ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Gusti Ridha Ahda Putri1; Amaliyah Wahyuni2; Rina Feteriyani3 Menurut WHO, diare hingga kini masih merupakan penyebab kematian kedua pada anakanak yaitu, sekitar 1,5 juta kematian setiap tahunnya.Penyakit diare merupakan penyakit nomor dua yang menyebabkan angka kesakitan dan angka kematian pada anak, khususnya anak yang berusia di bawah 5 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap penanganan diare pada balita di Puskesmas Pekauman Banjarmasin dan mengetahui bagaimana kekuatan korelasinya. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analitik dengan maksud menggambarkan dan menganalisa hubungan dan kekuatan korelasi antara tingkat pendidikan orang tua terhadap penanganan diare pada balita di Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Populasinya adalah semua orang tua yang memiliki anak balita di Puskesmas Pekauman Banjarmasin.Sampel dalam penelitian ini Sampel dalam penelitian ini adalah para orang tua yang memiliki anak balita yang pernah mengalami diare di Puskesmas Pekauman Banjarmasin saat peneliti melakukan penelitian. Teknik pengambilan data menggunakan teknik wawancara terstruktur yang disertai dengan pedoman wawancara berupa kuesioner.Teknik analisis data menggunakan teknik bivariat. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Pekauman Banjarmasin pada bulan Mei 2013, maka disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap penanganan diare pada balita dengan arah korelasi yang positif namun dalam tingkatan yang lemah dan dengan kekuatan korelasi sebesar 10,4 %. Kata Kunci : Diare, Tingkat Pendidikan Orang Tua, Penanganan,Balita ABSTRACT RELATIONSHIP BETWEEN PARENT EDUCATION LEVEL OF TREATMENT DIARRHEA IN CHILDREN AT PEKAUMAN HEALTH CENTER BANJARMASIN Gusti Ridha Ahda Putri1; Amaliyah Wahyuni2; Rina Feteriyani3 According to WHO, diarrhea is still a leading cause of second death in children, around 1,5 million deaths every years. Diarrhea disease is the second disease that causes morbidity and mortality in children, especially children under the age of 5 years. Aims of this study is to know the presence or absence of a relationship between parent education level of treatment diarrhea in children at Pekauman health centers Banjarmasin and to know how the strength of this relationship. This study uses a descriptive analytic study in order to describe and analyze relationship and strength of relationship between parent education level of treatment diarrhea in children at Pekauman health centers Banjarmasin. Population is all parents who have children under five years at Pekauman health centers Banjarmasin. The sample in this study is the parents who have children under five years who had diarrhea at Pekauman health centers Banjarmasin when researchers do the study. the questonnaire.Data collection techniques using a structured interview technique withan questionnaire interview guide. Analysis technique using bivariate techniques. From the results of of study at Pekauman health centers Banjarmasin in May 2013, it was concluded that there was a significant relationship betweenparenteducationlevelof treatment diarrhea in children with a positive direction but the level is weak and with strength of relationship is 10.4%. Keywords: Diarrhea, Parent Education Level, Treatment, Children BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut World Health Organization, diare hingga kini masih merupakan penyebab kematian kedua pada anak-anak yaitu, sekitar 1,5 juta kematian setiap tahunnya. Secara global, setiap tahun sekitar dua miliar kasus baru penyakit diare pada anak. Tahun 2004, penyakit diare merupakan penyebab utama kematian ketiga di negara berkembang, yaitu sekitar 6,9% kematian secara keseluruhan. Anak usia muda penyakit diare makin sering dijumpai di berbagai negara tropis, khususnya di daerah perkotaan yang kotor dan padat. Demikian pula di Indonesia, diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama yang diderita bayi dan anak. Diperkirakan angka kesakitan diare berkisar 150-430 perseribu penduduk setiap tahunnya. Penyakit diare menurut Depkes RI sangat erat kaitannya dengan perilaku hidup bersih, terutama pemeliharaan personal higiene. Menurut Budi (2006) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa personal higiene merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit diare pada anak-anak usia sekolah dasar (Ernawati, 2012). Menurut sumber WHO, Indonesia berada diurutan ke 9 dari 11 negara, yaitu 12.970 anak diare yang menunjukkan angka kematian terbanyak akibat infeksi rotavirus atau virus penyebab diare (Sofwan, 2010). Penyakit diare merupakan penyakit nomor dua yang menyebabkan angka kesakitan dan angka kematian pada anak, khususnya anak yang berusia di bawah 5 tahun. Menurut hasil survey yang dilakukan oleh Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Departemen Kesehatan, pada tahun 2009, diketahui bahwa penyakit diare menempati urutan teratas dalam daftar 10 penyakit penyebab rawat inap di rumah sakit di Indonesia (Fida dan Maya, 2012). Diare pada bayi dan anak merupakan salah satu alasan umum yang membuat orangtua membawa anaknya ke dokter. Dikatakan bahwa anak di bawah usia 2 tahun mengalami dua sampai tiga kali diare setiap tahunnya. Diare akut memegang porsi terbesar dengan angka kejadian sekitar 85% dari seluruh kejadian diare pada anak. Angka kematian dilaporkan sekitar 8 dari 1.000 anak, dan kebanyakan disebabkan oleh dehidrasi. Diare masih merupakan problem kesehatan utama pada anak, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Sanitasi dan kebersihan lingkungan yang buruk merupakan faktor yang menyebabkan masih tingginya tingkat kejadian diare pada anak di Indonesia.Diare adalah terjadinya buang air besar yang lebih sering yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari, lebih banyak, dan dengan konsistensi yang lebih lembek atau encer dari biasanya. Diare akut adalah salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada anak-anak. Umumnya diare ini disebabkan oleh infeksi (± 90 %), seperti virus, bakteri, atau parasit. Diare akut juga dapat disebabkan oleh hal lain, seperti: efek samping dari obat-obat tertentu, alergi, gangguan penyerapan (malabsorpsi), individu dengan imunodefisiensi (sistem imun yang terganggu), penyakit saluran pencernaan, dan lain-lain (Sofwan, 2010). Menurut Hiswani (2003) dalam Purbasari (2006), pada anak-anak yang gizinya kurang, sering menderita diare walaupun tergolong ringan, tetapi diare tersebut diikuti dengan menurunnya nafsu makan dan keadaan tubuh yang lemah, sehingga penyakit diare dapatmembahayakan kesehatan anak. Biasanya orangtua tidak mengerti keadaan diare tersebut dapat berbahaya bagi anak. Meskipun sering terjadi pada anak-anak, namun orangtua sering diliputi rasa cemas yang besar karena seringnya diare yang datang secara tiba-tiba. Oleh sebab itu, orangtua harus memahami sedikit banyak upaya penanggulangannya, agar penyakit tersebut tidak datang menyerang atau bahkan menjadi semakin parah (Saydam, 2011). Pentingnya pengetahuan orangtua yang didasarkan pada tingkat pendidikan terhadap penanganan diare pada anak dapat membantu dalam menekan angka kematian akibat diare karena diare merupakan penyakit yang sering dialami oleh anak dan harus ditangani dengan benar dan cepat. Dengan banyaknya orangtua yang memiliki balita di Puskesmas Pekauman Banjarmasin, membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orangtua Terhadap Penanganan Diare Pada Balita di Puskesmas Pekauman Banjarmasin.