PERBEDAAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING (Studi Pada Kelas X1 IPS 2 SMAN 1 Muaro Bungo) Bebbi Febri1 , Sri Rahayu2, Hefni2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected] 1 ABSTRACT This study is based on the low learning outcomes of students in the subjects of Sociology caused by the application of learning methods are still using the method instead of Problem Based Leraning (PBL). So the purpose of this study is the Difference of Sociology Learning Results by Using Problem Based Learning Model (Study in class XI IPS SMAN 1 Muaro Bungo)The theory used in this research is constructivism theory and this type of research is experimental research, with Komparati research design. Based on the results of research and discussion it can be concluded that there is no difference in learning outcomes in the experimental class and control class. Keywords: Learning outcomes, Model problem based learning (PBL). dalam arti tuntutan agar anak didik PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha memiliki kemerdekaan berpikir, yang dilakukan dengan sengaja dan merasa, berbicara, dan berindak serta sistematis percaya diri dengan penuh rasa membina, membimbing untuk memotivasi, membantu, serta seseorang untuk mengembangkan segala potensinya tanggung jawab dalam setiap tindakan dan perilaku sehari-hari (Basri,2007:34). sehingga ia mencapai kualitas diri Untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Inti pendidikan pendidikan tersebut dibutuhkan kerja adalah usaha pendewasaan manusia sama antara komponen pendidikan seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh satu dengan komponen pendidikan dirinya sendiri maupun orang lain, yang lainnya seperti dasar pendidikan, pendidik/guru, materi tujuan pendidikan, bagaimana pun bagus dan idealnya anak didik/siswa, suatu strategi jika tanpa adanya guru, pendidikan, pendidikan, alat metode pendidikan strategi tersebut tidak dapat di dan aplikasi, karena guru merupakan lingkungan pendidikan. Sedangkan suatu pekerjaan profesional, sehingga dalam jabatan ini kompenen pendidikan yang sangat keahlian khusus berpengaruh seseorang proses pembelajaran, adalah guru atau memerlukan yang suatu menuntut guru menguasai pendidik. Guru atau pendidik ialah seluk-beluk orang yang memikul tanggung jawab pengajaran serta ilmu-ilmu lainnya, untuk membimbing. dengan berbeda dengan Pendidik pengajar pendidikan betul harapan akan dan dapat sebab melaksanakan tugas-tugasnya dengan pengajar hanya berkewajiban untuk baik secara otomatis akan mampu menyampaikan menghasilkan output yang baik pula materi pelajaran kepada murid, sedangkan pendidik tidak hanya bertanggung (Ruseffendi,1988:234) jawab Salah satu model yang mampu menyampaikan materi pengajaran, pembelajaran tetapi juga membentuk kepribadian mengatasi permasalahan ini adalah anak didik (Tatang, 2012:221). model pembelajaran Problem Based Guru atau pendidik adalah Learning. Model pembelajaran komponen yang sangat menentukan Problem Based Learning adalah dalam implementasi suatu strategi suatu pendekatan pembelajaran yang pembelajaran. Tanpa adanya guru berfokus pada siswa dengan menggunakan masalah dalam dunia pembelajaran ini menuntut peserta nyata yang bertujuan untuk didik untuk berfikir aktif dan kreatif pengetahuan siswa, dalam proses pembelajaran Pikiran rasa peserta didik dirangsang untuk dapat percaya diri, dan mengembangkan menyelesaikan permasalahan yang kemampuan siswa. ada selain itu dapat meningkatkan Pembelajaran ini dimulai dengan kerjasama dan kekompakan peserta pemberian masalah yang memiliki didik serta melatih kepemimpinan konteks dalam dunia nyata, peserta dalam sebuah kelompok (Supardan, didik 2015:136). menyusun melatih kemandirian aktif dan berfikir secara merumuskan berkelompok masalah mengidentifikasi dan METODOLOGI PENELITIAN kesenjangan Pendekatan dan Tipe Penelitian mereka, mempelajari dan mencari Pendekatan penelitian ini sendiri materi yang terkait dengan adalah kuantitatif, yaitu menguji masalah dan