BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Tukar (Exchange Rate) 2.1.1

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Nilai Tukar (Exchange Rate)
2.1.1
Pengertian Nilai Tukar
Beberapa pendapat mengenai pengertian nilai tukar Nilai Tukar. Krugman
dan Obstfeld (1999) mendefinisikan nilai tukar sebagai harga suatu mata uang
terhadap mata uang lainnya. Mankiw (2000) membedakan antara dua nilai tukar
yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal (nominal
exchange rate) adalah harga relatif dari mata uang dua negara. Sedangkan nilai
tukar riil adalah harga relatif dari barang kedua negara. Secara lebih luas nilai
tukar menurut (Iskandar Syarief, 2003) merupakan harga mata uang domestik
terhadap mata uang asing dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang nilai tukar riil
dengan mitra dagang Indonesia.
2.1.2
Jenis-Jenis Nilai Tukar
Jenis kurs ada dua yaitu :
1.
Kurs Nominal
Kurs nominal merupakan harga relative dari mata uang suatu Negara
terhadap mata uang Negara lain. Sebagai contoh, kurs antara US Dolar dan
rupiah adalah Rp 9.500 per dolar, maka di pasar dunia masyarakat bisa menukar 1
dolar untuk Rp 9.500 untuk mata uang asing, dan untuk menukarkan rupiah pada
Universitas Sumatera Utara
dolar masyarakat membayar Rp 9.500 pada setiap satu dolar. Ketika masyarakat
di pasar dunia mengacu pada “kurs” dianatara kedua Negara, mereka biasanya
mengartikan kurs nominal.
2.
Kurs Rill
Kurs Rill (real exchange rate) merupakan harga relative dari barang-
barang kedua Negara. Kurs riil menyatakan tingkat dimana kita bisa
memperdagangkan barang dari satu negara untuk barang dari negara lain.
2.1.3
Fungsi Nilai Tukar
Didalam perekonomian terbuka peranan nilai tukar sangat penting, dimana
suatu negara tidak terlepas dari pengaruh negara lain dan antarnegara selalu
melakukan transaksi demi kepentingan masing-masing negara. Untuk dapat
berada
dan bertahan didalam perekonomian terbuka, nilai tukar merupakan
fundamental suatu negara. Oleh karena itu, pada dasar nilai tukar memiliki fungsi
sebagai berikut :
1.
Menyeimbangkan Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran terdiri dari neraca transaksi berjalan (current account)
dan neraca modal (capital account ). Nilai tukar dapat berfungsi sebagai alat
pengendali neraca pembayaran, terutama untuk mendorong ekspor dan
mengurangi impor suatu negara, atau sebaliknya mendorong impor dan
mengurangi ekspor.
2.
Instrument Moneter
Nilai tukar dapat
dijadikan sebagai
sasaran operasional kebijakan
moneter khususnya bagi Negara yang menerapkan suku bunga untuk
Universitas Sumatera Utara
mengendalikan jumlah uang beredar. Depresiasi dan apresiasi nilai tukar akan
mempengaruhi suku bunga yang juga akan mempengaruhi jumlah uang beredar.
3.
nominal anchor
Dalam pengendalian inflasi, nilai tukar banyak digunakan oleh Negara
yang mengalami inflasi berat sebagai nominal anchor baik melalui pengendalian
depresiasi nilai tukar maupun dengan memegang nilai tukar suatu Negara dengan
suatu mata uang asing.
4.
Menjaga Kestabilan Pasar Domestik
Kenaikan nilai mata uang suatu Negara yang
melebihi nilai wajar
(overvaluation) dapat dijadikan alat untuk spekulasi atau untuk mencari
keuntungan, dengan menjual atau menukar mata uang Negaranya pada valas.
Sebaliknya, pada saat nilai tukar mengalami undervaluation, masyarakat dapat
membeli atau menukar valas pada mata uang Negaranya. Oleh karena itu, nilai
tukar yang stabil dan wajar berfungsi untuk menjaga kestabilan pasar domestik.
2.1.4 Perubahan Nilai Tukar
Perubahan kurs disebabkan oleh berbagai faktor baik itu dari sisi
permintaan maupun penawaran atas mata uang serta kebijakan pemerintah untuk
menentukan.
1.
Devaluasi merupakan suatu kebijakan oleh pemerintah yang menurunkan
nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang negara lain.
2.
