Pengukuran Kinerja Manajemen Rantai Pasokan

advertisement
21
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Tingginya persaingan bisnis di berbagai bidang industri, telah
meningkatkan daya saing perusahaan menjadi penting dalam hal efektifitas
dan efisiensi produktivitas perusahaan. Perusahaan akan tetap eksis bila
memiliki keunggulan daya saing terhadap lawan-lawan bisnis. Keunggulan
daya saing tersebut, antara lain dari segi biaya, persediaan bahan baku,
ketepatan jumlah dan waktu pemenuhan pesanan. Dari keunggulan tersebut
PT ITP Tbk telah membentuk sistem integrasi rantai pasokan/bermitra dengan
para pemasok bahan baku.
PT ITP Tbk telah merumuskan strategi SCM yang sesuai dan
membentuk suatu sistem rantai pasok yang berjalan. Sistem rantai pasok yang
telah berjalan dapat diketahui benchmark kinerjanya. Dengan demikian,
benchmark kinerja PT ITP Tbk yang telah ada akan diukur dengan
menggunakan pendekatan model SCOR versi 9.0. Jika hasilnya sesuai dengan
standar benchmark dari model SCOR 9.0, maka dikatakan perusahaan
tersebut baik dalam menerapkan sistem rantai pasok. Jika belum, maka
perusahaan perlu meninjau kembali strategi SCM yang telah ditetapkan.
Dari serangkaian pengukuran dengan pendekatan model SCOR 9.0,
akan diketahui masing-masing kinerja pemasok. Setelah diketahui kinerja
pemasok, permasalahan yang ada/yang belum baik akan dievaluasi dan
diberikan saran sebagai hasil pengukuran, serta analisis terhadap SCM.
Secara sistematis kerangka pemikiran penelitian dapat disajikan pada Gambar
8.
22
Keunggulan daya saing
perusahaan terhadap lawan
bisnis
Biaya, persediaan bahan baku, ketepatan
jumlah dan waktu pemenuhan pesanan
PT ITP Tbk membentuk sistem integrasi rantai pasokan /
bermitra dengan para pemasok bahan baku
Strategi Manajemen Rantai Pasok
Kinerja Rantai Pasok
Pengukuran kinerja rantai pasok
menggunakan pendekatan model SCOR versi
9.0
Tidak
Baik
Kinerja PT ITP Tbk terukur
Solusi atas masalah setelah diketahui pengukuran
beserta saran dari kegiatan pengukuran dan analisis
terhadap manajemen rantai pasok
Gambar 8. Kerangka pemikiran penelitian
23
Penelitian ini terbagi atas tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap
persiapan yang diawali dengan penentuan tema penelitian, penyusunan
proposal dan penjajakan tempat penelitian. Pencarian literatur yang relevan
dan mendukung dilakukan untuk memperkaya pengetahuan peneliti terhadap
aspek kajian yang akan dilakukan. Kerangka pemikiran dibuat untuk
memandu alur analisis dalam penelitian, meringkaskan kembali latar
belakang, perumusan masalah, tujuan, metode sampai hasil yang diharapkan.
Dalam kerangka pemikiran penelitian ditentukan peubah-peubah yang
berkaitan dan mempengaruhi rantai pasokan dan model yang dipakai.
Dalam tahap persiapan ini dibuat desain penelitian yang berisi
panduan untuk kegiatan pengumpulan data dan metode analisis yang
digunakan. Desain penelitian disusun atas bimbingan dan persetujuan pihak
perusahaan.
Tahap kedua adalah studi lapangan dan pengumpulan data. Pada tahap
ini, dikumpulkan data, baik melalui wawancara langsung dengan pihak
perusahaan maupun data sekunder, yaitu laporan dan catatan perusahaan.
Dalam pengumpulan dan pencarian data, peneliti dibimbing oleh pihak
perusahaan yang ahli dibidang logistik dan operasi produksi.
Setelah pengumpulan data selesai, tahap ketiga adalah melakukan
pengolahan dan analisis pada data yang diperoleh dengan pendekatan alat
analisis yang telah dipilih, yaitu model SCOR versi 9.0. Hasil yang diperoleh
direkomendasikan kembali kepada perusahaan sebagai pertimbangan untuk
evaluasi yang berguna bagi masukan untuk perbaikan di masa mendatang.
