PENGARUH KONTROL DIRI TERHADAP PERILAKU

advertisement
PENGARUH KONTROL DIRI TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG
PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAINAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN
1
Sari Permata Bunda1, Alfaiz2, Besti Nora Dwi Putri2
Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
2
Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT
Background of the research was that the students had not been able to
control themselves, so that it caused deviant behavior such as scribbling the
school’s building, missing the class, and making a fight. The purpose of the
research was to describe 1) student’s self-control (2)student’s deviant behavior,
(3) effect of self-control toward the student’s deviant behavior. It was a
descriptive quantitative research with a regression analysis. The population was
all students at X class. Sampling technique was proportional random sampling.
The samples were 171students of Xclass at SMAN1Painan. Data were collcted
through questionnaire. To analyze the data, a theory of Simple Linear Regression
to find out the effect of self control towards student’s deviant behavior at SMAN
1Painan, Pesisir Selatan Regency. The research shows that there are some effects
of self control towards the student’s deviant behavior; 1) student’s self control is
in adequate criteria where the percentage is 73,7%, 2) student’s deviant behavior
is high where the percentage is 44,44%.3), effect of self control towards student’s
deviant behavior is found that R Square X to Y for 4,9% and Fcount 8,681 >Ftableis
3,90 where the significance level 0,04 (sig < 0,05). It clearly shows that there is an
effect of self control towards student’s deviant behavior at SMAN 1 Painan,
Pesisir Selatan Regency.
Keywords: Self-Control, Deviant Behavior.
PENDAHULUAN
sehingga banyak peserta didik yang
Pendidikan merupakan proses
membantu individu baik jasmani dan
rohani kearah terbentuknya kepribadian
yang
berkualitas.
Pada
umumnya,
banyak peserta didik yang kurang
peduli terhadap dirinya sendiri dan
bertanggung
jawab
atas
studinya
kurang mengontrol dirinya terhadap
perilakunya
di
merupakan
cara
mengatur
sekolah.
khusus
lingkungan,
Sekolah
untuk
direncanakan
dan diorganisasikan. Di sekolah peserta
didik belajar apa yang ada dalam
kehidupan dan menciptakan kehidupan
yang baik. Seiring perkembangannya
dan sebaliknya apabila lingkungan
peserta didik juga melakukan interaksi
sosial negatif maka akan mendorong
dengan lingkungan dalam memenuhi
peserta didik untuk bertingkah laku
kebutuhan pada masa remajanya. Masa
negatif atau tingkah laku menyimpang.
remaja merupakan salah satu periode
Mudjiran
dalam rentangan kehidupan manusia.
“Perilaku seseorang dapat dikatakan
Pada
menyimpang
periode
ini
individu
(2007:150)
menjelaskan
bilamana
meninggalkan masa anak-anaknya dan
tersebut
mulai
dewasa.
sendiri maupun orang lain dan juga
mengemukakan
melanggar aturan-aturan, dan norma
"Periode remaja ini merupakan masa
baik agama, hukum maupun adat
transisi dari masa anak-anak ke masa
istiadat”. Berdasarkan pendapat di atas
dewasa, yang mengakibatkan banyak
dapat dipahami bahwa tingkah laku
perubahan,
menyimpang merupakan tingkah laku
memasuki
Prayitno
masa
(2006:14)
baik
perubahan
fisik
maupun perubahan psikis”.
peserta
dirinya
berlaku atau aturan-aturan, sehingga
mengalami
dapat menimbulkan kerugian bagi diri
perubahan dari masa ke masa sehingga
sendiri, orang lain dan lingkungannya.
terjadinya perubahan tingkah laku,
Dengan kata lain apabila tingkah laku
dengan adanya perubahan tersebut,
peserta didik tersebut mendatangkan
banyak
kerugian bagi diri sendiri, orang lain,
faktor
menyebabkan
didik
merugikan
yang melanggar norma-norma yang
Berdasarkan pendapat di atas
bahwa
dapat
perilaku
atau
kondisi
yang
peserta
didik
untuk
lingkungan
dan
dianggap
sebagai
melakukan perilaku menyimpang.
pelanggaran terhadap norma maka
Tingkah
disebut dengan perilaku menyimpang.
laku
yang
dimunculkan
peserta didik sesuai dengan situasi
Prayitno
yang dihadapinya dalam berinteraksi
“Tingkah laku remaja menyimpang
dengan lingkungan, baik itu lingkungan
merupakan
keluarga, masyarakat maupun sekolah.
