implementasi csr berbagai model bisnis

advertisement
IMPLEMENTASI CSR DALAM ISLAM DAN
BERBAGAI JENIS BISNIS
Oleh;
Anik Tri Suwarni
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
TAHUN 2008
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi
ii
Daftar Tabel
iii
Daftar gambar
Iv
Abstrak
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
v
Pendahuluan:
1
Latar belakang
1
CSR Sebagai Tanggungjawab Moral
4
Masalah dan Tujuan Penelitian
5
Kajian Teori dan metode penelitian:
5
CSR dalam Al Qur’an dan As Sunah
5
CSR dalam Konsep Bisnis
6
Campur tangan Pemerintah dalam CSR
14
Kerangka berfikir
14
Jenis dan metode penelittian
16
Implementasi CSR Dalam Berbagai Bisnis
16
CSR Pada PT. PLN
16
CSR Pada PT. Telkom
19
CSR Pada PT Elnusa
24
CSR Pada RCTI
30
CSR Pada BCA
33
CSR pada BI
35
Pembahasan, Kesimpulan dan Saran
38
Pembahasan
38
2
Kesimpulan
51
Saran
52
Daftar Pustaka
53
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Alokasi Waktu (Karyawan & Masyarakat sekitar)
27
Tabel 2
Alokasi Eksternal (di luar lingkungan Perusahaan)
29
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Strategi CSR dalam perusahaan
15
Gambar 2 Grafik P2KM
26
4
Abstrak
Implementasi CSR Pada Berbagai Jenis Bisnis Dalam Sudaut Pandang Islam,
Anik Tri Suwarni
Penelitian ini adalah penelitian eksplorasi, untuk menggali perkembangan implementasi
CSR yang dilakukan berbagai perusahaan di Indonesia terkait dengan Undang-undang
Perseroan Terbatas nomor 40 tahun 2007 terutama pasal 74 tentang CSR sebagai
kewajiban. Fokus pengamatan atas penggalian informasi tentang implementasi CSR
tersebut terutama pada kemurnian niat dalam pelaksanaannya dengan pendekatan Al
Qur’an dan As Sunah.
Objek penelitian ini adalah implementasi CSR pada perusahaan di Indonesia. Sample
ditentukan berdasar perusahaan yang memiliki informasi yang dapat diakses melalui
internet, yaitu: PT. PLN, PT. Telkom tbk, PT. Elnusa, RCTI, BCA dan BI. Metode
analisis dilakukan dengan membandingkan antara implementasi bisnis dan CSR sampel
beserta kepuasan dan ketidak puasan atau pujian dan keluhan pelanggan dari keenam
perusahaan dengan pendekatan Al Qur’an terutama ayat-ayat yang terkait dengan
tuntunan Bisnis, kepemimpinan dan CSR sebagai perbuatan baik dan wujud ketaqwaan
kepada ALLAH SWT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa CSR dalam Islam merupakan bagian dari perintah
ALLAH SWT untuk berbuat kebaikan, sudah dilaksanakan sejak zaman keturunan
pertama nabi Adam yaitu oleh Habil dan Qabil, dimunculkan lagi pada contoh yang
diperintahkan ALLAH kepada nabi Ibrahim terhadap Ismail sekitar 4000 tahun lalu.
Semua contoh tersebut dilaksanakan dengan ikhlas karena ALLAH SWT, yang memberi
hidup dengan seluruh fasilitas alam semesta sebagai wahana untuk sebanyaknyabanyaknya bebuat kebaikan sebagai bekal kembali kepada ALLAH. Implementasi CSR
pada perusahaan di Indonesia pada umumnya dan pada perusahaan sampel khususnya,
mengalami pergeseran niat dari pembayaran rasa bersalah atas perilaku bisnis yang
merusak lingkungan dan merugikan masyarakat, ke promosi perusahaan/produk serta
keringanan pajak. Semua perusahaan sampel sudah melaksanakan CSR, baik sebagai
kewajiban secara internal maupun ekternal dan sebagai kemampuan untuk ikut membantu
kemandirian masyarakat sekitar walaupun masih ada unsur promosi atas perusahaan
maupun produknya.
Disarankan kepada seluruh pelaku bisnis pada umumnya agar pelaksanaan CSR pada
masa yang akan datang, dilandaskan pada pemurnian niat berbuat kebaikan karena taqwa
kepada ALLAH SWT. Sebagaimana dituntunkan dalam Al Qur’an dan As Sunah, serta
telah diwajibkan oleh UU PT nomor 40 tahun 2007.
Kata Kunci: Al Qur’an dan As Sunah, UU PT nomor 40 tahun 2007, Taqwa, CSR.
5
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ayat suci Al Qur’an dan sabda Rosulullah yang dijadikan referensi dalam
mengeksplorasi motivasi yang mendasari implementasi CSR di Indonesia khususnya,
diambil sebagai standar yang dapat dipergunakan oleh seluruh umat manusia terutama
dalam penelitian ini adalah bagi para pemimpin dalam menjalankan amanahnya untuk
mengelola sumberdaya, menghasilkan laba dan menyalurkan sebagaian laba yang
dihasilkan dan menurut tuntunan Al Qur’an memang didalamnya terdapat hak yang
harus dipergunakan untuk meningkatkan mutu hidup orang lain.
Referensi tersebut
dipaparkan sebagai berikut;
Doa Nabi Ibrahim AS, dalam QS, 2;126: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa:
Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari
buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari
kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan
sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk
tempat kembali".
Tentang perbuatan baik, dalam QS, 2;177: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke
arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah
beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;
dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orangorang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar
(imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”.
Kepemimpinan, dalam QS, 5; 55-56: “Sesungguhnya pemimpin kamu hanyalah
Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil
Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi Pemimpinnya, maka
sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.
Janji ALLAH SWT bagi orang yang berbuat kebaikan, Q.S. 6; 160: "Barangsiapa
membawa amal yang baik, maka baginya sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa
yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan
seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya."
Keikhlasan dan ketaqwaan, dalam QS, 6;162: “Katakanlah: "Sesungguhnya salat,
ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”
6
Hidup sebagai ujian, dalam QS, 6;165: “Dan Dialah yang menjadikan kamu
penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian
(yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
HR Bukhari, XXII/43 no. 6605; Muslim, IX/352 no. 3408: “Setiap kalian adalah
pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas orang-orang yang
dipimpinnya di Hari Kiamat kelak”.
Istilah CSR,
pertama kali muncul dalam tulisan Sosial Responsibility of the
Businessman tahun 1953
sebagai konsep
yang digagas Howard Rothmann Bowen
(dalam Erie Sudewo, 2008), ini dianggap dapat menjawab keresahan dunia bisnis. CSR
diadopsi karena dianggap dapat menjadi penawar kesan buruk perusahaan yang terlanjur
terbangun dalam pikiran masyarakat. Kesan buruk tersebut antara lain pengusaha di cap
sebagai pemburu uang yang tidak peduli pada dampak kemiskinan dan kerusakan
lingkungan. Melalui kegiatan CSR pengusaha merasa tidak perlu terganggu lagi oleh
perasaan bersalah, karena telah memberi kompensasi dalam bentuk charity.
Jika dilihat, latar belakang adopsi CSR oleh perusahaan sebagaimana diatas justru
memberi kesan bahwa praktek CSR seolah hanya menjadi alat untuk membangun citra
positif ditengah rusaknya perilaku korporat yang terjadi. Praktek ini dilegitimasi secara
ilmiah oleh Philip Kotler dan Nancy Lee dalam bukunya berjudul Corporate Sosial
Responsibility, yang menempatkan CSR sebagai instrumen penting dalam menunjang
strategi perusahaan, yakni pencapaian citra yang diinginkan dapat menunjang tujuan
komersial.
Disyahkannya Rancangan Undang-Undang Perseroan Terbatas (RUU PT) telah
menuai pro-kontra, terutama terhadap Pasal 74 tentang Aturan Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan, yang rumusannya, “perseroan di bidang atau yang berkaitan dengan
Sumber Daya Alam wajib melaksanakan CSR. Perseroan yang tidak melaksanakan wajib
CSR dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Sedangkan CSR
adalah corporate sosial responsibility atau tanggung jawab sosial korporat/perusahaan
yang tidak hanya melaksanakan tanggungjawab terhadap kerusakan alam yang
ditimbulkan akibat usaha yang dilakukan perusahaan.
Tanggung jawab terkait dengan hak dan kewajiban, yang pada akhirnya dapat
menimbulkan dua bentuk kesadaran: Pertama, kesadaran yang muncul dari hati nurani
7
seseorang yang sering disebut dengan etika dan moral. Kedua, kesadaran hukum yang
bersifat paksaan karena harus memenuhi tuntutan-tuntutan yang diiringi sanksi hukum
Dalam pandangan syariah Islam, segala aktifitas bisnis dimaksudkan sebagai
bagian dari pengabdian kepada Allah SWT- sebagai wujud syukur nikmat atas rahman
rahim Allah untuk fastabiqul khairat. Manusia sebagai mahkluk Allah yang paling
sempurna, dilengkapai dengan jiwa yang memungkinkan ia dapat mencapai tingkat
spiritualitas yang mulia. Memperoleh kedudukan sebagai leader (khalifah), pemimpin
dibumi ini (QS 2: 30).
Abu Ishaq al-Syatibi (w. 790 H) dalam al-Muwafaqat yang direfer oleh
Mukhamad Najib, menyampaikan bahwa tujuan pokok syari'at terdiri atas lima
komponen: pemeliharaan agama (hifdh al-din), jiwa (hifdh al-nafs), akal (hifdh al-aql),
keturunan (hifdh nasl), dan harta (hifdh al-maal). Kelima komponen pokok syari'ah itu
disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan kepentingan manusia (maslahah), yaitu
kebutuhan primer, kebutuhan skunder, dan kebutuhan tersier.
Menurut Mukhamad Najib, bisnis dalam padangan Islam dengan pendekatan
sistem yang terdiri dari input- proses dan out put juga harus dilaksanakan secara islami.
Dalam hal input, perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial memilih untuk hanya
menggunakan bahan baku yang tidak berbahaya bagi konsumen, karena segala hal yang
dapat merusak fisik bertentangan dengan maqashid al-syari’ah. Atau input harus
diperoleh dengan cara yang tidak menimbulkan kerusakan. Dalam hal proses, perusahaan
dituntut untuk menggunakan cara-cara yang manusiawi dan menjauhi unsur-unsur
kezhaliman. Perlakuan sewenang-wenang kepada para pekerja selama proses produksi
terjadi, penggunaan teknologi yang dapat mendorong terjadinya kerusakan lingkungan
dan lain sebagainya merupakan bagian yang dilarang dalam Islam. Dalam hal output,
perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial tidak hanya berfokus pada produk yang
asal jadi dan laku terjual. Namun mereka juga dituntut memikirkan mengenai dampak
produk tersebut pada lingkungan sosial maupun lingkungan alam yang lebih luas- yang
pada perkembangannya memunculkan konsep-konsep green product, green marketing,
blue ocean strategic sebagai wujud kesadaran enterpreneur terhadap pentingnya menjaga
lingkungan. Perilaku bisnis dalam Islam berupa perilaku tanggungjawab sosial yang
8
telah dicontohkan oleh Rosulullah, adalah termasuk memberitahu kepada konsumen jika
produk yang dijualnya ada cacat.
Namun manusia diciptakan ALLAH SWT lengkap dengan akal budi dan insting ,
tuntunan hidup berupa Al Qur’an dan As Sunah serta fasilitas alam semesta; mempunyai
pilihan apakah akan memanfaatkan fasilitas yang diberikan sesuai dengan tuntunan yang
diberikan untuk berbuat kebaikan seolah –olah akan hidup selamanya dan seoalah –olah
akan mati esok hari; atau berfikir dan berbuat tamak dan rakus untuk kepentingan sendiri.
Sifat-sifat semacam ini memang dimiliki manusia, sebagaimana firman ALLAH dalam
ayat-ayat Al-Qur’an yang menginformasikan tentang ketidak pedulian manusia terhadap
lingkungan hidup antara lain sebagai berikut ;
“Dan apabila dikatakan pada mereka : ‘Janganlah kalian berbuat
kerusakan dimuka bumi’ mereka menjawab : ‘Sesungguhnya kami orang-orang
yang mengadakan perbaikan.” (QS : 2 :11).
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut desebabkan perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan pada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)” (QS 30 : 40)
CSR Sebagi Bentuk Tanggungjawab Moral
Mengacu pada firman Allah yang mengatakan bahwa manusia sebagai leader,
khalifah, atau pemimpin dimuka bumi ini, manusia dituntut untuk dapat memimpin dunia
dengan didasari hati nurani dan ajaran-ajaran ilahiyah yang luhur. Ia tidak boleh
memimpin hanya berdasarkan pertimbangan logika dan emosi semata, apalagi demi
mengejar kepentingan pribadi dan kelompoknya tanpa memperhatikan kepentingan
lingkungan dan masyarakat banyak. Dalam hal ini CSR perusahaan merupakan salah satu
wujud kepedulian dalam membangun lingkungan sekitar
untuk meningkatkan mutu
hidup yang lebih baik dan lebih sejahtera.
Indonesia merupakan bagian dari negara-negara di dunia yang peduli terhadap
pembangunan lingkungan hidup. Dalam operasionalnya telah lahir beberapa peraturan
tentang hal tersebut antara lain : Peraturan Menteti BUMN tahun 2003 yang menyatakan
bahwa setiap BUMN wajib menyisihkan maksimal 3% dari laba bersih untuk UKM,
pendidikan dan pelatihan, dan tempat ibadah. Peraturan tersebut merupakan
operasionalisasi dari UU lingkungan hidup yaitu UU No 23 tahun 1997. Kemudian PP
No 27 tahun 1999 tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) yang
9
isinya mengatakan bahwa ”Setiap usaha dan atau kegiatan yang kemungkinan dapat
menimbulkan dampak besar dan penting wajib memiliki AMDAL”.
Masalah, Tujuan dan Metode Penelitian
Pelaksanaan atas semua peraturan yang berkaitan dengan CSR akan berpulang
