Universitas Gadjah Mada 1 Perkembangbiakan

advertisement
Perkembangbiakan tanaman.
Perkembangbiakan tanaman adalah suatu proses dihasilkannya individu generasi
keturunan baru dari kedua atau suatu tetua dalam rangka untuk mempertahankan dan
pengembangan suatu jenis tanaman. Perkembangbiakan tanaman biasanya mengikuti suatu
pola yang teratur yang dikenal dengan siklus atau daur hidup tanaman, yaitu suatu siklus
dari biji sampai menghasilkan kembali biji baru atau dari suatu bagian tanaman yang dapat
tumbuh menjadi tanaman baru dan menghasilkan bagian tanaman baru yang dapat tumbuh
berkembang menjadi tanaman baru lagi untuk meneruskan kehidupan dengan pola siklus
yang teratur.
Cara perkembangbiakan tanaman pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 2
(dua) yaitu secare generatif dan secara vegetatif. Perkembangbiakan secara generatif
adalah perbanyakan tanaman tersebut melalui biji atau embrio yang dihasilkan dari
persatuan gamet jantan dan gamet betina melalui proses penyerbukan dan pembuahan
pada tanaman berbunga. Perkembangbiakan secara vegetatif artinya tanaman atauindividu
tanaman baru berasal dari bagian vegetatif tanaman induk. Bagian vegetatif dapat berupa
akar, batang, daun, umbi yang apabila dilepas dan ditempatkan pada lingkungan yang
sesuai dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang sempurna.
Perkembangbiakan generatif
Tanaman yang berkembang biak secara generatif memiliki organ perkembangbiakan
dalam bentuk bunga, yang didalamnya terdapat alat – alat kelamin jantan yang disebut
anther yang menghasilkan tepung sari sebagai sel kelamin jantan dan putik sebagai organ
kelamin betina yang menghasilkan sel telur. Pada jenis tanaman ini dapat dibedakan
kelompok tanaman yang determinateartinya pertumbuhan maksimal terjadi pada saat
terebentuk bunga, sehingga bunga terdapat dibagian ujung tanaman dan jenis tanaman
indeterminate; artinya pertumbuhan berlangsung terus meskipun sudah memasuki phase
generatif. Bentuk atau keadaan modifikasi antara keduanya adalah semi determinate, yaitu
setelah masuk phase generatif pertumbuhan vegetatif masih berlangsung sampai batas
tertentu saja kemudian terhenti. Pada waktu pertumbuhan tanaman pada phase vegetatif,
yang berlangsung sejak perkecambahan sampai dan selama pembentukan organ-organ
vegetatif terjadi pembelahan sel secara mitosis, yang dicirikan bahwa sel anakan memiliki
susunan dan jumlah khromosom persis sama dengan sel induk. Sel – sel sejenis akan
membentuk jaringan, dan jaringan sejenis akan membangun organ yang sangat diperlukan
untuk mendukung kehidupan tanaman.