Revaluasi adalah kebijakan oleh pemerintah yang menaikkan nilai tukar
dalam negeri terhadap nilai tukar negara lain.
Universitas Sumatera Utara
3.
Deresiasi merupakan penurunan nilai tukar mata uang yang disebabkan oleh
pergerakan penawaran dan permintaan mata uang tersebut (mekanisme
pasar).
4.
Apresiasi merupakan fenomena naiknya nilai tukar suatu mata uang terhadap
mata uang asing, akibat pergerakan penawaran dan permintaan mata uang
yang bersangkutan (mekanisme pasar).
2.1.5
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kurs
Perubahan
nilai
tukar
dapat
terjadi
dengan
perlahan,cepat
dan
mengejutkan. Hamdy hady (2001:42) kurs valas atau forex rate ditentukan oleh
mekanisme perubahan permintaan dan penawaran valuta asing. Secara langsung,
permintaan akan valuta asing ditentukan oleh impor barang dan jasa yang
memerlukan valas, ekspor modal (capital outflow), serta transfer valas lainnnya
dari dalam ke luar negeri dan penawaran valuta asing dipengaruhi oleh ekspor
barang dan jasa yang menghasilkan valas dan impor modal (capital inflow), serta
transfer valas lainnya dari luar negeri ke dalam negeri.
Sedangkan secara tidak langsung penawaran dan permintaan valuta asing
dipengaruhi oleh posisi neraca pembayaran (BOP), tingkat inflasi, tingkat bunga,
tingkat income, peraturan dan kebijakan pemerintah dan spekulasi atau isu.
Mauriece D. Levi, (2004:132) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kurs itu adalah Nilai tukar perdagangan dan jumlah perdagangan, inflasi,
perdagangan jasa, aliran pendapatan, dan transfer investasi asing. Dapat
disimpulkan permintaan dan penawaran mata uang asing, sehingga menyebabkan
perubahan kurs, disebabkan oleh faktor ekonomi maupun non-ekonomi, seperti
Universitas Sumatera Utara
stabilitas politik, kepastian hukum. Adapun faktor ekonomi yang mempengaruhi
perubahan kurs, yaitu :
1.
Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran merupakan pencatatan kegiatan internasional suatu
negara, yang terdiri dari neraca transaksi berjalan dan neraca modal. Dimana
jumlah impor dan capital outflow suatu negara akan meningkatkan permintaan
mata uang asing, karena pembayaran impor dan investasi diluar negeri
membutuhkan mata uang asing. Sebaliknya, jumlah ekspor dan capital inflow
akan meningkatkan penawaran mata uang asing, karena ekspor dan investasi
didalam negeri akan mendatangkan devisa.
2.
Pelaku Pasar Valuta asing
Berbagai tujuan yang dilakukan oleh pelaku pasar valuta asing baik itu
individu, perusahaan, dan bank untuk melakukan transaksi valuta asing, seperti
untuk transaksi pembayaran (ekspor dan impor), mempertahankan daya beli,
melakukan spekulasi, pemagaran resiko, kemudahan berbelanja. Tindakan para
pelaku pasar valuta asing sangat mempengaruhi permintaan dan penawaran valas.
3.
Perekonomian Global
Krisis global tahun 2008 terbukti membuat nilai mata uang global terhadap
dolar, termasuk Indonesia. Begitu juga kebijakan pengetatan pajak intensive oleh
Amerika, dapat menarik jumlah peredaran dolar pada perekonomian global,
sehingga penawaran akan dolar rendah dan permintaannya tinggi dan membuat
Universitas Sumatera Utara
mata uang dolar terapresiasi. Hal ini sebagai bukti bagaimana dampak
perekonomian global dapat mempengaruhi nilai kurs.
2.1.6 Sistem Nilai Tukar
Pada umunya terdapat tiga kelompok besar sistem nilai tukar mata uang
yang diterapkan oleh berbagai Negara ,yaitu :
1.
Sistem Nilai Tukar Mengambang Penuh (Freely Flexible reely Floating)
Exchanges Rate System.
Pada sistem nilai tukar mengambang penuh, penentuan nilai tukar tidak
dicampuri oleh pihak pihak apapun baik itu pemerintah (bank sentral). Namun,
setiap perubahan nilai tukar ditentukan oleh mekanisme pasar atau pergerakan
permintaan dan penawaran akan mata uang tersebut.
2.
