hubungan antara pengetahuan pasien dm dengan kepatuhan

advertisement
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PASIEN DM DENGAN KEPATUHAN
DALAM MENJALANI DIET KHUSUS DI RS STELLA MARIS
MAKASSAR
Ratna Daud1, Afrida2
1
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
Nani Hasanuddin Makassar
2STIKES
ABSTRAK
Diabetes merupakan gangguan metabolisme dai distribusi gula oleh tubuh. Penderita diabetes
melitus tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, atau tubuh tak mampu
menggunakan insulin secara efektif, sehingga terjadilah kelebihan gula di dalam darah (Sustrani,
2010). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan pasien DM
dengan kepatuhan dalam menjalani diet khusus di RS Stella Maris Makassar. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional study, populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien DM di RS Stella Maris Makassar, dengan total populasi adalah 38
pasien. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu accidental sampling sebanyak 35
responden sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan
mrnggunakan kuisioner dan lembar observasi. Analisis data mencakup analisis univariat dengan
mencari distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji chi square (p < α 0,05) untuk mengetahui
hubungan antar variabel. Hasil analisis bivariat didapatkan ada hubungan pengetahuan diabetes
melitus dengan kepatuhan dalam menjalani diet khusus di RS Stella Maris Makassar pada kelompok
perlakuan (p<0,00). Kesimpulan penelitian ini adalah adanya hubungan pengetahuan antara
kepatuhan pasien DM dalam menjalani diet khusus di RS Stella Maris Makassar. Berdasarkan hasil
yang dicapai dalam penelitian ini, ada hal yang perlu disarankan oleh penulis kepada instansi terkait
agar meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan pediatrik dengan penerapan pengetahuan
yang tepat sebelum menjalani diet khusus pada pasien dirawat di rumah sakit.
Kata kunci : Pengetahuan, Kepatuhan Diet Khusus
PENDAHULUAN
Diabetes telah menjadi penyebab
kematian terbesar keempat di dunia. Setiap
tahun ada 3,2 juta kematian yang disebabkan
langsung oleh diabetes melitus. Itu berarti ada
1 orang per 10 detik atau 6 orang per menit
yang meninggal akibat penyakit yang
berkaitan dengan diabetes (Tandra, 2009).
Menurut data WHO, Negara Indonesia
menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah
Diabetes Mellitus (DM). Pada tahun 2006 ini
diperkirakan terdapat 14 juta orang dengan
Diabetes, tetapi baru 50 persen yang sadar
mengidapnya dan diantara mereka baru
sekitar 30 persen yang datang berobat teratur
(Tandra, 2009).
Jumlah penderita DM di dunia dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia
(WHO) pada tahun 2003, jumlah penderita DM
mencapai 194 juta jiwa dan diperkirakan
meningkat menjadi 333 juta jiwa di tahun 2025
mendatang, dan setengah dari angka tersebut
terjadi di negara berkembang, termasuk
negara Indonesia. Angka kejadian DM di
Indonesia menempati urutan keempat tertinggi
di dunia yaitu 8,4 juta jiwa. Penderita DM di
RSUD Kota Semarang berdasarkan data dari
instalasi Rekam Medik pada tahun 2011
terdapat 663 jiwa yang menderita DM, 613
jiwa diantaranya mengalami komplikasi tidak
menutup kemungkinan jumlah tersebut akan
meningkat di tahun mendatang. Jumlah
populasi yang meningkat tersebut berkaitan
dengan hal faktor genetika, life ekpectancy
bertambah, urbanisasi yang merubah pola
hidup tradisional ke pola hidup modern,
prevalensi obesitas meningkat dan kegiatan
fisik kurang. DM perlu diamati karena sifat
penyakit yang kronik progresif, jumlah
penderita semakin meningkat dan banyak
dampak negatif yang ditimbulkan.
Diebetes Mellitus adalah penyakit yang
serius. Terkena diabetes kadang membuat
seseorang menjadi cemas, panik, dan takut. Si
pasien harus melakukan diet, olahraga yang
teratur, minum obat dan bahkan harus disuntik
insulin. Namun, dipihak lain, adanya diabetes
seringkali bisa mengubah gaya hidup
seseorang. Ia menjadi lebih disiplin, lebih rajin
berdiet dan olahraga, serta makin mengerti
bagaimana menghadapi diabetes dengan
benar (Tandra, 2009).