Tanaman yang phase vegetatif telah berkembang sempurna, akan memasuki phase
generatif yaitu pembentukan organ – organ reproduksi yang dicirikan dengan munculnya
primordial bunga. Pada phase generatif terjadi proses pembelahan meiosis yang
Universitas Gadjah Mada
1
menghasilkan gamet baik gamet jantan maupun betina yang memiliki jumlah kromosom
separuh dari jumlah kromosom sel induk. Apabila tanaman induk dalam keadaan diploid (2n)
maka gamet yang dihasilkan dalam keadaan haploid (n). Proses pembentukan gamet
disebut gametogenesis yang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu mikrosprogenesis yang
menghasilkan gamet betina. Disebut mikrosporogenesis karena menghasilkan mikrospora
dengan ukuran gametnya kecil dibanding dengan megasporogenesis yang menghasilkan
megaspora yang mempunyai ukuran gamet lebih besar. Mikrospora berasal dari sel induk
tepung sari yang disebut PMC (pollen mother cell) yang melalui proses mikrosporogenesis
akan menghasilkan mikrospora atau tepung sari dalam keadaan haploid. Sel induk sel
kelamin
betina
disebut
MMC
(megaspore
mother
cell)
yang
melalui
proses
megtasporogenesis akan menghasilkan sel telur atau ovum daslam keadaan haploid. Pada
kelompok Angiospermae megaspore yang dihasilkan akan mengalami pembelahan inti lebih
lanjut yang akan menghasilkan 8 inti yang kemudian menempatkan diri secara sistematis
yaitu 3 inti antipoda, 3 inti nucellus dan 2 inti sel telur atau lembaga. Apabila kedua sel
kelamin telah masak akan terjadi penyerbukan, yaitu suatu peristiwa jatuhnya tepung sari
diatas kepala putik. Penyerbukan akan diikuti proses pembuahan yang ditengarai dengan
tumbuhnya buluh serbuk sari dengan diikuti terjadinya pembelahan inti jantan yang
menghasilkan 3 inti haploid, dan apabila sel kelamin betina subur dan reseptip maka buluh
serbuk sari dapat berkembang sempurna dan proses pembuahan berlangsung. Tiga inti
haploid pada buluh serbuk sari mempunyai peranan sendiri – sendiri, satu inti sebagai inti
vegetative yang berfungsi untuk mengantarkan buluh serbuk sari menembus mikrofil dan
setelah tugasnya selesai inti vegetatif hilang, dan dua inti generatif masing – masing
bertemu inti telur (n) untuk membentuk embrio (2n) dan inti generatif lainnya bertemu
dengan inti lembaga yang dalam keadaan 2 n sehingga menghasilkan endosperm 3n yang
berfungsi sebagai makanan cadangan untuk pertumbuhan embrio. Pembentukan keturunan
baru (lembaga) disertai dengan perkawinan antara sel telur dengan inti sperma disebut
amphimixa (amphimixis). Peristiwa pembuahan pada Angiospermae dikenal dengan
pembuahan rangkap yang dicirikan dengan hasil endosperm dalam keadaan triploid (3n).
Pada kelompok Gymnospermae tidak terjadi pembuahan rangkap sehingga endosperm
yang dihasilkan dalam keadaan diploid (2n).
Perkembangbiakan secara vegetatif.
Cara perkembangbiakan vegetatif dengan memanfaatkan bagian – bagian vegetative
untuk mendapatkan tanaman baru dalam pemuliaan tanaman sangat berguna untuk
menciptakan klon unggul yang uniform. Klon adalah kelompok individu atau populasi yang
tersusun atas individu – individu dengan susunan genetic atau genotipa yang sama, karena
berasal dari bagian vegetatif tanpa terjadi kombinasi gen baru seperti halnya pada tanaman
Universitas Gadjah Mada
2
yang berkembang biak secara generative. Sebagai contoh pada tanaman ubi kayu, ubi jalar,
kentang, gladiol, pisang, tebu, karet, teh dan sebagainya. Klon dapat dihasilkan dari stek
batang, stek daun, stek akar. Tanaman atau pohon induk klon dapat berasal dari klon tua
yang sudah ada atau dari hasil kombinasi genetik melalui persilangan yang kemudian
diperbanyak secara vegetatif. Perbanyakan vegetatif dapat dilakukan juga melalui cangkok
(air layering), merunduk (layering), okulasi, penyambungan dan sebagainya.
