IBAA IBAA GANGGUAN SISTEM DAPAT DISEBABKAN OLEH ; • KARENA KESALAHAN MANUSIA • DARI DALAM / SISTEM ATAU DARI ALAT ITU SENDIRI • DARI LUAR ALAM BINATANG IBAA JENIS GANGGUAN 1. BEBAN LEBIH 2. HUBUNG SINGKAT 3. TEGANGAN LEBIH # Tegangan lebih power frequency # Tegangan lebih Transient Surja Petir [lightning surge ] Surja hubung [ switching surge ] 4. GANGGUAN STABILITAS IBAA CARA MENGATASI GANGGUAN USAHA USAHA UNTUK MENGATASI GANGGUAN 1. MENGURANGI TERJADINYA GANGGUAN a. Menggunakan peralatan yang dapat diandalkan b. c. d. e. Spesifikasi yang tepat dan desain yang baik Pemasangan yang benar Penebangan / pemangkasan pohon Operasi dan pemeliharaan yang baik 2. MENGURANGI AKIBATNYA a. Mengurangi besarnya arus gangguan b. Melepas bagian sistem yang terganggu dengan menggunakan Pmt dan relai pengaman c. Penggunaan pola load shedding dan system splitting / islanding d. Penggunaan relai , PMT yang cepat untuk menghinari gangguan instability IBAA TUJUAN PROTEKSI 1. MENCEGAH KERUSAKAN PERALATAN YANG TERGANGGU ,MAUPUN PERALATAN YANG DILEWATI OLEH ARUS GANGGUAN . 2. MENGISOLIR BAGIAN SISTEM YANG TERGANGGU SEKECIL MUNGKIN DAN SECEPAT MUNGKIN . 3. MENCEGAH MELUASNYA GANGGUAN . IBAA FUNGSI PROTEKSI 1. MENDETEKSI ADANYA GANGGUAN ATAU KEADAN ABNORMAL PADA BAGIAN SISTEM YANG DIAMANKAN 2. MELEPAS BAGIAN SISTEM YANG TERGANGGU , SEHINGGA BAGIAN SISTEM YANG LAINNYA MASIH DAPAT TERUS BEROPERASI . IBAA PERANGKAT PROTEKSI PMT CT PT TIPPING COIL -- RELAI PROTEKSI BATERE + IBAA PERANGKAT PROTEKSI 1. RELAI PENGAMAN SEBAGAI ELEMEN PERASA / PENGUKUR UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN . 2. PEMUTUS TENAGA [ PMT ] SEBAGAI PEMUTUS ARUS DALAM SIRKUIT TENAGA UNTUK MELEPAS BAGIAN SISTEM YANG TERGANGGU . 3. TRAFO ARUS DAN ATAU TRAFO TEGANGAN MENGUBAH BESARNYA ARUS DAN ATAU TEGANGAN DARI SIRKUIT PRIMER KE SIRKUIT SEKUNDER [ RELAI ] 4. BATERE / AKI SEBAGAI SUMBER TENAGA UNTUK MENTRIPKAN PMT DAN CATU DAYA UNTUK RELAI STATIK DAN RELAI BANTU . 5. WIRING UNTUK MENGHUBUNGKAN KOMPONEN KOMPONEN PROTEKSI SEHINGGA MENJADI SATU SISTEM . IBAA PERSYARATAN PROTEKSI 1. SELEKTIVITAS 2. KEANDALAN [ RELIABLE ] 3. KECPATAN 4. SENSITIVITAS 5. EKONOMIS IBAA SELEKTIVITAS PENGAMAN HARUS DAPAT MEMISAHKAN BAGIAN SISTEM YANG TERGANGGU SEKECIL MUNGKIN , YAITU SEKSI YANG TERGANGGU SAJA YANG MENJADI KAWASAN PENGAMANANNYA . PENGAMAN YANG DEMIKIAN DISEBUT PENGAMAN YANG “ SELEKTIF “ . JADI RELAI HARUS DAPAT MEMBEDAKAN APAKAH GANGGUAN TERLETAK DI DAERAH PENGAMANANNYA [ DIMANA RELAI HARUS BEKERJA DENGAN CEPAT ]. ATAU DI SEKSI BERIKUTNYA [ DIMANA RELAI KERJA DNGAN TUNDA WAKTU ATAU TIDAK KERJA SAMA SEKALI ] . IBAA KEANDALAN [ RELIABILITY ] 1. DEPENDABILITY YAITU TINGKAT KEPASTIAN BEKERJA JADI TIDAK BOLEH GAGAL KERJA . 2. SECURITY YAITU TINGKAT KEPASTIAN UNTUK TIDAK SALAH KERJA . SALAH KERJA MENGAKIBATKAN PEMADAMAN YANG SEHARUSNYA TIDAK PERLU TERJADI . IBAA KECEPATAN 1. UNTUK MEMPERKECIL KERUGIAN / KERUSAKAN AKIBAT GANGGUAN MAKA RELAI HARUS BEKERJA SECEPAT MUNGKIN UNTUK MEMISAHKAN BAGIAN SISTEM YANG LAIN . 2. UNTUK MENDAPATKAN SELEKTIVITAS MUNGKIN SAJA SUATU PENGAMAN DIBERI TUNDA WAKTU [ TIME DELAY ], NAMUN WAKTU TUNDA HARUS SECEPAT MUNGKIN . IBAA KEPEKAAN [SENSITIVITY ] PADA PRINSIPNYA RELAI HARUS PEKA , SEHINGGA DAPAT MENDETEKSI GANGGUAN WALAUPUN DALAM KONDISI YANG MEMBERIKAN RANGSANGAN YANG MINIMUM IBAA KAWASAN PENGAMANAN 1. SISTEM TENAGA LISTRIK TERBAGI DALAM BEBERAPA SEKSI – SEKSI . YANG SATU DENGAN YANG LAINNYA DAPAT DIHUBUNGKAN ATAU DIPUTUS OLEH PMT . 