plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ANALISA UNJUK KERJA TEKNOLOGI INTERFACE BONDING
MENGGUNAKAN MIKROTIK DAN LINUX CENTOS 6.2
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Oleh :
Iip Yulianto Windra
075314084
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERFORMANCE ANALYSIS OF INTERFACE BONDING
TECHNOLOGY USING MIKROTIK AND CENTOS 6.2
A THESIS
Presented as Partial Fulfillment of The Requirements
to Obtain The Sarjana Komputer Degree
in Informatics Engineering Study Program
By :
Iip Yulianto Windra
075314084
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM
INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2012
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Interface bonding adalah teknologi untuk menggabungkan dua atau lebih port
ethernet pada komputer, jika salah satu port ethernet kehilangan koneksi port
ethernet lainnya yang tergabung dalam interface bonding dapat mengambil alih trafik
jaringan dengan downtime nol atau minimal.
Pada sistem operasi linux dan mikrotik teknologi interface bonding memiliki 7
mode, yaitu : mode balance-rr, mode active-backup, mode balance-xor, mode
broadcast, mode 802.3ad, mode balance-tlb dan mode balance-alb. Setiap mode
interface bonding tersebut memiliki cara kerja dan kelebihan masing – masing untuk
meningkatkan unjuk kerja jaringan. Untuk mengetahui kemampuan unjuk kerja 7
mode interface bonding tersebut dibutuhkan parameter QoS, yaitu : delay, packet loss
dan throughtput.
Dalam tugas akhir ini, pengujian pengukuran 7 mode interface bonding
menggunakan 3 port ethernet, setiap port ethernet mempunyai kemampuan transfer
data 100 Mbps. Pengukuran dilakukan dengan melakukan proses download dari
komputer server menggunakan protokol FTP (File Transfer Protocol) yang sederhana
dalam implementasinya.
Hasil pengujian pengukuran 7 mode interface bonding, mode balance-rr
memiliki unjuk kerja terbaik karena menggunakan semua port ethernet untuk proses
transfer data. Rata – rata throughtput yang lebih besar membuat delay lebih kecil
walaupun memiliki persentase packet loss tetapi tidak mempengaruhi unjuk kerja
jaringan. Mode active-backup memiliki unjuk kerja terbaik ke-2 karena saat proses
transfer data kemudian terjadi kesalahan jaringan trafik proses transfer data tetap
stabil.
Kata kunci : interface bonding, parameter QoS, FTP, linux, mikrotik, ARP.
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
Interface bonding is a technology to conjoint two or more port ethernet on a
computer. If one port Ethernet lost its connection so the other port ethernet conjoined
in interface bonding could take place the network traffic by downtime zero or
minimum value.
In linux and mikrotik operation system, interface bonding technology has 7
modes they are: balance-rr mode, active-backup mode, balance-or mode, broadcast
mode, 802.3ad mode, balance-tlb mode and balance alb mode. Each of those interface
bonding has its own operation and advantages to increase network performance. To
examine those 7 interface bonding modes, it is required QoS parameter such as:
delay, packet loss and throughtput.
As in this final assignment, the measurement testing of 7 interface bonding
mode was implemented 3 ports Ethernet. Each of port Ethernet had transfer data
capability for about 100 Mbps. The measurement was carried out by conducting
download process from computer server by using simple protocol of FTP (File
Tranfer Protocol) in its implementation.
The measurement testing result of 7 interface bonding mode has showed that
balance-rr mode had the best network performance since it used all port Ethernet in
its transfer data process. The bigger average of throughtput made the delay seemed
lesser even it had packet loss percentage but it did not affected the network
performance. Active-backup mode was considered the second best network
performance since when the network traffic error occurred, transfer data process was
able to keep stable.
Keyword : interface bonding, Qos parameter, FTP, linux, mikrotik, ARP.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGATAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala rahmat dan anugerah yang telah
diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir “Analisa Unjuk Kerja
Teknologi Interface Bonding Menggunakan Mikrotik Dan Linux Centos 6.2” ini
dengan baik. Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis tidak lepas dari bantuan
sejumlah pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus, yang telah menjawab semua doa-doa penulis dan
mencurahkan berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
2. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi.
3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika.
4. Bapak Henricus Agung Hernawan, S.T, M.Kom., selaku dosen pembimbing
tugas akhir dari penulis.
5. Bapak Albertus Agung Hadhiatma, S.T., M.T. dan bapak Iwan Binanto, S.Si.,
M.Cs. selaku penguji tugas akhir ini.
6. Orangtua dan kakak dari penulis yang telah memberi dukungan doa, materi,
serta semangat. Tanpa semua itu penulis tidak akan memperoleh kesempatan
untuk menimba ilmu hingga jenjang perguruan tinggi dan akhirnya dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini.
7. Dinas Pendidikan Kutai Barat Kalimantan Timur yang telah memberikan
beasiswa selama 4 tahun.
8. Teman - teman komunitas SaOS yang telah memberikan banyak pengalaman
tentang bisnis dan pengetahuan dalam dunia Open Source.
9. Teman-teman dari penulis di Teknik Informatika angkatan 2007 yang tidak
dapat disebutkan satu per satu, namun mereka semua sangat berkesan bagi
penulis.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
JaNGan PerNah MenyERah
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL..........................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..........................................................................v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH............................vi
ABSTRAK..................................................................................................................vii
ABSTRACK...............................................................................................................viii
KATA PENGATAR.......................................................................................................ix
MOTTO........................................................................................................................xi
DAFTAR ISI................................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................xv
DAFTAR TABLE.....................................................................................................xviii
I
PENDAHULUAN.............................................................................................1
I.1
Latar Belakang...................................................................................................1
I.2
Rumusan Masalah..............................................................................................4
I.3
Tujuan................................................................................................................4
I.4
Batasan Masalah................................................................................................4
I.5
Metodologi Penelitian........................................................................................5
I.6
Sistematika Penulisan........................................................................................6
II
II.1
Landasan Teori...................................................................................................7
Jaringan Komputer Model Referensi OSI (Open System Interconnect)............7
II.1.1 IP (Internet Protocol).......................................................................................11
II.2
ARP (Address Resolution Protokol).................................................................14
II.3
Ethernet Card...................................................................................................15
II.4
Kabel LAN (Local Area Network)....................................................................16
II.5
Router...............................................................................................................21
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
II.6
Topologi...........................................................................................................22
II.6.1 Topologi Point to Point....................................................................................23
II.6.2 Topologi Start..................................................................................................23
II.6.3 Topologi Ring...................................................................................................24
II.6.4 Topologi Bus....................................................................................................25
II.6.5 Topologi Mesh.................................................................................................26
II.7
Teknologi Interface Bonding...........................................................................26
II.7.1 Link Monitoring...............................................................................................29
II.7.2 Parameter Interface Bonding...........................................................................30
II.8
QoS (Quality of Service)..................................................................................33
II.9
FTP (File Transfer Protocol)...........................................................................36
II.10 Mikrotik............................................................................................................37
II.10.1
MikroTik /interface......................................................................................37
II.10.2 Trafik Monitoring /interface monitor-traffic...............................................38
II.11 Sistem Operasi Centos.....................................................................................38
II.12 Axence Net Tool...............................................................................................40
II.13 Du Meter..........................................................................................................42
III
PERANCANGAN...........................................................................................43
III.1 Perancangan Infrastruktur................................................................................43
III.1.1
Perancangan Komputer Server Dan Client..................................................43
III.2 Perancangan Pengujian Interface Bonding......................................................44
III.2.1
Diagram Perencanaan Pengukuran..............................................................46
III.3 Rencana Kerja..................................................................................................46
III.4 Pengolahan Dan Analisa Data..........................................................................47
III.4.1
Throughput...................................................................................................47
III.4.2
Delay............................................................................................................47
III.4.3
Packet Loss..................................................................................................47
III.5 Skenario Pengujian 7 Mode Interface Bonding...............................................48
III.6 Spesifikasi Alat................................................................................................50
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
IV
IMPLEMENTASI DAN ANALISA................................................................55
IV.1 Konfigurasi Interface Bonding........................................................................55
IV.2 Instalasi Dan Konfigurasi Proftpd...................................................................59
IV.3 Analisa Data....................................................................................................61
IV.3.1 Analisa pengukuran Skenario Normal Interface Bonding Router Mikrotik
dengan Pc Router Linux..............................................................................64
IV.3.2 Analisa pengukuran Skenario 1 Interface Bonding Router Mikrotik
dengan Pc Router Linux...............................................................................67
IV.3.3 Analisa pengukuran Skenario 2 Interface Bonding Router Mikrotik
dengan Pc Router Linux...............................................................................70
IV.3.4 Analisa pengukuran Skenario Normal Interface Bonding Pc Router
Linux dengan Pc Router Linux.....................................................................74
IV.3.5 Analisa pengukuran Skenario 1 Interface Bonding Pc Router Linux
dengan Pc Router Linux..............................................................................77
IV.3.6 Analisa pengukuran Skenario 2 Interface Bonding Pc Router Linux
dengan Pc Router Linux...............................................................................81
IV.4 Analisa Perbandingan Unjuk Kerja Interface Bonding Pc Router Linux
dengan Pc Router Linux Dan Interface Bonding Router Mikrotik Dengan
Pc Router Linux...............................................................................................85
V
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................96
V.1
Kesimpulan......................................................................................................96
V.2
Saran................................................................................................................97
Daftar Pustaka..............................................................................................................98
Lampiran......................................................................................................................99
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Referensi model OSI................................................................................7
Gambar 2.2 : Proses Aliran Data Setiap Layer Referensi Model OSI...........................9
Gambar 2.3 : IP Datagram..........................................................................................12
Gambar 2.4 : Formar ARP............................................................................................14
Gambar 2.5 : Ethernet Card........................................................................................16
Gambar 2.6 : Kabel Straight........................................................................................18
Gambar 2.7 : Kabel Cross............................................................................................19
Gambar 2.8 : Penerapan Router Dalam Jaringan LAN[8]............................................22
Gambar 2.9 : Topologi Point to Point .........................................................................23
Gambar 2.10 : TopologiStart.......................................................................................24
Gambar 2.11 : Topologi Ring.......................................................................................25
Gambar 2.12 : Topologi Bus........................................................................................26
Gambar 2.13 : Topologi Mesh.....................................................................................26
Gambar 2.14 : Kebutuhan Aplikasi Terhadap QoS [11]..............................................36
Gambar 2.15 : Terminal mikrotik.................................................................................37
Gambar 2.16 : Eksekusi tool /interface monitor-traffic...............................................38
Gambar 2.17 : Grafikal user interface centOS............................................................39
Gambar 2.18 : Screenshoot software Axence Net Tool................................................40
Gambar 2.19 : Grafik Pengukuran DU Meter..............................................................42
Gambar 3.1 : Pengujian awal point to point................................................................44
Gambar 3.2 : Pengujian awal 2 router terhubung dengan NIC dengan kecepatan
transfer data 100 Mbps.......................................................................... 44
Gambar 3.3 : Pengujian awal 2 router terhubung dengan NIC dengan kecepatan
transfer data 1000 Mbps........................................................................44
Gambar 3.4 : Interface bonding router mikrotik dengan pc router linux.....................45
Gambar 3.5 : Interface bonding dengan 2 pc router linux...........................................45
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 3.6 : Topologi Pengukuran Mode 5 Dan Mode 6 Dengan Router Mikrotik...45
Gambar 3.7 : Topologi Pengukuran Mode 5 Dan Mode 6 Dengan Pc Router Linux..45
Gamabr 3.8 : Flowchart perancangan pengukuran......................................................46
Gambar 3.9 : Skenario keadaan normal.......................................................................48
Gambar 3.10 : Skenario failed link eth1 dan recovery eth1.........................................49
Gambar 3.11 : Skenario failed link eth1 eth2 dan recovery eth1 eth2.........................49
Gambar 3.12 : Router Mikrotik RB450G.....................................................................51
Gambar 3.13 : Komputer server...................................................................................52
Gambar 3.14 : Kabel jaringan UTP CAT5e dan UTP CAT5........................................52
Gambar 3.15 : Mikrotik Routerboard 44.....................................................................53
Gambar 3.16 : Intel PRO/1000 MT DUAL Port Server Adapter.................................54
Gambar 4.1 : Grafik Pengukuran Throughput Skenario Normal.................................64
Gambar 4.2 : Proses Transfer Data Mode Balance-rr..................................................65
Gambar 4.3 : Grafik Pengukuran Delay Skenario Normal..........................................65
Gambar 4.4 : Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario Normal................................66
Gambar 4.5 : Grafik Pengukuran Throughput Skenario 1...........................................67
Gambar 4.6 : Grafik Pengukuran Delay skenario 1.....................................................68
Gambar 4.7 : Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario 1..........................................69
Gambar 4.8 : Grafik Pengukuran Throughput Skenario 2...........................................70
Gambar 4.9 : Grafik Pengukuran Delay Skenario 2....................................................72
Gambar 4.10 : Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario 2........................................73
Gambar 4.11 : Grafik Throughput Skenario Normal...................................................74
Gambar 4.12 : Grafik Pengukuran Delay Skenario Normal........................................75
Gambar 4.13 : Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario Normal..............................76
Gambar 4.14 : Grafik Pengukuran Throughput Skenario 1.........................................77
Gambar 4.15 : Grafik Pengukuran Delay Skenario 1..................................................79
Gambar 4.16 : Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario 1........................................80
Gambar 4.17 : Grafik Pengukuran Throughput Skenario 2.........................................82
Gambar 4.18 : Grafik Pengukuran Delay Skenario 2..................................................83
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 4.19 : Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario 2........................................84
Gambar 4.20 : Pengukuran Throughput Skenario Normal..........................................85
Gambar 4.21 : pengukuran Throughput Skenario 1....................................................86
Gambar 4.22 : Pengukuran Throughput Skenario 2....................................................88
Gambar 4.23 : Pengukuran Delay Skenario Normal...................................................89
Gambar 4.24 : Pengukuran Delay Skenario 1.............................................................90
Gambar 4.25 : Pengukuran Delay Skenario 2.............................................................91
Gambar 4.26 : Pengukuran Packet Loss Skenario Normal..........................................92
Gambar 4.27 : Pengukuran Packet Loss Skenario 1....................................................93
Gambar 4.28 : Pengukuran Packet Loss Skenario 2....................................................94
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABLE
Tabel 1.1 : Topologi client dan server, 2 router terhubung melalui NIC dengan
kecepatan transfer data 100 Mbps...............................................................3
Tabel 1.2 : Topologi client dan server, 2 router terhubung melalui NIC dengan
kecepatan transfer data 100 Mbps...............................................................3
Tabel 3.1 : Spesifikasi Router Mikrotik RB450G........................................................50
Tabel 3.2 : Spesifikasi komputer server.......................................................................51
Tabel 3.3 : Spesifikasi mikrotik routerboard 44..........................................................53
Tabel 4.1 : Rata - rata pengukuran throughput interface bonding router mikrotik
dengan pc router linux..............................................................................61
Tabel 4.2 : Rata - rata pengukuran throughput interface bonding pc router linux
dengan pc router linux...............................................................................62
Tabel 4.3 : Rata - rata pengukuran delay interface bonding router mikrotik dengan pc
router linux.................................................................................................62
Tabel 4.4 : Rata - rata pengukuran delay interface bonding pc router linux
dengan pc router linux...............................................................................62
Tabel 4.5 : Rata - rata pengukuran packet loss interface bonding router mikrotik
dengan pc router linux...............................................................................63
Tabel 4.6 : Rata - rata pengukuran packet loss interface bonding pc router linux
dengan pc router linux...............................................................................63
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan jaringan komputer membawa kita
dalam kemudahan untuk mengakses data dari komputer satu ke komputer lainnya
melalui jaringan. Kapasitas bandwith yang dimiliki oleh jaringan sangat bergantung
dari kemampuan NIC (Network Interface Card) untuk melakukan proses transfer
data. Kecepatan transfer NIC yang banyak digunakan pada umumnya antara 10 Mbps,
100 Mbps dan 1000 Mbps. Dengan teknologi interface bonding dapat meningkatkan
kemampuan transfer data menjadi lebih besar karena teknologi interface bonding
menggabungkan beberapa fisik atau port NIC menjadi satu secara virtual untuk
proses transfer data yang lebih maksimal. Setiap port NIC yang tergabung dalam
interface bonding dinamakan interface slave[1].
Implementasi teknologi interface bonding pada sistem operasi linux dan
router mikrotik memiliki 7 mode yang dapat digunakan, yaitu : balance-rr, activebackup, balance-xor, broadcast, 802.3ad, balance-tlb dan balance-alb. Mode
balance-rr adalah mode interface bonding yang mengirimkan paket secara berurutan
dari interface slave pertama yang tersedia sampai interface slave terakhir, mode ini
menyediakan load balancing dan fault tolerance. Mode active-backup adalah mode
interface bonding dimana hanya satu interface slave yang terdaftar pada interface
bonding dalam keadaan aktif, interface slave backup menjadi aktif ketika interface
slave aktif gagal, ikatan alamat MAC (Media Access Control) secara eksternal yang
tampak hanya pada satu port NIC untuk menghindari kesalahan switching. Mode
balance-xor adalah mode interface bonding yang mengirimkan paket data
berdasarkan kebijakan pengiriman hash policy yang telah dipilih. Mode broadcast
adalah mode interface bonding yang mengirimkan segala sesuatu di semua interface
slave. Mode 802.3ad adalah mode interface bonding dinamis link aggregation,
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
menciptakan kelompok bonding yang memiliki setting kecepatan transfer data yang
sama secara duplex. Mode balance-tlb adalah mode channel bonding yang tidak
memerlukan dukungan switch secara khusus, traffik keluar didistribusikan sesuai
dengan beban saat transfer data pada setiap interface slave. Trafik masuk diterima
oleh interface slave yang aktif pada saat transfer data, jika slave aktif mengalami
kegagalan maka akan diambil alih oleh interface slave yang lain. Mode balance-alb
adalah mode penggabungan mode balance-tlb dan receive load balancing, untuk
trafik ipv4 tidak memerlukan dukungan switch secara khusus. receive load balancing
dilakukan dengan ARP negotiation.
Teknologi interface bonding digunakan untuk meningkatkan kemampuan
transfer data antara client dan server dengan memiliki kelebihan, yaitu : redundant
atau backup NIC, jalur bandwith yang lebih lebar dan fault tolerance sehingga pada
saat terjadi kegagalan pada interface slave aktif dapat diantisipasi dengan interface
slave lain yang terdaftar dalam interface bonding. Berdasarkan standarisasi referensi
model OSI teknologi interface bonding dapat bekerja pada layer 2, 3 dan 4 dengan
default layer 2. Untuk mengatasi masalah transfer data 7 mode interface bonding
memiliki kelebihan masing – masing oleh karena itu perlu diketahui kebutuhan akan
jaringan yang dibangun.
Sebelum melakukan implementasi teknologi interface bonding pada topologi
client dan server tugas akhir ini, telah dilakukan pengujian awal untuk mengetahui
kemampuan jaringan yang dibangun. Pengujian dilakukan dengan proses download
data sebesar 1 GB dari server kemudian dilakukan monitoring besarnya throughput,
delay dan packet loss untuk mengetahui unjuk kerja maksimal jaringan client dan
server. Tabel data parameter QoS pengujian awal sabagai berikut :
Tabel 1.1 Topologi client dan server, 2 router terhubung melalui NIC dengan
kecepatan transfer data 100 Mbps.
2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Throughput (Mbps)
96.4
95.6
96.3
95.1
96
packet Loss (%)
0
0
0
0
0
Delay (s)
87.7
88.2
87.9
87.7
86.9
Tabel 1.2 Topologi client dan server, 2 router terhubung melalui NIC dengan
kecepatan transfer data 1000 Mbps.
