pedoman penulisan ringkasan hasil studi/kajian

advertisement
RINGKASAN HASIL STUDI/KAJIAN
“ PENGEMBANGAN MEDIA KOMUNITAS “
Abstrak
Dengan semakin meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap
hak-haknya untuk memperoleh informasi yang sesuai kebutuhan dan tepat waktu
diharapkan akan mewujudkan pemerataan dan keadilan dalam memperoleh informasi.
Informasi dan media massa selain mempunyai peran yang sangat penting dan menentukan
bagi keberhasilan pembangunan sistem politik demokrasi, juga berkaitan dengan upaya
mencerdaskan bangsa.
Media Komunitas sebagai media komunikasi massa mempunyai peran penting
dalam kehidupan sosial, budaya, politik, dan ekonomi, memiliki kebebasan dan
tanggungjawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan,
hiburan, serta kontrol dan perekat sosial.
Kajian “Pengembangan Media Komunitas” ini dilakukan untuk melihat media
komunitas sebagai media masyarakat dalam mengekspresikan dan mengembangkan
dirinya, serta berpartisipasi dalam sistem komunikasi nasional. Di samping itu juga untuk
membuktikan kegunaannya bagi komunitas, masyarakat yang lebih luas, dan bangsa
secara keseluruhan, selain potensinya dalam pemberdayaan masyarakat serta
pemberdayaan proses demokratisasi politik dan komunikasi. Kajian ini ingin memperoleh
gambaran menyeluruh tentang penyelenggaraan beberapa media komunitas yang dibatasi
mengenai radio pada umumnya, dan gambaran yang lengkap mengenai beberapa
komunitas yang dilayani oleh suatu media komunitas. Untuk itu dilakukan analisa
terhadap Populasi Lembaga Penyiaran Komunitas, Gambaran tentang penyelenggaraan
media komunitas, Gambaran komunitas yang dilayani oleh media komunitas, dan
Karakteristik komunitas yang memungkinkan munculnya suatu media komunitas
Hasil analisis menunjukkan media komunitas dalam hal ini radio komunitas
tumbuh dengan pesat seiring dengan iklim keterbukaan yang lebih luas sejak era reformasi
dan pertumbuhannya disambut dengan baik oleh kalangan peneliti, pemerhati, penggerak
hak-hak asasi manusia, gerakan pro-demokrasi, dan kalangan pemerintah yang pro pada
pemberdayaan masyarakat dari level yang paling bawah. Media komunitas mempunyai
berbagai kegunaan bagi komunitas yang dilayaninya, antara lain : Mempresentasikan dan
mendukung budaya dan identitas lokal; Menciptakan pertukaran opini secara bebas;
Menyediakan program yang variatif; Merangsang demokrasi dan dialog; Mendukung
pembangunan dan perubahan sosial; Mempromosikan masyarakat madani; Mendorong
hadirnya pemerintahan yang baik; Merangsang partisipasi melalui penyebaran informasi
dan inovasi; Menyediakan kesempatan bersuara; dan Berfungsi menghubungkan
komunikasi di komunitas; Memberi kontribusi pada variasi kepemilikan penyiaran; seta
Menyediakan sumber daya manusia bagi industri penyiaran
Untuk mendukung terwujudnya pengembangan media komunitas sesuai dengan
hasil kajian ini, perlu diperhatikan, antara lain : keterlibatan dan kontribusi pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap pembuatan kebijakan di bidang media komunitas
1
(penyiaran komunitas) dengan memperhatikan pokok-pokok pikiran yang telah
disampaikan; praktisi media komunitas dan pemerintah segera duduk bersama dan
membicarakan secara terbuka formula-formula pengaturan yang lebih tepat untuk
Lembaga Penyiaran Komunitas; diharapkan draf Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Penyelenggaranaan Lembaga Penyiaran Komunitas “Versi Publik” segera diwujudkan,
dan suatu pengaturan yang benar-benar berpihak pada hak-hak asasi berkomunikasi serta
mendorong proses demokratisasi Indonesia.
