1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6
minggu. Setelah persalinan terjadi involusi pada hampir seluruh organ tubuh
wanita. Involusi ini sangat jelas terlihat pada alat – alat kandungan. sebagai akibat
dari kehamilan, dinding perut menjadi lembek dan lemas disertai adanya garisgaris putih dan hitam ( striae gravidarum ) yang dari sudut keindahan tubuh akan
terasa sangat mengganggu (Bagus, 2010).
Umumnya, para ibu pasca melahirkan takut melakukan banyak gerakan.
sang ibu biasanya khawatir gerakan-gerakan yang dilakukan akan menimbulkan
dampak yang tidak diinginkan. padahal, apabila ibu bersalin melakukan ambulasi
dini, itu bisa memperlancar terjadinya proses involusi uteri (Bagus, 2010).
Tingginya angka kematian ibu (AKI) menempatkan Indonesia pada urutan
teratas di Asean. Departemen Kesehatan menyebutkan angka kematian ibu di
Indonesia mencapai 334/100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian
ibu yaitu 28% karena perdarahan, eklamsia 24%, komplikasi puerperium 8%,
abortus 5%, partus eklamsia 24%, trauma obstetrik 3%, lain-lain 11% (Riskesdas,
2010).
Dewasa
ini
derajat
kesehatan
ibu
di
Indonesia
masih
belum
memuaskan. Hal ini antara lain ditandai oleh tingginya angka kematian ibu (AKI)
1
2
yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup tahun. 50% kematian masa nifas terjadi
dalam 24 jam pertama post partum. Sementara itu target yang ingin dicapai pada
tahun 2010 adalah 125 per 100.000 kelahiran hidup (Saifuddin, 2006).
Kematian ibu dapat dicegah hingga 22% yaitu melalui Ante Natal Care
(ANC) yang teratur, mendeteksi dini adanya komplikasi dalam kehamilan, hidup
secara sehat dengan pemenuhan gizi yang seimbang, pelaksanaan inisiasi
menyusui dini dalam persalinan, serta pelaksanaan senam hamil secara teratur
(Bowo, 2008).
Senam hamil adalah senam yang dilakukan pada masa kehamilan dengan
tujuan untuk mempersiapkan fisik dan mental ibu hamil, dengan harapan proses
kelahiran akan berjalan lancar dan aman. Latihan senam hamil yang dilakukan
secara teratur baik ditempat latihan maupun di rumah dalam waktu senggang
dapat menuntun ibu hamil ke arah persalinan yang fisiologis selama tidak ada
keadaan patologis yang menyertai kehamilan. Ibu hamil yang melakukan senam
hamil secara teratur selama masa kehamilannya dilaporkan dapat memberikan
keuntungan pada saat persalinan yaitu pada masa kala aktif (kala II) menjadi lebih
pendek, mencegah terjadinya letak sungsang dan mengurangi terjadinya insinden
sectio caesaria (Brayshaw, 2007).
Selain senam hamil, senam pasca persalinan juga sangat penting
dilakukan, senam pasca persalinan adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah
melahirkan untuk memulihkan, merawat dan mengembalikan keindahan tubuh
setelah melahirkan. Tindakan tirah baring dan senam pasca persalinaan membantu
proses fisiologi ini secara perlahan (Brayshaw, 2007).
3
Telah terjadi kebiasaan wanita indonesia memakai gurita dan korset yang
ketat segera setelah persalinan sebagai perawatan dini dinding perut. Di samping
itu menghilangkan garis-garis pada perut dipakai ramuan-ramuan tradisional
berupa bedak cair yang dioleskan pada dinding perut, muka dan badan (Bagus,
2010).
Berdasarkan laporan tahun 2013, jumlah ibu nifas yang ada di Provinsi Aceh
sebanyak 106.431 ibu nifas. Ibu nifas yang ada di Kabupaten Nagan Raya
berjumlah 3.300 ibu nifas, sedangkan di Kecamatan Darul Makmur berjumlah
1.094 ibu nifas.
Berdasarkan data Puskesmas Suka Mulia pada tahun 2012
terdapat 580 ibu nifas, sedangkan pada tahun 2013 ibu nifas sebanyak 560 orang.
Pada bulan Januari 2014 di Wilayah Kerja Pukesmas Suka Mulia terdapat 56
orang ibu nifas (Laporan Puskesmas Suka Mulia, 2012 dan 2013).
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap 18 orang ibu nifas di
Wilayah Puskesmas Suka Mulia hanya 6 orang ibu yang mengetahui tentang
senam pasca persalinan, sedangkan sisanya tidak pernah mengetahui tentang
senam pasca melahirkan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan ibu nifas tidak
melakukan senam pasca persalinan diantaranya pendidikan ibu, pengetahuan ibu,
informasi, ekonomi dan sosial budaya yang ada dimasyarakat.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengkaji tentang
“Faktor-faktor yang mempengaruhi Ibu Nifas Melakukan Senam Pasca Persalinan
di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten
Nagan Raya”.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah Faktor-faktor (pengetahuan, informasi dan
budaya) Mempengaruhi Ibu Nifas Melakukan Senam Pasca Persalinan di Wilayah
Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan
Raya”.
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu nifas
melakukan senam pasca persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka
Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
2.
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan ibu nifas tentang senam
pasca persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan
Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
b. Untuk mengetahui pengaruh informasi yang didapat ibu tentang
melakukan senam pasca persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas
Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
c. Untuk mengetahui pengaruh budaya yang ada di masyarakat dalam
melakukan Senam Pasca Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas
Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai sarana untuk belajar menerapkan teori yang
telah diperoleh dalam bentuk nyata dan meningkatkan daya fikir dalam
menganalisa suatu masalah.
2. Bagi Institusi Pelayanan
Sebagai bahan masukan tentang pentingnya senam pasca persalinan
sehingga bisa diterapkan dalam pelayanan sehari-hari.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan kepustakaan dan penelitian lebih lanjut.
4. Bagi Ibu Nifas
Sebagai masukan dan tambahan ilmu pengetahuan tentang dalam
memulihkan, merawat dan mengembalikan keindahan tubuh setelah
melahirkan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Senam Pasca Persalinan
1. Pengertian Senam Pasca Persalinan
Senam nifas atau senam pasca persalinan adalah perawatan dan
pemeliharaan keindahan tubuh pasca persalinaan, untuk memulihkan otototot yang kendor dan mengencangkan otot abdomen atau senam yang
dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan. Senam pasca persalinan bertujuan
untuk mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi,
memulihkan dan menguatkan otot-otot punggung, otot dasar panggul dan
otot perut (Brayshaw, 2007).
Perawatan dan pemeliharaan keindahan tubuh dapat pula dilakukan
dengan senam pasca persalinan. Umumnya yang menjadi perhatian wanita
setelah persalinan adalah bagaimana memulihkan bentuk tubuh dan dinding
perut seindah mungkin. Pada beberapa ditemui adanya pelebaran pembuluh
darah balik (varices) pada tungkai dan liang dubur (anus) (Brayshaw, 2007).
2. Macam –Macam Senam Pasca Persalinan
a. Senam pasca persalinan normal
Mobilisasi dan gerakan-gerakan sederhana sudah dapat dimulai
selagi ibu mondok diklinik atau dirumah sakit, supaya involusi tubuh
berjalan dengan baik, dan otot-otot mendapatkan tonus, elastisitas, dan
fungsinya kembali (Brayshaw, 2007).
