Universitas Gadjah Mada 1 BAB 6 PERKEMBANGAN

advertisement
BAB 6
PERKEMBANGAN CRANIUM DAN WAJAH
PENDAHULUAN
DESKRIPSI SINGKAT:
Bab ini menjelaskan tentang bagaimana proses terjadinya pembentukan cranium dan
wajah. Penekanan pembahasan terutama pada perkembangan mandibula mulai sejak
cartilago Meckel sampai menjadi mandibula utuh. Juga pola pertumbuhan mandibula mulai
sejak lahir hingga dewasa. Perkembangan tulang maxilla dibahas seperlunya disertai
perbandingannya dengan pola perkembangan mandibula. Perkembangan tulang-tulang
pembentuk wajah yang lain dibahas dengan porsi yang lebih sedikit.
MANFAAT DAN RELEVANSINYA:
Mahasiswa akan lebih memahami bagaimana proses pembentukan cranium dan
wajah yang sangat berguna terutama untuk mempelajari mata kuliah ortodorisi di semester
yang lebih lanjut.
TIK:
Setelah
mengikuti
kuliah
ini
mahasiswa
mampu
menjelaskan
dasar-dasar
erkembangan cranium dan wajah
Universitas Gadjah Mada
1
PERKEMBANGAN CRANIUM DAN RANGKA WAJAH
Drg. Suhendriyah S.,M.Kes.
Ada tiga komponen yang berbentuk chondrocranium, yang nantinya akan membentuk basis
cranii; tulang calvarium yang datar, dan tulang-tulang wajah. Os neurocranium adalah tulang
yang melindungi otak; os viscecerocranium yang mengelilingi regio oropharyngeal dan basis
cranii yang terletak di antara keduanya.
PERKEMBANGAN TULANG-TULANG CRANIUM
Setelah terbentuknya elemen cartilaginus yang akan membentuk chondrocranium,
tulang-tulang cranium akan mulai terlihat sebagai suatu pusat penulangan yang terisolisasi
dan terpisah satu terhadap yang lain. Beberapa tulang seperti os parietale dan os palatinum
terbentuk dari satu pusat penulangan. sedangkan tulang-tulang lainnya seperti os temporale
dan os sphenoidale terbentuk dari pusat penulangan yang nantinya akan saling bergabung
satu terhadap yang lainnya. Tulang-tulang cranium dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Tulang yang terbentuk sebagai pusat penulangan endochondral dan tulang yang
terbentuk di bagian dalam dan menggantikan bagian-bagian chondrocranium. Tulangtulang ini mencakup basioccipitale, pars petrosa ossis temporalis , ala minor dan ala
major ossis sphenoidalis, lamina prependicularis ossis ethmoidalis (mesethmoidale),
massa leteral dan os ethmoidale (ethmoidale facialis) dan concha nasalis.
2. Tulang-tulang calvarium yang terbentuk di dalam capsula mesenchymale, mengelilingi
otak yang sedang berkembang dan melekat pada basis cranil menuju chondrocranium.
Tulangtulang ini terdiri dari os parietale, os temporale dan pars squamosa ossis
occipitaks, ala major ossis sphenoidahs di bawah foramen ovale dan foramen rotundum
serta os frontale. Tulang-tulang ini kadang-kadang disebut juga sebagai membrana atau
tulang intramembranosus karena terbentuk di dalam membrana jaringan ikat
embryonicum, bukan terbentuk di dalam matrik cartilago. Istilah tulang dermal lebih
disukai karena dapat mencerminkan riwayat evolusi suatu lamina tulang yang berfungsi
sebagai pelindung pada cutis vertebrata primit
3. Tulang-tulang yang terbentuk di sekitar dan berhubungan erat terhadap cartilago seperti
nasi dan cartilago Meckel. Tulang-tulang ini terdiri dari mandibula dan maxilla, os
palatmnum, Os lacrimale, os zygomaticum, os nasale dan vomer.
