TATA KELOLA INDUSTRI KELAPA SAWIT DAN PEMBIAYAAN: Kasus Indonesia v.s. Malaysia Diskusi OMS ICW, Bakoel Coffe 17 Januari 2014 WIKO SAPUTRA Peneliti Kebijakan Ekonomi – Perkumpulan Prakarsa DISKUSI HARI INI 1 Latar Belakang 2 Summary – Perbandingan Industri Kelapa Sawit Indonesia - Malaysia 3 Tata Kelola dan Struktur Industri Kelapa Sawit di Indonesia 4 Tata Kelola dan Struktur Industri Kelapa Sawit di Malaysia 5 Model Pembiayaan dan Investasi Kelapa Sawit di Indonesia 6 Model Pembiayaan dan Investasi Kelapa Sawit di Malaysia 7 Rekomendasi Kebijakan Tata Kelola dan Pembiayaan Investasi PENDAHULUAN 1. Pesatnya perkembangan industry kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia 2. Industri kelapa sawit di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dan mampu mengalahkan industry kelapa sawit Malaysia, APA BENAR ADANYA? 3. Upstream Industri versus Downstream Industri – Regulasi Tata Kelola Industri Kelapa Sawit – INDONESIA v.s MALAYSIA 4. Ekspansi besar – besaran perusahaan kelapa sawit di Malaysia, ADA APA SEBENARNYA? 5. Regulasi dan Tata Kelola berkaitan dengan ASPEK PEMBIAYAAN 6. Kenapa Perbankan di Indonesia mendukung PEMBIAYAAN untuk Upstream Industri di Indonesia, KENAPA DENGAN DOWNSTREAM INDUSTRI? 7. Kemana ARAH ADVOKASI OSM DIARAHKAN? PERBANDINGAN LUAS LAHAN (Juta Ha) Sumber: MPOC & MPOB (diolah) PERBANDINGAN PRODUKSI CPO (Juta MT) Sumber: MPOC & MPOB (diolah) PERBANDINGAN YIELD (FFB/Ha) Sumber: MPOC & MPOB (diolah) PERBANDINGAN YIELD (CPO MT/Ha) Sumber: MPOC & MPOB (diolah) OIL EXTRACTION RATE (%) Sumber: MPOC & MPOB (diolah) TATA KELOLA DAN STRUKTUR INDUSTRI KELAPA SAWIT DI INDONESIA ISU REGULASI DAN TATA KELOLA INDUSTRI • Tidak ada Roadmap Industri sejak awal. • Pengembangan industry di dorong ke Upstream Industri; nilai tambah rendah. • UU Perkebunan menciptakan penguasaan korporasi besar dalam industry. • Industri bersifat oligopli – Kartel Usaha. • Tidak kompetetifnya industry di sector Downstream. • MP3EI dan arah industry kelapa sawit (Biofuel). • Isu Lingkungan RSPO v.s. ISPO STRUKTUR INDUSTRI KELAPA SAWIT DI INDONESIA Luas Area Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia Sumber: Dirjen Perkebunan & Sawit Watch (diolah) Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia BIGGEST COMPANY Perusahaan Astra Agro Lestari Sinar Mas Group IndoAgri Wilmar Group PP London Sumatera Plantation PTPN III PTPN IV PTPN V Bakrie Sumatera Plantation Sampoerna Agro Bumitama Agri Guthrie Berhad Sime Darby Tabung Haji Plantation Kuala Lumpur Kepong Golden Hope Plantation Total Sumber: Prakarsa(diolah) Status Perusahaan (Pemilik) Indonesia Indonesia Indonesia Singapura Indonesia BUMN – Indonesia BUMN – Indonesia BUMN – Indonesia Indonesia Indonesia Singapura Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Luas Lahan (Ha) 272,994 278,400 230,919 186,623 106,407 105,290 136,737 77,064 103,288 114,827 113,383 221,685 289,422 82,147 98,792 12,883 2,430,861 PALM OIL PRODUCTION YEARS 2009 2010 2011 2012 2013 2014F 2015F CPO (000 MT) 19.324 19.632 21.101 23,917 27,130 29,941 33,067 YEARS COOKING OIL (BASED PALM OIL) MARGARINE & SHORTENING 2012 2013 2014F 2015F 2016F 6,742 6,861 6,983 7,107 7,234 2,474 2,598 2,728 