Throughput (Mbps)
290.7
287.4
274.2
285.4
294.3
packet Loss (%)
0
0
0
0
0
Delay (s)
28.7
29
29.2
29.1
26.6
Dari hasil pengujian awal pada tabel 1.1 dan 1.2, dapat diketahui untuk meningkatkan
kapasitas bandwith jaringan dapat dilakukan dengan cara mengganti perangkat
jaringan yang digunakan, dari NIC 100 Mbps menjadi NIC 1000 Mbps.
Meningkatkan unjuk kerja jaringan dengan mengganti perangkat jaringan merupakan
solusi mahal. Dengan menggunakan teknologi interface bonding dapat meningkatkan
unjuk kerja jaringan dengan solusi murah karena hanya perlu melakukan konfigurasi
sistem untuk menggabungkan port ethernet yang tersedia.
Untuk mengetahui, mempelajari prilaku dan unjuk kerja 7 mode interface
bonding dapat dilakukan dengan membangun jaringan client dan server. Mikrotik
RB450G sebagai router dengan 5 NIC, pc router linux dengan 5 NIC dan komputer
server yang telah terinstal aplikasi proftpd untuk membantu proses download yang
akan diakses oleh client. Kemudian akan dilakukan monitoring trafik transfer data
pada router mikrotik RB450G dan komputer client.
Dalam penelitian tugas akhir ini akan dilakukan beberapa skenario pengujian
proses transfer data antara komputer client dan server dengan proses download.
Untuk dapat menilai unjuk kerja jaringan menggunakan interface bonding dibutuhkan
parameter QoS (Quality of Service), yaitu : delay, packet loss dan throughput[14]
3
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
untuk proses analisa.
I.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang didapat adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana unjuk kerja 7 mode interface bonding pada router mikrotik
RB450G, pc router linux dan server linux dengan kondisi pengujian proses
transfer data secara normal, gangguan terhadap interface slave dan recovery
interface slave, berdasarkan parameter QoS, yaitu : delay, packet loss dan
throughput ?
I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Membandingkan unjuk kerja 7 mode interface bonding pada router mikrotik
RB450G dan sistem operasi linux berdasarkan parameter QoS, yaitu : delay,
packet loss dan throughput.
2. Rekomendasi penggunaan 7 mode interface bonding berdasarkan hasil
pengukuran.
I.4 Batasan Masalah
1. Parameter yang diukur adalah delay, packet loss dan throughput.
2. Tidak melakukan pengukuran interface bonding router mikrotik dengan router
mikrotik.
3. Pengukuran dilakukan pada layer aplikasi.
4. Pengujian dilakukan dengan transfer file menggunakan protokol FTP.
5. Menggunakan 3 port ethernet untuk pengujian teknologi interface bonding.
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
I.5 Metodologi Penelitian
Langkah – langkah yang digunakan dalam pelaksanaan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
1. Studi Literatur
a) Teori teknologi interface bonding pada sistem operasi linux dan router
mikrotik
b) Teori konfigurasi linux centOS
c) Teori RouterOS mikrotik
d) Teori FTP
e) Teori parameter - parameter QOS
f) Teori monitoring jaringan
2. Perencanaan Skenario pengujian dan alat pengujian
Sebelum melakukan pengukuran unjuk kerja 7 mode interface bonding maka
dilkakukan perencanaan skenario pengujian untuk mendapat hasil yang
diinginkan. Alat pengujian dalam tugas akhir ini adalah software, router,
komputer server, client dan kabel LAN
3. Metode Pengumpulan Data
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah berupa hasil pengukuran
terhadap delay, packet loss, dan throughput pada 7 mode interface bonding .
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah
a)
Metode Observasi
Kegiatan observasi dalam tugas akhir ini dilakukan untuk mengamati
proses pengujian transfer data pada 7 mode interface bonding. Observasi
dilakukan dilaboratorium jaringan komputer dan hardware.
b)
Dokumentasi
.
Dokumentasi yang dimaksud dalam tugas akhir ini adalah gambar screen
shoot atau foto perangkat keras, software dan data - data yang
didapat saat pengukuran.
4. Metode Analisa Data
5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Dalam metode ini penulis menganalisa dan menyimpulkan hasil penelitian
yang telah didapat. Hal itu dilakukan dengan melakukan perbandingan
terhadap data dari beberapa kali pengukuran dan dicari penyebab jika terjadi
perbedaan terhadap data tersebut. Dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan
tentang unjuk kerja 7 mode interface bonding.
I.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penulisan tugas akhir, rumusan masalah,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang teori yang berkaitan dengan judul atau
rumusan masalah dari tugas akhir.
BAB III PERANCANGAN
Bab ini menjelaskan tentang spesifikasi alat yang digunakan dan
perencanaan desain pengujian.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA
Bab ini berisi tentang pelaksanaan pengujian dan hasil pengujian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan atas analisa dan saran berdasarkan hasil yang
telah dilaksanakan.
6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Jaringan Komputer Model Referensi OSI (Open System Interconnect )
Model referensi OSI merupakan model kerangka kerja yang diterima secara
global bagi pengembangan standarisasi yang lengkap dan terbuka. Model referensi
OSI membantu menciptakan standar terbuka antar sistem untuk saling berhubungan
dan saling berkomunikasi terutama dalam bidang teknologi informasi. Model
referensi OSI secara konseptual terbagi ke dalam 7 layer dimana masing - masing
layer memiliki fungsi jaringan yang spesifik.
Gambar 2.1. Referensi Model OSI
Berdasarkan gambar 2.1 diatas model referensi OSI menggambarkan bagaimana
informasi dari suatu aplikasi di sebuah komputer berpindah melewati melalui sebuah
media jaringan ke suatu aplikasi di komputer lain. Fungsi dari 7 layer yang terdapat
pada model referensi OSI adalah sebagai berikut :
1. Physical Layer
Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya melalui
media, seperti kabel, dan menjaga koneksi fisik antar sistem.
7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Data Link Layer
Menyediakan link untuk data, memaketkannya menjadi frame yang
berhubungan
dengan
hardware
kemudian
diangkut
melalui
media.
komunikasinya dengan kartu jaringan, mengatur komunikasi layer physical
antara sistem koneksi dan penanganan error.
3. Network Layer
Bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang harus
diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian trafik di jaringan. Data pada
layer ini berbentuk paket.
4. Transport Layer
Bertanggung jawab membagi data menjadi segmen, menjaga koneksi logika
end-to-end antar terminal, dan menyediakan penanganan error (error
handling).
5. Session Layer
Menentukan bagaimana menjaga hubungan dua terminal, memelihara dan
mengatur koneksi, bagaimana mereka saling berhubungan satu sama lain.
6. Presentation Layer
Bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan diformat untuk transfer
data. Contoh konversi format text ASCII untuk dokumen, gif dan JPG untuk
gambar. Layer ini membentuk kode konversi, translasi data, enkripsi dan
konversi.
7. Application Layer
Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer ini bertanggungjawab atas
pertukaran informasi antara program komputer, seperti program e-mail, dan
service lain yang jalan di jaringan, seperti server printer atau aplikasi
komputer lainnya.
Setiap layer – layer dalam referensi model OSI terdapat protokol, dimana
8
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
yang dimaksud dengan protokol adalah suatu tata cara atau prosedur berkomunikasi.
Misalnya dilakukan komunikasi antara Workstation dan Server. Keduanya memiliki
interpretasi data yang berbeda Untuk itu, dibuat suatu protokol yang berfungsi untuk
menjembatani komunikasi antara Workstation dan Server tersebut agar keduanya
saling mengerti. Setiap layer menerima data dari layer di atas atau dibawahnya,
kemudian memproses data tersebut sesuai fungsi protokol yang dimilikinya dan
meneruskannya ke layer berikutnya.
Gambar 2.2 Proses Aliran Data Setiap Layer Referensi Model OSI
Ketika dua komputer berkomunikasi, terjadi aliran data antara pengirim dan
penerima melalui layer - layer di atas. Pada pengirim, aliran data adalah dari atas ke
bawah. Data dari user maupun suatu aplikasi dikirimkan ke layer transport dalam
bentuk paket - paket dengan panjang tertentu. Protokol menambahkan sejumlah bit
pada setiap paket sebagai header yang berisi informasi mengenai urutan segmentasi
untuk menjaga integritas data dan bit-bit parity untuk deteksi dan koreksi kesalahan.
Dari layer transport, data yang telah diberi header tersebut diteruskan ke
9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
layer network. Pada layer ini terjadi penambahan header oleh protokol yang berisi
informasi alamat tujuan, alamat pengirim dan informasi lain yang dibutuhkan untuk
melakukan routing. Kemudian terjadi pengarahan routing data, yakni ke network dan
NIC yang mana data akan dikirimkan, jika terdapat lebih dari satu NIC pada host.
Pada layer ini juga dapat terjadi segmentasi data, karena panjang paket yang akan
dikirimkan harus disesuaikan dengan kondisi media komunikasi pada network yang
akan dilalui .
Selanjutnya data menuju network access layer (data link) dimana data akan
diolah menjadi frame-frame, menambahkan informasi keandalan dan address pada
level link. Protokol pada lapisan ini menyiapkan data dalam bentuk yang paling
sesuai untuk dikirimkan melalui media komunikasi tertentu. Terakhir data akan
sampai pada physical layer yang akan mengirimkan data dalam bentuk besaranbesaran listrik atau fisik seperti tegangan, arus, gelombang radio maupun cahaya,
sesuai media yang digunakan.
Di bagian penerima, proses pengolahan data mirip seperti di atas hanya dalam
urutan yang berlawanan (dari bawah ke atas). Sinyal yang diterima pada physical
layer akan diubah dalam ke dalam data. Protokol akan memeriksa integritasnya dan
jika tidak ditemukan error, header yang ditambahkan akan dilepas. Selanjutnya data
diteruskan ke network layer. Pada lapisan ini, address tujuan dari paket data yang
diterima akan diperiksa. Jika address tujuan merupakan address host yang
bersangkutan, maka header network layer akan dicopot dan data akan diteruskan ke
layer yang di atasnya. Namun jika tidak, data akan diteruskan ke network tujuannya,
sesuai dengan informasi routing yang dimiliki. Pada transport layer, kebenaran data
akan diperiksa kembali, menggunakan informasi header yang dikirimkan oleh
pengirim. Jika tidak ada kesalahan, paket - paket data yang diterima akan disusun
kembali sesuai urutannya pada saat akan dikirim dan diteruskan ke lapisan aplikasi
pada penerima.
Proses yang dilakukan tiap layer tersebut dikenal dengan istilah enkapsulasi
data. Enkapsulasi ini sifatnya transparan. Maksudnya, suatu lapisan tidak perlu
10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
mengetahui ada berapa layer yang ada di atasnya maupun di bawahnya. Masingmasing hanya mengerjakan tugasnya. Pada pengirim, tugas ini adalah menerima data
dari lapisan diatasnya, mengolah data tersebut sesuai dengan fungsi protokol,
menambahkan header protokol dan meneruskan ke lapisan di bawahnya. Pada
penerima, tugas ini adalah menerima data dari lapisan di bawahnya, mengolah data
sesuai fungsi protokol, melepas header protokol tersebut dan meneruskan ke lapisan
di atasnya.
II.1.1 IP (Internet Protocol)
Internet Protokol merupakan metode yang digunakan untuk mengirimkan data
dari satu komputer ke komputer lain melintas jaringan. Setiap komputer memiliki
paling tidak satu ip address yang berguna untuk memperkenalkan dirinya ke
komputer lain di internet.
Bersama TCP (Transmission Control Protocol), IP merupakan jantung
protokol internet. IP memiliki dua tanggung jawab utama, yaitu :
1. memberikan layanan connectionsless atas penghataran datagram melalui
internetwork.
2. Memberikan fragmentasi dan reasembly datagram untuk mendukung link data
dengan ukuran MTU (maximum transmission unit) berbeda-beda.
Layer – layer diatas network layer mengambil data dan memecahnya (fragmentasi)
menjadi bagian kecil yang disebut packet atau datagram. Selanjutnya, datagram
secara berurutan dilepas ke network layer yang merutekan mereka untuk mencapai
tujuan yang tepat. Ketika semua bagian sukses mencapai tujuan, packet tersebut akan
dipadukan ulang (reassembly) oleh network layer ke bentuk datagram original.
Saat terjadi pengiriman atau penerimaan data, maka terjadi proses memecah
data menjadi packet - packet. Masing-masing packet akan memuat informasi address
internet, baik address pengirim maupun penerima. Ilustrasi sebuah IP datagram dapat
digambarkan sebagai berikut :
11
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 2.3 IP Datagram
Setiap paket IP membawa data yang terdiri atas :
•
Version, yaitu versi dari protokol IP yang dipakai.
•
Header Length, berisi panjang dari header paket IP dalam hitungan
32 bit word.
•
Type of Service, berisi kualitas service yang dapat mempengaruhi
cara penanganan paket IP.
•
Packet length, panjang IP datagram total dalam ukuran byte.
•
Identifier. Identifier diperlukan untuk mengizinkan host tujuan
menentukan datagram pemilik fragment yang baru datang. Semua
fragment suatu datagram berisi nilai identification yang sama.
•
Flags diperlukan untuk menjaga agar fragment datagram tetap utuh
(tidak terpotong-potong) dan memberikan tanda bahwa fragment
datagram telah tiba.
•
Fragmentation Offset. Untuk memberitahukan diantara datagram
mana yang ada pada saat itu yang memiliki fragment yang
bersangkutan. Seluruh fragment kecuali yang terakhir di dalam
datagram harus merupakan perkalian 8 byte, yaitu satuan fragment
elementer. Karena tersedia 13 bit, maka terdapat nilai maksimum
fragment per-datagram, yang menghasilkan panjang datagram
12
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
maksimum 65.536 byte dimana lebih besar dari panjang datagram
IP.
•
Time to Live, berisi jumlah router atau hop maksimal yang dilewati
•
paket IP (datagram). Nilai maksimum field ini adalah 255. Setiap
kali paket IP lewat satu router, isi dari field ini dikurangi satu. Jika
TTL telah habis dan paket tetap belum sampai ke tujuan, paket ini
akan dibuang dan router terakhir akan mengirimkan paket ICMP
time exceeded. Hal ini dilakukan untuk mencegah paket IP terus
menerus berada dalam jaringan.
•
Protocol, mengandung angka yang mengidentifikasikan protokol
layer atas pengguna isi data dari paket IP ini.
•
Header Checksum, berisi nilai checksum yang dihitung dari jumlah
seluruh field dari header paket IP. Sebelum dikirimkan, protokol
IP terlebih dahulu menghitung checksum dari header paket IP
tersebut untuk nantinya dihitung kembali di sisi penerima. Jika
terjadi perbedaan, maka paket ini dianggap rusak dan dibuang.
•
Source Address dan Destination Address, isi dari masing-masing
field ini yakni alamat pengirim dan alamat penerima dari datagram.
Masing-masing field terdiri dari 32 bit, sesuai panjang IP address
yang digunakan dalam internet. Destination address merupakan
field yang akan dibaca oleh setiap router untuk menentukan
kemana paket IP tersebut akan diteruskan untuk mencapai
destination address tersebut.
•
Options. Header datagram IP mempunyai panjang yang tetap yakni
20 byte. Sedangkan panjang header yang variabel adalah 40 byte.
Oleh sebab itu header datagram IP berkisar antara 20 hingga 60
byte. Panjang header variabel ini adalah options. Yang digunakan
untuk kepentingan pengetesan dan debugging. Options mempunyai
13
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
panjang yang dapat diubah-ubah. Masing-masing diawali dengan
kode - kode bit yang mengindentifikasikan options.
Sebagian options diikuti oleh field options yang panjangnya 1 byte,
kemudian oleh satu atau lebih byte-byte data.
Berbeda dengan TCP, IP merupakan protokol connectionsless, yang berarti
tidak ada kesepakatan koneksi terlebih dahulu diantara enpoint yang akan
berkomunikasi. Setiap paket yang melintas internet diperlukan sebagai unit data
independen, tanpa ada keterkaitan dengan unit data lainnya.
II.2 ARP (Address Resolution Protokol)
ARP berasosiasi antara alamat fisik dan alamat IP. Pada LAN, setiap device,
host, station dll diidentifikasi dalam berntuk alamat fisik yang didapat dari NIC.
Setiap host atau router yang ingin mengetahui alamat fisik dari host atau router yang
terletak dalam jaringan lokal yang sama akan mengirimkan paket query ARP
broadcast, sehingga seluruh host atau router yang berada pada jaringan lokal akan
menerima paket query tersebut kemudian setiap host atau host yang menerima paket
query dari salah satu host atau router yang mengirimkan maka akan diproses hanya
oleh host atau router yang memiliki IP yang terdapat dalam paket query ARP. Host
yang menerima respons akan mengirim balik kepada pengirim query yang berisi
paket berupa informasi alamat IP dan alamat fisik dan paket yang dikembalikan
bersifat unicast.
Gambar 2.4 Format ARP
14
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Format paket ARP dapat kita lihat pada gambar 2.4 diatas ini, yaitu :
•
HTYPE : type hardware yang digunakan, dalam satuan bit dalam field
adalah 16 bit. Contoh untuk ethernet mempunyai tipe 1.
•
PTYPE : type protokol, dalam satuan bit dalam field adalah 16 bit, contoh
untuk protokol Ipv4 adalah 080016
•
HLEN : field yang berisi 8 bit yang mendefinisikan panjang alamat fisik.
•
PLEN : field yang berisi 8 bit yang mendefinisikan panjang alamat logika
dalam satuan byte. Contoh untuk protokol Ipv4 pangjangnya adalah 4 byte.
•
OPER : field berisi 16 bit ini mendefinisikan jenis paket untuk ARP.
•
ARP request atau ARP replay.
•
SHA : banyaknya field atau variable yang mendefinisikan alamat fisik dari
pengirim, untuk ethernet panjangnya 6 byte.
•
SPA : field ini mendefinisikan alamat logika (alamat IP) dari pengirim.
•
THA : field ini mendefinisikan alamat fisik dari target. Pada ARP request
field ini isinya 0 semua.
•
TPA : field ini mendefinisikan alamat logika dari target.
II.3 Ethernet card
Cara kerja Ethernet card berdasarkan broadcast network, dimana setiap node
dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu node
yang lain. Setiap ethernet card mempunyai alamat sepanjang 48 bit yang dikenal
sebagai ethernet address (MAC Address).
Alamat tersebut telah ditanamkan kedalam setiap rangkaian kartu jaringan
yang dikenal MAC (Media access control) atau lebih dikenal dengan istilah hardware
address 24 bit atau 3 byte, dimana awal byte merupakan kode yang telah ditentukan
oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers).
Kartu jaringan ethernet biasanya dibeli terpisah dengan komputer, kecuali
network adapter yang sudah onboard. Komputer macintosh juga sudah mengikuti
15
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
kartu jaringan ethernet didalamnya. Kartu jaringan ethernet model 10Base umumnya
telah menyediakan port koneksi untuk kabel coaxial ataupun kebel twisted pair. Jika
didesain untuk kabel coaxial maka konektor adalah BNC dan bila didesain untuk
kabel twisted pair maka akan mempunyai port konektor RJ45.
Beberapa kartu jaringan ethernet kadang juga mempunyai koneksi AUI.
Semua itu dikoneksikan dengan coaxial, twisted pair ataupun dengan kabel fiber
optik.