4. Tulang-tulang yang berositifikasi dalam bentuk cartilago dan sebagian lagi dalam bentuk
membrana, misalnya os occipitale dan os sphenoidale.
Universitas Gadjah Mada
2
Deviasa ini sudah ditetapkan dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan pada burung dan
hewan percobaan lainnya, bahwa sebagian besar rangka kraniofasial berasal terutama dari
mesenchyma, terbentuk dari crista neuralis dan bermigrasi ke regio kepala, terutama ke
proccecus maxillaris dan mandibularis. Jelas terlihat di sini bahwa osteogenesis
intramembranosus seperti bentuk corpus mandibulae dan maxillae, dapat terjadi setelah
mesenchyma proccecus-proccecus ini berpartisipasi dalam merangsang terjadinya interaksi
pitel mesenchyma dengan epitel yang membungkus bagian luar proceccus mandibularis dan
Imaxillanis. Hasil penelitian yang lebih mutakhir menunjukkan bahwa lamina basalls dan
epithelium embryonicum merupakan suatu struktur morfologi spesifik yang mengontrol
dengan cara-cara tertentu, diferensiasi sel-sel yang berasal dari crista neuralis sehingga selsel dapat ikut berperan membentuk matriks tulang misalnya fungsi osteoblastik. lnteraksi
jaringan seperti ini tidak bersifat unik pada tahap perkembangan aval karena terbukti bahiAja
jaringan mi berperan penting pada tahap perkembangan awal dan tahap diferensiasi
beberapa organ misalnya cutis, gigi geligi, glandula salivariae dan glandula thyroidea.
PERKEMBANGAN SUTURA
Ketika elemen-elemen tulang terbentuk dalam hubungan yang stabil terhadap
chondrocranium yang sedang berkembang, otak dan bola mata akan mencapai hubungan
topografi yang stabil satu terhadap yang lainnya pada berbagai sutura cranialis dan sutura
facialis. Struktur-struktur ini berada pada posisi yang konstan pada spesies manusia dan
diantara spesies primata dan anggota-anggota spesies mammalia pada umumnya. Setiap
sutura berfungsi sebaqai daerah pertemuan tidak hanya antara dua atau beberapa tulang,
tetapi juga antara capsula periosteal fibrocellular yang menyelubungi tulang-tulang sedang
berkembang. Oleh karena itulah, selama pertumbuhan, setiap sutura akan menujukkan
adanya hma lapisan jaringan diantara setiap elemen tulang. Lapisan jaringan tersebut
adalah jaringan cellular osteogenetik (lapisan cambial) pada ujung setiap tulang yang
sedang bertumbuh, lapisan capsula fibrosa dan zone intermidiat (tengah) diantara lapisanlapisan capsula yang merupakan daerah penggabungan antara elemen-elemen sutura, juga
mengandung sejumlah besar pembuluh darah. Oleh karena itulah, pada sutura biasanya
terdapat dua pusat pertumbuhan satu untuk setiap elemen tulang, di mana kecepatan dan
luas pertumbuhan cenderung bervariasi pada setiap pusat pertumbuhan tersebut. Setelah
pertumbuhan pada sutura berhenti, pengelompokan menjadi kelima lapisan tersebut akan
menjadi lebih samar dan bundel serabut akan berjalan langsung dari sebuah tulang ke
tulang yang lainnya. Jadi, sutura ini akan menjadi daerah penggabungan antara tulangtulang yang biasanya lebih dominan daripada pusat pertumbuhan primer. Sebagian besar
sifat pertumbuhan tulang pada sutura ini umumnya kompensatoris, yaitu menyediakan
tempat bagi otak yang sedang membesar.