2. SETIAP SEKSI DIAMANKAN OLEH RELAI , DAN SETIAP RELAI MEMPUNYAI KAWASAN PENGAMANAN IBAA DAERAH PENGAMANAN GENERATOR KAWASAN PENGAMANAN DAERAH PENGAMANAN GENERATOR -TRAFO DARI PENGAMAN ISTEM TENAGA LISTRIK DAERAH PENGAMANAN BUSBAR DAERAH PENGAMANAN TRANSMISI DAERAH PENGAMANAN TRAFO TENAGA DAERAH PENGAMANAN BUSBAR DAERAH PENGAMANAN BUSBAR TM DAERAH PENGAMANAN JARINGAN TM IBAA SELEKTIVITAS DAPAT DIPEROLEH DENGAN ; 1. PEMBAGIAN ATAS DAERAH – DAERAH PENGAMANAN [ ZONA PENGAMANAN ]. 2. KOORDINASI DENGAN PERTINGKATAN WAKTU [ TIME GRADING ] . IBAA PENGAMAN UTAMA DAN CADANGAN [ MAIN AND BACK UP PROTECTION ] 1. ADA KEMUNGKINAN SUATU RELAI GAGAL BEKERJA , OLEH KARENA ITU DILENGKAPI DENGAN PENGAMAN CADANGAN DISAMPING PENGAMAN UTAMA . 2. PENGAMAN CADANGAN BARU DIHARAPKAN BEKERJA BILA PENGAMAN UTAMA GAGAL , SEHINGGA PENGAMAN CADANGAN SELALU DIBERI TUNDA WAKTU . IBAA PENGAMAN CADANGAN : a. PENGAMAN CADANGAN LOKAL [ LOCAL BACK UP ] b. PENGAMAN CADANGAN JAUH [ REMOTE BACK UP ] PENGAMAN CADANGAN LOKAL TERLETAK DITEMPAT YANG SAMA DENGAN PENGAMAN UTAMANYA . PENGAMAN CADANGAN JAUH TERLETAK DI SEKSI HULUNYA . IBAA TERCIPTANYA PENGAMAN SISTEM YANG DAPAT MEMPERKECIL KERUGIAN ATAU KERUSAKAN AKIBAT GANGGUAN DAN MEMAKSIMUMKAN KEANDALAN SUPLAI TENAGA LISTRIK KEPADA KONSUMEN . PROTEKSI ADALAH ASURANSI DARI SISTEM TENAGA LISTRIK IBAA IBAA KLASIFIKASI RELAI PROTEKSI 1. Berdasarkan 2. Berdasarkan Waktu kerja 3. Berdasarkan 4. Berdasarkan 5. Berdasarkan Besaran Input Karakteristik Jenis kontak Prinsip Kerja Fungsi IBAA BERDASARKAN BESARAN INPUT 1 Arus [ I ] : Relai Arus lebih [ OCR ] Relai Arus kurang [UCR] 2 Tegangan [U] : Relai tegangan lebih [OVR] Relai tegangan kurang [UVR] 3. Frekuensi [f] : Relai frekuensi lebih {OFR] Relai frekuensi kurang [UFR] 4. Daya [P ; Q ] : Relai daya Max / Min Relai arah / Directional Relai Daya balik 5. Impedansi [Z] : Relai jarak [Distance] 6. Beda arus : Relai diferensial IBAA BERDASARKAN KARAKTERISTIK WAKTU KERJA 1. Seketika [Relai instsnt / Moment /high speed ] 2. Penundaan waktu [ time delay ] Definite time relay Inverse time relay 3. Kombinai instant dengan tunda waktu IBAA BERDASARKAN JENIS KONTAK 1 Relai dengan kontak dalam keadaan normal terbuka [ normally open contact] 2. Relai dengan kontak dalam keadaan normal tertutup [ normally close contact] IBAA BERDASARKAN FUNGSI 1. Relai Proteksi 2. Relai Monitor 3. Relai programming ; - Reclosing relay - synchro check relay 4. Relai pengaturan [ regulating relay ] 5. Relai bantu - sealing unit - lock out relay - closing relay dan - tripping relay IBAA BERDASARKAN PRINSIP KERJA 1. Tipe Elektromekanis a. Tarikan magnit : - tipe Plunger - tipe hinged armature - tipe tuas seimbang b. Induksi : - tipe shaded pole - tipe KWH - tipe mangkok { Cup ] 2. Tipe Thermis : - bimetal - termometer 3. Tipe gas : - relai buccholz / Jansen 4. Tipe Tekanan [ pressure relay ] 5. Tipe Statik [ Elektronik] IBAA 1. TIPE PLUNGER BILA KUMPARAN DIBERI ARUS MELEBIHI NILAI PICK UPNYA, MAKA PLUNGER AKAN BERGERAK KEATAS DAN TERJADI PENUTUPAN KONTAK. GAYA YANG YANG DITIMBULAKN SEBANDING DENGAN KWADRAT ARUS PADA KUMPARAN . RELAI INI MEMPUNYAI WAKTU KERJA YANG CEPAT , SEHINGGA BANYAK DIGUNAKAN SEBAGAI RELAI INSTANTANEOUS . KUMPARAN PLUNGER KONTAK DIAM KONTAK GERAK IBAA 2. TIPE HINGED ARMATURE BILA KUMPARAN DIBERI ARUS, MAKA LENGAN AKAN TERTARIK SEHINGGA UJUNG LENGAN YANG LAIN AKAN MENGGERAKAN KONTAK . KONTAK DIAM KONTAK GERAK GAYA ELEKTROMAGNITIK JUGA SEBANDING DENGAN KWADRAT ARUS KUMPARAN . TIPE INI BANYAK DIGUNAKAN SEBAGAI RELAI BANTU, KARENA DAPAT MEMPUNYAI KONTAK YANG BANYAK DAN KONTAKNYA MEMPUNYAI KAPASITAS PEMUTUSAN ARUS YANG LEBIH