kepada kesadaran dari setiap komponen masyarakat baik pemerintah, pengusaha, maupun
masyarakat; yang seharusnya mengarah pada kesadaran untuk menjalankan amanah yang
dipegang masing-masing atas bumi dan seisinya termasuk hubungan dengan sesama
mahluk dan dengan sang Pencipta - berdasar Al Qur’an dan As Sunah sebagai petunjuk.
Masalah yang menjadi fokus bahasan penelitian ini adalah bahwa pelaksanaan
CSR diperkirakan belum didasarkan pada niat murni melaksanakan tuntunan Al Qur’an
dan As Sunah sebagai bentuk ketaqwaan kepada ALLAH SWT. Dengan pengembangan
analisis atas implementasi CSR berdasar kajian teori yang kebenarannya relatif dan
landasan ilmu Al Qur’an yang kebenarannya bersifat mutlak, hasil penelitian bertujuan
untuk dapat mengarahkan implementasi CSR dimasa yang akan datang dilaksanakan
dengan pemurnian niat untuk bertaqwa kepada ALLAH SWT sehingga manfaat bagi
stakeholders sebagai wujud ridho ALLAH SWT akan tercapai dan dengan sendirinya
equitas merek akan terbentuk.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode analisis ekplorasi atas
kejadian nyata sebagai fenomena tentang implementasi CSR di Indonesia, untuk dibahas
berdasar pendekatan teori yang digunakan. Pendekatan teori CSR, baik dengan dasar teori
yang kebenarannya mutlak yaitu Al Qur’an dan As Sunah, maupun konsep CSR secara
umum yang berkembang sejak tahun 1953 didukung berbagai seperti UU no. 40 tahun
2007 tentang PT, dan berbagai peraturan pemerintah yang mendukung dilaksanakannya
CSR. Hasil yang diharapkan dalam penelitian adalah informasi tentang seberapa jauh
kesesuaian implementasi CSR di Indonesia
dengan tuntunan Al Qur’an dan As Sunah
dan seberapa jauh equitqs merek dicapai perusahaan sampel.
10
BAB II
KAJIAN TEORI CSR
CSR dalam AL Qur’an dan As Sunah
Kutipan Usup Supriyadi dari Al-Mawardi dalam tafsirnya mencuplik pendapat
Abdullah bin ‘Umar tentang sebab diterimanya kurban Habil, dikarenakan Habil
mempersembahkan harta terbaiknya yang berupa tanaman sebagai kurbannya. Sedangkan
ditolaknya kurban Qabil, karena dia bersifat minimalis dalam mempersembahkan
hartanya. Maka keikhlasan sebagai ruh taqwa adalah kualifikasi diterimanya sebuah
kurban. Sebab taqwa memiliki makna lahir dan batin. Makna lahiriyah taqwa diukur dari
sejauhmana seorang hamba memperhatikan batasan-batasan (hudud) yang telah
ditetapkan Allah. Sedangkan makna batinnya ditentukan oleh keikhlasan dalam setiap
amalannya. (lihat: al-Risalah al-Qusyairiyyah, I/308). Mengacu pada doa nabi Ibrahim
dalam QS 2:126: “Ya Tuhan kami, jadikanlah (negeri Mekkah) ini negeri yang aman dan
berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya “, maka dalam Islam sebenarnya
tanggung jawab sosial seorang pemimpin sudah berkembang sejak 4000 tahun lalu,
bahkan sejak zaman nabi Adam AS.
Ibrahim dilahirkan di Selatan Irak sekitar 4.000 tahun lalu , dekat kota Karbala,
kemudian hijrah ke Palestina, kemudian ke Mesir, dan balik lagi ke Palestina. Setelah
beberapa lama, Allah perintahkan hijrah ke sebuah lembah bebatuan, tandus, tidak ada
kebun, yaitu di Mekkah yang jaraknya sekitar 1.230 km dari Masjid Aqsha. Saat itu
Ibrahim berumur sekitar 85 tahun. Semua perintah Allah dijalankanya dengan sempurna,
tanpa ragu sedikitpun kendati harus mengorbankan dirinya, istrinya dan anaknya
(Fathuddin Jafar, 2008).
CSR dalam konsep bisnis
Para akademisi dan pakar manajemen dunia yang mendalami corporate sosial
responsibility masih berkutat mendefinisikan secara tepat pemikiran tentang tanggung
jawab sosial perusahaan. Meskipun konsesus yang berkembang tidak ada yang mengarah
kepada pemahaman corporate sosial responsibility sebagai sebuah “bonus” atau
“tambahan” yang diberikan perusahaan kepada masyarakat sekitar. Kajian para pakar
11
seperti Michael Porter sampai dengan tinjauan badan dunia seperti United Nations
Conference on Trade and Development (UNCTAD), mengerucut menjadikan CSR
sebagai pilihan strategi perusahaan yang selaras dengan bisnis mereka.
Tahun 1930-an mulai berkembang “issue” sosial responsibility dari perusahaan
Waterhouse Price Coopers dan semakin terasa pada tahun 1950-an dimana persoalan
kemiskinan dan keterbelakangan yang semula terabaikan mulai mendapatkan perhatian
lebih luas dari berbagai kalangan. Mereka menganggap bahwa buku yang bertajuk Sosial
Responsibilities of the Businessman karya Howard Rothmann Bowen yang ditulis pada
tahun 1953 merupakan literatur awal yang menjadi tonggak sejarah modern corporate
sosial responsibility.
Pemikiran tentang korporasi yang lebih manusiawi juga muncul dalam “The
Future Capitalism” yang ditulis Lester Thurow tahun 1966 (dalam Yusuf Wibisono,
2007). Menurutnya, kapitalisme tidak hanya fokus pada masalah ekonomi, namun juga
memasukkan unsur sosial dan lingkungan yang menjadi basis sustainable society. Sejalan
dengan wacana tentang kepedulian lingkungan, kegiatan kedermawanan perusahaan terus
berkembang dalam kemasan philanthropy serta Community Development.
Pada dasawarsa 1970-an terjadi pergeseran orientasi dukungan pada sektor-sektor
produktif ke arah sektor-sektor sosial, yang dilatar belakangi kesadaran bahwa
peningkatan produktivitas hanya dapat terjadi melalui peningkatan pendidikan dan
kesehatan.
Di era 1980-an makin banyak perusahaan yang menggeser konsep fhilantropy-nya
ke arah community development, yang semakin meninggalkan kedermawanan ala Robin
Hood dan mengembangkan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan kerjasama,
memberikan keterampilan, pembukaan akses pasar, hubungan inti plasma dan
sebagainya.
Dasawarsa 1990-an diwarnai dengan beragam pendekatan seperti pendekatan
integral, pendekatan stakeholder maupun pendekatan civil society. Community
development menjadi aktivitas lintas sektor karena mencakup baik aktivitas produktif dan
sosial, maupun lintas perilaku sebagai konsekuensi berkembangnya keterlibatan berbagai
pihak.
12
Pada tataran global, tahun 1992 diselenggarakan KTT bumi (earth summit) di Rio
De Jeneiro, Brazil yang menegaskan konsep pembangunan berkelanjutan (sustuinable
development) yang didasarkan atas perlindungan lingkungan hidup, pembangunan
ekonomi dan sosial.
Terobosan besar dalam konteks corporate sosial responsibility dilakukan oleh
John Elkington melalui konsep “3P” (profit, people dan planet) yang dituangkan dalam
bukunya “Cannibals with Forks, The Triple Bottom Line of Twentieth Century Business”
yang diterbitkan pada tahun 1997. John Elkington berpendapat bahwa jika perusahaan
ingin sustain, maka perusahaan perlu memperhatikan 3P, yakni, bukan hanya provit yang
diburu, namun juga harus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat (people) dan
ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan. Gaung corporate sosial responsibility
makin bergema setelah diselenggarakanya World Summit on Sustainable Development
(WSSD) tahun 2002 di Johannesburg, Afrika Selatan.
Untuk Kalangan Perusahaan di tahun 1980-an dan 1990-an, program corporate
sosial responsibility pertama kali dilakukan oleh the Body Shop yang mempublikasikan
kegiatan corporate sosial responsibility mereka. Sekarang the Body Shop terkenal
dengan “test against animal” untuk kampanye lingkungan sebagai tanggung jawab
terhadap lingkungan. Isu corporate sosial responsibility tidak hanya sampai di situ,
negara-negara eropa terus berupaya meningkatkan pemahaman dan implementasi
corporate sosial responsibilirty, sehingga dibentuklah sebuah badan di European Union
yang mengurusi masalah corporate sosial responsibility dan keluarlah Green Paper :
Promoting A European Framework for Corporate Sosial Responsibility. Harapannya agar
negara uni eropa secara aktif bisa melaporkan perkembangan corporate sosial
responsibility di negara masing-masing atau reporting and communication corporate
sosial responsibility, bisa jadi salah satunya dengan mem-publish annual report.
Di Negara-negara Asia atau di negara-negara berkembang (developing countries),
isu corporate sosial responsibility juga gencar dan aktif dilakukan oleh setiap negara.
Menariknya dari salah satu penelitian tentang reporting corporate sosial responsibility di
website oleh Wendy Chapple dan Jeremy Moon (2005: “Corporate Sosial Responsibility
In Asia: A Seven Country Study Of CSR Website Reporting), India yang merupakan
negara berkembang tapi dalam hal reporting and communicating CSR on the website
13
cukup tinggi dibandingkan singapura yang jelas-jelas negara kaya tapi dalam hal
reporting and communicating CSR masih kalah jauh dengan India. Jepang adalah satusatunya negara yang paling tinggi dalam pendapatan ekonomi dan pengembangan
program corporate sosial responsibility termasuk juga dalam hal reporting and
communicating
corporate
sosial
responsibility.
Implementasi
corporate
sosial
responsibility di beberapa negara bisa dijadikan referensi untuk mengurai perdebatan itu.
Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Belanda, Inggris, memasukkan corporate sosial
responsibility dalam hubungan industri, gender, korupsi, dan hak azasi manusia (HAM).
Berbasis pada aspek itu, mereka mengembangkan regulasi guna mengatur corporate
sosial responsibility. Australia, mewajibkan perusahaan membuat laporan tahunan
corporate sosial responsibility dan mengatur standarisasi lingkungan hidup, hubungan
industri, dan HAM. Sementara itu, Kanada mengatur corporate sosial responsibility
dalam aspek kesehatan, hubungan industrial, proteksi lingkungan dan penyelesaian
masalah sosial.
Di Indonesia, perkembangan dan pelaksanaan CSR mengalami beberapa
pergeseran yang lebih membidik kepada bagaimana perusahaan memperoleh keuntungan
jika melakukan CSR dan termasuk memanfaatkan kegiatan CSR sebagai salah satu
promosi pemasaran terutama dalam menanamkan citra positif perusahaan dimata
masyarakat.
Era pertama, Pelaksanaan CSR di Indonesia dimana kegiatan-kegiatan tersebut
merupakan suatu wujud pertanggung-jawaban perusahaan terhadap lingkungan
sekitarnya. Sehingga pada era ini masih menunjukkan bahwa program CSR lebih
dianggap sebagai sebuah ”hutang” yang harus dibayar. Tidak heran jika di era pertama ini
program CSR yang dilakukan masih fokus pada lingkungan disekitar perusahaan atau
pabrik dimana mereka beroperasi.
Era Kedua, dengan melihat faktor pertama tadi, kemudian memunculkan program
CSR yang dilakukan tidak lagi hanya dilakukan disekitar perusahaan atau pabrik saja
tetapi juga berskala nasional. CSR bukan lagi sebagai sebuah proses ”membayar hutang”,
tetapi perusahaan mulai menunjukkan tanggung jawab sosialnya.
Era ketiga, dengan melihat banyaknya kompetitor dan bagaimana perusahaan
harus bisa membuat berlangsungnya kehidupan perusahaan secara jangka panjang, serta
14
persaingan merek produk yang semakin ketat, maka perusahaan harus menjalankan
program-program CSR yang dilakukan beberapa merek tersebut. Hal ini menandakan
bahwa perkembangan CSR menuju ke era Branded CSR yaitu program CSR yang
memberikan manfaat bagi semua pihak. Masyarakat diuntungkan dan tentunya
memberikan citra positif bagi sebuah merek.
Kegiatan CSR yang diarahkan memperbaiki konteks korporat, memungkinkan
alignment antara manfaat sosial dan bisnis yang muaranya untuk meraih keuntungan
materi dan sosial dalam jangka panjang. CSR tidak haram dipraktikkan bahkan dengan
target mencari untung, yang terpenting kemampuan menerapkan strategi. Jangan sampai
karena CSR, biaya operasional menggerogoti keuangan perusahaan. Jangan pula karena
CSR masyarakat justru antipati. Dalam pendapat ini ada perbedaan antara CSR dengan
building image.
Berikut tiga tingkat kegiatan program CSR dalam usaha memperbaiki
kesejahteraan masyarakat yakni :
1. Kegiatan program CSR yang bersifat "charity", Bentuk kegiatan seperti ini
ternyata dampaknya terhadap masyarakat hanyalah "menyelesaikan masalah
sesaat" hampir tidak ada dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,
selain lebih mahal, dampak jangka panjang tidak optimal untuk membentuk citra
perusahaan, dari sisi biaya, promosi kegiatan sama mahalnya dengan biaya
publikasi kegiatan. Walaupun masih sangat relevan, tetapi untuk kepentingan
perusahaan dan masyarakat dalam jangka panjang lebih dibutuhkan pendekatan
CSR yang berorientasi pada peningkatan produktifitas dan mendorong
kemandirian masyarakat.
2. Kegiatan program CSR yang membantu usaha kecil secara parsial. Saat ini
makin banyak perusahaan yang menyadari pentingnya pendekatan CSR yang
berorientasi pada peningkatan produktifitas dan mendorong kemandirian
masyarakat, salah satu bentuk kegiatannya adalah membantu usaha kecil, tetapi
bentuk kegiatan perkuatan tersebut masih parsial, memisahkan kegiatan program
yang bersifat pendidikan, ekonomi, infrastruktur dan kesehatan. Walaupun lebih
baik ternyata pada tingkat masyarakat kegiatan ini tidak dapat diharapkan
berkelanjutan, bahkan cenderung meningkatkan kebergantungan masyarakat pada
15
perusahaan, sehingga efek pada pembentukan citra ataupun usaha untuk
menggalang kerjasama dengan masyarakat tidak didapat secara optimal.
3. Kegiatan program CSR yang beroreintasi membangun daya saing masyarakat,
program CSR akan memberi dampak ganda untuk perusahaan dan masyarakat
karena :

