BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian Strategi Strategi adalah

advertisement
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Pengertian Strategi
Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen
puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar (David, 2010:19).
Selain itu, strategi mempengaruhi perkembangan jangka panjang perusahaan,
biasanya untuk lima tahun kedepan, dan karenanya berorientasi ke masa yang akan
datang. Strategi mempunyai konsekuensi multifungsional atau multivisional serta
perlu mempertimbangkan, baik faktor eksternal maupun internal yang dihadapi
perusahaan.
Menurut Andrews dalam (Alma, 2007:201) menyatakan bahwa strategi
perusahaan adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menetukan dan
mengungkapkan sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan
utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis
yang akan dikejar oleh perusahaan.
2.2 Variabel Strategi
Ada empat variabel utama yang dapat dikontrol oleh pengusaha di dalam
kegiatan strateginya yaitu segmentasi pasar, bauran pemasaran,biaya pemasaran,
dan waktu (Alma, 2007:203-204).
Segmentasi pasar adalah kegiatan pengusaha di dalam menetapkan strategi
arah sasaran dari pemasarannya. Apakah sasaran pemasarannya ditujukan ke
seluruh lapisan masyarakat konsumen, atau hanya menetapkan segmen pasar
tertentu saja.
Universitas Sumatera Utara
Kedua jenis strategi ini mempunyai kebaikan dan kelemahan. Pengusaha
yang mengarahkan strategi ingin mengusai seluruh segmen pasar, jika berhasil
tentu akan memperoleh keuntungan besar, karena omzet penjualan banyak. Namun
sekarang ini para produsen
sudah mulai memilih segmen tertentu yang sifatnya
lebih khusus.
Bauran pemasaran adalah suatu istilah yang menggambarkan seluruh unsur
pemasaran dan faktor produksi yang dikerahkan guna mencapai tujuan-tujuan
badan usaha misalnya laba, return of investment, peningkatan omzet penjualan,
menguasai pasar dan sebagainya. Untuk merencanakannya dibutuhkan suatu
kegiatan mengkombinasikan atau mencampur semua faktor pemasaran yang
bersangkutan, dalam kegiatan usaha perusahaan. Kombinasi tersebut tidak bersifat
konstan untuk jangka waktu panjang melainkan berubah-ubah sesuai dengan
perubahan yang terjadi di pasar atau faktor-faktor ekstern (teknologi, sosial,
ekonomi, dan politik ).
Biaya pemasaran adalah strategi penetapan jumlah dana untuk kegiatan
marketing yang sangat mempengaruhi keberhasilan pemasaran. Pada umumnya
apabila dana bertambah untuk kegiatan marketing maka jumlah penjualan
meningkat. Namun tidak selalu demikian, bahwa peningkatan dana kegiatan
marketing, tidak otomatis akan meningkatkan jumlah penjualan. Jika demikian
halnya, maka seluruh produsen akan sukses, semua barang akan laku, hanya dengan
strategi menambah anggaran belanja marketing.
Berapa besarnya jumlah anggran belanja marketing ini, sangat tergantung
pada barang yang dipasarkan, dan sesuai pula dengan pengalaman pengusaha.
Umumnya untuk barang-barang lux akan lebih banyak anggaran belanja pemasaran,
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan dengan barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti beras, ikan,
daging, dsb. Barang-barang lux membutuhkan banyak biaya marketing, yang
diperlukan untuk biaya promosi, berupa iklan di surat kabar, radio, spanduk,
tempelan-tempelan, hadiah, dsb. Juga biaya untuk personal selling, untuk melayani
para konsumen yang besarnya dapat mencapai 50%-60% dari harga jual.
Waktu, di sini para pengusaha harus menjaga waktu, kapan ia harus mulai
melancarkan pemasaran barang-barangnya, atau kapan sebuah toko atau restoran
harus dibuka. Dengan menjaga ketepatan waktu ini, maka perusahaan akan
mendapat keuntungan berlipat ganda, di samping keuntungan berupa materi, juga
keuntungan berupa pengalaman, dan cepat dikenal konsumen.
2.3. Strategi Bersaing
2.3.1. Definisi dan Tujuan Strategi Bersaing
Strategi
bersaing
adalah
kombinasi
antara
akhir
(tujuan)
yang
diperjuangkan oleh perusahaan dengan alat (kebijakan) di mana perusahaan
berusaha sampai ke sana (Porter, 2007:xvi). Pada dasarnya mengembangkan
strategi bersaing adalah mengembangkan formula umum mengenai bagaimana
bisnis yang akan bersaing, apa seharusnya yang menjadi tujuannya, dan kebijakan
apa yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Strategi bersaing
meliputi penentuan posisi (positioning) suatu usaha untuk memaksimalkan nilai
kemampuan yang membedakannya dari pesaing. Karenanya aspek yang sangat
penting dalam perumusan strategi adalah analisis pesaing yang cerdik.
Strategi bisnis ini berfokus pada peningkatan posisi bersaing produk dan
jasa perusahaan dalam industri atau segmen pasar tertentu yang dilayani
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Apabila strategi perusahaan mengatasi masalah bisnis dan industri apa
yang harus dilayani perusahaan, strategi bisnis mengatasi masalah bagaimana
perusahaan dari unit-unitnya dapat bersaing dalam bisnis dan industri. Sebagai
tambahan, strategi bisnis menimbulkan pertanyaan seperti, haruskah kita bersaing
berdasar biaya rendah, atau melakukan diferensiasi berdasar hal selain biaya, misal
kualitas atau layanan ?, dan haruskah kita bersaing secara Iangsung dengan pesaing
utama kita untuk pangsa pasar yang terbesar tetapi paling diminati banyak pesaing,
atau berfokus pada ceruk pasar yang kurang diminati tetapi tetap menguntungkan.
Pertanyaan-pertanyaan
ini
berlaku
untuk
sebuah
perusahaan
yang
menjalankan usaha tunggal dalam satu industri dan , apabila perusahan tersebut
multibisnis, maka berlaku untuk unit-unit bisnisnya (Hunger dan Wheelen,
2003:245).
Tujuan strategi bersaing untuk suatu unit usaha (business unit) dalam sebuah
industri adalah menemukan posisi dalam industri tersebut di mana perusahaan dapat
melindungi diri sendiri dengan sebaik-baiknya terhadap tekanan (gaya) persaingan
atau dapat memepengaruhi tekanan tersebut secara positif (Porter, 2007:4).
Pengetahuan tentang sumber-sumber yang mendasari tekanan persaingan
ini memperlihatkan kekuatan dan kelemahan perusahaan yang penting dan
menghidupkan posisinya dalam industri, menegaskan bidang-bidang di mana
perubahan strategis dapat menghasilkan manfaat terbesar, serta menyoroti bidangbidang di mana kecendrungan industri menjanjikan adanya peluang atau ancaman
yang terbesar.
2.3.2. Dimensi-Dimensi Strategi Bersaing
Universitas Sumatera Utara
Strategi perusahaan untuk bersaing dalam suatu industri dapat berbeda-beda
dalam berbagai macam cara. Tetapi dimensi-dimensi strategis di bawah ini
umumnya meliputi perbedaan-perbedaan yang mungkin ada di antara pilihan
strategis suatu perusahaan dalam suatu industri tertentu,
yaitu spesialisasi,
indentifikasi merek, dorong versus tarik, seleksi bauran, mutu produk, kepeloporan
teknologis, integrasi vertikal, posisi biaya, pelayanan, kebijaksanaan harga, dayakekuatan (leverage), hubungannya dengan perusahaan induk, dan hubungan dengan
pemerintah sendiri dan asing.
Spesialisasi adalah derajat pemfokusan upaya dalam bentuk keluasan lini
produknya, segmen pelanggan sasaran dan pasar geografis yang dilayani.
Indentifikasi merek adalah tingkat indentifikasi merek dan bukan persaingan yang
di dasarkan terutama pada harga atau variabel lain. Indentifikasi merek dapat
dicapai melalui periklanan, tenaga penjualan, atau bermacam alat lainnya. Dorong
versus tarik adalah tingkat upaya dalam mengembangkan indentifikasi merek
secara langsung dengan konsumen terakhir versus dukungan saluran distribusi
dalam menjual produknya. Seleksi saluran adalah pemilihan saluran distribusi yang
terdiri dari saluran milik perusahaan hingga penyalur khusus sampai penyalur
segala jenis. Mutu produk adalah tingkat mutu produknya, dalam hubungannya
dengan bahan baku, spesifikasi, ketaatan atas toleransi, bentuk dan sebagainya.