Latar Belakang
Komunikasi, informasi dan media massa selain mempunyai peran yang sangat
penting dan menentukan bagi keberhasilan pembangunan sistem politik demokrasi, juga
berkaitan dengan upaya mencerdaskan bangsa. Di samping itu masyarakat telah semakin
memahami dan menyadari hak-haknya untuk memperoleh informasi yang benar dan tepat
waktu.
Selain pemantapan kelembagaan, mekanisme komunikasi dan arus informasi serta
penguatan fungsi pelayanan informasi dalam menjamin hak masyarakat untuk
memperoleh informasi, upaya yang juga sangat penting adalah bagaimana mendorong
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan komunikasi dan informasi.
Di era global, informasi merupakan kebutuhan masyarakat yang sangat penting.
baik masyarakat “bawah”, “menengah”, maupun kelas “atas”. Informasi merupakan sarana
untuk “melihat dan mendengar dunia”. Berlakunya UU otonomi daerah diharapkan akan
memandirikan daerah dalam mengelola sumber dayanya. Mandiri dalam arti bahwa
pengelolaan daerah akan lebih mengacu kepada kebutuhan daerah secara lokal. Dalam
hal kebutuhan informasi, era otonomi sangat sejalan dengan munculnya media komunitas,
yang mempunyai karakter, dari, untuk dan oleh masyarakat setempat. Media Komunitas
adalah salah satu kategori jasa atau lembaga penyedia informasi yang umumnya
beroperasi di masyarakat.
Permasalahan
Pemerataan dan keadilan dalam memperoleh informasi merupakan masalah dalam
bidang komunikasi dan informasi. Hal ini disebabkan oleh adanya ketimpangan dalam
mengakses antara masyarakat yang miskin informasi dengan masyarakat yang kaya
informasi, sebagai akibat disparitas ekonomi dan sosial. Media Komunitas sebagai media
komunikasi massa mempunyai peran penting dalam kehidupan sosial, budaya, politik, dan
ekonomi, memiliki kebebasan dan tanggungjawab dalam menjalankan fungsinya sebagai
media informasi, pendidikan, hiburan, serta kontrol dan perekat sosial. Masyarakat
kalangan bawah yang biasanya miskin, peluangnya sangat kurang untuk mendapat
informasi. Oleh karena itu dalam pengembangan media komunitas perlu
mempertimbangkan hal-hal : Populasi Lembaga Penyiaran Komunitas; Asas Keadilan;
Asas Manfaat; dan Sumber Daya Manusia; serta Pemanfaatan Gelombang Radio.
2
Tujuan
Penelitian ini bermaksud melihat media komunitas sebagai :
1. Media dimana masyarakat dapat mengekspresikan diri dan mengembangkan dirinya
2. Media dimana masyarakat dapat berpartisipasi dalam sistem komunikasi nasional
3. Media yang masih membuktikan kegunaannya bagi komunitas, masyarakat yang lebih
luas, dan bangsa secara keseluruhan
4. Media yang bila dapat dibuktikan berpotensi dalam pemberdayaan masyarakat serta
pemberdayaan proses demokratisasi politik dan komunikasi, maka pemerintah harus
membuat kebijakan, pengalokasian dana, serta menciptakan program yang dapat
mengembangkan media komunitas di seluruh Indonesia
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Kajian Pengembangan Media Komunitas ini adalah :
1) Menggali gambaran yang menyeluruh mengenai penyelenggaraan beberapa media
komunitas yang dibatasi mengenai radio pada umumnya,
supaya dapat
diidentifikasi :
ƒ Faktor-faktor yang memungkinkan munculnya suatu media komunitas
ƒ Faktor-faktor yang membantu dan menghambat penyelenggaraan suatu media
komunitas
ƒ Masalah-masalah yang dapat ditimbulkan oleh suatu media komunitas
2) Menggali gambaran yang lengkap mengenai beberapa komunitas yang dilayani oleh
suatu media komunitas untuk mengidentifikasi :
• Karakteristik komunitas yang memungkinkan munculnya suatu media komunitas
• Kegunaan media komunitas bagi komunitas yang dilayaninya
Kerangka Teoritis
Beberapa literatur dan kelaziman dalam dunia penyiaran, komunitas umumnya
digunakan dalam 2 (dua) konteks utama, yaitu : komunitas yang terbentuk secara geografis
atau komunitas dengan batasan geografis tertentu, dan komunitas yang terbentuk atas
dasar rasa identitas seperti minat, kepentingan dan/atau kepedulian suatu komunitas.
