SIARAN PERS DEPARTEMEN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta 10110 Telp/Fax. 021-23528400/23528456 www.depdag.go.id Departemen Perdagangan Kerjasama dengan Java Jazz Festival Selenggarakan Hall of World Music di Jakarta Jakarta, 4 Maret 2009 - Untuk kedua kalinya Departemen Perdagangan Republik Indonesia berpartisipasi dalam ajang seni musik bertaraf internasional, Java Jazz Festival (JJF). Dalam JJF tahun 2009 ini, Departemen Perdagangan menjadi co-sponsor penyelenggaraan Hall of World Music, menyelenggarakan pameran di Paviliun Kreatif Indonesia 2009 dan membuka Klinik Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Penyelenggaraan Hall of World Music tersebut akan dilaksanakan di Ruang Cenderawasih 3 JCC mulai 6-8 Maret 2009 dengan menampilkan musisi dalam negeri maupun luar negeri. World Music adalah kategori musik yang mengkombinasikan alat musik tradisional dengan musik jazz. Hal ini sesuai dengan jiwa dari ekonomi kreatif yang senantiasa mendorong semangat “local in value, contemporary in spirit” atau ekonomi yang berdasar nilai-nilai tradisi namun berjiwa kontemporer sehingga mampu menjawab tantangan jaman. “Depdag telah bekerjasama dengan beberapa Kedutaan Besar negara-negara sahabat di Jakarta agar dapat mengirimkan musisi world music mereka pada JJF 2009. Sampai sekarang terdapat lima negara yang telah menyatakan kesediaan mengirmkan musisinya, yaitu: Austria yang akan menampilkan Parove Stelar; Brazil dengan Pacoal Meirelles Trio; dari Chile akan hadir Cuturrufo Quintet, Turki juga akan mengirimkan musisi terbaiknya, sedangkan Selandia Baru berjanji akan ikut serta dalam JJF tahun depan,” kata Mendag Mari Pangestu di sela-sela Konferensi Pers JJF hari ini di Hotel Sultan Jakarta. Pada ajang Hall of World Music ini para musisi ternama dari dalam negeri yang akan hadir antara lain, Dewa Budjana; Syaharani & The Queenfireworks; Dimi; Malaka Jazz (Hendry Lamiri); dan Tropical Transit. Sedangkan musisi asing lain yang hadir adalah Prasanna, Moon Arra dan Something Relevant dari India dan Kamal Musallam dari UAE. Selain mendukung acara Hall of World Music, Depdag juga akan mendirikan Pavilliun Kreatif Indonesia seluas ±100 m2 di Exhibition Hall A JCC yang akan dibuka pada tanggal 5 Maret 2009. Stan tersebut akan menampilkan produk-produk industri kreatif khususnya di bidang musik antara lain indie label, alat musik tradisional (gendang, Saung Angklung Udjo, dan musik kendi/gerabah dari Jawa Barat), alat musik moderen buatan Indonesia, seperi gitar merek Radix/Marlique, gitar Stephallen, dan Harry’s Drum Craft yang sudah di ekspor ke manca negara. “Kami melihat potensi yang dimiliki JJF karena selalu dihadiri oleh puluhan ribu pencinta musik baik dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, Departemen Perdagangan ingin memperluas rasa kecintaan terhadap musik tersebut juga pada apresiasi terhadap produk alat musik buatan Indonesia. Kami berharap pameran Ekonomi Kreatif di Hall A dapat menumbuhkan kecintaan terhadap kualitas produk Indonesia yang telah mampu diekspor dan bersaing secara global,” tegas Mendag. Depdag juga mengajak Komunitas Salihara, sebagai komunitas yang bergerak dalam bidang seni dan pertunjukan. Komunitas ini akan mempromosikan dan memvisualisasikan beragam kegiatan seni dan pemikiran yang telah dan akan diselenggarakan di Teater dan Galeri Salihara. Selain itu juga akan ditampilkan clothing company/distro Inksomnia yang akan mempromosikan T-shirt special design khusus event Java Jazz Festival 2009 dan Alun-Alun Indonesia menampilkan produk-produk kreatif seperti batik, T-shirt serta aksesoris. Pada Pameran Ekonomi Kreatif, Departemen Perdagangan bekerjasama dengan Ditjen HAKI juga akan menyediakan Klinik HAKI yang bertujuan untuk memfasilitasi musisi Indonesia yang produknya tidak memiliki label sekaligus memberikan bantuan dalam hal pendaftaran hak cipta lagu mereka. Setiap tahunnya, Depdag memiliki dana untuk membantu UKM dalam pendaftaran HAKI. Untuk tahun 2009 ditargetkan bantuan sekitar 325 produk, dan kegiatan klinik HAKI Depdag dilakukan pada berbagai kegiatan, seperti JJF, Pameran Produk Budaya Kreatif Indonesia maupun Trade Expo Indonesia serta selama pelaksanaan Tahun Indonesia Kreatif 2009. Dukungan Departemen Perdagangan untuk yang kedua kalinya pada Java Jazz Festival menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam mendukung perkembangan ekonomi kreatif yang merupakan bagian dari kegiatan promosi perdagangan yang terarah dan strategis. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan bagian dari rangkaian Tahun Indonesia Kreatif (TIK) 2009 yang telah dicanangkan oleh Presiden RI, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono pada 22 Desember 2008 lalu. ”Indonesia memiliki sumber daya manusia yang kreatif, disamping itu juga kaya akan keragaman budaya. Dua hal ini memberikan nilai lebih bagi industri kreatif Indonesia yang unik. Penyelenggaraan JJF yang telah berlangsung untuk kelima kalinya ini juga merupakan ajang pengembangan industri tersebut. Antusiasme serta tingkat penerimaan atas kreativitas di bidang seni ini meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini terlihat dari jumlah musisi yang berpartisipasi serta pengunjungnya dimana ajang musik jazz ini menjadi salah satu ajang pentas musik bergengsi di dunia yang selama ini telah menarik perhatian pengunjung domestik maupun internasional”, lanjut Mendag Mari Pangestu. Bidang musik serta bidang seni pertunjukan merupakan bagian dari 14 sub sektor ekonomi kreatif yang dikembangkan di Indonesia. Sebagaimana diketahui kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 6,3%, (rata-rata kontribusi PDB Industri kreatif tahun 20022006). Sedangkan terhadap penciptaan lapangan kerja sebesar 5,9 % atau 45 juta. Selain kedua hal tersebut, ekonomi kreatif merupakan salah satu upaya mengurangi angka kemiskinan dan pemberdayaan UKM. Pemerintah sejak tiga tahun terakhir telah mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia. Pada tahun 2008, telah diluncurkan Cetak Biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2015. Guna lebih menumbuhkan apresiasi masyarakat terhadap ekonomi kreatif dan sumbangsihnya terhadap pembangunan nasional, maka Pemerintah mendeklarasikan tahun 2009 sebagai Tahun Indonesia Kreatif (TIK 2009). Berbagai kegiatan yang diadakan selama TIK 2009 antara lain, pameran, ekspo, festival film, fesyen dan musik, seminar/konvensi, penghargaan terhadap insaninsan penggerak ekonomi kreatif, karnaval, serta seni pertunjukan (art performance) tentang ekonomi kreatif yang akan diselenggarakan oleh berbagai pemangku kepentingan termasuk masyarakat luas. -- selesai -Informasi lebih lanjut, hubungi: Kepala Pusat Humas Telp/Fax: 021-23528400/23528456 Email: [email protected]