ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBAYARAN DIVIDEN DAN TINGKAT DIVIDEN (Studi Empiris Pada Emitten Non Bank dan Asuransi Yang Termasuk Kedalam Perhitungan Indeks Saham Syariah Indonesia Per 15 Januari 2014 periode tahun 2009-2013) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Disusun oleh: ASRI FARIDA SARAH 1111081000073 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 ii iii iv v DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Asri Farida Sarah Jenis kelamin : Perempuan Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 29 Januari 1994 Status : Belum Menikah Alamat : Jln. Kelapa 3 gg. H. Salam rt. 05/03 no.137 Jagakarsa, Jakarta Selatan Telepon : 087880710396 Email : [email protected] Pendidikan: 1. SDN Jagakarsa 12 pagi : 2001-2007 2. SMPN 166 Jakarta : 2007-2009 3. SMAN 49 Jakarta : 2009-2011 4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta : 2011 Pendidikan Informal: 1. Pendidikan Bahasa Inggris BBC 2. Pendidikan Komputer di Nabila Course Pengalaman Organisasi: 1. Paskibra SDN Jagakarsa 12 pagi : 2006 2. PMR SMPN 166 Jkt : 2007 3. Rohis SMPN 166 Jkt : 2007 4. LLC SMA 49 Jkt : 2009 5. Panitia Management Camp : 2012 vi ABSTRACT This research was aimed to analyze determinant of dividend policy in Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) period 2009-2013. This research using secondary data from official website Indonesia Stock Exchange (IDX). Purposive sampling method is applied in this research. Probit regression and OLS regression used to analyze determinant of dividend policy. Probit regression used to analyze likelihood of dividend payment and OLS regression used to analyze magnitude of dividend level. Result of probit regression show that ROA, firm size, earned contibuted capital (RE/TE), Investment Opportunity Set (Market to book value of asset) and ownership structure has significant effect to likelihood of dividend payment, whereas asset growth, asymmetry information (trading share turnover) and insider ownership has insignificant effect. This research also found that ROA, leverage and free cash flow has significant effect to dividend payout ratio, whereas firm size, asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of asset), asymmetry information (trading share turnover), insider ownership, ownership structure and tax rate has insignificant effect. Furthermore research findings show that ROA, asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of asset), ownership structure, leverage and free cash flow has significant effect to dividend yield, whereas firm size, asymmetry information (trading share turnover), insider ownership and tax rate has insignificant effect. Keywords : dividend policy, probit regression, OLS regression, ROA, asset growth, firm size, earned contibuted capital (RE/TE), Investment Opportunity Set (Market to book value of asset), ownership structure, leverage, free cash flow, asymmetry information (trading share turnover), insider ownership, tax rate. vii ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor penentu kebijakan dividen pada Indeks Saham Syariah Indonesia periode 2009-2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (IDX). Metode purposive sampling diterapkan pada penelitian ini. Probit regresi dan OLS regresi digunakan untuk menganalisis faktor penentu kebijakan dividen. Probit regresi digunakan untuk menganalisis kemungkinan pembayaran dividen dan OLS regresi digunakan untuk menganalisis besaran tingkat dividen. Hasil dari probit regresi menunjukkan bahwa ROA, firm size, earned contibuted capital (RE/TE), Investment Opportunity Set (Market to book value of asset) dan struktur kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan pembayaran dividen, sedangkan asset growth, asimetri informasi (trading share turnover) dan insider ownership tidak berpengaruh. Penelitian ini juga menemukan bahwa ROA, leverage dan free cash flow berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, sedangkan firm size, asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of asset), asimetri informasi (trading share turnover), insider ownership, struktur kepemilikan dan tax rate tidak memiliki pengaruh. Selanjutnya penelitian menemukan bahwa ROA, asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of asset), struktur kepemilikan, leverage dan free cash flow berpengaruh signifikan terhadap dividend yield, sedangkan firm size, asimetri informasi (trading share turnover), insider ownership dan tax rate tidak berpengaruh. Kata kunci : dividend policy, probit regression, OLS regression, ROA, asset growth, firm size, earned contibuted capital (RE/TE), Investment Opportunity Set (Market to book value of asset), struktur kepemilikan, leverage, free cash flow, asimetri informasi (trading share turnover), insider ownership, tax rate. viii KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr.wb. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Semesta Alam, Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, hidayah, petunjuk, kesehatan serta kekuatan baik fisik maupun psikis kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam penulisan dan penyusunan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman penulis. Penulis menyadari penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari doa, bantuan, bimbingan dan saran serta kritik dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas doa dan bantuannya kepada: 1. Kedua orangtuaku, Ayah Agus Junaedi dan Ibu Suri yang selalu memberikan doa, semangat, dukungan dan kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis, serta Adikku, Aida dan Fajri yang senantiasa memberikan doa, semangat dan keceriaan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 2. Bapak Dr. Arief Mufraini, LC, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bpk. Dr. Indoyama Nasaruddin SE, MAB, selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Bpk. Taridi Kasbi Ridho MBA, selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan serta dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. ix 5. Ibu Dr. Muniaty Aisyah Ir, MM dan Ibu Titi Dewi Warninda SE,MSi, selaku ketua dan sekretaris jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengetahuan dan nasihat yang bermanfaat bagi penulis. 7. Bursa Efek Indonesia dan website perusahaan sampel yang memberikan data penelitian yang berguna dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Teman-teman Manajemen C angkatan 2011. Terimakasih atas kebersamaan, canda tawa dan pelajaran hidup yang kalian berikan selama ini. 9. Teman-teman Manajemen Keuangan. Terimakasih atas segala sharing ilmunya, keceriaannya dan kebersamaannya selama ini. 10. Temen-temen terbaik ku, Umi Ruqoyah, Esa Listiana, Fenta Veronica, Nani S. ,Sarah Ristika, Selvi Amalia, Nurivani (Fani), Ela S. dan Yugisvuri. Terimakasih atas kebersamaan, canda tawa, ilmu dan “keanehannya” yang telah memberikan warna selama masa kuliah ini dan semua teman-teman jurusan Manajemen yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Penulis dengan senang hati menerima segala kritikan, masukan, dan saran yang bersifat membangun sehubungan dengan skripsi ini. Akhirnya dengan kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya. Jakarta 2015 Asri Farida Sarah x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ......................... iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI.......................................... iv LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ........................................ v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... vi ABSTRACT ................................................................................................ vii ABSTRAK ................................................................................................. viii KATA PENGANTAR ................................................................................. ix DAFTAR ISI ................................................................................................ xi DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. B. C. D. Latar Belakang Penelitian .................................................................. 1 Perumusan Masalah ......................................................................... 16 Tujuan Penelitian ............................................................................. 17 Manfaat Penelitian ........................................................................... 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 20 A. B. C. D. E. F. G. H. I. Pasar Modal ...................................................................................... 20 Saham ............................................................................................... 22 Dividen ............................................................................................. 28 Kebijakan Dividen ........................................................................... 31 Dividend Payout Ratio ..................................................................... 45 Dividend Yield ................................................................................. 46 Profitabilitas ..................................................................................... 46 Asset Growth .................................................................................... 50 Investment Opportunity Set (MVABVA) ........................................ 52 xi J. K. L. M. N. O. P. Q. R. S. Firm Size .......................................................................................... 54 Earned/contributed capital mix ........................................................ 56 Asimetri Informasi (trading share turnover) .................................... 59 Insider Ownership ............................................................................ 61 Struktur Kepemilikan ....................................................................... 62 Leverage ........................................................................................... 65 Arus Kas Bebas (Free Cash Flow) ................................................... 67 Pajak ................................................................................................. 68 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 70 Kerangka Penelitian 1. Pada penelitian keputusan pembayaran dividen.......................... 74 2. Pada penelitian dividend payout ratio..........................................75 3. Pada penelitian dividend yield ..................................................... 76 T. Hipotesis ........................................................................................... 77 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 79 A. B. C. D. E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 79 Metode Penentuan Sampel ............................................................... 79 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 83 Metode Analisis ............................................................................... 84 Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 91 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................. 99 A. Sekilas gambaran umum Bursa Efek Indonesia ............................... 99 B. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ......................................... 100 C. Hasil dan Pembahasan.................................................................... 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 119 A. Kesimpulan .................................................................................... 135 B. Implikasi Penelitian ....................................................................... 137 C. Saran ............................................................................................... 139 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 140 xii DAFTAR TABEL Nomor 1.2 2.1 Keterangan Pembayaran dividen ISSI periode 2009-2013 Penelitian Terdahulu Halaman 13 70 3.1.1 Sampel Perusahaan (Keputusan Pembayaran) 80 3.1.2 Rincian Data Sampel (Keputusan Pembayaran) 81 3.2 Daftar Nama Sampel Perusahaan(DPR) 81 3.3 Daftar Nama Sampel Perusahaan(DY) 83 4.1 Hasil Statistik Deskriptif (Keputusan Pembayaran) 101 4.2 Hasil Statistik Deskriptif (DPR) 102 4.3 Hasil Statistik Deskriptif (DY) 103 4.4 Hasil Probit Regression 104 4.5 Hasil Uji Normalitas (DPR) 107 4.6 Hasil UjI Normalitas (DY) 107 4.5.1 Hasil Uji Multikolinieritas (DPR) 108 4.6.1 Hasil Uji Multikolinieritas (DY) 109 4.5.2 Hasil Uji Heterokedastisitas (DPR) 110 4.6.2 Hasil Uji Heterokedastisitas (DY) 110 4.5.3 Hasil Uji Autokorelasi (DPR) 111 4.6.3 Hasil Uji Autokorelasi (DY) 111 4.7 Hasil Regresi Berganda (DPR) 112 4.8 Hasil Regresi Berganda (DY) 115 xiii DAFTAR GAMBAR Nomor 1.1 2.2.1 Keterangan Halaman Statistik kinerja perdagangan saham ISSI Kerangka Pemikiran Keputusan Pembayaran Dividen 12 74 2.2.2 Kerangka Pemikiran Dividend Payout Ratio 75 2.2.3 Kerangka Pemikiran Dividend Yield 76 xiv DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran 1 Keterangan Sampel Penelitian (Keputusan Pembayaran) Lampiran 2 Sampel Penelitian (DPR dan DY) Lampiran 3 Data Mentah Penelitian Keputusan Pembayaran dividen Lampiran 4 Data Mentah Penelitian Dividend Payout Ratio Lampiran 5 Data Mentah Penelitian Dividend Yield Lampiran 6 Output Hasil Probit Regression Lampiran 7 Output Hasil Regresi (DPR) Lampiran 8 Output Hasil Regresi (DY) xv BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian Investasi adalah penanaman modal pada suatu asset dengan harapan mendapatkan keuntungan di kemudian hari. Menurut Bodie et,al.(2014) investasi adalah komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lainnya dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Terdapat dua jenis investasi secara umum yaitu investasi pada asset sektor rill dan investasi pada asset sektor keuangan. Investasi pada asset rill antara lain tanah,bangunan dan mesin. Investasi pada asset keuangan antara lain saham dan obligasi. Bodie et, al.(2014) membagi asset keuangan ke dalam tiga kelompok besar: instrumen pendapatan tetap (fixed income), saham dan derivatif. Investasi pada sektor keuangan mencakup investasi di pasar modal. Menurut Budisan dan Triand (2006:279) menyatakan bahwa pasar modal (capital market) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan merupakan pasar yang konkret. Terdapat banyak jenis efek atau instrumen yang diperdagangkan di pasar modal salah satunya adalah saham. Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan individu atau korporasi atas suatu perusahaan yang dapat diperjual belikan. Investor tentunya mengharapkan imbalan dari setiap investasi yang ditanamnya. Terdapat dua macam keuntungan atau tingkat pengembalian (return) yang bisa diperoleh investor apabila berinvestasi pada saham yaitu capital gain dan dividen. Capital 1 gain adalah selisih harga jual saham yang lebih tinggi daripada harga belinya. Sedangkan dividen adalah keuntungan perusahaan yang diberikan kepada para pemegang saham yang ditetapkan pada saat RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi pada saham-saham perusahaan yang dapat memberikan dua keuntungan tersebut (dividen dan capital gain) karena dianggap memiliki kinerja keuangan yang baik dan prospek usaha yang menguntungkan di masa depan. Gordon dan Lintner menyatakan bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang didapatkan dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal (capital gain). (Brigham dan Houston, 2001: 67 dalam Wahyudi dan Baidori, 2008:474). Menurut teori “the bird in the hand” menyatakan bahwa dividen memiliki tingkat kepastian yang lebih tinggi dibandingkan capital gain. Menurut teori ini, investor lebih memilih dividen yang sudah pasti jumlah nominalnya daripada mengharapkan capital gain yang belum pasti dimasa yang akan datang.(Hardiatmo dan Daljono:2013). Menurut Gordon dan Linter (1959) dikutip dari Jauhari (2002) dalam Hardiatmo dan Daljono (2013), berpandangan bahwa semakin tinggi dividend payout ratio (D1/P1), maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Gordon dan Linter berpendapat bahwa investor menilai dividend payout lebih besar daripada pertumbuhan, karena mereka merasa lebih yakin jika menerima dividen dibandingkan jika menerima capital gain. Dapat dianalogikan bahwa satu burung ditangan lebih berarti daripada seribu burung di angkasa. Menurut mereka, investor memandang dividend yield lebih pasti daripada capital gains yield. 2 Wirolukito et, al. (2003) dalam Suharli (2007) mengungkapkan bahwa pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberi sinyal mengenai keberhasilan perusahaan membukukan profit. Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan. Dengan demikian profitabilitas multak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayarkan dividen. Oleh karena itu pemberian dividen dianggap merupakan sinyal positif bagi investor terhadap kondisi perusahaan, hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam performa yang baik. Suharli (2007) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki kemampuan membayar dividen diasumsikan masyarakat sebagai perusahaan yang menguntungkan. Dalam memutuskan membayar dividen, pihak manajemen juga harus memperhatikan kondisi arus kas bebas (free cash flow) perusahaan. Dengan free cash flow positif menunjukkan bahwa tersedianya dana kas untuk para pemegang saham setelah dikurangi dengan berbagai kewajiban perusahaaan dan dana untuk kesempatan investasi dikemudian hari. Posisi kas yang benar-benar tersedia bagi para pemegang saham akan tergambar pada free cash flow yang dimiliki oleh perusahaan. Sutrisno (2001) dalam Rosdini (2009). Dalam banyak hal, dividen sering diperlakukan sebagai pertimbangan terakhir setelah pertimbangan investasi dan pertimbangan pembiayaan lainnya, sehingga timbul the residual value theory of dividend. Disamping itu, ada juga yang mempertimbangkan pembagian dividen kas untuk mengurangi masalah keagenan (Rosdini:2009). Menurut Easterbrook (1984) dalam Nuringsih (2005) menyatakan bahwa masalah kebijakan dividen berkaitan dengan masalah keagenan. Salah satu pihak 3 yang menetapkan alokasi dividen adalah manajer. Perusahaan sebaiknya menetapkan kebijakan dividen yang rendah agar memiliki sumber dana internal yang relatif lebih murah dibandingkan utang atau emisi saham baru. Pada kenyataanya, manajer juga terlibat dalam kepemilikan saham sehingga terkadang menginginkan return dalam bentuk dividen. Apabila perilaku manajer menyukai dividen rendah, maka perusahaan akan memiliki laba ditahan relatif tinggi. Namun apabila menyukai dividen besar, maka perilaku manajer mengarah pada bird in the hand theory, sebagai dampaknya perusahaan memiliki sumber dana internal relatif rendah. Pada situasi ini jika perusahaan melakukan ekspansi akan didanai dari sumber eksternal yang relatif mahal, misalnya menggunakan hutang. Peningkatan penggunaan utang akan meningkatkan rasio utang yang mengakibatkan risiko kebangkrutan dan financial distress. Keputusan ini justru menimbulkan konflik baru antara pemegang saham, manajer, dan kreditor. Perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan kebijakan dividen karena masing-masing alternatif keputusan memiliki risiko dan akan ditindaklanjuti oleh pihak eksternal.(Nuringsih:2005). Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Perusahaan dalam menetapkan kebijakan dividen harus memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Penetapan kebijakan dividen sangat penting karena berkaitan dengan kesejahteraan pemegang saham. Dalam menentukan mempengaruhi kinerja kebijakan dividen perusahaan, nilai tidaklah mudah perusahaan dan karena dapat harga saham 4 perusahaan(Dewi:2008). Faktor-faktor yang harus diperhatikan manajemen dalam mengambil keputusan mengenai kebijakan dividen antara lain faktor internal (seperti kondisi keuangan perusahaan) dan faktor eksternal (reaksi investor). Black (1976) dalam Nuringsih (2005) mengatakan bahwa banyak puzzle dibalik kebijakan dividen. Hal ini disebabkan ada tiga teori yang berlawanan tentang dividen. Menurut Modigliani & Miller dikutip dalam Brigham & Houston (2001), yang dikenal dengan dividend irrelevant theory menyatakan bahwa besar/kecilnya dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan tetapi yang berpengaruh justru basic earning power dan business risk. Menurut Gordon dikutip dalam Brigham & Houston (2001), dalam the bird in the hand theory, tingkat ketidakpastian yang tinggi pemegang saham menginginkan dividen tinggi daripada capital gain. Bila perusahaan menerapkan sepenuhnya, konsep ini memiliki sumber dana internal yang relatif rendah karena sebagian besar profit terserap untuk mensejahterakan pemegang saham. Dampak selanjutnya justru membengkakkan rasio utang. Sebaliknya, Litzenberger & Ramaswamy dikutip dalam Brigham & Houston (2001), berpendapat dalam the tax preference theory bahwa investor memilih dividen rendah karena pajak atas dividen lebih mahal daripada pajak capital gain. Berdasarkan teori ini pemegang saham memilih dividen rendah untuk menghemat pembayaran pajak.(Nuringsih:2005). De Angelo et,al.(2006) menguji teori siklus hidup deviden (life-cycle theory of dividends) terhadap dividend policy(kebijakan dividen). De Angelo et,al. menemukan bahwa perusahaan akan cenderung membayar dividen ketika proporsi laba ditahan (retained earning) terhadap total equity/asset lebih besar. Mereka juga menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara RE/TE atau 5 RE/TA dan keputusan pembayaran dividen. Lebih lanjut De Angelo mengungkapkan bahwa RE/TE atau RE/TA memiliki pengaruh yang besar daripada tingkat profitability dan growth opportunities terhadap keputusan pembayaran dividen. Menurut Refra dan Widiastuti (2014) teori ini menyatakan bahwa dividend cenderung untuk mengikuti pola siklus hidup (life cycle) perusahaan tersebut. Perusahaan yang sedang berada dalam tahap mature (dewasa) lebih cenderung untuk membayarkan dividend karena pada tahap ini perusahaan memilki kuantitatif laba yang besar. Sementara perusahaan yang masih dalam tahap growth (pertumbuhan) lebih cenderung untuk tidak membayarkan dividend karena pada tahap ini perusahaan memilki peluang investasi yang tinggi namun memilki pendanaan yang terbatas, sehingga laba yang diperoleh ditahan sebagai retained earnings dan kemudian diinvestasikan kembali karena pendanaan internal memiliki biaya yang lebih murah dibandingkan dengan pendanaan eksternal. Kebijakan pemberian atau pembayaran dividen merupakan suatu keputusan yang tidak mudah karena dihadapkan pada dua kondisi yaitu memenuhi keinginan shareholder(pemegang saham) akan cash dividend dan memenuhi dana internal yang akan digunakan untuk investasi kembali (reinvestment) guna meningkatkan pertumbuhan perusahaan yang mana akan menjadikan perusahaan lebih besar lagi. Untuk itu diperlukan kebijakan dividen yang optimal agar dapat memenuhi dua kepentingan tersebut. Menurut Rodoni dan Ali (2010:125) menyatakan bahwa kebijakan dividen optimal merupakan kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa yang akan datang. Sedangkan menurut Brigham 6 dan Houston (2001:66) dalam Irawan(2009), kebijakan dividen yang optimal merupakan kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa yang akan datang sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan. Kebijakan dividen terbagi menjadi dua langkah yaitu keputusan melakukan pembayaran dividen atau tidak, dan menentukan besarnya alokasi laba yang diberikan dalam bentuk dividen apabila perusahaan memutuskan untuk membayar dividen. Dengan keputusan perusahaan memberikan dividen berarti akan mengurangi besarnya laba yang ditahan dimana berdampak terhadap minimnya dana internal untuk reinvestasi sehingga menimbulkan konsekuensi perusahaan harus mencari dana dari luar (eksternal). Kebijakan dividen merupakan salah satu kebijakan perusahaan yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan manajemen secara seksama dan teliti agar dapat memenuhi keinginan para pemegang saham akan cash dividend dan mencukupi kebutuhan dana internal. Dalam kebijakan dividen ditentukan besarnya alokasi laba untuk dividen dan alokasi laba untuk saldo laba ditahan (retained earning). Menurut Nuringsih (2005) menyatakan bahwa keputusan membayar dividen merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham, khususnya pemegang saham yang berinvestasi dalam jangka panjang dan bukan pemegang saham yang beroerientasi pada capital gain. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menganalisa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen baik dalam keputusan membayarkan dividen 7 atau tidak, dan besaran dividen yang diberikan. Penelitian yang dilakukan oleh Al-Malkawi (2008) menemukan bahwa jenis sektor perusahaan, ownership dispersion, insider ownership, PER (price earnings ratio) tidak bepengaruh terhadap probabilitas perusahaan, firm size pembayaran dividen sedangkan profitabilitas,umur berpengaruh positif terhadap probabilitas pembayaran dividen. Variabel lainnya yaitu leverage (DER) berpengaruh secara negatif terhadap probabilitas pembayaran dividen. Budiarso (2012) mengungkapkan bahwa profitabilitas (ROA), ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pembayaran dividen. Sedangkan leverage (DER) dan likuiditas (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap pembayaran dividen. Alphonse dan Tran (2014) menemukan bahwa probabilitas pembayaran dividen dipengaruhi secara positif oleh profitabilitas (ROA), firm size, earned/contributed capital, state control sedangkan investment opportunities (asset growth dan market to book value of asset), likuiditas saham dan insider ownership berpengaruh negatif terhadap probabilitas pembayaran dividen. Alphonse dan Tran (2014) juga menemukan bahwa investment opportunities (asset growth dan market to book value of asset) dan insider retention berpengaruh negatif terhadap dividend yield sedangkan leverage (DTA) berpengaruh positif terhadap dividend yield. Leverage (DTA) dan free cash flow berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. Penelitian yang dilakukan Deitiana (2009), Binastuti dan Wibowo (2011) menemukan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. 8 Sedangkan Marlina dan Danica (2009), Hardiatmo dan Daljono (2013) menemukan bahwa ROA memiliki pengaruh signifikan positif terhadap dividend payout ratio (DPR). Hasil ini berbeda dengan Nuringsih (2005) dan Dewi (2008) yang menemukan bahwa ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap dividend payout ratio. Laksono (2006), Latiefasari dan Chabachib (2011) menemukan bahwa asset growth memiliki pengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. Hasil yang sama ditemukan oleh Raissa (2012) yang mengungkapkan bahwa asset growth memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedangkan Shakti (2014) menemukan bahwa asset growth berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Danar (2007) menemukan bahwa market to book value of asset (MVABVA) berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. AP.Putri (2011) menemukan bahwa market to book value of asset (MVABVA) berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Hasil yang sama ditemukan oleh Faramita (2011) yang mengungkapkan bahwa market to book value of asset (MVABVA) berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2008), Difah (2011) menemukan bahwa firm size berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Hasil serupa ditemukan oleh Istiningtyas (2013), Sumantri dan Candraningrat (2014) bahwa firm size memiliki pengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Namun, Pasadena (2013) menemukan bahwa firm size tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. 9 Nuringsih (2005), Laksono (2006) menemukan bahwa debt to total asset ratio berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. Hal yang serupa ditemukan oleh Dewi (2008) yang mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh debt to total asset terhadap dividend payout ratio. Sedangkan hasil penelitian oleh Basuki (2012) menemukan bahwa debt to total asset ratio tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Kusuma (2006) menemukan bahwa asimetri informasi berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Al-Malkawi (2007) menemukan bahwa asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Rosdini (2009) mengungkapkan bahwa free cash flow berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Hasil yang berbeda ditemukan oleh Sariwati (2011), Fajriyah (2011) yang mengungkapkan bahwa free cash flow memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap dividend payout ratio. Irnanta et, al.(2014) mengungkapkan bahwa free cash flow memiliki pengaruh terhadap dividend payout ratio. Sedangkan Raissa (2012), Istiningtyas (2013) menemukan bahwa free cash flow tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Nuringsih (2005), Rosita (2008) menemukan bahwa insider ownership memiliki pengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Hasil yang sama ditemukan Fajriyah (2011) yang mengungkapkan bahwa insider ownership mempunyai pengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Sariwati (2011) menemukan bahwa insider ownership tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. 10 Al-Kuwari (2007) mengungkapkan bahwa government ownership memiliki pengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Hasil yang serupa juga ditemukan oleh Siti Salwani binti Abdullah (2011) yang menemukan bahwa government ownership berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Penelitian yang dilakukan oleh Thanatawee (2014) juga menemukan bahwa government ownership berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Nnadi dan Akopmi (2008), Olubukunola dan Olowe (2013) menemukan bahwa tax berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedangkan Hadiwidjaja (2008), Arif dan Akbar (2013) menemukan bahwa tax berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. Mathilda (2012) serta Refra dan Widiastuti (2014), menemukan bahwa tax tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Busnia (2010) mengungkapkan bahwa penurunan tarif pajak berpengaruh positif terhadap probablitas perusahaan dalam meningkatkan dividend payout. Iqbal (2011) menemukan bahwa ROA dan leverage (debt to total asset) berpengaruh positif terhadap dividend yield sedangkan asset growth, market value (nilai kapitalisasi) berpengaruh negatif terhadap dividend yield. Setya(2012) menemukan bahwa secara parsial earning per share, ROA, growth potential tidak berpengaruh terhadap dividend yield, sedangkan secara simultan EPS,ROA dan growth potential berpengaruh terhadap dividend yield. Penelitian yang dilakukan oleh Nnadi et, al. (2012) menemukan bahwa insider ownership, debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap dividend yield sedangkan perusahaan kepemilikan pemerintah (goverment), umur 11 perusahaan, profitabilitas (EPS), market capitalization berpengaruh positif. Variabel lainnya yaitu dispersion ownership, market to book ratio, asimetris informasi (share turnover ratio), jenis sektor perusahaan, pajak dividen tidak berpengaruh terhadap dividend yield. Berikut adalah gambaran indeks harga saham dan total volume perdagangan saham syariah Indonesia per kuartal selama periode tahun 20102013 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). (Gambar 1.1) Berdasarkan statistik diatas, kinerja perdagangan saham ISSI berfluktuasi selama tahun 2010-2013. Harga saham indeks saham syariah Indonesia (ISSI) tertinggi terjadi pada kuartal kedua (Q2) tahun 2013 dengan total perdagangan saham sekitar 8.500 juta lembar saham dan harga saham ISSI menyentuh sekitar 175 rupiah (Rp.175). 12 Berikut ini adalah gambaran pembayaran dividen pada perusahaan yang terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) selama periode tahun 2009-2013: Tabel 1.2 Tahun SEKTOR 2009 2010 2011 2012 2013 N (246) non payers payers N (257) non payers payers N (273) non payers payers N (289) non payers payers N (296) non payers payers Agriculture 5 4 7 2 9 2 9 2 10 3 Mining Basic Industry And Chemicals Miscellaneous Industry Consumer Goods Industry Property, Real Estate And Building Construction Infrastructure, Utilities And Transportation 9 12 11 11 11 13 13 14 12 15 18 26 20 25 21 25 16 30 21 27 10 18 11 17 16 13 15 15 13 17 8 15 13 12 16 9 14 13 13 14 15 25 18 24 22 22 28 19 22 25 5 13 6 13 12 12 15 12 12 15 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 Finance Trade, Services & Investment 26 36 33 33 31 38 37 36 29 47 T0TAL 96 150 119 138 138 135 147 142 132 164 39,02 60,98 46,30 53,70 50,55 49,45 50,87 49,13 44,59 55,41 Persentase(%) Sumber: www.idx.co.id (diolah) Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pembayaran dividen dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012, pada tahun 2009 hanya sekitar 39,02 % perusahaan yang membayarkan dividen dan pada tahun 2012 perusahaan yang membayarkan dividen meningkat menjadi 50,87 %. Namun pada tahun 2013 terjadi penurunan perusahaan yang membayarkan dividen menjadi 44,59 %, terjadi penurunan sebesar 6,28 % dari tahun sebelumnya. Indonesia dengan mayoritas muslim terbesar di dunia merupakan pangsa pasar potensial untuk industri keuangan syariah baik asuransi, perbankan maupun 13 pasar modal. Meskipun perkembangannya relatif baru dibandingkan dengan perbankan syariah maupun asuransi syariah tetapi seiring dengan pertumbuhan yang signifikan di industri pasar modal Indonesia, maka diharapkan investasi syariah di pasar modal Indonesia akan mengalami pertumbuhan yang pesat(www.idx.co.id). Di bursa efek Indonesia terdapat dua jenis indeks saham untuk saham-saham syariah, yaitu Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Jakarta Islamic Index merupakan indeks saham syariah yang pertama kali diluncurkan BEI pada tanggal 3 Juli 2000, indeks ini bertujuan untuk mendukung kegiatan perdagangan saham berbasis syariah. Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks yang memuat 30 saham syariah dengan tingkat likuiditas tinggi. Namun saham syariah tidak hanya terdiri dari 30 saham saja, untuk itu BEI meluncurkan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang memuat daftar semua saham syariah. ISSI diluncurkan oleh BEI pada tanggal 12 Mei 2011, Indeks saham ini mengelompokkan semua saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sehingga memudahkan investor untuk mengetahui saham-saham yang termasuk ke dalam saham syariah guna untuk mendukung perkembangan investasi syariah di pasar modal Indonesia. Dengan adanya Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) diharapkan investor dapat berinvestasi pada saham-saham yang tercantum di ISSI tanpa perlu ada rasa khawatir apakah saham tersebut merupakan saham perusahaaan yang akad, cara dan kegiatan usahanya bertentangan dengan ajaran agama/prinsip-prinsip syariah. Penelitian ini difokuskan pada sektor non bank dan asuransi dikarenakan sebagian besar saham yang termasuk kedalam ISSI merupakan saham-saham 14 syariah pada sektor rill (non keuangan) dan hanya sebagian kecil saja yang merupakan saham sektor financial/keuangan(bank dan asuransi), menurut data dari otoritas jasa keuangan (OJK) mayoritas saham syariah bergerak dalam sektor perdagangan, jasa dan investasi (27,22 %), sektor properti, real estate dan konstruksi (16,46 % ), sektor industri dasar dan kimia (15,19 %), sektor aneka industri (9,81 %), sektor industri barang konsumsi (9,18 %), sektor pertambangan (8,86 %), sektor infrastruktur,utilitas dan transportasi (8,54 %), sektor pertanian (4,11 %), dan sektor keuangan (0,63 %). Selanjutnya alasan peneliti tertarik untuk menfokuskan pada sektor non bank dan asuransi dikarenakan perkembangan untuk industri non bank dan asuransi (rill) di Indonesia sendiri cendrung diprediksi memiliki prospek yang menguntungkan dikemudian hari, hal ini dikarenakan basic ekonomi Indonesia sendiri masih bertumpu pada besarnya konsumsi masyarakat dan saat ini baik sektor perdagangan, jasa, dan investasi, sektor properti, sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, sektor barang konsumsi, sektor pertanian, sektor pertambangan, serta sektor infrastuktur dan transportasi sedang mengalami perkembangan dan masih tingginya permintaan masyarakat akan produk/jasa pada sektor-sektor tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti faktorfaktor yang mempengaruhi masing-masing kebijakan dividen yang terdiri dari keputusan pembayaran dividen, dividend payout ratio dan dividend yield pada saham-saham syariah dengan diteliti secara terpisah dan satu persatu sehingga pembaca dapat mengambil salah satunya sebagai acuan(referensi). Penelitian ini diberi judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembayaran Dividen dan Tingkat Dividen” (Studi Empiris Pada Emitten Non Bank dan 15 Asuransi Yang Termasuk Kedalam Perhitungan Indeks Saham Syariah Indonesia Per 15 Januari 2014 periode tahun 2009-2013). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh profitabilitas (ROA), asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of assets), firm size, earned/contributed capital mix, asimetri informasi (trading share turnover), insider ownership dan struktur kepemilikan secara parsial terhadap probabilitas pembayaran dividen 2. Apakah terdapat pengaruh profitabilitas (ROA), asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of assets), firm size, leverage(debt to total asset), asimetri informasi (trading share turnover), free cash flow, insider ownership, struktur kepemilikan dan tax rate secara simultan terhadap dividend payout ratio 3. Apakah terdapat pengaruh profitabilitas (ROA), asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of assets), firm size, leverage(debt to total asset), asimetri informasi (trading share turnover), free cash flow, insider ownership, struktur kepemilikan dan tax rate secara parsial terhadap dividend payout ratio 4. Apakah terdapat pengaruh profitabilitas (ROA), asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of assets), firm size, leverage(debt to total asset), asimetri informasi (trading share turnover), free cash flow, 16 insider ownership, struktur kepemilikan dan tax rate secara simultan terhadap dividend yield 5. Apakah terdapat pengaruh profitabilitas (ROA), asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of assets), firm size, leverage(debt to total asset), asimetri informasi (trading share turnover), free cash flow, insider ownership, struktur kepemilikan dan tax rate secara parsial terhadap dividend yield C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisa pengaruh profitabilitas (ROA), asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of assets), firm size, earned/contributed capital mix, asimetri informasi (trading share turnover), insider ownership dan struktur kepemilikan secara parsial terhadap probabilitas pembayaran dividen 2. Menganalisa pengaruh profitabilitas (ROA), asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of assets), firm size, leverage(debt to total asset), asimetri informasi (trading share turnover), free cash flow, insider ownership ,struktur kepemilikan dan tax rate secara simultan terhadap dividend payout ratio 3. Menganalisa pengaruh profitabilitas (ROA), asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of assets), firm size, leverage(debt to total asset), asimetri informasi (trading share turnover), free cash flow, 17 insider ownership ,struktur kepemilikan dan tax rate secara parsial terhadap dividend payout ratio 4. Menganalisa pengaruh profitabilitas (ROA), asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of assets), firm size, leverage(debt to total asset), asimetri informasi (trading share turnover), free cash flow, insider ownership, struktur kepemilikan dan tax rate secara simultan terhadap dividend yield 5. Menganalisa pengaruh profitabilitas (ROA), asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of assets), firm size, leverage(debt to total asset), asimetri informasi (trading share turnover), free cash flow, insider ownership, struktur kepemilikan dan tax rate secara parsial terhadap dividend yield D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Emitten Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perusahaan (emitten) dalam mengambil keputusan mengenai kebijakan dividen perusahaan baik keputusan pembayaran dividen dan tingkat dividen. 2. Bagi Investor Memberikan informasi kepada investor mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen sehingga dapat menjadi referensi dalam melakukan investasi saham. 18 3. Bagi Para Akademisi Hasil penelitian ini dapat menambah informasi tentang kebijakan dividen serta dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. 19 BAB II LANDASAN TEORI A. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Menurut Horne dan Wachowicz (2007:322) pasar modal adalah pasar yang relatif berjangka panjang (lebih lama dari waktu jatuh tempo satu tahun) untuk berbagai instrumen keuangan seperti obligasi dan saham. Sedangkan pengertian pasar modal menurut kamus pasar uang dan modal dalam Budisan dan Triand (2006:279) adalah pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang,yaitu jangka satu tahun keatas. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya diatas 1 tahun. Menurut Bursa Efek Indonesia (2014) pasar modal adalah mekanisme transaksi jual beli efek antara penjual dan pembeli (individu, koporasi, pemerintah). Menurut Sjahrial (2006:15) menyatakan bahwa pengertian pasar modal terbagi menjadi dua yakni: a. Dalam arti sempit Pasar modal merupakan kegiatan yang mempertemukan penjual dan pembeli dana jangka panjang. 20 b. Dalam arti luas 1. Pasar modal adalah keseluruhan sistem keuangan yang terorgaanisasi termasuk bank-bank komersial dan semua perantar di bidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan pendek. 2. Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembagalembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham-saham, obligasi, hipotek, dan tabungan serta deposito berjangka. Menurut undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal, pengertian pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang terkait dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. (Warsono,2003:355). Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Pengertian bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.(Budisan dan Triand,2006:279). 2.Macam-Macam Efek yang Diperdagangkan Efek adalah surat berharga,yaitu surat pengakuan utang,surat berharga komersil,saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. (Bursa Efek 21 Indonesia,2014). Menurut Bursa Efek Indonesia (2014) macam-macam efek yang diperdagangkan yaitu: a. Saham, merupakan bukti penyertaan atau kepemilikan dalam suatu perusahaan yang memberikan hasil investasi bersifat variabel tergantung dari kemampuan investor dalam mengelolanya. b. Obligasi, merupakan efek berbasis surat hutang yang memberikan hasil investasi bersifat tetap selama periode tertentu. c. Sukuk, merupakan efek berbasis penyertaan dalam pengelolaan aset yang memberikan hasil investasi tergantung dari jenis akadnya selama periode tertentu. d. Efek derivatif, merupakan efek yang menggunakan aset finansial lainnya sebagai underlying yang memberikan hasil investasi bersifat variabel tergantung dari kemampuan investor dalam mengelolanya. e. Exchange traded funds, merupakan reksadana yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek dan memberikan hasil investasi bersifat variabel tergantung dari kemampuan investor dalam mengelolanya. B. Saham 1. Pengertian Saham Saham adalah surat berharga tanda kepemilikan individu atau korporasi terhadap perusahaan, dimana surat berharga tersebut dapat diperjualbelikan. Menurut Husnan (2005:29) dalam Miranda (2011) menyatakan bahwa saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan 22 organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Beberapa pengertian saham yang dikemukakan oleh para ahli yang dikutip dari Yasmiandi (2011): a. Menurut Gitman (2000:7) saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan perusahaan. b. Menurut Bernstein (1995:197) saham adalah selembar kertas yang menyatakan kepemilikan dari sebagian perusahaan. c. Menurut Miskhin (2001:4) saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan dan asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrumen keuangan. 2. Jenis-Jenis Saham Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001:7) menyatakan bahwa ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham yaitu: a. Berdasarkan dari segi kemampuan klaim atau hak tagih : 1. Saham Preferen (Preferend stock) Saham preferen adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi bisa juga tidak 23 mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Ciri-ciri saham preferen (Darmadji dan Fakhruddin,2001:8) adalah sebagai berikut: a. Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen b. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus perusahaan c. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditor, apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan) d. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan di samping penghasilan yang diterima secara tetap e. Dalam hal perusahaan dilikuidasi, memiliki hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan di atas pemegang saham biasa setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi 2. Saham Biasa (Common stock) Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Ciri-ciri saham biasa (Darmadji dan Fakhruddin,2001:7) adalah sebagai berikut: a. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba b. Memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (one share one vote) 24 c. Memiliki hak terakhir (junior) dalam hal pembagian kekayaan perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan) setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi d. Memiliki tanggung jawab terbatas kepada klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya e. Hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya b. Berdasarkan kinerja perdagangan : 1. Saham unggulan (Blue chip stock) Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen. 2. Saham pendapatan (Income stock) Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu penciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham(P/E ratio). 3. Saham pertumbuhan (Growth stock well- known) Saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock (lesser-known),yaitu saham dari emiten yang tidak sebagi leader dalam industri namun 25 memiliki ciri growth stock. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten. 4. Saham spekulatif (Speculative stock) Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi dimasa mendatang, meskipun belum pasti. 5. Saham siklikal (Counter cyclical stock) Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang lebih tinggi di masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang selalu di butuhkan masyarakat seperti barang kebutuhan sehari-hari (consumer goods). c.Berdasarkan cara peralihannya: 1. Saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindah tangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS. 2. Saham atas nama (registered stock), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu. 26 3.Keuntungan Saham Keuntungan yang bisa diperoleh dari kepemilikan saham antara lain adalah capital gain dan dividen. Capital gain adalah selisih harga jual saham yang lebih tinggi daripada harga belinya. Sedangkan dividen adalah keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham. Menurut Astuti (2006) semakin tinggi harga saham menunjukkan bahwa saham tersebut semakin diminat para investor, seiring dengan semakin tinggi harga saham maka akan menghasilkan capital gain yang besar pula. Sedangkan dividen bisa menjadi alat yang digunakan manajemen untuk menunjukkan kinerja perusahaan kepada pihak luar/investor, dengan dibayarkannya dividen secara konsisten menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik pada saat situasi perekonomian dalam kondisi naik, sedang maupun turun/resesi. Para investor percaya bahwa tingginya dividen yang dibayarkan berarti bahwa prospek perusahaan dimasa yang akan datang bagus.(Handayani BS,2010:12). Menurut Fahmi (2013:275) pemegang saham akan memperoleh berbagai keuntungan sebagai bentuk kewajiban yang akan diterima, yaitu: 1. Memperoleh dividen yang akan diberikan pada setiap akhir tahun 2. Memperoleh capital gain, yaitu keuntungan pada saat saham yang dimiliki tersebut dijual kembali pada harga yang lebih mahal 3. Memiliki hak suara bagi pemegang saham jenis common stock (saham biasa) 27 C.Dividen 1. Pengertian Dividen Dividen adalah bagian dari laba bersih (retained earning) atau laba setelah pajak (earning after tax,EAT) yang dibagikan kepada para pemegang saham(Moeljadi,2006:14). Dividen adalah pendapatan yang diterima pemegang saham secara periodik dari sebagian laba bersih yang disisihkan oleh perusahaan. Dividen juga sebagai harapan bagi para investor, artinya pada titik tertentu para investor mengharapkan adanya pembagian laba dari laba yang diperoleh perusahaan, sehingga diperoleh pengertian dasar dividen adalah pembayaran yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham sehubungan dengan keuntungan atau laba yang diperoleh perusahaan (Hadiwidjaja:2008). Dividen adalah keuntungan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang diberikan kepada para pemegang saham. Besarnya dividen yang diberikan ditentukan dalam rapat pemegang saham dalam suatu jumlah atau persentase (%) tertentu atas nilai nominal saham dan bukan atas nilai pasarnya.(Weston dan Copeland:2005) dalam Rodoni dan Ali (2010:121). Sebagian besar keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam operasinya akan didistribusikan kepada pemegang saham dan sebagian lagi akan ditahan untuk diinvestasikan pada investasi yang menguntungkan. Terkait dengan keuntungan tersebut maka manajer harus dapat mengambil keputusan mengenai besarnya keuntungan yang harus dibagikan kepada pemegang saham dan berapa yang harus ditahan guna mendanai investasi perusahaan. Besarnya keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham disebut dividen. (Efendi:2007). 28 2. Jenis-Jenis Dividen Menurut Hakim (2007:11), dilihat dari alat pembayarannya dividen dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: a. Dividen Tunai (Cash Dividend) Dividen tunai merupakan dividen yang dibagikan dalam bentuk uang tunai. Tujuan dari pemberian dividen dalam bentuk uang tunai adalah untuk memacu kinerja saham di bursa efek, yang juga merupakan return kepada para pemegang saham. Dividen tunai merupakan bentuk pembayaran yang paling banyak diharapkan oleh investor. Untuk membayarkan dividen dalam bentuk tunai diperlukan likuiditas. Brealey and Myers (2004) “ Most company pay a regular cash dividend each quater, but occasionally this regular dividend is supplemented by one-of extra or special dividend. Dividends are not always in the form of cash. Frequently companies also declare stock dividends”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa pada umumnya perusahaan membayarkan dividen tambahan atau spesial dividen kepada pemegang saham. Dividen tidak selalu dalam bentuk kas tetapi bisa juga dalam bentuk saham (stock dividend). b. Dividen Saham (Stock Dividend) Dividen saham merupakan dividen yang dibagikan dalam bentuk saham, dengan dibagikannya dividen dalam bentuk saham maka akan meningkatkan likuiditas perdagangan di bursa efek. Kemungkinan 29 perusahaan ingin menurunkan nilai sahamnya dan dengan cara memperluas pemilikan dan posisi likuiditas perusahaan yang memungkinkan membagikan dividen dalam bentuk tunai. Van Horne (1998) mendefinisikan dividen saham sebagai “A payment of additional of stock to shareholder. Often used in a place or in addition to a cash dividend”. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa dividen saham bisa menggantikan dividen kas maupun sebagai dividen tambahan yang dibayarkan kepada investor. c. Sertifkat Dividen (Script Dividend) Sertifikat dividen merupakan dividen yang dibayarkan dengan sertifikat atau surat promes yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menyatakan bahwa suatu waktu sertifikat itu dapat ditukarkan dalam bentuk uang. Jadi jika perusahaan ingin membagikan dividen dalam bentuk tunai sementara itu perusahaan sedang mengalami kesulitan likuiditas, maka sebagai gantinya perusahaan mengeluarkan sertifikat. Menurut Emalia (2003:27) berdasarkan hubungannya dengan tahun buku, maka dividen dapat dibagi dalam dua jenis yaitu: a. Dividen Interim Merupakan dividen yang dibayarkan oleh perseroan antara satu tahun buku dengan tahun buku berikutnya atau antara dividen final satu dengan dividen final berikutnya. Dividen interim ini dapat dibayarkan beberapa kali dalam setahun. Di USA, umumnya dividen ini dibayarkan 30 setiap kuartal (tiga bulan sekali), namun ada juga yang tidak ada. Di Indonesia pada umunya tidak ada atau hanya satu kali. Dividen interim ini salah satu tujuannya adalah untuk memacu kinerja kerja saham perseroan di bursa efek. b. Dividen Final Merupakan dividen hasil pertimbangan setelah penutupan buku perseroan pada tahun sebelumnya yang dibayarkan pada tahun berikutnya. Dividen final ini juga memperhitungkan serta mempertimbangkan hubungannya dengan dividen interim yang telah dibayarkan untuk tahun buku tersebut. D. Kebijakan Dividen 1. Pengertian Kebijakan Dividen Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen menentukan jumlah laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikikt jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen.(Wachowicz 1997:496). Menurut Brigham dan Houston (2006:40) keputusan kebijakan dividen (dividend policy decision) adalah keputusan mengenai berapa banyak laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen sebagai ganti dari laba dipertahankan untuk diinvestasikan kembali di dalam perusahaan. 31 Kebijakan dividen adalah keputusan mengenai apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.(Husnan:2004). Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout ratio, yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai yang akan di distribusikan kepada pemegang saham. Kebijakan dividen berpengaruh untuk pertumbuhan suatu perusahaan. Apabila suatu perusahaan menginginkan menahan sebagian besar pendapatannya dalam bentuk laba ditahan didalam perusahaan, hal ini menyebabkan pembayaran dividen akan semakin kecil, dengan demikian dapat dikatakanlah bahwa makin tingginya dividend payout ratio yang ditetapkan perusahaan maka makin kecil pula dana yang akan ditanamkan kembali didalam perusahaan yang ini berarti akan menghambat pertumbuhan perusahaan (Riyanto 2001: 266). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan Dividen Menurut Astuti (2004:145) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain: a. Peraturan Pemerintah. Beberapa negara ikut mengatur kebijakan dividen bagi perusahaan dengan tujuan untuk melindungi kreditur. 32 b. Hambatan dalam Perjanjian/Kontrak. Bank akan membatasi pembayaran dividen tunai sampai batas tertentu dari laba yang bisa dicapai atau bank mengatur pembayaran denda sampai jumlah tertentu, misalnya x% dari laba. Hal ini dilakukan oleh bank berkaitan dengan perjanjian kredit dari bank kepada perusahaan. c. Hambatan Internal. Jumlah pembayaran dividen tunai juga tergantung pada tersedianya uang kas perusahaan. Walaupun laporan laba rugi menyatakan adanya laba yang cukup besar namun belum tentu jumlah tersebut sama dengan jumlah uang kas tunai yang ada di perusahaan. Jadi saldo laporan arus kas akan lebih menentukan jumlah pembayaran dividen tunai. d. Perkiraan Pertumbuhan di Masa yang akan Datang. Bila pimpinan perusahaan melihat adanya banyak peluang untuk pengembangan perusahaan, maka pimpinan akan cendrung menahan labanya untuk pembiayaan rencana pengembangan. e. Pertimbangan Pemilik Perusaahan. Dalam menentukan kebijakan dividen pertama-tama perusahaan harus sepakat untuk mengutamakan kesejahteraan pemilik. Walaupun tidak mungkin untuk membuat kebijakan yang dapat memaksimumkan kesejahteraan atau kepuasan setiap pemilik, namun setidak-tidaknya. Sementara menurut Weston dan Brigham (2005) dalam Rodoni dan Ali (2010:123) mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan yaitu: 33 a. Peraturan hukum. Terdapat tiga hal yang ditekankan berkaitan dengan pembayaran dividen yaitu: 1. Peraturan mengenai laba bersih yaitu menentukan bahwa dividen dapat dibayar dari laba dahulu dan laba sekarang. 2. Peraturan mengenai tindakan yang merugikan pemodal. Peraturan tersebut akan melindungi para kreditur, caranya dengan melarang pembayaran dividen dari dana modal yang berarti membagikan investasinya bukan membagikan keuntungan. 3. Peraturan mengenai hak mampu membayar (insolvency) yaitu menentukan perusahaan tidak membayar dividen jika tidak mampu (perusahaan bangkrut). b. Posisi likuiditas, yaitu apabila laba yang ditahan telah diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap seperti mesin dan peralatan, bahan dan persediaan dan barang-barang lainnya, dan bukan disimpan dalam bentuk uang tunai, maka hal tersebut dapat menunjukkan posisi likuiditas perusahaan yang rendah dan terdapat kemungkinan perusahaan tidak mampu lagi membayarkan dividennya. c. Perlunya membayar kembali pinjaman. Disini perusahaan perlu menyisihkan laba sebelum jatuh tempo hutang, agar keuntungan perusahaan pada saat jatuh temponya hutang dibebani dengan pembayaran seluruh hutang. d. Keterbatasan karena kontrak hutang. Dalam perjanjian hutang terdapat larangan bagi debitur sehubungan dengan pembayaran dividen. Hal ini dilakukan untuk melindungi pihak kreditur sehubungan dengan dana yang 34 dipinjamkan. Pembatasan tersebut dilakukan dengan cara dividen yang akan datang hanya boleh dibayar dari keuntungan yang diperoleh sesudah ditandatanganinya. Kontrak hutang/dividen tidak dibayarkan jika modal kerja bersih jumlahnya lebih kecil dari suatu jumlah tertentu. e. Tingkat perluasan perusahaan. Semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan semakin besar kebutuhannya untuk membiayai pengembangan harta perusahaan tersebut, dan semakin banyak dana yang dibutuhkan dikemudian hari, semakin banyak pula keuntungan yang harus ditahan dan bukan untuk dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen (dividen relatif kecil). f. Tingkat keuntungan (tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan). Hal ini menentukan perusahaan untuk membayar dividen atau menggunakannya didalam perusahaan. g. Stabilitas perusahaan. Perusahaan yang keuntungannya relatif stabil dapat memperkirakan bagaimana keuntungannya di masa depan, sehingga kemungkinan besar perusahaan akan membagikan keuntungannya dalam persentase yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi. h. Kemampuan memasuki pasar modal. Perusahaan besar yang sudah mempunyai profitabilitas yang tinggi dan keuntungan yang stabil akan lebih mudah memasuki pasar modal atau memperoleh dana dari luar untuk pembiayaannya. Karena itu perusahaan yang sudah mantap akan mempunyai tingkat dividen yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan kecil atau masih baru. 35 i. Kontrol. Kekhawatiran berkurangnya kekuasaan kelompok dominan dalam mengendalikan perusahaan cendrung mendorong perusahaan untuk memperbesar laba ditahan demi keperluan ekspansinya, yang berarti akan memperkecil pembayaran dividennya. j. Kedudukan pajak para pemegang saham. Pada umumnya para pemilik perusahaan yang memegang sebagian besar sahamnya tergolong kelompok berpendapatan tinggi dan merupakan pembayar pajak yang tinggi, sehingga menyebabkan perusahaan akan membayar dividen yang rendah. k. Pajak atas penghasilan yang diperoleh dengan tidak wajar. Seringkali perusahaan menahan keuntungan hanya untuk menghindari tarif pajak perusahaan yang tinggi, maka dikeluarkan peraturan yang membebani pajak tambahan terhadap keuntungan atas penghasilan yang diperoleh dengan tidak wajar. l. Tingkat inflasi. Kecendrungan kenaikan harga termasuk harga aktiva tetap menyebabkan akumulasi penyusutan tidak lagi mencukupi untuk mengganti aktiva tetap. Oleh karena itu perusahaan memperbesar porsi laba ditahan sehingga porsi untuk dividen menjadi berkurang. 3. Teori Kebijakan Dividen Menurut Kolb dalam Rodoni dan Ali (2010:128) terdapat tiga teori kebijakan dividen untuk perusahaan yaitu sebagai berikut: 1. Residual Theory Penekanan teori ini adalah pada investasi modal dengan anggapan bahwa dividen merupakan residu (akhir) dari proses investasi modal 36 (capital investment process). Bertolak dari anggapan tersebut, maka teori ini menganjurkan agar dividen dibayarkan dari sisi dana yang digunakan untuk investasi modal. 2. Indiference Theory Teori ini dilandasi anggapan bahwa dividen bukan faktor yang relevan terhadap nilai saham. Teori ini dipelopori oleh Miller dan Modigliani(1961) yang berpendapat bahwa hanya pendapatan yang relevan bagi pemegang saham. Karena itu dividen dibayar atau tidak dibayar tidak ada pengaruhnya terhadap kemakmuran para pemegang saham. Teori ini mengunakan asumsi-asumsi sebagai berikut: a. Tidak ada pajak atas dividen dan capital gain b. Tidak ada biaya penerbitan (floating cost) jika mengeluarkan tambahan saham c. Tidak ada biaya transaksi 3. Bird In The Hand Theory Teori ini mengatakan bahwa pemegang saham tidak peduli (not indifferent) terhadap dividen dan perubahan pendapatan perusahaan. Bagi pemegang saham kebijakan dividen adalah relevan terhadap nilai saham. Teori ini didukung oleh Litner dan Gordon yang mengatakan bahwa pemegang saham menilai $1 dividen yang diterima lebih tinggi daripada $1 pendapatan yang ditahan. Terdapat empat teori lain yang dapat membantu menjelaskan kebijakan dividen adalah sebagai berikut: 37 1. Information Content Hypothesis atau Signaling Menurut Brigham dan Houston (2001) yang dikutip dari Iqbal (2011) menjelaskan mengenai hipotesis ini yaitu kenaikan dividen seringkali menyebabkan kenaikan harga saham, sementara pemotongan dividen umumnya menyebabkan penurunan harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa investor secara keseluruhan lebih menyukai dividen daripada keuntungan modal. Akan tetapi, Modigliani dan Miller (MM) berpendapat lain. Mereka menurunkan dividen, sehingga mereka tidak akan menaikkan dividen kecuali kalau mereka mengantisipasi laba yang lebih tinggi di masa mendatang. Karenanya, MM berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan merupakan “isyarat” bagi investor bahwa manajemen perusahaan memperkirakan laba yang lebih tinggi di masa mendatang. Sebaliknya, penurunan dividen atau kenaikan yang lebih kecil daripada yang diperkirakan, merupakan suatu isyarat bahwa manajemen meramalkan laba yang lebih rendah di masa mendatang. Jadi, MM menegaskan bahwa reaksi investor terhadap perubahan dalam kebijakan dividen tidak harus menunjukkan investor lebih menyukai dividen daripada laba yang ditahan. Sebaliknya, mereka menyatakan bahwa perubahan harga saham sesudah pembagian dividen hanya menunjukkan ada kandungan informasi atau pensinyalan (information, or signaling, content) yang penting dalam pengumuman dividen tersebut.(Iqbal:2011). 38 2.Clientele Effect Menurut Brigham dan Houston (2001) yang dikutip dari Iqbal (2011) menjelaskan mengenai hipotesis ini yaitu kelompok atau pelanggan (clientele) dari pemegang saham yang berbeda akan mempunyai kebijakan dividen yang berbeda-beda. Manajemen harus mempertimbangkan dengan matang perubahan kebijakan dividennya, karena suatu perubahan dapat menyebabkan pemegang saham saat ini menjual saham mereka dan mengakibatkan harga saham menjadi turun. Penurunan harga tersebut bisa bersifat sementara, tetapi juga bisa bersifat permanen jika hanya sedikit investor yang tertarik dengan kebijakan dividen yang baru, harga saham akan terus tertekan. Namun kebijakan baru itu mungkin akan memungkinkan lebih banyak pelanggan daripada sebelumnya dimiliki perusahaan, sehingga harga saham akan naik. MM dan yang lainnya telah menyatakan bahwa satu pelanggan sama baiknya dengan yang lain sehingga adanya pengaruh pelanggan tidak harus menyiratkan bahwa satu kebijakan dividen lebih baik dari kebijakan dividen lainnya. Namun, MM mungkin saja salah, dan mereka ataupun orang lain tidak dapat membuktikan bahwa adanya kelompok-kelompok investor secara keseluruhan memungkinkan perusahaan mengabaikan efek pelanggan.(Iqbal:2011). Mutiaroh (2010) menjelaskan mengenai teori ini, efek klien adalah kecendrungan perusahaan untuk menarik jenis investor yang menyukai kebijakan dividennya. Secara ringkasnya dapat dikatakan bahwa para 39 investor yang menginginkan pendapatan dari investasi untuk periode berjalan akan memiliki saham pada perusahaan yang membagikan dividen dalam jumlah besar, sedangkan investor yang tidak membutuhkan penghasilan kas untuk periode berjalan akan menginvestasikan modalnya pada perusahaan yang membagikan dividen dalam jumlah kecil. Hal ini menyiratkan bahwa setiap perusahaan seharusnya menetapkan kebijakan khusus yang oleh manajemennya dianggap paling tepat dan kemudian mengijinkan pemegang saham yang tidak menyukai kebijakan ini untuk menjual sahamnya kepada investor lain yang menyukainya. 3.Tax Differential Theory Argumen ini sebagian besar didasarkan pada perbedaan perlakuan pajak atas pendapatan dividen dan perolehan modal. Pajak atas pendapatan dividen dibayarkan saat dividen diterima, sementara pajak atas apresiasi harga (perolehan modal) ditunda hingga saham benar-benar dijual. Dalam hal pertimbangan pajak, sebagian besar investor masih lebih suka penahanan pendapatan perusahaan daripada pembayaran dividen tunai. Pendapatan yang ditahan dalam perusahaan akan meningkatkan harga saham, tapi peningkatan tersebut tidak dipajak hingga saham dijual. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kebijakan membayar dividen rendah akan mengakibatkan harga saham yang lebih tinggi. Artinya dividen tinggi merugikan investor, sementara dividen rendah dan retensi tinggi membantu investor.(Mutiaroh :2010). 40 4. Life Cycle Theory Menurut DeAngelo et. al. (2006) dalam Refra dan Widiastuti (2014) teori ini menyatakan bahwa dividend cenderung untuk mengikuti pola siklus hidup (life cycle) perusahaan tersebut. Perusahaan yang sedang berada dalam tahap mature (dewasa) lebih cenderung untuk membayarkan dividend karena pada tahap ini perusahaan memiliki kuantitatif laba yang besar. Sementara perusahaan yang masih dalam tahap growth (pertumbuhan) lebih cenderung untuk tidak membayarkan dividend karena pada tahap ini perusahaan memiliki peluang investasi yang tinggi namun memiliki pendanaan yang terbatas, sehingga laba yang diperoleh ditahan sebagai retained earnings dan kemudian diinvestasikan kembali karena pendanaan internal memiliki biaya yang lebih murah dibandingkan dengan pendanaan eksternal. Dalam teori ini, keputusan dividend dipengaruhi oleh kebutuhan perusahaan untuk mendistribusikan aliran kasnya. Teori ini memprediksi bahwa pada tahun-tahun awal sejak pendirian, perusahaan belum banyak membayar dividend, tetapi semakin mature perusahaan dimana dana internal perusahaan sudah melebihi peluang investasi, dividend yang dibayarkan juga akan meningkat. 