Universitas Gadjah Mada
3
PERKEMBANGAN AWAL DARI BEBERAPA TULANG WAJAH
PERKEMBANGAN MANDIBULA
Mandibula terbentuk dari ossificatio intramembranosis pada bagian bawah atau
bagian dalam arcus pharyngeus primus atau arcus viscera us (mandibularis). Pertumbuhan
mandibula biasanya didahului dengan pertumbuhan cartilago Meckel yang mewakili rahang
bawah hewan-hewan vertebrata primitif. Pada embrio manusia cartilago Meckel akan
berkembang ke bentuk sempurnanya pada tahap pengukuran C.R. 15 mm (minggu keenam)
dan kemudian akan meregang ke bawah dan ke depan sebagai suatu batangan yang
terlepas dari cartilago capsula otica ke garis median. Di sini ujung ventralnya akan meluas ke
atas, berkontak dengan cartilago dari sisi yang berlawanan, melalui mesenchyma. Seluruh
panjang cartilago ini biasanya terbungkus oleh jaringan fibrocellulanis yang tebal. Ujung
dorsal cartilago akan membentuk malleus dari telinga tengah; sedangkan bagian cartilago
lainnya umumnya berhubungan dengan perkembangan tulang membranosis, yang nantinya
akan membentuk struktur skeletal pengganti, dikenal sebagai mandibula.
Cartilago Meckel pada tahap perkembangan ini berhubungan erat terhadap n.
mandibularis, saraf arcus pharyngeus primus, cabang-cabangnya akan berfungsi sebagai
pendukung skeletal.
Truncus nervus keluar dan bagian medial cranium dan bagian ventral ujung dorsal
cartilago, saling berhubungan langsung pada daerah pertemuan dan sepertiga dorsal dan
sepertiga tengah (Gambar 6.34). Di sini, setelah mengeluarkan percabangan lainnya, akan
terbagi menjadi n. lingualis dan n. alveolaris. N.lingualis meluas ke depan pada sisi medial
cartilago, sedangkan n. alveolaris inferior terletak di sebelah lateral ujung atasnya, dan
berjalan ke depan sejajar terhadap cartilago untuk berakhir dengan membelah menjadi rami
mentales dan rami incisivus akan terus melanjutkan perjalanannya sejajar terhadap
cartilago.
Gambar 1. Skema asal mandibula. Pusat osifikasi terletak disamping tulang rawan Meckel
pads bifurkasi saraf alveolar inferior.
Universitas Gadjah Mada
4
CORPUS MANDIBULAE
Riwayat perkembangan selanjutnya dari cartilago Meckel umumnya berhubungan
dengan perkembangan corpus mandibulae, yang sedikit peranannya. Mandibulae terlihat
mula-mula sebagai pita jaringan fibrocellular mesenchyma yang padat pada sisi lateral n.
alveolaris inferior dan n. incisivus. Sebelum terbentuknya pusat penulangan, hasil-hasil
penelitian mutakhir menujukkan bahwa pertukaran informasi molekular harus berlangsung
antara epitel dan esenchyma dan arcus mandibulae. Pengaruh interaksi mesenchyma-epitel
terhadap pembentukan tulang lebih bersifat permisif daripada intrusif. Lamina basalis dan
epitel tampknya berperan penting pada proses perkembangan tersebut. Mesenchyma
dimana terjadi penulangan umumnya berasal dari bahan crista neuralis cranialis.
Penulangan berlangsung pada tahap ngukuran C.R. 17-18 mm (minggu perkembangan
ketujuh) pada sudut yang terbentuk dari incisivus dan n. mentalis yaitu pada regio bakal
foramen mentale, dan daerah ini pusat pembentukan tulang tunggal akan meluas dengan
cepat ke belakang bawah n. mentalis kemudian akan terletak pada incisura tulang dan pada
sisi lateral n. alveolaris inferior. Pada tahap pengukuran C.R. 19 mm tulang di regio incisura
yang berhubungan dengan n. mentalis umumnya sudah bertumbuh ke medial ke bawah n.