2,864 3,008 Sumber: MPOC (diolah) OLEOCHEMICHAL FATTY FATTY GLYCEROL ACID ALCOHOL 809 303 120 822 318 133 834 334 148 846 351 164 876 368 175 PALM OIL EXPORTS YEARS UPSTREAM PRODUCT (000 MT) CPO CPKO DOWNSTREAM PRODUCT (000 MT) COOKING OIL (Based Palm Oil) MARGARINE & SHORTENING TOTAL (000 MT) OLEOCHEMICAL FATTY ACIDS FATTY GLYCEROL ALCOHOL 2009 2010 2011 2012 14.870 15.183 15.885 18,334 2.027 2.070 2.119 2,005 3.274 3.312 3.379 3.446 585 673 707 742 580 589 598 607 180 184 188 192 71 80 90 101 21.591 22.095 22.969 25.427 2013 18,591 2,168 3.515 779 616 196 113 25.978 2014F 19,262 2,373 3.585 818 625 199 126 26.988 2015F 20,060 2,619 3.657 859 635 202 141 28.173 2016F 21,493 2,893 3.730 902 658 211 150 30.037 Sumber: MPOC (diolah) SUPPLY CHAIN (BIG COMPANY) Sumber: MPOC (diolah) SUPPLY CHAIN (SMALL COMPANY) Plantation Total Capacity : 60-80 MT FFB (Reconstruction – Finnish December 2012) Palm Oil Mill Plant Location : Nucleas : Desa Adowia, Tapuwatu, Laronanga, Wangkudu (Kab. Konawe ) Plasma : Paka Indah, Kota Maju, Langgikima (Kab. Konawe) Planted Area Inti : 5.000 Ha Plasma : 2.000 Ha Palm Age: Inti 1 years : 918 Ha 2 years : 647 Ha 3 years : 1.198 Ha Plasma 1 years :1.005 Ha 2 years : 995 Ha CPO Basic Product CPKO Sumber: MPOC (diolah) TATA KELOLA DAN STRUKTUR INDUSTRI KELAPA SAWIT DI MALAYSIA ISU REGULASI DAN TATA KELOLA INDUSTRI • Wawasan Malaysia 2020 dan Visi Pengembangan Industri Kelapa Sawit di Malaysia. • Tahun, 2010 Pemerintah Malaysia membatasi pembukaan lahan perkebunan baru. • Opersional dengan makanisme pasar (korporasi) tapi control negara kuat sebagai pemegang saham pengendali. • Private Estate, Smallholder dan Government Agencies • Fokus pada Downstream Industri – di dukung oleh regulasi yang integrasi dan efisien. • MPOA, MPOB, MPOC – Integraty Supply Chain Management • Isu lingkunagn dan RSPO – Diterimanya Product Palm Oil Malaysia di Eropa dan Amerika Serikat. • Support Pembiayaan di Sektor Downstream Industri. LUAS AREA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT 2.546.760 2.558.103 1.431.762 1.442.588 1.021.587 1.076.238 P. MALAYSIA SABAH 2011 SARAWAK 2012 2.185.963 1.292.757 874.152 372.140 Sumber: MPOC & MPOB (diolah) P. MALAYSIA 149.831 SABAH Mature Immature 202.086 SARAWAK PENGUASAAN LAHAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT 14% 6% 3% Private Estates FELDA 1% FELCRA RISDA 14% 62% State Agencies Independent Smallholder Sumber: MPOC & MPOB (diolah) YIELD (FFB/Ha) Sumber: MPOC & MPOB (diolah) YIELD CPO (MT/Ha) Sumber: MPOC & MPOB (diolah) OIL EXTRACTION RATE (%) Sumber: MPOC & MPOB (diolah) MALAYSIA PALM OIL PRODUCTION Palm Oil Products Upstream Products Crude Palm Oil Palm Kernel Crude Palm Kernel Oil Palm Kernel Cake Downstream Products CP Stearin CP Olein RBD Palm Oil RBD Palm Olein RBD Palm Stearin PFAD Cooking Oil Sumber: MPOC & MPOB (diolah) 2012 2013 18,785,030 4,705,900 2,164,024 2,399,204 19,214,794 4,859,020 2,269,822 2,516,664 49,753 207,828 13,255,277 9,538,403 2,540,904 659,083 566,352 86,733 274,469 14,817,770 10,577,107 2,830,126 734,269 644,396 MALAYSIA PALM OIL EXSPORT Export of Oil Palm Products • • • • • • • • • • • CPO PPO Palm Oil CPKO PPKO PKO Palm Kernel Cake Oleochemicals Finished Products Biodiesel Others Sumber: MPOC & MPOB (diolah) 2013 (MT) 3,975,910 14,146,224 18,122,134 245,173 925,659 1,170,831 2,665,083 2,725,755 365,637 175,032 436,804 SUPPLY CHAIN (KGB) Sumber: MPOC & MPOB (diolah) SUPPLY CHAIN (THP) Sumber: MPOC & MPOB (diolah) PEMBIAYAAN INVESTASI DI INDONESIA 1. Prospek pembiayaan di sector Upstream Industri lebih menjanjikan dibandingkan pembiayaan investasi di sector Downstream (NPV, IRR, Payback Period). 