PENGARUH KONTROL DIRI TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN 1 Sari Permata Bunda1, Alfaiz2, Besti Nora Dwi Putri2 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected] ABSTRACT Background of the research was that the students had not been able to control themselves, so that it caused deviant behavior such as scribbling the school’s building, missing the class, and making a fight. The purpose of the research was to describe 1) student’s self-control (2)student’s deviant behavior, (3) effect of self-control toward the student’s deviant behavior. It was a descriptive quantitative research with a regression analysis. The population was all students at X class. Sampling technique was proportional random sampling. The samples were 171students of Xclass at SMAN1Painan. Data were collcted through questionnaire. To analyze the data, a theory of Simple Linear Regression to find out the effect of self control towards student’s deviant behavior at SMAN 1Painan, Pesisir Selatan Regency. The research shows that there are some effects of self control towards the student’s deviant behavior; 1) student’s self control is in adequate criteria where the percentage is 73,7%, 2) student’s deviant behavior is high where the percentage is 44,44%.3), effect of self control towards student’s deviant behavior is found that R Square X to Y for 4,9% and Fcount 8,681 >Ftableis 3,90 where the significance level 0,04 (sig < 0,05). It clearly shows that there is an effect of self control towards student’s deviant behavior at SMAN 1 Painan, Pesisir Selatan Regency. Keywords: Self-Control, Deviant Behavior. PENDAHULUAN sehingga banyak peserta didik yang Pendidikan merupakan proses membantu individu baik jasmani dan rohani kearah terbentuknya kepribadian yang berkualitas. Pada umumnya, banyak peserta didik yang kurang peduli terhadap dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas studinya kurang mengontrol dirinya terhadap perilakunya di merupakan cara mengatur sekolah. khusus lingkungan, Sekolah untuk direncanakan dan diorganisasikan. Di sekolah peserta didik belajar apa yang ada dalam kehidupan dan menciptakan kehidupan yang baik. Seiring perkembangannya dan sebaliknya apabila lingkungan peserta didik juga melakukan interaksi sosial negatif maka akan mendorong dengan lingkungan dalam memenuhi peserta didik untuk bertingkah laku kebutuhan pada masa remajanya. Masa negatif atau tingkah laku menyimpang. remaja merupakan salah satu periode Mudjiran dalam rentangan kehidupan manusia. “Perilaku seseorang dapat dikatakan Pada menyimpang periode ini individu (2007:150) menjelaskan bilamana meninggalkan masa anak-anaknya dan tersebut mulai dewasa. sendiri maupun orang lain dan juga mengemukakan melanggar aturan-aturan, dan norma "Periode remaja ini merupakan masa baik agama, hukum maupun adat transisi dari masa anak-anak ke masa istiadat”. Berdasarkan pendapat di atas dewasa, yang mengakibatkan banyak dapat dipahami bahwa tingkah laku perubahan, menyimpang merupakan tingkah laku memasuki Prayitno masa (2006:14) baik perubahan fisik maupun perubahan psikis”. peserta dirinya berlaku atau aturan-aturan, sehingga mengalami dapat menimbulkan kerugian bagi diri perubahan dari masa ke masa sehingga sendiri, orang lain dan lingkungannya. terjadinya perubahan tingkah laku, Dengan kata lain apabila tingkah laku dengan adanya perubahan tersebut, peserta didik tersebut mendatangkan banyak kerugian bagi diri sendiri, orang lain, faktor menyebabkan didik merugikan yang melanggar norma-norma yang Berdasarkan pendapat di atas bahwa dapat perilaku atau kondisi yang peserta didik untuk lingkungan dan dianggap sebagai melakukan perilaku menyimpang. pelanggaran terhadap norma maka Tingkah disebut dengan perilaku menyimpang. laku yang dimunculkan peserta didik sesuai dengan situasi Prayitno yang dihadapinya dalam berinteraksi “Tingkah laku remaja menyimpang dengan lingkungan, baik itu lingkungan merupakan keluarga, masyarakat maupun sekolah. melanggar hukum, peraturan dan nilai Apabila lingkungan positif maka akan yang mendorong sehingga peserta didik untuk berperilaku yang lebih baik atau positif 2006:149) mengemukakan tingkah berlaku