melanggar hukum, peraturan dan nilai
Apabila lingkungan positif maka akan
yang
mendorong
sehingga
peserta
didik
untuk
berperilaku yang lebih baik atau positif
2006:149)
mengemukakan
tingkah
berlaku
di
laku
junjung
menimbulkan
yang
tinggi,
kehancuran
bagi kehidupan remaja itu sendiri,
orang
lain
dan
lingkungan
alam
sekitarnya”.
untuk
membimbing
tingkah
laku
sendiri; kemampuan untuk menekan
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan
bahwa
atau merintangi impuls-impuls atau
perilaku
tingkah laku impulsif. Berdasarkan
menyimpang merupakan perilaku atau
kutipan tersebut dapat disimpulkan
tindakan yang melanggar norma, nilai
bahwa kontrol diri merupakan suatu
dan peraturan yang berlaku yang dapat
kemampuan yang dimiliki individu
merugikan diri orang lain, diri sendiri
untuk membimbing dan membentuk
dan
serta mengatur perilaku yang berasal
lingkungan.
Untuk
mengatasi
perilaku menyimpang yang terjadi pada
dari
peserta didik tersebut dengan cara
individu kearah yang lebih baik.
meningkatkan kontrol diri yang ada
pada diri peserta didik.
merupakan
Kontrol diri
kemampuan
untuk
dalam
dua
alasan
mengarahkan bentuk perilaku yang
kontiniu yaitu:
dikembangkan dan digunakan individu
selama proses-proses dalam kehidupan
termaksuk dalam menghadapi kondisi
yang terdapat di lingkungan sekitarnya.
Kontrol
diri
bagaimana
berkaitan
individu
dengan
mengendalikan
emosi serta dorongan-dorongan dari
dalam dirinya, pengendalian emosi
berarti
mengarahkan
energi
emosi
keseluruhan ekspresi yang bermanfaat
dan dapat diterima secara sosial.
Chaplin (2009:451) mengemukakan
“Self-control (kontrol diri) kemampuan
membawa
Risnawita, 2010:23) mengemukakan
individu
dan juga salah satu potensi yang dapat
yang
Calhoun dan Acocella (Ghufron &
menyusun, membimbing, mengatur dan
dapat membawa kearah yang positif
diri
yang
mengontrol
mengharuskan
diri
secara
Pertama, individu hidup bersama
kelompok
sehingga
dalam
memuaskan keinginannya individu
harus mengontrol perilakunya agar
tidak mengganggu kenyamanan
orang lain. Kedua, masyarakat
mendorong individu untuk secara
konstan menyusun standar yang
lebih baik bagi dirinya. Ketika
berusaha
memenuhi
tuntutan,
dibuatkan pengontrol diri agar
dalam proses pencapaian standar
tersebut individu tidak melakukan
hal-hal menyimpang.
Kontrol diri merupakan salah satu
kemampuan yang dimiliki individu
dalam mempengaruhi dan mengatur
proses fisik, psikologis maupun tingkah
lakunya.
Jika
individu
mampu
mempengaruhi dan mengatur apa-apa
saja yang ada dalam dirinya, maka
kontrol diri dibedakan 3 kategori utama
individu tersebut sudah mampu untuk
yaitu:
mengontrol dirinya. Denson (Iga &
Dewi, 2012:3) mengemukakan “Ketika
1. Mengontrol perilaku (behavioral
control)
dorongan untuk berbuat menyimpang
maupun
agresi
puncaknya,
sedang
kontrol
Merupakan kemampuan untuk
mencapai
diri
memodifikasi
dapat
membantu individu mengembangkan
aspek aturan atau norma berlaku”.
suatu
keadaan
yang tidak menyenangkan.
2. Mengontrol kognitif (cognitive
control)
Berdasarkan kutipan di atas salah
Merupakan
cara
seseorang
satu cara untuk mengatasi perilaku
dalam
menyimpang tersebut yaitu dengan
atau
cara meningkatkan kontrol diri yang
kejadian dalam suatu kerangka
tinggi dalam diri individu, dengan
kognitif.
adanya kontrol diri yang baik maka
menafsirkan,
menggabungkan
control)
potensi-potensi yang ada dalam diri
Merupakan
peserta didik secara optimal sehingga
individu
mereka dapat dikatakan manusia yang
menentukan
ideal. Untuk itu, peserta didik perlu
diinginkan.
diberikan bantuan dalam membantu
agar
dapat
meningkatkan
prestasi
belajar. Salah satu bantuan yang dapat
diberikan
adalah
oleh
dengan
guru
melalui
pembimbing
pelayanan
Bimbingan dan Konseling.