Diabetes Mellitus Tipe II terjadi jika
insulin hasil produksi pankreas tidak cukup
atau sel lemak sehingga terjadilah otot tubuh
403
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
menjadi kebal terhadap insulin, sehingga
terjadilah gangguan pengiriman gula ke sel
tubuh. Diabetes Tipe II ini merupakan tipe
diabetes yang paling umum dijumpai, juga
sering disebut diabetes yang dimulai pada
masa dewasa, dikenal dengan NIDDM (Noninsulin-dependent diabetes melitus). Jenis
diabetes ini mewakili 90 persen dari seluruh
kasus diabetes (Sustrani, 2010). Pada
dasarnya, diabetes melitus disebabkan oleh
hormon
insulin
penderita
yang
tidak
mencukupi atau tidak efektif sehingga tidak
dapat bekerja secara normal. Padahal, insulin
mempunyai peran utama mengatur kadar
glukosa di dalam darah, yaitu (pada orang
normal) sekitar 60-120 mg/dl waktu puasa,
dan di bawah 140 mg/dl pada dua jam
sesudah makan (Tjokroprawiro, 2007).
Penderita DM gejala tipe I yaitu muncul
secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak
sebagai akibat dari kelainan genetika,
sehingga tubuh tidak memproduksi insulin
dengan baik. Sedangkan tipe II muncul secara
perlahan-lahan sampai menjadi gangguan
yang jelas, dan pada permulaannya seperti
gejala tipe I (Sustrani, 2010). Dalam diet
diabetes yang perlu diketahui adalah diet ini
harus dapat memenuhi kebutuhan gula tubuh,
tetapi tidak boleh berlebihan. Kunci diet
diabetes adalah memilih karbohidrat yang
aman. Semua karbohidrat halus (misalnya
gula tepung halus, roti manis, biskuit, permen,
sirop dan minuman ringan) harus dihindari dan
diganti dengan makanan lengkap (yaitu buah,
sayuran, kacang, biji, dan makanan lainnya
yang belum diproses) yang efektif untuk
memperbaiki resistensi insulin. Makanan
tersebut mengandung zat tepung yang
memerlukan lebih sedikit insulin dibandingkan
dengan gula sederhana, juga tinggi serat
insulin dan kaya berbagai antioksidan alami,
lebih banyak mangandung asam lemak
omega-3 serta trace mineral yang penting
(Sustrani, 2010).
Pengaturan
makanan
untuk
DM
merupakan komponen utama sehingga perlu
penetapan komposisi diet yang sesuai untuk
pengontrolan glukosa darah. Rancangan diet
DM sebaiknya sejauh mungkin untuk tetap
mengikuti pola makan Diabetes sebelumnya,
sehingga dapat meningkatkan kepatuhan diet.
Pada penelitian yang spesifik bagi penderita
DM didapat bahwa 75% penderita tidak
mematuhi diet yang di anjurkan.
Berdasarkan data yang diperoleh di
rumah sakit stella maris makassar, jumlah
penderita DM pada tahun 2011 sebanyak 78,
kemudian pada tahun 2012 meningkat
menjadi 91 penderita DM, kemudian tahun
2013 bulan Januari-Mei diperoleh data jumlah
404
penderita sebanyak 78. Dari data peneliti yang
di dapatkan di atas dapat dilihat meningkatnya
penderita DM dari tahun ke tahun. (Profil
Kesehatan Rumah Sakit Stella Maris
Makassar). Karena itulah penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “
Hubungan antara pengetahuan pasien DM
dengan kepatuhan dalam menjalani diet
khusus di Rs Stella Maris Makassar ”.
BAHAN DAN METODE
Lokasi, populasi dan sampel
Berdasarkan permasalahan yang diteliti
maka jenis penelitian ini adalah deskriptif
analitik dengan metode pendekatan Cross
sectional. Penelitian ini dilaksanakan di RS
Stella Maris Makassar pada tanggal 15 Juli
sampai 27 Juli 2013. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes
melitus di RS Stella Maris Makassar.
Penentuan besar sampel yaitu dengan
menggunakan accidental sampling didapatkan
35 responden sesuai dengan kriteria inklusi.
1. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Penderita
diabetes
melitus
yang
bersedia untuk
dijadikan
sampel
penelitian.
b. Dapat melihat dan mendengar.