Secara sistematis tahapan penelitian sesuai Gambar 8 dapat diuraikan dalam
Gambar 9.
24
Tahap I
Pemilihan Tema :
Pengukuran Kinerja Manajemen Rantai Pasokan di PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dengan Pendekatan SCOR
Model 9.0
Penyusunan Proposal
tidak
Persetujuan
Tahap Persiapan
Perbaikan
ya
Penyusunan Desain
Penelitian Menggunakan
SCOR Model 9.0
tidak
Persetujuan
Perbaikan
ya
Tahap II
Pengumpulan data primer
dan sekunder
Tahap Pengumpulan
data
Rekonfirmasi hasil
penelitian
tidak
Perbaikan
ya
Tahap III
Analisis Model Kinerja :
SCOR Model 9.0
Tahap Input, Pengolahan
dan Analisis data
Hasil Penelitian
Gambar 9. Tahapan penelitian
Masukan untuk PT
Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk
25
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
yang berlokasi di Jalan Mayor Oking Jayaatmaja, Citeureup Bogor 16810,
yang merupakan salah satu perusahaan penghasil semen terbesar di Indonesia
yang telah menerapkan manajemen rantai pasok dengan baik. Penelitian
dilakukan pada bulan Desember 2009 hingga bulan Januari 2010.
3.4 Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan
sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer adalah data
yang diperoleh langsung dengan cara observasi atau pengamatan, wawancara
dan opini pakar. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka, internet, jurnal
dan dokumen-dokumen pendukung lainnya.
Data yang diperlukan meliputi :
1. Data tentang gambaran umum perusahaan meliputi sejarah dan
perkembangannya, struktur organisasi dan manajemen, serta bidang usaha
yang merupakan data sekunder dari dokumen milik perusahaan.
2. Data tentang struktur rantai pasok perusahaan berupa data primer yang
diperoleh dari secara langsung melalui wawancara dengan pihak
perusahaan dan survei ke lapangan.
3. Data yang diperlukan untuk menganalisis kinerja SCM perusahaan adalah
data trend produksi (Lampiran 1), neraca keuangan konsolidasi triwulan
tahun 2009, daftar nama pemasok/prinsipal dan SCOR Quick Reference
9.0 (Lampiran 2).
26
3.5 Pengolahan dan Analisis Data
3.5.1 Pemodelan SCOR versi 9.0
Model SCOR adalah salah satu model dari operasi rantai
pasokan, SCOR pada dasarnya merupakan model berdasarkan proses.
Model ini mengintegrasikan tiga unsur utama dalam manajemen, yaitu
BPR, benchmarking dan BPA kedalam kerangka lintas fungsi rantai
pasokan. SCOR membagi proses-proses rantai pasokan menjadi lima
proses inti, yaitu plan, source, make, deliver dan return. SCOR juga
memiliki tiga level proses dari yang umum hingga ke detil, yaitu :
1.
Level satu adalah level tertinggi yang memberikan definisi umum
dari lima proses inti.
2.
Level kedua dikatakan sebagai konfigurasi level, dimana rantai
pasokan perusahaan dapat dikonfigurasi berdasarkan sekitar 30
proses inti, perusahaan dapat membentuk konfigurasi saat ini (as-
in) maupun yang diinginkan (to-be).
3.
Level ketiga dinamakan proses unsur level mengandung definisi
unsur proses, masukan metrik masing-masing unsur proses dan
referensi.
3.5.2 Perangkat untuk menghitung metrik kinerja
Dalam metode SCOR terdapat beberapa atribut kinerja yang diukur
adalah supply chain reliability, supply chain responsiveness, supply
chain costs dan supply chain asset management. Parameter dari atribut
di atas yang digunakan sebagai metrik kinerja adalah :
a. Perfect Order Fulfillment (POF)
POF adalah persentase dari pesanan yang terkirim lengkap
dan pada waktunya sesuai dengan permintaan pelanggan dan
barang yang dikirim tidak memiliki masalah mutu. Cara
menentukan nilai POF adalah :
POF
Total pesanan
Jumlah pesanan bermasalah
x 100%
Total pesanan
27
b. Order Fulfillment Cycle-Time (OFCT)
OFCT adalah jumlah waktu (hari) yang dibutuhkan sejak
dari order diterima sampai produk diterima ditempat pelanggan.