Kepeloporan teknologis adalah derajat pengupayaan untuk mencapai kepeloporan
teknologis versus mengikuti atau meniru.
Penting diperhatikan bahwa suatu perusahaan mungkin dapat menjadi
pelopor teknologis walaupun dengan sengaja tidak memproduksi dengan mutu
tertinggi di pasar, mutu dan kepeloporan teknologis tidak perlu berjalan bersama.
Universitas Sumatera Utara
Integrasi vertikal
adalah peningkatan nilai tambah sebagaimana tercermin dalam
integrasi maju dan balik yang diterapkan, termasuk apakah perusahaan mempunyai
distribusi yang aktif, di luar atau yang dimiliiki pengecer, jaringan pelayanan
langsung dan sebagainya.
Posisi biaya adalah tingkat pengupayaan untuk
memperoleh posisi biaya rendah dalam pabrik dan distribusi melalui investasi
dalam fasilitas dan peralatan yang memperkecil biaya. Pelayanan adalah derajat
pemberian pelayanan sampingan dengan lini produknya, seperti bantuan teknik,
jaringan pelayanan langsung, kredit dan seterusnya. Aspek strategis ini dapat
dipandang sebagai bagian dari integrasi vertikal, tetapi untuk maksud analisa perlu
dipisahkan. Kebijaksanaan harga adalah posisi harga relatifnya dalam pasar. Posisi
harga biasanya dikaitkan dengan variabel lainnya
seperti posisi biaya dan mutu
produk, sedangkan harga adalah variabel strategis yang menonjol sehingga harus
dibahas secara tersendiri. Daya keuatan (leverage) adalah jumlah kekuatan finansial
dan daya operasi yang dimiliki. Hubungannya dengan perusahaan induk adalah
persyaratan mengenai perilaku unit yang didasarkan pada hubungan antara unit dan
perusahaan induk. Perusahaan mungkin merupakan sebuah unit dari usaha yang
sangat beragam, satu dari mata rantai usaha yang vertikal, bagian dari perusahaan
asing, dan sebagainya. Sifat hubungannya dengan perusahaan induk
akan
mempengaruhi tujuan dengan mana perusahaan dikelola, tersedianya sumber daya
yang diperlukan, dan mungkin yang menentukan beberapa operasi dan fungsi guna
berpatungan dengan unit lain (yang mengakibatkan adanya implikasi biaya).
Hubungan dengan pemerintah sendiri dan asing adalah dalam lingkungan industri
internasional, hubungan yang telah dikembangkan oleh perusahaan atau yang
diharuskan oleh pemerintahannya sendiri maupun pemerintah asing di luar negeri
Universitas Sumatera Utara
ditempat operasinya. Pemerintah sendiri dapat menyediakan sumber-daya atau
bantuan lainnya kepada perusahaan, atau sebaliknya dapat mengatur perusahaan
atau dengan
cara
lain
mempengaruhi tujuannya.
Pemerintah
asing
sering
memainkan peranan yang serupa (Porter, 2007:113-114).
2.3.3. Strategi-Strategi Bersaing Generik
Menurut Michael Porter dalam (Kotler dan Keller, 2009:56) mengajukan
tiga strategi generik yang memberikan titik awal yang baik untuk berpikir secara
strategis, yaitu kepemimpinan biaya secara keseluruhan, diferensiasi, dan fokus.
Kepemimpinan biaya secara keseluruhan adalah perusahaan yang mengejar
strategi ini, bekerja keras untuk mencapai biaya produksi dan distribusi terendah
sehingga mereka dapat menetapkan harga yang lebih murah dibandingkan pesaing
mereka dan memenangkan pangsa pasar yang besar. Mereka tidak terlalu
memerlukan keahlian dalam pemasaran. Kelemahan strategi ini adalah bahwa
perusahaan lain biasanya akan bersaing dengan biaya yang tetap rendah dan hal ini
merugikan perusahaan yang menggantungkan semua masa depannya pada biaya.
Diferensiasi adalah bisnis yang berkonsentrasi pada kinerja unggul yang
dicapai dengan cara unik dalam wilayah manfaat pelanggan penting yang dihargai
oleh sebagian besar pasar. Jadi, perusahaan yang mencari kepemimpinan kualitas,
misalnya, harus membuat produk dengan komponen terbaik,
produknya
dengan
tepat,
memeriksa
produknya
dengan
menempatkan
seksama,
dan
mengkomunikasikan kualitas produknya dengan efektif.
Universitas Sumatera Utara
Fokus adalah bisnis yang berfokus pada satu atau lebih segmen pasar yang
lebih sempit. Perusahaan mengetahui segmen ini dengan akrab dan mengejar
kepemimpinan biaya maupun diferensiasi di dalam segmen sasaran.
Gambar 2.3.3. Strategi Bersaing Generik dari Porter
Keunggulan Kompetitif
Difrensiasi
Kepemimpinan Biaya
Fokus Biaya
Diferensiasi
Target Sempi
Target Sempit
Target Luas
Biaya Rendah
Diferensiasi Terfokus
Sumber : Hunger dan Wheelen (2003)
2.3.4. Permasalahan-Permasalahan dalam Strategi Bersaing
Porter (berpendapat) bahwa untuk berhasil, perusahaan atau unit bisnis
harus rnelakukan satu dari strategi bersaing generik. Kalau tidak, ia akan terjepit di
tengah-tengah pasar yang kompetitif dengan tidak rnemiliki keunggulan kompetitif
apapun, dan ditakdirkan untuk berada di bawah kinerja rata-rata.
Gambar 2.3.4. Kombinasi Strategi Bersaing Generik dari Porter
Posisi Diferensiasi
Biaya Murni
Tanpa Keunggulan
Tinggi
Biaya dan Diferensiasi
Sempi
inggi
Rendah
Rendah
Universitas Sumatera Utara
Diferensiasi Murni
Sumber : Hunger dan Wheelen (2003)
Meskipun Porter setuju bahwa perusahaan atau unit bisnis dapat mencapai
biaya rendah dan diferensiasi secara simultan, ia berpendapat bahwa keadaan itu
bersifat sementara. ”Mencapai kepemimpinan biaya dan diferensiasi seringkali
tidak konsisten, karena diferensiasi biasanya memakan biaya. Pada akhirnya,
pesaing memiliki strategi generik
dan mulai menjalankannya
dengan baik,
menunjukkan trade-off antara biaya dari diferensiasi.” Walaupun demikian, Porter
mengakui
bahwa
ada
berbagai
jenis
strategi
bersaing
yang
potensial
menguntungkan dan banyak variasi yang mungkin dilakukan. Pada umumnya,
hanya satu perusahaan yang dapat mengejar strategi kepemimpinan biaya pasar
massal dengan sukses (karena hal itu sangat tergantung pada pemerolehan pangsa
pasar yang dominan). Namun demikian, perusahaan lain dapat mengambil berbagai
strategi fokus dan diferensiasi yang hampir tidak terbatas jumlahnya (tergantung
pada rentang keistimewaan yang mungkin yang sangat diperlukan dari jumlah
ceruk pasar yang dapat ditemukan).
Meskipun strategi bersaing generik Porter berlaku di sembarang industri,
dalam beberapa kasus strategi-strategi tertentu cenderung lebih berhasil daripada
yang lain. Dalarn industri terfragmentasi, misalnya, di mana banyak perusahaan
lokal berskala kecil dan menengah bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar
keseluruhan yang relatif
kecil, strategi fokus lebih memungkinkan untuk
Universitas Sumatera Utara
mendominasi. Industri terfragmen seringkali untuk usaha-usaha yang menawarkan
produk-produk dari tahap awal daur hidupnya. Apabila ekonomis dicapai melalui
ukuran, maka tidak ada perusahaan besar yang akan muncul dan penghalang masuk
pun rendah, yang mengijinkan para pendatang baru untuk masuk. Namun demikian,
apabila sebuah perusahaan mampu mengatasi keterbatasan-keterbatasan industri
terfragmen,
perusahaan
tersebut
dapat
memetik
manfaat
dari
strategi
kepemimpinan biaya atau diferensiasi.
Ketika industri mulai beranjak dewasa, masalah fragmentasi teratasi dan
industri tersebut cenderung menjadi industri terkonsolidasi, yang didominasi oleh
sekumpulan kecil perusahaan besar. Meskipun banyak industri mulai terfragmen,
pertempuran untuk mendapatkan pangsa pasar dan percobaan kreatif untuk
mengatasi batasan-batasan pasar lokal dan ceruk pasar seringkali berakibat pada
sedikitnya perusahaan yang mendapatkan pangsa-pangsa yang lebih besar. Ketika
dibangun standar produk untuk keistimewaan dan kualitas minimal, persaingan
bergeser kepada biaya dan layanan dengan tekanan yang lebih besar. Pertumbuhan
lambat, ditambah dengan kapasitas yang berlebihan dan pembeli yang pintar,
membuat
perusahaan
mempunyai
kemampuan
lebih
untuk
mencapai
kepemimpinan biaya atau diferensiasi. Penelitian dan pengembangan berubah dari
peningkatan produk
meningkat dan biaya
ke
peningkatan
proses.
