keterbukaan informasi

advertisement
KETERBUKAAN INFORMASI
I. PENDAHULUAN
Perkembangan kondisi perekonomian dan keamanan nasional, harga bahan bakar pesawat, regulasi terhadap industri
dan nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar telah mempengaruhi kinerja industri penerbangan nasional dan Perseroan sejak
tahun 1994 lalu. Pada tahun 1998 produk domestik bruto (PDB) Indonesia tercatat negatif 13,1% menurut BPS, yang
dipengaruhi oleh krisis moneter pada tahun 1997. Kondisi keamanan mengalami penurunan sejak peristiwa teror Bom Bali
pada tanggal 1 Oktober 2005 lalu meskipun sekarang ini semakin kondusif bagi perkembangan industri pariwisata. Harga
bahan bakar pesawat mengalami fluktuasi dengan kecenderungan yang terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi dunia dan ketersediaan pasokan, yang menyebabkan meningkatnya beban operasi penerbangan. Deregulasi
penerbangan domestik mulai tahun 1992 yang diisi dengan kehadiran sejumlah low cost carrier (LCC) dengan kapasitas
yang terus meningkat telah mendorong kenaikan penumpang pesawat secara berarti di satu sisi namun telah menciptakan
tingkat persaingan yang tajam di sisi lain. Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar dalam era kebijakan depresiasi dan
terjadinya krisis moneter telah memukul kinerja keuangan perusahaan penerbangan yang memiliki komponen biaya dan
liabilitas jangka panjang dalam denominasi US Dolar. Sejumlah LCC nasional telah mengalami kebangkrutan, umumnya
karena mengalami kerugian.
DALAM RANGKA MEMENUHI PERATURAN BAPEPAM-LK NO. IX.L.1
TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KUASI REORGANISASI
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. (“Perseroan”)
Kegiatan Usaha
Jasa Angkutan Udara Niaga
Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia
Kantor Pusat
Jl. Kebon Sirih No. 44, Jakarta 10110, Indonesia
Tel.: (021) 231 1355 Fax.: (021) 2291 5673
Upaya untuk meningkatkan daya saing baik di pasar internasional maupun pasar domestik bagi Perseroan dijalankan antara
lain dengan penambahan dan peremajaan armada, pemenuhan standar layanan 4 Star Skytrax dan persyaratan IATA
Operational Safety Audit (IOSA).
Berdasarkan Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Perseroan sebelum Kuasi-Reorganisasi per 1 Januari 2012,
Perseroan masih memiliki saldo laba negatif (defisit) sebesar USD1.370.434.778. Sebagai akibatnya sesuai dengan
ketentuan Pasal 71 ayat 3 Undang-undang (“UU”) Perseroan Terbatas, Perseroan belum dapat membagikan dividen
kepada pemegang sahamnya, terutama pemegang saham non pengendali, sampai dengan Perseroan memiliki saldo laba
positif. Walaupun risiko mengenai keterbatasan pembayaran dividen ini telah diungkapkan dalam Prospektus Perseroan,
namun Perseroan mempunyai kewajiban untuk memberikan hasil investasi yang terbaik untuk para pemegang sahamnya
baik melalui peningkatan harga saham atau pembagian dividen.
Perseroan memiliki keyakinan yang cukup untuk bisa mempertahankan status kelangsungan usahanya (going concern) dan
berkembang dengan baik sehingga Perseroan bermaksud melakukan Kuasi-Reorganisasi dengan menggunakan laporan
posisi keuangan konsolidasian per 1 Januari 2012 yang telah diukur kembali dalam mata uang USD.
Keterbukaan Informasi ini disampaikan kepada para pemegang saham Perseroan sehubungan dengan
rencana Perseroan untuk melaksanakan kuasi-reorganisasi (“Kuasi-Reorganisasi”).
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 51 (Revisi 2003) tanggal 16 Desember 2003
tentang Akuntansi Kuasi-Reorganisasi, Kuasi-Reorganisasi merupakan prosedur akuntansi yang mengatur Perseroan
merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh aset dan liabilitasnya. Dengan ini
diharapkan Perseroan bisa meneruskan usahanya secara lebih baik, seolah-olah mulai dari awal yang baik (fresh start),
dengan posisi keuangan yang menunjukkan nilai sekarang dan tanpa dibebani defisit.
Keterbukaan Informasi ini penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan oleh Para Pemegang Saham
Perseroan untuk mengambil keputusan sehubungan dengan rencana Perseroan untuk melaksanakan KuasiReorganisasi dengan merujuk Peraturan IX.L.1, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
(“BAPEPAM”) No. Kep-16/PM/2004 tanggal 13 Juli 2004 (“Peraturan BAPEPAM IX.L.1”) dan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 51 (Revisi 2003) tanggal 16 Desember 2003 tentang Akuntansi
Kuasi Reorganisasi (“PSAK No. 51”).
Selisih penilaian aset dan liabilitas digabung dengan selisih penilaian kembali aset tetap digunakan untuk mengeliminasi
saldo defisit. Pengeliminasian saldo defisit dilakukan terhadap akun-akun ekuitas di bawah ini dengan urutan prioritas
sebagai berikut:
1. Cadangan umum (legal reserve);
2. Cadangan khusus;
3. Selisih penilaian kembali aset dan liabilitas (termasuk didalamnya selisih revaluasi aset tetap) dan selisih penilaian
yang sejenisnya;