Untuk melayani kebutuhan komunitas tertentu atas komunikasi dan informasi maka
dibentuklah Lembaga Penyiaran Komunitas.
Lembaga Penyiaran Komunitas adalah lembaga penyiaran yang memberikan
pengakuan secara signifikan terhadap peran supervisi dan evaluasi oleh anggota
komunitasnya melalui sebuah lembaga supervisi yang khusus didirikan untuk tujuan
tersebut, dimaksudkan untuk melayani satu komunitas tertentu saja, dan (karenanya)
memiliki daerah jangkauan yang terbatas. 1)
Dalam konteks penyiaran komunitas secara geografis maupun yang dibangun atas
dasar kesamaan identitas dianjurkan memiliki batas daerah jangkauan karena semakin
kecil atau terbatas daerah operasi sebuah Lembaga Penyiaran Komunitas semakin dapat
1
Jurusan Ilmu Komunikasi – FISIP Universitas Indonesia, “ Penyiaran Alternatif tapi Mutlak “, Effendi Gazali (Editor),
Penerbit Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP-UI, Jakarta, 2002
3
menjalankan prinsip “dari, oleh dan untuk” komunitasnya. Dengan semakin
berkembangnya Lembaga Penyiaran Komunitas dimungkinkan akan menimbulkan
kekuatiran dan manfaat. Kekuatiran yang akan timbul antara lain : munculnya konflik
bernuansa SARA, terutama Penyiaran Komunitas yang berbasis identitas. Hal ini
disebabkan banyaknya penyiaran komunitas yang didirikan atas dasar keterikatan dengan
latar belakang agama tertentu. Disamping itu juga kekuatiran terhadap pemborosan
spektrum frekuensi radio, terutama dengan adanya kecenderungan banyaknya komunitas
dengan identitas tertentu mendirikan lembaga Penyiaran Komunitas untuk mendukung
aktivitas mereka.
Manfaat yang dapat diperoleh dengan didirikannya Lembaga Penyiaran Komunitas
antara lain adalah adanya interaksi positif antar anggota masyarakat. Disamping itu juga
akan dibuatnya pengaturan-pengaturan yang baik sehingga akan menumbuhkan ketaatan
menghindari pemborosan terhadap spektrum frekuensi radio.
KOMUNITAS
Geografi
Minat,
Kepentingan,
Kepedulian
PENYIARAN
KEKUATIRAN
Batas
Jangkauan
Prinsip: dari,
oleh, dan
untuk
anggota
komunitas
Konflik
bernuansa
SARA
Interaksi
positif
masyarakat
Pemborosan
spektrum
frekuensi
radio
Pengaturan
yang baik
dan
ketaatan
menghinda
Intensitas
komunikasi
Perlu
legitimasi
dari anggota
komunitasny
a (work with
the people)
MANFAAT
DAMPAK
Akses
informasi
Hubungan sosial
Partisipasi
Menghin
dari
Ketahanan
sosial
Demokratiasi
Persatuan
Wawasan
Kebangsaa
Dengan berkembangnya Lembaga Penyiaran Komunitas maka berdampak pada :
meningkatnya akses informasi yaitu dari dan untuk anggota; meningkatnya hubungan
sosial baik diantara anggota maupun antar Lembaga Penyiaran Komunitas; meningkatnya
partisipasi masyarakat dan untuk menghindari konflik antar anggota maupun dengan
anngota komunitas lain.
