangsi
pelanggaran yang sesuai dengan peraturan.
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
26
Menurut Rivai (dalam Sinambela, 2016) pelanggaran kerja adalah
setiap ucapan, tulisan, perbuatan seorang pegawai yang melanggar
peraturan disiplin yang telah diatur oleh pimpinan organisasi, sedangkan
sangsi pelanggaran kerja adalah hukuman disiplin yang dijatuhkan
pimpinan organisasi kepada pegawai yang melanggar peraturan disiplin
yang telah diatur pimpinan organisasi. Selanjutnya dikemukakan bahwa
terdapat beberapa tingkat dan jenis pelanggaran kerja yang umumnya
berlaku dalam suatu organisasi antara lain:
a. Sanksi pelanggaran ringan, dengan teguran: teguran lisan, teguran
tertulis, dan pernyataan tidak puas secara tertulis
b. Sanksi pelanggaran sedang, dengan jenis: penundaan kenaikan gaji,
penurunan gaji dan penundaan kenaikan pangkat
c. Sanksi
pelanggaran
berat,
dengan
jenis:
penurunan
pangkat,
pembebasan dari jabatan dan pemberhentian, pemecatan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
sanksi disiplin kerja dapat dilakukan dengan empat cara yaitu dengan
memberikan peringatan jika seseorang melakukan kesalahan lalu
memberikan sangsi harus sesegera mungkin dengan tidak menunda-nuda
serta diberikan secara konsisten dan dengan pemberian sangsi harus
interpersonal.
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
27
B. BUDAYA ORGANISASI
1. Pengertian Budaya Organisasi
Menurut Owens (dalam Tika, 2014) budaya adalah suatu sistem
pembagian nilai dan kepercayaan yang berinteraksi dengan orang dalam
suatu organisasi, struktur organisasi dan sistem kontrol yang menghasilkan
norma perilaku.
Sedangkan menurut Robbin & Sanghi (dalam Shahzad, Lukman &
Khan, 2012) Budaya dapat didefinisikan sebagai sistem umum berupa
nilai-nilai yang dapat diperkirakan, sehingga seseorang menggambarkan
budaya organisasi yang sama bahkan dengan latar belakang yang berbeda
pada tingkat yang berbeda dalam organisasi. Menurut Robbin (Khaliq &
Marnis, 2015) budaya dapat mempengaruhi dan memberi makna pada
setiap perilaku anggota-anggota organisasi.
Munadar (2012) bahwa organisasi terdiri dari kelompok orangorang, atau dapat dikatakan juga terdiri dari kelompok-kelompok tenaga
kerja (dalam hal ini organisasi perusahaan) yang bekerja untuk mencapai
tujuan organisasinya.
Organisasi menurut Selznick (dalam Tika, 2014) bahwa organisasi
peraturan personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang
ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab.
Selanjutnya menurut Robbin (dalam Khaliq & Marnis, 2015)
Budaya organisasi merjuk kepada sistem pengertian bersama yang
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
28
dipegang oleh anggota-anggota suatu organisasi yang membedakan
organisasi tersebut dengan organisasi lainnnya.
Munandar, (2012) bahwa budaya organisasi adalah cara berfikir,
berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam
organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi sehingga
merupakan suatu mental dasar dari organisasi yang merupakan
pencerminan dari modal kepribadian organisasi itu sendiri.
Wibowo (2010) bahwa budaya organisasi adalah filosofi dasar
organisasi yang memuat keyakinan, norma-norma dan nilai-nilai bersama
yang menjadi karakteristik inti tentang bagaimana cara melakukan sesuai
kepada organisasi. Keyakinan, norma-norma, dan nilai-nilai tersebut
menjadi pegangan semua sumber daya manusia dalam organisasi dalam
melaksanakan pekerjaannya.
Menurut Amnuai (dalam Tika, 2014) bahwa budaya organisasi
adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggotaanggota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna
mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah internal.
Arishanti, (2007) bahwa budaya organisasi didefinisikan sebagai
sebuah pola yang mengacu kesistem makna bersama, nilai-nilai dan
kepercayaan yang digunakan bersama dalam suatu organisasi dan
digunakan sebagai panduan para anggota dalam berperilaku.
David (dalam Arianty, 2014) menyatakan budaya organisasi adalah
pola tingkah laku yang dikembangkan oleh suatu organisasi yang
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
29
dipelajarinya ketika mengalami masalah adaptasi eksternal dan integrasi
internal, yang telah terbukti cukup baik untuk disahkan dan diajarkan
kepada anggota baru sebagai cara untuk menyadari, berpikir dan merasa.