BESAR . KUMPARAN LENGAN ARMATURE IBAA 3, TIPE TUAS SEIMBANG [ BALANCE BEAM ] KONTAK TIPE INI TERDIRI DARI DUA KUMPARAN YAITU KUMPARAN KERJA DAN PENAHAN. DALAM KEADAAN SEIMBANG DIMANA GAYA PEGAS DIABAIKAN MAKA I1 / I2 = K [ KONSTANTE ] BILA I1 / I2 LEBIH BESAR DARI K MAKA RELAI AKAN MENUTUP KONTAK BILA I1 / I2 LEBIH KECIL DARI K MAKA RELAI AKAN BUKA KONTAK TIPE INI BANYAK DIGUNAKAN SEBAGAI RELAI DIFERENSIAL DAN RELAI JARAK . I2 I1 PEGAS I1 TORSI POSITIP TORSI NEGATIP I2 IBAA 4. SHADED POLE INDUCTION DISK TIPE INI TERDIRI DARI DUA KUMPARAN YAITU KUMPARAN KERJA DAN PENAHAN. DALAM KEADAAN SEIMBANG DIMANA GAYA PEGAS DIABAIKAN MAKA I1 / I2 = K [ KONSTANTE ] SHADING RING KONTAK MAGNIT TETAP BILA I1 / I2 LEBIH BESAR DARI K MAKA RELAI AKAN MENUTUP KONTAK BILA I1 / I2 LEBIH KECIL DARI K MAKA RELAI AKAN BUKA KONTAK TIPE INI BANYAK DIGUNAKAN SEBAGAI RELAI DIFERENSIAL DAN RELAI JARAK . 1 2 PIRINGAN KUMPARAN IBAA 5. TIPE WATTMETRIK [ KWH ] INTERAKSI ANTARA FLUK U DAN TERHADAP FLUK YANG DIPEROLEH DARI ARUS PUSAR YANG DIINDUKSIKAN PADA PIRINGAN AKAN MENGERAKAN PIRINGAN UNTUK BERPUTAR L U 2 U L 2 PIRINGAN S PUTARAN INI AKAN MENUTUP KONTAK UMUMNYA KARAKTERISTI K TUNDA WAKTUNYA ADALAH INVERSE KUMPARAN LAGGING IS KUMPARAN UTAMA I IBAA 6. INDUCTION CUP PRINSIPNYA SAMA SEPERTI MOTOR INDUKSI. TERDAPAT ROTOR ALUMINIUM BERBENTUK SILIDER YANG DI TENGAHNYA INTI MAGNITIK SEHINGGA SILIDER TERSEBUT DAPAT BERPUTAR PADA SILINDER DIPASANG KONTAK GERAK DAN DAPAT MENUTUP KONTAK KE KIRI ATAU KE KANAN . IBAA RELAI STATIK / ELEKTRONIK UNIT – UNIT DASAR DARI RELAI STATIK : 1. 2. 3. 4. 5. 6. SIRKUIT INPUT [ BIASANYA INTERMEDIATE CT ] RECTIFIER / PENYEARAH LEVEL DETECTOR TIMER / INTEGRATOR POLARITY DETECTOR COMPARATOR IBAA 1. SIRKUIT INPUT [ INTERMEDIATE CT DAN RECTIFIER ] + Ia Ib Vout + Ia Ib Ic Ic - - OUTPUT TERGANTUNG DARI TEGANGAN INSTANT YANG TERTINGGI Vout UOTPUT TERGANTUNG DARI ARUS INSTATANEOUS YANG TERTINGGI IBAA 2. LEVEL DETECTOR Vs V in + LEVEL DETECTOR DC DIGUNAKAN UNTUK MENDETEKSI BILA LEVEL TEGANGAN DC PADA INPUT MELEBIHI SET LEVELNYA . BILA LEVEL INI DILAMPAUI MAKA OUTPUT DARI LEVEL DETECTOR BERUBAH DARI KONDISI MATI ,ENJADI HIDUP DAN OUTPUT AKAN MENGERAKAN RELAI OUTPUT . V ref V out V Vs V out V in t IBAA 3. INTEGRATOR / TIMING CIRCUIT C SIRKUIT INTEGRATOR BANYAK DIGUNAKAN DALAM RELAI STATIK INPUT ARUS E1/R1 DALAM FEED BACK LOOP KAPASITIF E1 LEWAT C INVERTING TERMINAL INPUT ADALAH PADA COMMON EARTH POTENSIAL ,JADI TEGANGAN PADA C MENJADI SAMA DAN BERLAWANAN DENGAN Eo R1 I1 + Eo Eo SEBANDING DENGAN INTEGRAL DARI E1 SIRKUIT INI DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI RELAI WAKTU DIMANA KECEPATAN PERUBAHAN DARI OUTPUT SEBANDING DENGAN BESARNYA SIGNAL INPUT . IBAA 4. POLARITY DETECTOR +Vs + INPUT SIGNAL ADALAH GELOMBANG SINUS YANG MANA DIUBAH KE BENTUK GELOMBANG KOTAK OLEH GAIN AMPLIFIER OUTPUT SIGNAL PADA DASARNYA ADALAH DIGITAL YANG HANYA MEMPUNYAI DUA KEADAAN [ HIGH DAN LOW ] . 0 -Vs Vout Vin IBAA 5. KOMPARATOR UNTUK RELAI YANG MEMPUNYAI INPUT LEBIH DARI SATU MAKA DIGUNAKAN KOMPARATOR MISAL RELAI DAYA / DIRECTIONAL ; RELAI JARAK TIPE KOMPARATOR : 1. KOMPARATOR AMPLITUDO 2. KOMPARATOR FASA IBAA KOMPARATOR FASA A MENGUKUR BEDA FASA ANTARA DUA INPUT GELOMBANG SINUS A DAN B KEDUA GELOMBANG INI DIUBAH KE BENTUK KOTAK KEDUA GELOMBANG KOTAK B MEMPUNYAI SISI-SISI SESUAI DENGAN GELOMBANG SINUSNYA DAN DIBANDINGKAN DENGAN GERBANG EXCLUSIVE OR . GERBANG LOGIK INI MEMPUNYAI SIFAT HANYA AKAN MEMBERI OUTPUT BILA SALAH SATU ADA SIGNAL TETAPI TIDAK KEDUA –DUANYA DAN BEKERJA SEBAGAI POLARITY COINCIDENCE