Kualitas Layanan IP Multimedia Subsystem

advertisement
Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010
ISBN No.
Kualitas Layanan
IP Multimedia Subsystem
1
2
Henning T.C. *, Supeno Djanali , M. Husni
3
1*
Teknik Informatika, ITS, Surabaya, Indonesia
[email protected]
2,3
Teknik Informatika, ITS, Surabaya, Indonesia
Abstrak
IMS (IP multimedia subsystem) adalah teknologi komunikasi yang bisa menyatukan alat
wireless dan wired dalam suatu jaringan yang real time, ekstensibel, dan mampu memberi
layanan multimedia secara interaktif. IMS merupakan masa depan teknologi komunikasi
karena IMS didesain mampu menyediakan layanan aplikasi streaming voice, video, gambar
yang lebih kompetitif, mobilitas yang lebih besar, dan isi serta layanan yang lebih baik. IMS
didesain untuk mampu bekerja tanpa dibatasi area maupun domain yang ada dan bisa
menggunakan Ipv4 dan Ipv6.
Penelitian ini bertujuan mensimulasikan jaringan IMS pada dua domain berbeda. Simulasi
yang dijalankan pada network simulator OPNET akan dibandingkan dengan standar
jaringan IMS yang dibuat oleh IETF, IEEE, dan 3GPP. Dari simulasi tersebut juga akan
dihitung delay, jitter, performa dan keamanan jaringan IMS secara keseluruhan pada
aplikasi streaming voice.
Perbandingan standar dan simulasi jaringan IMS pada network simulator menghasilkan
beberapa perbedaan yang cukup signifikan, diantaranya adalah ketiadaan HSS, MGCF,
BGCF, dan kemampuan jaringan IMS dalam menangani sejumlah pengguna secara
bersamaan. Namun perbedaan itu sendiri diakibatkan adanya keterbatasan simulator
karena tiadanya koneksi database dan jaringan pada simulator. Uji coba aplikasi streaming
voice pada jaringan IMS dengan domain yang berbeda menunjukkan bahwa nilai utilisasi
server dan komponen yang disimulasikan menghasilkan nilai yang memadai untuk
percakapan.
Katakunci: IP multimedia Subsystem, Kualitas Layanan, SIP.
1. Pendahuluan
IMS (IP multimedia subsystem) adalah
teknologi komunikasi yang bisa menyatukan alat
wireless dan wired dalam suatu jaringan yang
real time, ekstensibel, dan mampu memberi
layanan multimedia secara interaktif. IMS
didesain mampu menyediakan layanan aplikasi
streaming (suara, video, gambar) yang lebih
kompetitif, mobilitas yang lebih besar, dan isi
serta layanan yang lebih baik. IMS juga didesain
untuk mampu bekerja tanpa dibatasi area
maupun domain yang ada.
Prinsip kerja jaringan IMS adalah
menggunakan session untuk menangani setiap
layanan yang diminta masing-masing pengguna.
Desain jaringan IMS bisa dilihat pada gambar 1.
Lapisan jaringan IMS terbagi menjadi 3, yaitu
Layer Server Aplikasi (menyediakan end user
logic), Layer Session Control (terdapat Call
Session Control Function yang mengatur sesi
registrasi hingga komunikasi data), Layer
Transport dan Endpoint (untuk menginisiasi dan
mengakhiri pensinyalan SIP-Session Initiation
Protocol).
IMS mampu menanggulangi inefisiensi
softswitch dengan cara membangkitkan multi
layanan dalam satu session. Yang berperan
sentral dalam hal ini adalah protokol SIP dengan
3 server berbeda : S-CSCF, P-CSCF, dan I-
CSCF. Fungsi ketiga server tersebut bisa dilihat
pada tabel 1.