Sistem nilai Tukar Tetap (Fixed Pagged Exchange Rate System)
Sistem nilai tukar tetap merupakan sistem dimana penentuan nilai tukar
terhadap mata uang asing ditentukan oleh pemerintah. Pemerintah berperan aktif
didalam pasar valuta asing untuk mengontrol pergerakan nilai tukar suatu mata
uang agar berada pada suatu acuan nilai tukar tertentu.
3.
Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali (Managed/Controlled Semi
Pagged) Exchanges Rate System
Pada sistem nilai tukar ini, nilai tukar diambangkan suatu interval atau
rentan tertentu. Apabila nilai tukar berada diluar tingkat interval yang sudah
ditentukan, maka pemerintah (Bank sentral) akan melakukan intervensi untuk
mengembalikan posisi nilai tukar pada batas yang telah ditentukan. Namun,
Universitas Sumatera Utara
apabila nilai tukar mengalami pergerakan masih pada interval yang sudah
ditetapkan, pemerintah tidak perlu ikut intervensi.
2.1.7 Teori-Teori Nilai Tukar
Teori kurs secara umum dapat dibagi dua yaitu teori kurs tradisional yang
didasarkan pada arus perdagangan dan paritas daya beli serta menjelaskan
pergerakan kurs dalam jangka panjang, dan teori kurs modern yang memusatkan
perhatiaanya pada pasar-pasar modal dan arus permodalan internasional dan
berusaha menjelaskan gejolak kurs dalam jangka pendek yang keseimbangan (titik
ekuilibrium) jangka panjang. Dapat dijelaskan pada rincian berikut,
1.
Pendekatan Perdagangan atau Pendekatan Elastisitas Terhadap Pembentukan
Kurs
Model ini melihat bahwa nilai tukar atau kurs antara dua mata uang dari
dua negara ditentukan oleh besar-kecilnya perdagangan barang dan jasa yang
berlangsung diantara kedua negara tersebut. Menurut pendekatan ini kurs
ekuilibrium adalah kurs yang akan menyeimbangkan nilai ekspor dan impor dari
suatu negara. Jika impor negara tersebut lebih besar ketimbang ekspornya (defisit
perdagangan), maka kurs mata uangnya akan mengalami penurunan nilai mata
uang (depresiasi). Depresiasi nilai tukar akan mengurangi impor dan akan
menaikkan tingkat ekspor sebagai pemulihan neraca perdagangan. Karena
kecepatan proses penyesuaian tersebut ditentukan oleh seberapa responsif atau
elastis ekpor dan impor terhadap perubahan harga kurs, maka pendekatan ini juga
dikatakan sebagai pendekatan elastisitas (elasticity approach).
Universitas Sumatera Utara
2.
Teori Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity Teori, PPP) untuk
Menjelaskan Proses Pembentukan Kurs
Teori ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1556 oleh Martin De
Azpilcueta Navarro. Teori PPP didasarkan pada hukum satu harga (one law price)
yang menyatakan bahwa nilai tukar mata uang pada mata uang lain didasarkan
pada tingkat harga pada kedua negara tersebut. Misalnya di Indonesia harga 5 kg
beras Rp 18.000 sedangkan di Amerika harga 5 kg beras U$D 2, artinya 2 dolar
sama dengan 18.000 rupiah. Oleh karena itu, kurs antara Indonesia (rupiah)
dengan Amerika (U$D) apabila disesuaikan dengan daya beli adalah Rp 9.000 per
satu dolar. Teori ini terdapat dua versi yaitu versi absolut dan versi relatif.
a.
Versi Absolut
Dalam versi absolut menganggap U$D 1 sama dengan Rp 9.000. Jika
pemerintah menetapkan kurs sebesar Rp7000 per U$D, maka nilai rupiah
dikatakan overvaluation dan dolar dikatakan undervaluation. Sebaliknya jika
pemerintah menetapkan kurs sebesar Rp10.000 per U$D, maka nila rupiah
dikatakan undervaluation dan dolar overvaluation. Karena dalam versi absolut
teori PPP ini dilihat kurang realistis, maka muncul versi lain untuk menjelaskan
teori PPP dengan memperhitungkan biaya transport, tarif dan kuota barang yang
disebut sebagai versi relatif.
b.