Dari awal dirancang untuk meningkatkan produktifitas (sebagai ukuran
data saing) guna meningkatkan daya beli sehingga meningkatkan akses
pada pendidikan dan kesehatan jangka panjang, untuk itu perlu diberikan
penekanan pada keberlanjutan penguatan ekonomi secara mandiri (berjangka
waktu yang jelas/mempunyai exit policy yang jelas)

Untuk memberikan ungkitan besar pada pendapatan masyarakat maka
kegiatan perkuatan dilakukan pada rumpun usaha spesifik yang saling terkait
dalam rantai nilai, setiap pelaku pada mata rantai nilai pada dasarnya adalah
organ ekonomi yang hidup, perkuatan dilakukan untuk meningkatkan
metabolisme (aliran barang, jasa, uang, informasi dan pengetahuan) dalam
sistem yang hidup tersebut yang pada gilirannya akan meningkatkan
performance setiap organ. Pendekatan CSR yang smart adalah dengan
mengambil peran sebagai fasilitatif-katalistik sehingga kegiatan CSR lebih
efesien memberikan dampak pada rumpun usaha dalam satu rantai nilai.

Program pendidikan, kesehatan, dan infrasturktur infrastruktur dirancang
sinergis dengan penguatan ekonomi sehingga mampu menigkatkan indeks
pembangunan manusia pada tingkat lokal.
Pendekatan di atas didasari oleh pergeseran agenda perkuatan ekonomi yang lebih
menyatukan antara pengembangan ekonomi dan pengembangan sosial. Pengalaman
pihak lain seperti AMD Microprocessor menjukkan bahwa pengembangan ekonomi dan
sosial mempunyai dampak ganda bagi perusahaan maupun mayarakat
Tahun 2007 adalah tahun di legalkannya CSR di Indonesia, dalam UU nomor 40
tentang Perseroan Terbatas khusunya pasal 74.
CSR juga diartikan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, sebagaimana
disampiakan Godo Tjahjono bahwa CSR adalah konsep yang mendorong organisasi
16
untuk memiliki tanggung jawab sosial secara seimbang kepada pelanggan, karyawan,
masyarakat, lingkungan, dan seluruh stakeholder (majalah Marketing, 2007).
Menurut The World Bussines Council for Sustainable Development, dalam
publikasinya Making Good Business Sense mendefinisikan:
“CSR is continuing commitment by bussines to behave ethically and contribute to
economic development while improving the quality of life of the workface and their
families as well as of the lokal community and society at large”.
Tuntutan adanya komitmern dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara
etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan
dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga
peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.
World Bank mendifinisikan CSR sebagai:
“the commitment of business to contribute to sustainable economic development
working with amployees and their representatives the lokal community and society
at large to improve quality of live, in ways that are both good for business and good
for development.”
CSR Forum memberikan definisi,
“CSR mean open and transparent business practices that are based on ethical
values and respect for employess, communities and environment”.
Holme dan Watts dari The World Business Council For Sustuinable Development
menyatakan bahwa CSR adalah komitmen yang berkesinambungan dari kalangan bisnis,
untuk berperilaku secara etis dan memberi kontribusi bagi perkembangan dari kalangan
bisnis, untuk berperilaku secara etis dan memberi kontribusi bagi perkembangan
ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan dari karyawan dan keluarganya, serta
komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya (CSR: Meeting Charging
Expectations, 1999).
Menurut bank dunia, tanggung jawab sosial perusahaan terdiri dari beberapa
komponen utama: perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak asasi manusia, interaksi
dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, standar usaha, pasar, pengembangan
ekonomi dan badan usaha, perlindungan kesehatan, kepemimpinan dan pendidikan,
bantuan bencana kemanusiaan.
17
Menurut Green Paper-nya European Union, corporate sosial responsibility ini
pada dasarnya meliputi 3 aspek: sosial, economic and environmental (European
Commision, 2001: 8). Jadi ketiga aspek ini harus ada dalam program CSR setiap
perusahaan.
Implementasi CSR mengacu pada nilai dan tindakan, sebagaimana disampaikan
oleh Mark Goyder yang menjabarkan muatan CSR dalam 2 sisi mata uang, yaitu:
1). Implementasi program CSR kepada masyarakat diluar corporate atau ada
kaitannya dengan lingkungan di luar corporate seperti masyarakat dan lingkungan alam.
2) Nilai yang terkandung dan diresapkan dalam kegiatan CSR lebih cenderung
mengarah pada nilai yang dipegang teguh perusahaan dan dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan yang sesuai dengan nilai sosial yang juga dipegang masyarakat sekitarnya.
Kesadaran perusahaan menerapakan CSR secara baik, merupakan perwujudan
titik temu antara kepentingan perilaku etis perusahaan dan esensi pembangunan
berkelanjutan, melalui langkah mengintegrasikan pembangunan ekonomi, sosial
kemasyarakatan, dan lingkungan hidup. Sesuai dengan prinsip-prinsip corporate
citizenship yang mendasari perilaku etis perusahaan. Davernport (1999) telah
mengembangkan 20 komponen dasar yang relevan penerapan corporate sosial
responsibility secara baik, dan kesemuanya dapat dikelompok-kelompokkan dalam 8
komponen utama. Komponen- komponen tersebut di antaranya adalah:
1) Tingkah laku bisnis etis, meliputi: sifat adil dan jujur, standar kerja tinggi, melatih
etis para pimpinan dan eksekutif.
2) Komitmen tinggi pada stakeholder, meliputi: keuntungan untuk semua stakeholder,
adanya inisiatif dan mewujudkan dialog.
3) Peduli masyarakat, meliputi: membangun hubungan timbal balik, dan melibatkan
masyarakat dalam operasi perusahaan.
4) Terhadap konsumen, melindungi hak-haknya, kualitas layanan, dan memberi
informasi jujur.
5) Terhadap pekerja, meliputi: membangun lingkungan kekeluargaan, tanggung jawab
(accountable), upah yang wajar, komunikasi yang luwes, dan mengembangakan
pekerja.
6) Investasi secara kompetitif.
18
7) Untuk pemasar bisnis yang adil.
8) Komitmen terhadap lingkungan, meliputi menjaga kualitas lingkungan, dan
komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan
Strategi CSR adalah pendekatan yang mensinergikan CSR dengan strategi
perusahaan secara keseluruhan. Sinergi ini diperoleh ketika perusahaan memberi
kontribusi pada lingkungan sosialnya sesuai dengan core competency-nya, yang pada
akhirnya dengan CSR akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.
Gambar 1. Strategi CSR dalam perusahaan
Sumber:http://2.bp.blogspot.com
Strategi CSR dapat mempengaruhi lingkungan hidup, ekonomi, dan sosial, atau
lebih komplitnya dapat dilihat pada gambar 1.
Indikator keberhasilan implementasi strategi CSR ini bagi perusahaan adalah
terciptanya reputasi perusahaan yang baik yang memberikan value added bagi
perusahaan dalam jangka panjang, karena ini adalah masalah membangun image
perusahaan yang peduli dengan keseluruhan stakeholdernya termasuk mempengaruhi
customer dalam membeli produk-produk dari perusahaan tersebut.
Campur tangan pemerintah dalam CSR
Perkembangan tuntutan masyarakat Indonesia atas pelaksanaan CSR yang
diwujudkan pada berbagai regulasi antara lain peraturan pemerintah tentang AMDAL,
19
pelaksanaan CSR terkait dengan keringanan pajak dan terakhir UU nomor 40 tahun 2007
tentang PT terutama pasal 74.
Equitas merk.
Equitas merek termasuk cabang kecil/ ranting dalam ilmu
manajemen pemasaran. Dalam manajemen stratejik, secara hierarkhi manajemen
pemasaran merupakan bagian dari strategi pada level operasional. Posisi manajemen
pemasaran dalam manajemen stratejik, secara hierarki digambarkan sebagai berikut:
STRATEGIC MANAGEMENT
HIRARCHIE
Top level
management
Midle level
management
Corporate
Strategic
Unit business
strategic
Lower level
management
Fungsional
Strategic
functional
strategic
Generic corporate strategic:
Growth, stability, retrenchment
(Wheelen &Hunger:1996)
 Strategi bersaing: Generic competetive
strategic (Porter: )
 Strategi tidak bersaing (cooperative)
Fucntional strategic: Marketing,
HR, Finance, Production, R&D,
MIS, struktur dan budaya organs
Gambar 2: Hirarki Manajemen Stratejik
Sumber : Anik Tri Suwarni, Hirarki Manajemen Stratejik, 2005.
Amerikan Marketing Association (Kotler: 2005) mengidefinisikan merek sebagai
nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi diantaranya yang mampu
membedakan produk dan atau jasa perusahaan dengan produk dan atau jasa pesaing.
Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya merek oleh masyarakat, ada asosiasi merek
yang tinggi antar produk dalam satu lini, dan adanya persepsi positif dari pasar dan
kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi.
Kesetiaan konsumen terhadap merek, dapat dilihat dari pengenalan, pilihan dan
kepatuhan pada suatu merek, sehingga merek merupakan kekayaan industri bahkan
termasuk kekayaan intelektual.
Menurut
Rust, Zeithanal dan Lemon (dalam Kotler, 2005) equits merek
merupakan penilaian subjektif dan tidak berwujud oleh pelanggan terhadap merek
20
melampui nilai yang diperlukan secara obyektif. Sub pendorong ekuitas merek adalah
kesadaran merek (brand awareness), sikap terhadap merek (attitude toward the brand)
dan pikiran pelanggan mengenai perilaku perusahaan terhadap etika.
Aaker (dalam A.B. Susanto 2004) mengatakan bahwa ekuitas merek adalah
seperangkat asset dan liability merek yang berupa merek nama, simbol yang memiliki
nilai pada produk atau jasa dari persepsi pelanggan. Selanjutnya Aaker mengelompokkan
ekuitas merek ke dalam: (1) Loyalitas merek (2) Perceived Quality yang terdiri dari
kualitas yang dirasakan pelanggan, kualitas produk dan kualitas proses, (3) Brand
Awareness, dan (4) Asosiasi merek dalam sekelompok lini produk.
Model Aaker memformulasikan ekuitas merek dari sudut pandang manajerial dan
strategi korporat, meskipun landasan utamanya tetap perilaku konsumen. Sementara
Keller (dalam Susanto, 2004) lebih berfokus pada perspektif perilaku konsumen yang
berbasis pelanggan. Asumsi pokok model ini adalah bahwa kekuatan sebuah merek
terletak pada apa yang dipelajari, dirasakan, dilihat dan didengarkan konsumen tentang
merek tersebut sebagai hasil dari pengalamannya sepanjang waktu. Berdasarkan model
ini, sebuah merek dikatakan memiliki customer-based brand equity positif apabila
pelanggan bereaksi secara lebih positif terhadap sebuah produk dan cara produk tersebut
dipasarkan dengan merek yang jelas. Menurutnya, kunci pokok penciptaan ekuitas merek
adalah brand knowledge, yang terdiri atas brand awareness dan brand image. Dengan
demikian, brand equity terbentuk jika pelanggan mempunyai tingkat awareness dan
familiaritas tinggi terhadap sebuah sebuah merek dan memiliki asosiasi merek yang kuat,
positif dan unik dalam memorinya. Dalam Islam kepatuhan untuk berbuat baik termasuk
contoh dalam berqurban yang pelaksanaannya didasarkan pada keyakinan untuk
memperoleh ridho ALLAH SWT, merupakan bentuk equitas merek yang paling tinggi.
Kerangka berfikir:
Beberapa prinsip yang memandu pelaksanaan CSR dapat dipaparkan sebagai
berikut:
Agama Islam mencontohkan totalitas ketaqwaan yang tulus- Habil berQurban
karena Allah, demikian juga Nabi Ibrahim dan Ismail. Allah SWT pemilik asmaul husna,
dalam berbagai firmanNya, mengangkat manusia sebagai kalifah dimuka bumi dengan
21
dibekali kesempurnaan yang tidak dimiliki mahluk lain, dibekali dunia dan isinya untuk
dimanfaatkan dengan baik dan benar sebagai bekal yang harus dipertanggung jawabkan
dihadapan Allah kelak dihari akhir. Kalamullah bersifat benar mutlak tidak terbantahkan.
Ilmu
pengetahuan sebagai bagian kecil dari kalamullah, berkembang pada
seluruh umat manusia yang berupaya mengembangkannya baik pada umat yang beriman
pada Allah SWT dan RosulNya maupun pada manusia yang mengingkariNya. Kaum
kapitalis yang mengutamakan pertumbuhan usaha dengan prinsip mencapai hasil optimal
dengan pengorbanan tertentu. Kaum kapitalisme bekerja menghasilkan kedinamisan,
kesempatan, dan kompetisi; menurut mereka kepentingan dan keuntungan pribadi adalah
motor yang mendorong masyarakat bergerak dinamis. Kapitalis membanggakan
kebebasan sebagai hakikat kemampuan menciptakan (create), dan selalu menyesuaikan
dan menjaga kebebasan seperti misalnya masalah upah pekerja, menurut konsepsi
kapitalis, semua keputusan pemerintah atau tuntutan publik menjadi “tidak relevan”.
Kaum liberal menyatakan bahwa negaralah yang bertanggung jawab penuh atas
kesejahteraan masyarakat tanpa adanya campur tangan dari dunia usaha. Dunia usaha
sudah cukup melaksanakan kewajiban sosialnya melalui pembayaran pajak kepada
negara.
Pada awal munculnya kapitalis- liberalis, memang terdapat batasan yang jelas
antara dunia usaha dengan pemerintah dan masyarakat. Secara umum, negara
bertanggung jawab untuk membuat dan mempertahankan regulasi yang mengatur
jalannya setiap aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam hal ini masalah perpajakan;
dunia usaha bertanggung jawab menciptakan kekayaan yang kemudian secara tidak
langsung membangun perekonomian; dan masyarakat bertanggung jawab membangun
dan membentuk masyarakat itu sendiri. Seiring dengan perkembangan dan perubahan
yang terjadi, batasan tersebut tidak lagi dapat dipertahankan karena permasalahan yang
muncul semakin komplek, melibatkan ketiga unsur (pemerintah, pengusaha dan
masyarakat) tersebut secara bersamaan.
Semakin kaburnya batasan tanggung jawab antara pemerintah, pengusaha dan
masyarakat, mendorong semakin gencarnya implementasi CSR. Lingkup penerapan CSR
berdasarkan gagasan Prince of Wales Internasional Business Forum dalam Yusuf
Wibisono (2004:125) mengusung 5 (lima) pola:
22
Pertama, upaya perusahaan untuk menggalang dukungan SDM, baik internal (karyawan)
maupun eksternal (masyarakat). Caranya dengan melakukan pengembangan dan
memberikan kesejahteraan kepada masyarakat berupa building human capital.
Kedua, memberdayakan ekonomi komunitas (strengthening economies).
Ketiga, menjaga harmonisasi dengan masyarakat sekitar agar tidak terjadi konflik
(assessing sosial cohesion).
Keempat, mengimplementasikan tata kelola yang baik (encouraging good corporate).
Kelima, memperhatikan kelestarian lingkungan (protecting the environment).
Customer Protection dalam Global Market Working Group Report memberikan
pedoman pelaksanaan CSR berdasar management system standarts, yaitu perusahaan
melakukan:
1) Identifikasi dan seleksi subtansi norma dan prinsip yang relevan
2) Cari cara untuk mendekatkan jarak antar stakeholder agar mampu meningkatkan
tanggung jawab sosial korporat dan melaksanakannya.
3) Proses dan sistem untuk menjamin efektifitas operasional dari komitmen corporate
sosial responsibility.
4) Teknik-teknik untuk verifikasi kemajuan ke depan dari komitmen corporate
responsibility.
Implementasi CSR berdasar al Qur’an dan as-Sunah, mengarahkan pada
keikhlasan dengan cara yang baik dan benar karena ALLAH. Apabila dilaksanakan
sesuai tuntunan, maka equitas merek - karena invisible hand ALLAH akan terbentuk.
23
BAB III
IMPLEMENTASI CSR DALAM BERBAGAI BISNIS
Implementasi CSR dalam berbagai jenis usaha ini
bermaksud memberikan
gambaran praktek CSR dibeberapa perusahaan antara lain PT. PLN, PT. Telkom , PT
Elnusa, RCTI, BCA dan BI;
berdasar informasi yang dapat di akses dari internet
dipaparkan sebagai berikut:
1) CSR PADA PT. PLN
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PERUSAHAAN
Visi : Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan
terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
Misi:
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Moto: Listrik untuk kehidupan yang lebih baik.
Nilai –nilai Perusahaan: Saling percaya, Integritas, Peduli dan Pembelajar

Peka-tanggap terhadap kebutuhan pelanggan : Senantiasa berusaha untuk tetap
memberikan pelayanan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat,
tepat dan sesuai.

Penghargaan pada harkat dan martabat manusia : Menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta mengakui dan
melindungi hak-hak asasi dalam menjalankan bisnis.

Integritas :
Menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas, dan obyektifitas
dalam
pengelolaan bisnis.
24

Kualitas produk : Meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus-menerus
dan terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.

Peluang untuk maju : Memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya kepada
setiap anggota perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan
kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.

Inovatif : Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota
perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta menghargai ide dan karya inovatif.

Mengutamakan kepentingan perusahaan : Konsisten untuk mencegah terjadinya
benturan kepentingan dan menjamin di dalam setiap keputusan yang diambil
ditujukan demi kepentingan perusahaan.
Untuk
kesekian
kalinya
PLN
melaksanakan
program
partisipasi
dan
pemberdayaan lingkungan (P3L) dengan memberikan bantuan kepada Institut Teknologi
Bandung (ITB) berupa Nation Building Corner, renovasi Pusat Informasi PLN dan
pengembangan fasilitas laboratorium penelitian konversi energi elektrik (mesin-mesin
elektrik, elektronika daya, pembangkitan energi elektrik, penggunaan motor elektrik,
kualitas daya dan teknik tenaga elektrik). Bantuan senilai sekitar Rp. 2 milyar ini
diserahkan oleh Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar di Kampus ITB, Bandung, 19
Desember 2008.
Nation Building Corner memberi akses bacaan dan informasi penting berkaitan
dengan nation building di Indonesia kepada generasi muda khususnya mahasiswa. Hal ini
untuk memfasilitasi generasi muda dalam dalam proses civic nationalism dan
menstimulasi agar lebih memahami dan menghargai proses perkembangan bangsa
Indonesia dari jaman dahulu hingga kini. Pusat Informasi PLN yang berlokasi di gedung
Kerjasama PLN-ITB diharapkan dapat memberikan informasi tentang industri kelistrikan
khususnya yang dikelola oleh PLN. Bantuan tersebut sebagai bentuk kepedulian PLN
kepada dunia pendidikan di Indonesia, sekaligus sebagai bentuk peran aktif PLN dalam
rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui peningkatan mutu pendidikan
dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.
PLN sebagai perusahaan publik, selain mempunyai tugas dan tanggung jawab
bisnis untuk menyediakan listrik bagi masyarakat, juga mempunyai tanggung jawab
sosial atau CSR kepada masyarakat umum untuk membantu pemberdayaan masyarakat
25
di berbagai bidang, seperti bidang ekonomi, sosial, pendidikan, lingkungan, kesehatan,
keagamaan, dll, yang bertujuan untuk membangun masyarakat mandiri.
P3L merupakan implementasi CSR PLN kepada masyarakat atau komunitas yang
dilakukan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses
masyarakat dan komunitas guna mencapai kondisi sosial ekonomi dan kualitas hidup
yang lebih baik.
Selain kegiata diatas, bentuk kepedulian sosial perusahaan / Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dalam hal ini PLN terhadap masyarakat disekitar daerah kegiatan
perusahaan dalam program SCR, antara lain berupa:

Program bina lingkungan yaitu Pelatihan Teknisi Handphone dan Pemberdayaan
Ternak Ayam. Program ini dilaksanakan PT PLN (Persero) pembangkitan TJB
bekerjasama dengan PKPU Semarang. Tujuan dilakukan program ini adalah sebagai
upaya untuk memberdayakan masyarakat di wilayah tapak PLTU TJB agar lebih
mandiri. Pelatihan Teknisi Handphone mempunyai segmen pemuda−pemudi di
wilayah Desa Tubanan, Kaliaman dan Bondo Kabupaten Jepara yang belum terserap
dunia kerja. Dengan pelatihan ini, mereka dibekali keterampilan agar dapat
melakukan jasa service HP. Program ini diperuntukan bagi masyarakat, diutamakan
yang bertempat tinggal dan mempunyai kegiatan di sekitar instalasi atau berada
didaerah yang masih rawan layanan.

Bantuan lain untuk masyarakat umum, seperti bantuan sarana fasilitas umum, bantuan
pelayanan kesehatan, bantuan sarana ibadah, bantuan bencana alam dan lain-lain.