incisivus dan akan segera meluas ke atas diantara n. incisivus dan cartilago Meckel; dengan
cara ini n. incisivus akan terselubung di dalam tulang yang dibentuk oleh lamina lateralis dan
lamina medialis, bergabung di balik saraf tersebut. Pada tahap tersebut incisura yang
mengandung n. mentalis juga akan berubah menjadi foramen mentale melalui perluasan
tulang ke atas daerah saraf dan ujung anterior menuju ujung posterior incisura. Saluran
tulang tersebut akan bertumbuh dengan cepat ke depan menuju garis median, di daerah ini
tulang akan berhubungan erat dengan pembentukan tulang serupa pada sisi berlawanan
tetapi kedua tulang tersebut tidak saling bergabung dan dipisahkan oleh jaringan ikat.
Penggabungan antara kedua bagian os mandibula akan berlangsung sebelum akhir tahun
pertama. Pertumbuhan tulang ke atas n. incisivus dan lamina lateralis dan lamina medialis
akan merubah saluran tulang menjadi canalis incisivus.
Perluasan serupa dari penulangan ke arah belakang mula-mula akan menghasilkan
sebuah lamina tulang dalam hubungannya dengan seluruh permukaan lateral n. alveolaris
inferior, kemudian membentuk saluran tulang tempat terletaknya saraf dan bahkan nantinya
akan membentuk canalis saraf. Jadi, melalui proses pertumbuhan ini pusat penulangan
primer akan dapat membentuk corpus mandibulae sejauh mungkin ke belakang sampai ke
daerah foramen mandibulae dan sejauh mungkin ke depan sampai ke daerah symphisis; ini
adalah bagian dari mandibulae yang mengelilingi n. alveolanis inferior dan n. incisivus elemen neuralis. Pada tahap ini benih gigi yang sedang berkembang biasanya terletak agak
superficial dari mandibula dan tidak terkandung di dalam mandibula itu sendiri.
Universitas Gadjah Mada
5
Pada saat organ-organ benih gigi susu mulai berdeferensiasi, mandibula akan mulai
membentuk hubungan dengan benih gigi tersebut. Keadaan ini dapat berlangsung melalui
perluasan ke atas pada kedua sisi benih gigi, dari lamina lateralis dan lammna medialis
mandibula setinggi n. incisivus dan n. alveolanis inferior, untuk membentuk lamina alveolaris
ateraI dan medial. Melalui proses pertumbuhan ini gigi-gigi yang sedang berkembang akan
tenletak di dalam saluran tulang. Saluran ini nantinya akan terbagi menjadi bagian-bagian
kecil yang saling terpisah atau disebut alveolus untuk tempat gigi geligi melalui pembentukan
septum tulang antara dinding medial dan lateral.
+++
Deposisi tulang
---
Resorpsi tulang
Gambar 2. Skema pertumbuhan mandibula dengan mandibula fetus yang
dibandingkan dengan mandibula dewuhan mandibula dengan mandibula fetus yang
dibandingkan dengan mandibula dewasa
Universitas Gadjah Mada
6
Gambar 3. Sisi lateral dan mandibula pada masa bayi, dewasa dan tua menunjukkan
pengaruh tulang alveolar pada kontur tubuh mandibula. Perhatikan perubahan
obliksitas sudut mandibula. Perhatikan juga letak foramen mentalis yang bervariasi
dalam hubungannya dengan tepi atas tubuh mandibula.
Perkembangan Cartilago Mackel
Kecuali bagian ventral terminal cartilago Meckel pada daerah garis median, substansi bàgian
anterior mandibula pada regio incisivus kaninus biasanya mengandung cartilago. Bagian
cartilago ini mula-mula dikelilingi oleh perluasan tulang dan lamina medialis dan lambat laun
akan teresorbsi, digantikan dengan perluasan pusat penulangan dan tulang membranosis
yang terletak di sekitarnya. Selama periode akhir perkembangan fetus, sekurang-kurangnya
sampai saat bayi dilahirkan dapat dijumpai adanya satu atau dua nodula cartilago di dalam
jaringan fibrosa symphysis; nodula- nodula ini merupakan sisa-sisa dan ujung ventral
cartilago Meckel. Sisa cartilago Meckel akan menghilang seluruhnya kecuali sebagian kecil
dan
selubung
fibrosanya,
akan
tetap
tinggal
dan
membentuk
ligamentum
sphenomandibularis serta ligamentum sphenomalleolaris. Bagian paling dorsal dan cartilago
ini akan berosifikasi untuk membentuk malleus dan akan melekat pada spina ossis
sphenoidalis dengan bantuan ligamentum sphenomalleolaris yang meluas melalui fissura
tympanosquaittosa ossis temporalis. Organ ini akan membentuk ligamentum anterior dan
malleus pada individu manusia dewasa.