Dalam menentukan besarnya nilai OFCT, dapat diukur dari rataan
jumlah hari yang dibutuhkan dalam pengiriman semen ke
pelanggan, mulai dari pelanggan memesan barang hingga barang
sampai ke tangan pelanggan.
c. Cost of Good Sold (COGS)
COGS adalah biaya langsung untuk material dan biaya
upah yang dibutuhkan untuk membuat produk. COGS diartikan
dengan harga pokok penjualan. Untuk menentukan nilai COGS
adalah :
COGS = Inventori awal + pembelian selama periode – inventori
akhir
d. Cash-to-cash cycle time (CTCCT)
Metrik ini (Tabel 3) mengukur kecepatan rantai pasokan
mengubah persediaan menjadi uang. Semakin pendek waktu yang
dibutuhkan, semakin bagus bagi rantai pasokan.
yang bagus biasanya memiliki
Ada
siklus
Perusahaan
cash-to-cash pendek.
tiga komponen dalam perhitungan CTCCT, yaitu :
Satu, rataan
account
receivable
(dalam hari)
yang
merupakan ukuran seberapa cepat pelanggan membayar barang
yang sudah diterima. Dua, rataan account payable (dalam hari)
yang mengatur
kecepatan perusahaan membayar ke pemasok
untuk material/komponen
yang
sudah diterima. Ketiga, rataan
persediaan (dalam hari, yaitu inventory days of supply). Dengan
ketiga komponen tersebut, CTCCT dihitung berikut :
CTCCT = inventory days of supply + average days of account
recivable – average days of account payable.
28
Metrik ini biasanya digunakan untuk mengukur kesehatan
finansial suatu rantai pasokan. Untuk memperpendek
CTCCT,
perusahaan dapat melakukan salah satu atau kombinasi dari
tiga cara berikut, yaitu (1) menurunkan tingkat persediaan; (2)
melakukan
negoisasi
term pembayaran ke pemasok dan (3)
melakukan negoisasi dengan pelanggan supaya lebih cepat
membayar. CTCCT yang mengintegrasikan siklus di tiga fungsi,
berupa pengadaan (purchasing), produksi (manufacturing) dan
penjualan/distribusi (sales and distribution).
Tabel 3. Metrik rantai pasokan beserta satuannya
Atribut Kinerja
Metrik
Data Aktual
POF
%
Supply chain reliability
OFCT
Hari
Supply chain responsiveness
COGS
%
Supply chain costs
CTCCT
Hari
Supply chain asset
management
Sumber : Dipilih dari Bolstroff, 2003.
Data Benchmark
%
Hari
%
Hari
e. Gap analysis
Gap analysis digunakan pada saat melakukan analisis level 1,
yaitu untuk menghitung besarnya peningkatan pendapatan (value of
improvement atau opportunity) apabila target yang ditetapkan untuk
setiap metrik dapat tercapai. Besarnya opportunity dihitung dengan
menggunakan salah satu dari 3 metode (Bolstorff, 2003) berikut :
a. The Lost Opportunity Measure (LOM)
Perhitungan dilakukan atas dasar besarnya pendapatan yang
tidak dapat diraih (lost) sebelum pesanan masuk, karena barang
tidak tersedia.
b. The Cancelled Order Measure (COM)
Perhitungan dilakukan atas dasar besarnya pendapatan yang
tidak dapat diraih (lost) setelah pesanan masuk yang disebabkan
oleh pembatalan pesanan, karena kinerja pengiriman kurang baik.
29
c. The Market Share Measure (MSM)
Metode ini menghitung perkiraan peningkatan pendapatan
sebagai dampak dari terciptanya keuntungan bersaing berdasarkan
kategori customer-facing metrics.
Download