Upaya penggabungan sifat dua atau lebih pohon induk dapat dilakukan dengan
mengembangkan metode perkembangbiakan vegetatif, yaitu dengan menggabung dua atau
lebih bagian tanaman induk melalui banyak cara atau metoda yaitu sambung pucuk (top
grafting), sambung samping (side grafting) maupun okulasi. Contoh klasik dan sederhana
dari sambung pucuk misalnya pada ubikayu yang dikenal dengan cara Mukibat, suatu cara
memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil ubikayu dengan menggabungkan batang bawah
dari jenis ubi kayu yang enak tetapi produksi rendah, umur relatif pendek (10-14 bulan),
daun kurang enak untuk sayuran dan ubi kayu tahunan yang dikenal dengan sebutan
ubikayu karet dengan sifat umur panjang (menahun), ubi beracun (kandungan sianida
tinggi), berdaun lebat sebagai batang atas. Mukibat berhasil menyambung kedua jenis
tersebut sehingga tanaman baru tersebut dapat berumur lebih panjang dan hasilnya
meningkat yang ditunjukkan ukuran umbi yang lebih besar dan kualitas rasa enak tidak
beracun, sementara daun muda masih dimungkinkan dimanfaatkan sebagai sayuran.
Perkembangan dari system Mukibat tersebut pada tahun selanjutnya diaplikasikan pada
berbagai tanaman hias, tanaman buah – buahan dan tanaman perkebunan, dengan hasil
yang memuaskan. Kelebihan sistem ini dapat menggabungkan dua jenis tanaman atau
pohon yang mempunyai hubungan kekerabatan pada tingkat jenus. Sebagai contoh dari
genus Mangifera dapat disambung antara kweni (Mangifera foestida) dan mangga
(Mangifera indica) atau dua jenis yang mempunyai hubungan kekerabatan lebih dekat
misalnya antara dua jenis mangga Lalijiwo sebagai batang bawah dan mangga Manalagi
sebagai batang atas. Dari cara perbaikan ini diperoleh tanaman baru dengan umur berbuah
lebih pendek disbanding tanaman yang sama yang berasal dari biji, dan rasanya relative
tidak berubah.
Dalam hal tertentu sering dijumpai cara perbanyakan generatif yang menyimpang
dari kondisi normal misalnya terjadinya pembentukan lembaga (keturunan baru) tanpa
adanya peristiwa perkawinan terlebih dahulu disebut apomixis, dimana parthenogenesis
merupakan salah satu contoh apomixis. Kultur anthera, yang menghasilkan tanaman
haploid, kultur embryo, embryo rescue melalui teknologi kultur jaringan (tissue culture) yang
pada dasa warsa terakhir telah banyak dikembangkan untuk menciptakan variabilitas baru.
Morphologi dan Biologi Bunga
Universitas Gadjah Mada
3
Sebelum melakukan persilangan buatan atau pengendalian penyerbukan dan
pembuahan dalam rangka mencegah tercampurinya oleh tepung sari asing atau untuk
membuat kombinasi genetik baru melalui persilangan buatan, maka hal utama yang harus
difahami adalah hal ikhwal atau seluk beluk, perilaku, struktur dan susunan bagian – bagian
bunga dari suatu jenis tanaman. Disamping itu juga harus difahami tentang perilaku organ
kelamin jantan maupun betina yaitu kapan masing - masing bersifat fungsional dan reseptif.
Kapan bunga membuka sempurna, bagaimana dan kapan terjadi penyerbukan, kapan
tepung sari masak dan kapan sel telur atau putik siap dibuahi dan juga hambatan –
hambatan yang mungkin terjadi yang menyebabkan gagalnya proses pembuahan
berlangsung secara normal.
Pengetahuan yang mempelajari hal – hal tersebut dikenal dengan morphologi dan
biologi bunga. Dalam morphologi bunga dipelajari tentang struktur dan susunan bagian –
bagian bunga antara lain bentuk dan kedudukan dasar bunga, susunan dan banyaknya
perhiasan bunga yang mencakup kelopak bunga, mahkota bunga, banyaknya dan
kedudukan kepala sari, kedudukan tangkai dan kepala putik. Keterangan tentang bagian –
bagian bunga tersebut dinyatakan dalam rumus bunga.
Berdasarkan alat – alat kelamin yang terdapat pada masing – masing bunga, dapat
dibedakan menjadi :
1. Bunga banci atau bunga berkelamin dua hermaphrodit, yaitu bunga yang memiliki
benang sari (alat kelamin jantan) dan putik (alat kelamin betina). Bunga seperti ini
disebut juga sebagai bunga sempurna atau bunga lengkap, karena bunga hermaphrodit
biasanya juga memiliki perhiasan bunga yang terdiri dari kelopak dan mahkota.