2. Kriteria ekslusi :
a. Penderita diabetes melitus yang tidak
bersedia untuk
dijadikan
sampel
penelitian.
b. Tidak dapat melihat dan mendengar.
Pengumpulan data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan
dengan menggunakan teknik kuesioner
disusun dengan mengacu pada uraian pada
defenisi operasional variabel penelitian.
1. Editing
Upaya untuk memeriksa kembali data yang
diperoleh atau dikumpulkan yaitu dengan
memeriksa kembali daftar kelengkapan
pengisian, kesalahan pengisian.
2. Coding
Koding merupakan tahap selanjutnya
dengan memberi kode pada jawaban dari
responden tersebut untuk mempermudah
peneliti dalam mengentri data dan
melakukan analisis data.
3. Entri data
Entri data adalah tahap pemasukkan data
ke dalam master tabel kemudian membuat
distribusi frekuensi atau bisa juga dengan
tabel kontijensi.
4. Pemeriksaan ulang data
Data
entry
kemudian
dilakukan
pengecekan ulang untuk menghindari data
yang salah.
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
5. Melakukan teknik analisis
Melakukan teknik analisis dengan statistik
terapan yaitu analisis univariat yang
dilakukan dengan menggunakan uji Fisher
Excat Test dan Chi Square test jika uji
Fisher exact test tidak memenuhi syarat.
HASIL PENELITIAN
1. Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
Kelompok Umur di RS Stella Maris
Makassar
Umur
n
(%)
25 – 30 Thn
16
45,7
31 – 35 Thn
14
40,0
36 – 40 Thn
5
14,3
Total
35
100
Responden pada penelitian ini
adalah pasien diabetes melitus yang
dirawat di RS Stella Maris Makassar yang
memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan
data penelitian dapat diketahui umur
responden bervariasi antara 25 tahun
sampai 40 tahun.
Dari Tabel 1, maka diketahui bahwa
kelompok umur responden yang paling
banyak adalah kelompok 25-30 tahun
dengan jumlah responden sebanyak 16
orang (45,7%), sedangkan kelompok umur
responden yang paling sedikit adalah 36-40
tahun dengan jumlah responden sebanyak
5 orang (14,3%).
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan
Kelompok Jenis Kelamin di RS Stella Maris
Makassar
Jenis Kelamin
n
(%)
Laki-laki
Perempuan
Total
17
18
35
48,6
51,4
100
Berdasarkan
Tabel
2,
maka
diketahui bahwa dari total 35 orang
responden, 17 orang (48,6%) responden
berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 18
orang (51,4%) lainnya berjenis kelamin
perempuan.
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan
Kelompok Pendidikan Terakhir di RS Stella
Maris Makassar
Pendidikan
n
(%)
Sarjana
14
40,0
Diploma
10
28,6
SMA
Total
11
35
31,4
100
Dari Tabel 3, maka diketahui bahwa
kelompok pendidikan terakhir responden
yang paling banyak adalah kelompok
sarjana
dengan
jumlah
responden
sebanyak 14 orang (40,0%), sedangkan
kelompok pendidikan terakhir responden
yang paling sedikit adalah diploma dengan
jumlah responden sebanyak 10 orang
(28,6%).
Tabel
4.
Distribusi
Responden
Berdasarkan
Pengetahuan
Tentang
Kepatuhan Diet Khusus di RS Stella Maris
Makassar
Pengetahuan
n
(%)
Cukup
20
57,1
Kurang
15
42,9
Total
35
100
Berdasarkan
Tabel
4,
maka
diketahui bahwa responden yang memiliki
pengetahuan cukup sebelum menjalani diet
khusus sebanyak 20 orang (57,1%)
responden, sedangkan responden yang
memiliki pengetahuan kurang sebelum
menjalani diet khusus sebanyak 15 orang
(42,9%) responden.
