Jurnal Keuangan dan Bisnis, Oktober 2013 1 PROMOSI

advertisement
Jurnal Keuangan dan Bisnis, Oktober 2013
1
PROMOSI PENJUALAN DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN DI
INDOMARET
ANDREAS MARTHEN REPI1
[email protected]
ABSTRACT
Sales promotion is basically aimed sale quickly. In addition sales promotion will
often make the customer do repeated purchases. This study uses a quantitative
approach, and type of research is explanation which is a survey using a
questionnaire as a research instrument. With a data retrieval technique using nonprobability sampling with purposive sampling. This study uses a simple linear
regression model using 95 respondents who are making purchasing decisions in
Indomaret. The results showed that 22% purchase decision variable can be
explained by the independent variable sales promotion. While the rest of 78%
influenced by other factors.
Keywords: Sales Promotion, Purchase Decision, Indomaret
ABSTRAKSI
Promosi penjualan pada dasarnya bertujuan untuk melakukan penjualan dengan
cepat. Selain itu dengan promosi penjualan konsumen akan sering melakukan
pembelian secara berulang atau repurchase. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Jenis penelitiannya adalah eksplanatif yang merupakan
penelitian survey dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument
penelitian.Dengan teknik pengambilan data menggunakan non-probability
sampling yaitu dengan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan model
regresi linear sederhana dengan menggunakan 95 orang responden penelitian yang
melakukan keputusan pembelian di Indomaret. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa variabel keputusan pembelian 22% dapat dijelaskan oleh variabel
independen promosi penjualan. Sedangkan sisanya sebesar 78% dipengaruhi oleh
faktor yang lain.
Kata Kunci: Promosi Penjualan, Keputusan Pembelian, Indomaret
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia bisnis sekarang yang tidak lepas dari persaingan saat
ini menuntut perusahaan untuk kreatif dan berinovasi agar dapat bertahan. Hal ini
memicu para pengusaha untuk memaksimalkan dalam mempertahankan
perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya. Untuk dapat
memenangkan persaingan, para pelaku sektor jasa melakukan usaha seperti
memberikan keunggulan kompetitif dan menawarkan kualitas layanan yang
1
Andreas Marthen Repi adalah mahasiswa Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Musi.
2
Andreas Marthen Repi
bermutu yang dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi para
pelanggannya. Pelanggan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh
perusahaan. Karena pelanggan merupakan aset yang dapat menentukan
keberhasilan untuk mencapai tujuan perusahaan, mengingat pelanggan
mencerminkan potensi pertumbuhan pada masa yang akan datang.
Perusahaan yang unggul adalah mereka yang dengan tangkas menyiasati
perubahan bisnis dan dapat memanfaatkan peluang-peluang yang ada dengan
sesuatu hal yang efektif dan efisien, salah satunya dengan pemasaran secara baik
bagi pelanggannya, sehingga hubungan antara produsen atau perusahaan dengan
pelanggannya akan semakin erat dan harmonis. Salah satu strategi komunikasi
pemasaran yang baik adalah promosi penjualan. Promosi telah di definisikan
sebagai koordinasi dari semua penjual yang diprakarsai upaya untuk mengatur
saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau mempromosikan
ide (Belch, 2003: 25).
Promosi merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya pada target pemasarannya
(Kotler, 2000). Sebagai salah satu dari marketing mix, promosi ini sama pentingnya
dengan kegiatan pemasaran lainnya, yaitu produk, harga, dan lokasi. Beberapa
bentuk promosi, yang dikenal dengan bauran promosi, yaitu iklan, penjualan
pribadi, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan alat-alat pemasaran
langsung yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan
pemasarannya (Kotler dkk., 2004). Promosi penjualan selalu memiliki dampak
terhadap penjual maupun terhadap konsumen. Promosi penjualan dapat
didefinisikan sebagai pengaruh secara langsung yang menawarkan nilai tambah
atau insentif sebuah produk yang ditujukan kepada distributor ataupun pelanggan
dengan tujuan untuk melakukan penjualan secara langsung atau jangka pendek
(Belch, 2001: 524), tetapi menurut Kotler dan Armstrong (2001: 560) secara umum
promosi penjualan seharusnya membangun relationship dengan pelanggan bukan
hanya untuk melakukan penjualan jangka pendek atau sebagai brand switching
sementara, membantu memperkuat posisi produk dan membangun hubungan
jangka panjang dengan pelanggannya.
Promosi penjualan selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi sebuah toko.
Dengan semakin banyaknya promosi penjualan tentunya peningkatan pembelian
akan terjadi. Namun promosi penjualan tidak selalu membuat keuntungan bagi
penjual maupun konsumen. Dalam hal ini telah memicu perdebatan besar antar
peneliti atas keefektifan promosi penjualan. Promosi penjualan tidak efektif karena
promosi membuat konsumen lebih rentan terhadap promosi, mengakibatkan
kerugian pangsa pasar dalam jangka panjang (Ehrenberg et al, 1994) (Totte dkk.,
1987) sehingga konsumen hanya tertarik untuk membeli karena adanya promosi
yang akan berdampak buruk bagi perusahaan jika promosi penjualan sudah tidak
ada lagi. Namun, peneliti lain telah menunjukkan bahwa promosi penjualan
menyebabkan peningkatan nyata jangka panjang dalam penjualan dan keuntungan
(Dhar et al, 1996).
Dalam membuat promosi penjualan banyak faktor yang mempengaruhi
seperti perbedaan budaya, jenis kelamin, usia, dan agama. Faktor-faktor tersebut
bisa menjadi tantangan bagi perusahaan untuk menentukan promosi yang akan di
Jurnal Keuangan dan Bisnis, Oktober 2013
3
lakukan. Pada dasarnya jenis promosi penjualan dibedakan menjadi dua yaitu,
promosi yang bersifat moneter atau keuangan dan yang bersifat non moneter. Ada
perbedaan penting antara dua jenis, promosi moneter misalnya: diskon rak-harga,
kupon, potongan harga dan paket harga cenderung untuk memberikan imbalan yang
cukup cepat kepada konsumen sedangkan promosi non-moneter misalnya: undian,
hadiah gratis dan program loyalitas cenderung melibatkan imbalan tertunda dan
lebih hubungan berbasis.
Dalam perkembangan zaman banyak perusahaan-perusahaan menggunakan
strategi dengan melakukan promosi penjualan untuk dalam menarik minat dan
perhatian konsumen, terlebih lagi perusahaan ritel modern. Dimana perusahaan ritel
selalu memberikan banyak bentuk promosi. Perkembangan perusahaan ritel modern
dalam berbagai bentuk, yaitu berupa swalayan, minimarket, department store,
supermarket hingga hypermarket di Indonesia, mengalami tingkat pertumbuhan
yang sangat pesat. Kondisi seperti ini, mengakibatkan tingkat persaingan yang
sangat ketat antar perusahaan ritel dalam kompetisi global dewasa ini. Bisnis pasar
modern sudah cukup lama memasuk industry retail Indonesia dan dengan cepat
memperluas wilayahnya sampai ke pelosok daerah. Tentunya keberadaan peritel ini
menimbulkan pendapat pro maupun kontra. Bagi sebagian konsumen modern
keberadaan hypermarket, supermarket maupun minimarket memberikan alternatif
belanja yang menarik. Selain itu menawarkan kenyamanan dan kualitas produk,
harga yang mereka pasang juga cukup bersaing dengan pasaran tradisional.