Tanaman yang memiliki bunga hermaphrodit atau bunga sempurna disebut tanaman
berbunga hermaphrodit.
2. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), yaitu apabila pada bunga hanya terdapat salah
satu alat kelamin. Berdasar alat kelamin yang ada maka dibedakan menjadi :
a. Bunga jantan (flos masculus) jika bunga tersebut hanya memiliki benang sari.
Sebagai contoh bunga jantan jagung (tassel) yang terdapat di ujung tanaman.
b. Bunga betina (flos famineus) jika hanya memiliki putik saja.
Sebagai contoh bunga betina jagung yang akan berkembang menjadi tongkol.
3. Bunga mandul yaitu bunga yang tidak memiliki alat kelamin jantan maupun betina.
Sebagai contoh bunga pita pada bunga matahari. Berdasar bunga yang dimiliki, maka
tanaman dibedakan menjadi :
1. Tanaman berumah satu (monoccus), yaitu tanaman yang mempunyai bunga jantan
dan bunga betina pada satu individu tanaman, misalnya jagung, mentimun, jarak dan
lainnya.
Universitas Gadjah Mada
4
2. Tanaman berumah dua (dioecus), jika bunga jantan dan bunga betina terpisah pada
individu tanaman yang lain, artinya ada tanaman yang hanya membawa bunga
betina dan ada tanaman yang hanya membawa bunga betina, misalnya pada
tanaman salak (Zalacca edulis, Reinw.).
3. Tanaman polygamous, jika pada satu tanaman terdapat bunga jantan, bunga betina
dan bunga banci bersama – sama, misalnya pada papaya (Carica papaya L).
Poligamy digunakan untuk memperlihatkan suatu kombinasi bukan berumah satu
dan bukan berumah dua. Perlu diketahui juga bahwa terdapat berbagai variasi dari
polygamy, misalnya gynodinoecie, yaitu jika pada suatu tanaman hanya terdapat
bunga betina saja, sedang pada tanaman lain terdapat bunga banci yang banyak
dijumpai pada keluarga Labiatac (tanaman berbunga berbibir), androdioccic, yaitu
jika pada suatu banci, misalnya pada Dryas octopetala, monoccisch polygam, jika
pada satu tanaman terdapat bunga – bunga jantan, betina dan banci bersama –
sama, misalnya pada Carica papaya, gynomonooecie, jika pada satu tanaman
terdapat bunga betina dan bunga banci bersama-sama ; gynomonooecie, jika pada
satu tanaman bunga betina dan bunga banci bersama – sama ; andromonoecie, jika
pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga banci bersama – sama ;
trioecie atau trioecisch – polygam, jika bunga jantan, bunga betina dan bunga banci
masing – masing terpisah pada tanaman yang berbeda.
Berdasar jenis tanaman atas dasar bunganya tersebut akan berkaitan erat dengan
program pemuliaan terutama dalam pengendalian penyerbukan untuk persilangan buatan.
Hal ini berkaitan dengan waktu untuk melakukan kastrasi yaitu suatu pekerjaan atau tahan
pekerjaan persilangan buatan yang bertujuan membuang seluruh organ kelamin jantan
dengan memotong atau menghilangkan selurus stamen sebelum tepung sari masak dan
meninggalkan organ kelamin betina (tangkai putik dan kepala putik) dalam keadaan yang
tidak rusak. Setelah tindakan kastrasi dilakukan bunga tersebut dilindungi dari penyerbukan
baik oleh angin, serangga atau perantara / agensia lainnya dengan cara membungkus atau
mengerodong dengan kantong kertas. Tindakan selanjutnya yaitu hibridisasi buatan dengan
menaburkan serbuk sari dari tanaman jantan pada saat putik reseptif. Dari pengetahuan
morphologi dan biologi bunga diketahui kapan tepung sari masak dan kapan putik reseptif.