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan
Kepatuhan Diet Khusus di RS Stella Maris
Makassar
Kepatuhan diet
n
(%)
khusus
Patuh
19
54,3
Tidak Patuh
16
45,7
Total
35
100
Berdasarkan Tabel 5 maka diketahui
bahwa Patuhnya responden terhadap
kepatuhan diet khusus adalah sebanyak 19
orang (54,3%) responden, sedangkan tidak
patuhnya responden terhadap kepatuhan
diet khusus sebanyak 16 orang respoden
(45,7%)
2. Analisis Bivariat
Tabel 6. Pengetahuan Diabetes Melitus
Terhadap Kepatuhan Diet Khusus di RS
Stella Maris Makassar Tahun 2013
Kepatuhan Diet Khusus
PengetaTdk
huan Patuh %
%
patuh
Jumlah
n
%
Cukup
16
45,7
4
11,4 20 57,1
Kurang
3
8,6
12
34,3 15 42,9
Total
19
54,3
16
45,7 35 100
p =0,000
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
405
Berdasarkan
Tabel
6,
maka
diketahui bahwa dari total 20 (57,1%)
responden yang diberikan pengetahuan
terhadap kepatuhan diet khusus, 16 orang
responden (45,7%) diantaranya memiliki
kepatuhan dalam menjalani diet khusus
dan 4 orang responden (11,4%) lainnya
yang juga diberikan pengetahuan, tidak
patuh terhadap kepatuhan diet khusus.
Sedangkan dari total 15 orang (42,9%)
responden
yang
tidak
diberikan
pengetahuan terhadap kepatuhan diet
khusus, 3 orang (8,6%) responden memiliki
kepatuhan dalam menjalani diet khusus
dan 12 orang responden (34,3%) lainnya
diberikan
pengetahuan,
tidak
patuh
terhadap kepatuhan diet khusus.
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil
analisis
data
frekuensi univariat dalam variabel ini yaitu :
umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir,
pengetahuan, dan kepatuhan diet khusus
maka didapati hasil sebagai berikut :
1. Umur
Berdasarkan hasil penelitian dari 35
responden tingkat umur, kelompok umur
responden yang paling banyak adalah
kelompok 25-30 tahun dengan jumlah
responden sebanyak 16 orang (45,7%),
sedangkan kelompok umur responden
yang paling sedikit adalah 36-40 tahun
dengan jumlah responden sebanyak 5
orang (14,3%), dan sisanya kelompok umur
responden 31-35 tahun sebanyak 14 orang
(40,0%).
2. Jenis kelamin
Berdasarkan hasil penelitian dari 35
responden diketahui bahwa dari total 35
orang responden, 17 orang (48,6%)
responden berjenis kelamin laki-laki,
sedangkan 18 orang (51,4%) lainnya
berjenis kelamin perempuan.
3. Pendidikan terakhir
Berdasarkan hasil penelitian dari 35
responden diketahui bahwa kelompok
pendidikan terakhir responden yang paling
banyak adalah kelompok sarjana dengan
jumlah responden sebanyak 14 orang
(40,0%), sedangkan kelompok pendidikan
terakhir responden yang paling sedikit
adalah diploma dengan jumlah responden
sebanyak 10 orang (28,6%), dan sisanya
kelompok
pendidikan
terakhir
SMA
sebanyak 11 orang (31,4%).
4. Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian dari
tabel diatas diketahui bahwa dari 35
responden yang memiliki pengetahuan
cukup sebelum menjalani diet khusus
406
sebanyak 20 orang (57,1%) responden,
sedangkan responden yang memiliki
pengetahuan kurang sebelum menjalani
diet khusus sebanyak 15 orang (42,9%%)
responden.
5. Kepatuhan diet khusus
Berdasarkan hasil penelitian dari
tabel diatas diketahui bahwa dari 35
responden diketahui bahwa patuhnya
responden terhadap kepatuhan diet khusus
adalah sebanyak 19 orang (54,3%)
responden, sedangkan tidak patuhnya
responden terhadap kepatuhan diet khusus
sebanyak 16 orang (45,7%) responden.
Pengaruh antara demam pada anak dengan
tingkat kecemasan orang tua
Berdasarkan uji chi square dengan
tingkat kemaknaan α 0,05 atau interval
kepercayaan p < α 0,05, maka ketentuan
bahwa pengetahuan pasien diabetes melitus
dikatakan ada pengaruh yang sugnifikan
dengan kepatuhan diabetes melitus di RS
Stella Maris Makassar apabila niali p < α 0.05.