Era pasar bebas untuk kawasan Asia telah dimulai dengan AFTA 2003, hal
ini membawa ritel Indonesia pada persaingan ritel global yang mau tak harus
diterima. Persaingan antar peritel yang semakin ketat membuat para peritel harus
membuat banyak strategi agar tidak kalah dalam persaingan. Pada dasarnya
keberhasilan usaha ritel terletak pada penyediaan produk yang biasa di pakai seharihari. Barang-barang tersebut biasanya selalu dicari konsumen dan banyak yang
beralih ke ritel modern karena harga yang ada sangat bersaing dengan harga yang
ada di ritel tradisional.
Indonesia berada di peringkat 12 dunia dalam Indeks Pembangunan Ritel
Global (GRDI) 2015 yang dirilis AT Kearney. Meskipun sedikit mengalami
penurunan penjualan ritel per kapita tahun lalu, total penjualan ritel tumbuh 14,5%.
Sektor ini turun pada awal tahun ini, tetapi ritel terus ditarik penduduk Indonesia
yang besar dan pertumbuhan kelas menengah. AT Karney mencatat pasar ritel di
Indonesia saat ini mencapai USD 326 miliar atau senilai Rp 4.306 triliun. Pasar ritel
di Indonesia terus berkembang dan itu memerlukan perbaikan infrastruktur dan
peraturan yang lebih menguntungkan untuk membantu sektor ini tumbuh lebih
lanjut. Pada Februari 2015, pemerintah mengumumkan rencana investasi USD 22
miliar pada proyek infrastruktur meskipun beberapa investor ragu karena potensi
penggunaan dana yang masih tidak efektif.
Tabel 1
4
Andreas Marthen Repi
Gerai Perusahaan Ritel Indonesia
Perusahaan Ritel
Gerai 2014
Semester 1 2015
Indomaret
10.600
11.200
Alfamart
9.757
10.666
Hypermart
101
Carrefour
86
Tabel 2
Keuntungan Indomaret dan Alfamart 2014
Keuntungan Indomaret 2014
Keuntungan Alfamart 2014
Rp. 471.124 Miliar
Rp. 538.35 Miliar
Untuk meningkatkan nilai tambahnya (value added) dan pangsa pasarnya
(market share), Indomaret yang merupakan salah satu perusahaan ritel terkemuka
di seluruh Indonesia selalu rutin melakukan promosi penjualan terhadap produknya
kepada konsumen. Salah satunya dengan memberikan potongan harga, beli satu
gratis satu dan hadiah langsung saat membeli produk tertentu. Promosi yang biasa
di lakukan yaitu dengan membuat poster atau spanduk mengenai potongan harga
dan hadiah langsung yang biasanya di gantung di depan Indomaret atau di dalam
toko Indomaret tersebut. Sebagai bisnis ritel berbentuk minimarket yang pertama
di Indonesia, Indomaret didirikan oleh PT Indomarco Prismatama sejak tahun 1998.
Karena itu wajar jika usaha ritel milik Grup Salim ini tampil sebagai leader.
Tabel 3
Promosi Yang Dilakukan oleh Indomaret
No
Jenis Promosi
1
Super Hemat
2
Harga Heboh
3
Discount Indomaret Card
4
Corporate Promo
5
I-Kupon
6
T-Cash
7
Indomaret Poin
Sumber: Indomaret.com
Keterangan:
1. Harga heboh: promosi mingguan yang memberikan harga sangat murah untuk
produk-produk kebutuhan sehari-hari.
2. Super hemat: edisi 2 minggu yang mempromosikan produk-produk dengan
harga hemat sebagai panduan untuk konsumen belanja hemat.
3. Promosi bulan ini: promosi bulanan atas produk tertentu dalam bentuk
pemberian hadiah langsung atau potongan harga.
Dalam perkembangan yang modern ini promosi penjualan menjadi salah
satu pertimbangan penting dalam memasarkan suatu produk. Keberadaan suatu
promosi dianggap penting karena promosi penjualan mencerminkan keberhasilan
yang akan dicapai sebuah perusahaan dan juga memberikan dampak tertentu
Jurnal Keuangan dan Bisnis, Oktober 2013
5
kepada perusahaan dari citra yang ditimbulkan. Pada saat ini pemenuhan kebutuhan
konsumen telah menjadi prioritas utama sebagai salah satu strategi pemasaran yang
diyakini paling jitu dalam menarik minat beli konsumen, maka Indomaret selalu
memberikan banyak promosi penjualan untuk membuat konsumen tertarik.
Penelitian ini menggunakan Indomaret karena meluasnya persebaran
Indomaret di seluruh Indonesia terutama di kota Palembang membuat kemudahan
bagi konsumen untuk mencari barang yang yang diinginkan karena Indomaret
menyediakan banyak barang-barang kebutuhan yang sering digunakan sehari-hari.
Selain hal itu banyaknya Indomaret yang tersebar dikota Palembang membuat
konsumen akan mudah mencari Indomaret ketimbang pergi ke mall untuk
berbelanja. Dengan hampir semua kebutuhan bisa ada di Indomaret tentunya
konsumen akan lebih suka untuk berbelanja di Indomaret. Indomaret juga
memberikan jasa pembeli tiket, pembayaran tagihan, pembelian pulsa, voucher dan
sebagainya. Selain banyak produk yang bisa kita dapatkan, promosi yang selalu
dilakukan oleh Indomaret tentunya akan mendatangkan banyak konsumen dan
membuat konsumen memilih Indomaret sebagai pilihan dalam mencari
kebutuhannya. Tentunya promosi yang dilakukan oleh Indomaret memiliki dampak
tersendiri terhadap perbedaan etnis-kelompok di kota Palembang. Setiap etnis
memiliki pasti memiliki perbedaan dan ciri khas tersendiri dalam minatnya
terhadap promosi, apakah promosi penjualan yang dilakukan oleh Indomaret dapat
menarik perhatian dan minat dari konsumen sehingga terjadi keputusan pembelian
yang dilakukan oleh konsumen. Setiap perilaku konsumen tentunya berbeda, maka
dari itu penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh dari promosi dan jenis
promosi dalam keputusan pembelian terhadap promosi yang dilakukan oleh
Indomaret. Penelitian ini dilakukan di kota Palembang dimana peningkatan geraigerai Indomaret semakin meningkat jumlah sebarannya di kota Palembang dan
mengalahkan pesaing utamanya yaitu Alfamart.
Keputusan konsumen dalam memutuskan untuk melakukan pembelian
tentu saja tidak lepas dari kebutuhan konsumen akan barang atau jasa tersebut.
Selain kebutuhan promosi juga menjadi faktor penting dalam membuat konsumen
melakukan keputusan pembelian. Oleh karena itu perusahaan perlu untuk
menetapkan strategi yang tepat dengan tujuan mempertahankan pelanggannya.