Beberapa jenis tanaman ada yang waktu masak tepung sari bersamaan dengan masaknya
kepala putik, tetapi banyak juga yang masaknya tepung sari dan putik tidak bersamaan. Ada
jenis tanaman yang dalam satu bunga tepung sari masak lebih awal (protandrie atau
protrandrie) dan serbuk sari bersifat viable dalam waktu yang relatif panjang, dan putik
masak belakangan atau sebaliknya putik masak lebih awal disbanding tepung sari
Universitas Gadjah Mada
5
(protogynie atau proterogynie) sehingga penyerbukan silang lebih besar kemungkinannya
terjadi.
Didepan telah disebutkan bahwa pengertian penyerbukan adalah jatuhnya serbuk
sari diatas kepala putik, dan tepung sari bias berasal dari berbagai sumber, oleh karena itu
atas dasar sumber serbuk sari yang berperan dalam penyerbukan, maka penyerbukan,
dibedakan menjadi :
1. Penyerbukan sendiri (autogamie), yaitu jika serbuk sari yang jatuh diatas kepala putik
berasal dari bunga yang sama.
2. Penyerbukan tetangga (geitonogamie), yaitu jika serbuk sari yang jatuh diatas kepala
putik berasal dari bunga lain pada tanaman yang sama
3. Penyerbukan silang (allogamie, xenogamie), yaitu jika serbuk sari yang jatuh diatas
kepala putik berasal dari bunga tanaman lain yang sejenis
4. Penyerbukan bastar (hybridisatie), jika serbuk sari berasal dari bunga pada tanaman lain
yang berbeda jenisnya.
Penyerbukan sendiri dan penyerbukan tetangga sering dikelompokkan menjadi satu yaitu
kelompok tanaman menyerbuk sendiri atau autogami sedang penyerbukan bastar lebih
banyak diaplikasikan dalam rangka menyusun genotipa unggul. Artinya dapat terjadi antara
spesies yang sama maupun yang berbeda, tergantung sifat yang ingin digabungkan berasal
dari mana.
Penggolongan Tanaman.
Penggolongan tanaman dalam bahasan ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran agar dalam penerapan suatu metode pemuliaan tanaman sudah dapat
diantisipasi segala kemudahan dan juga kesulitan yang mungkin dihadapi dalam membentuk
genotipa unggul baru. Penggolongan tanaman yang sudah lazim adalah pengelompokan
tanaman secara sistematik tumbuhan yang mengelompokkan tanaman kedalam Devisio,
Klassis, Ordo, Familia, Genus dan spesies yang kadang sesuai kebutuhan masih terdapat
tingkatan yang lebih rinci misalnua sub-devisio, sub-klassis, sub-ordo. Pengelompokkan
kedalam strata yang lebih rendah lagi dibawah varietas adalah land-ras atau ras dan forma.
Hubungan secara sistematik ini bermanfaat untuk menggambarkan tingkat kekerabatan
antara tanaman satu dengan lainnya, yaitu jauh dekatnya hubungan kekerabatannya. Antara
dua tanaman yang hubungan kekerabatannya jauh memberikan dampak tingkat kesulitan
yang lebih dalam penggabungan sifat dari keduanya kedalam satu genotipa, sedang yang
hubungan kekerabatannya dekat lebih cenderung mudah untuk menggabungkan sifat-sifat
baik dari kedua tetua kedalam satu genotipa. Hubungan kekerabatan jauh dapat ditinjau dari
spesies, genus keatas. Jadi persilangan antar spesies pada tanaman tertentu sudah
dijumpai kesulitan-kesulitan terlebih persilangan antar genus atau aras yang lebih tinggi.
Universitas Gadjah Mada
6
Persilangan dari tanaman yang hubungan kekerabatannya dekat misalnya antar
varietas antar ras atau lini biasanya tidak mengalami kesulitan yang berarti.