Kualitas
menurun secara signifikan.
produk
keseluruhan
Pada jenis industri
ini,
kepemimpinan biaya dan diferensiasi cenderung dikombinasi dengan berbagai
tingkat. Perusahaan tidak lagi dapat memperoleh pangsa pasar tinggi hanya dengan
menetapkan harga murah. Kondisi tersebut berlaku untuk perusahaan yang
menekankan kualitas tinggi. Kualitas harus cukup tinggi dan cukup dihargai oleh
Universitas Sumatera Utara
pelanggan sehingga dibenarkan untuk menetapkan harga tinggi, atau harga harus
turun (dengan menurunkan biaya) agar dapat bersaing secara efektif dengan
produk-produk berharga murah. Konsolidasi itu terjadi di seluruh dunia pada
industri- industri otomotif, penerbangan, dan peralatan rumah tangga.
Ketika perusahaan mulai melakukan konsolidasi,
kelompok-kelompok
strategis tersendiri muncul sebagai pesaing-pesaing. Perusahaan menggabungkan
berbagai keistimewaan produk dalam cara-cara yang inovatif untuk mendapatkan
keunggulan kompetitif. Para pendatang baru dalam industri tidak mengancam
seperti bahaya sebuah perusahaan atau unit bisnis yang bergerak dari satu kelompok
strategi kepada kelompok yang lain (seperti yang dilakukan Jepang ketika
berpindah dari mobil-mobil handal berharga ringan ke mobil-mobil mahal
berkinerja
pada
akhir
tahun
1980-an).
Perusahaan-perusahaan
mencoba
mengurangi tingkat persaingan kompetitif melalui penggunaan sinyal pasar. Sinyal
pasar adalah segala tindakan yang diambil oleh perusahaan atau unit bisnis yang
menyediakan indikasi langsung maupun tidak langsung tentang niat, motif, sasaran,
atau situasi internalnya. Sinyal-sinyal itu menjadi penting dalam industri yang
terkonsolidasi yang telah membentuk beberapa “aturan main” dan yang di
dalamnya terdapat persaingan mematikan, serta hukum antitrust memberikan
sangsi terhadap komunikasi langsung di antara para pesaing (Hunger dan Wheelen,
2003:252-256).
2.3.5. Risiko-Risiko dari Strategi Generik
Pada dasarnya, risiko dalam menerapkan strategi generik ada dua yaitu
gagal untuk menerapkan atau mempertahankan strategi, dan nilai keunggulan
strategi yang diberikan oleh suatu strategi berkurang dengan evolusi industri.
Universitas Sumatera Utara
Risiko-risiko dari strategi generik yaitu kepemimpinan biaya secara keseluruhan,
diferensiasi, dan fokus (Porter, 2007:40-42).
Kepemimpinan biaya secara keseluruhan adalah kepemimpinan biaya
mendesakkan beban yang berat pada perusahaan untuk mempertahankan posisinya,
yang berarti penanaman kembali modal untuk peralatan yang modern, pembuangan
tak kenal kasihan, kekayaan yang telah usang, penghindaran terlalu banyaknya lini
produk dan kewaspadaan akan penyempurnaan teknologi.
Beberapa
di antara
risiko
ini adalah,
perubahan
teknologi
yang
menghilangkan arti investasi atau pengalaman masa lalu, penarikan pengalaman
biaya rendah oleh pendatang baru atau pengikut dalam industri, melaui penjiplakan
atau melalui kemampuan mereka untuk melakukan investasi dalam fasilitas yang
modern, ketidakmampuan untuk menyadari perlunya perubahan produk atau
pemasaran karena perhatian dicurahkan kepada biaya, inflasi dalam biaya yang
mempersempit kemampuan perusahaan untuk mempertahankan perbedaan harga
guna mengimbangi citra merek atau pendekatan diferensiasi lain dari pesaing.
Diferensiasi juga melibatkan sederetan risiko yaitu, perbedaan biaya antara
pesaing biaya rendah dengan perusahaan terdeferensiasi menjadi terlalu besar
akibat diferensiasi untuk mempertahankan loyalitas merek. Akibatnya, pembeli
mengorbankan
beberapa
karakteristik,
pelayanan
atau
citra
yang
dimiliki
perusahaan terdiferensiasi demi penghematan biaya yang lebih besar, kebutuhan
pembeli akan faktor-faktor diferensiasi hilang. Ini dapat terjadi bila pembeli
menjadi makin canggih, imitasi memperkecil kesan adanya diferensiasi, suatu
kejadian yang biasa bila industri telah matang (dewasa). Perusahaan mungkin
Universitas Sumatera Utara
mencapai diferensiasi, namun diferensiasi ini biasanya hanya akan bertahan sampai
tingkat perbedaan harga tertentu. Dengan demikian, jika suatu perusahaan yang
terdiferensiasi tertinggal terlalu jauh dalam biaya akibat perubahan teknologi atau
sekedar karena kurangnya perhatian kepada biaya, perusahaan biaya rendah
mungkin dapat mengambil alih kekuasaan.
Fokus pun melibatkan sederetan risiko yaitu, perbedaan biaya antara
pesaing berdaerah luas (broad-range competitors) dengan perusahaan yang
berfokus melebar sehingga menghilangkan keunggulan biaya dengan melayani
target yang sempit atau menghilangkan diferensiasi yang dicapai oleh fokus,
perbedaan dalam hal produk atau jasa yang diinginkan antara target strategi dengan
pasar secara keseluruhan menyempit, pesaing menemukan sub pasar dalam target
strategi dan menyisihkan perusahaan yang menerapkan strategi fokus.
2.3.6. Taktik Bersaing
Taktik adalah sebuah rencana operasional khusus yang menjelaskan
bagaimana, kapan, dari di mana sebuah strategi diimplementasi. Dibanding strategi,
taktik bersifat lebih sempit lingkupnya dan lebih pendek jangka waktunya. Taktik,
oleh karena itu, dipandang sebagai hubungan antara perumusan dan implementasi
strategi. Beberapa taktik yang tersedia untuk melaksanakan strategi bersaing adalah
taktik yang berkaitan dengan waktu (kapan) dan lokasi pasar (di mana). Taktik
waktu yaitu perusahaan pertama yang membuat dan menjual sebuah produk atau
jasa baru disebut penggerak pertama. Karena perusahaan tersebut adalah
pemrakarsa, maka ia memiliki beberapa keunggulan di pasar. Menurut Porter,
“Keunggulan penggerak pertama adalah pada peran waktu dalam peningkatan
posisi perusahaan sebagai ganti dari sumber keunggulan biaya atau diferensiasi
Universitas Sumatera Utara
yang dapat dipertahankan. Dalam istilah umum, penggerak pertama mendapatkan
peluang untuk menentukan aturan-aturan bersaing di dalam berbagai bidang.”
Penelitian menunjukkan bahwa penggerak
pertama tidak
hanya
cenderung
mendapatkan pangsa pasar yang tinggi daripada pendatang lain, tetapi juga
cenderung menikmati keunggulan laba jangka panjang daripada pesaingnya. Hasil
yang tinggi ini umumnya dibutuhkan untuk rnengganti prakarsanya yang menanam
investasi besar dalam merancang produk dan mengembangkan pasar. Beberapa
keunggulan menjadi penggerak pertama adalah perusahaan mampu membangun
reputasi sebagai pemimpin dalam industri, menurunkan kurva pengalaman untuk
mengambil posisi pemimpin biaya, dan memperoleh laba tinggi sementara dari para
pembeli, yang menilai tinggi produk dan jasanya.