Gambar 2.5 Ethernet Card
II.4 Kabel LAN (Local Area Network)
Ada beberapa tipe kabel yang banyak digunakan dan menjadi standar dalam
penggunaan untuk komunikasi dan menjadi standar dalam penggunaan untuk
komunikasi data dalam jaringan komputer. Kabel - kabel ini sebelumnya harus diuji
kelayakan sebelum dipasarkan dan digunakan.
Setiap jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasi yang berbeda.
Oleh karena itu dibuatkan pengenalan tipe kabel. Salah satu jenis kabel yang banyak
digunakan untuk jaringan LAN adalah twisted pair (UTP dan STP).
b) Twisted Pair Cable
selain kabel coaxial, ethernet juga dapat menggunakan jenis kabel lain, yakni
UTP (unshield twisted pair) dan STP (shielded twisted pair). Kabel UTP dan
STP yang biasa digunakan adalah kabel yang terdiri dari 4 pasang kabel yang
terpilih.
Dari 8 buah kabel yang ada pada kabel ini, hanya 4 buah saja yang digunakan
16
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
untuk mengirim dan menerima data.
Perangkat-perangkat lain yang berkenaan dengan penggunaan jenis kabel ini
adalah konektor RJ-45 dan hub.
Standart EIA/TIA 568 menjelaskan spesifikasi kabel UTP sebagai aturan
dalam instalasi jaringan komputer. EIA/TIA menggunakan istilah kategori
untuk membedakan beberapa tipe kabel UTP, kategori untuk twisted pair
sebagai berikut yaitu :
Tipe kabel
keterangan
UTP category 1
Analog. Biasanya digunakan diperangkat telepon pada jalur
ISDN(Integrated service digital network), juga untuk
menghubungkan modem dengan line telepon.
UTP category 2
Bisa mencapai 1 Mbits (sering digunakan pada topologi token
ring).
UTP/STP
category 3
16 Mbits data transfer (sering digunakan pada topologi token
ring atau 10BaseT).
UTP/STP
category 4
20 Mbits data transfer (sering digunakan pada topologi token
ring).
UTP/STP
category 5
Bisa mencapai 100 Mbits data transfer atau 22db (sering
digunakan pada topologi start atau tree).
UTP/STP
category 5
Enhanced
1 gigabit ethernet, jarak 100m, terdiri dari 4 pasang kabel
tembaga yang tiap pasangannya diplintir (sering digunakan pada
topologi token ring 16 Mbps, ethernet 10 Mbps atau pada Fast
Ethernet 100Mbps).
UTP/STP
category 6
2.5 gigabit ethernet menjangkau jarak hingga 100m atau
10Gbps up to 25m, 20,2db (gigabit ethernet) up to 155 Mhz atau
250 Mhz.
UTP/STP
category 7
Gigabit ethernet atau 20,8 db (gigabit ethernet) up to 200Mhz
atau 700 Mhz.
Ada dua jenis pemasangan kabel UTP yang umum digunakan pada jaringan
lokal, ditambah satu jenis pemasangan khusus untuk cisco router, yakni :
• pemasangan lurus (Straight Through Cable)
17
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
• pemasangan menyilang (cross over cable)
➢ Straight Through Cable
jenis ini biasanya digunakan untuk menghubungkan beberapa unit komputer
melalui perantara HUB/Switch yang berfungsi sebagai konsentrator maupun
repeater.
Gambar 2.6 Kabel Straight
Penggunaan kabel UTP model straight through pada jaringan lokal biasanya
akan membentuk topologi start atau tree dengan HUB/Switch sebagai
pusatnya. Jika sebuah HUB/Switch tidak berfungsi, maka seluruh komputer
yang terhubung dengan HUB tersebut tidak dapat saling berhubungan.
Penggunaan HUB harus sesuai dengan kecepatan dari ethernet card yang
digunakan pada masing-masing komputer. Karena perbedaan kecepatan pada
NIC dan HUB berarti kedua perangkat tersebut tidak dapat saling
berkomunikasi secara maksimal.
➢
Cross Over Cable
Berbeda dengan pemasangan kabel Straight Through Cable. Penggunaan
kabel cross ini digunakan untuk komunikasi antara komputer, dapat juga dapat
digunakan untuk mengcascade HUB jika diperlukan. Sekarang ini ada
beberapa jenis HUB yang dapat di-cascade tanpa harus menggunakan kabel
18
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
cross, tetapi juga dapat menggunakan kabel straight through.
Gambar 2.7 Kabel Cross
Tipe kabel
Keterangan
10Base2
10 Mbps baseband ethernet dari IEEE 802.3, menggunakan
kabel thin coaxial 50ohm, jarak maksimal 606.8 feet – 185
meter per-segment. Mampu menghubungkan 5 segmen
sehingga panjang keseluruhan mencapai 925m. Sebuah
segmen hanya mampu menampung max 30 komputer.
10Base5
10 Mbps baseband 500m, bekerja di lapisan phisical
mengunakan kabel thick coaxial 50ohm berdiameter 0.5
inchi (10mm). Jarak maksimal 1640 feet – 500meter persegment, jika dipasang penghubung (repeater), sebuah
jaringan bisa mencapai maksimum 2.5 km.
10BaseF
Merujuk ke 10BaseFB, 10BaseFL dan 10BaseFP yang
merupakan standar untuk kabel fiber optic. 10BaseF
merupakan standart IEEE 802.3. bentuk jaringan 10BaseF
sama dengan 10BaseT, yakni berbentuk start. Karena
menggunakan fiber optic untuk media transmisi, maka
panjang jarak antara NIC dan konsentrator-nya menjadi
lebih pangjang sampai 20x (2000m). demikian pula dengan
panjang total jaringannya pada 10BaseF, untuk transmisi
output (TX) dan input (RX) menggunakan kabel/media yang
berbeda.
10BaseFB
Tidak digunakan untuk koneksi antara workstation,
melainkan untuk jalur backbone, penambahan segmen dan
repeater yang berhubungan ke jaringan.
19
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10BaseFL
Dirancang untuk menggantikan spesifikasi FOIRL, namun
tetap mampu beroperasi dilingkungan FOIRL. Jangkuan
segmen 10BaseFL dapat ditingkatkan hingga mencapai 3280
feet – 1000m jika digunakan dengan FOIRL. Jarak dapat
ditingkatkan hingga 1.24mil(2000m) jika digunakan secara
ekslusif.
10BaseFP
10 Mbps fiber passive baseband ethernet, menggunakan
kabel fiber optic. 10BaseFL mengatur penomoran komputer
di dan kedalam topologi start tanpa menggunakan repeater.
Jangkuan segmen 10BaseFL dapat ditingkatkan hingga
1640feet – 500 meter.
10BaseT
Menggunakan kabel UTP category 3, 4 atau 5. satu pasang
kabel digunakan untuk transmisi data, satu pasang lainnya
untuk receive data. Jangkuan maksimal 328 feet – 100 meter
per-segment. Menggunakan HUB/Switch sebagai pengganti
kosentrator dan repeater pada topologi start. Setiap HUB
bisa dihubungkan untuk memperpanjang jaringan sampai 4
unit sehingga maksimal komputer tersambung bisa mencapai
1024 unit.
100BaseT
Merupakan standart IEEE 802.3 100 Mbps baseband Fast
Ethernet, menggunakan kabel UTP seperti 10BaseT.
100BaseT mengirimkan link pulse ke segmen jaringan lain
ketika tidak ada traffic. Seri 100Base mempunyai beragam
jenis berdasarkan metode akses data, diantaranya adalah
100BaseT, 100BaseTX dan 100BaseFX kecepatan tranmisi
100Base bisa melebihi kecepatan chip pendahulunya (seri
10Base) antara 2-20 kali (20-200 Mbps). Ini dibuat untuk
menyaingi jenis LAN berkecepatan tinggi lainnya seperti
FDDI, 100VG-AnyLAN dan lain sebagainya.
100BaseTX
100 Mbps baseband Fast Ethernet menggunakan kabel
UTP/STP. Satu pasang kabel digunakan untuk transmisi
data, satu pasang lainnya untuk receive data. Bergaransi
sesuai time signal. Sebuah segmen 100BaseTX jangkuannya
melebihi jarak 328 feet -100 meter per-segment.
100BaseFX
Menggunakan 2 untai multimode kabel fiber optic per link.
Bergaransi sesuai time signal. Sebuah 100BaseFX
jangkuannya bisa melebihi 1312 feet – 400 meter persegment.
100BaseX
Standart untuk Fast Ethernet kabel fiber optic. Seperti
100BaseTX dan 100BaseFX berbasis standart IEEE 802.3.
20
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
II.5 Router
Router merupakan suatu alat ataupun software dalam suatu komputer yang
menghubungkan dua buah jaringan atau lebih yang memiliki alamat jaringan yang
berbeda. Router menentukan arah paket yang dikirimkan ke suatu alamat tujuan.
Router biasanya berfungsi sebagai gateway, yaitu jalan keluar utama dari suatu
jaringan untuk menuju jaringan di luarnya. Router bekerja pada lapisan network layer
dalam OSI. Umumnya router memiliki kecerdasan yang lebih tinggi daripada bridge
dan dapat digunakan pada internetwork dengan tingkat kerumitan yang tinggi. Router
yang saling terhubung dalam internetwork akan ikut serta dalam menentukan jalur
optimum yang akan dilalui paket dari satu sistem ke sistem lain. Jika dua atau lebih
LAN terhubung dengan router, maka setiap LAN dianggap sebagai subnetwork yang
berbeda.
Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak LAN jika memang
diinginkan. Keuntungan menggunakan router [7]:
1. Isolasi trafik broadcast. Kemampuan ini memperkecil beban internetwork
pada router, karena trafik jenis ini dapat diisolasikan pada sebuah LAN saja.
2. Fleksibilitas. Router dapat digunakan pada topologi jaringan apapun dan tidak
peka terhadap masalah kelambatan waktu yang dialami jika menggunakan
bridge.
3. Pengaturan prioritas. Router dapat mengimplementasikan mekanisme
pengaturan prioritas antar protocol.
4. Pengaturan konfigurasi. Router umumnya lebih gampang dikonfigurasi
daripada bridge.
5. Isolasi
masalah.
Router
membentuk
penghalang
antar
LAN
dan
memungkinkan masalah yang terjadi pada sebuah LAN yang akan
diisolasikan.
6. Pemilihan jalur. Router umumnya lebih cerdas daripada bridge dan dapat
menentukan jalur optimal antara dua sistem.
21
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kerugian menggunakan router:
1. Biaya. Router umumnya lebih kompleks daripada bridge dan lebih mahal.
Overhead pemrosesan pada router lebih besar sehingga throughput yang
dihasilkannya dapat lebih rendah daripada bridge.
2. Pengalokasian alamat. Dalam internetwork yang menggunakan router, proses
memindahkan sebuah mesin antar LAN berarti juga mengubah alamat
network pada sistem tersebut.
Gambar 2.8 Penerapan Router Dalam Jaringan LAN [8]
Gambar 2.12 menjelaskan tentang pemakaian router pada jaringan LAN. Router
menjadi pusat di mana LAN 1, LAN 2, dan LAN 3 saling terhubung. Dengan router
inilah semua informasi dari luar dapat dijalurkan ke LAN 1, LAN 2, dan LAN 3 atau
sebaliknya.
II.6 Topologi jaringan
Topologi menggambarkan struktur dari suatu jaringan atau bagaimana sebuah
jaringan didesain. Pola ini sangat erat kaitannya dengan metode access dan media
pengiriman yang digunakan. Topologi yang ada sangatlah tergantung dengan letak
geograpis dari masing-masing terminal, kualitas kontrol yang dibutuhkan dalam
komunikasi ataupun penyampaian pesan, serta kecepatan dari pengiriman data.
22
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Dalam definisi topologi terbagi menjadi dua, yaitu topologi fisik yang menunjukan
posisi pemasangan kabel secara fisik dan topologi logik yang menunjukan bagaimana
suatu media diakses oleh host.
II.6.1 Topologi Point to Point
Jaringan kerja point to point merupakan jaringan kerja yang paling sederhana
tetapi dapat digunakan secara luas. Begitu sederhananya jaringan ini, sehingga
seringkali tidak dianggap sebagai suatu jaringan tetapi hanya merupakan komunikasi
biasa. Dalam hal ini, kedua simpul mempunyai kedudukan yang setingkat, sehingga
simpul manapun dapat memulai dan mengendalikan hubungan dalam jaringan
tersebut. Data dikirim dari satu simpul langsung kesimpul lainnya sebagai penerima,
misalnya antara terminal dengan CPU .
Gambar 2.9 Topologi Point to Point
II.6.2 Topologi Star
Dalam konfigurasi topologi start, beberapa peralatan yang ada akan
dihubungkan kedalam satu pusat komputer. Kontrol yang ada akan dipusatkan pada
satu titik, seperti misalnya mengatur beban kerja serta pengaturan sumber daya yang
ada. Semua link harus berhubungan dengan pusat apabila ingin menyalurkan data
kesimpul lainnya yang dituju. Dalam hal ini, bila pusat mengalami gangguan, maka
semua terminal juga akan terganggu. Model topologi start ini relatif sangat
sederhana, sehingga banyak digunakan oleh pihak perbankkan yang biasanya
mempunyai banyak kantor cabang yang tersebar diberbagai lokasi. Dengan adanya
konfigurasi bintang ini, maka segala macam kegiatan yang ada dikantor cabang
dapatlah dikontrol dan dikoordinasikan dengan baik. Disamping itu, dunia pendidikan
juga banyak memanfaatkan jaringan bintang ini guna mengontrol kegiatan anak didik
23
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
mereka.
Gambar 2.10 Topologi Start
II.6.3 Topologi Ring
Pada jaringan topologi ring terdapat beberapa komputer saling dihubungkan
satu dengan lainnya dan pada akhirnya akan membentuk bagan seperti halnya sebuah
ring. Topologi ring tidak memiliki suatu titik yang bertindak sebagai pusat ataupun
pengatur lalu lintas data, semua simpul mempunyai tingkatan yang sama. Data yang
dikirim akan berjalan melewati beberapa simpul sehingga sampai pada simpul yang
dituju. Dalam menyampaikan data, jaringan bisa bergerak dalam satu ataupun dua
arah. Walaupun demikian, data yang ada tetap bergerak satu arah dalam satu saat.
Pertama, pesan yang ada akan disampaikan dari titik ke titik lainnya dalam satu arah.
Apabila ditemui kegagalan, misalnya terdapat kerusakan pada komputer yang ada,
maka data yang ada akan dikirim dengan cara kedua, yaitu pesan kemudian
ditransmisikan dalam arah yang berlawanan, dan pada akhirnya bisa berakhir pada
tempat yang dituju. Konfigurasi semacam ini relative lebih mahal apabila dibanding
dengan konfigurasi topologi start. Hal ini disebabkan, setiap simpul yang ada akan
bertindak sebagai komputer yang akan mengatasi setiap aplikasi yang dihadapinya,
serta harus mampu membagi sumber daya yang dimilikinya pada jaringan yang ada.
Disamping itu, sistem ini lebih sesuai digunakan untuk sistem yang tidak terpusat
(decentralized-system), dimana tidak diperlukan adanya suatu prioritas tertentu.
24
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 2.11 Topologi Ring
II.6.4 Topologi Bus
Konfigurasi lainnya dikenal dengan istilah bus network, yang cocok
digunakan untuk daerah yang tidak terlalu luas. Setiap komputer (setiap simpul) akan
dihubungkan dengan sebuah kabel komunikasi melalui sebuah NIC. Setiap komputer
dapat berkomunikasi langsung dengan komputer ataupun peralatan lainnya yang
terdapat didalam network, dengan kata lain, semua simpul mempunyai kedudukan
yang sama. Dalam hal ini, jaringan tidak tergantung kepada komputer yang ada
dipusat, sehingga bila salah satu peralatan atau salah satu simpul mengalami
kerusakan, sistem tetap dapat beroperasi. Setiap simpul yang ada memiliki address.
Sehingga untuk mengakses data dari salah satu simpul, user cukup menyebutkan
address dari simpul yang dimaksud. Keunggulan topologi Bus adalah pengembangan
jaringan atau penambahan workstation baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa
mengganggu workstation lain. Kelemahan dari topologi ini adalah bila terdapat
gangguan di sepanjang kabel pusat maka keseluruhan jaringan akan mengalami
gangguan.
25
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 2.12 Topologi Bus
II.6.5 Topologi Mesh
Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap
perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam
jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi
langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated links).
Dengan demikian maksimal banyaknya koneksi antar perangkat pada jaringan
bertopologi mesh ini dapat dihitung yaitu sebanyak n(n-1)/2. Selain itu karena setiap
perangkat dapat terhubung dengan perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan
maka setiap perangkat harus memiliki sebanyak n-1 port input/output (I/O ports).
Gambar 2.13 Topologi Mesh
II.7 Teknologi Interface Bonding
Interface bonding adalah teknologi untuk menggabungkan dua atau lebih port
Ethernet pada sebuah komputer, sehingga jika salah satu port ethernet kehilangan
koneksi, port lainnya yang tergabung dalam interface bonding dapat mengambil alih
26
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
trafik dengan downtime nol atau minimal, setiap port ethernet yang tergabung dalam
interface bonding disebut interface slave[6].
selain fault tolerance, konfigurasi menggunakan mode tertentu dari interface
bonding untuk load balancing untuk mendapatkan kapasitas bandwidth lebih dari
beberapa ethernet yang telah tersedia. Interface bonding adalah fitur yang terdapat
pada kernel linux dan dapat memberikan perilaku yang berbeda berdasarkan pada
mode interface bonding yang telah dikonfigurasi. Semua informasi interface bonding
dapat ditemukan dalam file Documentation/networking/bonding.txt yang disertakan
bersama dengan kernel linux. 7 mode interface bonding sebagai berikut, yaitu :
1. Balance-rr (Round - Robin Policy ) atau mode 0
Semua port ethernet dengan prioritas yang sama berada dalam antrian (daftar
perangkat slave) dan proses transfer data menggunakan algoritma round –
robin. Driver bonding memilih port ethernet yang ada pada antrian. Ketika
port ethernet tertentu selesai melakukan transfer data, Driver bonding
otomatis memilih port ethernet berikutnya dalam antrian untuk tugas transfer
data berikutnya. Sebuah port ethernet yang baru dikelompokkan untuk
bonding tersebut akan ditambahkan ke tail antrian.
2. Active - Backup atau mode 1
Satu port ethernet pada interface bonding berada dalam keadaan aktif,
sedangkan port ethernet lainnya dalam standby state. Ketika port yang aktif
gagal, port ethernet standby akan diaktifkan.
3. Balance-xor atau mode 2
Paket data yang ditransfer berdasarkan HASH transfer policy. Port ethernet
yang dipilih untuk proses transfer data menggunakan fungsi hash sebagai
berikut : (sumber MAC alamat XOR tujuan MAC alamat) % jumlah interface
slave. Konfigurasi pemilihan kebijakan transfer data lainnya dapat dipilih
melalui opsi xmit_hash_policy.
4. Broadcast atau mode 3
Pengiriman paket data yang sama secara bersamaan melalaui semua port
27
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ethernet yang terdapat pada interface bonding.
5. 802.3ad (Dynamic link aggregation policy ) atau mode 4
Beberapa port ethernet dalam keadaan aktif bekerja dengan mode duplex dan
dengan kecepatan yang sama. Pemilihan port ethernet untuk proses transfer
data menggunakan fungsi hash, yaitu : (sumber MAC alamat XOR tujuan
MAC alamat) % jumlah interfaceslave.