Ramus
Perluasan ke belakang dari mandibula untuk membentuk ramous mandibulae berlangsung
melalui perluasan corpus mandibulae di belakang dan di atas foramen mandibulae. Dari
regio ini mandibula akan menjadi divergen ke lateral dari garis cartilage Meckel. Tepat pada
daerah dimana corpus mandibulae pertama kali terbentuk melalui kondensasi fibrocellular,
akan terbentuk ramus mandibulae dan processus-processusnya melalui perluasan ke
belakang dan kondensasi tersebut. Pembentukan tulang pada jaringan ini berlangsung
sangat cepat sehingga processus coronoideus dan processus condylaris mandibulae serta
Universitas Gadjah Mada
7
regio angulus mandibulae sebagian besar sudah berosifikasi pada tahap pengukuran C.R.
40 mm (minggu perkembangan kesepuluh).
Tahap pertumbuhan selanjutnya dari processus primer dan processus sekunder ini
umumnya termodifikasi oleh munculnya cartilago sekunder. Cartilago ini yang terbentuk
pada berbagai daerah di regio pembentukan tulang membranosus disebut sebagai cartilago
sekunder atau cartilago accessonius, karena bukan merupakan bagian dan tidak mempunyai
hubungan dengan rangka cantilago primer (tempat asal cantilago Meckel). Sifat dan
gambaran histologisnya juga berbeda dengan cartilago hyalina tipikal yang membentuk
rangka cartilago primer. Cartilage sekunder akan bertambah besar melalui proliferasi dan
perubahan sel-sel dan lapisan jaringan fibrosellular yang tebal, yang menyelubunginya.
Cartilage ini umumnya mempunyai sel-sel yang lebih besar dan matriks intraselular yang
Iebih sedikit daripada cartilago hyalina, berhubungan dengan perkembangan tumor-tumor
cartilago pada tahap perkembangan dewasa.
Pembentukan processus coronoideus dan processus angularis dan ramus
mandibuale dimulai dengan terbentuknya otot-otot pengunyahan utama M. temporalis akan
melekat pada daerah bakal processus coronoideus sedangkan serabut diferensiasi dan m.
masseter dan m. pterygoideus medialis berhubungan dengan regio matriks tulang sedang
berkembang yang nantinya akan membentuk angulus mandibulae. Primordia m. temporalis
dan m. masseter mulai terbentuk. Processus coronoideus akan berdiferensiasi sebagai
terpisah di dalam m. temporalis embryonicus pada minggu perkembangan ketujuh. Kira-kira
satu minggu kemudian processus ini akan bergabung dengan ramus mandibuale.
Cartilago condylaris
Pada mandibula terdapat tiga daerah pembentukan cartilago sekunder yang utama. Yang
pertama dan terbesar adalah cartilage condylaris, berperan penting pada pertumbuhan
mandibula. Cartilage ini muncul pertama kali pada tahap pengukuran C.R. 50 mm (minggu
keduabelas). Pada tahap ini terlihat berupa potongan cartilago pada aspek superior dan
lateral tulang pada processus condylanis, akan bersatu membentuk tulang dan bergabung
ke lapisan fibrocellular yang akan membatasi regio condylus. Melalui proses adisi dan sel-sel
jaringan fibroselullar, cartilago akan segera membentuk massa berbentuk konus yang tidak
hanya menduduki seluruh processus condylaris tetapi juga meluas ke depan dan ke bawah
menuju ramus sampai foramen mandibulae.