6
7
Menurut
Brayshaw
(2007),
gerakan-gerakan
yang
dapat
meningkatkan tonus dan kekuatan otot-otot yang terlihat dalam proses
persalinan, yaitu :
1) Senam sirkulasi
Jenis senam ini harus dilakukan sesering mungkin setelah
persalinan. Senam bertujuan mempertahankan dan meningkatkan
sirkulasi ibu pada masa pascapartus segera ketika ia mungkin beresiko
mengalami trombosis vena atau komplikasi sirkulasi lain. Senam
dapat dilakukan ditempat tidur beberapa kali sertiap bangun tidur dan
harus dilanjutkan sampai ibu mampu mobilisasi total dan tidak ada
edema pergelangan kaki. Senam ini khususnya tepat setelah
pemberian anestesi epidural, karena pada saat ini ada resiko edema
kaki dan pergelangan kaki serta sirkulasi lebih melambat. Ambulasi
dini dapat mencegah trombosis vena profunda.
a) Senam kaki
Duduk atau berbaring dengan posisi lutut lurus. Tekuk atau
regangkan secara perlahan sedikitnya 12 kali, ingat untuk lebih
memilih gerakan dorsifleksi bukan plantarfleksi untuk mencegah
kram. Petahankan posisi lutut dan paha, putar kedua pergelangan
sebesar mungkin putarannya, sedikitnya 12 kali untuk satu arah.
b) Mengencangkan kaki
Duduk atau berbaring dengan kaki lurus. Tarik kedua kaki ke atas
pada pergelangan kaki dan tekankan bagian belakang lutut ditempat
8
tidur. Tahan posisi ini dalam hitungan lima, bernapaslah secara
normal, lalu relaks. Ulangi gerakan sebanyak 10 kali.
c) Nafas dalam
Pernafasan diagframa membantu mengembalikan aliran vena
melalui kerja pemompaan diagframa pada vena kava inferior dan
harus diulangi beberapa kali sehari sampai ibu dapat mobilisasi.
Dalam posisi apapun, tarik napas dalam sebanyak 3 atau 4 kali
(tidak boleh lebih) untuk memungkinkan ventilasi penuh paru-paru.
Petunjuk yang diberikan pada antenatal, misalnya menghindari
berdiri dan duduk lama atau berbaring dengan kaki disilangkan,
berlaku pula pada waktu pascanatal. Anjurkan ibu berbaring
kapanpun bisa. Senam sirkulasi bermanfaat kapan pun, tetapi bila
ibu dapat melakukannya ada senam yang lebih penting dilakukan
bila waktunya terbatas.
2) Dasar panggul
Senam
dasar
panggul
menguatkan
otot
dasar
panggul
pascapartus, tujuannya mengembalikan fungsi penuhnya sesegera
mungkin dan membantu mencegah masalah atau prolaps urine jangka
panjang. Namun, kontraksi dan relaksasi otot-otot ini juga membantu
meredakan ketidaknyamanan pada perineum, rasa ini juga mungkin
timbul akibat persalinan, dan tujuan pemulihan dengan meningkatkan
sirkulasi lokal dan mengurangi edema. Senam dasar panggul harus
dimulai sesegera mungkin setelah persalinan untuk mencegah
9
hilangnya kendali kortikal pada otot-otot karena nyeri perineum dan
cemas tentang kerusakan jahitan.
Latihan dasar panggul:
Kencangkan anus seperti menahan defekasi, kerutkan utera dan vagina
juga seperti menahan berkemih, kemudian lepaskan ketiganya. Tahan
yang kuat selama mungkin sampai 10 detik, bernapas secara normal.
Relaks dan istirahat selama 3 detik. Ulangi dengan perlahan
sebannyak mungkin sampai maksimum 10 kali. Ulangi senam dengan
mengencangkan dan mengendurkan, gerakan lebih cepat sampai 10
kali tanpa menahan kontraksi. Jumlah pengulangan akan bertambah
secara bertahap bila ibu hanya menyanggupi beberapa kali melakukan
senam ini pada awalnya, namun ibu perlu diberi tahu bahwa hal ini
normal.
3) Senam abdomen
Selama kehamilan, korset abdomen mengalami peregangan
mencapai kira-kira dua kali lipat dari panjang semula pada akhir
minggu masa kehamilan. Seluruh otot abdomen memerlukan latihan
untuk mencapai panjang dan kekuatan semula, namun otot yang
terpenting karena perannya dalam menjaga kestabilan panggul ialah
otot transversus. Tindakan membebani terlalu kuat pada otot rektus
seperti curls-up dalam posisi duduk tegak atau oblik tidak dianjurkan,
sampai otot transversus obdominis bekerja efisien untuk membuat
panggul menjadi stabil. Latihan transversus dapat dimulai kapan pun
10
ibu merasa mampu dan harus dilakukan sering sambil ibu melakukan
aktivitasnya bersama bayi.
a) Senam trasversus
Berbaring dan kedua lutut ditekuk dan kaki datar menampak di
tempat tidur. Letakkan kedua tangan di abdomen bawah pada di
depan paha. Tarik napas dan pada saat akhir embuskan napas,
kencangkan bagian bawah abdomen dibawah ubilikus dan tahan
dalam hitungan 10, lanjutkan dengan bernapas normal. Ulangi
sampai 10 kali.
Untuk memicu serat otot tipe I slow-twitch harus dengan kontraksi
lembut yang membantu stabilitas panggul. Akan mudah dilakukan
bila latihan ini dipadu dengan aktivitas lain dan latihan ini dapat
sering dilakukan dalam banyak posisi misalnya, posisi miring,
duduk, atau berdiri. Posisi berlutut-telungkup pada permulaan
kehamilan tidak boleh dilakukan, sementara terdapat perdarahan
sebagai respons terhadap adanya embolus udara yang memasuki
sisi plasenta yang imatur. Karena penyebab inilah, disarankan
untuk tidak melakukan latihan dalam posisi tersebut selama empat
sampai enam minggu pascapartum.
Pada kehamilan, otot dasar panggul dan transversus akan
bekerjasama dengan
baik dan
memperbaiki stabilitas panggul.
harus dipertahankan untuk
11
b) Senam dasar panggul dan transversus
Kerja otot dasar panggul dan tranaversusakan bertambah dengan
mengombinasikan kedua latihan tersebut. Aktivasi bersama ini
terutama bermanfaat pada masa pascanatal, khususnya bila
tranversus terlebih dahulu lalu otot dasar panggul atau sebaliknya.
Penting untuk menggunakan kontraksi kombinasi ini secara
fungsional selama melakukan aktivitas untuk melindungi sendi
panggul dan tulang belakang. Seorang ibu baru melakukan banyak
tugas yang melibatkan gerakan mengangkat, misalnya, ketika
sedang mengganti popok bayi, meletakkan bayi ketempat tidur
bayi, menyusui. Ibu juga perlu diingatkan untuk menggunakan otot
dasar panggul dan trasversus sebelum mulai melakukan tugas
apapun.
c) Mengangkat Panggul
Senam mengangkat panggul dapat dilakuakn diawal pascapartum,
dan khususnya bermanfaat bila ibu memiliki riwayat nyeri
punggung postural. Berbaring terlentang dan kedua lutut ditekuk
dan kaki ditapakkan kelantai, kencangkan otot-otot abdomen,
kencangkan juga otot panggul dan tekan sedikit area belakang
kelantai. Tahan posisi ini sampai hitungan kelima, lalu bernpas
dengan irama normal, kemudian relaks seperti biasa. Ulangi
gerakan ini 5 kali, tingkatkan hingga pengulangan mencapai
hitungan 10 Kali atau lebih pada minggu-minggu selanjutnya.
12
Ulangi latihan dengan lebih berirama (pelvic rocking), untuk
membantu meredakan kekakuan yang timbul akibat pengruh
postural atau nyeri punggung yang mungkin timbul setelah
persalinan. Latihan ini dapat dilakukan dengan berbagai posisi,
misalnya, posisi duduk dan berdiri lebih nyaman dibandingkan
berbaring bila ibu tinggal dirumah dan sibuk.
4) Senam stabilitas batang tubuh
Untuk memicu transversus demi menstabilkan panggul sambil
menggerakkan tungkai bawah, senam berikut mulai dapat dilakukan
kira-kira 5-10 hari setelah persalinan normal bila tidak ada masalah
musculoskeletal panggul.
a) Dengan posisi duduk dan kaki datar diatas lantai serta tangan diatas
otot abdomen bawah, tarik otot dasar panggul dan transversus serta
naikkan satu lutut hingga kaki beberapa inci diatas lantai. Tahan
selama lima detik dengan bagian panggul dan tulang belakang tetap
pada posisinya. Ulangi sebanyak lima kali gerakan untuk setiap
kaki. Secara bertahap tingkatan pengulangan, sehingga ibu mampu
menahan gerakan tersebut diatas, sampai 10 detik dan ulangi
sebanyak 10 kali.
b) Dengan posisi berbaring miring, tekuk kedua lutut kearah atasdepan, tarik otot transversus dan otot dasar panggul seta angkat
lutut atas dengan cara memutar paha keluar sementara tumit tetap
saling berdekatan. Tahan selama lma detik pastikan bahwa posisi
13
panggul atau tulang belakang tidak turut berotasi. Ulangi 5 kali
untuk masing-masing kaki. Secara bertahap tingkatan penahanan
gerakan tersebut sampai 10 detik dan ulangi sebanyak 10 kali.
c) Dalam posisi berbaring miring dan lutut kaki yang bawah ditekuk
kearah belakang, tarik abdomen bagian bawah dan naikkan kaki
yang atas kearah atap sejajar dengan tubuh. Tahan gerakan ini
selama 5 detik, namun tetap pastikan agar posisi punggung dan
panggul tidak berotasi. Ulangi selama 5 kali pada masing-masing
kaki. Secara perlahan tingkatan kemampuan menahan gerakan
tersebut sampai 10 detik dan ulangi gerakan sebanyak 10 kali.