Umam, (2010) budaya organisasi adalah nilai-nilai, keyakinan, dan
prinsip-prinsip dasar yang merupakan landasan bagi sistem dan praktikpraktik manajemen serta perilaku yang meningkatkan dan menguatkan
prinsip-prinsip tersebut.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa budaya
organisasi adalah suatu nilai-nilai yang ada didalam organisasi yang
menjadi pegangan dalam karyawan saat bekerja dengan karakteristik yang
khas berisi asumsi, nilai-nilai, norma, kepercayaan yang bermanfaat untuk
mendorong dan meningkatkan efektivitas maupun efisiensi organisasi
tersebut.
2. Jenis-jenis Budaya Organisasi
Menurut Kreitner dan Kinicki (dalam Arianty, 2014) bahwa secara
umum terdapat tiga (3) jenis budaya organisasi yaitu:
a. Budaya konstruktif
Budaya kontruktif adalah budaya dimana para karyawan didorong
untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengajarkan tugas dan
proyeknya dengan cara yang membantu mereka dalam memuaskan
kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang. Tipe budaya ini
mendukung keyakinan normatif yang berhubungan dengan pencapaian
tujuan aktualisasi diri, penghargaan yang manusiawi dan persatuan.
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
30
b. Budaya pasif defensif
Budaya pasif defensif bercirikan keyakinan yang memungkinkan
bahwa karyawan berinteraksi dengan karyawan lain dengan cara yang
tidak mengancam keamanan kerja sendiri. Budaya ini mendorong
keyakinan
normatif
yang
berhubungan
dengan
persetujuan,
konvensional, ketergantungan, dan penghidupan.
c. Budaya agresif defensif
Budaya agresif defensif mendorong karyawannya untuk mengerjakan
tugasnya dengan kerja keras untuk melindungi keamanan kerja dan
status mereka. Tipe budaya ini lebih bercirikan keyakinan normatif
yang mencerminkan oposisi, kekuasaan, kompetitif dan perfeksionis.
Meskipun sebuah organisasi dapat menampilkan satu tipe budaya
organisasi secara menonjol, ia tetap dapat menunjukkan keyakinan
normatif dan karakteristik yang lain.
3. Karakteristik Budaya Organisasi
Budaya organisasi dalam suatu organisasi yang satu dapat berbeda
dengan yang ada dalam organisasi yang lain. Namun budaya organasisasi
menunjukkan ciri-ciri, sifat, atau karakteristik tertentu yang menunjukkan
kesamaannya.
Karakteristik-karakteristik budaya organisasi menurut Robbin
(dalam Tika, 2014) adalah:
a. Inisiatif individu yaitu sejauh mana organisasi memberikan kebebasan
kepada setiap pegawai dalam mengemukakan pendapat atau ide-ide
yang dapat memajukan atau mengembangkan organisasi didalam
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
31
pelaksanaan tugas dan fungsinya. Inisiatif individu tersebut perlu
dihargai
oleh
kelompok
atau
pimpinan
organisasi
sepanjang
menyangkut ide untuk memajukan dan mengembangkan organisasi
b. Toleransi terhadap tindakan beresiko yaitu sejauhmana para pegawai
dianjurkan untuk bertindak agresif, inovatif dan mengambil resiko
dalam mengambil kesempatan yang dapat memajukan organisasi.
Tindakan beresiko yang dimaksudkan adalah segala akibat yang timbul
dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dilakukan oleh pegawai.
c. Pengarahan yaitu sejauh mana organisasi dapat menciptakan dengan
jelas sasaran dan harapan yang diinginkan, sehingga para pegawai
dapat memahaminya dan segala kegiatan yang dilakukan para pegawai
mengarah pada pencapaian tujuan organisasi. Sasaran dan harapan
tersebut jelas tercantum dalam visi dan misi. Kondisi ini juga
berpengaruh terhadap kinerja organisasi dan perusahaan
d. Integrasi yaitu sejauhmana organisasi dapat mendorong unit-unit
organisasi bekerja dengan cara yang terkoordinir. Kekompakan unitunit tersebut dapat mendorong kualitas dan kuantitas pekerjaan yang
dihasilkan
e. Dukungan manajemen yaitu sejauh mana para pemimpin organisasi
dapat memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan
yang jelas terhadap pegawai. Dukungan tersebut dapat berupa adanya
upaya pengembangan kemampuan para pegawai seperti mengadakan
bimbingan dan pelatihan
f. Kontrol yaitu adanya pengawasan yang dilakukan dalam organisasi
terhadap perilaku para pegawai dalam melaksanakan tugasnya dengan
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
32
menggunakan peraturan-peraturan
yang telah ditetapkan demi
kelancaran organisasi
g. Sistem imbalan, sejauhmana alokasi imbalan (seperti gaji, promosi dan
lain-lain) didasarkan atas prestasi kerja pegawai bukan sebaliknya
didasarkan atas senioriras, pilih kasih dan lain sebagainya.