Layer Server Aplikasi
Layanan Telephony
Layanan Non Telephony
Layer Session Control
CSCF
HSS
I-CSCF
S-CSCF
P-CSCF
Layer Transport &
Endpoint
DSL, GPRS,
CDMA, 3G
Push To Talk(PTT),
VoIP
VoIP
PTT, VoIP
Gambar 1. Arsitektur IP Multimedia Subsistem
Simulasi ini dibuat dengan menggunakan
simulator jaringan OPNET (Optimized Network
Engineering Tool) versi edukasional karena
simulator ini mampu mendukung implementasi
IMS, mudah digunakan, dan waktu eksekusi
simulasi relatif lebih cepat dibanding yang lain.
Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010
ISBN No.
Tabel 1. Nama dan deskripsi Server IMS
Nama Server
Deskripsi
Proxy-CSCF (P-CSCF)
Proxy SIP tempat kontak pertama pada terminal IMS. Letaknya bisa berada di
visited network (pada jaringan yang sepenuhnya IMS) atau di home network (jika
visited network belum sepenuhnya IMS). UE bisa mengetahui alamat P-CSCF
sesudah mendapat akses ke jaringan.
Serving-CSCF (S-CSCF)
Bertanggung jawab terutama untuk call service dan session control
Interrogating-CSCF (I-CSCF)
Point koneksi pertama, ketika request masuk ke layanan jaringan, I-CSCF
bertanggung jawab untuk melakukan inquiry dengan HSS tentang informasi user
dan lokasi yang relevan.
Penelitian ini bertujuan mensimulasikan
jaringan IMS pada dua domain berbeda. Simulasi
yang dijalankan pada network simulator OPNET
akan dibandingkan dengan standar jaringan IMS
yang dibuat oleh 3GPP dan IETF. Dari simulasi
tersebut juga akan dihitung delay, jitter, performa
dan keamanan jaringan IMS secara keseluruhan
pada aplikasi streaming voice.
Tiap router mempunyai 1 security gateway
yang terhubung pada node yang bertindak
sebagai workstation client. Antar 2 domain IMS
tersebut terhubung secara langsung dengan
internet. Desain jaringan IMS model B bisa dilihat
pada gambar 3.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi 4 tahap penting, yaitu :
a. Desain sistem : desain sistem IMS yang akan
diimplementasikan pada simulator jaringan
OPNET.
b. Implementasi : implementasi simulasi jaringan
IMS pada OPNET.
c. Perbandingan : perbandingan implementasi
IMS dengan standar yang dibuat oleh
konsorsium telekomunikasi dan badan
standarisasi seperti 3GPP dan IETF.
d. Evaluasi Kualitas Layanan IMS : tahap
evaluasi parameter dalam dalam simulasi.
Termasuk diantaranya adalah parameter
untuk aplikasi pengiriman suara (yang
meliputi Active Call hingga Call Duration)
serta perhitungan kualitas layanan IP
multimedia subsystem (yang meliputi Bit Error
Rate hingga Jitter). Evaluasi ini diperlukan
untuk mengetahui standar kualitas layanan
aplikasi
pengiriman
suara
secara
keseluruhan.
3. Desain dan Implementasi Sistem IMS
3.1 Desain sistem IMS model A
Desain jaringan ini membutuhkan 2
domain IMS yang berbeda. Masing-masing
domain IMS mempunyai 3 server SIP hasil
modifikasi yang berperan sebagai I-CSCF, PCSCF, dan S-CSCF. Ketiga server SIP tersebut
dihubungkan ke satu router. Tiap router
mempunyai 1 node yang bertindak sebagai
workstation client. Antar 2 domain IMS tersebut
terhubung secara langsung dengan internet.
Desain jaringan IMS model A bisa dilihat pada
gambar 2.
3.2 Desain Sistem IMS model B
Desain jaringan ini membutuhkan 2
domain IMS yang berbeda. Masing-masing
domain IMS mempunyai 3 server SIP hasil
modifikasi yang berperan sebagai I-CSCF, PCSCF, dan S-CSCF. Ketiga server SIP tersebut
dihubungkan ke satu router.
