BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menawarkan produk dan jasa yang hampir sama satu dengan yang lainnya. Sehingga menyebabkan para pelaku bisnis tersebut saling berlomba-lomba agar dapat lebih unggul dibanding para kompetitornya. Seperti yang terjadi pada industri perbankan, menurut Laporan Pengawasan Perbankan tahun 2012 menyebutkan bahwa jumlah Bank Umum pada akhir tahun 2012 yaitu sebanyak 109 bank yang mana hampir semuanya menawarkan jasa pelayanan yang sama. Selain itu, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi turut berpengaruh terhadap kelangsungan operasional perusahaan. Di mana medium komunikasi menjadi semakin kuat pengaruhnya terhadap dunia global. Hal itu pun membuat konsumen dan stakeholders menjadi semakin pintar karena dapat dengan mudah menggali atau mengakses informasi yang mereka butuhkan mengenai produk dan jasa ataupun informasi mengenai perusahaan itu sendiri. Sehingga pada akhirnya menyebabkan semakin sulitnya perusahaan dalam mencegah pemberitaan baik negatif maupun positif mengenai perusahaan, karena sifat pemberitaan tersebut yang dapat dengan cepat menyebar. 1 Perubahan-perubahan lingkungan itu pun kemudian memunculkan kondisi bahwa perusahaan mulai menyadari pentingnya mengelola dan meningkatkan reputasi yang positif di mata stakeholders-nya. Hal ini dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk dapat bersaing dengan para kompetitornya dan dalam mempertahankan sustainability perusahaan. Di mana reputasi ini dapat berasal dari hasil kumpulan kepercayaan, persepsi, makna dan perasaan seorang individu dalam memandang suatu perusahaan. Munculnya kesadaran bahwa masyarakat saat ini cenderung memilih produk atau jasa yang memiliki reputasi yang positif, membuat perusahaan semakin menghargai akan pentingnya reputasi. Argenti (2009:84) juga mengungkapkan bahwa perusahaan dengan reputasi yang positif dan kuat akan mendapatkan konsumen dan mitra bisnis yang loyal, serta membantu perusahaan untuk dapat bertahan di saat terjadi krisis dan membantu perusahaan dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan dari adanya krisis yang dialami tersebut. Adapun upaya yang dapat berperan dalam mengelola dan meningkatkan reputasi positif perusahaan di mata publik atau stakeholders yaitu dengan menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Sejalan dengan perkembangan era globalisasi, masyarakat memiliki kesadaran dan tuntutan yang semakin besar terhadap perusahaan untuk menjalankan usahanya secara bersih dan etis, serta bertanggung jawab pada lingkungan hidup dan sosial. Hal itu membuat perusahaan menyadari perlunya 2 menjalankan program CSR sebagai bagian dari wujud komitmen dan kepedulian perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan. Kesadaran akan pentingnya pelaksanaan CSR pun semakin meningkat karena munculnya ISO 26000 pada tahun 2010, sebagai standar internasional bagi semua sektor publik dan privat mengenai pelaksanaan CSR dalam aktivitas usahanya. Hal ini terkait dengan tujuh isu dalam ISO 26000 yang merupakan penjabaran CSR suatu perusahaan, yaitu tata kelola organisasi, HAM, ketenagakerjaan, lingkungan, praktik operasi yang adil, isu konsumen dan pengembangan masyarakat (Rahmatullah & Kurniati, 2011:21-23). CSR sendiri merupakan sebuah bentuk tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau perusahaan untuk kepentingan masyarakat termasuk terhadap pelanggan, karyawan, pemegang saham, komunitas sekitar dan lingkungan, di mana semuanya berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan tersebut (Argenti, 2009:106). Dalam hal ini, CSR perlu dijalankan perusahaan dengan mengedepankan kepedulian terhadap kepentingan pihak-pihak lain secara lebih luas dibandingkan dengan kepentingan perusahaan itu sendiri. Program CSR dalam penerapannya diharapkan dapat dijalankan oleh perusahaan secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Karena bagi perusahaan yang konsisten menerapkan CSR dalam aktivitasnya, dalam jangka panjang akan mendapatkan keuntungan dalam bentuk kepercayaan dari stakeholders-nya. Hal itu karena adanya korelasi positif antara perusahaan yang menerapkan CSR dalam aktivitas usahanya dengan terciptanya apresiasi masyarakat. 3 Di samping itu, perusahaan melalui penerapan program CSR-nya juga dapat memberikan manfaat yang cukup signifikan melalui partisipasinya dalam mewujudkan pembangunan ekonomi bangsa yang berkelanjutan, antara lain membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kualitas hidup dan memastikan kelestarian lingkungan. Dalam implementasinya, CSR di Indonesia telah diatur oleh UU No. 