Taktik
lokasi
pasar,
yaitu
perusahaan
atau
unit
bisnis
dapat
mengimplementasi strategi bersaing baik secara ofensif atau defensif. Taktik
ofensif biasanya mengambil tempat jauh dari posisi perusahaan saat ini di pasar,
sedangkan taktik defensif biasanya mengambil tempat di dalam posisi pasar
perusahaan saat ini. Taktik menyerang, metode-metode berikut adalah beberapa
yang digunakan untuk menyerang posisi pesaing.
perusahaan
yang
menyerang
berhadapan
Frontal Assault
langsung
dengan
adalah
pesaingnya,
menyamakan diri dengan pesaing di dalam sembarang kategori dari harga sampai
promosi sampai saluran distribusi. Agar berhasil, penyerang tidak saja harus
memiliki sumber daya superior, tetapi juga harus bersedia bertahan. Taktik ini
umumnya sangat mahal untuk dilaksanakan dan berfungsi untuk ‘membangunkan
raksasa tidur’ (seperti yang dilakukan MCI dari Sprint terhadap AT&T), menekan
laba bagi siapa saja dalam industri. Flanking Maneuver yaitu daripada langsung
Universitas Sumatera Utara
berhadapan dengan posisi pesaing, perusahaan dapat menyerang bagian dari pasar
yang merupakan kelemahan pesaing. Agar berhasil, perusahaan penyerang harus
sabar dan bersedia berekspansi dengan hati-hati keluar dari ceruk pasar yang tidak
terjaga atau menghadapi serangan dari pesaing yang sudah kuat. Encirclement
terjadi ketika perusahaan penyerang mengitari posisi pesaing dari segi pasar atau
produk, atau bahkan keduanya. Si pengitar ini memiliki variasi produk yang lebih
banyak (lini produk lengkap yang terentang dari harga paling murah sampai
termahal) dari dan atau melayani pasar yang lebih banyak (mendomiasi tiap pasar
sekunder). Agar berhasil, si pengitar harus memiliki beragam kemampuan dari
sumber daya yang diperlukan untuk menyerang segmen pasar yang banyak.
Bypass Attack yaitu daripada menyerang secara langsung, perusahaan dapat
memilih untuk mengubah aturan main. Taktik ini mencoba menghentikan pasar dari
perusahaan
yang
bertahan.
Bentuk
paling
umum dari taktik
ini
adalah
pengembangan versi terbaru dari sebuah produk yang akan memuaskan kebutuhan
konsumen yang saat ini belum terlayani oleh pesaing apapun. Guerilla Warfare
yaitu daripada penyerang secara ekstensif dan memeras surnber daya perusahaan
dapat memilih untuk melakukan ‘hit and run’. Guerilla Warfare melibatkan
serangan-serangan kecil dan terputus-putus kepada segmen pasar pesaing yang
berbeda. Dengan menggunakan promosi khusus atau iklan tertentu, perusahaan
mencoba membuat serangkaian pemerolehan pangsa pasar kecil. Dengan demikian,
perusahaan pendatang baru atau per-usahaan kecil dapat mendapatkan hasil tanpa
harus mengancam perusahaan besar. Agar berhasil, perusahaan yang menggunakan
taktik ini harus cukup bersabar untuk menerima perolehan yang kecil dan
menghindari tekanan yang dilakukan pesaing sehingga pesaing merasa harus
Universitas Sumatera Utara
memberikan respon balasan. Taktik Defensif, menurut Porter, taktik defensif
ditujukan untuk menurunkan probabilitas penyerangan, mengubah penyerangan ke
jalan yang lebih tidak mengancam, atau mengurangi intensitas serangan. Daripada
meningkatkan keunggulan kompetitif taktik ini membuat keunggulan kompetitif
perusahaan menjadi lebih dapat dipertahankan, yang menyebabkan penantang
menyimpulkan bahwa serangan bukan sesuatu yang menarik. Taktik itu secara
sengaja mengurangi profitabilitas jangka pendek untuk memantapkan profitabilitas
jangka panjang. Memperbesar hambatan struktural, menurut Porter adalah beberapa
dari tindakan paling penting yang dapat diambil untuk menutup jalan logika
penantang adalah: (1) menawarkan lini produk yang lengkap di setiap segmen pasar
yang menguntungkan, untuk menutup tiap pintu masuk, (2) menutup akses saluran
dengan melakukan perjanjian dengan para distributor, (3) menaikkan biaya beralih
(switching cost) konsumen dengan menawarkan pelatihan murah bagi para
pengguna, (4) menaikkan biaya mendapatkan pengguna coba-coba dengan menjaga
harga tetap rendah pada item-item yang paling mungkin dibeli oleh pengguna baru,
(5) menaikkan skala ekonomis untuk mengurangi biaya unit, (6) menutup teknologi
alternatif melalui hak paten atau lisensi, (7) membatasi akses dari luar kepada
fasilitas dar personalia perusahaan, (8) mengikat pemasok dengan mendapatkan
kontrak eksklusif atau pembelian lokasi-lokasi kunci, (9) menghindari pemasok
yang juga melayani pesaing, dan (10) mendorong pemerintah untuk meninggikan
penghalang
seperti
standar-standar
keamanan
dan
polusi
atau
kebijakan
perdagangan yang menguntungkan perusahaan.
Meningkatkan pembalasan yang diperkirakan, taktik ini adalah tindakan
yang meningkatkan ancaman pembalasan yang dirasakan untuk
menyerang.
Universitas Sumatera Utara
Menurunkan dorongan-dorongan untuk menyerang, yaitu jenis ketiga dari taktik
defensif adalah mengurangi harapan penantang akan laba masa depan dalam
industri.
Perusahaan
masyarakat
tentang
dapat
juga
menggunakan
masalah-masalah
yang
media
dihadapi
untuk
industri,
memberitahu
yang
akan
dipertimbangkan penantang dalam perencanaan strategisnya (Hunger dan Wheelen,
2003:256-260).
2.3.7. Komponen-Komponen Analisis Pesaing
Meramalkan pesaing potensial bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi
mereka seringkali dapat datang dari kelompok berikut yaitu,
perusahaan-
perusahaan yang tidak berada dalam industri tetapi dapat secara mudah mengatasi
hambatan masuk, perusahaan-perusahaan yang mendapatkan sinergi yang nyata
dengan memasuki industri, perusahaan-perusahaan yang sedang bersaing dalam
industri berarti merupakan perluasan yang nyata dari strategi perusahaan,
pelanggan atau pemasok yang mungkin melakukan integrasi balik atau integrasi
maju (Porter, 2007:45).
2.3.8. Penentu Struktural Intensitas Persaingan
Persaingan dalam suatu industri terus-menerus menekan tingkat hasil
pengembalian modal yang ditanamkan (rate of return on invested capital ) menuju
tingkat hasil pengembalian dasar yang bersaing, atau tingkat pengembalian yang
akan dinikmati oleh industri yang dalam istilah ekonomi dinamakan industri
“persaingan sempurna“. Terdapat lima kekuatan persaingan yaitu, masuknya
pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli,
Universitas Sumatera Utara
kekuatan tawar-menawar pemasok (suppliers), persaingan di antara para pesaing
yang ada (Porter, 2007:5).
Hal ini mencerminkan kenyataan bahwa persaingan dalam suatu industri
tidak hanya terbatas pada para pemain yang ada. Pelanggan, pemasok, produk
pengganti, serta pendatang baru potensial semuanya merupakan “pesaing“ bagi
perusahaan-perusahaan dalam industri dan dapat lebih atau kurang menonjol
tergantung pada situasi tertentu.
Kelima kekuatan persaingan di atas secara bersama-sama menentukan
intensitas persaingan dan kemampuan laba dalam industri, dan kekuatan atau
kekuatan-kekuatan yang paling besar akan menentukan serta menjadi sangat
penting dari sudut pandang perumusan strategi.
2.3.9. Analisis Struktural dan Strategi Bersaing
Strategi bersaing yang efektif meliputi tindakan-tindakan ofensif ataupun
defensif guna menciptakan posisi yang aman (defendable position) terhadap kelima
kekuatan persaingan. Secara luas, ini mencakup sejumlah pendekatan yang
mungkin
yaitu,
menempatkan
perusahaan
dalam posisi sedemikian
hingga
kemampuannya memberikan pertahanan yang terbaik untuk menghadapi rangkaian
kekuatan persaingan yang ada, mempengaruhi keseimbangan kekuatan melalui
gerakan strategis, dan karenanya memperbaiki posisi relatif perusahaan, atau
mengantisipasi pergeseran pada faktor-faktor yang menjadi penyebab kekuatan
persaingan dan menanggapinya, sehingga karenanya memanfaatkan perubahan
dengan memilih strategi yang cocok dengan keseimbangan persaingan yang baru
sebelum lawan menyadarinya (Porter, 2007:26).