Selain mengembangkan fasilitas dan layanan, sebuah perusahaan juga harus
menerapkan strategi promosi yang dapat menstimulus para pelanggannya untuk
melakukan pembelian dalam waktu singkat maupun pembelian kembali
(repurchase). Penjual melakukan promosi penjualan untuk menarik pelanggan baru,
menghargai pelanggan setia, dan juga untuk meningkatkan repurchase (Kotler
dkk.,1999: 820). Dikarenakan sebagian konsumen cenderung membeli suatu
produk atau jasa didasarkan pada kupon dan tawaran-tawaran lainnya, maka
memberikan penawaran yang menarik secara rutin akan membuat mereka relatif
loyal pada suatu merek yang di promosikan.
Promosi penjualan memiliki pengaruh baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk mendorong konsumen melakukan perilaku pembelian secara
berulang serta membuat konsumen menjadi loyal. Indomaret memanfaatkan
promosi penjualan dan alat-alatnya seperti sampel, kupon, penurunan harga,
premium/hadiah, dan paket harga yang ditawarkan dalam bentuk beberapa program
6
Andreas Marthen Repi
promosi yang dinikmati oleh para pelanggan Indomaret. Program-program yang
ditawarkan Indomaret bertujuan untuk mempromosikan atau mendiskripsikan suatu
produk kepada pelanggan maupun calon pelanggan yang secara umum digunakan
untuk mempengaruhi/membujuk konsumen atas produknya agar bisa menerima,
membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan guna menciptakan
tujuan baik secara finansial manupun non finansial. Selain itu program-program
promosi tersebut dilakukan secara rutin agar konsumen selalu melakukan
pembelian berulang (repurchase) yang nantinya dapat membuat konsumen tersebut
menjadi loyal terhadap perusahaan.
Dari uraian diatas, permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah
pengaruh promosi penjualan keputusan pembelian dan jika ada seberapa besar
pengaruhnya. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh promosi penjualan
terhadap keputusan pembelian dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya
maka identifikasi masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dinyatakan
dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: ”Bagaimana pengaruh promosi
penjualan terhadap keputusan pembelian pelanggan Indomaret?”
Tujuan dilakukannya penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui
bagaimana pengaruh promosi penjualan dalam sebuah perusahaan khususnya
dibidan ritel. Secara khusu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh promosi pen jualan terhadap keputusan pelanggan di Indomaret
Palembang.
TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Bauran Pemasaran
Kotler (2000) mendefinisikan bahwa bauran pemasaran adalah kelompok
kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran
pemasaraannya dalam pasar sasaran. Marketing mix atau bauran pemasaran harus
selalu bersifat dinamis, selalu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal
maupun internal. Faktor eksternal yaitu faktor diluar jangkauan perusahaan yang
antara lain terdiri dari pesaing, teknologi, peraturan pemerintah, keadaan
perekonomian, dan lingkungan sosial dan budaya. Sedangkan faktor internal adalah
variabel-variabel yang terdapat dalam marketing mix, yakni produk (product),
harga (price), tempat (place) dan promotion.
Product
Keanekaragaman
produk
Kualitas
Tabel 4
Bauran Pemasaran 4P
Price
Place
Promosi
Daftar harga
penjualan
Diskon
Bentuk
Potongan harga
khusus
Syarat kredit
Nama merek
Periode pembayaran
Desain
Promotion
Saluran pemasaran
Periklanan
Cakupan
pemasaran
Tenaga penjual
Pengelompokan
Kehumasan
Pemasaran
langsung
Lokasi
Persediaan
Jurnal Keuangan dan Bisnis, Oktober 2013
7
Ukuran
Sumber: Marketing Management: A Sount Asian Perspective: Kotlet, Keller, Koshy,
Jha
Jerome Mc-Carthy (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4
komponen P (Product, Price, Promotion, dan Place) antara lain:
a. Produk (product) merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan
untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak)
yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar
untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa,orang, organisasi
maupun ide.
b. Harga (price) harga berkenaan dengan kebijaksanaan strategis dan taktis seperti
tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi
harga diantara berbagai bentuk kelompok pelanggan. Harga menggambarkan
besarnya rupiah yang harus dikeluarkan oleh seorang konsumen untuk
memperoleh satu buah produk yang hendaknya harga akan dapat terjangkau
oleh konsumen.
c. Saluran distribusi (place) merupakan keputusan distribusi menyangkut
kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk
tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan
konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk
d. Promosi (promotion) promosi meliputi berbagai metode, yaitu iklan, promosi
penjualan, penjualan tatap muka, dan hubungan masyarakat. Menggambarkan
berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk
ke konsumen.
Dari definisi-definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa marketing mix
merupakan kombinasi dan variabel inti dari sistem pemasaran perusahaan dan dapat
di control oleh perusahaan seefektif mungkin.
Promosi
Setiap perusahaan tentunya menerapkan strategi yang baik untuk dapat
mengkomunikasikan produknya kepada masyarakat agar produk tersebut dapat
dikenal dan dapat mendorong para calon konsumen untuk melakukan pembelian.
Pengertian promosi menurut Kotler (2000) adalah promotion encompasses all the
tools in the marketing mix whose mayor is persuasive communication. Promosi
meliputi seluruh alat-alat di dalam bauran pemasaran untuk melakukan komunikasi
yang persuasif. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa promosi
adalah suatu usaha atau kegiatan komunikasi antara pembeli dan penjual mengenai
keberadaan produk dan jasa, menyakinkan, membujuk dan mengingatkan kembali
akan produk atau jasa tersebut sehingga mempengaruhi sikap dan perilaku yang
mendorong konsumen melakukan pembelian.
Bauran promosi menurut Kotler dkk. (2000) adalah rumusan khusus dari
iklan pribadi, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat yang dipergunakan
8
Andreas Marthen Repi
perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasaraannya. Menurut Peter dkk.
(2007) bauran promosi yaitu:
1. Penjualan tatap muka (personal selling)
Penjualan tatap muka adalah komunikasi langsung antar penjual untuk
memberikan informasi suatu produk kepada calon pembelli dan membentuk
pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan
mencoba membelinya.
2. Periklanan (advertising)
Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa
non dan personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran
3. Promosi penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan adalah aktifitas bentuk persuasi langsung melalui
penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian
produk.
4. Hubungan masyarakat (public relation)
Hubungan masyarakat adalah upaya komunikasi menyeluruh dari suatu
perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai
kelompok terhadap perusahaan tersebut.
5. Pemasaran langsung (direct marketing)
Pemasaran langsung adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif yang
memanfaatkan suatu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon
yang terukur atau interaksi di sembarang tempat.