Versi relatif
Dalam versi relatif menganggap kedua barang tersebut tidaklah realistis
apabila hanya disesuaikan pada satu harga, karena pada kenyataannya barang
Universitas Sumatera Utara
tersebut apabila dikirim ke negara yang berbeda mempunyai biaya (transport, tarif
dan kuota) dan biaya tersebut berbeda-beda pada setiap negara. Versi relatif
kemudian memperhitungkan biaya tersebut selain dari pada penyesuaian dalam
hukum satu harga.
3.
Pendekatan Moneter Terhadap Pembentukan Kurs dan Lonjakan Kurs
Pendekatan
moneter
(monetary
approach)
mempostulasikan
atau
menyatakan bahwa kurs tercipta dalam proses penyamaan atau penyeimbangan
stok atau total permintaan dan penawaran mata uang nasional dimasing-masing
negara. Penawaran disuatu negara diasumsikan dapat ditetapkan atau diciptakan
secara independen oleh otorita moneter dari negara yang bersangkutan. Namun
sebaliknya, permintaan uang akan sangat ditentukan oleh tingkat pendapatan riil
oleh negara tersebut, atau tingkat harga-harga umum yang berlaku serta suku
bunga.
4.
Pendekatan Keseimbangan Portofolio Terhadap Pembentukan Kurs
Perbedaan lain dari keseimbangan portofolio ini adalah penekanan bahwa
kurs sesungguhnya terbentuk dalam proses penyamaan dan penyeimbang stok atau
total permintaan dan total penawaran asset-asset finansial seperti saham dan
obligasi dalam setiap negara..
2.1.8
Sistem Kurs Alternatif (Maurice D. Levi, 2004:171)
Sistem kurs alternatif menceritakan pengalaman sejarah sistem kurs yang
pernah terjadi dan berkembang hingga saat ini.
Universitas Sumatera Utara
1.
Sistem Standart Emas Klasik
Ciri pokok dari standart emas klasik adalah bahwa setiap negara siap
mengkonversikan uang kertas atau uang fiatnya (fiat money) ke dalam emas pada
tingkat harga yang tetap. Penetapan harga emas ini membuat kurs atau mata uang
terbentuk. Mekanisme tingkat harga dalam sistem standart emas disebut
mekanisme price-specie automatic adjustmen, dimana specie adalah kata lain
logam mulia. Mekanisme price-specie adjusment bekerja tidak hanya melalui
harga relatif antara negara, tetapi juga melalui perubahan harga relatif dalam
setiap negara. Standart emas berakhir dan ditinggalkan dengan depresiasi dalam
periode 1929-1933.
2.
Bretton Woods dan Standart Dolar
Sistem ini disebut sistem bretton woods berasal dari nama sebuah kota di
New Hampshire tempat ide dasar sistem ini dirumuskan dan diterapkan pada
tahun 1944. Metode alternatif dalam penentuan kurs ini memungkinkan tingkat
kurs dimana bank sentral asing menjual dan membeli mata uang mereka untuk
memperoleh dolar. Amerika serikat menetapkan nilai dolar terhadap emas.
Dengan demikian standart emas mencakup tawaran dari pemerintah Amerika
Serikat untuk menukarkan dolar atau emas pada suatu tingkat harga yang resmi
dan tawaran dari negara lain untuk menukarkan mata uang mereka atas dolar
dalam kurs yang resmi. Sistem bretton woods berakhir pada tahun 1973, masa ini
disebut juga sebagai standart dolar.
Universitas Sumatera Utara
3.
Sistem Moneter Eropa (European Monetary System- EMS)
Sistem ini dimulai pada tahun 1972, yang dirancang untuk menjaga supaya
kurs di negara-negara Uni Eropa berada dalam band yang lebih sempit daripada
yang telah dipakai sebagai bagian dari usaha terakhir untuk menyelamatkan
sistem standart dolar. Ciri pokok sistem ini adalah sebuah kisi yang menempatkan
batas atas dan bawah kurs antara dua mata uang. Didalam sistem moneter eropa,
negara-negara anggotanya
bekerja sama dalam mengendalikan kurs. Kurs
ditetapkan dalam kisi (grid) paritas yang terbatas, yang mencakup batas atas dan
bawah terhadap Unit Mata uang Eropa.
4.
Sistem Kurs Hibrida
Sistem kurs hibrida merupakan kombinasi sitem kurs fleksibel dan tetap.