Universitas Sumatera Utara
2.4. Five Forces Model Porter
Analisis ini ditemukan oleh Michael E.Porter. Five Forces Model Porter
adalah strategi bisnis yang digunakan untuk melakukan analisis dari sebuah struktur
industri. Analisis tersebut dibuat berdasarkan 5 kekuatan kompetitif yaitu yang
pertama masuknya kompetitor, adalah bagaimana cara yang mudah atau sulit untuk
kompetitor baru untuk mulai bersaing industri yang sudah ada. Kedua adalah
ancaman produk atau jasa pengganti, adalah cara mudah masuknya produk atau jasa
yang dapat menjadi alternatif dari produk atau jasa yang sudah ada, khususnya yang
dibuat dengan biaya yang lebih murah.
Daya tawar dari pembeli adalah bagaimana kuatnya posisi pembeli. Pembeli
mempunyai kekuatan untuk menentukan kemana dia akan melakukan transaksi.
Daya tawar dari supplier adalah bagaimana kuatnya posisi penjual. Apakah ada
banyak supplier atau hanya beberapa supplier saja, bisa jadi mereka memonopoli
supply barang. Dan yang terakhir adalah persaingan di antara pemain yang sudah
ada, adalah bagaimana kuatnya persaingan diantara pemain yang sudah ada
.Apakah ada pemain yang sangat dominan atau semuanya sama.
Ancaman yang terkandung dalam kekuatan ini adalah yang pertama,
ancaman rivalitas segmen yang intens ada, yaitu sebuah segmen dianggap tidak
menarik jika sudah berisi banyak pesaing yang kuat atau agresif. Segmen dianggap
lebih tidak menarik jika segmen itu stabil atau menurun, jika kapasitas pabrik harus
ditambah dalam skala yang besar, jika biaya tetap atau penghalang untuk keluar
tinggi, atau jika harus menanggung resiko yang besar untuk tetap berada dalam
segmen tersebut. Kondisi ini akan menimbulkan perang harga, perang iklan, dan
peluncuran produk baru yang cukup sering akan membuat segmen menjadi segmen
Universitas Sumatera Utara
yang mahal untuk bersaing. Pasar telepon seluler merupakan pasar dengan
persaingan ketat akibat rivalitas segmen.
Ancaman pendatang baru, yaitu segmen paling menarik adalah segmen
yang memiliki penghalang untuk masuk yang tinggi dan penghalang untuk keluar
yang rendah. Hanya sedikit perusahaan baru yang dapat memasuki industri ini, dan
perusahaan yang kinerjanya buruk dapat keluar dengan mudah. Ketika penghalang
untuk masuk dan untuk keluar sama-sama tinggi, potensi laba tinggi, tetapi
perusahaan menghadapi resiko lebih besar karena perusahaan yang bekinerja buruk
tetap tinggal dan bertarung di dalamnya. Ketika penghalang untuk masuk dan untuk
keluar sama-sama rendah, perusahaan mudah masuk dan keluar dari industri, dan
tingkat pengembalian stabil dan rendah. Kasus paling buruk adalah ketika
penghalang untuk masuk rendah dan penghalang untuk keluar tinggi.
Ancaman produk pengganti, yaitu sebuah segmen tidak menarik apabila ada
pengganti aktual batasan pada harga dan laba. Jika kemajuan teknologi atau
persaingan meningkat dalam industri produk pengganti, harga dan laba akan turun.
Ancaman daya tawar pembeli yang semakin besar, yaitu sebuah segmen tidak
menarik jika pembeli memiliki daya tawar yang kuat atau semakin besar.
Kemunculan raksasa eceran seperti Wal-Mart
membuat beberapa analisis
menyimpulkan bahwa profitabilitas potensial perusahaan barang kemasan akan
terbatas. Daya tawar pembeli tumbuh ketika mereka menjadi lebih teroganisasi atau
terkosentrasi, ketika produk memiliki bagian yang signifikan dari biaya pembeli,
ketika pembeli sensitif terhadap harga karena laba yang rendah, atau ketika mereka
dapat berintegrasi untuk naik kelas. Untuk melindungi diri mereka sendiri, penjual
dapat
memilih
pembeli
yang
mempunyai
kekuatan
paling
rendah
untuk
Universitas Sumatera Utara
bernegosiasi atau beralih pemasok. Pertahanan yang lebih baik adalah dengan
memberikan penawaran unggul yang tidak dapat ditolak pembeli yang kuat.
Ancaman daya tawar pemasok yang semakin besar, yaitu sebuah segmen menjadi
tidak menarik jika pemasok perusahaan mampu meningkatkan harga atau
mengurangi jumlah barang yang dipasok. Perusahaan minyak seperti ExxonMobil,
Shell, BP, dan ChevronTexaco menderita akibat jumlah cadangan minyak yang
terbatas dan tindakan kartel pemasok minyak seperti OPEC. Pemasok cenderung
kuat ketika mereka terkonsentrasi atau terorganisasi, ketika hanya ada sedikit
pengganti, ketika produk yang dipasok merupakan masukan penting, ketika biaya
peralihan pemasok tinggi, dan ketika pemasok dapat berintegrasi untuk turun kelas.
Pertahanan terbaik
adalah dengan membangun hubungan yang
sama-sama
menguntungkan dengan pemasok atau menggunakan berbagai sumber pasokan
(Kotler dan Keller, 2009:320-321).
Gambar 2.3.2 Lima Kekuatan yang Menentukan Daya Tarik Struktural
Segmen
Pendatang
baru
ggg
potensial
(Ancaman mobilitas)
Pemasok
Pesaing industri
Pembeli
(Kekuatan
(Rivalitas segmen)
Kekuatan
pembeli)
pemasok)
Produk pengganti
(Ancaman produk
pengganti)
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Kotler dan Keller (2009)
Five Forces Model Porter merupakan salah satu yang paling sering
digunakan dalam strategi bisnis. Model ini telah banyak digunakan dalam berbagai
macam kesempatan. Model Porter ini sangat kuat baik dari dalam maupun luar
industri. Manfaat Five Foreces Model, yaitu model ini merupakan alat yang kuat
untuk analisis kompetitif di tingkat industri dan memberikan input yang berguna
untuk melakukan analisis SWOT.
2.5. Pemasaran Campuran (Marketing Mix)
2.5.1. Pengertian Marketing Mix
“Marketing Mix” adalah suatu istilah yang menggambarkan seluruh unsur
pemasaran dari faktor produksi yang dikerahkan guna mencapai tujuan-tujuan
badan usaha misalnya mencapai laba, return of investment, peningkatan omzet
penjualan, menguasai pasar dan sebagainya. Untuk merencanakannya dibutuhkan
suatu kegiatan mengkombinasikan atau mencampur semua faktor pemasaran yang
bersangkutan, dalam kegiatan usaha perusahaan. Kombinasi tersebut tidak bersifat
konstan, untuk jangka waktu panjang melainkan berubah-rubah sesuai dengan
perubahan yang terjadi di pasar atau faktor-faktor ekstern (teknologi, sosial,
ekonomi, dan politik).
Dasar dari marketing mix dapat dibagi menjadi empat macam sub kombinasi
atau sub mixes, yaitu, kombinasi komponen produk, kombinasi komponen
Universitas Sumatera Utara
penjualan, kombinasi komponen distribusi, kombinasi komponen promosi (Alma,
2007:163).
2.5.2.
Unsur 4P
Unsur yang dikombinasikan dalam marketing mix, lebih terkenal dengan
sebutan 4P yaitu Product, Price, Place (distribution) dan Promotion. Jadi untuk
keberhasilan pemasaran suatu barang, harus ada keterpaduan unsur-unsur itu,
misalnya barang X produknya bermutu baik, harga bersaing, reklame gencar, dari
distribusi lancar, jelas pemasaran barang X tersebut akan sukses. Yang penting di
sini pengusaha harus mencari kombinasi mana yang terbaik dari 4P tersebut.
Kombinasi komponen produk, yaitu jenis sub kombinasi komponen yang pertama
ini dapat dipecahkan lagi menjadi empat macam komponen pokok. Komponen
pertama dan yang utama adalah jumlah macam barang yang akan ditawarkan bagi
perusahaan yang menawarkan jasa, adalah segala macam jasa yang akan
ditawarkan.