Konfigurasi pemilihan kebijakan
transfer data lainnya dapat dipilih melalui opsi xmit_hash_policy. Prasyaratan
untuk menggunakan mode 802.3ad adalah aplikasi ethtool harus mendukung
duplex dan retrieving kecepatan transfer data dari interface slave dan swith
harus mendukung mode 802.3ad dynamic link aggregation.
6. Balance-tlb (transfer load balancing policy ) atau mode 5
driver interface bonding mengalokasikan permintaan layanan pada jaringan
sesuai dengan kemampuan port ethernet, yaitu mendistribusikan kembali
traffik transfer data pada jaringan di antara semua port ethernet sesuai dengan
kemampuan pengolahan dan beban kerja saat ini dari setiap slave. Prasyaratan
untuk mengunakan mode balance-tlb adalah aplikasi ethtool harus mendukung
duplex dan retrieving kecepatan transfer data dari interface slave.
7. Balance-alb (Auto-adaptive load balancing policy ) atau mode 6
Selain load balancing untuk pengiriman data, balance-alb menyediakan
receive load balance (rlb) untuk trafik IPv4. driver bonding mengalokasikan
permintaan layanan jaringan sesuai kemampuan setiap slave, yaitu kembali
mendistribusikan trafik jaringan (transfer dan penerimaan) di antara semua
port ethernet sesuai dengan kemampuan pengolahan dan beban kerja saat ini
dari setiap slave. Prasyaratan untuk menggunakan mode balance-alb adalah
aplikasi ethtool harus mendukung duplex dan retrieving kecepatan transfer
data dari interface slave dan base driver interface bonding yang digunakan
mendukung perangkat keras yang digunakan.
28
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
II.7.1 Link Monitoring
Driver interface bonding pada saat ini mendukung dua skema untuk
memantau keadaan perangkat interface slave, yaitu : menggunakan ARP monitoring
dan MII monitoring. Karena kerena keterbatasan implementasi dari driver interface
bonding, tidak mungkin untuk menggunakan ARP monitoring dan MII monitoring
secara bersamaan. Skema untuk link monitoring sebagai berikutnya :
•
ARP monitoring
ARP monitoring mengirim ARP query dan menggunakan respon sebagai
indikasi bahwa link tersebut beroperasi dengan baik. Ini juga memberikan
jaminan bahwa trafik benar-benar mengalir di link. Jika menggunakan mode
balance-rr dan balance-xor, maka switch harus dikonfigurasi untuk
mendistribusikan paket secara merata di semua link. Jika tidak semua balasan
dari ARP target diterima pada link yang sama yang dapat menyebabkan link
lainnya gagal. Pada mikrotik ARP monitoring diaktifkan dengan menetapkan
tiga parameter yaitu : link-monitoring, arp-ip-target dan arp-interval. Hal ini
dimungkinkan untuk menetapkan beberapa ARP target yang dapat berguna
untuk konfigurasi High Availability. Jika hanya satu target yang ditetapkan,
target itu sendiri kemungkinan down, dengan memiliki target tambahan dapat
meningkatkan keandalan dari ARP monitoring.
•
MII monitoring
MII monitoring hanya memantau carrier dari ethernet jaringan lokal. MII
monitoring melakukan tugas memilih satu dari tiga cara, yaitu dengan
bergantung pada driver perangkat untuk mempertahankan carrier state,
dengan query perangkat MII register atau dengan membuat sebuah query
ethtool ke perangkat.
Jika parameter modul use_carrier adalah 1 (nilai default), kemudian MII
monitoring akan bergantung pada driver untuk informasi carrier state
(melalui subsistem netif_carrier). Sebagaimana dijelaskan dalam informasi
29
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
parameter use_carrier di atas, jika MII monitoring gagal mendeteksi carrier
loss pada perangkat (misalnya, ketika kabel secara fisik terputus)
kemungkinan bahwa driver tidak mendukung netif_carrier.
Jika use_carrier adalah 0, maka MII monitoring pertama akan melakukan
query (melalui ioctl) perangkat MII register dan memeriksa link state. Jika
permintaan gagal (tidak hanya bahwa ia mengembalikan pembawa ke bawah),
maka MII monitoring akan membuat permintaan ethtool ETHOOL_GLINK
untuk mencoba untuk mendapatkan informasi yang sama. Jika kedua metode
gagal (misalnya, driver tidak mendukung atau memiliki beberapa kesalahan
dalam pengolahan baik MII register dan ethtool permintaan), MII monitoring
akan menganggap link tersebut up.
II.7.2 Parameter Interface Bonding
Options driver pada teknologi interface bonding diberikan sebagai parameter
ke modul bonding pada saat diaktifkan pertama kali[6]. Parameter options dapat
diberikan sebagai argumen baris perintah ke insmod atau modprobe, tapi biasanya
ditentukan dalam konfigurasi /etc/modules.conf atau /etc/modprobe.conf atau dalam
file konfigurasi khusus distro. Jika tidak menggunakan options parameter maka nilai
default yang akan digunakan.
Sangat penting untuk menentukan nilai parameter miimon atau arp_interval
dan arp_ip_target karena degradasi dalam jaringan jika terjadi kegagalan link. Sangat
sedikit perangkat yang tidak mendukung konfigurasi options parameter interface
bonding setidaknya miimon. Options paramater interface bonding sebagai berikut :
•
arp_interval
Menentukan frekuensi ARP link monitoring dalam milidetik. Jika ARP
monitoring digunakan dalam mode kompatibel Etherchannel (mode 0 dan 2),
switch harus dikonfigurasi dalam mode yang sama untuk mendistribusikan
paket ke semua link. Jika beralih konfigurasi untuk mendistribusikan paket
30
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dalam sebuah balance-XOR, semua balasan dari ARP target akan diterima
pada link yang sama yang dapat menyebabkan anggota tim lain untuk gagal.
ARP monitoring tidak boleh digunakan bersama dengan miimon. Nilai 0
menonaktifkan ARP monitoring. Default nilai adalah 0.
•
arp_ip_target
Menentukan alamat IP untuk digunakan sebagai ARP monitoring ketika
arp_interval lebih besar 0. Ini adalah target dari ARP request dikirim untuk
menentukan keadaan link ke target. Penentuan arp_ip_target dalam format
ddd.ddd.ddd.ddd. beberapa IP alamat harus dipisahkan dengan koma.
Setidaknya satu IP alamat harus diberikan untuk tujuan ARP monitoring.
Jumlah maksimum target yang ditentukan adalah 16. Nilai default bukan
alamat IP.
•
downdelay
Menentukan waktu dalam milidetik, menunggu sebelum menonaktifkan slave
setelah kegagalan link telah terdeteksi. pilihan ini hanya berlaku untuk
monitoring link miimon. Nilai downdelay harus kelipatan dari nilai miimon,
jika tidak, akan dibulatkan ke kelipatan terdekat. Default nilai adalah 0.
•
lacp_rate
Opsi untuk menentukan rate pengiriman paket LACPDU yang akan diminta
dari link mitra dalam mode 802.3ad. Nilai dari lacp_rate 0 atau slow adalah
permintaan mitra link untuk pengiriman setiap paket LACPDU dalam 30
detik, nilai dari lacp_rate 1 atau fast adalah permintaan mitra link untuk
pengiriman setiap paket LACPDU dalam 1 detik. Standarnya adalah 0 atau
lambat.
•
max_bonds
Menentukan jumlah perangkat interface bonding untuk menciptakan instance
dari driver bonding. Misalnya, jika max_bonds adalah 3, dan driver bonding
belum dimuat, kemudian bond0, bond1 dan bond2 akan dibuat. Nilai default
31
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
adalah 1.
•
miimon
Menentukan frekuensi link MII monitoring dalam milidetik. Ini menentukan
seberapa sering link state dari setiap slave diperiksa untuk melihat kegagalan
link. Nilai nol menonaktifkan MII Link monitoring. Nilai 100 adalah titik awal
yang baik. Pilihan use_carrier, mempengaruhi bagaimana link state yang telah
ditentukan. Nilai default adalah 0.
•
primary
Sebuah string (eth0, eth2, dll) yang menentukan slave adalah perangkat
utama. Perangkat yang dipilih akan selalu menjadi slave aktif dalam keadaan
normal. Hanya ketika perangkat utama dalam keadaan off-line akan berganti
keperangkat alternatif. Hal ini berguna ketika satu slave lebih disukai daripada
yang lain, misalnya, ketika salah satu slave memiliki throughput yang lebih
tinggi daripada yang lain. Pilihan primary hanya berlaku untuk mode aktifbackup.
•
updelay
Menentukan waktu dalam milidetik untuk menunggu sebelum mengaktifkan
slave setelah link recovery telah terdeteksi. Pilihan ini hanya berlaku untuk
monitoring link miimon. Nilai updelay harus kelipatan dari nilai miimon, jika
tidak, maka akan dibulatkan ke kelipatan terdekat. Nilai default adalah 0.
•
use_carrier
Menentukan apakah miimon menggunakan MII atau ETHTOOL ioctls vs
netif_carrier_ok () untuk menentukan keadaan link. MII atau ETHTOOL
Ioctls kurang efisien dan utilize mengganggu urutan panggilan dalam kernel.
netif_carrier_ok() bergantung pada driver perangkat untuk mempertahankan
link state dengan netif_carrier_on atau off dan tidak semua, perangkat driver
mendukung fasilitas ini. Jika bonding menegaskan bahwa link tersebut dalam
keadaan hidup akan tetapi tidak terdeteksi, mungkin driver perangkat jaringan
32
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Anda tidak mendukung netif_carrier_on atau off. Keadaan default untuk
netif_carrier adalah "carrier on", jadi jika driver tidak mendukung
netif_carrier, itu akan muncul sebagai jika link selalu up. Dalam hal ini,
pengaturan use_carrier ke 0 akan menyebabkan ikatan untuk kembali ke MII
atau ETHTOOL ioctl metode untuk menentukan keadaan link state. Nilai 1
memungkinkan penggunaan netif_carrier_ok (), nilai 0 akan menggunakan
MII atau ETHTOOL ioctls. Default nilai adalah 1.
•
xmit_hash_policy
Memilih transmit hash policy digunakan untuk seleksi slave pada balanceXOR dan mode 802.3ad. Nilai yang mungkin adalah :
1. layer 2
menggunakan XOR dari alamat MAC perangkat keras untuk
menghasilkan hash. Rumusnya adalah:
(sumber MAC XOR tujuan MAC) modulo jumlah slave
Algoritma ini akan menempatkan semua trafik tertentu jaringan peer
pada slave yang sama. Algoritma ini kompatibel 802.3ad.
2. layer 3+4
Kebijakan ini menggunakan informasi protokol layer atas, bila
tersedia, untuk menghasilkan hash. Hal ini memungkinkan untuk trafik
ke jaringan tertentu untuk rentang beberapa slave, meskipun koneksi
tunggal tidak akan menjangkau beberapa slave.
II.8 QoS (Quality of Service)
QoS adalah kemampuan untuk memberikan prioritas yang berbeda untuk
berbagai aplikasi, pengguna, atau aliran data, atau untuk menjamin tingkat kinerja
tertentu ke aliran data [11]. Sebagai contoh, laju bit yang diperlukan, delay, jitter,
probabilitas packet dropping, dan atau bit error rate (BER) dapat dijamin. Jaminan
QoS penting jika kapasitas jaringan tidak cukup, terutama untuk aplikasi streaming
33
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
multimedia secara real-time seperti voice over IP, game online, dan IP-TV. Sering
kali aplikasi-aplikasi ini memerlukan bit rate dan tidak memperbolehkan adanya
delay dan dalam jaringan yang memiliki kapasitas resource terbatas, misalnya dalam
komunikasi data selular. Dalam ketiadaan jaringan, mekanisme QoS tidak diperlukan.
Sebuah jaringan atau protocol yang mendukung QoS dapat menyepakati sebuah
kontrak traffik dengan software aplikasi dan kapasitas cadangan di node jaringan,
misalnya saat sesi fase pembentukan.
Beberapa alasan yang menyebabkan QoS penting adalah :
•
Memberikan prioritas terhadap aplikasi-aplikasi yang kritis.
•
Memaksimalkan penggunaan investasi jaringan.
•
Meningkatkan performansi untuk aplikasi yang sensitif terhadap delay, seperti
voice dan video.
•
Merespon perubahan aliran trafik yang ada di jaringan.
Terdapat banyak hal yang bisa terjadi pada paket ketika ditransmisikan dari
asal sampai tujuan yang mengakibatkan masalah-masalah dilihat dari sudut pandang
pengirim atau penerima, dan sering disebut dengan parameter-parameter QoS.
1. Throughput
Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dengan
satuan bps (bit per second). Throughput merupakan jumlah total kedatangan
paket yang sampai ke tujuan selama interval tertentu dibagi oleh durasi
interval waktu tersebut. Ada juga yang disebut dengan goodput. Goodput
merupakan kecepatan transfer yang berada antara aplikasi di pengirim ke
aplikasi di penerima. Semakin besar nilai throughput, maka semakin baik
kualitas jaringan tersebut.
2. Packet Loss
Packet Loss merupakan parameter yang menunjukkan jumlah total paket yang
hilang pada saat transmisi. Packet loss diukur dalam persen (%). Paket dapat
34
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
hilang karena disebabkan oleh collision dan congestion pada jaringan. Hal ini
berpengaruh pada semua aplikasi, karena retransmisi akan mengurangi
efisiensi jaringan secara keseluruhan, meskipun bandwidth yang disediakan
mencukupi. Bandwidth adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data
atau kecepatan jaringan. Secara umum perangkat jaringan memiliki buffer
(tampungan sementara) untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi
congestion yang cukup lama, maka buffer akan penuh dan tidak bisa
menampung data baru yang akan diterima, sehingga mengakibatkan paket
selanjutnya hilang.
3. Delay (Latency)
Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal
sampai ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik,
congestion, atau juga waktu proses yang lama. Selain itu adanya antrian atau
mengambil rute lain untuk menghindari kemacetan juga dapat mempengaruhi
delay. Oleh karena itu mekanisme antrian dan routing juga berperan dalam hal
ini. Semakin kecil nilai delay, maka semakin baik kualitas jaringan tersebut.
4. Jitter
Jitter didefinisikan sebagai variasi delay dari sebuah paket yang berasal dari
aliran data yang sama. Jitter yang tinggi artinya perbedaan waktu delay besar,
sedangkan jitter yang rendah artinya perbedaan waktu delay kecil. Jitter dapat
diakibatkan oleh variasi-variasi panjang antrian, waktu pengolahan data, dan
juga dalam waktu penghimpunan ulang (reasembly) paket-paket di akhir
perjalanan.
5. Reliability
Realibility adalah karakteristik kehandalan sebuah aliran data dalam jaringan
internet. Masing-masing program aplikasi memiliki kebutuhan realibility yang
berbeda. Jaringan internet harus dapat diandalkan dibandingkan dengan
konferensi audio atau saluran telepon.
6. Bandwidth
35
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Bandwith adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data atau kecepatan
jaringan. Aplikasi yang berbeda membutuhkan bandwith yang berbeda.
Dalam beberapa aplikasi, kebutuhan akan parameter QoS berbeda-beda.
Adapun tabel untuk menunjukkan perbedaan tersebut adalah :
Gambar 2.14 Kebutuhan Aplikasi Terhadap QoS [11]
Gambar 2.3 memperlihatkan bahwa kebutuhan untuk e-mail sangat tinggi
terhadap reliability, begitu juga dengan file transfer (FTP). Namun, e-mail rendah
atau tidak sensitif terhadap delay, jitter, dan bandwidth. Untuk aplikasi semacam
audio atau video, telephony, dan video conferencing sangat sensitif terhadap jitter
sehingga tidak menjamin reliability data yang ditransmisikan.
II.9 FTP (File Transfer Protocol)
FTP merupakan service yang digunakan untuk keperluan transfer file. Dengan
memanfaatkan service FTP, user dapat mengirim (upload) file ke server dan dapat
mengambil (download) file dari server.
Untuk membangun sebuah server FTP dapat menggunakan aplikasi
ProFTPD. ProFTPD adalah free FTP daemon yang didistribusikan di bawah lisensi
GNU Public. ProFTPD merupakan aplikasi FTP server yang terkenal akan
kehandalannya dan FTP server yang dibuat untuk Unix dan keluarga unix, seperti
Linux, OpenBSD dan FreeBSD.
36
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
II.10 Mikrotik
MikroTikls dengan trade name MikroTik® didirikan tahun 1995 bertujuan
mengembangkan sistem ISP dengan wireless. MikroTikls saat ini telah mendukung
sistem ISP dengan wireless untuk jalur data internet di banyak negara, antara lain
Iraq, Kosovo, Sri Lanka, Ghana dan banyak negara lainnya.
Pengalaman dalam melakukan instalasi di Latvia menempa MikroTikls dengan
kondisi serupa di negara-negara pecahan Uni Soviet dan negara berkembang lainnya.
Berbagai pengembangan telah dilakukan hingga saat ini tersedia perangkat lunak
sistem operasi router versi 2 yang menjamin kestabilan, kontrol, dan fleksibilitas
pada berbagai media antarmuka dan sistem routing dengan menggunakan komputer
standart sebagai hardware. Perangkat lunak ini mendukung berbagai aplikasi ISP,
mulai dari RADIUS modem pool, hingga sirkuit backbone dengan DS3.
Gambar 2.15 Terminal mikrotik
II.10.1 MikroTik /interface
MikroTik RouterOS mendukung berbagai Network Interface Cards serta interface
virtual (seperti Bonding, Bridge dan VLAN). Masing-masing memiliki submenu
sendiri, tetapi secara properties semua interface dapat dikonfigurasi dan properties
interface menu dapat dibaca secara umum.
37
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
II.10.2 Trafik Monitoring /interface monitor-traffic
Traffik yang melewati sebuah interface dapat dipantau dengan menggunakan
perintah berikut :
/interface monitor-traffic [id | name]
Gambar 2.16 Eksekusi tool /interface monitor-traffic
II.11 Sistem Operasi CentOS
CentOS adalah sebuah distribusi Linux kelas Enterprise yang berasal dari
sumber yang bebas diberikan kepada publik oleh vendor terkemuka Amerika Utara
Enterprise Linux. CentOS sepenuhnya sesuai dengan kebijakan redistribusi upstream
vendor dan bertujuan untuk menjadi 100% biner kompatibel dan CentOS adalah
sistem operasi gratis.
CentOS dikembangkan oleh tim kecil namun bertumbuh menjadi pengembang
yang lebih besar. kemudian para pengembang inti yang didukung oleh komunitas
pengguna aktif termasuk administrator sistem, administrator jaringan, pengguna
perusahaan, manajer, Linux kontributor dan penggemar Linux dari seluruh dunia.
CentOS memiliki banyak keuntungan lebih dari beberapa proyek klon lainnya
termasuk komunitas dan berkembangnya pengguna aktif, rebuilt dengan cepat,
pengujian, dan paket errata QA'ed, mirror network yang luas, pengembang dapat
dihubungi dan responsif, dukungan gratis termasuk IRC chat, Mailing Lists, forum,
sebuah FAQ dinamis.
38
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 2.17 Grafikal user interface centOS
39
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
II.12 Axence Net Tool
Proses pengukuran dalam Tugas Akhir ini akan menggunakan Software
Axence Net Tool. Software Axence Net Tool ini dibuat oleh Axence Sofware, Inc yang
berfungsi untuk memonitor performansi jaringan dengan cepat. Axence Net Tool
berbasis grafik (GUI) sehingga dapat mudah dipahami.
Gambar 2.18 Screenshoot software Axence Net Tool
Terdapat berbagai macam menu yang dapat digunakan untuk mengukur
performansi jaringan.
