WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BANK BUMN PERIODE 2005-2013 Oleh : Septalia , M. Agus Salim 2), Ronny Malavia Mardani 3) 1) Alumni FE Unisma; 2) Dosen tetap FE Unisma; 3) Dosen tetap FE Unisma Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Malang 1) ABSTRACT The purpose of this study was to analyze the effect of economic growth, interest rates, inflation rates to lending at state-owned banks. The sample used is a state-owned bank that is listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX), by taking the data start the period January 1, 2007 through December 31, 2013, the sampling technique used is porposive sampling method. Analysis using multiple linear regression method. The results showed that the level of interest rates and inflation is positive and significant impact on the state-owned bank lending in the period 2005-2013. Meanwhile, economic growth does not affect the state-owned bank lending in the period 2005-2013 Keywords: economic growth, interest rates, inflation rates and lending PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam setiap bank pasti akan menemukan adanya kredit macet alias nasabah tidak mampu lagi untuk melunasi kreditnya hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu: (1) Dari pihak perbankan, hal ini karena pihak analisis kredit kurang teliti baik dari mengecek kebenaran dan keaslian dokumen maupun salah dalam melakukan perhitungan dengan rasio-rasio yang ada. (2) Dari pihak nasabah, kemacetan kredit yang disebabkan oleh nasabah diakibatkan dua hal yaitu: (a) Adanya unsur kesenjangan. Dengan ini nasabah sengaja tidak mau membayar kewajibannnya kepada bank sehingga kredit yang diberikan dengan sendiri macet. (b) Adanya unsur tidak sengaja hal ini nasabah memiliki kemauan untuk membayar akan tetapi tidak mampu dikarenakan usaha dibiayai terkena musibah, misalnya kebanjiran atau kebakaran (Kasmir, 2000). Kredit yang diberikan oleh bank terdapat berbagai macam jenis, tergantung dari bank yang menyalurkannya. Besar kecilya bunga kredit sangat mempengaruhi keuntungan bank, mengingat keuntungan utama bank adalah dari hasil bunga kredit dengan bunga simpanan. Bank Indonesia sebagai pengawas dan Pembina perbankan dapat saja menyarankan untuk melakukan berbagai perbaikan. Jika kondisi bank sedemikian parah, namun masih memiliki beberapa potensi, maka sebaiknya dicarikan jalan keluarnya, dengan model penggabungan usaha dengan bank lainnya, sedangkan langkah likuidasi merupakan jalan keluar terakhir dalam rangka menyelamatkan uang masyarakat (Kasmir, 2006). Krisnawati (2011) dalam penelitiannya dapat membuktikan secara simultan Produk Domestik Bruto, Tingkat Suku Bunga dan Inflasi terhadap variabel terikatnya Penyaluran Kredit berpengaruh secara parsial dengan tingkat simpanan masyarakat dan Suku Bungan Kredit berpengaruh nyata terhadap penyaluran kredit, sedangkan Produk Domestik Bruto (PDB) dan Inflasi tidak berpengaruh secara tidak nyata dan yang paling dominan adalah tingkat pinjaman masyarakat. Sedangkan Purwaningtari (2009) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa tingkat suku bunga kredit secara simultan mempunyai pengaruh terhadap penyaluran kredit modal kerja dan tingkat suku bunga kredit secara parsial mempunyai pengaruh yang lebih kecil terhadap penyaluran kredit modal kerja. Selanjutnya Hasanudin dan Prihatiningsih (2010) dalam penelitiannya dapat membuktikan dengan statistik bahwa dana pihak ketiga dan risiko kredit berpengaruh terhadap penyaluran kredit sedangkan Non Performance loan (NPL), suku bunga kreditdan inflasi tidak 37 38 WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 mempengaruhi penyaluran kredit BPR di Jawa Tengah. Anindita (2011) dalam penelitiannya dapat membuktikan bahwa Tingkat Suku Bunga, berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM. Risnawati (2013) dalam penelitiannya dapat menyimpulkan bahwa Tingkat suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran Kredit Cepat Aman (KCA) pada PT Pegadaian SULSEL. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya tidak terlihat bahwa dalam penelitiannya menggunakan variabel pertumbuhan ekonomi dan dari hasil-hasil penelitian sebelumnya juga terlihat bahwa adanya kesenjangan penelitian (researtch gap) dimana penelitian-penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan yang tidak konsisten satu sama lainnya sehingga hal ini sangat mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, dan tingkat inflasi terhadap penyaluran kredit pada Bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama priode 2005-2013 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah: apakah pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga dan tingkat inflasi berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada Bank BUMN? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis : pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, tingkat inflasi terhadap penyaluran kredit pada bank BUMN. Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi, yaitu sebagai berikut: a) Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan strategi yang baik dan terarah dalam mencapai target penyaluran kredit khususnya pada Bank BUMN pada masa yang akan datang, b) diharapkan membawa manfaat sebagai bahan pertimbangan dalam menginvestasikan modal yang dikembangkannya dan menjadi refrensi tambahan bagi peneliti-peneliti yang akan datang KERANGKA TEORITIS DAN PANGEMBANGAN HIPOTESIS Hasil Penelitian Terdahulu Anggrahini (2005) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa variabel modal dan simpanan masyarakat berpengaruh positif terhadap kredit. Variabel Tingkat suku bunga SBI berpengaruh positif terhadap kredit perbankan dalam tingkat signifikansi 10%, sedangkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap kredit perbankan. Iqlima (2010) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pengaruh inflasi dan suku bunga kredit modal kerja terhadap posisi kredit modal kerja dapat dibuktikan Pada hasil uji regresi berganda, secara simultan inflasi dan suku bunga kredit modal kerja secara bersamaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap posisi kredit modal kerja Bank Persero. Sedangkan hasil pada suku bunga kredit modal kerja menunjukkan hasil yang signifikan terhadap posisi kredit modal kerja Bank Persero.. Lekhenila (2010) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan positif simpanan masyarakat terhadap penyaluran kredit dan terdapat pengaruh signifikan negatif tingkat suku bunga pinjaman terhadap penyaluran kredit dan tidak adanya pengaruh tingkat inflasi terhadap penyaluran kredit, namun terdapat pengaruh secara simultan antara simpanan masyarakat, tingkat suku bunga pinjaman dan tingkat inflasi terhadap penyaluran kredit sebesar 95%. Sedang Novresia (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap jumlah pinjaman bank kepada pemerintah di Kalimantan Barat, sementara inflasi dan pendapatan per kapita tidak signifikan Pengertian Kredit WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 Menurut Kasmir (2006:101) Dalam bahasa latin kredit disebut“Credere” yang artinya percaya. Maksudnya pembeli kredit percaya kepada pemakai kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. Oleh karna itu, untuk meyakinkan bank bahwa sipenerima kredit benar-benar dapat dipercaya, maka sebelum kredit diberikan, terlebih dahulu bank mengadakan analisis kredit. Analisis kredit mecakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Menurut Undang-Undang Perbankan No 10 tahun 1998 Dalam Kasmir (2006: 102) kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang diberi pinjaman melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Menurut Suyatno, dkk (2007) Kredit dalam arti ekonomi adalah penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk barang, uang, maupun jasa. Menurut Simorangkir (2004 : 101) kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas dasar kepercayaan. Dengan demikian, pemberian kerdit merupakan pemberian kepercayaan, yang berarti bahwa suatu lembaga kredit baru akan memberikan kredit jika ia benar-benar yakin bahwa penerima kredit akan mengembalikan pinjaman yang akan diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa unsur yang terdapat dalam kredit adalah sebagai berikut: Kepercayaan, Waktu, dan Degree of risk Menurut Kasmir (2007: 104) penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar. Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. Adapun penjelasan untuk 5C kredit adalah sebagai berikut: 1. Character Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberi kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah bank yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti, cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan social standingnya. 2. Capacity Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentun pemerintah. Begitu pula dengan kemampuan dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada ahirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. 3. Capital Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca, laporan laba rugi) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likiditas, solfabilitas, rentabilitas dan ukuran lannya. 4. Coleteral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. 5. Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, seperti prospek usaha dari sektor 39 40 WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 yang dijalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehinga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. Pertumbuhan Ekonomi Menurut Todaro (2009: 152) Pertumbuhan ekonomi adalah nama sebuah perlombaan demikian kata pepatah yang umum dikenal dalam dunia ekonomi modern. Akan tetapi dalam kenyataannya, telaah ekonomi mengenai pertumbuhan itu dapat dilacak, sampai ketahap awal pertumbuhan disiplin ilmu itu sendiri. Sebagian besar ekonom menunjuk tahun 1976 sebagai tahap permulaan perkembangan itu, yaitu ketika Adam Smith pertama kali menerbitkan risalahnya yang terkenal, The Wealth of Nations, yang juga dikenal luas sebagai The Economic Growth of Nation. Khususnya dalam dua danasawarsa terahir ini, perhatian utama ekonomi dunia dicurahkan pada tindakan untuk memacu tingkat pertumbuahan pendapatan nasional. Menurut Nurul, Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara umum yaitu: 1. Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada dan penggunaan bahan baku industri dalam negeri semaksimal mungkin. 2. Faktor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang tidak rumit dan berpihak pada pasar. 3. Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran, harus surplus sehingga mampu meningkatkan cadangan devisa dan menstabilkan nilai rupiah. 4. Faktor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga ini juga harus di antisipatif dan diterima pasar. 5. Faktor keuangan negara, yaitu berupa kebijakan fiskal yang konstruktif dan mampu membiayai pengeluaran pemerintah. Tingkat Suku Bunga Bank Menurut Kiryanto dalam (Sun’an dan Kaluge, 2007), penetapan suku bunga kredit merupakan pilihan dilematis bagi bank walaupun dalam kenyataannya suku bunga kredit yang cenderung masih tinggi akan menyebabkan penyaluran kredit akan tersendat. Jika tetap memutuskan menyalurkan kredit maka risiko kegagalan yang dihadapi oleh bank akan semakin tinggi. Menurut Kasmir (2007: 122) faktor-faktor yang memepengaruhi besar kecinya penetapan bunga suku bunga adalah sebgai berikut: 1. Kebutuhan dana apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkatkan, maka yang dilakukan oleh bank, agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan suku bunga secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman, namun apabila dana yang ada disimpan banyak sementara permohonan simpanan sedikit lama bunga simpanan akan turun. 2. Persaingan dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk buanga simpanan rata-rata 16% maka, jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan diatas bunga pesaing misalnya 10% namun sebaiknya untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawah bunga pesaing. 3. Kebijakan pemerintah, dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 4. Target laba yang diinginkan, sesuai dengan target laba yang diinginkan jika laba yang diinginkan maka bunga pinjaman ikut besar sebaliknya 5. Jangka waktu, Menurut Kasmir (2008: 135) mengatakan bahwa bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan perinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Dalam kegiatan perbankan sehari-hari terdapat dua macam bungga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu: a. Bunga simpanan yaitu biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah. WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 b. Bunga pinjaman, yaitu pendapatan yang diterima dari nasabah peminjam (debitur). Suku bunga merupakan salah satu variabel yang paling banyak diamati dalam suatu perekonomian. Hal ini disebabkan oleh suku bunga langsung yang mempengaruhi kehidupan kita dan mempunyai konsekuensi penting bagi kesehatan perekonomian. Suku bunga mempengaruhi keputusan peribadi, seperti memutuskan untuk dikonsumsi atau ditabung, akan membeli rumah atau tidak. Suku bunga juga mempengaruhi keputusan ekonomi usaha (bisnis) dan rumah tangga, seperti memutuskan menggunakan dananya untuk berinvestasi dalam bentuk peralatan baru untuk pabrik atau untuk disimpan dibank. Tingkat Inflasi Menurut Mishkin (2008: 13) Inflasi (inflation), yaitu kenaikan tingkat harga yang terjadi secara terus menerus, mempengaruhi individu, pengusaha, dan pemerintah. Inflasi secara umum dianggap sebagai masalah penting yang harus diselesaikan dan sering menjadi agenda utama politik dan pengambil kebijakan. Pengertian inflasi adalah kecenderungan harga- harga untuk naik secara terus-menerus dan umum. Kenaiakan harga dari satu dua barang saja tidak bisa disebut inflasi, kecuali kenaikan tersebut meluas kepada barang-barang lainnya. macam-macam inflasi adalah : Inflasi ringan (dibawah 10% per tahun), Inflasi sedang (10%-30% per tahun), Inflasi berat (30%-100% per tahun) dan Hiperinflasi (diatas 100% per