melaporkan solusi dari suatu teori dengan cara merincikan masalah hipotesis-hipotesis yang spesifik, yang mereka pecahkan (Supardan, 2015:135). lalu mengumpulkan data-data untuk Model pembelajaran Problem Based Learning mampu ini menjawab pertanyaan permasalahan pembelajaran yang atau membantah diharapkan hipotesis pertanyaan- masalah yang akan diteliti maka timbul dari yang mendukung ada. dari tersebut.Sesuai dengan jenis penelitian ini adalah penelitian proses eksperimen, karena Model mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau lebih atau mencari perlakuan pengaruh suatu variabel terhadap pembelajaran problem based learning variabel lain. Strategi eksperimen (PBL) diterapkan untuk menilai perilaku- HASIL DAN PEMBAHASAN perilaku, baik sebelum maupun sesudah eksperimen (Jhon,2010:27). dengan Berdasarkan analisis data tes hasil belajar, pada saat pelaksanaan Penelitian eksperimen adalah hasil model ujian posttes berlangsung, siswa sudah terbiasa suatu cara untuk mencari hubungan menyelesaikan sebab akibat (hubungan kausal) terbiasa dalam proses pembelajaran antara dua faktor yang sengaja yang diajarkan menggunakan model ditimbulkan oleh peneliti dengan problem based learning, hal ini mengeliminasi terlihat jelas dari rata-rata hasil atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain belajar yang kelompok bisa Eksperimen dengan akibat mengganggu. selalu maksud untuk dilakukan melihat dari suatu perlakuan(Arikunto 2010:9). persoalan, posttes sampel untuk lebih karena kedua tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar ujian pretest, karena siswa menyelesaikan soal-soal pretes hanya dengan cara biasa. Penelitian ini dilakukan terhadap dua Dari hasil posttest terlihat kelas yaitu kelas eksperimen dan bahwa hasil belajar sosiologi siswa kelas kontrol. Kelas eksperimen yang diajar dengan model problem merupakan kelas siswa yang diberi based learning(PBL) berbeda secara signifikan dengan siswa yang tidak learning(PBL). Hal ini sesuai dengan diajar menggunakan model problem pendapat-pendapat based learning(PBL) pada tingkat dikemukakan pada kajian pustaka, kepercayaan 95%, dimana rata-rata bahwa menggunakan model problem nilai pretest adalah 12,23 sedangkan based nilai postest rata-rata adalah 12,80. memotivasi siswa untuk belajar, Dari uji kesamaan dua rata- yang telah learning(PBL) memicu keaktifan dapat siswa dalam rata (uji t) diketahui Sig (2-tailled) = belajar dan bersikap kritissehingga 0,001 < 0,05 maka Ho ditolak, siswa lebih mudah memahami materi sehinggakedua serta kelompok tidak dapat digunakan atau memiliki rata-rata hasil belajar yang dikeluarkan kembali pada saat yang sama Dapat disimpulkan bahwa hasil diperlukan dan nantinya bermuara belajar sosiologi siswa yang diajar pada peningkatan hasil belajar siswa. dengan model pembelajaranproblem Sementara hasil belajar siswa based learning berbeda pada kelompok kontrol yang tidak dengan hasil belajar sosiologi siswa diajar menggunakan model problem yang tidak diajar dengan model PBL based learning(PBL) cukup rendah (model biasa) di kelas XI IPS SMA dibandingkan kelompok eksperimen Negeri 1 Muara Bungo. disebabkan karena dalam pengajaran Peningkatan sosiologi eksperimen siswa (PBL) hasil pada disebabkan belajar tidak menggunakan model problem kelompok based learning(PBL), tidak adanya karena menggunakan model problem based variasi dalam mengajar menyebabkan banyak siswa kurang aktif dalam belajar dan hal ini dapat menggunakan model problem based menyebabkan kesiapannya dalam learning (PBL) memperoleh rata-rata belajar siswa hasil kurang sehingga belajar lebih cenderung pasif. Dengan kesiapan dibandingkan yang lebih baik dalam belajar, siswa ceramah, dan seperti yang dijelaskan akan oleh lebih aktif dan mudah piaget dengan tinggi bahwa metode pengetahuan memahami materi atau bahan ajar bukanlah hasil pemberian dari orang sehingga materi akan dapat diserap lain seperti guru, akan tetapi hasil secara maksimal. Jadi, menggunakan dari proses mengkonstruksi yang model problem