Pada bulan kelima masa kehidupan fetus, semua konus cartilago sudah digantikan
(sebagian besar) oleh trabekula tulang, meluas melalui ramus, benkontraksi bersama
dengan membrana tulang dan ramus. Zona cartilage yang terletak dibalik pars articularis
processus condylaris di balik selubung fibrosanya.
Universitas Gadjah Mada
8
Mandibula pada saat lahir
Pada saat lahir mandibula walaupun terdeteksi dengan jelas, sangat berbeda pada
berbagai aspek dari tulang dewasa. Perbedaan utamanya terletak pada sudut mandibula
yang tumpul, ramus yang lebih kecil bila dibandingkan dengan corpus, dan tidak adanya
lapisan compacta dan tulang pada daerah permukaan. Corpus mandibulae terdiri dan
elemen neural dan alveolar sedangkan ramus terdiri dan processus coronoieus, angularis
dan musculanis yang terbentuk di sekitar intl ramus sentral, berkembang dan cartilago
condylaris sekunder.
Gambar 4. Mandibula neonatal (atas) anak umur 4 th (tengah) dan orang dewasa (bawah),
yang menunjukkan lebar bagian depan tubuh mandibula yang konstan, tapi dengan
peeluasan ke arah
Perkembangan Maxilla
Maxilla propium (kecuali premaxilla) terbentuk berupa processus maxillaris dan arcus
mandibularis. Seperti mandibula, maxilla muncul pertama kal; melalul penulangan
membranosus, tetapi berbeda dengan mandibula proses perkembangan dan pertumbuhan
selanjutnya kurang dipengaruhi oleh terbentuknya cartilago sekunder. Penulangan pada
maxilla berlangsung sedikit terlambat dibanding mandibula yaitu pada tahap pengukuran
Universitas Gadjah Mada
9
C.R. 18 mm. Pusat penulangan muncul pertama kali berupa pita jaringan fibrosellular pada
bagian luar cartilago capsula nasalis dan tepat di lateral dan sedikit di bavah n. infraorbitahs,
mengeluarkan percabangan rami alveolares superiores anteriores. Pusat penulangan akan
terletak pada sudut yang terbentuk oleh dua saraf dan terletak di atas lamina dentalis yang
akan membentuk organa enamelaria dan benih kaninus.
Dan sini pusat penulangan mi akan meluas ke belakang ke arah os zygomaticum
yang sedang berkembang di bavah orbita dan ke depan n. alveolanis superior anterior di
bavah ujung terminal n. infraorbalis menuju arah maxilta sedang berkembang. Pada tahap
ml tulang yang berkembang akan berbentuk lembarani melengkung, tersusun vertikal
dengan sisi yang konveks mengarah ke medial. Dan perluasan anterior akan terbentuk
processus froritalis yang mengarah ke atas bersama dengan processus premaxillaris sedang
berkembang, akan membentuk processus premaxillaris sedang berkembang, akan
membenituk processus frontalis dan tulang devasa. Processus frontalls thin faclalls
premaxiliac yang sedang berkembang akan bergabung dengan cepat satu terhadap lainnya
pada tahap dini sehingga tidak ada sutura yang terbentuk di antara kedua tulang tersebut
pada viajah. Pada aual perkembangan, maxilla akan membentuk saluran tulang tempat n.
infraorbitalis dan melalui pertumbuhan ke bawah, lamina alveolaris yang meluas ke luar akan
berhubungan dengan benih gigi kaninus dan molar susu. Maxilla akan terus bertumbuh
terutama ke atas, ke bavjah, dan ke belakang bersama dengan perkembangan dan
processus palatinus yang juga meluas ke arah garis median pada substansi bagian anterior
dan plica palatinus yang saling bergabung.