Promosi Penjualan
Promosi penjualan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran
yang bertujuan untuk menarik konsumen baru, mempengaruhi konsumen untuk
mencoba produk baru, mendorong konsumen lebih banyak, menyerang aktifitas
promosi pesaing, meningkatkan pembelian tanpa rencana atau mengupayakan kerja
sama yang lebih erat dengan pengecer. Promosi penjualan adalah bagian dari
bauran promosi. Promosi penjualan dapat didefinisikan sebagai pengaruh secara
langsung yang menawarkan nilai tambah atau insentif sebuah produk yang
ditujukan kepada distributor ataupun pelanggan dengan tujuan untuk melakukan
penjualan secara langsung atau jangka pendek (Belch, 2001:254)
Kotler dkk. (2008 :204) menjelaskan definisi promosi penjualan, promosi
penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau
penjualan sebuah produk atau jasa. Promosi penjualan juga didefinisikan sebagai
suatu kumpulan insentif yang beragam, kebanyakan berjangka pendek dirancang
untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara cepat dan/ atau
lebih besar oleh konsumen atau pedagang (Blattberg dan Neslin, 1990: 102).
Menurut Tjiptono (2008: 546) promosi penjualan merupakan segala bentuk
penawaran atau insentif jangka pendek yang ditujukan bagi pembeli, pengecer atau
pedagang grosir dan dirancang untuk memperoleh respon spesifik dan segera. Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa promosi penjualan adalah keinginan
menawarkan insentif dalam periode tertentu untuk mendorong konsumen untuk
melakukan pembelian.
Jurnal Keuangan dan Bisnis, Oktober 2013
9
Jenis Promosi Penjualan
Biasanya, penelitian masa lalu dari keefektifan promosi penjualan
konsumen telah berfokus pada promosi penjualan moneter (Dhar dkk., 1996) (Hoch,
et al: 1994). Namun, dalam praktiknya, baik moneter dan non-moneter promosi
penjualan digunakan secara luas (Tellis, 1998). Promosi penjualan dibedakan
menjadi dua, yaitu promosi penjualan moneter atau keuangan atau non moneter.
Ada perbedaan penting antara dua jenis promosi moneter, misalnya diskon rakharga, kupon, potongan harga dan paket harga cenderung untuk memberikan
imbalan yang cukup cepat kepada konsumen sedangkan promosi non-moneter
misalnya undian, hadiah gratis dan program loyalitas cenderung melibatkan
imbalan tertunda dan lebih hubungan berbasis.
Blattberg dkk. (1990: 104) juga menjelaskan bahwa promosi penjualan pada
dasarnya terbagi menjadi dua jenis, yang pertama adalah promosi penjualan
konsumen (consumer – oriented sales promotion), terdiri dari sampel gratis, kupon,
penawaran pengembalian uang, potongan harga, premi, hadiah, hadiah langganan,
percobaan gratis, dll. Promosi penjualan ini merupakan bentuk business to
consumer, atau promosi penjualan yang lebih ditujukan bagi konsumen akhir.
Sedangkan jenis kedua adalah promosi penjualan perdagangan (trade – oriented
sales promotion), terdiri dari tunjangan iklan dan pajangan, barang gratis, POP
display, dsb. Promosi penjualan ini merupakan bentuk business to business atau
promosi penjualan yang lebih ditujukan bagi produsen. Selain itu Duncan (2002)
juga mengkategorikan promosi penjualan menjadi dua jenis yaitu:
1. Consumer sales promotion yang ditujukan kepada konsumen akhir atau
pembeli.
2. Trade sales promotion yang ditujukan kepada pelanggan di dalam channel
distribusi seperti distributor, penjual grosir, dan pengecer.
2. Alat promosi penjualan
Menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Molan (2007: 299)
menyatakan alat-alat promosi sebagai berikut:
Alat
Sampel contoh
Diskon
Undian
Kemasan dan
harga kusus atau
paket harga
Tabel 5
Alat-alat Promosi Penjualan
Definisi
Merupakan produk gratis atau percobaan gratis kepada
konsumen dan diharapkan mereka menyukai produk
tersebut sehingga melakukan pembelian ulang
Pengurangan langsung dari harga barang pada pembelian
selama suatu periode yang dinyatakan
Mengajak konsumen untuk mengumpulkan nama mereka
untuk diundi
Potongan harga lebih rendah daripada harga biasa kepada
konsumen yang diterapkan pada label atau bungkus.
10
Hadiah
Demonstrasi
Tawaran uang
kembali
Promosi gabungan
Pemajangan
ditempat
pembelian
Andreas Marthen Repi
Barang yang ditawarkan secara cuma-cuma atau gratis
dengan harga yang sangat murah sebagai insentif untuk
pembelian suatu produk.
Yaitu pertunjukan yang dilakukan untuk menunjukan atau
membuktikan keefektifan atau cara menggunakan produk.
Pengembalian uang kembali kepada konsumen apabila
ketidaksesuaian antara produk dan harga atau terjadi
kerusakan produk yang dibeli berdasarkan perjanjian.
Dua atau lebih merek atau perusahaan bekerja sama
mengeluarkan kupon, pengembalian uang dan
mengadakan kontes untuk meningkatkan daya tarik
mereka.
Pemajangan ditempat pembelian untuk menarik pembeli
Sertifikat yang memberi hak kepada pemegangnya atas
Kupon
potongan harga yang telah di tetapkan untuk produk
tertentu
Barang yang ditawarkan dengan harga relatif rendah atau
Premi
gratis sebagai instentif untuk membeli produk tertentu.
Nilai dalam bentuk tunai atau untuk bentuk lain yang
Imbalan
sebanding dengan loyalitas berlangganan penjual atau
berlangganan
sekelompok penjual tertentu.
Menggunakan suatu merek atau mengiklankan merek lain
Promosi silang
yang tidak bersaing.
Sumber : Kotler dkk. (2007: 299)
Tujuan Promosi Penjualan
Tujuan merupakan petunjuk dalam melakukan alat-alat promosi penjualan
yang tepat dan juga sebagai dasar evaluasi pelaksanaan tugas tersebut. Tujuan
promosi penjualan menurut Buchari Alma (2007:188)
1. Menarik para pembeli baru.
2. Memberi hadiah atau penghargaan kepada konsumen-konsumen atau pelanggan
lama.
3. Meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama.
4. Menghindarkan konsumen lari.
5. Mempopulerkan merek atau meningkatkan loyalitas
6. Meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka memperluas
market share jangka panjang.
Manfaat Promosi Penjualan
Promosi penjualan dapat menawarkan banyak manfaat kepada konsumen,
menjadi tabungan moneter yang paling jelas dan juga konsumen dapat termotivasi
oleh keinginan untuk kualitas, kenyamanan, eksplorasi dan hiburan (Babin et al,
1994). Manfaat ini lebih lanjut diklasifikasikan sebagai utilitarian atau hedonis oleh
Chandon (2000). Manfaat utilitarian terutama fungsional dan relatif nyata
Jurnal Keuangan dan Bisnis, Oktober 2013
11
memungkinkan konsumen untuk memaksimalkan utilitas belanja mereka efisiensi
dan ekonomi. Secara umum manfaat tabungan, kualitas, dan kenyamanan dapat
diklasifikasikan sebagai manfaat utilitarian. Sebaliknya, manfaat hedonis lebih
pengalaman dan relatif tidak berwujud, terkait karena mereka dengan intrinsik
stimulasi, menyenangkan dan kesenangan. Konsisten dengan definisi ini, manfaat
dari nilai ekspresi, eksplorasi, dan hiburan dapat diklasifikasikan sebagai manfaat
hedonis.