Dalam mata kuliah sistematika tumbuhan telah dipelajari bahwa tumbuhan masuk
dalam phylum Plantae dengan beberapa klassis dan klassis terdiri dari beberapa ordo, ordo
terdiri dari beberapa familia, dan familia terdiri dari beberapa genus. Perbedaan yang
menyebabkan timbulnya beberapa kesulitan dalam persilangan jauh antara lain jumlah
khromosoma yang berbeda baik jumlah khromosom dasar maupun ploidi dari individu
tersebut. Misalnya persilangan antara tanaman diploid (2n) dengan tanaman tetraploid (4n)
dapat diperoleh genotipa baru tetapi dalam keadaan triploid (3n) yang mempunyai sterilitas
yang tinggi, sehingga untuk dapat bersifat viable harus digandakan jumlah khromosomanya
menjadi heksaploid (6n). Hambatan – hambatan dalam persilangan jauh akan dibahas lebih
lanjut pada bagian lain dalam rangkaian kuliah ini.
Penggolongan tanaman menurut sistem yang lain yang berkaitan dengan proses
persilangan adalah berdasarkan sistem pembungaan dan penyerbukannya yang secara
garis besar dibedakan menjadi dua yaitu tanaman menyerbuk sendiri (autogamous) dan
tanaman menyerbuk silang (allogamous) dengan struktur bunga seperti diuraikan pada
bahasan morphologi bunga di depan. Di samping itu juga peran agensia persilangan alami
yang menyebabkan terjadinya penyerbukan silang misalnya tanaman yang penyerbukannya
dibantu serangga (entomophilie, entomogamie), penyerbukan dengan perantaraan burung
(ornitophielie, ornitogamie), penyerbukan dengan perantaraan kelelawar (chirpterophielie,
chiropterogamie) dan kelompok tanaman yang penyerbukannya dibantu air (hydrophielie).
Pada masing – masing kelompok tanaman memiliki ciri yang spesifik terlebih dengan
struktur bunga dan alat atau sel kelamin jantannya.
1. Ancmophelic
Tumbuhan yang penyerbukannya dengan bantuan angin mempunyai sifat – sifat
menghasilkan serbuk sari dalam jumlah banyak sekali, lembut dan kering tidak
berlekatan, sehingga mudah beterbangan kemana-mana. Kepala putik mempunyai
bentuk seperti bulu ayam atau seperti benang, sehingga kemungkinan menangkap
serbuk sari yang beterbangan sangat besar. Bunga seringkali tidak mempunyai
perhiasan bunga (kelopak dan mahkota) atau kedua bagian bunga tersebut sangat
tereduksi, hingga baik benang sari maupun kepala putiknya tidak terlindung bila ada
tiupan angin yang mungkin membawa tepung sari (dapat digoyang), memudahkan
berhamburannya serbuk sari jika ada tiupan angin. Tempat kedudukan bunga tidak
tersembunyi. Contoh keluarga rumput-rumputan (Graminae), tumbuhan yang berbiji
telanjang (Gymnospermae).
2. Zoidophielie (perantaraan binatang)
Universitas Gadjah Mada
7
Tumbuhan atau tanaman yang penyerbukannya dengan bantuan binatang mempunyai
bunga dengan ciri – ciri warna menarik, menghasilkan sesuatu yang menjadi makanan
serangga atau binatang, serbuk sari sering bergumpal – gumpal dan berperekat,
sehingga mudah menempel pada tubuh atau kaki binatang yang mengunjunginya.
Kadang mempunyai bentuk yang khusus sehingga bunga hanya dapat dikunjunhi oleh
jenis binatang atau hewan tertentu saja. Contoh tanaman entomophielie adalah vanili
(Vanilla planifolia), tanaman ornithophielie misalnya pohon dadap (Erythrina lithosperma)
pohon randu hutan (Bombax malabaricum).