Program yang memberikan akses lebih luas kepada masyarakat guna menunjang
kemandiriannya, seperti bantuan pendidikan, pelatihan, pengembangan/penguatan
kelompok swadaya masyarakat, komunitas asli, organisasi profesi, bantuan
peningkatan kapasitas usaha masyarakat berbasis sumberdaya setempat.

Kegiatan pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada
pihak yang terkait (stakeholders), seperti bantuan konsultasi publik dan bantuan
penyuluhan.
Sumber : www.pln.co.id, Humas PLN Kalselteng , Tuesday, 22 December 2008
26
2) CSR PADA PT TELKOM:
Visi
To become a leading InfoCom player in the region
Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di
kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.
Misi
Telkom mempunyai misi memberikan layanan " One Stop InfoCom Services with
Excellent Quality and Competitive Price and To Be the Role Model as the Best Managed
Indonesian Corporation " dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan
terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif.
Telkom
akan
mengelola
bisnis
melalui
praktek-praktek
terbaik
dengan
mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang
kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling
mendukung secara sinergis. Implementasi CSR pada PT. Telkom dijelaskan sebagai
berikut:
A.Pembinaan Usaha Kecil
Kegiatan CSR yang dilakukan TELKOM dalam rangka pembinaan usaha kecil
dan menengah, terdiri dari:
1. ‘Pundi-pundi Devisa’ Binaan TELKOM Jateng. Dengan bermodalkan pinjaman lunak
dari PT. Telkom Divre IV Jateng dan DIY,Widodo mendirikan Galeri “Tetap Jaya
Art” yang memproduksi handicraft dengan memanfaatkan limbah kayu jati.
2. ‘Sayap’ Binaan Telkom makin berkembang. Pada tanggal
16 Februari 2006- di
Jakarta, ditampilkan keberhasilan dan kesuksesan berbisnis salah satu Mitra Binaan
Telkom yang patut untuk dicontoh.
3. DIVRE-I Sumatra bangun madia center shariah fair dan bazar UMK, yang berlangsung
sejak tanggal 14 januari s.d 4 februari 2007 di lokasi perguruan tinggi Islam IAIN
Sumut, Jl.Sutomo Medan telah dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden RI H.jusup
Kalla
27
4. Dana TELKOM CDC cair, Bank Mandiri membludak. Para mitra binaan TELKOM
Community Development Center(CDC) sudah dapat mencairkan dana pinjaman yang
diajukan dan yang telah di ACC oleh TELKOM CDC Sumbagtim.
5. Sarasehan Kewirausahaan bagi mitra binaan kandatel kaltim selatan. TELKOM
kandatel kaltimsel adakan sarasehan tentang kewirausahaan dengan mitra binaan
community development
6. TELKOM Sumbagsel kucurkan dan PKBL Rp 5,4 M, sebagai wujud CSR TELKOM
kepada masyarakat, Community Development Center TELKOM kandatel sumbagsel
melalui program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) kembali mengucurkan
pinjaman periode TW/2006.
7. Telkom gelar akses internet hotspot untuk Jatim Expo, berupa dukungan infrastruktur
telekomunikasi Telkom untuk ajang expo UKM skala internasional di Jatim.
8. PT TELKOM meraih penghargaan ISRA 2006, yang diwakili oleh Direktur keuangan
Rinaldy Firmansyah menerima Award “Best Sosial Reports Award 2005”.
9. Pemberian beasiswa pendidikan oleh TCDC pada hari bhakti sosial 2006, berupa
bantuan beasiswa pendidikan sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungannya.
B. Kegiatan Sosial
Salah satu bukti tanggung jawab sosial TELKOM terhadap masyarakat adalah
banyaknya kegiatan sosial yang dilakukannya.Di bawah ini berita-berita terbaru
mengenai kegiatan sosial yang dilakukan TELKOM.
1.
TELKOM salurkan bantuan 400 juta untuk korban bencana di Sumatra, Wakil
Direktur Utama TELKOM Garuda Sugardo menyerahkan bantuan untuk korban
bencana alam Nangroe Aceh Darussalam sebesar Rp 400 juta (27/12/2006)
2. TELKOM serahkan bantuan di muara Sipongi, TELKOM menyerahkan bantuan peduli
Telkom total Rp 100 juta untuk korban bencana muara Sipongi di halaman kantor
kecamatan kotanopan-kab Madina(18/12/2006)
3. Kandatel kalsel luncurkan program smart school. Program smart school garapan
kandatel kalsel ini diresmikan secara langsung oleh COO Telkom Garuda
Sugardo,mengingat inovasi ini adalah yang pertama kali di Indonesia dan
menggunakan infrasturktur yang dimiliki TELKOM (30/12/2006)
28
4. TELKOM serahkan bantuan untuk pesantren dan satkorlak Banjarmasin. Kandatel
kalsel kembali menunjukkan rasa perduli terhadap Bumi Antasari,dengan
memberikan bantuan berupa 1 unit tenda darurat dan 1 unit perahu karet lengkap
dengan rompi pelampung untuk tim Satkorlak Banjarmasin(30 November 2006)
5. Datel Bandung Berikan Bantuan Beasiswa. Program Bina Lingkungan merupakan
salah satu bentuk implementasi dari “Good Corporate Citizenship”(GCC) yaitu suatu
bentuk kepedulian sosial bagi masyarakat menjelang akhir bulan suci Ramadahan (13
Oktober 2006)
6. TELKOM masih peduli. TELKOM,WANADRI dan Universitas Indonesia
bekerjasama dalam Program Trauma Coping (10 Oktober 2006)
7. Telkom sumbang computer dan Akses Internet untuk perpustakaan Proklamator Bung
Hatta,Presiden RI bersama Dirut Arwin Rasyid hadiri peresmian Perpustakaan Bung
Hatta di Bukittinggi(21 September 2006)
8. Sambut Harbakpostel,Divre III Khitanan 600 Anak. Kegiatan sosial berupa khitanan
missal,di kantor Telkom Divre III dalam menyambut Harbakpostel ke-61 turut hadir
CEO dan COO (16 September 2006)
9. Membangun Masyarakat Cerdas Bersama Telkom. Selain program Internet Goes to
School,TELKOM juga telah mengembangkan program Communty Acces Point,elearning,Smart Campus dan Generasi Baru Indonesia yang merupakan langkah
strategis dalam perannya(16 Juni 2006)
C.Kegiatan Keagamaan
Dalam rangka menyatu dengan masyarakat
di sekitarnya,TELKOM secara
berkesinambungan mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan bersama masyarakat.Di
bawah ini laporan perkembangan kegiatan keagamaan yang dilakukan TELKOM.
1. Pemotongan Qurban di Bumi Telekomunikasi. Pemohon Daging Qurban di GKP
TELKOM Capai 22 ribu Orang (31 Desember 2006)
2.
COO TELKOM Resmikan Renovasi Masjid Al-Istiqomah. Renovasi Masjid Al
Istiqomah dilakukan untuk merespons antusiasme jamaah yang demikian tinggi
terhadap aktivasi spiritual yang diselenggarakan di masjid,terutama pelaksanaan
shalat berjamaah (29 Desember 2006)
29
3. BMM TELKOM Gelar khitanan Massal. Jerit tangis dan wajah pasrah 112 anak-anak
kaum dhuafa mewarnai kegiatan khitanan massal yang dilenggarakan Baitul Maal
Mutaqqin (BMM) TELKOM di lantai 1 GKP TELKOM Jl.Japati Bandung pada Rabu
27 Desember 2006(27 Desember 2006)
4. Buka Puasa Bersama Adik Adik Asuh BAZISKAF TELKOMRISTI. Menyambut
datangnya 17 Ramadhan 1424 h Warga TELKOMRISTI mengadakan buka puasa
bersama sekitar 75 adik asuh BAZISKAF RISTI yang tinggal di sekitar
Gegerkalong(18 Nopember 2003)
D.Kegiatan Budaya Olahraga
Sebagai bagian dari masyarakat di sekitarnya,TELKOM juga berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan budaya dan olahraga yang diselenggarakan di dalam negeri maupun di
luar negeri.Berikut ini laporan kegiatan TELKOM dalam bidang budaya dan olahraga.
1. TELKOM Speedy Sponsori A1 GrandPrix di Sentul. PT TELKOM kembali
mewujudkan kepedulian terhadap pengembangan olahraga otomotif di tanah
air,melalui keterlibatannya sebagai salah satu sponsor perhelatan balap mobil berskala
internasioal di Indonesia.(08 Desember 2006)
2. Porseni Telkom Divre VII 2006 dibuka oleh COO. Pelaksaan acara pembukaan porseni
TELKOM DIVRE VII di lapangan bola kantor DIVRE VII (24 Juli 2006)
3.
COO membuka POR Harbakpostel. “Dengan semangat hari bakti postel kita
tingkatkan kebersamaan dan Sinergi” memang sangat diperlukan dan perlu didukung
bersama,wakil
Dirut/COO Garuda Sugardo sambutan pada Pembukaan POR
Harbakpostel (19 mei 2006)
E.Program Magang Industri
1. Program CO-OP : Cooperative Academic Education. Program Co-op merupakan suatu
bentuk pendidikan yang memadukan peningkatan soft skill & hard skill,proses belajar
akademik dengan pengalaman kerja yang terencana,terbimbing dan mendapat
intensif.Program Co-op memungkinkan mahasiswa memperoleh kemampuan yang
praktis dengan dihadapkan pada penerapan dunia kerja di luar kampus.Melalui
30
program Co-op akan diperoleh calon tenaga kerja yang mandiri,professional,dan siap
memasuki dunia kerja.Lama pelaksanaan Co-op secara umum adalah antara 3-6
bulan,dan dapat diperpanjang namun tidak melebihi 12 bulan.
2. Tujuan Penyelenggaraan Program Co-op. Adalah mempercepat waktu penyesuaian
bagi lulusan perguruan tinggi dalam memasuki dunia kerja,meningkatkan kuailitas
lulusan pendidikan S1
3) CSR PADA PT ELNUSA
ELNUSA adalah suatu grup
profesional
perusahaan
yang
memberikan layanan
dalam industri Minyak dan Gasbumi (Migas), Telekomunikasi dan
Informatika (Telematika). Didirikan pada tahun 1969 dengan nama PT. Elektronika
Nusantara. ELNUSA
telah memberikan pelayanan terbaik
kepada industri yang
digelutinya selama lebih dari 36 tahun.
Saat ini ELNUSA merupakan sebuah Holding Company yang memiliki 9 anak
perusahaan dan 2 anak perusahaan portofolio, dengan 3 pilar kelompok usaha yaitu ; Oil
& Gas meliputi Jasa Hulu Migas (Up Stream), Hilir Migas (Down Stream) serta Asset
Based dan ICT.
A.
Aplikasi ukuran etika perilaku dalam aktivitas operasi
Pada PT ELNUSA, ukuran untuk memenuhi perlindungan terhadap lingkungan
dan kepentingan masyarakat
didasarkan pada standard Nasional dan Internasional.
Dalam hal ini , perusahaan mengikuti aturan sertifikasi ISO, OHSAS dan QA serta
K3LL. Hal ini secara langsung untuk mengendalikan resiko yang berkaitan dengan
kualitas jasa operasi dan keselamatan kerja atau Health Safety Environment (HSE). Selalu
dipastikan bahwa setiap tuntutan mayarakat dilokasi operasi proyek dapat ditangani
dengan baik, sehingga tidak terdapat tuntutan hukum maupun keluhan masyarakat.
B.
Program Tridaya PT ELNUSA dalam CSR.
Keterlibatan PT. ELNUSA dalam kegiatan sosial kemasyarakatan yang disebut
CSR akhir-akhir ini semakin meningkat intensitasnya.. )
31
Pendekatan Tridaya program yang dalam implementasinya saling dipadukan,
menjadi fokus kinerja pemberdayaan masyarakat PT. ELNUSA , yaitu pengembangan ;
1. Daya ekonomi,
2. Daya Sosial
3. Daya Pembangangunan
Pengembangan daya ekonomi diwujudkan dalam bentuk Program Pengembangan
Kemandirian Masyarakat (P2KM) yang telah exist selama 3 tahun. P2KM adalah suatu
program pemberdayaan masyarakat dengan misi membangun kemandirian kelompok
sasaran. Pada akhir tahun 2005, P2KM telah menunjukkan kinerja yang baik. Dana CSR
PT. ELNUSA yang disalurkan melalui program ini telah mengalami tiga kali perputaran,
sehingga dana ini telah memberikan kemanfaatan tiga kali lebih besar dari dana yang
disalurkan. Tingkat kemacetan sangat kecil yaitu sebesar 1,3%. Kehadiran P2KM di
tengah-tengah masyarakat telah menunjukkan dampak yang signifikan. Diantara dampak
tersebut adalah peningkatan pendapatan
keluarga kelompok sasaran dan perubahan
positif pada pola pikir dan sikap masyarakat.
300.000
255.904
250.000
237.798
223.639
202.004
PPKu
200.000
150.000
100.000
50.000
-
0
1
2
3
Tahapan Pinjaman
Gambar 3: Grafik P2KM PT ELNUSA
CSR PT. ELNUSA juga disalurkan melalui program Pengembangan daya sosial
yang diwujudkan dalam bentuk Program program sebagai berikut :
32