di laku junjung menimbulkan yang tinggi, kehancuran bagi kehidupan remaja itu sendiri, orang lain dan lingkungan alam sekitarnya”. untuk membimbing tingkah laku sendiri; kemampuan untuk menekan Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa atau merintangi impuls-impuls atau perilaku tingkah laku impulsif. Berdasarkan menyimpang merupakan perilaku atau kutipan tersebut dapat disimpulkan tindakan yang melanggar norma, nilai bahwa kontrol diri merupakan suatu dan peraturan yang berlaku yang dapat kemampuan yang dimiliki individu merugikan diri orang lain, diri sendiri untuk membimbing dan membentuk dan serta mengatur perilaku yang berasal lingkungan. Untuk mengatasi perilaku menyimpang yang terjadi pada dari peserta didik tersebut dengan cara individu kearah yang lebih baik. meningkatkan kontrol diri yang ada pada diri peserta didik. merupakan Kontrol diri kemampuan untuk dalam dua alasan mengarahkan bentuk perilaku yang kontiniu yaitu: dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan termaksuk dalam menghadapi kondisi yang terdapat di lingkungan sekitarnya. Kontrol diri bagaimana berkaitan individu dengan mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dari dalam dirinya, pengendalian emosi berarti mengarahkan energi emosi keseluruhan ekspresi yang bermanfaat dan dapat diterima secara sosial. Chaplin (2009:451) mengemukakan “Self-control (kontrol diri) kemampuan membawa Risnawita, 2010:23) mengemukakan individu dan juga salah satu potensi yang dapat yang Calhoun dan Acocella (Ghufron & menyusun, membimbing, mengatur dan dapat membawa kearah yang positif diri yang mengontrol mengharuskan diri secara Pertama, individu hidup bersama kelompok sehingga dalam memuaskan keinginannya individu harus mengontrol perilakunya agar tidak mengganggu kenyamanan orang lain. Kedua, masyarakat mendorong individu untuk secara konstan menyusun standar yang lebih baik bagi dirinya. Ketika berusaha memenuhi tuntutan, dibuatkan pengontrol diri agar dalam proses pencapaian standar tersebut individu tidak melakukan hal-hal menyimpang. Kontrol diri merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki individu dalam mempengaruhi dan mengatur proses fisik, psikologis maupun tingkah lakunya. Jika individu mampu mempengaruhi dan mengatur apa-apa saja yang ada dalam dirinya, maka kontrol diri dibedakan 3 kategori utama individu tersebut sudah mampu untuk yaitu: mengontrol dirinya. Denson (Iga & Dewi, 2012:3) mengemukakan “Ketika 1. Mengontrol perilaku (behavioral control) dorongan untuk berbuat menyimpang maupun agresi puncaknya, sedang kontrol Merupakan kemampuan untuk mencapai diri memodifikasi dapat membantu individu mengembangkan aspek aturan atau norma berlaku”. suatu keadaan yang tidak menyenangkan. 2. Mengontrol kognitif (cognitive control) Berdasarkan kutipan di atas salah Merupakan cara seseorang satu cara untuk mengatasi perilaku dalam menyimpang tersebut yaitu dengan atau cara meningkatkan kontrol diri yang kejadian dalam suatu kerangka tinggi dalam diri individu, dengan kognitif. adanya kontrol diri yang baik maka menafsirkan, menggabungkan control) potensi-potensi yang ada dalam diri Merupakan peserta didik secara optimal sehingga individu mereka dapat dikatakan manusia yang menentukan ideal. Untuk itu, peserta didik perlu diinginkan. diberikan bantuan dalam membantu agar dapat meningkatkan prestasi belajar. Salah satu bantuan yang dapat diberikan adalah oleh dengan guru melalui pembimbing pelayanan Bimbingan dan Konseling. Aspek-aspek kontrol diri secara umum Averill ( Thalib, 2010:110-111) suatu 3. Mengontrol keputusan (decision individu akan mampu mengembangkan mengembangkan pengontrolan dirinya melalui kemampuan untuk memilih dan tujuan yang Hasil observasi yang peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Painan saat melaksanakan (PLBKS) pada tanggal 6 September 2016 sampai 12 September 2016 terdapat permasalahan dari beberapa orang peserta didik yang belum mampu mengontrol sehingga menimbulkan dirinya perilaku menyimpang seperti, bahwa adanya peserta didik yang mudah marah dan terpancing ketika diolok-olok teman- ditentukan, datang terlambat, sering temannya, adanya peserta didik