Tumbuhnya Lembaga Penyiaran Komunitas yang baik akan berdampak pada
menguatnya ketahanan sosial, tumbuhnya demokratisasi, meningkatnya persatuan dan
4
kesatuan serta meningkatnya wawasan kebangsaan. Hal tersebut dapat dilihat pada bagan
diatas.
Metodologi
1.
2.
3.
4.
Bahan kajian sebagai data analisis diperoleh dengan beberapa cara yaitu :
Wawancara dengan beberapa pengelola dan anggota media komunitas;
Focused group discussion dengan kelompok komunitas;
Analisis isi dengan mengkaji beberapa program media komunitas;
Observasi, dan menyelenggarakan Musyawarah Nasional Masyarakat Penyiaran
Komunitas.
Hasil Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dengan metodologi tersebut di atas
menghasilkan bahan analisis antara lain :
¾ Populasi Lembaga Penyiaran Komunitas
¾ Gambaran tentang penyelenggaraan media komunitas
¾ Gambaran komunitas yang dilayani oleh media komunitas
¾ Karakteristik komunitas yang memungkinkan munculnya suatu media komunitas
Analisis Data
Hasil pengumpulan data tersebut menghasilkan analisis yaitu :
1. Populasi Lembaga Penyiaran Komunitas terdiri dari : Jaringan Radio Komunitas
Indonesia (JRKI); Persatuan Radio Kampus Indonesia (PRKI); Jaringan Radio Suara
Petani dan Nelayan (JRSP dan JRSN); Radio komunitas lain di luar jaringan tersebut;
Televisi Komunitas; dan Media cetak komunitas.
2. Diperoleh gambaran mengenai faktor-faktor yang memungkinkan munculnya suatu
media komunitas, yaitu : kekuatan dukungan anggota komunitasnya dengan syarat
utama partisipasi aktif anggota sejak tahap perencanaan, penyelenggaraan hingga
evaluasi terhadap pelaksanaannya. Di samping itu juga pertanggungjawaban pengelola
terhadap komunitasnya. Keberadaan media komunitas hanya akan kuat jika didukung
oleh anggota komunitasnya. Tanpa dukungan anggotanya, media komunitas tidak
dapat diharapkan akan berumur panjang. Oleh karena itu, untuk mendirikan radio
komunitas syarat utama yang harus dipenuhi adalah adanya partisipasi anggota
komunitas, mulai dari tahap perencanaan, penyelenggaraan hingga evaluasi penyiaran
media komunitas.
Pada tahap perencanaan, bentuk partisipasi anggota komunitas berupa keikutsertaan
mereka dalam menetapkan misi atau tujuan media. Misi suatu radio akan sangat
menentukan jenis program siaran dan segala aktivitas lainnya yang dijalankan oleh
media. Karena anggota komunitas sangat banyak jumlahnya, maka perlu metode
khusus untuk memberi kesempatan kepada mereka untuk berpartisipasi. Biasanya yang
digunakan adalah metode diskusi terfokus (FGD) bersama anggota komunitas yang
5
mewakili berbagai kelompok warga. Di samping itu bisa juga dengan wawancara
mendalam dengan tokoh-tokoh masyarakat. Akan lebih lengkap lagi jika dilakukan
juga semacam angket yang disebarkan kepada seluruh anggota komunitas. Pertanyaan
kunci yang bisa diajukan misalnya : apa masalah bersama yang sedang dihadapi?, apa
bentuk keterlibatan yang bisa mereka lakukan?
Syarat lain yang harus dipenuhi oleh suatu media komunitas adalah
pertanggungjawaban pengelola media kepada anggota komunitasnya. Pilihan program,
pengelolaan dana, dan segala aktifitas media komunitas harus dipertanggungjawabkan
kepada anggota komunitasnya. Caranya, biasanya dengan membentuk suatu lembaga
yang merupakan representasi dari seluruh anggota komunitas.