4. Tipe-Tipe Pola pembayaran dividen Menurut Kolb dalam Rodoni dan Ali (2010:129) terdapat lima pola pembayaran dividen yang dapat dipilih oleh perusahaan yaitu: 41 a) Stable and occasionally increasing dividends per share Kebijakan ini menetapkan dividen saham yang tetap (stabil) selama tidak ada peningkatan yang permanen dalam earning power kemampuan membayar dividen. Manajemen menaikkan dividen hanya jika ia yakin bahwa tingkat yang lebih tinggi tersebut dapat dipertahankan secara definitive. Landasan berpikirnya adalah psikologis pemegang saham, dimana pemegang saham akan merasa senang bila dividen naik dan hal ini akan menaikkan perdagangan saham. Sebaliknya, bila dividen turun pemegang saham akan merasa kecewa dan hal ini akan menyebabkan perdagangan saham turun. b) Stable dividen per share Landasan pemikirannya adalah pasar mungkin akan menilai suatu saham lebih tinggi bila dividen yang diharapkan tetap stabil daripada kalau dividen berfluktuasi. Cara ini paling superior untuk menjaga payout ratio yang stabil. Perusahaan yang menilai cara ini akan membayar dividen dalam jumlah yang tetap dari tahun ke tahun, karenanya cara ini di sebut pula stable dollar amount pershare. Pola ini paling banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat. c) Stable payout ratio Dalam pola ini, jumlah dividen dihitung berdasarkan suatu persentase tetap (constant) dari laba (earnings). Bila laba berfluktuasi maka jumlah dividen yang dibayarkan pun ikut berfluktuasi. 42 d) Regular dividend plus extras Dengan cara ini deviden regular diterapkan dalam jumlah yang manajemen yakin mampu dipertahankan tanpa menghiraukan fluktuasi laba dan kebutuhan investor modal. Bila tambahan kas tersedia, perusahaan memberikan dividen ekstra (bonus) kepada pemegang saham. Cara ini memberikan fleksibilitas bagi perusahaan, tetapi menimbulkan ketidakpastian bagi pemegang saham. Meskipun demikian, cara ini kemungkinan merupakan pilihan terbaik bagi perusahaan menurut kondisi yang ada. Cara ini mengakui kandungan informasi dividen sehingga diharapkan dengan pemberian bonus (ekstra) dapat menarik minat pembeli yang akhirnya meningkatkan perdagangan saham. e) Fluktuating dividends and payout ratio Dalam metode ini, dividen dan payout ratio berfluktuasi sesuai dengan perubahan laba dan kebutuhan investasi modal perusahaan setiap periode. Metode ini tampaknya kurang populer bagi perusahaan go public, namun mungkin cocok bagi perusahaan kecil atau perseroan tertutup. 5. Prosedur Pembayaran Dividen Menurut Rodoni dan Ali (2010:131) prosedur dalam pembayaran dividen adalah sebagai berikut: 1. Tanggal pengumuman (date of declaration) Tanggal pengumuman adalah tanggal dimana direksi secara formal mengumumkan dibagikannya kepada pemegang saham bahwa dividen akan dibagikan, suatu hutang dividen harus diakui dan laba yang di tahan 43 berkurang. Dengan demikian kewajiban membayar dividen timbul pada saat direksi mengumumkan pembagian dividen. 2. Cum-dividen date Tanggal terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen. 3. Tanggal pencatatan pemegang saham (date of record) Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana pemilikan saham di tentukan, sehingga dapat diketahui kepada siapa dividen dibagikan. Pemegang saham yang mencatatkan dirinya pada tanggal ini adalah pemegang saham yang memperoleh dividen pada tanggal pembayaran. Tidak ada entry yang diperlukan pada tanggal pencatatan. Tanggal ini hanya digunakan sebagai titik batas, kepada dividen dibagikan. Penentuan titik batas tidak perlu dilakukan karena saham perusahaan diperdagangkan di bursa, sehingga pemiliknya dapat setiap saat berubah. Tentang jumlah saham yang beredar, perusahaan sudah mengetahuinya sejak dividen diumumkan. Pada saat dividen dibayarkan, hutang dan kas akan berkurang sehingga perusahaan akan mencatatnya sebagai pengurangan kedua perkiraan tersebut diatas. 4. Tanggal pemisahan dividen (ex-dividend date) Sebelum tanggal pencatatan, perusahaan sudah harus diberitahukan apabila terjadi transaksi jual beli atas saham beredar tersebut. Oleh sebab itu pada bursa internasional disepakati adanya ex-dividend date yaitu tiga hari sebelum tanggal pencatatan (date of record). Setelah tanggal pencatatan, saham tersebut tidak lagi memiliki hak atas dividen pada tanggal pembayaran. 44 5. Tanggal pencatatan (date of payment) Pada tanggal ini, dividen dibayarkan kepada para pemegang saham. Setelah memegang dividen, kas di debet dan piutang dieleminasi. Pembayaran dividen akan dikenakan pajak penghasilan. E.Dividend payout ratio Dividend payout ratio adalah persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai “cash dividend”.(Riyanto,2001:266). Menurut Keown (2005) dalam Deitiana (2009) menjelaskan bahwa dividend payout ratio adalah jumlah dividen yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan bersih perusahaan atau pendapatan tiap lembar. Menurut Marlina dan Danica (2009) dividend payout ratio adalah persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai. Menurut Novelma (2014) dividend payout ratio (DPR) adalah perbandingan antara dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham dengan laba bersih setelah pajak yang dimiliki perusahaan. Sedangkan menurut Astuti (2004) dividend payout ratio merupakan perbandingan antara dividend per share (DPS) dengan earning per share. Hermuningsih (2007) menjelaskan bahwa persentase dari laba yang dibagikan sebagai cash dividend atau disebut dividend payout ratio. Payout ratio diperoleh dari jumlah dividen per lembar saham dibagi earning perlembar saham. Dividend payout ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus: 45 F. Dividend yield Dividend yield adalah rasio antara dividen per saham (dalam satu tahun buku) dengan harga saham (dividen/harga saham) dinyatakan dalam persentase (Fauziah:2013). Dividend yield adalah suatu rasio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar dengan harga saham biasa (Nova:2010). Menurut Moeljadi (2006:54) dividend yield menunjukkan rasio antara dividen per saham dan harga pasar per saham. Dividend yield adalah dividen yang dibagikan dalam satu tahun terakhir dibagi harga saham pada saat itu (Hermuningsih:2007). Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada. Beberapa investor menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran risiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan dananya dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi (Nova:2010). Rumus dividend yield adalah sebagai berikut: G. Profitabilitas Menurut Sartono (2010) dalam Sumantri dan Candraningrat (2014) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Menurut Kim et, al (1993) yang dikutip dari Puspita (2009) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. 46 Lebih lanjut Kim et, al (1993) dalam Puspita (2009) menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Tinggi rendahnya laba yang didapat oleh perusahaan juga merupakan indikator kinerja manajemen perusahaan. Semakin tinggi laba yang didapatkan maka, pemegang saham mempunyai persepsi bahwa perusahaan sudah melakukan efisiensi dalam menggunakan aset yang dimiliki, sehingga dapat menghasilkan keuntungan (Mardiyati et al, 2012:6) dalam (Wibowo dan Aisjah:2014). Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Rasio profitabilitas secara umum ada empat yaitu gross profit margin, net profit margin, return on investment/return on asset, dan return on net work. (Fahmi,2013:80). Moeljadi (2006:52) menjelaskan bahwa rasio-rasio profitabilitas berusaha mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dengan menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan menggunakan modal sendiri. Brigham dan Houston (2009:107) menyatakan bahwa profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio profitabilitas (profitability ratio) adalah sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang 47 pada hasil-hasil operasi. Menurut Brigham dan Houston, profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan rasio sebagai berikut: i) Margin laba atas penjualan Rasio margin laba atas penjualan (profit margin on sales) adalah rasio yang mengukur laba bersih per rupiah penjualan. Rumus rasio ini yaitu sebagai berikut: ii) Pengembalian atas total aset Rasio pengembalian atas total aset (return on total asset-ROA) adalah rasio antara laba bersih terhadap total aktiva. Rumus rasio ini diformulasikan sebagai berikut: iii) Kemampuan dasar untuk menghasilkan laba Rasio kemampuan dasar untuk menghasilkan laba (basic earning power-BEP) adalah rasio yang mengindikasikan kemampuan dari aktiva-aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi yang dihitung dengan membagi EBIT oleh total aktiva. Rumus rasio ini diformulasikan sebagai berikut: 48 iv) Pengembalian ekuitas biasa Rasio pengembalian ekuitas biasa (return on common equity-ROE) adalah rasio bersih terhadap ekuitas saham biasa untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi dari pemegang saham biasa. Rumus rasio ini diformulasikan sebagai berikut: Menurut Brigham (2001:24) dalam Novelma (2014) menyatakan bahwa perusahaan dengan laba yang tinggi mampu membayar deviden yang lebih tinggi. Jensen et,al. (1992) dalam Sunarto (2004) menyatakan bahwa semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka semakin tinggi pula cash flow dalam perusahaan, dan diharapkan perusahaan akan membayar dividen yang lebih tinggi. Pada kondisi tertentu kebijakan perusahaan berubah sehingga peningkatan profitabilitas tidak diikuti dengan peningkatan pembayaran dividen sehingga profitabilitas tidak sepenuhnya mencerminkan penentuan pembayaran dividen.(Sunarto:2004). Menurut Partington (1989) dalam Laksono (2006) menyatakan bahwa secara ekspilisit profitabilitas (earning after tax) dan asset merupakan variabel yang penting sebagai dasar pertimbangan para manajer perusahaan di Australia dalam rangka menentukan kebijakan dividen. Nilai return on asset yang tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan berbanding aset yang relatif tinggi. Investor akan menyukai perusahaan dengan nilai return on asset yang tinggi, karena perusahaan dengan nilai return on asset yang tinggi mampu menghasilkan tingkat 49 keuntungan lebih besar dibandingkan perusahaan dengan ROA yang rendah. Dengan demikian, rasio return on asset menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan aktiva-aktiva yang digunakan karena secara absolut suatu perusahaan yang memperoleh laba yang meningkat belum tentu secara relatif meningkat sebelum dibandingkan dengan aset yang digunakan untuk menghasilkan profit tersebut. Peningkatan laba secara absolut kemungkinan diakibatkan oleh adanya investasi baru. Kenaikan dalam rasio return on asset ini berarti terjadi kenaikan laba bersih perusahaan yang selanjutnya akan meningkatkan harga saham dan return saham perusahaan juga akan mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham. Jadi perusahaan yang memiliki keuntungan atau laba yang tinggi melalui aset yang dimilikinya yang tercermin dalam return on asset (ROA) akan menunjukkan pengaruh positif terhadap kebijakan dividen yang tercermin dalam dividend yield. (Iqbal:2011). Penelitian ini menggunakan rasio pengembalian atas total asset (ROA) sebagai proksi dari profitabilitas. Rumus ROA yaitu sebagai berikut: H. Asset Growth Menurut Fahmi (2013:82), rasio pertumbuhan yaitu rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum. Pertumbuhan menurut Kusumaningrum (2010) didefinisikan sebagai perubahan tahunan dari 50 total aktiva. Bagi perusahaan, kesempatan untuk bertumbuh atau melakukan investasi akan meningkatkan kebutuhan akan dana. Menurut Weston dan Copeland (1995:243) menyatakan bahwa rasio-rasio pertumbuhan mengukur sebaik apa perusahaan mempertahankan posisi ekonomisnya di dalam industrinya. Data yang dilaporkan adalah dalam angkaangka nominal sehingga tingkat pertumbuhan yang dihitung merupakan penjumlahan pertumbuhan nyata (rill) ditambah faktor kenaikan tingkat harga. Istiningtyas (2013) menyatakan bahwa growth menunjukkan pertumbuhan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Menurut Riyanto (1995) semakin cepat pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin besar pula kebutuhan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Menurut Utami dan Inanga (2011) perusahaan cenderung menggunakan sumber dana internal untuk membiayai proyek-proyek investasi jika proyek-proyek tersebut memiliki peluang pertumbuhan besar dan perusahaan memilih untuk membayar dividen lebih sedikit, untuk mengurangi ketergantungan pada pembiayaan eksternal. Namun, perusahaan dengan pertumbuhan lambat dan peluang investasi lebih sedikit membayar dividen lebih tinggi untuk mencegah manajer dari overinvestment kas perusahaan. Menurut Husnan (1997) menyatakan bahwa besarnya pembayaran dividen oleh perusahaan akan dipengaruhi oleh ada atau tidaknya kesempatan yang menguntungkan. Oleh karena itu dibutuhkan dana yang semakin besar agar tercapai pertumbuhan perusahaan yang semakin tinggi pula.Istiningtyas (2013). 51 Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang lebih besar yang membutuhkan pendanaan untuk mempertahankan pertumbuhan dan profitabilitasnya diharuskan membayar dividen yang rendah. Maka asset growth perusahaan diharapkan secara negatif berhubungan dengan dividend yield (DY). Iqbal (2011). Dalam penelitian ini menggunakan pertumbuhan asset. Asset growth = asset t - asset t-1 asset t-1 I. Investment opportunity set (MVABVA) Pada tahun 1977, dalam studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi, Myers, memperkenalkan investment opportunity set yang memberikan petunjuk lebih luas dengan nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang, sehingga prospek perusahaan dapat ditaksir (Wijaya dan Wibawa, 2010:6) dalam Andhini (2012). Menurut Hartono (1999) yang dikutip dari Rokhayati (2005) menjelaskan bahwa investment opportunity set adalah tersedianya alternatif investasi di masa datang bagi perusahaan. Subekti dan Kusuma (2001) serta Tarjo dan Hartono (2003) yang dikutip dari Sunarto (2004) mengemukakan bahwa proksi pertumbuhan perusahaan dengan nilai IOS yang telah digunakan oleh para peneliti seperti Gaver dan Gaver (1993), Jones dan Sharma (2001) dan Kallapur dan Trombley (2001) secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan faktor-faktor 52 yang digunakan dalam mengukur nilai-nilai IOS tersebut. Klasifikasi IOS tersebut adalah sebagai berikut: a. Proksi berdasarkan harga, proksi ini percaya pada gagasan bahwa prospek yang tumbuh dari suatu perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Perusahaan yang tumbuh akan mempunyai nilai pasar relatif lebih tinggi dibandingkan dengan aktiva rillnya (assets in place). b. Proksi berdasarkan investasi, proksi ini percaya pada gagasan bahwa satu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara positif pada nilai IOS suatu perusahaan. Kegiatan investasi ini diharapkan dapat memberikan peluang investasi di masa berikutnya yang semakin besar pada perusahaan yang bersangkutan. c. Proksi berdasarkan varian, proksi ini percaya pada gagasan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva. Menurut Rokhayati (2005) salah satu proksi IOS yaitu rasio market to book value of asset (MVABVA) dengan dasar pemikiran bahwa prospek pertumbuhan perusahaan terefleksi dalam harga saham. Pasar menilai perusahaan yang sedang tumbuh lebih besar dari nilai bukunya. Rokhayati (2005). Hasil penelitian Kallapur dan Trombley (1999) yang dikutip dari Arifuddin (2007:641) menunjukkan bahwa rasio the book to market of assets and equity merupakan salah satu proksi potensi pertumbuhan yang valid, dan rasio ini mempunyai korelasi paling tinggi dengan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. 53 Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi diharapkan memiliki kesempatan investasi yang tinggi. Untuk meningkatkan pertumbuhan penjualan, perusahaan memerlukan dana besar yang dibiayai dari sumber internal. Penurunan pembayaran dividen menyebabkan perusahaan memiliki sumber dana internal untuk keperluan investasi.(Myres dan Maljuf,1984) dalam Sunarto(2004). Dengan peluang investasi yang tinggi perusahaan akan cendrung untuk menahan laba dan membayarkan dividen pada tingkat yang lebih rendah dikarenakan laba yang mereka hasilkan akan digunakan untuk pembiayaan internal guna membiayai investasi yang ada. Oleh karena itu peluang investasi yang tinggi berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio dan dividend yield. Salah satu proksi yang digunakan untuk mengukur IOS adalah market to book value of assets ratio (Rokhayati:2005) yang dirumuskan sebagai berikut: ( ) ( ) J. Firm Size Menurut Marberya dan Suaryana dalam Ardian PH (2010) ukuran perusahaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan tingkat resiko dalam mengelola tingkat investasi yang diberikan para stockholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka. Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar 54 modal karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil (Sutrisno:2001) dalam Fajriyah (2011). Menurut Ritha dan Koestiyanto (2013), ukuran perusahaan merupakan salah satu alat untuk mengukur besar kecilnya suatu perusahaan. Holder et al. (1998) menyebutkan beberapa peneliti seperti, Lloyd, Jahera, dan Page (1985) dan Vogt (1994) mengatakan bahwa ukuran perusahaan memainkan suatu peranan dalam menjelaskan rasio pembayaran dividen perusahaan. Sedangkan Hart and Oulton dalam Juliana dan Sulardi (2003) menjelaskan bahwa karyawan, aktiva, penjualan, market value dan value added adalah beberapa ukuran umum untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan besar dengan akses pasar yang lebih luas seharusnya membayarkan dividen yang tinggi kepada pemegang sahamnya, sehingga ukuran perusahaan dan pembayaran dividen memiliki hubungan yang positif. Sedangkan perusahaan kecil mempunyai akses yang terbatas ke pasar modal dan meningkatkan sumber pendanaan internal dengan meningkatkan retention ratio yang secara potensial mengurangi kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen. (Ritha dan Koestiyanto:2013). Nnadi et,al. (2013) menyatakan bahwa ukuran perusahaan (firm size) memiliki pengaruh positif terhadap dividend yield. Artinya ketika ukuran perusahaan (firm size) meningkat maka akan meningkatkan dividend yield. 55 Penelitian ini menghitung ukuran perusahaan (firm size) dengan menggunakan log dari sales revenue (Alphonse dan Tran:2014): Firm size = log (sales revenue) K. Earned/contributed capital mix Ide utama dalam strategis binis menurut Boston Consulting Group adalah untuk menciptakan cost advantage atau demand advantage yang melebihi pesaing, dimana keduanya diharapkan akan menciptakan halangan untuk masuk bagi pendatang baru. Teori daur hidup menyatakan bahwa pengembangan strategi yang paling pas adalah dengan perusahaan.(Miftahurrohman:2010). memperhatikan Cost advantage tahapan daur meliputi hidup aktivitas membangun kapasitas untuk mencapai skala ekonomis, sedangkan demand advantage menekankan pada membangun market share yang besar, dimana keduanya diharapkan akan menciptakan halangan untuk masuk bagi pendatang baru. (Murhadi:2008). Menurut Aharony, Falk dan Yehuda (2003) dalam Miftahurrohman (2010) menjelaskan ciri-ciri perusahaan dalam tiap tahapan daur hidup adalah sebagai berikut: 1. Tahapan startups. Ditandai dengan terbatasnya aset yang dimiliki, adanya kesempatan untuk bertumbuh, earning dan aliran kas dari aktivitas operasi yang rendah dan umur yang relatif muda. 56 2. Tahapan growth. Ditandai dengan lebih banyak aset yang dimiliki, pertumbuhan yang pesat, earning dan aliran kas dari aktivitas operasi yang mulai tumbuh, dan umur yang memasuki tahap medium. 3. Tahapan mature. Ditandai oleh pertumbuhan yang rendah dan perusahaan menjadi cash cow. 4. Tahapan decline ditandai dengan penurunan pertumbuhan, financing cost yang tinggi dan kompetisi yang intensif Penelitian yang dilakukan Fama dan French (2001) dalam Murhadi (2008) menemukan adanya hubungan antara tahapan daur hidup dengan kebijakan dividen, dimana perusahaan pada tahapan growth cenderung untuk mempertahankan labanya. Hal ini berbeda dengan perusahaan pada tahapan mature, ditandai dengan kecenderungan pembayaran dividen. Grullon et.al. menyatakan bahwa ketika perusahaan masuk pada tahap daur hidup mature, maka kesempatan investasi akan menjadi berkurang, dimana hal ini akan berdampak pada penurunan profitabilitas dimasa yang akan datang. Pada saat perusahaan mencapai tahapan mature, maka pada saat itu pula terjadi penurunan risiko sistematis. Penurunan risiko ini disebabkan karena asset yang ada saat ini mengalami penurunan risiko dan perusahaan menghadapi kesempatan untuk tumbuh kembang yang semakin kecil. Penurunan kesempatan investasi akan mendorong pada peningkatan aliran kas bebas, sehingga akhirnya berdampak pada peningkatan pembayaran deviden. (Murhadi:2008). Muhardi (2008) menjelaskan bahwa perusahaan akan menghadapi siklus daur hidup, dimana kebijakan dan strategi yang dilakukan perusahaan akan 57 disesuaikan dengan tahapan daur hidup dimana perusahaan tersebut berada. Karakteristik Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan tinggi, akan membutuhkan sumber dana yang besar dalam rangka membiayai aktivitasnya. Hal ini berdampak pada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi, cenderung untuk tidak menahan labanya untuk membiayai pengembangan aktivitas perusahaan. Sedangkan karakteristik perusahaan yang telah mencapai tahapan matang, dengan kesempatan pertumbuhan yang rendah, cenderung untuk membagikan laba dalam bentuk deviden. Pendekatan earned contibuted capital mix merupakan proksi logis untuk tahapan daur hidup perusahaan karena perusahaan pada tahapan growth, memiliki peluang bisnis yang tinggi sehingga cenderung untuk mempertahankan labanya (retained earning). Laba ditahan ini akan terakumulasi. Pada tahapan mature, ketika kesempatan bisnis tidak lagi banyak dan laba ditahan sudah tinggi, maka perusahaan akan melakukan pembayaran deviden. Perusahaan dengan RETE (retained earnings/total equity) atau RETA (retained earning/total assets) yang rendah cenderung berada pada tahapan capital infusion atau tahapan growth, sedangkan pada perusahaan dengan RETE atau RETA tinggi cenderung pada tahapan mature.(Murhadi:2008). Penelitian ini menggunakan pendekatan earned contibuted capital mix (retained earnings/total equity) sebagai proksi tahapan daur hidup perusahaan. 58 L. Asimetri informasi (trading share turnover) Manajer sebagai pengelola yang mengetahui informasi perusahaan terkadang tidak memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan yang sesungguhnya kepada pemilik. Sementara pemilik atau para pemegang saham mempunyai informasi yang lebih sedikit dibandingkan manajer karena tidak mempunyai kontak langsung dengan perusahaan, sehingga mereka tidak mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi. Kondisi seperti inilah yang menyebabkan terjadinya asimetri informasi, yaitu kondisi dimana salah satu pihak dari suatu transaksi memiliki informasi lebih banyak atau lebih baik dibanding pihak lainnya (Martono dan Agus,2008). Lebih lanjut Martono dan Agus menyatakan dalam hal ini manajer lebih banyak mengetahui informasi berkaitan dengan kondisi dan prospek perusahaan dibandingkan dengan pemegang saham.(Faramita:2011). Informasi asimetris juga menyebabkan investor tidak dapat mengetahui secara pasti manfaat dan risiko yang ditimbulkan dari keputusan yang dibuatnya. Sementara itu seorang investor yang rational risk-averse selalu mempertimbangkan setiap risiko investasi yang ada. Akibatnya timbul keraguan yang pada akhirnya membuat investor enggan untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki kandungan informasi asimetris tinggi.(Sutedja:2004). Lebih lanjut Sutedja (2004) mengungkapkan dengan demikian tampak bahwa informasi asimetris dapat mempengaruhi proses pembuatan keputusan. Hal itu tidak terlepas dari nature informasi yang sangat penting, adanya informasi yang tidak diketahui oleh salah satu pihak yang terlibat, dan adanya ketidakpastian yang menimbulkan ketidakjelasan risiko dan manfaat investasi. Untuk itulah, diperlukan upaya untuk 59 mengurangi bahkan menghilangkan informasi asimetris. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi informasi asimetris adalah dengan melakukan pengungkapan (disclosure) atas laporan keuangannya. Bartov dan Bodnar (1996) dalam Alphonse dan Tran (2014) mengungkapkan bahwa likuiditas saham adalah proksi yang potensial dalam menjelaskan tingkat asimetri informasi. Lebih lanjut Bartov dan Bodnar menjelaskan bahwa investor membeli saham dengan tingkat asimetri informasi yang rendah lebih banyak daripada saham dengan tingkat asimetri informasi yang tinggi. Alphonse dan Tran (2014) menyatakan bahwa likuiditas saham yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki tingkat asimetri informasi yang rendah, dimana antara investor dalam (insider ownership) dengan investor luar memiliki informasi yang cenderung sama. Akibatnya perusahaan memiliki kecenderungan lebih rendah untuk membayar dividen dikarenakan adanya sinyal kualitas perusahaan yang diberikan manajemen. Oleh karena itu perusahaan dengan tingkat asimetri informasi yang rendah akan cendrung untuk tidak membayarkan dividen dan memberikan tingkat dividen (dividend payout ratio dan dividend yield) yang lebih rendah karena adanya sinyal kualitas yang diberikan oleh perusahaan kepada pihak luar. Penelitian ini menggunakan trading share turnover sebagai proksi dari likuiditas saham. Rumus trading share turnover (Wira:2012) adalah sebagai berikut: 60 M. Insider Ownership Insider ownership diartikan bahwa pemilik perusahaan (stockholder) sekaligus menjabat sebagai pengelola perusahaan (manajemen). Insider ownership dihitung dengan membandingkan jumlah saham yang dimiliki komisaris dan direktur dengan jumlah saham beredar (Novelma:2014). Peningkatan kepemilikan manajerial dapat digunakan sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan (Jensen dan Meckling, 1976). Agency problem adalah masalah yang muncul ketika terjadi perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan manajer (Kouki & Guizani, 2009) dalam Lucyanda dan Lilyana (2012). Menurut Downes dan Goodman (1999) dalam Murwaningsari (2009), kepemilikan manajerial adalah para pemegang saham yang juga berarti dalam hal ini sebagai pemilik dalam perusahaan dari pihak manajemen yang sama secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan pada suatu perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan meningkatkan kepemilikan manajerial untuk mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemegang saham sehingga bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham. Dengan meningkatkan kinerja dan bertanggung jawab meningkatkan kemakmuran pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976).(Novelma:2014) Pembayaran dividen akan menjadi alat monitoring sekaligus bonding bagi manajemen (Putu A.M dan Jogiyanto Hartono,2002). Pembagian dividen ini akan membuat pemegang saham mempunyai tambahan return selain capital gain. 61 Dividen ini juga membuat pemegang saham mempunyai kepastian pendapatan dan mengurangi agency cost of equity karena tindakan perquisites misalnya biaya perjalanan dinas dan akomodasi kelas satu yang dilakukan oleh manajemen terhadap cash flow perusahaan seiring dengan menurunnya biaya monitoring karena pemegang saham yakin bahwa kebijakan manajemen akan menguntungkan dirinya (Crutchley dan Hansen,1989). (Sunarto:2004). Rozeff (1982) dalam Alphonse dan Tran (2014) menempatkan insider ownership sebagai proksi dari biaya agensi (agency cost). Kepemilikan orang dalam(insider ownership) yang rendah mengindikasikan agency cost yang tinggi, kemudian investor luar yang memiliki persentase lebih besar pada saham akan meminta dividen lebih tinggi untuk mengurangi agency cost. Rozeff (1982) menemukan bukti empirik yang mendukung bahwa terdapat pengaruh negatif antara persentase insider ownership dengan pembayaran dividen. Oleh karena itu jumlah kepemilikan orang dalam (insider ownership) tinggi akan mengurangi probabilitas pembayaran dividen dan tingkat dividen yang diberikan yang tercermin dalam dividend payout ratio dan dividend yield. Insider ownership (ISOWN) dihitung dengan rumus: N. Struktur Kepemilikan Wahyudi dan Pawestri (2006) dalam Sabrinna (2010) menjelaskan bahwa struktur kepemilikan merupakan jenis institusi atau perusahaan yang memegang saham terbesar dalam suatu perusahaan. Struktur kepemilikan dapat berupa 62 investor individual, pemerintah, dan institusi swasta. Struktur kepemilikan terbagi dalam beberapa kategori. Secara spesifik kategori struktur kepemilikan meliputi kepemilikan oleh institusi domestik, institusi asing, pemerintah, karyawan dan individual domestik. (Sabrinna:2010). Istilah struktur kepemilikan digunakan untuk menunjukkan bahwa variabel variabel yang penting didalam struktur modal tidak hanya ditentukan oleh jumlah utang dan equity tetapi juga oleh presentase kepemilikan oleh manager dan institusional (Jensen dan Meckling, 1976) dalam (Haruman:2008) Menurut Shleifer dan Vishny (1986) dalam Murhadi (2008) menyatakan bahwa hubungan struktur kepemilikan dan dividen dapat dijelaskan dengan menggunakan teori keagenan, dimana kepemilikan institusi akan dapat membantu memecahkan masalah keagenan melalui pengawasan terhadap manajemen. Menurut Perry dan Rimbey dalam Novelma (2014) salah satu mekanisme yang dapat digunakan untuk meminimalkan masalah keagenan adalah dengan menggunakan dividen. Dividen berperan sebagai salah satu bentuk penawaran distribusi pendapatan, karena dengan pembayaran dividen pemegang saham melihat bahwa pengelola perusahaan sudah melakukan tindakan yang sesuai dengan keinginan mereka sehingga akan mengurangi konflik. (Novelma:2014). Shleifer dan Vishny (1986) dalam Rachmad (2013) menyatakan bahwa adanya konsentrasi kepemilikan, para pemegang saham besar seperti investor institusional akan dapat menjalankan monitoring tim manajemen secara lebih efektif, sehingga akan membatasi perilaku oportunistik yang dilakukan oleh insiders. Diyanty (2010) menyatakan bahwa pemerintah sebagai pemegang saham, seringkali memiliki tujuan yang berbeda dengan tujuan pemegang saham selain 63 pemerintah. Pemerintah umumnya memiliki tujuan politik dan sosial yang seringkali tidak konsisten dan sejalan dengan tujuan perusahaan. Lebih lanjut Diyanty (2010) memberikan contoh tujuan politik dan sosial yang bertentangan dengan tujuan perusahaan yaitu kebijakan pembayaran dividen. Setiap awal tahun, pemerintah menargetkan sejumlah porsi dari keuntungan dalam bentuk penyisihan laba (dividen) sebagai kontribusi BUMN kepada APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) tanpa mempertimbangkan apakah BUMN tersebut membutuhkan keuntungan yang diperoleh untuk diinvestasikan dalam proyek mereka. Akibatnya adanya kebijkan tersebut akan berdampak pada keterbatasan pertumbuhan BUMN itu sendiri. Chen et,al. (2009) dalam Alphonse dan Tran (2014) menyatakan bahwa perusahaan yang dikendalikan oleh negara memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk membagikan dividen karena mereka membutuhkan dana untuk mendukung BUMN lain yang secara finansial dibatasi dan membiayai proyek-proyek publik untuk tujuan politik. Oleh karena itu perusahaan milik pemerintah (BUMN) akan memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen baik keputusan pembayaran dividen, dividend payout ratio dan dividend yield. Struktur kepemilikan dalam penelitian ini membagi struktur kepemilikan menjadi dua kelompok yaitu perusahaan BUMN dan perusahaan Swasta. Perusahaan yang termasuk BUMN diberi kode 1 dan perusahaan yang termasuk perusahaan swasta diberi kode 0. 64 O. Leverage Leverage menunjukkan kemampuan perusahaan membayar seluruh kewajiban finansialnya (jangka pendek dan jangka panjang, atau mengukur sejauh mana perusahaan di biayai dengan hutang ) (Wiagustini,2010:76). Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. (Sumantri dan Candraningrat:2014). Rasio leverage berusaha mengukur penjaminan hutang, baik dengan menggunakan total aktiva maupun modal sendiri. Rasio leverage diukur melalui debt ratio (ratio antara hutang dan aktiva), debt to equity ratio (rasio antara hutang dan modal sendiri) dan time interest earned (coverage ratio). (Moeljadi,2006:51). Menurut Sartono, rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk kedalam kategori extreme leverage (utang ekstrim) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan darimana sumber-sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang. Rasio leverage secara umum ada delapan yaitu debt to total assets, debt to equity ratio, times interest earned, cash flow coverage, dan cash flow adequancy (Fahmi,2013:72). Debt to total assets merupakan rasio antara total hutang (total debts) baik hutang jangka pendek (current liability) dan hutang jangka panjang (long term 65 debt) terhadap total aktiva (total assets) baik aktiva lancar (current assets) maupun aktiva tetap (fixed assets) dan aktiva lainnya (other assets). Rasio ini menunjukkan besarnya hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas operasionalnya. Semakin besar rasio debt to total assets menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya hutang (biaya bunga) yang harus dibayar oleh perusahaan. Dengan semakin meningkatnya rasio debt to total assets (dimana beban hutang juga semakin besar) maka hal tersebut berdampak terhadap profitablitas yang diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Dengan biaya bunga yang semakin besar, maka profitabilitas (earnings after tax) semakin berkurang (karena sebagian digunakan untuk membayar bunga), maka hak para pemegang saham (dividen) juga semakin berkurang (menurun).