Manfaat promosi penjualan didefinisikan dan diklasifikasikan dalam
penelitian ini sesuai dengan skala yang dikembangkan oleh Chandon (2000). Skala
ini menunjukkan enam manfaat utama yang dapat diklasifikasikan sebagai
utilitarian atau hedonis. Secara khusus, manfaat tabungan, kualitas dan kenyamanan
diklasifikasikan sebagai utilitarian, sedangkan manfaat dari ekspresi nilai,
eksplorasi dan hiburan yang hedonis. Sebuah replikasi langsung dari klasifikasi ini
adalah tepat sebagai skala telah terbukti sah dan menjaga konsistensi skala dapat
meningkatkan komparabilitas hasil akhir dengan riset asli (Churchill, 1979).
Jenis Promosi dan Manfaat Promosi
Berdasarkan perbedaan antara jenis promosi penjualan dan keuntungan
promosi, Chandon (2000) menunjukkan bahwa promosi moneter memberikan
manfaat lebih utilitarian sementara promosi non-moneter memberikan manfaat
lebih hedonis. Hubungan ini adalah masalah derajat daripada absolut, misalnya
promosi dengan kupon (yaitu promosi moneter) masih memberikan beberapa
manfaat hedonis seperti kenikmatan dalam penebusan kuponnya, meskipun
manfaat utama dari tabungan adalah utilitarian.
Kekuatan dan Kelemahan Promosi Penjualan
Menurut Kotler dkk. (2007:299) promosi penjualan mempunya beberapa
kekuatan sebagai alat promosi yaitu promosi penjualan memungkinkan produsen
menyesuaikan diri dengan variasi penawaran dan permintaan jangka pendek.
Promosi penjualan memungkinkan produsen menguji seberapa tinggi harga yang
dapat menerka kenaikan karena mereka selalu dapat menggunakan diskon. Promosi
penjualan membujuk konsumen untuk mencoba produk baru alih-alih tidak pernah
menyimpang dari produk sebelumnya sekarang. Sedangkan kelemahannya adalah
promosi penjualan dengan potongan harga, kupon, kesepakatan, hadiah tanpa
berhenti mungkin menurunkan nilai tawaran produk tersebut dalam benak
konsumen.
Teori Kongruensi dan Promosi Penjualan
Prinsip dasar dari teori kongruensi adalah perubahan dalam berevaluasi
selalu dalam arah yang meningkatkan kesesuaian dengan kerangka acuan yang ada
(Osgood dan Tannenbaum, 1955). Dengan kata lain, orang memiliki preferensi
alami untuk informasi yang konsisten. Prinsip telah diperiksa dalam banyak konteks
pemasaran, termasuk penelitian ekstensi merek dan banding iklan.menerapkan
prinsip kesesuaian untuk promosi penjualan, diharapkan promosi penjualan akan
12
Andreas Marthen Repi
lebih efektif ketika mereka memberikan manfaat yang kompatibel dengan manfaat
yang dicari dari produk yang dipromosikan. Dowling dan Uncles (1997)
menyarankan efektivitas program loyalitas ditingkatkan jika manfaat program yang
langsung mendukung proposisi nilai merek. Oleh Roehm (2002) melanjutkan untuk
menunjukkan bahwa program loyalitas memang lebih berhasil jika mereka
menyediakan insentif yang kompatibel dengan merek. Efek kongruensi untuk
promosi penjualan kepada konsumen secara langsung diuji dan dikonfirmasi oleh
Chandon (2000) yang menunjukkan bahwa promosi moneter yang lebih efektif
untuk produk utilitarian karena mereka memberikan manfaat lebih utilitarian yang
kompatibel dengan yang dicari dari produk utilitarian dan promosi non-moneter
yang lebih efektif untuk produk hedonis karena mereka memberikan manfaat lebih
hedonis yang kompatibel dengan yang dicari dari produk hedonis. Misalnya
potongan harga yang lebih efektif daripada hadiah gratis untuk mempengaruhi
pilihan merek deterjen (yaitu produk utilitarian), sedangkan undian lebih efektif
daripada potongan harga untuk mempengaruhi pilihan merek cokelat (yaitu produk
hedonis). Namun, diketahui bahwa ada faktor-faktor lain yang mungkin berdampak
pada efek kongruensi, termasuk siklus hidup produk, pembelian situasi, dan
demografi konsumen, faktor lain yang mungkin dan fokus penelitian ini adalah
budaya di tingkat etnis-kelompok.
Keputusan Pembelian
Dalam melakukan suatu tindakan, konsumen harus mengambil suatu
keputusan. Keputusan seorang konsumen akan dilanjutkan dengan aksi. Menurut
Kotler dkk. (2007:220) pengertian keputusan pembelian adalah beberapa tahapan
yang dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu
produk. Sedangkan menurut Tjiptono (2008:156) keputusan pembelian konsumen
merupakan tindakan individu yang secara langsung atau tidak langsung terlibat
dalam usaha memperoleh dan menggunakan suatu produk atau jasa yang
dibutuhkan.
1. Proses pengambilan keputusan
Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkaian tindakan fisik maupun mental
yang dialami seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Kotler dkk.
dalam buku Manajemen Pemasaran (2007:185) mengemukakan proses
keputusan pembelian yang dilakukan konsumen yaitu:
Pengenalan
masalah
Pencarian
Informasi
Evaluasi
alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku
Pasca
Pembelian
a. Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau
kebutuhan. Untuk itu para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang
memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari
sejumlah konsumen. Dengan demikian, para pemasar dapat menyusun
strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen, yaitu sebagai
berikut:
Jurnal Keuangan dan Bisnis, Oktober 2013
13
b. Pencarian informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Yang menjadi perhatian utama pemasar
adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan
pengaruh relatif tiap sumber terhadap keputusan pembelian selanjutnya.
c. Penilaian alternatif
Tiada ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua
konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian.
Evaluasi didasarkan pada keyakinan dan sikap yang diperoleh dari bertindak
dan belajar
d. Keputusan pembelian
Konsumen bisa mengambil keputusan untuk tidak secara formal
mengevaluasi setiap merek, namun faktor-faktor yang mengintervensi bisa
mempengaruhi keputusan final.
e. Perilaku setelah membeli
Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena
memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar halhal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap
informasi yang mendukung keputusannya. Untuk itu para pemasar harus
memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan
pemakaian produk pasca pembelian.
2. Hubungan Promosi Penjualan dan Keputusan Pembelian
Di era globalisasi sekarang ini persaingan antar perusahaan semakin tinggi,
dimana perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan konsumen guna
meningkatkan pangsa pasar, salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan
menggunakan promosi penjualan, dengan memberikan insentif atau rangsangan
yang dapat mendorong penjualan dengan cepat.
Menurut Kotler dkk. (2007:299) perusahaan menggunakan alat promosi
penjualan untuk memperoleh tanggapan pembeli yang lebih kuat dan lebih cepat.