Beberapa minggu kemudian tingkatkan untuk mengendalikan
panggul dan tulang belakang sambil mengangkat kaki kearah atap
dengan paha dirotasikan keluar.
d) Dengan posisi berbaring telentang, tekuk kedua lutut keatas dan
kaki datar di atas lantai. Letakan tangan diatas abdomen depan
paha, tarik abdomen bawah dan biarkan lutut kanan sedikit kearah
luar dengan sedikit mengendalikan untuk memastikan bahwa pelvis
tetap pada posisinya dan panggul tetap datar. Secara perlahan
kembalikan lutut pada posisi semula yakni posis tegak lurus.
Ulangi gerakan sebanyak 5 kali pada lutut yang lain. Secara
bertahap tingkatkan gerakan pengulangan tersebut sampai 10 kali.
Beberapa minggu kemudian tingkatkan pengendalian panggul
dengan posisi litut lebih rendah lagi.
14
e) Dengan posisi telentang, tekuk kedua lutut diatas dan kaki datar
diatas lantai. Letakkan tangan diatas abdomen depan paha, tarik
abdomen bawah dan secara perlahan luruskan tumit salah satu kaki
dengan tetap mempertahankan punggung datar setinggi panggul.
Hentikan bila panggul mulai bergerak. Secara perlahan kembalikan
posisi lutut menekuk. Ulangi gerakan 5 kali tiap kali secara
bergantian. Secara bertahap tingkatkan pengulangan hingga 10 kali.
Beberapa minggu kemudian tingkatkan pengendalian panggul
untuk tujuan menguatkan kaki juga.
Seluruh latihan ini akan lebih efektif bila dilakukan dengan
perlahan dan jumlah pengulangan ditingkatkan secara bertahap
bergantung pada kemampuan masing-masing individu. Akan lebih
baik untuk berlatih ringan dengan frekuensi sering daripada
memaksakan diri melakukan latihan sekaligus dalam sehari. Namun
bila ibu merasa lelah atau sedang sakit, sebaiknya ia menuruti apa
yang direfleksikan oleh tubuhnya sendiri dan menunda berlatih hingga
ia merasa lebih sehat. Senam lainnya harus ditinggalkan sampai
stabilitas panggul kembali seperti semula (Brayshaw, 2007).
b. Senam Pasca Persalinan dengan Bantuan
Ibu yang baru menjalani persalinan dengan forsep atau ekstraksi
vakum akan mengalami penjahitan dan mungkin memar serta edema. Ibu
ini akan ragi-ragu malakukan senam, namun harus dianjurkan untuk
melakukan senam sirkulasi (khususnya bila mereka pernah mengalami
15
anestesi epidural) dan senam dasar panggul ringan yang akan membantu
penyembuhan perineum. Senam transversus harus diperkenalkan
kapanpun ibu siap (Brayshaw, 2007).
Posisi istirahat yang nyaman adalah berbaring miring dengan bantal
diletakan diantara kedua kaki dan posisi berbaring telungkup (banyak ibu
yang lupa bahwa ia sudah bisa telungkup lagi), dengan satu buah bantal
diletakkan dibawah pinggang dan lainnya dibawah kepala dan bahu.
Menyusui akan lebih nyaman dengan posisi miring daripada duduk
(Brayshaw, 2007).
c. Senam Setelah Persalinan Dengan Seksio Sesaria
Ibu harus diajarkan bagaimana naik dan turun tempat tidur dengan
menekuk kedua lutut terlebih dahulu, tarik otot abdomennya dan
berguling kedepan, dengan dorongan tangan dan kaki, ia akan mampu
berpindah kearah atas atau bawah. Ibu tidak diperkenankan langsung
duduk dari posisi berbaring namun tetap berguling kesamping. Gerakan
ini juga cara termudah untuk bangun dari tempat tidur, kencangkan
bagian tranversus dan dorong keposisi duduk disamping tempat tidur
(Brayshaw, 2007).
Napas dalam diikuti dengan huffing (ekspirasi paksa singkat), akan
membantu mengeluarkan sekresi di paru-paru yang mungkin dapat
terjadi setelah pemberian anastesi umum. Bila ibu perlu batuk, ia harus
menekuk lututnya dan menahan lukanya dengan tekanan tangan atau
bantal, sementara ibu bersandar atau duduk ditepi tempat tidur. Posisi ini
16
mencegah regangan berlebihan pada sutura, meningkatkan rasa percaya
diri, dan mengurangi rasa nyeri (Brayshaw, 2007).
d. Senam Setelah Persalinan Bayi Lahir Mati atau Kematian Neonatus
Ibu yang baru mengalami kesedihan karena bayi lahir mati,
mungkin dirawat diruang khusus dan cenderung tidak mengikuti senam
pasca natal. Agar ibu mau melakukan senam serta aktivitisnya sehari hari
maka sediakan leaflet tidak menyinggung tentang bayi. Ibu ini biasanya
kembali kerja lebih awal dari perencanaan semula dan memerlukan
reedukasi senam otot dasar panggul dan abdoment, khususnya ketika
harus melakukan aktivitas fumgsional. Mereka menginginkan pertemuan
tindak lanjut dengan ahli fisioterapi setelah beberapa minggu kemudian,
karena sangat tidak tepat mengikuti kelas pasca natal (Brayshaw, 2007).
e. Senam yang harus dihindari
Dua kata yang lazim ”senam abdomen”, yaitu menaikan kedua kaki
bersamaan dan sit-up dengan kaki lurus. Latihan ini merupakan latihan
yang beresiko tinggi untuk siapapun dan mungkin dapat mengakibatkan
cedera kompresi terhadap diskus vertebralis atau kerusakan otot dan
ligamen. Terdapat resiko tambahan bagi ibu pasca natal karena terdapat
peregangan otot dan kelenturan ligamen (Brayshaw, 2007).
3. Manfaat Senam Pasca Persalinan
a. Meningkatkan kebugaran kardiovaskular
b. Retensi berat badan yang sedikit signifikan
c. Peningkatan kesejahteraan psikologi (Brayshaw, 2007).
17
4. Tujuan Senam Pasca Persalinan
a. Mengurangi rasa sakit pada otot-otot
b. Memperbaiki peredaran darah
c. Mengencangkan otot-otot perut dan perineum
d. Melancarkan pengeluaran lochia
e. Mempercepat involusi
f. Menghindari emboli dan trombosis (Brayshaw, 2007).
5. Fasilitas dan perlengkapan
Ruang senam perlu dilengkapi dengan rungan yang besar, berventilasi
baik dengan lantai yang tidak licin, misalnya beralaskan karpet atau lantai
terbuat dari kayu (Brayshaw, 2007).
Sediakan sebuah bangku, dengan sedikitnya dua buah bantal dan
sebuah matras kecil diperlukan untuk setiap peserta senam. bila tidak
terdapat sistem alat musik yang lengkap, cukup sediakan sebuah radio kaset
yang mudah dibawa. Sandal yang tepat penting untuk memberi
perlindungan yang adekuat pada kaki dan membantu menghindari regangan.
kaos katun yang longgar mungkin lebih nyaman (Brayshaw, 2007).
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Nifas Melakukan Senam Pasca
Persalinan
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan satu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra
18
manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba,
sehingga sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telingga.
Jadi,
pengetahuan
merupakan
hasil
pengindraan
kita
(Notoatmodjo, 2005).