(Basuki:2012). Menurut Iqbal (2011) menyatakan bahwa semakin rendah leverage ratio maka akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajibannya. Jika beban utang tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah. Sehingga leverage ratio perusahaan akan memiliki korelasi yang negatif terhadap dividend yield (DY). Oleh karena itu diprediksikan leverage berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen yaitu dividend payout ratio dan dividend yield. Penelitian ini menggunakan debt to total assets ratio sebagai proksi leverage. Secara matematis debt to total assets ratio dapat dirumuskan sebagai berikut: 66 P. Arus Kas Bebas (Free Cash Flow) Free cash flow merupakan arus kas yang benar-benar tersedia untuk di distribusikan kepada seluruh investor (pemegang saham dan pemilik utang) setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produkproduk baru, dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan (Brigham dan Houston, 2009:65). Jensen (1986) dalam Raissa (2012) mengungkapkan bahwa free cash flow adalah aliran kas yang merupakan sisa dari pendanaan seluruh proyek yang menghasilkan net present value (NPV) positif yang di diskontokan pada tingkat biaya modal yang relevan. Menurut Novelma (2014) free cash flow disebut juga sebagai akhir dari aliran bisnis perusahaan setelah semua hutang dibayar, atau disebut juga sebagai sisa uang. Menurut Kamus Besar akuntansi (Ardiyos, 2005) dalam Novelma (2014) menyatakan aliran kas bebas berarti aliran kas bersih yang tidak diinvestasikan kembali karena tidak tersedia kesempatan investasi yang menguntungkan atau jumlah kas yang tersedia untuk dibagikan kepada investor bukan hanya setelah pembayaran biaya operasi akan tetapi setelah investasi yang akan menghasilkan aliran kas dimana yang akan datang dilakukan. Free cash flow mengukur sisa aliran kas sebuah perusahaan setelah seluruh biaya dikeluarkan untuk mendapatkan dan memelihara asset perusahaan. Dengan kata lain free cash flow memperlihatkan kas perusahaan yang mampu untuk menghasilkan setelah keperluan uang dipersiapkan untuk pemeliharaan atau 67 biaya dasar aset.(Novelma:2014). Menurut Mutiaroh (2010) semakin banyak free cash flow yang dimiliki perusahaan maka dividen yang dibayarkan juga akan semakin tinggi, yang berarti mengurangi biaya keagenan. Holder et, al. (1998) menggunakan free cash flow sebagai proksi untuk menguji biaya keagenan, mereka menemukan bahwa perusahaan dengan free cash flow yang tinggi membayar dividen yang lebih rendah. Artinya perusahaan yang memiliki jumlah free cash flow yang tinggi akan membayar dividen pada tingkat yang lebih rendah baik pada dividend payout ratio maupun pada dividend yield. Rumus free cash flow: Q. Pajak Pajak adalah iuran wajib oleh wajib pajak yang dipungut oleh pemerintah yang besaran pajak diatur oleh hukum yang berlaku, untuk membiayai kepentingan umum seperti pembangunan jalan raya dan lainnya. Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 Pasal 1 ayat 1, pengertian pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Pajak merupakan salah satu sektor utama dalam penerimaan negara selain migas. Badan usaha yang berbentuk hukum seperti perseroan terbatas (PT) tidak luput dari pungutan pajak. Pajak yang ditarik dari badan usaha termasuk kedalam pajak penghasilan perusahaan. Pajak penghasilan 68 perusahaan adalah pengenaan pajak terhadap Earning Before Tax (EBT) perusahaan sesuai dengan tarif pajak yang berlaku. Litzenberger & Ramaswamy berpendapat dalam the tax preference theory dikutip dalam Brigham & Houston (2001), bahwa investor memilih dividen rendah karena pajak atas dividen lebih mahal daripada pajak capital gain. Berdasarkan teori ini pemegang saham memilih dividen rendah untuk menghemat pembayaran pajak.(Nuringsih:2008). Perubahan peraturan perpajakan dalam setiap periode akan mempengaruhi kebijakan dividen dan pembayaran dividen itu sendiri, sehingga tarif pajak yang berubah-ubah dan tarif yang tinggi mendorong perusahaan untuk menghindarinya. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Perpajakan No.36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan, khususnya pasal 17 ayat (1) huruf b yang mengatur tarif pajak yang ditetapkan atas penghasilan kena pajak bagi wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28 %. Sejak tahun 2010, tarif pajak tersebut diubah menjadi 25%. Berdasarkan undang-undang pajak penghasilan yang terbaru (UU. No.36 tahun 2008), dividen yang diterima oleh WPOP dikenakan tarif pajak sebesar 10% dan bersifat final. Sedangkan dividen yang diterima oleh wajib pajak badan dalam negeri dikenakan tarif pajak sebesar 15%. (Mathilda:2012). Hadiwidjaja (2007) menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara coporate tax rate dengan pembayaran dividen. Artinya semakin tinggi tingkat/persentase pajak penghasilan perusahaan (corporate tax rate) maka akan mengurangi pembayaran dividen yaitu dividend payout ratio dan dividend yield. 69 R. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 No 1 Peneliti Thanatawee (2014) Variabel independen -ROA -Operating Cash flow -Size -Market to book ratio -leverage -RETA -Goverment ownership -Institutional ownership -Individual ownership -Foreign ownersip -Ownership by the largest shareholder -Ownership concentration Metode -Binary logit regression -Tobit regression Hasil Goverment ownership, Ownership concentration, Ownership by the largest shareholder, ROA,size,RETA berpengaruh positif terhadap probabilitas pembayaran dividen dan DPR. Institutional ownership, Foreign ownersip, MTB berpengaruh negatif terhadap probabilitas pembayaran dividen dan DPR. Individual dan Foreign Ownership tidak bepengaruh terhadap probabilitas pembayaran dividen. Leverage berpengaruh negatif terhadap probabilitas. Operating cash flow tidak berpengaruh terhadap probabilitas pembayaran dividen 2 Sumantri dan Candraningrat (2014) Analisis regresi berganda 3 Alphonse dan Tran (2014) -firm size -ROA -current ratio -DER -ROA -Firm size -earned/contributed capital -state control -asset growth -market to book value of asset -annual share turnover -insider ownership -leverage -free cash flow ROA, firm size, current ratio berpengaruh positif terhadap DPR. Sedangkan DER tidak berpengaruh terhadap DPR ROA, firm size, earned/contributed capital berpengaruh positif terhadap probabilitas pembayaran dividen. Sedangkan market to book value of asset, annual share turnover dan insider ownership berpengaruh negatif terhadap probabilitas pembayaran dividen. Namun asset growth dan state control tidak berpengaruh terhadap probabilitas pembayaran dividen. Leverage ,free cash flow, insider ownership berpengaruh negatif terhadap DPR. Sedangkan leverage berpengaruh positif terhadap DY. MVABVA,asset growth berpengaruh negatif terhadap DY Heckman two step selection appoarch 70 No 4 Peneliti Irnanta et,al.(2014) Variabel independen -insider ownership -institutional ownership -free cash flow Metode Path analysis 5 Olubukunola dan Olowe (2013) -company income tax rate -firm size Analisis regresi berganda 6 Hardiatmo dan Daljono(2013) -ROA -Current ratio -DER -sales growth -ukuran perusahaan Analisis regresi berganda 7 Arif dan Akbar (2013) -ROA -firm size -Market to book values of equity -tax -RETE 8 Raissa (2012) 9 Nnadi et,al. (2012.) Hasil Insider ownership tidak berpengaruh terhadap DPR. Sedangkan institutional ownership dan free cash flow secara langsung berpengaruh signifikan terhadap DPR Company income tax rate dan firm size berpengaruh positif signifikan terhadap DPR ROA berpengaruh positif terhadap DPR, sedangkan Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap DPR. Variabel lainnya yaitu current ratio,DER dan sales growth tidak berpengaruh terhadap DPR -Multivariate Analysis Tax berpengaruh negatif signifikan terhadap DPR. ROA, MVEBE ,Size berpengaruh positif terhadap DPR. RETE tidak berpengaruh terhadap DPR -free cash flow -debt to equity ratio -asset growth -net profit margin Analisis regresi berganda Free cash flow, net profit margin tidak berpengaruh terhadap DPR. Sedangkan asset growth berpengaruh negatif terhadap DPR. DER berpengaruh positif terhadap DPR -Insider ownership - Debt to equity ratio - Goverment ownership - Umur perusahaan - EPS - Market capitalization - Dispersion ownership - Market to book ratio - Share turnover ratio - Jenis sektor perusahaan - Pajak dividen Tobit regression Insider ownership, DER berpengaruh negatif terhadap dividend yield sedangkan goverment ownership, umur perusahaan, EPS, market capitalization berpengaruh positif. Variabel lainnya yaitu dispersion ownership, market to book ratio, asimetris informasi (share turnover ratio), jenis sektor perusahaan, pajak dividen tidak berpengaruh terhadap dividend yield. 71 No 10 Peneliti Iqbal(2011) Variabel independen -ROA -asset growth -DTA, -Market value Metode Analisis regresi berganda 11 Mulyono (2009) -DER -Insider ownership - size -IOS(MVEBVE) Analisis regresi berganda 12 Deitiana (2009) Analisis regresi berganda 13 Dini Rosdini (2009) -DER -EPS -PER -ROA -Current ratio -NPM -ROE -Inventory turnover -Free cash flow 14 Rosita (2008) 15 Dewi (2008) 16 Al-Malkawi (2008) -insider ownership -dispersion ownership -free cash flow -DER -growth -Kepemilikan manajerial -Kepemilikan institusional -DTA -ROA -ukuran perusahaan - jenis sektor perusahaan, -ownership dispersion -insider ownership -price earnings ratio -profitabilitas -umur perusahaan -firm size - leverage (DER) Analisis regresi sederhana Regresi berganda Analisis regresi berganda -Probit Estimation Hasil ROA,debt to total asset berpengaruh positif terhadap dividend Yield. Sedangkan asset growth, market value berpengaruh negatif terhadap dividend yield DER dan IOS berpengaruh terhadap DPR. Sementara size dan insider ownership tidak berpengaruh terhadap DPR EPS,PER berpengaruh terhadap dividend payout ratio(DPR). Sedangkan DER,ROA,CR, NPM,ITO,ROE tidak berpengaruh terhadap DPR Free cash flow memiliki pengaruh positif terhadap dividend payout ratio Insider ownership, dispersion ownership berpengaruh terhadap DPR, sedangkan free cash flow, DER dan growth tidak berpengaruh terhadap DPR Kepemilikan manajerial, kepemilikan Institusional, ROA,DTA bepengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. Sedangkan firm size berpengaruh positif terhadap DPR Profitabilitas,umur perusahaan, firm size berpengaruh positif terhadap probabilitas pembayaran dividen. Variabel lainnya yaitu leverage (DER) berpengaruh secara negatif terhadap probabilitas pembayaran dividen. Jenis sektor perusahaan, ownership dispersion, insider ownership, PER (price earnings ratio) tidak bepengaruh terhadap probabilitas pembayaran dividen 72 No 17 Peneliti Suharli (2007) Variabel independen -return on investment(ROI) - fixed assets -current ratio Metode Regresi berganda 18 Laksono (2006) -ROA -sales growth -asset growth -cash flow -debt to total asset Regresi berganda 19 Nuringsih (2005) -managerial ownership -debt to total asset(DTA) -ROA -Firm size Regresi linier berganda 20 Sunarto (2004) -Kepemilikan manajerial -IOS(MVEBVE) -ROA -DER Regresi berganda Hasil Likuiditas(current ratio) dapat digunakan sebagai variabel penguat dalam mempengaruhi ROI dan fixed assets. Tetapi hanya profitabilitas(ROI) yang mempengaruhi dividend payout ratio(DPR). ROA, sales growth, asset growth, debt to total asset berpengaruh terhadap DPR. Sedangkan cash flow tidak berpengaruh terhadap DPR Managerial ownership berpengaruh positif terhadap DPR. Sedangkan DTA dan ROA memiliki pengaruh negatif terhadap DPR. Variabel lain yaitu Firm size tidak berpengaruh terhadap DPR IOS(MVEBVE) berpengaruh positif signifikan terhadap DPR. Sedangkan ROA, DER, Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR S. Kerangka Pemikiran Investor menanamkan modalnya di bursa efek tentunya ingin mendapatkan keuntungan dari dana yang di investasikannya. Keuntungan apabila berinvestasi dalam bentuk saham antara lain terdapat dua macam yaitu capital gain dan dividen. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang disisihkan untuk para pemegang saham. Berbeda dengan capital gain yang biasanya di incar oleh spekulan, dividen merupakan keuntungan untuk para investor yang berinvestasi dalam jangka menengah dan panjang. Dividen dapat menjadi salah satu alat untuk menarik investor menanamkan dananya di suatu perusahaan. Namun untuk membuat suatu keputusan mengenai dividen tidak lah mudah, manajemen harus 73 mempertimbangkan berbagai macam faktor untuk bisa memenuhi dua kepentingan yaitu keinginan investor akan cash dividend dan jumlah laba ditahan untuk peluang investasi dikemudian hari. Terdapat tiga kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 2.2.1 Kerangka pemikiran (Keputusan Pembayaran Dividen) BEI ISSI Perusahaan non keuangan Variabel Independen X1 ROA X2 X3 Firm Size Asset Growth X4 MVA BVA X5 X6 X7 X8 ECC Trading share turnover Insider owner ship Struktur kepemili kan (RE/ TE) Variabel Dependen Keputusan pembayaran dividen Probit regression interpretasi 74 Gambar 2.2.2 Kerangka pemikiran (Dividend Payout Ratio) BEI ISSI Perusahaan non keuangan Variabel Independen X1 ROA X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Firm Size Asset Grow th MVA BVA Trading share turnov er Insider owner ship Struktur kepemil ikan Leve rage (DT A Free cash flow Tax rate Variabel Dependen Dividend Payout Ratio OLS Regression Uji Asumsi Klasik 1. 2. 3. 4. Uji F Uji Normalitas Uji Multikolinieritas Uji Heterokedastisitas Uji Autokorelasi Uji t Uji R squared Interpretasi 75 Gambar 2.2.3 Kerangka pemikiran (Dividend Yield) BEI ISSI Perusahaan non keuangan Variabel Independen X1 ROA X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Firm Size Asset Grow th MVA BVA Trading share turnov er Insider owner ship Struktur kepemil ikan Leve rage (DT A Free cash flow Tax rate Variabel Dependen Dividend Yield OLS Regression Uji Asumsi Klasik 1. 2. 3. 4. Uji F Uji Normalitas Uji Multikolinieritas Uji Heterokedastisitas Uji Autokorelasi Uji t Uji R squared Interpretasi 76 T. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teoritis tersebut maka hipotesis yang dapat dibangun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 : Terdapat pengaruh profitabilitas (ROA), asset growth, investment opportunity set (Market to book value of assets), firm size, earned/contributed capital mix, asimetri informasi (trading share turnover), insider ownership dan struktur kepemilikan secara parsial terhadap probabilitas pembayaran dividen 2 : Terdapat pengaruh profitabilitas (ROA), asset growth, investment opportunity set (Market to book value of assets), firm size, leverage(debt to total asset), asimetri informasi (trading share turnover), free cash flow, insider ownership, struktur kepemilikan dan tax rate secara simultan terhadap dividend payout ratio 3 : Terdapat pengaruh profitabilitas (ROA), asset growth, investment opportunity set (Market to book value of assets), firm size, leverage(debt to total asset), asimetri informasi (trading share turnover), free cash flow, insider ownership, struktur kepemilikan dan tax rate secara parsial terhadap dividend payout ratio 4: Terdapat pengaruh profitabilitas (ROA), asset growth, investment opportunity set (Market to book value of assets), firm size, leverage(debt to total asset), asimetri informasi (trading share turnover), free cash flow, insider ownership, struktur kepemilikan dan tax rate secara simultan terhadap dividend yield 77 5: Terdapat pengaruh profitabilitas (ROA), asset growth, investment opportunity set (Market to book value of assets), firm size, leverage(debt to total asset), asimetri informasi (trading share turnover), free cash flow, insider ownership, struktur kepemilikan dan tax rate secara parsial terhadap dividend yield 78 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Ruang Lingkup Penelitian Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan dari website perusahaan sampel. Data dalam penelitian ini meliputi data laporan keuangan, laporan ringkasan kinerja saham perusahaan serta laporan statistik tahunan BEI. Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang termasuk kedalam perhitungan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) per 15 Januari 2014 selama periode 2009-2013. B.Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang termasuk kedalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) per 15 Januari 2014. Sedangkan sampel dalam penelitian ini dipilih menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah pemilihan sampel berdasarkan kriteria peneliti. Kriteria-kriteria yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian keputusan pembayaran dividen adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan yang termasuk kedalam perhitungan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) per 15 Januari 2014 79 2. Terdaftar atau listing di BEI selambat-lambatnya Januari 2009 3. Perusahaan yang memiliki data ringkasan kinerja saham yang diperoleh dari www.idx.co.id 4. Memiliki laporan keuangan yang lengkap selama periode 2009-2013 5. Memiliki ekuitas positif selama periode penelitian 6. Menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya 7. Tidak memiliki nilai dividend payout ratio > 1 karena dianggap data tersebut tidak relevan (Alphonse dan Tran:2014) Berikut adalah rincian dari kriteria sampel perusahaan pada penelitian keputusan pembayaran dividen: Tabel 3.1.1 (Keputusan Pembayaran) Keterangan Perusahaan yang terdaftar di ISSI per Januari 2014 Perusahaan Keuangan yang terdaftar di ISSI per Januari 2014 Listing setelah Januari 2009 Tidak memiliki ringkasan kinerja saham Tidak memiliki laporan keuangan lengkap selama periode penelitian Tidak menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya Memiliki ekuitas negatif Memiliki nilai DPR > 1 Jumlah sampel penelitian Jumlah perusahaan 313 (2) (101) (5) (60) (11) (3) (16) 115 (sumber: data diolah peneliti) 80 Berikut adalah rincian data sampel keputusan pembayaran yang digunakan dalam penelitian ini: Tabel 3.1.2 Keterangan Jumlah data Jumlah data sampel Non-payers Payers 575 283 292 (sumber: data diolah peneliti) Kriteria-kriteria yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian dividend payout ratio adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan yang termasuk kedalam perhitungan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) per 15 Januari 2014 2. Membayarkan dividen secara berturut-turut selama periode tahun 20092013 3. Tidak memiliki nilai dividend payout ratio > 1 karena dianggap data tersebut tidak relevan (Alphonse dan Tran:2014) 4. Memiliki laporan keuangan yang lengkap selama periode penelitian 5. Menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya Berdasarkan kriteria-kriteria di atas maka diperoleh sampel sebanyak 15 perusahaan berikut adalah rincian perusahaan sampel: 81 Tabel 3.2 (Dividend Payout Ratio) No Kode 1 ASII 2 AUTO 3 CTRP 4 GJTL 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Perusahaan Astra International Tbk Astra Otoparts Tbk Ciputra Property Tbk Gajah Tunggal Tbk Indocement Tunggal INTP Prakarsa Tbk JAPFA Comfeed JPFA Indonesia Tbk JRPT Jaya Real Property Tbk JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk Kimia Farma (Persero) KAEF Tbk SGRO Sampoerna Agro Tbk Semen Indonesia SMGR (Persero) Tbk SMRA Summarecon Agung Tbk TCID Mandom Indonesia Tbk Telekomunikasi Indonesia TLKM (Persero) Tbk TSPC Tempo Scan Pacific Tbk (sumber: data diolah peneliti) Kriteria-kriteria yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian dividend yield adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan yang termasuk kedalam perhitungan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) per 15 Januari 2014 2. Membayarkan dividen secara berturut-turut selama periode tahun 20092013 3. Memiliki laporan keuangan yang lengkap selama periode penelitian 4. Menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya 82 Berdasarkan kriteria diatas diperoleh sampel sebanyak 15 perusahaan. Berikut adalah rincian perusahaan sampel pada penelitian dividend yield : Tabel 3.3 (Dividend yield) No Kode 1 ARNA 2 ASGR 3 CTRP 4 FORU 5 6 7 8 INTP JRPT KLBF LTLS 9 PGAS 10 11 SMGR TCID 12 13 14 15 TLKM TSPC UNTR WIKA Nama Perusahaan Arwana Citramulia Tbk Astra Graphia Tbk Ciputra Property Tbk Fortune Indonesia Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Jaya Real Property Tbk Kalbe Farma Tbk Lautan Luas Tbk Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Semen Indonesia (Persero) Tbk Mandom Indonesia Tbk Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Tempo Scan Pacific Tbk United Tractors Tbk Wijaya Karya (Persero) Tbk (sumber: data diolah peneliti) C.Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah: 1. Penelitian kepustakaan yaitu metode pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku, jurnal-jurnal, surat kabar maupun bahan-bahan serta 83 literatur yang berhubungan erat dengan pokok permasalahan yang akan diteliti. 2. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data-data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau data yang telah tersedia. Data tersebut diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (idx.co.id) serta website perusahaan sampel. D.Metode Analisis 1. Probit Regression Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu probit regression dan OLS regression dengan bantuan software Eviews 7 versi student. Metode probit regression digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi probabilitas keputusan pembayaran dividen. Menurut Alphonse dan Tran (2014) model regresi probit digunakan untuk memperkirakan probabilitas pembayaran dividen sebagai berikut : PPDi = 1 if PPDi*>0 0 if PPDi*≤0 dimana PPDi adalah variabel dependen diamati yang diberi angka satu jika PPD * > 0 (perusahaan membayarkan dividen) dan nol sebaliknya. PPD * adalah variabel laten : PPDI * = α + βX1i + ui ; ui ~ N( 0,σ2 ) X1i adalah vektor kolom variabel penjelas (independen) dari i. Variabel independen dalam vektor kolom tersebut yaitu ROA, asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of assets), firm size, earned/contributed capital mix, asimetri informasi (trading 84 share turnover), insider ownership dan struktur kepemilikan. ui adalah residual term dari i. Model persamaan regresi probit dalam penelitian keputusan pembayaran dividen adalah sebagai berikut: Y1 = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+b8X8+e Keterangan: Y1 = Kemungkinan (Probabilitas) perusahaan membayar dividen X1 = ROA (Return on asset) X2 = Asset growth X3 = Market to book value of assets X4 = Firm size X5 = Earned/contributed capital mix (ECC) X6 = Trading share turnover X7 = Insider ownership X8 = Struktur kepemilikan 2.OLS Regression OLS regression diterapkan untuk mengestimasi hubungan serta pengaruh antara rasio/tingkat pembayaran dividen (dividend payout ratio, dividend yield) dan variabel independen, dengan meregresi variabel independen yaitu ROA, asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of assets), firm size, leverage (debt to total asset), asimetri informasi (trading share turnover), free cash flow,insider ownership, struktur kepemilikan dan tax rate. 85 Model persamaan regresi dalam penelitian dividend payout ratio adalah sebagai berikut: Y2= a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+b8X8+b9X9+b10X10+e Keterangan: Y2 = Dividend payout ratio X1 = ROA (Return on asset) X2 = Asset growth X3 = Market to book value of assets X4 = Firm size X5 = Debt to total asset X6 = Trading share turnover X7 = Free cash flow X8 = Insider ownership X9 = Struktur kepemilikan X10 = Tax rate Model persamaan regresi dalam penelitian dividend yield adalah sebagai berikut: Y3= a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+b8X8+b9X9+b10X10+e Y3 = Dividend yield X1 = ROA (Return on asset) X2 = Asset growth X3 = Market to book value of assets X4 = Firm size X5 = Debt to total asset 86 X6 = Trading share turnover X7 = Free cash flow X8 = Insider ownership X9 = Struktur kepemilikan X10 = Tax rate 3. Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan regresi (OLS regression), terlebih dahulu model penelitian pada penelitian dividend payout ratio dan dividend yield harus lulus dari uji asumsi klasik. Uji ini dilakukan untuk memperoleh hasil penelitian yang bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimators), yang artinya model regresi tidak mengandung masalah seperti ketidaknormalan data, heterokedastisitas (ketidaksamaan varians), multikolinieritas (variabel independen saling terkait) dan autokorelasi (adanya korelasi residual antar pengamatan) sehingga diperoleh hasil regresi yang valid. Berikut adalah uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini, dikutip dari (Widarjono,2007:109): a. Uji Normalitas Uji signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen melalui uji t hanya akan valid jika residual yang kita dapatkan mempunyai distribusi normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan metode Jarque-Bera (J-B). Nilai uji Jarque-Bera memperlihatkan apakah data telah terdistribusi normal. Uji statistik Jarque-Bera ini menggunakan perhitungan skewness dan kurtosis. Rumus uji statistik Jarque-Bera adalah sebagai berikut: 87 [ ( ) ] Dimana S adalah koefisien Skewness, K adalah koefisien kurtosis, dan k menggambarkan banyaknya koefisien yang digunakan dalam persamaan. Suatu model regresi dapat dikatakan normal apabila nilai probability (p-value) J-B lebih besar dari alpha (0,05). b. Uji Multikolinieritas Uji multikolineritas ini berguna untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari matriks korelasi variabel-variabel bebas. Jika koefisien korelasi lebih besar dari 0,85 maka diduga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien korelasi relatif rendah (< 0,85) maka diduga model tidak mengandung unsur multikolinieritas. c. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedasitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Pada penelitian ini uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Breusch-Pagan-Godfrey. Suatu model regresi dapat dikatakan bebas dari masalah heterokedastisitas apabila nilai probability (p-value) Chi-square lebih besar dari alpha (0,05). 88 d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan periode t-1 (periode sebelumnya). Banyak metode yang digunakan untuk medeteksi masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena adanya korelasi antara residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Autokorelasi sering muncul pada penggunaan data times series. Hal ini karena gangguan dari observasi pada periode berikutnya. Penelitian ini menggunakan uji Breusch-Godfrey serial correlation Lagrange Multiplier (LM) untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi. Suatu model regresi dikatakan tidak terdapat masalah autokorelasi apabila nilai probability Chi-square lebih besar dari alpha (0,05). 4.Uji Regresi Berganda a. Uji secara simultan (Uji F) Uji secara simultan (Uji F) digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keseluruhan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen secara bersama-sama (simultan). Uji F dapat diketahui melalui nilai probabilitas (F-statistic) pada hasil output, apabila nilai probabilitas dibawah 0,05 maka variabel independen mempunyai pengaruh terhadap dependen secara bersama-sama. Atau bisa diketahui dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Apabila F hitung lebih besar dari F tabel maka variabel independen mempunyai pengaruh 89 terhadap variabel dependen secara simultan. Rumus F hitung (Ira Paramitha Rahayu,2003): F 𝑅 /(𝑘 1) (1 𝑅 )/(𝑛 𝑘) Dimana: R2 = Koefisien determinasi n = Jumlah pengamatan k = Jumlah variabel b. Uji secara parsial (Uji t) Uji t atau uji pengaruh variabel independen tarhadap dependen secara parsial, menjelaskan pengaruh masing-masing variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Rumus uji t adalah sebagai berikut (Muhibah,2009): 1 1 𝑟 ⬚ Cara melakukan uji t antara lain sebagai berikut: 1. Membandingkan nilai t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima (Imam Ghozali,2005:88-89) 2. Quick look: yaitu melihat nilai p-value pada hasil output regresi apabila nilai p-value dibawah nilai alpha (0,05) berarti variabel independen secara parsial (individual) berpengaruh terhadap variabel dependen sehingga hipotesis alternatif (H1) diterima dan H0 ditolak. 90 Sebaliknya apabila nilai p-value lebih besar (diatas) nilai alpha (0,05) berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen sehingga H1 ditolak dan H0 diterima. c. Uji R-squared (R2) Uji ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan/pengaruh variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Semakin besar nilai R2 berarti variabel independen yang ada di model regresi mencerminkan hampir seluruh faktor yang mempengaruhi variabel dependen. E. Operasional Variabel Penelitian Variabel dependen Pada penelitian ini terdapat tiga variabel dependen (terikat) dalam menjelaskan masing-masing kebijakan dividen yang terdiri dari keputusan pembayaran dividen, dividend payout ratio dan dividend yield. Masing-masing kebijakan dividen ini diteliti secara terpisah dan satu persatu. Rumus variabel dependen adalah sebagai berikut: 1. Keputusan pembayaran Keputusan pembayaran adalah keputusan yang dilakukan oleh manajemen, apakah akan memberikan laba yang diperoleh perusahaan dalam bentuk cash dividend kepada pemegang saham atau tidak. Keputusan pembayaran dividen merupakan variabel dummy dimana perusahaan yang membayar dividen diberi kode 1 sedangkan perusahaan yang tidak memberikan dividen diberi kode 0. 91 2. Dividend payout ratio Dividend payout ratio adalah jumlah dividen yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan bersih perusahaan atau pendapatan tiap lembar.Keown (2005) dalam Deitiana (2009). Rumus yang digunakan sebagai berikut (Alphonse dan Tran:2014): 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑠 𝑎𝑟𝑒 𝑒𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑠 𝑎𝑟𝑒 3. Dividend yield Dividend yield adalah rasio antara dividen per saham dan harga pasar per saham. Moeljadi (2006:54). Beberapa investor menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran risiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan dananya dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi (Nova:2010). Rumus yang digunakan sebagai berikut (Alphonse dan Tran:2014): 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑠 𝑎𝑟𝑒 Variabel independen Pada masing-masing kebijakan dividen yaitu keputusan pembayaran dividen, dividend payout ratio dan dividen yield dalam penelitian ini memiliki variabel independen yang berbeda-beda. Pada penelitian keputusan pembayaran dividen memiliki variabel independen sebanyak 8 variabel yaitu profitabilitas 92 (ROA), asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of assets), firm size, earned/contributed capital mix, asimetri informasi (trading share turnover), insider ownership dan struktur kepemilikan. Sedangkan untuk penelitian dividend payout ratio dan dividend yield memiliki kesamaan proksi dan jumlah variabel independen yaitu sebanyak sepuluh variabel yang terdiri dari profitabilitas (ROA), asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of assets), firm size, leverage(debt to total asset), asimetri informasi (trading share turnover), free cash flow, insider ownership, struktur kepemilikan dan tax rate. Berikut adalah penjelasan dari seluruh variabel independen dalam penelitian ini: 1. Profitabilitas (ROA) Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan.(Fahmi,2013:80). Rumus yang digunakan dalam perhitungan profitabilitas sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2009:107): 2. Asset growth Menurut Weston dan Copeland (1995:243) menyatakan bahwa rasio-rasio pertumbuhan mengukur sebaik apa perusahaan 93 mempertahankan posisi ekonomisnya di dalam industrinya. Pertumbuhan menurut Kusumaningrum (2010) didefinisikan sebagai perubahan tahunan dari total aktiva. Rumus yang digunakan dalam rasio pertumbuhan sebagai berikut (Istiningtyas:2013): Asset growth = asset t - asset t-1 asset t-1 3. Investment Opportunity Set (Market to book value of assets) Investment opportunity set adalah tersedianya alternatif investasi di masa datang bagi perusahaan. Hartono (1999) dalam Rokhayati (2005). Menurut Rokhayati (2005) salah satu proksi IOS yaitu rasio market to book value of asset (MVABVA) dengan dasar pemikiran bahwa prospek pertumbuhan perusahaan terefleksi dalam harga saham. Rumus yang digunakan sebagai berikut (Rokhayati:2005): 𝑀𝑉𝐴𝐵𝑉𝐴 ( ) ( ) 4. Firm size Menurut Marberya dan Suaryana dalam Ardian PH (2010) ukuran perusahaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan tingkat resiko dalam mengelola tingkat investasi yang diberikan para stockholder untuk 94 meningkatkan kemakmuran mereka.(Fajriyah:2011). Menurut Ritha dan Koestiyanto (2013), ukuran perusahaan merupakan salah satu alat untuk mengukur besar kecilnya suatu perusahaan. Rumus yang digunakan dalam menghitung firm size adalah sebagai berikut (Alphonse dan Tran:2014): Firm size = log (sales revenue) 5. Earned/contributed capital mix Earned/contributed capital mix merupakan salah satu proksi yang digunakan untuk menguji teori daur hidup perusahaan. Teori daur hidup menyatakan bahwa pengembangan strategi yang paling pas adalah dengan memperhatikan tahapan daur hidup perusahaan.(Miftahurrohman:2010). Muhardi (2008) menjelaskan bahwa perusahaan akan menghadapi siklus daur hidup, dimana kebijakan dan strategi yang dilakukan perusahaan akan disesuaikan dengan tahapan daur hidup dimana perusahaan tersebut berada. Rumus yang digunakan untuk menghitung earned contributed capital mix (retained earnings/total equity) (De Angelo et,al. :2006): 𝑅𝑒𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑑 𝑒𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 6. Asimetri informasi (trading share turnover) Asimetri informasi adalah keadaaan dimana salah satu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dan lebih baik tentang kondisi perusahaan dibandingkan pihak lainnya. Bartov dan Bodnar (1996) dalam Alphonse dan Tran (2014) mengungkapkan bahwa likuiditas saham adalah 95 proksi yang potensial dalam menjelaskan tingkat asimetri informasi. Rumus yang digunakan sebagai berikut (Wira:2012): 𝑇𝑟𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑠 𝑎𝑟𝑒 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 7. Insider ownership Insider ownership dapat diartikan bahwa pemilik perusahaan (stockholder) sekaligus menjabat sebagai pengelola perusahaan (manajemen), baik direksi maupun komisaris. Rumus yang untuk menghitung insider ownership sebagai berikut (Efendi:2007): 8. Stuktur kepemilikan Wahyudi dan Pawestri (2006) dalam Sabrinna (2010) menjelaskan bahwa struktur kepemilikan merupakan jenis institusi atau perusahaan yang memegang saham terbesar dalam suatu perusahaan. Struktur kepemilikan dapat berupa investor individual, pemerintah, dan institusi swasta. Struktur kepemilikan terbagi dalam beberapa kategori. Secara spesifik kategori struktur kepemilikan meliputi kepemilikan oleh institusi domestik, institusi asing, pemerintah, karyawan dan individual domestik. (Sabrinna:2010). Dalam penelitian ini stuktur kepemilikan merupakan variabel dummy dimana perusahaan yang termasuk perusahaan 96 pemerintah (BUMN) diberi kode 1 sedangkan perusahan lain/swasta diberi kode 0. 