4. Tambahan modal disetor dan yang sejenisnya;
5. Modal saham.
II. KETERANGAN MENGENAI RENCANA KUASI-REORGANISASI
A. Tujuan dan manfaat dilaksanakannya Kuasi-Reorganisasi oleh Perseroan adalah sebagai berikut:
1. Perseroan diharapkan bisa meneruskan usahanya secara lebih baik (fresh start), dengan posisi keuangan yang
menunjukkan nilai sekarang dan tanpa dibebani defisit;
2. Memperbaiki struktur ekuitas Perseroan dengan mengeliminasi saldo defisit dengan cara menilai seluruh aset dan
liabilitas sebesar nilai wajar yang ditentukan dengan nilai pasar;
3. Perseroan diharapkan lebih mudah memperoleh pendanaan dalam rangka pengembangan usaha;
4. Perseroan dapat membagi dividen sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga akan meningkatkan minat dan
daya tarik bagi investor untuk memiliki saham Perseroan ;
5. Meningkatkan likuiditas perdagangan saham, nilai investasi bagi investor dan nilai Perseroan.
B. Pedoman dalam pelaksanaan rencana Kuasi-Reorganisasi akan dilaksanakan dengan memperhatikan syaratsyarat dan ketentuan-ketentuan peraturan yang berlaku yaitu:
1. Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UU Perseroan Terbatas”);
2. Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (“UU BUMN”);
3. Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara
Badan Usaha Milik Negara (“PP 44/2005”);
4. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 51 (Revisi 2003) tanggal 16 Desember 2003 tentang
Akuntansi Kuasi-Reorganisasi (“PSAK No. 51”);
5. Peraturan BAPEPAM-LK IX.L.1 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi (“Peraturan BAPEPAM No. IX.L.1”);
6. Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.1 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No.Kep-60/PM/1996 tanggal 17 Januari
1996 tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (“Peraturan BAPEPAM No. IX.I.1”);
7. Peraturan BAPEPAM-LK No. X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan kepada Publik
(“Peraturan BAPEPAM No. X.K.1”);
8. Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perusahaan yang Melakukan Penawaran
Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik (“Peraturan BAPEPAM No. IX.J.1”); dan
9. Anggaran Dasar Perseroan.
C. Keterangan mengenai Perseroan
1. Riwayat Singkat
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (“Perseroan”) dibentuk berdasarkan Akta Pendirian No. 8 tanggal 4 Maret
1975 sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan No. 42 tanggal 21 April 1975, dan kemudian diubah dengan
Akta Perubahan No. 24 tanggal 12 Juni 1975, ketiganya dibuat di hadapan Soeleman Ardjasasmita, S.H., Notaris
di Jakarta yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No. Y.A. 5/225/8 tertanggal 23 Juni 1975, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta pada
tanggal 1 Juli 1975 berturut-turut di bawah No. 2250, 2251, dan 2252, serta telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 68, tanggal 26 Agustus 1975, Tambahan No. 434 (“Akta Pendirian”).
Akta Pendirian tersebut selanjutnya beberapa kali telah diubah, dan terakhir kali diubah dengan (i) Akta Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 24 tanggal 16 November 2010, yang dibuat di hadapan
Fathiah Helmi, S.H. Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-54724.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 22 November 2010 dan telah
diterima pemberitahuannya oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat
No. AHU-AH.01.10-00801 tanggal 10 Januari 2011, persetujuan mana telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan di bawah No. AHU-0084627.AH.01.09 Tahun 2010 tanggal 22 November 2010 dan penerimaan
pemberitahuan mana telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0001962 AH.01.09. Tahun
2011 tanggal 10 Januari 2011 dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan
Jakarta Pusat di bawah Tanda Daftar Perusahaan No. 09.05.1.62.37582 tanggal 25 Januari 2011, dan (ii) Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 22 tanggal 27 September 2011, yang
dibuat di hadapan Andalia Farida, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah diberitahukan kepada Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, sebagaimana dinyatakan dalam Surat Menteri Hukum dan
HAM tentang Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. AHU-AH.01.10-33910
tertanggal 21 Oktober 2011, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-00853337.
AH.01.09 Tahun 2011 tanggal 21 Oktober 2011 (“Anggaran Dasar Perseroan”).
3. Susunan Pengurus Perseroan
Susunan pengurus Perseroan adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama : Bambang Susantono
Komisaris : Bambang Wahyudi
Komisaris
: Wendy Aritenang Yazid
Komisaris : Sonatha Halim Jusuf
Komisaris Independen : Betti Alisjahbana
Direksi:
Direktur Utama Direktur Direktur
Direktur
Direktur Direktur Direktur
Direktur Persentase kepemilikan
%
Jumlah modal
disetor
USD
0.00% 0.1
IDR
Liabilitas Jangka Pendek
Utang bank
Utang usaha
Pihak-pihak berelasi
Pihak ketiga
Utang lain-lain
Utang pajak
Biaya masih harus dibayar
Pendapatan diterima di muka
Uang muka diterima
Liabilitas jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun:
Pinjaman jangka panjang
Liabilitas sewa pembiayaan
Liabilitas estimasi biaya pengembalian
dan pemeliharaan pesawat
Jumlah Liabilitas jangka pendek