DETECTOR . OUTPUT X Y POLARITY DETECTOR X Y =1 COINCIDENCE DETECTOR EXCLUSIVE OR 1 0 1 0 OUTPUT IBAA POLARITY DETECTOR COINCIDENCE DETECTOR LEVEL DETECTOR INPUT TRIP INTEGRATOR IBAA OUTPUT COINCIDENE DETECTOR OPERATE RESET OUTPUT INTEGRATOR KONDISI KERJA KONDISI RESTRAINT IBAA IBAA GANGGUAN HUBUNG SINGKAT Gangguan simetris ( gangguan 3 fasa ) - Gangguan tak simetris fasa – fasa fasa – fasa ke tanah fasa ke tanah - Bila terjadi gangguan tak simetris akan menimbulkan Ketidak seimbangan arus maupun tegangan. Untuk memecahkan masalah diatas maka digunakan “ TEORI KOMPONEN SIMETRIS “ IBAA SISTEM 3 FASA SEIMBANG @ ARUS MASING MASING FASA DAN @ TEGANGAN FASA ( LINE ) SAMA Ia I A Z E a V 0 0 Z E c V1200 Z B C E b V240 0 I b I2400 I c I1200 IBAA TEORI KOMPONEN SIMETRIS TEORI INI DIKEMUKAKAN OLEH C L PORTESQUE ( 1918 ) CARANYA ADALAH DENGAN MENGURAIKAN VEKTOR 3 FASA YANG TAK SEIMBANG MENJADI 3 PASANG VEKTOR YANG SEIMBANG : # KOMPONEN URUTAN POSITIP # KOMPONEN URUTAN NEGATIP # KOMPONEN URUTAN NOL IBAA Va1 KOMPONEN URUTAN POSITIP ( INDEK 1 ) TERDIRI DARI 3 PASOR YANG SAMA BESAR NYA , DAN ALING BERBEDA FASA SEBESAR 120 SATU SAMA LAINNYA ( URUTAN SAMA DENGAN PASOR ASLINYA ) 120 0 Va2 KOMPONEN URUTAN NEGATIP ( INDEK 2 ) TERDIRI DARI 3 PASOR YANG SAMA DAN BERBEDA FASA 120 ( URUTANNYA BERLAWANAN DENGAN VEKTOR ASLINYA ) KOMPONEN URUTAN NOL ( INDEK 0 ) TERDIRI DARI 3 PASOR YANG SAMA DAN SEFASA . Vb1 Vc1 120 0 Vc2 Vb2 Va0 Vb0 Vc0 IBAA OPERATOR “ a “ Suatu operator yang berfungsi untuk memutar vektor dengan Sudut 120 dan berlawanan arah dengan arah jarum jam , a 1120 0 a 1120 0 a 1120 0 cos 120 0 j sin 1200 120 0 0,5 j 0,866 a 2 1240 0 cos 2400 j sin 2400 240 0 a 3 13600 0,5 j 0,866 a 3 13600 cos 3600 j sin 3600 a 1240 2 0 1 j0 1 a a 0 2 IBAA HUBUNGAN KOMPONEN SIMETRIS DENGAN BESARAN FASA Va1 Va1 Vb1 a 2 Va1 Va Va1 Va2 Va0 Vb Vb1 Vb2 Vb0 Vc Vc1 Vc2 Vc0 Vc1 aVa1 Va2 Va2 Vb2 aVa2 Va Va1 Va2 Va0 Vb a 2 Va1 aVa2 Va0 Vc aVa1 a 2 Va2 Va0 Vc2 a 2 Va2 Va0 Vb0 Vc 0 IBAA SYNTHESIS TEGANGAN Va Va1 Va2 Va0 Vb a 2 Va1 aVa2 Va0 Vc aVa1 a 2 Va2 Va0 ARUS I a I a1 I a2 I a0 I b a 2 I a1 aI a2 I a0 I c aI a1 a 2 I a2 I a0 IBAA . Bila komponen simetrisnya diketahui Dapat digambarkan vektor aslinya. Va1 120 0 Va Vb1 Vc1 Va2 120 0 Vb Vb2 Vc2 Vc Va0 Vb0 Vc0 IBAA BESARNYA KOMPONEN URUTAN NOL Va Va1 Va2 Va0 Vb a Va1 aVa2 Va0 1 a2 a 0 Vc aVa1 a 2 Va2 Va0 1 a a2 0 2 Va Vb Vc [1 a 2 a]Va1 [1 a a 2 ]Va2 3Va0 Va Vb V c 3Va0 1 Va0 [Va Vb Vc ].................(4) 3 IBAA BESARNYA KOMPONEN URUTAN Va Va1 Va2 Va0 .... 1 Vb a 2 Va1 aVa2 Va0 .... a 2 Vc aVa1 a 2 Va2 Va0 Negatip .... a Va Va1 Va2 Va0 a 2 Vb a 4 Va1 a 3Va2 a 2 Va0 aVc a 2 Va1 a 3Va2 aVa0 Va a 2 Vb aVc [1 a 4 a 2 ]Va1 [1 a 3 a 3 ]Va2 [1 a 2 a]Va0 0 3Va2 0 1 Va 2 {Va a 2Vb aVc } 3 IBAA BESARNYA KOMPONEN URUTAN POSITIP DENGAN CARA YANG SAMA DAN DENGAN MENGALIKAN PERS ( 2 ) DENGAN BESARAN ......1 ...... a ...... a 2 MAKA DIPEROLEH BESARNYA KOMPONEN URUTAN POSITIP 1 Va1 {Va aVb a 2Vc } 3 IBAA ANALYSIS TEGANGAN Va1 Va2 ARUS 1 {Va Vb Vc } 3 1 {Va aVb a 2 Vc } 3 1 {Va a 2 Vb aVc } 3 Va0 1 {I a I b I c } 3 1 {I a aI b a 2 I c } 3 1 {I a a 2 I b aI c } 3 I a0 I a1 I a2 IBAA IMPEDANSI URUTAN PENGERTIAN IMPEDANSI URUTAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK BERBEDA DENGAN PENGERTIAN KOMPONEN URUTAN PADA ARUS DAN TEGANGAN IMPEDANSI URUTAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT : IMPEDANSI URUTAN POSITIP (Z1) ADALAH IMPEDANSI DARI SIRKUIT 3 FASA YANG SIMETRIS YANG DIDAPAT DENGAN MEMBERIKAN TEGANGAN URUTAN POSITIP DAN HANYA MENGALIR ARUS URUTAN POSITIP SAJA