Dari hasil penelitian ini maka diketahui
bahwa dari total 20 (57,1%) responden yang
diberikan pengetahuan terhadap kepatuhan
diet khusus, 16 orang responden (45,7%)
diantaranya
memiliki
kepatuhan
dalam
menjalani diet khusus dan 4 orang responden
(11,4%)
lainnya
yang
juga
diberikan
pengetahuan, tidak patuh terhadap kepatuhan
diet khusus, sedangkan dari total 15 oarng
(42,9%) responden yang tidak diberikan
pengetahuan terhadap kepatuhan diet khusus,
3 orang (8,6%) responden yang memiliki
kepatuhan dalam menjalani diet khusus dan
12 orang responden (34,3%) lainnya diberikan
pengetahuan, tidak patuh terhadap kepatuhan
diet khusus.
Dari hasil analisis bivariat menunjukkan
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
pengetahuan dengan kepatuhan diet khusus
di RS Stella Maris Makassar. Pemberian
pengetahuan pada pasien diabetes melitus
akan memudahkan pasien untuk menjalani
diet khusus dengan sikap yang patuh.
Maka hipotesa yang disajikan oleh
peneliti dinyatakan diterima karena ada
pengaruh yang positif antara pengetahuan
dengan kepatuhan diet khusus.
Pada penelitian ini juga didapatkan data
4 pasien yang cukup tapi tidak patuh dalam
menjalani diet khusus dan 3 pasien yang
kurang tetapi patuh dalam menjalani diet
khusus. Hal ini di akibatkan oleh, pemahaman
pasien tentang pentingnya pengetahuan
pasien DM dengan kepatuhan dalam
menjalani diet khusus, walaupun dengan
pendidikan yang cukup, tidak di dukung
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
dengan wawasan yang kuat dalam menjalani
diet khusus tidak bisa tercapai, demikian juga
sebaliknya.
Tujuan dari penelitian penulis yaitu agar
pasien DM dapat mengendalikan penyakit DM
dengan diet khusus, jangan ditakuti. Jika
pasien DM mengetahui apakah sebenarnya
penyakit DM itu, kemudian merawatnya
dengan baik, semua komplikasi yang
disebabkan oleh diabetes melitus akan
tertunda atau batal permunculannya. Jika
pasien diabetes sudah terlanjur mengidap
komplikasi, perawatan dan pengobatan
Diabetes Melitus yang tertib dan baik akan
dapat mencegah kelanjutan komplikasikomplikasi tersebut. Karena itu penyakit
diabetes
melitus
sebenarnya
dapa
memberikan reward (hadiah) dan punishment
(hukuman) kepada penderita. Ini berarti bila
pasien DM banyak melanggar tentang diet
khusus, ia akan mendapat hukuman berupa
komplikasi dikemudian hari. Sebalikya, jika
pasien DM tertib merawat dan mematuhi diet
khusus dengan baik, maka penyakit DM
tersebut tidak, atau sulit, muncul dan ini
merupakan hadiahnya.
Hal ini dikuatkan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh penelitian Suryono (2007)
menyebutkan
meningkatnya
prevalensi
diabetes melitus di beberapa negara
berkembang akibat peningkatan kemakmuran
di negara bersangkutan, akhir-akhir ini
banyakdisoroti. Peningkatan pendapatan per
kepala dan perubahan gaya hidup terutama di
kota-kota besar, menyebakan peningkatan
prevelensi penyakit degeneratif, salah satunya
adalah penyakit diabetes melitus. Diabetes
melitus merupakan salah satu masalah
kesehatan yang berdampak pada produktivitas
dan dapat menurunkan sumber daya manusia.
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara
individu, tetapi sistem kesehatan suatu
negara. Berdasarkan pola pertumbuhan
penduduk saat ini diperkirakan jumlah
penderita diabetes melitus di dunia tahun 2010
sebanyak 306 juta jiwa, di negara-negara
ASEAN 19,4 juta pada tahun 2010 dan di
Indonesia pada tahun 2000 berjumlah 8,4 juta
jiwa dan diperkiran pada tahun 2030 dapat
mencapai 21,3 juta jiwa (Diabetes Care,
2004). Indonesia menempati urutan ke empat
dengan jumlah penderita diabetes terbesar di
dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat
(Departemen Kesehatan, 2001).