Program Peduli Pendidikan telah menjangkau 150 pemetik manfaat
langsung dalam bentuk beasiswa dan wakaf tunai penyelenggaraan program
pendidikan.
 Program Peduli Kesehatan mendapat perhatian yang serius. Jumlah
pemetik manfaat kumulatif adalah sebesar 620. Kegiatannya dalam bentuk
pengobatan gratis, tes gula darah dan peningkatan gizi balita di PKK dan
POSYANDU yang berada di sekitar lingkungan PT. ELNUSA . Gizi buruk dalam
skala yang lebih luas juga terjadi di daerah Cilincing (Jakarta Utara) dan PT.
ELNUSA berpartisipasi dalam membantu pemulihan mengatasi permasalahan ini.
 Program Peduli Sesama dilakukan dalam bentuk program santunan
dhuafa rutin mingguan, distribusi sembako kepada masyarakat dhuafa dan peduli
bencana kebakaran. Total pemetik manfaat pada program ini sebanyak 837 jiwa.
Khusus untuk peduli bencana kebakaran, PT. ELNUSA bekerja sama dengan
beberapa lembaga sosial mendirikan Posko Kemanusiaan untuk membantu korban
bencana dan pemulihan kondisi. Sejumlah relawan direkrut oleh PT. ELNUSA untuk
melaksanakan program ini.
Pengembangan daya pembangunan dilakukan dalam bentuk pembangunan saranaprasarana untuk masyarakat. Total pemetik manfaat sebanyak kurang lebih 650 orang.
Bentuk praktis yang dilakukan adalah pembangunan MCK untuk masyarakat sekitar PT.
ELNUSA dan pembangunan SPDN (Solar Packed Diesel Nelayan) Labuan 2 Pandeglang
– Banten .
SPDN Labuan 2 diarahkan untuk membantu komunitas nelayan di Labuan, agar
mereka mendapatkan solar dengan harga standard sehingga akan membantu mengurangi
biaya operasional penangkapan ikan. Efek lanjutan yang diharapkan adalah pendapatan
nelayan dapat meningkat atau minimal dapat dipertahankan.
Seluruh program pengembangan tridaya ini telah berjalan lancar berkat
semanagat membangun sinergi dari seluruh stakeholder , dimana diharapkan untuk masa
yang akan datang Innsya Allah akan mampu membangun program menjadi lebih baik.
Perseroan bukan mengejar profit semata tapi juga peduli terhadap lingkungan
sosial terbukti dengan membentuk Community Development (ComDev). Metode dalam
penentuan Key Communities adalah dengan cara melakukan survey, mengumpulkan data,
33
mengelompokkan dan mengorganisir sektor informal yang berdomisili disekitar lokasi
Kantor perusahan. Para pemimpin senior dan karyawan secara aktif mengumpulkan dana
pribadi yang dilakukan baik secara langsung maupun melalui pemotongan gaji yang
dikumpulkan melalui Yayasan Baitul Hikmah ELNUSA. Dana tersebut disalurkan untuk
program Community Development .
Tabel 1: Alokasi Waktu (Karyawan & Masyarakat sekitar)
Targ
et
Wirausaha
Sektor
Informal
Pendidikan
Sosial &
Kesehatan
Keagamaan
Prasarana
Lingkungan
Aktivitas
Program Pengembangan Kemandirian
Masyarakat (P2KM) berupa pembiayaan
mikro bergulir syariah dalam hal ini bekerja
sama dengan Yayasan Baitul Hikmah
ELNUSA
 Pendidikan dan pelatihan baik
formal maupun non formal seperti sejak
Th 1996 mendirikan TK Patra VII dan
TPA
 Santunan dan beasiswa pendidikan
kepada anak karyawan dan masyarakat
yang kurang mampu. Terdapat program
BEST (Beasiswa Terpadu) , dalam
program ini anak berprestasi yang
secara finansial kurang mampu tetap
dapat menjadi anak yang cerdas dalam
IQ dan EQ serta akan mampu
menghadapi tantangan di masa depan
Donor darah dan pengobatan gratis serta
sunatan massal
Penyelenggaraan Pengajian rutin bagi
muslim dan Penyelenggaraan kebaktian
bagi umat Kristen (UMKRIS) dan umat
Hindu (Sanggraha Hindu).
Pembuatan saluran air, MCK baik sampah,
jembatan dll
Frek
PIC
uensi
Reguler
Tim
ComDev
Reguler
Tim
ComDev
Reguler
Tim
ComDev
Tim
ComDev
Reguler
Reguler
Tim
Comdev
Area penekanan yang menjadi prioritas program tersebut adalah yang dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat, terutama di lingkungan terdekat perusahaan ( atau
ring 1, ring 2 dan ring 3) . Dalam 3 tahun terakhir ini perusahaan mencadangkan
prosentase tertentu dari keuntungan bersih setelah pajak, untuk disumbangkan melalui
34
program Community Development tersebut. yang secara lengkap dapat dilihat pada
Tabel 1.
C.
Tanggap Darurat Dan Pembangunan Desa Binaan PT ELNUSA
1.
Tanggap Darurat
ELNUSA telah memiliki Unit tanggap darurat yang disebut ELNUSA Emergency
Response (EER) , yang disiapkan untuk merespon kebutuhan pertolongan cepat akibat
bencana alam . Pertolongan darurat diterjunkan dengan cepat setelah peristiwa terjadi.
EER tidak hanya segera memberikan bantuan keselamatan dan pertolongan, namun juga
terus memberikan bantuan pemulihan bagi masyarakat yang tertimpa bencana alam.
Bantuan untuk pemulihan ini dilakukan agar korban korban yang terkena dapat segera
bangkit dan mandiri kembali seperti sebelumnya.Didalam menjalankan aksi tanggap
darurat ini, EER bekerjasama dengan beberapa lembaga kemanusiaan masyarakat lokal
yang terkemuka dan terpercaya.
2.
Pembangunan Desa Binaan PT ELNUSA
Gempa Bumi Yogyakarta dan Jawa Tengah di akhir Mei 2006 lalu menewaskan
6.234 jiwa. Kejadian itu menggerakkan ELNUSA Emergency Response (EER) untuk
segera mengirimkan bantuan kesalah satu kawasan yang terkena dampak paling parah
dar gempa tersebut. Didusun ini terdapat 148 rumah dan kesemuannya hancur karena
getaran gempa yang terjadi. Kemudian perusahaan memberikan perhatian dan
penanganan musibah gempa ini secara comprehensif dengan melaksanakan program
pemulihan Desa terpadu
di Dusun Kedaton Kidul Bantu Yogyakarta yang disebut
sebagai DESA BINAAN PT ELNUSA . Di lokasi yang tertimpa musibah gempa ini PT
ELNUSA dengan prinsip kemitraan bekerjasama dengan perusahaan migas lokal dan
lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) membangun dusun yang hancur akibat
gempa , memullihkan infrastuktur, dan memulihkan pola kehidupan masyarakat berupa ;
a. Recovery Fisik , yaitu pembangunan phisik
sebanyak 147 (seratus empatpuluh
tujuh) buah bangunan rumah tahan gempa tipe 36 . Dimana Bangunan ini dirancang
untuk mampu menahan gempa sampai 7 skala richter. Anggaran masing masing
bangunan berkisar mulai Rp. 16.000.000,- s.d Rp. 28.000.000,-
35
b. Recovery Sosial, yaitu pemulihan infrastuktur lingkungan , akses Desa dan tatanan
kemasyarakatan Dusun Kedaton Kidul . Mendirikan sarana pendidikan ( Sekolah dan
TPA), sarana ibadah (masjid) dan sarana kesehatan (PUSKESMAS)
c. Recovery Ekonomi , yaitu membangun kembali kehidupan perekonomian warga
Dususn Kedaton Kidul dengan menghidupkan usaha tobong batu.
Tabel 2: Alokasi Eksternal (di luar lingkungan Perusahaan)
Target
Keagamaan
Sosial
Perayaan
Nasional
Bencana
Alam
Aktivitas
Memberikan sumbangan kepada yayasan
pengelola dana umat (ct: DPU DT, PKPU dll )
Memberikan santunan (uang & sembako)
kepada masyarakat miskin di kantong2
kemiskinan
Memberikan bantuan dana penyelenggaraan
hari Nasional
Membentuk ELNUSA Emergency responses
Team (EERT) ;
1. Membantu masyarakat Aceh dan Nias
yang tertimpa musibah gempa dan
tsunami. Dan memberikan bantuan
terhadap masyarakat sekitar seperti
bantuan untuk korban banjir, kebakaran,
busung lapar dan bantuan air bersih
2. Membantu Masyarakat Yogyakarta yang
ditimpa musibah gempa dan
Pangandaran
3. Kelaparan massal Yahukimo, Papua
4. Banjir bandang Trenggalek, Jatim.
5. Banjir bandang Gorontalo dan Manado ,
Sulawesi Utara
6. Banjirbandang Mandailing Natal ,
Sumatra Utara
7. Membantu karyawan dan masyarkat
lingkungan perumhan Karyawan yang
tertimpa banjir diwilayah Jakarta
(Jabodetabek)
Fr
ekuensi
Reguler
Insidentil
Insidentil
Insidentil
P
IC
Direksi
& Tim
Comdev
Direksi
& Tim
Comdev
Direksi
& Tim
Comdev
Direksi
& Tim
Comdev
, EER
Tim
Kesemua hasil pembangunan ini diresmikan oleh Menteri Negara Perumahan
Rakyat M Yusuf Asy’ari pada peringatan tepat satu tahun gempa Yogya pada bulan
36
Mei 2007 . Pemulihan Desa secara terpadu di Kedaton Kidul ini menjadi representasi
ideal bidang pemulihan masyarakat korban bencana alam dan
Menpera dalam
sambutannya menyarankan entitas bisnis untuk mereplikasi program seperti Desa Binaan
PT ELNUSA, diwilayah wilayah lain. Daftar alokasi Eksternal CSR dapat dilihat pada
Tabel 2.
4) CSR PADA RCTI
VISI: Media Utama Hiburan dan Informasi
Perkataan “utama” mengandung makna lebih dari yang “pertama” karena kata
“pertama” hanya mencerminkan hierarki pada dimensi tertentu. Sedangkan kata “utama”
mengandung unsur kemuliaan karena melibatkan aspek kualitas, integritas dan dedikasi.
Media utama hiburan dan informasi memiliki makna:
1. RCTI unggul dalam hal kualitas materi dan penyajian program hiburan dan informasi.
2. RCTI memperhatikan keseimbangan faktor bisnis dan tanggung jawab sosial atas
sajian program-programnya.
3. RCTI menjadi pilihan yang utama dari para “stakeholder”
(karyawan,pemirsa,pengiklan,pemegang saham,pemasok,pesaing,perusahaan
afiliasi,mitra strategis,masyarakat, dan penyelenggara Negara)
MISI : Bersama Menyediakan Layanan Prima
Interaksi kerja di perusahaan lebih mengutamakan semangat kebersamaan sebagai
sebuah tim kerja yang kuat. Hal ini memungkinkan seluruh komponen perusahaan mulai
dari
level
teratas
sampai
terstimulasi,terkoordinasi
dan
dengan
level
tersistemasi
terbawah
memberikan
mampu
karya
bersama-sama
terbaiknya
demi
mewujudkan pelayanan terbaik dan utama kepada “stakeholder
TIGA PILAR UTAMA
1. Keutamaan Dalam Kebersamaan
2. Bersatu Padu
3. Oke
37
Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan, ada 3 (tiga) nilai sebagai pilar
utama yang menjadi motivasi,inspirasi dan semangat juang insan RCTI. Proses kerja
dilakukan dengan semangat kebersamaan untuk sampai pada hasil yang mendapat
pengakuan dari para “stake holder” atas kualitas integritas dan dedikasi yang ditampilkan.
RCTI
menyadari pengaruhnya yang signifikan, sebagai media penyebaran
informasi dan sebagainya, bagi perkembangan masyarakat dan kebudayaan. Karena
itu,RCTI berusaha untuk menyeimbangkan antara kepentingan komersial dan masalah
sosial dalam setiap pengambilan keputusannya.
RCTI juga berkomitmen untuk mempertahankan kekayaan budaya Indonesia
dengan lebih berfokus pada muatan lokal, mendidik masyarakat dengan pilihan program
yang cukup selektif, serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri perfilman
nasional dengan menayangkan film-film lokal dan menggunakan tenaga kerja lokal
dalam proses penciptaan dan pembuatan program-program yang ada.
Selain itu, untuk melayani kebutuhan masyarakat, RCTI menayangkan program
relijius setiap hari untuk agama-agama yang ada di Indonesia dan berita pelayanan public
untuk menginformasikan isu-isu utama dalam masyarakat sekarang ini.
Untuk memenuhi misi perusahaan dan tanggung jawabnya kepada masyarakat,
RCTI juga membuat program-program sosial seperi:

RCTI Peduli, Program “RCTI Peduli” diselenggarakan pada tahun 1995.Program ini
bertujuan untuk mengumpulkan dana dan menyumbangkannya untuk orang-orang
yang
membutuhkan,seperti
dana
untuk
korban
bencana
alam,yatim
piatu,beasiswa,pelayanan kesehatan umum,dsb. Salah satu kegiatan yang telah
dilakukannya adalah membangun Rumah Baca Peduli.Dalam rangka memenuhi
kegiatan ini, RCTI telah memberi bantuan kepada Rumah Dunia di kampung
Ciloang,Serang,pada tanggal 24 September 2003 yang lalu.

RCTI Jalinan Kasih, Program “RCTI Jalinan Kasih” ini bertujuan untuk membantu
mereka,yang berasal dari kalangan ekonomi lemah,yang membutuhkan biaya
pengobatan dan pelayanan kesehatan. Melalui rekening BCA,program ini
menyalurkan bantuan dana dari para pemirsa kepada mereka yang membutuhkan.Dik
38
Doang,sebagai Sang Pengembara yang juga membawakan acara ini,akan memberikan
bantuan tersebut kepada penerima dana tersebut.

RCTI Bedah Rumah, Reality show “Bedah Rumah”,yang bertujuan untuk
memberikan rumah yang layak huni bagi mereka yang kurang beruntung dalam segi
ekonomi. Tim “Bedah Rumah”, yang terdiri dari seorang konsultan bangunan dan
beberapa pekerjannya, merenovasi rumah dari keluarga yang terpilih sehingga
menjadi tempat tinggal yang asri dan layak huni.Selain itu,mereka juga
melengkapinya dengan furniture,perlengkapan elektronik,atau peralatan dapur.
Sambil menanti rumah selesai direnovasi, anggota keluarga pemilik rumah
diungsikan ke sebuah hotel dan dijamu layaknya tamu kehormatan.

RCTI Bedah Kampung, Bedah Kampung,merupakan perluasan dari program Bedah
Rumah.Proyek ini digarap oleh Helmy Yahya, bekerjasama dengan Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Tim Penggerak Peningkatan
Kesejahteraan Keluarga(PKK) Pusat.
Proyek Bedah Kampung disiapkan dalam rangka menyambut Hari Keluarga
Nasional (Harganas) XIII,yang jatuh pada 29 Juni 2006.Proyek ini ditujukan bagi
kampung Cipambunan,yang keadaannya sangat memprihatinkan.
Sebanyak 180 rumah di kampung Cipambunan, Kecamatan Babakan, Kabupaten
Bogor, Jabar, akan direnovasi secara besar-besaran. Tujuannya,untuk menciptakan
sebuah kampung yang sehat dengan penataan rumah yang apik serta akrab lingkungan,
lengkap dengan sarana dan prasarana yang memadai, serta mendorong lahirnya keluarga
sejahtera yang menjadi penghuni kampung tersebut. Karena itu, selain perbaikan
rumah,dilakukan juga perbaikan jalan sekitar 300 meter menuju kampung, perombakan
besar-besaran terhadap bangunan sekolah di kampung itu,pembangunan sebuah rumah
pintar, yang dilengkapi dengan komputer dan buku-buku bacaan,dan pembangunan
fasilitas-fasilitas umum lainnya, seperti posyandu, rumah ibadah, dan sebagainya.
Menurut rencana,bedah kampung dilakukan selama seminggu penuh dan
melibatkan sekitar 600 pekerja bangunan, 30 arsitek,serta sejumlah ahli bangunan dan
lingkungan. Dukungan material bangunan dalam jumlah besar, baik berupa batu, pasir,
semen, kayu, dan lain-lain sudah disiapkan.
39
Sebagai pelengkap, reality show RCTI lainnya juga dilaksanakan di kampung
tersebut, seperti ‘Uang Kaget’,’Nikah Gratis’, pengobatan gratis ‘Terima Kasih Dokter’
melalui program ‘Jalinan Kasih’, dan program-program tambahan seperti program ‘Biaya
Sekolah Gratis’, dan ‘Motor Untuk Guruku’.
Kemudian, sebagai bentuk kepeduliannya terhadap pendidikan generasi muda
Indonesia,PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia ini, bersama PT.Bimantara Citra Tbk.,
bekerjasama dengan Universitas Brawijaya dalam program Community Development.
Kesepakatan ini ditandatangani oleh keduabelah pihak pada tanggal 27 Januari 2003.
Kerjasama ini dalam penyelenggaraan kuliah umum atau seminar, program magang
mahasiswa,pendidikan dan publikasi Community Development.Salah satu kegiatan yang
dilenggarakannya adalah seminar Kewirausahaan dan Manajemen,di Gedung Widyaloka
Universitas Brawijaya pada 28 Januari 2003,yang membahas tentang “Kiat Sukses
Membuka Peluang Kerja Bagi Diri Sendiri”(Dalam Menghadapi Perdagangan Bebas
AFTA 2003).
Secara teratur, RCTI juga bekerjasama dengan berbagai organisasi dan institusi
dalam mengadakan tur kunjungan ke komplek studionya. Sehingga, bersama dengan
websitenya, www.rcti.tv, RCTI dapat berinteraksi dengan para pemirsanya dan
meminimalisasi jarak dengan mereka.
5) CSR PADA BCA
Visi
To become the leading company in financing industry in Indonesia delivering the BEST
VALUE to our stakeholders.
Misi



We deliver the BEST VALUE to delight our customers as their preferred choice by
providing high quality, innovative, and reliable products and services.
We deliver the BEST VALUE to our distribution partners by developing trusting
relationship and win-win partnership which focuses on continuous growth
We deliver the BEST VALUE to our shareholders and creditors by creating
sustainable financial growth and return at acceptable risk
40



