BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu sektor strategis dalam pengembangan perekonomian Indonesia
adalah sektor pariwisata. Selain sebagai salah satu sumber penerimaan devisa,
sektor ini juga dapat menciptakan lapangan kerja serta kesempatan berusaha.
Melalui wisatawan mancanegara, sektor pariwisata memberikan kontribusi yang
cukup besar bagi perolehan devisa negara.
Apabila dibandingkan dengan sepuluh komoditi utama penghasil devisa
negara, kontribusi pariwisata dalam devisa negara berada pada urutan kelima,
setelah minyak dan gas bumi, batubara, minyak kelapa sawit serta karet olahan
pada tahun 2010 dan 2011. Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata menempati
posisi keempat jika dibandingkan dengan minyak dan gas bumi, batubara, dan
minyak kelapa sawit.
Dalam kurun waktu tahun 2007-2011 sektor pariwisata telah menyumbang
devisa antara US$5-8 ribu juta. Tabel 1.1 menunjukkan penerimaan devisa negara
dan presentase kontribusi pariwisata terhadap total penerimaan devisa negara dari
kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) selama periode tahun 2007-2011.
Penerimaan tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar US$8.554,40 juta, sedangkan
penerimaan terendah sebesar US$5.345,98 juta pada tahun 2007. Sementara itu,
presentase kontribusi tertinggi pada tahun 2009 sebesar 5,40 persen dan
cenderung mengalami penurunan sampai dengan 4,2 persen pada tahun 2011.
1
Tabel 1.1 Perolehan Devisa dari Wisatawan Mancanegara Tahun 2007-2011
Tahun
Wisatawan Mancanegara (orang)
Devisa (Juta US$)
Persentase terhadap
total devisa (%)
2007
5.505.759
5.345,98
4,68
2008
6.234.497
7.347,60
4,55
2009
6.323.730
6.297,99
5,40
2010
7.002.944
7.603,45
4,82
2011
7.649.731
8.554,39
4,20
Sumber: Kemenparekraf 2012 (diolah)
Salah satu faktor majunya sektor pariwisata suatu negara dapat dilihat dari
kunjungan wisatawan. Jumlah kedatangan wisatawan mancanegara yang
berkunjung ke Indonesia menurut pintu masuk antara tahun 2008-2012 terus
mengalami peningkatan. Dalam kurun waktu tahun 2008-2012 rata-rata
peningkatan sebesar 452.491 orang per tahun. Tabel 1.2 menunjukkan jumlah
kedatangan wisatawan mancanegara menurut pintu masuk, tahun 2008-2012.
2
Tabel 1.2 Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk, 2008-2012
Pintu Masuk
Provinsi
Ngurah Rai
Soekarno Hatta
Batam
Tanjung Uban
Polonia
Juanda
Husein Sastranegara
Tanjung Balai Karimun
Tanjung Pinang
Tanjung Priok
Adi Sucipto
Minangkabau
Entikong
Adi Sumarmo
Sultan Syarif Kasim
Sepinggan
Sam Ratulangi
Lombok
Makassar
Pintu Masuk Lainnya
Bali
DKI Jakarta
Kep. Riau
Kep. Riau
Sumatera Utara
Jawa Timur
Jawa Barat
Kep. Riau
Kep. Riau
DKI Jakarta
DIY
Sumatera Barat
Kalimantan Barat
Jawa Tengah
Riau
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Selatan
-
Total
2008
Orang
Persen
2.081.786
33,39
1.464.717
23,49
1.061.390
17,02
318.113
5,10
130.211
2,09
156.726
2,51
62.766
1,01
136.234
2,19
123.505
1,98
67.886
1,09
34.375
0,55
40.911
0,66
19.989
0,32
19.022
0,31
18.002
0,29
11.345
0,18
21.795
0,35
14.368
0,23
5.818
0,09
445.538
7,15
2009
Orang
Persen
2.384.819
37,71
1.390.440
21,99
951.384
15,04
296.229
4,68
148.193
2,34
158.076
2,50
78.998
1,25
101.632
1,61
102487
1,62
59.212
0,94
45.883
0,73
51.002
0,81
21.190
0,34
16.489
0,26
18.996
0,30
9.985
0,16
29.715
0,47