639,391
5,797,997,739
316,719,689,917
218,634,569,901
10,000,374,190
52,124,703
63,036,417 26,550,366 12,630,711 159,392,656 158,862,887
8,753,127
472,666,804,547
571,614,233,872 240,758,487,450 114,535,294,214 1,445,372,619,147 1,451,575,732,310
78,916,242,282
470,220,580,936
683,874,396,598 278,255,780,663 88,865,454,714 1,177,920,284,617 1,016,093,074,685
18,218,598,456
648,967,209,338
617,969,752,351 261,995,310,407 75,814,553,473 1,379,303,983,962 564,416,807,990
48,945,872,196
68,931,330,601
2,000,596,742,329
232,916,627,843
80,056,356,661
1,378,339,878,594
717,132,149,709
92,280,137,265
1,436,331,958,647
786,388,714,731
80,354,353 54,552,395 728,653,269,252 494,681,115,141 283,354,152,241 542,952,462,691 1,285,737,277,610
850,525,703,696 28,937,597 262,406,132,770 364,800,997,421 395,366,505,884 282,180,009,798
645,834,603 5,866,977,928,724 5,241,275,472,939 6,347,677,546,808 7,085,154,280,368
1,685,367,742,907 1,247,839,066,710 1,617,202,334,913 1,742,957,090,777 1,015,868,855,215
2,366,768,202,502 35,214,486,204
3,747,805,135,412
240,218,031,499 -
32,280,610,566 1,348,260,767,567 41,889,421,297 210,240,457,343 -
11,209,231,023 1,354,176,971,347 19,500,353,868 255,331,459,294 -
261,422,388,901 1,257,551,015,829 76,780,192,070 450,119,018,118
1,018,809,000,000
391,243,021,352
1,129,236,227,586
30,269,413,421
Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas jangka panjang yang
jatuh tempo dalam satu tahun:
Pinjaman jangka panjang
185,858,816 Liabilitas sewa pembiayaan 137,609,072 Liabilitas estimasi
biaya pengembalian dan
pemeliharaan pesawat
26,490,740 Convertible bond
Liabilitas pajak tangguhan
3,559,838 Liabilitas imbalan pasca kerja
148,683,367 Liabilitas tidak lancar lainnya
4,619,479 Jumlah Liabilitas jangka panjang
JUMLAH LIABILITAS
EKUITAS
Modal saham
Tambahan modal disetor
Komponen ekuitas lainnya
Opsi saham Defisit
Ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk
Kepentingan non pengendali
JUMLAH EKUITAS
506,821,312 4,595,855,640,546 4,955,286,439,271 5,233,722,113,811
6,802,696,302,093
1,152,655,915 10,462,833,569,270 10,196,561,912,210 11,581,399,660,619 13,887,850,582,461
2,291,936,892 113,067,035 (100,010,418) 2,278,677 (1,370,434,778) 11,320,498,000,000 995,422,474,047 1,170,782,240,341 19,740,236,981
(5,974,223,243,992) 9,120,498,000,000 8,402,079,001 1,159,251,369,201 -
(6,830,889,752,321)
9,120,498,000,000 8,402,079,001 1,524,462,182,259 -
(7,439,291,646,859) 8,152,629,000,000
8,402,079,001
1,666,541,428,566
(8,461,037,382,304)
936,837,408 985,567 7,532,219,707,377 14,913,806,463 3,457,261,695,881 12,194,313,088 3,214,070,614,401 6,952,962,208 1,366,535,125,263
49,445,695,768
937,822,975 7,547,133,513,840 3,469,456,008,969 3,221,023,576,609 1,415,980,821,031
2,090,478,890
18,009,967,083,110
13,666,017,921,179
14,802,423,237,228
15,303,831,403,492
Keterangan
31 Desember 2011
(review)
31 Desember 2010
(diaudit)
IDR
BEBAN USAHA
LABA (RUGI) USAHA
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
31 Desember 2009
(diaudit)
31 Desember 2008
(diaudit)
IDR
IDR
27,164,569,877,846 19,534,331,480,504 17,860,373,610,109
19,349,675,420,104
IDR
26,152,842,428,266 19,601,490,832,208 16,942,084,694,513
17,996,468,167,473
1,011,727,449,580 (67,159,351,704) 918,288,915,596
1,353,207,252,631
(9,070,340,618) 478,604,410,890 81,312,559,002
(324,528,621,991)
LABA SEBELUM PAJAK
1,002,657,108,962 411,445,059,186 999,601,474,598
1,028,678,630,640
MANFAAT (BEBAN) PAJAK-BERSIH
(193,991,788,747) 106,706,118,705 23,354,881,159
(44,485,817,706)
LABA (RUGI) PERIODE BERJALAN
808,665,320,215
518,151,177,891
1,022,956,355,757
984,192,812,934
805,529,821,141 515,521,855,691
1,018,615,935,445
975,048,626,198
3,135,499,074
2,629,322,200
4,340,420,312
9,144,186,736
808,665,320,215
518,151,177,891
1,022,956,355,757
984,192,812,934
LABA (RUGI) PERIODE BERJALAN
DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Entitas induk
Kepentingan non-pengendali
LABA (RUGI) PERIODE BERJALAN
Dampak positif dari pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi terhadap posisi ekuitas Perseroan adalah Perseroan dapat
memulai awal yang baru dengan menunjukkan posisi keuangan yang lebih baik tanpa dibebani oleh defisit.
Perseroan akan melaksanakan Kuasi-Reorganisasi dengan urutan sebagai berikut:
1. Eliminasi saldo defisit dengan Selisih Penilaian Kembali Aset dan Liabilitas.
Saldo defisit Perseroan sebelum Kuasi-Reorganisai pada tanggal 1 Januari 2012 sebesar USD1.370.434.778
dieliminasi dengan selisih penilaian kembali aset dan liabilitas sebesar USD42.281.680 yang berasal selisih nilai
wajar aset tetap sebesar USD 22.972.204, persedian sebesar USD 7.315.622, dana perawatan pesawat sebesar
USD 11.923.653 dan aset lain-lain sebesar USD 70.201.
2. Eliminasi saldo defisit dengan saldo Opsi Saham
Eliminasi saldo defisit dengan opsi saham yang pada tanggal 1 Januari 2012 sebelum Kuasi-Reorganisasi adalah
sebesar USD 2.278.677
3. Eliminasi saldo defisit dengan Komponen Ekuitas Lainnya
Komponen ekuitas lainnya terdiri dari surplus revaluasi dan selisih kurs penjabaran laporan keuangan sebesar
masing-masing USD 83.793.914 dan USD (183.804.332). Dari kedua komponen tersebut, hanya surplus
revaluasi yang dapat dieliminasi dengan saldo defisit yaitu sebesar USD 83.793.914.
