BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem dinamik muncul sebagai suatu model matematika yang menggambarkan perubahan suatu keadaan yang bergantung terhadap waktu. Contoh sistem dinamik adalah model matematika yang menggambarkan pergerakan (perubahan posisi) suatu massa pada sistem pegas-massa yang dinyatakan dalam bentuk π = π΄π₯ + πΎπ₯ dengan π΄ dan πΎ adalah matriks bujur sangkar berukuran 2x2 yang elemenelemennya ditentukan oleh posisi benda dari keadaan setimbang, serta model yang menggambarkan banyaknya predator dan prey pada sistem predator-prey yang dinyatakan dalam bentuk π₯ = π΄ − π΅π¦ π₯ π¦ = πΆπ₯ − π· π¦ dengan π΄, π΅, πΆ, π· > 0 ∈ β (Hirsch, 1974 : 248). Pada sistem sederhana seperti pegas massa, dapat diketahui bahwa posisi massa pada waktu yang akan datang berada pada keadaan setimbang. Sistem seperti ini kemudian disebut sebagai sistem yang stabil. Suatu sistem dikatakan stabil jika pada waktu-waktu berikutnya keadaan sistem akan kembali pada keadaan setimbang. Namun pada sistem yang lebih rumit (misal pada sistem 1 2 predator-prey), kestabilan sistem tidak dapat dilihat secara langsung. Oleh karena itulah model matematika dalam bentuk sistem dinamik memegang peranan penting. Diberikan suatu sistem dinamik π₯ = π π₯, π dengan π ∈ βπ . (1.1) Posisi setimbang dapat diperoleh ketika sistem (1.1) tidak mengalami perubahan. Posisi setimbang ini kemudian disebut sebagai titik kesetimbangan (titik ekuilibrium). Kestabilan Sistem (1.1) dapat ditentukan dengan menggunakan matriks Jacobian. Matriks Jacobian pada prinsipnya adalah matriks yang entri-entrinya adalah hasil turunan parsial pertama atas fungsi π terhadap variabel π₯1 , π₯2 , π₯3 , … , π₯π yang dieksekusi pada titik ekuilibriumnya. Sebuah teorema didalam Kuznetsov (1998) menyebutkan bahwa jika semua nilai eigen dari matriks Jacobian mempunyai bagian real negatif maka sistem dikatakan stabil pada titik ekuilibrium yang terkait dengan matriks Jacobiannya. Jika ada nilai eigen yang mempunyai bagian real positif maka sistem dikatakan tidak stabil pada titik ekuilibrium yang terkait pada matriks Jacobiannya. Teorema tersebut tentu saja memunculkan pertanyaan “Apakah yang akan terjadi jika nilai eigen nol pada bagian realnya?” Apakah sistem tetap stabil atau berubah menjadi tidak stabil? Sebuah definisi pada Wiggins (1996) menyatakan bahwa titik ekuilibrium pada Sistem (1.1) dikatakan mengalami bifurkasi apabila keadaan saat π mendekati nol dan π₯ mendekati nol tidak sama dengan keadaan pada persekitaran pada π₯ = 0 di π = 0. 3 Keadaan pada saat π₯ = 0 di π = 0 merupakan kondisi nilai eigen nol pada matriks Jacobiannya yang rentan terhadap gangguan pada sistem, sehingga Sistem (1.1) mengalami bifurkasi pada saat π₯ = 0 di π = 0. Sedikit saja sistem terganggu, maka nilai eigen dapat berpindah ke daerah positif yang artinya titik ekuilibriumnya tidak stabil, atau nilai eigen dapat berpindah ke daerah negatif yang artinya titik ekuilibriumnya akan stabil. Ada beberapa jenis bifurkasi, diantaranya adalah bifurkasi pitchfork, bifurkasi transkitikal, dan bifurkasi saddle-node. Bifurkasi pitchfork ditandai dengan bertambahnya dua titik ekuilibrium ketika nilai parameter berubah dan keadaan titik ekuilibriumnya mengalami perubahan kestabilan. Bifurkasi transkitikal ditandai dengan berkurangnya titik ekuilibrium ketika nilai parameter berubah dan keadaan titik ekuilibriumnya mengalami perubahan kestabilan . Bifurkasi saddle-node ditandai dengan bertambahnya dua titik ekuilibrium ketika ada gangguan dan keadaan titik ekuilibriumnya tidak mengalami perubahan kestabilan. Bifurkasi saddle-node dapat diaplikasikan dalam sistem lainnya seperti pada Hysteresis dan pada Catastrophe theory serta pertambahan titik ekuilibrium tanpa mengubah sifat kestabilan sistem tersebut hingga menarik untuk dipelajari lebih lanjut. 4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka diperoleh rumusan masalah yaitu : 1. Kapankah perubahan parameter mempengaruhi keadaan sistem dinamik yang menyebabkan bifurkasi saddle-node? 2. Apakah pengaruh perubahan parameter terhadap keadaan sistem dinamik yang menyebabkan bifurkasi saddle-node? 3. Bagaimana bentuk sistem yang mengalami bifurkasi saddle-node? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui saat kapankah perubahan parameter mempengaruhi keadaan sistem dinamik yang menyebabkan bifurkasi saddle-node, mengetahui apakah pengaruh perubahan parameter terhadap keadaan sistem dinamik yang menyebabkan bifurkasi saddle-node, serta mengetahui bagaimana bentuk sistem yang mengalami bifurkasi saddle-node. D. Manfaat Penulisan Manfaat penulisan tugas akhir dibawah ini diantaranya adalah mampu memahami perluasan persamaan diferensial serta menambah dan memperkaya pengetahuan tentang persamaan diferensial.