Bab 12 Akuntansi Multinasional : Translasi Laporan Keuangan Entitas Asing(24/3) Pada saat menyusun laporan keuangan, akuntan harus mempertimbangkan perbedaan dalam prinsip-prinsip akuntansi dan perbedaan dalam mata uang yang digunakan untuk mengukur operasi entitas luar negeri. Sebagai contoh, anak perusahaan Indonesia di Inggris memberikan laporan keuangan ke induk perusahaan yang dinyatakan dalam poundsterling, menggunakan sistem akuntansi Inggris yang berbeda dengan metode akuntansi dan pengukuran di Indonesia. Induk perusahaan di Indonesia secara umum harus melakukan langkah-langkah berikut dalam proses translasi dan konsolidasi anak perusahaan di Inggris tersebut : 1. Menerima laporan keuangan anak perusahaan Inggris yang dilaporkan dalam poundsterling 2. Menyajikan kembali laporan keuangan tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia 3. Mentranslasikan laporan keuangan yang diukur dalam poundsterling menjadi nilai setara dalam rupiah.Tiap saldo akun entitas luar negeri masing-masing harus ditranslasikan menjadi nilai setara rupiah sebagai berikut : Akun yang diukur dalam Nilai tukar yang Akun yang diukur dalam nilai unit mata uang asing x sesuai x setara rupiah 4. Mengonsolidasi akun-akun anak perusahaan yang telah ditranslasikan , yang sudah diukur dalam rupiah dengan akun-akun induk perusahaan. PERBEDAAN DALAM PRINSIP AKUNTANSI Perbedaan dalam prinsip akuntansi karena antara lain : 1.Kondisi Perekonomian suatu negara 2. Masalah Hukum 3. Pendidikan dan Sistem Politik 4. Perkembangan Teknologi 5. Budaya dan Trandisi 5. Faktor Ekonomi lainnya Standar pelaporan keuangan yang utama saat ini yang sedang dalam penyusunan oleh International Accounting Standards Board (IASB). IASB adalah sebuah badan ang memperoleh mandat untuk menyusun seperangkat standar laporan keuangan internasional dan mendorong seluruh pihak untuk mengadopsi standar yang berlaku secara internasional tersebut. Ada 14 anggota IASB, 12 diantaranya anggota penuh bekerja secara full time untuk IASB. Susunan keanggotaanna dengan komposisi sebagai berikut : 5 anggota berdasar latar belakang auditor 3 anggota berdasar latar belakang penyusun laporan keuangan ( dari manajemen) 3anggota berlatar belakang pengguna laporan keuangan 1 anggota berlatar belakang akademisi 2 anggota lainnya dapat berlatar belakang dari bidang lainnya. IASB mengumumkan sebuah standar pelaporan yang disebut Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards- IFRS). Sebelum terbentknya IASB adalah International Accounting Standards Committe telah menerbitkan International Accounting Standards (IASs). IASs diterbitkan dari tahun 1973 hingga 2001. IASB mengadop IAS secara keseluruhan dan sekaligus mengembangkannya yang disebut standar baru IFRS.IFRS digunakan dibanyak negara di dunia termasuk , sebelum tahun 2005 digunakan oleh 350 perusahaan publik , sedangkan tahun 2005 sebanyak 7.000 perusahaan. Banyak pihak yang berpendapat bahwa jika hanya ada satu set standar akuntansi yang berlaku secara internasional akan meningkatkan diri investor di ppasar dan meningatkan efisiensi pasar karena memudahkan investor untuk membandingkan berbagai pilihan investasi di berbagai negara. Bentuk pelaporan keuangan yang juga berpengaruh adalah GAAP Amerika Serikat. JIka dihitung berdasarkan kapitalisasi pasar , GAAP AS telah digunakan lebih dari separuh perusahaan di dunia ini. Untuk meminimalisasi perbedaan diantara perbedaan standar di dunia ini, khususnya antara GAAP dan IFRS, maka pihak FASB terus bekerja sama dengan IASB untuk meningkatkan standar pelaporan internasional dan "mengonversikan" ke dua set standar tersebut . Pada bulan September 2002 , FASB menerbitkan " The Norwalk Agreement"dimana baik FASB maupun IASB sepakat bekerjasama untuk meningkatkan pelaporan keuangan dengan meminimalisasi perbedaan diantara mereka.Usaha konvergensi ini berfokus pada evaluasi standar yang telah ada dan mengawasi implementasi standar tersebut saat ini serta standar baru yang ke dua kelompok itu kembangkan. PENENTUAN MATA UANG FUNGSIONAL Ada dua isu utama yang ditujukan pada laporan keuangan yang ditranslasikan dari mata uang asing pada rupiah Indonesia, yaitu : 1. Nilai tukar manakah yang harus digunakan untuk mentranslasi nilai mata uang asing menjadi mata uang domistik ? 