SIARAN PERS Pembatasan Ekspor Bijih Mineral

advertisement
ASOSIASI METALURGI DAN MATERIAL INDONESIA
INDONESIAN ASSOCIATION OF METALLURGY AND MATERIALS
Alamat: Kampus UI Depok 16424 Jabar – Indonesia Telp. 021 786 3510, Fax 021 7872350. Email: [email protected]
SIARAN PERS
Pembatasan Ekspor Bijih Mineral:
“Membangun Peradaban Bangsa Indonesia Yang Lebih Maju”
Proses Peningkatan Nilai Tambah Mineral Diyakini Akan Membangun
Industri Logam Yang Mensejahterakan Bangsa
Pada tanggal 12 Januari 2014 pukul 00.00 WIB, akhirnya Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) No.
01/2014, sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
(Minerba). Pemerintah telah menetapkan pelarangan ekspor bijih mineral, kecuali terlebih dahulu dilakukan
proses pengolahan dan/atau pemurnian pada batas minimum dan jumlah tertentu. Ketentuan mengenai
mengenai batasan minimum pengolahan dan/atau pemurnian serta jumlah hasil pengolahan yang dapat dijual
ke luar negeri tersebut, selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Menteri.
Asosiasi Metalurgi dan Mineral Indonesia (AMMI) menyambut baik pemberlakukan PP no. 01/2004 tersebut,
dan memandang bahwa hal ini merupakan babak baru bagi pembangunan bangsa Indonesia yang lebih maju,
yang kuat struktur industri hilir mineralnya. PP ini adalah jembatan yang melengkapi mata rantai pasok (supply
chain) industry dari hulu di sisi pertambangan mineral sampai ke pembangunan industri logam dan manufaktur
di sisi hilir.
“Kami memberi apresiasi kepada Pemerintah atas pemberlakukan PP no 1/2014 itu” ujar Ketua Umum AMMI,
Ryad Chairil. Selama ini kita hanya menyaksikan negara lain maju membangun industri logam dan manufaktur
nya dengan mengolah dan memanfaatkan bijih mineral dari Indonesia. Padahal Indonesia mempunyai banyak
tenaga ahli dan praktisi yang mampu melakukan pengolahan dan pemurnian bijih mineral untuk membangun
industri manufaktur yang kuat. Tapi hal ini tidak pernah terwujud karena kebijakan Pemerintah yang selalu
memberikan ijin untuk meng ekspor bijih mineral.
Sebagai contoh misalnya, Bapak Menteri Perindustrian kaget melihat adanya tumpukan bauksit dari Indonesia
sebesar 3 juta ton di negara China. “Padahal jika bauksit tersebut di suplai ke PT. Inalum, maka PT. Inalum dapat
beroperasi selama 46 tahun” tambah Ryad Chairil. PT Inalum pun dapat mensuplai bahan baku kepada industri
alumnimum dalam negeri yang umumnya memproduksi peralatan rumah tangga seperti panci, teko dll. Industri
lainnya termasuk otomotif akan mendapat suplai bahan baku aluminium. “Jadi kita tidak perlu impor bahan
baku aluminium lagi. Masyarakat pun akan mendapat produk dengan harga yang murah dan berkualitas baik”
kata “Ryad Chairil.
AMMI meminta setelah PP no 1 tahun 2014 ini diberlakukan, Pemerintah segera menyiapkan crash program dan
membuat kebijakan penguasaan teknologi pengolahan dan pemurnian mineral. Pemerintah harus mengurangi
ketergantungan teknologi dari luar dan belajar dari negara Cina ketika melakukan penguasaan teknologi
tersebut. Beberapa lembaga riset, seperti LIPI Lampung sudah menginisiasi membuat produk Blast Furnace.
Lembaga Teknologi Mineral dan Batubara (Tekmira) berhasil membuat Rotary Kiln. Kedua teknologi itu adalah
ASOSIASI METALURGI DAN MATERIAL INDONESIA
INDONESIAN ASSOCIATION OF METALLURGY AND MATERIALS
Alamat: Kampus UI Depok 16424 Jabar – Indonesia Telp. 021 786 3510, Fax 021 7872350. Email: [email protected]
teknologi pemurnian mineral. Pemerintah harus mendukung kedua lembaga tersebut dan membuka jalan agar
teknologi nya dipakai di dalam negeri. Pihak perbankan nasional membantu dari sisi pendanaan dan pemasaran.
AMMI juga menjelaskan bahwa Indonesia punya banyak tenaga ahli dan praktisi pengolahan dan pemurnian
mineral yang tersebar di Jakarta, Bandung, Tanggerang, Surabaya dan daerah lainnya. Para ahli dan praktisi
tersebut banyak melakukan penelitian dan menciptakan berbagai prototype teknologi pengolahan dan
pemurnian mineral. Sehingga, Pemerintah tidak perlu mencari teknologi pengolahan dan pemurnian mineral ke
luar. Teknologi itu ada di dalam negeri dan di kuasai oleh anak bangsa sendiri. Sayangnya, hasil penelitian
tersebut, selama ini hanya tersimpan di perpustakaan dan laboratorium dikarenakan kebijakan Nasional yang
tidak mendukung.