•
New Watch
Menu ini menampilkan host yang dimonitor, response time dan paket
yang dikirim maupun yang hilang. Terdapat juga grafik yang
menunjukkan antara response time dan packet lost (%).
•
Win Tool
Untuk mengidentifikasi informasi tentang perangkat atau device yang
40
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dimiliki suatu host.
•
Local Info
Menampilkan beberapa tabel informasi tentang konfigurasi jaringan
seperti statistik TCP/UDP dan ICMP, IP address table, ARP table, IP
routing table, dan informasi network adapter.
•
Net Stat
Menampilkan daftar koneksi yang masuk dan koneksi yang keluar, dan
informasi tentang port-port TCP/UDP.
•
Ping
Melakukan pengecekan terhadap koneksi suatu host dengan proses
ping.
•
Trace
Menunjukkan rute koneksi dan informasi yang dilakukan suatu host.
•
Lookup
Untuk mengetahui informasi tentang DNS (Domain Name Server)
•
Bandwidth
Untuk mengetahui berapa bandwidth yang ada di jaringan.
•
Net Check
Untuk mengukur kualitas hardware yang ada di jaringan.
•
TCP/IP Workshop
Untuk melakukan troubleshooting terhadap koneksi TCP dan UDP
serta melakukan tes terhadap layanan yang berbeda.
•
Scan Host
Melakukan scanning terhadap host yang berada di jaringan beserta
port-port yang digunakan.
•
Scan Network
Melakukan scanning terhadap jaringan untuk menemukan IP address,
41
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
nama host, MAC, service, system dan response time.
•
SNMP
Untuk melakukan pencarian informasi terhadap suatu host dengan
memakai bantuan SNMP agent.
II.13 Du Meter
DU Meter merupakan sebuah software untuk mengukur kecepatan transfer data
aktual atau throughput sebuah jaringan. Tanda anak panah ke bawah dengan warna
merah menunjukkan transfer rate karena aktivitas download, sedangkan tanda anak
panah ke atas dengan warna hijau menunjukkan transfer rate karena aktivitas upload.
Gambar 2.19 Grafik Pengukuran DU Meter
42
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
PERANCANGAN
III.1 Perancangan Infrastruktur
Perancangan
infrastruktur
interface
bonding
pada
tugas
akhir
ini
menggunakan topologi client dan server. Antara client dan server terhubung melalui
2 peralatan routing yang akan digunakan sebagai media skenario pengujian unjuk
kerja interface bonding, yaitu : terhubung melalui router mikrotik dengan pc router
linux dan pc router linux dengan pc router linux. Setiap skenario pengujian
infrastruktur antara peralatan routing terhubung melalui 3 port ethernet dengan
kecepatan transfer data 100 Mbps untuk setiap port ethernet, kemudian akan
dikonfigurasi interface bonding. Dalam tugas akhir ini hanya menggunakan 3 port
ethernet adalah hasil dari pengujian awal yang terdapat pada tabel 1.1 dan tabel 1.2
dimana besar throughput maksimal mendekati 300 Mbps. Antara peralatan routing
yang terhubung dengan komputer client dan peralatan routing yang terhubung dengan
komputer server terkoneksi melalui 1 port ethernet dengan kecepatan transfer 1000
Mbps.
III.1.1 Perancangan Komputer Server Dan Client
Perancangan komputer server dan client yang akan digunakan pada saat
implementasi adalah komputer server dan client yang mempunyai ethernet card
mendukung kecepatan transfer data hingga 1000 Mbps. Kemudian komputer server
dan client akan terhubung dengan peralatan routing menggunakan kabel UTP cat5e.
Proses pengukuran akan dilakukan pada komputer client sehingga instalasi
monitoring trafik menggunakan aplikasi
du meter dan monitoring packet loss
menggunakan aplikasi axance net tool akan dilakukan pada komputer client. Pada
komputer server akan dilakukan instalasi aplikasi transfer file proftpd untuk
membantu proses transfer file yang akan diakses pada komputer client melalui
browser.
43
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
III.2 Perancangan Pengujian Interface Bonding
Perancangan pengujian unjuk kerja interface bonding akan dilakukan 2 tahap,
yaitu : pengujian awal topologi point to point antara client dan server, pengujian awal
2 router terhubung dengan NIC dengan kecepatan transfer data 100 Mbps, pengujian
awal 2 router terhubung dengan NIC dengan kecepatan transfer data 1000 Mbps dan
infrastruktur jaringan interface bonding. Tujuan pengujian awal topologi point to
point antara client dan server untuk memastikan kecepatan transfer data mencapai
rata - rata 1 Gbps dan pengujian awal 2 router terhubung dengan NIC dengan
kecepatan transfer data 100 Mbps dan 1000 Mbps untuk memastikan kemampuan
jaringan dalam melakukan proses transfer data sebelum melakukan implementasi
infrastruktur interface bonding. Ilustrasi pengujian interface bonding sebagai berikut :
Gambar 3.1 Pengujian awal point to point
gambar 3.2 Pengujian awal 2 router terhubung dengan NIC dengan kecepatan
transfer data 100 Mbps
gambar 3.3 Pengujian awal 2 router terhubung dengan NIC dengan kecepatan
transfer data 1000 Mbps
44
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 3.4 Interface bonding router mikrotik dengan pc router linux
Gambar 3.5 Interface bonding 2 pc router linux
Gambar 3.6 Topologi Pengukuran Mode 5 Dan Mode 6 Dengan Router Mikrotik
Gambar 3.7 Topologi Pengukuran Mode 5 Dan Mode 6 Dengan Pc Router Linux
45
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
III.2.1 Diagram Perencanaan Pengukuran
Dalam perancangan pengukuran tugas akhir ini dibutuhkan perencenaan
langkah - langkah untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Proses tersebut akan
dijelaskan dalam flowchart berikut ini :
Gambar 3.8 Flowchart perancangan pengukuran
III.3 Rencana Kerja
Proses pengukuran pengambilan data parameter QOS (throughput, delay dan
packet loss) untuk analisa unjuk kerja 7 mode interface bonding akan dilakukan pada
sisi router dan client pada layer aplikasi. Pada sisi router mikrotik pengukuran
dilakukan menggunakan tool monitoring pada home menu /interface, kemudian
monitoring aktifvitas 3 interface slave yang aktif untuk menganalisa kejadian
kesalahan jaringan dan parameter yang didapat melalui proses monitoring pada
router adalah tx, rx yang dicapture setelah selesai proses download data. Pada sisi
client akan dilakukan pengukuran delay, packet loss, throughtput bandwith dari setiap
aktifvitas download menggunakan fungsi stopwatch, tx atau rx yang terdapat pada
aplikasi du meter dan monitoring packet loss menggunakan aplikasi axance net tool.
Pengukuran parameter QOS untuk setiap skenario pengujian pada 7 mode
interface bonding dengan mengunduh file sebesar 1GB yang akan dilakukan
sebanyak 3 kali untuk setiap skenario percobaan. Proses analisa unjuk kerja pada 7
46
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
mode interface bonding dilakukan setelah mengumpulkan data dari setiap skenario
percobaan berdasarkan parameter QOS, kemudian akan dilakukan pembandingan
unjuk kerja dari 7 mode interface bonding.
III.4 Pengolahan Dan Analisa Data
III.4.1 Throughput
Pengukuran throughput dilakukan dengan melakukan proses download file
dari server terhubung oleh 2 router yang telah dikonfigurasi interface bonding.
Stopwatch aplikasi du meter pada komputer client akan memberikan laporan besarnya
throughput. Hasil pengukuran setiap 7 mode interface bonding akan dibandingkan
dengan teori – teori yang ada dan pembandingan besarnya throughput dari 7 mode
interface bonding, sehingga dapat diketahui besarnya throughput dapat dikualifikasi
baik atau buruk. Dari hasil pengukuran tersebut dapat dilihat seberapa besar pengaruh
throughput terhadap delay, packet loss dan kegagalan jaringan.
III.4.2 Delay
Pengukuran delay dilakukan dengan melakukan proses download file dari
server terhubung oleh 2 router yang telah dikonfigurasi interface bonding. Stopwatch
aplikasi du meter pada komputer client akan memberikan laporan besarnya delay
hasil download file dari setiap pengujian 7 mode interface bonding. Dari hasil
pengukuran delay akan dilakukan pembandingan besarnya delay dari setiap mode
interface bonding dan akan dibandingkan dengan teori – teori yang ada, dari hasil
pengukuran tersebut dapat diketahui delay kategori kualifikasi baik atau buruk dan
perbedaan delay dari skenario pengujian 7 mode interface bonding akan dilakukan
proses analisa untuk mengetahui penyebabnya.
III.4.3 Packet Loss
Dari hasil pengukuran persentase packet loss dari proses download file dari
server dapat dilihat pada aplikasi axence net tool pada komputer client. Berdasarkan
47
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
standar ITU-T X.642, standar persentase packet loss untuk jaringan adalah sebagai
berikut: Good (0 - 1%), Acceptable (1% - 5% ) dan Poor (5% - 10%) [12].
Berdasarkan standarisasi tersebut, packet loss saat pengiriman tersebut termasuk
dapat diketahui apakah dalam ketegori good, acceptable ataupun poor.
III.5 Skenario Pengujian 7 Mode Interface Bonding
Setiap 7 mode interface bonding memiliki kelebihan masing - masing dan
penanganan yang berbeda pada saat terjadi kegagalan pada jaringan[1], Oleh karena
itu perlu dilakukan beberapa rancangan skenario untuk pengujian unjuk kerja 7 mode
interface bonding. Maka dalam pengujian akan dilakukan beberapa pengkondisian
kesalahan jaringan dan recovery kemudian akan dilakukan pengukuran parameter
QoS (throughtput, delay dan packet loss) untuk proses analisa unjuk kerja jaringan
pada 7 mode interface bonding. Skenario pengujian interface bonding akan
dijelaskan sebagai berikut :
•
Skenario pengujian mode balance-rr, mode active-backup, mode balance-xor,
mode broadcast, mode 802.3ad, mode balance-tlb dan mode balance-alb
Gambar 3.9 Skenario keadaan normal
48
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 3.10 Skenario failed link eth1 dan recovery eth1
Gambar 3.11 Skenario failed link eth1 eth2 dan recovery eth1 eth2
Keterangan :
Pengujian skenario mode balance-rr, mode active-backup, mode balancexor, mode broadcast, mode 802.3ad, mode balance-tlb dan mode balancealb interface bonding dilakukan dengan 3 kondisi, yaitu : keadaan normal,
eth1 dalam keadaan down, eth1 dan eth2 dalam keadaan down. Selain
percobaan kesalahan pada jaringan akan dilakukan recovery setiap eth
dalam kedaan normal.
49
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
III.6 Spesifikasi Alat
Pengujian skenario dalam tugas akhir ini untuk menguji 7 mode interface
bonding menggunakan router mikrotik RB450G, pc router linux, mikrotik
routerboard 44, lancard Intel PRO/1000 MT DUAL Port Server Adapter dan
komputer server mengunakan sistem operasi linux centOS 6.2, alat yang akan
digunakan untuk pengujian sebagai berikut, yaitu :
1. Router Mikrotik RB450G
Routerboard RB450G (680MHz Atheros CPU, 256 MB DDR RAM, 512 MB
NAND Storage) dengan RouterOS (Level 5) dalam kemasan kotak indoor
yang ringkas, 5 buah port gigabit 10/100/1000, dan slot mikro-SD. Tidak bisa
dipasangkan wireless card. Sudah termasuk 1 buah adaptor 24 Volt.
Spesifikasi router mikrotik RB450G sebagai berikut :
Product code
RB450G
architecture
MIPS-BE
CPU
AR7161 680MHZ
Main storage/NAND
512 MB
RAM
256 MB
LAN Port
5 Port Gigabit
Switch Chip
1
USB
no
Memory card
1
Memory card type
MicroSD
Power Jack
10-28 Volt
POE input
10-28 Volt
Serial port
DB9/RS232
Dimentions
1U case: 45x75x440mm
Operating system
RouterOS
Licensi RouterOS
Level 5
Tabel 3.1 Spesifikasi Router Mikrotik RB450G
50
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 3.12 Router Mikrotik RB450G
2. Komputer Server dan PC router
komputer server yang akan dibangun menggunakan sistem operasi centOS 6.2
dan akan diinstall aplikasi proftpd. Komputer server memiliki 1 port Gigabit
ethernet yang akan dikoneksikan pada router mikrotik RB450G atau PC
router linux. Spesifikasi komputer server dan PC router sebagai berikut :
Brand
Acer
Processor
Intel Pentium Dual Core Processor G620 (2.6Ghz,
3M, 1066 Mhz FSB)
Chipset:
Intel G41 Express Chipset
Memory:
1Gb DDR3 1066Mhz
Hard Drive:
500GB SATA
Video Card:
Intel Graphics Media Accelerator (Intel GMA)
X4500
Ethernet:
Gigabit LAN
Card Reader:
Media Reader 10-in-1
I/O Ports:
6 USB slots, two PCI Express x 16 slot, PCI
Express x 1slot, PCI slots
Tabel 3.2 Spesifikasi komputer server
51
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 3.13 Komputer server
3. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) CAT5e Dan UTP CAT5
Kabel penghubung antara router mikrotik RB450G dan server menggunakan
3 buah kabel jaringan UTP CAT5 dengan kecepatan transfer data 100 Mbps
kemudian akan dikonfigurasi interface bonding. Router mikrotik RB450G dan
komputer client menggunakan kabel jaringan UTP CAT5e dengan kecepatan
transfer data 1000 Mbps.
Gambar 3.14 Kabel jaringan UTP CAT5e dan UTP CAT5
4. Mikrotik RouterBoard 44
Mikrotik routerboard 44 adalah land card dengan 4 port ethernet yang dapat
digunakan pada router dan server dengan Kecepatan transfer 10/100 Mbps
fastethernet. Spesifikasi mikrotik routerboard 44 sebagai berikut :
52
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Chipset
VIA Technologies VT6105M (VIA RHINE III) Low
power consumption
Architecture
PCI specification revision 2.2 compliant;
PCI-to-PCI Bridge 32-bit PCI Bus Master
Ports
Four independent 10/100 Mbps auto-sensing RJ-45
ports
Cable length
Supports 150 m Ethernet cabling
Features
MDI/X auto-cross/straight cable detection
Recognition
Recognized as four independent Ethernet ports
Compatibility
IEEE 802.3 10BaseT; IEEE 802.3u 100BaseTX Fast
Ethernet;
IEEE 802.1q VLAN tagging
Electrical
5V standard PCI support;
3.3V only option (must order IN/EC4 - 3.3)
Operating to
0° to 50° C (32°F to 122°F)
Dimensions
10,2 x 12,4 cm (3,98 x 4,88in)
Supported OS
MikroTik RouterOS, Windows, Linux, BSD
Card Requirement
Available PCI slot (PCI-system 2.1 or higher)
Tabel 3.3 Spesifikasi mikrotik routerboard 44
Gambar 3.15 Mikrotik Routerboard 44
53
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5. Intel PRO/1000 MT DUAL Port Server Adapter
Intel PRO/1000 MT DUAL Port Server Adapter adalah 2 gigabit port
ethernet server dalam slot PCI tunggal , kecepatan transfer data 10/100/1000
Mbps. Spesifikasi Intel PRO/1000 MT DUAL Port Server Adapter sebagai
berikut :
•
2 port gigabit
•
Mendukung kabel category 5
•
High system throughput dan low CPU utilization
•
Self configuring 64 bit/133 MHZ PCI-X interface
•
trafik balance saat menggunakan multiple intel server adapter
Gambar 3.16 Intel PRO/1000 MT DUAL Port Server Adapter
54
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN ANALISA
IV.1 Konfigurasi Interface Bonding
Sebelum melakukan pengujian dan pengambilan data maka akan dilakukan
konfigurasi interface bonding pada 2 router yang akan menghubungkan antara client
dan server. Pengujian pertama akan dilakukan pengukuran unjuk kerja interface
bonding antara pc router linux dengan router mikrotik dan pengujian kedua antara pc
router linux dengan pc router linux. Adapun langkah – langkah konfigurasi interface
bonding sebagai berikut :
•
Konfigurasi Interface Bonding Pada Pc Router Linux
Implementasi interface bonding pada pc router linux menggunakan sistem
operasi centos 6.2 32 bit. Adapun langkah – langkah konfigurasi, sebagai
berikut :
1. Membuat file konfigurasi untuk ifcfg-bond0 yang terletak pada folder
/etc/sysconfig/network-script, kemudian isikan konfigurasi sesuai dengan
konfigurasi dibawah ini.
DEVICE=bond0
NM_CONTROLLED="no"
IPADDR=192.168.1.10
NETWORK=192.168.1.0
NETMASK=255.255.255.0
USERCTL=no
BOOTPROTO=none
ONBOOT=yes
2. Melakukan konfigurasi pada eth1, eth2 dan eth3 yang akan digunakan
untuk interface bonding, sebagai berikut :
DEVICE=eth1
USERCTL=no
MASTER=bond0
SLAVE=yes
55
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BOOTPROTO=none
#HWADDR="00:0C:42:1A:65:00"
NM_CONTROLLED="no"
ONBOOT=yes
DEVICE=eth2
USERCTL=no
MASTER=bond0
SLAVE=yes
BOOTPROTO=none
#HWADDR="00:0C:42:1A:65:00"
NM_CONTROLLED="yes"
ONBOOT=yes
DEVICE=eth3
USERCTL=no
MASTER=bond0
SLAVE=yes
BOOTPROTO=none
#HWADDR="00:0C:42:1A:65:00"
NM_CONTROLLED="yes"
ONBOOT=yes
3. Membuat file konfigurasi bonding.conf yang akan digunakan untuk
menentukan mode interface bonding yang terletak pada folder
/etc/modprobe.d/, konfigurasi file bonding.conf sebagai berikut :
Mode balance-rr atau mode 0
alias bond0 bonding
options bond0 mode=0 miimon=100
Mode active-backup atau mode 1
alias bond0 bonding
options bond0 mode=1 miimon=100
56
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Mode balance-xor atau mode 2
alias bond0 bonding
options bond0 mode=2 miimon=100
Mode broadcast atau mode 3
alias bond0 bonding
options bond0 mode=4 miimon=100
Mode 802.3ad atau mode 4
alias bond0 bonding
options bond0 mode=4 miimon=100
Mode balance-tlb atau mode 5
alias bond0 bonding
options bond0 mode=5 miimon=100
Mode balance-alb atau mode 6
alias bond0 bonding
options bond0 mode=6 miimon=100
4. Untuk melihat mode interface bonding yang telah dikonfigurasi dapat
menggunakan perintah dibawah ini pada terminal.
# cat /proc/net/bonding/bond0
5. Mengaktifkan modul interface bonding pada kernel linux centos
menggunakan perintah dibawah ini.
#modprobe bonding
6. Mengaktifkan interface bonding setelah dilakukan konfigurasi dapat
dilakukan dengan cara melakukan restart sistem atau menggunakan
perintah dibawah ini.
57
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
#service network restart
•
Konfigurasi Interface Bonding Pada Router Mikrotik
Melakukan konfigurasi pada router mikrotik dapat dilakukan via terminal atau
winbox, pada implementasi tugas akhir ini konfigurasi menggunakan terminal.
Adapun langkah – langkah konfigurasi, sebagai berikut :
1. melakukan konfigurasi interface bonding pada home menu level /interface
bonding secara default akan membuat interface dengan nama bonding1.
