BAB 2 SUPERSTRUKTUR UMUM DAN OPTIMISASI GLOBAL DESAIN PROSES JARINGAN AIR TERPADU Pendekatan pemrograman matematika yang didasarkan pada optimisasi superstruktur dari jaringan air diberikan oleh Takama, Kuriyama, Shiroko & Umeda (1980) dan merupakan sebagai sistem yang terdiri dari air dan air limbah dengan menggunakan unit treatment/pemurnian. Selain itu superstruktur yang dihasilkan dari semua kemungkinan serta penggunaan kembali/regenerasi air de-ngan merumuskan masalah alokasi air yang optimal dalam bidang industri sebagai masalah pemrograman nonlinier. Solusi dari formulasi pemrograman matematika untuk masalah ini telah diteliti oleh Bagajewicz (2000). Dalam banyak penelitian, total jaringan air didekomposisi menjadi dua bagian (jaringan dengan menggunakan air dan air limbah pada jaringan operasi pemurnian) yang diselesaikan secara terpisah. Kuo dan Smith (1997) menyajikan perluasan metodologi untuk disain sistem terdistribusi pengolahan limbah cair yang sebelumnya diberikan oleh Wang dan Smith (1994b). Mereka mempresentasikan suatu peningkatan metode untuk memformulasikan laju aliran dalam proses treatment/pemurnian air dan distribusi beban antara beberapa proses pengolahan. Selain itu, Galan dan Grossmann (1998) membahas disain yang optimal dari jaringan air limbah terdistribusi dengan mempertimbangkan beberapa kontaminan. Mereka meneliti sebuah prosedur pencarian heuristik yang didasarkan pada penyelesaian terurut model relaksi linier dan mo-del nonlinier non konvek. Prosedur tersebut memiliki kemampuan untuk memperoleh 7 Universitas Sumatera Utara pendekatan penyelesaian optimisasi global. Selain itu, model ini telah diperluas untuk memilih teknologi treatment/pemurnian yang berbeda untuk mena-ngani modul pemisahan membran. Savelski dan Bagajewicz (2003) mengembangkan kondisi optimisasi yang diperlukan (konsentrasi outlet maksimum dari air-dengan menggunakan unit dan monotonicy konsentrasi) untuk sistem jaringan air tunggal dan ganda pada suatu lokasi industri. Mereka menggunakan kondisi ini untuk mereduksi bentuk nonlinier dalam model jaringan air yang timbul dalam persamaan keseimbangan massa dalam bentuk bilinear (konsentrasi kali laju aliran) dengan menunjukkan bahwa model nonlinier jaringan air untuk komponen tunggal dapat dilinierisasi. Quesada dan Grossmann (1995) meneliti suatu prosedur untuk optimisasi global jaringan proses bilinear dengan aliran multi komponen. Prosedur tersebut didasarkan pada teknik reformulasi-linearisasi yang diterapkan ke model nonlinier untuk mendapatkan formulasi pemrograman linier relaksi pada optimisasi global. Castro, Teles dan Novais (2009) meneliti penyelesaian strategi dua tahap untuk disain yang optimal dari jaringan air limbah yang didistribusikan dengan beberapa kontaminan. Pada tahap pertama, metode dekomposisi yang digunakan untuk menggantikan program nonlinier dengan penurunan program linier untuk setiap unit pengolahan. Pada tahap kedua, jaringan yang dihasilkan digunakan sebagai titik awal untuk solusi dari model nonlinier dengan penyelesaian optimal lokal. Masalah mengkonstruksi total jaringan air telah dibahas oleh Doyle dan Smith (1997) dengan meneliti suatu metode yang didasarkan pada pemrograman nonlinier untuk pengembalian jumlah air maksimum pada sistem pengolahan. 8 Universitas Sumatera Utara Untuk mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan model optimasi nonlinier, mereka menggunakan model linier untuk memberikan inisialisasi untuk model nonlinier. Alva-Argez, Kokossis dan Smith (1998) meneliti metodologi terpadu untuk disain sistem air industri. Strategi dekomposisi mereka didasarkan pada prosedur rekursif dimana Masalah Integer Campuran Nonlinier (MINLP) diperluas menjadi Mixed Integer Linear Programming (MILPs). Huang, Chang, Ling, dan Chang (1999) meneliti sebuah model matematika untuk memastikan penggunaan air yang optimal. Mereka mempresentasikan modifikasi dari superstruktur yang diteliti oleh Takama, Kuriyama, Shiroko, dan Umeda (1980) dalam persamaan model disain semua fasilitas pengolahan air limbah dan semua unit yang memanfaatkan proses atau utilitas air sehingga diperoleh perbaikan dari disain pada skala besar. Feng dan Seider (2001) meneliti suatu struktur jaringan dengan sumber air internal yang digunakan yaitu menyederhanakan struktur jaringan perpipaan serta operasi dan kontrol pada industri besar yang melibatkan proses penggunaan air. Gunaratnam, Alva-Argaez, Kokossis, Kim, dan Smith (2005) mempresentasikan disain otomatis sistem distribusi air optimal untuk memenuhi tuntutan proses dan treatment yang optimal dari aliran limbah cair secara bersamaan. Mereka menggunakan pendekatan optimasi dua-tahap untuk memecahkan model MINLP dengan penggunaan MILP dalam tahap pertama untuk menginisialisasi masalah dan pada tahap kedua dengan menggunakan MINLP. Selain itu, kompleksitas jaringan dikendalikan dengan memastikan flowrates yang dapat ditolerir dalam batas minimum dalam jaringan. Metodologi tersebut menghasilkan teknik yang baik tetapi tidak selalu menghasilkan optimisasi global. 9 Universitas Sumatera Utara Karuppiah dan Grossmann (2006) membahas masalah sintesis yang optimisasi dari sistem air terpadu yang terdiri dari air yang menggunakan proses dan operasi pengolahan air. Li dan Chang (2007) mengembangkan suatu strategi inisialisasi efisien untuk memecahkan model NLP dan MINLP untuk jaringan air dengan beberapa kontaminan. Dalam model MINLP mereka merumuskan hambatan struktural untuk memanipulasi kompleksitas structural yang menghasilkan suatu penyelesaian optimal dengan strategi inisialisasi yang setidaknya sama baiknya dengan hasil yang telah diteliti sebelumnya dengan perhitungan waktu lebih sedikit untuk mencapai konvergensi. Pada tahun yang sama, Alva-Argaez, Kokossis, dan Smith (2007) meneliti pendekatan sistematis untuk mena-ngani kembali air di kilang minyak. Karuppiah dan Grossmann (2008) menyajikan formulasi untuk mengoptimalkan jaringan air terpadu operasi di bawah kondisi tidak pasti dari beban kontaminan dalam unit proses dan kepindahan kontaminan dari unit treatment. Mereka merumuskan multi-skenario nonconvex Model MINLP untuk mengoptimisasikan sebuah operasi global jaringan air terpadu dengan ketidakpastian. Selanjutnya, mereka meneliti suatu algoritma yang menggabungkan konsep relaksasi Lagrangian dan relaksasi non konvek untuk menghasilkan batas-batas kuat untuk optimisasi global. Sebagian besar analisis didasarkan pada linierisasi model nonlinier, atau menggunakan model linier untuk memberikan inisialisasi untuk model nonlinier, yang diselesaikan dengan pemecah optimasi lokal. 10 Universitas Sumatera Utara