IMPEDANSI URUTAN NEGATIP (Z2) DAN IMPEDANSI URUTAN NOL ( Z0 ) ADALAH IMPEDANSI YANG DIDAPAT SEPERTI HAL DIATAS HANYALAH TEGANGAN DAN ARUS YANG MENGALIR ADALAH URUTAN NEGATIP DAN NOL IBAA IMPEDANSI URUTAN PERALATAN LISTRIK YANG STATIS SEPERTI TRAFO TENAGA. SALURAN TRANSMISI. ATAU DISTRIBUSI NILAI IMPEDANSI URUTAN POSITIP SAMA DNGAN URUTAN NEGATIP . SEDANG PERALATAN YANG BERPUTAR SEPERTI GENERATOR BESARNYA AGAK BERBEDA , SEDANG IMPEDANSI URUTAN NOL SANGAT BERBEDA DENGAN IMPEDANSI URUTAN POSITIP DAN NEGATIP . IBAA IMPEDANSI URUTAN GENERATOR RANGKAIAN IMPEDANSI URUTAN POSITIP. NEGATIP DAN NOL DARI GENERATOR : N2 N1 Ea1 Ea 0 Ea 2 Va 2 Va1 I1 N0 I2 Va 0 I0 PERSAMAAN DARI KETIGA URUTAN KOMPONEN SIMETRIS Va1 E a1 I a1 Z1 Va2 E a2 I a2 Z 2 ..... (1) Va0 E a0 I a0 Z0 IBAA TEGANGAN YANG DIBANGKITKAN GENERATOR SEIMBANG SEHINGGA E a2 E a0 0 E a1 E a MAKA PERSAMAAN ( 1 ) MENJADI Va1 E a1 I a1 Z1 Va2 0 I a2 Z 2 ..... (2) Va0 0 I a0 Z 0 IBAA I a0 A In Ia Ib Ic 3I a0 3I 0 ..... (3) Z g0 C Ec 0 Ea 0 Eb 0 In Zn 3I a 0 TEGANGAN URUTAN NOL Z g0 Z g0 I b0 Z g0 B I c0 Va0 I n Z n E a0 I a0 Zg0 E a0 3I a0 Z n I a0 Zg0 .. . . . (4) E a0 I a0 (Z g0 3Z n ) IBAA SEHINGGA RANGKAIAN IMPEDANSI URUTAN NOL DAPAT DIGAMBARKAN SBB; E a0 E a0 I a0 Tidak mengalir I a0 Zg0 I a0 Zg0 Titik netral tidak ditanahkan Zn IBAA IMPEDANSI TRAFO DAYA 2 KUMPARAN SAMBUNGAN URUTAN NOL L L L H ZnH L ZnL H ZL ZH ZH H H ZL 3ZnL ZL 3ZnH ZH ZH H H ZL ZH ZL ZH H L ZL ZH H L ZL ZH H L ZL ZH H L ZL ZH H L ZL ZH H H H H L H L H ZnH L L ZH H L L ZL ZL L H L L H 3ZnH L L ZH H L L ZL URTAN POSITIP&NEGATIP ZL ZH L ZL ZH H L ZL ZH H H IBAA PENGHANTAR RANGKAIAN Z1 XC 1 2 Z0 Z2 XC 1 2 URUTAN POSITIP XC 2 2 XC 2 2 URUTAN NEGATIP XC 0 2 XC 0 2 URUTAN NOL RANGKAIAN T Z1 2 Z1 2 XC1 URUTAN POSITIP Z2 2 Z2 2 XC2 URUTAN NEGATIP Z0 2 Z0 2 XC 0 URUTAN NOL IBAA PERSAMAAN HUBUNG SINGKAT PADA GENERATOR ( Generator diandaikan dalam keadaan tanpa beban ) 1. HUBUN SINGKAT 3 FASA Kondisi awal pada titik Gangguan ; Va Vb Vc 0 ... (5) A C B 1 V1 (Va aVb a 2 Vc ) 3 1 V2 (Va a 2 Vb aVc ) 3 1 V0 (Va Vb Vc ) 3 (6) IBAA DENGAN MEMASUKAN PERS. (5) KE (6) : V2 I 2 Z 2 0 V1 E1 I1Z1 0 I 2 Z2 0 E1 E1 I1Z1 0 I1 Z1 ZZ 0 I2 0 V0 I 0 Z0 0 Z0 0 I 0 0 I a I1 I 2 I 0 I1 0 0 ARUS PADA FASA a : E1 Z1 JADI ; Ia E1 Z1 Ib a Ic a 2 , , , , , , , (7) E1 Z1 E1 Z1 . . . . . . . (8) . . . . . . . (9) IBAA JADI ARUS HUBUNG SINGKAT 3 FASA : I HS3φ E1 Z1 . . . . . . (10) a Diagram satu garis dan rangkaian urutannya E1 D Ic Z1G Ia 3FASA N1 b c E1 Ib Va = Vb = Vc = 0 Z1G I1 Diagram vektor untuk Gangguan 3 fasa F1 IBAA 2. HUBUN SINGKAT 2 FASA Kondisi awal pada titik Gangguan ; Vb Vc I b Ic Ia 0 Vb a a V1 aV2 V0 A Vc aV1 a 2 V2 V0 karena , Vb Vc , maka C B a 2 V1 aV2 V0 aV1 a 2 V2 V0 (a 2 a)V1 (a 2 a)V2 maka , V1 V2 ........(13) IBAA DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS RUMUS KOMPONEN SIMETRIS MAKA ARUS HUBUNG SINGKAT DUA FASA DIPEROLEH ; ARUS HUBUNG SINGKAT 2 FASA ; I hs2φ 3E1 ................(21) Z1 Z 2 IBAA Diagram satu garis Zg Diagram urutan 2 fasa Vektor diagram c N1 E1 Ic VCF Ib N2 I1 a I2 Z1g F1 Z2g F2 b IBAA 3. HUBUN SINGKAT 1 FASA TANAH Kondisi awal pada titik Gangguan ; A Ib Ic 0 Va 0 C B Menentukan komponen Komponen simetris ; 1 1 1 I1 (I a aI b a 2 I c ) (I a o) I a 3 3 3 1 1 1 I 2 (I a a 2 I b aI c ) (I a 0) I a 3 3 3 1 1 1 I 0 (I a I b I c ) (I a 0) I a 3 3 3 JADI : I1 I 2 I 0 1 I a ........................(25) 3 IBAA DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS RUMUS KOMPONEN SIMETRIS MAKA ARUS GANGGUAN SATU FASA KE TANAH DAPAT DIPEROLEH Arus hubung singkat 1 fasa ke tanah : I hs1φ 3E1 ........ (30) Z1 Z 2 Z3 IBAA Diagram satu garis Zg N1 N2 E1 1 fasa F2 c F1 Z0g Z2g Z1g Vektor diagram I0 I2 I1 VbF N0 F0 Diagram urutan a Ia VcF b IBAA SATUAN PERUNIT ( PU ) RANGKAIAN 3 FASA : VA b Ib Zb 3Vb I b VA b 3Vb Vb 3I b Vb 3VA b 3Vb 2 2 Vb KVb VA b MVA b Nilai(sebe narnya) Nilai(pu) Nilai(Dasa r) MVA b Z(pu) Zseb 2 KVb IBAA ARUS DASAR : Ib MVA b 1000 3KVb IMPEDANSI DASAR : 2 KVb Zb MVA b Z pu br Z pu lm [ br = baru BILA : KVb br 2 MVA b br ] [ ] KVb lm MVA b lm lm = lama KVb br KVb lm Z pu br Z pu lm MVA b br MVA b lm IBAA CONTOH ( 1 ) ; TRAFO DAYA 3 FASA 13,8 KV 138 KV 15 MVA XT = 10% = 0,1 PU 13,8KV 2 X ( )sisi13,8KV 0,1 1,27Ω 15MVA 138KV 2 X ( )sisi138KV 0,1 127Ω 15MVA X ( )138KV X ( )sisi13,8KV [ 138KV 2 ] 13,8KV Rasio Tegangan Kwadrat IBAA CONTOH ( 2 ) ; TRAFO DAYA 3 FASA G 138 KV 13,8 KV 20 MVA Xg = 30% 15 MVA XT = 10% = 0,1 PU 13,8KV 2 Xg (ΩΩ 0,3 2,86Ω 13,8KV 20MVA 138 2 Xg (ΩΩ 2,86 [ ] 286Ω 13,8 MVA b 20MVA Xg (%) X seb 286 30% 2 2 138KV KVb Xg 30% 20MVA : 138KV 30% 20MVA;13,8 KV IBAA DIKETAHUI SUATU SISTEM SEPERTI GAMBAR BILA MVAb =100 ;KVb = SESUAI DENGAN TEGANGAN NOMINAL NYA . TENTUKAN ARUS DASAR ( ib) , IMPEDANSI DASAR ( Zb ) , SERTA IMPEDANSI JARINGAN DALAM PERUNIT. G T2 T1 70KV 20KV Z=15+J40 50MVA 22% 2,5MVA 10% 50MVA 10% Z=6,79+J8,8 MVAb = 100 PADA SISTEM 70 KV : 1000 100 825A 70 3 70 2 Zb 49Ω 100 Ib IBAA PADA SISTEM 20 KV : IMPEDANSI DALAM PU : 1000 100 Ib 2887A 20 3 20 2 Zb 4Ω 100 100 j0,44pu 50 100 X t1 j0,10 j0,20pu 50 15 j40 Z AB 0,31 j0,82pu 49 100 X T2 j0,10 j0,20pu 25 Xg j0,22 ZCD 6,79 j8,8 1,7 j2,2pu 4 IBAA RANGKAIAN EKUIVALEN URUTAN POSITIP ; Xg J0,44 1pu XT1 J0,20 ZAB XT1 ZCD 0,31+j0,82 J0,20 1,7+j2,2 E F1 F2 F3 F4 F5 TENTUKAN BESARNYA ARUS HUBUNG SINGKAT DI F1 , F2 , F3 . F4 , F5 . IBAA PROSEDUR KALKULASI ARUS HUBUNG SINGKAT DI SISTEM TEGANGAN TINGGI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. GAMBAR SISTEM TERSEBUT DALAM KUTUB TUNGGAL . BERI DATA DARI SELURUH KOMPONEN YANG ADA : = TEGANGAN SETIAP SEKSI DALAM KV = IMPEDANSI GENERATOR DAN TRAFO DAYA YANG DINYATAKAN DALAM % ( PU ). = IMPEDANSI DARI SALURAN TRANSMISI – DISTRIBUSI DALAM OHM/KM ATAU TOTAL OHM TENTUKAN :MVAb ; KVb ; Ib TENTUKAN JENIS GANGGUAN ; 3fasa ; 2 fasa ; 1 fasa ke tanah GAMBAR RANGKAIAN IMPEDANSI MENURUT KOMPONEN SIMETRIS : POSITIP ; NEGATIP ; DAN NOL YANG DINYATAKAN DALAM PU . SEDERHANAKAN RANGKAIAN IMPEDANSI URUTAN : GUNAKAN RUMUS TRANSFORMASI DELTA KE BINTANG DAN BINTANG KE DELTA HITUNG ARUS HUBUNG SINGKAT DALAM PU KEMUDIAN DIUBAH KE DALAM AMPER . IBAA RUMUS TRANSFORMASI ΔΥ ΥΔ Z AB Z AC Z AB Z BC Z CA Z AB ZC Z A Z B Z B ZC Z A ZC Z AB Z BC ZB Z AB Z BC Z AC Z BC ZA Z A Z B Z B ZC ZC Z A Z AC Z BC Z AB Z BC Z AC Z AC ZB Z A Z B Z B ZC ZC Z A ZA ZC A ZAB B A B ZA ZAC C ZBC C ZB ZC IBAA SISTEM R TR G H TS S X1GH X 2GH X1GR X1TS X 0GH X 2GR X 0GR LINE X TR X 2TS X TS X 0TS 1. RANGKAIAN URUTAN POSITIP ; BUS N1 E X 1GR E X1GS X1GH X TR X TS X F1 IBAA RANGKAIAN EKUIVALEN URUTAN POSITIP N1 E X1R X1GH X TS X1GS I1L I1R X1L F1 X1L X1GR X TR X1R X I1R X1L I1 X1R X1L I1L X1R I1 X1R X1L N1 E X1 I1 X1L X1R X1L X1R F1 X IBAA SISTEM R TR G H TS X1GH X 2GH X1GR X TR S X1TS X 0GH X 2GR X 0GR LINE X 2TS X TS X 0TS 1. RANGKAIAN URUTAN NEGATIP ; BUS N2 X 2GR X 2GS X 2GH X TR X TS X F2 IBAA RANGKAIAN EKUIVALEN URUTAN NEGATIP N2 X 2L X 2GR X TR X 2R X 2GH X TS X 2GS I2L I 2R X 2L F2 X2R X I 2R X 2L I2 X 2R X 2L I 2L X 2R I2 X 2R X 2L N2 I2 X2 X 2L X 2R X 2L X 2R F2 X IBAA SISTEM R TR G H TS X1GH X 2GH X1GR S X1TS X 0GH X 2GR X 0GR LINE X 2TS X TR X TS X 