Untuk memahami para pemasar harus mengetahui kegunaan, persepsi, preferensi,
dan perilaku belanja pelanggan sasaran mereka. Seluruh alat-alat promosi penjualan
sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Promosi penjualan
merupakan suatu rangsangan yang dapat menarik perhatian konsumen untuk
melakukan pembelian dengan segera. Dengan demikian promosi penjualan
memiliki peranan serta kekuatan yang besar untuk mempengaruhi perilaku
konsumen karena hampir tidak ada konsumen yang mengabaikan promosi
penjualan sebelum melakukan pembelian produk.
Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut:
Gambar 1
Model Struktural Promosi Penjualan terhadap Keputusan Pembelian
Promosi penjualan
Keputusan Pembelian
14
Andreas Marthen Repi
Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari
analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak
terkontrol). Dalam statistik, sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik
jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor yang kebetulan,
sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.
Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang kedudukannya belum terbukti atau
preposisi mengenai faktor atau fenomena yang menjadi minat peneliti. Hipotesis
merupakan anggapan sementara yang perlu diuji kebenarannya (Malhotra, 2007).
Jenis penelitian kuantitatif menekankan hipotesis pada dua macam, yaitu hipotesis
satu variabel dan hipotesis kausal atau hipotesis dua variabel atau lebih. Dugaan
yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah :
Berdasarkan model analisis penelitian dan yang dijelaskan dalam tujuan
penelitian makan terdapat satu hipotesis, yaitu :
Ho: tidak terdapat pengaruh antar promosi penjualan terhadap loyalitas pelanggan
Ha: terdapat pengaruh antara promosi penjualan terhadap loyalitas pelanggan.
METODE PENELITIAN
Penelitian studi lapangan merupakan salah satu metode pengumpulan data
dalam penelitian kuantitatif yang tidak memerlukan pengetahuan mendalam akan
literatur yang digunakan. Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap yang
biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk
mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2001). Populasi dalam
penelitian ini adalah konsumen yang sudah pernah melakukan pembelian AC LG.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap mampu untuk mewakili
keseluruhan populasi. Besarnya sampel ditentukan oleh jumlah populasi dalam
penelitian ini. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada populasi (keterbatasan dana, tenaga, dan waktu) maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Menurut
Sekaran (1992:34) besarnya sampel harus lebih dari 30 dan kurang dari 500
dianggap sudah mencukupi untuk penelitian, sedangkan menurut Arikunto (2002:
112) jika populasi lebih dari 100 orang maka diambil sampai 5%-10% atau 20%30% dari jumlah populasi. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non
probability sampling yaitu dengan menggunakan purposive sampling dengan
kriteria sebagai berikut:
1. 17 tahun keatas
2. Pernah membeli AC merek LG
3. Membeli AC LG karena mengetahui manfaatnya
Data primer yaitu data yang didapatkan secara langsung dari responden
penelitian dilapangan. Data primer dalam penelitian ini yaitu kuesioner dengan
menggunakan skala Likert. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik survey
Jurnal Keuangan dan Bisnis, Oktober 2013
15
langsung melalui kuisioner yang meliputi beberapa pertanyaan sesuai dengan objek
penelitian. Teknik ini dilaksanakan dengan memberikan pertanyaan kepada
responden guna mendapatkan informasi yang spesifik dan melibatkan pengolahan
data (Neuman, 2003). Jawaban responden kemudian diberi bobot dan diolah dengan
alat ukur statistik untuk mendapatkan pendekatan kuatitatif terhadap pertanyaan.
Kelebihan dengan menggunakan teknik survey adalah kuisioner mudah di olah, data
yang diperoleh dapat dipercaya, dan penetapan kode, analisis dan interpretasi data
relatif sederhana. Sedangkan kekurangan dari teknik ini adalah responden mungkin
tidak mampu atau tidak bersedia memberikan informasi yang diharapkan dan
penyusunan pertanyaan agar mudah di pahami merupakah hal yang tidak mudah
(Malhotra, 2007).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan
(scoring). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengumpulan data langsung, yaitu data yang di dapatkan secara langsung dari
lapangan dengan cara melakukan penyebaran kuisioner. Setelah diperoleh data dan
informasi dari pengisian kuesioner, maka akan dilakukan uji validitas dan
reliabilitas. Kemudian data akan diseleksi dan diberi kode sesuai dengan variabel
dan klasifikasi variabel. Setalah itu data akan ditabulasi dengan menggunakan
software SPSS (Statistical Packages for the Social Sciences).
Uji Validitas
Uji validitas berguna untuk mengukur apakah pernyatan dalam kuesioner
yang sudah dibuat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sugiyono
(2009: 352) menyatakan uji coba dilakukan setelah instrumen/kuesioner selesai
disusun. Instrumen tersebut diuji cobakan pada sampel darimana populasi diambil.
Nilai korelasi minimal 0,30 dan atau probabilitas lebih kecil atau sama dengan 0.05
adalah dasar pengujian validitas kuesioner.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrumen memiliki
indeks kepercayaan yang baik jika diujikan berulang. Uji reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan rumus cronbach alpha dengan bantuan SPSS FOR
WINDOWS. Ukuran yang dipakai untuk menunjukkan pernyataan tersebut reliabel
apabila nilai cronbach alpha > 0,6 (Arikunto, 2002: 172). Indikator pengukuran
reliabilitas menurut Sekaran (2000: 312) yang membagi tingkatan reliabilitas
dengan kriteria sebagai berikut :
Jika alpha atau r hitung:
1. 0,8-1,0 = Reliabilitas baik
2. 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima
3. Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi,
variabel independen, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi
16
Andreas Marthen Repi
normal atau tidak. Untuk mengetahuinya digunakan uji Kolmogorov-Smirnov,
menurut Singgih Santoso (2001: 142) pedoman pengambilan keputusan dalam uji
normalitas yaitu bila nilai Sig atau signifikan lebih besar daripada 0,05 maka
distribusi adalah normalitas (simetris).
Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan-pengamatan yang lain.
Agar data yang diperoleh bersifat homogen, maka perlu dilakukan suatu uji agar
data tersebut homogen dengan menggunakan rumus rank spearman dari Sugiyono
(2008:284) sebagai berikut:
𝑝 = 1−
6∑𝑏 2
𝑛(𝑛2 − 1)
Dimana:
ρ = koefisien korelasi jenjang Spearman
b = perbedaan antar pasangan jenjang
n = jumlah pasangan
Setelah ditemukan ρ nya, maka selanjutnya digunakan rumus sebagai berikut:
𝑡 = 1−
√𝑛 − 2
√1 − 𝑝2
Kriteria yang digunakan untuk mengetahui heterokedastisitas atau
homokedastisitas adalah apabila ρ hitung lebih kecil dari ρtabel, atau
signifikansinya lebih besar dari 0,05, maka terjadi heterokedastisitas.