2. Bagaimanakah seharusnya perlakuan atas keuntungan atau kerugian tersebut ? .Haruskah hal itu dimasukkan dalam laba rugi ? Ada tiga kemungkinan nilai tukar yang digunakan dalam mengkonversi nilai mata uang asing menjadi rupiah : 1. Nilai Tukar Sekarang merupakan nilai tukar pada akhir hari tanggal neraca 2. Nilai Tukar Historis merupakan nilai tukar yang ada pada saat transaksi awal terjadi seperti nilai tukar pada saat aset diterima atau kewajiban diakui. 3. Nilai Tukar Rata-rata merupakan nilai tukar rata-rata selama suatu periode. PSAK No.11 tentang Translasi Mata uang asing. (PSAK11) memberikan panduan khusus untuk mentranslasikan laporan keuangan dari mata uang asing menjadi mata uang rupiah. Tujuan dari PSAK1 adalah menyajikan hasil yang secara langsung memperlihatkan pengaruh perubahan ekonomi dari pergerakan nilai tukar. PSAK11 juga menjelaskan tentang pencapaian keuangan dan hubungannya dalam laporan keuangan dengan mata uang asing melalui translasi. Sebagai contoh, jika margin bruto pada penjualan positif ketika diukur dalam mata uang asing maka harus tetap positif ketika penjualan dan harga barang yang dijual ditranslasikan ke dalam rupiah. PSAK11 mengadopsi mata uang fungsional (functional currency) yang didefenisikan sebagai "mata uang dari lingkungan ekonomi primer di mana entitas tersebut beroperasi.Umumnya, mata uang tersebut adalah mata uang dari lingkungan dimana entitas tersebut terutama menghasilkan dan menerima kas". Mata uang fungsional digunakan untuk membedakan antara dua jenis kegiatan operasional luar negeri: 1. Kegiatan yang dikelola sendiri dan terintegrasi dengan lingkungan lokal dimana entitas asing itu beroperasi, dan 2. Kegiatan yang terpisah dari lingkungan lokal dan terintegrasi dengan induknya Perusahaan Indonesia dapat saja memiliki afiliasi asing di beberapa negara berbeda.Setiap afiliasi tersebut harus dianalisis untuk menentukan mata uang fungsional masing-masing. Indikator-indikator mata uang fungsional : Indikator Mata uang sebagai mata uang fungsional jika memenuhi indikator dibawah ini Arus Kas Arus kas yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan didominasi oleh mata uang tersebut. Harga jual Harga jual dalam jangka pendek sangat terpengaruh dengan perubahan nilai mata uang tersebut atau produksi perusahaan sebagian besar diekspor. Beban Beban dipengaruhi perubahan nilai mata uang Akan tetapi, beberapa entitas asing menggunakan mata uang fungsional yang berbeda dengan mata uang lokalnya. Sebagai contoh, sebuah anak perusahaan dari Induk perusahaan di Indonesia yang berlokasi di Venezuela dapat melakukan hampir semua bisnisnya di Brazil atau sebuah cabang atau anak perusahaan dari Induk PerusahaanIndonesia yang beroperasi di Inggeris dapat menggunakan dolar sebagai mata uang utamanya walaupun ia menggunakan poundsterling untuk pencatatan akuntansinya. Faktor-faktor yang berikut mengindikasikan apakah mata uang rupiah sebagai mata uang fungsional dari anak perusahaan Inggris sebagian besar transaksi kas dalam rupiah, pasar penjualan utama di Indonesia, komponen produksi umumnya diperoleh dari Indonesia dan Induk perusahaan di Indonesia yang paling bertanggung jawab dalam pendanaan anak perusahaan di Inggris tersebut. DSAK telah mengadopsi pendekatan mata uang fungsional setelah mempertimbangkan tujuan dari proses translasi tersebut : a. Memberikan informasi yang secara umum sesuai dengan pengaruh ekonomi yang diharapkan dari perubahan nilai tukar terhadap arus kas dan ekuitas perusahaan. b. Mencerminkan dalam laporan keuangan konsolidasi hasil keuangan dan hubungan antara masing-masing entitas konsolidasi dalam mata uang fungsional yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia. Pendekatan mata uang fungsional mengharuskan entitas asing untuk mentranslasikan seluruh transaksinya ke dalam mata uang fungsional.JIka suatu entitas mempunyai transaksi yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional maka transaksi asing