Komponen
pemeliharaan dan
kedua
pelayanan
adalah
segala
pelayanan
setelah transaksi penjualan)
khusus
yang
(teknis,
ditawarkan
perusahaan guna mendukung penjualan barang (after sales services). Komponen
berikutnya adalah cap beserta reputasinya (untuk barang-barang konsumsi),
kualitas, ketangguhan serta faktor umum penggunaan (terutama untuk barangbarang industri dan peralatan). Walaupun faktor kualitas dan keawetan penting pula
peranannya
untuk
barang-barang
konsumsi,
namun
keduanya
biasanya
dipertimbangkan sebagai bagian penting dari cap dagang dan reputasi barang, jadi
tidak diperlakukan sebagai faktor tersendiri. Komponen terakhir adalah yang
bersangkutan dengan tampang barang dan pembungkusnya. Secara singkat dapat
diutarakan bahwa kombinasi komponen produk untuk barang-barang konsumsi
Universitas Sumatera Utara
akan terdiri dari barang itu sendiri, potongannya, model, warna cap dagang,
pembungkus dan labelnya, kualitas, tampang serta keawetan. Adapun untuk
barang-barang industri kombinasi komponen tersebut terdiri dari model atau
variasinya, tampang, keawetan, spesifikasi teknis dan ketangguhannya. Walaupun
dalam komponen dimuka tidak disebutkan faktor pembungkusan, namun banyak
perusahaan modern memasukkan unsur pembungkus, sebagai pelindung barang
selama dalam pengangkutan sebagai bagian penting dari kombinasi komponen
produk dengan perkataan lain, keselamatan barang tersebut sampai ke tangan
pemesan, merupakan bagian penting dari kombinasi produk padabarang-barang
industri.
Di dalam mengambil keputusaan atas komponen produk mana akan
dipergunakan, hal-hal yang berikut merupakan bahan pertimbangan bagi para
pengusaha. Pertama, bahwa kekuatan bersaing dari tiap macam (seri) barang akan
tergantung dari nilai seri barang itu sendiri, serta modifikasi jenis barang yang
terkandung dalam setiap seri, sesuai dengan perkembangan kebutuhan konsumen.
Dari segi pertimbangan ini, maka setiap produsen barang berseri haruslah tetap
mengikuti perkembangan pasaran barang tersebut. Jenis barang yang telah
ketinggalan jaman harus segera dikeluarkan dari seri, sedang jenis barang baru atau
penambahan jenis harus segera diproduksi. Kedua, pelayanan yang disediakan
perusahaan
dalam rangka
disesuaikan dengan
mendukung
penjualan
barang,
hendaklah
selalu
perkembangan jumlah macam barang yang diproduksi,
teknologi dan kebutuhan konsumen. Ketiga, oleh karena teknologi sedang
berkembang, maka standar yang telah ditetapkan perusahaan baik untuk kualitas,
Universitas Sumatera Utara
umur, penggunaan, bentuk barang dan sebagainya, setiap waktu membutuhkan
peninjauan kembali.
Kombinasi
komponen
penjualan,
yaitu
termasuk
dalam
kombinasi
komponen penjualan adalah kegiatan kontak langsung dengan konsumen (melalui
salesmen), penetapan tingkat harga yang ditawarkan, maupun penetapan syarat
penjualan kredit yang ditawarkan kepada para pembeli. Penjualan hak dagang
kepada pedagang untuk daerah penjualan tertentu, sebagai pengganti cara distribusi
langsung, merupakan cara baru yang paling pesat perkembangannya di negara maju
pada akhir abad ini, produsen menjual barangnya kepada pemegang hak dagang.
Pemegang hak dagang tersebut, kemudian memiliki kebebasan dan monopoli penuh
untuk memasarkan barang tersebut didaerah penjualan yang ditentukan dengan
harga yang mereka tetapkan, sampai ke tangan pemakai. Mereka tidak terlibat
dalam distribusi barang, penetapan harga jual eceran, besar potongan, maupun
syarat penjualan. Harga jual yang ditetapkan kepada pemegang hak dagang,
biasanya adalah sebesar harga pokok barang, ditambah dengan marge laba untuk
produsen.
Kombinasi komponen distribusi, yaitu banyak pengusaha menganggap
distribusi hasil produksi sebagai kegiatan yang akan berjalan dengan sendirinya.
Mereka melupakan bahwa dengan distribusi hasil produksi yang efisien, operasi
pemasaran akan lebih berhasil. Seringkali terjadi dalam perencanaan keseluruhan
dan pembiayaan operasi pemasaran, biaya distribusi diabaikan saja. Didalam
perhitungan biaya operasional, tidak jarang biaya distribusi ditempatkan paling
akhir, besarnya ditetapkan secara sembarangan yaitu sebesar sekian persen dari
harga pokok pabrik. Komponen kombinasi distribusi, terdiri dari persediaan dan
Universitas Sumatera Utara
pengawasan persediaan, macam pengangkutan yang akan dipergunakan, metode
distribusi, saluran distribusi (melalui grosir, pedagang eceran, agen, pedagang
pemegang hak dagang, atau langsung kepada konsumen) serta jumlah dan lokasi
depot-depot yang akan dipergunakan.
Semua komponen tersebut haruslah diselidiki dengan seksama serta
diintegrasikan dengan kombinasi komponen pemasaran yang lain untuk mencapai
tujuan operasi pasaran dengan efisien. Faktor-faktor utama yang perlu mendapat
perhatian didalam hal ini adalah : Beban biaya berbagai jenis saluran distribusi,
jarak antara pabrik dengan pemakai, luas pasaran yang ingin dilayani oleh
perusahaan, serta sejauh mana perusahaan ingin menguasai distribusi barang.
Kombinasi komponen promosi, yaitu termasuk didalam kombinasi ini
adalah kegiatan-kegiatan periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat,
pameran dan demontrasi, yang kesemuanya oleh perusahaan dipergunakan untuk
meningkatkan penjualan barang. Luas ruang lingkup kegiatan promosi dipengaruhi
oleh macarn kegiatan yang dilakukan. Ruang lingkup jangkauan kegiatan promosi
yang dilakukan hanya dengan pemasangan iklan saja akan lebih sempit dari pada
dipergunakan secara serentak bersamaan dengan kegiatan teknik promosi lainnya.
Di lain pihak jarak jangkauan kegiatan promosi akan tergantung dari macam variasi
media yang dipergunakan dalam tiap komponen. Bilamana media iklan yang
dipergunakan adalah harian Nasional, maka jarak jangkauan iklan akan lebih jauh
dari pada bilamana hanya dipergunakan harian lokal.
Kegiatan promosi dari perusahaan saingan merupakan faktor lain yang perlu
dipertimbangkan. Bilamana perusahaan belum terkenal reputasinya dan saingan
terlalu aktif dalam promosinya maka perusahaan perlu mengambil langkah-langkah
Universitas Sumatera Utara
tertentu. Dalam menempatkan marketing mix harus berpegang pada prinsip
ekonomis yaitu: “Dengan pengorbanan yang sekecil-keciInya ingin mendapat hasil
mix yang sebesar-besarnya”.Maka dalam menetapkan marketing mix, dalam arti
untuk mencapai target penjualan tertentu, kita harus menetapkan marketing mix
yang sebaik-baiknya. Hal yang harus dipertimbangkan adalah marketing mix harus
seimbang, dalam melaksanakan marketing mix secara umum haruslah diusahakan
dalam keadaan
yang
seimbang.
Seimbang
disini
adalah
dalam
keadaan
keseimbangan yang sebaik mungkin, misalnya diadakan advertensi secara besarbesaran tanpa usaha memperbaiki kualitas produksinya, maka hasil yang dicapai
akan kurang memuaskan. Oleh sebab itu advertensi besar-besaran harus diimbangi
oleh mutu produk yang baik. Marketing mix tidak boleh statis, disini marketing mix
tidak boleh bersifat statis, tapi harus dinamis. Misalnya saingan mencoba meniru
strategi marketing mix, yang kita lancarkan maka kita harus cepat mengatur siasat
baru. Di sini dituntut dinamika dan kreativitas dari manajer pemasaran. Marketing
mix tak boleh meniru, dalam melaksanakan marketing mix belum tentu tepat bila
satu perusahaan meniru atau menjiplak begitu saja perusahaan yang lain, sebab
situasi dan kondisi perusahaan tidaklah persis sama. Apabila kita hanya meniruniru, maka justru dapat merugikan perusahaan.