Pada tahap pengukuran C.R. 27 mm akan terbentuk massa cartilage sekunder pada
processus zygomaticus (malar) dan melalul proliferasinya akan menambah ketebalan bagian
maxilla ini. Daerah cartilago ini masih tetap ada pada 40 mm. Selama periode ini processus
palatinus akan meluas ke belakang; pada daerah penggabungan processus palatinus dan
pada bagian utama maxilla sedang benkembang akan terbentuk massa tulang yang besar.
Dan regio ini pada bagian dalam lammna dentalis dan benih gigi, akan terbentuk lamina
alveolaris medial, lebmh tambat daripada lamina alveolaris lateral, Jadi akan terbentuk
saluran tulang yang nantinya dipisahkan oleh septum menjadi alveoli, seperti yang
berlangsung pada mandibula. Daerah - daerah kecil dan cartilago sekunder juga dapat
terbentuk di sepanjang tepi lamina alveolaris yang sedang bertumbuh dan pada garis
median dan palatum durum yang sedang berkembang, di antara kedua processus palatinus.
Universitas Gadjah Mada
10
Maxilla pada saat lahir
Maxilla, terbentuk pada pertengahan masa akan menunjukkan semua elemen
devasa, berbeda dalam aspek dengan tulang deitasa. Perbedaan utama terletak pada
ukuran processus alveolaris yang kecil, kurangnya kedalaman (yang berhuburigan dengan
ukuran sinus maxillaris yang kecil) dan sifat tulang yang kanselus. Pada saat bayi lahir,
umumnya sinus maxillaris berbentuk depresi kecil (seukuran kacang polong kecil) pada
aspek medial tulang. Maxilla dapat dideskripsikan sebagai tWang yang terbentuk dan
elemen neural, alveolar dan palatal dan processus zygomaticus.
Perbandirigan perkembangan mandibula dan maxilla
Kedua tulang mi berkembang sebagai pusat penulanigan yang berhubungan erat
terhadap saraf pada daerah bifurkasi, kedua tulang tersebut mempunyai elemen neural dan
alveolaris
keduanya membentuk cartilago sekunder pada saat penluasan ke belakang.
Meskipun demikian, cantilago condylaris akan tetap aktif sebagai pusat pertumbuhan untuk
vaktu yang cukup lama dalam hubungannya dengan articulatio temporomandibula, cartilago
zygomaticus (malar) maxillae mempunyai bentulc dan aktivitas yang terbatas pada masa
kehidupan fetus dan berhubungan dengan sutura yang terletak di antaranya dan di antara os
zygomaticum. Maxilla tidak mempunyai processus muscularis dan mandibula tidak
mempunyai processus palatinus. Pada saat bertumbuh maxilta umumnya tergantung pada
deposisi permukaan dan akan bertumbuh pada daerah sutura yang berartikulasi dengan
tulang-tulang di dekatnya; pertumbuhan mandibula tergantung pada deposisi permukaan
selelah tahun pertama kehidupan dan penggantian cartilago oleh tulang.
PERKEMBANGAN OS PALATINUM
Os palatinum berkembang pada membrana di sisi medial (bagian dalam) cartilago
capsula nasi. Penulangan dimulai pada minggu ketujuh sampal kedelapan masa kehidupan
fetus pada regio tuberositas dalam hubungan yang erat terhadap n. palatinus descendens.
Penulangan akan meluas ke atas sebagai suatu lamina venticabs dan horizontal sebagai
processus palatinus. Pada akhir bulan semua processus tulang sudah dapat dilihat. Pada
mulanya Os palatinum terpisah dan maxilla dengan adanya bagman belakang dinding lateral
capsula nasalis. Namun bersama denigan atrofinya bagian cartilago mi, larnina verticalis dan
os palatinum yang sedang bertumbuh akan bertumpang tindih dengan bagian dalam fades
nasaks maxillae dan ikut membantu membentuk dinding medial sinus maxiflaris. Daerah mi
nantinya juga akan ikut mambentuk batas posterior dan onifisum ke daerah sinus maxillaris.