Di antara kedua ekstrim kurs tersebut terdapat berbagai sistem kurs yang telah
diterapakan dalam masa yang berbeda, yaitu mengambang terkendali, band yang
lebih besar (wider band), kurs tertambat merangkak (crawling peg), campuran
antara kurs tetap dan kurs fleksibel, intevensi bersama atas pasar yang bergejolak,
dan zona sasaran (target zone).
2.2
Aliran Modal Masuk Asing (Capital Inflow)
2.2.1 Defenisi Aliran Modal Masuk Asing (Capital Inflow)
Aliran Modal Masuk Asing (capital inflow) merupakan masuknya
sejumlah dana luar negeri kedalam suatu negara untuk tujuan investasi. Paul R.
Krugman dan Maurice obstfeld (1994:29), capital inflow merupakan transaksi
penjualan asset kepada luar negeri. Sebab penjualan asset pada asing akan
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan dana dari negara asing dan negara asing tersebut memperoleh asset.
Aliran modal masuk asing (capital inflow) dapat terjadi dalam bentuk investasi
langsung (foreign direct investment), investasi portofolio (portofolio invesment),
dan aliran bentuk modal lain (other types of flows).
Investasi langsung (foregin direct investment) merupakan investasi yang
dilakukan secara langsung atau rill, misalnya membangun gedung, pabrik dan
dengan dalam jangka waktu panjang . Investasi portofolio (portofolio investment)
merupakan investasi yang dilakukan tidak secara langsung namun dalam bentuk
aset financial, seperti saham dan obligasi, sedangkan aliran modal lain (other
types of flows) merupakan aliran dana masuk asing yang meliputi kredit
perdagangan dan pinjaman pemerintah dan swasta.
2.2.2
1.
Motif Penanaman Modal Asing
Motif Investasi Portofolio (Portofolio Invesment)
a. Motif dasar international portofolio invesment adalah untuk mencari
tingkat hasil yang lebih tinggi. Sesuai dengan teori Hecsksher-Ohlin,
penduduk suatu negara akan membeli saham ataupun obligasi dari
perusahaan yang berada dinegara lain bila memberikan return yang lebih
tinggi.
b. Motif lain international portofolio investment adalah diversifikasi resiko.
Sesuai dengan teori portofolio yang mengatakan bahwa investasi
diberbagai surat berharga dapat menghasilkan return tertentu dengan risiko
yang lebih kecil.
Universitas Sumatera Utara
2.
Motif Investasi langsung (foregin direct invesment)
a. Motif investasi langsung pada dasarnya keinginan untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih tinggi melalui tingkat pertumbuhan suatu negara
yang lebih tinggi, perpajakan yang lebih murah, tenaga kerja yang lebih
murah, dan infrastruktur yang lebih baik.
b. Investasi langsung juga dilakukan untuk diversifikasi resiko (risk
diversification). Diversifikasi resiko merupakan penanaman modal pada
berbagai sektor yang berbeda-beda dengan tidak memiliki multikolinerity
untuk memperkecil resiko investasi yang dihadapi.
c. Untuk menghindari tarif yang dibebankan pada impor.
2.2.3 Teori Penanaman Modal Asing
Teori penanaman modal asing berusaha untuk menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi penanaman modal asing (PMA).
Adapun teori tersebut adalah :
1.
Teori Alan M. Rugman
Alan M. Rugman (1981), menyatakan bahwa penanaman modal asing atau
foreign direct invesment (FDI) dipengaruhi oleh variabel lingkungan dan variabel
internalisasi.
a. Variabel Lingkungan
Variabel lingkungan seringkali disebut sebagai keunggulan spesifik
negara. Ada tiga jenis variabel lingkungan yang menjadi perhatian, yaitu ekonomi,
Universitas Sumatera Utara
nonekonomi, dan pemerintah dan menjadi pertimbangan oleh investor untuk
melakukan penanaman modal pada suatu negara. Setiap persentase pengaruh
masing-masing faktor produksi terhadap jumlah produksi suatu negara adalah
alasan mengapa investasi dilakukan. Didalam fungsi sederhananya hanya
menganggap tenaga kerja dan modal saja sebagai faktor produksi Q = ʄ (L,K) .