Gambar 2. Desain jaringan IMS model A
Gambar 3. Desain jaringan IMS model B
3.3 Implementasi sistem IMS model A
Implementasi sistem IMS model A seperti
pada gambar 4 membutuhkan Application
Definition, Profile Definition, Internet cloud, dan
masing-masing domain harus mempunyai : SCSCF, I-CSCF, P-CSCF, Router, Node User
Equipment.
Gambar 4. Implementasi jaringan IMS model A
Parameter
yang
digunakan
dalam
simulasi model A dan model Bsecara umum bisa
Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010
ISBN No.
dilihat pada tabel 2. Simulasi secara umum
dilakukan selama 30 menit. Setelah simulasi
berjalan 5 menit, maka workstation UAC (node 1)
akan menghubungi workstation lain (node 2)
yang berada pada domain yang berbeda.
keamanan disebut model A1, jika menggunakan
fitur keamanan maka disebut model A2.
Begitupun untuk model B, tanpa fitur keamanan
disebut model B1, dengan fitur kemanan disebut
model B2.
Tabel 2. Parameter Simulasi IMS
Parameter Simulasi
Durasi Percobaan
30 menit
Seed
128
Values per statistic
100
Update interval
500.000 events
Simulation Kernel
Optimized
Profil Start Time
300 detik (5 menit)
Profil Duration
1200 detik (20 menit)
4. Pembahasan Hasil
Koneksi yang terjadi adalah implementasi
aplikasi suara (berbicara) dengan protokol SIP
dimana pihak pemanggil (Suara Calling Party)
adalah node 1 dan yang dipanggil (Suara Called
Party) adalah node 2. Koneksi ini terus dijalankan
selama 20 menit dan diakhiri 5 menit sebelum
simulasi berakhir.
Data uji coba untuk aplikasi suara di
jaringan IMS dengan domain yang berbeda
adalah pengiriman paket suara berkualitas PCM.
Paket ini dikirim secara terus-menerus selama uji
coba. Untuk inisialisasi dan mengakhiri sesi pada
jaringan IMS, paket yang digunakan adalah paket
SIP yang sudah dimodifikasi ukuran messagenya sehingga bisa menampung karakter yang
diperlukan untuk mendukung jaringan IMS.
3.4 Implementasi sistem IMS model B
Gambaran umumnya sama dengan
jaringan IMS model A, namun Node workstation
tidak bisa langsung mengakses jaringan IMS,
node tersebut (yang berada dalam subnet) hanya
bisa mengakses setelah melewati Security
Gateway (SEG) yang ada pada domain seperti
terlihat pada gambar 5.
4.1 Perbandingan simulasi dan standar IMS
Standar jaringan IMS yang dirujuk
adalah standar yang ditetapkan oleh badan
standar dunia : 3GPP dan IETF. Pada tabel 5
tampak jelas perbedaan antara Spesifikasi
Standar IMS dan Simulasi Jaringan IMS pada
OPNET.
Pada arsitektur jaringan IMS, yang
sesuai dengan standar adalah I-CSCF dan SCSCF yang berfungsi sebagai SIP-server, fungsi
roaming panggilan dari 2 domain yang berbeda,
mampu berjalan di IPv4, mampu mengakses
home domain dari foreign domain. Yang tidak
terpenuhi adalah fungsi BGCF, MRFC, MRFP,
tidak mendukung fungsi registrasi karena tidak
ada mobilitas (hanya 1 pengguna IMS pada tiap
area / domain), HSS tidak tersedia sehingga
message langsung diteruskan I-CSCF ke SCSCF
pertama
yang
ditemukan,
tidak
mendukung multiple I-CSCF dan multiple PCSCF, tidak ada layer aplikasi karena sudah
disetting pada Applications Definitions.