We understand our social responsibility as a corporate citizen and deliver the BEST
VALUE to our community by actively contributing to its welfare
We believe that sustainable results to our stakeholders can only be achieved by
delivering the BEST VALUE to our people by recruiting, developing and rewarding
highly competent people, and creating a conducive work climate in which our people
can grow and innovate.
We deliver the BEST VALUE to our supplier by giving fair and win-win treatment.
Nilai :
F irst-Class Teamwork
O rientation To Quality
C ustomer Focus
U ncompromized Integrity
S triving For Excellence
Sosial Responsibility Bank BCA
Menginvestasikan
kembali
sebagian
dari
perolehan
laba
pada
upaya
pengembangan komunitas berupa Bakti BCA sudah menjadi bagian dari budaya korporat
BCA. Program Bakti BCA ini merupakan rangkaian aktifitas dalam rangka tanggung
jawab sosial korporat yang berkelanjutan dan bertujuan menciptakan nilai bagi komunitas
serta pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam perusahaan, kegiatan-kegiatan ini
selalu difokuskan pada upaya mengatasi berbagai permasalahan pendidikan dan
kesehatan yang dihadapi terutama oleh komunitas-komunitas lokal yang kurang
beruntung.
Secara lebih spesifik, kegiatan tanggung jawab sosial terdiri atas serangkaian
program jangka panjang yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih
baik bagi remaja dan anak-anak dengan keterbatasan dana disamping kepedulian dalam
masalah kesehatan.
Program-program tersebut adalah:
1.
Program pendidikan akuntan non-degree (PPA) yang bertujuan
kesempatan bagi
menciptakan
tamatan sekolah menengah umum dengan prestasi baik untuk
mendapatkan ketrampilan dan pengetahuan tambahan selain untuk membantu
pemerintah menghasilkan tenaga-tenaga profesional akuntasi dan keuangan.
41
2. Program Magang Bakti BCA untuk tamatan sekolah menengah umum dengan prestasi
gemilang agar mereka mendapatkan kesempatan untuk bekerja sebagai teller atau
customer service officer disamping mendapatkan penghasilan tambahan dan
pengalaman bekerja yang sangat bernilai.
3. Bea Siswa untuk mahasiswa tingkat sarjana di berbagai universitas di Indonesia.
4. Kepedulian Bakti BCA turut berprestasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di
daerah-daerah yang relatif kurang beruntung. Kegiatan-kegiatan dibidang ini
mencakup pengenalan dan pengembangan laboratorium komputer, renovasi bangunan
sekolah, pengadaan buku-buku dan berbagai alat bantu pendidikan dan pengajaran,
serta pelatihan bagi tenaga pengajar.
5.
Program Donor Darah (bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia), dan
6.
Program Operasi Katarak (bekerjasama dengan pengurus pusat Perdami).
6) CSR PADA BI
Misi: Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan
moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan
nasional jangka panjang yang berkesinambungan.
Visi : Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional
maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta
pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.
Nilai-Nilai Strategis : Kompetensi - Integritas - Transparansi - Akuntabilitas Kebersamaan (KITA - Kompak)
Sasaran Strategis : Untuk mewujudkan Misi, Visi dan Nilai-nilai Strategis tersebut,
Bank Indonesia menetapkan sasaran strategis jangka menengah panjang, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Terpeliharanya Kestabilan Moneter
Terpeliharanya Stabilitas Sistem Keuangan
Terpeliharanya kondisi keuangan Bank Indonesia yang sehat dan akuntabel
Meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen moneter
Memelihara SSK : (i) melalui efektifitas pengaturan dan pengawasan bank,
surveillance sektor keuangan, dan manajemen krisis serta (ii) mendorong
fungsi intermediasi
6. Memelihara keamanan dan efisiensi sistem pembayaran
42
7. Meningkatkan kapabilitas organisasi, SDM dan sistem informasi
8. Memperkuat institusi melalui good governance, efektivitas komunikasi dan
kerangka hukum
9. Mengoptimalkan pencapaian dan manfaat inisiatif Bank Indonesia.
Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen
dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank
Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999. Undang-undang ini
memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dan
bebas dari campur tangan Pemerintah ataupun pihak lainnya, telah diubah dengan
Undang-undang No. 3 Tahun 2004, sebagai bank sentral BI diwajibkan untuk dapat
mencapai dan memelihara kestabilan nilai tukar rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut,
terdapat tiga pilar utama yang menjadi tugas BI yaitu menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter; mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; dan mengatur
dan mengawasai bank. Selain dituntut untuk dapat melaksanakan tugas-tugas utamanya
tersebut, BI juga diminta untuk tetap memiliki kepedulian terhadap lingkungan
(komunitas) sebagai wujud corporate social responsibility-nya. .
Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank Indonesia mempunyai
otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya
sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan
mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban
untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun
juga.
Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang-undang ini telah
memberikan kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan
Republik Indonesia. Sebagai Lembaga negara yang independen kedudukan Bank
Indonesia tidak sejajar dengan Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank
Indonesia juga tidak sama dengan Departemen, karena kedudukan Bank Indonesia berada
diluar Pemerintah.
Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan
efisien
43
Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum
perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia
berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari
undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan
wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan
atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan.
Tujuan dan Tugas
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan
tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah
ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa,
serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua
tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.
Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus
dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai
atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.
Menurut BI " ….dunia bisnis, selama setengah abad terakhir, telah menjelma
menjadi institusi paling berkuasa diatas planet ini. Institusi yang dominan di masyarakat
manapun harus mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama….setiap
keputusan yang dibuat, setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat dalam kerangka
tanggung jawab tersebut… "
Tema Program CSR BI
Dengan dasar pemikiran bahwa komunikasi merupakan hal pokok bagi BI untuk
membina relationship dan menunjukkan kepedulian terhadap komunitasnya, BI melalui
program CSR berusaha untuk mengedepankan kegiatan yang bermanfaat bagi kedua
belah pihak dengan tujuan untuk:
1. meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat ekonomi
menengah dan kecil;
2. membantu program Pemerintah dalam menyiapkan sumber daya manusia yang
unggul dan berkualitas serta mampu berkompetisi dengan SDM asing; dan
44
3. meningkatkan dan memelihara ekosistem melalui kerjasama dengan segenap
masyarakat
Atas dasar itu, tema program CSR Bank Indonesia direfleksikan dalam slogan :
BI COMMUNICATE - eCOsystem, sMall MediUm eNterprIse, and
eduCATion for peoplE
Program Kunjungan Studi BI
Program Kunjungan Studi ke BI merupakan bagian dari upaya BI untuk
memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya atas materi yang terkait dengan
pelaksanaan tugas BI di bidang moneter, perbankan dan sistem pembayaran. BI
membuka kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan kunjungan ke BI setiap
hari Selasa dan Kamis sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
Liputan BI Peduli (CSR-BI)
Rubrik ini menyajikan berita-berita aktual, mengenai kegiatan-kegiatan CSR yang
dilakukan BI baik yang berada di pusat maupun di daerah-daerah, serta info-info
lainnya yang terkait dengan CSR-BI (Berita CSR-BI)
45
BAB IV
PEMBAHASAN, KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasar latar belakang yang menyajikan pandangan dan contoh CSR dalam
Islam, perkembangan konsep CSR seiring perkembangan tuntutan masyarakat dan
praktek CSR di berbagai jenis dan bentuk usaha, maka dilakukan pembahasan sebagai
bahan mengambil kesimpulan dan selanjutnya memberikan saran.
Pembahasan:
•
Dalam teori, menurut Wellen & Hunger tanggungjawabsosial terdiri dari Pengertian
tanggungjawab sosial sebagai Kuwajiban Sosial, Reaksi Sosial, dan Kemampuan
Perusahaan
•
Pentingnya melaksanakan tanggungjawab sosial bagi organisasi, untuk kepentingan
organisasi dan stakeholders, dengan alasan: moralitas, kepentingan perusahaan, teori
investasi, dan mempertahankan otonomi.
•
Pelaku utama dalam organisasi yang melaksanakan pertanggung jawaban sosial
adalah jajaran manajer dari puncak , midle sampai lower kepada penerima:
 Internal (pelanggan: produk bermutu, dikemas dengan baik, aman, dan bermanfaat,
pegawai: berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja, gaji yang memadai,
hak berorganisasi, dan pemilik: mampu memanfaatkan sumberdaya milik
perusahaan dengan efisien sehingga menimbulkan hasil yang optimum), dan
 eksternal yaitu; anggota masyarakat khusus, misalnya tindakan anti diskriminasi,
dan umum: yaitu tanggungjawab perusahaan terhadap lingkungan dan penyedia
lapangan pekerjaan.
•
Etika Manajerial, didasarkan pada;
•
Standar Etika
•
Peran Organisasi terhadap perilaku etis
•
Kemampuan perusahaan untuk melaksanakan tanggungjawab sosial dan etika
Awal CSR diadopsi, karena dianggap dapat menjadi penawar kesan buruk
perusahaan yang terlanjur terbangun dalam pikiran masyarakat. Melalui kegiatan CSR
pengusaha merasa tidak perlu terganggu lagi oleh perasaan bersalah, karena telah
memberi kompensasi dalam bentuk charity dan menempatkan CSR sebagai instrumen
46
penting dalam menunjang strategi perusahaan, yakni pencapaian citra yang diinginkan
dapat menunjang tujuan komersial. Perkembangan lebih lanjut ada tuntutan pemerintah
kepada perusahaan agar melaksanakan CSR, dengan kompensasi keringanan pajak.
Tetapi belakangan muncul isu CSR dilaksanakan untuk mengingkatkan kemandirian
masyarakat.
Sementara contoh CSR dalam Islam mensyaratkan keikhlasan sebagai ruh taqwa,
dimana taqwa memiliki makna lahir dan batin. CSR dilaksanakan sebagai tanggungjawab
manusia sebagai khalifatullah, yang dijalankan karena perintah Allah- karena rahmanrahim Allah. Tanpa pamrih kepada kepada sesama manusia, apalagi untuk mendapatkan:
(1) citra baik karena sudah melaksanakan CSR padahal ada kerusakan yang ditimbulkan
oleh produknya, (2) rasa aman karena sudah membayar ketidak adilan yang sudah
ditimbulkan atas monopoli yang dilakukan, (3) rasa sudah terhapus dosa atas input,
proses dan out put yang melanggar tuntunan Allah dan RosulNya; karena sudah
melakukan pembayaran dalam bentuk program CSR, dan lain sebagainya.
Upaya pemerintah Indonesia yang mencantumkan kewajiban melaksanakan CSR
pada UU PT nomor 40 tahun 2007, secara eksplisit pada pasal 74.
Berikut pembahasan CSR pada masing-masing perusahaan yang di amati pada
penelitian ini. Dasar pembahasannya adalah dengan mengkaitkan kesesuaian informasi
yang diperoleh tentang manfaat usaha bagi stakeholder, kesesuaian CSR dengan Visi dan
Misi perusahaan dan serta dengan tuntunan Al Qur’an dan As Sunah, sebagai berikut:
1. PLN:
Sebagai BUMN, sesuai dengan UUD ps 33 ayat 2 yang mengatakan bahwa :
“Tjabang-tjabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasasi hadjat
hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.”
Kegiatan CSR yang dilakukan PLN bekerjasama
dengan ITB dalam bentuk
Nation Building Corner memberi akses bacaan dan informasi penting berkaitan dengan
nation building di Indonesia kepada generasi muda khususnya mahasiswa. Sebagai peran
aktif PLN dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui peningkatan mutu
pendidikan dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. CSR
47
kepada masyarakat umum untuk membantu pemberdayaan masyarakat di berbagai
bidang, ekonomi, sosial, pendidikan, lingkungan, kesehatan, keagamaan, dll, yang
bertujuan untuk membangun masyarakat mandiri.
Walaupun bisnis utamanya belum bisa menjalankan misi dengan optimal, dengan ciri
antara lain: masih banyak keluhan kekecewaan pelanggan atas ketidak stabilan
penyediaan listrik baik berupa naik turunnya daya yang berakibat pada rusaknya alat
elektronik yang berarti merugikan pelanggan maupun sering padamnya listrik baik karena
giliran yang diumumkan maupun yang tanpa pemberitahuan; demikian juga dengan
kenaikan harga dan sangsi-sangsi keterlambatan pembayaran yang terkadang dirasakan
oleh pelanggan sebagai kurang manusiawi. Namun demikian perlu diapresiasi atas upaya
yang sudah dilakukan untuk menyalurkan. Ini berarti ada keuntungan yang diperoleh dari
usaha yang masih merugikan rakyat sebagai pelanggan, dan keuntungan tersebut
sebagian dimanfaatkan atau lebih tepatnya dikembalikan untuk kepentingan masyarakat
dalam bentuk CSR. Seharusnya ada upaya: 1) perbaikan pelayanan utama yaitu kestabilan
pasokan baik jumlah (sehingga tidak perlu bergiliran padam) maupun mutu ( voltage
yang stabil
sehingga tidak merusak alat elektronik milik pelanggan/rakyat), 2)
manajemen yang tepat sehingga sesuai perannya pada pasal 33 ayat 2 UUD 45 sehingga
harga dan sangsi menjadi indikator yang menyejukkan stakeholder (rakyat, pemerinta,
perusahaan, karyawan yang didalamya ada pemasok, produsen dan pembeli), maupun 3)
akibat pemadaman lainnya seperti kebakaran rumah, ruko dan rukan yang berakibat
kerugian ratusan juta yang harus diderita oleh masyarakat.
Ada beberapa berita yang dapat dijadikan pertimbangan sebagai rujukan besarnya
komplain masyarakat terhadap pelayanan PLN, walaupun sebagian kecil diharapkan
mewakili, yaitu dari :
( 1) BALADA PLN, diambil dari blog //dennyekop.wordpress.com/2008
“Saya membuka usaha dibidang Food & Beverage di Semarang, di Daerah
Jl.Veteran. selama saya membuka usaha saya mengalami pengalaman yang sangat
seru dengan PLN sebuah perusahaan negara yang seharusnya mengurus kelancaran
Listrik di Negara ini, seharusnya…disini saya ingin menceritakan pengalaman luar
biasa yang saya alami hingga saat saya menulis surat ini. adalah biasa pemadaman
48
listrik secara bergiliran di Indonesia, pengalaman saya menghadapi pemadaman
listrik hingga 28 jam dan hingga 6 hari dalam 1 minggu adalah pengalaman seru.
saya mengalami Pemadaman Listrik yang sangat intens semenjak Desember 2007.
dan yang lebih seru lagi adalah pengalaman berdebat dengan Operator PLN pada
nomer 123, meski kemudian harus dilempar ke nomer yang (katanya) nomer teknisi
PLN di nomer (024)3513707 dan 3513709, sayapun mencoba menghubungi
kenomor yang dirujuk tersebut, hasilnya sama saja, hanya alasan-alasan dan bukan
tindakan pasti, berdasarkan pengalaman saya kecepatan respon mereka menghadapi