Aspek-aspek kontrol diri secara
umum Averill ( Thalib, 2010:110-111)
suatu
3. Mengontrol keputusan (decision
individu akan mampu mengembangkan
mengembangkan pengontrolan dirinya
melalui
kemampuan
untuk memilih dan
tujuan
yang
Hasil observasi yang peneliti
lakukan di SMA Negeri 1 Painan saat
melaksanakan (PLBKS) pada tanggal 6
September 2016 sampai 12 September
2016
terdapat
permasalahan
dari
beberapa orang peserta didik yang
belum
mampu mengontrol
sehingga
menimbulkan
dirinya
perilaku
menyimpang seperti, bahwa adanya
peserta didik yang mudah marah dan
terpancing ketika diolok-olok teman-
ditentukan, datang terlambat, sering
temannya, adanya peserta didik yang
keluar masuk saat
nongkrong
berlangsung, kurangnya kesadaran diri
di
kantin
ketika
jam
pelajaran berlangsung, adanya peserta
didik
yang
kurang
adanya peserta didik yang datang
terlambat, adanya peserta didik yang
suka
mencontek
ketika
berlangsung,
tidak
tugas
waktu
pada
ujian
menyelesaikan
yang
telah
ditentukan, adanya peserta didik yang
keluar masuk
saat
peserta didik untuk belajar.
menghargai
pendapat teman saat diskusi kelompok,
proses belajar
proses belajar
Berdasarkan
fenomena
yang
dipaparkan di atas peneliti tertarik
untuk meneliti tentang “Pengaruh
Kontrol
Diri
terhadap
Perilaku
Menyimpang Peserta Didik di SMA
Negeri 1 Painan Kabupaten Pesisir
Selatan”?
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
berlangsung, adanya peserta didik yang
tidak mampu belajar mandiri di kelas
penelitian
ketika guru tidak masuk kelas, adanya
deskriptif
peserta
yang mencoret-coret
menggunakan metode analisis regresi
bangunan, adanya peserta didik yang
linier sederhana. Arifin (2011:265)
membolos.
mengemukakan “Regresi merupakan
didik
Berdasarkan
hasil
wawancara
peneliti dengan salah satu guru mata
pelajaran kelas X di SMA Negeri 1
Painan pada tanggal 31 Oktober 2016
diperoleh beberapa informasi bahwa
adanya peserta didik yang melakukan
perilaku
menyimpang
di
seperti
perkelahian,
mengganggu
teman
pada
saat
berlangsung,
tidak
tugas
waktu
pada
jam
sekolah
pelajaran
menyelesaikan
yang
telah
ini
adalah
penelitian
kuantitatif
dengan
metode statistika yang digunakan untuk
menentukan
hubungan
kemungkinan
antar
variabel,
bentuk
yang
tujuannya adalah untuk memprediksi
nilai
dari
satu
variabel
dalam
hubungannya dengan variabel lain
yang diketahui”. Oleh karena itu
penelitian
untuk
regresi
mengetahui
yang
digunakan
seberapa
besar
pengaruh kontrol diri terhadap perilaku
menyimpang peserta didik. Sejalan
dengan pendapat di atas, penelitian ini
akan digunakan untuk mengungkap
pengambilan sampel dalam penelitian
pengaruh kontrol diri terhadap perilaku
ini menggunakan teknik Proportional
menyimpang peserta didik di SMAN
Random Sampling.
Negeri 1 Painan Kabupaten Pesisir
Selatan.