2. Kendala di Downstream karena tidak ada regulasi yang terintegrated – Pembiayaan, Insentif Fiskal, Perizinan, Infrastruktur dan SDM 3. Tata kelola industry berbasis mekanisme pasar sehingga korporasi cenderung bergerak mengikuti value chain yang lebih tinggi – Prinsip Bisnis 4. Desain program revitalisasi yang membuka peluang perbankan untuk meningkatkan pembiayaan di sector perkebunan 5. Aturan kepemilikan asing dalam perbankan nasional menguntungkan perbankan Malaysia (CIMB Niaga dan BII Maybank) FINANCIAL ANALYSIS UPSTREAM INDUSTRI FINANCIAL ANALYSIS VALUE Based Rate 5,50 Inflation 6,00 Discounted Factor (DF) 11,50 Net Present Value (NPV) IDR. 1.042.759.615.059 Internal Rate of Return (IRR) Payback Period Sumber: Saputra, 2012 (diolah) 18,95 % 5,1 years* FINANCIAL ANALYSIS DOWNSTREAM INDUSTRI FINANCIAL ANALYSIS VALUE Based Rate 5,50 Inflation 6,00 Discounted Factor (DF) 11,50 Net Present Value (NPV) IDR. 42.621.015.059 Internal Rate of Return (IRR) Payback Period Sumber: Saputra, 2012 (diolah) 12,4 % 16 years* PEMBIAYAAN INVESTASI DI MALAYSIA 1. Pemberlakuan larangan pembukaan lahan baru berdampak terhadap larangan ekspansi perbankan di sector Upstream 2. Industri strategis nasional dikontrol oleh negara 3. Sistem yang terintegrasi antara industry kelapa sawit dan perbankan 4. Insentif terhadap ekspor refinery products yang berimplikasi terhadap daya saing di sector Downstream 5. Penguatan isu lingkungan (Green Banking) di aspek pembiayaan perbankan pada sector industry kelapa sawit. 6. Mendorong ekspansi perbankan Malaysia (CIMB Niaga, BII Maybank) di Indonesia untuk memperkuat support pembiayaan terhadap perusahaan kelapa sawit Malaysia STRUKTUR YANG TERINTEGRASI KEMENTERIAN KEUANGAN & PESURUH JAYA TANAH PERSEKUTUAN AMANAH RAYA BERHAD CIMB KGB PEMBIAYAAN MPOC (KONSULTAN PEMERINTAH) PRAKTEKNYA DI INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN & PESURUH JAYA TANAH PERSEKUTUAN AMANAH RAYA BERHAD KGB CIMB PT. X (RIAU) CIMB - NIAGA PEMBIAYAAN MPOC (KONSULTAN PEMERINTAH) REKOMENDASI TERHADAP KEBIJAKAN DAN STRATEGI ADVOKASI 1. Perlu regulasi perubahan tata kelola industry kelapa sawit berbasis peningkatan nilai tambah (value added) menuju penguatan Downstream industry. Peluang ada dalam RPJMN 2015 – 2019. 2. Mendorong OJK untuk mengeluarkan aturan mengenai Green Banking. 3. Memperkuat peranan negara dengan cara menjadi pemegang saham kendali (minimal 30%) di perusahaan kelapa sawit (Biggest Company), mendorong Holding Company di BUMN. 4. OMS mengarahkan basis advokasi pada aspek pembiayaan dan isu – isu tax avoidance dan tax evasion di industry kelapa sawit. 5. Bila Biofuel menjadi target jangka panjang, orientasinya harus diperjelas bukan taat terhadap aturan.