Marketing mix harus bertujuan jangka panjang, dalam melaksanakan
marketing mix, maka sebaiknya diusahakan mencapai tujuan jangka panjang, hal
ini tidak berarti tujuan jangka pendek diabaikan. Sebab tujuan jangka pendek ada
pula yang dipakai untuk mencapai tujuan jangka panjang. Dengan mengarah pada
tujuan jangka panjang dalam menetapkan marketing mix, maka kestabilan
perusahaan akan lebih baik. Misalnya untuk menguasai pasar dalam jangka
Universitas Sumatera Utara
panjang, maka produk X mencoba menggunakan marketing mix dengan menitik
beratkan mutu produk dan saluran distribusi (Product dan Place). Jadi perusahaan
ini menciptakan produk bermutu tinggi dan mengangkat distributor yang bonafid
di tiap kota kabupaten. Sedangkan perusahaan lain mungkin saja mencoba
menggunakan mix antara Product dan Promotion. Jadi di samping mutu dijaga, juga
dilakukan promosi iklan besar-besaran. Marketing mix harus disesuaikan dengan
situasi dari kondisi perusahaan, dalam menetapkan marketing mix, maka
perusahaan dapat terlebih dahulu menetapkan target omzet penjualan yang ingin
dicapai. Akan tetapi dalam keadaan dana yang terbatas maka marketing mix
ditetapkan terlebih dahulu dan baru kemudian rnenetapkan target penjualan yang
mungkin dicapai. Selain itu marketing mix yang ditetapkan harus disesuaikan
dengan situasi dari kondisi perusahaan. Marketing Mix harus didasarkan
pengalaman, ada suatu ungkapan yang terkenal yaitu “Pengalaman adalah guru
yang paling baik”. Berdasarkan hal itu sebenarnya menetapkan marketing mix
berdasarkan pengalaman-pengalaman yang lalu pada umumnya akan lebih sukses,
karena dapat mengetahui kekurangan dan kelemahannya, namun hal ini akan sulit
bagi perusahaan yang harus didirikan atau perusahan yang memprodusir barang
baru. Meskipun demikian perusahan harus tetap melaksanakan marketing mix yang
sebaik-baiknya.
Sales Mix adalah suatu kombinasi yang paling menguntungkan dari caracara penjualan personal selling, reklame, premiums, trading stamps, store displays,
publikasi yang digunakan dalam aktivitas penjualan.
Promotional Mix, yaitu dalam promotional mix ada 2 cara yang paling
ampuh dapat digunakan yaitu yang pertama advertising yang sudah kita yakini
Universitas Sumatera Utara
keampuhannya untuk memikat hati konsumen. Adversiting bisa mencapai jarak
jauh, dan memasuki masyarakat luas. Tapi advertising tidak punya kemampuan
dalam melakukan transaksi, advertising bersifat satu arah, sepihak saja. Kedua
adalah personal selling,y aitu pelayanan pramuniaga, penjual keliling (Verkoper)
adalah sangat ampuh
melayani konsumen.
Dia
mampu berdialog
dengan
konsumen, bisa mengatasi keberatan yang diajukan, bisa memberi informasi dan
bisa pula mencatat apa kemauan atau bagaimana selera konsumen yang
dihadapinya. Bila kedua cara di atas dilaksanakan sebaik-baiknya maka akan
tercapailah promotional mix sebaik-baiknya.
Segmentasi
pasar
berarti
membagi
pasar
yang
memiliki
banyak
karakteristik, ke dalam satu karakteristik yang sama. Seperti diketahui pasar
memiliki karakteristik
bermacam-macam yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
tradisi, kebiasaan, pendidikan, tingkat umur, pekerjaan, jenis kelamin agama dan
sebagainya. Misalnya sebuah majalah, dapat mengadakan segmentasi pasar berupa
majalah yang khusus buat orang dewasa, buat kaum ibu, buat remaja, buat anakanak dan sebagainya. Dalam masa spesialisasi sekarang ini, orang sukar untuk
mengarahkan pemasarannya kesemua jenis konsumen. Taktik mengarah ingin
menguasai semua kelompok konsumen, malah dapat berakibat sebaliknya, akan
mematikan usaha tersebut, karena tidak tercapai omzet penjualan yang memadai
(Alma, 2007:163-168).
2.5.3. Analisa 4P
Marketing mix
ini merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan
marketing, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil paling
Universitas Sumatera Utara
memuaskan. Ada 4 komponen yang tercakup dalam kegiatan marketing mix ini
yang terkenal dengan sebutan 4P, yang akan dianalisa satu persatu.
Product adalah merupakan titik sentral dari kegiatan marketing. Produk ini
dapat berupa barang dan dapat pula berupa jasa. Jika tidak ada produk, tidak ada
pemindahan hak milik maka tidak ada marketing. Semua kegiatan marketing
lainnya, dipakai untuk menunjang gerakan produk. Satu hal perlu diingat ialah,
bagaimana hebatnya usaha promosi, distribusi, dan price, jika tidak diikuti dengan
produk yang bermutu, disenangi oleh konsumen, maka usaha marketing mix ini
tidak akan berhasil. Oleh sebab itu perlu dikaji, produk apa yang akan dipasarkan,
bagaimana selera konsumen masa kini, apa needs dan wants mereka. Needs berarti
kebutuhan
konsumen.
Konsumen
membeli
membutuhkannya. Namun konsumen tidak
suatu
barang,
karena
ia
membeli barang, hanya sekedar
memperoleh barang saja, akan tetapi ada terkandung unsur lain dibalik barang itu,
misalnya keindahan dipakainya, sesuai dengan rasa, warna, halus, manis, segar dsb.
Oleh sebab itu produk yang dihasilkan harus mempertimbangkan “product
features”, yaitu roman, rupa, ciri-ciri istimewa, atribut dari produk tersebut.
Misalnya sebuah arloji, disamping memenuhi syarat sebagai sebuah arloji, juga
memiliki ciri yang lain, misalnya ada hari, tanggal, kecil mungil, warnanya, daya
tahan warna, modelnya, ada garansi, ada pelayanan setelah membeli (after seles
service) dsb.
Strategi memberi merk, seperti telah diketahui, merk sangat menentukan ciri
suatu barang. Dalam strateginya kemungkinan produsen tidak membeli merk
barangnya, akan tetapi menyerahkan merknya kepada para penyalur, seperti halnya
toko-toko supermarket memberi merk sendiri, padahal produsennya bukan
Universitas Sumatera Utara
supermarket. Strategi ini tentu telah dipikirkan secara matang, apa akibatnya jika
merk dari supermarket itu makin terkenal. Bagi produsen mungkin tidak
menimbulkan persoalan sepanjang supermarket masih memesan barang ke
produsen bersangkutan. Namun akan menimbulkan kesulitan apabila supermarket
tidak lagi membeli, atau membuat pabrik sendiri. Strategi pembungkus, perlu
diperhatikan kemungkinan perubahan pembungkus, kapan harus dirubah, dan
kemungkinan
pengaruhnya
terhadap
penjualan.
Juga
strategi
pembuatan
pembungkus yang dapat digunakan kembali setelah isinya habis (reuse packaging),
dan multiple packaging yaitu memasukkan berbagai jenis barang ke dalam satu
pembungkus. Strategi trading up artinya perusahaan membuat produk baru yang
harganya tinggi dan akan meningkatkan prestise bagi para pembelinya, di samping
produk yang sudah ada yang harganya rnurah, dan kurang mementingkan prestise.
Strategi trading down artinya membuat produk baru yang harganya rendah,
disamping produk lama yang harganya tinggi. Maksudnya memberi kesempatan
kepada konsumen yang berpenghasilan rendah agar dapat membeli barang merk
itu, dengan harga yang terjangkau. Strategi dalam setiap siklus kehidupan produk,
sebuah produk mengalami siklus kehidupan yang dimulai dengan masa introduksi
atau pengenalan, pertumbuhan, kejenuhan dan akhirnya menurun (introduction,
growth, maturity, decline).