Pengujian Hipotesis
Persamaan Regresi sederhana
Analisis regresi linear sederhana adalah hubungan secara linier antara satu
variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
apakah variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk
memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen
mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan regresi linear bergandanya
dituliskan:
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Keputusan pembelian
X = Promosi penjualan
a = Bilangan konstanta
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
Jurnal Keuangan dan Bisnis, Oktober 2013
17
Uji t
Untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Hasil uji t dapat
dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance). Jika probabilitas nilai
t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Namun, jika probabilitas
nilai t atau signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas
Untuk mendapatkan data primer, dilakukan penyebaran kuesioner kepada
95 responden. Pengujian ini menggunakan product moment pearson, pedoman
suatu model (butir pertanyaan) dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah
0,05. Menurut Bhuono (2005 :54) bila r hitung > r tabel maka dinyatakan valid dan
jika nilai r hitung < r tabel maka dinyatakan tidak valid. Nilai r tabel dapat diperoleh
dimana df=n-2, dimana hal ini adalah jumlah sampel atau responden. Pada
penelitian ini jumlah sampel digunakan n=95, maka besarnya df= 95-2=93. Dengan
alpha = 0,05, maka nilai r tabel 0,202.
Tabel 6
Validitas Indikator Pengukuran (n=95)
Indikator
r hitung
Indomaret menawarkan program promosi
yang mendorong para pelanggan untuk
0,545
melakukan pembelian sesegera mungkin
Indomaret senantiasa melakukan penawaran
khusus dalam jangka waktu tertentu
0,602
(bulanan, mingguan)
Terdapat program penawaran dengan hadiah
dengan masa penawaran yang telah di
0,478
tentukan
Indomaret menawarkan hadiah yang menarik
0,674
pada transaksi pembelian produk tertentu
Indomaret memberikan hadiah atau premium
0,589
untuk pembelian produk tertentu
Indomaret menawarkan price reduction/
potongan harga dalam bentuk pembelian
0,693
produk tertentu (buy one get one free, free
upzise)
Sumber: hasil pengolahan data dengan SPSS 17.0
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan tabel 6 dapat di lihat bahwa semua variabel promosi penjualan
di nyatakan valid dimana semua nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel yang
sebesar 0,202.
18
Andreas Marthen Repi
Tabel 7
Validitas Indikator Pengukuran (n=95)
Indikator
r hitung
Kemantapan pada saat membeli sebuah
0,760
produk di Indomaret
Kebiasaan dalam membeli produk
0,783
sebuah produk di Indomaret
Melakukan pembelian pada produk
0,810
yang di promosikan di Indomaret
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 17.0
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa semua variabel keputusan
pembelian di nyatakan valid dimana semua nilai r hitung lebih besar daripada nilai
r tabel yang sebesar 0,202.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan melihan nilai Conbach’s Alpha dengan
kriteria sebagai berikut (Malhotra, 2007):
1. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 maka dinyatakan suatu variabel reliabel
2. Jika nilai cronbach’s Alpha <60 maka dinyatakan suatu variabel tidak reliabel.
Tabel 8 menunjukan hasil uji reliabel untuk 2 variabel penelitian yang
dilakukan.
Tabel 8
Ukuran Reliabilitas Variabel Penelitian (n=95)
No
Variabel Penelitian
Cronbach’s Alpha
1
Promosi Penjualan
0,637
2
Keputusan Pembelian
0,684
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 17.0
Tabel 8 menunjukan nilai reliabilitas yang mencukupi syarat minimal. Berdasarkan
nilai Cronbach’s Alpha dari setiap variabel yang ada, dapat disimpulkan bahwa
nilai setiap variabel memenuhi reliabilitasnya yaitu sebesar 0,600 dengan demikian
maka seluruh variabel yang ada dapat menjadi instrumen penelitian reliabel untuk
digunakan dalam penelitian.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data variabel penelitian
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan teknik analisis
Kolmogorov-Smirnov dan untuk perhitungannya menggunakan program SPSS
17.0. Hasil uji normalitas untuk variabel penelitian disajikan berikut ini.
Tabel 9
Uji Normalitas
Jurnal Keuangan dan Bisnis, Oktober 2013
Asymp. Sig (2-tailed)
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 17.0
19
0,770
Hasil uji normalitas di atas di ketahui bahwa semua variabel dalam
penelitian ini mempunyai nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05),
sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal.
Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu ke pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas dan untuk mengetahuinya di lakukan dengan menggunakan uji
glejser. Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik dan tidak
mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Tabel 10
Uji Heteroskedastisitas
Model
Sig.
Kesimpulan
Konstanta
,053
Promosi Penjualan
,253
Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 17.0
Tabel 10 menunjukan bahwa variabel independen promosi penjualan
mempunyai nilai signifikan lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Linear Sederhana
Untuk menguji pengaruh promosi penjualan terhadap keputusan pembelian
digunakan model regresi linear sederhana, dimana promosi penjulan sebagai
variabel independen dan keputusan pembelian sebagai variabel dependen. Model
structural untuk regresi ini adalah seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 2
Model Struktural Promosi Penjualan terhadap Keputusan Pembelian
Promosi penjualan
Keputusan pembelian
Sumber: Hasil interpretasi peneliti
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui arah
hubungan antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y)
20
Andreas Marthen Repi
apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen
mengalami kenaikan atau penurunan. Untuk menguji pengaruh dari variabel
independen dan variabel dependen tersebut, akan di tampilkan dalam pengukuran
tabel 11.
Tabel 11
Model Summary
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
,222
1,824
Model penelitian
Konstruk Variabel
Promosi Penjualan
terhadap Keputusan
Pembelian
Sumber: Hasil Pengolahan data dengan SPSS 17.0
Pada tabel 11 terlihat bahwa nilai R yaitu sebesar ,480 (48%) dimana nilai
koefisien korelasi ini menunjukan bahwa hubungan antara konstruk variabel
independen dengan promosi penjualan dan variabel dependen keputusan pembelian
adalah kuat. Kemudian pada nilai Adjasted R Square atau nilai koefisien
determinasi pada tabel 11 menunjukan bahwa variabel promosi penjualan 22%
dapat dijelaskan oleh variabel independen promosi penjualan. Sedangkan sisanya
sebesar 78% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model regresi.
Tabel 12
Uji Anova
Model Penelitian
N
Konstruk Variabel Promosi Penjualan terhadap 95
Keputusan Pembelian
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 17.0
F
27,783
Sig.
,000a
Pada tabel 12 terlihat bahwa nilai signifikansi/probabilitas ,000 lebih kecil
dari taraf nyata < 0.05, maka model diterima. Hal tersebut menunjukan bahwa
variabel independen promosi penjualan secara bersama-sama mempengaruhi
variabel dependen keputusan pembelian.
Konstanta
Tabel 13
Koefisien Regresi
Coefficientsa
Koefisien Regresi Standar Error
3,928
1,315
,313
,059
Promosi Penjualan
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 17.0
t
2,986
Sig.
,004
5,271
,000
Jurnal Keuangan dan Bisnis, Oktober 2013
21
Berdasarkan tabel 13 persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
Y=a+bX
Y=3.928+0.313X
Persamaan regresi tersebut menunjukan bahwa nilai koefisien promosi
penjualan (X) sebesar 0,313 yang berarti apabila promosi penjualan meningkat satu
satuan maka keputusan pembelian akan meningkat 0,313.