based learning(PBL) dilakukan oleh setiap individu dalam sangat bermanfaat hal ini adalah siswa. proses belajar sekali dalam mengajar guna Menurut memotivasi siswa dalam belajar, konstruktivisme, sehingga siwa dapat lebih aktif dan mendasar kritis dalam belajar dan memberi memberikan pengaruh siswa, namun siswa juga harus positif terhadap peningkatan hasil belajar. Belajar menurut yang tidak hanya pengetahuan kepada berperan aktif membangun sendiri teori pengetahuan didalam memorinya. Dalam menghafal memberikan tetapi, prinsip guru konstruktivisme bukanlah sekedar akan teori proses hal ini, ini, guru dapat kemudahan untuk mengkonstruksi pengetahuan melalui proses dengan memberi pengalaman, dan dari hasil penelitian kesempatan kepada terbukti bahwa hasil belajar dengan mengemukkan atau menerapkan ide- siswa untuk ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar maupun dalam menghargai orang lain. Nilai siswa tersebut akan diakumulasikan dan dijadikan bahan menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar, dan dalam hal ini metode pembelajaran problem based tambahan dalam analisis data pada penelitian ini. Dengan demikian siswa menjadi lebih antusias dalam mempresentasikan hasil yang mereka learning (PBL) mampu membuat siswa lebih aktif karenanya akan dikelas dan dapat. KESIMPULAN Berdasarkan mempengaruhi hasil analisis data yang diperoleh maka dapat kepada hasil belajar mereka kepada arah yang lebih baik. sosiologi siswa dengan menerapkan Dengan menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ini, guru mampu merangsang siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah yang ada serta mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi dan mendengarkan perpektif yang berbeda diantara mereka. dengan proses pembelajaran menggunakan Pembelajaran Berbasis model daripada hasil belajar sosiologi siswa dengan menerapkan model pembelajaran bukan PBL pada siswa kelas XI IPS SMAN 1 Muara Bungo Tahun pelajaran 2016/2017. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Basleman, Anisah. Belajar 2011. Orang Teori Dewasa. Masalah (Problem Based Learning), guru memiliki kolom penilaian bagi siswa yang aktif dari segi model pembelajaran PBL lebih baik Pada penelitian ini, untuk mengendalikan lancarnya disimpulkan bahwa hasil belajar menjawab pertanyaan, presentasi ke depan kelas Bandung: Rodakarya PT.Remaja Depdiknas. 2001. Penyusunan Butir Soal dan Martono, Nanang. 2011. Statistika Instrumen Sosial. Yogyakarta: Gava Penelitian.Jakarta:Dirjen Media Dikmenum Rohman, Muhammad dan Sofan, Djamarah , Dkk. 2002. Strategi Duwi Belajar Mengajar . Jakarta: Desain Pengembangan PT. Rineka Cipta Sistem Pembelajaran. Priyatno. (2013). Belajar Mandiri Jakarta: Prestasi Pustakarya. Data Ruseffendi, 1988, Pengantar Kepada Analisis dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom. Pengembangan Karyawan Administrasi IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Tesis: Program Administrasi Studi Pendidikan UNP. Creswell. Pengajaran Sosiologi Untuk Meningkatkan CBSA, Tarsito,Bandung Rusman 2013. Model- model pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme 2010. Research Design:Pendekatan Yogyakarta Pustaka Remaja Guru/rusmanJakarta: Rajawali Pers. Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Membantu Guru Mengembangkan KompetensinyaDalam Iskandar.2005. Penelitian Strategi John, Amri. 2013. Strategi & : Slamento . 1990. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit (SKS). Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Sudijono,Anas. 1996. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raya Grafindo Persada Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R& D. Bandung: Alfabeta. Supardan, Dadang.2015. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan perspektif Sosial: Filosofi dan Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara. Supranto. 2009. Statistik, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Wali. Tatang. 2012. Ilmu Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.