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang
berasal dari berbagai macam sumber, misalnya; media massa, media
elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat
dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu
a. Usia
Semakin cukup usia si ibu tingkat kemampuan atau kematangan
akan lebih mudah untuk berpikir dan mudah menerima informasi
(Nursalam, 2008).
b. Tingkat pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah menerima
informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki,
sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan
sikap seseorang terhadap nilai yang di perkenalkan (Nursalam, 2008).
c. Pengalaman
Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
pengalaman dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan
dengan benar. Sehingga dari pengalaman yang benar diperlukan berfikir
yang logis dan kritis (Notoatmodjo, 2005).
19
d. Intelegensi
Pada prinsipnya mempengaruhi kemampuan seorang untuk
menyesuaikan diri dan cara pengambilan keputusan ibu-ibu atau
masyarakat yang intelegensinya tinggi akan banyak berpartisipasi lebih
cepat dan tepat dalam mengambil keputusan di banding dengan
masyarakat yang intelegensinya rendah (Bagus, 2010).
e. Sosial-Ekonomi
Mempengaruhi tingkah laku seseorang ibu atau masyarakat yang
berasal dari sosial ekonomi tinggi di mungkinkan lebih memiliki sikap
positif memandang diri dan masa depannya, tetapi bagi ibu-ibu atau
masyarakat yang sosial ekonominya rendah akan tidak merasa takut
untuk mengambil sikap atau tindakan (Nursalam, 2008).
f. Sosial Budaya
Dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam
penyerapan nilai-nilai sosial, keagamaan untuk memperkuat super
egonya (Nursalam, 2008).
g. Lingkungan
Lingkungan berpikiran luas tingkat pengetahuan lebih baik dari
pada orang yang tinggal di lingkungan berfikir sempit (Bagus, 2010).
h. Pekerjaan
Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas dari pada
seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja akan mempunyai
banyak informasi dan pengalaman (Bagus, 2010).
20
2. Informasi
Menurut Notoatmodjo (2007), sumber informasi adalah segala sesuatu
yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi, merangsang
pikiran dan kemampuan, serta menambah pengetahuan. Sumber informasi
dapat di peroleh dari media cetak (surat kabar, majalah, buku), media
elektronik (TV, radio, internet) dan melalui tenaga kesehatan seperti
pelatihan dan penyuluhan yang diadakan oleh (dokter, bidan, dan perawat).
Salah satu langkah dalam memberikan informasi kepada masyarakat
yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan ialah dengan cara memberikan
penyuluhan kepada masyarakat secara intensif, terutama yang ditujukan
kepada masyarakat yang datang keklinik dan masyarakat di lingkungan
klinik (Saifuddin, 2010).
3. Budaya
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan dan
tradisi-tradisi yang bila dilakukan oleh orang, penalaran, apakah yang
dilakukan itu baik atau tidak. kebiasaan ini tidak hanyak terjadi pada
masyarakat tradisional saja, melainkan kebiasaan ini seolah-olah diterima
dari sumbernya berbagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan in
dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal ataupun
informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata
lain budaya tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan,
baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli
pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
21
Menjalankan ritual yang menyatakan tentang hubungan, kekuatan, dan
keyakinan. Derajat keyakinan budaya khusus dan perilaku yang ada dalam
kehidupan keluarga dikaitkan dengan lama waktu keluarga tersebut ada di
dalam suatu komunitas, komposisi komunitas, dan jarak geografik, serta
bersifat sementara dari keluarga besar dan komunitas asal. Lingkungan
sangat mempengaruhi, khususnya di pedesaan yang mana masih melekatnya
budaya pantang dari nenek moyang. Dan sangat berpengaruh besar terhadap
prilaku ibu pada masa nifas. Adapun keadaan keluarga yang mempengaruhi
perilaku seseorang yaitu orang tua yang masih percaya dengan budaya
pantang yang memang sudah turun temurun dari nenek moyang
(Suparyanto, 2010).
C. Kerangka Teori Penelitian
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi ibu nifas melakukan senam
pasca persalinan, faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada skema di bawah ini:
Nursalam, 2008
Usia
Pendidikan
Sosial Ekonomi
Sosial Budaya
Saifuddin, 2010
Informasi
Senam Pasca
Melahirkan
Bagus, 2010
Intelegensi
Lingkungan
Pekerjaan
Gambar. 2.1 Kerangka Teori Penelitian
Notoatmodjo, 2007
Pengetahuan
Pengalaman
Informasi
Budaya
Suparyanto, 2010
Budaya
22
D. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan atau konsep terhadap
satu dengan yang lain dari masalah yang ingin diteliti. Konsep adalah suatu
abstraksi yang dibentuk dengan menganalisa suatu pengertian oleh sebab itu
konsep dapat diukur, mata konsep tersebut dapat dijabarkan dalam variabelvariabel dari variabel itulah konsep dapat diamati dan diukur. Variabel yang
dipakai adalah variabel indenpenden (variabel bebas) dan variabel dependen
(variabel terikat) (Notoatmodjo, 2005).
Variabel yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah pengetahuan,
informasi, budaya dan senam pasca persalinan pada ibu nifas yang secara
konsepsional dapat dilihat pada bagan berikut ini:
Variabel Independen
Variabel Dependen
Pengetahuan
Informasi
Senam Pasca Persalinan
Budaya
Gambar. 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
23
E. Hipotesa Penelitian
Hipotesa dalam penelitian ini adalah:
Ha. Ada pengaruh antara pengetahuan ibu nifas dengan senam pasca persalinan
di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya.
Ha. Ada pengaruh antara informasi dengan senam pasca persalinan di Wilayah
Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten
Nagan Raya.
Ha. Ada pengaruh antara budaya dengan senam pasca persalinan di Wilayah
Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten
Nagan Raya.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian
deskriptif analitik yang menjelaskan tentang pengaruh pengetahuan, informasi dan
budaya ibu nifas melakukan senam pasca persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas
Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas pada bulan
Januari 2014 yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia
Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya yang berjumlah 56
orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas pada bulan
Januari 2014 yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan
Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya berjumlah 56 orang. Pengambilan
sampelnya dilakukan dengan cara total sampling yaitu seluruh populasi
dijadikan sampel.
24
25
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia
Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 12 s/d 19 Februari 2014.
D. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer diperoleh dengan wawancara langsung terhadap
sampel yaitu ibu nifas, yang meliputi: Identitas sampel yang terdiri
dari nama, umur, pekerjaan, pendidikan, data pengetahuan ibu,
informasi, budaya dan data senam pasca persalinan.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari petugas kesehatan yang bertugas di
wilayah kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan
Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya, yang meliputi: gambaran umum lokasi
penelitian, luas wilayah, jumlah penduduk, dan jumlah ibu nifas yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan
Makmur Kabupaten Nagan Raya.
Darul
26
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa
kuesioner yang berisi pertanyaan tentang pengetahuan, informasi dan
budaya ibu nifas dalam melakukan senam pasca persalinan yang
berbentuk multiple choice.
E. Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
a. Data Senam Pasca Persalinan
Data senam pasca persalinan dikumpulkan dengan kuesioner dan
dikategorikan ke dalam 2 kategori yaitu melakukan dan tidak
melakukan.
Apabila melakukan skornya 1 dan tidak melakukan
skornya 0, kemudian skor yang diperoleh oleh responden dijumlahkan
kemudian nilai semuanya dibandingkan dengan jumlah sampel,
hasilnya dikatagorikan sebagai berikut:
Melakukan
: ≥ 4 dari total skor
Tidak Melakukan
: < 4 dari total skor
b. Data Pengetahuan
Data pengetahuan yang telah dikumpulkan dengan menggunakan
kuesioner, jawaban atas kuesioner tersebut diberikan skor nilai. Skor
tertinggi adalah 1 sedangkan terendah adalah 0, kemudian skor yang
diperoleh oleh responden dijumlahkan kemudian nilai semuanya
27
dibandingkan dengan jumlah sampel, hasilnya dikatagorikan sebagai
berikut:
Baik
: ≥ 3,23 dari total skor
Kurang
: < 3,23 dari total skor
c. Data Informasi
Data informasi yang telah dikumpulkan dengan kuesioner, jawaban
atas kuesioner tersebut diberikan skor nilai. Apabila jawabannya
pernah skornya 1 dan apabila jawabannya tidak pernah skornya 0,
kemudian skor yang diperoleh oleh responden dijumlahkan kemudian
nilai semuanya dibandingkan dengan jumlah sampel, hasilnya
dikategorikan sebagai berikut:
Pernah
: ≥ 4 dari total skor
Tidak Pernah
: < 4 dari total skor
d. Data Budaya
Data budaya yang dikumpulkan dengan kuesioner yang berisi 10
pernyataan, jawaban a diberi skor 1 dan jawaban b diberi skor 0.