h. Toleransi terhadap konflik yaitu sejauh mana para pegawai didukung
untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka guna
memajukan organisasi dan bagaimana pula tanggapan organisasi
terhadap konflik tersebut.
i. Pola komunikasi yaitu sejauh mana komunikasi dalam organisasi yang
dibatasi oleh hirarki kewenangan yang formal dapat berjalan dengan
baik. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang dapat memenuhi
kebutuhan sasaran, sehingga akhirnya dapat memberikan hasil yang
lebih efektif.
Dari penjelasan diatas bahwa karakteristik dalam budaya
organisasi adalah inisiatif individual, toleransi terhadap tindakan berisiko,
pengarahan, integrasi, dukungan manajemen, kontrol, identitas, sistem
imbalan, toleransi terhadap konflik dan pola komunikasi.
4. Fungsi Budaya Organisasi
Pada hakikatnya sebuah budaya organisasi harus bisa diandalkan
bagi suatu organisasi. Karena tidak hanya berfungsi bagi organisasi tetapi
juga bagi konsistensi para pegawainya.
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
33
Menurut Robbin (dalam Tika, 2014) fungsi budaya organisasi
antara lain sebagai berikut:
a. Menetapkan batasan atau menegaskan posisi organisasi secara
berkesinambungan
b. Mengantarkan suatu perasaan identitas bagi anggota organisasi
c. Mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas daripada
kepentingan individual seseorang
d. Meningkatkan stabilitas sosial
e. Menyediakan
membentuk
mekanisme
tingkah
laku
pengawasan
yang
dapat
anggota
organisasi
dan
menuntun,
sekaligus
menunjukkan hal-hal apa saja yang dilarang dan diperbolehkan untuk
dilakukan dalam organisasi.
Kreitner dan Kinicki (dalam Tika, 2014) membagi empat fungsi
budaya organisasi yaitu:
a. Memberikan identitas organisasi kepada karyawannya
b. Memudahkan komitmen kolektif
c. Mempromosikan stabilitas sistem sosial
d. Membentuk
perilaku
dengan
membantu
manajer
merasakan
keberadaanya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi budaya
organisasi yaitu untuk memberikan batasan terhadap tindakan yang
dilakukan oleh anggota dan membangun komitmen dalam berorganisasi
yang nantinya membentuk perilaku secara berkelanjutan.
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
34
5. Indikator Budaya Organisasi
Robbin (dalam Arianty, 2014) menyatakan riset paling baru
mengemukakan tujuh karakteristik primer yang sama-sama menangkap
hakikat dari suatu budaya suatu organisasi yaitu:
a. Inovasi dan pengambilan resiko, sejauh mana karyawan didorong
untuk inovatif dan mengambil resiko
b. Perhatian, sejauh mana karyawan diharapkan memperlihatkan prestasi,
analisis dan perhatian kepada rincian.
c. Orientasi hasil, sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada
hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk
mencapai hasil itu.
d. Orientasi orang, sejauh mana manajemen memperhitungkan efek hasilhasil pada orang-orang di dalam organisasi itu.
e. Orientasi tim, sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar timtim, bukannya individu-individu.
f. Keagresifan, sejauh mana orang-orang itu agresif dan bukannya santaisantai.
g. Kemantapan,
sejauh
mana
kegiatan
organisasi
menekankan
dipertahankannya status quo dari pada pertumbuhan.
Indikator-indikator budaya organisasi menurut Mckenna (2005)
adalah sebagai berikut:
a. Hubungan antar manusia dengan manusia
Hubungan antar manusia dengan manusia yaitu keyakinan masingmasing para anggota organisasi bahwa mereka diterima secara benar
dengan cara yang tepat dalam sebuah organisasi
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
35
b. Kerjasama
Kerjasama adalah kemampuan seseorang tenaga kerja untuk bekerja
bersama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan
pekerjaan yang telah ditetapkan sebagai mencapai daya guna yang
sebesar-besarnya.
c. Penampilan Karyawan
Penampilan karyawan adalah kesan yang dibuat oleh seseorang
terhadap
orang
lainnya,
misalnya
keserasian
pakaian
dan
penampilannya.