Namun untuk lebih dalam lagi, investor juga mempertimbangkan faktor produksi
yang mencakup teknologi, sumber daya alam, sumber daya manusia. Selain faktor
ekonomi, spesifikasi suatu negara juga dilihat dari kondisi politik, budaya, dan
sosialnya dan bagaimana kondisi pemerintahan oleh suatu negara.
b. Variabel internalisasi
Variabel internalisasi ini merupakan keunggulan internal yang dimiliki
perusahaan multinasional dengan melihat keunggulan spesifik perusahaanperusahaan yang ada pada suatu negara. Keunggulan spesifik perusahaan tersebut
dipengaruhi oleh struktur manajemen, teknik pemasaran, atau rencana strategi
keseluruhan yang mengarah pada keunggulan spesifik perusahaan.
2. Teori Vernon
Vernon (1966) menjelaskan penanaman modal asing dengan model yang
disebut model siklus produk dengan mengikuti tiga tahap. Dalam tahap pertama
produk baru diproduksi dan dikonsumsi pada negara sendiri dan pasar luar negeri
dilayani dengan ekspor. Dalam tahap kedua produk yang dewasa diproduksi di
luar negeri, karena pertimbangan biaya produksi di negara lain tersebut lebih
murah dilihat upah tenaga kerja yang lebih rendah, bahan baku yang tersedia.
Universitas Sumatera Utara
Karena berproduksi di luar negeri, sebagian barang di impor oleh negara sendiri.
Dalam tahap ketiga produk yang sekarang distandarisasi semuanya diproduksi di
luar negeri, meskipun dengan perlisensian negara sendiri mengimpor semua
barang yang diperlukan.
3.
Teori Jhon Dunning
John Dunning (1977) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
penanaman modal asing dengan teori ancangan ekletis. Teori ekletis menjelaskan
tiga point penting yang diperlukan apabila perusahaan ikut dalam penanaman
modal asing.
a.
Keunggulan spesifik perusahaan
Perusahaan harus memiliki keunggulan kepemilikan neto bila berhadapan
dengan perusahaan negara lain dalam melayani pasar tertentu, terutama pasar luar
negeri. Keunggulan spesifikasi perusahaan sebagian besar dilihat dari kepemilikan
aset tak berwujud.
b.
Keunggulan internalisasi
Keunggulan spesifik perusahaan yang dimiliki, akan lebih menguntungkan
apabila perusahaan itu tidak menjual dan menyewakannya pada perusahaan luar
negeri, melainkan menggunakannya sendiri. Oleh karena itu, perusahaan harus
menginternalisasi keunggulan spesifik perusahaannya.
Universitas Sumatera Utara
c.
Keunggulan spesifik negara
Keunggulan spesifik negara dapat dilihat dari sumber daya alam yang
tersedia, biaya dan kualitas tenaga kerja dan juga kehidupan sosial seperi agama,
budaya, politik.
4.
Teori David K. Eitmen
Menurut David K. Eiteman (1989), motif yang mendasari penanaman
modal asing ada tiga, yaitu : motif strategis, motif perilaku, dan motif ekonomi.
Dalam motif strategis dibedakan dalam mencari pasar, mencari bahan baku,
mencari efisiensi produksi, mencari pengetahuan, mencari keamanan politik.
Motif perilaku merupakan rangsangan lingkungan eksternal dan yang lain dari
organisasi didasarkan pada kebutuhan dan komitmen individu atau kelompok.
Motif ekonomi merupakan motif untuk mencari keuntungan dengan cara
memaksimalkan keuntungan jangka panjang dan harga pasar saham perusahaan.
5.
Teori Robock dan Simmonds
Teori penanaman modal asing oleh Robock dan simonds (1989), melalui
pendekatan global, pendekatan pasar yang tidak sempurna, pendekatan
internalisasi, model siklus produk, produksi internasional, model imprealisasi
Marxis. Menurut pendekatan global, kekuatan intern yang mempengaruhi
penanaman modal asing yaitu pengembangan teknologi, ketergantungan pada
sumber-sumber bahan baku, memanfaatkan mesin-mesin yang sudah usang,
mencari pasar yang lebih besar. Untuk industri pada karya, produksi diarahkan
Universitas Sumatera Utara
pada negara/wilayah yang memiliki tenaga kerja murah, hal ini disebut juga
dengan model imperialisasi marxis..
6.
