1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Earnings response coefficients merupakan ukuran atas tingkat abnormal return saham dalam merespon komponen unexpected earning (Scott,1997 dalam Setiati dan Kusuma, 2004). Earnings Response Coefficients adalah kredibilitas dan kualitas laba pada suatu perusahaan, oleh karena itu informasi tesebut akan dapat berpengaruh bagi investor dalam pengambilan suatu keputusan untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Penelitian ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa seberapa jauh pasar atau investor merespon secara berbeda terhadap informasi laba akuntansi yang berbeda sesuai dengan kredibilitas atau kualitas informasi laba akuntansi tersebut. Kebijakan dividen menentukan suatu penempatan laba, yaitu untuk membayar kepada pemegang saham atau menginvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Laba ditahan merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan dividen merupakan arus kas yang disisihkan untuk dibagikan kepada pemegang saham. Pembayaran dividen kepada pemegang saham, dianggap oleh manajer akan mengurangi sumber daya yang ada di bawah pengawasannya. Pengurangan sumber daya tersebut menyebabkan berkurangnya kekuatan manajer (manager power). Selain itu pembayaran dividen lebih memungkinkan peningkatan monitor pasar modal ketika pasar modal harus menghimpun modal baru untuk membiayai investasi (Rozeff, 1982 dalam Jensen, 1986). Pembiayaan investasi secara internal 2 akan mengurangi monitor pasar modal sehingga bila manajer tidak membayarkan kepada pemegang saham berarti manajer telah menciptakan sumber pembiayaan internal bagi perusahaan. Perusahaan yang melakukan pembayaran dividen kepada pemegang saham atau investor, berarti perusahaan tersebut memberikan sinyal kepada pasar atau para investor bahwa perusahaan tersebut dalam kondisi baik atau bertumbuh. Oleh karena itu, perhatian perusahaan terhadap kondisi ini dapat membuat para pemegang saham akan menanggapi respons positif terhadap ERC atas kebijakan tersebut dalam pengambilan keputusan. Pengeluaran modal merupakan penggunaan modal yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk investasi jangka panjang, seperti perbaikan mesin pabrik perusahaan, pembelian alat-alat perusahaan seperti membeli mesin, membangun pabrik baru, renovasi gedung. Pada saat pengumuman pengeluaran modal, mempunyai dampak negatif pada return saham untuk perusahaan-perusahaan yang mempunyai peluang investasi rendah (poor investment opportunities). Hal ini yang menyebabkan adanya respons negatif juga dari para investor. Peningkatan dalam pengeluaran modal yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan memperlihatkan respons negatif pada harga saham [Voght (1997); Szewczyk et al (1997)]. Dikarenakan pada saat perusahaan melakukan pengeluaran modal maka pembayaran dividen pada perusahaan tersebut mengalami penurunan, oleh sebab itu respons pasar dan para investor negatif terhadap ERC. Tetapi pada perusahaan yang mempunyai peluang investasi yang dapat mendatangkan keuntungan akan bereaksi positif ketika perusahaan mengambil keputusan untuk melakukan pengeluaran modal. 3 Bila dalam laporan keuangan laba dan arus kas tidak tercermin kecukupan aliran kas bebas maka pasar akan pasif karena tidak terlihat signal yang dapat menjelaskan adanya peluang bagi pemegang saham untuk memperoleh dividen di masa depan. Sebaliknya pasar akan bereaksi bila tercermin adanya aliran kas bebas yang dapat memberikan harapan pemegang saham untuk memperoleh dividen di masa depan. Suatu perusahaan yang mempunyai aliran kas bebas besar, hal ini menunjukkan bahwa kondisi perusahaan tersebut belum tentu baik karena dengan adanya aliran kas bebas yang besar maka perusahaan tersebut tidak dapat berinvestasi karena biasanya perusahaan mengganggap perusahaannya sudah mapan. Tetapi bisa juga aliran kas bebas besar, perusahaan tersebut memang menggambarkan dalam kondisi benar-benar baik sehingga dapat menarik perhatian para investor untuk beinvestasi diperusahaan tersebut. Jika perusahaan melakukan pembayaran dividen dan mempunyai aliran kas yang besar, ini menunjukkan perusahaan tersebut mampu mempertahankan kondisi perusahaannya di tahun yang akan datang. Hal ini membuat pengaruh rasio pembayaran dividen terhadap earnings response coefficients semakin besar apabila perusahaan tersebut mempunyai aliran kas bebas besar. Sedangkan pada saat perusahaan melakukan pengeluaran modal maka aliran kas bebas berkurang. Berkurangnya aliran kas bebas akan mengurangi peluang perusahaan untuk melakukan pembayaran dividen di masa depan hal ini mendapat respons negatif dari pasar. Tetapi dengan adanya pengeluaran modal perusahaan dapat 4 berinvestasi. Jadi, pengaruh pengeluaran modal terhadap earnings response coefficients semakin melemah apabila aliran kas perusahaan kecil. Pada penelitian ini digunakan perusahaan manufaktur dan nonmanufaktur yang terdapat di BEJ (Bursa Efek Jakarta) yang mengumumkan dan membagi dividen selam tiga tahun berturut-turut. Sedangkan pada penelitian sebelumnya hanya menggunakan perusahaan manufaktur dalam penelitiannya. Tetapi dalam penelitian ini menggunakan variabel yang sama dengan penelitian sebelumnya. 1.2 Perumusan Masalah Adapun masalah dalam penelitian ini adalah: • Apakah rasio pembayaran dividen berpengaruh positif terhadap earnings response coefficients? • Apakah pengaruh rasio pembayaran dividen terhadap earnings response coefficients dipengaruhi oleh besar kecilnya aliran kas bebas suatu perusahaan? • Apakah pengeluaran modal berpengaruh negatif terhadap earnings response coefficients? • Apakah pengaruh pengeluaran modal terhadap earnings response coefficients dipengaruhi oleh besar kecilnya aliran kas bebas suatu perusahaan? 5 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: • Meneliti faktor aliran kas bebas yang mempengaruhi rasio pembayaran dividen terhadap Earnings Response Coefficients. • Meneliti faktor aliran kas bebas yang mempengaruhi rasio pengeluaran modal terhadap Earnings Response Coefficients. 1.4 Kontribusi Penelitian Kontribusi penelitian ini untuk: 1. Penelitian ini dapat menjadi salah satu pertimbangan dan masukan bagi pengguna laporan keuangan mengenai kemampuan informasi arus kas untuk membuat keputusan ekonomi. 2. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan bagi peneliti lain untuk mengembangkan teori atau penelitian lain khususnya mengenai aliran kas. 1.5 Batasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan penulisan sebagai berikut: 1. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dari periode 2003-2005. 2. Berturut-turut mempublikasikan laporan keuangan dari tahun 2003-2005. 3. Data berupa laba bersih setelah pajak, rasio pembayaran dividen diperoleh dari Capital Market Directory tahun 2002-2005, data-data seperti aliran kas operasi, pengeluaran modal, modal kerja bersih yang dipakai untuk 6 menghitung aliran kas bebas diperoleh dari laporan tahunan yang dipublikasikan perusahaan. 4. Perusahaan yang mengumumkan dan membagi dividen selama tiga tahun berturut-turut.