Kemudian gunakan perintah dibawah ini untuk mengaktifkan mode
interfaces bonding :
Mode balance-rr atau mode 0
interface bonding> add slaves=ether3,ether4,ether5
Mode active-backup atau mode 1
inteface bonding > add slaves=ether3,ether4, ether5 mode=active-backup lacp-rate=30secs linkmonitoring=mii-type1 transmit-hash-policy=layer-2-and-3
Mode balance-xor atau mode 2
inteface bonding> add slaves=ether3,ether4, ether5 mode=balance-xor lacp-rate=30secs linkmonitoring=mii-type1 transmit-hash-policy=layer-3-and-4
Mode broadcast atau mode 3
inteface bonding > add slaves=ether3,ether4, ether5 mode=broadcast lacp-rate=30secs linkmonitoring=mii-type1 transmit-hash-policy=layer-2-and-3
Mode 802.3ad atau mode 4
inteface bonding add slaves=ether3,ether4, ether5 mode=802.3ad lacp-rate=30secs linkmonitoring=mii-type1 transmit-hash-policy=layer-2-and-3
Mode balance-tlb atau mode 5
inteface bonding > add slaves=ether3,ether4, ether5 mode=5 lacp-rate=30secs linkmonitoring=mii-type1 transmit-hash-policy=layer-2-and-3
58
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Mode balance-alb atau mode 6
inteface bonding > add slaves=ether3,ether4, ether5 mode=6 lacp-rate=30secs linkmonitoring=mii-type1 transmit-hash-policy=layer-2-and-3
2. Konfigurasi ip address interface bonding pada home menu level /ip
address. Kemudian gunakan perintah dibawah ini untuk konfigurasi ip
address interface bonding.
ip address> add address=192.168.1.11/24 interface=bonding1
IV.2 Instalasi Dan Konfigurasi Proftpd
Pada server akan dilakukan instalasi proftpd sebagai aplikasi transfer file
menggunakan protokol FTP, untuk membantu proses pengujian pengambilan data
dari server, kemudian client yang akan diakses via browser. Proses instalasi proftpd
sebagai berikut :
1. Instalasi paket gcc, menggunakan perintah dibawah ini.
# yum install gcc*
2. Ekstrak file proftpd dan masuk kedalam root file proftpd, menggunakan
perintah dibawah ini.
#tar zxvf proftpd.tar.gz
#cd proftpd
3. Instalasi proftpd
#./configure
#make
#make install
4. Membuat user proftpd dan membuat folder penyimpanan
#useradd proftpd -s /dev/null
59
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
#mkdir /home/ftp
5. Modifikasi file konfigurasi proftpd pada file proftpd.conf yang terletak pada
folder /usr/local/etc/, sebagai berikut :
ServerName “ProFTPD Bonding”
ServerType standalone
DefaultServer on
Port
21
# UseIPv6 off
Umask 022
MaxInstances
30
# Set the user and group under which the server will run.
User
proftpd
Group
proftpd
AllowOverwrite
on
# Bar use of SITE CHMOD by default
<Limit SITE_CHMOD>
DenyAll
</Limit>
<Anonymous /home/ftp>
User
ftp
Group
ftp
# We want clients to be able to login with “anonymous” as well as “ftp”
UserAlias
anonymous ftp
# Limit the maximum number of anonymous logins
MaxClients
10
DisplayLogin
DisplayChdir
welcome.msg
.message
<Limit WRITE>
DenyAll
</Limit>
</Anonymous>
6. Menjalankan aplikasi proftpd menggunakan perintah dibawah ini.
#/usr/local/sbin/proftpd
60
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
IV.3 Analisa Data
Hasil pengukuran data berupa throughput, delay dan packet loss pada jaringan
interface bonding. Pengukuran mode balance-rr, mode active-backup, mode
balance-xor, mode broadcast, mode 802.3ad menggunakan 2 topologi pengujian,
yaitu : router mikrotik dengan pc router linux dan pc router linux dengan pc router
linux. Pengukuran mode balance-tlb dan mode balance-alb menggunakan 2 topologi
pengujian, yaitu : router mikrotik dengan komputer server dan pc router linux dengan
komputer server. Perbedaan topologi untuk pengukuran interface bonding mode
balance-tlb dan mode balance-alb disebabkan ke-2 mode interface bonding tersebut
memiliki trafik jaringan tidak stabil jika mengunakan 2 router dalam pengujian yang
disebabkan kebanjiran paket ARP saat terjadi kesalahan jaringan membuat kinerja
router jadi overload[10], sehingga dapat disimpulkan mode balance-tlb dan mode
balance-alb lebih cocok digunakan untuk jaringan lokal tanpa menggunakan
konfigurasi routing secara khusus. Pengukuran unjuk kerja 7 mode interface bonding
dilakukan dengan 3 skenario pengujian, yaitu : skenario normal, skenario 1 dan
skenario 2. Tabel rata-rata parameter QoS hasil pengukuran sebagai berikut :
Tabel 4.1 Rata - rata pengukuran throughput interface bonding router mikrotik
dengan pc router linux.
Bonding
Mode 0
Mode 1
Mode 2
Mode 3
Mode 4
Mode 5
Mode 6
Skenario
normal
251.33
95.53
95.47
125.6
95.7
95.3
96.2
Throughput (Mbps)
Skenario 1
Failover
Recovery
115.27
136
94.57
93.97
94.27
95.03
104.53
107.5
93.03
92.27
93.47
95.37
92.13
94.53
Skenario 2
Failover
Recovery
89.47
115.77
93.77
94.9
92.47
94.53
95.6
104.6
91.9
91.93
92.53
95.43
92.53
94.47
61
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 4.2 Rata - rata pengukuran throughput interface bonding pc router linux
dengan pc router linux.
Bonding
Mode 0
Mode 1
Mode 2
Mode 3
Mode 4
Mode 5
Mode 6
Skenario
normal
133.9
91.6
90.73
119.73
96.4
94.2
95.17
Throughput (Mbps)
Skenario 1
Failover
Recovery
89
109.03
91.77
89.8
89.27
89.93
105.63
120.7
94.73
74.53
88.3
95.37
93.53
94.77
Skenario 2
Failover
Recovery
84.9
117.97
91.6
89.77
89.17
72.4
82.63
104.97
79.57
72.93
85.77
94.33
91.93
74.4
Tabel 4.3 Rata - rata pengukuran delay interface bonding router mikrotik dengan pc
router linux.
Bonding
Mode 0
Mode 1
Mode 2
Mode 3
Mode 4
Mode 5
Mode 6
Skenario
normal
33.2
88.13
88
100.1
87.97
88.43
87.8
Delay (s)
Skenario 1
Failover
Recovery
74.2
63.13
89.5
89.1
89.4
88.93
94.73
95.73
90.56
91.63
89.53
88.6
90.93
89.17
Skenario 2
Failover
Recovery
93.47
74.17
90.23
88.8
90.6
89.43
85.53
107.8
91.4
91.87
90.93
88.57
91.4
89.27
Tabel 4.4 Rata - rata pengukuran delay interface bonding pc router linux
dengan pc router linux.
Bonding
Mode 0
Mode 1
Mode 2
Mode 3
Mode 4
Mode 5
Mode 6
Skenario
normal
62.9
91.67
92.73
106.4
87.2
89.73
88.5
Delay (s)
Skenario 1
Failover
Recovery
94.9
77.33
91.97
93.7
94.53
93.9
109.57
104.43
89.3
117.17
96.37
88.63
90.87
88.17
Skenario 2
Failover
Recovery
98.33
72
92.17
93.57
94.67
119.63
103.27
106.83
107.53
115.33
101.1
89.27
91.6
146.93
62
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 4.5 Rata - rata pengukuran packet loss interface bonding router mikrotik
dengan pc router linux.
Bonding
Mode 0
Mode 1
Mode 2
Mode 3
Mode 4
Mode 5
Mode 6
Skenario
normal
0.33
0
0
1.33
0
0
0
Packet Loss (%)
Skenario 1
Failover
Recovery
7.67
8
0.33
0
0.33
0
2
1.33
0.67
2.33
0.67
0
2.33
0
Skenario 2
Failover
Recovery
2.67
5
0.67
0.33
1.33
1
1
4
1
3.33
1.67
0
2.67
0
Tabel 4.6 Rata - rata pengukuran packet loss interface bonding pc router linux
dengan pc router linux.
Bonding
Mode 0
Mode 1
Mode 2
Mode 3
Mode 4
Mode 5
Mode 6
Skenario
normal
2.67
0
0
1.67
0
0.33
0
Packet Loss (%)
Skenario 1
Failover
Recovery
2.67
5.33
0
0.33
0
0.33
3
0
0
7
4.67
0
7.67
0
Skenario 2
Failover
Recovery
1
2
0
0.33
0
21
1.33
1.33
17.33
38
0.67
0
6.33
6
63
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
IV.3.1 Analisa pengukuran Skenario Normal Interface Bonding Router Mikrotik
dengan Pc Router Linux
•
Throughput
Throughput skenario normal interface bonding router mikrotik dengan pc
router linux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.1 dibawah ini.
300
Throughput (Mbps)
250
200
150
100
50
0
mode 0mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.1 Grafik Pengukuran Throughput Skenario Normal
Hasil pengukuran throughput skenario normal dapat dilihat pada gambar
4.1. Mode balance-rr memiliki rata – rata throughput paling besar,
throughput terbesar k-2 adalah mode broadcast, mode active-backup,
mode balance-xor, mode 802.3ad, mode balance-tlb dan mode balancealb memiliki rata – rata throughput hampir. Kondisi perbedaan throughput
interface bonding ini terjadi karena perbedaan cara kerja saat melakukan
proses transfer data. Berdasarkan teori mode balance-rr dan mode
broadcast menggunakan setiap interface slave yang terdaftar pada
interface bonding untuk melakukan proses transfer data sehingga
mempunyai throughput yang lebih besar dari pada mode active-backup,
mode balance-xor, mode 802.3ad, mode balance-tlb dan mode balancealb yang hanya menggunakan 1 interface slave saja yang aktif untuk
melakukan transfer data, Interface slave lainnya sebagai backup jika
64
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
interface slave utama gagal.
Gambar 4.2 Proses Transfer Data Mode Balance-rr
• Delay
Delay skenario normal interface bonding router mikrotik dengan pc router
linux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.3 dibawah ini.
Delay (s)
140
120
100
80
60
40
20
0
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.3 Grafik Pengukuran Delay Skenario Normal
Waktu delay proses transfer data skenario normal memiliki perbedaan
sangat signifikan pada mode balance-rr dan mode broadcast. Mode
balance-rr memiliki rata - rata delay paling kecil dipengaruhi oleh
throughput cukup besar sedangkan mode broadcast memiliki throughput
terbesar ke-2 tetapi memiliki rata - rata delay paling besar. Hal ini terjadi
sesuai dengan teori, mode balance-rr melakukan transfer data secara
bergantian pada interface slave aktif yang terdaftar pada interface bonding
dan mode broadcast melakukan transfer paket data secara bersamaan pada
interface slave yang terdaftar pada interface bonding akan tetapi data yang
65
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ditransfer adalah paket data yang sama[1]. Proses redudansi paket data
tersebut membuat trafik jaringan lebih tinggi dari pada trafik jaringan 6
mode interface bonding lainnya karena router akan memproses paket data
lebih banyak, hal ini akan mengurangi efisiensi jaringan sehingga
mempengaruhi besarnya throughput dan meningkatkan waktu delay. Mode
active-backup, mode balance-xor, mode 802.3ad, mode balance-tlb dan
mode balance-alb memiliki rata – rata delay hampir sama karena hanya
menggunakan 1 interface slave aktif pada interface bonding.
• Packet Loss
Packet loss skenario normal interface bonding router mikrotik dengan pc
router linux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.4 dibawah ini.
Packet Loss (%)
48
44
40
36
32
28
24
20
16
12
8
4
0
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.4 Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario Normal
Hasil pengukuran persentase packet loss skenario normal dapat dilihat
pada gambar 4.4. Perbandingan besar persentase packet loss antara mode
active-backup, mode balance-xor, mode 802.3ad, mode balance-tlb dan
mode balance-alb memiliki rata – rata persentase packet loss 0%
66
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dibandingkan dengan mode balance-rr dan mode broadcast yang memiliki
rata – rata persentase packet loss lebih besar. Walaupun mode balance-rr
dan mode broadcast memiliki throughput besar akan tetapi memiliki
persentase packet loss yang lebih besar. Hal ini terjadi karena terjadi
congestion pada router 1 yang disebabkan oleh antrian yang melebihi dari
kapasitas buffer. Pengukuran persentase packet loss pada skenario normal
hanya sebesar 0.33% pada mode balance-rr dan 1.33% pada mode
broadcast tidak terlalu mempengaruhi unjuk kerja jaringan.
IV.3.2 Analisa pengukuran Skenario 1 Interface Bonding Router Mikrotik
dengan Pc Router Linux
•
Throughput
Throughput skenario 1 interface bonding router mikrotik dengan pc router
linux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.5 dibawah ini.
300
Throughput (Mbps)
250
normal
200
failover
150
recovery
100
50
0
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.5 Grafik Pengukuran Throughput Skenario 1
Hasil pengukuran throughput skenario 1 memiliki perbedaan yang sangat
signifikan dari throughput skenario normal. Mode balance-rr dan mode
broadcast saat pengujian failover terjadi kegagalan 1 interface slave yang
terdaftar pada interface bonding sehingga memperkecil besarnya
67
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
throughput karena hanya 2 interface slave yang digunakan untuk proses
transfer data dan saat pengujian recovery pada router 1 terjadi congestion
saat interface slave down kembali aktif karena buffer antrian pada router
penuh menyebabkan trafik jaringan tinggi sehingga mengurangi efisiensi
jaringan membuat besarnya throughput tidak maksimal. Mode activebackup, mode balance-xor, mode 802.3ad, mode balance-tlb dan mode
balance-alb tidak terjadi perubahan throughput yang signifikan karena
hanya memindahkan proses transfer data pada 1 interface slave backup
kepada interface slave utama sehingga congestion yang terjadi tidak besar
dan saat recovery besarnya throughput tetap stabil karena trafik jaringan
tidak tinggi.
•
Delay
Delay skenario 1 dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.6
dibawah ini.
Delay (s)
140
120
normal
failover
recoveri
100
80
60
40
20
0
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.6 Grafik Pengukuran Delay skenario 1
Hasil pengukuran delay skenario 1 dapat dilihat pada gambar 4.6. Waktu
delay mengalami peningkatan cukup signifikan dari pengukuran skenario
normal pada mode balance-rr pada pengujian failover dan recovery, hal
ini terjadi karena besarnya throughput lebih kecil dari pada pengukuran
68
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
skenario normal. Mode broadcast memiliki delay yang lebih kecil pada
pengujian failover dan recovery karena paket data yang sama dikirim
secara bersamaan lebih kecil jumlahnya sehingga congestion yang terjadi
pada router 1 lebih kecil dari pada delay mode broadcast skenario normal.
Mode active-backup, mode balance-xor, mode 802.3ad, mode balancetlb dan mode balance-alb perubahan delay tidak signifikan karena hanya
menggunakan 1 interface slave untuk proses transfer data sehingga
congestion pada jaringan tidak besar.
•
Packet loss
Packet loss skenario 1 interface bonding router mikrotik dengan pc router
linux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.7 dibawah ini.
Packet Loss (%)
48
44
40
36
32
28
24
20
16
12
8
4
0
normal
failover
recoveri
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.7 Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario 1
Hasil pengukuran persentase packet loss dapat dilihat pada gambar 4.7.
persentase packet loss cukup besar terjadi pada mode balance-rr pada
pengujian failover dan recovery terjadi karena paket data yang data lebih
cepat dari kemampuan router untuk melakukan proses input data sehingga
69
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
congestion menjadi besar dan proses transmisi ulang dari paket data yang
hilang membuat jaringan menjadi sibuk, dari hasil pengukuran pengujian
failover dan recovery rata - rata persentase packet loss mencapai 7.67%
dan 8% cukup mempengaruhi unjuk kerja jaringan. Mode active-backup,
mode balance-xor, mode broadcast, mode 802.3ad, mode balance-tlb dan
mode balance-alb terjadi packet loss karena congestion yang disebabkan
buffer antrian router melebihi kapasitas, dari hasil pengukuran persentase
packet loss tidak mencapai 3% sehingga tidak terlalu mempengaruhi
unjuk kerja jaringan.
IV.3.3 Analisa pengukuran Skenario 2 Interface Bonding Router Mikrotik
dengan Pc Router Linux
Throughput
•
Throughput skenario 2 interface bonding router mikrotik dengan pc router
linux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.8 dibawah ini.
Throughput (Mbps)
300
250
normal
failover
recovery
200
150
100
50
0
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.8 Grafik Pengukuran Throughput Skenario 2
Hasil pengukuran throughput skenario 2 dapat dilihat pada gambar 4.8.
Rata – rata throughput 7 mode interface bonding hampir sama karena
hanya 1 interface slave yang digunakan untuk melakukan proses transfer
70
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
data pada pengujian failover, mode balance-rr memiliki rata – rata
throughput lebih kecil 89.47 Mbps pada saat pengukuran failover karena
congestion saat terjadi down pada interface slave 1 dan 2 yang disebabkan
adanya packet loss, paket data yang datang lebih cepat dari pada
kemampuan router untuk memproses data, proses pengiriman ulang paket
data yang hilang sehingga mengurangi efisiensi jaringan dan besarnya
bandwith menjadi lebih kecil sehingga berpengaruh pada delay. Mode
active-backup, mode balance-xor, mode broadcast, mode 802.3ad, mode
balance-tlb dan mode balance-alb memiliki rata – rata throughput tidak
signifikan perbedaannya untuk pengujian failover karena router mampu
menangani kegagalan jaringan. Pada pengujian recovery besarnya
throughput mode balance-rr dan mode broadcast mengalami peningkatan
karena interface slave 1 dan 2 aktif, tetapi besarnya throughput tidak
mengalami peningkatan signifikan seperti besarnya throughput skenario
normal karena membutuhkan waktu untuk melakukan penyesuaian proses
transfer data dari 1 interface slave menjadi 3 interface slave, hal tersebut
akan mengurangi efisiensi jaringan sehingga mempengaruhi besarnya
throughput karena trafik menjadi sangat sibuk membuat banyak paket data
yang hilang dan adanya proses pengiriman ulang paket data yang hilang.
Mode active-backup, mode balance-xor, mode 802.3ad, mode balance-tlb
dan mode balance-alb tidak mengalami perubahan signifikan karena hanya
memindahkan proses transfer data dari interface slave aktif pada interface
slave backup tetapi berpengaruh pada delay dan persentase packet loss.
•
Delay
Delay skenario 2 interface bonding router mikrotik dengan pc router linux
dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.9 dibawah ini.
71
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Delay (s)
140
120
normal
failover
recovery
100
80
60
40
20
0
mode 0mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.9 Grafik Pengukuran Delay Skenario 2
Hasil pengukuran delay skenario 2 dapat dilihat pada gambar 4.9.
Pengujian failover pada mode broadcast mengalami penurunan waktu
delay karena congestion pada jaringan lebih kecil saat interface slave 1 dan
2 mengalami down menyebabkan pengiriman paket data yang sama secara
bersamaan tidak terjadi. Mode balance-rr, mode active-backup, mode
balance-xor, mode balance-tlb dan mode balance-alb mengalami
peningkatan delay karena proses penyesuaian perpindahan transfer data
dari interface slave aktif ke interface slave backup dan mekanisme
penanganan kesalahan jaringan menggunakan ARP negotiation sehingga
terjadi banjir paket ARP membuat router overload sehingga mengurangi
efisiensi jaringan membuat delay meningkat. Pada pengujian recovery
mode balance-rr mengalami penurunan delay karena besarnya throughput
meningkat, mode broadcast mengalami peningkatan delay karena saat 3
interface slave aktif maka congestion menjadi lebih besar sehingga
mengakibatkan banyak paket data yang hilang dan harus melakukan proses
transfer ulang paket data yang hilang, hal ini dapat meningkatkan waktu
delay. Mode active-backup, mode balance-xor, mode 802.3ad, mode
balance-tlb dan mode balance-alb tidak mengalami perubahan yang
72
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
signifikan terhadap delay karena congestion hanya terjadi beberapa saat
saja.