9. Leverage (debt to total asset) Rasio leverage berusaha mengukur penjaminan hutang, baik dengan menggunakan total aktiva maupun modal sendiri. Rasio leverage diukur melalui debt ratio (ratio antara hutang dan aktiva), debt to equity ratio (rasio antara hutang dan modal sendiri) dan time interest earned (coverage ratio). (Moeljadi,2006:51). Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.(Sumantri dan Candraningrat:2014). Rumus yang digunakan sebagai berikut (Alphonse dan Tran:2014) : 𝐷𝑇𝐴 10. Free cash flow Free cash flow merupakan arus kas yang benar-benar tersedia untuk di distribusikan kepada seluruh investor (pemegang saham dan pemilik utang) setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap,produk-produk baru, dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan (Brigham dan Houston, 2009:65). Free cash flow dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Dewi:2011): 𝑓𝑟𝑒𝑒 𝑐𝑎𝑠 𝑓𝑙𝑜𝑤 97 11. Tax rate Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 Pasal 1 ayat 1, pengertian pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UndangUndang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak penghasilan perusahaan adalah pengenaan pajak terhadap Earning Before Tax (EBT) perusahaan sesuai dengan tarif pajak yang berlaku. Rumus yang digunakan untuk menghitung tarif pajak (tax rate) berdasarkan ketentuan Undang-Undang Perpajakan No.36 tahun 2008 pasal 17 ayat (1) huruf b tentang tarif pajak penghasilan bagi wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap. (Mathilda:2012): 1. Sejak tahun 2008, tarif pajak ditentukan sebesar 28% dari penghasilan kena pajak 2. Pada tahun 2010-sekarang tarif pajak ditetapkan sebesar 25%. Dari penghasilan kena pajak 98 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Sekilas gambaran umum Bursa Efek Indonesia Pada awalnya terdapat dua bursa untuk melakukan perdagangan efek di Indonesia yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa Efek Jakarta telah lama didirikan, yaitu pada masa pemerintahan Hindia Belanda tepatnya tanggal 14 Desember 1912, sementara Bursa Efek Surabaya didirikan pada tanggal 11 Januari 1925. Namun Bursa Efek Jakarta dan Surabaya terpaksa ditutup pada awal tahun 1940 hal ini disebabkan terjadinya perang dunia kedua yang menyebabkan terjadinya kevakuman perdagangan pasar modal di Indonesia. Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, pemerintah melakukan reformasi terhadap pasar modal yang ada. Pemerintah orde lama membentuk suatu badan yang disebut PPUE(Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-Efek). Salah satu tugas dari badan ini adalah melakukan berbagai kajian tentang kemungkinan didirikannya Bursa Efek pasca kemerdekaan. Berbagai kajian yang dilakukan tentunya menyangkut faktor ekonomi makro maupun mikro, karena pasar modal sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor ekonomi suatu negara (Amalia,2008:46). Pada tanggal 1 Desember 2007 terjadi merger atau penggabungan usaha antara Bursa Efek Surabaya dengan Bursa Efek Jakarta menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI), yang mulai aktif beroperasi melakukan perdagangan efek sejak 99 tanggal 1 Desember 2007. Hingga saat ini BEI merupakan satu-satunya pasar modal yang memperjualbelikan efek-efek berharga di Indonesia. B. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Selama ini perdagangan efek/saham syariah hanya identik dengan Jakarta Islamic Index (JII), yaitu indeks yang memuat 30 saham yang memenuhi kriteria syariah dengan tingkat likuiditas tinggi. Namun sebenarnya efek syariah yang diperdagangkan di BEI bukan hanya 30 saham saja. Oleh karena itu BEI mendirikan suatu indeks yang memuat semua saham syariah yang diperdagangkan di BEI yaitu Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Awal terbentuknya ISSI bermula pada November 2007 saat Bapepam & LK mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang memuat daftar saham Syariah yang ada di Indonesia. Daftar Efek Syariah tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh BEI dengan meluncurkan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tanggal 12 Mei 2011. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) mengelompokan semua saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sehingga memudahkan investor untuk mengetahui saham-saham yang termasuk ke dalam saham syariah guna untuk mendukung perkembangan investasi syariah di pasar modal Indonesia. Dengan adanya Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) diharapkan investor dapat berinvestasi pada saham-saham yang tercantum di ISSI tanpa perlu ada rasa khawatir apakah saham tersebut merupakan saham perusahaaan yang akad, cara dan kegiatan usahanya bertentangan dengan ajaran agama/prinsip-prinsip syariah. 100 C. Hasil dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan analisis terhadap data statistik yang berguna untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai suatu data. Deskripsi mengenai suatu data dapat dilihat melalui nilai mean (rata-rata), median, nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi. Berikut adalah hasil statistik deskriptif dalam penelitian ini: Tabel 4.1 Hasil statistik deskriptif (keputusan pembayaran dividen) Non payers (N=283) Payers (N=292) mean median std.dev mean median std.dev ROA 0,03 0,02 0,08 0,09 0,08 0,06 AGR 1,73 0,06 25,36 0,17 0,16 0,21 MVABVA 2,54 0,99 14,54 1,66 1,30 1,08 SIZE 11,49 11,52 0,83 12,53 12,57 0,67 RETE -0,67 0,02 3,06 0,57 0,58 0,27 TST 0,70 0,27 1,16 0,55 0,35 0,61 IS 0,03 0 0,07 0,01 0,00 0,05 SC 0,02 0 0,13 0,17 0 0,38 Ket. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa perusahaan yang membayarkan dividen (payers) memiliki nilai rata-rata ROA, firm size, RE/TE dan state control lebih besar daripada perusahaan yang tidak membayarkan dividen (non-payers). Lebih lanjut, perusahaan yang tidak membayarkan dividen (non payers) memiliki nilai rata-rata asset growth, market to book value of asset, trading share turnover dan 101 insider ownership lebih besar daripada perusahaan yang membayarkan dividen (payers). Tabel 4.2 Hasil statistik deskriptif (dividend payout ratio) Dividend payout ratio mean median std.dev DPR 0,39 0,36 0,18 ROA 0,11 0,11 0,05 AGR 0,17 0,17 0,10 MVABVA 1,92 1,76 0,91 SIZE 12,82 12,80 0,65 TST 0,33 0,27 0,33 IS 0,00 0,00 0,00 SC 0,27 0,00 0,45 LEV 0,39 0,38 0,18 FCF 0,10 0,09 0,06 TAX 0,26 0,25 0,01 Ket. Dari tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa data pada penelitian dividend payout ratio memiliki nilai rata-rata dividend payout ratio (DPR) sebesar 0,39. Memiliki rata-rata ROA sebesar 0,11. Nilai rata-rata asset growth 0,17. Market to book value of asset memiliki nilai rata-rata sebesar 1,92. Firm size memiliki nilai rata-rata sebesar 12,82. Memiliki nilai rata-rata trading share turnover sebesar 0,33. Nilai rata-rata leverage (debt/asset) 0,39. Selanjutnya,nilai rata-rata insider ownership, state control, free cash flow dan tax rate masing-masing yaitu sebesar 0,00, 0,27, 0,10 dan 0,26. 102 Tabel 4.3 Hasil statistik deskriptif (dividend yield) Ket. DY ROA AGR MVABVA SIZE TST IS SC LEV FCF TAX Dividend yield mean median std.dev 0,03 0,03 0,01 0,12 0,12 0,06 0,14 0,14 0,12 2,20 1,83 1,35 12,70 12,78 0,69 0,40 0,29 0,43 0,00 0,00 0,01 0,27 0,00 0,45 0,40 0,40 0,19 0,10 0,11 0,06 0,26 0,25 0,01 Dari tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa data pada penelitian dividend yield memiliki nilai rata-rata dividend yield sebesar 0,03. Dengan nilai rata-rata ROA sebesar 0,12, Asset growth sebesar 0,14, market to book value of asset sebesar 2,20, firm size sebesar 12,70, trading share turnover sebesar 0,40, insider ownership sebesar 0,00, state control(struktur kepemilikan) sebesar 0,27, leverage sebesar 0,40, free cash flow sebesar 0,10 dan nilai tax rate rata-rata sebesar 0,26. 2.Probit Regression Probit regression digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (keputusan pembayaran). Variabel dependen merupakan data dimana apabila perusahaan membayar dividen maka 103 diberi kode 1 namun apabila tidak membayar dividen maka diberi kode 0. Berikut adalah hasil dari Probit regression pada penelitian ini: Tabel 4.4 Hasil Probit regression Dependent Variable: KEP_PMBYR Method: ML - Binary Probit (Quadratic hill climbing) Date: 04/28/15 Time: 23:12 Sample: 1 575 Included observations: 575 Convergence achieved after 7 iterations Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C ROA AGR FIRM_SIZE ECC MVABVA TRADING IS SC -9.520946 6.761907 -0.020547 0.740170 1.409801 -0.177558 -0.061232 -1.071605 0.677530 1.354012 1.432314 0.184162 0.113384 0.225873 0.084183 0.080558 1.239648 0.331424 -7.031656 4.720967 -0.111573 6.527989 6.241566 -2.109191 -0.760095 -0.864443 2.044301 0.0000 0.0000 0.9112 0.0000 0.0000 0.0349 0.4472 0.3873 0.0409 McFadden R-squared S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Restr. Deviance LR statistic Prob(LR statistic) 0.436694 0.500374 0.812074 0.880229 0.838656 796.9784 348.0359 0.000000 Obs with Dep=0 Obs with Dep=1 283 292 Mean dependent var S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Deviance Restr. log likelihood Avg. log likelihood Total obs 0.507826 0.359551 73.17089 -224.4713 448.9425 -398.4892 -0.390385 575 Dari tabel 4.4 diatas kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut: a. Probabilitas pembayaran dividen dipengaruhi oleh ROA, firm size, earned contibuted capital (RE/TE), peluang investasi (Market to book value of asset) dan kepemilikan perusahaan oleh negara(bumn/state control). 104 b. Asset growth, trading share turnover dan insider ownership tidak berpengaruh terhadap probabilitas pembayaran dividen. c. ROA berpengaruh positif terhadap probabilitas keputusan pembayaran dividen dengan nilai koefisien sebesar 6,761907 dengan nilai probabilitas 0,0000 pada tingkat alpha 0,05 (5 %). Artinya ketika terjadi peningkatan ROA sebesar satu persen (1%) maka probabilitas pembayaran dividen oleh perusahaan meningkat sebesar 6,761907 %. d. Firm size berpengaruh positif terhadap probabilitas keputusan pembayaran dividen dengan nilai koefisien sebesar 0,740170 dengan probabilitas 0,0000 pada tingkat alpha 0,05 (5%). Artinya ketika nilai firm size naik sebesar satu persen (1%) maka probabilitas pembayaran dividen oleh perusahaan akan meningkat sebesar 0,740170 %. e. Earned contributed capital (RETE) berpengaruh positif terhadap probabilitas keputusan pembayaran dividen dengan nilai koefisien sebesar 1,409801 dengan probabilitas 0,0000 pada tingkat alpha 0,05 (5%). Artinya ketika nilai earned contributed capital (RETE) meningkat (naik) sebesar satu persen (1%) maka probabilitas pembayaran dividen oleh perusahaan akan meningkat sebesar 1,409801 %. f. MVABVA berpengaruh negatif terhadap probabilitas keputusan pembayaran dividen dengan nilai koefisien sebesar -0,177558 dengan probabilitas 0,0349 pada tingkat alpha 0,05 (5%). Artinya ketika nilai MVABVA meningkat sebesar satu persen (1%) maka probabilitas pembayaran dividen oleh perusahaan akan menurun sebesar 105 0,177558%. g. State control atau kepemilikan perusahaan oleh pemerintah (BUMN) berpengaruh positif terhadap probabilitas keputusan pembayaran dividen dengan nilai koefisien sebesar 0,677530 dengan probabilitas 0,0409 pada tingkat alpha 0,05 (5%). Artinya ketika state control naik satu persen (1%) maka probabilitas pembayaran dividen akan meningkat sebesar 0,677530 %. 3.Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas Hasil dari regresi pada model penelitian akan valid apabila data memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan metode Jarque-Bera (J-B). Salah satu cara untuk menentukan apakah data tersebut normal atau tidak, pada metode Jarque-Bera yaitu dengan melihat nilai probabilitasnya, apabila nilai probabilitas J-B lebih besar (>) dari alpha (0,05) maka dapat dikatakan bahwa data tersebut normal dan lulus uji normalitas. Sebaliknya jika nilai probabilitas J-B lebih kecil (<) dari alpha (0,05) maka data tersebut tidak normal. Berikut adalah hasil dari uji normalitas data untuk tingkat dividen (dividend payout ratio dan dividen yield) pada penelitian ini: 106 Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas (Dividend payout ratio) 10 Series: Residuals Sample 1 75 Observations 75 8 6 4 2 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis -7.88e-17 0.006306 0.386265 -0.282497 0.146042 0.453321 3.143461 Jarque-Bera Probability 2.633068 0.268063 0 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas (Dividend yield) 12 Series: Residuals Sample 1 75 Observations 75 10 8 6 4 2 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis 1.39e-17 0.000431 0.028787 -0.015660 0.009298 0.354682 3.158546 Jarque-Bera Probability 1.651044 0.438006 0 -0.01 0.00 0.01 0.02 0.03 Berdasarkan tabel 4.5 dan 4.6 diatas diketahui nilai Jarque-Bera untuk data penelitian dividend payout ratio dan dividend yield masingmasing sebesar 2,633068 dengan nilai probabilitas sebesar 0,268063 dan 1,651044 dengan nilai probabilitas sebesar 0,438006. Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini, baik untuk dividend 107 payout ratio maupun dividend yield berdistribusi normal (lulus uji normalitas) karena nilai probabilitas Jarque-Bera sebesar 0,268063 untuk dividend payout ratio dan 0,438006 untuk dividend yield lebih besar dari alpha (0,05). b) Uji Multikolinieritas Model regresi yang baik salah satunya tidak terdapat masalah multikolinieritas di dalamnya. Multikolinieritas yaitu suatu kondisi dimana variabel-variabel independen dalam model regresi saling terkait (berhubungan). Ada tidaknya masalah multikolinieritas dalam suatu penelitian dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi antar variabel independen. Jika koefisien korelasi lebih besar dari 0,85 maka dapat diartikan bahawa terdapat multikolinieritas pada model. Sebaliknya jika koefisien lebih kecil dari 0,85, maka dapat diartikan bahwa model tidak mengandung multikolinieritas.(Widarjono:2007). Berikut adalah hasil uji multikolinieritas dalam penelitian ini: Tabel 4.5.1 Hasil Uji Multikolinieritas (Dividend payout ratio) ROA ROA 1.000000 AGR -0.030441 FIRM_SIZE 0.456731 MVABVA 0.624922 TRADING -0.184954 IS -0.340829 SC 0.119240 LEV -0.462412 FCF 0.687224 TAX_RATE -0.001968 AGR -0.030441 1.000000 0.056355 0.276746 -0.080812 0.010377 -0.208833 0.262817 -0.120767 -0.342235 FIRM_SIZEMVABVA 0.456731 0.624922 0.056355 0.276746 1.000000 0.253197 0.253197 1.000000 -0.101140 -0.197736 -0.210986 -0.118763 0.263872 0.055773 0.238363 -0.297171 0.468795 0.322050 -0.105681 -0.133644 TRADING -0.184954 -0.080812 -0.101140 -0.197736 1.000000 -0.097250 0.000146 0.122057 -0.071894 0.175379 IS -0.340829 0.010377 -0.210986 -0.118763 -0.097250 1.000000 0.297457 0.221945 -0.309113 0.097540 SC 0.119240 -0.208833 0.263872 0.055773 0.000146 0.297457 1.000000 0.036587 0.085126 2.40E-17 LEV -0.462412 0.262817 0.238363 -0.297171 0.122057 0.221945 0.036587 1.000000 -0.239114 -0.051802 FCF 0.687224 -0.120767 0.468795 0.322050 -0.071894 -0.309113 0.085126 -0.239114 1.000000 0.105001 TAX_RATE -0.001968 -0.342235 -0.105681 -0.133644 0.175379 0.097540 2.40E-17 -0.051802 0.105001 1.000000 108 Tabel 4.6.1 Hasil Uji Multikolinieritas (Dividend yield) ROA ROA 1.000000 AGR 0.209960 FIRM_SIZE 0.567535 MVABVA 0.798912 TRADING -0.291766 IS -0.516091 SC 0.303325 LEV -0.522189 FCF 0.706811 TAX_RATE -0.075883 AGR 0.209960 1.000000 0.123247 0.279170 -0.182856 -0.128057 0.113093 -0.078964 0.024215 -0.237350 FIRM_SIZEMVABVA 0.567535 0.798912 0.123247 0.279170 1.000000 0.391317 0.391317 1.000000 -0.112749 -0.224769 0.022199 -0.327234 0.567961 0.070214 -0.039050 -0.439503 0.466876 0.434369 -0.084079 -0.152455 TRADING -0.291766 -0.182856 -0.112749 -0.224769 1.000000 0.187999 0.032282 0.231118 -0.132288 0.048596 IS -0.516091 -0.128057 0.022199 -0.327234 0.187999 1.000000 0.127757 0.626150 -0.420413 0.031190 SC 0.303325 0.113093 0.567961 0.070214 0.032282 0.127757 1.000000 0.228145 0.155603 -1.05E-16 LEV -0.522189 -0.078964 -0.039050 -0.439503 0.231118 0.626150 0.228145 1.000000 -0.332302 0.032625 FCF 0.706811 0.024215 0.466876 0.434369 -0.132288 -0.420413 0.155603 -0.332302 1.000000 0.088141 TAX_RATE -0.075883 -0.237350 -0.084079 -0.152455 0.048596 0.031190 -1.05E-16 0.032625 0.088141 1.000000 Dari tabel 4.5.1 dan 4.6.1 dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi antara variabel independen yang satu dengan lainnya tidak ada yang bernilai lebih dari 0,85, hal ini menunjukkan bahwa pada kedua model regresi tidak mengandung masalah multikolinieritas. c) Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Breusch-Pagan-Godfrey. Suatu model regresi dapat dikatakan bebas dari masalah heterokedastisitas apabila nilai probability (p-value) Chi-square lebih besar dari alpha (0,05). Berikut adalah hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini: 109 Tabel 4.5.2 Hasil Uji Heterokedastisitas (Dividend payout ratio) Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey F-statistic t Obs*R-squared Scaled explained SS 1.865445 16.92690 13.20993 Prob. F(10,64) Prob. Chi-Square(10) Prob. Chi-Square(10) 0.0668 0.0760 0.2122 Tabel 4.6.2 Hasil Uji Heterokedastisitas (Dividend yield) Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS 0.785240 8.196388 6.441563 Prob. F(10,64) Prob. Chi-Square(10) Prob. Chi-Square(10) 0.6427 0.6097 0.7769 Berdasarkan tabel 4.5.2 dan 4.6.2 diatas diketahui bahwa nilai Prob. Chi-Square untuk penelitian dividend payout ratio dan dividend yield masing-masing sebesar 0,0760 dan 0,6097 lebih besar dari alpha (0,05) maka tidak terdapat masalah heterokedastisitas pada kedua model regresi. d) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan periode t-1 (periode sebelumnya). Penelitian ini menggunakan 110 uji Breusch-Godfrey serial correlation Lagrange Multiplier (LM) untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi. Suatu model regresi dikatakan tidak terdapat masalah autokorelasi apabila nilai probability Chi-square lebih besar dari alpha (0,05). Berikut adalah hasil uji autokorelasi pada penelitian ini: Tabel 4.5.3 Hasil Uji Autokorelasi (Dividend payout ratio) Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared 0.644305 1.527063 Prob. F(2,62) Prob. Chi-Square(2) 0.5285 0.4660 Tabel 4.6.3 Hasil Uji Autokorelasi (Dividend yield) Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared 0.157851 0.379963 Prob. F(2,62) Prob. Chi-Square(2) 0.8543 0.8270 Dari tabel 4.5.3 dan 4.6.3 diatas menunjukkan bahwa nilai Prob. Chi Square pada penelitian dividend payout ratio dan dividend yield bernilai masing-masing sebesar 0,4660 dan 0,8270 lebih besar dari alpha (0,05) maka berarti pada kedua model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi. 111 4.Uji Regresi Berganda 1) Pada Penelitian Dividend Payout Ratio a. Uji secara Simultan (Uji F) Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 3,520743 dengan Prob(F.statistic) sebesar 0,000953. Nilai Prob(F.statistic) pada penelitian dividend payout ratio ini bernilai lebih kecil (<) dari alpha (0,05) artinya bahwa variabel independen yaitu ROA, asset growth, firm size, MVABVA, trading share turnover, insider ownership, state control, leverage, free cash flow dan tax rate secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Tabel 4.7 Hasil Regresi Berganda (Dividend payout ratio) Dependent Variable: DPR Method: Least Squares Date: 04/29/15 Time: 13:03 Sample: 1 75 Included observations: 75 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROA AGR FIRM_SIZE MVABVA TRADING IS SC LEV FCF TAX_RATE -0.209354 1.840033 -0.176084 0.059785 -0.015134 -0.001795 5.748311 0.033249 -0.299404 -1.637870 -0.228002 0.677031 0.669320 0.235543 0.041638 0.028640 0.059484 9.732106 0.048396 0.149000 0.476814 1.684976 -0.309224 2.749106 -0.747566 1.435821 -0.528407 -0.030174 0.590654 0.687020 -2.009423 -3.435029 -0.135315 0.7582 0.0078 0.4575 0.1559 0.5990 0.9760 0.5568 0.4946 0.0487 0.0010 0.8928 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood 0.354887 0.254088 0.157038 1.578298 38.37241 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. 0.387111 0.181828 -0.729931 -0.390033 -0.594213 112 F-statistic Prob(F-statistic) 3.520743 0.000953 Durbin-Watson stat 2.238932 b. Uji secara Parsial (Uji t) Berdasarkan hasil regresi berganda pada tabel 4.7 diatas, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Variabel independen yang mempengaruhi dividend payout ratio adalah ROA, leverage dan free cash flow. 2. Variabel lainnya yaitu firm size, asset growth, MVABVA, trading share turnover, insider ownership, state control dan tax rate tidak memiliki pengaruh terhadap dividend payout ratio. 3. ROA berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio dengan nilai koefisien sebesar 1,840033 dengan nilai probabilitas 0,0078 pada tingkat alpha 5% (0,05). Artinya ketika terjadi kenaikan ROA sebesar satu persen (1%) maka nilai dividend payout ratio meningkat sebesar 1,840033 %. 4. Leverage berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio dengan nilai koefisien sebesar -0,299404 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0487 pada tingkat alpha 5% (0,05). Artinya ketika terjadi kenaikan leverage sebesar satu persen (1%) maka nilai dividend payout ratio akan menurun sebesar 0,299404 %. 5. Free cash flow berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio dengan nilai koefisien -1,637870 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0010 pada tingkat alpha 5% (0,05). Artinya ketika free cash flow 113 meningkat sebesar satu persen (1%) maka nilai dividend payout ratio akan menurun sebesar 1,637870 %. c. Uji koefisien determinasi (R2) Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2) bernilai sebesar 0,354887. Hal ini berarti bahwa variabel independen yaitu ROA, asset growth, firm size, MVABVA, trading share turnover, insider ownership, state control, leverage, free cash flow dan tax rate secara bersamaan mampu menjelaskan dividend payout ratio sebesar 35,48% sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model. 2) Pada Penelitian Dividend Yield a. Uji secara Simultan (Uji F) Tabel 4.8 dibawah ini menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 9,405649 dengan Prob(F.statistic) sebesar 0,000000. Nilai Prob(F.statistic) pada penelitian ini bernilai lebih kecil (<) dari alpha (0,05) artinya bahwa variabel independen yaitu ROA, asset growth, firm size, MVABVA, trading share turnover, insider ownership, state control, leverage, free cash flow dan tax rate secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap dividend yield. 114 Tabel 4.8 Hasil Regresi Berganda (Dividend yield) Dependent Variable: DY Method: Least Squares Date: 04/29/15 Time: 17:21 Sample: 1 75 Included observations: 75 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROA AGR FIRM_SIZE MVABVA TRADING IS SC LEV FCF TAX_RATE 0.074110 0.378427 -0.026632 -0.001892 -0.013701 -0.000823 0.174141 -0.013084 0.034003 -0.078653 -0.116186 0.042842 0.057896 0.010583 0.002608 0.001737 0.002934 0.165363 0.003831 0.008812 0.030822 0.101556 1.729843 6.536295 -2.516373 -0.725577 -7.888652 -0.280431 1.053087 -3.415428 3.858574 -2.551834 -1.144055 0.0885 0.0000 0.0144 0.4707 0.0000 0.7801 0.2963 0.0011 0.0003 0.0131 0.2569 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.595081 0.531813 0.009998 0.006397 244.9302 9.405649 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 0.034966 0.014612 -6.238139 -5.898241 -6.102422 2.070385 b. Uji secara Parsial (Uji t) Berdasarkan hasil regresi berganda pada tabel 4.8 diatas, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Dividend yield dipengaruhi oleh ROA, asset growth, MVABVA,state control, leverage dan free cash flow. 115 2. Sedangkan variabel lain seperti firm size, trading share turnover, insider ownership dan tax rate tidak memiliki pengaruh terhadap dividend yield. 3. ROA berpengaruh positif terhadap dividend yield dengan nilai koefisien sebesar 0,378427 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0000 pada tingkat alpha 5 % (0,05). Artinya ketika terjadi kenaikan ROA sebesar satu persen (1%) maka akan terjadi kenaikan dividend yield sebesar 0,378427 %. 4. Asset growth memiliki pengaruh negatif terhadap dividend yield dengan nilai koefisien sebesar -0,026632 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0144 pada tingkat alpha 5% (0,05). Artinya ketika asset growth mengalami peningkatan sebesar satu persen (1%) maka nilai dividend yield akan menurun sebesar 0,026632 %. 5. Market to book value of asset (MVABVA) berpengaruh negatif terhadap dividend yield dengan nilai koefisien sebesar -0,013701 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0000 pada tingkat alpha 5% (0,05). Artinya ketika nilai market to book value of asset (MVABVA) meningkat sebesar satu persen (1%) maka nilai dividend yield akan menurun sebesar 0,013701 %. 6. Kepemilikan perusahaan oleh negara (BUMN/state control) berpengaruh negatif terhadap dividend yield dengan nilai koefisien sebesar -0,013084 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0011 pada tingkat alpha 5% (0,05). Artinya ketika nilai state control 116 meningkat sebesar satu persen (1%) maka nilai dividend yield akan menurun sebesar 0,013084 %. 7. Leverage (Debt/asset) berpengaruh positif terhadap dividend yield dengan nilai koefisien sebesar 0,034003 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0003 pada tingkat alpha 5% (0,05). Artinya ketika terjadi kenaikan leverage sebesar satu persen (1%) maka nilai dividend yield akan meningkat sebesar 0,034003 %. 8. Free cash flow berpengaruh negatif terhadap dividend yield dengan nilai koefisien sebesar -0,078653 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0131 pada tingkat alpha 5% (0,05). Artinya ketika terjadi kenaikan free cash flow sebesar satu persen (1%) maka nilai dividend yield akan menurun sebesar 0,078653 %. c. Uji koefisien determinasi (R2) Tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0,595081. Hal ini berarti bahwa variabel independen yaitu ROA, asset growth, firm size, MVABVA, trading share tunover, insider ownership, state control, leverage, free cash flow, dan tax rate secara bersamaan mampu menjelaskan dividend yield sebesar 59,50% sisanya dijelaskan variabel lain yang tidak terdapat dalam model. 5.Interpretasi A. Pada Penelitian Keputusan Pembayaran dividen 1. Return On Asset (ROA) Hasil analisis dari penelitian keputusan pembayaran dividen menunjukkan bahwa ROA mempunyai pengaruh positif terhadap 117 probabilitas keputusan pembayaran dividen. Artinya semakin tinggi/besar ROA yang dihasilkan maka akan semakin besar pula probabilitas/peluang pembayaran dividen oleh perusahaan. Dengan profitabilitas (ROA) yang tinggi, perusahaan akan cendrung memiliki lebih banyak dana sisa setelah disisihkan untuk investasi mendatang (residual cash flow), selanjutnya dana tersebut akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai imbalan, yang diharapkan pembagian dividen akan menaikkan nilai perusahaan. Hal ini juga menunjukkan pembagian dividen sebagai “signal” dari perusahaan bahwa kondisi keuangan perusahaan masih dalam posisi yang menguntungkan (profitable). Hasil ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Al-Malkawi (2008), Budiarso (2012), Alphonse dan Tran (2014), Thanatawee (2014). 2. Asset growth Dari hasil analisis menunjukkan bahwa asset growth tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan pembayaran dividen. Artinya asset growth tidak menjadi acuan perusahaan dalam keputusan pembayaran dividen. Hal ini mungkin dikarenakan asset growth bukan merupakan proksi yang tepat untuk menjelaskan adanya peluang investasi, sehingga tidak ditemukan pengaruh asset growth terhadap probabilitas pembayaran dividen. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Alphonse dan Tran (2014) yang menemukan tidak terdapat pengaruh asset growth terhadap probabilitas pembayaran dividen. 118 3. Market to book value of asset (MVABVA) Dari hasil analisis diatas menunjukkan bahwa peluang investasi (MVABVA) berpengaruh negatif terhadap keputusan pembayaran dividen. Hal ini berarti ketika terjadi peningkatan peluang investasi (MVABVA) maka perusahaan akan cendrung untuk tidak membayar dividen dan sebaliknya. Ketika peluang investasi perusahaan meningkat maka perusahaan akan cendrung untuk menahan labanya untuk diberikan kepada pemegang saham dan memilih untuk menempatkan laba yang diperoleh ke akun laba ditahan. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan dana meningkat ketika terjadi peningkatan peluang investasi, perusahaan akan memilih sumber dana dari internal untuk membiayai investasinya karena sumber dana internal dirasakan lebih murah dibandingkan dengan sumber dana eksternal (pinjaman). Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Fama dan French (2001), Alphonse dan Tran (2014) dan Thanatawee (2014). 4. Firm size Dari hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh firm size secara positif terhadap keputusan pembayaran dividen. Artinya semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula probabilitas pembayaran dividen. Perusahaan yang besar akan cendrung membayarkan dividen untuk menjaga reputasinya dihadapan investor, menunjukkan bahwa perusahaan tersebut masih memiliki posisi yang cukup kuat dalam bisinis. Vogt(1994) dalam Mathilda 119 (2014) menjelaskan bahwa perusahaan yang besar cendrung lebih mature dan mempunyai akses yang lebih mudah dalam pasar modal, sehingga perusahaan besar akan cendrung membayar dividen. Dimana hal tersebut akan mengurangi ketergantungan terhadap pendanaan internal. Terlebih perusahaan besar dengan kemudahan akses yang dimiliki, biaya modal yang dikeluarkan cendrung lebih rendah daripada perusahaan yang baru. Oleh karena itu perusahaan besar cendrung membayar dividen. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Al- Malkawi (2008), Alphonse dan Tran (2014) dan Thanatawee (2014). 5. Earning contributed capital (RE/TE) Hasil analisis menunjukkan bahwa RE/TE berpengaruh positif terhadap keputusan pembayaran dividen. Semakin tinggi proporsi retained earning/ total equity maka semakin besar pula probabilitas pembayaran dividen oleh perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori siklus hidup perusahaan (life cycle theory), ketika perusahaan memasuki tahap mature dengan peluang investasi rendah dan jumlah RE/TE lebih besar/tinggi, perusahaan memiliki lebih banyak residual cash flow dimana perusahaan akan cendrung membayarkan dividen. Namun apabila perusahaan masih dalam tahap growth dengan peluang investasi yang tinggi, kondisi keuangan belum stabil, dan belum memiliki dana internal yang memadai (RE/TE rendah) maka perusahaan akan cendrung untuk tidak membayarkan dividen dan lebih mengutamakan mengalokasikan laba untuk dana internal guna 120 pembiayaan investasi mereka, hal ini dikarenakan dana internal lebih murah dibandingkan dana eksternal yang memiliki biaya modal yang cukup tinggi terutama untuk perusahaan baru. Selanjutnya perusahaan yang sudah memasuki tahap mature, memiliki residual cash flow yang tinggi mengkhawatirkan bahwa pemegang saham akan berpandangan jika perusahaan menggunakan dana tersebut untuk investasi yang tidak menguntungkan dan untuk kepentingan berlebih para manajer oleh karena itu keputusan pembayaran dividen dilaksanakan. Hasil ini juga mendukung teori agency dimana dividen dibayarkan untuk mengurangi konflik keagenan antara manajer dengan stockholder. Hasil ini sesuai dengan hasil yang ditemukan oleh De Angelo (2006), Alphonse dan Tran (2014), Thanatawee (2014). 6. Trading share turnover Dari hasil analisis diatas menunjukkan bahwa trading share turnover tidak berpengaruh terhadap probabilitas keputusan pembayaran dividen. Trading share turnover bukan merupakan acuan utama perusahaan dalam menentukan kebijakan dividennya (keputusan melakukan pembayaran dividen). Hal ini dikarenakan perusahaan lebih melihat laba yang mereka hasilkan dan kondisi keuangan perusahaan (faktor internal), dan market to book vaue of asset dalam menentukan keputusan melakukan pembayaran dividen daripada faktor eksternal seperti trading share turnover. Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian Alphonse dan Tran (2014) yang menemukan bahwa trading 121 share turnover memiliki pengaruh negatif terhadap keputusan pembayaran dividen. 7. Insider ownership Dari hasil analisis menunjukkan bahwa insider ownership tidak berpengaruh terhadap probabilitas keputusan pembayaran dividen. Artinya kepemilikan saham yang tinggi atau rendah oleh manajemen tidak menjadi acuan perusahaan dalam menentukan kebijakan dividennya (keputusan pembayaran dividen). Hasil ini bisa disebabkan karena perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian keputusan pembayaran dividen ini, kepemilikan saham oleh manjemen (insider ownership) relatif kecil sebagian besar nilai insider ownership kurang dari 50%. Nilai rata-rata insider ownership pada penelitian keputusan pembayaran dividen untuk non payers dan payers masing-masing hanya sebesar 0,03 (3%) dan 0,01 (1%). Nilai data yang terlalu kecil menyebabkan hasil menjadi tidak signifikan. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Al-Malkawi (2008). 