13.908
0,22
20.222
0,32
424.870
6,72
2010
Orang
Persen
2.546.023
36,36
1.823.636
26,04
1.007.446
14,39
313.945
4,48
162.410
2,32
168.888
2,41
90.278
1,29
100.908
1,44
97.954
1,40
63.859
0,91
46.987
0,67
27.482
0,39
23.436
0,33
22350
0,32
15.278
0,22
10.824
0,15
20.220
0,29
17.288
0,25
16.211
0,23
427.521
6,10
2011
Orang
Persen
2.788.706
36,45
1.933.022
25,27
1.161.581
15,18
337.353
4,41
192.650
2,52
185.815
2,43
115.285
1,51
104.397
1,36
106.180
1,39
65.171
0,85
48.160
0,63
30.585
0,40
25.254
0,33
23.830
0,31
21.982
0,29
15.607
0,20
20.074
0,26
17.938
0,23
14.295
0,19
441.846
5,78
2012
Orang
Persen
2.902.125
36,08
2.053.850
25,53
1.219.608
15,16
336.547
4,18
205.845
2,56
197.776
2,46
146.736
1,82
107.499
1,34
103.785
1,29
66168
0,82
58.926
0,73
32.768
0,41
25.897
0,32
21.612
0,27
21.387
0,27
16.828
0,21
19.111
0,24
17.032
0,21
13.881
0,17
477.081
5,93
6.234.497
6.323.730
7.002.944
7.649.731
8.044.462
Sumber: Kemenparekraf 2007-2013 (diolah)
100
100
100
100
100
3
Multiplier effect dari sektor pariwisata sangat berperan bagi perekonomian.
Kunjungan wisatawan akan menaikkan konsumsi pada daerah tujuan wisata.
Sebagai contoh adalah seorang wisatawan berkunjung ke suatu tempat kemudian
menyewa kamar untuk menginap, makan di rumah makan, menyewa kendaraan
untuk transportasi serta membeli barang-barang sebagai cinderamata. Dampak
lain dari adanya kunjungan wisatawan adalah adanya nilai belanja wisatawan
(spending leisure) yang berpengaruh terhadap kesempata kerja dan penerimaan
devisa. Dalam hal ini sektor pariwisata tidak berdiri sendiri tetapi juga
berhubungan dengan aktivitas sektor ekonomi lainnya, seperti sektor transportasi,
pertanian, telekomunikasi, industri kerajinan serta sektor-sektor lainnya.
1.2 Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian baik di dalam maupun luar negeri telah banyak
dilakukan berkaitan dengan peran sektor pariwisata terhadap perekonomian
dengan menggunakan alat analisis Social Accounting Matrix (SAM). Penelitian
tersebut adalah sebagai berikut.
Dritasto dan Anggraeni (2013) menganalisis dampak ekonomi dari kegiatan
wisata bahari di Pulau Tidung menggunakan metoda deskriptif dan Keynesian
Income Multiplier. Hasil analisis menunjukkan bahwa keberadaan wisata di Pulau
Tidung telah memberikan dampak ekonomi terhadap perekonomian masyarakat
lokal meskipun dampak yang dirasakan masih terbilang kecil.
Njoya (2013) menggunakan analisis structural path analysis (SPA) dan
indeks kemiskinan Foster-Greer-Thorbecke (FGT) ke dalam SAM tahun 2003
Kenya untuk mempelajari efek distribusi dari guncangan eksogen pengeluaran
4
pariwisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pariwisata asing memiliki
keterkaitan ke depan dan ke belakang yang lemah, sedangkan pariwisata domestik
berorientasi ke belakang. Multiplier produksi pariwisata hasilnya signifikan, hal
ini menunjukkan bahwa output dari pariwisata memberikan kontribusi signifikan
terhadap perekonomian dalam hal pertumbuhan output di sektor lain, nilai tambah
dan lapangan kerja. Ekspansi pariwisata menguntungkan semua kelas rumah
tangga, tetapi sebagian besar dari tambahan tersebut karena tenaga kerja terampil
dan semi terampil. Sektor transportasi dan industri hotel juga berperan dalam
transmisi shock pariwisata terhadap perubahan pendapatan rumah tangga.