0TS 1. RANGKAIAN URUTAN NOL ; BUS N0 X 0GR X TS X 0GS X 0GH X TR X F0 OPEN IBAA RANGKAIAN EKUIVALEN URUTAN NOL N0 X 0L X 0GR X TR X 0R X TS X 0GH I0L X 0L I 0R F0 X 0R X N0 F0 X 0R I0 X 0L X 0R I 0R X 0L I0 X 0R X 0L I HS1φ X 0 X 0 X 0LX 0R X 0L X 0R I0 I 0L 3E X1 X 2 X 0 I HS1φ (kanan) I1R I 2R I 0R I HS1φ (kiri) I1L I 2L I 0L X IBAA Lembar Latihan DIKETAHUI SUATU SISTEM SEPERTI GAMBAR 50MVA 150KV A 40Km 50MVA 50Km X1L X 2 L 0,4/Km X1GA X 2GA X1GC X 2GC 20% X 0L 1,2/Km 20% X 0GA 10% C B X1TA X 2TA X 0TA 10% X1TC X 2TC X 0GC 10% X 0TC 10% TENTUKAN :1. BESARNYA ARUS HUBUNG SINGKAT 3 FASA ; 2 FASA DAN 1 FASA KE TANAH 2. DISTRIBUSI ARUS PADA SAAT GANGGUAN 1 FASA DI C 3. TEGANGAN PADA BUS C . IBAA Lembar jawaban Impedansi Generator,Trafo dan Transmisi. X1G A X 2 G A j20% j0,2pu X1TA X 2 TA X 0 TA j10% j0,1pu Xtotal - Gen Trafo X1GTA X 2 GTA j0,2 j0,1 j0,3pu Xtotal Generator Trafo di A X1G C X 2 G C j20% j0,2pu X1TC X 2 TC X 0 TC j10% j0,1pu Xtotal - Gen Trafo Xtotal Generator Trafo di C X1GTB X 2 GTB j0,2 j0,1 j0,3pu 150 2 Xd 450Ω 50 X1AB X 2 AB 40 j0,4 j16Ω j16 j0,0355pu 450 X 0 AB 40 j1,2 j48Ω j48 j0,1067pu 450 X Transmisi A - B Lembar jawaban X1BC X 2 BC 50 j0,4 j20Ω j20 j0,0444pu 450 X 0 BC 50 j1,2 j60Ω X Transmisi B-C j60 j0.1333pu 450 IMPEDANSI URUTAN POSITIP/NEGATIP N1 E1 X1G A j0,2 X1TA j0,1 X1G C j0,2 X1AB j0,0355 X1BC j0,0444 X1TC j0,1 X F1 Lembar jawaban RANGKAIAN URUTAN NOL N0 X 0 ki X 0 TB X 0 ka j0,1 j0,1 j0,1 X 0 AB A j0,1067 N0 X 0 ki I0 ki I 0 ka j0,2007 X F0 C B X 0 BC j0,1333 F0 X 0 ki [X 0 TA X 0 AB]//[X 0 TB X 0 BC X 0 ka {[j0,1 j0,1067]// j0,1} j0,1333 j0,1 j0,2067 j0,1 j0,1333 j0,2067 j0,1 j0,2007pu X 0 ka j0,1 Lembar jawaban j0,2007 j0,1 j0,0667pu j0,2007 j0,1 EΥ 1pu I0 X1tot X 2 tot X 0 tot j0,0667 j0,0667 j0,1 X 0 tot X 0 ki//X 0 ka 1pu j2,4882pu j478,866A j0,4019 ARUS HUBUNG SINGKAT 1FASA KE TANAH I hs1φ 3I 0 3 2,4882 7,4646 pu 7,4646 192,4557 1436,6048 A Lembar jawaban N1 I1ki I 2 ki E1 I1ka I1ki X1ka j0,3 X1ki j0,3799 N2 X F1 I2ki I 0 I1 I 2 X2 ka j0,3 j0,3799 N0 I 0 ka X 0 ka j0,1 X 0 ki j0,2007 X F0 I1ka I 2 ka j0,3799 I1 j0,3799 j0,3 j0,3799 2,4882 j0,6799 1,3903pu X F2 I0 ki 1,0979 192,4557 211,2965A I 2 ka X 2 ki j0,3 I1 j0,3799 j0,3 j0,3 2,4882 j0,6799 1,0979pu 1,3903 192,4557 267,5718A Lembar jawaban j0,1 I0 j0,2007 j0,1 j0,1 2,4882 j0,3007 0,8275pu j0,2007 I0 j0,2007 j0,1 j0,2007 2,4882 j0,3007 1,6607pu I 0 ki I 0 ka 0,8275 192,4557 1,6607 192,4557 159,2511A 319,611A DISTRIBUSI ARUS URUTAN POSITIP / NEGATIP I A I A - B I B-C N1 I C I1ka I A I1ki j0,3 1,0979pu j0,0355pu B 1,3909pu j0,3 j0,0444pu C A I A - B I B- C I A 1,0979pu 211,2965A 2,4882pu F1 (478,866A) 1,0979pu 211,2965A I C 1,3909pu 267,5718A Lembar Jawaban DISTRIBUSI ARUS URUTAN NOL N0 IA 0,2698pu j0,1 j0,1 j0,1067 I C 1,6607pu IB 0,5577pu j0,1 j0,1333 F0 I A-B I B-C I0 ki 0,8275pu 2,4882pu 478,866A I A I AB j0,1 I 0 ki j0,1 j0,1 j1067 j0,1 0,8275pu j0,2698pu 51,926A j0,3067 j0,2067 IB 0,8275pu j0,5577pu 107,3310A j0,3067 I BC I 0 ki 0,8275pu 159,2511A Lembar Jawaban Arus Fasa di A I a 2I1 I 0 2 211,2965 51,926 474,519A I b I c I1 I 0 211,2965 51,926 159,3705A Arus Fasa di B I a 2I1 I 0 0 107,3310 107,3310A I b I c I1 I 0 0 107,3310 107,3310A Arus Fasa di C I a 2I1 I 0 2 267,5718 319,611 854,7546A I b I c I1 I 0 -267,5718 319,611 52,04A Arus Fasa di A-B I a 2I1 I 0 2 211,2965 51,926 474,519A I b I c I1 I 0 -211,2965 51,926 -159,3705A Arus Fasa di B-C I a 2I1 I 0 2 211,2965 159,2511 581,8441A I b I c I1 I 0 -211,2965 159,2511 -52,0454A Lembar Jawaban Distribusi Arus pada sistem untuk gangguan satu fasa ke tanah di Bus C 474,519A 474,519A 581,8441A -159,3705A -159,3705A -52,04A -159,3705A -159,3705A -52,04A 3Io= 155,778A 52,04A 52,04A 958,8346A 3Io 3Io 3Io 107,3310A 107,3310A 321,993A 854,7546A 3Io 107,3310A 1436,60A 3Io Lembar Jawaban Tegangan Fasa pada Bus C 150KV 86,6KV 1pu 3 V1 E I I .X1GTC 1,0 1,3909 j0,3 1,0 j0,41709 Vfasa j0,58291pu V2 I 2 .X 2 GTC 1,3909 j0,3 j0,41709pu V0 I 0 .X 0 GTC 1,6607 j0,1 j0,16607pu Va V1 V2 V0 j0,58291 j0,41709 j0,16607 0pu Vb a 2 V1 aV2 V0 12400 0,58291900 11200 0,41709 900 j0,16607 0,58291 300 0,41709300 j0,16670 0,58291 j0,291455 0,36121 j0,20854 j0,16607 0,86602 j0,248985 0,9011 16,040 pu 78,035 16,04 0 KV Vc aV1 a 2 V2 V0 11200 0,58291900 12400 0,41709 900 j016607 0,582912100 0,417091500 j0,16670 0,58291 j0,291455 0,36121 j0,20854 j0,16670 0,86602 j0,248985 0,9011196,07 0 pu 78,043196,07 0 KV Lembar Jawaban Distribusi Arus pada sistem untuk gangguan satu fasa ke tanah di Bus C 474,519A 474,519A 581,8441A -159,3705A -159,3705A -52,04A -159,3705A -159,3705A -52,04A 3Io= 155,778A 854,7546A 52,04A 52,04A 958,8346A 3Io 3Io 3Io 3Io 107,3310A 1436,60A 107,3310A Va 0 321,993A 3Io 107,3310A Vb 78,035 16,040 KV Vc 78,043196,070 KV IBAA PENTANAHAN SISTEM Pentanahan sistem atau pentanahan titik netral adalah cara menghubungkan titik netral dari Generator dan Transformator tenaga ke tanah. Pentanahan sistem ini akan menentukan terhadap pengaruh tegangan dan arus masing masing fasa ke tanah pada saat terjadi gangguan satu fasa ke tanah. Sehingga pola pengamanan untuk maing masing sistem tergantung pada pola pentanahan sistem nya. IBAA Ada beberapa pentanahan sistem : 1. Sistem yang tidak ditanahkan ( Floating system) 2. Sistem ditanahkan melalui impedansi ; - Tahanan ; - Tahanan tinggi - Tahanan tinggi - Reaktansi ( kumparan ) - Peterson coil - trafo pentanahan yang dibebani tahanan (trafo distribusi) pada generator. 3. Pentanahan langsung ( solid) IBAA 1. SISTEM YANG TIDAK DITANAHKAN Tegangan sistem pada kondisi normal Dengan kapasitansi yang seimbang a n=e c Tegangan pada saat gangguan satu fasa Ke b Tegangan sistem dengan kapasitansi yang tak seimbang a a=e n e n c b c b IBAA Pada saat terjadi gangguan tanah arus yang mengalir hanya arus kapasitip karena adanya kapasitansi jaringan. Arus ni akan mengalir pada semua feeder baik feeder yang terganggu maupun feeder yang sehat. b b c n c n I Ce a Ce I 3Ce a I be IBAA Kontribusi arus kapasitip pada saat terjadi gangguan Satu fasa ke tanah. Ce Ce c b a Ce IBAA 2. Sistem ditanahkan melalui tahanan tinggi Tegangan fasa ke tamah untuk sistem ditanahkan melalui Tahanan tinggi mendekati sistem yang tidak ditanahkan. Untuk arus gangguan tanahnya terdiri dari dua komponen Yatu komponen kapasitip dan resistip yang mengalir melalui Tahanan pentanahan. b b c c n Rn IR n a IR Ce I Ce I 3Ce a I be IBAA Distribusi arus kapasitip dan resistip untuk pentanahan Tahanan tinggi. Ce Ce c b a Ce IBAA 3. Sistem ditanahkan melalui tahanan rendah Pada sistem yang ditanahkan melalui tahanan rendah, kemencengan tegangan pada saat terjadi gangguan ketanah relatip kecil dibanding dengan sistem yang ditanahkan dengan tahanan tinggi. Arus resistip relatip besar dibandingkan arus kapaitip. Namun demkian arus kapasitip ( I 3Ce ) harus diperhitungkan terutama untuk kabel tanah. 4. Sistem ditanahkan langsung Untuk sistem ini arus gangguan satu fasa ketanah relatip besar sehingga pengaruh arus kapasitip dapat diabaikan. Demikian juga tegangan pada fasa ynag sehat relatip tetap sama dengan tegangan fasa ke fasa dibagi 3 IBAA IBAA