Rahma, Suhandana, dan Suarni. (2013) berdasarkan indikatorindikator hasil pengembangan dari budaya organisasi sebagai berikut:
a. Dinamika kelompok
Bahwa suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan
yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami.
b. Komitmen
Komitmen dalam organisasi adalah suatu keadaan dimana seseorang
karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan-tujuan dan
keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi
tersebut.
c. Penghargaan
Penghargaan ialah sesuatu yang diberikan pada perorangan atau
kelompok jika mereka melakukan suatu keulungan di bidang tertentu.
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
36
Dalam hal ini penghargaan bisa sebagai tanda kehormatan ataupun
kenaikan pangkat atas pencapaian kerja yang telah dicapai.
d. Nilai-nilai
Nilai-nilai, asumsi-asumsi dan keyakinan-keyakinan dasar yang
dirasakan bersama oleh anggota organisasi dan mendasari cara
bertindak serta menyelesaikan persoalan yang terjadi dalam organisasi.
e. Komunikasi
Komunikasi adalah "suatu proses dimana seseorang atau beberapa
orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan
menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang
lain".
f. Toleransi
Toleransi adalah membiarkan orang lain berpendapat lain,melakukan
hal yang tidak sependapat dengan kita, tanpa kita ganggu ataupun
intimidasi.
Bahwa dari penjelasan diatas dapat disimpulkan yang menjadi
indikator budaya organisasi adalah bagaimana cara sesama anggota
berhubungan dan berkomunkasi antar tim untuk mencapai suatu nilai-nilai
yang menjadi pegangan bagi anggota itu sendiri. Serta dapat berkerja sama
antar fungsi dalam bagian-bagian instansi. Dan mengatur dalam hal
ketetapan penggunaan seragam yang digunakan dalm sehari-hari.
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
37
C. Kepolisian Sektor
Anggota Kepolisian Republik Indonesia mempunyai tugas yang sama
yaitu sebagai aparat yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat serta sebagai penegak hukum, walaupun dalam praktek dimasingmasing daerah atau negara memiliki sistem peraturan yang berbeda. Semakin
berkembangnya zaman maka semakin banyak pula permasalahan yang ada
dalam suatu organisasi kepolisian khususnya pada kepolisan ditingkat sektor.
Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 pasal 13 yaitu mengenai
tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah: 1. Memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat ; 2. Menegakkan hukum ; 3.
Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
Hal ini menjadi pegangan bagi anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia bahwa para anggota kepolisian harus tunduk pada kekuasaan
peradilan umum seperti diatur dalam Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang nomor
2 tahun 2002 yang berbunyi tentang “Anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia tunduk pada kekuasan peradilan umum”.
Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan
berbagai fungsinya terbagi atas beberapa daerah hukum. Organisasi Polri
disusun secara berjenjang dari tingkat pusat sampai ke kewilayahan.
Organisasi Polri tingkat pusat disebut Markas Besar Kepolisian Negara
Republik Indonesia (Mabes Polri); sedangkan organisasi Polri tingkat
kewilayahan disebut Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Polda) di
tingkat provinsi, Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort (Polres) di
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
38
tingkat kabupaten/kota, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Sektor
(Kepolisian sektor) di wilayah kecamatan.
Adanya kepolisian sektor diharapkan dapat memberikan pelayanan
yang cepat sesuai dengan program Quick win (suatu program kepolisian di
sektor dalam rangka meraih suatu keberhasilan) yang dimiliki oleh anggota
kepolisian di sektor.
D. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Disiplin Kerja Pada Anggota
Kepolisian Sektor Purwokerto Utara Polres Banyumas
Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah pegawai
negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia. Polisi adalah aparat
penegak hukum dan penjaga kamtibmas (keamanan dan ketertiban
masyarakat) yang setiap saat harus berhubungan dengan masyarakat luas.
Bahwa polisi tidak mungkin bekerja sendiri dalam menjalankan profesinya.
Bahwa polisi dengan masyarakat adalah satu kesatuan sosial dengan visi dan
misi sama dalam berhukum dan menjaga keamanan dan ketertiban, Soehardi
(2010).