Yang
kurang
terpenuhi
dengan
sempurna adalah Service Identity hanya
mendukung 1 profil, tidak memodelkan multiple
user, URI untuk CSCF digantikan dengan nama
domain dan nama area. Banyak hal yang bisa
dijalankan dengan baik di simulator, diantaranya
memodelkan server IMS dengan 3 fungsi : ICSCF, P-CSCF, dan S-CSCF, serta mampu
mengakses panggilan suara pada domain yang
berbeda.
Namun
untuk
mengimplementasikan
jaringan IMS yang mendekati kenyataan,
dibutuhkan banyak perbaikan pada fungsi
mobilitas dan dukungan IMS pada multiple user.
4.2 Kualitas Layanan Jaringan IMS
Gambar 5. Implementasi jaringan IMS model B
3.5 Fitur Keamanan IMS
.
Fitur keamanan IMS diatur pada device
router dalam parameter ‘IPSec Parameters.IPSec
Information. IKE Parameters.IKE Proposals.
Global Properties’. Yang diatur disini adalah
Algoritma autentikasi MD5, metode autentikasi
RSA, dan algoritma enkripsi DES yang
digunakan dalam simulasi.
Untuk masing-masing model, diukur
performa pada saat sebelum dan sesudah diberi
fitur keamanan. Implementasi model A tanpa fitur
Dari model A, maka didapatkan data
seperti tabel 3. Untuk Ethernet delay, tidak ada
perubahan antara yang diberi fitur keamanan dan
tidak. Untuk TCP delay dan Voice packet End-toEnd, delay yang ada masih dalam batas yang
wajar. Secara umum delay untuk model A, baik
yang diberi fitur keamanan dan tidak masih
dalam ambang batas wajar sesuai standar ITU-T.
Dari model B, maka didapatkan data
seperti tabel 4. Untuk Ethernet delay, tidak ada
perubahan signifikan antara yang diberi fitur
keamanan dan tidak. Untuk Voice packet End-toEnd, perbedaan delay yang ada masih dalam
batas yang wajar. Secara umum delay untuk
model B, baik yang diberi fitur keamanan dan
tidak masih dalam ambang batas wajar sesuai
standar ITU-T.
Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010
ISBN No.
Tabel 3. Hasil Percobaan Jaringan IMS Model A
Statistik global
Rata-rata
Maksimum
Minimum
(ms)
(ms)
(ms)
Ethernet Delay
A.1
0,014
A.2
0,014
A.1
0,014
A.2
0,015
A.1
0,006
A.2
0,006
TCP Delay
32,040
29,505
48,961
49,333
15,118
9,677
TCP Segment Delay
25,141
32,98
48,624
46,884
11,262
10,969
Voice Packet End-to-End Delay
170,000
170,25
188,490
181,96
151,990
157,31
Tabel 4. Hasil Percobaan Jaringan IMS Model B
Statistik global
Rata-rata
Maksimum
Minimum
(ms)
(ms)
(ms)
Ethernet Delay
B.1
0,203
B.2
0,204
B.1
0,231
B.2
0,234
B.1
0,042
B.2
0,000
TCP Delay
17,006
36,495
27,741
66,721
6,270
0,000
TCP Segment Delay
15,976
28,954
27,105
62,731
5,786
0,000
Voice Packet End-to-End Delay
170,900
171,630
184,880
185,460
153,940
0,000
5. Kesimpulan
Simulasi jaringan IMS untuk layanan
pengiriman suara pada network simulator
OPNET dapat dijalankan dengan beberapa
batasan tertentu. Perbandingan standar dan
simulasi jaringan IMS pada network simulator
menghasilkan beberapa perbedaan yang cukup
signifikan, diantaranya adalah ketiadaan HSS,
MGCF, BGCF, dan kemampuan jaringan IMS
dalam menangani sejumlah pengguna secara
bersamaan.
Uji coba aplikasi pengiriman suara pada
jaringan IMS dengan domain yang berbeda
menunjukkan bahwa nilai utilisasi dan komponen
yang disimulasikan menghasilkan nilai yang
memadai untuk aplikasi pengiriman suara.