Penurunan indeks kemiskinan FGT yang dibangun dari shock positif pariwisata
menunjukkan bahwa pariwisata memiliki potensi untuk mengurangi kemiskinan.
Klytchnikova dan Dorosh (2012) meneliti dampak pengeluaran pariwisata
terhadap pertumbuhan dan kemiskinan di tingkat provinsi di Panama
menggunakan model SAM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor
pariwisata memiliki efek multiplier yang besar terhadap perekonomian Panama
dan memiliki potensi manfaat yang signifikan bagi masyarakat miskin. Tetapi
manfaat pariwisata terhadap kemiskinan tidak secara otomatis atau di mana-mana.
Hal itu bergantung pada di mana dan bagaimana rantai pasokan tersusun serta cara
wisatawan menghabiskan uang.
Khanal
(2011)
mengkaji
dampak
ekonomi
pariwisata
terhadap
perekonomian Lao PDR. Dengan menggunakan survei pengeluaran seorang
pengunjung dan model input-output, sektor pariwisata telah dipisahkan dari
perekonomian, selanjutnya pengganda ekonomi dan hubungan antarindustri dari
5
14 sektor ekonomi untuk tahun 2003 dan 2008 dianalisis dengan menggunakan
Software SimSIP SAM. Hasilnya menunjukkan bahwa pariwisata merupakan
sektor unggulan dan berdampak positif terhadap perekonomian negara selama
periode tahun 2003-2008. Pariwisata menyumbang 7,5 persen terhadap GDP dan
pada tahun 2008, satu dari tujuh orang bergantung pada usaha pariwisata sebagai
pekerjaannya. Multiplier juga memperlihatkan bahwa pariwisata memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian dalam membangkitkan output,
nilai tambah dan lapangan kerja. Namun, pengganda pendapatan tidak signifikan,
hal ini menunjukkan impor tinggi dan pendapatan yang relatif rendah dari
pariwisata.
Li dan Lian (2010) menggunakan data Tourism-SAM Provinsi Jiangsu di
Cina tahun 2002 dan model penentuan pendapatan relatif serta dekomposisi aditif
pengukuran distribusi oleh Roland-Holst dan Sancho (1992), untuk mengukur
secara kuantitatif distribusi pendapatan relatif antarindustri pariwisata, antara
industri pariwisata dan industri non pariwisata, serta sebagai distribusi pendapatan
antara industri pariwisata dan penduduk perkotaan pada tingkat pendapatan yang
berbeda. Hasilnya menunjukkan bahwa kontribusi dari industri pariwisata untuk
industri non-pariwisata tidak cukup, tetapi industri non-pariwisata membawa lebih
banyak pendapatan yang didistribusikan untuk industri pariwisata di Provinsi
Jiangsu pada tahun 2002. Selanjutnya, industri pariwisata memberikan pendapatan
yang lebih tinggi kepada penduduk perkotaan dibandingkan dengan penduduk di
luar perkotaan.
6
Polo dan Valle (2009) menggunakan Input-Output (IO), SAM dan
Computable General Equilibrium (CGE) untuk memberikan penilaian terhadap
pentingnya pariwisata di Kepulauan Balearic (BI) serta untuk memperkirakan
dampak ekonomi dari penurunan pariwisata dalam dekade terakhir. Hasil analisis
dengan menggunakan IO menunjukkan bahwa pariwisata menghasilkan nilai
tambah sebesar 36,23 persen dari nilai tambah, 30,12 lapangan kerja dan
menyumbang 19,96 persen dari total impor Spanyol. Kemudian ketika model
diperpanjang untuk konsumsi endogeneous dan depresiasi investasi, dampak
pariwisata meningkat menjadi 72,07 persen dalam nilai tambah, dan 68,01 dalam
ketenagakerjaan, serta 65,11 persen dari seluruh impor. Dapat disimpulkan bahwa
hampir tiga perempat dari perekonomian Balearic ditopang oleh pariwisata.