(Dalam USD dan Nilai Penuh)
Selisih penilaian kembali
aset dan liabilitas
42,281,680
Eliminasi tahap 1
(42,281,680) 1,370,434,778 Eliminasi tahap 2
(2,278,677) Eliminasi tahap 3
(83,793,914) Eliminasi tahap 4 (108,978,850) Eliminasi tahap 5
(1,133,101,657) Saldo 1 Januari 2012
(Setelah Kuasi)
1,158,835,235 4,088,185 (183,804,332) -
-
-
Ekuitas Yang
Dapat
Diatribusikan
Kepada Pemilik
936,837,408
Kepentingan
Non
Pengendali
985,567 Jumlah Ekuitas
USD
IDR
IDR
31 Desember 2008
(diaudit)
IDR
IDR
3,783,646,333,373
-
1,177,383,233,771
-
1,722,491,504,933
11,000,000,000 2,601,788,985,919
14,600,000,000
373,241,478,888
1,217,465,089,628
31,113,927,621
720,554,811,432
633,621,677,138
24,448,370,218
283,793,123,461
969,728,873,865
56,219,980,315
607,193,889,315
638,609,347,307
68,447,560,484
235,791,155,677
830,819,076,053
15,797,503,450
618,117,614,050
643,073,930,815
135,438,158,835
14,441,722,512
817,391,352,689
66,138,049,119
516,171,992,253
548,971,641,603
46,940,954,814
Jumlah Aset Lancar
6,784,091,688,298
3,801,376,008,518
4,212,528,943,813
4,626,444,698,909
3,010,466,915,189
2,062,555,516,943
143,812,890,590
65,003,627,813
219,525,907,743
5,045,541,650,331
165,317,596,743
34,639,456,986
16,602,260,275
462,409,572,199
2,039,687,218,349
1,068,426,233,113
136,259,040,600
86,481,600,063
223,294,465,167
5,614,937,778,310
172,626,740,470
12,246,070,893
23,151,586,366
487,531,179,330
1,641,837,903,955
1,791,135,962,976
126,945,132,072
86,908,801,672
53,906,113,305
6,379,582,860,442
170,997,091,579
14,514,423,722 15,906,491,778
308,159,511,914
1,191,229,965,063
1,901,609,279,220
118,657,785,427
86,908,801,672
60,145,710,019
6,552,911,158,504
176,905,210,500
23,989,504,081
565,029,290,097
Jumlah Aset Tidak Lancar
1,340,527,742
11,225,875,394,812
9,864,641,912,661
10,589,894,293,415
10,677,386,704,583
JUMLAH ASET
2,090,478,890
18,009,967,083,110
13,666,017,921,179
14,802,423,237,228
15,303,831,403,492
Jumlah Ekuitas
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
979,119,088
985,567
937,822,975 980,104,655
2,090,478,890 2,132,760,570
III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
A. Analisis atas Saldo Defisit dan Penanggulangannya Terkait Rencana Kuasi-Reorganisasi
Sejak krisis ekonomi ASEAN tahun 1997 dan bahkan jauh sebelumnya sampai dengan tahun 2007, Perseroan
mengalami kondisi kinerja keuangan yang naik dan turun. Kondisi ini membentuk akumulasi kerugian yang kemudian
dibukukan sebagai defisit dalam laporan posisi keuangan Perseroaan. Penyebab defisit dapat dikelompokkan dalam
2 bagian yakni pengaruh kondisi eksternal dan kondisi internal.
Beberapa kondisi eksternal yang menyebabkan kerugian besar dalam industri penerbangan dunia dan Indonesia khususnya
tercatat antara lain:
(i) Krisis ekonomi ASEAN 1997 – 1998.
(ii) Perubahan iklim politik Indonesia dengan penggantian kepemimpinan nasional.
(iii) Terorisme dengan diawali Bom WTC tahun 2001, kemudian disusul dengan Bom Bali I tahun 2003, Bom Bali II
tahun 2005, Bom kedutaan Australia dan hotel Marriot Jakarta tahun 2004 dan 2006.
(iv) Penyebaran penyakit flu yang sangat berbahaya yang dikenal dengan nama SARS tahun 2004.
Sementara kondisi internal yang diidentifikasikan mendorong terjadinya defisit secara umum adalah ketidakmampuan
Perseroan dalam persaingan dengan pesaing global. Ketidakmampuan ini tercermin dari jumlah pesawat yang lebih
sedikit, rata rata umur pesawat yang tua, sistem dan prosedur pelayanan yang kurang baik, dan kekuatan brand
Perseroan yang kurang dikenal di pasar Internasional.
Untuk itu sejak tahun 2006, Perseroan melakukan transformasi bisnis tahap I yang ditandai dengan penggunaan pesawatpesawat baru seperti Boeing 737-800 NG dan Airbus A330-200 serta peningkatan kualitas layanan sehingga mencapai
Skytrax level Bintang 4 di tahun 2010. Transformasi bisnis ini membawa Perseroan untuk mampu melakukan IPO di awal
tahun 2011 yang dilanjutkan Transformasi tahap II dengan permodalan yang cukup kuat setelah IPO.
B. Analisis Usaha
1. Prospek Usaha
Dalam perencanaan bisnis perusahaan sampai tahun 2015, prospek usaha sangat terbuka lebar dengan pertumbuhan
tahunan penumpang domestik dan internasional yang besar. Beberapa prospek usaha yang signifikan adalah:
a. Peningkatan penerbangan domestik untuk mendominasi pasar Full Service Carrier.
b. Pengembangan penerbangan Internasional dengan peningkatan kualitas layanan dan produk untuk siap
bersaing pada kompetisi di pasar global.
c. Pengembangan penerbangan Low Cost Carrier (LCC) untuk penguasaan pasar LCC.
d. Peningkatan layanan cargo domestik dan internasional untuk menangkap peluang pasar yang tumbuh.
2. Rencana kegiatan usaha (business plan)
Dalam perencanaan bisnis Perseroan sampai tahun 2015, yang merupakan bagian transformasi tahap II, Perseroan
memiliki beberapa strategi untuk memenangkan persaingan baik di pasar domestik maupun di pasar internasional.
Beberapa strategi yang akan dipaparkan antara lain:
a. Peningkatan pelayanan menuju Skytrax level Bintang 5 merupakan strategi dalam persaingan menghadapi
penerbangan global. Dalam perencanaan bisnis Perseroan sampai tahun 2015, Perseroan akan memperbaiki
dan terus meningkatkan standar pelayanan untuk penumpang. Peningkatan ini dibagi dalam beberapa bagian
yang dikenal dengan nama “28 touch point”. Peningkatan pelayanan ini akan dikemas dengan cita rasa Indonesia
dalam “Garuda Indonesia Experience along with Indonesian hospitality”.
b. Penggunaan Citilink sebagai alat persaingan dalam menghadapi penerbangan LCC merupakan salah satu
langkah strategis. Pertumbuhan pesaing dengan model bisnis LCC, khususnya di Indonesia, sangat cepat. Untuk
itu Perseroan berencana untuk membangun suatu bisnis unit dengan model bisnis “Low Cost Carrier” atau LCC.
Diharapkan unit Citilink akan dapat mengimbangi pertumbuhan pesaing LCC, sehingga Perseroan akan dapat
fokus dalam persaingan dengan pesaing Global.
c. Peningkatan jumlah armada merupakan hal penting dalam mengantisipasi pertumbuhan pasar yang sangat pesat
Selain mengantisipasi pertumbuhan pasar, peningkatan jumlah armada bermanfaat juga untuk meningkatkan
kualitas pelayanan, dimana penumpang akan diberikan lebih banyak pilihan penerbangan, baik dari segi waktu
keberangkatan maupun tujuan penerbangan. Perseroan menargetkan untuk dapat mengoperasikan total 194
pesawat pada tahun 2015 yang terdiri dari 191 pesawat penumpang dan 3 pesawat Kargo.
Perseroan telah melakukan proses penilaian kembali atas seluruh aset dan liabilitas Perseroan sebesar nilai wajarnya
dengan menggunakan laporan posisi keuangan per tanggal 1 Januari 2012. Dalam melakukan Kuasi-Reorganisasi ini, aset
dan liabilitas harus dinilai kembali dengan nilai wajarnya. Proses penilaian kembali aset dan liabilitas ini dapat menghasilkan
nilai yang lebih tinggi atau yang lebih rendah dari aset bersih dibandingkan dengan nilai tercatat sebelum penilaian kembali.
Nilai wajar aset dan liabilitas ditentukan sesuai dengan nilai pasar. Bila nilai pasar tidak tersedia, estimasi nilai wajar harus
ditentukan dengan menggunakan informasi terbaik yang tersedia. Estimasi nilai wajar dilakukan dengan mempertimbangkan
harga aset sejenis dan teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik aset dan liabilitas yang bersangkutan.
Penilaian terhadap aset dan liabilitas Perseroan dilakukan oleh KJPP Doli Siregar & Rekan dalam laporannya:
i. No. DSR-PST/H/FAV/VII/11/0408-V tanggal 15 Mei 2012 untuk penilaian kewajaran akun-akun laporan posisi keuangan konsolidasian.
ii. No. DSR-PST/H/FAV/VII/11/0408-G tanggal 5 Maret 2012 untuk penilaian aset PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
iii. No. DSR-PST/H/FAV/VII/11/0408-E tanggal 5 Maret 2012 untuk penilaian aset PT Aerowisata dan entitas anak.
iv. No. DSR-PST/H/FAV/VII/11/0408-O tanggal 5 Maret 2012 untuk penilaian aset PT Abacus Distribution System Indonesia.
v. No. DSR-PST/H/FAV/VII/11/0408-K tanggal 5 Maret 2012 untuk penilaian aset PT Aero Systems Indonesia.
vi. No. DSR-PST/H/FAV/VII/11/0408-N tanggal 5 Maret 2012 untuk penilaian aset PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia.
937,822,975
42,281,680
42,281,680
1,328,153,098 - 1,328,153,098
(2,278,677)
(2,278,677)
(83,793,914)
(83,793,914)
(108,978,850)
(108,978,850)
(1,133,101,657) (1,133,101,657)
979,119,088
985,567
Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan merekomendasikan kepada seluruh Pemegang Saham untuk menyetujui Rencana
Kuasi-Reorganisasi sebagaimana diuraikan dalam Keterbukaan Informasi ini. Dalam memberikan rekomendasi tersebut
kepada seluruh Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan telah menelaah laporan dan pendapat
konsultan independen serta berkeyakinan bahwa tindakan ini akan memberikan dampak positif bagi kinerja Perseroan.
Oleh karenanya, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan berkeyakinan bahwa Rencana Kuasi-Reorganisasi merupakan
pilihan yang terbaik bagi Perseroan dan seluruh Pemegang Saham.
VI. PENDAPAT PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL
KAP OBS dalam laporannya No. SR112 0062 GIA FAN tertanggal 14 Mei 2012 perihal Pendapat Akuntan mengenai
review atas laporan posisi keuangan pada tanggal 1 Januari 2012 (setelah diukur kembali ke dalam US Dolar) yang
menyatakan bahwa berdasarkan review kami, kami tidak menemukan indikasi perlunya modifikasi material terhadap laporan
posisi keuangan konsolidasian sesuai dasar yang telah dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
KAP OBS dalam laporannya No. SR112 0064 GIA FAN tanggal 21 Mei 2012 perihal Pendapat Akuntan mengenai
kesesuaian penerapan prosedur dan ketentuan dalam pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi Perseroan per tanggal 1 Januari 2012
menyatakan bahwa tidak ada penyimpangan yang ditemukan sebagai hasil penerapan prosedur dalam metode dan tata cara
Kuasi-Reorganisasi dari prinsip akuntansi yang berlaku umum termasuk penyesuaian-penyesuaian akuntansi yang ada.
KAP OBS dalam laporannya No. SR112 0063 GIA FAN tanggal 21 Mei 2012 perihal Laporan Review Akuntan Independen
terhadap Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Proforma sehubungan dengan Kuasi-Reorganisasi per 1 Januari 2012
yang menyatakan tidak terdapat penyebab yang menjadikan akuntan percaya bahwa asumsi manajemen tidak memberikan
dasar yang beralasan untuk menyajikan dampak langsung signifikan sebagai akibat rencana transaksi Kuasi-Reorganisasi,
penyesuaian proforma tidak mencerminkan dampak semestinya asumsi tersebut, dan kolom proforma tidak mencerminkan
penerapan semestinya penyesuaian tersebut terhadap jumlah-jumlah laporan posisi keuangan konsolidasian historis dalam
laporan keuangan konsolidasian ringkasan proforma Kuasi-Reorganisasi tanggal 1 Januari 2012/31 Desember 2011, dan
proforma Kuasi-Reorganisasi pada tanggal tersebut.
Kantor Jasa Penilai Publik (“KJPP”) Doli Siregar & Rekan (“DSR”) dalam laporannya No. DSR-PST/A/FAV/VII/11/0408-V
tanggal 15 Mei 2012 perihal Laporan Penilaian Aset dan Liabilitas PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan Entitas Anak dalam
Rangka Pelaksanaan Rencana Kuasi-Reorganisasi telah memberikan pendapat mengenai nilai wajar atas aset dan liabilitas
Perseroan per tanggal 1 Januari 2012 Sebelum Kuasi-Reorganisasi. Dalam laporannya, DSR berpendapat bahwa kami telah
mempercayai kebenaran dari penilaian akun-akun laporan posisi keuangan konsolidasian yang kami peroleh dari manajemen
sebagai dasar untuk melakukan analisis atas akun-akun tersebut dan perhitungan nilai pasar dan atau nilai wajar.
VII. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA
980,104,655
Keterangan
Sebelum Kuasi
Setelah Kuasi
USD
USD
31 Desember 2009
(diaudit)
936,837,408 985,567 V. REKOMENDASI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PERSEROAN
D. Dampak Rencana Kuasi-Reorganisasi Terhadap Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
2,291,936,892
31 Desember 2010
(diaudit)
1,158,835,235
4,088,185
(183,804,332)
-
IV. PENILAIAN KEMBALI ASET DAN LIABILITAS PERSEROAN SESUAI DENGAN PSAK NO.51 (REVISI 2003)
100.00%
31 Desember 2011
(diaudit)
EKUITAS
Modal saham Nilai nominal Rp 500 saham
Modal dasar - 1 saham seri A Dwiwarna dan
29,999,999,999 saham seri B
Modal ditempatkan dan disetor - 1 saham Seri A
Dwiwarna dan 22,640,995,999 saham Seri B 2,291,936,892 Tambahan modal disetor
113,067,035 Komponen ekuitas lainnya Surplus revaluasi
83,793,914 Selisih kurs penjabaran laporan keuangan
(183,804,332) Opsi saham 2,278,677 Defisit
(1,370,434,778) ii. Laporan Laba Rugi Konsolidasian
PENDAPATAN
26,490,740
3,559,838
148,683,367
4,619,479 506,821,312
LIABILITAS DAN EKUITAS
22,640,996,000
1 January 2012
(review)
328,921,176
227,454,292
14,986,715
23,213,685
27,260,144
643,673,614
18,230,877
3,886,349
1,900,685
51,000,205
IDR
Berikut ini adalah ringkasan proforma laporan posisi keuangan konsolidasian per 1 Januari 2012 sebelum dan setelah
Kuasi-Reorganisasi:
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas
417,252,577 Investasi jangka pendek
Piutang Usaha
Pihak-pihak berelasi
41,160,287
Pihak ketiga-bersih
134,259,494
Piutang lain-lain
3,431,179
Persediaan-bersih
79,264,516
Uang Muka dan biaya dibayar di muka
71,886,980
Pajak dibayar di muka
2,696,115
Aset Tidak Lancar
Dana perawatan pesawat dan
uang jaminan
Uang muka pembelian pesawat
Investasi pada perusahaan asosiasi
Aset keuangan lain
Aset pajak tangguhan
Aset tetap-bersih
Properti Investasi
Aset tak berwujud-bersih
Beban tangguhan-bersih
Aset lain-lain-bersih
IDR
1,584,558,450
707,378,442
749,951,148
IDR
69.14%
30.87%
i. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian sebelum Kuasi-Reorganisasi
USD
15,653,127,999
6,987,868,000
Pada tanggal 1 Januari 2012 sebelum Kuasi-Reorganisasi, Perseroan mengimplementasikan PSAK 10 (Revisi
2010) dimana atas penerapan PSAK tersebut, Perseroan mengubah mata uang fungsionalnya dari yang sebelumnya
menggunakan mata uang Indonesia Rupiah (”IDR”) menjadi Dolar Amerika Serikat (”USD”)
31 Desember 2008
(diaudit)
Keterangan
Modal Ditempatkan Tambahan Modal Komponen Ekuitas
Selisih
Opsi Saham
Defisit
dan Disetor
Disetor
Lainnya Penilaian
Kembali Aset
dan Liabilitas
Saldo 1 Januari 2012
(Sebelum Kuasi)
2,291,936,892 113,067,035 (100,010,418)
-
2,278,677 (1,370,434,778) 5. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Berikut ini adalah data keuangan penting Perseroan per 1 Januari 2012 Sebelum Kuasi-Reorganisasi yang telah
direview oleh kantor akuntan publik (”KAP”) Osman Bing Satrio dan Rekan (”OBS”) di dalam laporannya No. SR112
0062 GIA FAN tertanggal 14 Mei 2012 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010
dan 2009 yang telah diaudit oleh KAP OBS, serta pada tanggal 31 Desember 2008 yang telah diaudit oleh KAP
Aryanto Amir Jusuf, Mawar dan Saptoto.
Keterangan
31 Desember 2009
(diaudit)
Jumlah saham
Saham seri A Dwiwarna:
Pemerintah Negara Republik Indonesia
1
31 Desember 2010
(diaudit)
Berikut ini adalah ringkasan tahapan eliminasi dari defisit dalam format tabular:
Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan per 1 Januari 2012 sebelum Kuasi-Reorganisasi
adalah sebagai berikut:
1 Januari 2012
31 Desember 2011
(diaudit)
5. Eliminasi saldo defisit dengan modal ditempatkan dan disetor
Saldo defisit sebelum Kuasi-Reorganisasi per 1 Januari 2012 sebesar USD 1.370.434.778 setelah dieliminasi
dengan selisih penilaian kembali aset dan liabilitas, opsi saham, komponen ekuitas lainnya dan tambahan modal
disetor sebesar USD 237.333.121 maka sisa saldo defisit sebesar USD 1.133.101.657 dieliminasi dengan saldo
modal ditempatkan dan disetor. Saldo modal ditempatkan dan disetor setelah Kuasi-Reorganisasi adalah sebesar
USD 1.158.835.235.
: Emirsyah Satar
: Handrito Hardjono
: Elisa Lumbantoruan
: Faik Fahmi
: Heriyanto Agung Putra
: Batara Silaban
: Judi Rifajantoro
: Novianto Herupratomo
Saham biasa seri B :
Pemerintah
Republik Indonesia
Masyarakat
1 January 2012
(review)
4. Eliminasi saldo defisit dengan Tambahan Modal Disetor
Seluruh komponen tambahan modal disetor setelah dikurangi dengan penyertaan modal negara sebesar USD
4.088.185, yaitu sebesar USD 108.978.850 akan dieliminasi dengan saldo defisit.
4. Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham
Keterangan
26,490,740 3,559,838 148,683,367 4,619,479 1,152,655,915
Keterbukaan Informasi ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 29 Mei 2012
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
2. Kegiatan Usaha
Maksud dan tujuan Perseroan adalah melakukan usaha di bidang jasa angkutan udara niaga, serta optimalisasi
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi
dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan terutama adalah sebagai berikut:
i. Angkutan udara niaga berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri;
ii. Angkutan udara niaga tidak berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri;
iii. Reparasi dan pemeliharaan pesawat udara, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;
iv. Jasa penunjang operasional angkutan udara niaga, meliputi catering dan ground handling baik untuk keperluan
sendiri maupun untuk pihak ketiga;
v. Jasa layanan sistem informasi yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri
maupun untuk pihak ketiga;
vi. Jasa layanan konsultasi yang berkaitan dengan industri penerbangan;
vii. Jasa layanan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan
sendiri maupun untuk pihak ketiga;
viii. Jasa layanan kesehatan personil penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun pihak ketiga.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk menyetujui rencana Kuasi-Reorganisasi akan diselenggarakan
di Jakarta pada tanggal 28 Juni 2012 pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai bertempat di Ruang
Auditorium Gedung Manajemen Garuda Indonesia, Garuda City, Cengkareng (“RUPSLB”).
185,858,816
137,609,072
506,821,312 Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik
Kepentingan non pengendali DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PERSEROAN, BAIK SECARA SENDIRI-SENDIRI MAUPUN BERSAMASAMA, BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN DAN KELENGKAPAN INFORMASI
SEBAGAIMANA DIUNGKAPKAN DI DALAM KETERBUKAAN INFORMASI INI, DAN SETELAH MELAKUKAN
PENELITIAN SECARA SEKSAMA, MENEGASKAN BAHWA SEPANJANG PENGETAHUAN DAN KEYAKINAN
MEREKA INFORMASI YANG DIMUAT DALAM KETERBUKAAN INFORMASI INI ADALAH BENAR. TIDAK
ADA FAKTA PENTING MATERIAL DAN RELEVAN YANG TIDAK DIUNGKAPKAN ATAU DIHILANGKAN
SEHINGGA MENYEBABKAN INFORMASI YANG DIBERIKAN DALAM KETERBUKAAN INFORMASI INI
MENJADI TIDAK BENAR DAN/ATAU MENYESATKAN.
185,858,816 137,609,072 1,152,655,915 JUMLAH LIABILITAS Mulai tahun 2006, Perseroan melakukan transformasi untuk kembali mencapai pertumbuhan yang berarti. Transformasi
tahap I (2006-2010) telah dijalankan: tahapan Survival pada tahun 2006 berupa Consolidation, tahun 2007 berupa
Rehabilition. Tahapan Turnaround dijalankan pada tahun 2008-2009. Tahapan Growth dijalankan pada tahun 2010
melalui persiapan Initial Public Offering (IPO) dan competitiveness & expansion to intercontinental. Transformasi tahap II
(2011-2015) dengan milestone sebagai berikut: IPO (2011), Global Alliance (2012), Network Expansion (2013), Service
Excellence (2014) dan Quantum Leap (2015). Transformasi yang dijalankan membawa hasil berupa keuntungan mulai
tahun 2006, meskipun demikian jumlah laba yang diperoleh belum dapat menutupi akumulasi defisit yang ada.
Pelaksanaan Rencana Kuasi-Reorganisasi sebagaimana dimaksud dalam informasi ini bergantung pada diperolehnya
persetujuan RUPSLB Perseroan yang akan diselenggarakan pada tanggal 28 Juni 2012.
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas jangka panjang-setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun:
Pinjaman jangka panjang
Liabilitas sewa pembiayaan Liabilitas estimasi biaya pengembalian
dan pemeliharaan pesawat
Liabilitas pajak tangguhan
Liabilitas imbalan pasca kerja
Liabilitas tidak lancar lainnya
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
Sedangkan secara internal, sebelumnya Perseroan masih menghadapi sejumlah kendala berupa usia pesawat yang tua
dan beban utang yang sangat besar yang pada gilirannya mempengaruhi mutu layanan dan daya saing. Kondisi lingkungan
dan internal ini telah menyebabkan Perseroan mencatat kerugian yang signifikan pada tahun 1995-1998, dan tahun
2004-2005. Sehingga sampai dengan 1 Januari 2012 sebelum Kuasi-Reorganisasi, Perseroan tercatat memiliki defisit
sebesar USD 1.370.434.778.
Perseroan menyampaikan informasi sebagaimana tertuang dalam Keterbukaan Informasi ini sebagai pemenuhan
persyaratan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) dalam Peraturan
Bapepam No. IX.L.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-16/PM/2004 tanggal 13 April 2004 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi dan Peraturan Bapepam No. X.K.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor:
Kep-86/PM/1996 tanggal 24 Januari 1996 tentang Keterbukaan Informasi yang harus segera diumumkan kepada Publik
yang dapat menjadi acuan bagi para pemegang saham Perseroan untuk memberikan persetujuan yang akan dimintakan
dalam RUPSLB.
Keterangan
Sebelum Kuasi
Setelah Kuasi
USD
USD
Sehubungan dengan rencana Kuasi-Reorganisasi sebagaimana diuraikan dalam Keterbukaan Informasi ini, Perseroan
akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“RUPSLB”) Perseroan dengan agenda antara lain
untuk menyetujui pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi dan perubahan anggaran dasar terkait penurunan modal dasar, modal
ditempatkan, dan modal disetor dalam Perseroan melalui penurunan nilai nominal saham sehubungan dengan KuasiReorganisasi.
Terkait persetujuan untuk agenda RUPSLB tersebut, RUPSLB Perseroan harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari
seluruh saham yang dikeluarkan dalam Perseroan yakni para pemegang saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang
Saham Perseroan pada tanggal 12 Juni 2012 pada pukul 16.00 WIB atau wakilnya dengan surat kuasa dan harus disetujui
oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari seluruh saham yang hadir dalam RUPSLB. Keputusan RUPSLB ini harus disetujui oleh
pemegang saham Seri A Dwiwarna.
Tanggal-tanggal Penting dalam Pelaksanaan RUPSLB Perseroan dan Tanggal Perkiraan Pelaksanaan KuasiReorganisasi
Berikut adalah tanggal-tanggal penting berkaitan dengan rencana pelaksanaan RUPSLB Perseroan dan tanggal perkiraan
pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi:
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas Piutang usaha
Pihak-pihak berelasi
Pihak ketiga-bersih Piutang lain-lain Persediaan-bersih
Uang muka dan biaya dibayar di muka Pajak dibayar di muka 417,252,577 417,252,577
41,160,287 134,259,494 3,431,179 79,264,516
71,886,980
2,696,115 41,160,287
134,259,494
3,431,179
86,580,138
71,886,980
2,696,115
Jumlah Aset Lancar
749,951,148
757,266,770
ASET TIDAK LANCAR
Dana perawatan pesawat dan
uang jaminan
Uang muka pembelian pesawat
Investasi Saham
Aset keuangan lainnya Aset pajak tangguhan Aset tetap-bersih
Properti investasi
Aset takberwujud bersih
Beban tangguhan Aset lain-lain-bersih
Jumlah Aset Tidak Lancar
328,921,176 227,454,292 14,986,715 23,213,685 27,260,144 643,673,614 18,230,877 3,886,349 1,900,685 51,000,205 340,844,829
227,454,292
14,986,715
23,213,685
27,260,144
666,645,818
18,230,877
3,886,349
1,900,685
51,070,406
1,340,527,742 1,375,493,800
JUMLAH ASET
2,090,478,890 2,132,760,570
No.
Peristiwa
Tanggal
1.
Penyampaian agenda RUPSLB dan keterbukaan informasi kepada Bapepam dan LK
22 Mei 2012
2.
Pengumuman keterbukaan informasi tentang
Kuasi-Reorganisasi
29 Mei 2012
3.
Pengumuman RUPSLB
29 Mei 2012
4.
Tanggal Pencatatan pemegang saham yang
berhak hadir di RUPSLB 12 Juni 2012
5.
Panggilan RUPSLB 13 Juni 2012
6.
RUPSLB
28 Juni 2012
7.
Pengumuman hasil RUPSLB 2 Juli 2012
8.
Pengumuman pengurangan modal karena
adanya Kuasi-Reorganisasi
2 Juli 2012
Prakiraan efektifnya pengurangan modal
7 September 2012
9.
VIII. INFORMASI TAMBAHAN
LIABILITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang bank Utang usaha
Pihak-pihak berelasi
Pihak ketiga
Utang lain-lain Utang pajak Biaya masih harus dibayar Pendapatan diterima di muka Uang muka diterima Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
Pinjaman jangka panjang
Liabilitas sewa pembiayaan
Liabilitas biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat
639,391 639,391
52,124,703
63,036,417 26,550,366 12,630,711 159,392,656 158,862,887 8,753,127 52,124,703
63,036,417
26,550,366
12,630,711
159,392,656
158,862,887
8,753,127
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
645,834,603 80,354,353 54,552,395 28,937,597 80,354,353 54,552,395
28,937,597
645,834,603
Apabila Para Pemegang Saham memerlukan informasi lebih lanjut, dipersilakan menghubungi Perseroan dengan alamat:
Sekretaris Perusahaan
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
Management Building, Ground Floor
Garuda City
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
Cengkareng 19120
Indonesia
Telp. 62 21 2560 1028
Fax. 62 21 2560 1028
Download