Jenis data yang digunakan ialah
jenis data interval. Menurut Riduwan
Penelitian ini melakukan hipotesis
mengenai
adanya
pengaruh
(2010:85) data interval adalah data
yang
yang menunjukkan jarak antara satu
signifikan dari kontrol diri terhadap
data dengan data yang lain, dan
perilaku menyimpang peserta didik di
mempunyai bobot yang sama. Jadi data
SMA Negeri 1 Paianan.
yang di intervalkan dalam penelitian ini
Penelitian ini telah dilakukan pada
tangal
10
Juli
2017,
penelitian
dilakukan di SMA Negeri 1 Painan
Kabupaten
Pesisir
Selatan.
an
Kabupaten Pesisir Selatan. Adapun
alasan peneliti memilih tempat ini
sebagai
tempat
penelitan
karena
sekolah ini merupakan sekolah tempat
peneliti melakukan praktek lapangan
serta dilihat dari hasil observasi dan
adalah
“Pengaruh
Kontrol
Diri
terhadap Perilaku Menyimpang Peserta
Didik. Sumber data yang digunakana
dalam penelitian ini adalah data primer
yang di peroleh melalui penyebaran
angket kepada peserta didik serta data
sekunder dalam penelitian ini adalah
informasi jumlah peserta didik kelas X
di SMA Negeri 1 Painan Kabupaten
Pesisir Selatan.
wawancara ditemukan bahwa adanya
Analisis data dilakukan dengan
beberapa peserta didik yang belum
menggunakan teknik uji statistik untuk
mampu dalam mengontrol dirinya.
dilakukan
Peneliti mengambil sasaran yang
akan diteliti yaitu peserta didik kelas X
di SMA Negeri 1 Painan Kabupaten
Pesisir Selatan. Populasi dari penelitian
ini sebanyak 302 orang dan dijadikan
sampel sebanyak 171 orang. Untuk
teknik
analisis
uji
normalitas, uji linearitas, dan teknik
analisis
regresi.
Analisis
data
dilakukan dengan bantuan program
SPSS Versi 22 for computer dengan
langkah-langkah mendeskripsikan data
tentang
tingkat
skor
responden
mengenai variabel kontrol diri dan
perilaku
menyimpang
menggunakan
dengan
rumus
Strurgess.
Menurut
(Gunawan,
2016:46),
Kriterium
Mangkuatmojo
setelah
perilakunya agar sesuai dengan
harapan
sosial
tanpa
harus
dibimbing. Mesekipun kontrol diri
data
peserta didik sudah dikategorikan
diolah maka dicari interval skor dengan
baik pihak sekolah tidak boleh
menggunakan
mengabaikan peserta didik yang
rumus
Kriterium
Sturges.
masih
Setelah
responden
semua
terkumpul
data
dari
maka
data
terkumpul akan dianalisa untuk melihat
bagaimana
pengaruh
kontrol
diri
belum
baik
dalam
mengontrol
dirinya
karena
teridentifikasi
sebesar
24,0%,
peserta didik yang berada pada
pihak kriteria kurang baik, yang
terhadap perilaku menyimpang peserta
mana perlu dikembangkan dan
didik. Data tersebut dianalisis dengan
ditingkatkan ke arah yang lebih
menggunakan
baik agar peserta didik mampu
persentase
Sudjana
(Gunawan, 2016:47).
mengontrol
1. Profil Kontrol Diri Peserta Didik
SMA
Negeri
1
Painan
Secara umum hasil temuan
menunjukkan
bahwa
kontrol diri peserta didik di kelas X
SMA
Negeri
1
Painan
dapat
digolongkan cukup baik dengan
Berdasarkan hasil persentase
tertinggi dapat dikategorikan cukup
baik, maka guru BK dan pihaksekolah
harus
lebih
meningkatkan kontrol diri peserta
didik
untuk
sehingga
yang
dapat
berlaku
menjalani
dengan cara mengontrol sikap dan
tindakan dan cara mengembangkan
kontrol diri yang baik.
Hal ini didukung oleh pendapat
Ghufron & Risnawita (2010:21)
yaitu kontrol diri merupakan:
persentase 73,7%.
pihak
norma-norma
kehidupan yang lebih efektif, baik
Kabupaten Pesisir Selatan
penelitian
dalam
kehidupan serta tidak menyalahkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
di
dirinya
membentuk
Suatu
kecakapan
individu
dalam kepekaan
membaca
situasi diri dan lingkungan,
selain itu juga kemampuan
untuk
mengontrol
dan
mengelola
faktor-faktor
perilaku sesuai dengan situasi
dan
kondisi
untuk
mengendalikan
perilaku,
kecenderungan
menarik
perhatian, keinginan mengubah
perilaku agar sesuai untuk
orang lain, menyenangkan
orang lain, selalu peduli dengan
orang lain, dan menutupi
perasaannya.