yang keluar masuk saat nongkrong berlangsung, kurangnya kesadaran diri di kantin ketika jam pelajaran berlangsung, adanya peserta didik yang kurang adanya peserta didik yang datang terlambat, adanya peserta didik yang suka mencontek ketika berlangsung, tidak tugas waktu pada ujian menyelesaikan yang telah ditentukan, adanya peserta didik yang keluar masuk saat peserta didik untuk belajar. menghargai pendapat teman saat diskusi kelompok, proses belajar proses belajar Berdasarkan fenomena yang dipaparkan di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Kontrol Diri terhadap Perilaku Menyimpang Peserta Didik di SMA Negeri 1 Painan Kabupaten Pesisir Selatan”? METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam berlangsung, adanya peserta didik yang tidak mampu belajar mandiri di kelas penelitian ketika guru tidak masuk kelas, adanya deskriptif peserta yang mencoret-coret menggunakan metode analisis regresi bangunan, adanya peserta didik yang linier sederhana. Arifin (2011:265) membolos. mengemukakan “Regresi merupakan didik Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru mata pelajaran kelas X di SMA Negeri 1 Painan pada tanggal 31 Oktober 2016 diperoleh beberapa informasi bahwa adanya peserta didik yang melakukan perilaku menyimpang di seperti perkelahian, mengganggu teman pada saat berlangsung, tidak tugas waktu pada jam sekolah pelajaran menyelesaikan yang telah ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode statistika yang digunakan untuk menentukan hubungan kemungkinan antar variabel, bentuk yang tujuannya adalah untuk memprediksi nilai dari satu variabel dalam hubungannya dengan variabel lain yang diketahui”. Oleh karena itu penelitian untuk regresi mengetahui yang digunakan seberapa besar pengaruh kontrol diri terhadap perilaku menyimpang peserta didik. Sejalan dengan pendapat di atas, penelitian ini akan digunakan untuk mengungkap pengambilan sampel dalam penelitian pengaruh kontrol diri terhadap perilaku ini menggunakan teknik Proportional menyimpang peserta didik di SMAN Random Sampling. Negeri 1 Painan Kabupaten Pesisir Selatan. Jenis data yang digunakan ialah jenis data interval. Menurut Riduwan Penelitian ini melakukan hipotesis mengenai adanya pengaruh (2010:85) data interval adalah data yang yang menunjukkan jarak antara satu signifikan dari kontrol diri terhadap data dengan data yang lain, dan perilaku menyimpang peserta didik di mempunyai bobot yang sama. Jadi data SMA Negeri 1 Paianan. yang di intervalkan dalam penelitian ini Penelitian ini telah dilakukan pada tangal 10 Juli 2017, penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Painan Kabupaten Pesisir Selatan. an Kabupaten Pesisir Selatan. Adapun alasan peneliti memilih tempat ini sebagai tempat penelitan karena sekolah ini merupakan sekolah tempat peneliti melakukan praktek lapangan serta dilihat dari hasil observasi dan adalah “Pengaruh Kontrol Diri terhadap Perilaku Menyimpang Peserta Didik. Sumber data yang digunakana dalam penelitian ini adalah data primer yang di peroleh melalui penyebaran angket kepada peserta didik serta data sekunder dalam penelitian ini adalah informasi jumlah peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Painan Kabupaten Pesisir Selatan. wawancara ditemukan bahwa adanya Analisis data dilakukan dengan beberapa peserta didik yang belum menggunakan teknik uji statistik untuk mampu dalam mengontrol dirinya. dilakukan Peneliti mengambil sasaran yang akan diteliti yaitu peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Painan Kabupaten Pesisir Selatan. Populasi dari penelitian ini sebanyak 302 orang dan dijadikan sampel sebanyak 171 orang. Untuk teknik analisis uji normalitas, uji linearitas, dan teknik analisis regresi. Analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS Versi 22 for computer dengan langkah-langkah mendeskripsikan data tentang tingkat skor responden mengenai variabel kontrol diri dan perilaku menyimpang menggunakan dengan rumus Strurgess. Menurut (Gunawan, 2016:46), Kriterium Mangkuatmojo setelah perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa harus dibimbing. Mesekipun kontrol diri data peserta didik sudah dikategorikan diolah maka