Packet Loss
•
Packet loss skenario 2 interface bonding router mikrotik dengan pc router
linux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.10 dibawah ini.
Packet Loss (%)
48
44
40
36
32
28
24
20
16
12
8
4
0
normal
failover
recoveri
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.10 Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario 2
Pengukuran persentase packet loss skenario 2 dapat dilihat pada gambar
4.10. Pada pengujian failover setiap mode interface bonding mengalami
congestion yang disebabkan penuhnya buffer antrian pada router. Hasil
pengukuran persentase packet loss pada pengujian failover pada 7 mode
interface bonding rata – rata persentase packet loss tidak mencapai 3%
sehingga tidak mempengaruhi unjuk kerja jaringan. Pada pengujian
recovery mode balance-rr, mode broadcast dan mode 802.3ad
berdasarkan kategori standar persentase packet loss kualitas jaringan
accepable, hal ini disebabkan oleh congestion yang cukup lama sehingga
73
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
buffer antrian pada router menjadi penuh sehingga paket data yang baru
datang akan di-drop, kemudian akan dilakukan proses transmisi ulang
paket data yang drop hal ini akan mengurangi efisiensi jaringan walaupun
jumlah bandwith tersedia cukup. Pengujian recovery mode balance-tlb dan
mode balance-alb tidak terjadi congestion karena pada saat recovery
interface slave down menjadi aktif proses tranfer data tidak berpindah
pada interface slave yang baru aktif.
IV.3.4 Analisa pengukuran Skenario Normal Interface Bonding Pc Router
Linux dengan Pc Router Linux
•
Throughput
Throughput skenario normal interface bonding router mikrotik dengan pc
router linux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.11 dibawah
ini.
300
Throughput (Mbps)
250
200
150
100
50
0
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.11 Grafik Throughput Skenario Normal
Hasil pengukuran throughput pengujian skenario normal interface
bonding pc router linux dengan pc router linux dapat dilihat pada gambar
4.11. Mode balance-rr memiliki throughput paling besar dan throughput
besar ke-2 adalah mode broadcast karena menggunakan 3 interface slave
untuk melakukan transfer data akan tetapi besarnya throughput tidak
74
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
maksimal karena trafik jaringan yang tinggi sehingga mengurangi
efisiensi jaringan interface bonding disebabkan paket data yang datang
lebih cepat dari pada pc router linux memproses paket data yang datang
lebih lama. Berdasarkan gambar 4.11 mode active-backup, mode balancerr, mode 802.3ad, mode balance-tlb dan mode balance-alb memiliki rata
– rata throughput hampir sama karena hanya menggunakan 1 interface
slave untuk melakukan proses transfer data.
• Delay
Delay skenario normal interface bonding pc roouter dengan pc router
linux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.12 dibawah ini.
Delay (s)
140
120
100
80
60
40
20
0
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.12 Grafik Pengukuran Delay Skenario Normal
Hasil pengukuran delay skenario normal dapat dilihat pada gambar 4.12.
Mode balance-rr memiliki rata - rata delay paling kecil karena memiliki
throughput yang lebih besar dari pada throughput pengujian 6 mode
interface bonding lainnya. Mode broadcast memiliki rata - rata delay
paling besar dari pada 6 pengujian mode interface bonding lainnya karena
terjadi congestion yang disebabkan oleh trafik yang tinggi saat transfer
data. Berdasarkan teori cara kerja mode broadcast adalah mentransfer
75
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
paket data yang sama secara bersamaan ke node tujuan[1], sehingga
jaringan menjadi lebih sibuk karena router akan memproses paket data
yang datang lebih banyak dari pada 6 mode interface bonding lainnya, hal
ini membuat delay lebih lama. Mode active-backup, mode balance-xor,
mode 802.3ad, mode balance-tlb dan mode balance-alb memiliki rata –
rata delay hampir sama karena menggunakan hanya 1 interface slave
untuk transfer data.
•
Packet Loss
Packet loss skenario normal interface bonding pc router linux dengan pc
router linux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.13 dibawah
ini.
Packet Loss (%)
48
44
40
36
32
28
24
20
16
12
8
4
0
mode 0 mode 1
mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.13 Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario Normal
Hasil pengukuran persentase packet loss skenario normal dapat dilihat
pada gambar 4.13. Mode balance-rr memiliki rata - rata persentase
packet loss 2.67%, hal ini terjadi karena paket yang datang lebih cepat
dari pada kemampuan pc router linux untuk memproses data sehingga
76
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
terjadi congestion yang disebabkan penuhnya buffer pada antrian pc
router linux sehingga paket data yang datang terakhir akan di-drop. Mode
broadcast memiliki rata – rata persentase packet loss terbesar ke-2 karena
trafik yang tinggi pada saat terjadi proses transfer paket data yang sama,
sehingga buffer antrian pada pc router linux menjadi lebih cepat penuh
dan paket data yang terakhir datang akan di-drop. Mode active-backup,
mode balance-xor, mode 802.3ad, mode balance-tlb dan mode balancealb memiliki rata – rata persentase packet loss hampir sama 0% karena
tidak ada congestion saat transfer data. Dari hasil pengukuran persentase
packet loss mode balance-rr paling tinggi hanya 2.67% tidak
mempengaruhi unjuk kerja jaringan interface bonding.
IV.3.5 Analisa pengukuran Skenario 1 Interface Bonding Pc Router Linux
dengan Pc Router Linux
•
Throughput
Throughput skenario 1 interface bonding pc router linux dengan pc router
linux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.14 dibawah ini.
Throughput (Mbps)
300
250
normal
failover
recovery
200
150
100
50
0
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.14 Grafik Pengukuran Throughput Skenario 1
77
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Hasil pengukuran throughput skenario 1 dapat dilihat pada gambar 4.14.
mode balance-rr mengalami penurunan besar throughput saat pengujian
failover dan pengujian recovery besarnya throughput tidak maksimal, hal
ini disebabkan terjadi congestion karena pc router linux membutuhkan
waktu 5+- secon untuk melakukan transfer data pada 2 interface slave
yang aktif sehingga trafik menjadi sibuk membuat efisiensi jaringan
menjadi turun walaupun mempunyai bandwith yang tersedia cukup. Mode
broadcast saat pengujian failover dan recovery throughput terjadi
penurunan unjuk kerja jaringan karena congestion saat terjadi 1 interface
slave down karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
melakukan penyesuaian transfer data pada 2 interface slave yang aktif dan
pengiriman paket data yang sama secara bersamaan tetap terjadi sehingga
traffik menjadi lebih sibuk membuat penggunaan bandwith tidak
maksimal. Mode active-backup, mode balance-xor, mode 802.3ad, mode
balance-tlb dan mode balance-alb memiliki rata – rata hampir sama dan
congestion terjadi karena membutuhkan waktu lama untuk melakukan
proses tranfer data dari interface slave aktif yang mengalami down pada
interface slave backup.
•
Delay
Delay skenario 1 interface bonding pc router linux dengan pc router linux
dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.15 dibawah ini.
78
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Delay (s)
140
normal
failover
recoveri
120
100
80
60
40
20
0
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.15 Grafik Pengukuran Delay Skenario 1
Hasil pengukuran delay skenario 1 dapat dilihat pada gambar 4.15. Mode
802.3ad mengalami peningkatan delay sangat besar pada pengujian
recovery karena pc router linux tidak mampu menangani perpindahan
interface slave backup yang aktif saat terjadi failover dan kembali pada
interface slave primary saat recovery menyebabkan putusnya jaringan
sehingga perlu dilakukan restart pc router linux. Mode balance-rr dan
mode broadcast mengalami peningkatan delay pada pengujian failover
dan recovery karena pc router linux membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk menangani kesalahan jaringan sehingga efisiensi jaringan
menjadi turun. Mode balance-tlb dan mode balance-alb pengujian
recovery memiliki rata – rata hampir sama dengan skenario normal karena
congestion sangat kecil disebabkan tidak terjadi proses transfer data saat
recovery interface slave, saat pengujian failover pc router linux
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan proses transfer
data pada interface slave backup sehingga trafik menjadi tinggi
menyebabkan efisiensi jaringan menjadi turun. Mode active-backup dan
mode balance-xor memiliki rata - rata delay hampir sama dengan skenario
79
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
normal kerena congestion yang terjadi pada jaringan tidak besar.
•
Packet loss
Packet loss skenario 1 interface bonding pc router dengan pc router linux
dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.16 dibawah ini.
Packet Loss (%)
48
44
normal
failover
recoveri
40
36
32
28
24
20
16
12
8
4
0
mode 0 mode 1
mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.16 Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario 1
Hasil pengukuran persentase packet loss skenario 1 dapat dilihat pada
gambar 4.16. 7 mode interface bonding mengalami peningkatan
persentase packet loss. Mode balance-tlb dan mode balance-alb pada
pengujian failover memiliki rata - rata persentase packet loss cukup besar
karena banjir paket ARP saat terjadi kesalahan jaringan sehinggga terjadi
overload pada komputer server membuat banyak paket data yang hilang
ditengah jalan membuat efisiensi jaringan turun, sedangkan pada
pengujian recovery ke-2 mode interface bonding tersebut memiliki rata –
rata persentase packet loss 0% karena tidak terjadi congestion pada
jaringan. Mode 802.3ad pada pengujian recovery memiliki persentase
80
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
packet loss cukup besar karena pc router linux tidak mampu mengatasi
perpindahan proses transfer data dari 2 interface slave aktif kepada
interface slave backup sehingga pc router linux menjadi crash disebabkan
paket data yang datang lebih cepat dari pada kemampuan pc router linux
untuk memproses data yang datang. Mode balance-rr pada pengujian
failover dan recovery memiliki rata – rata persentase packet loss cukup
mempengaruhi kinerja jaringan karena congestion yang disebabkan buffer
antrian pada pc router linux penuh dan pc router linux membutuhkan
waktu lama untuk menangani proses kesalahan jaringan. Mode broadcast
pada pengujian failover memiliki persentase packet loss 3% karena buffer
antrian pada pc router linux penuh sehingga paket data yang datang
terakhir akan di-drop walaupun memiliki persentase packet loss masih
dapat diterima akan tetapi memiliki rata - rata delay besar karena trafik
jaringan yang tinggi. Mode active-backup dan mode balance-xor memiliki
rata – rata persentase packet loss hampir sama pada pengujian failover dan
recovery dikategorikan standar persentase packet loss good karena paket
data yang hilang tidak mempengaruhi unjuk kerja jaringan.
IV.3.6 Analisa pengukuran Skenario 2 Interface Bonding Pc Router Linux
dengan Pc Router Linux
•
Throughput
Throughput skenario 2 interface bonding pc router dengan pc router linux
dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.17 dibawah ini.
81
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Throughput (Mbps)
300
250
normal
failover
recovery
200
150
100
50
0
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.17 Grafik Pengukuran Throughput Skenario 2
Hasil pengukuran throughput skenario 2 dapat dilihat pada gambar 4.17.
Rata – rata throughput 7 mode interface bonding mengalami penurunan
unjuk kerja pada pengujian failover dan recovery karena trafik jaringan
sangat tinggi saat 2 interface slave down atau saat proses recovery
interface slave yang down kedalam keadaan aktif disebabkan pc router
linux membutuhkan waktu yang lama untuk memproses paket data yang
datang sehingga mengurangi efisiensi jaringan. Mode balance-rr dan
mode broadcast saat pengujian recovery besarnya throughput tidak
mencapai maksimal karena paket data yang datang lebih cepat dari pada
kemampuan pc router linux untuk memproses paket data sehingga
mengurangi efisiensi jaringan.
•
Delay
Delay skenario 2 interface bonding pc router linux dengan pc router linux
dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.18 dibawah ini.
82
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Delay (s)
140
normal
failover
recoveri
120
100
80
60
40
20
0
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.18 Grafik Pengukuran Delay Skenario 2
Hasil pengukuran delay skenario 2 dapat dilihat pada gambar 4.18. Waktu
delay 7 mode interface bonding mengalami peningkatan. Mode balancexor memiliki rata – rata delay cukup besar pada pengujian recovery, mode
802.3ad memiliki rata – rata delay cukup besar pada pengujian failover
dan recovery, mode balance-tlb memiliki rata - rata delay cukup besar
pada pengujian failover dan mode balance-alb memiliki rata - rata delay
cukup besar pada pengujian recovery, dari pengukuran delay tersebut
dapat diketahui bahwa pc router linux mengalami crash karena tidak
mampu memproses paket data yang masuk saat 2 interface slave down
sehingga perlu dilakukan restart sistem pc router linux akan tetapi
efisiensi jaringan telah turun menyebabkan besar throughput tidak
maksimal untuk melakukan proses transfer data sehingga meningkatkan
waktu delay.
•
Packet Loss
packet loss skenario 2 interface bonding pc router linux dengan pc router
linux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.19 dibawah ini.
83
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Packet Loss (%)
48
44
normal
failover
recoveri
40
36
32
28
24
20
16
12
8
4
0
mode 0 mode 1
mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.19 Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario 2
Hasil pengukuran persentase packet loss skenario 2 dapat dilihat pada
gambar 4.19. Mode balance-rr pada pengujian failover dan recovery,
mode active-backup pengujian failover dan recovery, mode broadcast
pengujian failover dan recovery, mode balance-tlb pengujian failover dan
recovery, dari hasil pengukuran tersebut dikategorikan standar persentase
packet loss masih dapat ditoleransi karena congestion pada jaringan tidak
besar. Mode balance-xor pada pengujian recovery, mode 802.3ad pada
pengujian failover dan recovery, mode balance-alb pada pengujian
failover dan recovery, dari hasil pengukuran tersebut persentase packet
loss sangat besar karena pc router linux mengalami crash saat keadaan 2
interface slave down atau aktif kembali sehingga perlu dilakukan restart
sistem pc router linux, pada saat pc router linux down maka banyak paket
data yang hilang di tengah jalan sehingga perlu dilakukan transfer ulang
paket data yang hilang dan hal ini akan mengurangi efisiensi jaringan
84
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
sehingga besarnya throughput turun yang akan mempengaruhi delay.
IV.4 Analisa Perbandingan Unjuk Kerja Interface Bonding Pc Router Linux
dengan Pc Router Linux Dan Interface Bonding Router Mikrotik Dengan
Pc Router Linux
•
Throughput Skenario Normal
Throughput skenario normal interface bonding router mikrotik dengan pc
router linux dan interface bonding pc router linux dengan pc router linux
dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.20 dibawah ini.
Througput (Mbps)
300
ib rm dgn pc
ib pc dgn pc
250
200
150
100
50
0
mode 0mode 1mode 2mode 3mode 4mode 5mode 6
Gambar 4.20 Pengukuran Throughput Skenario Normal
Hasil pengukuran throughput skenario normal ke-2 interface bonding
dapat dilihat pada gambar 4.20. Interface bonding pc router linux dengan
pc router linux dan interface bonding router mikrotik dengan pc router
linux memiliki perbedaan unjuk kerja dimana interface bonding router
mikrotik dengan
pc router linux memiliki unjuk kerja lebih baik. 3
interface slave yang digunakan untuk pengukuran, sehingga bandwith
yang tersedia adalah 300 Mbps. Mode balance-rr interface bonding router
mikrotik dengan pc router linux memiliki rata – rata throughput lebih
besar dari pada mode balance-rr interface bonding pc router linux dengan
pc router linux, dapat disimpulkan interface bonding router mikrotik
85
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dengan pc router linux memiliki efisiensi jaringan yang lebih baik.
Pengujian mode broadcast interface bonding router mikrotik dengan pc
router linux memiliki rata – rata throughput lebih besar dari interface
bonding pc router linux dengan pc router linux karena interface bonding
router mikrotik dengan pc router linux dapat memproses paket data yang
datang lebih cepat. Hasil pengukuran mode active-backup, mode balancexor, mode 802.3ad, mode balance-tlb dan mode balance-alb pada
interface bonding router mikrotik dengan pc router linux memiliki rata –
rata throughput lebih besar sehingga efisiensi jaringan lebih baik dari pada
interface bonding pc router linux dengan pc router linux.
Throughput Skenario 1
•
Throughput skenario 1 interface bonding router mikrotik dengan pc router
linux dan interface bonding pc router linux dengan pc router linux dapat
dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.21 dibawah ini.
300
Througput (Mbps)
ib rm dgn pc fail
ib rm dgn pc reco
ib pc dgn pc fail
ib pc dgn pc reco
250
200
150
100
50
0
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.21 pengukuran Throughput Skenario 1
Hasil pengukuran throughput skenario 1 ke-2 interface bonding dapat
dilihat pada gambar 4.21. Pengukuran ke-2 pengujian interface bonding
pada mode balance-rr saat pengukuran recovery, rata – rata besarnya
86
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
throughput interface bonding router mikrotik dengan pc router linux lebih
besar dari pada interface bonding pc router linux dengan pc router linux,
walaupun besarnya throughput bertambah saat 1 interface slave aktif akan
tetapi besarnya throughput tidak seperti pengukuran skenario normal
disebabkan trafik yang tinggi pada jaringan dan proses transfer ulang
paket data yang hilang sehingga mengurangi efisiensi jaringan. Pengujian
failover mode balance-rr ke-2 interface bonding terjadi penurunan besar
throughput karena 1 interface slave down, pengukuran pada interface
bonding router mikrotik dengan pc router linux memiliki unjuk kerja lebih
baik disebabkan rata – rata throughput lebih besar dari throughput pada
interface bonding pc router linux dengan pc router linux karena semakin
besar throughput waktu delay semakin kecil. Mode broadcast pada
pengujian recovery interface bonding pc router linux dengan pc router
linux memiliki rata – rata throughput lebih besar dari pada throughput
interface bonding router mikrotik dengan pc router linux akan tetapi
waktu delay lebih lama pada interface bonding pc router linux dengan pc
router linux karena kemampuan pc router linux lebih lama dalam
memproses paket data yang datang dari pada router mikrotik. Mode
802.3ad pengujian recovery pada interface bonding pc router linux dengan
pc router mengalami penurunan unjuk kerja karena crash pada pc router
linux sehingga banyak paket data yang hilang membuat besarnya
throughput tidak maksimal dan delay menjadi lebih besar karena efisiensi
jaringan telah turun. Rata – rata throughput mode active-backup, mode
balance-xor, mode balance-tlb dan mode balance-alb hampir sama pada
ke-2 interface bonding.
•
Throughput Skenario 2
Throughput skenario 2 interface bonding router mikrotik dengan pc router
linux dan interface bonding pc router linux dengan pc router linux dapat
87
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.22 dibawah ini.
Througput (Mbps)
300
250
ib rm dgn pc fail
ib rm dgn pc reco
ib pc dgn pc fail
ib pc dgn pc reco
200
150
100
50
0
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.22 Pengukuran Throughput Skenario 2
Hasil pengukuran throughput skenario 2 ke-2 interface bonding dapat
dilihat pada gambar 4.22. Pada pengukuran ke-2 interface bonding pada
mode balance-rr memiliki rata – rata throughput hampir sama pada
pengujian failover dan recovery, saat pengujian recovery tidak mencapai
throughput maksimum karena congestion pada jaringan yang disebabkan
buffer pada antrian paket data router penuh sehingga paket data yang
datang terakhir di-drop dan proses transfer ulang paket data yang hilang
akan mengurangi efisiensi jaringan. Mode active-backup, mode balancexor, mode broadcast, mode 802.3ad, mode balance-tlb dan mode
balance-alb pada interface bonding router mikrotik dengan pc router linux
memiliki unjuk kerja lebih baik karena dapat mengatasi failover dan
recovery interface slave lebih cepat dari interface bonding pc router linux
dengan pc router linux.