Hasil penelitian ini di dukung penelitian
yang dilakukan oleh Askandar T. (2006)
dengam judul penelitian “Efektivitas Hidup
Sehat Dan Bahagia Bersama Diabetes Melitus
Dalam Menjalani Diet Khusus di RS Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan” yang dimana
pada uji dependen dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa adanya hubungan
pengetahuan terhadap tindakan kooperatif
pasien sebelum melaksanakan diet khusus
pada kelompok intervensi (p=0,000) dan pada
kelompok kontrol menyatakan ada hubungan
hidup sehat terhadap tindakan kooperatif
pasien (p=0,000). Sedangkan pada uji
independen hasil uji statistik bahwa tidak ada
hubungan efektifitas hidup sehat terhadap
kooperatif pada kelompok intervensi dan pada
kelompok kontrol (p=0,528). Pengetahuan
dapat membuat pasien diabetes melitus
mengetahui bagaimana menjalani diet khusus.
Oleh karena itu efektivitas hidup sehat
sebaiknya dapat diterapkan dalam perawatan
pasien di rumah sakit, agar pasien lebih
kooperatif dalam perawatan dan terjalin
hubungan yang baik antara pasien dengan
perawat.
Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti
berasumsi bahwa hubungan pengetahuan
pada pasien sebelum melakukan kepatuhan
diet khusus akan memudahkan pasien untuk
menjalani diet khusus dengan patuh.
Hubungan pengetahuan diet khusus ini juga
memberikan
pelepasan
rasa
stress.
Pengetahuan juga bisa memfasilitasi perawat
untuk berkomunikasi verbal maupun non
verbal kepada pasien sebelum pasien
menjalani diet khusus.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang
hubungan antara pengetahuan pasien DM
dengan kepatuhan dalam menjalani diet
khusus di RS Stella Maris Makassar yang
dilaksanakan pada tanggal 15 juli sampai 27
juli 2013 dengan total sampel 35 orang,
sehingga dapat ditarik kesimpulan ada
hubungan pengetahuan pasien DM tentang
diet khusus, ada hubungan antara kepatuhan
pasien DM dalam menjalani diet khusus, dan
ada hubungan antara pengetahuan dengan
kepatuhan pasien DM dalam menjalani diet
khusus di RS Stella Maris Makassar.
SARAN
Berdasarkan
Hasil
yang
dicapai
penelitian ini, ada hal yang perlu disarankan
oleh penulis kepada instansi terkait agar
meningkatkan pelayanan kesehatan dan
keperawatan pediatrik dengan penerapan
pengetahuan yang tepat sebelum menjalni diet
khusus pada pasien dirawat inap di rumah
sakit.
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
407
DAFTAR PUSTAKA
Sustrani, Lanny, dkk. 2010. Diabetes. Jakarta: Gramedia.
Tandra, Hans. 2009. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes. Jakarta: Gramedia.
Tjokroprawiro, Askandar. 2007. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes Mellitus. Jakarta: Gramedia.
Depkes RI.2009.Pengertian diabetes melitus.(online),(http://search.smartaddressor.com/web.php?=pengertian+d
iabetes+melitus,di akses pada tanggal 31 januari 2013).
Notoatmodjo,Soekidjo.2007.Pengertian pengetahuan menurut para ahli.(online), http://www.sarjanaku.com/2012/
12/pengertian-pengetahuan-menurut-para.html, di akses pada tanggal 16 mei 2011).
Prijadarminto.2003.Konsep kepatuhan.(online),(http://dr.suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsepkepatuhan.html, diakses pada tanggal 6 juli 2010).
Stanley.2007.Konsep kepatuhan.(online),(http://dr.suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-kepatuhan.html,
diakses pada tanggal 6 juli 2010).
Hidayat.2007.Variabel_variabel dalam penelitian.(online), http://navelmangelep.wordpress.com/2011/12/30/varia
bel-variabel-dalam-penelitian/, diakses pada tanggal 30 desember 2011).
Notoadmodjo.2005.Variabelvariabel dalam penelitian.(online),http://navelmangelep.wordpress.com/2011/12/30/v
ariabel-variabel-dalam-penelitian/, diakses pada tanggal 30 desember 2011).
Sukardji.2004.Pengertian pola hidup sehat.(online),(http://www.buahuntukdiet.com/pengertian-pola-hidupsehat.html, diakses pada tanggal 8 april 2012).
Arisman.2009.Aktifitas fisik teratur dan manfaatnya.(online),(http://www.pantonanews.com/berita-293-aktifitasfisik-teratur. diakses pada tanggal 26 maret 2013).
Hariwijaya. Djaelani M. (2011). Panduan menyusun skripsi dan tesis.siklus.Yogyakarta.
Nursalam. (2003).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Medika Salemba.
408
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
Download