VI. DISTRIBUSI ZAT DALAM TUBUH 6.1. KONSEP Fungsi utama sistem peredaran ialah mendistribusikan metabolisme dan oksigen ke seluruh sel tubuh organisme serta mengumpulkan sisa buangan metabolisme untuk sieksekusi. Selain itu menyelenggarakan termoregulasi, distribusi hormon ke tempat sasaran dan sistem pertahanan tubuh. Sarana untuk menyelenggarakan fungsi itu ialah cairan tubuh (pada vertebrata : darah), jalan peredaran (pada Vertebrata : arteri dan vena) dan pompa pendorong (pada vertebrata : jantung). 6.2. DARAH Bagian ini telah banyak dibahas dalam ilmu jaringan dan akan dibahas dalam kuliah dalam kaitannya dengan sistem-sistem pertahanan tubuh dan pernapasan. 6.3. JANTUNG DAN PEMBULUH-PEMBULUHNYA Jantung vertebrata adalah jantung berkamar, namun jantung seperti ini juga dijumpai pasa mulkosa. Keragaman jantung pada vertebrata terletak pada beberapa hal : lokasinya dalam tubuh, jumlah kamarnya dan kemilikan kelep-kelep dan sekat-sekat diantara kamar-kamarnya. Sebagai model faal jantung akan dibahas jantung hewan menyusu dan burung. Jantung hewan-hewan ini telah mencapai tingkat efesiensi fungsional tinggi. 6.3.1. Jantung 1) Aktivitas jantung terdiri dari sistole dan diastole, antara keduanya terdapat periode istirahat yang sangat singkat. 2) Aktivitas jantung dimotori oleh adanya sistem konduktorium yang melakukan koordinasi antara sistole serambi jantung dan sistole bilik jantung. 3) Sistem konduktorium terdiri dari : a. Nodus sinuatrialis; b. nodus atrioventricularis; c. fasciculus atrioventricularis; d. crus dextrum dan crus sinistrum. 4) Jantung memiliki automasi. 5) Basis aktivitas jantung ialah aktivitas otot-otot penyusun miokardium yang tingkat kekuatan kontraksinya bergantung pada pasokan Ca ++ dan luar. 6) Peristiwa listrik yang melandasi aktivitas jantung dapat direkam hasilnya berupa elektrokardiograf (EKG). Rekaman itu memuat puncak-puncak kurve yang dinamakan P. Q. R. S. dan T. Puncak Q dan 5 kedudukannya terbalik. Puncak P timbul karena kontraksi miokardium serambi jantung dan komplek Q, R, S, T timbul karena kontraksi miokardium bilik jantung. Aktivitas listrik dan mekanik bilk jantung diringkas sbb.: SISTOLE [1] Fase perubahan bentuk (puncak Q): kontraksi isotonik; valva mitralis terbuka, valvula semilunaris tertutup. [2] Fase peningkatan desakan (puncak R): kontraksi isometris; v. mitralis dan val. Semilunaris tertutup. [3] Fase pendorongan (puncak S): kontraksi auksotonik; v. mitralis tertutup, val. semilunaris terbuka.. DIASTOLE [4] Fase peregangan (puncak T): peregangan isometrik; V. mitralls dan val. semllunaris tertutup. [5] Fase pengisian: peregangan auksotonik; V. mitralis terbuka, val. semilunaris tertutup. 6.3.2. Aliran darah selepas jantung. Darah selepas jantung mengalir dalam pembuluh pembuluh darah untuk mencapai jaringan-jaringan tubuh. Kemudian dan situ dialirkan kembali ke jantung. Pembuluh-pembuluh itu ialah: artenia, arteniola, dan metarteniola. Pembuluhpembuluh itu pada hewan menyusu dan burung membentuk dua jalur peredaran ialah peredaran kecil (circulatlo parva.) dan peredaran besar (circula 110 magna). Sistole bilik kiri mendorong darah ke dalam aorta. Sebagian darah ini mendorong darah yang sudah ada dalam aorta, dan yang lain mendesak dinding aorta.OIeh karena dinding aorta bersifat kenyal, oleh desakan ini aorta mengembang. Pada waktu diastole berikutnya, dinding aorta yang kenyal ini kembali ke posisi semula sehingga mendesak darah. Sebagian darah terdesak ke katup-katup pangkal aorta (valvula somilunaris) sehingga katup-katup ini menutup. Sebagian darah yang lain terdesak menjauhi jantung. Akibatnya ialah bagian aorta yang tadi mengembang sekarang mengecil lagi dan bagian aorta berikutnya mengembang oleh karena desakan sebagian darah. Dengan demikian bagian-bagian berturut turut sepanjang arteria mengembang dan mengecil lagi. Mengembangnya ini merupakan pulsus arteriosus. Gelombang pulsus ini merambat sepanjang arteria dan cabangcabangnya. Makin kecil arteria, Makin kecil juga pulsusnya, sehingga akhirnya pulsus hilang. Diameter arteria yang makin mengecil menimbulkan hambatan terhadap aliran darah, ini disebut tahanan tepi. Tiga kekuatan tersebut mendapat reaksi dan darah yang disebut desakan darah. Reaksi yang terjadi dalam periode sistole disebut desakan sistolik dan reaksi yang terjadi ketika periode diastole disebut desakan diastolik. Pengembalian darah ke jantung tidak mungkin hanya mengandalkan kekuatan mendorong dan jantung yang semakin melemah. Kekuatan yang membantu pengembalian darah ke jantung matah kontraksi otot-otot rangka dan gerakan inspirasi. 6.3.4. PENGENDALIAN AKTIVITAS JANTUNG. Aktivitas jantung dikendalikan oleh faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik menciptakan mekanisme swakendali (self-regulatory mechanism) yang mengendalikan kuat kontraksi dan frekuensi denyut jantung, juga untuk curah jantung. Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi jantung malah saraf simpatis dan saraf parasimpatis, ini pada vertebrata tinggi. Pada vertebrata rendah keadannya tidak demikian.