dicari interval skor dengan baik pihak sekolah tidak boleh menggunakan mengabaikan peserta didik yang rumus Kriterium Sturges. masih Setelah responden semua terkumpul data dari maka data terkumpul akan dianalisa untuk melihat bagaimana pengaruh kontrol diri belum baik dalam mengontrol dirinya karena teridentifikasi sebesar 24,0%, peserta didik yang berada pada pihak kriteria kurang baik, yang terhadap perilaku menyimpang peserta mana perlu dikembangkan dan didik. Data tersebut dianalisis dengan ditingkatkan ke arah yang lebih menggunakan baik agar peserta didik mampu persentase Sudjana (Gunawan, 2016:47). mengontrol 1. Profil Kontrol Diri Peserta Didik SMA Negeri 1 Painan Secara umum hasil temuan menunjukkan bahwa kontrol diri peserta didik di kelas X SMA Negeri 1 Painan dapat digolongkan cukup baik dengan Berdasarkan hasil persentase tertinggi dapat dikategorikan cukup baik, maka guru BK dan pihaksekolah harus lebih meningkatkan kontrol diri peserta didik untuk sehingga yang dapat berlaku menjalani dengan cara mengontrol sikap dan tindakan dan cara mengembangkan kontrol diri yang baik. Hal ini didukung oleh pendapat Ghufron & Risnawita (2010:21) yaitu kontrol diri merupakan: persentase 73,7%. pihak norma-norma kehidupan yang lebih efektif, baik Kabupaten Pesisir Selatan penelitian dalam kehidupan serta tidak menyalahkan HASIL DAN PEMBAHASAN di dirinya membentuk Suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungan, selain itu juga kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan menarik perhatian, keinginan mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain, selalu peduli dengan orang lain, dan menutupi perasaannya. menyimpang dalam kehidupan serta tidak menyalahkan normanorma yang berlaku sehingga dapat menjalani kehidupan yang lebih efektif, karena tingkah laku yang di Perilaku Menyimpang munculkan peserta didik sesuai Peserta Didik di SMA Negeri 1 dengan situasi yang dihadapinya Painan dalam 2. Profil Kabupaten Pesisir berinteraksi dengan lingkungan, baik itu lingkungan Selatan Secara umum hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa keluarga, masyarakat maupun sekolah. Apabila lingkungan positif perilaku menyimpang peserta didik maka di kelas X SMA Negeri 1 Painan didik untuk berperilaku yang lebih dapat di golongkan sangat banyak baik atau positif dan sebaliknya di golongkan dengan persentase apabila lingkungan sosial negatif 44,44%. maka Berdasarkan hasil persentase tertinggi dengan kategori sangat banyak, maka guru BK dan pihak- akan mendorong peserta akan mendorong peserta didik untuk bertingkah laku negatif atau perilaku menyimpang. Hal ini didukung oleh pendapat lebih Mudjiran (2007:175) “Perilaku membentuk seseorang dapat dikatakan perilakunya yang baik agar sesuai menyimpang bilamana dengan harapan sosial tanpa harus tersebut dapat merugikan dirinya dibimbing sendiri maupun orang lain dan juga pihak sekolah harus meningkatkan dan terhindar dari perilaku perilaku menyimpang. Guru BK melanggar lebih norma baik agama, hukum, adat aktif untuk melihat perkembangan dan perilaku peserta didik, serta dapat meningkatkan ke arah yang lebih baik agar peserta didik mampu menahan diri untuk tidak melakukan perilaku istiadat”. aturan-aturan, dan 3. Pengaruh Kontrol Diri terhadap Mereka tidak dipelihara hubungan Perilaku Menyimpang Peserta sosial Didik di SMA Negeri 1 Painan Mereka tidak dipelihara dengan Kabupaten Pesisir Selatan suasana Berdasarkan tabel di atas emosional yang keakraban dan buruk. kasih sayang dalam keluarga. Dari masa kanak-kanak kurang mendapatkan sebesar 8,681 dan sebesar 3,90 dengan (α) = 0,05. interaksi Ketentuan untuk menguji F untuk ramah, hangat, sokongan, pujian koefesien X terhadap Y sebagai atau penghargaan dan perhatian, berikut: tetapi dibesarkan dengan interaksi Jika > ditolak maka Ho dan Ha diterima yang yang lembut, bersuasana kaku, halus, dingin, kekasaran, celaan, kebencian dan ancaman. Peserta didik seperti ini (Signifikan) maka Ho merasa dirinya tidak diperlukan, diterima dan Ha ditolak (Tidak tidak berguna, tidak diharapkan Signifikan) bahkan merasa dibenci oleh orang Jika Maka dapat disimpulkan bahwa tua mereka. Akibatnya mereka koefesien