Dampak terhadap nilai tambah meningkat 100 persen, dampak terhadap lapangan
kerja meningkat 125 persen dan akhirnya berdampak pada impor dari sisa Spanyol
meningkat 225 persen. Penelitian ini juga melakukan simulasi yang menunjukkan
bahwa penurunan 10 persen dalam permintaan non-penduduk dapat mengurangi
nilai tambah antara 3,6 dan 7,2 persen.
Berdasarkan beberapa penelitan tersebut, maka perbedaan penelitan ini
dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah penelitian ini
menganalisis dampak perubahan konsumsi wisatawan mancanegara pada tahun
2011-2012 dengan menggunakan data SAM Indonesia tahun 2008 dan aplikasi
Software SimSIP SAM. Persamaannya adalah pada alat analisis yaitu
menggunakan SAM Multiplier dan Structural Path Analysis (SPA).
7
1.3 Rumusan Masalah
Pada lingkup nasional, sektor pariwisata telah menjadi salah satu sektor
potensial dalam memberikan kontribusi perolehan devisa dan mempunyai
keterkaitan antarsektor-sektor pendukung pariwisata. Kontribusi pariwisata
terhadap devisa negara sebesar US$5-8 ribu juta atau 4-5 persen serta menempati
urutan ke 4 dan ke 5 dalam kurun waktu tahun 2007-2011. Selain itu, sektor
pariwisata merupakan sektor yang terbarukan (renewable) jika dibandingkan
sektor-sektor lain penyumbang devisa. Berdasarkan latar belakang, maka
permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah peranan konsumsi
wisatawan mancanegara pada tahun 2011-2012 terhadap distribusi pendapatan
pada faktor produksi, institusi serta sektor produksi di Indonesia.
1.4 Pertanyaan Penelitian
Dari rumusan masalah pada poin 1.3 kemudian dijabarkan dalam beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1.
Bagaimana dampak perubahan konsumsi wisatawan mancanegara dari tahun
2011-2012 pada distribusi pendapatan faktor produksi, institusi dan sektor
produksi di Indonesia?
2.
Sejauh mana dapat ditelusuri karakteristik jalur struktural efek pendapatan
dari sektor pariwisata terhadap distribusi pendapatan pada kelompok institusi
rumah tangga di Indonesia?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara umum adalah mengetahui peran dan dampak sektor
pariwisata terhadap perekonomian Indonesia berupa peningkatan pendapatan pada
8
faktor produksi, institusi dan sektor produksi. Secara lebih spesifik tujuan
penelitian adalah:
1.
menganalisis dampak perubahan konsumsi wisatawan mancanegara pada
tahun 2011-2012 pada distribusi pendapatan pada faktor produksi, institusi
dan sektor produksi di Indonesia;
2.
mengidentifikasi jalur struktural pendapatan dari sektor pariwisata pada
distribusi kelompok institusi rumah tangga;
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak.
1.
Bagi penulis, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam
penerapan SAM.
2.
Bagi pemerintah, diharapkan hasil dari penelitian ini dijadikan bahan
masukan dalam perencanaan pembangunan di sektor pariwisata, sehingga
dapat lebih efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, penciptaan
lapangan kerja dan distribusi pendapatan.
3.
Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan gambaran, peranan dan
kinerja sektor pariwisata terhadap perekonomian, sehingga masyarakat dapat
berperan dalam mengembangkan pariwisata.
1.7 Sistematika Penulisan
Tesis ini disajikan dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut. Bab I
merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang, keaslian
penelitian, rumusan masalah, pertanyaan, tujuan dan manfaat penelitian serta
sistematika penulisan. Bab II berisi teori, kajian terhadap penelitian terdahulu,
9
hipotesis serta kerangka penelitian. Bab III merupakan metoda penelitian yang
menguraikan desain penelitian, metoda pengumpulan data, definisi operasional
dan metoda analisis data. Bab IV menguraikan deskripsi data, uji hipotesis serta
pembahasan. Bab V menyajikan simpulan, implikasi, keterbatasan dan saran.
10
Download