Kemudian skor yang diperoleh oleh responden dijumlahkan kemudian
nilai semuanya dibandingkan dengan jumlah sampel, hasilnya
dikatagorikan sebagai berikut:
Baik
: ≥ 7 dari total skor
Kurang
: < 7 dari total skor
28
2. Definisi Operasional
No
Variabel
Tabel. 3.1 Definisi Operasional
Definisi
Alat
Cara Ukur
Operasional
Ukur
Dependen
1 Senam Pasca Gerakan yang
Persalinan
dilakukan oleh ibu
nifas setelah proses
persalinan selesai
Independen
2 Pengetahuan Segala hal yang
diketahui ibu nifas
tentang senam pasca
persalinan.
3
Informasi
4
Budaya
Kuesioner
Kuesioner
Skala
Wawancara
Nominal - Dilakukan
- ≥ 4 dari total skor
- Tidak
- < 4 dari total skor
Dilakukan
Wawancara
- ≥ 3,23 dari total
skor
- < 3,23 dari total
skor
Berita atau pesan yang Kuesioner Wawancara
diterima oleh ibu nifas
- ≥ 4 dari total skor
tentang senam pasca
- < 4 dari total skor
persalinan
Segala hal yang
Kuesioner Wawancara
dilarang dalam
- ≥ 7 dari total skor
kehidupan
- < 7 dari total skor
bermasyarakat yang
berkaitan dengan
senam pasca
persalinan.
Ordinal - Baik
- Kurang
Ordinal - Pernah
- Tidak
Pernah
Ordinal - Baik
- Kurang
3. Analisis Data
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara pengetahuan,
informasi dan budaya terhadap senam pasca persalinan di Wilayah Kerja
Puskesmas Suka Mulia Kecamatan
Darul Makmur Kabupaten Nagan
Raya, maka perlu dilakukan uji statistik dengan menggunakan Chi-Square
dengan rumus:
( O - E )²
X² = ∑ —————
E
Hasil
Ukur
29
Keterangan :
X²
= Chi-Square test
O
= Hasil observasi/nilai yang diamati
E
= Nilai Expected/nilai yang diharapkan
Dengan ketentuan :
1. Ho diterima, Ha ditolak jika p > α (α =0,05), berarti tidak ada pengaruh
antara variabel yang diteliti dengan senam pasca persalinan.
2. Ho ditolak, Ha diterima jika p < α (α =0,05), berarti ada pengaruh
antara variabel yang diteliti dengan senam pasca persalinan.
Aturan yang berlaku untuk uji Khi Kuadrat (Chi-square), untuk
program komputerisasi seperti SPSS adalah sebagai berikut:
1. Bila pada tabel Contingency 2x2 dijumpai nilai e (harapan) kurang dari
5, maka hasil yang digunakan adalah Fisher Exact Test.
2. Bila pada tabel Contingency 2x2 tidak dijumpai nilai e (harapan) kurang
dari 5, maka hasil yang digunakan adalah Continuity Correction Test.
3. Bila pada tabel Contingency yang lebih dari 2x2, misal 3x2, 3x3 dan
lain-lain, maka hasil yang digunakan adalah Pearson Chi-Square Test.
4. Bila pada table Contingency 3x2 ada sel dengan nilai frekuensi harapan
(e) kurang dari 5, maka akan dilakukan meger sehingga menjadi table
Contingency 2x2.
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Wilayah kerja Puskesmas Suka Mulia berada di Kecamatan Darul
Makmur dengan luas wilayah 505.13 km2 yang memiliki 22 desa dan penduduk
berjumlah 17.098 jiwa, dengan batasan wilayah:
1. Sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah Kerja PKM Alue Bilie
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Abdya
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Wilayah Kerja PKM Alue Rambot
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia
B. Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 12 s/d 19 Februari 2014. Dari data
yang dikumpulkan terdapat 56 responden yang dijadikan sampel yang diambil
dari keseluruhan populasi ibu nifas pada bulan Januari 2014 di Wilayah Kerja
Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur dengan cara total sampling.
Data dikumpulkan dengan kuesioner, data dari hasil penelitian ini disajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
30
31
1. Analisa Univariat
a. Senam Pasca Persalinan
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Senam Pasca Persalinan di Wilayah Kerja
Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya
No
Senam Pasca Persalinan
Frekuensi
1
Dilakukan
19
2
Tidak Dilakukan
37
Jumlah
56
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
(%)
33,9
66,1
100
Berdasarkan tabel 4.1 di atas maka dapat dilihat bahwa dari 56
responden yang diteliti ditemukan sebagian besar ibu nifas tidak
melakukan senam pasca nifas yaitu sebanyak 37 responden (66,1%).
b. Pengetahuan
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas
Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya
No
Pengetahuan
Frekuensi
1
Baik
13
2
Kurang
43
Jumlah
56
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
(%)
23,2
76,8
100
Dari tabel 4.2 di atas maka dapat dilihat bahwa dari 56
responden yang diteliti ditemukan sebagian besar ibu memiliki
pengetahuan kurang yaitu sebanyak 43 responden (76,8%).
32
c. Informasi
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Informasi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka
Mulia Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya
No
Informasi
Frekuensi
1
Pernah
28
2
Tidak Pernah
28
Jumlah
56
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
(%)
50,0
50,0
100
Dari tabel 4.3 di atas maka dapat dilihat bahwa dari 56
responden yang diteliti ditemukan masing-masing ibu nifas ada yang
pernah dan ada juga yang tidak pernah mendapatkan informasi tentang
senam pasca nifas yaitu sebanyak 28 responden (50,0%).
d. Budaya
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Budaya di Wilayah Kerja Puskesmas Suka
Mulia Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya
No
1
Baik
2
Kurang
Budaya
Jumlah
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Frekuensi
20
36
56
(%)
35,7
64,3
100
Dari tabel 4.4 di atas maka dapat dilihat bahwa dari 56
responden yang diteliti ditemukan sebagian besar ibu memiliki budaya
kurang yaitu sebanyak 36 responden (64,3%).
33
2. Analisa Bivariat
a. Pengaruh Pengetahuan Ibu Nifas terhadap Senam Pasca Persalinan
Tabel 4.5
Pengaruh Pengetahuan terhadap Senam Pasca Persalinan di
Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya
No Pengetahuan
1.
2.
Baik
Kurang
Jumlah
Singnifikasi: p < 0,05
Senam Pasca Persalinan
Tidak
Dilakukan
Dilakukan
f
%
f
%
9
69,2
4
30,8
10
23,3 33
76,7
19
33,9 37
66,1
Jumlah
f
13
43
56
%
100
100
100
Uji
Statistik
p-value
0,006
Berdasarkan tabel 4.5 di atas maka dapat dilihat bahwa dari 13
responden yang memiliki pengetahuan baik terdapat 9 responden (69,2%)
yang melakukan senam pasca persalinan. Dan dari 43 responden yang
memiliki pengetahuan kurang terdapat 33 responden (76,7%) yang tidak
melakukan senam pasca persalinan.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chisquare dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,006
yang berarti lebih kecil dari nilai α-value (0,05). Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan dengan senam pasca
persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul
Makmur Kabupaten Nagan Raya.
34
b. Pengaruh Informasi terhadap Senam Pasca Persalinan
Tabel 4.6
Pengaruh Informasi terhadap Senam Pasca Persalinan di Wilayah
Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya
No
1.
2.
Informasi
Pernah
Tidak Pernah
Jumlah
Singnifikasi: p < 0,05
Senam Pasca Persalinan
Tidak
Dilakukan
Dilakukan
f
%
f
%
15
53,6
13
46,4
4
14,3
24
85,7
19
33,9
37
66,1
Jumlah
f
28
28
56
%
100
100
100
Uji
Statistik
p-value
0,005
Berdasarkan tabel 4.6 di atas maka dapat dilihat bahwa dari 28
responden yang pernah mendapatkan informasi tentang senam pasca
persalinan terdapat 15 responden (53,6%) yang melakukan senam pasca
persalinan. Sedangkan dari 28 responden yang tidak pernah mendapatkan
informasi tentang senam pasca persalinan terdapat 24 responden (85,7%)
yang tidak melakukan senam pasca persalinan.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chisquare dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,005
yang berarti lebih kecil dari nilai α-value (0,05). Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa ada pengaruh antara informasi dengan senam pasca
persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul
Makmur Kabupaten Nagan Raya.