Disiplin adalah kehormatan, kehormatan sangat erat kaitannya dengan
kredibilitas (kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan) dan komitmen.
Disiplin anggota Polri adalah kehormatan yang menunjukan kredibilitas dan
komitmen sebagai anggota Polri. Pembuatan peraturan disiplin bagi anggota
Polri bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kredibilitas dan
komitmen yang teguh.
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
39
Salah satu faktor yang mempengaruhi disiplin kerja adalah salah
satunya nilai, karena kerja dengan disiplin bagi anggota bukan suatu yang
mudah, banyak faktor yang mempengaruhi kerja, Priyanto, (2010). Budaya
dapat didefinisikan sebagai sistem umum berupa nilai-nilai yang dapat
diperkirakan, bahwa seseorang menggambarkan budaya organisasi yang sama
bahkan dengan latar belakang yang berbeda pada tingkat yang berbeda dalam
organisasi.
Sesuai Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang
Peraturan Disiplin Polri menyebutkan bahwa dalam rangka memelihara
kehidupan bernegara dan bermasyarakat anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia dilarang salah satunya adalah melakukan hal-hal yang dapat
menurunkan kehormatan dan martabat negara, pemerintah dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia. Adapun jika ada yang melanggar dalam Pasal 7
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 yang berbunyi “Anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia yang ternyata melakukan pelanggaran
Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dijatuhi
sanksi berupa tindakan disiplin dan/atau hukuman disiplin”.
E. Kerangka Berfikir
Budaya organisasi adalah sekumpulan kunci karakteristik pada suatu
organisasi yang dijunjung tinggi oleh organisasi tersebut. Priyanto (2010)
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi disiplin kerja adalah salah
satunya nilai, karena dengan bekerja disiplin bagi anggota bukan merupakan
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
40
suatu yang mudah, karena banyak tuntutan yang harus dipenuhi dan
dijalankan oleh anggota tersebut. Dalam hal ini bahwa budaya organisasi
dapat mempengaruhi disiplin kerja dimana menurut Pribadi & Herlena (2016)
bahwa budaya organisasi memberikan identitas pada anggotanya untuk
berperilaku sesuai prinsip dan nilai organisasi. Apabila prinsip dan nilai
organisasi dapat dimaknai dan dipahami anggota organisasi dengan baik dan
benar, maka akan terwujud perilaku yang sejalan dengan prinsip nilai
organisasi, sehingga muncul perilaku disiplin kerja yang baik pada anggota
organisasi. Sedangkan disiplin merupakan suatu perilaku yang konsisten yang
dilakukan secara berulang sehingga terbentuk suatu pola kebiasaan. Perilaku
dan kebiasaan yang terpola tersebut kemudian membentuk suatu budaya.
Suatu pola perilaku atau kebiasaan kerja yang dibudayakan dalam suatu
organisasi disebut budaya organisasi.
Munandar, (2012) bahwa budaya organisasi adalah cara berfikir,
berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam
organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi sehingga merupakan
suatu mental dasar dari organisasi yang merupakan pencerminan dari modal
kepribadian organisasi itu sendiri. Indikator budaya organisasi Rahma,
Suhandana, dan Suarni. (2013) antara lain yaitu: Dinamika kelompok,
Komitmen, Penghargaan, Nilai-nilai, Komunikasi, Toleransi.
Anoraga (2009) bahwa disiplin kerja adalah suatu sikap, perbuatan
untuk selalu mentaati tata tertib dan didalamnya terdapat faktor waktu dan
kegiatan atau perbuatan. Adapun menurut Amriany, Probowati, dan Atmadji.
(2004) aspek disiplin kerja antara lain : kehadiran, waktu kerja, kepatuhan
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
41
terhadap perintah, produktifitas kerja, kepatuhan terhadap peraturan dan
pemakaian seragam.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Budaya Organisasi
Dinamika kelompok
Komitmen (integritas)
Penghargaan
Nilai-nilai
Komunikasi
Toleransi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Disiplin Kerja
Kehadiran
Waktu kerja
Kepatuhan
terhadap
perintah
Produktifitas kerja
Kepatuhan
terhadap
peraturan
Pemakaian seragam
Gambar 1. Kerangka Berfikir
F. Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan oleh peneliti
adalah ada pengaruh antara budaya organisasi terhadap disiplin kerja pada
anggota kepolisian sektor Purwokerto Utara Polres Banyumas.
Pengaruh Budaya Organisasi…, Lisworo Nur Fitriyana, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
Download