harus disesuaikan menjadi nilai setara mata uang fungsional sebelum perusahaan menyusun laporan keuangan konsolidasi. Penentuan Mata uang Fungsional di Lingkungan dengan Tingkat Inflasi Tinggi Inflasi yang sangat tinggi didefenisikan sebagai inflasi melebihi 100% selama periode tiga tahun, contoh Argentina dan Peru. PSAK memutuskan bahwa volatilitas dalam mata uang asing dengan hiperinflasi mendistorsi laporan keuangan jika mata uang lokal dipergunakan sebagai mata uang fungsional entitas asing. Untuk kondisi seperti ini maka mata uang pelaporan dari Induk Indonesia- rupiah- harus digunakan sebagai mata uang fungsional entitas asing. Pengecualian ini mencegah nilai aset dan perubahan laporan laba rugi yang tidak realistis jika keadaan hiperinflasi tersebut diabaikan dan prosedur translasi yang normal digunakan. Contoh: Anak perusahaan di lar negeri membangun gedung dengan biaya 1.000.000 peso (kurs saat itu Rp 500/satu peso, karena adanya hiperinflasi di negara anak perusahaan tersebut maka nilai tukar menjadi Rp 0,05 per 1 peso. Nilai gedung pada saat dibangun dan setelah heperinflasi sebagai berikut : Jumlah Tanggal Pembangunan Setelah Hiperinflasi Peso Nilai tukar Jumlah hasil translasi Nilai tukar Jumlah hasil translasi 1.000.000 Rp 500 Rp 500.000.000 Rp 0.05 Rp 50.000 Nilai translasi setelah hiperinflasi tidak mencerminkan nilai pasar atau biayaa perolehan historis dari gedung tersebut. Oleh karena itu PSAK mengharuskan penggunaan rupiah sebagai mata uang fungsional dalam kasus hiperinflasi untuk memberikan stabilitas dalam laporan keuangan. Setelah penentuan mata uang asing dari afiliasi asing, mata uang tersebut harus digunakan secara konsisten.Seandainya ada perubahan dalam konsisi perekonomian mengharuskan perubahan dalam penentuan mata uang fungsional afiliasi asing maka perubahan akuntansi tersebut harus diperlakukan sebagai perubahan dalam estimasi hanya perlakuan saat itu dan prospektif saja, tidak diperlakukan penyajian kembali laporan dari periode-periode sebelumnya. TRANSLASI VERSUS PENGUKURAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN ASING Untuk menyajikan kembali laporan keuangan entitas asing ke dalam rupiah, terdapat dua metode yang berbeda : 1. translasi laporan keuangan entitas asing ke rupiah, dan 2. pengukuran kembali laporaan keuangan entitas asing ke mata uang fungsional entitas tersebut , selanjutnya ditranslasi jika bukan dalam rupiah. Translasi adalah metode yang umum digunakan dan diterapkan jika mata uang lokal adalah mata uang fungsional entitas asing ,contoh, anak perusahaan Indonesia di Prancis menggunakan uero untuk catatan dan mata uang fungsionalnya. Laporan keuangan anak perusahaan harus ditranslasi dari uero ke rupiah dan selieih dimasukkan dalam komponen Laba Komprehensif.Metode translasi sering disebut metode nilai tukar sekarang (current rate methods). Pengukuran kembali adalah pengukuran kembali laporan keuangan entitas asing dari mata uang lokal yang digunakan entitas ke mata uang fungsional entitas asing.Pengukuran kembali hanya diharuskan jika mata uang fungsional berbeda dengan mata uang yang digunakan untuk pembukuan dan pencatatan entitas asing. Contoh, Perusahaan Indonesia mempunyai cabang penjualan di Singapura yang relatif independen dapat menggunakan mata uang rupiah sebagai mata uang fungsionalnya tetapi memilih menggunakan dolar Singapura sebagai mata uang pencatatan dan pelaporan. Jika menggunakan mata uang rupiah, tentu langsung siap digabung dengan laporan induknya di Indonesia. Metode yang digunakan untuk pengukuran kembali laporan keuangan dari mata uang lokal kepada mata uang fungsional disebut metode temporal (temporal methods). Aset dan kewajiban moneter menunjukkan adanya hak untuk menerima atau memenuhi pembayaran dalam sejumlah tertentu mata uang asing dimasa yang akan datang. Berdasarkan metode temporal, nilai tukar sekarang untuk mentranslasikan jumlah uang dalam mata uang fungsionalnya pos nonmoneter seperti aset tetap, investasi jangka panjang dan persediaan , biasanya ditranslasi dengan menggunakan nilai tukar historis yaitu nilai tukar dimana aset tersebut dibeli