35
c. Pengaruh Budaya terhadap Senam Pasca Persalinan
Tabel 4.7
Pengaruh Budaya terhadap Senam Pasca Persalinan di Wilayah
Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya
No
1.
2.
Budaya
Baik
Kurang
Jumlah
Singnifikasi: p < 0,05
Senam Pasca Persalinan
Tidak
Dilakukan
Dilakukan
f
%
f
%
12
60,0
8
40,0
7
19,4
29
80,6
19
33,9
37
66,1
Jumlah
f
20
36
56
%
100
100
100
Uji
Statistik
p-value
0,005
Berdasarkan tabel 4.7 di atas maka dapat dilihat bahwa dari 20
responden yang memiliki budaya yang baik terdapat 12 responden
(60,0%) yang melakukan senam pasca persalinan. Sedangkan dari 36
responden yang memiliki budaya yang kurang terdapat 29 responden
(80,6%) yang tidak melakukan senam pasca persalinan.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chisquare dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,005
yang berarti lebih kecil dari nilai α-value (0,05). Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa ada pengaruh antara budaya dengan senam pasca
persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul
Makmur Kabupaten Nagan Raya.
36
C. Pembahasan
1. Pengaruh Pengetahuan Ibu Nifas terhadap Senam Pasca Persalinan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa
pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ibu nifas
melakukan senam pasca persalinan. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.5 di
atas dari 13 responden yang memiliki pengetahuan baik terdapat 9
responden (69,2%) yang melakukan senam pasca persalinan dan 4
responden (30,8%) yang tidak melakukan senam pasca persalinan. Dan dari
43 responden yang memiliki pengetahuan kurang terdapat 33 responden
(76,7%) yang tidak melakukan senam pasca persalinan dan 10 responden
(23,3%) yang melakukan senam pasca persalinan.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square
dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,006 yang berarti
lebih kecil dari nilai α-value (0,05). Dengan demikian dapat diasumsikan
bahwa ada pengaruh antara pengetahuan dengan senam pasca persalinan di
Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya.
Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang untuk mengingat
fakta, simbol, prosedur tehnik dan teori. Pengetahuan seseorang dapat
diperolah melalui pendidikan, paparan media masa (akses informasi),
ekonomi (pendapatan), hubungan sosial (lingkungan sosial budaya) dan
pengalaman (Notoatmodjo, 2007).
37
Para ibu pasca melahirkan cenderung takut untuk melakukan banyak
gerakan. Ibu biasanya khawatir gerakan-gerakan yang dilakukannya akan
menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Setidaknya ada tiga alasan
mengapa orang tidak melakukan senam nifas setelah persalinan, pertama,
karena memang tidak tahu bagaimana senam nifas. Kedua karena terlalu
bahagia dan yang dipikirkan hanya si kecil. Ketiga, jangankan berpikir
untuk senam, untuk bangun saja terasa sakit (Alisjahbana, 2008).
Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah
melahirkan, secara teratur setiap hari. Setelah 6 jam persalinan normal atau
8 jam setelah operasi sesar, ibu sudah boleh melakukan mobilisasi dini,
termasuk senam nifas. Saat melaksanakan senam nifas terjadi kontraksi
otot-otot perut yang akan membantu proses involusi yang mulai setelah
plasenta keluar segera setelah melahirkan. Ambulasi secepat mungkin dari
frekuensi sangat diperlukan dalam proses involusi (Alisjahbana, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bagus (2010),
didapatkan Ibu nifas dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak (15%), dan
dengan tingkat pengetahuan cukup (20%), serta dengan tingkat pengetahuan
kurang (35%), sedangkan dengan tingkat pengetahuan tidak baik (30%).
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang senam pasca persalinan di BPS Reni desa Bakungan Kecamatan
Glagah Kabupaten Banyuwangi masih kurang.
Berdasarkan dari
hasil penelitian, peneliti
berasumsi bahwa
pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ibu nifas
38
dalam melakukan senam pasca persalinan. Hal ini seperti terlihat pada hasil
penelitian bahwa jumlah ibu nifas yang memiliki pengetahuan kurang lebih
banyak yang tidak melakukan senam pasca persalinan daripada yang
melakukan senam pasca persalinan. Ini disebabkan karena pengetahuan
sangat berperan penting dalam kehidupan seseorang karena semakin baik
pengetahuan seseorang tentang senam pasca persalinan maka semakin
banyak ibu nifas yang melakukan senam pasca persalinan namun apabila ibu
nifas tidak mengetahui tentang manfaat dari pada senam pasca persalinan
maka ibu nifas tidak akan berminat untuk melakukan senam pasca
persalinan.
2. Pengaruh Informasi terhadap Senam Pasca Persalinan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa informasi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ibu nifas melakukan
senam pasca persalinan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan tabel 4.6 di atas
bahwa dari 28 responden yang pernah mendapatkan informasi tentang
senam pasca persalinan terdapat 15 responden (53,6%) yang melakukan
senam pasca persalinan dan 13 responden (46,4%) yang tidak melakukan
senam pasca persalinan. Sedangkan dari 28 responden yang tidak pernah
mendapatkan informasi tentang senam pasca persalinan terdapat 24
responden (85,7%) yang tidak melakukan senam pasca persalinan dan 4
responden (14,3%) yang melakukan senam pasca persalinan.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square
dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,005 yang berarti
39
lebih kecil dari nilai α-value (0,05). Dengan demikian dapat diasumsikan
bahwa ada pengaruh antara informasi dengan senam pasca persalinan di
Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya.
Media massa merupakan salah satu sarana komunikasi yang
berpengaruh besar membentuk opini dan kepercayaan seseorang. Dalam
penyampaian informasi, media massa membawa pesan dan sugesti yang
mengarahkan
opini
seseorang.
Media
massa
berpengaruh
positif
mempromosikan informasi kesehatan dan peningkatan kesadaran atau
pemilihan makanan yang tepat. Keunggulan pemakaian media massa adalah
dapat menjangkau setiap orang dalam bentuk yang sama dan dapat
menimbulkan pengalaman yang sama (Fitriani, 2011).
Informasi dapat diakses oleh siapapun melalui media massa atau
lainnya. Media massa yang dijadikan saluran komunikasi bagi sejumlah
orang antara lain televisi, radio, majalah dan koran, buku dan sebagainya.
Media massa dapat memicu respon yang akan berdampak pada tindakan
nyata seseorang (Fitriani, 2011).
Berdasarkan dari hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa informasi
mempengaruhi ibu nifas dalam melakukan senam pasca persalinan. Pada
penelitian ini ditemukan masalah yaitu ibu nifas yang pernah memperoleh
informasi tentang senam pasca persalinan namun masih banyak yang tidak
melakukan senam pasca persalinan. Hal ini terjadi karena responden belum
terlalu mengetahui manfaat dari melakukan senam pasca persalinan. Dan
40
juga hal ini terjadi karena masih banyak pendapat bahwa banyak bergerak
pada saat baru melahirkan akan memberi dampak yang negatif terhadap ibu
nifas, seperti terjadi robekan kembali pada vagina, dan kembali terjadinya
pendarahan apabila tidak hati-hati.
3. Pengaruh Budaya terhadap Senam Pasca Persalinan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa budaya
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ibu nifas melakukan
senam pasca persalinan. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.7 di atas dari 20
responden yang memiliki budaya yang baik terdapat 12 responden (60,0%)
yang melakukan senam pasca persalinan dan 8 responden (40,0%) yang
tidak melakukan senam pasca persalinan. Sedangkan dari 36 responden
yang memiliki budaya yang kurang terdapat 29 responden (80,6%) yang
tidak melakukan senam pasca persalinan dan 7 responden (19,4%) yang
melakukan senam pasca persalinan.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square
dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,005 yang berarti
lebih kecil dari nilai α-value (0,05). Dengan demikian dapat diasumsikan
bahwa ada pengaruh antara budaya dengan senam pasca persalinan di
Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya.