6. Penghargaan
Rasa hormat saya haturkan untuk pak
supeno dan pak husni sebagai mentor dan
pembimbing
yang
sangat
sabar.
Rasa
terimakasih yang tak terhingga saya sampaikan
kepada dosen S2 Teknik Informatika ITS yang
telah dengan sabar mengajari ilmu yang sangat
bermanfaat. Untuk semua pihak yang membantu
dalam penelitian ini : terimakasih!
7. Pustaka
Alam, M.T. "Design And Analysis For The 3g Ip
Multimedia Subsystem".
Chen, C.Y., Wu, T.Y., Huang, Y.M, Chao, H.C.
(2008) "An efficient end-to-end security
mechanism for IP multimedia subsystem",
Computer Communications, Vol. 31, hal.
4259–4268.
Ismail, N., Yusep, R. dan Langi , A.Z.R. (2006)
"Ip Multimedia Subsystem (Ims) Mendorong
Munculnya Peluang Dan Model Bisnis Baru",
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi
Informasi & Komunikasi untuk Indonesia.
Toga, J. dan Ott, J. (1999) "ITU-T standardization
activities
for
interactive
multimedia
communications on packet-based networks:
H.323 and related recommendations",
Computer Networks, hal. 205–223.
Yeh, H.T. and Sun, H.M. (2005), "Password
authenticated key exchange protocols among
diverse network domains", Computers and
Electrical
Engineering:
hal.
175–189.
Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010
ISBN No.
Tabel 5. Perbandingan Simulasi dan Standar IMS
No
Kategori
Subkategori
Spesifikasi
Jaringan IMS
Menentukan hop selanjutnya untuk SIP
routing.
IMS menspesifikasikan Home Subscriber
Service (HSS) untuk menyediakan
subscriber data yang persisten dan
layanan autentikasi atau autorisasi.
pesan SIP mengalir antara UE dan
fungsi CSCF.
Ada delay untuk mensimulasikan
interaksi antara I-CSCF dan HSS.
Perbedaan
1
Arsitektur
BGCF
2
Arsitektur
HSS
3
Arsitektur
I-CSCF
Server Interrogating CSCF (I-CSCF)
berperan sebagai point-of-contact untuk
domain operator atau service area dari
luar domain operator.
SIP server yang didesain sebagai ICSCF berperan sebagai point-of-contact
untuk domain operator atau service
area.
OK.
4
Arsitektur
Identifikasi
CSCF, BGCF dan MGCF harus
diidentifikasikan dengan SIP URI yang
valid.
Application Services diidentifikasikan oleh
Public Service Identity dengan format
sip:[email protected].
Multimedia Resource Function Controller
(MRFC) berfungsi mengkontrol aliran
media
Multimedia Resource Function Processor
(MRFP) berfungsi mengkontrol aliran
media untuk processing, mixing dan
sourcing.
IMS mendukung kemampuan user untuk
mengakses layanan melalui banyak
device secara simultan.
IMS
mampu
mendukung
banyak
subscriber.
Server Proxy CSCF (P-CSCF) secara
eksklusif berinteraksi dengan UE dan
berlaku sebagai SIP proxy server
User bisa mengakses layanan IMS pada
jaringan home atau jaringan luar
CSCF bersifat unik dan diidentifikasikan
dengan tipe pada domain operator dan
area.
Application diidentifikasikan dengan
nama profil.
Tidak menggunakan URI.
Media mengalir langsung antara CSCF
dan UE.
Tidak ada MRFC.
Media mengalir langsung antara CSCF
dan UE.
Tidak ada MRFP.
Yang dimodelkan hanya device.
Tidak ada Users (tidak dimodelkan).
Hanya satu user per IMS yang bisa
menerima message.
Server SIP yang dijadikan P-CSCF
menerima message dari UE dan merelay ke S-CSCF / I-CSCF.