3. Partisipasi warga dalam menjalankan siaran harus dibuka seluas-luasnya. Dengan
demikian media komunitas akan menjadi media yang mampu menjembatani dialog
antar berbagai unsur dalam masyarakat. Idealnya, pengelola media komunitas hanya
berperan sebagai mediator, sementara aktor yang sesungguhnya adalah anggota
komunitas.
Beberapa faktor yang dapat diidentifkasi sebagai faktor pendukung terselenggaranya
suatu media komunitas, antara lain :
- Terdapatnya keyakinan dalam masyarakat bahwa masyarakat setempat mempunyai
hak untuk mendapatkan atau membutuhkan program-program penyiaran lain yang
lebih bermanfaat di luar apa yang telah dicoba berikan oleh lembaga penyiaran
komersial yang ada.
- Adanya jaminan dan pengaturan dalam UU Penyiaran.
- Tingginya minat serta antusiasme untuk mendirikan media-media komunitas. Hal
ini tampak dari maraknya pertumbuhan radio dan TV komunitas di seluruh
Indonesia.
4. Faktor-faktor yang diidentifikasi sebagai faktor penghambat terhadap terselenggaranya
media komunitas antara lain pengaturan dalam UU Penyiaran yang belum tegas dan
belum adanya Local Consultative Forum (LCF) untuk komunitas.
LCF semula digagas untuk penyiaran publik – tapi sebenarnya konsepnya bisa dipakai
untuk level komunitas. Tanpa LCF mereka tidak dapat mengetahui bahwa mereka
mendapat mandat atau ada supervisi atau evaluasi dari anggota komunitasnya.
Sehingga harus dihindari upaya pembentukan media komunitas yang hanya sekedar
hobi, yakni mendirikan radio kemudian memakai nama komunitas. Ini artinya berlaku
prinsip paternalistik : mereka yang merasa tahu kebutuhan dan keinginan, serta sudah
merasa mewakili publik.
5. Masalah yang dikhawatirkan dapat timbul dengan adanya media komunitas yaitu
konflik bernuansa SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) dan pemborosan
spektrum frekuensi. Mengenai alasan ini, terdapat bukti-bukti di lapangan yang
menunjukkan bahwa kekhawatiran itu tidak signifikan. Sebagai contoh, Radio Abilawa
FM yang terletak di perbatasan tiga kabupaten (Subang, Purwakarta dan karawang)
justru menjadi pemersatu berbagai kelompok masyarakat yang sering bentrok dan
tawuran.
Peran Radio Abilawa sebagai peredam konflik SARA ini diakui oleh aparat
pemerintah daerah setempat. Yang dilakukan oleh pengelola Abilawa FM adalah
menyelenggarakan acara diskusi yang melibatkan pemuda, masyarakat dan tokoh desa.
6
Pertemuan dilakukan di studio sehingga mereka dapat langsung bertatap muka. Selain
itu pihak-pihak yang terlibat juga salng mengirimkan pesan dan lagu melalui radio ini.
Tentang alasan pemborosan spektrum frekuensi, telah terdapat analisa bahwa jika
diatur dengan baik dan semua pihak menghormati aturan tersebut, maka tidak akan
terjadi emborosan frekuensi. Analisis Onno W. Purbo, pakar informatika dan
telekomunikasi menunjukkan bahwa bila pemerintah memberikan sekitar 5 persen
gelombang yang ada untuk radio komunitas, maka ratusan radio komunitas bisa berdiri
dan jutaan penduduk bisa berbicara mengemukakan pendapatnya di udara.
6. Diperoleh gambaran tentang karakteristik komunitas yang memungkinkan munculnya
media komunitas, yaitu adanya kebutuhan di kalangan komunitas kecil di tingkat
kampung atau desa atau kelompok-kelompok masyarakat yang terpinggirkan
(pedagang kecil, petani, buruh) untuk sekedar bertukar informasi atau gagasan,
menyebarluaskan berbagai bentuk ekspresi seni yang tidak tertampung dalam mediamedia komersial, bahkan masuk dalam ideologi perlawanan.