Pada tanaman menyerbuk sendiri (autogamie) berdasar waktu terjadinya penyerbukan
dibedakan menjadi cleistogami yaitu penyerbukan terjadi sebelum bunga membuka,
sehingga terjadinya persilangan luar sangat kecil, sedang kelompok yang lainnya
penyerbukan terjadi pada saat bunga membuka sehingga kemungkinan terjadinya
penyerbukan silang sangat besar. Hal ini menjadi penting berkaitan dengan tindakan
kastrasi dalam rangka melakukan persilangan buatan untuk membentuk hybrid baru.
Tanaman kacang-kacangan adalah contoh tanaman cleistogami dengan waktu masak
serbuk sari lebih awal dari masaknya putik.
Hal lain tentang bunga yang perlu difahami adalah keadaan abonormalitas yang dapat
menimbulkan kegagalan penyerbukan sendiri yaitu adanya ketidakcocokan (inkompabilitas)
antara serbuk sari dan putik dan sterilitas serbuk sari. Inkompabilitas dapat disebabkan
karena berbagai hal yang berkaitan dengan struktur putik dan kepala sari atau ketidak
sinkronnya waktu masaknya sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Inkompabilitas dapat
disebabkan akibat susunan tangkai sari atau tangkai putik dalam satu bunga yang sangat
berjauhan yang disebut heterostylie. Heterostylie dibedakan menjadi :
1. Heterodistylie, jika pada satu spesies tanaman diketemukan tanaman dengan dua
bentuk bunga (dimorphisme), yaitu tanaman diketemukan dengan bunga bertangkai
putik panjang dan benang sari pendek atau tanaman dengan bunga bertangkai putik
pendek dan benang sari panjang.
2. Heterotristylie, jika dalam satu spesies tanaman ada tanaman yang mempunyai bunga
dengan tangkai putik pendek dan benang sari sedang dan panjang, atau tanaman
dengan bunga yang bertangkai putik sedang dan benang sari pendek dan panjang, atau
tanaman mempunyai bunga dengan tangkai putik panjang dan benang sari pendek dan
panjang.
Sterilitas adalah suatu fenomena tidak berfungsinya sel kelamin baik jantan
maupun betina. Jadi tanaman betina yang steril meskipun mendapat penyerbukan
dengan tepung sari yang subur (fertile) pembuahan tetap tidak terjadi atau sebaliknya
Universitas Gadjah Mada
8
putik yang fertile diserbuki oleh tepung sari yang mandul (steril) maka tidak akan terjadi
pembuahan juga.
Sebagai ringkasan dari cara perkembangbiakan tanaman, maka menurut Stebbins
(1941) dan Brown (1972) cit. Mayo (1987) dapat dinyatakan sebagai berikut :
Perkembangbiakan vegetatif (Asexual) :
-
Vegetatif apomixis, tanpa menghasilkan biji, pada bawang merah, gladiol.
-
Agamospermy, menghasilkan biji :
=
Adventitious embryony pada tunas sporophyte
=
Parthenogenesis, gamet betina menghasilkan sporophyte tanpa syngamy.
=
Non recurrent apomixis, meiosis normal menghasilkan sporophyte haploid.
-
Agamogony, sporophyte anakan tumbuh dari gametophyte diploid.
-
Apomeiosis, gametophyte diploid berfungsi dalam meiosis
-
Apospory, gametophyte terbentuk dari pembelahan meiosis
-
Pseudogamiy,
-
Semigamy,
-
Apogamety,
=
Polyembryony
Perkembangbiakan generative (sexual)

Autogamy, menghasilkan minimal 90% keturunan hasil menyerbuk sendiri.
= Cleiostogamy, penyerbukan terjadi sebelum bunga membuka.

Allogamy, menghasilkan minimal 50% keturunan hasil penyerbukan silang
= Protandry,
= Protogyny,
= Monoecy,
= Dioecy,
-
Andromonoccy,
-
Androdioccy,
-
Gynomonoccy,
-
Gynodioccy,
-
Self – incompability
Universitas Gadjah Mada
9
Download