Pada setiap tahap ini berbagai strategi dapat dilaksanakan. Pada tahap
introduksi, dapat dilakukan strategi antara lain adalah berusaha selalu memperbaiki
penampilan produknya, menyebarkan barang sebanyak-banyaknya ke seluruh toko
sehingga semua toko dapat diisi, tentu ini harus sesuai dengan sifat barangnya,
kemudian berusaha mendorong agar barang-barang yang sudah masuk ke dalam
Universitas Sumatera Utara
toko (sell-in), dapat terjual dengan segera (sell out), dengan cara memasang iklan
dan cara promosi lainnya di mana-mana secara gencar. Pada tahap growth, di mana
produk lagi disenangi oleh konsumen dan omzet penjualan terus meningkat, strategi
yang harus dilakukan adalah, usahakan terus mencari segmen baru, agar penjualan
makin meningkat lagi. Ini berarti harus rneningkatkan jumlah salesman, dan
armada pengangkutan ke daerah-daerah yang lebih jauh. Selalu memperbaiki mutu
produk, dengan penampilan yang tetap menarik, atau jika dapat menciptakan
produk-produk baru. Pertimbangan strategi menurunkan harga terhadap barangbarang yang harganya tinggi, agar dapat tercapai oleh konsumen golongan
menengah atau rendah. Pada tahap maturity, produk sudah rnulai agak jenuh,
konsumen mulai bosan, mereka menunggu-nunggu produk baru atau menunggu
rasa lain, dari produk tersebut. Sifat manusia, selalu akan bosan jika diberi barang
itu-itu saja, mereka ingin adanya variasi lain. Dalam hal ini produsen dapat
melakukan strategi berikut ini yaitu,berusaha mencari segmen-segmen kecil atau
market niche atau relung-relung pasar, yang belum terisi oleh produknya dengan
harapan agar dapat ditarik konsumen baru. Menciptakan produk dengan kemasan
besar, sehingga jumlah penjualan tetap meningkat. Memperbaiki penampilan
produk dengan suatu yang baru, dengan sedikit perbaikan, seperti sekarang menjadi
lebih putih, sekarang ditingkatkan menjadi lebih tahan, lebih awet, super, dengan
rasa aroma baru, lebih irit, tiga kali lebih kuat dan sebagainya. Pada tahap decline,
keadaan produk
mulai menyedihkan,
karena permintaan konsumen
sangat
menurun, jika yang tidak tertolong lagi akan menyebabkan produk tersebut
ditinggalkan oleh konsumen (abandonment). Strategi yang dapat dilakukan ialah,
jika gejalanya sudah parah, terpaksa anggaran promosi dikurangi, agar pengeluaran
Universitas Sumatera Utara
dapat ditekan. Pusatkan perhatian pada pasar-pasar yang masih ada harapan dapat
menyerap produk sedangkan pasar lainnya distop. Strategi terakhir ialah, hentikan
pasaran produk dan menciptakan produk baru, yang akan mulai diintroduksi lagi.
Price, yaitu masalah kebijaksanaan harga adalah turut menentukan
keberhasilan pemasaran produk. Kebijaksanaan harga dapat dilakukan pada setiap
tingkatan distribusi, seperti oleh produsen, oleh grosir dari retailer (pedagang
eceran). Banyak strategi harga dapat dilakukan oleh ketiga lembaga distribusi
tersebut, antara lain adalah strategi inverted pricing, disini produsen mencoba
menetapkan harga eceran tertinggi (HET). Setelah HET ditetapkan produsen
mencoba mengkalkulasi harga untuk retailer, harga untuk grosir, dan akhirnya
harga dari pabrik. Dengan cara demikian produsen menetapkan Value added atau
nilai tambah untuk masing-masing lembaga penyalur, dan mengawasi harga jual
produknya.
Pada umumnya ada tiga strategi harga yang dapat diikuti oleh produsen,
tergantung pada keadaan produknya. Strateginya ialah skiming price, yaitu
menetapkan
harga
setinggi-tingginya.
Strategi
ini
hanya
mungkin,
apabila
produknya diarahkan kepada konsumen yang berpenghasilan tinggi, dan ini
merupakan produk baru yang sangat istimewa. Untuk memperoleh produk tersebut,
telah dkeluarkan biaya eksperimen, laboratorium yang cukup tinggi. Kemudian,
harga barang-barang tersebut berangsur-angsur diturunkan. Strategi lain ialah
Penetration Price,yang bertujuan untuk meneroboskan produk ke pasar, karena
banyak barang sejenis yang sudah ada di pasar. Oleh sebab itu produsen mencoba
merebut pasar dengan harga rendah. Strategi yang mencoba mengikuti harga pasar
(live and let live policy). Walaupun misalnya produsen dapat rnenghasilkan barang
Universitas Sumatera Utara
dengan harga pokok rendah, dan mampu menjualnya dengan harga yang lebih
murah, namun produsen tidak mau menurunkan harganya. Akan lebih baik baginya
mengikuti harga pasar, karena ada kekhawatiran, jika harga diturunkan, akan timbul
perang harga dan ini akan sangat berbahaya.
Place / Distribution, yaitu sebelum produsen memasarkan produknya, maka
sudah ada perencanaan tentang pola distribusi yang akan dilakukan. Di sini penting
sekali perantara dan pemilihan saluran distribusinya. Perantara ini adalah sangat
penting karena dalam segala hal mereka berhubungan dengan konsumen. Kita dapat
bayangkan, betapa sulitnya pasaran produk jika tidak ada orang yang menjajakan,
tidak ada toko, kios, supermarket dsb. Perantara dapat menjadi agen pembelian
yang baik bagi para konsumen, dan dapat pula menjadi penjual yang ahli bagi
produsen. Strategi untuk rnenetapkan retailers, sangat tergantung pada produk dan
luasnya penguasaan pasar. Retailer ini dapat dikelompokkan berdasarkan besar
toko dari jumlah penjualan, produk yang dijual, bentuk pemilikan (badan hukum),
dan cara bekerja.
Promosi pada zaman pemasaran modern sekarang ini tidak dapat diabaikan.
Promosi ini sangat berkembang pada masa “selling concept” dimana produsen
sangat
mengandalkan,
sangat
memberi harapan
tinggi akan
rneningkatnya
penjualan dengan mempergunakan promosi. Pada akhir-akhir ini para produsen,
mulai memperhatikan para konsumen, tidak saja dengan cara-cara promosi, akan
tetapi juga dengan cara memperhatikan selera mereka, dengan cara membuat
barang yang memenuhi needs dan wants konsumen. Produsen sudah melihat
jendela, tidak lagi melihat kaca. Dengan kata lain disini produsen mulai
memperhatikan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Antara promosi
Universitas Sumatera Utara
dan produk, tidak dapat dipisahkan, ini dua sejoli yang saling berangkulan untuk
menuju suksesnya pemasaran. Di sini harus ada keseimbangan, produk baik, sesuai
dengan selera konsumen, dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan sangat
membantu suksesnya usaha marketing (Alma, 2007:204-211).
2.6. Analisis Strenghts Weaknesess Opportunities Threath (SWOT)
Analisis SWOT ( Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats ) biasa
digunakan untuk mengevaluasi kesempatan dan tantangan dilingkungan bisnis
maupun pada lingkungan internal perusahaan. Analisis SWOT merupakan cara
untuk mengamati lingkungan pemasaran eksternal dan internal. Manajer tingkat
atas menggunakan SWOT untuk mendorong refleksi diri dan diskusi kelompok
tentang bagaimana mengembangkan perusahaan dan posisinya untuk mencapai
sukses (Kuncoro, 2006:51).
Matriks
Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman
(Strenghts-Weakness-
Opportunities-Threats-SWOT) adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang
membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi : Strategi SO
(kekuatan-peluang), Strategi WO (kelemahan-peluang), Strategi ST (kekuatanancaman), dan Strategi WT (kelemahan-ancaman). (David, 2010:327).
Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan internal utama merupakan bagian
tersulit dalam mengembangkan Matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang
baik dan tidak ada satu pun paduan yang paling benar.
Universitas Sumatera Utara
Strategi SO (SO Strategies) memanfaatkan kekuatan internal perusahaan
untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Secara umum, organisasi akan
menjalankan strategi WO, ST, atau WT untuk mencapai situasi di mana mereka
dapat melaksanakan strategi SO. Jika sebuah perusahaan memiliki kelemahan
besar, maka perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya
menjadi kekuatan.
Strategi WO (WO Strategies) bertujuan untuk memperbaiki kelemahan
internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang,
peluang-peluang besar muncul, tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal
yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut.
Strategi ST (ST Strategies ) menggunakan kekuatan sebuah perusahaan
untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan
berarti bahwa suatu organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman secara
langsung di dalam lingkungan eksternal.
Strategi WT (WT Strategies) merupakan taktik defensif yang diarahkan
untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.
Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan
internal benar-benar dalam posisi yang membahayakan.
Matriks SWOT terdiri atas sembilan sel. Terdapat empat sel faktor utama,
empat sel strategi, dan satu sel yang dibiarkan kosong (sel kiri atas). Keempat sel
strategi, yang diberi nama SO, WO, ST, dan WT dikembangkan setelah melengkapi
keempat sel faktor utama, yang diberi nama S, W. O, dan T. Terdapat delapan
langkah dalam membentuk sebuah Matriks SWOT, yaitu buat daftar peluang-
Universitas Sumatera Utara
peluang eksternal utama perusahaan, buat daftar ancaman-ancaman eksternal utama
perusahaan, buat daftar kekuatan-kekuatan internal utama perusahaan, buat daftar
kelemahan-kelemahan internal utama perusahaan, cocokkan kekuatan internal
dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya pada sel Strategis SO, cocokkan
kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya pada sel Strategi
WO, cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya pada
sel Strategi ST, dan cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan
catat hasilnya pada sel Strategi WT. (David, 2010: 330).
Universitas Sumatera Utara
Download