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas (PT). Di mana dalam Bab V Pasal 74 menjelaskan bahwa perusahaan yang berhubungan dengan sumber daya alam wajib menjalankan program CSR dan akan mendapatkan sanksi hukum apabila perusahaan tersebut tidak menjalankannya. Bagi perusahaan BUMN sendiri terdapat peraturan yang bersifat normatif mengenai implementasi CSR di Indonesia yaitu kewajiban dalam menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). PKBL pada dasarnya terdiri dari dua jenis, diantaranya program penguatan usaha kecil melalui pemberian pinjaman dana bergulir dan pendampingan (disebut Program Kemitraan) dan program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat sekitar (disebut Program Bina Lingkungan). Dalam industri perbankan, posisi pertama berdasarkan jumlah aset dan market share yang dirilis oleh Bank Indonesia per Januari 2012 ditempati oleh Bank Mandiri dengan aset Rp 485,41 triliun dan market share sebesar 13,49 persen (sumber: Statistik Perbankan Indonesia). Berada di posisi nomor satu bukan berarti membuat Bank Mandiri tidak rentan terhadap munculnya 4 pemberitaan negatif atau terhindar dari persaingan bisnis yang ketat di era globalisasi ini. Reputasi yang kuat pun menjadi hal yang penting bagi perusahaan perbankan, ditambah lagi adanya kesadaran bahwa bisnis perbankan memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya dengan kepercayaan publik. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah menyadari pentingnya menjalankan program CSR sebagai bentuk komitmen tanggung jawab sosial dan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan hidup dan sosial. Bank Mandiri melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) menjadi ujung tombak pelaksanaan CSR. Sejak tahun 2007, rangkaian program CSR Bank Mandiri pun telah diselaraskan dengan corporate objective dan dijalankan secara terarah, terstruktur dan berkelanjutan. Hal ini dilakukan Bank Mandiri sebagai bagian dari kepedulian perusahaan dalam mendorong tingkat pertumbuhan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk dapat mempelajari dan menggali lebih dalam bagaimana peran program CSR yang dijalankan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dalam memberikan kontribusinya untuk meningkatkan reputasi perusahaan sehingga mampu mempertahankan posisinya dalam menghadapi persaingan ketat yang terjadi di era globalisasi ini. Program CSR yang dijalankan Bank Mandiri fokus dalam tiga pilar kegiatan, salah satunya adalah program Wirausaha Muda Mandiri. Alasan yang melatarbelakangi Bank Mandiri mencanangkan program CSR ini yaitu terkait isu mengenai besarnya jumlah pengangguran di Indonesia yang telah lama menjadi 5 pembicaraan di kalangan masyarakat. Sempitnya lapangan pekerjaan menjadi salah satu faktor pemicu besarnya jumlah pengangguran yang mana berdampak pada terhambatnya usaha pemerintah dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Data menunjukkan bahwa jumlah pengangguran terbuka di Indonesia pada 2007 mencapai 10,5 juta jiwa, lalu menurun menjadi 9,4 juta jiwa pada 2008 dan 9,2 juta jiwa pada 2009. Banyaknya jumlah pengangguran ini tak lepas dari paradigma berpikir generasi muda yang rata-rata ingin menjadi pegawai setelah menyelesaikan pendidikannya padahal jumlah lapangan kerja sangat terbatas (dikutip dari www.wirausahamandiri.co.id). Selain itu, minimnya jumlah wirausaha di Indonesia juga menjadi fokus Bank Mandiri dalam menjalankan program CSR ini. Perbandingan jumlah wirausahawan terhadap jumlah penduduk saat ini masih dibawah 2%. Data tahun 2007 menunjukkan bahwa jumlah wirausahawan di Indonesia masih dibawah 1% atau sebesar 0,18%. Padahal menurut Davic McClelland untuk menjadi negara maju dan makmur, minimal jumlah wirausaha yang dibutuhkan adalah sebesar 2% dari total jumlah penduduk (dikutip dari www.wirausahamandiri.co.id). Berdasarkan fakta dan data tersebut, Bank Mandiri menyadari bahwa generasi muda merupakan elemen penting pembentuk bangsa, sehingga mereka ingin mengajak generasi muda untuk menjadi generasi yang mandiri. Artinya mereka bukan hanya menjadi generasi pencari kerja namun mampu menjadi generasi pencipta lapangan pekerjaan. Adapun tujuan dijalankan Program 6 Wirausaha Muda Mandiri diantaranya memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi di Indonesia melalui pengembangan sektor UMKM khususnya di kalangan generasi muda serta meningkatkan kualitas dan jumlah usaha kecil sebagai salah satu faktor utama dalam meningkatkan perekonomian bangsa. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ―Bagaimana strategi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dalam meningkatkan reputasi perusahaan terkait pelaksanaan program ‗Wirausaha Muda Mandiri‘?" 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana strategi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dalam meningkatkan reputasi perusahaan terkait pelaksanaan program ‘Wirausaha Muda Mandiri‘. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu: 7 1.4.1. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademis bagi perkembangan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) melalui penelitian studi kasus. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya dan riset bagi keilmuan CSR. 1.4.2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengenai program Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah dijalankan secara efektif dalam mendukung pelaksanaan Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan yang Baik). Sehingga mampu mengelola dan meningkatkan reputasi perusahaan di mata publik atau seluruh stakeholders-nya, serta mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. 8