atau saat kewajibannya diakui. Pendapatan dan beban dalam laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan nilai rata-rata sepenjang periode pelaporan. Setiap selisih yang timbul akibat ketidakseimbangan pada metode temporal akan disajikan sebagai bagian dari laporan laba rugi. Penerapan metode temporal mengonversikan sebuah mata uang asing menjadi mata uang fungsionalnya namun jika mata uang rupiah menjadi mata ang fungsional tidak diperlukan lagi penyesuaian. Tabel berikut menyajikan metode yang dapat digunakan oleh perusahaan Indonesia untuk menyatakan kembali laporan keuangan afiliasi asing menjadi rupiah. ============================================================================= Mata uang pembukuan dan Pencatatan afiliasi luar negeri Mata uang fungsional Metode pernytaan kembali ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Mata uang lokal (yaitu MU Mata uang lokal Translasi ke rupiah menggunakan tempat afiliasi berlokasi) nilai tukar sekarang Mata uang lokal Rupiah Indonesia (seperti yang diharuskan dlm perekonomian hiperinflasi) Diukur kembali dari mata uang lo kal ke rupiah Mata Uang lokal Mata uang negara ketiga (bukan mata uang lokal atau rupiah). Pertama diukur kembali dari mata uang lokal ke mata uang fungsional kemudian ditranslasi dari mata uang fungsional ke rupiah. Rupiah Indonesia Rupiah Indonesia Tidak diperlukan pernyataan kembali sudah dinyatakan dlm rupiah. -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Afiliasi asing dapat dikategorikan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah afiliasi yang menghasilkan dan membelanjakan dalam unit mata ang lokal. mata uang lokal merpakan mata uang fungsional dari entitas tersebut. Afiliasi asing inidapat mereinvestasi mata uang yang mereka hasilkan atau mendistribusiakan dana ke kantor pusat ata ke induk perusahaan dalam bentuk dividen. Perubahan nilai tkar tidak secara langsung memengaruhi arus kas induk perusahaan Indonesia. Perubahan nilai tukar memengaruhi aset neto (aset dikuurangi kewajiban ) afiliasi asing dan karena itu , memengaruhi investasi neto induk perusahaan dientitas tersebut. Kelompok ke dua afiliasi asing terdiri dari entitas yang merupakan perpanjangan dari perusahaan Indonesia. Afiliasi ini beroperasi di negara asing tetspi secara langsung dipengaruhi oleh perubahan dalam nilai tukar, karena mereka tergantung pada perekonomian Indonesia untuk pasar penjualan, komponen produksi atau pendanaan. Untuk kelompok ini rupiah adalah mata uang fungsional. Diasumsiakan bahwa pangaruh dari nilai tukar terhadap aset neto afiliasi asing memengaruhi langsung arus kas induk perusahaan Indonesia, sehingga selisih nilai tukar dilaporkan dalam laba untuk perusahaan Indonesia. TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN MATA UANG FUNGSIONAL MENJADI MATA UANG PELAPORAN PERUSAHAAN INDONESIA Translasi laporan keuangan entitas asing dari mata uang fungsional ke mata uang pelaporan perusahaan Indonesia adalah sebagai berikut : -============================================================================= Akun laporan laba rugi : Pendapatan dan beban umumnya, nilai tukar rata-rata tertimbang utk periode laporan Akun Neraca : Aset dan Kewajiban Nilai tkar sekarang, pada tanggal neraca Ekuitas pemegang saham Nilai historis ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Penyajian Laporan Keuangan dari Selisih Translasi Selisih translasi dari proses translasi adalah bagian dari pendapatan komprehnsif untuk periode tersebut. Pendapatan komprehensif termasuk semua perubahan dalam ekuitas selama tahun berjalan kecuali perubahan yang timbul dari investasi pemilik dan bagian ke pemilik. Pendapatan komprehensif termasuk laba neto dan "pendapatan komprehensif lainnya" yang merupakan bagian dari perubahan aset neto perusahaan dari sumber selain pemilik ( yaitu bukan investasi modal tambahan dan dividen) selama periode berjalan. PSAK mengharuskan laporan pendapatan komprehensif sebagai bagian dari laporan keuangan utama entitas. Pos utama yang menjadi bagian dari pendapatan komprehensif lainnya adalah perubahan selisih translasi selama periode berjalan , keuntungan atau kerugian belum direalisasi dari efek tersedia untuk dijual, penilaian kembali lindung nilai arus kas, dan penyesuaian dalam kewajiban pensiun minimum. Ilustrasi Translasi dan konsolidasi Anak Perusahaan Luar Negeri 1. Pada tanggal 1 Januari 2011 , PT Induk perusahaan Indonesia membeli 100% saham beredar dari German Company, sebuah peruhsaan yang berlokasi di Berlinseharga Rp 660.000.000,Harga tersebut lebih tinggi Rp 60.000.000,- dari nilai buku (Perhitungan diferensial akan ditunjukkan pada akhir bagian). Selisih lebih harga perolehan diatas nilai buku dialokasikan ke paten ang diamortisasi selama 10 tahun.Akun neraca dalam format neraca percobaan untuk kedua perusahaan sesaat sebelum diakuisisi disajikan figur 12 - 2 2.Mata uang lokal German Company adalah euro (€) yang juga merupakan mata ang fungsionalnya 3. Tanggal 1 Oktober 2011, anak perusahaan mengumumkan dan membayar dividen sebesar €6.250 4. Anak perusahaan menerima Rp 72.000.000,- dari transaksi dengan perusahaan Indonesia pada saat kurs adalah €1 = Rp 16.000,- .Anak perusahaan masih memiliki mata uang asing tersebut pada tanggal 31 Desember 2011 5. Kurs tunai yang terkait (Rp/€) adalah : -------------------------------------------------------------------------------------Tanggal Kurs ------------------------------------------------------------------------------------1 Januari 2011 Rp 16.000,1 Oktober 2011 Rp 17.000,31 Desember 2011 Rp 18.000,Rata - rata 2011 Rp 17.000,-------------------------------------------------------------------------------------FIGUR 12 - 2 Akun - akun Neraca untuk Kedua Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2011 (sesaat sebelum akuisisi 80 % saham German Company oleh PT Induk, Perusahaan Indonesia) ------------------------------------------------------------------------------------------------PT Induk German Company -----------------------------------------------------------------------------------------------Kas Rp 350.000.000 € 2.500 Piutang 75.000.000 10.000 Persediaan 100.000.000 7.500 Tanah 175.000.000 0 Aset Tetap 800.000.000 50.000 Total Debit 1.500.000.000 € 70.000 =========== ====== Akumulasi Depresiasi Utang Usaha Utang Obligasi Saham Biasa Saldo Laba, 31/12/2010 Total Kredit Rp 400.000.000 € 100.000.000 200.000.000 500.000.000 300.000.000 1.500.000.000 € -=========== 5.000 2.500 12.500 40.000 10.000 70.000 ====== FIGUR 12 - 3 Kertas Kerja untuk mentranslasi Anak Perusahaan di Luar Negeri pada tanggal 1 Januari 2011 (tanggal akuisisi) .Mata Uang Fungsional adalah Uero Eropah. ------------------------------------------------------------------------------------------------German Company Kurs Nerca Perc.(Rp) -----------------------------------------------------------------------------------------------Kas € 2.500 16.000 40.000.000 Piutang 10.000 16.000 160.000.000 Persediaan Tanah Aset Tetap Total Debit Akumulasi Depresiasi Utang Usaha Utang Obligasi Saham Biasa Saldo Laba, 31/12/2010 Total Kredit € 7.500 0 50.000 70.000 ======= 16.000 16.000 16.000 120.000.000 0 800.000.000 1.120.000.000 5.000 2.500 12.500 40.000 10.000 70.000 -======= 16.000 16.000 16.000 16.000 16.000 80.000.000 40.000.000 200.000.000 640.000.000 160.000.000 1.120.000.000 =========== Ayat Jurnal PT Induk untuk mencatat pembelian 100% saham German Company : (1) Investasi pada saham German Company 860.000.000 Kas 860.000.000 Mencatat investasi pada saham PT GC Neraca Konsolidasi pada tanggal akuisisi Ayat Jurnal Eliminasi 1 Januari 2011, E (2) Saham Biasa - German Company 640.000.000 Saldo Laba 160.000.000 Diferensial 60.000.000 Investasi pada saham PT German Company 860.000.000 Mengeliminasi investasi awal. E (3) Paten Diferensial Mengeliminasi diferensial 60.000.000 60.000.000 FIGUR 12 - 4 1 Januari 2011, Kertas Kerja untuk Neraca Konsolidasi, Tanggal Akuisisi 100% .Pembelian pada Harga diatas Nilai buku (dalam ribuan rupiah). ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------German Eliminasi PT Induk Company Debit Kredit Konsolidasi ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kas 2.840.000 40.000 2.880.000 Piutang 750.000 160.000 910.000 Persediaan 1.000.000 120.000 1.120.000 Tanah 1.550.000 0 1.550.000 Aset Tetap 8.000.000 800.000 8.800.000 Investasi pd shm GC 860.000 (2) 860.000 Diferensial Paten Total Debit Ak. Depresiasi Utang Usaha Utang Obligasi Saham Biasa Saldo Laba Total Kredit (2) (3) 60.000 (3) 60.000 60.000 -------------- -----------15.000.000 1.120.000 ========= ======== 60.000 -----------15.320.000 ======== 4.000.000 80.000 1.000.000 40.000 2.000.000 200.000 5.000.000 640.000 (2) 640.000 3.000.000 160.000 (2) 160.000 -------------- ----------------------15.000.000 1.120.000 920.000 ========= ======== ====== 4.080.000 1.040.000 2.200.000 5.000.000 3.000.000 -----------15.320.000 ========= -----------920.000 ======= Setelah Tanggal Akuisisi Akuntansi setalah tanggal akuisisi sangat mirip dengan akuntansi yang digunakan untuk anak perusahaan domistik. Perbedaan utama timbul karena pengaruh perubahan kurs mata uang asing. Ilustrasi, terdapat akun Unit Mata Uang Asing dalam neraca percobaan German Company . Akun ini mencerminkan rupiah sebesar Rp 72.000.000,- dalam neraca percobaan anak perusahaan. Oleh karena akun ini didenominasi dalam mata uang asing selain mata uang pelaporan mata uang asing. German Company membuat ayat jurnal penyesuaian untuk menilai kembali akun dari jumlah awal yang dicatat menggunakan kurs pada tanggal perusahaan meneriama mata uang menjadi nilai setara dari kurs pada akhir tahun. Anak Perusahaan membuat jurnal berikut dalam pembukuannya pada waktu menerima rupiah (4) Unit Mata Uang Asing (Rp) €4.500 Penjualan €4.500 Mencatat penjualan dan penerimaan Rp 72.000.000,kurs tunai Rp 16.000,- Pada 31 Desember 2011, anak perusahaan menyesuaikan unit mata uang asing (rupiah) ke kurs sekarang (Rp 18.000 =€1) dengan membuat ayat jurnal berikut : (5) Kerugian Transaksi Mata Uang Asing €500 Unit Mata Uang Asing (Rp0 €500 Catatan : Kerugian transaksi mata uang asing adalah komponen dari laba neto anak perusahaan.dan akun unit MUA diklasifikasikan sebagai aset lancar di neraca anak perusahaan. Laba neto anak perusahaan terdiri dari Penjualan -(HPP + Biaya Operasional + Kerugian TMUA) FIGUR 12 - 5 31 Desember 2011, Translasi Neraca Percobaan Anak Perusahaan Luar Negeri Uero Eropa adalah Mata uang Fungsional ------------------------------------------------------------------------------------------------------Saldo (€) Kurs Saldo (Rp) -----------------------------------------------------------------------------------------------Kas 10.750 18.000 193.500.000 Unit Mata Uang Asing 3.000 18.000 54.000.000 Piutang 10.500 18.000 189.000.000 Persediaan 5.000 18.000 90.000.000 Aset Tetap 50.000 18.000 900.000.000 Harga Pokok Penjualan 22.500 17.000 382.500.000 Beban Operasi 14.500 17.000 246.500.000 Kerugian TMUA 500 17.000 8.500.000 Dividen dibayarkan 6.250 17.600 110.000.000 ---------------------------Total Debit 123.000 2.174.000.000 ======= =========== Akumulasi Depresiasi Utang Usaha Utang Obligasi Saham Biasa Saldo Laba, 31/12/2010 Penjualan 7.500 3.000 12.500 40.000 10.000 50.000 ---------Total Kredit 123.000 -======= Akumulasi Pendapatan komprehensif lainnya 18.000 18.000 18.000 16.000 (a) 17.000 135.000.000 54.000.000 225.000.000 640.000.000 160.000.000 850.000.000 -----------------2.064.000.000 110.000.000 -----------------2.174.000.000 =========== Total Kredit FIGUR 12 - 6 Pembuktian Selisih Translasi per 31 Desember 2011Uero Erpa adalah Mata Uang Fungsional PT INDUK DAN ANAK PERUSAHAAN Pembuktian Selisih Translasi Tahun Berakhir 31 Desember 2011 ------------------------------------------------------------------------------------------------------(€) Kurs (Rp) ------------------------------------------------------------------------------------------------------Aset Neto Awal Tahun 50.000 16.000 800.000.000 Penyesuaian untuk perubahan aset neto selama tahun berjalan : Laba neto tahun berjalan 12,500 17.000 212.500.000 Dividen dibayarkan (6.250) --------- Aset Neto ditranslasi menggunakan : Kurs selama tahun berjalan Kurs akhir tahun 56.250 17.600 (110.000.000) ---------------902.500.000 18.000 1.012.500.000 Perubahan dalam pendapatan komprehensif lainnya - selisih translasi selama th berjalan (peningkatan neto) 110.000.000 Akumulasi pendapatan komprehensif lainnya - selisih translasi 1/1 0 ----------------- Akumulasi pendapatan komprehensif lainnya - selisih translasi 31/12 110.000.000 Cara lain untuk mementukan untuk menentukan apakah akumulasi selisih transaksi mempunyai saldo debit atau kredit adalah menggunakan logika neraca. contoh : Neraca anak perusahaan hasil translasi pada awal tahun adalah : NERACA TRANSLASI 1/1-2011 Aset Neto Rp 800.000.000,Saham Biasa Rp 800.000.000,Neraca Translasi pada akhir tahun adalah : NERACA TRANSLASI 31/12-2011 Aset Neto Rp1.012.500.000,- Total Rp1.012.500.000,- Saham Biasa Rp 800.000.000,Saldo laba(-D) Rp 102.500.000,Akumulasi pend.kom prehensif lainnya Rp 110.000.000,Total Rp 1.012.500.000,- Ayat Jurnal yang dibuat PT Induk untuk mencatat investasinya di German Company adalah : 1 Oktober 2011 (6) Kas Rp 110.000.000 Investasi pada Saham German Company Rp 110.000.000,Mencatat dividen yang diterima dari anak perusahaan diluar negeri €6.250 x Rp 17.000,- 31 Desember 2011 : (7) Investasi pada Saham GC Pendapatan dari Anak Perusahaan Rp 212.500.000 Rp 212.500.000 Bagian dalam laba neto anak perusahaan luar negeri €12.500 x Rp 17.000,- (8) Investasi pada Saham GC Rp 110.000.000 Pendapatan komprehensif lainnyaSelisih Translasi Rp 110.000.000 Bagian untuk perusahaan atas perubahan dalam selisih translasi dari translasi akun-akun anak perusahaan 100% x Rp 110.000.000 Catatan : Jika ada tenggang waktu antara pengumuman dividen dengan pembayaran dividen maka perusahaan akan mencatat piutang dividen dari anak perusahaan luar negeri. PSAK 11 mengharuskan alokasi dan amortisasi dari diferensial antara investasi dan nilai bukunya dilakukan dalam konteks mata uang fungsional anak perusahaan dan jumlah tersebut kemudian ditranslasi menggunakan kurs yang sesuai dalam kertas kerja pada tanggal neraca. Amortisasi periodik mempengaruhi laporan laba rugi dan karenanya diukur menggunakan kurs rata-rata yang digunakan untuk mentranslasi akun laporan laba rugi. Di lain pihak, sisa saldo diferensial yang belum diamortisasi dilaporkan dalam neraca dan ditranslasi menggunakan kurs sekarang yang digunakan untuk akun neraca. Pengaruh dari perbedaan kurs tersebut disajikan dalam selisih translasi induk perusahaan sebagai revisi dari bagian investasi awal induk perusahaan di anak perusahaan. PT induk mengamortisasi paten selama periode 10 tahun. Amortisasi paten sbb.: --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Uero Eropa Kurs Translasi Dolar Indonesia --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Laporan Laba Rugi Diferensial awal tahun 3,750 16.000 60.000.000 Amortisasi thn pertama ( 375) 17.000 (6.375.000) Sisa saldo 3.375 53.625.000 Neraca : Sisa saldo 31/12/2011 3.375 18.000 60.750.000 Selisih dimasukkan dalam pendapatan komprehensif lainnya - Selisih translasi (Kredit) 7.125.000 --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Cara lain untuk melihat penyesuaian diferensial sebesar Rp 7.125.000,- adalah selisih tersebut menyesuaikan diferensial induk perusahaan yang merupakan bagian dari akun investasi menjadi jumlah yang seharusnya disajikan dalam neraca. Contoh , jika tidak dilakukan penyesuaian terhadap diferensial maka saldo paten dalam neraca konsolidasi akan tidak tepat sebesar Rp 53.625.000,Kurs sekarang 31/12-2011 Rp 18.000,- jumlahnya menjadi Rp 60.750.000,Saldo (peningkatan diferensial) Rp 7.125.000,Ayat Jurnal : (9) Pendapatan dari Anak Perusahaan Rp 6.375.000,Investasi Saham pada GC Rp 6.375.000,Mencatat amortisasi paten . (10) Investasi Saham pada German Company Rp 7.125.000,Pendapatan Komprehensif lainnya - Selisih translasi Rp 7.125.000,- Mengakui selisih translasi atas peningkatan diferensial Penting untuk dicatat bahwa selisih translasi Rp 7.125.000,- dari diferensial dialokasiakan hanya ke induk perusahaan . Kepemilikan minoritas tidak mendapatkan alokasi bagian selisih translasi tersebut. Selisih translasi sebesar Rp 7.125.000,- dialokasikan ke selisih biaya perolehan yang dibayarkan lebih dari nilai buku aset dan ditambahkan ke diferensial