tahun. Secara teoritis variabel inflasi mempengaruhi jumlah kredit secara tidak langsung tetapi melalui berbagai jalur. Inflasi akan mempengaruhi tingkat suku bunga SBI, selanjutnya suku bunga SBI akan mempengaruhi kondisi internal bank. Ketika naiknya suku bunga SBI akan menyebabkan naiknya suku bunga deposito, suku bunga tabungan. Kenaikan suku bunga deposito akan berpengaruh terhadap suku bunga kredit. Dengan demikian, terdapat hubungan positif antara tingkat inflasi dengan penyaluran kredit (Sun’an dan Kaluge, 2007). Hipotesis Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan tinjauan pustaka, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut: H0 : Pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, dan tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran keredit H1 : Pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, dan tingkat inflasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran keredit. METODE PENELITIAN Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini termasuk jenis Explanative Research. Explanative Research yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan berbagai pengaruh yang ditimbulkan, dimana hal ini adalah pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Suja’i dan Maslichah 2000: 5). Penelitian ini dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengkajian Pasar Modal Indonesia (P4MI) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang dengan alamat Jl. MT. Haryono No. 193 Malang. Waktu penelitian ini dilaksanakan yaitu pada bulan Januari 2014 sampai dengan Juli 2014 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2013. Sampel dalam penelitian ini adalah Bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan mengambil data mulai priode 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2013. Metode purposive sampling digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini, yaitu pemilihan sampel sesuai dengan kriteria tertentu. Kriteria-kriteria yang digunakan adalah: a) Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2005-2013; b)Perusahaan non perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 41 42 WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 tahun 2005-2013; c)Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2005-2013; d) Perusahaan perbankan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2005-2013 Definisi Operasionalisasi Variabel a. Penyaluran kredit (Y) Penyaluran kredit merupakan jumlah kredit yang disalurkan kepada masyarakat oleh Bank BUMN dalam kurun waktu 2005-2012. b. Pertumbuhan Ekonomi (X1) Menurut pandangan ilmu ekonomi modern, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara. Dalam hal ini untuk menghitung Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan. 2. Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi). 3. Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X-M). Rumus untuk menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut : G = {(PDBs-PDBk) / PDBk} x 100% Dimana : G = Tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = Produk Domestik Bruto riil tahun sekarang PDBk = Produk Domestik Bruto riil tahun kemarin. c. Tingkat Suku bunga(X2) Menurut Keynes (1991), tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan uang (ditentukan dalam pasar uang). Perubahan tingkat suku bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi, misalnya pada surat berharga, dimana harga dapat naik atau turun tergantung pada tingkat bunga (bila tingkat bunga naik maka surat berharga turun dan sebaliknya), sehingga ada kemungkinan pemegang surat berharga akan menderita capital loss atau gain. Tingkat suku bunga kredit (lending rate) merupakan prosentase (%) tingkat suku bunga rata-rata yang ditawarkan untuk setiap pengajuan kredit BPR pada periode bulanan yang dimulai Bulan Januari sampai dengan Bulan Desember dalam satuan prosen (%) (Hasanudin dan Prihatiningsih: 2010). d. Tingkat Inflasi (X3) Menurut Maksum dan Earlyanti (2004) Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Dengan demikian, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara terus menerus. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi rendahnya tingkat harga maka artinya tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus menerus dan saling mempengaruhi. Istilah inflasi juga di gunakan WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Dalam hal ini inflasi yang digunakan adalah inflasi tahunan nasional yang merupakan indeks dari harga konsumen (IHK) dari Tahun t-1 ke tahun t. Adapun Formulasinya sebagai berikut: INF= IHKt + IHKt-1 IHKt Keterangan: INF = Laju Inflasi pada priode t IHKt = Indeks harga konsumen pada priode t IHKt-1 = Indeks harga konsumen pada periode sebelumnya. Model Penelitian Pertumbuhan Ekonomi Tingkat Suku Bunga Penyaluran Kredit Tingkat Inflasi Gambar 1 Model Penelitian Sumber dan Metode Pengumpulan Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau, laporan historis yang telah tersusun dalam arsip data dokumenter yang telah dipublikasikan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Bank BUMN tahun 2005-2013, yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) dan sumber data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan adalah dokumentasi. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan model analisis Regresi Linier Berganda. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana: Y = Jumlah penyaluran kredit bank BUMN a = konstanta b = koefisien regresi X1 = Pertumbuhan ekonomi X2. = Tingkat suku bunga X3 = Tingkat inflasi e = Residual Error Uji Normalitas Dalam penelitian ini untuk mengetahui data yang tersebar normal atau tidak digunakan metode Kolmogorov-Smirnov Test yaitu dengan persyaratan jika nilai signifikansi (2-tailed) > alpha maka data tersebut normal. 43 44 WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah suatu asumsi model regresi linier dimana tidak adanya korelasi tidak sempurna tetapi relatif sangat tinggi antara variabel-variabel independen. uji gejala multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas, maka dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan mengunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance (santoso, 2004: 206). Apabila nilai VIF (Variance Inflation Factor) > 10 maka terjadi multikolinearitas. Sebaliknya apabila VIF (Variance Inflation Factor) < 10 dan nilai tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas. 2. Uji Heteroskedastisitas Uji asumsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidak samaan varians dari residu antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Jika varian residu antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian asumsi heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Glejser Test. Apabila signifikansi Glejser Test > 0,05 maka tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas. 3. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah regresi linier berganda ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode 1 dengan kesalahan pada t-1 (sebelumnya) jika terjadi makan dinamakan ada problem autokorelasi (Mardani, 2003: 37). Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi dapat dilihat dari uji Durbin Watson. Pedoman mengenai angka D-W (Durbin Watson) untuk mendekati autokorelasi dapat dilihat pada tabel D-W (Durbin Watson) yang dapat dilihat pada buku statistik yang relevan, namun secara umum dapat di gunakn patokan sebagai berikut: 1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif 2. Angka D-W dibawah -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3. Angka D-W dibawah diatas +2, berarti ada autokorelasi negative (santoso, 2012: 241). Uji Hipotesis 1. Uji Statistik F (Simultan) Pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan dilakukan dengan uji F. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang terdapat di dalam model secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% nilai F ratio dari masing-masing koefisien regresi kemudian dibandingkan dengan niai t tabel. Jika F rasio > F tabel atau prob-sig < α = 5% berarti bahwa masing-masing variabel independen berpengaruh secara positif terhadap variabel dependen. 2. Uji Statistik t (Parsial) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (X1, X2, X3, X4, X5) secara sendiri atau masing-masing terhadap variabel dependen Y (Ghozali, 2007: 84-85). Kriteria pengujian : Jika t hitung < t tabel maka Ho ditolak Jika t hitung > t tabel maka Ho diterima Untuk mengukur nilai t tabel, ditentukan tingkat signifikansi 5% derngan derajat kebebasan df = 4 dengan n adalah jumlah observasi. WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Sampel Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut periode tahun 2005 – 2013, yaitu sebanyak 4 bank. Bank BUMN tersebut juga menerbitkan laporan keuangan tahunan dan triwulan. Namun sampel prusahaaan perbankan tersebut memiliki keriteria sebagai berikut: Tabel 1 Sampel Penelitian Kriteria Sampel Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2005-2013 Perusahaan non perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2005-2013. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2005-2013 Perusahaan perbankan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2005-2013 Total Sampel Jumlah 492 421 20 4 4 Sumber: Data yang diolah, 2014 Pada tabel 2 disajikan daftar prusahaan perbankan BUMN yang terpilih menjadi sampel penelitian dan telah memenuhi keriteria diatas sebagai berikut: Tabel 3 Sampel Penelitian No 1 2 3 4 Kode emiten BMRI BBRI BBNI BBTN Nama Perusahaan PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. PT. Bank Negara Indonesia ((Persero), Tbk. PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.. Sumber: Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), 2014 Statistik Deskriptif Tabel 3 Hasil Statistik Deskriptif Pertumbuhan Ekonomi Tingkat Suku Bunga Tingkat Inflasi Penyaluran Kredit N 36 36 36 36 Minimum 4.40 5.75 2.78 45428993.50 Maximum 6.50 12.75 17.11 305199879.75 Mean 5.75 7.86 7.44 137845307.83 Std. Deviation .56 2.00 3.75 77444141.69 Sumber: Data yang diolah, 2014 Tabel 3 menggambarkan deskripsi variabel-variabel secara statistik dalam penelitian ini. Penyaluran kredit mempunyai nilai minimum sebesar 45428993.50; nilai maksimum 305199879.75; mean sebesar 137845307.83 dengan standar deviasi 77444141.69. Pertumbuhan ekonomi mempunyai nilai minimum sebesar 4,40; nilai maksimum 6,50; mean sebesar 5,75; dengan standar deviasi 0,56. Tingkat suku bunga mempunyai nilai minimum sebesar 5.75; nilai maksimum 12.75; mean sebesar 7.86; dengan standar deviasi 2.00. Tingkat inflasi mempunyai nilai minimum sebesar 2.78; nilai maksimum 17,11; mean sebesar 7,44; dengan standar deviasi 3,75. Uji Normalitas Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Pertumbuhan Ekonomi 0.583 0.887 Tingkat Suku Bunga 0.923 0.361 Tingkat Inflasi 0.971 0.303 Penyaluran Kredit 0.820 0.511 45 46 WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4 menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada masing-masing variabel penelitian > 0,05. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal Uji Multikolinearitas Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF Pertumbuhan Ekonomi 0.845 1.084 Tingkat Suku Bunga 0.179 5.578 Tingkat Inflasi 0.196 5.177 1 Hasil uji multikolonieritas pada tabel 5menunjukkan bahwa seluruh variabel independen dalam penelitian ini memiliki nilai VIF < 10 dengan nilai tolerance mendekati 1 dan > 0,1 sehingga hasil uji multikolinearitas ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang tinggi antar variabel independen, atau dengan kata lain bahwa model regresi yang digunakan tidak mengalami gangguan multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas No. 1. 2. 3. Variabel Pertumbuhan Ekonomi Tingkat Suku Bunga Tingkat Inflasi Sig. Glejser Test 0,338 0,587 0,298 Sumber: Data sekunder diolah Hasil uji heteroskedastisitas dalam tabel 6 menunjukan bahwa dari masing-masing variabel memiliki tingkat signifikansi > 0,05. Oleh karena itu, hasil uji ini menunjukkan bahwa model regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari gangguan heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi Variabel Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi Durbin-Watson 0.410 Sumber: Data yang diolah, 2014 Dari Tabel 7 diperoleh hasil Durbin-Watson Test sebesar 0.410 hal ini menunjukkan bahwa Angka D-W dibawah -2 sampai +2, Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ada autokorelasi UJI HIPOTESIS 1. Uji Simultan Tabel 8 Hasil Uji Simultan (Uji F) Model Sum of Squares Regression 8.486 1 Residual 4.174 Total 12.659 Sumber: Data yang diolah, 2014 Fhitung df 3 32 35 Mean Square 2.829 0.130 F 21.688 Sig. b .000 Dari uji Anova atau Uji F pada tabel 8 diatas, diperoleh hasil sebagai berikut: nilai 21,688 dengan probabilitas signifikansi yang menunjukkan 0,000. Nilai probabilitas WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 2. 3. pengujian yang lebih kecil dari α= 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa besaran probabilitas (Sig.)0,000 < 0,05. dan Fhitung (21.688) >Ftabel (2,87). Sehingga Ho ditolak dan H1 diterima Artinya, perubahan variabel pertumbuhan ekonomi (x1), tingkat suku bunga (x2), dan tingkat inflasi (x3), secara serentak (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan penyaluran kredit (y). Koefisien Determinasi (R Square) Tabel 9 Hasil Koefisien Determinasi (R Square) Model R R Square 1 0,819 a 0,670 Adjusted R Square 0,639 Std. Error of Estimate 0,36114 the Durbin-Watson 0.410 Nilai adjusted R-Square dari model regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas (independen) dalam menerangkan variabel terikat (dependen). Nilai koefisien yang diperoleh dari hasil Angka R sebesar 0,819 menunjukkan bahwa korelasi/ hubungan antara variabel x1, x2 dan x3 dengan variabel y adalah kuat, karena angka ini berada di atas 0,5. Sedangkan angka Adjusted R square menunjukkan koefisien determinasi sebesar 0,684. Hal ini berarti 68,4% perubahan variabel y disebabkan oleh perubahan variabel x1, x2, dan x3 sedangkan sisanya 31,6 % disebabkan oleh faktor di luar perubahan variabel x1, x2 dan x3. Uji Parsial Tabel 10 Hasil Uji t (Constant) Pertumbuhan Ekonomi Tingkat Suku Bunga Tingkat Inflasi Unstandardized Coefficients B Std. Error 20.639 0.873 0.044 0.118 -0.387 0.072 0.097 0.037 Standardized Coefficients Beta 0.043 -1.291 0.603 t Sig. 23.632 0.385 -5.386 2.611 0.000 0.703 0.000 0.014 Untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak adalah dengan membandingkan thitung dengan ttabel dan nilai signifikansinya dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji Uji Parsial pada penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi mempunyai thitung sebesar 0.385 dengan probabilitas signifikansi adalah 0.703. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas siginfikansinya di atas 0,05. Berarti H0 diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran kredit. Tingkat suku bunga mempunyai thitung sebesar -5.386 dengan probabilitas signifikansi 0.000. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas siginfikansinya di bawah 0.05. Berarti H0 ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran kredit. Tingkat inflasi mempunyai thitung sebesar 3.271 dengan probabilitas signifikansi 0.014. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas siginfikansinya di bawah 0.05. Berarti H0 ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa Tingkat inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran kredit. Atas dasar hasil analisis regresi dengan menggunakan sebesar 5% diperoleh persamaan sebagai berikut: LnY= 20,639 + 0,045x1 - 387x2 + 0,097x3 + e SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Simpulan Secara simultan pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga dan tingkat inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit pada Bank BUMN periode 2005-2013. Secara parsial tingkat suku bunga dan inflasi berpengaruh positif dan signifikan 47 48 WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 terhadap penyaluran kredit pada Bank BUMN periode 2005-2013. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Secara parsial tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada Bank BUMN periode 2005-2013. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu: a) Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada Bank BUMN sehingga tidak bisa dijadikan generalisasi untuk seluruh Bank yang terdapat di Indonesia; b) Dalam penelitian ini variabel yang digunakan terbatas yaitu variabel pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga dan tingkat inflasi. Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih luas. Hal ini bertujuan agar kesimpulan yang dihasilkan memiliki cakupan yang lebih luas; b) Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel penelitian, seperti simpanan masyarakat, non performing loan (NPL) dan dana pihak ketiga. DAFTAR PUSTAKA Afiff, Faisal, dkk., 1996. ’’Strategi & Oprasional Bank”. PT. Eresco. Bandung. Ghozali, Imam. 2007. ”Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”. Semarang, Universitas Diponogoro. Kasmir. 2006. ” Dasar-dasarPerbankan”. Jakarta, PT Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2007. ” Bank & Lembaga Keuangan Lainny ”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Krisnawati, Arina . 2011.“ Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Bank Umum Di Indonesia”. Undergraduate Thesis, UPN "Veteran" Jawa timur. Maksum dan N.I Earlyanti. 2005. Ekonomi Sma / Ma Kelas Xi. Jilid 2. Piranti Darma Kolakatama, Jakarta. Mishkin, Frederic s., 2008.”Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan”. Edisi VIII. Jakarta: Salemba Empat. Novresia Osyi, Pontya. 2012. ”Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Pendapatan Perkapita Terhadap Kredit Tersalur Pada Bank Pemerintah Di Kalimantan Barat”. Vol 1, No 1, Jurnal dipulikasikan. Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi UNTAN kalimantan Barat. Lekhenila, Ria Christina (2010) “Analisis Pengaruh Simpanan Masyarakat, Tingkat Suku Bunga Pinjaman dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Bank Umum dan BPR di Kota Malang”. Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang. Santoso, Singgih. 2012.”Aplikasi spss pada statistik parametik ”. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Siamat, Dahlan. 2005. Manajemcn Lembaga Keuangan : Kebijakan Moneter dan Perbankan. Jakarta: FE UI. Simorangkir. O, P., 2004. ’’ Lembaga Keuangan Bank & Non Bank”. Bojongkerta, Ciawi-Bogor selatan, Grahalia Indonesia. Suja’i, Imam, Yusuf, A dan Maslichah., 2000. “Metodologi Penelitian Sosial (Tehnik Penyusunan Proposal dan Laporan Hasil Penelitian)”. BPFE Universitas Islam Malang. Todaro, Michael. P., 2009.’’ Ekonomi Untuk Negara Berkembang”. Edisi ketiga. Jakarta: PT. Bumi Aksara.