•
Delay Skenario Normal
Delay skenario normal interface bonding router mikrotik dengan pc router
linux dan interface bonding pc router linux dengan pc router linux dapat
dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.23 dibawah ini.
88
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Delay (s)
140
120
ib rm dgn pc
ib pc dgn pc
100
80
60
40
20
0
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.23 Pengukuran Delay Skenario Normal
Hasil pengukuran delay skenario normal ke-2 interface bonding dapat
dilihat pada gambar 4.23. Pengukuran interface bonding router mikrotik
dengan pc router linux memiliki rata – rata delay lebih kecil dari pada
pengukuran interface bonding pc router linux dengan pc router linux pada
mode balance-rr, mode active-backup, mode balance-xor dan mode
broadcast disebabkan congestion pada jaringan lebih kecil dan
kemampuan memproses paket data yang datang lebih cepat. Mode
802.3ad, mode balance-tlb dan mode balance-alb memiliki rata – rata
delay hampir sama.
•
Delay Skenario 1
Delay skenario 1 interface bonding router mikrotik dengan pc router linux
dan interface bonding pc router linux dengan pc router linux dapat dilihat
pada gambar grafik pada gambar 4.24 dibawah ini.
89
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Delay (s)
140
ib rm dgn pc fail
ib rm dgn pc reco
ib pc dgn pc fail
ib pc dgn pc reco
120
100
80
60
40
20
0
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.24 Pengukuran Delay Skenario 1
Hasil pengukuran delay skenario 1 ke-2 interface bonding dapat dilihat
pada gambar 4.24. Mode balance-rr interface bonding router mikrotik
dengan pc router linux memiliki rata - rata delay lebih kecil dari pada
interface bonding pc router linux dengan pc router linux dipengaruhi oleh
besarnya throughput yang digunakan untuk transfer data. Mode broadcast
interface bonding router mikrotik dengan pc router linux memiliki rata –
rata delay lebih kecil dari pada mode broadcast interface bonding pc
router linux dengan pc router linux walaupun memiliki rata – rata
throughput lebih besar, akan tetapi kemampuan pc router linux
memproses paket data yang datang lebih lama sehingga trafik jaringan
lebih tinggi akan mengurangi efisiensi jaringan walaupun jumlah
bandwith tersedia. Besarnya delay mode active-backup, mode balancexor, mode 802.3ad, mode balance-tlb dan mode balance-alb pada ke-2
pengujian interface bonding dipengaruhi oleh besarnya throughput dan
kemampuan router memproses paket data yang datang.
•
Delay skenario 2
Delay skenario 2 interface bonding router mikrotik dengan pc router linux
dan interface bonding pc router linux dengan pc router linux dapat dilihat
90
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pada gambar grafik pada gambar 4.25 dibawah ini.
Delay (s)
140
ib rm dgn pc fail
ib rm dgn pc reco
ib pc dgn pc fail
ib pc dgn pc reco
120
100
80
60
40
20
0
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.25 Pengukuran Delay Skenario 2
Hasil pengukuran delay skenario 2 ke-2 interface bonding dapat dilihat
pada gambar 4.25. Ke-2 pengujian interface bonding memiliki perbedaan
delay yang signifikan. Mode balance-xor, mode 802.3ad, mode balancetlb dan mode balance-alb interface bonding pc router linux dengan pc
router linux memiliki delay cukup besar disebabkan oleh congestion pada
jaringan disebabkan banjir paket ARP pada interface slave aktif membuat
kinerja komputer server overload sehingga trafik menjadi tinggi membuat
router menjadi crash yang mempengaruhi persentase packet loss dan
besarnya throughput membuat delay meningkat. Mode balance-xor, mode
802.3ad, mode balance-tlb dan mode balance-alb interface bonding
router mikrotik dengan pc router linux memiliki rata - rata delay normal.
•
Packet Loss Skenario Normal
Packet loss skenario normal interface bonding router mikrotik dengan pc
router linux dan interface bonding pc router linux dengan pc router linux
dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.26 dibawah ini.
91
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Packet Loss (%)
48
44
40
36
32
28
24
20
16
12
8
4
0
ib rm dgn pc
ib pc dgn pc
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.26 Pengukuran Packet Loss Skenario Normal
Hasil pengukuran packet loss skenario 2 ke-2 interface bonding dapat
dilihat pada gambar 4.26. Persentase packet loss skenario normal pada ke2 pengujian interface bonding dikategorikan standar persentase packet
loss accepable karena persentase paket data yang hilang kurang dari 5%.
•
Packet Loss Skenario 1
Packet loss skenario 1 interface bonding router mikrotik dengan pc router
linux dan interface bonding pc router linux dengan pc router linux dapat
dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.27 dibawah ini.
92
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Packet Loss (%)
48
44
40
36
32
28
24
20
16
12
8
4
0
ib rm dgn pc fail
ib rm dgn pc reco
ib pc dgn pc fail
ib cp dgn pc reco
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.27 Pengukuran Packet Loss Skenario 1
Hasil pengukuran persentase packet loss skenario 1 pada ke-2 interface
bonding dapat dilihat pada gambar 4.27. ke-2 interface bonding
mengalami peningkatan persentase packet loss. Mode balance-rr pada
pengujian interface bonding router mikrotik dengan pc router linux
memiliki rata – rata persentase packet loss lebih besar pada pengujian
failover dan recovery dari pada mode balance-rr interface bonding pc
router linux dengan pc router linux, hal ini terjadi karena congestion yang
disebabkan buffer pada antrian router penuh dan paket data yang datang
lebih cepat dari pada kemampuan router untuk memproses paket data,
akan tetapi unjuk kerja interface bonding router mikrotik dengan pc router
linux lebih baik disebabkan oleh besarnya throughput yang mempengaruhi
delay menjadi lebih kecil walaupun memiliki persentase packet loss lebih
besar. Interface bonding router mikrotik dengan pc router linux pada mode
active-backup, mode balance-xor dan mode balance-tlb dikategorikan
standar persentase packet loss good karena congestion pada jaringan tidak
mempengaruhi unjuk kerja jaringan interface bonding. Mode broadcast,
93
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
mode 802.3ad, dan mode balance-alb dikategorikan standar persentase
packet loss accepable karena persentase packet loss hanya 2.33%
sehingga tidak mempengaruhi unjuk kerja interface bonding. Interface
bonding pc router linux dengan pc router linux pada mode 802.3ad dan
mode balance-alb dikategorikan standar persentase packet loss poor
karena paket data yang hilang cukup banyak sehingga mengurangi
efisiensi jaringan. Mode active-backup, mode balance-xor, mode
broadcast dan mode balance-tlb dikategorikan standar persentase
accepable karena paket data yang hilang tidak mempengaruhi unjuk kerja
jaringan.
Packet Loss Skenario 2
•
Packet loss skenario 2 interface bonding router mikrotik dengan pc router
linux dan interface bonding pc router linux dengan pc router linux dapat
dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.28 dibawah ini.
Packet Loss (%)
48
44
40
36
32
28
24
20
16
12
8
4
0
ib rm dgn pc fail
ib rm dgn pc reco
ib pc dgn pc fail
ib cp dgn pc reco
mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6
Gambar 4.28 Pengukuran Packet Loss Skenario 2
Hasil pengukuran persentase packet loss skenario 2 ke-2 interface
bonding dapat dilihat pada gambar 4.28. Interface bonding router mikrotik
dengan pc router linux pada mode balance-rr memiliki persentase packet
94
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
loss lebih besar pada pengujian failover dan recovery, jika dibandingkan
dengan pengujian failover dan recovery pada mode balance-rr interface
bonding pc router linux dengan pc router linux karena congestion pada
jaringan lebih besar pada interface bonding router mikrotik dengan pc
router linux saat 2 interface slave aktif yang disebabkan buffer antrian
pada router penuh. Mode broadcast ke-2 pengujian interface bonding
memiliki persentase packet loss hampir sama pada pengujian failover,
pada pengujian recovery mode broadcast interface bonding router
mikrotik dengan pc router linux memiliki persentase packet loss lebih
besar dari pengujian recovery interface bonding pc router linux dengan
pc router linux disebabkan paket data yang datang lebih cepat dari pada
kemampuan router sehingga terjadi congestion. Mode active-backup ke-2
pengujian interface bonding memiliki rata - rata persentase packet loss
hampir sama sehingga tidak mengurangi efisiensi jaringan. Mode
balance-xor, mode 802.3ad dan mode balance-alb interface bonding
router mikrotik dengan pc router linux memiliki persentase packet loss
lebih baik dari pada interface bonding pc router linux dengan pc router
linux karena terjadi crash pada router saat dilakukan pengujian failover
atau recovery interface slave pada interface bonding router pc router
linux dengan pc router linux.
95
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat ditarik
sebagai rekomendasi adalah :
1. Dari hasil pengamatan cara kerja dari 7 mode interface bonding, secara umum
dapat dikategorikan 2 macam cara kerja, yaitu : loadbalancing dan redundant.
Mode balance-rr dan mode broadcast dikategorikan cara kerja loadbalancing
dan mode active-backup, mode balance-xor, mode 802.3ad, mode balance-tlb
dan mode balance-alb dikategorikan cara kerja redundant.
2. Berdasarkan hasil pengukuran paramater QoS, mode broadcast tidak
direkomendasikan untuk digunakan pada perancangan topologi jaringan
interface bonding dalam tugas akhir ini. Sebagaimana telah dijelaskan pada
manual Linux Ethernet Bonding Driver HOWTO, menjelaskan mode
broadcast dapat digunakan untuk tujuan khusus, yaitu : jika ada 2 jaringan
berdiri sendiri tanpa ada hubungan dan dibutuhkan proses transfer data searah
pada saat bersamaan untuk ke-2 jaringan tersebut, maka dapat menggunakan
mode broadcast.
3. Interface
bonding
mode
balance-tlb
dan
mode
balance-alb
lebih
direkomendasikan untuk jaringan lokal karena trafik jaringan lebih stabil saat
terjadi kesalahan jaringan.
4. Hasil pengujian pengukuran topologi interface bonding router mikrotik
dengan pc router linux dan topologi interface bonding pc router linux dengan
pc router linux dapat disimpulkan interface bonding mode balance-rr
memiliki unjuk kerja lebih baik dari 6 mode interface bonding dengan rata –
rata maksimal besarnya throughput 251.33 Mbps. Interface bonding mode
active-backup memiliki unjuk kerja terbaik ke-2 karena trafik jaringan tetap
stabil dengan besar rata – rata throughput 95 Mbps pada topologi interface
96
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
bonding pc router linux dan pc router linux dan besarnya throughput 91 Mbps
pada topologi interface bonding pc router linux dan pc router linux saat terjadi
kesalahan.
V.2 Saran
Terdapat beberapa saran dari penulis agar peneliti selanjutnya dapat
memperhatikan hal-hal di bawah ini, guna perbaikan ke arah yang lebih baik. Adapun
saran tersebut adalah :
1. Pengukuran tugas akhir ini dilakukan pada layer aplikasi. Untuk mendapatkan
data yang lebih lengkap unjuk kerja parameter QoS, disarankan untuk
melakukan pengukuran pada layer data link dan untuk mendapatkan data
tersebut dapat mengunakan aplikasi paket sniffer wireshark.
2. Hasil pengukuran interface bonding router mikrotik dengan pc router linux
memiliki unjuk kerja lebih baik dari pada interface bonding pc router linux
dengan pc router linux, alangkah baiknya dilakukan pengukuran interface
bonding router mikrotik dengan router mikrotik untuk mendapatkan unjuk
kerja interface bonding maksimal menggunakan router mikrotik.
97
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
[1] The Linux Foundation. “Bonding”. http://www.linuxfoundation.org/
collaborate/workgroups/networking/bonding (diakses juli 2012).
[2] Forouzan, B.A. 2001. “Data Communications and Networking 2nd
Edition”. Mac Graw Hill.
[3] IGOS Nusantara. “Bonding”. http://igosnusantara.or.id/wiki/
index.php?title=IGOS_Nusantara_dan_bonding (diakses juli 2012).
[4] Mikrotik. “Interface/Bonding”. http://wiki.mikrotik.com/wiki/
Manual:Interface/Bonding (diakses april 2012).
[5] Sigid. 2007.“Bonding Dengan Fedora 7”. InfoLinux.
[6] unknown. “Linux Ethernet Bonding Driver HOWTO”.
http://www.kernel.org/doc/Documentation/networking/bonding.txt
(diakses juli 2012).
[7] Setiawan, Deris. Materi Kuliah Jarkom “Introduction Networking”.
[8] Tanenbaum, Andrew. S. 2003. “Computer Networks, Fourth Edition”.
Prentice Hall International, Inc.
[9] Koruse, J & Ross, Keith. 2000. “Computer Networking: A Top Down
Approach Featuring the Internet”. Addison Wesley.
[10] unknown. “Service Network Ports Bonding Configuration
Guide ”. Symantec Corporation.
[11] Halsall, Fred. 1995. “Data Communications, Computer Networks
and Open Systems”, Addison-Wesley Publisher Ltd, USA.
[12] ITU-T Recommendation G-1010. 2001. “End-User Multimedia QoS
Categories”
98
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN
99
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Bonding Pc Router Linux dengan Pc Router Linux
Bonding
Mode 0
Mode 1
Mode 2
Mode 3
Mode 4
Mode 5
Mode 6
sekenario normal
127.9
90.9
91.3
119.9
96.8
95.1
93.8
Bonding
Mode 0
Mode 1
Mode 2
Mode 3
Mode 4
Mode 5
Mode 6
151.9
90.7
89.7
121.3
95.5
91.5
96
87.5
91.4
92
106.9
92.6
95.1
92.5
65.7
93
92.8
106.5
87.2
88.7
88.8
68.3
90
92.2
108.1
87.2
88.3
88.6
54.7
92
93.2
104.6
87.2
92.2
88.1
96
92
91
105.3
91.3
88.6
91.6
sekenario normal
2
0
0
1
0
0
0
3
0
0
2
0
0
0
Sekenario 2
failover
86.2
91.4
90.5
84
72
95.7
91
109
90.7
89.7
128.1
65.6
95
94.2
80.6
91.2
90.7
83
95
95.8
89.2
77
93.2
94.3
103.6
128.8
89
88.7
failover
103
97
92.8
92.4
93
92.8
101.4 102.4
87.8
117
88.3
88.2
94.8
91.7
delay (s)
Sekenario 1
sekenario normal
Bonding
Mode 0
Mode 1
Mode 2
Mode 3
Mode 4
Mode 5
Mode 6
121.9
93.2
91.2
118
96.9
96
95.7
Troughput (Mbps)
Sekenario 1
failover
recovery
98.5
81
123.9
94.2
91.8
92.1
89.9
88.8
91.3
84.5
90.9
89.2
108.3
101.7
117.8
116.2
96.6
95
95.8
62.2
94.3
75.5
95.5
95.6
95.8
92.3
94.1
96
3
0
0
2
0
1
0
3
0
0
2
0
0
12
recovery
103.9 138.4 111.6
89.3 89.9 90.1
57.4 70.4 89.4
113.5 103
98.4
73.4 72.6 72.8
95.5 92.2 95.3
96.5 31.9 94.8
Sekenario 2
failover
85
92.1
92.7
113.7
87.6
89.7
88.4
103.7
91.8
99.9
109.7
89
110.8
92.6
failover
3
0
0
5
0
0
0
Packet Loss (%)
Sekenario 1
recovery
2
2
10
0
0
1
0
0
1
2
0
0
0
0
3
14
0
0
11
0
0
68
93.9
92.8
102.5
88.2
88.4
88.1
87.9
92.2
86.3
80.9
71.7
65.8
95.6
recovery
87
94
94.6
107.2
134.5
88.5
87.7
95
91.3
98.2
106
117.8
126.8
88.3
recovery
78.8 61.2
76
93.4
94
93.3
145.7 119.9 93.3
111.2 107.4 101.9
115.3 114.9 115.8
87.3 91.8 88.7
87.7 265
88.1
Sekenario 2
4
0
0
0
18
0
0
1
0
0
0
0
0
11
failover
1
0
0
0
30
0
8
1
0
0
4
22
2
0
2
1
48
2
32
0
0
recovery
3
0
15
2
42
0
18
1
0
0
0
40
0
0
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Bonding Router Mikrotik dengan Pc Router Linux
Bonding
Mode 0
Mode 1
Mode 2
Mode 3
Mode 4
Mode 5
Mode 6
Bonding
Mode 0
Mode 1
Mode 2
Mode 3
Mode 4
Mode 5
Mode 6
Bonding
Mode 0
Mode 1
Mode 2
Mode 3
Mode 4
Mode 5
Mode 6
sekenario normal
207.8
94.4
94.9
120
95.7
95.7
96.4
274.1
96.1
95.5
132.4
94.9
95.9
96.6
272.1
96.1
96
124.4
96.5
94.3
95.6
sekenario normal
39
88.3
88
105.1
88.2
88.5
87.8
30.2
88.1
88
92.9
88.1
88.3
87.4
30.4
88
88
102.3
87.6
88.5
88.2
failover
127.7
126.4
94.9
94
94.8
94.1
112
104.6
95
89.2
92.7
93.8
91.3
93.9
Troughput (Mbps)
Sekenario 1
recovery
91.7
131.4
158.9
94.8
93.1
94.9
93.9
95.6
95.2
97
103
110.5
94.9
92.4
92.6
93.9
95.1
95.3
91.2
94.8
95.1
failover
65.3
66.8
89.3
89.9
89.1
89
100.6
90.2
89.1
93.5
89.9
90
91.2
90.6
Delay (s)
Sekenario 1
recovery
90.5
64.2
52.7
89.3
89.5
89
90.1
88.4
88.8
93.4
100.5
95
89.1
91.6
91.3
88.7
88.8
88.7
91
89.2
89
failover
7
1
0
1
2
2
1
packet loss (%)
Sekenario 1
recovery
11
7
7
0
0
0
0
0
0
4
2
2
0
1
2
0
0
0
2
0
0
sekenario normal
1
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
5
0
1
1
0
0
4
Sekenario 2
117.7
93.9
94.3
109
91.8
95.7
93.7
97.4
94.9
92.8
96.3
90.6
93.3
91.2
failover
85.3
92.6
94.3
96.2
94.3
92.6
93.7
85.1
89
90.1
86.7
92.3
90.7
92.5
failover
97.9
91.5
89.7
87.9
89.8
90.1
90.7
85.7
93.8
90.3
94.3
90.8
91.7
92.7
135
94.9
94.8
107.2
92.7
95.2
95
recovery
100.8
111.5
94.5
95.3
94.9
93.9
101.6
105
91.9
91.2
95.7
95.4
93.9
94.5
Sekenario 2
72.5
88.8
89.6
91.7
92
88.3
89.3
97.4
90.2
92
82
92.1
92
91
62.9
89
89.2
89.4
91.1
88.8
89.1
recovery
83.8
75.8
88.4
89
89.2
89.9
119.6
114.4
92
92.5
88.2
88.7
89.2
89.5
Sekenario 2
10
0
0
0
4
0
0
1
0
0
0
1
0
5
failover
5
1
2
0
0
0
0
2
1
2
3
2
5
3
5
0
1
0
3
0
0
recovery
6
1
1
4
4
0
0
4
0
1
8
3
0
0
Download