yang merupakan komponen investasi pada anak perusahaan lura negeri sehingga menghasilkan debit ke akun investasi pada pembukuan induk perusahaan. INVESTASI PADA SAHAM GERMAN COMPANY 31/12-2011 (1) Harga beli Rp 860.000.000,(6) dividen Rp 110.000.000,(7) Ekuitas dlm laba Rp 212.500.000 (8) Bagian atas selisih translasi anak perusahaan Rp 110.000.000 (9) Amortisasi difrnsl Rp 6.375.000 (10) Selisih translasi dari diferensial Rp 7.125.000 ke Neraca 31/12 Rp 1.073.250.000 Total Rp1.189.625.000,- Ayat Jurnal penutup Induk Perusahaan : (11) Pendapatan dari Anak Perusahaan Saldo Laba Total Rp 1.189.625.000,- 206.125.000 206.125.000 Untuk menutup laba neto dari Anak Perusahaan = (Rp 212.500.000 -Rp 6.375.000,-) (12) Pendapatan komprehensif lain - Selisih translasi Akumulasi Pend.Komp.lainnya - ST 117.125.000 117.125.000 Untuk menutup pend.komprehensif lainnya dari investasi pada anak perusahaan GC = (Rp 110.000.000 + Rp 7.125.000) Kertas Kerja konsolidasi setelah akuisisi Ayat Jurnal Kertas Kerja Konsolidasi : E(13) Pendapatan dari Anak Perusahaan Dividen diumumkan Investasi pada saham German Co 206.125.000 110.000.000 96.125.000 Mengeliminasi pendapatan dari Anak Perusahaan E(14) Pendapatan Komp. Lainnya - Selisih T Investasi pd saham GC 117.125.000 117.125.000 Mengeliminasi Pend.Komp.Lainnya dari anak perusahaan yang dicatat oleh Induk Perusahaan E(15) Saham Biasa -GC Saldo Laba Diferensial Investasi pd saham GC 640.000.000 160.000.000 60.000.000 860.000.000 Mengeliminasi saldo investasi awal periode E(16) Diferensial Investasi pd saham GC 7.125.000 7.125.000 Mengeliminasi penyesuaian diferensial akhir periode yang dicatat dalam akun investasi E(17) Paten 67.125.000 Diferensial 67.125.000 Mengeliminasi diferensial, termasuk penyesuaian periodik sebesar Rp 7.125.000 ke paten. FIGUR 12 - 7 31 Desember 2011, Kertas Kerja Konsolidasi, disusun setelah Laporan Keuangan Luar Negeri ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------German Eliminasi PT Induk Company Debit Kredit Konsolidasi ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Penjualan Pendptn dari PT Anak Kredit HPP Beban operasi Kerugian TMUA Debit 4.000.000 206.125 ----------4.206.125 1.700.000 950.125 ----------2.650.125 ------------ Laba bersih dibawah ke depan (carry Frwd) 1.556.000 ======= Saldo Laba 1 Januari 3.000.000 Laba bersih dari atas 1.556.000 4.556.000 Dividen di umumkan (600.000) -----------S.Laba 31/12 dibawa kedepan(c.forward) 3.956.000 ====== Kas 4.002.250 Dolar Anak Perusahaan Piutang 750.000 Persediaan 1.000.000 Tanah 1.750.000 Bangunan & Peraltn 8.000.000 Investasi pd shm GC 850.000 4.850.000 (13) 206.125 ---------850.000 382.500 246.500 (18) 8.500 --------637.500 ---------- ----------- ----------4.850.000 2.082.500 1.203.000 8.500 ----------3.294.000 ------------ 212.500 212.500 ====== ====== ======= 160.000.000 (15)160.000.000 212.500 212.500 372.500 (110.000) (18) 110.000 --------------------------- 1.556.000 ======= 3.000.000 1.556.000 4.556.000 (600.000) ------------ 262.500 ====== 193.500 54.000 189.000 90.000 0 900.000 6.375 ----------- 372.500 ====== 110.000 ===== (13) 96.125 (14)110.000 3.956.000 ======= 4.195.750 54.000 939.000 1.090.000 1.750.000 8.900.000 (15)860.000 (16) 7.125 Diferensial (15) (16) (17) 1.073.250 Paten Total Debit Ak. Depresiasi Utang Usaha Utang Obligasi Saham Biasa Saldo Laba Ak.Pend.Kompren.la innya- dari bawah Total Kredit Ak.Pend.Komp.lainnya - 1/1 Ak.Pend.Komp.lainnya - Selisih Trans 60.000 7.125 67.125 (17) 67.125 (18) 6.375 ------------------------16.575.500 1.426.500 ========= ======== 4.500.000 1.002.375 2.000.000 5.000.000 3.956.000 135.000 54.000 225.000 640.000 (15) 640.000 262.500 372.500 117.125 -------------16.575.500 ========= 110.000 110.000 ----------------------1.426.500 920.000 ======== ====== 0 117.125 --------APKL- dibawah keatas 117.125 ====== 0 (15) 110.000 (14) 110.000 ---------------110.000 110.000 ====== ====== 60.750 ------------16.989.500 ======== 110.000 4.635.000 1.056.375 2.225.000 5.000.000 3.956.000 -----------920.000 ======= 117.125 -----------16.989.500 ========= 0 0 117.125 ----------117.125 =======