8. Struktur kepemilikan (state control) Dari hasil analisis menunjukkan bahwa kepemilikan perusahaan oleh pemerintah (BUMN/state control) berpengaruh positif terhadap probabilitas pembayaran dividen. Artinya perusahaan yang dimiliki pemerintah (BUMN) memiliki probabilitas pembayaran dividen lebih tinggi daripada perusahaan Non BUMN (swasta). Hal ini dapat dikarenakan perusahaan milik pemerintah (BUMN) cendrung untuk menjaga reputasi mereka dihadapan para investor (investor dalam 122 negeri dan luar negeri) yang berpandangan atau berasumsi bahwa perusahaan BUMN memiliki kondisi keuangan yang relatif baik dan stabil dibanding dengan perusahaan lain, maka daripada itu perusahaan BUMN akan cendrung untuk membayarkan dividen. Menurut Diyanty (2012) pemerintah umumnya memiliki tujuan politik dan sosial, yang salah satunya tercermin dari kebijakan dividennya, untuk itu perusahaan BUMN akan cendrung untuk membagikan dividen. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Chen et.al (2009), Thanatawee(2014), Alphonse dan Tran (2014). B. Pada Penelitian Dividend Payout Ratio 1. Return On Asset (ROA) Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa ROA mempunyai pengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Artinya kenaikan ROA akan menyebabkan perusahaan menaikkan besaran dividen yang diberikan. Dengan profitabilitas (ROA) yang tinggi perusahaan akan cendrung memiliki lebih banyak dana sisa setelah disisihkan untuk investasi mendatang (residual cash flow), selanjutnya dana tersebut akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen. Dengan meningkatnya profitabilitas yang dihasilkan perusahaan (ROA) maka akan semakin besar sisa dana yang dimiliki setelah disisihkan untuk investasi mendatang, hal ini menyebabkan perusahaan membayar dividen dengan tingkat yang lebih tinggi. Hal ini juga menunjukkan pembagian dividen sebagai “signal” dari 123 perusahaan bahwa kondisi keuangan perusahaan masih dalam posisi yang menguntungkan (profitable). Hasil ini sesuai dengan teori signaling oleh MM (1961) yang menyatakan bahwa kenaikan dividen merupakan suatu sinyal kepada investor bahwa perusahaan memprediksikan penghasilan yang baik dimasa mendatang yang tercermin dalam ROA. Hasil ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Marlina dan Danica (2009), Hardiatmo dan Daljono (2013), Arif dan Akbar (2013), Thanatawee (2014), Alphonse dan Tran (2014), Sumantri dan Candraningrat (2014). 2. Asset growth Dari hasil analisis diatas menunjukkan bahwa asset growth tidak memiliki pengaruh terhadap dividend payout ratio. Artinya pertumbuhan aset (asset growth) tidak menjadi acuan perusahaan dalam menentukan besarnya dividen yang diberikan yaitu tercermin dalam tingkat dividend payout ratio nya. Perusahaan lebih melihat laba yang mereka hasilkan, kondisi keuangan perusahaan antara lain struktur modal serta arus kas bebas perusahaan dalam menentukan besarnya dividen yang diberikan yaitu yang tercermin pada dividend payout ratio. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Rosita (2008), Mutiaroh (2010), Istiningtyas (2013), Alphonse dan Tran (2014). 3. Market to book value of asset (MVABVA) Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh MVABVA terhadap dividend payout ratio. Hal ini menunjukkan 124 bahwa peluang investasi bukan merupakan faktor utama yang dilihat perusahaan dalam menentukan besaran dividen yang dibagikan. Perusahaan lebih memperhatikan laba dan kondisi keuangan internal dalam memutuskan besaran dividen daripada faktor eksternal seperti peluang investasi. Hasil yang sama ditemukan oleh Haryetti dan Ekayanti (2012), Embara et,al. (2012), Alphonse dan Tran (2014). 4. Firm size Dari hasil analisis menunjukkan bahwa firm size tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Hal ini bisa disebabkan pendapatan penjualan yang tinggi sejalan dengan beban keuangan perusahaan yang tinggi pula, sehingga firm size(log dari sales) tidak menjadi tolak ukur perusahaan untuk menentukan besarnya dividen yang diberikan. Tidak terdapatnya pengaruh firm size terhadap dividend payout ratio dapat dikarenakan perusahaan cendrung memperhatikan laba yang diperoleh dan kondisi keuangan internal perusahaan untuk menentukan besarnya dividen yang diberikan yang tercermin pada dividend payout ratio. Chasanah (2008) menyatakan size tidak berpengaruh terhadap dividen yang dibagikan disebabkan keadaan iklim ekonomi yang belum begitu stabil, sehingga perusahaan dalam menjalankan usahanya tidak efektif dalam mengelola dana dan membuat laba yang dihasilkan tidak maksimal. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Risaptoko (2007), Arsanda (2011), Pasadena (2013), Refra dan Widiastuti (2014). 125 5. Leverage (debt to total asset) Dari hasil analisis menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. Semakin besar proporsi utang dalam total asset (leverage) akan mengurangi besarnya dividen yang diberikan perusahaan. Hal ini dikarenakan pendapatan yang dihasilkan akan terlebih dahulu digunakan untuk membayar cicilan utang beserta bunganya serta disisihkan untuk laba ditahan (internal financing) sehingga mengurangi/menurunkan besarnya dividen yang diberikan. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Nuringsih (2005), Dewi (2008), Alphonse dan Tran (2014). 6. Trading share turnover Dari hasil analisis diatas menunjukkan bahwa trading share turnover tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Artinya trading share turnover bukan merupakan acuan utama perusahaan dalam menentukan kebijakan dividennya (dividend payout ratio), perusahaan lebih melihat laba yang mereka hasilkan dan kondisi keuangan perusahaan(faktor internal) dalam menentukan kebijakan dividen (dividend payout ratio) daripada faktor eksternal seperti trading share turnover. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Alphonse dan Tran (2014). 7. Free cash flow Hasil analisis menunjukkan bahwa free cash flow berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. Ketika free cash flow perusahaan meningkat maka akan terjadi penurunan dividend payout 126 ratio dan sebaliknya. Menurut Alphonse dan Tran (2014), hal ini dapat dijelaskan bahwa ketika memiliki peluang bisnis yang lebih, perusahaan cenderung untuk lebih banyak memegang dana arus kas bebas (free cash flow) untuk membiayai kegiatan usaha mereka dan membayar dividen pada tingkat yang lebih rendah. Ketika perusahaan memiliki peluang investasi lebih banyak namun memiliki keterbatasan pendanaan, perusahaan akan menggunakan dana arus kas bebas (free cash flow) untuk membiayai investasinya, oleh karena itu perusahaan akan membayarkan dividen lebih rendah. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Fajriyah (2011), Alphonse dan Tran (2014). 8. Insider ownership Dari hasil analisis menunjukkan bahwa insider ownership tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Artinya kepemilikan saham yang tinggi atau rendah oleh manajemen tidak menjadi acuan perusahaan dalam menentukan kebijakan dividennya (dividend payout ratio). Hasil ini bisa disebabkan karena perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian dividend payout ratio, kepemilikan saham oleh manjemen (insider ownership) relatif kecil sebagian besar insider ownership kurang dari 50%. Nilai rata-rata insider ownership pada penelitian dividend payout ratio hanya sebesar 0,0012 (0,12%). Nilai data yang terlalu kecil menyebabkan hasil menjadi tidak signifikan. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Sunarto (2004), Dewi (2011), Irnanta et,al. (2014). 127 9. Struktur kepemilikan (state control) Dari hasil analisis menunjukkan bahwa kepemilikan perusahaan oleh negara tidak berpengaruh terhadap besarnya dividen yang diberikan (dividend payout ratio). Hasil ini tidak menunjukkan bahwa kepemilikan perusahaan oleh negara (BUMN) membayar dividen lebih tinggi daripada perusahaan swasta. Hal ini disebabkan perusahaan lebih memperhatikan laba yang diperoleh dan kas perusahaan dalam menentukan besaran dividen yang akan diberikan. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Alphonse dan Tran (2014). 10. Tax rate Hasil analisis menunjukkan bahwa tax rate tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Tarif pajak tidak berpengaruh terhadap besarnya dividen yang diberikan dikarenakan sejak tahun 2008 sampai sekarang pemerintah menerapkan sistem tarif pajak tunggal bagi perusahaan yang ada di Indonesia, jadi berapa pun besarnya earning before tax yang dihasilkan perusahaan, tarif pajak akan tetap. Sehingga perusahaan akan lebih memperhatikan laba yang mereka hasilkan untuk menentukan besarnya dividen yang diberikan (dividend payout ratio). Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Mathilda (2012), Refra dan Widiastuti (2014). 3) Pada Penelitian Dividend Yield 1. Return On Asset (ROA) Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa ROA mempunyai pengaruh positif terhadap dividend yield. Ketika terjadi 128 kenaikan ROA perusahaan akan membagikan dividen lebih tinggi dikarenakan terdapat banyak sisa dana (residual cash flow) yang dimiliki perusahaan untuk di distribusikan kepada para pemegang saham. Selanjutnya ketika investor menilai saham perusahaan pada tingkat harga tertentu dan pada saat tahun buku perusahaan mencatatkan profitabilitas yang meningkat hal ini akan mendorong perusahaan untuk membagikan dividen yang lebih besar pula, maka hal tersebut akan mendorong tingkat dividend yield yang tinggi pula. Artinya dengan pemberian dividen yang lebih tinggi, akan mendorong tingkat dividend yield yang tinggi pula. Hasil ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iqbal (2011), Alphonse dan Tran (2014). 2. Asset growth Dari hasil analisis menunjukkan bahwa asset growth berpengaruh negatif terhadap dividend yield. Semakin tinggi asset growth maka semakin kecil/rendah dividend yield yang diterima. Menurut Alphonse dan Tran (2014) jika perusahaan memiliki peluang investasi yang tinggi salah satunya tercermin dalam asset growth, mereka akan menahan laba untuk pembiayaan internal dan memberikan dividen lebih rendah, selanjutnya saham mereka dihargai dengan harga yang lebih tinggi karena ekspektasi investor pada prospek masa depan mereka. Akibatnya, perusahaan dengan peluang investasi yang lebih, cenderung memiliki hasil dividen (dividend yield) yang lebih rendah. 129 Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Iqbal (2011), Alphonse dan Tran (2014). 3. Market to book value of asset (MVABVA) Dari hasil analisis diatas menunjukkan bahwa peluang investasi (MVABVA) berpengaruh negatif terhadap dividend yield. Ketika perusahaan memiliki lebih banyak peluang investasi yang salah satunya tercermin dalam market to book value of asset (MVABVA), perusahaan akan cendrung untuk menahan laba untuk pembiayaan internal (internal financing) dan membagikan lebih sedikit dividen, kemudian investor akan menghargai saham perusahaan dengan harga yang lebih tinggi dikarenakan ekspektasi investor yang tinggi terhadap kondisi keuangan perusahaan dimasa mendatang. Oleh karena itu semakin tinggi/besar peluang investasi perusahaan akan menyebabkan semakin rendah dividend yield nya. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Fama dan French (2001), Alphonse dan Tran (2014) dan Thanatawee (2014). 4. Firm Size Dari hasil analisis menunjukkan bahwa firm size tidak berpengaruh terhadap dividend yield. Hal ini bisa disebabkan pendapatan penjualan yang tinggi sejalan dengan beban keuangan perusahaan yang tinggi pula, sehingga firm size(log dari sales) tidak menjadi tolak ukur perusahaan untuk menentukan besarnya dividen yang diberikan. Chasanah (2008) menyatakan size tidak berpengaruh terhadap dividen 130 yang dibagikan disebabkan keadaan iklim ekonomi yang belum begitu stabil, sehingga perusahaan dalam menjalankan usahanya tidak efektif dalam mengelola dana dan membuat laba yang dihasilkan tidak maksimal. Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian oleh Zhang (2014) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh negatif firm size terhadap dividend yield. 5. Leverage (debt to total asset) Dari hasil analisis diatas menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap dividend yield. Artinya ketika proporsi utang terhadap asset tinggi maka menyebabkan dividend yield yang tinggi pula. Perusahaan dengan proporsi utang terhadap asset (leverage) yang besar membutuhkan lebih banyak dana untuk internal financing guna mengurangi ketergantungan akan dana eksternal, serta laba yang diperoleh akan terlebih dahulu dibayarkan untuk cicilan utang beserta bunganya. Sehingga perusahaan cendrung untuk menahan labanya dan mendistribusikan dividen pada tingkat lebih rendah. Investor melihat bahwa perusahaan dengan leverage yang besar akan cendrung mengalami kebangkrutan untuk itu investor memberikan harga yang rendah untuk saham perusahaan hal ini akan mendorong tingkat dividend yield lebih tinggi. Dengan demikian leverage yang tinggi akan meningkatkan tingkat dividend yield. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Iqbal (2011), Alphonse dan Tran (2014). 131 6. Trading share turnover Dari hasil analisis diatas menunjukkan bahwa trading share turnover tidak berpengaruh terhadap dividend yield. Hal ini menjelaskan bahwa trading share turnover bukan merupakan acuan utama perusahaan dalam menentukan kebijakan dividennya (dividend yield), perusahaan lebih melihat laba yang mereka hasilkan dan kondisi keuangan perusahaan(faktor internal) dalam menentukan besarnya dividen yang diberikan yang tercermin pada dividend yield, daripada faktor eksternal seperti trading share turnover. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Nnadi et. al (2012), Alphonse dan Tran (2014). 7. Free cash flow Hasil analisis menunjukkan bahwa free cash flow berpengaruh negatif terhadap dividend yield. Artinya ketika free cash flow perusahaan meningkat maka akan terjadi penurunan dividend yield dan sebaliknya. Menurut Alphonse dan Tran (2014), hal ini dapat dijelaskan bahwa ketika memiliki peluang bisnis yang lebih, perusahaan cenderung untuk lebih banyak memegang dana arus kas bebas (free cash flow) untuk membiayai kegiatan usaha mereka dan membayar tingkat yang lebih rendah dari dividen. Ketika perusahaan memiliki peluang investasi lebih banyak namun memiliki keterbatasan pendanaan, perusahaan akan menggunakan dana arus kas bebas (free cash flow) untuk membiayai investasinya, kemudian perusahaan akan membayarkan dividen lebih rendah. Investor menilai perusahaan dengan jumlah free cash flow relatif tinggi 132 namun membagikan dividen perusahaan tersebut sedang sedikit mengindikasikan bahwa memiliki banyak peluang investasi. Investor memprediksikan potensi laba perusahaan yang tinggi dimasa mendatang, untuk itu investor menghargai saham perusahaan dengan harga yang lebih tinggi. Dengan demikian hal ini akan mendorong dividend yield ke tingkat lebih rendah. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Alphonse dan Tran (2014). 8.Insider ownership Dari hasil analisis menunjukkan bahwa insider ownership tidak berpengaruh terhadap dividend yield. Artinya kepemilikan saham yang tinggi atau rendah oleh manajemen tidak menjadi acuan perusahaan dalam menentukan kebijakan dividennya (dividend yield). Hasil ini bisa disebabkan karena perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini, kepemilikan saham oleh manjemen (insider ownership) relatif kecil sebagian besar insider ownership kurang dari 50%. Nilairata-rata insider ownership pada penelitian dividend yield hanya sebesar 0,0042 (0,42%). Nilai data yang terlalu kecil menyebabkan hasil menjadi tidak signifikan. Hasil ini sesuai dengan penelitian oleh Alphonse dan Tran (2014) yang menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh insider ownership terhadap dividend yield. 9. Struktur kepemilikan (state control) Dari hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif kepemilikan perusahaan oleh negara (BUMN) terhadap dividend yield. 133 Artinya perusahaan yang dimiliki negara (BUMN) akan memberikan dividend yield yang rendah. Hal ini dikarenakan saat ini terjadi peningkatan proyek-proyek pembangunan salah satunya pada sektor infrastruktur oleh pemerintah, guna mendukung pertumbuhan investasi yang pesat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Sehingga BUMN dengan peluang investasi yang lebih banyak, akan cendrung menahan laba yang mereka peroleh untuk internal financing dan memberikan dividen lebih sedikit. Para investor memprediksi prospek keuangan perusahaan yang lebih baik dimasa mendatang sehingga menghargai saham perusahaan (BUMN) dengan harga yang lebih tinggi. Dengan demikian akan mendorong tingkat dividend yield yang lebih rendah. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Nnadi (2012) menyatakan bahwa government ownership berpengaruh positif terhadap dividend yield. 10.Tax rate Hasil analisis menunjukkan bahwa tax rate tidak berpengaruh terhadap dividend yield. Tarif pajak tidak berpengaruh terhadap besarnya dividen yang diberikan (dividend yield) dikarenakan sejak tahun 2008 sampai sekarang pemerintah menerapkan sistem tarif pajak tunggal bagi perusahaan yang ada di Indonesia, jadi berapa pun besarnya earning before tax yang dihasilkan perusahaan, tarif pajak akan tetap. Sehingga perusahaan akan lebih memperhatikan laba yang mereka hasilkan untuk kebijakan dividennya. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Mathilda (2012), Refra dan Widiastuti (2014). 134 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A.Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis Probit Regression pada penelitian keputusan pembayaran dividen, yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari delapan variabel independen hanya lima variabel yang berpengaruh terhadap probabilitas pembayaran dividen, yaitu ROA, firm size, earned contibuted capital (RE/TE), Investment Opportunity Set (Market to book value of asset) dan struktur kepemilikan. Sedangkan tiga variabel lain yaitu asset growth, asimetri informasi (trading share turnover) dan insider ownership tidak berpengaruh terhadap probabilitas pembayaran dividen. 2. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda secara simultan (uji F) pada penelitian dividend payout ratio menunjukkan bahwa ROA, asset growth, firm size, Investment Opportunity Set (Market to book value of asset), trading share turnover, insider ownership, struktur kepemilikan, leverage, free cash flow dan tax rate secara bersamaan berpengaruh terhadap variabel dependen (dividend payout ratio). 3. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda secara parsial (uji t) pada penelitian dividend payout ratio menunjukkan bahwa dari 10 variabel independen hanya tiga (3) variabel yang memiliki pengaruh terhadap 135 dividend payout ratio yaitu ROA, leverage dan free cash flow. Sedangkan variabel lain yaitu firm size, asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of asset), asimetri informasi (trading share turnover), insider ownership, struktur kepemilikan dan tax rate tidak memiliki pengaruh terhadap dividend payout ratio. 4. Hasil uji koefisien determinasi (R2) pada penelitian dividend payout ratio menunjukkan bahwa variabel ROA, asset growth, firm size, Investment Opportunity Set (Market to book value of asset), trading share turnover, insider ownership, stuktur kepemilikan, leverage, free cash flow dan tax rate mampu menjelaskan dividend payout ratio sebesar 35,48% dan sisanya 64,52% dijelaskan variabel lain yang tidak terdapat dalam model. 5. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda secara simultan (uji F) pada penelitian dividend yield menunjukkan bahwa ROA, asset growth, firm size, Investment Opportunity Set (Market to book value of asset), trading share turnover, insider ownership, struktur kepemilikan, leverage, free cash flow dan tax rate secara bersamaan berpengaruh terhadap dividend yield. 6. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda secara parsial (uji t) pada penelitian dividend yield menunjukkan bahwa dari 10 variabel independen terdapat enam (6) variabel yang berpengaruh terhadap dividend yield yaitu ROA, asset growth, Investment Opportunity Set (Market to book value of asset), struktur kepemilikan, leverage dan free cash flow. Sedangkan variabel lain yaitu firm size, asimetri informasi (trading share turnover), insider ownership dan tax rate tidak berpengaruh terhadap dividend yield. 136 7. Hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa variabel ROA, asset growth, firm size, Investment Opportunity Set (Market to book value of asset), trading share turnover, insider ownership, stuktur kepemilikan, leverage, free cash flow dan tax rate mampu menjelaskan dividend yield sebesar 59,50% dan sisanya 40,50% dijelaskan variabel lain yang tidak terdapat dalam model. B.Implikasi Hasil penelitian ini mempunyai beberapa implikasi terhadap pihak-pihak lain, yaitu: 1. Emitten Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan (emitten) dalam memutuskan masing-masing kebijakan dividennya yaitu yang terdiri dari keputusan pembayaran dividen, dividend payout ratio, dan dividend yield, sehingga perusahaan bisa menentukan kebijakan dividen yang optimal serta perusahaan dapat mengambil salah satu hasil dari penelitian ini sebagai masukan untuk kebijakan dividennya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: a. Pada penelitian keputusan pembayaran dividen, variabel independen yang mempengaruhi probabilitas (kemungkinan) pembayaran dividen oleh perusahaan adalah ROA, firm size, earned contibuted capital (RE/TE), Investment Opportunity Set (Market to book value of asset) dan struktur kepemilikan. 137 b. Pada penelitian dividend payout ratio, variabel independen yang mempengaruhi besarnya dividen payout ratio adalah ROA, leverage (debt to total asset) dan free cash flow. c. Pada penelitian dividend yield, variabel independen yang mempengaruhi dividend yield adalah ROA, asset growth, Investment Opportunity Set (MVABVA), struktur kepemilikan, leverage (debt to total asset) dan free cash flow. 2. Investor Penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan atau menambah pengetahuan bagi para investor untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masing-masing kebijakan dividen yang terdiri dari kemungkinan pembayaran dividen, dividend payout ratio dan dividend yield terutama pada saham-saham syariah sehingga investor dapat mengambil salah satu hasil dari penelitian ini sebagai rujukan. Sehingga investor dapat memutuskan saham-saham yang akan dijadikan investasinya. 3. Akademisi Bagi para akademisi penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperluas pengetahuan mengenai faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan yang terdiri dari keputusan pembayaran dividen, dividend payout ratio dan dividend yield. Serta diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi bagi para peneliti selanjutnya dalam meneliti kebijakan dividen. 138 C. Saran 1. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menambah variabel yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen (keputusan pembayaran dividen, dividend payout ratio dan dividend yield) yang tidak terdapat pada penelitian ini, dikarenakan hasil uji determinasi menunjukkan bahwa masih terdapat variabel lain yang tidak terdapat dalam model, yang mempengaruhi kebijakan dividen baik dalam keputusan pembayaran, dividend payout ratio dan dividend yield. Sehingga akan diperoleh hasil yang lebih baik. 2. Menambah rentang periode penelitian, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik dan representatif. 3. Meneliti kebijakan dividen secara utuh tidak terpisah-pisah. 139 DAFTAR PUSTAKA Al-Malkawi, Husam Aldin Nizar, “Factors Influencing Corporate Dividend Decision: Evidence from Jordanian Panel Data” International Journal of Business, 2008. Alphonse dan Tran, “A Two-Step Approach to Investigate Dividend Policy: Evidence Vietnamese Stock Market”, International Journal of Economics and Finance Vol. 6 No. 3, 2014. Andhini, Rizky Gusti, “ Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen”, Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012. Arif, Ahmed dan Fatima Akbar, “Determinants of Dividend Policy: A Sectoral Analysis from Pakistan”, International Journal of Business and Behavioral Sciences, 2013. Arifuddin, “Bukti Tambahan Atas Asosiasi Antara The Invesment Opportunity Set Dengan Kebijakan Pendanaan Dan Dividen Perusahaan Pada Pasar Sedang Berkembang”, Jurnal Ichsan Gorontalo vol. 2 no. 1, 2007. Astuti, Dewi, “Manajemen Keuangan Perusahaan”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004. Bodie,Kane,Marcus,”Manajemen Portofolio dan Investasi”, edisi 9 buku 1, Salemba Empat, Jakarta,2014. Brigham dan Houston,”Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”, jilid 1,Salemba Empat, Jakarta, 2009. Budisan dan Triand, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, edisi 2, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Darmadji, Tjipto dan Hendry M Fakhruddin, “Pasar Modal di Indonesia”, Salemba Emapat, Jakarta, 2001. De Angelo, Harry, Linda De Angelo and Rene´ M. Stulz, “Dividend Policy and The Earned/Contributed Capital Mix: A Test of The Life-Cycle Theory”, Journal of Financial Economics, 2006. Deitiana, Tita, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen Kas”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 11 No. 1, 2009. 140 Dewi, Sisca Christianty, “Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 10 No. 1, 2008. Diyanty, Vera, “Analisis Pengaruh Kepemilikan Pemerintah dan Keputusan Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan: Studi Terhadap Perusahaan Pemerintah Yang Listed di BEI” Jurnal Akuntansi Vol. 10 No. 2 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2010. Efendi, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta (periode 2002-2004)”, Tesis: Universitas Diponegoro Semarang, 2007. Emalia, Deasy, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasio Pembayaran Dividen (DPR) pada Perusahaan Manufaktur Food and Baverage (F&B) yang Terdaftar di BEJ”, Tesis: Universitas Diponegoro Semarang, 2003. Embara, C.T.D.L, Wiagustini, N.L.P, Badjra, I.B, “Variabel-Variabel yang Berpengaruh Terhadap Kebijakan Dividen Serta Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur di BEI”, Jurnal Manajemen,Strategi bisnis, dan Kewirausahaan, 2012. Fahmi, Irham, ”Pengantar Manajemen Keuangan”, Alfabeta, Bandung, 2013. Faramita, Desy, “Analisis Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur di BEI periode 2002-2009”, Skripsi: Universitas Diponegoro, Semarang, 2011. Hadiwidjaja, Rini Dwiyani, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”, Tesis: Universitas Sumatera Utara Medan, 2007. Hakim, Farih Rahman, “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Rasio Pembayaran Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Membagikan Dividen dan Terdaftar di BEJ tahun 2003-2005”, Skripsi : Fakultas Ekonomi Univeristas Negeri Semarang, 2007. Handayani BS, Dyah, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di BEI periode 2005-2007” Skripsi: Universitas Diponegoro, Semarang, 2010. Hardiatmo dan Daljono, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI periode 2008-2010)”, Diponegoro Journal Of Accounting Volume 2 Nomor 1, 2013. 141 Haryetti dan Ekayanti, R.A,”Pengaruh profitabilitas, investment opportunity set dan pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI”, Jurnal Ekonomi Universitas Riau,volume 20, 2012. Hermuningsih, Sri, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan yang Go Public di Indonesia”, Jurnal Ekonomi & Pendidikan Volume 4 Nomor 2, 2007. Husnan, Suad, “Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”, edisi ketiga, UPP-AMP YKPN, Yogyakarta, 2004. Iqbal, Adi Muhammad, ”Analisis Pengaruh Return On Asset, Asset Growth, Leverage Ratio, dan Market Value Terhadap Dividend Yield (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Listing di BEI periode 2006-2009”, Skripsi: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2011. Istiningtyas, Roro Ayu, “Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Leverage, Profitability, Risk, Growth dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratio”, Skripsi: Universitas Diponegoro, Semarang, 2013. Kusumaningrum, Eka Amelia, “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Asset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Sturktur Modal” , Jurnal Manajemen Keuangan, vol. 7 no.4, 2010. Laksono, Bagus, “Analisis Pengaruh Return on Asset, Sales Growth, Asset Growth, Cash Flow dan Likuiditas Terhadap Dividend Payout Ratio (Perbandingan Pada Perusahaan Multi National Company (MNC) dan Domestic Corporation Yang Listed di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2004)”, Tesis:Universitas Diponegoro, Semarang, 2006. Marlina dan Danica, “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Return on Assets Terhadap Dividend Payout Ratio”, Jurnal Manajemen Bisnis Volume 2 Nomor 1, 2009. Mathilda, Marlene Artha, “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Pajak dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Pembayaran Dividen Pada Perusahaan Non Finansial yang Terdaftar di BEI”, Skripsi: Universitas Indonesia, Depok, 2012. Miftahurrohman, Muhammad, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan dividen dan Implikasinya Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Go Public di BEI”, Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Moeljadi,” Manajemen Keuangan(pendekatan kuantitatif dan kualitatif)”, jilid 1, Bayumedia, Malang, 2006. 142 Muhardi, Werner R, “Studi Kebijakan Dividen: Anteseden dan Dampaknya Terhadap Harga Saham”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 10 No.1, 2008. Munafiah, Rophingatun, "Analisis Pengaruh ROA, DER,CR dan Asset Growth Terhadap DPR” , Skripsi: UIN Maulana Malik Ibrahim, 2012. Mutiaroh, Lesda, ”Pengaruh Insider Ownership, Dispersion of Ownership, Debt Policy, Market Risk, Free Cash Flow, Collaterizable Assets dan Firm Growth Terhadap Kebijakan Dividen”, Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Nnadi dan Akpomi, “The Effect of Taxes on Dividend Policy of Banks in Nigeria”, International Research Journal of Finance and Economics, 2008. Nnadi, Matthias, Nyema Wogboroma dan Bariyima Kabel, “Determinants of Dividend Policy: Evidence from Listed Firms in the African Stock Exchanges”, Panoeconomics, 2013. Nova, H, ”Analisis Pengaruh Kinerja Arus Kas, Profitabilitas Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, USU institutional Repository, 2010. Novelma, Sri, “Pengaruh Insider Ownership, Free Cash Flow dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen (Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”, Skripsi: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, 2014. Nuringsih, Kartika, “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang, ROA dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen: studi 19951996”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 2 No. 2, 2005. Olubukunola dan Olowe, “The Effects of Company Income Tax on Dividend Policy of Firms in Nigeria”, Acta Universitatis Danubius Vol 9 No 1, 2013. Refra dan Widiastuti, “Pengaruh Profitability, Firm Size, Tax, Investment Opportunities, Life Cycle Stage Terhadap Dividend Policy Pada Industri Manufaktur di Indonesia”, e-Journal Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Volume 1 Nomor 2, 2014. Risaptoko,RB Atok,”Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt To Total Asset, Asset Growth, Firm Size dan Return on Asset Terhadap Dividend Payout Ratio”, Tesis:Universitas Diponegoro, Semarang, 2007. Ritha, Henny dan Eko Koestiyanto, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR)”, e-jurnal Manajemen dan Bisnis vol 1, no.1 okt 2013, 2013. 143 Riyanto, Bambang, “Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan”, cet 7, BPFE , Yogyakarta, 2001. Rodoni, Ahmad dan Herni Ali, “Manajemen Keuangan”, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010. Rodoni, Ahmad,” Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, CSES PRESS (Center For Sosial And Economics Studies, Jakarta, 2006. Rokhayati, Isnaeni, “Analisis Hubungan Investment Opportunity Set (IOS) Dengan Realisasi Pertumbuhan Serta Perbedaan Perusahaan yang Tumbuh dan Tidak Tumbuh Terhadap Kebijakan Pendanaan dan Dividen di BEJ”, SMART: Vol. 1 No. 2, 2005. Rosdini, Dini, “Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio”, Jurnal Universitas Padjadjaran, Bandung, 2009. Rosita, Desi, “Pengaruh Variabel-Variabel Biaya Agensi dan Pertumbuhan Terhadap Kebijakan Dividen”,Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Sjahrial, Dermawan,” Pengantar Manajemen Keuangan”, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2006. Suharli, Michell, “Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai Dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 20022003)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9 No. 1, 2007. Sumantri, Putu Adhy dan Ica Rika Candraningrat, “Pengaruh Profitabilitas, Firm Size, Likuiditas dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen di BEI”, Jurnal: Universitas Udayana, Bali, 2014. Sunarto, “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Return On Asset dan Debt To Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Kasus Pada Saham LQ45 di BEJ)”, Tesis: Universitas Diponegoro, 2004. Thanatawee, Yordying, “Ownership Structure and Dividend Policy: Evidence from China”, International Journal of Economics and Finance Vol. 6 No. 8, 2014. Van Horne, James C dan John M Wachowicz, “Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan”, Salemba Empat, Jakarta, 1997. Van Horne, James C dan John M Wachowicz, “Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan”, Salemba Empat, Jakarta, 2007. 