Pada dasarnya, peran kebudayaan terhadap kesehatan masyarakat
adalah dalam membentuk, mengatur dan mempengaruhi tindakan atau
kegiatan individu-individu suatu kelompok sosial untuk memenuhi berbagai
41
kebutuhan kesehatan. Memang tidak semua praktek/perilaku masyarakat
yang pada awalnya bertujuan untuk menjaga kesehatan dirinya adalah
merupakan praktek yang sesuai dengan ketentuan medis/kesehatan
(Suparyanto, 2010).
Berdasarkan dari hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa budaya
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ibu nifas dalam
melakukan senam pasca persalinan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
penelitian yang menunjukkan ibu nifas yang memiliki budaya baik masih
ada yang tidak melakukan senam pasca persalinan yaitu sebanyak 8
responden dari 20 responden. Hal ini dikarenakan ibu nifas masih
beranggapan bahwa larangan-larangan yang seharusnya tidak perlu
dilakukan saat masa nifas masih dilakukan karena pengaruh budaya yang
masih sangat kental dan menganggap hal itu perlu dipatuhi. Laranganlarangan tersebut seperti dilarang jalan cepat-cepat, tidak boleh terlalu
banyak melakukan gerakan-gerakan, tidak boleh duduk sembarangan, kalau
duduk kaki harus dirapatkan dan tidak boleh mengangkat tangan ke atas.
42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang ada pada BAB IV, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa:
1. Ada pengaruh antara pengetahuan dengan senam pasca persalinan di
wilayah kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten
Nagan Raya, ditandai dengan nilai p-value (0,006) < α-value (0,05).
2. Ada pengaruh antara informasi dengan senam pasca persalinan di wilayah
kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan
Raya, ditandai dengan nilai p-value (0,005) < α-value (0,05).
3. Ada pengaruh antara budaya dengan senam pasca persalinan di wilayah
kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan
Raya, ditandai dengan nilai p-value (0,005) < α-value (0,05).
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Hendaknya dapat menambah pengetahuan tentang senam pasca
persalinan, dan menerapkan ilmu yang sudah didapat selama dibangku
kuliah serta lebih dikembangkan dan menambah pengalaman dalam
penerapan riset terutama tentang senam pasca persalinan.
42
43
2. Bagi Institusi Pelayanan
Lebih meningkatkan dalam memberikan penyuluhan/memberikan CD
kepada ibu nifas tentang nifas dan senam nifas, serta menyediakan sarana
prasarana.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Agar dapat memberikan materi penelitian yang lebih mendalam dan
memantapkan dalam penyusunan Skripsi.
4. Bagi Ibu Nifas
Diharapkan ibu-ibu nifas dapat dan mau mengikuti senam nifas karena
dapat membantu proses involusi dan pencegan komplikasi pada masa nifas.
Serta melakukan pendekatan dengan tenaga kesehatan, mencari informasi
tentang pentingnya senam pasca persalinan.
44
DAFTAR PUSTAKA
Alisjahbana, Mutia. (2008). Senam Nifas, Senam setelah melahirkan.
http://www.berbagisehat.com.
Bagus, R. (2010). Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas tentang senam pasca
persalinan di BPS Reni desa Bakungan Kecamatan Glagah Kabupaten
Banyuwangi..
http://www.bejocommunity.blogspot.com
Brayshaw, E. (2007). Senam Hamil dan Nifas. Jakarta: EGC
Fauzi Bowo, H. (2008). Menurunkan Angka Kematian Ibu.
http://www.selatan,jakarta.go.id/pkk/index.php
Fitriani, S., 2011. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Laporan Puskesmas Suka Mulia, 2012 dan 2013
Notoatmodjo, S. (2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
_____________. (2007). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Riskesdas. (2010). Laporan Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Saifuddin. (2006), Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
_________. (2010). Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka.
Suparyanto. (2010). Pantang Makan di Masa Nifas.
http://www/dr-suparyanto.blogspot.com
45
Lampiran 1
LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
:
Alamat
:
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bersedia menjadi responden dan
sampel dalam penelitian ini dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu
Nifas Melakukan Senam Pasca Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka
Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya”.
Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden dari saya semoga
dapat dipergunakan seperlunya.
Nagan Raya,
Februari 2014
(…………………………)
46
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
I. Identitas Responden
1. Kode Responden
: ……………………..(diisi oleh peneliti )
2. Umur
: ……………. Tahun
3. Pendidikan
: …………….
4. Pekerjaan
: …………….
5. Tanggal Pengisian
: ………………….
II. Kuesioner Penelitian
A. Senam Pasca Persalinan
1. Apakah setelah proses persalinan selesai ibu melakukan senam Pasca
Persalinan atau senam nifas?
a. Melakukan
b. Tidak Melakukan
2. Apakah setelah melahirkan ibu melakukan gerakan berbaring atau duduk
dengan posisi lutut diluruskan lalu ditekuk secara perlahan?
a. Melakukan
b. Tidak Melakukan
3. Apakah pada masa nifas ibu melakukan gerakan memutar kedua
pergelangan kaki dengan mempertahankan posisi lutut dan paha?
a. Melakukan
b. Tidak Melakukan
4. Apakah pada masa nifas ibu melakukan gerakan berbaring dengan kedua
lutut ditekuk?
a. Melakukan
b. Tidak Melakukan
5. Apakah pada masa nifas ibu melakukan pernafasan perut?
a. Melakukan
b. Tidak Melakukan
6. Pada masa nifas apakah ibu melakukan gerakan sambil berbaring
mengangkat kedua tangan lurus ke atas sampai kedua telapak tangan
bertemu?
a. Melakukan
b. Tidak Melakukan
47
7. Pada masa nifas apakah ibu melakukan gerakan mengangkat pantat
perlahan kemudian diturunkan kembali?
a. Melakukan
b. Tidak Melakukan
8. Apakah pada masa nifas ibu melakukan gerakan menekuk lutut kearah
perut 90 derajat secara bergantian?
a. Melakukan
b. Tidak Melakukan
9. Pada masa nifas apakah ibu melakukan gerakan menungging?
a. Melakukan
b. Tidak Melakukan
10. Apakah pada masa nifas ibu melakukan gerakan sit up?
a. Melakukan
b. Tidak Melakukan
B. Pengetahuan
1. Perawatan dan pemeliharaan keindahan tubuh pasca persalinan dapat
dilakukan dengan salah satu cara di bawah ini, yaitu:
a. Senam pasca persalinan
b. Senam sebelum persalinan
c. Senam aerobik
2. Senam pasca persalinan bertujuan untuk:
a. Memulihkan dan menguatkan otot-otot punggung, otot dasar panggul
dan otot perut
b. Memperlambat penyembuhan
c. Mengakibatkan timbulnya komplikasi
3. Salah satu manfaat dari pada senam pasca persalinan, yaitu:
a. Member kesehatan pada tubuh
b. Meningkatkan kebugaran jantung
c. Meningkatkan berat badan
4. Yang bukan merupakan tujuan senam pasca persalinan yaitu:
a. Mengencangkan otot-otot perut
b. Memberikan rasa sakit pada otot-otot
c. Memperbaiki bentuk payudara
5. Apakah menaikan kedua kaki bersamaan dan sit-up dengan kaki lurus
boleh dilakukan oleh ibu pasca bersalin?
a. Boleh dilakukan
b. Tidak boleh dilakukan
c. Boleh dilakukan boleh juga tidak dilakukan
48
6. Resiko yang terjadi apabila menaikan kedua kaki bersamaan dan sit-up
yaitu:
a. Dapat merusak otot
b. Dapat merusak kaki
c. Dapat merusak perut
7. Senam pasca persalinan biasanya dapat dilakukan di:
a. Lantai
b. Tempat tidur
c. Di mana saja bisa
8. Ada berapa macamkah senam pasca persalinan?
a. Senam pasca persalinan normal, senam pasca persalinan dengan
bantuan
b. Senam pasca persalinan normal, senam pasca persalinan dengan
bantuan, senam setelah persalinan dengan seksio sesaria dan senam
setelah persalinan bayi lahir mati.