“Jadi tidak benar jika ada pihak yang mengatakan bahwa bangsa Indonesia tidak punya keahlian tehnologi
pengolahan serta manajemen pengelolaan pabrik peleburan besar” bantah Ryad Chairil. Hampir semua pabrik
peleburan besar yang ada di Indonesia seperti Krakatau Steel, Smelter Gresik, Antam, Timah, Inalum dll
termasuk yg dimiliki asing seperti Inco serta pabrik peleburan baja dan logam lainya yang tersebar di seluruh
Indonesia, itu semua di kuasai dan di kelola oleh anak bangsa sendiri. Selama ini, mereka tidak terlihat oleh
saudaranya sendiri dikarenakan kebijakan nasional yang tidak mendukung tumbuh kembangnya Industri logam
nasional.
Selain itu AMMI meminta, dalam hal Pemerintah mengijinkan teknologi luar di gunakan untuk pengolahan dan
pemurnian mineral, maka teknologi tersebut terlebih dahulu dilakukan audit oleh lembaga yang berwenang
seperti BPPT. Audit teknologi penting dilakukan dalam rangka menjaga serta melindungi kepentingan umum dan
lingkungan. “Namun secara administratif maupun teknis, audit teknologi itu harus efisien dan akuntabel. Jangan
menciptakan proses perijinan baru yang ber belit-belit” Ryad Chairil menjelaskan. Jika diperlukan, AMMI
mempunyai SDM yang siap membantu pelaksanaan audit teknologi tersebut.
Akhirnya AMMI mengusulkan agar Pemerintah memberikan insentif, kepada Perusahan yang berkomitmen
melakukan pengolahan dan pemurnian dalam negeri, baik berupa fiscal maupun kemudahan dalam memproses
perijinan nya. Pihak perbankan nasional diminta mendukung proyek pengolahan dan pemurnian mineral
tersebut. “Jika ini semua bisa dilaksanakan, maka kita bisa berharap kedepan, Indonesia akan menjadi bangsa
yang maju dengan struktur industri logam yang kuat, yang mensejahterakan bangsa dan memakmurkan rakyat
Indonesia, sesuai dengan amanah Konstitusi kita,” demikian Ryad Chairil.
Jakarta, 12 Januari 2014
ASOSIASI METALURGI DAN MATERIAL INDONESIA (AMMI)
Press Contact:
1. Dr. Ryad Chairil (Ketua Umum) : 0818 0871 2121
2. Dr. Sri Bramantoro Abdinagoro (Sekretaris Jenderal) : 0815 910 4502
ASOSIASI METALURGI DAN MATERIAL INDONESIA
INDONESIAN ASSOCIATION OF METALLURGY AND MATERIALS
Alamat: Kampus UI Depok 16424 Jabar – Indonesia Telp. 021 786 3510, Fax 021 7872350. Email: [email protected]
Sekilas Tentang ASOSIASI METALURGI DAN MATERIAL INDONESIA (AMMI)
Tanggal 7 Desember 2012 bertempat di Hotel Grand Hyatt Bandung bersamaan dengan acara
Sarasehan Metalurgi Indonesia dideklarasikan pembentukan Asosiasi Metalurgi Indonesia yang
selanjutnya disebut AMI. Acara ini dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian Mineral Processing and
Metallurgy Week (MPMW) 2012 yang diselenggarakan oleh Program Studi Teknik Metalurgi ITB dan
Ikatan Mahasiswa Metalurgi (IMMG) ITB. Acara ini menugaskan Dewan Pengarah dan Formatur untuk
menyiapkan Kongres.
Setahun kemudian, sebagai bagian persiapan untuk Kongres AMI dilakukan acara Pra Kongress di Hotel
Sahid, Jakarta tanggal 21 November 2013, bersamaan dengan acara Metallurgy and Mateials Week
yang diadakan oleh Ikatan Mahasiswa Metalurgi (IMMET) FTUI. Dalam acara ini dipilih Dr. Ryad
A.Chairil sebagai Ketua dan Dr. Sri Bramantoro Abdinagoro sebagai Sekjen, dan mengubah nama AMI
menjadi AMMI (Asosiasi Metalurgi dan Material Indonesia). Dewan Penasehat dan Anggota AMMI
merupakan para pakar dan pelaku usaha dalam bidang metalurgi dan material.
AMMI bertujuan antara lain untuk membantu dalam pengembangan sektor metalurgi dan turut
memecahkan berbagai masalah di bidang metalurgi, berkontribusi dalam pembentukan,
pengembangan, dan advokasi kebijakan publik demi kemaslahatan industri metalurgi dan material
Indonesia, menjadi partner pemerintah dan pengusaha dalam mendukung terwujudnya peningkatan
nilai tambah mineral dan batubara, serta menyumbangkan pikiran dan saran kepada pemerintah,
industri, perguruan tinggi dan lembaga lain di bidang metalurgi, agar lebih berorientasi kepada
kepentingan bangsa dan negara.
Download