komplain adalah sekitar 4-5 jam datang 2 jam saja sudah merupakan prestasi.
Alasannya macam-macam, dari unit yang (katanya) hanya 2, sibuk menghadapi
komplaint lain hingga respon yang paling tidak saya duga “oh, iya ding, jl.veteran
kelupaan” mereka lupa terhadap komplain saya. kalau memperhatikan
keterlambatan respons komplain ini saya jadi semakin bingung, apa alasan saya
untuk membayar listrik tepat waktu kalau dari pihak PLN selalu terlambat dalam
menangani gangguan listrik?
jangan dilupakan bahwa saya disini ber-usaha. Apa untuk usaha tidak ada prioritas?
Tak terhitung berapa juta kerugian saya, tak terhitung berapa pulsa yang keluar
untuk menelpon 123 dan nomer-nomer yang direferensikan operator 123, tak
terhitung betapa panas-nya kuping saya mendengar komplain dari pelanggan saya,
tak ter-ukur betapa malu-nya saya menolak konsumen dan bilang “maaf mas,
listriknya mati” tak terhitung seberapa rusaknya imej usaha saya hingga ada yang
komentar, ganti aja namanya mas jadi cafe “mati lampu”. saya pun hanya bisa
bilang “ini kan feature baru dari PLN, yaitu Auto-Shutdown“, jadi kita ga usah
matiin listrik, listriknya udah mati duluan secara otomatis, apa mungkin ini salah
satu program PLN untuk hemat listrik?
hingga hari dan saat saya menulis surat ini 12 february 2008 listrik ditempat saya
masih mati, dari jam 12:00 hingga entah kapan, sekarang pukul 19:00, apakah akan
menembus rekor 28 jam? saya tidak tahu, saya hanya bisa mengelus dada. Apalah
arti satu suara saya melawan perusahaan negara yang memonopoli Listrik Negara,?
Saya tidak berharap banyak bahwa PLN akan semakin baik, seberapapun saya
komplain PLN akan tetep ada, dan akan tetap mati lampu. Bagaimana jika ada
perusahaan swasta yang menjadi pesaing PLN? selayaknya Petronas, atau shell
menghadapi pertamina. Ah, saya masih cinta sama Indonesia dan tetap berharap
Indonesia untung, tapi kalau ada perusahaan swasta pesaing PLN sepertinya saya
akan ber-alih. Capek hati saya menghadapi PLN.
Tulisan ini dikirim pada pada Rabu, Februari 13th, 2008 02:32:47 dan di isikan dibawah Curhat,
Negeriku, pemikiranku, shit happen. Anda dapat meneruskan melihat respon dari tulisan ini melalui
RSS 2.0 feed. r Anda dapat merespon, or trackb
Tanggapan ke “Balada PLN”
rendro Berkata:17 Mar, 2008 pukul 13:04:15 | Balas
Wah kalo urusan PLN…udah mati rasa deh. apalagi katanya mau ada urusan
INSENTIF dan DISINSENTIF lebih amburadul. Kalo INSETIFnya saya setuju, tapi
kalo DISINSENTIFnya saya SANGAT TIDAK SETUJU. memangnya PLN itu
BOS BESAR, kita ini adalah pelanggan yang membayar ( mau banyak pemakaian
49
ya bayar lebih mahal itu wajar ), bukan penikmat listrik gratis dari PLN. jadi PLN
harus belajar customer satisfaction hehehe
atu nusa satu bangsa Berkata:25 Jul, 2008 pukul 19:27:05 | Balas
PERCUMA saja klo kt terus bicara ‘parah-nya’ negara kt yg tercinta ini. Krn mmg
pemerintah kita TIDAK MAU m’p’baiki sgala sesuatu. BUKAN tidak bisa. Byk
org pintar yg duduk di pemerintahan, tp mereka mmg TIDAK MAU m’p’baiki ini
semua. Mrk sudah sgt sibuk cari kesempatan slama mereka menjabat disana.
SARAN sy: bila ada kesempatan utk pindah ke luar-negeri, kejar itu! Mgk sy
terdengar spt main2, tp coba aja kt renungkan knp kt msh mau b’tahan dinegara
kelahiran kt ini? Apa kt jg mau anak2 kt ngalami semua ini? Rasanya alasan plg
kuat hanya: Krn smua sodara2 kt ada disini. Yah, ini hny sekedar SARAN bila kita
semua ingin hidup yg lebih baik. Walau tgl di LN jg ada tantangan hidup yg
berbeda.
(2)Pengalaman lain dari:
//ardhanamesvari.multiply.com/journal/item/361/Pelayanan_PLN
” Sudah beberapa hari ini listrik di rumah tidak stabil. Kalau salah satu peralatan
listrik dihidupkan, pasti lampu langsung mbleret-mbleret, agak kedip-kedip.
Tadinya kami pikir mungkin memang dari PLN-nya sana sedang tidak stabil.
Namun semalam, sekitar pukul setengah delapan, kedip-kedip lampu itu itu makin
seru dan saat aku mengecek ke meteran listrik.. hiii.. ternyata meteran kami
berbunyi "cekrek-cekrek-cekrek" mengikuti putarannya. Tak hanya itu, tiap putaran
selalu diiringi dengan percikan api dari kabelnya. Serem! Karena meteran listrik
kan tidak boleh dibuka sendiri ya, sudah disegel oleh PLN, maka kami menelpon
PLN. Telepon flexy milik PLN Sedayu yang menangani daerah kami langsung
diangkat pada dering kedua "PLN Sedayu selamat malam." Dan melaporlah aku.
Pak Edi, petugas jaga malam itu meminta aku menyebutkan IDPEL (cmwii) yang
tertera di tagihan listrik kami. Sembari aku menyebutkan nomor, terdengar suara
ketak-ketik di seberang sana dan saat nomor telah lengkap Pak Edi bertanya "Atas
nama Pak Wisnu Martha, Gunung Sempu bla..bla..bla.. ya Bu?"
Wah, sudah canggih rupanya sistem pendataan di PLN. "Iya, betul Pak."
"Baik Bu Wisnu, kami akan segera kesana. Mohon ditunggu njih, karena petugas
lapangan kami sedang keluar melayani pelanggan.Kebetulan malam ini sedang
banyak keluhan."
"Tapi bisa datang malam ini kan Pak?"
"Iya Bu, kami pasti datang malam ini. Dimatikan saja dulu meterannya ya Bu.."SIP
deh! Akhirnya sekitar pukul sembilan dua petugas PLN dengan mobil dinasnya
sampai di rumah kami. Kutak-katik, ternyata ada kabel yang tidak tepat dipasang di
meteran kami sejak awal pemasangannya. Beruntung sekali selama tiga tahun kami
menempatinya tidak ada masalah. Pukul setengah sepuluh lebih sedikit pekerjaan
selesai ditandai dengan pengecekan total. Seluruh peralatan listrik di rumah
dinyalakan, Alhamdulillah, sudah tidak ada lampu kedap-kedip dan bunyi cekrek-
50
cekrek lagi. Sambil menemani para petugas melepas dahaga dengan teh hangat
yang kami siapkan Ayah bertanya "Biayanya berapa ya Pak?"
"Monggo saja Pak.."
Waaah.. gaya Jawa begini ini nih yang suka bikin bingung bin sungkan. Akhirnya
kami amplopi keduanya sekedarnya saja, untuk membeli makan malam disertai
ucapan terima kasih. Ternyata, pelayanan PLN memang semakin baik. Di daerah
tempat kami tinggal, setiap kali ada keluhan, kami telepon PLN dan petugas
lapangan segera datang. Paling-paling hanya sulit dihubungi saat ada mati listrik di
wilayah yang cukup luas. Mungkin semua warga telepon ya? Jadi, jangan lupa
simpan nomor telepon di PLN yang menangani daerah tempat tinggal teman-teman.
Segera telepon kalau ada keluhan, semoga mendapatkan pelayanan yang sama
dengan di tempat aku tinggal :)”
Terkait dengan pengalaman positif dan negatif pelanggan PLN, pada dasarnya
masih ada kekurangan pelayanan yang menunjukkan masih jauhnya pencapaian misi
perusahaan, namun disisi lain pelanggan sudah mengakui adanya upaya perbaikan yang
dilakukan oleh PLN. Walaupun dirasa masih lebih banyak yang harus dibenahi dari pada
yang sudah dibenahi.
Sehingga masih perlu dipertanyakan seberapa tingkat keikhlasan dan pemurnian
niat pelaksanaan CSR yang diberikan oleh perusahaan, dan apakah bukan karena
bertujuan untuk membayar ”rasa bersalah” apalagi ”numpang memperbaiki citra”. Hal ini
dirasa penting dipertanyakan karena bobot keikhlasan dan pemurnian niat akan
berpengaruh besar terhadap manfaat bagi stakeholders dan shareholders banyak, atas
rizki yang sudah diupayakan dan supaya terhindar dari unsur riya dan bahkan mubazir.
2) PT. Telkom
Sebagai BUMN yang memenuhi tuntutan pasal 33 ayat 2, PT Telkom mencapai
beberapa kinerja sebagai berikut:
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan
penyelenggara bisnis T.I.M.E (Telecommunication, Information, Media and Edutainmet)
yang terbesar di Indonesia. Pengabdian TELKOM berawal pada 23 Oktober 1856, tepat
saat dioperasikannya layanan telekomunikasi pertama dalam bentuk pengiriman telegraf
dari Batavia (Jakarta) ke Buitenzorg (Bogor). Selama itu pula TELKOM telah mengalami
berbagai transformasi.
51
Transformasi terakhir sekaligus yang disebut dengan NEW TELKOM Indonesia
adalah transformasi dalam bisnis, transformasi infrastruktur, transformasi sistem dan
model operasi dan transformasi sumber daya manusia. Transformasi tersebut resmi
diluncurkan kepada pihak eksternal bersamaan dengan New Corporate Identity
TELKOM pada tanggal 23 Oktober 2008, pada hari ulang tahun TELKOM yang ke 152.
TELKOM juga memiliki tagline baru, The World in Your Hand.
Sampai dengan 31 Desember 2008 jumlah pelanggan TELKOM tumbuh 37% dari
tahun sebelumnya sebanyak 68,6 juta pelanggan yang terdiri dari pelanggan telepon tidak
bergerak kabel sejumlah 8,6 juta, pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel sejumlah
12,7 juta pelanggan dan 65,3 juta pelanggan jasa telepon bergerak.
Sejalan dengan lahirnya NEW TELKOM Indonesia, berbekal semangat
positioning baru Life Confident manajemen dan seluruh karyawan TELKOM berupaya
mempersembahkan profesionalitas kerja, serta produk dan layanan terbaik bagi
pelanggan dan stakeholders.
Sepanjang Tahun 2008, berbagai penghargaan dan sertifikasi telah diterima oleh
TELKOM, baik dari dalam maupun luar negeri antara lain, Sertifikasi ISO 9001:2000
dan ISO 9004:2000 untuk Divisi Enterprise Service dari TUV Rheinland International
Indonesia; Penghargaan Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dan
Kecelakaan Nihil 2008 dari Wakil Presiden RI; The Best Corporate Image category
dalam ajang Most Admired Companies Awards ke 8 dari Frontier Consulting Group;
Juara Umum 2007 Annual Report Award dari Menteri Keuangan RI; Juara Umum
Anugerah Media Humas 2008 dari Bakorhumas CIO of The Year 2008 dalam Hitachi
Data System IT Inspiration Awards; dan Penghargaan CEO dan Perusahaan Idaman dari
Majalah Warta Ekonomi.
Saham TELKOM per 31 Desember 2008 dimiliki oleh pemerintah Indonesia
(52,47%) dan pemegang saham publik (47,53%). Saham TELKOM tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI), New York Stock Exchange (NYSE), London Stock Exchange (LSE)
dan Tokyo Stock Exchange, tanpa tercatat. Harga saham TELKOM di BEI pada akhir
Desember 2008 sebesar Rp 6.900. Nilai kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir
tahun 2008 mencapai Rp 139,104 miliar atau 12,92 % dari kapitalisasi pasar BEI.
52
Dengan pencapaian dan pengakuan yang diperoleh TELKOM, penguasaan pasar
untuk
setiap
portofolio
bisnisnya,
kuatnya
kinerja
keuangan,
serta
potensi
pertumbuhannya di masa mendatang, TELKOM menjadi model korporasi terbaik
Indonesia.
Beberapa berita tentang tarif telepon bahwa tarif telepon di Indonesia masih
termahal kedua setelah Cili, antara lain:
( 1 ) berita tahun 2004:
” Beberapa tahun lalu saya pernah menanggapi tentang hal ini. Pada waktu itu saya
anjurkan agar ada gerakan besar-besaran untuk memperjuangkan agar sistem
langganan telpon diubah. Di beberapa atau banyak negara yang melihat telpon
bukan sebagai sumber pendapatan saja, tapi sebagai pelayanan thd rakyat, tarif
telpon itu FLAT RATE. Di negara Filipina misalnya, tarif telpon dari perusahaan
yg dimiliki pemerintah, tarif langganan telpon itu sebulan cuma US $14. Flat Rate
$14. Dengan uang segitu anda bisa menelpon teman sekota berapa jam pun anda
mau atau mempergunakan utk internet 24 jam sehari, tiap hari selama satu minggu.
Ketika perusahaan Liem Sioe Liong yg berpusat di Hongkong membeli
saham perusahaan telpon milik pemerintah Filipina, diusulkan agar tarif telpon
berdasar pulsa. Seluruh negeri geger. Para senators, atau anggota DPR Pusat
berdiskusi/debat berhari-hari. Akhirnya keputusannya tetap. Telpon utk rakyat,
bukan utk si kaya saja. Maka kebijakan Flat Rate harus dipertahankan.”
Namun demikian tahun 2008 mengalami perbaikan sebagaimana dicuplik dari salah satu
berita berikut:
(2) berita tahun 2008 (6 Apr 2008 20:28) Topik: Tarif SLJJ Telkom Turun
Hingga 46 Persen dari // www.forumbebas.com/
‘JAKARTA, MINGGU - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom)
mengumumkan penurunan tarif percakapan Sambungan Langsung Jarak Jauh atau
SLJJ bagi telepon tetap atau Public Switch Telephone Network hingga 46 persen.
Tarif baru berlaku efektif mulai Selasa (8/4), pukul 00.00 waktu setempat. Sebagai
contoh, untuk biaya percakapan SLJJ dari telepon rumah ke seluler antara 07.0008.00 pada zona 3 (jarak di atas 500 km) yang semula Rp 865 per 20 detik turun
sekitar 46,2 persen jadi hanya 465 per 20 detik. Demikian pula, biaya percakapan
SLJJ dari telepon tetap ke seluler antara 07.00-08.00 pada zone 1 (jarak 30 -200
km) yang semula dikenakan Rp 538,3 per 20 detik turun 44,3 persen menjadi Rp
300 per 20 detik. "Kami berharap tarif baru ini berdampak positif bagi masyarakat,
menggairahkan ekonomi, dan meningkatkan kembali pemakaian (usage) telepon
tetap Telkom," kata Vice President Public and Marketing Communication Telkom
Eddy Kurnia, Minggu (4/6). Penurunan tarif SLJJ merupakan harapan pemerintah
53
atas dibukanya akses SLJJ bagi operator lain, yakni PT Indosat, sehingga ada daya
saing berupa perbaikan pelayanan dan penurunan tarif SLJJ. Secara umum,
penurunan tarif berlaku untuk semua percakapan yang berlangsung pada seluruh
kelompok jarak (zona) dan time band, baik untuk percakapan SLJJ antar telepon
rumah (fixed to fixed) maupun percakapan dari telepon rumah ke seluler (fixed to
cellular/mobile). Bahkan dalam kebijakan tarif baru ini, Telkom juga
memberlakukan tarif flat percakapan SLJJ antara telepon rumah dan dari telepon
rumah ke Flexi pada pukul 23.00 -06.00 ke seluruh Indonesia (tanpa
memperhitungkan jarak) dengan tarif hanya Rp 32 per 6 detik.”
Dari kedua berita tentang tingginya tariff dan kemudian penurunan tariff telpon di
Indonesia, setidaknya menunjukkan adanya upaya perusahaan untuk memperbaiki
manajemen dan selanjutnya diharapkan perbaikan dan pemurnian kinerja serta manfaat
yang dapat dirasakan oleh seluruh stakeholder. Pada akhirnya CSR yang disalurkan,
merupakan sebagian hasil usaha yang dilaksanakan dengan upaya perbaikan dari waktu
ke waktu. Kalau dikembalikan pada acuan
Al Qur’an dan As Sunah, dan apabila
implementasi CSR (baik untuk pembinaan usaha kecil, kegiatan social, kegiatan
keagamaan, kegiatan budaya olahraga maupun program magang industry) juga
dilaksanakan dengan niat yang benar karena menjalankan perintah ALLAH dan
mengikuti Sunah, maka Yang Maha Menghitung tidak akan pernah salah menghitung dan
tidak akan pernah salah memberi.
3) PT. ELNUSA
Bentuk CSR PT. ELNUSA adalah berpola charity dan community development (
pengembangan masyarakat). Pola ini merupakan program berkelanjutan dan terdapat
mekanisme untuk menjadikan dana sosial sebagai investasi di tengah masyarakat yang
kesemuanya diarahkan untuk membangun kemandirian masyarakat dan terus membangun
paradigma win-win solution dengan menempatkan masyarakat sebagai subyek dan bukan
sekedar obyek.
Konsep CSR PT. Elnusa dilaksanakan melalui Tridaya program, yaitu: (1) Daya
Ekonomi (P2KM telah berjalan 3 putaran dengan tingkat kemacetan rendah), (2) daya
sosial (peduli: pendidikan, kesehatan, sesama) dan (3) daya pembangunan (saranaprasarana masyarakat).
54
Setelah dicari informasi dari internet tentang tingkat kepuasan dan komplain
pelanggan, tidak diperoleh maka analisa informasi CSR PT.Elnusa dilakukan berdasar
informasi yang ada dengan asumsi dilaksanakan dengan baik dan benar. Sehingga
diperkirakan implementasi CSR pada PT.Elnusa dibiayai dari usaha yang dijalankan
dengan tuntutan yang benar, dan dilaksanakan dengan tujuan yang sesuai dengan
tuntunan yang benar pula.
4) RCTI sebagai “Media utama hiburan dan informasi memiliki makna”.
Berdasar visi dan misinya, RCTI melaksanakan CSR antara lain RCTI : Peduli,