Kesimpulan
Hasil kajian memperlihatkan betapa media komunitas (radio komunitas)
bertumbuh dengan pesat seiring dengan iklim keterbukaan yang lebih luas sejak era
reformasi. Dalam banyak hal pertumbuhannya disambut dengan baik oleh kalangan
peneliti, pemerhati, penggerak hak-hak asasi manusia, gerakan pro-demokrasi, dan
kalangan pemerintah yang pro pada pemberdayaan masyarakat dari level yang paling
bawah (akar rumput). Namun cepat atau lambat, sejalan dengan kevakuman hukum karena
belum disahkannya UU Penyiaran, berbagai problem yang semula tidak selalu dirisaukan,
mencuatkepermukaan baik dikalangan internal praktisi media komunitas maupun diantara
para pemerhati seperti juga kalangan pemerintah. Persoalan-persoalan tersebut dalam
salah satu cara pandang dapat dipadatkan menjadi: asas keadilan, asas manfaat dan asas
akuntabilitas. Mereka yang tetap sepakat dengan manfaat penyiaran komunitas terus
menerus berusaha baik secara individu maupun kolektif untuk melakukan pembenahanpembenahan. Salah satu upaya pokok adalah sharing antar radio komunitas dan antara
peneliti/akademisi - pemerintah/politisi (yang perduli terhadap eksistensi dan pertumbuhan
media komunitas), serta praktisi media komunitas itu sendiri.
Media komunitas mempunyai kegunaan bagi komunitas yang dilayaninya, antara
lain :
- Mempresentasikan dan mendukung budaya dan identitas lokal
- Menciptakan pertukaran opini secara bebas di media
- Menyediakan program yang variatif
- Merangsang demokrasi dan dialog
- Mendukung pembangunan dan perubahan sosial
- Mempromosikan masyarakat madani
- Mendorong hadirnya pemerintahan yang baik (good governance)
- Merangsang partisipasi melalui penyebaran informasi dan inovasi
- Menyediakan kesempatan bersuara bagi yang tidak memiliki kesempatan
- Berfungsi menghubungkan komunikasi di komunitas (community telephone service)
- Memberi kontribusi pada variasi kepemilikan penyiaran
- Menyediakan sumber daya manusia bagi industri penyiaran
7
Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat disampaikan dari hasil kajian ini adalah sebagai berikut :
1. Hendaknya pihak-pihak yang terlibat dan ikut memberikan kontribusi (bahkan
memberikan pengaruh) terhadap pembuatan kebijakan di bidang media komunitas
(lebih spesifik: penyiaran komunitas) bersedia memperhatikan pokok-pokok pikiran
yang telah dicoba untuk disampaikan dalam Lapaoran Penelitian ini. Kompleksitas
yang terlihat adalah cerminan dari kompleksitas yang riil terdapat di lapangan.
2. Hendaknya para praktisi media komunitas di satu pihak, dan pemerintah di pihak lain,
bersedia segera duduk bersama kembali dan membicarakan secara terbuka: formulaformula pengaturan yang lebih tepat untuk Lembaga Penyiaran Komunitas.
3. Hendaknya Komisi Penyiaran Indonesia Pusat bersabar, menunggu proses konsultasi
dan konsolidasi yang telah berlangsung diantara praktisi penyiaran komunitas dan
dengan fasilitator serta mitra mereka, yang nantinya diharapkan dapat menghasilkan
draft Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaranaan Lembaga Penyiaran
Komunitas “Versi Publik”, dan kemudian pada saat yang tepat memfasilitasi (apabila
diperlukan) pertemuan antara berbagai pihak guna mendapatkan suatu pengaturan
yang benar-benar berpihak pada hak-hak asasi berkomunikasi serta mendorong proses
demokratisasi Indonesia, dimulia dari pengaturan peranan publik yang sangat potensial
menjadi akseleratornya.
8
Download