144 Wahyudi, Eko dan Baidori, “ Pengaruh Insider Ownership, Collaterizable Assets, Growth in Net Assets dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI periode 2002-2006”, Jurnal Universitas Negeri Surabaya. Weston, J.Fred dan Copeland, Thomas e, “Manajemen Keuangan. Ed. 9,1 (diterjemahkan oleh a. Jaka Wasana dan Kibrandoko)”, Binarupa Aksara, Jakarta, 1995. Widarjono, Agus, “Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis”, Edisi kedua, Ekonisia, Yogyakarta,2007. Yasmiandi, Fauzan, “Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Harga Minyak dan Harga Emas Terhadap Return Saham” Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Zhang, Xuanfeng, “Does Ownership Structure Matter for Dividend Yield? Evidence from the Hong Kong Stock Exchange”, Business and Economic Research ISSN 2162-4860, 2014. www.idx.co.id 145 LAMPIRAN 1 Sampel Penelitian (Keputusan Pembayaran Dividen) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Kode Saham ACES ADHI ALKA AMFG ANTM ARNA ARTA ASGR ASII ASRI AUTO BAYU BHIT BIPP BISI BKDP BKSL BMTR BRPT BSDE BTON CENT CMNP CMPP CNKO COWL CSAP CTRA CTRP CTRS DART DGIK DILD DNET DUTI ELSA ELTY EPMT Nama Perusahaan Ace Hardware Indonesia Tbk Adhi Karya (Persero) Tbk Alakasa Industrindo Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Aneka Tambang (Persero) Tbk Arwana Citramulia Tbk Arthavest Tbk Astra Graphia Tbk Astra International Tbk Alam Sutera Realty Tbk Astra Otoparts Tbk Bayu Buana Tbk MNC Investama Tbk Bhuwanatala Indah Permai Tbk Bisi International Tbk Bukit Darmo Property Tbk Sentul City Tbk Global Mediacom Tbk Barito Pacific Tbk Bumi Serpong Damai Tbk Betonjaya Manunggal Tbk Centrin Online Tbk Citra Marga Nusaphala Persada Tbk Centris Multipersada Pratama Tbk Exploitasi Energi Indonesia Tbk Cowell Development Tbk Catur Sentosa Adiprana Tbk Ciputra Development Tbk Ciputra Property Tbk Ciputra Surya Tbk Duta Anggada Realty Tbk Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk Intiland Development Tbk Indoritel Makmur Internasional Tbk Duta Pertiwi Tbk Elnusa Tbk Bakrieland Development Tbk Enseval Putra Megatrading Tbk 146 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 EXCL FORU GEMA GJTL GMCW GMTD GPRA GZCO HERO HOME ICON INAF INPP INTA INTP ISAT JECC JPFA JPRS JRPT JSMR JSPT KAEF KBLV KIJA KLBF KOIN LAMI LCGP LPCK LPKR LPLI LTLS MAIN MAPI MDLN META MICE MITI MLPL MTDL PDES PGAS XL Axiata Tbk Fortune Indonesia Tbk Gema Grahasarana Tbk Gajah Tunggal Tbk Grahamas Citrawisata Tbk Gowa Makassar Tourism Development Tbk Perdana Gapuraprima Tbk Gozco Plantations Tbk Hero Supermarket Tbk Hotel Mandarine Regency Tbk Island Concepts Indonesia Tbk Indofarma (Persero) Tbk Indonesian Paradise Property Tbk Intraco Penta Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Indosat Tbk Jembo Cable Company Tbk JAPFA Comfeed Indonesia Tbk Jaya Pari Steel Tbk Jaya Real Property Tbk Jasa Marga (Persero) Tbk Jakarta Setiabudi Internasional Tbk Kimia Farma (Persero) Tbk First Media Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Kalbe Farma Tbk Kokoh Inti Arebama Tbk Lamicitra Nusantara Tbk Eureka Prima Jakarta Tbk Lippo Cikarang Tbk Lippo Karawaci Tbk Star Pacific Tbk Lautan Luas Tbk Malindo Feedmill Tbk Mitra Adiperkasa Tbk Modernland Realty Tbk Nusantara Infrastructure Tbk Multi Indocitra Tbk Mitra Investindo Tbk Multipolar Tbk Multipolar Tbk Destinasi Tirta Nusantara Tbk Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 147 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 PGLI PTBA PTSP PWON PYFA RALS RBMS SCBD SDPC SGRO SHID SIPD SMDM SMGR SMRA SONA SSIA TCID TGKA TINS TIRA TLKM TMPI TMPO TRIL TRST TSPC TURI ULTJ UNIT UNTR WICO WIKA ZBRA Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Pioneerindo Gourmet International Tbk Pakuwon Jati Tbk Pyridam Farma Tbk Ramayana Lestari Sentosa Tbk Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk Danayasa Arthatama Tbk Millennium Pharmacon International Tbk Sampoerna Agro Tbk Hotel Sahid Jaya International Tbk Sierad Produce Tbk Suryamas Dutamakmur Tbk Semen Indonesia (Persero) Tbk Summarecon Agung Tbk Sona Topas Tourism Industry Tbk Surya Semesta Internusa Tbk Mandom Indonesia Tbk Tigaraksa Satria Tbk Timah (Persero) Tbk Tira Austenite Tbk Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Sigmagold Inti Perkasa Tbk Tempo Inti Media Tbk Triwira Insanlestari Tbk Trias Sentosa Tbk Tempo Scan Pacific Tbk Tunas Ridean Tbk Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk Nusantara Inti Corpora Tbk United Tractors Tbk Wicaksana Overseas International Tbk Wijaya Karya (Persero) Tbk Zebra Nusantara Tbk 148 LAMPIRAN 2 Sampel Penelitian (Dividend Payout Ratio & Dividend Yield) (Dividend Payout Ratio) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Kode ASII AUTO CTRP GJTL INTP JPFA JRPT JSMR KAEF SGRO SMGR SMRA TCID TLKM TSPC Nama Perusahaan Astra International Tbk Astra Otoparts Tbk Ciputra Property Tbk Gajah Tunggal Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk JAPFA Comfeed Indonesia Tbk Jaya Real Property Tbk Jasa Marga (Persero) Tbk Kimia Farma (Persero) Tbk Sampoerna Agro Tbk Semen Indonesia (Persero) Tbk Summarecon Agung Tbk Mandom Indonesia Tbk Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Tempo Scan Pacific Tbk (Dividend Yield) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kode ARNA ASGR CTRP FORU INTP JRPT KLBF LTLS PGAS 10 11 12 SMGR TCID TLKM 13 14 15 TSPC UNTR WIKA Nama Perusahaan Arwana Citramulia Tbk Astra Graphia Tbk Ciputra Property Tbk Fortune Indonesia Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Jaya Real Property Tbk Kalbe Farma Tbk Lautan Luas Tbk Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Semen Indonesia (Persero) Tbk Mandom Indonesia Tbk Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Tempo Scan Pacific Tbk United Tractors Tbk Wijaya Karya (Persero) Tbk 149 LAMPIRAN 3 (Data Mentah Penelitian Keputusan Pembayaran) Kode no Saham keputusan pembayaran roa firm size asset growth market to book ratio ECC trading turnover(x) state control insider ownership 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 dividen payout ratio(dps/eps) dividen yield(dps/harga saham) leverage(total utg/totalfree asset) cash flow(laba stlh pajak-deviden+beban penyusutan)/total asset TAX RATE 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 ADHI 1 1 1 1 1 0,029 0,04 0,03 0,03 0,042 12,9 12,8 12,83 12,9 13 0,098 -0,12 0,241 0,288 0,2349 1,126 1,158 1,009 1,253 1,121 0,723 0,776 0,798 0,799 0,84 1,178 1,55 0,815 1,2263 2,838 0,0045 0,003 5E-04 5E-04 0 1 0,3 0,31 0,3 0,2 0,3 0,069 0,036 0,052 0,0133 0,045 0,868 0,824 0,838 0,85 0,8407 0,0223 0,029 0,0219 0,0226 0,03105 0,28 0,25 0,25 0,25 2 ALKA 0 0 0 0 0 0,054 0,03 0,039 0,03 0 0 0 0 0 0 3 ANTM 1 1 1 1 1 0,061 0,14 0,127 0,15 0,019 14,9 12,9 14,01 13 13,1 -0,03 0,239 0,244 0,297 0,1094 2,043 2,128 1,308 0,968 0,89 0,87 0,888 0,901 0,916 0,92 1,487 0,78 0,401 0,4005 0,434 5E-05 5E-05 6E-05 1E-04 0,0001 1 0,4 0,4 0,45 0,15 0,225 0,012 0,029 0,056 0,0368 0,009 0,176 0,216 0,291 0,349 0,4149 0,0303 0,083 0,0706 0,1302 0,01587 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 4 ASII 1 1 1 1 1 0,113 0,15 0,137 0,12 0,104 14 14,1 14,21 14,3 14,3 0,102 0,269 0,36 0,187 0,174 2,131 2,52 2,457 2,195 1,79 0,892 0,907 0,734 0,738 0,73 0,014 0,31 0,308 0,1534 0,235 0,0004 4E-04 4E-04 4E-04 0,0004 0 0,335 0,13 0,451 0,45 0,45 0,024 0,009 0,027 0,0284 0,032 0,45 0,48 0,506 0,507 0,5038 0,1127 0,169 0,1161 0,1136 0,09821 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 5 AUTO 1 1 1 1 1 0,174 0,22 0,158 0,13 0,084 12,7 12,8 12,87 12,9 13 0,167 0,203 0,247 0,275 0,4206 1,264 0,678 2,127 1,923 1,637 0,86 0,883 0,84 0,854 0,54 1,001 0,05 0,036 0,0161 0,228 0,0004 7E-04 7E-04 7E-04 0,0006 0 0,6 0,4 0,402 0,295 0,505 0,104 0,042 0,031 0,0235 0,029 0,272 0,265 0,322 0,382 0,2424 0,1011 0,16 0,1227 0,1144 0,06742 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 6 BIPP 0 0 0 0 0 -0,11 -0,03 -0,1 -0,08 0,195 10,5 10,5 10,41 10,5 10,8 -0,1 -0,02 0,031 -0,1 2,1468 0,912 0,939 1,039 1,604 0,712 -7,38 -7,88 -10,2 -9,09 -1,52 0,348 0,07 0,565 1,4488 0,21 0 0 0 0 0 0 0,25 7 -0,01 -0,01 -0,02 -0,06 -0,07 10,5 10,7 10,25 10,1 10,1 -0,07 0,182 -0,04 -0,08 -0,0605 1,335 1,063 1,079 0,946 0,948 -0,01 -0,03 -0,06 -0,16 -0,27 0,245 0,92 0,343 0,0223 0,018 0,0996 0,082 0,082 0,082 0,082 0 0 0 0 0 0 0 -0 11,9 11,9 11,94 11,9 12 -0,15 0,182 0,624 -0,43 0,6358 2,325 1,265 1,028 1,007 1,005 -1,11 -0,89 -0,51 -0,51 -0,33 0 0 4E-04 7E-05 1E-05 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,741 0,755 0,812 0,629 0,7534 0,0594 0,03 0,0413 0,0405 0,00231 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0 0 0 0 0 0,488 0,506 0,623 0,525 0,2262 -0,0937 -0,008 -0,085 -0,073 0,197 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,265 0,284 0,275 0,278 0,3014 -0,0077 -0,014 -0,02 -0,063 -0,0672 0 0 0 0 0 0 0,451 0,37 0,324 0,332 0,3198 0,0567 0,137 0,136 0,1063 0,08858 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0,017 0,013 0,015 0,025 0,186 0,227 0,336 0,435 0,5145 0,0208 0,037 0,0383 0,0492 0,06008 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 BKDP 0 0 0 0 0 8 CMNP 1 1 1 0 0 0,022 0,1 0,11 0,1 0,084 11,8 11,9 11,9 12 9 CTRA 0 1 1 1 1 0,016 0,04 0,043 0,06 0,07 12,1 12,2 12,34 12,5 12,7 0,055 0,096 0,229 0,304 0,3389 0,886 1,043 1,047 1,243 1,08 -0,01 0,042 0,058 0,109 0,18 0,402 0,29 0,213 0,3524 0,508 0,3083 0,308 0,308 0,308 0,3084 0 0 10 DILD 0 0 1 1 0 0,012 0,08 0,026 0,03 0,044 11,6 11,9 11,97 12,1 12,2 0,014 1,149 0,238 0,07 0,2355 1,391 1,18 0,797 0,921 0,89 -0,36 -0,02 0,021 0,059 0,12 0,111 0,83 0,424 0,7285 0,585 3E-05 2E-07 2E-07 2E-07 2E-07 0 0 0,445 0,212 0,333 0,351 0,4558 0,0191 0,08 0,0236 0,0274 0,04652 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 11 EXCL 0 1 1 1 1 0,062 0,11 0,091 0,08 0,026 13,1 13,2 13,27 13,3 13,3 -0,04 -0 0,144 0,138 0,136 1,278 2,225 1,797 1,937 1,722 0,297 0,47 0,542 0,59 0,59 5E-04 0,32 0,172 0,2773 0,24 9E-05 4E-04 7E-04 9E-04 0,0011 0 0 0,31 0,391 0,416 0,529 0 0,02 0,029 0,0237 0,012 0,678 0,57 0,561 0,567 0,6201 0,5404 0,222 0,2032 0,1864 0,15219 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 12 GEMA 0 1 0 1 1 0,018 0,08 0,074 0,07 0,049 11,6 11,7 11,71 11,8 11,8 0,022 0,087 0,078 0,145 -0,1196 0,869 1,009 0,954 0,963 0,999 0,354 0,549 0,653 0,723 0,74 7,641 0,33 0,056 3,6969 0,359 0,0026 0,078 0,078 0,078 0,0776 0 0 0,04 0 0,011 0,0785 0,015 0,811 0,751 0,697 0,669 0,601 0,0462 0,096 0,0864 0,0628 0,06279 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 13 GJTL 1 1 1 1 1 0,102 0,08 0,059 0,09 0,022 12,9 13 13,07 13,1 13,1 0,019 0,168 0,114 0,114 0,1928 0,866 1,433 1,521 1,177 1,008 0,343 0,481 0,621 0,688 0,66 0,335 1,56 0,593 0,2712 0,443 0,0008 8E-04 8E-04 8E-04 0,0008 0 0,058 0,05 0,051 0,083 0,286 0,035 0,005 0,003 0,0121 0,006 0,699 0,66 0,617 0,574 0,6271 0,136 0,112 0,0908 0,1148 0,03847 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 14 GZCO 0 1 1 0 0 1E-04 0,08 0,059 0,03 -0,03 11,6 11,7 11,69 11,6 11,6 0,395 0,052 0,353 0,125 0,0043 1,04 1,295 0,858 0,874 0,737 0,25 0,315 0,458 0,481 0,45 0,489 1,4 0,449 0,3352 0,297 0,03 0,019 0,047 0,061 0,0609 0 0 0,3 0,03 0 0 0 15 ICON 0 0 0 0 0 -0,08 -0,16 0,007 0,01 0,041 9,51 9,6 11,04 11,1 10,9 -0,14 -0,06 7,05 -0,1 -0,1134 10,42 11,23 4,387 4,297 5,102 -2,6 -8,29 -0,52 -0,38 -0,21 0,028 0 0,142 0,1239 0,003 0,128 0,128 0,044 0,086 0,0516 0 0 0 0 0 0 0 0 16 INPP 0 0 0 0 0 0,063 0,03 0,002 0,01 0,013 10,1 10,8 10,9 11,2 11,6 1,678 5,404 0,398 0,627 0,0635 1,61 0,745 1,022 0,921 0,742 -0,22 0,058 0,047 0,035 0,26 6E-04 0,01 0,005 0,0004 0,004 0,0116 0,012 0,008 0,008 0,0075 0 0 0 0 0 0 0 0 17 JSMR 1 1 1 1 1 0,061 0,06 0,062 0,06 0,044 12,6 12,6 12,7 13 13 0,105 0,172 0,131 0,155 0,146 1,758 1,82 1,901 2,102 1,75 0,203 0,26 0,282 0,281 0,32 0,004 0,4 0,32 0,3704 0,338 0,0138 0,007 0,005 0,004 0,0027 1 0,357 0,6 0,4 0,4 18 LTLS 1 1 1 1 1 0,032 0,03 0,023 0,03 0,068 12,6 12,6 12,74 12,8 12,8 -0,1 0,166 0,125 0,004 0,1177 0,935 0,946 0,918 0,863 0,817 0,698 0,726 0,674 0,619 0,55 2,011 0,17 0,25 0,5577 0,244 0,0364 0,036 0,036 0,036 0,0262 0 19 MAIN 1 1 1 1 0 0,085 0,19 0,154 0,17 0,109 12,3 12,3 12,42 12,5 12,6 0,031 0,092 0,374 0,356 0,2303 1,208 0,957 1,933 2,858 3,041 1,55 1,257 1,163 1,102 1,08 0,01 0,45 0,877 1,3929 1,549 9E-04 9E-04 9E-04 0,0009 0 0,252 0,18 0,206 0,202 0,866 0,735 0,682 0,621 0,6105 0,0997 0,186 0,1551 0,1698 0,14995 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 20 MTDL 1 1 1 1 1 0,055 0,11 0,055 0,07 0,105 12,5 12,6 12,64 12,7 12,9 -0,18 -0,11 0,348 0,305 0,3817 0,865 0,907 0,751 0,8 0,874 0,555 0,576 0,414 0,423 0,43 0,1 1,01 0,959 0,6211 0,718 0,1007 0,108 0,018 0,018 0,0177 0 0,203 0,28 0,199 0,096 0,247 0,012 0,032 0,034 0,0305 0,044 0,617 0,618 0,543 0,579 0,595 0,0908 0,151 0,0928 0,1164 0,09059 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 21 PGAS 1 1 1 1 1 0,217 0,2 0,198 0,23 0,205 13,3 13,3 13,29 13,4 13,6 0,122 0,119 -0,03 0,22 0,4166 3,888 3,911 2,93 3,348 2,401 0,684 0,744 0,713 0,74 0,77 0,02 0,42 0,474 0,2966 0,292 0,0003 7E-05 8E-05 7E-06 7E-06 1 0,589 0,6 0,55 0,571 0,483 0,04 0,035 0,042 0,0441 0,047 0,554 0,529 0,445 0,397 0,3749 0,1434 0,137 0,1481 0,1493 0,15187 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 22 PGLI 0 0 0 0 1 0,008 0,32 0,3484 0,058 0,0822 0,082 0,082 0,048 0,0482 0 23 PTBA 1 1 1 1 1 0,338 0,23 0,268 0,23 0,159 13 12,9 13,02 13,1 13 0,323 0,08 0,319 0,106 -0,0826 5,214 6,332 3,765 3,065 2,366 0,793 0,814 0,846 0,871 1,07 0,695 0,41 0,329 0,3064 0,283 0,0002 2E-04 4E-05 3E-05 3E-05 1 24 PWON 0 0 1 1 1 0,042 0,08 0,066 0,1 0,122 11,8 12,1 12,17 12,3 12,5 -0,02 0,132 0,459 0,317 0,229 2,227 1,19 0,981 2,018 1,957 0,128 0,298 0,281 0,429 0,56 0,009 0,32 0,178 0,2473 0,553 0,0003 3E-04 2E-04 3E-04 0,0003 0 0 0 25 PYFA 0 0 0 0 0 0,038 0,04 0,044 0,04 0,035 11,1 11,1 11,18 11,2 11,3 0,013 0,007 0,173 0,151 0,2891 0,858 0,908 1,1 1,052 0,913 0,239 0,28 0,326 0,366 0,41 0 0 0 26 SGRO 1 1 1 1 1 0,125 0,16 0,161 0,08 0,027 12,3 12,4 12,5 12,5 12,4 0,049 0,049 0,186 0,213 0,0906 2,476 2,345 1,916 1,497 1,24 27 TCID 1 1 1 1 28 TINS 0 1 1 29 ULTJ 0 0 30 UNTR 1 31 WIKA 1 32 KAEF 0 12 9E-04 0,03 0,112 0,175 0,2724 1,111 1,331 1,375 1,226 1,721 0,311 0,421 0,503 0,574 0,58 0,126 1,01 2,507 1,2035 0,792 0,0513 0,051 0,051 0,051 0,008 0,01 0,417 10,2 10,2 10,18 10,2 10,2 -0,03 -0,02 0,044 0,038 0,505 1,23 1,306 0,826 0,719 0,912 -0,38 -0,37 -0,36 -0,35 0,16 2E-04 0 1 0 0 4,99 4,953 0,8933 1,228 0,2308 0,231 0,231 0,115 0,1154 0 0 0 0,289 0,05 0,101 0,35 0,327 0,309 0,295 0 0,214 0,259 0 0 0,345 0,121 0,011 0,006 0,011 0 0 0 0,012 0,0149 0 0 0 0,433 0,413 0,468 0,498 0,5304 0,118 0,071 0,0705 0,0433 -0,0172 0,28 0,25 0,25 0,25 0 0 0 0,759 0,9 0,818 0,759 0,6968 0,1626 0,063 0,0657 0,0395 0,07437 0 0,25 0,25 0,25 0 0 0 0,036 0,255 0,438 0,463 0,472 0,0758 0,032 0,0104 0,0195 0,04004 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0,4 0,049 0,031 0,019 0,0173 0,017 0,449 0,559 0,569 0,605 0,6169 0,0468 0,047 0,0594 0,0393 0,02938 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0,309 0,3 0,306 0,229 0,932 0,045 0,043 0,038 0,0432 0,086 0,69 0,716 0,764 0,72 0,6933 0,0557 0,043 0,0328 0,0415 0,03866 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0 0,451 0,6 0 0,25 0,6 0,573 0,583 0,031 0,023 0,046 0,0477 0,045 0,284 0,262 0,29 0,332 0,3533 0,1922 0,097 0,1115 0,1023 0,07529 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0 0 0 0 0 0 0,002 0,0156 0,017 0,642 0,602 0,587 0,586 0,5588 0,0489 0,069 0,0676 0,0832 0,10282 0,28 0,25 0,25 0,25 0,269 0,232 0,302 0,354 0,4638 0,0977 0,098 0,0948 0,0847 0,08101 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0,715 0,45 0,305 0,258 0,238 0,017 0,034 0,029 0,018 0,008 0,21 0,249 0,267 0,355 0,402 0,1281 0,11 0,1358 0,0914 0,0505 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 1 0,125 0,13 0,124 0,12 0,109 12,1 12,2 12,22 12,3 12,3 0,092 0,053 0,08 0,116 0,162 1,752 1,477 1,467 1,884 1,825 0,671 0,694 0,716 0,735 0,75 0,035 0,02 0,01 0,005 0,005 0,0019 0,001 0,001 0,001 0,0014 0 0,516 0,57 0,532 0,495 0,465 0,04 0,047 0,048 0,0336 0,031 0,114 0,094 0,098 0,131 0,193 0,1186 0,118 0,1122 0,1127 0,1063 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 1 1 1 0 0,5 0,501 0,5 0,55 0 1 0 1 0,035 0,05 0,047 0,15 0,116 12,2 12,3 12,32 12,4 12,5 0,18 0,178 0 0 0 0,286 0,106 0 1 1 1 1 0,156 0,13 0,127 0,11 0,084 13,5 13,6 13,74 13,7 13,7 0,068 -0,18 0,564 0,083 0,1404 2,546 3,02 2,524 1,819 1,614 0,643 0,69 0,558 0,569 0,59 0,422 0,37 0,374 0,4587 0,3 6E-06 6E-06 6E-06 6E-06 1 1 1 1 0,033 0,05 0,047 0,05 0,05 12,8 12,8 12,89 13 13,1 -0,01 0,103 0,324 0,315 0,1507 1,064 1,361 1,175 1,568 1,514 0,252 0,338 0,385 0,425 0,37 0,012 1,07 0,312 0,5698 1,15 0,034 0,033 0,025 0,02 0,0185 1 1 1 1 1 33 TLKM 1 1 1 34 AMFG 1 1 35 ISAT 0 36 MICE 37 0,4 0,503 0,564 0,59 0,6 0,587 0,58 0,538 0,3619 0,205 0 0 0 0 0 0,06 0,16 0,137 0,07 0,065 12,9 12,9 12,94 12,9 12,8 -0,16 0,204 0,117 -0,07 0,2921 2,259 1,875 1,165 1,112 1,07 0,887 0,909 0,917 0,915 0,91 1,905 1,12 0,623 0,3183 0,45 4E-06 4E-06 4E-06 2E-05 7E-05 -0 0,158 0,086 0,111 0,1614 1,279 2,095 1,788 1,894 4,906 0,472 0,516 0,549 0,623 0,68 0,001 0,1 0,101 0,1039 0,115 0,1797 0,18 0,18 0 0 0 0,034 0,053 0,0278 0,035 0,29 0,285 0,3 0,253 0,3794 0,1154 0,123 0,1083 0,0611 0,06467 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0,288 0,51 0,518 0,536 0,533 0,021 0,025 0,031 0,0421 0,036 0,428 0,456 0,408 0,358 0,3785 0,2017 0,156 0,1307 0,1315 0,11089 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 1 0,3 0,36 0,294 0,298 0,3 0,031 0,025 0,028 0,0151 0,018 0,731 0,695 0,733 0,743 0,7438 0,0229 0,033 0,0345 0,0337 0,03602 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0,04 0,08 0,096 0,1 0,087 12,5 12,5 12,54 12,6 12,6 0,081 0,061 0,083 0,16 0,1881 0,782 0,861 1,354 2,207 1,659 0,398 0,462 0,522 0,566 0,62 0,197 0,26 0,25 0,302 0,211 0,0027 0,003 5E-05 2E-05 0,0097 1 0,3 0,2 0,153 0,25 0,027 0,031 0,018 0,0075 0,016 0,363 0,328 0,302 0,309 0,3429 0,0471 0,083 0,0922 0,0967 0,07806 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 1 1 0,116 0,16 0,15 0,16 0,159 13,8 13,8 13,86 13,9 13,9 0,069 0,023 0,033 0,081 0,1489 0,768 0,716 0,583 1,686 2,028 0,935 0,345 0,772 0,788 0,76 1,035 0,34 0,28 0,0574 0,156 1E-06 1E-06 1E-06 3E-07 3E-07 1 0,5 0,56 0,682 0,684 0,727 0,031 0,041 0,053 0,0482 0,048 0,6 0,434 0,408 0,399 0,3949 0,1844 0,219 0,2105 -0,079 0,22899 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 1 1 1 0,034 0,14 0,125 0,11 0,096 12,3 12,4 12,41 12,5 12,5 -0,01 0,203 0,134 0,158 0,1361 0,632 1,284 1,259 1,368 1,078 0,75 0,793 0,822 0,844 0,86 0,033 0,22 0,166 0,0737 0,025 5E-05 0 0,258 0,1 0,103 0,1 0,103 0,022 0,014 0,012 0,0096 0,011 0,225 0,223 0,203 0,211 0,22 0,1097 0,201 0,17 0,1524 0,13676 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 1 1 1 0 0,028 0,01 0,018 0,01 -0,05 13,3 13,3 13,31 13,4 13,4 0,065 -0,04 -0,01 0,059 -0,0128 1,14 1,218 1,228 1,283 1,111 0,861 0,86 0,843 0,824 0,79 0,444 0,2 0,122 0,131 0,168 2E-06 2E-06 2E-06 2E-06 2E-06 0 1 1 1 1 0 0 0,12 0,09 0,084 0,1 0,183 11,5 11,6 11,67 11,7 11,8 0,084 0,276 0,163 0,085 0,3397 0,757 0,961 0,799 0,763 0,227 0,578 0,572 0,532 0,565 0,45 0,465 0,8 2,017 0,79 0,662 0 0 0 0 0 0 0 0 0 MITI 0 0 0 1 0 0,082 0,06 0,233 0,15 0,14 10,8 10,9 11,14 11,2 11,1 -0,14 0,051 0,027 0,259 0,0569 0,818 1,897 1,577 1,796 1,515 -10,8 -8,52 -4,38 0,192 0,31 0,576 0,14 0,741 2,4306 0,89 0,0234 0,024 0,004 0,004 0,0039 0 38 MLPL 0 1 1 1 1 0,022 0,4 0,007 0,01 0,081 13 13 13,01 13,1 13,2 0,035 0,181 0,021 -0,02 0,4377 0,887 0,559 0,512 0,612 0,736 0,032 0,337 0,345 0,401 0,47 0,553 1,38 0,637 0,4246 1,996 3E-05 1E-05 1E-05 1E-05 3E-06 0 39 RALS 1 0 1 1 1 0,104 0,1 0,1 0,1 0,089 12,6 12,7 12,71 12,8 12,8 0,068 0,086 0,078 0,084 0,0749 1,594 1,961 1,603 2,379 1,983 0,818 0,821 0,832 0,847 0,86 0,145 0,28 0,155 0,3658 0,415 0,0368 0,037 0,037 0,037 0,0366 0 40 RBMS 0 0 0 0 0 0,001 -0,1 0,01 -0,09 10,1 10,2 10,2 10,6 10,3 0,007 -0,02 0,159 0,124 0,0405 0,251 0,292 0,284 0,377 0,383 0,105 0,113 -0,01 0,002 -0,11 2,381 4,93 1,555 1,6191 0,435 0,0122 0,012 0,453 0,503 0,5036 0 0 0 0,2 0,5 0,385 0 0,395 0,51 0,398 0,193 0 0 0 0,5 0 0 0,232 0 0,01 0,38 0,27 0,151 0 0 0 0 0 0,009 0 0,011 0,014 0,0054 0 0,668 0,655 0,639 0,649 0,697 0,0282 0,008 0,0099 0,0054 -0,0489 0,28 0,25 0,25 0,25 0 0,076 0,059 0,055 0,0395 0 0,135 0,232 0,292 0,277 0,2121 0,1094 0,081 0,0845 0,1141 0,12586 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0,739 0,691 0,468 0,362 0,2894 0,1431 0,11 0,2796 0,1607 0,18888 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0,033 0,007 0,0049 0,059 0,71 0,394 0,431 0,499 0,5568 0,0588 0,427 0,0316 0,0427 0,09563 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0 0,528 0 0,564 0,502 0,545 0,04 0 0 0,25 0,003 0,311 0,352 0,356 0,307 0,2833 0,0778 0,093 0,0849 0,196 0,1479 0,28 0,25 0,25 0,25 0 0 0 0 0 0 0,05 0,225 0,191 0 0,206 0,062 0,029 0,026 0,0152 0 0,08 0,143 0,126 0,155 0,181 0,1244 0,0487 0,051 0,049 0,0479 0,35662 0,28 0,25 0,25 0,25 0 0 0 0,022 0,004 0 0 0 0 0 0 0 0,0241 0,042 0,0246 0,028 0,23 0,231 0,244 0,253 0,2652 0,094 0,143 0,089 0,094 0,08111 0,28 0,25 0,25 0,25 0 0 0 0,045 0,066 0,077 0,072 0,196 0,0034 0,005 -0,101 0,0141 -0,0865 0,28 0,25 0 0,25 0,25 0 150 Lanjutan Data Mentah Penelitian Keputusan Pembayaran 41 SHID 0 0 0 1 0 0,013 0,03 0,008 0,01 0,01 11 11,1 11,21 11,3 11,3 0,04 -0,13 0,998 0,055 0,106 1,217 2,378 0,631 0,602 0,904 -0,95 -0,84 0,007 0,021 0,03 0,231 1,45 0,24 0,0679 0,061 0,0661 0,063 0,063 0,063 0,0626 0 0 0 0 0,59 0 0 0 0 0,0186 0 0,587 0,496 0,265 0,293 0,3558 0,0295 0,051 0,0348 0,0277 0,03187 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 42 SMDM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 43 SMRA 1 1 1 1 1 0,038 0,04 0,048 0,07 0,08 12,1 12,2 12,37 12,5 12,6 0,229 0,377 0,319 0,329 0,2559 1,481 1,872 1,746 1,909 1,483 0,597 0,564 0,618 0,569 0,64 1,421 0,51 0,267 0,3991 0,471 0,0032 0,003 0,003 0,003 0,0028 0 0,308 0,29 0,403 0,389 0,301 0,013 0,009 0,019 0,0226 0,03 0,613 0,649 0,694 0,649 0,659 0,0335 0,034 0,0335 0,0487 0,06009 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 44 TGKA 1 1 1 1 1 0,036 0,06 0,054 0,05 0,054 12,7 12,7 12,81 12,9 12,9 -0,04 0,188 0,159 0,167 0,0492 0,893 1,095 1,241 1,437 1,855 0,75 0,786 0,796 0,814 0,83 0,001 0 0,001 0,0033 5E-04 9E-05 9E-05 9E-05 0,722 0,46 0,565 0,57 0,534 0,115 0,075 0,058 0,0417 0,025 0,728 0,732 0,741 0,754 0,7407 0,0291 0,05 0,0382 0,0339 0,03787 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 45 TIRA 0 0 1 1 0 0,014 0,02 0,033 0,03 -0,05 11,4 11,4 11,47 11,4 11,4 -0,12 0,08 0,028 0,074 -0,0255 1,117 1,055 0,999 0,978 1,041 0,23 0,244 0,268 0,312 0,21 3E-05 0 3E-05 3E-05 0,442 0,0003 1E-04 1E-04 1E-04 0,0001 0 0 0 0,183 0,395 0 0 0 46 TMPO 0 0 0 1 0 0,011 0,03 0,059 0,14 0,03 11,3 11,3 11,38 11,4 11,4 0,023 0,122 0,141 0,205 0,1641 0,882 0,902 0,938 0,962 0,964 -0,32 -0,23 -0,09 0,19 0,23 0,326 0,42 1,171 1,2841 0,269 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,67 0 0,482 0,503 0,506 0,45 0,501 0,053 0,074 0,0941 0,1749 0,06335 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 47 TRST 1 0 1 0 1 0,075 0,07 0,068 0,03 0,118 12,2 12,2 12,31 12,3 12,3 -0,11 0,056 0,051 0,026 0,4903 0,726 0,764 0,892 0,824 0,691 0,68 0,705 0,724 0,688 0,55 0,019 0,27 0,359 0,1709 0,109 0 0 0 0,019 0,015 0 0 0,051 0 0,02 0,404 0,39 0,378 0,382 0,4757 0,1063 0,117 0,0898 0,0823 0,04395 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 48 WICO 0 0 0 0 0 0,038 -0 0,007 0,54 -0,03 11,7 11,6 11,6 11,6 11,6 -0,04 -0,02 -0,11 -0,19 0,0974 0,957 0,948 0,947 0,855 0,889 -9,02 -8,8 -7,35 -6,24 -6,65 0,182 0,05 0,512 0,201 0,552 1E-05 1E-05 1E-05 1E-05 1E-05 0 0 0 0 0 49 ACES 1 1 1 1 0 0,159 0,14 0,193 0,22 0,203 12,1 12,2 12,38 12,5 12,6 0,228 0,234 0,212 0,32 0,2932 2,774 4,368 4,995 7,492 4,309 0,378 0,459 0,541 0,656 0,73 0,111 0,07 0,156 0,0653 0,408 6E-06 6E-06 6E-06 6E-06 6E-06 0 0,1 0,52 0,15 0,039 0 50 DART 0 0 0 1 0 0,009 0,01 0,016 0,04 0,038 11,5 11,5 11,62 11,9 11,9 0,158 -0,2 0,602 0,046 0,1107 0,966 0,919 0,757 0,859 0,679 -1,41 -1,23 0,001 0,065 0,31 0,1 0,44 0,524 0,5179 0,08 0 0 0 51 TSPC 1 1 1 1 1 0,111 0,14 0,138 0,14 0,118 12,7 12,7 12,76 12,8 12,8 0,1 0,1 0,184 0,09 0,1673 1,268 2,418 2,983 3,894 2,99 0,823 0,837 0,842 0,852 0,82 0,055 0,08 0,034 0,2733 0,117 0,0006 8E-04 9E-04 0,001 0,001 0 0,438 0,92 0,595 0,531 0,532 0,048 0,059 0,029 0,0201 0,023 0,25 0,26 0,28 0,28 0,2857 0,0839 0,033 0,0817 0,0868 0,07331 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 52 ARNA 1 1 1 1 1 0,096 0,09 0,115 0,17 0,209 11,9 11,9 11,97 12 12,2 0,118 0,061 -0,05 0,127 0,2111 0,916 1,141 1,225 3,566 5,626 0,731 0,775 0,795 0,833 0,87 0,054 0,09 0,343 0,3307 0,223 0 0 0 0 0 0 0,2 0,35 0,385 0,469 0,5 0,048 0,052 0,055 0,0244 0,02 0,577 0,52 0,42 0,35 0,32 0,1147 0,118 0,1327 0,1478 0,15798 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 53 ARTA 0 0 0 0 0 0,035 0,01 0,085 0,03 0,036 10,3 10,2 10,56 11 11 0,074 -0,02 1,02 -0,03 -0,0225 1,276 1,154 1,009 0,624 0,444 0,866 0,866 0,866 0,866 0,87 3E-04 0,01 1,106 1,0948 0,219 0 0 0 0 0 0 54 ASGR 1 1 1 1 1 0,086 0,12 0,124 0,14 0,144 12,1 12,2 12,24 12,3 12,4 -0,08 0,268 0,146 0,101 0,1702 1,057 1,472 1,871 1,958 2,045 0,482 0,577 0,645 0,688 0,73 0,709 1,08 0,755 0,4804 0,358 0 0 0 0 0 0 0,403 0,4 0,6 0,599 0,4 0,064 0,051 0,054 0,0563 0,037 0,51 0,52 0,51 0,49 0,49 0,1482 0,148 0,1204 0,1296 0,16005 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 55 ASRI 1 1 1 1 0 0,026 0,06 0,1 0,11 0,062 11,6 11,9 12,14 12,4 12,6 0,165 0,289 0,309 0,822 0,3181 0,985 1,667 1,904 1,645 1,216 0,087 0,202 0,351 0,433 0,5 0,609 2,29 1,128 1,4967 1,612 0 0 0 0 0 0 0,193 0,25 0,182 0,241 56 BAYU 0 0 0 0 0 0,002 0,03 0,048 0,05 0,047 12,1 12,1 12,14 12,2 12,2 -0,04 0,069 0,174 0,352 0,309 0,822 0,991 0,896 0,882 1,254 -0,95 -0,8 -0,56 -0,28 -0,13 1,036 4,14 1,82 0,9286 0,122 0 0 0 0 0 0 57 BHIT 0 1 1 1 0 0,01 0,05 0,052 0,07 0,012 12,7 12,8 12,89 13 13,1 -0,04 -0,03 0,136 0,445 0,1649 0,802 0,957 0,821 1,031 0,855 0,156 0,091 0,098 0,097 0,08 0,076 1,26 0,829 0,6322 0,35 0,1171 0,176 0,18 0,105 0,0707 0 0 0,23 0,353 0,085 58 BISI 0 1 1 1 1 0,054 0,11 0,098 0,08 0,074 11,9 12 12 11,9 12 -0,15 -0,03 0,114 0,046 0,0788 3,148 4,264 1,955 1,624 1,119 0,616 0,663 0,692 0,714 0,08 0,325 0,25 0,334 0,3603 0,336 0 0 59 BKSL 0 0 0 0 0 9E-04 0,02 0,026 0,04 0,057 11,2 11,6 11,66 11,8 12 0,095 0,729 0,099 0,163 0,7331 0,349 0,793 1,704 1,182 0,817 -0,06 -0,02 0,014 0,059 0,13 1,315 0,89 0,947 0,9191 1,42 0 0 60 BMTR 1 1 0 1 1 0,012 0,07 0,089 0,1 0,049 12,7 12,8 12,2 13 13 -0,02 -0,04 0,013 0,523 0,0537 0,691 1,121 1,405 1,962 1,633 0,483 0,53 0,421 0,397 0,45 0,899 0,68 0,563 0,6886 0,564 0 0 61 BSDE 1 1 0 1 1 0,033 0,04 0,079 0,09 0,129 12,4 12,4 12,45 12,6 12,8 0,048 0,253 0,093 0,31 0,3471 2,586 1,822 1,695 1,531 1,406 0,166 0,178 0,221 0,279 0,4 0,27 0,53 0,244 0,5312 0,63 0 0 62 BTON 0 0 1 0 0 0,135 0,09 0,161 0,17 0,147 11,1 11,1 11,19 11,2 11,1 -0,01 0,287 0,322 0,222 0,2139 0,783 0,866 0,732 1,088 0,774 0,713 0,744 0,799 0,838 0,87 0,008 4,6 0,844 0,4722 0,072 0,0958 0,096 0,096 0,096 0,0958 0 63 CENT 1 1 0 0 0 0,105 0,01 -0 -0,07 -0,04 10,8 11,5 10,78 10,7 10,9 0,088 2,194 -0,68 0,018 6,7547 1,59 1,037 0,738 6,712 2,261 0,327 0,347 0,339 0,298 -0,01 5E-04 0,54 0,001 0,0782 0,159 64 CMPP 0 0 0 0 0 -0,19 -0 0,003 0 0,009 10,2 10,2 9,966 10,5 11 -0,24 -0,04 -0,13 0,21 -0,1258 198,5 145,4 1,238 1,729 0,969 -2,21 -2,18 -1,84 -1,83 -1,94 4E-04 0 0,148 0,1111 0,926 4E-05 4E-05 0 65 CNKO 0 0 0 0 0 0,003 0,06 0,054 0,05 0,019 11,5 11,9 12,02 12,2 12,2 0,136 0,381 0,411 -0,12 0,1918 0,543 0,94 0,816 1,406 0,921 0,013 0,132 0,227 0,085 0,11 1,156 3,18 1,066 2,4952 1,295 0 0 66 COWL 1 0 1 0 0 0,066 0,03 0,086 0,04 0,025 11 11 11,26 11,5 11,5 3E-04 0,286 0,445 3,611 0,0936 1,64 0,856 1,035 0,754 1,569 0,358 0,353 0,484 0,129 0,16 0,511 4,94 3,101 0,3051 0,864 0 0 67 CTRP 1 1 1 1 1 0,02 0,04 0,039 0,05 0,058 11,5 11,6 11,64 11,9 12,2 0,007 0,047 0,129 0,375 0,2899 0,506 0,806 0,862 0,95 0,901 0,103 0,138 0,164 0,212 0,26 1,426 0,85 0,272 0,2927 0,773 0 68 CTRS 0 1 1 1 1 0,027 0,04 0,057 0,06 0,072 11,6 11,8 11,91 12 12,1 0,051 0,15 0,353 0,255 0,2579 0,802 0,931 0,936 1,505 1,017 0,648 0,668 0,601 0,63 0,69 0,812 0,7 0,193 0,5741 0,547 0 69 DGIK 1 1 0 1 1 0,045 0,04 0,005 0,03 0,031 12,1 12,1 12,04 12,1 12,2 0,085 0,311 -0,24 0,183 0,195 0,709 0,918 0,686 0,881 0,891 0,188 0,233 0,225 0,261 0,3 1,027 1,02 0,516 0,7598 1,48 0,0289 0,029 0,029 0,001 0,001 0 70 DNET 0 0 0 0 0 0,011 0,03 0,041 0,01 0,027 10,2 10,2 10,26 10,1 9,96 -0,17 -0,04 0,029 -0,02 426,58 3,859 3,67 3,689 2,98 1,578 -2,12 -2,02 -2,5 -2,44 -0,02 0,028 0 0,065 0,0005 0,106 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,14 0,13 0,25 0,24 0,0004 0,0302 0,049 0,0737 0,0482 0,0269 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 71 DUTI 0 0 0 0 0 0,06 0,07 0,081 0,09 0,101 12 12 12,05 12,2 12,2 -0,02 0,066 0,098 0,271 0,1337 0,724 1,241 0,955 1,074 1,299 0,454 0,507 0,49 0,441 0,49 5E-05 0,86 5E-04 0,0481 0,003 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,34 0,32 0,31 0,22 0,1911 0,0667 0,076 0,0869 0,0973 0,1047 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 72 ELSA 1 1 0 1 1 0,111 0,02 0,146 0,03 0,056 12,6 12,6 12,67 12,7 12,6 0,269 -0,13 0,193 -0,02 0,0178 1,162 1,118 0,948 0,818 1,028 0,405 0,413 0,39 0,427 0,48 1,461 2,04 0,41 0,9447 0,582 0,0011 4E-04 0 0 0 0 0,692 0,3 0 0,1 0,5 0,127 0,008 0 0,0102 0,049 0,543 0,47 0,57 0,52 0,48 0,0808 0,086 0,1975 0,0932 0,08908 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 73 ELTY 1 0 0 0 0 0,014 0,01 0,004 -0,07 -0,02 12 12,1 12,3 12,5 12,5 0,391 0,472 0,038 -0,14 -0,1926 0,931 0,897 0,653 0,553 0,594 0,097 0,075 0,091 -0,02 -0,06 3,589 1,95 1,504 1,3796 0,618 0 0 0 0 0 0 0,124 0 0 0 0 0,005 0 74 EPMT 1 1 1 1 0 0,11 0,08 0,08 0,08 0,084 12,9 13 13,03 13,1 13,2 0,188 0,09 0,343 0,133 0,1164 1,074 1,253 0,908 1,436 2,41 0,929 0,937 0,83 0,84 0,86 0,139 0 0,154 0,0207 0,004 0 0 0 0 0 0 0,191 0,04 0,704 0,014 0 0,034 0,004 0,127 0,0011 0 75 FORU 0,286 0,19 0,25 0,257 0,435 0,044 0,036 0,048 0,0534 0,06 0,58 0,62 0,56 0,51 0,4954 0,0278 0,035 0,0431 0,0436 0,02938 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 -0 -0 0,014 0,02 0,009 11,1 11,2 11,43 11,4 11,5 0,008 0,007 0,19 0,074 0,1185 0,66 0,581 0,375 0,489 0,581 -0,98 -0,8 0,01 0,016 0,03 6E-04 0,01 0,04 0,0287 0,019 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,011 0,013 0,0074 0 0 0 0,005 0,005 0 0 0 0,294 0 0,392 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,486 0 0 0 0 0 0,01 0,0276 0 0,589 0,56 0,542 0,552 0,6137 0,0731 0,066 0,0731 0,0612 -0,0093 0,28 0,25 0,25 0,25 0 0,666 0,651 0,539 0,42 0,4995 0,0512 0,014 0,0237 0,5637 -0,0117 0,28 0 0,006 0,018 0,006 0,0122 0 0 0 0 0 0 0,0394 0 0 0 0 0,25 0,25 0 0 0,11 0,14 0,15 0,16 0,2029 0,177 0,098 0,1983 0,1689 0,23512 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0,79 0,71 0,45 0,34 0,3862 0,0216 0,025 0,0307 0,023 0,03903 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0,3 0,29 0,3 0,24 0,3231 0,0436 0,015 0,1064 0,0776 0,07915 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0,01 0,014 0,013 0,0243 0 0,456 0,52 0,54 0,57 0,63 0,0217 0,048 0,0827 0,0858 0,06389 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0 0,56 0,55 0,54 0,52 0,5111 0,0126 0,044 0,0578 0,0581 0,11907 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0 0,012 0,01 0,0093 0 0,39 0,41 0,35 0,32 0,4702 0,0335 0,071 0,0806 0,0908 0,04105 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0,21 0,204 0,232 0,283 0 0,005 0,011 0,0127 0,013 0,246 0,11 0,16 0,13 0,14 0,0682 0,104 0,0913 0,0753 0,06482 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0 0 0 0,417 0,068 0 0,259 0,146 0,162 0,198 0,2732 0,0033 0,002 0,0203 0,0215 0,01237 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0 0 0,025 0 0 0 0 0 0,455 0,24 0 0,258 0,566 0,024 0,015 0,213 0,27 0 0,204 0,098 0,007 0,098 0 0 0,188 0,15 0,14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,18 0,14 0,13 0,22 0,35 0,002 0,019 0,0274 0,0373 0,0591 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0,01 0,013 0,315 0,37 0,36 0,29 0,37 0,0508 0,088 0,1325 0,1167 0,07432 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0,0135 0,012 0,414 0,37 0,35 0,37 0,41 0,0624 0,04 0,0827 0,0757 0,11937 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0,06 0 0 0,074 0,19 0,22 0,22 0,21 0,1491 0,111 0,1391 0,1763 0,15177 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0 0 0,14 0,72 0,14 0,23 0,1207 0,1614 0,027 0,0361 -0,036 -0,0101 0,28 0,25 0,25 0 0 0 0,55 0,53 0,46 0,55 0,5278 -0,0968 0,058 0,01 0,0051 0,02228 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,15 0 0,088 0 0 0 0 0 0,333 0,28 0,308 0,308 0,3 0,016 0,016 0,016 0,0267 0,034 0,059 0,07 0,16 0,33 0,4025 0,0186 0,038 0,0325 0,0407 0,04405 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,25 0,4 0,51 0,39 0,4096 0,0098 0,063 0,0589 0,0673 0,02845 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0,008 0 0,019 0 0 0,37 0,51 0,58 0,36 0,392 0,0597 0,036 0,0841 0,0404 0,03298 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0 0 0 0,3 0,301 0,303 0,297 0,207 0,22 0,012 0,006 0 0,25 0,25 0,019 0,029 0,0187 0,046 0,29 0,35 0,45 0,5 0,5675 0,0351 0,034 0,0492 0,0507 0,05761 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0,234 0,209 0,029 0,019 0 0 0,0139 0,017 0,39 0,5 0,35 0,43 0,4953 0,0493 0,042 0,0247 0,0452 0,04933 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0 0,5 0,39 0,38 0,4 0,4175 0,0173 0,019 0,0092 -0,065 -0,0111 0,28 0,25 0,25 0 0 0,46 0,45 0,44 0,48 0,4503 0,1063 0,093 0,0356 0,0954 0,10042 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 1 1 1 1 1 0,029 0,03 0,049 0,05 0,04 11,6 11,7 11,7 11,7 11,6 0,195 0,199 -0,04 -0,03 0,0244 0,76 0,809 0,816 0,748 0,79 0,448 0,489 0,536 0,57 0,59 0,101 2,1 0,443 1,4036 0,161 0 0 0 0 0 0 76 GMCW 0 0 0 0 0 0,116 0,13 0,179 0,14 -0,01 10,3 10,3 10,32 10,3 10,3 -0,05 -0,08 0,273 0,072 -0,0199 3,619 3,732 3,024 2,749 2,798 -6,23 -4,55 -3,32 -2,41 -2,48 0 0 0 0 0 0 0 77 GMTD 1 1 1 1 0 0,044 0,08 0,101 0,07 0,07 10,8 11,1 11,28 11,4 11,5 0,065 0,175 0,357 0,849 0,4522 0,707 0,69 0,782 0,815 1,336 0,514 0,604 0,707 0,783 0,67 0 0,05 0,005 0,0003 0,098 0 0 0 0 0 0 0,286 0,14 0,079 0,079 0 0,259 0,23 0,058 0,0758 0 0,66 0,64 0,64 0,74 0,6915 0,0327 0,068 0,0938 0,0664 0,07074 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 78 GPRA 1 1 1 1 