c. Senam yang harus dihindari
9. Senam pasca persalinan lebih baik dilakukan dengan:
a. Berlatih ringan dengan frekuensi sering
b. Berlatih berat dengan frekuensi sering
c. Berlatih sekaligus dalam sehari
10. Senam pasca persalinan baiknya dilakukan pada saat:
a. 5-10 hari
b. Setelah 44 hari
c. 2-30 hari
C. Informasi
1. Apakah ibu pernah mendengar tentang senam pasca persalinan dari bidan
atau petugas kesehatan?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
2. Apakah ibu pernah mendengar dari tetangga tentang senam pasca
persalinan?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
49
3. Apakah ibu pernah mendengar bahwa ibu nifas tidak boleh terlalu banyak
bergerak setelah melahirkan?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
4. Apakah ibu pernah mendengar bahwa pada saat masa nifas tidak
diperbolehkan mengangkat tangan karena ditakutkan ASI akan kering?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
5. Apakah ibu pernah mendengar tentang senam pasca persalinan di tempat
ibu bekerja?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
6. Apakah ibu pernah mendengar dari keluarga ibu tentang senam pasca
persalinan?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
7. Apakah ibu pernah mendengar dari radio tentang senam pasca persalinan?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
8. Apakah ibu pernah mendengar bahwa dengan melakukan senam pasca
persalinan dapat memulihkan bentuk tubuh?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
9. Apakah ibu pernah membaca tentang senam pasca persalinan di tabloid,
koran, buku atau majalah?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
10. Apakah ibu pernah melihat informasi tentang senam pasca persalinan di
TV?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
50
D. Budaya
1. Ibu dilarang mengangkat kedua tangan ke atas pada saat baru
melahirkan.
a. Ya
b. Tidak
2. Ibu dilarang terlalu banyak bergerak pada saat masa nifas.
a. Ya
b. Tidak
3. Ibu dilarang jalan terlalu cepat pada saat baru melahirkan.
a. Ya
b. Tidak
4. Ibu dilarang menungging pada saat masa nifas.
a. Ya
b. Tidak
5. Ibu hanya diperbolehkan berbaring di tempat tidur selama masa nifas.
a. Ya
b. Tidak
6. Selama masa nifas ibu tidak diperbolehkan mengendarai sepeda motor.
a. Ya
b. Tidak
7. Selama masa nifas ibu diharuskan memakai gurita.
a. Ya
b. Tidak
8. Ibu diharuskan memakai korset yang ketat selama masa nifas.
a. Ya
b. Tidak
9. Ibu diharuskan memakai ramuan tradisional pada perut selama masa
nifas.
a. Ya
b. Tidak
10. Ibu diharuskan meminum jamu pada masa nifas dengan tujuan agar luka
cepat kering dan dapat memperbaiki bentuk tubuh.
a. Ya
b. Tidak
51
Lampiran 3
TABEL SKORING PENGETAHUAN
Jawaban
No
Pertanyaan
Rentang
a
b
c
1.
1
1
0
0
Baik : ≥ 3,23 dari
2.
2
1
0
0
total skor
3.
3
0
1
0
4.
4
0
1
0
5.
5
0
1
0
6.
6
1
0
0
7.
7
0
1
0
8.
8
0
1
0
9.
9
1
0
0
1
0
0
Kurang : < 3,23
10. 10
dari total skor
52
Lampiran 4
KUNCI JAWABAN PENGETAHUAN
2.
A
3.
A
4.
B
5.
B
6.
B
7.
A
8.
B
9.
B
10. A
11. A
53
Lampiran 5
HASIL PENGOLAHAN DATA SPSS
Frequency Table
Senam Pasca Persalinan
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Dilakukan
19
33.9
33.9
33.9
Tidak Dilakukan
37
66.1
66.1
100.0
Total
56
100.0
100.0
Pengetahuan
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Baik
13
23.2
23.2
23.2
Kurang
43
76.8
76.8
100.0
Total
56
100.0
100.0
Informasi
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Pernah
28
50.0
50.0
50.0
Tidak Pernah
28
50.0
50.0
100.0
Total
56
100.0
100.0
Budaya
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Baik
20
35.7
35.7
35.7
Kurang
36
64.3
64.3
100.0
Total
56
100.0
100.0
54
Crosstabs
Pengetahuan * Senam Pasca Persalinan
Pengetahuan * Senam Pasca Persalinan Crosstabulation
Senam Pasca Persalinan
Dilakukan
Pengetahuan
Baik
Count
Kurang
4
13
4.4
8.6
13.0
69.2%
30.8%
100.0%
10
33
43
14.6
28.4
43.0
23.3%
76.7%
100.0%
19
37
56
19.0
37.0
56.0
33.9%
66.1%
100.0%
Count
Expected Count
% within Pengetahuan
Total
Count
Expected Count
% within Pengetahuan
Total
9
Expected Count
% within Pengetahuan
Tidak Dilakukan
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
.002
Continuity Correction
7.473
1
.006
Likelihood Ratio
9.052
1
.003
Pearson Chi-Square
9.412
b
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
.006
9.244
1
.002
56
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.41.
b. Computed only for a 2x2 table
.004
55
Informasi * Senam Pasca Persalinan
Crosstab
Senam Pasca Persalinan
Dilakukan
Informasi
Pernah
15
13
28
Expected Count
9.5
18.5
28.0
53.6%
46.4%
100.0%
4
24
28
9.5
18.5
28.0
14.3%
85.7%
100.0%
19
37
56
19.0
37.0
56.0
33.9%
66.1%
100.0%
Count
Expected Count
% within Informasi
Total
Total
Count
% within Informasi
Tidak Pernah
Tidak Dilakukan
Count
Expected Count
% within Informasi
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
df
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Exact Sig.
Exact Sig.
(2-sided)
(2-sided)
(1-sided)
a
1
.002
7.966
1
.005
10.103
1
.001
9.639
b
Asymp. Sig.
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
.004
9.467
1
.002
56
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.50.
b. Computed only for a 2x2 table
.002
56
Budaya * Senam Pasca Persalinan
Crosstab
Senam Pasca Persalinan
Dilakukan
Budaya
Baik
12
8
20
Expected Count
6.8
13.2
20.0
60.0%
40.0%
100.0%
7
29
36
12.2
23.8
36.0
19.4%
80.6%
100.0%
19
37
56
19.0
37.0
56.0
33.9%
66.1%
100.0%
Count
Expected Count
% within Budaya
Total
Total
Count
% within Budaya
Kurang
Tidak Dilakukan
Count
Expected Count
% within Budaya
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig.
Exact Sig.
Exact Sig. (1-
(2-sided)
(2-sided)
sided)
a
1
.002
Continuity Correction
7.711
1
.005
Likelihood Ratio
9.355
1
.002
Pearson Chi-Square
9.433
b
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
.003
9.265
1
.002
56
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.79.
b. Computed only for a 2x2 table
.003
57
YAYASAN PENDIDIKAN U’BUDIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
BANDA ACEH
Jalan Alue Naga Desa Tibang Banda Aceh Telepon (0651) 7555566
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI
T.A 2012/2013
Nama Mahasiswa
: Yetti Fariana
NIM
: 121010210183
Prodi
: D-IV Kebidanan
Judul Skripsi
:Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Ibu
Nifas
Melakukan Senam Pasca Persalinan di Wilayah Kerja
Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya.
Pembimbing
: Muhammad Idrus, SKM., M.Kes.
Kegiatan Bimbingan SKRIPSI
No
1
Tgl
07-01-2014
2
10-01-2014
3
16-01-2014
4
25-01-2014
5
30-01-2014
6
7
01-02-2014
07-02-2014
8
13-03-2014
9
19-03-2014
10
22-03-2014
Bimbingan
Konsul Judul
Masukan/Saran
ACC judul, Lanjut
BAB I
Konsul BAB I
Perbaikan BAB I dan
Lanjut BAB II
Konsul Perbaikan BAB I Perbaikan BAB II dan
dan Konsul BAB II
Lanjut BAB III
Konsul Perbaikan BAB
Perbaikan BAB III
II dan Konsul BAB III
Konsul Perbaikan BAB
Lanjut Kuesioner
III
Konsul kuesioner
Perbaikan kuesioner
Konsul perbaikan
ACC Seminar
kuesioner
Konsul BAB IV
Perbaiki BAB IV dan
Lanjut BAB V
Konsul Perbaikan BAB
Perbaiki BAB V
IV dan Konsul BAB V
Konsul Perbaikan BAB
ACC Sidang
V
Paraf
Download