Teori Kindleberger
Suatu negara dapat takut jika orang- orang asing akan melakukan investasi
di Negaranya, karena orang asing akan mengeskploitasi sumber daya alam, tetapi
disatu sisi suatu negara juga takut apabila orang asing tidak melakukan
penanaman modal di negara nya. Oleh karena itu, larangan dan pembatasan
ditentukan terhadap investasi yang memboroskan sumber daya alam, perbankan,
surat- surat kabar, perdagangan eceran atau kerugian pada negara itu sendiri. Dan
ditentukan persyaratan- persyaratan bahwa harus ada partisipasi dari pihak dalam
negeri, valuta asing harus dibawa masuk, riset dalam negeri, ekspor atau hal yang
menguntung pada negeri. Hal- hal tersebut akan mempengaruhi kegiatan
penanaman modal asing ke dalam negeri.
2.3
Aliran Modal Keluar Asing (Capital Outflow)
Paul R. Krugman dan Maurice obstfeld (1994:29), capital outflow
merupakan transaksi pembeliaan asset dari luar negeri. Pembelian asset negara
asing akan mengeluarkan dana untuk membayar pembeliaan asset tersebut. Aliran
modal keluar asing (capital outflow) merupakan keluarnya dana atau modal dari
dalam negeri ke luar negeri baik secara langsung (direct investment) maupun
secara tidak langsung (indirect invesment). Capital outflow dalam jangka pendek
juga dapat didefenisikan sebagai capital flight atau pelarian modal. Menurut Agus
Sumanto (1993), keluarnya modal ke luar negeri dibagi dalam empat cara, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1.
Foreign Direct Invesment (FDI)
FDI merupakan investasi langsung ke luar negeri dengan jalan
membangun, membeli total maupun mengakusisi perusahaan. Investasi melalui
cara ini menyebabkan larinya modal ke luar negeri dalam jumlah yang sangat
besar.
2.
Pendirian Kantor Cabang Perusahaan yang Sudah Ada di Dalam Negeri
Cari ini dilakukan oleh perusahaan untuk memperluas jaringan perusahaan
dan kerja sama. Masyarakat menanggapi hal ini dengan baik, walaupun
menimbulkan aliran modal keluar yang cukup besar.
3.
Trading Company
Trading company merupakan usaha untuk membangun kantor perwakilan
pemasaran di luar negeri dan bertujuan untuk memperluas ekspor produk negeri.
4.
Perilaku
dari
Sebagian
Kelompok
Masyarakat
yang
Menyimpan
Kekayaannya di Bank-bank di Luar Negeri
Perilaku ini merupakan capital flight yang sia-sia, atau menjadikan dana
yang ada pasif atau tidak produktif dan sering dilakukan karena kegiatan money
laundry.
2.3.1 Motif yang Mendasari Investasi di Luar Negeri
1.
Mencari Bahan Mentah
Motif yang paling primitif dari orang yang menanamkan modalnya di luar
negeri adalah mencari bahan mentah atau komoditas perdagangan. Ini terutama
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh negara-negara yang kekurangan akan sumber daya alam sebagai
bahan baku. Motif ini juga menjadi motif oleh negara yang menganut
merkantilisme atau penjajah pada zaman dahulu dan bahkan pada saat ini negaranegara pertama yang kekurangan sumber daya alam seperti Jepang, Amerika,
Eropa. Negara yang menginginkan bahan mentah menanamkan modal pada
negara yang memiliki bahan mentah tersebut.
2. Mencari Pemasaran Hasil Produksi
Penanaman modal diluar negeri juga didorong oleh keinginan untuk
mencari pemasaran hasil produksi. Negara pemilik modal membangun suatu
industri pada negara yang dinilai menjadi wilayah pemasaran yang baik, bertujuan
untuk mengurangi biaya transportasi, mempercepat pendistribusian hasil produksi
dan juga menghindari biaya dari proteksi suatu negara. Sebagai contoh,
perusahaan-perusahaan milik Jepang seperti Mitsubisi, Yamaha, Nissan, Honda,
membangun industrinya diberbagai negara, termasuk Indonesia. Investasi tersebut
dilakukan oleh Jepang sebagai motif untuk mencari pemasaran hasil produksinya.
3.
Memanfaatkan Asset Secara Optimal
Melakukan investasi didalam negeri mungkin saja tidak sesuai atau
terdapat berbagai halangan, sesuai dengan tipe investasi yang dilakukan. Apabila
hal itu terjadi, perusahaan dalam negeri akan menanamkan modal di luar negeri
yang lebih berpotensi menghasilkan keuntungan, bertujuan untuk memanfaatkan
asset atau modal yang dimilikinya.