Analisis Hipotesis Penelitian
Pada penelitian ini terdapat satu buah hipotesis yang akan di uji. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik t yang membantu
menentukan secara relatif mengenai pentingnya setiap variabel dalam model
penelitian, serta mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen secara parsial.
Hipotesis: Terdapat Pengaruh Antara Promosi Penjualan Terhadap
Keputusan Pembelian
Hipotesis ini akan menguji apakah terdapat pengaruh antara promosi
penjualan terhadap keputusan pembelian. Berikut adalah penyusunanan hipotesis
null (H0) dan hipotesis alternatifnya (Ha):
H0 : tidak terdapat pengaruh antara promosi penjualan terhadap keputusan
pembelian
Ha : tedapat pengaruh antara promosi penjualan terhadap keputusan pembelian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah mengkaitkan promosi penjualan
terhadap keputusan pembelian.Berdasarkan uji statistik t, hipotesis ini dapat
dibuktikan seperti pada tabel 14.
Tabel 14
Pengujian Hipotesis
Coefficientsa
Koef.
Std.
Nilai
Hipotesis
Deskripsi
Beta Nilai t
Regresi Error
Sig.
Adanya pengaruh antara
Ha
promosi penjualan terhadap ,313
,059 ,480 5,271 ,000
keputusan pembelian
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 17.0
Uji statistik diatas menyatakan bahwa ada pengaruh antara promosi
penjualan terhadap keputusan pembelian, dengan nilai t hitung > t tabel yaitu 5,271
> 1,985 dan dengan signifikansi sebesar ,000 < 0,05 sehingga hipotesis diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa promosi penjualan memiliki pengaruh
terhadap keputusan pembelian di Indomaret.
Salah satu strategi yang terus di terapkan oleh Indomaret untuk dapat
menarik pelanggan agar melakukan pembelian adalah dengan memberikan
penawaran-penawaran yang bervariasi, dan tentunya penawaran yang diberikan
selalu berubah setiap bulan bahkan setiap minggunya. Promosi penjualan memiliki
tujuan selain untuk melakukan penjualan secara cepat. Tetapi promosi penjualan
22
Andreas Marthen Repi
memiliki tujuan untuk memikat pelanggan baru untuk membeli dan bahkan
membuat pelanggan untuk setia (loyal).
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat di tarik
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara promosi penjualan dengan keputusan
pembelian di Indomaret.Hal ini dapat di buktikan dari t hitung sebesar 5,271 dengan
nilai signifikansi 0,000. Oleh karena itu nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
(0.000 < 0,05).
Sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan ialah untuk mengetahui
adanya pengaruh antara promosi penjualan pada Indomaret terhadap keputusan
pembelian pelanggan Indomaret. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif antara
variabel promosi penjualan dengan variabel keputusan pembelian.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih memiliki keterbatasan meskipun sudah diupayakan
semaksimal mungkin. Keterbatasan dalam penelitian ini berupa jumlah variabel
yang dilibatkan terlalu sedikit, yaitu promosi penjualan dan keputusan pembelian.
Selain itu sampel yang diambil hanya melibatkan pelanggan Indomaret di beberapa
lokasi saja. Akan lebih baik jika sampel yang di ambil meliputi seluruh pelanggan
dari Indomaret yang berada di kota Palembang, sehingga hasil dari penelitian ini
dapat digeneralisasikan dalam lingkup yang lebih luas.
Saran
Bagi Perusahaan
Berdasarkan penelitian yang sudah di lakukan maka dapat diketahui bahwa
program promosi yang di lakukan oleh Indomaret sudah berjalan dengan baik dan
telah mendapat respon yang baik dari para pelanggan Indomaret. Indomaret harus
mampu mempertahankan hal tersebut agar pelanggan tetap setia melakukan
pembelian dan dapat menarik pelanggan baru.
Bagi penelitian selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti atau melanjutkan penelitian
ini, disarankan untuk mengembangkan penelitian dengan mencari faktor lain yang
dapat mempengaruhi keputusan pembelian selain dari faktor promosi penjualan,
seperti harga, lokasi, faktor dalam toko. Dan penelitian selanjutnya dapat
menggunakan metode lain dalam meneliti keputusan pembelian. seperti melalui
wawancara yang mendalam terhadap responden sehingga informasi yang di peroleh
lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Jurnal Keuangan dan Bisnis, Oktober 2013
23
Bhuono, Agung Nugroho. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statisik
Penelitian dengan SPSS. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Chandon, P., Wansink, B. and Laurent, G. 2000. A Benefit Congruency Framework
Of Sales Promotion Effectiveness, Journal of Marketing. Vol. 64, October.
pp. 65-81.
Dawar, N. and Parker, P.. 1994. Marketing Universals: Consumers’ Use Of
Brandname, Price, Physical Appearance, And Retailer Reputation As Signals
Of Product Quality, Journal of Marketing, Vol. 58, April, pp. 81-95.
Dhar, S.K. and Hoch, S.J.. 1996. Price Discrimination Using In-Store
Merchandising. Journal of Marketing. Vol. 60 January. pp. 17-30.
Dowling, G.R. and Uncles, M.. 1997. Do customer loyalty programs really work?.
Sloan Management Review. Vol. 38. Summer. pp. 71-82.
Ehrenberg, A.S.C., Hammond, K. and Goodhardt, G.J .. 1994). The After-Effects
Of Price-Related Consumer Promotion. Journal of Advertising Research.
July-Agustust. PP.11-21
Gujarati, Damodar, 1995. Ekonometrika Dasar. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Kotler. Philip. 2000. Marketing Management: The Millenium Edition.
NewJersey: Prentice Hall Inc
Kotler, Philip and Amstrong. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan,
Jilid 2. Edisi Indonesia. Indeks. Jakarta.
Kotler, Philip, Kevin Lane Keller. 2006. Marketing Management 12th Edition.
Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education, Inc.
Kotler, Amrstrong, Saunders, & Wong. 1999. Principles of Marketing. 2nd Europe
Edition. Philadelphia:prentice Hall Inc.
Keefe, L.M.. 2004, “P&G’s multiculti marketing DNA”, Marketing News, 1 March,
pp. 13-18.
Kuncoro, 2001. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan
Ekonomi. UPP-AMP YKPN. Yogyakarta.
Neuman, M Lawrence. (2003). Social Research Methods (Qualitative and
Quantitative Approaches) fifth edition. USA.
Sekaran, Uma. 1992. Research Methods for Business: Skill Building Approach. 2nd
Edition. NY: John Wiley & Sons, USA.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Alfabeta. Bandung.
Santoso, Singgih dan Fandy Tjiptono. 2002. Riset Pemasaran: Konsep dan
Aplikasi dengan SPSS. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Tellis, G.J. (1998), Advertising and Sales Promotion Strategy, Addison-Wesley,
Sydney.
Totten, J.C. and Block, M.P. (1987), Analyzing Sales Promotion: Text and Cases,
Commerce Communications, Wellington and Chicago, IL.
Vidyayanti, P. 2010. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Penerbit
Rosda, Bandung.
Download