menyimpang
dalam
kehidupan
serta tidak menyalahkan normanorma yang berlaku sehingga dapat
menjalani kehidupan yang lebih
efektif, karena tingkah laku yang di
Perilaku Menyimpang
munculkan peserta didik sesuai
Peserta Didik di SMA Negeri 1
dengan situasi yang dihadapinya
Painan
dalam
2. Profil
Kabupaten
Pesisir
berinteraksi
dengan
lingkungan, baik itu lingkungan
Selatan
Secara umum hasil temuan
penelitian
menunjukkan
bahwa
keluarga,
masyarakat
maupun
sekolah. Apabila lingkungan positif
perilaku menyimpang peserta didik
maka
di kelas X SMA Negeri 1 Painan
didik untuk berperilaku yang lebih
dapat di golongkan sangat banyak
baik atau positif dan sebaliknya
di golongkan dengan persentase
apabila lingkungan sosial negatif
44,44%.
maka
Berdasarkan hasil persentase
tertinggi dengan kategori sangat
banyak, maka guru BK dan pihak-
akan mendorong peserta
akan mendorong peserta
didik untuk bertingkah laku negatif
atau perilaku menyimpang.
Hal ini didukung oleh pendapat
lebih
Mudjiran
(2007:175)
“Perilaku
membentuk
seseorang
dapat
dikatakan
perilakunya yang baik agar sesuai
menyimpang
bilamana
dengan harapan sosial tanpa harus
tersebut dapat merugikan dirinya
dibimbing
sendiri maupun orang lain dan juga
pihak
sekolah
harus
meningkatkan
dan
terhindar
dari
perilaku
perilaku menyimpang. Guru BK
melanggar
lebih
norma baik agama, hukum, adat
aktif
untuk
melihat
perkembangan dan perilaku peserta
didik, serta dapat meningkatkan ke
arah yang lebih baik agar peserta
didik mampu menahan diri untuk
tidak
melakukan
perilaku
istiadat”.
aturan-aturan,
dan
3. Pengaruh Kontrol Diri terhadap
Mereka tidak dipelihara hubungan
Perilaku Menyimpang Peserta
sosial
Didik di SMA Negeri 1 Painan
Mereka tidak dipelihara dengan
Kabupaten Pesisir Selatan
suasana
Berdasarkan
tabel
di
atas
emosional
yang
keakraban
dan
buruk.
kasih
sayang dalam keluarga. Dari masa
kanak-kanak kurang mendapatkan
sebesar 8,681 dan
sebesar 3,90 dengan (α) = 0,05.
interaksi
Ketentuan untuk menguji F untuk
ramah, hangat, sokongan, pujian
koefesien X terhadap Y sebagai
atau penghargaan dan perhatian,
berikut:
tetapi dibesarkan dengan interaksi
Jika
>
ditolak
maka Ho
dan
Ha
diterima
yang
yang
lembut,
bersuasana
kaku,
halus,
dingin,
kekasaran, celaan, kebencian dan
ancaman. Peserta didik seperti ini
(Signifikan)
maka Ho
merasa dirinya tidak diperlukan,
diterima dan Ha ditolak (Tidak
tidak berguna, tidak diharapkan
Signifikan)
bahkan merasa dibenci oleh orang
Jika
Maka dapat disimpulkan bahwa
tua mereka. Akibatnya mereka
koefesien regresi X terhadap Y
merasa benci dengan diri mereka
dinyatakan
sendiri yang diproyeksikan orang
signifikan
>
(
karena
8,681>3,90)
dengan kata lain hipotesis yang
diterima
berbunyi
pengaruh
kontrol
yang
diri
terdapat
signifikan
terhadap
dari
perilaku
menyimpang peserta didik di SMA
Negeri 1 Painan Kabupaten Pesisir
berbagai
cara
Hakell
(Prayitno, 2006:140).
Berdasarkan pendapat di atas,
tingkah laku menyimpang terjadi
akibat
gangguan
kepribadian
terutama ganguan kontrol diri dan
emosi,
maka
tingkah
laku
menyimpang dapat diatasi dengan
Selatan.
Peserta didik yang bertingkah
laku menyimpang juga mengalami
pemeliharaan
sosial
dengan
hubungan
emosional
yang
dengan
buruk.
pemberian kasih sayang, perhatian,
sokongan,
penghargaan,
kehangatan
psikologis.
dan
Dengan
kata lain tingkah laku menyimpang
peserta didik di hadapi dengan
norma atau aturan yang berlaku.
melalui terapi psikologis
Sedangkan kegagalan dalam tugas
bukan
dengan hukuman.