User equipment (UE) bisa mengakses
layanan IMS pada domain current/home.
Hanya ada satu subscriber tiap IMS.
5
Arsitektur
MRFC
6
Arsitektur
MRFP
7
Arsitektur
Multi-Devices
8
Arsitektur
Multi-User
9
Arsitektur
P-CSCF
10
Arsitektur
Roaming
11
Arsitektur
S-CSCF
Server
Serving
CSCF
(S-CSCF)
menjalankan fungsi session control pada
UE.
Server SIP yang dijadikan S-CSCF merelay pesan ke UE.
Tidak mendukung BGCF.
Tidak ada HSS. Delay antara S-CSCF dan HSS tidak
dimodelkan. S-SCCF menggunakan HSS untuk
menentukan lokasi Application Server, mengatur
QoS, dan autorisasi / filter data.
Service Identity tidak didukung secara penuh.
Fungsionalitas SIP proxy terbatas.
OK
Fungsionalitas session control terbatas.
Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010
ISBN No.
No
12
Kategori
Arsitektur
Subkategori
Fungsi Server
Spesifikasi
Jaringan IMS
P-CSCF mem-forward pesan SIP ke SCSCF yang disebutkan UE pada saat
registrasi. S-CSCF harus di-assign ke UE
pada saat registrasi.
UE menspesifikasikan home domain dan
hanya mendukung satu CSCF server
per Area/Domain
Tidak ada proses registrasi.
Boleh ada banyak I-CSCF dalam satu
domain.
DNS
digunakan
untuk
menspesifikasikan I-CSCF.
Boleh ada banyak I-CSCF dalam satu
domain tapi harus unik pada suatu area
geografis per domain.
Tidak mendukung multiple I-CSCF dalam satu
domain area.
I-CSCF mengalokasikan S-CSCF pada
registrasi SIP (dengan bantuan HSS).
I-CSCF mengirimkan SIP request ke SCSCF yang ditemukan pertamakali
dalam Area/Domain.
Hanya UE yang terhubung secara
langsung ke sebuah domain router yang
dilayani.
S-CSCF stateless.
Tidak ada HSS. I-CSCF mengirimkan semua
message ke S-CSCF yang ada pada domain operator
dan service area.
Tidak ada BGCF atau interface ke Core Network /
PSTN.
S-CSCF berperilaku sebagai SIP Proxy.
S-CSCF hanya mem-forward traffic.
OK
S-CSCF tidak mendukung transaksi originating SIP.
Menggunakan IPv4.
OK
User equipment bisa mengakses home
domain dari domain luar.
TCP Session timeout.
OK
S-CSCF mem-forward media request ke
BGCF untuk di-routing ke PSTN.
13
Arsitektur
UE
14
Arsitektur
Visited Network
15
Pesan
De-Registrasi
16
Pesan
Versi IP
17
Pesan
Mobilitas
18
Pesan
Pencarian
P-CSCF
19
Pesan
QoS
20
Pesan
Registrasi
S-CSCF bisa berfungsi sebagai SIP
Registrar.
S-CSCF berperilaku sebagai SIP Proxy.
S-CSCF berperilaku sebagai SIP User
Agent.
User Equipment (UE) bisa mendukung
IPv4, IPv6, atau keduanya.
Mampu mengakses layanan Home SCSCF dari luar jaringan IMS.
UE harus melakukan de-register dari IMS
sebelum deactivating dari sebuah bearer.
Perbedaan
S-CSCF tidak mendukung registrasi pengguna.
Tidak ada deregistration.
Penggunaan optimum dengan IPv6.
Menggunakan IPv4.
Tidak didukung secara penuh
Elemen IMS bisa mendukung IPv4 / IPv6.
Menggunakan IPv4.
OK
Perubahan di IP address pengguna akan
me-reset SIP session yang aktif dan mentrigger re-registration.