0 0,023 0,03 0,036 0,04 0,08 11,5 11,5 11,59 11,6 11,7 -0,06 -0,1 0,044 0,06 0,0171 0,915 0,862 0,878 0,79 0,884 0,097 0,146 0,185 0,242 0,32 0,002 0,11 0,339 0,17 0,382 0 0 0 0 0 0 0,102 0,09 0,132 0,152 0 0,007 0,008 0,01 0,02 0 0,57 0,49 0,47 0,46 0,399 0,025 0,03 0,0352 0,0385 0,08291 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 79 HERO 0 0 0 0 0 0,061 0,07 0,074 0,06 0,087 12,8 12,9 12,95 13 13,1 0,33 0,104 0,19 0,419 0,4703 0,673 1,086 10,36 3,386 1,617 0,745 0,795 0,834 0,858 0,4 2E-06 0,25 2E-04 0,1727 0,077 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,67 0,63 0,62 0,69 0,31 0,1217 0,136 0,1322 0,1042 0,12337 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 80 HOME 0 0 0 0 0 0,007 0,01 0,005 -0,03 0,006 10,4 10,5 10,62 10,6 10,8 -0,06 0,019 -0,06 0,523 -0,0295 1,076 1,047 1,162 1,015 3,426 -0,11 -0,09 -0,08 -0,12 -0,11 0,016 0 0,06 0,0134 0,353 0,0817 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,4 0 0 2E-05 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,61 0,45 0,45 0,34 0,3441 0,2145 0,239 0,2659 0,2206 0,07693 0,28 0,25 0,25 0,25 0,4 0,36 0,25 0,2056 0,059 0,062 0,0517 -0,004 0,88333 0,28 0,25 0,25 0 0 0,25 151 Lanjutan Data Mentah Penelitian Keputusan Pembayaran 81 INAF 0 0 0 1 0 0,003 0,02 0,033 0,04 -0,04 12,1 12 12,08 12,1 12,1 -0,25 0,008 0,519 0,066 0,0891 0,943 0,914 0,907 1,314 0,91 -0,29 -0,24 0,034 0,095 0 0,98 0,82 1,051 1,1441 0,57 82 INTA 1 1 1 0 0 0,036 0,05 0,032 0 -0,05 12 12,3 12,48 12,4 12,3 -0,09 0,573 1,286 0,142 0,111 0,943 1,395 1,197 1,11 1,053 0,412 0,533 0,613 0,619 0,29 0,638 2,96 1,638 1,8458 0,639 0,0576 0,035 0,035 0,035 0,0353 0 0,313 0,29 0,726 0 0 0 0 0 83 INTP 1 1 1 1 1 0,207 0,21 0,198 0,21 0,188 13 13 13,14 13,2 13,3 0,176 0,183 0,183 0,254 0,1693 3,992 3,974 3,591 3,778 2,904 0,575 0,653 0,71 0,765 0,79 0,155 0,29 0,288 0,2285 0,259 0 0 0 3E-06 0 0 0,302 0,3 0,3 0,348 0,661 0,016 0,017 0,017 0,02 0,045 0,194 0,15 0,13 0,15 0,14 0,2234 0,174 0,2057 0,1815 0,09428 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 84 JECC 1 0 1 1 0 0,027 -0 0,047 0,04 0,018 11,9 11,9 12,1 12,1 12,2 -0,13 -0,04 0,116 0,131 0,7488 0,952 0,991 0,941 1,204 1,228 0,219 0,171 0,365 0,432 0,45 0,768 1,64 0,079 0,8399 0,073 0 0 0 0 0 0 0,286 0 0,578 0,571 0 0,061 0 0,183 0,0632 0 85 JPFA 1 1 1 1 1 0,148 0,16 0,081 0,1 0,043 13,2 13,1 13,19 13,3 13,3 0,051 0,15 0,184 0,326 0,3609 1,132 1,495 1,501 1,762 1,52 0,025 0,337 0,256 0,378 0,42 0,13 0,67 0,303 0,1421 0,162 0 0 0 0 0 0 0,013 0,79 0,252 0,039 0,179 0,004 0,116 0,02 0,0033 0,008 0,61 0,5 0,54 0,57 0,6484 0,172 0,074 0,0898 0,1199 0,06079 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 86 JPRS 0 0 0 0 0 0,005 0,07 0,086 0,02 0,04 11,5 11,6 11,81 11,7 11,3 -0,11 0,162 0,065 -0,09 -0,0554 0,794 1,328 1,059 0,749 0,575 0,723 0,749 0,777 0,783 0,79 1,368 2,1 1,584 1,0507 0,847 0,1553 0,155 0,155 0,155 0,1553 0 87 JRPT 1 1 1 1 1 0,075 0,08 0,085 0,09 0,089 11,8 11,9 11,95 12 12,1 0,169 0,275 0,239 0,224 0,2331 1,328 1,622 2,016 2,261 2,349 0,64 0,699 0,697 0,738 0,76 0,017 0,1 0,023 0,0178 0,01 0,001 0,007 0 0 0 0 0,335 0,33 0,328 0,341 0,326 0,03 0,025 0,02 0,0171 0,017 0,45 0,51 0,53 0,56 0,5646 0,0503 0,053 0,0567 0,0572 0,05917 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 88 JSPT 1 1 1 1 1 0,057 0,07 0,07 0,07 0,061 12 12 12,03 12,1 12,1 -0,03 -0,05 0,159 0,152 0,0362 1,218 1,201 1,002 0,979 0,913 0,202 0,277 0,269 0,324 0,35 5E-06 0,01 0,181 4E-07 4E-06 0 0 0 0 0 0 0,176 0,17 0,164 0,118 0,2 0,009 0,011 0,014 0,016 0,019 0,47 0,41 0,44 0,45 0,4062 0,0927 0,103 0,0978 0,0879 0,07662 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 89 KBLV 0 0 0 0 0 0,02 0,03 0,001 0 0,004 11,9 11,9 12,02 12,1 12,2 0,145 0,032 1,221 0,166 0,2173 1,321 1,53 0,622 0,682 0,728 -0,46 -0,11 -0,05 -0,1 -0,14 5E-06 0,02 0,047 0,0132 0,007 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 90 KIJA 0 0 0 1 1 0,005 0,02 0,058 0,05 0,013 11,6 11,8 12,06 12,1 12,4 0,079 0,044 0,678 0,265 0,1663 1,01 0,996 1,047 0,998 0,963 0,094 0,128 0,155 0,232 0,21 2,467 1,58 1,374 0,7576 0,911 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,07 0,078 0 0 0 0,0067 0,002 0,5 91 KLBF 1 1 1 1 1 0,143 0,19 0,184 0,19 0,174 13 13 13,04 13,1 13,2 0,128 0,177 0,177 0,138 0,2014 2,372 4,929 4,386 5,933 5,427 1,051 1,039 0,983 0,984 0,9 0,397 0,91 0,338 0,1308 0,427 0 0 0 0 0 0 0,258 0,56 0,651 0,668 0,45 0,019 0,022 0,028 0,0179 0,014 0,261 0,18 0,21 0,22 0,25 0,1344 0,118 0,0913 0,1093 0,12629 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 92 KOIN 0 0 0 0 0 0,011 0,01 -0,35 0,1 0,109 11,8 11,9 11,85 11,9 12 0,238 -0,04 -0,4 0,095 -0,0012 1,007 1,1 1,516 1,722 1,541 0,151 0,194 -4,75 -0,98 -0,27 0,439 0,2 1,046 0,0071 0,127 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,78 0,76 0,94 0,85 0,7389 0,0199 0,024 -0,341 0,1055 0,114 0,28 0,25 0 0,25 0,25 93 LAMI 0 0 0 1 0 0,028 0,05 0,093 0,07 0,089 11,1 11,1 11,2 11,1 11,1 -0,05 -0,01 -0,02 0,038 0,022 0,873 1,028 0,957 0,872 0,746 0,23 0,301 0,348 0,403 0,42 0,019 0,11 0,071 0,0209 0,028 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,136 0 0 0 0 0,0233 0 0,67 0,62 0,52 0,47 0,4141 0,2917 0,066 0,1071 0,6827 0,09545 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 94 LCGP 0 0 0 0 0 -0,01 -0 -0,01 -0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,13 0,08 0,08 0,1 0,0163 -0,0051 -0,002 -0,008 -0,003 -0,0037 0 95 LPCK 0 0 0 0 0 0,017 0,04 0,126 0,14 0,153 11,5 11,6 11,96 12 12,1 0,107 0,077 0,223 0,387 0,3609 0,78 0,827 1,208 1,359 1,408 0,223 0,313 0,528 0,685 0,79 0,095 0,17 3,657 1,6954 1,374 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,68 0,66 0,6 0,57 0,528 0,0191 0,042 0,1302 0,1464 0,15518 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 96 LPKR 0 1 1 1 0 0,032 0,04 0,045 0,05 0,051 12,4 12,5 12,62 12,8 12,8 0,029 0,13 0,13 0,362 0,2586 1,325 1,433 1,319 1,467 1,218 0,364 0,292 0,309 0,33 0,33 0,986 1,7 1,154 0,5604 1,161 0 0 0 0 0 0 0 0,3 0,254 0,258 0 0 0,011 0,012 0,0119 0 0,564 0,49 0,48 0,54 0,55 0,1398 0,028 0,0361 0,0428 0,05146 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 97 LPLI 0 0 0 0 0 -0,13 0,24 -0,17 0,18 0,149 10,9 10,9 11 11 11 -0,12 0,425 -0,14 0,35 0,1762 0,262 0,275 0,291 0,256 0,344 -2,33 -1,33 -1,77 -1,07 -0,74 0,246 0,78 0,321 1,6045 1,315 0 0 0 0 0 0 0 0 0 98 MAPI 1 1 1 1 1 0,049 0,05 0,082 0,07 0,042 12,6 12,7 12,77 12,9 12,9 -0,1 0,086 0,203 0,357 0,3034 0,923 1,81 2,53 2,48 1,858 0,371 0,445 0,547 0,624 0,66 0,109 0,73 0,592 0,5717 0,759 0 0 0 0 0 0 0,152 0,17 0,161 0,165 0,102 0,024 0,008 0,007 0,0065 0,004 0,62 0,6 0,59 0,64 0,6891 0,1125 0,115 0,1313 0,1173 0,09547 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 -0 10,1 10 9,704 10,1 10 0,003 -0,06 -0,01 0,024 8,5082 0,517 0,488 0,569 1,478 0,987 -0,03 -0,04 -0,04 -0,03 -0,01 1,258 0,05 2,035 7,9829 3,518 0,001 0,001 0,002 0,001 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0,1 0 0 0 0 0 0 0 0,0042 0 0 0,044 0,023 0,076 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,59 0,58 0,45 0,45 0,54 0,0167 0,035 0,0427 0,0419 -0,0329 0,28 0,25 0,25 0,25 0 0,66 0,73 0,86 0,88 0,935 0,0467 0,057 0,0196 0,0158 -0,041 0,28 0,25 0,25 0,25 0 0,83 0,82 0,8 0,8 0,8809 0,0419 0,021 0,0446 0,0458 0,03408 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0,232 0,27 0,23 0,13 0,04 0,0112 0,074 0,0903 0,0276 0,04343 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0 0,83 0,53 0,35 0,44 0,5352 0,1019 0,112 0,0538 0,0591 0,06841 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0,5 0,37 0,44 0,4929 0,0134 0,031 0,0668 0,0581 0,02355 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0 0 0 0,09 0,06 0,09 0,05 0,0436 -0,1257 0,253 -0,157 0,1916 0,15576 0 0,25 0 0,25 0,25 99 MDLN 0 0 0 0 1 0,001 0,02 0,038 0,06 0,254 11,5 11,4 11,7 12 12,3 -0,04 0,148 0,186 0,905 1,101 0,626 0,821 0,812 1,348 1,022 -0,47 -0,4 -0,3 -0,04 0,5 0,301 1,11 1,233 2,0973 1,045 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,026 0 0 0 0 0,013 0,41 0,45 0,51 0,52 0,5154 0,0055 0,022 0,0422 0,0609 0,25088 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 100 META 0 0 0 0 0 -0,04 -0,03 -0,02 0,02 0,031 11,3 11,3 11,37 11,4 11,6 -0,09 0,549 -0,04 0,101 0,2773 1,646 2,827 1,982 1,869 1,825 -0,18 -0,09 -0,12 -0,07 -0,01 0,11 0,85 0,18 0,276 2,261 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,71 0,47 0,45 0,48 0,3191 0,0033 8E-04 0,0166 0,0258 0,03438 0 101 PDES 0 0 0 0 0 0,018 0,02 0,032 0,04 0,061 11,4 11,4 11,41 11,4 11,5 -0,01 0,218 0,179 -0,07 0,2825 0,892 1,102 0,755 0,9 0,789 0,162 0,197 0,242 0,287 0,29 0,132 0,04 0,028 0,007 0,001 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,36 0,42 0,48 0,4 0,4593 0,0759 0,057 0,0798 0,098 0,12245 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 102 PTSP 0 0 0,25 0,25 0 0 0 0 0 0,13 0,15 0,203 0,18 0,101 11,4 11,4 11,47 11,5 11,6 0,109 0,202 0,224 0,528 0,2295 1,494 1,294 1,616 3,071 3,9 -5,9 -2,33 -0,84 -0,21 0,01 3E-04 0 0,023 0,0091 0,005 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,77 0,62 0,47 0,42 0,3768 0,1815 0,199 0,2386 0,2271 0,15342 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 103 SCBD 0 0 0 0 0 0,175 0,06 0,021 0,02 0,316 12,3 12 11,84 11,8 12,4 -0,07 -0,09 8E-04 0,023 0,5596 1,142 1,009 0,729 1,028 1,842 -0,26 -0,2 -0,11 -0,1 0,33 0 0 0,01 6E-05 3E-04 0 0 0 0 6E-07 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,39 0,27 0,25 0,25 0,2262 0,1749 0,062 0,0209 0,0195 0,31612 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 104 SDPC 0 0 0 0 0 0,036 0,01 0,012 0,01 0,022 12 11,9 11,99 12,1 12,1 -0,13 0,032 0,17 0,192 0,2232 0,968 0,867 0,858 0,902 0,906 0,19 0,203 0,237 0,308 0,37 2E-04 1,18 0,332 0,5824 0,246 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,67 0,67 0,71 0,73 0,7565 0,0436 0,013 0,0165 0,0296 0,0259 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 105 SIPD 0 1 1 0 0 0,023 0,03 0,009 0 0,003 12,5 12,6 12,61 12,6 12,6 0,185 0,253 0,285 0,249 -0,0432 0,568 0,725 0,711 0,755 0,742 0,022 0,065 0,073 0,083 0,09 1,509 1,46 1,539 0,6794 0,881 0 0 0 0 0 0 0 0,15 0,426 0 0 0 0,014 0,019 0 0 0,28 0,4 0,52 0,61 0,5928 0,0463 0,048 0,0312 0,034 0,03846 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 106 SMGR 1 1 1 1 1 0,233 0,24 0,201 0,19 0,174 13,2 13,2 13,21 13,3 13,4 0,221 0,202 0,263 0,352 0,1585 3,67 3,83 3,711 3,854 3,018 0,799 0,829 0,849 0,842 0,85 0,195 0,67 0,349 0,3623 0,43 0 0 0 0 1 0,545 0,5 0,5 0,45 0,45 0,041 0,032 0,029 0,0232 0,029 0,203 0,22 0,26 0,32 0,29 0,1721 0,149 0,1299 0,1314 0,12945 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 107 SONA 0 1 0 1 0 0,053 0,1 0,107 0,1 0,056 11,7 11,8 11,89 11,9 12 -0,15 0,238 0,086 0,371 0,0176 1,68 1,445 1,433 1,253 2,1 0,558 0,671 0,486 0,574 0,59 0,002 0,01 0,619 0,0091 0,347 0,05 0,158 0,148 0,107 0,107 0 0 0,47 0 0,331 0 108 SSIA 0 0 1 1 1 0,024 0,06 0,095 0,15 0,128 12,2 12,2 12,46 12,6 12,7 -0,01 0,066 0,233 0,652 0,1977 0,808 1,094 1,744 1,703 1,004 -0,15 -0 0,195 0,546 0,56 0,042 0,26 1,337 1,8515 1,457 0,0022 0,002 0 0 0 0 0 0 0,201 0,2 0,204 0 0 0,015 0,0278 0,054 0,63 0,6 0,59 0,66 0,55 0,0248 0,081 0,0946 0,1354 0,11791 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 109 TMPI 0 0 0 0 0 0 0,005 0 0,003 11,5 11,3 11,31 11,3 11,3 -0,1 0,021 -0,1 0,02 -0,0789 0,565 0,915 0,866 2,234 2,683 -0,04 -0,04 -0,03 -0,03 -0,02 0,22 1,52 2,84 3,6128 6,759 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,23 0,32 0,24 0,21 0,1379 -0,0005 0,006 0,0096 0,0061 0,00462 0 0,25 0,25 0,25 0,25 110 TRIL 0 0 0 0 0 0,006 0,01 -0,03 -0,09 0,197 11,2 11,2 11,01 10,5 10,1 -0,06 0,2 -0,24 -0,09 -0,1695 0,621 0,497 0,358 0,518 0,784 0,158 0,156 0,13 0,045 -0,15 1,101 1,41 0,34 1,2317 0,473 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,11 0,26 0,06 0,05 0,0549 0,0196 0,018 -0,014 -0,077 -0,1819 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 111 TURI 1 1 1 1 1 0,175 0,13 0,127 0,13 0,089 12,7 12,8 12,92 13 13 -0,51 0,186 0,212 0,301 0,0462 1,806 1,963 1,739 2,033 1,28 0,859 0,884 0,905 0,921 0,93 0,805 0,35 0,235 0,188 0,16 0 0 0 0 0 0 0,396 0,21 0,241 0,306 0,4 0,051 0,017 0,023 0,0247 0,042 0,44 0,42 0,42 0,47 0,43 0,1145 0,161 0,1523 0,1361 0,10902 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 112 UNIT 0 0 0 0 0 0,008 0,01 0,008 0 0,002 11,1 11,1 11,01 10,9 11 0,077 -0 -0,02 0,246 0,2085 0,617 0,616 0,287 0,436 0,516 0,157 0,166 0,094 0,095 0,1 0,175 0,08 0,199 0,0928 0,053 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,24 0,23 0,21 0,37 0,4745 0,0479 0,049 0,0549 0,0426 0,04707 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 113 ZBRA 0 0 0 0 0 -0,11 -0,15 -0,16 -0,18 -0,2 10,4 10,4 10,3 10,3 10,1 -0,08 -0,12 -0,09 -0,17 -0,1584 0,936 1,079 1,252 2,392 2,342 -1,04 -1,74 -3,12 -6,79 -39,6 0,053 0,01 0,154 0,9975 0,029 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,47 0,55 0,67 0,79 0,9527 -0,0948 -0,004 -0,057 -0,07 -0,07 0 0 0 114 BRPT 0 0 0 0 0 0,033 -0,05 -0,02 -0,06 -0,01 13,2 13,2 12,97 13,3 13,5 -0,05 -0,02 0,177 0,088 -0,122 1,172 1,144 0,774 0,686 0,437 -0,84 -1,02 0,003 -0,08 -0,1 0,039 0,33 0,121 0,2017 0,055 0,0043 0,005 0,005 0,005 0,0153 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,463 0,509 0,489 0,543 0,8601 0,0858 -0,003 0,005 -0,058 -0,0141 0,28 0,25 0 0 0 115 CSAP 0 1 0 0 1 0,01 0,02 0,039 0,03 0,024 12,5 12,5 12,62 12,7 12,8 0,13 0,231 0,179 0,25 0,2371 0,864 0,906 1,035 1,007 0,937 0,218 0,273 0,319 0,361 0,41 0,048 0,1 0,294 0,2946 0,136 0,0539 0,054 0,054 0,054 0,0539 0 0 0,18 0 0 0,34 0 0,019 0 -0 0 0 0,057 0 0,0396 0 0,63 0,6 0,36 0,43 0,4187 0,1113 0,1 0,1565 0,1076 0,09547 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0 0 0,047 0,652 0,693 0,704 0,742 0,7693 0,0347 0,039 0,0572 0,0473 0,03175 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 152 LAMPIRAN 4 Data Mentah Penelitian Dividend Payout Ratio noKode Saham 2009 2010 1 ASII 0,1129 0,1507 2 AUTO 0,1744 0,2194 3 GJTL 0,102 0,0801 4 JSMR 0,0614 0,0625 5 SGRO 0,125 0,159 6 TCID 0,1253 0,1255 7 KAEF 0,04 0,0837 8 TLKM 0,1162 0,1591 9 SMRA 0,0375 0,0382 10 TSPC 0,1106 0,1378 11 CTRP 0,0203 0,0443 12 INTP 0,2069 0,2101 13 JPFA 0,1481 0,1563 14 JRPT 0,0749 0,08 15 SMGR 0,2335 0,2351 2011 0,137 0,158 0,059 0,062 0,161 0,124 0,096 0,15 0,048 0,138 0,039 0,198 0,081 0,085 0,201 roa 2012 2013 0,1248 0,104 0,1279 0,084 0,088 0,022 0,062 0,044 0,0813 0,027 0,1192 0,109 0,0968 0,087 0,1649 0,159 0,0728 0,08 0,1371 0,118 0,0538 0,058 0,2093 0,188 0,098 0,043 0,0856 0,089 0,1854 0,174 2009 13,99 12,72 12,9 12,57 12,26 12,14 12,46 13,81 12,08 12,65 11,53 13,02 13,16 11,82 13,16 2010 14,11 12,8 12,99 12,64 12,36 12,17 12,5 13,84 12,23 12,71 11,55 13,05 13,14 11,89 13,16 firm size 2011 2012 14,211 14,27 12,867 12,92 13,073 13,1 12,696 12,96 12,497 12,48 12,219 12,27 12,542 12,57 13,857 13,89 12,373 12,54 12,762 12,82 11,643 11,92 13,143 13,24 13,194 13,25 11,951 12,04 13,214 13,29 2013 14,288 13,029 13,092 13,013 12,408 12,307 12,638 13,919 12,612 12,836 12,161 13,272 13,331 12,119 13,389 2009 0,102 0,167 0,019 0,105 0,049 0,092 0,081 0,069 0,229 0,1 0,007 0,176 0,051 0,169 0,221 asset growth 2010 2011 2012 0,269 0,36 0,187 0,203 0,247 0,275 0,168 0,114 0,114 0,172 0,131 0,155 0,049 0,186 0,213 0,053 0,08 0,116 0,061 0,083 0,16 0,023 0,033 0,081 0,377 0,319 0,329 0,1 0,184 0,09 0,047 0,129 0,375 0,183 0,183 0,254 0,15 0,184 0,326 0,275 0,239 0,224 0,202 0,263 0,352 2013 0,174 0,4206 0,1928 0,146 0,0906 0,162 0,1881 0,1489 0,2559 0,1673 0,2899 0,1693 0,3609 0,2331 0,1585 2009 2,131 1,264 0,866 1,758 2,476 1,752 0,782 0,768 1,481 1,268 0,506 3,992 1,132 1,328 3,67 market to book ratio 2010 2011 2012 2,52 2,457 2,195 0,678 2,127 1,923 1,433 1,521 1,177 1,82 1,901 2,102 2,345 1,916 1,497 1,477 1,467 1,884 0,861 1,354 2,207 0,716 0,583 1,686 1,872 1,746 1,909 2,418 2,983 3,894 0,806 0,862 0,95 3,974 3,591 3,778 1,495 1,501 1,762 1,622 2,016 2,261 3,83 3,711 3,854 trading turnover(x) 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1,79 0,014 0,313 0,308 0,153 0,2349 1,637 1,001 0,047 0,036 0,016 0,228 1,008 0,335 1,557 0,593 0,271 0,4431 1,75 0,004 0,405 0,32 0,37 0,3382 1,24 0,587 0,581 0,538 0,362 0,2048 1,825 0,035 0,025 0,01 0,005 0,005 1,659 0,197 0,255 0,25 0,302 0,2111 2,028 1,035 0,339 0,28 0,057 0,1562 1,483 1,421 0,511 0,267 0,399 0,4713 2,99 0,055 0,079 0,034 0,273 0,1169 0,901 1,426 0,85 0,272 0,293 0,7728 2,904 0,155 0,291 0,288 0,228 0,2594 1,52 0,13 0,667 0,303 0,142 0,1618 2,349 0,017 0,102 0,023 0,018 0,0105 3,018 0,195 0,67 0,349 0,362 0,4296 2009 4E-04 4E-04 8E-04 0,014 0 0,002 0,003 1E-06 0,003 6E-04 0 0 0 0,001 0 insider ownership 2010 2011 2012 4E-04 0,0004 4E-04 7E-04 0,0007 7E-04 8E-04 0,0008 8E-04 0,007 0,0048 0,004 0 0 0 0,001 0,0014 0,001 0,003 5E-05 2E-05 1E-06 1E-06 3E-07 0,003 0,003 0,003 8E-04 0,0009 0,001 0 0 0 0 0 3E-06 0 0 0 0,007 0 0 0 0 0 state control dividen payout ratio(dps/eps) 2013 2009 2010 2011 2012 2013 0,0004 0 0,335 0,1324 0,4507 0,4503 0,4504 0,0006 0 0,6 0,4 0,4023 0,2953 0,5053 0,0008 0 0,058 0,0504 0,051 0,0831 0,28571 0,0027 1 0,357 0,6022 0,4004 0,4 0,4 0 0 0,715 0,4519 0,3052 0,2584 0,238 0,0014 0 0,516 0,5657 0,5316 0,4947 0,46482 0,0097 1 0,3 0,2002 0,2001 0,1529 0,25 3E-07 1 0,5 0,5637 0,6822 0,6842 0,7266 0,0028 0 0,308 0,2944 0,4033 0,3888 0,3011 0,001 0 0,438 0,9174 0,5952 0,5313 0,53191 0 0 0,333 0,28 0,3077 0,3083 0,3 0 0 0,302 0,3002 0,2999 0,348 0,6613 0 0 0,013 0,7883 0,2517 0,0386 0,17857 0 0 0,335 0,3289 0,3279 0,3406 0,32569 0 1 0,545 0,5 0,5 0,45 0,45 leverage(total utg/total free cash asset) flow(laba stlh pajak-deviden+beban penyusutan)/total asset TAX RATE 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 0,4498 0,48 0,506 0,5073 0,504 0,1127 0,1692 0,1161 0,114 0,0982 0,28 0,25 0,25 0,25 0,2718 0,265 0,322 0,3824 0,242 0,1011 0,1603 0,1227 0,114 0,0674 0,28 0,25 0,25 0,25 0,6992 0,66 0,617 0,5743 0,627 0,136 0,1121 0,0908 0,115 0,0385 0,28 0,25 0,25 0,25 0,4494 0,559 0,569 0,6046 0,617 0,0468 0,047 0,0594 0,039 0,0294 0,28 0,25 0,25 0,25 0,21 0,249 0,267 0,3555 0,402 0,1281 0,1105 0,1358 0,091 0,0505 0,28 0,25 0,25 0,25 0,1144 0,094 0,098 0,1306 0,193 0,1186 0,1179 0,1122 0,113 0,1063 0,28 0,25 0,25 0,25 0,363 0,328 0,302 0,3093 0,343 0,0471 0,0827 0,0922 0,097 0,0781 0,28 0,25 0,25 0,25 0,6003 0,434 0,408 0,3986 0,395 0,1844 0,2191 0,2105 -0,08 0,229 0,28 0,25 0,25 0,25 0,6133 0,649 0,694 0,6492 0,659 0,0335 0,0342 0,0335 0,049 0,0601 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0,26 0,28 0,28 0,286 0,0839 0,0332 0,0817 0,087 0,0733 0,28 0,25 0,25 0,25 0,0594 0,07 0,16 0,33 0,403 0,0186 0,0381 0,0325 0,041 0,044 0,28 0,25 0,25 0,25 0,1937 0,15 0,13 0,15 0,14 0,2234 0,1739 0,2057 0,181 0,0943 0,28 0,25 0,25 0,25 0,61 0,5 0,54 0,57 0,648 0,172 0,0742 0,0898 0,12 0,0608 0,28 0,25 0,25 0,25 0,45 0,51 0,53 0,56 0,565 0,0503 0,0532 0,0567 0,057 0,0592 0,28 0,25 0,25 0,25 0,2033 0,22 0,26 0,32 0,29 0,1721 0,1489 0,1299 0,131 0,1295 0,28 0,25 0,25 0,25 2013 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 LAMPIRAN 5 Data Mentah Penelitian Dividend Yield noKode Saham 2009 1 LTLS 0,032 2 PGAS 0,217 3 TCID 0,125 4 UNTR 0,156 5 WIKA 0,033 6 TLKM 0,116 7 TSPC 0,111 8 ARNA 0,096 9 ASGR 0,086 10 CTRP 0,02 11 FORU 0,029 12 INTP 0,207 13 JRPT 0,075 14 KLBF 0,143 15 SMGR 0,233 2010 0,0304 0,2014 0,1255 0,1305 0,0495 0,1591 0,1378 0,0918 0,1205 0,0443 0,0349 0,2101 0,08 0,1911 0,2351 2011 0,0225 0,1975 0,1238 0,127 0,047 0,1501 0,138 0,1154 0,1239 0,0391 0,0487 0,1984 0,0849 0,1841 0,2012 roa 2012 0,0269 0,2342 0,1192 0,1144 0,0462 0,1649 0,1371 0,1693 0,1381 0,0538 0,0492 0,2093 0,0856 0,1885 0,1854 2013 2009 0,0683 12,574 0,2049 13,256 0,1092 12,143 0,0837 13,466 0,0496 12,819 0,1586 13,81 0,1181 12,653 0,2094 11,854 0,144 12,126 0,0578 11,528 0,0402 11,611 0,1884 13,024 0,0886 11,821 0,1741 12,958 0,1739 13,158 2010 12,591 13,296 12,166 13,572 12,78 13,837 12,71 11,919 12,195 11,551 11,69 13,047 11,888 13,01 13,157 firm size 2011 2012 12,743 12,793 13,292 13,396 12,219 12,267 13,741 13,748 12,889 12,992 13,857 13,887 12,762 12,822 11,965 12,047 12,237 12,315 11,643 11,917 11,704 11,681 13,143 13,238 11,951 12,042 13,038 13,135 13,214 13,292 asset growth 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 12,759 -0,104 0,1655 0,1251 0,0036 0,1177 0,9345 13,566 0,122 0,1192 -0,035 0,22 0,4166 3,8883 12,307 0,092 0,0529 0,0799 0,1156 0,162 1,7519 13,708 0,068 -0,1783 0,5636 0,0831 0,1404 2,5457 13,075 -0,012 0,1027 0,324 0,3151 0,1507 1,0644 13,919 0,069 0,0225 0,033 0,0807 0,1489 0,7677 12,836 0,1 0,1001 0,1841 0,09 0,1673 1,2685 12,152 0,118 0,0613 -0,048 0,1273 0,2111 0,9161 12,354 -0,079 0,2679 0,1461 0,1011 0,1702 1,0567 12,161 0,007 0,047 0,1285 0,3753 0,2899 0,5057 11,61 0,195 0,1986 -0,036 -0,033 0,0244 0,7599 13,272 0,176 0,1828 0,1828 0,2536 0,1693 3,9924 12,119 0,169 0,2747 0,2393 0,2237 0,2331 1,3284 13,204 0,128 0,1766 0,1766 0,1382 0,2014 2,3718 13,389 0,221 0,2017 0,2634 0,3518 0,1585 3,6704 market to book ratio trading turnover(x) insider ownership 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 0,946 0,918 0,8628 0,8172 2,0113 0,1679 0,25 0,558 0,2436 0,036 0,0364 0,0364 0,0364 3,9108 2,93 3,3481 2,4013 0,0196 0,4188 0,4742 0,297 0,2918 3E-04 7E-05 8E-05 7E-06 1,4767 1,467 1,8837 1,8252 0,0354 0,0249 0,0099 0,005 0,005 0,002 0,0015 0,0014 0,0014 3,0198 2,524 1,8187 1,6141 0,4217 0,3712 0,3737 0,459 0,3003 6E-06 0 6E-06 6E-06 1,3612 1,175 1,5681 1,514 0,0119 1,0681 0,3121 0,57 1,1497 0,034 0,0325 0,0245 0,0203 0,7164 0,583 1,6856 2,028 1,0353 0,3393 0,2795 0,057 0,1562 1E-06 1E-06 1E-06 3E-07 2,4182 2,983 3,8943 2,99 0,0555 0,0791 0,0336 0,273 0,1169 6E-04 0,0008 0,0009 0,001 1,1415 1,225 3,5659 5,6259 0,0536 0,0855 0,3427 0,331 0,2231 0 0 0 0 1,4719 1,871 1,958 2,0448 0,7088 1,075 0,7548 0,48 0,3581 0 0 0 0 0,8057 0,862 0,9497 0,9007 1,4258 0,8504 0,2722 0,293 0,7728 0 0 0 0 0,8085 0,816 0,7485 0,7902 0,1006 2,1044 0,4428 1,404 0,1612 0 0 0 0 3,9739 3,591 3,7785 2,9035 0,1547 0,2907 0,2879 0,228 0,2594 0 0 0 3E-06 1,6224 2,016 2,2612 2,3494 0,0173 0,1022 0,0233 0,018 0,0105 0,001 0,007 0 0 4,9294 4,386 5,9326 5,4272 0,3971 0,909 0,3381 0,131 0,4266 0 0 0 0 3,8302 3,711 3,8537 3,0176 0,1947 0,6705 0,3486 0,362 0,4296 0 0 0 0 state control dividen yield(dps/harga saham) 2013 2009 2010 2011 2012 2013 0,0262 0 0,0453 0,043 0,038 0,0432 0,0861 7E-06 1 0,0395 0,035 0,042 0,0441 0,047 0,0014 0 0,0395 0,047 0,048 0,0336 0,0311 6E-06 0 0,0213 0,025 0,031 0,0421 0,0363 0,0185 1 0,0308 0,025 0,028 0,0151 0,0176 3E-07 1 0,0305 0,041 0,053 0,0482 0,0476 0,001 0 0,0479 0,059 0,029 0,0201 0,0231 0 0 0,0479 0,052 0,055 0,0244 0,0195 0 0 0,0635 0,051 0,054 0,0563 0,0371 0 0 0,0163 0,016 0,016 0,0267 0,0339 0 0 0,0444 0,036 0,048 0,0534 0,0599 0 0 0,0164 0,017 0,017 0,02 0,045 0 0 0,03 0,025 0,02 0,0171 0,0169 0 0 0,0192 0,022 0,028 0,0179 0,0136 0 1 0,0409 0,032 0,029 0,0232 0,0288 leverage(total utg/total free cash asset)flow(laba stlh pajak-deviden+beban penyusutan)/total asset TAX RATE 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 0,6898 0,716 0,764 0,72 0,6933 0,056 0,0427 0,0328 0,0415 0,0387 0,28 0,25 0,25 0,25 0,5543 0,529 0,445 0,397 0,3749 0,143 0,1371 0,1481 0,1493 0,1519 0,28 0,25 0,25 0,25 0,1144 0,094 0,098 0,131 0,193 0,119 0,1179 0,1122 0,1127 0,1063 0,28 0,25 0,25 0,25 0,4283 0,456 0,408 0,358 0,3785 0,202 0,1558 0,1307 0,1315 0,1109 0,28 0,25 0,25 0,25 0,7311 0,695 0,733 0,743 0,7438 0,023 0,0332 0,0345 0,0337 0,036 0,28 0,25 0,25 0,25 0,6003 0,434 0,408 0,399 0,3949 0,184 0,2191 0,2105 -0,079 0,229 0,28 0,25 0,25 0,25 0,25 0,26 0,28 0,28 0,2857 0,084 0,0332 0,0817 0,0868 0,0733 0,28 0,25 0,25 0,25 0,5766 0,52 0,42 0,35 0,32 0,115 0,1176 0,1327 0,1478 0,158 0,28 0,25 0,25 0,25 0,51 0,52 0,51 0,49 0,49 0,148 0,1481 0,1204 0,1296 0,16 0,28 0,25 0,25 0,25 0,0594 0,07 0,16 0,33 0,4025 0,019 0,0381 0,0325 0,0407 0,044 0,28 0,25 0,25 0,25 0,58 0,62 0,56 0,51 0,4954 0,028 0,035 0,0431 0,0436 0,0294 0,28 0,25 0,25 0,25 0,1937 0,15 0,13 0,15 0,14 0,223 0,1739 0,2057 0,1815 0,0943 0,28 0,25 0,25 0,25 0,45 0,51 0,53 0,56 0,5646 0,05 0,0532 0,0567 0,0572 0,0592 0,28 0,25 0,25 0,25 0,2609 0,18 0,21 0,22 0,25 0,134 0,118 0,0913 0,1093 0,1263 0,28 0,25 0,25 0,25 0,2033 0,22 0,26 0,32 0,29 0,172 0,1489 0,1299 0,1314 0,1295 0,28 0,25 0,25 0,25 2013 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 153 LAMPIRAN 6 Ouput Eviews Probit Regression Dependent Variable: KEP_PMBYR Method: ML - Binary Probit (Quadratic hill climbing) Date: 04/28/15 Time: 23:12 Sample: 1 575 Included observations: 575 Convergence achieved after 7 iterations Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C ROA AGR FIRM_SIZE ECC MVABVA TRADING IS SC -9.520946 6.761907 -0.020547 0.740170 1.409801 -0.177558 -0.061232 -1.071605 0.677530 1.354012 1.432314 0.184162 0.113384 0.225873 0.084183 0.080558 1.239648 0.331424 -7.031656 4.720967 -0.111573 6.527989 6.241566 -2.109191 -0.760095 -0.864443 2.044301 0.0000 0.0000 0.9112 0.0000 0.0000 0.0349 0.4472 0.3873 0.0409 McFadden R-squared S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Restr. Deviance LR statistic Prob(LR statistic) Obs with Dep=0 Obs with Dep=1 0.436694 0.500374 0.812074 0.880229 0.838656 796.9784 348.0359 0.000000 283 292 Mean dependent var S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Deviance Restr. log likelihood Avg. log likelihood Total obs 0.507826 0.359551 73.17089 -224.4713 448.9425 -398.4892 -0.390385 575 154 LAMPIRAN 7 Output Eviews untuk Dividend Payout Ratio (Hasil Regresi) Dependent Variable: DPR Method: Least Squares Date: 04/29/15 Time: 13:03 Sample: 1 75 Included observations: 75 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROA AGR FIRM_SIZE MVABVA TRADING IS SC LEV FCF TAX_RATE -0.209354 1.840033 -0.176084 0.059785 -0.015134 -0.001795 5.748311 0.033249 -0.299404 -1.637870 -0.228002 0.677031 0.669320 0.235543 0.041638 0.028640 0.059484 9.732106 0.048396 0.149000 0.476814 1.684976 -0.309224 2.749106 -0.747566 1.435821 -0.528407 -0.030174 0.590654 0.687020 -2.009423 -3.435029 -0.135315 0.7582 0.0078 0.4575 0.1559 0.5990 0.9760 0.5568 0.4946 0.0487 0.0010 0.8928 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.354887 0.254088 0.157038 1.578298 38.37241 3.520743 0.000953 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 0.387111 0.181828 -0.729931 -0.390033 -0.594213 2.238932 (Normalitas) 10 Series: Residuals Sample 1 75 Observations 75 8 6 4 2 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis -7.88e-17 0.006306 0.386265 -0.282497 0.146042 0.453321 3.143461 Jarque-Bera Probability 2.633068 0.268063 0 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 155 (Multikolinieritas) ROA ROA 1.000000 AGR -0.030441 FIRM_SIZE 0.456731 MVABVA 0.624922 TRADING -0.184954 IS -0.340829 SC 0.119240 LEV -0.462412 FCF 0.687224 TAX_RATE -0.001968 AGR -0.030441 1.000000 0.056355 0.276746 -0.080812 0.010377 -0.208833 0.262817 -0.120767 -0.342235 FIRM_SIZEMVABVA 0.456731 0.624922 0.056355 0.276746 1.000000 0.253197 0.253197 1.000000 -0.101140 -0.197736 -0.210986 -0.118763 0.263872 0.055773 0.238363 -0.297171 0.468795 0.322050 -0.105681 -0.133644 TRADING -0.184954 -0.080812 -0.101140 -0.197736 1.000000 -0.097250 0.000146 0.122057 -0.071894 0.175379 IS -0.340829 0.010377 -0.210986 -0.118763 -0.097250 1.000000 0.297457 0.221945 -0.309113 0.097540 SC 0.119240 -0.208833 0.263872 0.055773 0.000146 0.297457 1.000000 0.036587 0.085126 2.40E-17 LEV -0.462412 0.262817 0.238363 -0.297171 0.122057 0.221945 0.036587 1.000000 -0.239114 -0.051802 FCF 0.687224 -0.120767 0.468795 0.322050 -0.071894 -0.309113 0.085126 -0.239114 1.000000 0.105001 TAX_RATE -0.001968 -0.342235 -0.105681 -0.133644 0.175379 0.097540 2.40E-17 -0.051802 0.105001 1.000000 (Heterokedastisitas) Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS 1.865445 16.92690 13.20993 Prob. F(10,64) Prob. Chi-Square(10) Prob. Chi-Square(10) 0.0668 0.0760 0.2122 Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 04/29/15 Time: 13:04 Sample: 1 75 Included observations: 75 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROA AGR FIRM_SIZE MVABVA TRADING IS SC LEV FCF TAX_RATE 0.078731 0.086452 -0.098389 0.001085 -0.005095 0.002105 -0.224195 0.006688 0.035325 0.118280 -0.319235 0.126528 0.125087 0.044020 0.007782 0.005353 0.011117 1.818802 0.009045 0.027846 0.089110 0.314900 0.622243 0.691133 -2.235113 0.139427 -0.951896 0.189391 -0.123265 0.739443 1.268587 1.327350 -1.013768 0.5360 0.4920 0.0289 0.8896 0.3447 0.8504 0.9023 0.4623 0.2092 0.1891 0.3145 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.225692 0.104706 0.029348 0.055125 164.1663 1.865445 0.066837 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 0.021044 0.031017 -4.084436 -3.744537 -3.948718 1.936553 156 (Autokorelasi) Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared 0.644305 1.527063 Prob. F(2,62) Prob. Chi-Square(2) 0.5285 0.4660 Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 04/29/15 Time: 13:05 Sample: 1 75 Included observations: 75 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROA AGR FIRM_SIZE MVABVA TRADING IS SC LEV FCF TAX_RATE RESID(-1) RESID(-2) 0.032596 -0.175087 0.019445 -0.000642 0.004297 0.005638 0.075774 -0.007023 -0.050255 -0.015918 0.019003 -0.160780 -0.043156 0.694959 0.700891 0.241661 0.044708 0.029067 0.060924 9.789202 0.049064 0.168392 0.480453 1.694963 0.142945 0.150624 0.046903 -0.249806 0.080462 -0.014370 0.147845 0.092537 0.007741 -0.143137 -0.298442 -0.033131 0.011212 -1.124764 -0.286512 0.9627 0.8036 0.9361 0.9886 0.8829 0.9266 0.9938 0.8866 0.7664 0.9737 0.9911 0.2650 0.7754 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.020361 -0.169247 0.157918 1.546162 39.14382 0.107384 0.999918 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat -7.88E-17 0.146042 -0.697169 -0.295471 -0.536775 1.980208 157 LAMPIRAN 8 Output Eviews untuk Dividend Yield (Hasil Regresi) Dependent Variable: DY Method: Least Squares Date: 04/29/15 Time: 17:21 Sample: 1 75 Included observations: 75 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROA AGR FIRM_SIZE MVABVA TRADING IS SC LEV FCF TAX_RATE 0.074110 0.378427 -0.026632 -0.001892 -0.013701 -0.000823 0.174141 -0.013084 0.034003 -0.078653 -0.116186 0.042842 0.057896 0.010583 0.002608 0.001737 0.002934 0.165363 0.003831 0.008812 0.030822 0.101556 1.729843 6.536295 -2.516373 -0.725577 -7.888652 -0.280431 1.053087 -3.415428 3.858574 -2.551834 -1.144055 0.0885 0.0000 0.0144 0.4707 0.0000 0.7801 0.2963 0.0011 0.0003 0.0131 0.2569 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.595081 0.531813 0.009998 0.006397 244.9302 9.405649 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 0.034966 0.014612 -6.238139 -5.898241 -6.102422 2.070385 (Normalitas) 12 Series: Residuals Sample 1 75 Observations 75 10 8 6 4 2 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis 1.39e-17 0.000431 0.028787 -0.015660 0.009298 0.354682 3.158546 Jarque-Bera Probability 1.651044 0.438006 0 -0.01 0.00 0.01 0.02 0.03 158 (Multikolinieritas) ROA ROA 1.000000 AGR 0.209960 FIRM_SIZE 0.567535 MVABVA 0.798912 TRADING -0.291766 IS -0.516091 SC 0.303325 LEV -0.522189 FCF 0.706811 TAX_RATE -0.075883 AGR 0.209960 1.000000 0.123247 0.279170 -0.182856 -0.128057 0.113093 -0.078964 0.024215 -0.237350 FIRM_SIZEMVABVA 0.567535 0.798912 0.123247 0.279170 1.000000 0.391317 0.391317 1.000000 -0.112749 -0.224769 0.022199 -0.327234 0.567961 0.070214 -0.039050 -0.439503 0.466876 0.434369 -0.084079 -0.152455 TRADING -0.291766 -0.182856 -0.112749 -0.224769 1.000000 0.187999 0.032282 0.231118 -0.132288 0.048596 IS -0.516091 -0.128057 0.022199 -0.327234 0.187999 1.000000 0.127757 0.626150 -0.420413 0.031190 SC 0.303325 0.113093 0.567961 0.070214 0.032282 0.127757 1.000000 0.228145 0.155603 -1.05E-16 LEV -0.522189 -0.078964 -0.039050 -0.439503 0.231118 0.626150 0.228145 1.000000 -0.332302 0.032625 FCF 0.706811 0.024215 0.466876 0.434369 -0.132288 -0.420413 0.155603 -0.332302 1.000000 0.088141 TAX_RATE -0.075883 -0.237350 -0.084079 -0.152455 0.048596 0.031190 -1.05E-16 0.032625 0.088141 1.000000 (Heterokedastisitas) Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS 0.785240 8.196388 6.441563 Prob. F(10,64) Prob. Chi-Square(10) Prob. Chi-Square(10) 0.6427 0.6097 0.7769 Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 04/29/15 Time: 17:17 Sample: 1 75 Included observations: 75 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROA AGR FIRM_SIZE MVABVA TRADING IS SC LEV FCF TAX_RATE -0.000491 0.000466 -4.91E-05 3.74E-05 -1.87E-05 -5.05E-05 -0.001233 -8.91E-05 0.000185 -0.000216 0.000353 0.000549 0.000741 0.000136 3.34E-05 2.22E-05 3.76E-05 0.002118 4.91E-05 0.000113 0.000395 0.001301 -0.895697 0.628945 -0.361967 1.119936 -0.840685 -1.344519 -0.582233 -1.815787 1.639632 -0.547766 0.271259 0.3738 0.5316 0.7186 0.2669 0.4037 0.1835 0.5625 0.0741 0.1060 0.5858 0.7871 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.109285 -0.029889 0.000128 1.05E-06 571.7669 0.785240 0.642663 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 8.53E-05 0.000126 -14.95379 -14.61389 -14.81807 1.994730 159 (Autokorelasi) Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared 0.157851 0.379963 Prob. F(2,62) Prob. Chi-Square(2) 0.8543 0.8270 Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 04/29/15 Time: 17:18 Sample: 1 75 Included observations: 75 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C ROA AGR FIRM_SIZE MVABVA TRADING IS SC LEV FCF TAX_RATE RESID(-1) RESID(-2) -0.000339 0.000677 0.000808 7.74E-05 -7.11E-05 0.000208 0.017581 9.44E-05 -0.001564 0.001982 -0.001705 -0.041836 0.064566 0.043478 0.058775 0.011093 0.002647 0.001821 0.002996 0.171356 0.003888 0.009360 0.031558 0.103091 0.138425 0.137747 -0.007790 0.011512 0.072844 0.029235 -0.039033 0.069410 0.102598 0.024291 -0.167111 0.062797 -0.016542 -0.302227 0.468725 0.9938 0.9909 0.9422 0.9768 0.9690 0.9449 0.9186 0.9807 0.8678 0.9501 0.9869 0.7635 0.6409 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.005066 -0.187502 0.010132 0.006365 245.1207 0.026308 1.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 1.39E-17 0.009298 -6.189885 -5.788187 -6.029491 1.961133 160