regresi X terhadap Y merasa benci dengan diri mereka dinyatakan sendiri yang diproyeksikan orang signifikan > ( karena 8,681>3,90) dengan kata lain hipotesis yang diterima berbunyi pengaruh kontrol yang diri terdapat signifikan terhadap dari perilaku menyimpang peserta didik di SMA Negeri 1 Painan Kabupaten Pesisir berbagai cara Hakell (Prayitno, 2006:140). Berdasarkan pendapat di atas, tingkah laku menyimpang terjadi akibat gangguan kepribadian terutama ganguan kontrol diri dan emosi, maka tingkah laku menyimpang dapat diatasi dengan Selatan. Peserta didik yang bertingkah laku menyimpang juga mengalami pemeliharaan sosial dengan hubungan emosional yang dengan buruk. pemberian kasih sayang, perhatian, sokongan, penghargaan, kehangatan psikologis. dan Dengan kata lain tingkah laku menyimpang peserta didik di hadapi dengan norma atau aturan yang berlaku. melalui terapi psikologis Sedangkan kegagalan dalam tugas bukan dengan hukuman. Perilaku dapat perkembangan menyimpang digambarkan juga menyebabkan ini akan remaja menjadi sebagai individu yang kurang peka terhadap kegagalan dalam pemenuhan tugas aturan dan norma yang berkaku. perkembangan. Beberapa peserta Individu seperti ini sangat rentan didik berperilaku dalam mengembangkan kontrol diri yang sudah dimiliki orang lain seusianya selama masa perkembangan. Havigurst (Prayitno, 2006:42) menjelaskan: Tugas yang muncul pada atau sekitar periode tertentu dalam kehidupan individu, pencapaian (tugas perkembangan) yang sukses berperanan penting untuk kebahagiannya dan pencapaian tugas-tugas selanjutnya,sedangkan kegagalan (pencapaian tugastugas perkembangan) mengarah timbulnya ketidakbahagiaan dalam diri individu itu, dan sulit untuk mencapai tugas perkembangan selanjutnya. Keberhasilan dalam pemenuhan melanggar aturan bahkan melakukan tindak kriminal. Denson (Iga & Dewi, 2012:3) mengemukakan “Ketika dorongan untuk berbuat menyimpang maupun agresi sedang mencapai puncaknya, kontrol diri membantu dapat individu mengembangkan aspek aturan atau norma berlaku”. Jadi dapat disimpulkan bahwa apabila kontrol diri peserta didik baik maka perilaku peserta didik dapat terhindar dari perilaku menyimpang. namun sebaliknya akan apabila peserta didik tidak bisa menjadikan remaja sadar dan peka mengontrol dirinya maka peserta terhadap norma, sehingga peserta didik tersebut akan terjerumus ke didik sadar dan peka terhadap perilaku norma, disimpulkan tugas perkembangan sehingga ini peserta didik menyimpang. kontrol pemuasan menyimpang di SMA N 1 Painan. dalam dirinya agar tidak melanggar terhadap pengaruh mampu mengendalikan kebutuhan dorongan-dorongan diri terdapat Dapat perilaku KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh Kontrol Diri terhadap Perilaku Menyimpang Peserta Didik di SMA Negeri 1 Painan Kabupaten Pesisir Selatan dapat diambil sebagai Chaplin, J.P. (2009). Kamus Lengkap Psikologi, Terjemahan Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali Pers. Ghufron & Rini Risnawita S. (2010). Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz. Media. berikut: 1. Hasil temuan dari penelitian tentang kontrol diri peserta didik di SMA Negeri 1 Painan Kabupaten Pesisir Selatan dikategorikan cukup baik. 2. Hasil tentang temuan dari perilaku penelitian menyimpang peserta didik menunjukkan bahwa perilaku menyimpang peserta didik dikategorikan sangat banyak. 3. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kontrol diri terhadap perilaku menyimpang peserta didik di SMA Negeri 1 Painan. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Bungin, Burhan. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Gunawan, Hardi Putra. (2016). Pengaruh Kekerasan terhadap Kepribadian (Skripsi). Padang: Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat. Iga dan Dewi. (2012). Hubungan Antara Tingkat Kontrol Diri denganKecenderungan Perilaku Kenakalan Remaja. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. 02. Hlm 3. Mudjiran. dkk. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Padang: Dirjen PendidikanTinggi. Prayitno, Elida. (2006). Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: Angkasa Raya. Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta