KETERBUKAAN INFORMASI I. PENDAHULUAN Perkembangan kondisi perekonomian dan keamanan nasional, harga bahan bakar pesawat, regulasi terhadap industri dan nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar telah mempengaruhi kinerja industri penerbangan nasional dan Perseroan sejak tahun 1994 lalu. Pada tahun 1998 produk domestik bruto (PDB) Indonesia tercatat negatif 13,1% menurut BPS, yang dipengaruhi oleh krisis moneter pada tahun 1997. Kondisi keamanan mengalami penurunan sejak peristiwa teror Bom Bali pada tanggal 1 Oktober 2005 lalu meskipun sekarang ini semakin kondusif bagi perkembangan industri pariwisata. Harga bahan bakar pesawat mengalami fluktuasi dengan kecenderungan yang terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dunia dan ketersediaan pasokan, yang menyebabkan meningkatnya beban operasi penerbangan. Deregulasi penerbangan domestik mulai tahun 1992 yang diisi dengan kehadiran sejumlah low cost carrier (LCC) dengan kapasitas yang terus meningkat telah mendorong kenaikan penumpang pesawat secara berarti di satu sisi namun telah menciptakan tingkat persaingan yang tajam di sisi lain. Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar dalam era kebijakan depresiasi dan terjadinya krisis moneter telah memukul kinerja keuangan perusahaan penerbangan yang memiliki komponen biaya dan liabilitas jangka panjang dalam denominasi US Dolar. Sejumlah LCC nasional telah mengalami kebangkrutan, umumnya karena mengalami kerugian. DALAM RANGKA MEMENUHI PERATURAN BAPEPAM-LK NO. IX.L.1 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KUASI REORGANISASI PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. (“Perseroan”) Kegiatan Usaha Jasa Angkutan Udara Niaga Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia Kantor Pusat Jl. Kebon Sirih No. 44, Jakarta 10110, Indonesia Tel.: (021) 231 1355 Fax.: (021) 2291 5673 Upaya untuk meningkatkan daya saing baik di pasar internasional maupun pasar domestik bagi Perseroan dijalankan antara lain dengan penambahan dan peremajaan armada, pemenuhan standar layanan 4 Star Skytrax dan persyaratan IATA Operational Safety Audit (IOSA). Berdasarkan Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Perseroan sebelum Kuasi-Reorganisasi per 1 Januari 2012, Perseroan masih memiliki saldo laba negatif (defisit) sebesar USD1.370.434.778. Sebagai akibatnya sesuai dengan ketentuan Pasal 71 ayat 3 Undang-undang (“UU”) Perseroan Terbatas, Perseroan belum dapat membagikan dividen kepada pemegang sahamnya, terutama pemegang saham non pengendali, sampai dengan Perseroan memiliki saldo laba positif. Walaupun risiko mengenai keterbatasan pembayaran dividen ini telah diungkapkan dalam Prospektus Perseroan, namun Perseroan mempunyai kewajiban untuk memberikan hasil investasi yang terbaik untuk para pemegang sahamnya baik melalui peningkatan harga saham atau pembagian dividen. Perseroan memiliki keyakinan yang cukup untuk bisa mempertahankan status kelangsungan usahanya (going concern) dan berkembang dengan baik sehingga Perseroan bermaksud melakukan Kuasi-Reorganisasi dengan menggunakan laporan posisi keuangan konsolidasian per 1 Januari 2012 yang telah diukur kembali dalam mata uang USD. Keterbukaan Informasi ini disampaikan kepada para pemegang saham Perseroan sehubungan dengan rencana Perseroan untuk melaksanakan kuasi-reorganisasi (“Kuasi-Reorganisasi”). Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 51 (Revisi 2003) tanggal 16 Desember 2003 tentang Akuntansi Kuasi-Reorganisasi, Kuasi-Reorganisasi merupakan prosedur akuntansi yang mengatur Perseroan merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh aset dan liabilitasnya. Dengan ini diharapkan Perseroan bisa meneruskan usahanya secara lebih baik, seolah-olah mulai dari awal yang baik (fresh start), dengan posisi keuangan yang menunjukkan nilai sekarang dan tanpa dibebani defisit. Keterbukaan Informasi ini penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan oleh Para Pemegang Saham Perseroan untuk mengambil keputusan sehubungan dengan rencana Perseroan untuk melaksanakan KuasiReorganisasi dengan merujuk Peraturan IX.L.1, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (“BAPEPAM”) No. Kep-16/PM/2004 tanggal 13 Juli 2004 (“Peraturan BAPEPAM IX.L.1”) dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 51 (Revisi 2003) tanggal 16 Desember 2003 tentang Akuntansi Kuasi Reorganisasi (“PSAK No. 51”). Selisih penilaian aset dan liabilitas digabung dengan selisih penilaian kembali aset tetap digunakan untuk mengeliminasi saldo defisit. Pengeliminasian saldo defisit dilakukan terhadap akun-akun ekuitas di bawah ini dengan urutan prioritas sebagai berikut: 1. Cadangan umum (legal reserve); 2. Cadangan khusus; 3. Selisih penilaian kembali aset dan liabilitas (termasuk didalamnya selisih revaluasi aset tetap) dan selisih penilaian yang sejenisnya; 4. Tambahan modal disetor dan yang sejenisnya; 5. Modal saham. II. KETERANGAN MENGENAI RENCANA KUASI-REORGANISASI A. Tujuan dan manfaat dilaksanakannya Kuasi-Reorganisasi oleh Perseroan adalah sebagai berikut: 1. Perseroan diharapkan bisa meneruskan usahanya secara lebih baik (fresh start), dengan posisi keuangan yang menunjukkan nilai sekarang dan tanpa dibebani defisit; 2. Memperbaiki struktur ekuitas Perseroan dengan mengeliminasi saldo defisit dengan cara menilai seluruh aset dan liabilitas sebesar nilai wajar yang ditentukan dengan nilai pasar; 3. Perseroan diharapkan lebih mudah memperoleh pendanaan dalam rangka pengembangan usaha; 4. Perseroan dapat membagi dividen sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga akan meningkatkan minat dan daya tarik bagi investor untuk memiliki saham Perseroan ; 5. Meningkatkan likuiditas perdagangan saham, nilai investasi bagi investor dan nilai Perseroan. B. Pedoman dalam pelaksanaan rencana Kuasi-Reorganisasi akan dilaksanakan dengan memperhatikan syaratsyarat dan ketentuan-ketentuan peraturan yang berlaku yaitu: 1. Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UU Perseroan Terbatas”); 2. Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (“UU BUMN”); 3. Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara Badan Usaha Milik Negara (“PP 44/2005”); 4. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 51 (Revisi 2003) tanggal 16 Desember 2003 tentang Akuntansi Kuasi-Reorganisasi (“PSAK No. 51”); 5. Peraturan BAPEPAM-LK IX.L.1 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi (“Peraturan BAPEPAM No. IX.L.1”); 6. Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.1 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No.Kep-60/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (“Peraturan BAPEPAM No. IX.I.1”); 7. Peraturan BAPEPAM-LK No. X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan kepada Publik (“Peraturan BAPEPAM No. X.K.1”); 8. Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perusahaan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik (“Peraturan BAPEPAM No. IX.J.1”); dan 9. Anggaran Dasar Perseroan. C. Keterangan mengenai Perseroan 1. Riwayat Singkat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (“Perseroan”) dibentuk berdasarkan Akta Pendirian No. 8 tanggal 4 Maret 1975 sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan No. 42 tanggal 21 April 1975, dan kemudian diubah dengan Akta Perubahan No. 24 tanggal 12 Juni 1975, ketiganya dibuat di hadapan Soeleman Ardjasasmita, S.H., Notaris di Jakarta yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. Y.A. 5/225/8 tertanggal 23 Juni 1975, dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta pada tanggal 1 Juli 1975 berturut-turut di bawah No. 2250, 2251, dan 2252, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 68, tanggal 26 Agustus 1975, Tambahan No. 434 (“Akta Pendirian”). Akta Pendirian tersebut selanjutnya beberapa kali telah diubah, dan terakhir kali diubah dengan (i) Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 24 tanggal 16 November 2010, yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H. Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-54724.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 22 November 2010 dan telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat No. AHU-AH.01.10-00801 tanggal 10 Januari 2011, persetujuan mana telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0084627.AH.01.09 Tahun 2010 tanggal 22 November 2010 dan penerimaan pemberitahuan mana telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0001962 AH.01.09. Tahun 2011 tanggal 10 Januari 2011 dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Pusat di bawah Tanda Daftar Perusahaan No. 09.05.1.62.37582 tanggal 25 Januari 2011, dan (ii) Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 22 tanggal 27 September 2011, yang dibuat di hadapan Andalia Farida, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah diberitahukan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, sebagaimana dinyatakan dalam Surat Menteri Hukum dan HAM tentang Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. AHU-AH.01.10-33910 tertanggal 21 Oktober 2011, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-00853337. AH.01.09 Tahun 2011 tanggal 21 Oktober 2011 (“Anggaran Dasar Perseroan”). 3. Susunan Pengurus Perseroan Susunan pengurus Perseroan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris: Komisaris Utama : Bambang Susantono Komisaris : Bambang Wahyudi Komisaris : Wendy Aritenang Yazid Komisaris : Sonatha Halim Jusuf Komisaris Independen : Betti Alisjahbana Direksi: Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Persentase kepemilikan % Jumlah modal disetor USD 0.00% 0.1 IDR Liabilitas Jangka Pendek Utang bank Utang usaha Pihak-pihak berelasi Pihak ketiga Utang lain-lain Utang pajak Biaya masih harus dibayar Pendapatan diterima di muka Uang muka diterima Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun: Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa pembiayaan Liabilitas estimasi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat Jumlah Liabilitas jangka pendek 639,391 5,797,997,739 316,719,689,917 218,634,569,901 10,000,374,190 52,124,703 63,036,417 26,550,366 12,630,711 159,392,656 158,862,887 8,753,127 472,666,804,547 571,614,233,872 240,758,487,450 114,535,294,214 1,445,372,619,147 1,451,575,732,310 78,916,242,282 470,220,580,936 683,874,396,598 278,255,780,663 88,865,454,714 1,177,920,284,617 1,016,093,074,685 18,218,598,456 648,967,209,338 617,969,752,351 261,995,310,407 75,814,553,473 1,379,303,983,962 564,416,807,990 48,945,872,196 68,931,330,601 2,000,596,742,329 232,916,627,843 80,056,356,661 1,378,339,878,594 717,132,149,709 92,280,137,265 1,436,331,958,647 786,388,714,731 80,354,353 54,552,395 728,653,269,252 494,681,115,141 283,354,152,241 542,952,462,691 1,285,737,277,610 850,525,703,696 28,937,597 262,406,132,770 364,800,997,421 395,366,505,884 282,180,009,798 645,834,603 5,866,977,928,724 5,241,275,472,939 6,347,677,546,808 7,085,154,280,368 1,685,367,742,907 1,247,839,066,710 1,617,202,334,913 1,742,957,090,777 1,015,868,855,215 2,366,768,202,502 35,214,486,204 3,747,805,135,412 240,218,031,499 - 32,280,610,566 1,348,260,767,567 41,889,421,297 210,240,457,343 - 11,209,231,023 1,354,176,971,347 19,500,353,868 255,331,459,294 - 261,422,388,901 1,257,551,015,829 76,780,192,070 450,119,018,118 1,018,809,000,000 391,243,021,352 1,129,236,227,586 30,269,413,421 Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun: Pinjaman jangka panjang 185,858,816 Liabilitas sewa pembiayaan 137,609,072 Liabilitas estimasi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat 26,490,740 Convertible bond Liabilitas pajak tangguhan 3,559,838 Liabilitas imbalan pasca kerja 148,683,367 Liabilitas tidak lancar lainnya 4,619,479 Jumlah Liabilitas jangka panjang JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal saham Tambahan modal disetor Komponen ekuitas lainnya Opsi saham Defisit Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Kepentingan non pengendali JUMLAH EKUITAS 506,821,312 4,595,855,640,546 4,955,286,439,271 5,233,722,113,811 6,802,696,302,093 1,152,655,915 10,462,833,569,270 10,196,561,912,210 11,581,399,660,619 13,887,850,582,461 2,291,936,892 113,067,035 (100,010,418) 2,278,677 (1,370,434,778) 11,320,498,000,000 995,422,474,047 1,170,782,240,341 19,740,236,981 (5,974,223,243,992) 9,120,498,000,000 8,402,079,001 1,159,251,369,201 - (6,830,889,752,321) 9,120,498,000,000 8,402,079,001 1,524,462,182,259 - (7,439,291,646,859) 8,152,629,000,000 8,402,079,001 1,666,541,428,566 (8,461,037,382,304) 936,837,408 985,567 7,532,219,707,377 14,913,806,463 3,457,261,695,881 12,194,313,088 3,214,070,614,401 6,952,962,208 1,366,535,125,263 49,445,695,768 937,822,975 7,547,133,513,840 3,469,456,008,969 3,221,023,576,609 1,415,980,821,031 2,090,478,890 18,009,967,083,110 13,666,017,921,179 14,802,423,237,228 15,303,831,403,492 Keterangan 31 Desember 2011 (review) 31 Desember 2010 (diaudit) IDR BEBAN USAHA LABA (RUGI) USAHA PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN 31 Desember 2009 (diaudit) 31 Desember 2008 (diaudit) IDR IDR 27,164,569,877,846 19,534,331,480,504 17,860,373,610,109 19,349,675,420,104 IDR 26,152,842,428,266 19,601,490,832,208 16,942,084,694,513 17,996,468,167,473 1,011,727,449,580 (67,159,351,704) 918,288,915,596 1,353,207,252,631 (9,070,340,618) 478,604,410,890 81,312,559,002 (324,528,621,991) LABA SEBELUM PAJAK 1,002,657,108,962 411,445,059,186 999,601,474,598 1,028,678,630,640 MANFAAT (BEBAN) PAJAK-BERSIH (193,991,788,747) 106,706,118,705 23,354,881,159 (44,485,817,706) LABA (RUGI) PERIODE BERJALAN 808,665,320,215 518,151,177,891 1,022,956,355,757 984,192,812,934 805,529,821,141 515,521,855,691 1,018,615,935,445 975,048,626,198 3,135,499,074 2,629,322,200 4,340,420,312 9,144,186,736 808,665,320,215 518,151,177,891 1,022,956,355,757 984,192,812,934 LABA (RUGI) PERIODE BERJALAN DIATRIBUSIKAN KEPADA: Entitas induk Kepentingan non-pengendali LABA (RUGI) PERIODE BERJALAN Dampak positif dari pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi terhadap posisi ekuitas Perseroan adalah Perseroan dapat memulai awal yang baru dengan menunjukkan posisi keuangan yang lebih baik tanpa dibebani oleh defisit. Perseroan akan melaksanakan Kuasi-Reorganisasi dengan urutan sebagai berikut: 1. Eliminasi saldo defisit dengan Selisih Penilaian Kembali Aset dan Liabilitas. Saldo defisit Perseroan sebelum Kuasi-Reorganisai pada tanggal 1 Januari 2012 sebesar USD1.370.434.778 dieliminasi dengan selisih penilaian kembali aset dan liabilitas sebesar USD42.281.680 yang berasal selisih nilai wajar aset tetap sebesar USD 22.972.204, persedian sebesar USD 7.315.622, dana perawatan pesawat sebesar USD 11.923.653 dan aset lain-lain sebesar USD 70.201. 2. Eliminasi saldo defisit dengan saldo Opsi Saham Eliminasi saldo defisit dengan opsi saham yang pada tanggal 1 Januari 2012 sebelum Kuasi-Reorganisasi adalah sebesar USD 2.278.677 3. Eliminasi saldo defisit dengan Komponen Ekuitas Lainnya Komponen ekuitas lainnya terdiri dari surplus revaluasi dan selisih kurs penjabaran laporan keuangan sebesar masing-masing USD 83.793.914 dan USD (183.804.332). Dari kedua komponen tersebut, hanya surplus revaluasi yang dapat dieliminasi dengan saldo defisit yaitu sebesar USD 83.793.914. (Dalam USD dan Nilai Penuh) Selisih penilaian kembali aset dan liabilitas 42,281,680 Eliminasi tahap 1 (42,281,680) 1,370,434,778 Eliminasi tahap 2 (2,278,677) Eliminasi tahap 3 (83,793,914) Eliminasi tahap 4 (108,978,850) Eliminasi tahap 5 (1,133,101,657) Saldo 1 Januari 2012 (Setelah Kuasi) 1,158,835,235 4,088,185 (183,804,332) - - - Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik 936,837,408 Kepentingan Non Pengendali 985,567 Jumlah Ekuitas USD IDR IDR 31 Desember 2008 (diaudit) IDR IDR 3,783,646,333,373 - 1,177,383,233,771 - 1,722,491,504,933 11,000,000,000 2,601,788,985,919 14,600,000,000 373,241,478,888 1,217,465,089,628 31,113,927,621 720,554,811,432 633,621,677,138 24,448,370,218 283,793,123,461 969,728,873,865 56,219,980,315 607,193,889,315 638,609,347,307 68,447,560,484 235,791,155,677 830,819,076,053 15,797,503,450 618,117,614,050 643,073,930,815 135,438,158,835 14,441,722,512 817,391,352,689 66,138,049,119 516,171,992,253 548,971,641,603 46,940,954,814 Jumlah Aset Lancar 6,784,091,688,298 3,801,376,008,518 4,212,528,943,813 4,626,444,698,909 3,010,466,915,189 2,062,555,516,943 143,812,890,590 65,003,627,813 219,525,907,743 5,045,541,650,331 165,317,596,743 34,639,456,986 16,602,260,275 462,409,572,199 2,039,687,218,349 1,068,426,233,113 136,259,040,600 86,481,600,063 223,294,465,167 5,614,937,778,310 172,626,740,470 12,246,070,893 23,151,586,366 487,531,179,330 1,641,837,903,955 1,791,135,962,976 126,945,132,072 86,908,801,672 53,906,113,305 6,379,582,860,442 170,997,091,579 14,514,423,722 15,906,491,778 308,159,511,914 1,191,229,965,063 1,901,609,279,220 118,657,785,427 86,908,801,672 60,145,710,019 6,552,911,158,504 176,905,210,500 23,989,504,081 565,029,290,097 Jumlah Aset Tidak Lancar 1,340,527,742 11,225,875,394,812 9,864,641,912,661 10,589,894,293,415 10,677,386,704,583 JUMLAH ASET 2,090,478,890 18,009,967,083,110 13,666,017,921,179 14,802,423,237,228 15,303,831,403,492 Jumlah Ekuitas JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 979,119,088 985,567 937,822,975 980,104,655 2,090,478,890 2,132,760,570 III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN A. Analisis atas Saldo Defisit dan Penanggulangannya Terkait Rencana Kuasi-Reorganisasi Sejak krisis ekonomi ASEAN tahun 1997 dan bahkan jauh sebelumnya sampai dengan tahun 2007, Perseroan mengalami kondisi kinerja keuangan yang naik dan turun. Kondisi ini membentuk akumulasi kerugian yang kemudian dibukukan sebagai defisit dalam laporan posisi keuangan Perseroaan. Penyebab defisit dapat dikelompokkan dalam 2 bagian yakni pengaruh kondisi eksternal dan kondisi internal. Beberapa kondisi eksternal yang menyebabkan kerugian besar dalam industri penerbangan dunia dan Indonesia khususnya tercatat antara lain: (i) Krisis ekonomi ASEAN 1997 – 1998. (ii) Perubahan iklim politik Indonesia dengan penggantian kepemimpinan nasional. (iii) Terorisme dengan diawali Bom WTC tahun 2001, kemudian disusul dengan Bom Bali I tahun 2003, Bom Bali II tahun 2005, Bom kedutaan Australia dan hotel Marriot Jakarta tahun 2004 dan 2006. (iv) Penyebaran penyakit flu yang sangat berbahaya yang dikenal dengan nama SARS tahun 2004. Sementara kondisi internal yang diidentifikasikan mendorong terjadinya defisit secara umum adalah ketidakmampuan Perseroan dalam persaingan dengan pesaing global. Ketidakmampuan ini tercermin dari jumlah pesawat yang lebih sedikit, rata rata umur pesawat yang tua, sistem dan prosedur pelayanan yang kurang baik, dan kekuatan brand Perseroan yang kurang dikenal di pasar Internasional. Untuk itu sejak tahun 2006, Perseroan melakukan transformasi bisnis tahap I yang ditandai dengan penggunaan pesawatpesawat baru seperti Boeing 737-800 NG dan Airbus A330-200 serta peningkatan kualitas layanan sehingga mencapai Skytrax level Bintang 4 di tahun 2010. Transformasi bisnis ini membawa Perseroan untuk mampu melakukan IPO di awal tahun 2011 yang dilanjutkan Transformasi tahap II dengan permodalan yang cukup kuat setelah IPO. B. Analisis Usaha 1. Prospek Usaha Dalam perencanaan bisnis perusahaan sampai tahun 2015, prospek usaha sangat terbuka lebar dengan pertumbuhan tahunan penumpang domestik dan internasional yang besar. Beberapa prospek usaha yang signifikan adalah: a. Peningkatan penerbangan domestik untuk mendominasi pasar Full Service Carrier. b. Pengembangan penerbangan Internasional dengan peningkatan kualitas layanan dan produk untuk siap bersaing pada kompetisi di pasar global. c. Pengembangan penerbangan Low Cost Carrier (LCC) untuk penguasaan pasar LCC. d. Peningkatan layanan cargo domestik dan internasional untuk menangkap peluang pasar yang tumbuh. 2. Rencana kegiatan usaha (business plan) Dalam perencanaan bisnis Perseroan sampai tahun 2015, yang merupakan bagian transformasi tahap II, Perseroan memiliki beberapa strategi untuk memenangkan persaingan baik di pasar domestik maupun di pasar internasional. Beberapa strategi yang akan dipaparkan antara lain: a. Peningkatan pelayanan menuju Skytrax level Bintang 5 merupakan strategi dalam persaingan menghadapi penerbangan global. Dalam perencanaan bisnis Perseroan sampai tahun 2015, Perseroan akan memperbaiki dan terus meningkatkan standar pelayanan untuk penumpang. Peningkatan ini dibagi dalam beberapa bagian yang dikenal dengan nama “28 touch point”. Peningkatan pelayanan ini akan dikemas dengan cita rasa Indonesia dalam “Garuda Indonesia Experience along with Indonesian hospitality”. b. Penggunaan Citilink sebagai alat persaingan dalam menghadapi penerbangan LCC merupakan salah satu langkah strategis. Pertumbuhan pesaing dengan model bisnis LCC, khususnya di Indonesia, sangat cepat. Untuk itu Perseroan berencana untuk membangun suatu bisnis unit dengan model bisnis “Low Cost Carrier” atau LCC. Diharapkan unit Citilink akan dapat mengimbangi pertumbuhan pesaing LCC, sehingga Perseroan akan dapat fokus dalam persaingan dengan pesaing Global. c. Peningkatan jumlah armada merupakan hal penting dalam mengantisipasi pertumbuhan pasar yang sangat pesat Selain mengantisipasi pertumbuhan pasar, peningkatan jumlah armada bermanfaat juga untuk meningkatkan kualitas pelayanan, dimana penumpang akan diberikan lebih banyak pilihan penerbangan, baik dari segi waktu keberangkatan maupun tujuan penerbangan. Perseroan menargetkan untuk dapat mengoperasikan total 194 pesawat pada tahun 2015 yang terdiri dari 191 pesawat penumpang dan 3 pesawat Kargo. Perseroan telah melakukan proses penilaian kembali atas seluruh aset dan liabilitas Perseroan sebesar nilai wajarnya dengan menggunakan laporan posisi keuangan per tanggal 1 Januari 2012. Dalam melakukan Kuasi-Reorganisasi ini, aset dan liabilitas harus dinilai kembali dengan nilai wajarnya. Proses penilaian kembali aset dan liabilitas ini dapat menghasilkan nilai yang lebih tinggi atau yang lebih rendah dari aset bersih dibandingkan dengan nilai tercatat sebelum penilaian kembali. Nilai wajar aset dan liabilitas ditentukan sesuai dengan nilai pasar. Bila nilai pasar tidak tersedia, estimasi nilai wajar harus ditentukan dengan menggunakan informasi terbaik yang tersedia. Estimasi nilai wajar dilakukan dengan mempertimbangkan harga aset sejenis dan teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik aset dan liabilitas yang bersangkutan. Penilaian terhadap aset dan liabilitas Perseroan dilakukan oleh KJPP Doli Siregar & Rekan dalam laporannya: i. No. DSR-PST/H/FAV/VII/11/0408-V tanggal 15 Mei 2012 untuk penilaian kewajaran akun-akun laporan posisi keuangan konsolidasian. ii. No. DSR-PST/H/FAV/VII/11/0408-G tanggal 5 Maret 2012 untuk penilaian aset PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. iii. No. DSR-PST/H/FAV/VII/11/0408-E tanggal 5 Maret 2012 untuk penilaian aset PT Aerowisata dan entitas anak. iv. No. DSR-PST/H/FAV/VII/11/0408-O tanggal 5 Maret 2012 untuk penilaian aset PT Abacus Distribution System Indonesia. v. No. DSR-PST/H/FAV/VII/11/0408-K tanggal 5 Maret 2012 untuk penilaian aset PT Aero Systems Indonesia. vi. No. DSR-PST/H/FAV/VII/11/0408-N tanggal 5 Maret 2012 untuk penilaian aset PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia. 937,822,975 42,281,680 42,281,680 1,328,153,098 - 1,328,153,098 (2,278,677) (2,278,677) (83,793,914) (83,793,914) (108,978,850) (108,978,850) (1,133,101,657) (1,133,101,657) 979,119,088 985,567 Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan merekomendasikan kepada seluruh Pemegang Saham untuk menyetujui Rencana Kuasi-Reorganisasi sebagaimana diuraikan dalam Keterbukaan Informasi ini. Dalam memberikan rekomendasi tersebut kepada seluruh Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan telah menelaah laporan dan pendapat konsultan independen serta berkeyakinan bahwa tindakan ini akan memberikan dampak positif bagi kinerja Perseroan. Oleh karenanya, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan berkeyakinan bahwa Rencana Kuasi-Reorganisasi merupakan pilihan yang terbaik bagi Perseroan dan seluruh Pemegang Saham. VI. PENDAPAT PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL KAP OBS dalam laporannya No. SR112 0062 GIA FAN tertanggal 14 Mei 2012 perihal Pendapat Akuntan mengenai review atas laporan posisi keuangan pada tanggal 1 Januari 2012 (setelah diukur kembali ke dalam US Dolar) yang menyatakan bahwa berdasarkan review kami, kami tidak menemukan indikasi perlunya modifikasi material terhadap laporan posisi keuangan konsolidasian sesuai dasar yang telah dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. KAP OBS dalam laporannya No. SR112 0064 GIA FAN tanggal 21 Mei 2012 perihal Pendapat Akuntan mengenai kesesuaian penerapan prosedur dan ketentuan dalam pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi Perseroan per tanggal 1 Januari 2012 menyatakan bahwa tidak ada penyimpangan yang ditemukan sebagai hasil penerapan prosedur dalam metode dan tata cara Kuasi-Reorganisasi dari prinsip akuntansi yang berlaku umum termasuk penyesuaian-penyesuaian akuntansi yang ada. KAP OBS dalam laporannya No. SR112 0063 GIA FAN tanggal 21 Mei 2012 perihal Laporan Review Akuntan Independen terhadap Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Proforma sehubungan dengan Kuasi-Reorganisasi per 1 Januari 2012 yang menyatakan tidak terdapat penyebab yang menjadikan akuntan percaya bahwa asumsi manajemen tidak memberikan dasar yang beralasan untuk menyajikan dampak langsung signifikan sebagai akibat rencana transaksi Kuasi-Reorganisasi, penyesuaian proforma tidak mencerminkan dampak semestinya asumsi tersebut, dan kolom proforma tidak mencerminkan penerapan semestinya penyesuaian tersebut terhadap jumlah-jumlah laporan posisi keuangan konsolidasian historis dalam laporan keuangan konsolidasian ringkasan proforma Kuasi-Reorganisasi tanggal 1 Januari 2012/31 Desember 2011, dan proforma Kuasi-Reorganisasi pada tanggal tersebut. Kantor Jasa Penilai Publik (“KJPP”) Doli Siregar & Rekan (“DSR”) dalam laporannya No. DSR-PST/A/FAV/VII/11/0408-V tanggal 15 Mei 2012 perihal Laporan Penilaian Aset dan Liabilitas PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan Entitas Anak dalam Rangka Pelaksanaan Rencana Kuasi-Reorganisasi telah memberikan pendapat mengenai nilai wajar atas aset dan liabilitas Perseroan per tanggal 1 Januari 2012 Sebelum Kuasi-Reorganisasi. Dalam laporannya, DSR berpendapat bahwa kami telah mempercayai kebenaran dari penilaian akun-akun laporan posisi keuangan konsolidasian yang kami peroleh dari manajemen sebagai dasar untuk melakukan analisis atas akun-akun tersebut dan perhitungan nilai pasar dan atau nilai wajar. VII. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA 980,104,655 Keterangan Sebelum Kuasi Setelah Kuasi USD USD 31 Desember 2009 (diaudit) 936,837,408 985,567 V. REKOMENDASI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PERSEROAN D. Dampak Rencana Kuasi-Reorganisasi Terhadap Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 2,291,936,892 31 Desember 2010 (diaudit) 1,158,835,235 4,088,185 (183,804,332) - IV. PENILAIAN KEMBALI ASET DAN LIABILITAS PERSEROAN SESUAI DENGAN PSAK NO.51 (REVISI 2003) 100.00% 31 Desember 2011 (diaudit) EKUITAS Modal saham Nilai nominal Rp 500 saham Modal dasar - 1 saham seri A Dwiwarna dan 29,999,999,999 saham seri B Modal ditempatkan dan disetor - 1 saham Seri A Dwiwarna dan 22,640,995,999 saham Seri B 2,291,936,892 Tambahan modal disetor 113,067,035 Komponen ekuitas lainnya Surplus revaluasi 83,793,914 Selisih kurs penjabaran laporan keuangan (183,804,332) Opsi saham 2,278,677 Defisit (1,370,434,778) ii. Laporan Laba Rugi Konsolidasian PENDAPATAN 26,490,740 3,559,838 148,683,367 4,619,479 506,821,312 LIABILITAS DAN EKUITAS 22,640,996,000 1 January 2012 (review) 328,921,176 227,454,292 14,986,715 23,213,685 27,260,144 643,673,614 18,230,877 3,886,349 1,900,685 51,000,205 IDR Berikut ini adalah ringkasan proforma laporan posisi keuangan konsolidasian per 1 Januari 2012 sebelum dan setelah Kuasi-Reorganisasi: ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 417,252,577 Investasi jangka pendek Piutang Usaha Pihak-pihak berelasi 41,160,287 Pihak ketiga-bersih 134,259,494 Piutang lain-lain 3,431,179 Persediaan-bersih 79,264,516 Uang Muka dan biaya dibayar di muka 71,886,980 Pajak dibayar di muka 2,696,115 Aset Tidak Lancar Dana perawatan pesawat dan uang jaminan Uang muka pembelian pesawat Investasi pada perusahaan asosiasi Aset keuangan lain Aset pajak tangguhan Aset tetap-bersih Properti Investasi Aset tak berwujud-bersih Beban tangguhan-bersih Aset lain-lain-bersih IDR 1,584,558,450 707,378,442 749,951,148 IDR 69.14% 30.87% i. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian sebelum Kuasi-Reorganisasi USD 15,653,127,999 6,987,868,000 Pada tanggal 1 Januari 2012 sebelum Kuasi-Reorganisasi, Perseroan mengimplementasikan PSAK 10 (Revisi 2010) dimana atas penerapan PSAK tersebut, Perseroan mengubah mata uang fungsionalnya dari yang sebelumnya menggunakan mata uang Indonesia Rupiah (”IDR”) menjadi Dolar Amerika Serikat (”USD”) 31 Desember 2008 (diaudit) Keterangan Modal Ditempatkan Tambahan Modal Komponen Ekuitas Selisih Opsi Saham Defisit dan Disetor Disetor Lainnya Penilaian Kembali Aset dan Liabilitas Saldo 1 Januari 2012 (Sebelum Kuasi) 2,291,936,892 113,067,035 (100,010,418) - 2,278,677 (1,370,434,778) 5. Ikhtisar Data Keuangan Penting Berikut ini adalah data keuangan penting Perseroan per 1 Januari 2012 Sebelum Kuasi-Reorganisasi yang telah direview oleh kantor akuntan publik (”KAP”) Osman Bing Satrio dan Rekan (”OBS”) di dalam laporannya No. SR112 0062 GIA FAN tertanggal 14 Mei 2012 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 yang telah diaudit oleh KAP OBS, serta pada tanggal 31 Desember 2008 yang telah diaudit oleh KAP Aryanto Amir Jusuf, Mawar dan Saptoto. Keterangan 31 Desember 2009 (diaudit) Jumlah saham Saham seri A Dwiwarna: Pemerintah Negara Republik Indonesia 1 31 Desember 2010 (diaudit) Berikut ini adalah ringkasan tahapan eliminasi dari defisit dalam format tabular: Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan per 1 Januari 2012 sebelum Kuasi-Reorganisasi adalah sebagai berikut: 1 Januari 2012 31 Desember 2011 (diaudit) 5. Eliminasi saldo defisit dengan modal ditempatkan dan disetor Saldo defisit sebelum Kuasi-Reorganisasi per 1 Januari 2012 sebesar USD 1.370.434.778 setelah dieliminasi dengan selisih penilaian kembali aset dan liabilitas, opsi saham, komponen ekuitas lainnya dan tambahan modal disetor sebesar USD 237.333.121 maka sisa saldo defisit sebesar USD 1.133.101.657 dieliminasi dengan saldo modal ditempatkan dan disetor. Saldo modal ditempatkan dan disetor setelah Kuasi-Reorganisasi adalah sebesar USD 1.158.835.235. : Emirsyah Satar : Handrito Hardjono : Elisa Lumbantoruan : Faik Fahmi : Heriyanto Agung Putra : Batara Silaban : Judi Rifajantoro : Novianto Herupratomo Saham biasa seri B : Pemerintah Republik Indonesia Masyarakat 1 January 2012 (review) 4. Eliminasi saldo defisit dengan Tambahan Modal Disetor Seluruh komponen tambahan modal disetor setelah dikurangi dengan penyertaan modal negara sebesar USD 4.088.185, yaitu sebesar USD 108.978.850 akan dieliminasi dengan saldo defisit. 4. Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham Keterangan 26,490,740 3,559,838 148,683,367 4,619,479 1,152,655,915 Keterbukaan Informasi ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 29 Mei 2012 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 2. Kegiatan Usaha Maksud dan tujuan Perseroan adalah melakukan usaha di bidang jasa angkutan udara niaga, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan terutama adalah sebagai berikut: i. Angkutan udara niaga berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri; ii. Angkutan udara niaga tidak berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri; iii. Reparasi dan pemeliharaan pesawat udara, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga; iv. Jasa penunjang operasional angkutan udara niaga, meliputi catering dan ground handling baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga; v. Jasa layanan sistem informasi yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga; vi. Jasa layanan konsultasi yang berkaitan dengan industri penerbangan; vii. Jasa layanan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga; viii. Jasa layanan kesehatan personil penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun pihak ketiga. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk menyetujui rencana Kuasi-Reorganisasi akan diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Juni 2012 pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai bertempat di Ruang Auditorium Gedung Manajemen Garuda Indonesia, Garuda City, Cengkareng (“RUPSLB”). 185,858,816 137,609,072 506,821,312 Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Kepentingan non pengendali DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PERSEROAN, BAIK SECARA SENDIRI-SENDIRI MAUPUN BERSAMASAMA, BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN DAN KELENGKAPAN INFORMASI SEBAGAIMANA DIUNGKAPKAN DI DALAM KETERBUKAAN INFORMASI INI, DAN SETELAH MELAKUKAN PENELITIAN SECARA SEKSAMA, MENEGASKAN BAHWA SEPANJANG PENGETAHUAN DAN KEYAKINAN MEREKA INFORMASI YANG DIMUAT DALAM KETERBUKAAN INFORMASI INI ADALAH BENAR. TIDAK ADA FAKTA PENTING MATERIAL DAN RELEVAN YANG TIDAK DIUNGKAPKAN ATAU DIHILANGKAN SEHINGGA MENYEBABKAN INFORMASI YANG DIBERIKAN DALAM KETERBUKAAN INFORMASI INI MENJADI TIDAK BENAR DAN/ATAU MENYESATKAN. 185,858,816 137,609,072 1,152,655,915 JUMLAH LIABILITAS Mulai tahun 2006, Perseroan melakukan transformasi untuk kembali mencapai pertumbuhan yang berarti. Transformasi tahap I (2006-2010) telah dijalankan: tahapan Survival pada tahun 2006 berupa Consolidation, tahun 2007 berupa Rehabilition. Tahapan Turnaround dijalankan pada tahun 2008-2009. Tahapan Growth dijalankan pada tahun 2010 melalui persiapan Initial Public Offering (IPO) dan competitiveness & expansion to intercontinental. Transformasi tahap II (2011-2015) dengan milestone sebagai berikut: IPO (2011), Global Alliance (2012), Network Expansion (2013), Service Excellence (2014) dan Quantum Leap (2015). Transformasi yang dijalankan membawa hasil berupa keuntungan mulai tahun 2006, meskipun demikian jumlah laba yang diperoleh belum dapat menutupi akumulasi defisit yang ada. Pelaksanaan Rencana Kuasi-Reorganisasi sebagaimana dimaksud dalam informasi ini bergantung pada diperolehnya persetujuan RUPSLB Perseroan yang akan diselenggarakan pada tanggal 28 Juni 2012. LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas jangka panjang-setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa pembiayaan Liabilitas estimasi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat Liabilitas pajak tangguhan Liabilitas imbalan pasca kerja Liabilitas tidak lancar lainnya Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Sedangkan secara internal, sebelumnya Perseroan masih menghadapi sejumlah kendala berupa usia pesawat yang tua dan beban utang yang sangat besar yang pada gilirannya mempengaruhi mutu layanan dan daya saing. Kondisi lingkungan dan internal ini telah menyebabkan Perseroan mencatat kerugian yang signifikan pada tahun 1995-1998, dan tahun 2004-2005. Sehingga sampai dengan 1 Januari 2012 sebelum Kuasi-Reorganisasi, Perseroan tercatat memiliki defisit sebesar USD 1.370.434.778. Perseroan menyampaikan informasi sebagaimana tertuang dalam Keterbukaan Informasi ini sebagai pemenuhan persyaratan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) dalam Peraturan Bapepam No. IX.L.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-16/PM/2004 tanggal 13 April 2004 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi dan Peraturan Bapepam No. X.K.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-86/PM/1996 tanggal 24 Januari 1996 tentang Keterbukaan Informasi yang harus segera diumumkan kepada Publik yang dapat menjadi acuan bagi para pemegang saham Perseroan untuk memberikan persetujuan yang akan dimintakan dalam RUPSLB. Keterangan Sebelum Kuasi Setelah Kuasi USD USD Sehubungan dengan rencana Kuasi-Reorganisasi sebagaimana diuraikan dalam Keterbukaan Informasi ini, Perseroan akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“RUPSLB”) Perseroan dengan agenda antara lain untuk menyetujui pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi dan perubahan anggaran dasar terkait penurunan modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor dalam Perseroan melalui penurunan nilai nominal saham sehubungan dengan KuasiReorganisasi. Terkait persetujuan untuk agenda RUPSLB tersebut, RUPSLB Perseroan harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari seluruh saham yang dikeluarkan dalam Perseroan yakni para pemegang saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 12 Juni 2012 pada pukul 16.00 WIB atau wakilnya dengan surat kuasa dan harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari seluruh saham yang hadir dalam RUPSLB. Keputusan RUPSLB ini harus disetujui oleh pemegang saham Seri A Dwiwarna. Tanggal-tanggal Penting dalam Pelaksanaan RUPSLB Perseroan dan Tanggal Perkiraan Pelaksanaan KuasiReorganisasi Berikut adalah tanggal-tanggal penting berkaitan dengan rencana pelaksanaan RUPSLB Perseroan dan tanggal perkiraan pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi: ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha Pihak-pihak berelasi Pihak ketiga-bersih Piutang lain-lain Persediaan-bersih Uang muka dan biaya dibayar di muka Pajak dibayar di muka 417,252,577 417,252,577 41,160,287 134,259,494 3,431,179 79,264,516 71,886,980 2,696,115 41,160,287 134,259,494 3,431,179 86,580,138 71,886,980 2,696,115 Jumlah Aset Lancar 749,951,148 757,266,770 ASET TIDAK LANCAR Dana perawatan pesawat dan uang jaminan Uang muka pembelian pesawat Investasi Saham Aset keuangan lainnya Aset pajak tangguhan Aset tetap-bersih Properti investasi Aset takberwujud bersih Beban tangguhan Aset lain-lain-bersih Jumlah Aset Tidak Lancar 328,921,176 227,454,292 14,986,715 23,213,685 27,260,144 643,673,614 18,230,877 3,886,349 1,900,685 51,000,205 340,844,829 227,454,292 14,986,715 23,213,685 27,260,144 666,645,818 18,230,877 3,886,349 1,900,685 51,070,406 1,340,527,742 1,375,493,800 JUMLAH ASET 2,090,478,890 2,132,760,570 No. Peristiwa Tanggal 1. Penyampaian agenda RUPSLB dan keterbukaan informasi kepada Bapepam dan LK 22 Mei 2012 2. Pengumuman keterbukaan informasi tentang Kuasi-Reorganisasi 29 Mei 2012 3. Pengumuman RUPSLB 29 Mei 2012 4. Tanggal Pencatatan pemegang saham yang berhak hadir di RUPSLB 12 Juni 2012 5. Panggilan RUPSLB 13 Juni 2012 6. RUPSLB 28 Juni 2012 7. Pengumuman hasil RUPSLB 2 Juli 2012 8. Pengumuman pengurangan modal karena adanya Kuasi-Reorganisasi 2 Juli 2012 Prakiraan efektifnya pengurangan modal 7 September 2012 9. VIII. INFORMASI TAMBAHAN LIABILITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank Utang usaha Pihak-pihak berelasi Pihak ketiga Utang lain-lain Utang pajak Biaya masih harus dibayar Pendapatan diterima di muka Uang muka diterima Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa pembiayaan Liabilitas biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat 639,391 639,391 52,124,703 63,036,417 26,550,366 12,630,711 159,392,656 158,862,887 8,753,127 52,124,703 63,036,417 26,550,366 12,630,711 159,392,656 158,862,887 8,753,127 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 645,834,603 80,354,353 54,552,395 28,937,597 80,354,353 54,552,395 28,937,597 645,834,603 Apabila Para Pemegang Saham memerlukan informasi lebih lanjut, dipersilakan menghubungi Perseroan dengan alamat: Sekretaris Perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Management Building, Ground Floor Garuda City Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng 19120 Indonesia Telp. 62 21 2560 1028 Fax. 62 21 2560 1028