UE harus bisa menemukan P-CSCF yang
ditugaskan untuk UE tersebut. Melalui : 1.
Network establishment 2. DHCP 3. Prekonfigurasi.
IP address dialokasikan OPNET pada
start-up dan tidak berubah.
Tidak mendukung mobilitas.
Proses menemukan P-CSCF melibatkan
iterasi pada node yang ada hingga
menemukan server P-CSCF pertama
pada domain yang ditentukan user
sebagai home.
Menggunakan pilihan 3 (pre-konfigurasi). Proses
Discovery tidak mendukung lebih dari 1 P-CSCF.
Semua pesan dikirin secara best-effort.
Tidak ada Service Level Agreements.
Sesi TCP.
Tidak ada proses registrasi.
Harus mendukung End-to-End Quality of
Service.
UE harus mendaftar pada IMS
Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010
ISBN No.
No
Kategori
Subkategori
Spesifikasi
Jaringan IMS
Perbedaan
SIP menggunakan Registration message
antara client dan server.
Registrasi disimulasikan melalui TCP
session antara client dan server.
Tidak termasuk prosedur awal registrasi SIP.
21
Pesan
Re-Registrasi
UE harus melakukan re-registrar pada
saat IP address berubah.
Entity IP address dialokasikan OPNET
pada saat start-up dan tidak berubah.
Tidak mendukung mobilitas.
22
Pesan
Signalling
Session control harus berdasarkan SIP.
Definisi sesi SIP yang lemah.
23
Pesan
Pengalamatan
SIP
IMS
menspesifikasikan
subscriber
mempunyai identitas user private dan
public (IMPI dan IMPU ).
IMS menggunakan kombinasi unik antara
Public User Identity dan UE identifier
untuk mengeliminasi forking.
Sesi
berdasarkan
koneksi
TCP.
Messages di-relay antara CSCF server
(SIP server) ke end user.
User yang ditemukan pertamakali pada
area operator akan menerima message.
Subscriber tidak direferensikan secara langsung.
User yang ditemukan pertamakali pada
area operator akan menerima message.
Tidak menggunakan identitas user.
24
Pesan
SIP Forking
IMS memperbolehkan banyak destinasi
untuk sebuah Public User Identity.
User yang ditemukan pertamakali pada
area operator akan menerima message.
Tidak mendukung multiple users dalam satu area.
26
Pesan
SIP Re-Invite
Diabaikan.
Tidak mendukung mobilitas.
27
Layanan
Delay Aplikasi
Service disediakan SIP server tanpa
menggunakan message delay.
Tidak ada forced delay.
28
Layanan
Server Aplikasi
SIP menspesifikkan pesan Invite untuk
mengupdate server dengan detail terbaru
klien.
Ada latency saat mengakses layanan dari
layer
aplikasi.
IMS
menggunakan
interface ISC dan kontrol SIP untuk akses
layanan.
IMS menggunakan 3 server dalam
sebuah layer aplikasi logic untuk
menyediakan service.
Service disediakan SIP server.
Tidak ada application layer.
29
Layanan
Identifikasi
IMS Communication Service Identifier
(ICSI) yang unik menyediakan identifikasi
untuk layanan IMS.
Aplikasi
didefinisikan
di
node
Applications and dan spesifikasi lebih
lanjut ada di node Profiles, namun pada
saat aplikasi dijalankan, konteksnya
adalah UE.
Tidak ada application layer. Aplikasi didefinisikan
sebelumnya dan dijalankan bersamaan dengan UE.
30
Layanan
Origination
Application Servers bisa mengatur
panggilan ke users. Contoh: Sebuah
fungsi kalender yang mengingatkan
pengguna untuk janjian.
Aplikasi berasal dari UE.
Tidak ada layer aplikasi.
31
Layanan
Profil
Profil pengguna diharapkan mempunyai
banyak variasi.
Menggunakan satu user profile.
Ruang lingkup user profiles terbatas.
Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010
ISBN No.
Download