Perilaku
dapat
perkembangan
menyimpang
digambarkan
juga
menyebabkan
ini
akan
remaja
menjadi
sebagai
individu yang kurang peka terhadap
kegagalan dalam pemenuhan tugas
aturan dan norma yang berkaku.
perkembangan. Beberapa peserta
Individu seperti ini sangat rentan
didik
berperilaku
dalam
mengembangkan
kontrol diri yang sudah dimiliki
orang lain seusianya selama masa
perkembangan.
Havigurst
(Prayitno, 2006:42) menjelaskan:
Tugas yang muncul pada atau
sekitar periode tertentu dalam
kehidupan individu, pencapaian
(tugas perkembangan) yang
sukses berperanan penting
untuk
kebahagiannya
dan
pencapaian
tugas-tugas
selanjutnya,sedangkan
kegagalan (pencapaian tugastugas perkembangan) mengarah
timbulnya
ketidakbahagiaan
dalam diri individu itu, dan sulit
untuk
mencapai
tugas
perkembangan selanjutnya.
Keberhasilan dalam pemenuhan
melanggar
aturan
bahkan melakukan tindak kriminal.
Denson (Iga & Dewi, 2012:3)
mengemukakan “Ketika dorongan
untuk
berbuat
menyimpang
maupun agresi sedang mencapai
puncaknya,
kontrol
diri
membantu
dapat
individu
mengembangkan aspek aturan atau
norma berlaku”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
apabila kontrol diri peserta didik
baik maka perilaku peserta didik
dapat
terhindar
dari
perilaku
menyimpang. namun sebaliknya
akan
apabila peserta didik tidak bisa
menjadikan remaja sadar dan peka
mengontrol dirinya maka peserta
terhadap norma, sehingga peserta
didik tersebut akan terjerumus ke
didik sadar dan peka terhadap
perilaku
norma,
disimpulkan
tugas
perkembangan
sehingga
ini
peserta
didik
menyimpang.
kontrol
pemuasan
menyimpang di SMA N 1 Painan.
dalam dirinya agar tidak melanggar
terhadap
pengaruh
mampu mengendalikan kebutuhan
dorongan-dorongan
diri
terdapat
Dapat
perilaku
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang
Pengaruh
Kontrol
Diri
terhadap
Perilaku Menyimpang Peserta Didik di
SMA Negeri 1 Painan Kabupaten
Pesisir Selatan dapat diambil sebagai
Chaplin, J.P. (2009). Kamus Lengkap
Psikologi, Terjemahan Kartini
Kartono.
Jakarta:
Rajawali Pers.
Ghufron & Rini Risnawita S. (2010).
Teori-teori
Psikologi.
Yogyakarta: Ar-Ruzz. Media.
berikut:
1. Hasil
temuan
dari
penelitian
tentang kontrol diri peserta didik di
SMA Negeri 1 Painan Kabupaten
Pesisir Selatan dikategorikan cukup
baik.
2. Hasil
tentang
temuan
dari
perilaku
penelitian
menyimpang
peserta didik menunjukkan bahwa
perilaku menyimpang peserta didik
dikategorikan sangat banyak.
3. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan
dapat
disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh kontrol
diri terhadap perilaku menyimpang
peserta didik di SMA Negeri 1
Painan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Zainal. (2011). Penelitian
Pendidikan
Metode
dan
Paradigma Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Bungin, Burhan. (2011). Metodologi
Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Kencana.
Gunawan, Hardi Putra. (2016).
Pengaruh Kekerasan terhadap
Kepribadian (Skripsi). Padang:
Program Studi Bimbingan dan
Konseling
STKIP
PGRI
Sumatera Barat.
Iga dan Dewi. (2012). Hubungan
Antara Tingkat Kontrol Diri
denganKecenderungan Perilaku
Kenakalan Remaja. Jurnal
Psikologi
Pendidikan
dan
Perkembangan. 02. Hlm 3.
Mudjiran. dkk. (2007). Perkembangan
Peserta Didik. Padang: Dirjen
PendidikanTinggi.
Prayitno, Elida. (2006). Psikologi
Perkembangan
Remaja.
Padang: Angkasa Raya.
Riduwan. (2010). Belajar Mudah
Penelitian
untuk
Guru
Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta
Download