Universitas Gadjah Mada
11
PERKEMBANGAN TULANG-TULANG WAJAH LAINNYA
Vomer terbentuk dan dua pusat penulangan terletak pada chondrium yang menutupi
tepi inferior cartilago septum selama minggu kesembilan masa kehidupan fetus. Vomer akan
segera bergabung di balik cartilago dan meluas ke belakang dan ke depan membentuk
saluran tulang yang mengarah mendekati tepi bebas baiah dan cartilago. Saluran akan
mencapai permukaan inferior corpus ossis sphenoidalis selarna bulan keempat masa
kehidupan fetus. Pada proses perkembangan selanjutnya, bentuknya akan berubah pada
bidang koronal dan suatu struktur berbentuk U yang meluas mendekati cartilago septum
menjadi struktur berbentuk Y dengan batang menurun ke arah palatum durum.
Os lacrimale terbentuk sebagai satu pusat penulangan pada membrana di sisi lateral
capsula nasalis sekitar akhir bulan ketiga masa kehidupan fetus.
Tiap Os nasale umumnya muncul sebagai suatu pusat penulangan tunggal pada
membrana di permukaan bagian anterior atap capsula nasalis sekitar akhir bulari kedua
masa kehidupan fetus. Cartilago akan menetap setelah bayl dilahirkan di balik kedua daerah
os nasale.
Os zygomaticum muncul sebagai pusat penulangan tunggal pada membrana tepat di
baiah dan di lateral bola mata pada akhir bulan kedua masa kehidupan fetus. Tulang-tulang
yang bertumbuh akan denigan cepat berkontak ke os temporale dan maxilla tetapi baru akan
mendekati os frontale setelah beberapa iiaktu kernudian.
Pusat bagi setiap elernen facial os ethmoidale akan muncul pada bagian atas
cartilago membentuk dinding lateral capsula nasalis selarna bulan kelima masa kehidupan
fetus. Penulangan akan meluas ke semua bagian cartilago pada regio ethmoidalis pada saat
bayi dilahirkan. Pusat yang terpisah terbentuk pada bagian atas cartilago septalis selama
tahun pertama kehidupan, meluas ke atas cnista galli dan ke bavah ke arah vomer. Ketiga
bagian
tulang
ini,
elemen
facialis
bilateral
dan
elemen
cranium
garis
median
(mesethmoidalis) akan bergabung melalui regio lamina cribosa pada tahun kehidupan ketiga.
Concha nasalis inferior terbentuk dan pusat penulangan yang terpisah di dalam ujung
batah, melingkar dan dinding samping capsula nasalis di sekitar bulan kelima masa
kehidupan fetus.
Cartilago capsula di antara os ethmoidale dan concha nasalis inferior akan atrofi dan
pada regio ini sinus maxillaris yang sedang berkembang akan meluas mengarah ke maxilla.
Universitas Gadjah Mada
12
TES FORMATIF:
1.
Sebutkan kiasifikasi tulang-tulang cranium!
2.
Ceritakan secara ringkas tentang perkembangan mandibua!
3.
Sebutkan perbedaan mandibula bayi dan dewasa!
4.
Ceritakan secara ringkas tentang perkembangan maxilla!
5.
Ceritakan secara ringkas tentang perkembangan tuang-tuIang pembentuk wajah yang
Iainnya!
PENILAIAN DAN UMPAN BALIK:
Apabila anda dapat menjawab semua soal di atas maka anda dapat melanjutkan ke bab
selanjutnya. Apabila anda hanya dapat menjawab 3 soal dan 5 soal yang ada, maka anda
dapat mengulangi membaca bab mi.
TINDAK LANJUT:
Apabila anda masih kurang jeas, maka anda dapat membaca buku pedoman yang
tercantum pada daftar pustaka.
Universitas Gadjah Mada
13
Download