Universitas Sumatera Utara
4.
Mencari Teknologi yang Lebih Maju
Teknologi industri pada umumnya dikembangkan oleh negara-negara
maju. Bagi perusahaan-perusahaan yang padat modal atau membutuhkan
teknologi canggih, kadang kala dalam negeri teknologi tersebut tidak tersedia.
Dengan melakukan penanaman modal di negara maju, suatu perusahaan lebih
mudah mendapatkan teknologi yang canggih, sebagai kebutuhan utama proses
produksi perusahaan.
5.
Memperbesar aset dengan modal terbatas
Banyak perusahaan dalam membiayai perusahaannya tidak hanya dibiayai
perusahaan itu sendiri. Pembiayaan suatu perusahaan bisa didapat dari pinjaman
dari bank, namun suatu perusahaan itu tidak jarang ingin mendapatkan dana dari
bank-bank
negara
lain.Suatu
perusahaan
dengan
modal
terbatas
ingin
menanamkan modal di luar negeri, karena modal yang didapat di luar negeri lebih
mudah.
6.
Menghindari Resiko Dalam Negeri
Ketidakpastian stabilitas politik dalam negeri seperti perang, korupsi,
demonstrasi dan ketidakpastian perekonomian seperti depresiasi kurs valas, suku
bunga, inflasi, membuat pengusaha dalam negeri memilih berinvestasi pada
negara yang beresiko lebih rendah.
Universitas Sumatera Utara
2.4
Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan pengaruh arus
modal asing (capital flow) terhadap nilai tukar rupiah, dapat dilihat pada tabel 2.1
berikut.
Tabel 2.1
Penelitian
Sampel Data
Rudi Ardiansyah,
Indonesia
(2006)
Metodologi
Time series
Data 1900:12005:4
Hasil Penelitian
Dalam
estimasi
persamaan
jangka
pendek dan jangka panjang variabel
capital
account
signifikan
mempengaruhi nilai tukar rupiah
BAPEPAM-LK
Indonesia
(2008)
Time series
Aliran modal asing secara signifikan
Data 2000-
mempengaruhi perubahan nilai tukar.
2007
Yunika
Indonesia
Murdayanti,
(2012)
Hamdani ,(2003)
Time series
Secara parsial variabel capital account
Data 1999-
berpengaruh negatif signifikan pada
2006
Indonesia
nilai tukar rupiah.
Time series
Menganalisis pengaruh aliran modal
Data 1990:I –
swasta jangka pendek terhadap nilai
2000:IV
tukar
rupiah
dan
inflasi.
Hasil
penelitian menyatakan bahwa nilai
tukar rupiah signifikan dipengaruhi
oleh
aliran
modal
swasta
jangka
pendek.
Sumber : Diolah
Universitas Sumatera Utara
2.5
Kerangka Konseptual
Pada penulisan skripsi ini, penulis menjelaskan variable-variable yang
mempengaruhi dan dipengaruhi dalam bentuk gambar kerangka konseptual.
Untuk lebih memperjelas kerangka konseptual tersebut, maka penulis membuat
gambar seperti yang terlihat didalam skema dibawah ini.
Capital Inflow
(direct investment, portfolio
investment, other investment)
Nilai tukar
Capital Outflow
Rupiah
(direct investment, portfolio
investment, other investment)
Skema diatas menjelaskan bahwa variabel capital inflow (direct investment,
portofolio investment, other investment) dan capital outflow (direct investment,
portofolio investment, other investment) di Indonesia mempengaruhi nilai tukar
rupiah.
2.6
Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis didalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Capital inflow (direct investment, portfolio investment, other investment)
mempunyai hubungan negatif terhadap nilai tukar rupiah dalam jangka pendek
dan jangka panjang, ceteris paribus. Artinya, setiap kenaikan capital inflow
(direct investment, portfolio investment, other investment ) akan menyebabkan
apresiasi terhadap nilai tukar rupiah, ceteris paribus.
Universitas Sumatera Utara
2. Capital outflow (direct investment, portfolio investment, other investment)
mempunyai hubungan positif terhadap nilai tukar rupiah dalam jangka pendek
dan jangka panjang, ceteris paribus. Artinya,setiap kenaikan capital outflow
(direct investment, portfolio investment, other investment ) menyebabkan
depresiasi nilai tukar rupiah, ceteris paribus.
Universitas Sumatera Utara
Download