Jalinan Kasih, Bedah Rumah, Bedah Kampung.
Sulit untuk membedakan apakah
program tersebut adalah produk yang menghasilkan keuntungan atau CSR yang dibiayai
dari keuntungan perusahaan. Mengingat pelaksanaan program tersebut, semua dipaparkan
dan menjadi tontonan publik.
( 1) Berita komplain
Tidak banyak komplain yang ditemukan untuk RCTI, walaupu ada satu contoh
sebagai berikut; http://suarapembaca.detik.com/read/2008/01/09
“ Sabtu, 09/01/2008 11:10 WIB:Bangun Dini Hari Hanya Menemukan Sinetron
Cahaya "Liga Italia" di RCTI -Rahadian M – suaraPembaca- Jakarta - Saya
komplain berat dengan tindakan RCTI yang awalnya menyatakan akan menyiarkan
pertandingan langsung Serie A Liga Italia tanggal 6/01/2008 pukul 02.30 antara
Milan vs Genoa. Setelah saya perjuangkan bangun dini hari ternyata yang saya
temukan hanya sinetron Indonesia "Cahaya". Sangat kecewa karena sebelumnya
RCTI pernah menyatakan akan menayangkan Liga Italia musim ini. Yang saya
dapatkan Sinetron!”
http://taufan.dagdigdug.com/, “August 27th, 2008 | Uncategorized
“Oh Tidaaak …Cukuplah Liga Inggris yang tidak bisa ditonton. Jangan merembet
ke yang lain. Apa jadinya kalau Liga Super Indonesia juga diacak….
Bagaimana tidak, sampai hari Senin kemarin saya masih bisa nonton pertandingan
sepak bola Piala Kemerdekaan. Tetapi hari ini? Begitu nyalain RCTI lewat tv
berlangganan Firstmedia, lha kok isinya siaran yang nggak jelas seperti Eurosport
55
News? Jangan-jangan diacak.. Setelah telepon ke 55777788, petugasnya sendiri
bingung jawabnya. Tapi terakhir dia bilang ya memang diacak sih pak..
“Lha kemarin kok masih bisa saya tonton…”
“Mungkin babak semifinal dan finalnya aja kali pak”
Sebagai konsumen yang harus membayar ke Firstmedia, hal ini jelas kerugian.
Karena saat mereka mengacak dan mengganti dengan acara yang lain, acara
pengganti itu TIDAK SEBANDING dengan acara yang diacak.
Sudah seharusnya televisi semacam RCTI dan yang lainnya, meskipun memegang
hak siar eksklusif untuk acara tertentu, sudah seharusnya acara tersebut bisa
dinikmati oleh siapa saja yang bisa menangkap acara tersebut.
Semisal pelanggan Firstmedia, sudah seharusnya bisa melihat acara RCTI tanpa
terkecuali. Karena Firstmedia sudah membayar mahal untuk bisa menyiarkan RCTI
lewat jaringannya. Masak harus bayar lagi, kan nggak lucu. .......... Jadi
Kesimpulannya, ya RCTI DAN FIRSTMEDIA MENIPU KONSUMEN !”
Dari berita diatas, menunjukkan adanya pihak yang dirugikan oleh perusahaan
yaitu ’pelanggan’. Adakah CSR (yang juga menjadi tanda tanya: apakah sebenarnya
“produk yang darinya diperoleh keuntungan/kerugian ataukah CSR yang dibiayai dari
keuntungan perusahaan?”) pada RCTI betul-betul CSR yang dilaksanakan dengan
tuntunan yang benar?
5) CSR DI BCA
Visi: To become the leading company in financing industry in Indonesia delivering the
BEST VALUE to our stakeholders.
Sesuai visinya akan menjadi pemimpin dalam industri perbankan di Indonesia
yang menyampaikan nilai terbaik bagi stakeholdersnya, menginvestasikan kembali
sebagian dari perolehan laba pada upaya pengembangan komunitas berupa Bakti BCA.
( 1) Suara pelanggan yang dicuplik dari http://suarapembaca.detik.com/read/2010/01,
mengatakan sebagai berikut:
“Jakarta - Hari Kamis tanggal 28 Januari 2008 sekitar pukul 14:00 WIB saya
sebagai salah satu nasabah kartu kredit BCA merasa malu di depan para
pengunjung dan kasir salah satu toko buku di daerah tempat saya berada.Saya
memiliki kartu kredit BCA. Hari itu pun sudah saya melakukan pembayaran tagihan
dari bulan Januari via ATM BCA Cabang Nusantara Depok. Setelah itu setelah
saya pikir pembayaran sudah saya lakukan saya ke toko buku membeli sebuah
netbook. Pada selebaran dari merek netbook tersebut saya lihat bahwa
56
menggunakan pembayaran cicilan BCA 0%. Saya tertarik. Saya pikir bahwa limit
saya lebih dari cukup untuk bisa melakukan cicilan barang tersebut selama enam
bulan. Ternyata setelah saya sudah sepakat dengan SPG dari toko buku untuk
membeli barang tersebut pas setelah kartu saya digesek ada keterangan 'decline'.
Otomatis saya heran. Koq, gak bisa dipakai secara saya baru saya melakukan
pembayaran via ATM otomatis sudah ter-upload dong.......................................
Cicilan selama 6 bulan sekitar Rp 881,667 per bulan dan limit saya di atas dari
cicilan tersebut. Otomatis saya jadi naik darah karena saya pernah diinformasikan
sebelumnya pada sekitar akhir Desember 2009 dari BCA Cabang Margonda bahwa
selama limit saya masih mencukupi untuk cicilan saya tetap bisa menggunakan
cicilan 0% dari BCA................................Oke. Saya terima dengan keadaan terpaksa
karena harus menunggu sampai jam 17:00 WIB. Namun, dari cara bicara Sdr Rena
kepada saya seakan-akan ingin menutup pembicaraan saya dan selalu memotong
pembicaraan dengan kalimat terakhir yang dia bilang saat menyela pembicaraan
saya. Saya menghubungi Halo BCA dari awal dengan tidak sopan. Maksudnya
apakah
saya
memaki-maki
Customer
Service
Representative?................................................Saya menghubungi dan hasilnya nihil.
Saya tidak butuh dengan kenaikan limit yang ditawarkan sampai dengan Rp
10,000,000. Saya mau hanya saya bisa dapat membeli barang yang akan saya beli.
Coba saja cek pembayaran saya. Apakah selalu di bawah minimum payment. Pihak
pimpinan BCA, sebagai bank besar di dunia perbankan apakah ini cara Anda
mempermainkan nasabah. Jika saya mengadukan ini ke Surat Pembaca ini adalah
terakhir kali saya berurusan dengan bank terbesar di Indonesia. Saya akan tutup
rekening saya di BCA dan sisa tagihan kartu kredit saya akan saya lunasi. Saya
tutup bulan ini juga. Sudah cukup saya dipemainkan untuk hari itu. Semoga Anda
para pembaca tidak mengalami permasalahan yang seperti yang saya alami. Terima
kasih.”
Dengan model produk yang memberikan harapan tanpa kejelasan proses dan
risiko dari awal tentang peluang dan sanksi yang mungkin timbul, seringkali mengecoh
dan pada akhirnya mengecewakan pelanggan. Seringkali kemudahan yang diberikan
dengan menaiikan limit kredit, juga merupakan upaya pemaksaan kepada nasabah untuk
meningkatkan hutang demi tercapainya target penyaluran pinjaman. Apakah CSR yang
dibiayai dari produk dan pelayanan yang merugikan dan mengecewakan pelanggan,
termasuk CSR yang sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunah?
6) BI
Tahun Edukasi Perbankan 2008 Dimulai sebagai
salah satu wujud program
Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Indonesia dengan masyarakat perbankan di
bidang pendidikan, dimana pada akhirnya program ini diharapkan dapat mewujudkan
57
terciptanya masyarakat yang mampu mengelola keuangan secara bijaksana sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidupnya di masa datang. Bank Indonesia diwakili oleh
Deputi Gubernur, Muliaman D. Hadad, menandatangani sejumlah naskah kerjasama
program edukasi, antara lain dengan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI),
Departemen Pendidikan Nasional, Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah, Universitas Indonesia, dan Universitas Syarif Hidayatullah.
BI bersama masyarakat perbankan bekerjasama dengan Solidaritas Istri Kabinet
Indonesia Bersatu (SIKIB)
melaksanakan program edukasi perbankan dengan
menyerahkan lebih dari 11.000 buku pendidikan, 7 unit komputer dan 2 unit mobil pintar.
Selain melalui mobil pintar, kerjasama dengan SIKIB tersebut juga akan dilakukan
melalui motor pintar dan rumah pintar.
Sementara itu, 9 bank juga melakukan penandatanganan kerjasama dengan 10
mitranya untuk melakukan sosialisasi tersebut, serta pemberian penghargaan dari 7 bank
kepada 11 mitra kerja yang turut mendukung program edukasi perbankan. Mulai Senin,
28 Januari 2008, mobil edukasi (MOBED) yang diluncurkan pada program edukasi
perbankan ini akan mulai beroperasi secara serentak di Jabotabek dan 6 wilayah kerja
Kantor Bank Indonesia, yaitu Medan, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, dan
Makassar.
Dalam program CSR di bidang pendidikan, BI juga telah memberikan beasiswa
senilai Rp 41 miliar kepada 18.300 mahasiswa di 62 Perguruan Tinggi di seluruh
Indonesia. Beasiswa tersebut diberikan kepada mahasiswa yang memiliki prestasi
akademis yang baik, namun secara ekonomis kurang memiliki kemampuan.
Ada tanggapan dari mahasiswa tentang program CSR BI tersebut, yaitu sebagai
berikut:
(1) Pretty Anggraeni Selasa, 29 Januari 2008 | 09:43 WIB: ” Universitas Indonesia
harus terus berperan dalam berbagai program pengembangan..semangat!”
(2) Akhmad Ikhsan Senin, 28 Januari 2008 | 03:46 WIB: ”Ass Wr Wb, saya sangat
mendukung program BI tersebut apalagi apabila BI mendukung upaya penghapusan
riba yang telah merusak ekonomi bangsa ini ?”
Sebagai lembaga independen BI mempunyai otoritas dalam mengatur segala
keperluan untuk melaksanakan tugasnya. Untuk itu penghasilan yang diperoleh adalah
58
penghasilan yang juga berasal dari seluruh kegiatan yang pendanaannya juga diatur
dengan undang-undang sendiri. Oleh karenanya kalau BI menyediakan dana untuk
kegiatan CSR, juga berasal dana yang disisihkan atau dana yang diadakan berdasar
otoritasnya sebagai Bank Sentral. Memerlukan pendalaman tersendiri yang lebih jauh
untuk mengetahui asal sumber dana yang dipergunakan serta proses implementasi CSR .
Kesimpulan dan Saran
Berdasar pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bahwa tidak semua perusahaan yang diteliti, menjalankan usaha yang aman bagi
semua pihak; (a) PLN sebagai BUMN yang menguasai cabang usaha penting bagi
hajat hidup orang banyak dengan misi antara lain: berorientasi pada kepuasan
pelanggan, menjadi pendorong kegiatan ekonomi, dan meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat. Kenyataannya masih banyak mengecewakan dan menghambat
usaha dengan sering adanya giliran padam,
(b) tarif
telkom masih dikeluhkan
sebagai tertinggi kedua didunia, tetapi sudah ada penurunan harga dan perbaikan
layanan, (c) Elnusa berpola charity dan community development, (d) CSR RCTI,
masih lebih fokus pada produk dan dari berita komplain masih ada pelanggan yang
merasa dibohongi, (e) BCA hampir sama dengan RCTI bahwa dalam bisnisnya
pelanggan masih ada yang merasa dibohongi dengan iming-iming fasilitas
kemudahan, tetapi ada upaya perbaikan , (f) BI sebagai organisasi independen yang
memiliki otoritas untuk mengatur pencapaian tujuan, berdasar UU. Segala upaya yang
dilakukan syah apabila otoritas dijalankan sesuai UU yang mengatur.
2. Pelaksanaan CSR diantara perusahaan yang diteliti, sangat bervariasi yaitu mulai dari
tanggungjawab yang bersifat manajerial yaitu pengelolaan sumberdaya dari inputproses dan output yang produktif, maupun realisasi kemampuan perusahaan untuk
mempertanggungjawabkan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan, sampai pada
kemampuan perusahaan meningkatkan pengembangan dan kemandirian lingkungan
sosial.
3. Pemurniat niat implementasi CSR yang merupakan kesadaran akan tanggungjawab
sosial semata-mata menjalankan perintah ALLAH SWT, dalam praktek masih ada
kemungkinan tujuan ganda yaitu sambil promosi dan dengan sengaja memberitakan
59
kepada khalayak bahwa perusahaan telah menjalankan CSR dan bisa mengarah pada
perilaku riya.
Untuk itu disarankan kepada seluruh pengambil keputusan, terutama pada top level
manajemen setiap perusahaan, untuk lebih memurnikan niat dalam melaksanakan CSR.
Baik CSR dengan penerima pada internal organisasi maupun dengan penerima eksternal.
Karena murni atau tidak murni niatnya, ikhlas atau tidak ikhlas pelaksanaannya, dengan
adanya pasal 74 UU nomor 40 tentang PT, tetap dituntut untuk melaksanakan CSR.
Dalam Al Qur’an dan As Sunah yang kebenarannya tak terbantahkan, telah diperintahkan
dan dicontohkan bagaimana setiap manusia adalah pemimpin yang akan diminta
pertanggungjawabannya atas kepemimpinanya kelak.
Tingkat kemurnian niat dan
keikhlasan pelaksanaan yang menunjukkan kualitas taqwa, akan ada kaitannya pada
manfaat dan mudharat bagi stakeholders dan shareholders; menunjukkan betapa
pemimpin dituntut berbuat kebaikan untuk kesejahteraan umat yang dipimpin. Akibat
perbuatan baik para pemimpin adalah peningkatan kesejahteraan umat yang dipimpin,
selanjutnya akan meningkatkan daya beli dan loyalitas untuk berkinerja optimal.
Peningkatan daya beli masyarakat merupakan salah satu sarat terjadinya permintaan
berkelanjutan dan pengembangan produk, penetrasi pasar maupun penguasaan
marketshare, dan loyalitas berkinerja tinggi akan berakibat pada peningkatan
produktifitas-rasa memiliki dan mengikis kemungkinan terjadi penyimpangan-pencuriankecurangan maupun kecenderungan korupsi, meningkatkan profit bagi perusahaan/
organisasi. Dengan demikian semua pihak (Owner, manajer, pegawai, pemasok,
pelanggan dan stakeholders lainnya) sejahtera dan semoga Allah SWT senantiasa
menuntun kita sekalian pada ridhoNya, dan equitas merek akan terjadi atas invisible hand
ALLAH.
60
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David A. 1991. Managing Brand Equity. New York: Free Press,
Macmillan
Al Qur’an, Kitab Suci, Versi – PC.
---, 1997, Undang Undang RI No. 23 Tahun 1997, Tentang : Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
---, 2007, Undang- undang nomor 40 tentang Perseroan Terbatas, pasal 74,
kewajiban melaksanakan CSR.
---, Johannesburg Summit, 2002, The World Summit on Sustainable Development,
Copyright © United Nations, Department of Economic and Social Affairs - Division for
Sustainable Development
- Comments
and
suggestions,
dalam:
http:
//www.un.org/jsummit, 24 August 2006,
Amin Widjaja Tunggal, 2008. Bussiness Ethicts Dan Corporate Social
Responsibility Konsep Dan Kasus, Harvarindo.
Erie Sudewo, 2008, Round Table Discussion AAI: Konsep Social Responsibility
of the Businessman, oleh Howard Rothmann Bowen 1953 dalam blog.auditorinternal.com
Fandy Tjiptono, 2005. Brand Management dan Strategy. Yokyakarta : Penerbit
Andi.
Fathuddin Jafar, 2008, Nasihat-Ulama: Meneladani Konsep Pembangunan Nabi
Ibrahim, http://www.eramuslim.com dalam kammi telkom.co.cc
Godo Tjahjono, 2007, Majalah Marketing ”CSR for Profit” (edisi 11/2007, di
download dari: www.mediakonsumen.com
Kotler, Philip. 2005. Marketing Management. New Jersey: Pearson Education, Inc
Mukhamad Najib, 2008, Bisnis dan Kesejahteraan Publik, Majalah SHARING,
edisi Oktober 2008 dalam bloger najib23.Multiply.com
Najmudin
Ansorulloh, 2008, "CSR dalam Perspektif Islam", http://
www.mediakonsumen.com/Artikel986.html. Download pada tanggal 05 februari 2009.
Presiden RI, 1999, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun
1999, tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Susanto, A.B dan Wijanarko, Himawan. 2004. Power Branding: Membangun
Brand Yang Legendaris. Bandung: PT Mizan Pustaka.
61
Usup Supriyadi, 2008,
blog.wordpress.com.
Konsep Kurban dalam Islam, dalam blog: dego.
Wheelen, Thomas L, Hunger, J.David, 2002, Strategic Management, Business
Policy, 8th edition, Prentice-Hall International, USA
Yusuf Wibisono, 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate social
responsibility. Gresik: Fascho Publishing.
http://www.wikipedia.org/wiki/tanggung_jawab_sosial_perusahaan.Didownload
pada tanggal 05 februari 2008
-www.rcti.tv, -www.republika.co.id, -www.kompas.com , -www.suarakarya- ,
online.com , -www.bkkbn.go.id
www.pln.co.id, Humas PLN Kalselteng , Tuesday, 22 December 2008
62
Download